anemia defisiensi fe

31
A.PENDAHULUAN Anemia defisiensi besi(ADB) adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong(depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.ADB di tandai oleh anemia hipkromik mikrositer dan hasil laboratorium yang menunjukan cadangan besi kosong. berbeda dengan ADB, pada anemia akibat penyakit kronik penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang oleh karena pelepasan besi dari system retikuloendotelial berkurang,sedangkan cadangan besi masih normal.pada anemia sideroblastik penyedian besi untuk eritropoesis berkurang karena gangguan mitokondria yang menyebabkan inkorporasi besi ke dalam heme terganngu.oleh karena itu ketiga jenis anemia ini di golongkan sebagai anemia dengan gangguan metabolism besi. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering di jumpai,terutama di negara-negara 1

Upload: artika-nesa

Post on 12-Dec-2014

165 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Anemia Defisiensi Fe

A. PENDAHULUAN

Anemia defisiensi besi(ADB) adalah anemia yang timbul akibat

berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi

kosong(depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan

pembentukan hemoglobin berkurang.ADB di tandai oleh anemia hipkromik

mikrositer dan hasil laboratorium yang menunjukan cadangan besi kosong.

berbeda dengan ADB, pada anemia akibat penyakit kronik penyediaan besi

untuk eritropoesis berkurang oleh karena pelepasan besi dari system

retikuloendotelial berkurang,sedangkan cadangan besi masih normal.pada

anemia sideroblastik penyedian besi untuk eritropoesis berkurang karena

gangguan mitokondria yang menyebabkan inkorporasi besi ke dalam heme

terganngu.oleh karena itu ketiga jenis anemia ini di golongkan sebagai

anemia dengan gangguan metabolism besi.

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering di

jumpai,terutama di negara-negara tropic atau negara dunia ketiga,oleh

karena sangat berkaitan erat dengan taraf sosial ekonomi,anemia ini

mengenai lebih dari sepertiga penduduk dunia yang memberikan dampak

kesehatan yang sangat merugikan serta dampak sosial yang cukup serius.

1

Page 2: Anemia Defisiensi Fe

B.ISI

ANEMIA DEFISIENSI BESI

1. METABOLISME FE

Besi merupakan elemen yang paling banyak terdapat di tubuh ,Setiap hari

20-25 mg besi diperlukan untuk eritropoesis 95% di daur ulang berasal dari

perputaran eritrosit dan katabolisme Hb Kandungan besi pada laki2 dewasa

normal adalah 50 mg/kgBB Kandungan besi pada wanita dewasa normal

adalah 35 mg/kgBB

Kompartemen Besi dalam Tubuh

Besi terdapat dalam jaringan tubuh berupa :

1. Senyawa besi fungsional , yaitubesi yang membentuksenyawa yang berfungsidalamtubuh.

2. Besi cadangan , yaitusenyawabesi yang dipersiapkanapabilamasukanbesiberkurang.

3. Besi transport ,yaitubesiynagberikatandengan protein

tertentudalamfungsinyauntukmengangkutbesidarisatukompartmenkekompartemen yang

lainnya.

2

Page 3: Anemia Defisiensi Fe

AbsorbsiBesi

Proses absorbsi besi dibagi menjadi 3 fase :

1. Fase Luminal , yaitu besi yang berda dalam makanan diolah dalam lambung kemudian siap

diserap di duodenum.

Fase Luminal dibagi lagi menjadi 2 bentuk , yakni :

Besi Heme : Terdapat dalam daging dan ikan , tingkat absorbsi tinggi ,tidak dihambat

oleh bahan penghambat sehingga mempunyai bioavailibilitas yang tinggi.

Besi Non-Heme: berasal dari sumber tmbuh-tumbuhan , tingkat absorbsi rendah

dipengaruhi oleh bahan pemacu (meat factor) dan bahan penghmbat ( tanat,phytat dan

serat).sehingga bioavailibilitsnya rendah.

2. Fase Mukosal , yaitu proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses aktif.

3. Fase Korporeal , yaitu meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi ,utilisasi besi oleh sel-sel

yang memerlukan dan penyimpanan besi oleh tubuh.

3

Page 4: Anemia Defisiensi Fe

Mekanisme Regulasi Absorbsi Besi

Terdapat 3 mekanisme regulasi absorbsi besi dalam usus:

1. Regulator Dietetik , yaitu absorbsi besi dipengaruhi oleh jenis diet dimana besi terdapat.bsi

dengan bioavailibilitas tinggi, akni bes heme yang berasal dari hewan serta adanta faktor

enhancer dapat meningkatkan absorsi besi sedangkan diet dengan bioavailibilitas rendah , yakni

besi non-heme yang berasal dar sumber nabati dan banyak mengandug inhibitor dapat

membuat absorbsi besi rendah.

2. Regulator Simpanan , yaitu penyerapan besi diatur oleh barnya cadangan besi dalam tubuh .

penyerapan besi rendah jika cadangan besi inggi,dan begitu sebaliknya.

3. Regulator Eritropietik , yaitu besarnya absorbsi besi berhubungan dengan eritpoesis.

Siklus Besi Dalam Tubuh

4

Page 5: Anemia Defisiensi Fe

Besi yang diserap usus berkisar antara 1-2 mg, eksresi besi terdapat dala jumlah yang sama

melalui eksfoliasi epitel.besi dari usus dalam bentuk transfein akan bergabung dengan besi yang

dimobilisasi dari makrofag dalam sumsum tulang sebanyak 22mg untuk dapat memenuhi kebutuhan

eritropoesis sebanyak 24mg perhari.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan itu maka eritrosit yang terbentuk secara efektif yang akan

beredar melalui sirkuasi memerlukan besi sebanyak 17 mg, sedangkan besi sebesar 7 mg akan

dikembalikan ke makrofag karena terjadinya eritriopoesis infektf .bsi yang terdapat pada ritrosit

beredar setelah mengalami proses penuaan juga akan dikembalikan pada makrofag sumsusm tulang

sebesar 17mg , sehingga dengan demikian dapat dilihat suatu lingktaran tertutup yang sangat efisien.

Klasifikasi Derajat Defesiensi Besi

1. Deplesi Besi , yaitu cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi untuk eriropoesis belum

terganggu.

2. Eritropoesis Defesiesi Besi, yaitu cadangan besi kosong ,penyediaan besi untuk eritropoesis

tergnggu ,tetapi belum timbul anemia secar laboratorik.

3. Anemia Defesiensi Besi , yaitu cadangan bei kosong disertai anemia defesiensi besi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi besi :

• BentukbesiBentuk besi berpengaruh dalam penyerapannya.Besi hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan myoglobin dapatdiserap 2 kali lipat dari pada besi non hem. Besi hem diabsorpsi ke dalam sel mukosa sebagai kompleks porfirin utuh yang kemudian dipecah oleh enzim khusus (hemoksigenase) danbesi dibebaskan. Sedangkan besi non hem didalam usus halus harus berada dalam bentuk terlarut.Besi non hem harus diionisasi dulu oleh asam lambung, direduksi menjadi bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan pelarut seperti asam askorbat, gula dan asam amino

5

Page 6: Anemia Defisiensi Fe

• Asam organikSeperti vitamin C sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah bentuk feri menjadi bentuk fero.Selain itujuga membentuk gugus besi askorbat yang tetap larut pada pH lebih tinggi dalam duodenum.

• AsamfitatdanasamoksalatFactor inimenghambatpenyerapanbesidengancaramengikatbesi.

• TaninMerupakanpolifenoldanterdapatdalamteh, kopi danbeberapajenissayurandanbuahjugamenghambatabsorpsibesidengancaramengikatnya.

• Tingkat keasamanlambungAkan meningkatkandayalarutbesi.KekuranganHCldalamlambungataupenggunaanobat-obatan yang bersifatbasaseperti antacid menghalangiabsorpsibesi.

• Faktorintrinsik

• Kebutuhantubuh

Fungsibesi :

• MetabolismeenergySebagianbesarbesiberadadidalam hemoglobin, yaitumolekul protein yang mengandungbesidariseldarahmerahdan myoglobin dalamotot.Myoglobin berperansebagai reservoir oksigen, yaitumenerima, menyimpandanmelepasoksigendidalamsel-sel otot.Berkurangnyaenzim-enzim yang mengandungbesidanbesisebagaikofaktorenzim-enzim yang terlibatdala metabolism energy danmenurunnya hemoglobin darahmengakibatkanmetabolisme energy didalamototterganggudanterjadipenumpukanasamlaktat yang menyebabkan rasa lelah.

• KemampuanbelajarHubungandefisiensibesidenganfungsiotakdijelaskanolehLozoffdanYoudimpadatahun 1988.Beberapabagiandariotakmempunyaikadarbesi yang tinggi yang diperolehdari transport besi yang dipengaruhi ole transport transferrin. Defisiensibesiberpengaruh negative terhadapfungsiotak, terutamaterhadapfungsi system neurotransmitter.Akibatnya, kepekaanreseptorsaraf dopamine berkurang yang dapatberakhirdenganhilangnyareseptortersebut.dayakonsentrasi, dayaingat, dankemampuanbelajarterganggu, ambangbatas rasa sakitmeningkat, fungsikelenjartiroiddankemampuanmengatursuhutubuhmenurun.

6

Page 7: Anemia Defisiensi Fe

• SistemkekebalanResponskekebalanselolehlimfosit T terganggukarenaberkurangnyapembentukansel-seltersebut, yang kemungkinandisebabkanolehberkurangnyasintesis DNA yang disebabkanolehgangguanenzimreduktaseribonukleotida yang membutuhkanbesiuntukdapatberfungsi.

• Pelarutobat-obatanObat-obatantidaklarut air olehenzimmengandungbesi dapatdilarutkansehinggadapatdikeluarkan oleh tubuh.

DEFINISI

2.PENGERTIAN ANEMIA DEFISIENSI FE

Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat

berkurangnya penyendiaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi

kosong(depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan

pembentukan hemoglobin berkurang.

3.Etiologi

Kehilangan besi akibat pendarahan menahun dapat berasal dari :

i. Saluran cerna : akibat dari tukak peptic, pemakaian salisilat

atau NSAID, kanker lambung, kanker colon, divertikulosis,

hemoroid dan infeksi cacing tambang

ii. Saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia

iii. Saluran kemih : hematuria

iv. Saluran napas : hemoptoe

Factor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan,atau kualitas

besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah

vitamin C, dan rendah daging )

7

Page 8: Anemia Defisiensi Fe

Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas, anak dalam masa

pertumbuhan dan kehamilan

Gangguan absorbsi besi : gastrekomi , tropical sprue atau kolitis kronik

4.PATOGENESIS

8

Patogenesis

Cadangan Fe <<

Gang. absobsi

Faktor nutrisi

Kebutuhan Fe >>

Page 9: Anemia Defisiensi Fe

5.DIAGNOSIS

Anamnesis

• Collecting data from the patient about :

• Having bleeding

• Prolonged menstruation (menormetrorhagia)

• Spotting

• Peptic Ulcer

• Hemorrhoids

• Family related anemia

• Dietary

• Got worms

• Hematuria

• hemaptoe atau hematemesis

• Fruit consumptions

Pemeriksaan Fisik

• Gejala umum Anemia

• Gejala khas akibat defisiensi besi

• Gejala penyakit dasar

Gejala Umum Anemia

May include :

• Extreme fatigue

• Pale skin

• Weakness

• Shortness of breath

• Headaches

9

Page 10: Anemia Defisiensi Fe

• Dizziness (lighthea dedness)

• Cold hands and feet

• Irregular heartbeat (Arrhythmia)

• Poor appetite

Gejala Khas Akibat Def. Besi

-Koilonychia (Spoon Nail)

-Atrofi Papil Lidah

-Stomatitis Angularis

-Disfagia

-Atrofi Mukosa Gaster

Gejala Penyakit Dasar

Ex : Anemia akibat penyakit cacing tambang

Dijumpai : - Dispepsia

- Parotis membengkak

- Kulit telapak tangan berwarna kuning

10

Page 11: Anemia Defisiensi Fe

6.DIAGNOSIS BANDING

1. Talasemia

2. Anemia akibat penyakit kronik

3. Anemia sideroblastk

Talassemia

Definisi

• Kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yg ditandai oleh penurunan

kecepatan sisntesis satu rantai polipeptida hemoglobin atau lebih.

