contoh kasus penyakit defisiensi kalsium

3
Contoh Kasus Penyakit Defisiensi Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan dan manusia. Kalsium memiliki peran penting dalam pembentukan tulang dan gigi dan merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan jaringan. Selain itu, kalsium dibutuhkan dalam aktivitas beberapa sistem enzim juga terlibat dalam sistem koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma darah. Oleh karena itu dengan diketahuinya kadar kalsium dapat menentukan status kesehatan tubuh seseorang, jika kadar kalsiumnya kurang dari normal (defisiensi) dapat mengakibatkan beberapa penyakit (Almatsier 2006). Normalnya kadar kalsium darah pada manusia berkisar dari 8,1 mg/dL – 10,4 mg/dL darah. Hipokalsemia merupakan defisiensi kalsium akibat kurangnya asupan dan absorpsi kalsium oleh tubuh, atau dapat juga disebabkan karena hippoparatiroidisme, yaitu kehilangan kalsium yang berlebihan melalui ginjal. Jika kadar kalsium darah kurang dari 8,1 mg/dL , maka dapat dipastikan pasien menderita hipokalsemia. Penyakit ini dapat menyebabkan terganggunya emosi sehingga tidak stabil, adanya perubahan pada kulit, kuku, dan gigi (Sylvia dan Loraine 2003). Akibat lain kekurangan kalsium bagi tubuh adalah keropos tulang/osteoporosis. Jika dalam tulang tidak terdapat endapan kalsium yang cukup, maka akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, sehingga volume tulang berkurang. Kemudian bisa juga menyebabkan daya ingat berkurang, karena ion kalsium berperan dalam proses pengeluaran dan pengiriman sinyal syaraf neuron. Ketika individu kekurangan kalsium, sinyal syaraf mengalami penghambatan dalam menjalani mekanismenya. Akan tetapi yang akan dibahas lebih spesifik adalah akibatnya terhadap proses pembekuan darah.

Upload: yantifajarwati

Post on 17-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Biokimia Nutrisi

TRANSCRIPT

Contoh Kasus Penyakit Defisiensi KalsiumKalsium merupakan mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan dan manusia. Kalsium memiliki peran penting dalam pembentukan tulang dan gigi dan merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan jaringan. Selain itu, kalsium dibutuhkan dalam aktivitas beberapa sistem enzim juga terlibat dalam sistem koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma darah. Oleh karena itu dengan diketahuinya kadar kalsium dapat menentukan status kesehatan tubuh seseorang, jika kadar kalsiumnya kurang dari normal (defisiensi) dapat mengakibatkan beberapa penyakit (Almatsier 2006). Normalnya kadar kalsium darah pada manusia berkisar dari 8,1 mg/dL 10,4 mg/dL darah. Hipokalsemia merupakan defisiensi kalsium akibat kurangnya asupan dan absorpsi kalsium oleh tubuh, atau dapat juga disebabkan karena hippoparatiroidisme, yaitu kehilangan kalsium yang berlebihan melalui ginjal. Jika kadar kalsium darah kurang dari 8,1 mg/dL , maka dapat dipastikan pasien menderita hipokalsemia. Penyakit ini dapat menyebabkan terganggunya emosi sehingga tidak stabil, adanya perubahan pada kulit, kuku, dan gigi (Sylvia dan Loraine 2003).Akibat lain kekurangan kalsium bagi tubuh adalah keropos tulang/osteoporosis. Jika dalam tulang tidak terdapat endapan kalsium yang cukup, maka akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, sehingga volume tulang berkurang. Kemudian bisa juga menyebabkan daya ingat berkurang, karena ion kalsium berperan dalam proses pengeluaran dan pengiriman sinyal syaraf neuron. Ketika individu kekurangan kalsium, sinyal syaraf mengalami penghambatan dalam menjalani mekanismenya. Akan tetapi yang akan dibahas lebih spesifik adalah akibatnya terhadap proses pembekuan darah.Kalsium mempunyai peranan penting dalam proses pembekuan darah, karena merupakan salah satu faktor (faktor IV) dalam jalur koagulasi darah baik jalur ekstrinsik maupun ekstrinsik. Jalur ekstrinsik dan intrinsik menyebabkan terbentuknya fibrin jika tubuh mengalami luka. Kedua jalur tersebut menyebabkan pengaktifan protombin menjadi trombin dan penguraian fibrinogen dan dikatalisis oleh trombin menjadi bekuan fibrin. Proses pada kedua jalur ini bersifat kompleks dan melibatkan banyak pengaktifan faktor pembekuan darah. Peran kalsium terutama dibutuhkan pada reaksi tiga kompleks utama yaitu Xase ekstrinsik, Xase intrinsik, dan Protombinase. Jika tubuh kekurangan kalsium tentu akan menghambat reaksi tersebut sehingga pembekuan darah akan berlangsung lama (lambat). Contoh penyakit akibat defisiensi faktor-faktor pembekuan darah (termasuk kalsium) adalah hemofilia. Penyakit ini merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada individu pengidap penyakit ini tidak secepat dan sebanyak orang normal, sehingga ia lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darah. Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan pendarahan di bawah kulit, seperti luka memar jika mengalami sedikit benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya hika melakukan aktivitas yang berat. Pembengkakan ini dapat diterjadi pada persendian seperti lutut, pergelangan kaki atau siku tangan. Jika pendarahan tersebut terjadi pada bagian tubuh yang vital seperti otak, tentu akibatnya akan lebih membahayakan. Penyakit ini merupakan penyakit herediter (keturunan) yang terkait dengan kromosom X (Murray RK et al.2014).

Daftar PustakaAlmatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Edisi ke-6. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama.Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. 2014. Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.Sylvia AP, Lorraine MW. 2003. Patofisiologi Konsep Klinik Proses proses Penyakit Edisi ke-6. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC.