potensi daun tumbuhan karamunting untuk penyakit defisiensi

25
POTENSI DAUN TUMBUHAN KARAMUNTING UNTUK PENYAKIT DEFISIENSI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Oleh: Mira Surya Ramadhani I1A111021/2011 Nur Laily I1A111206/2011 Mahmudah I1A111012/2012

Upload: mira-surya-ramadhani

Post on 14-Aug-2015

929 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Khasiat Karamunting sebagai Obat Pengering Luka Penderita Diabetes

TRANSCRIPT

Page 1: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

POTENSI DAUN TUMBUHAN KARAMUNTING UNTUK PENYAKIT DEFISIENSI

BIDANG KEGIATAN:PKM-GT

Oleh: Mira Surya Ramadhani I1A111021/2011

Nur Laily I1A111206/2011

Mahmudah I1A111012/2012

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2013

Page 2: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Mira Surya Ramadhanib. NIM : I1A111021c. Jurusan : Kesehatan Masyarakatd. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Lambung Mangkurate. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Garuda No 33 RT 001 RW

008/08988205221f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana : 2 orang5. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Lenie Marlinae, SKM, MKLb. NIDN : 0012047702c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl Kenanga No 254

Martapura/085251772299

Banjarbaru, 20 Maret 2013MenyetujuiKetua Program Studi Kesehatan Masyarakat Ketua Pelaksana Kegiatan

Lenie Marlinae, SKM, MKL Mira Surya RamadhaniNIDN. 0012047702 NIM. I1A111021

Pembantu Rektor III FK Unlam Dosen Pendamping

Prof. Dr. Idiannor Mahyudin, M.Si Lenie Marlinae, SKM, MKLNIP. 19590409 198103 1 002 NIDN. 0012047702

Page 3: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang berjudul “POTENSI DAUN TUMBUHAN KARAMUNTING UNTUK PENYAKIT DEFISIENSI” dengan baik tanpa suatu halangan yang berarti. Tulisan ini disusun sebagai usulan PKM-GT tahun 2013.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akhir zaman.

Selesainya penulisan PKM-GT ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

Ibu Lenie Marlinae, SKM, MKL, selaku dosen pembimbing yang membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.Segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan sumbangan ilmiah yang sebesar-besarnya bagi penulis dan pembaca.

Banjarbaru, 20 Maret 2013

Penulis

Page 4: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL ........................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN iiKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI ivRINGKASAN vPENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah 1Tujuan 2Manfaat 2

GAGASAN 2KESIMPULAN 5DAFTAR PUSTAKA 6DAFTAR RIWAYAT HIDUP 7

Page 5: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

POTENSI DAUN TUMBUHAN KARAMUNTING UNTUK PENYAKIT DEFISIENSI

Mira Surya Ramadhani, Nur Laily, MahmudahJurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung

MangkuratJl. A Yani km 36, Banjarbaru

RINGKASAN

Pemanfaatan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi berbagai kesulitan akibat penyakit. Salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai obat tradisional yaitu karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.). Secara tradisional daun tumbuhan ini digunakan sebagai obat penurun gula darah di wilayah Kalimantan. Selain itu, daun tumbuhan ini juga digunakan untuk terapi penyakit kolik, diare, disentri, abses, dan perdarahan. Penggunaannya sebagai obat penurun gula darah didukung oleh penelitian mahasiswa Farmasi FMIPA UNLAM mengenai pengaruh rebusan air daun Karamunting. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rebusan daun karamunting dalam berbagai dosis pada mencit (0,0819 g/kg BB; 0,1638 g/kg BB; 0,3276 g/kg BB) dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berarti pada mencit diabetes. Pada saat ini juga telah dilakukan penelitian mengenai pemberian fraksi air ekstrak etanol daun karamunting pada mencit diabetes dengan dosis 10 mg/kg BB, 20 mg/kg BB, dan 40 mg/kg BB dan terbukti memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kadar gula darah mencit putih jantan diabetes (Sinata, 2011). Pemberian fraksi air ekstrak etanol daun karamunting dengan dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, dan 40 mg/kgBB juga mempengaruhi fungsi dan gambaran histopatologi organ hati mencit putih jantan diabetes (Aulia, 2011). Oleh karena itu, fraksi air daun karamunting ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi fitofarmaka.

Page 6: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim tropis dan tanah yang subur mempunyai banyak tanaman yang dapat tumbuh secara liar. Tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa Wight) adalah salah satu tumbuhan liar yang dapat tumbuh pada tempat yang mendapat sinar matahari cukup, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang. Ciri-ciri tumbuhan ini termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, permukaan daun berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-merahan, buahnya dapat dimakan, mempunyai biji berukuran kecil (Nasution, 2010).

Tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) dikenal dengan beberapa nama daerah diantaranya haramonting (batak) (Heyne, 1987), harendong sabrang (Sunda) (Verheij & Coronel, 1997). Sedangkan beberapa nama asing dari R. tomentosa antara lain : downy rose myrtle, downy myrtle, hill gooseberry, dan hill guava (Starr, et al., 2003).

Di Kalimantan, seperti yang ditemukan Krismawati (2004), daun tumbuhan karamunting ini dapat digunakan sebagai obat penurun gula darah. Menurut WHO (1989), daun tumbuhan ini juga dapat digunakan untuk terapi penyakit kolik, diare, disentri, abses, dan perdarahan.

Sutomo (2010) menemukan bahwa pengujian daun karamunting yang dilakukan terhadap senyawa kimia golongan aleuron, pati, zat samak atau tanin, katekol, karbohidrat, alkaloid, 1,8 dioksiantrakinon, dan saponin dan hasilnya menunjukkan adanya senyawa golongan aleuron, tanin, katekol, alkaloid, dan saponin. Aleuron itu sendiri yang banyak digunakan sebagai kosmetik karena dapat bermanfaat untuk penyegar wajah yang berguna untuk membantu mengeringkan jerawat meradang dan meringkas pori-pori. Serta alkaloid yang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diare, diabetes, malaria, serta penanganan mikroba.

Daun tumbuhan karamunting merupakan salah satu dari keanekaragaman hayati yang wajib untuk dibudidayakan, selain karena gampang untuk didapatkan, juga karena fraksi air ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) juga tidak mempengaruhi histologi hati dan jantung, yang telah dibuktikan kepada mencit putih (Hidayati, 2011).

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan gagasan ini adalah untuk mengetahui besarnya manfaat daun karamunting sebagai tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat yang dapat menjadi penyembuh luka bagi penderita diabetes, dengan cara disiramkan di bagian permukaan luka, agar dapat dimanfaatkan masyarakat, serta dapat di olah dengan mudah di rumah.

Page 7: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

MANFAAT

1. Sebagai upaya alternatif pengelolaan daun karamunting secara biologis sebagai obat penyembuh luka bagi penderita diabetes dan menjadi nilai tambah dari tumbuhan karamunting itu sendiri.

2. Sebagai upaya mengatasi berbagai masalah kesehatan lainnya.

GAGASAN

Kalimantan (Borneo) sangat kaya akan bahan alam baik tumbuhan maupun hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Beberapa tumbuhan yang telah terbukti berkhasiat obat adalah pasak bumi, tabat barito, bawang dayak, sarang semut, manuran, kayu kuning, karamunting. Masih banyak tumbuhan yang belum terdokumentasikan secara lengkap di Indonesia tetapi telah dipatenkan oleh negara lain (Sutomo, 2010).

Tumbuhan karamunting merupakan salah satu keaneragaman hayati yang harus dikembangkan karena telah dilaporkan sebagai tumbuhan yang memiliki beberapa khasiat, diantaranya anti diabetes, diare, luka bakar, dan sakit perut. Sulistyo, dkk. (2009) telah membuktikan aktivitas ekstrak metanol daun karamunting dan memberikan efek yang signifikan pada penurunan kadar gula darah hewan uji pada dosis 200 mg/kg BB. Dan dibenarkan oleh Sutomo (2010) tentang penggunaan rebusan air daun Karamunting sebagai obat penurun gula darah telah didukung oleh penelitian mahasiswa Farmasi FMIPA UNLAM. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rebusan daun karamunting dalam berbagai dosis pada mencit (0,0819 g/kg BB; 0,1638 g/kg BB; 0,3276 g/kg BB) dapat menurunkan kadar glukosa darah yang berarti pada mencit diabetes. Pada saat ini juga telah dilakukan penelitian mengenai pemberian fraksi air ekstrak etanol daun karamunting pada mencit diabetes dengan dosis 10 mg/kg BB, 20 mg/kg BB, dan 40 mg/kg BB dan terbukti memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kadar gula darah mencit putih jantan diabetes. Pemberian fraksi air ekstrak etanol daun karamunting dengan dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, dan 40 mg/kgBB juga mempengaruhi fungsi dan gambaran histopatologi organ hati mencit putih jantan diabetes (Hidayati, 2011). Oleh karena itu, fraksi air daun karamunting ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi fitofarmaka.

Aktivitas lain yang telah dilaporkan dari tumbuhan karamunting adalah menstimulasi diferensiasi sel-sel osteoblast MC3T3-E1. Senyawa yang berperan adalah glikosida antrakuinon. Saising et al., (2008) juga melaporkan adanya senyawa limonena, β-pinena, dan rodomirton. Pada penelitian ini akan dilakukan uji farmakognostik dan aspek standarisasinya seingga kelayakan pemanfaatan tumbuhan karamunting yang merupakan kekayaan hayati bangsa kita dapat ditingkatkan. Tujuan yang hendak dicapai adalah penetapan beberapa aspek standarisasi pada tumbuhan karamunting diantaranya data morfologi, anatomi sel, golongan senyawa, analisis kuantitatif, dan kromatogram ekstrak metanol daun karamunting (Sutomo, 2010).

Adapun bahan kimia yang terkadung dalam buah maupun daun karamunting yaitu tripenoid, triperten sebenarnya, dan termasuk steroid. Steroid ternyata sangat banyak khasiatnya di dalam tubuh (Nasution, 2010).

Beberapa jenis steroid digunakan dalam dunia fitnes dikonsumsi dalam bentuk suplemen-suplemen antara lain Dianabol (methandrostenolone /

Page 8: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

methandienone), Anadrol (oxymetholone), Clenbuterol, Deca (Nandrolone), Cytomel (T3/liothyronine sodium), serta Anavar (oxandrolone), yang biasanya digunakan dalam berbagai keperluan dan tujuannya untuk memulihkan yang merupakan dampak dari kegiatan fitnes. Walaupun dalam kenyataan banyak pula efek samping yang dihasilkan. Seperti depresi, peningkatan fungsi hati, peningkatan tekanan darah dan  kolesterol, kram perut, mimisan, ketidakpekaan terhadap insulin, diare,  mual, muntah, sembelit dan diduga dapat memungkinkan percepatan pertumbuhan tumor (Aditya, 2012).

Sutomo (2010) mengadakan pemeriksaan organoleptik tanaman buah karamunting yang dilakukan terhadap warna, bau, dan rasa tiap-tiap organnya. Hal ini sangat ini sangat penting terkait dengan kemurnian dan mencegah pemalusuan simplisia khususnya pada sediaan obat tradisional. Hasil pemeriksaan organoleptik dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Organoleptik Tumbuhan KaramuntingNo Bagian

TanamanWarna Bau Rasa

1 Daun Hijau Khas Sepat, Kalat2 Batang Coklat Kehijauan Khas Pahit3 Akar Coklat Tua Khas Pahit4 Bunga Merah Keunguan Khas Pahit5 Buah Ungu Kehitaman Khas Manis

Hasil pemeriksaan organoleptik tanaman menunjukkan bahwa daun berwarna hijau dengan rasa yang sepat dan kelat, batang berwarna coklat kehijauan, akar berwarna coklat hitam agak merah dan bunga berwarna merah muda keunguan dengan bau yang khas dan rasa yang pahit. Buah berwarna ungu kehitaman setelah masak, berbau khas dan rasanya manis.

Kemudian selanjutnya Sutomo (2010) melakukan pengujian daun karamunting terhadap senyawa kimia golongan aleuron, pati, zat samak atau atau tanin, katekol, karbohidrat, alkaloid, 1,8 dioksiantrakinon, dan saponin. Hasil ujinya menunjukkan adanya senyawa golongan aleuron, tanin, katekol, alkaloid dan saponin (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil Uji Indentifikasi Senyawa Kimia Daun KaramuntingNo Komponen Hasil1 Aleuron Positif2 Pati Negatif3 Samak/tanin Positif4 Katekol Positif5 1,8 dioksiantrakinon Negatif6 Karbohidrat (Glukosa&Galaktosa) Negatif7 Alkaloid Positif8 Saponin Positif

Aleuron mengandung vitamin, katekol, dan beberapa senyawa golongan

saponin yang berkhasiat sebagai anti mikroba, tanin yang berkhasiat sebagai astringen (biasa digunakan sebagai kosmetik karena bermanfaat untuk penyegar

Page 9: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

wajah yang berguna untuk membantu mengeringkan jerawat meradang dan meringkas pori-pori. Beberapa senyawa alkaloid berkhasiat sebagai anti diare, anti mikroba, dan anti malaria.

Sutomo (2010) juga melakukan analisis kuantitatif daun karamunting yang meliputi penetapan kadar abu total, kadar abu yang larut dalam air, kadar abu yang tidak larut asam, susut pengeringan, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol danbahan organik asing. Hasil Analisis kuantitatif daun karamunting dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Hasil Penetapan Kadar Daun KaramuntingNo Parameter Hasil1 Kadar Abu Total 3,1 %2 Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam 2,89 %3 Kadar Abu Larut Air 1,69 %4 Susut Pengeringan 14 %5 Kadar Sari Larut Air 0,48 %6 Kadar Sari Laut Etanol 0,36 %7 Bahan Organik Asing 0 %

Masih dalam penelitian yang dilakukan Sutomo (2010) menjelaskan bahwa kadar abu merupakan uji kemurnian simplisia untuk menentukan tingkat pengotoran oleh logam-logam dan silikat. Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh data untuk kadar abu total sebesar 3,1%, untuk kadar abu tidak larut asam dan kadar abu larut air masing-masing 2,89% dan 1,69%.

Salah satu hal yang cukup penting dalam evaluasi bahan baku obat adalah penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam. Penetapan kadar erat kaitannya dengan tingkat keamanan penggunaan simplisia sebagai bahan obat tradisional. Dengan penetapan kadar abu dapat diketahui presentasi kandungan anorganik yang kemungkinan masuk ke dalam tubuh dan merusak organ tubuh (Sutomo, 2010).

Penelitian yang dilakukan Hidayati (2011) menjelaskan pula bahwa secara tradisional daun tumbuhan ini digunakan sebagai obat penurun gula darah di wilayah Kalimantan, pada penelitian yang dilakukan pada mencit putih. Selain itu, daun tumbuhan ini juga digunakan untuk terapi penyakit kolik, diare, disentri, abses, dan perdarahan.

Berdasarkan khasiat daun karamunting sebagai obat penurun gula darah, serta kandungan aleuron pada daun karamunting yang dapat mengeringkan jerawat meradang dan meringkas pori-pori, tentunya daun karamunting mampu menjadi obat pengering luka bagi penderita diabetes. Air rebusan kental dari daun karamunting dapat dijadikan sebagai larutan yang disiramkan di permukaan luka bagi penderita diabetes sebanyak dua kali dalam sehari, sehingga dapat mengeringkan luka dari penderita diabetes.

Page 10: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

KESIMPULAN

Karamunting sebagai tumbuhan yang memiliki beberapa khasiat, diantaranya anti diabetes, diare, luka bakar, dan sakit perut telah dibuktikan oleh peneliti sebelumnya memiliki aktivitas ekstrak metanol dan memberikan efek yang signifikan pada penurunan kadar gula darah hewan uji pada dosis 200 mg/kg BB. Selain itu pada daun karamunting juga terhadap senyawa kimia golongan aleuron mengandung vitamin, katekol, dan beberapa senyawa golongan saponin yang berkhasiat sebagai anti mikroba, tanin yang berkhasiat sebagai astringen. Beberapa senyawa alkaloid berkhasiat sebagai anti diare, anti mikroba, dan anti malaria.

Banyaknya khasiat yang dimiliki daun karamunting menjadikan tanaman ini memiliki nilai yang tinggi jika diolah dengan tepat. Menjadikan air rebusan daun karamunting sebagai obat yang dapat mengeringkan luka pada penderita diabetes merupakan tembusan yang sangat tepat dalam mengolah daun karamunting yang biasanya hanya menjadi sampah tak berguna bagi masyarakat. Dengan melakukan uji farmakognostik dan aspek standarisasi kelayakan pemanfaatan tumbuhan karamunting yang lebih mendalam, tumbuhan karamunting (terutama daun) merupakan kekayaan hayati bangsa dapat kita ditingkatkan dan kembangkan.

Page 11: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2012. Steroid, Fungsi, dan Bahaya (online), (http://forum.duniafitnes.com/discussion/646/steroid-fungsi-dan-bahaya/p1, diakses 6 Maret 2013).

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarjana Warna Jaya.

Hidayati. 2011. Efek Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) terhadap Histologi Hati, Ginjal, dan Jantung Mencit Putih. Padang: Universitas Andalas.

Krismawati, A., Sabran, M. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Tanaman Obat Spesifik Kalimantan Tengah. Buletin Plasma Nutfah, Vol. 12, No. 1, p. 16-23.

Nasution. 2010. Isolasi Senyawa Triterpenoid/Streoid dari Daun Tumbuhan Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa Wight). Medan: Universitas Sumatera Utara.

Saising, J., Voravuthikunchai, A. Hiranrat, P., W. Mahabusarakam, M. Ongsakul & S. 2008. Rhodomyrtone from Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. as a Natural Antibiotic for Staphylococcal Cutaneous Inceftion. Department of Microbiology, Chemistry and Natural Product Research Centre, Faculty of Science, Prince of Songkhla University, Hat Yai, Songkhla 90112, Thailand

Starr, F., Starr, K., & Loope, L. 2003. Rhodomyrtus tomentosa Downy rose myrtle Myrtaceae. Hawaii: United States Geological Survey-Biological Resources Division.

Sulistyo, N.H, Hernawaty, F., Shafwatunnida, L., Rusida E.R., & Rahman, M.A.. 2007. Uji Aktivitas Daun Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) Sebagai Obat Diabetes Melitus Di Daerah Pelaihari Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.

Sutomo, Arnida, Febri H, Yuwono M. 2010. Kajian Farmakognostik Simplisia Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) Asal Pelaihari Kalimantan Selatan. Program Studi Farmasi FMIPA. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Verheij, E. W. M., Coronel, R. E. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buahbuahan yang Dapat Dimakan. Penerjemah: Sarkat Dani Mihardja, Hadi Sutarno, Ning Wihan Utami, Djadja Siti Hazar Hoesin. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

World Heatlh Organization (WHO). 1989. Medicinal Plants in Vietnam. Hanoi: Institute of Materia Medica.page 392.

Page 12: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA KETUA PELAKSANANama Lengkap : Mira Surya RamadhaniTempat dan Tanggal Lahir : Landasan Ulin, 14 Maret 1993Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Jl. Garuda No 33 RT 001/ RW 008, Landasan

Ulin Timur, BanjarbaruAgama : IslamStatus : Mahasiswa

Riwayat PendidikanNo Pendidikan Tempat Tahun

Dari Sampai1. SD SDN Landasan Ulin

Timur 21999 2005

2. SMP SMP Negeri 1 Banjarbaru

2005 2008

3. SMA SMA Negeri 1 Banjarbaru

2008 2011

4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat

2011 sekarang

Banjarbaru, 20 Maret 2013Pelaksana,

Mira Surya RamadhaniNIM. I1A111021

Page 13: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

B. BIODATA ANGGOTA PELAKSANA INama Lengkap : Nur LailyTempat dan Tanggal Lahir : Martapura, 15 April 1993Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Jl Karya RT 007/003, Murung Keraton,

MartapuraAgama : IslamStatus : Mahasiswa

Riwayat PendidikanNo Pendidikan Tempat Tahun

Dari Sampai1. SD SDN Jawa 1 Martapura 1999 20052. SMP SMP Negeri 1

Martapura2005 2008

3. SMA SMA Negeri 1 Martapura

2008 2011

4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat

2011 sekarang

Banjarbaru, 20 Maret 2013Pelaksana,

Nur LailyNIM. I1A111206

Page 14: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

C. BIODATA ANGGOTA PELAKSANA IINama Lengkap : MahmudahTempat dan Tanggal Lahir : Paring Lahung, 13 Oktober 1993Jenis Kelamin : PerempuanAlamat : Jl. Intan Sari no.144 RT.20 RW.04 kec. Sei

Besar BanjarbaruAgama : IslamStatus : Mahasiswa

Riwayat PendidikanNo Pendidikan Tempat Tahun

Dari Sampai1. SD SDN Paring Lahung 2 2001 20062. SMP MTsN Muara Teweh 2006 200 93. SMA MAN Muara Teweh 2009 20124. Perguruan Tinggi Universitas Lambung

Mangkurat2012 sekarang

Banjarbaru, 20 Maret 2013Pelaksana,

MahmudahNIM. I1A112012

Page 15: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi
Page 16: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi
Page 17: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi
Page 18: Potensi Daun Tumbuhan Karamunting Untuk Penyakit Defisiensi