Diklasifikasikan menurut rantai yg terkena (α,β,δ).

Etiolgi

• Menurunnya sintesis rantai polipeptid yang menyusun globin

• Penyebab anemia pada talasemia bersifat primer dan sekunder. Primer

adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai

penghancuran sel-sel eritrosit

• Sedangkan yang sekunder ialah karena defisiensi asam folat, bertambahnya

volume plasma intravaskular yang mengakibatkan destruksi eritrosit oleh

sistem retikuloendotelial dalam limpa dan hati.

• Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari

hemoglobin berkurang

Gejala klinis

• pertumbuhan badan kurang sempurna

• pembesaran hati (hepatomegali)

• Pembesaran limpa (splenomegali)

11

Page 12: Anemia Defisiensi Fe

Pemeriksaan penunjang

• Hb rendah dapat sampai 2 atau 3 gr%

• Gambaran morfologi eritrosit : mikrositik hipokromik, sel target,

anisositosis,ovalosit,sferosit, polikromasi,poikilositosis dan sel target.

• normoblas :sel darah merah yang masih berinti

• Retikulosit .

Anemia akibat penyakit kronik

è Anemia derajat ringan sampai sedang yang terjadi pada infeksi

kronis, radang, trauma atau penyakit keganasan yang telah berlangsung 1-2

bulan, tidak disertai oleh hemolitik, perdarahan, penggantian jaringan

sumsum tulang, penyakit hati&ginjal atau kelainan endokrin.

Patogenesis :

-Penglepasan sitokin spesifik ke dalam sirkulasi pada infeksi

-Penurunan ketahanan hidup eritrosit

-Respon sumsum tulang terhadap eritropoietin terganggu

-Gangguan metabolisme besi (gangguan reutilisasi besi)

Laboratorium :

-Besi serum menurun

-TIBC normal atau rendah

-Feritin serum meningkat

-Hemosiderin sumsum tulang meningkat

12

Page 13: Anemia Defisiensi Fe

Anemia sideroblastik

è Anemia dengan sideroblas cincin (ring sideroblast) dalam sumsum tulang.

è Jarang dijumpai

è Patogenesis :

Gangguan pembentukan protoporfirin à timbunan besi dalam

mitokondria eritrosit berinti (eritrosit muda) à pewarnaan Prussian Blue

(ringed sideroblast) atau timbunan besi dalam eritrosit (siderosit)

Etiologi :

Kongenital : sex linked recessive karena defisiensi enzim delta

amino levulanic acid (ALA) synthetase

Didapat : menyertai penyakit keganasan sumsum tulang (MDS,

mielosklerosis, leukemia, mieloma) atau akibat zat kimia (etanol, timah) dan

obat-obatan (Anti TB, sitostatik, kloramfenikol)

• Laboratorium :

– GDT : mikrositik hipokrom (dimorfik), sel target +, basophillic

stippling +, pulasan besi (siderosit)

– Leukosit dan trombosit : normal

– BMP: hiperplasia seri eritrosit dengan ringed sideroblast 10-40% dari

eritrosit berinti. Cadangan besi (hemosiderin) tampak meningkat

– Saturasi transferin meningkat > 55% (N 20-45%)

– Besi serum dan feritin serum: meningkat

13

Page 14: Anemia Defisiensi Fe

Anemia Defisiensi Besi

Etiologi

• Asupan kurangà Kebutuhan yg meningkat

Gangguan absorbsi

• Kahilangan darah

Gejala klinis

• Pucat à bantalan kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta

konjungtiva

• Pada anemia yg berat, dapat timbul gejala anoreksia, mual,diare

Organomegali (–)

Perdarahan (–)

Gizi kurang / normal

Pemeriksaan penunjang

Hb â

Hapusan darah tepi à hipokrom

• Sumsum tulangà normal

• SI â

• TIBC á

• Feritin â

• MCV â

• MCHC â

14

Page 15: Anemia Defisiensi Fe

7.PENATALAKSANAAN ANEMIA DIFERENSIASI BESI

• Terapi kausal

Terapi yang dilakukan terhadap penyebab perdarahan. Terapi ini

harus dilakukan, karena jika tidak anemia dapat kambuh kembali

• Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh

( iron replacemen therapy)

1.Terapi zat besi oral

merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif, murah dan

aman.

• Preparat besi oral sebaiknya diberikan saat lambung kosong

• Pada pasien yang mengalami intoleransi, ferosus sulfat dapat diberikan saat

makan atau setelah makan.

• Pengobatan sebaiknya dilanjutkan selama 3-6 bulan.

reespon pertama à keberhasilan terapi zat besi (<1minggu)

kadar Hb meningkat secara signifikan dan mencapai kadar normal

(2- 4minggu)

• efek samping :

-muntah-muntah

-discomfort epigastrik

-kejang perut

-sembelit

-diare

-feses berwarna hitam

15

Page 16: Anemia Defisiensi Fe

• Pengobatan lain

- diet

- vitamin C

- pemberian transfusi darah

• Toksisitas akut

• 10 tablet preparat à kemtian anak kecil

• Menyebabkan :

-gastrointestinal nekrotik

-muntah

-nyeri perut

-diare mengandung darah

-syok

-dispnea

-asidosis metabolik

dapat diberikan :

• Pembilasan usus besar secara menyeluruhà untuk membersihkan pil-pil

yang tidak terabsorbsi .

• Deferoxamine à senyawa iron-chelhating yang kuat yang diberikan secara

sistemik untuk mengikat zat besi yang telah diabsorbi dan mempercepat

ekskresinya dalam urine dan feses

16

Page 17: Anemia Defisiensi Fe

8..PENATALAKSANAAN ANEMIA DEFISIENSI BESI INDIKASI

PEMBERIAN PARENTERAL :

- pasien yang memiliki riwayat defisiensi Fe yang tidak dapat menoleransi

Fe oral

-Pasien dengan kehilangan darah kronis yang parah.tidak bisa

dipertahankan dg Fe oral

• Pemberian preparat besi parenteral

Pemberian besi secara intra muscular menimbulkan rasa sakit dan

harganya mahal. Dapat menyebabkan limfadenopati regional dan reaksi alergi.

besi parenteral diberikan hanya bila dianggap perlu.

Kemampuan untuk menaikan kadar Hb tidak lebih baik dibandingkan

peroral.

dekstran besi(sering digunakan). Larutan ini mengandung 50 mg besi/ml.

Efek : nyeri lokal,noda jaringan(warna coklat pd tempat suntikan,sakit

kepala,demam,atralgia,nyeri pinggang,dll.

• Toksisitas Fe Kronis(Hemokromatosis)

>>> Fe yg tertimbun dalam hati,pankreas,dan organ-organ lainnya. ------->

kegagalan organ & kematian

*)faktor keturunan(absorbsi Fe yg berlebihan)

*)pasien yg banyak menerima transfusi SDM.

17

Page 18: Anemia Defisiensi Fe

kelebihan Fe kronis tanpa anemia bisa diobati secara efisien dg Flebotomi.

àdarah dpt dikeluarkan sampai kelebihan Fe hilang.

Terapi iron chelation (dengan Deferoxamine),kurang efisien,rumit ,mahal

dan berbahaya.namun dapat berguna untuk kelebihan Fe berat yg tidak bisa

ditangani dg Flebotomi.

Transfusi Darah

Transfusi darah hanya diberikan pada keadaan anemia yang sangat

berat dan disertai dengan keadaan umum yang tidak baik.,

9.EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita

ini adalah ADB dan terutama mengenai bayi,anak sekolah, ibu hamil dan

menyusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangaan

kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan

prevalensi ADB pada anak balita sekita 30-40%, pada anak sekolah 25-35%

sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada balita sebesar 55,5%. ADB

mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan

tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi serta

kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di sekolah.

18

Page 19: Anemia Defisiensi Fe

2 EPIDEMIOLOGI

Prevalensi ADB tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada anak usia

sekolah dan anak praremaja. Angka kejadian ADB pada anak usia sekolah (5-8

tahun) di kota sekitar 5,5 %, anak praremaja 2,6% dan remaja 26%. Di Amerika

Serikat sekitar 6% anak berusia 1-2 tahun diketahui kekurangan besi, lebih kurang

9% remaja wanita kekurangan besi.sedangkan pada anak laki-laki sekitar 50%

cadangan besinya berkurang saat pubertas. Prevalensi ADB lebih tinggi pada anak

kulit hitam dibanding kulit putih. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan status

sosial ekonomi anak kulit hitam yang lebih rendah. 1,5

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalensi ADB

pada anak balita sekitar 25-35%. Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB pada

anak balita di indonesia adalah 55,5%. Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada

usia 4-5 bulan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa

37% bayi memiliki kadar Hb di bawah 10gr/dl sedangakan untuk kadar Hb di

bawah 11gr/dl mencapai angka 71%. Dr. Pauline dari RSU. Fatmawati Jakarta juga

menambahkan selama kurun waktu 2001-2003 tercatat sekitar 2 juta ibu hamil

menderita anemia gizi dan 8,1 juta anak menderita anemia. Selain itu data

menunjukkan bahwa bayi dari ibu anemia dengan berat bayi normal memiliki

kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadi anemia dibandingkan bayi dengan berat

lahir normal dari ibu yang tidak menderita anemia. Berdasarkan data prevalensi

anemia defisiensi gizi pada ibu hamil di 27 provinsi di Indonesia tahun 1992,

Sumatera Barat memiliki prevalensi terbesar (82,6%) dibandingkan propinsi lain di

Indonnesia.2,3,5,6

19

Page 20: Anemia Defisiensi Fe

2. Epidemiologi anemia

Sekitar 30% penduduk dunia menderita anemia, dan lebih dari setengahnya adalah

anemia defisiensi besi. Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia belum ada

data yang pasti, Martoatmojo et al memperkirakan ADB pada laki-laki 16-50% dan

25-84% pada perempuan tidak hamil serta 46-92% pada wanita hamil.  Sedangkan

angka kejadian anemia di Indonesia berdasarkan SKRT 1995 pada anak usia

kurang dari 5 tahun adalah 40,5 %, dan 47,2% pada usia 5-9 tahun serta 10-14

tahun.

Anemia aplastik jarang terjadi. Kejadiannya kira-kira 2-6 kasus per satu juta

penduduk dunia. Frekuensi tertinggi anemia aplastik terjadi pada orang berusia 15

sampai 25 tahun; peringkat kedua terjadi pada usia 65 sampai 69 tahun. Anemia

aplastik lebih sering terjadi di Timur Jauh, dimana insiden kira-kira 7 kasus

persejuta penduduk di Cina, 4 kasus persejuta penduduk di Thailand dan 5 kasus

persejuta penduduk di Malaysia. Peningkatan insiden ini diperkirakan berhubungan

dengan faktor lingkungan seperti peningkatan paparan dengan bahan kimia toksik,

dibandingkan dengan faktor genetik. Hal ini terbukti dengan tidak ditemukan

peningkatan insiden pada orang Asia yang tinggal di Amerika.

20

Page 21: Anemia Defisiensi Fe

10. PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI FE

1.Pendidikan.Kesehatan

2. Pemberantasan Infeksi Cacing Tambang

3. Suplemen Besi

4. Fortifikasi bahan makanan dg besi

Mencampurkan besi pada bahan makanan

Negara Barat Mencapurkan tepung untuk roti atau bubuk susu dengan besi

21

Page 22: Anemia Defisiensi Fe

C.PENUTUP

Kesimpulan

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat

berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi

kosong(depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan

pembentukan hemoglobin berkurang.ADB di tandai oleh anemia hipkromik

mikrositer dan hasil laboratorium yang menunjukan cadangan besi kosong.

berbeda dengan ADB, pada anemia akibat penyakit kronik penyediaan besi

untuk eritropoesis berkurang oleh karena pelepasan besi dari system

retikuloendotelial berkurang,sedangkan cadangan besi masih normal.

22

Page 23: Anemia Defisiensi Fe

D.DAFTAR PUSTAKA

Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV

Buku saku HEMETOLOGI Edisi 3.

FARMAKOLOGI DAN TERAPI Edisi 5

23