contoh kajian kritis kkg

20
PETUNJUK SEDERHANA CARA MENULIS KAJIAN KRITIS UNTUK PEMENUHAN TAGIHAN PROGRAM BERMUTU Oleh Teuku Alamsyah Konsultan Program BERMUTU Provinsi Aceh Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading Desember 2010

Upload: sugiatno-sakidin

Post on 23-Dec-2014

2.256 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh kajian kritis kkg

PETUNJUK SEDERHANA

CARA MENULIS KAJIAN KRITIS UNTUK PEMENUHAN TAGIHAN

PROGRAM BERMUTU

OlehTeuku Alamsyah

Konsultan Program BERMUTUProvinsi Aceh

Better Education through Reformed Management and

Universal Teacher Upgrading

Desember2010

Page 2: Contoh kajian kritis kkg

Pengantar

Apa yang harus ditulis untuk memenuhi tagihan Kajian Kritis? Itulah hal yang dibahas dalam tulisan ini. Tanpa bermaksud menggurui pembaca, karena memang guru, tulisan sederhana ini diharapkan dapat sedikit membantu Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja Program BERMUTU di Kota Banda Aceh, Pidie, dan Aceh Tamiang. Pengalaman yang penulis dapatkan dari hasil pertemuan dengan para insan pencerdas anak bangsa ini di kelompok-kelompok kerja BERMUTU telah menginspirasi penulis untuk berbagi sedikit pengalaman dalam bentuk tulisan sederhana yang ada di tangan pembaca saat ini.

Semua peserta pada setiap kelompok kerja diyakini memiliki modul BBM dan suplemennya. Isi tulisan sederhana ini pada dasarnya juga bersumber dari BBM BERMUTU dan suplemennya dengan sedikit perubahan gaya penyampaian. Uraian dalam panduan ini sebenarnya lebih diutamakan kepada Ibu dan Bapak Guru yang baru tahun pertama bergabung dengan Program BERMUTU. Sementara itu, Ibu dan Bapak Guru peserta Program BERMUTU tahun kedua tentunya pengalaman di tahun pertama dapat diimplementasikan lebih baik pada tahun kedua ini. Mereka diyakini sudah lebih terampil dan sudah lebih dalam menulis JB ataupun Kajian Kritis.

Yang terpikir oleh penulis pada saat menulis hal yang sederhana ini adalah apakah Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja sudah mulai menulis Kajian Kritis? Apa kesulitan yang mereka hadapi? Apa yang dapat kami lakukan untuk membantu? Apakah mereka memang butuh bantuan? Beranjak dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis berupaya menampilkan contoh kajian kritis yang dikritisi sendiri oleh penulis.

Sebuah harapan yang terpateri, semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi masukan bagi Ibu dan Bapak Guru pada KKG dan MGMP dalam menulis Kajian Kritis. Saat kegiatan di kelompok kerja berakhir 16 x pertemuan, semoga tagihan Kajian Kritis dapat terpenuhi di samping tagihan-tagihan yang lain tentunya.

Kita takkan pernah bisa menulis andai kita tak pernah mencoba dan tak pernah memulainya. Mulailah dengan sebuah kata, Pada suatu hari...

Wasalam

Teuku Alamsyah

Page 3: Contoh kajian kritis kkg

Kajian Kritis

Tentang Kajian Kritis

Kajian kritis adalah suatu kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan/artikel untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang pengkaji.

Dalam konteks pembelajaran, selain artikel, CD pembelajaran juga dapat dikritisi untuk menemukan keunggulan suatu model pembelajaran sehingga patut dicontoh, kelemahan suatu model pembelajaran sehingga tidak perlu ditiru, pelajaran yang dapat dipetik dari CD tersebut, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pembelajaran. Hasil dari kegiatan mencermati/menonton CD pembelajaran tersebut selanjutnya ditulis sebagai sebuah kajian kritis.

Apa Modal Utama Mengkritisi Suatu Bahan Bacaan

Modal utama yang harus dimiliki untuk mengkritisi suatu bahan bacaan,

artikel umpamanya, adalah pengetahuan yang relevan berkenaan dengan artikel tersebut. Jika kita belum memiliki pengetahuan apa pun tentang Penelitian Tindakan Sekolah, umpamanya, tentu akan sulit bagi kita dalam mengkritisi artikel tentang hasil Penelitian Tindakan Sekolah. Kalaupun kita paksakan untuk mengkritisi, hasilnya diyakini tidak akan tajam karena kelemahan dalam melakukan justifikasi.

Bagaimana Cara Membaca Secara Kritis?

Langkah-langkah membaca kritis dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Menganalisis pokok pikiran setiap alinea/paragraf.2. Menangkap makna pesan yang terkandung dalam bacaan3. Meyakini atau menyangkal kebenaran isi bacaan. Ini merupakan langkah

yang sulit dari membaca kritis karena pembaca harus memiliki kemampuan menjustifikasi.

Page 4: Contoh kajian kritis kkg

4. Menemukan/mendata informasi yang akurat dan kurang akurat yang disampaikan oleh penulis.

5. Menemukan kelebihan dan kelemahan penggunaan dalam hal penggunaan bahasa oleh penulis.

6. Mencermati sumber rujukan yang digunakan oleh penulis.

Apa yang Harus Dikritisi sebagai Kajian Kritis Guru Peserta KKG dan MGMP?

Dalam konteks pemenuhan tagihan program, kajian kritis merupakan salah satu bagian dari pendalaman materi. Pendalaman materi sebagai kajian kritis dapat berkenaan dengan materi PTK yang bersumber dari BBM, RPP lengkap dengan LKS, dan materi pada modul suplemen. Selain itu, guru peserta dapat juga mengkritisi artikel-artikel ilmiah yang berkenaan dengan materi BERMUTU, misalnya materi tentang PAKEM, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kinerja guru, ataupun model-model pembelajaran. Dari hasil mengkritisi suatu bacaan diharapkan pengalaman dan pemahaman guru terhadap suatu materi, PAKEM umpamanya, menjadi semakin dalam dan semakin baik.

Berdasarkan pengalaman penulis sebagai salah seorang konsultan Program BERMUTU dan sebagai narasumber pada kelompok-kelompok kerja (KKG/MGMP) pada tiga kab./kota mitra BERMUTU Provinsi Aceh tahun 2009, penulis mendapati bahwa sebagian besar guru peserta KKG/MGMP tidak dapat memenuhi tagihan tentang kajian kritis. Penyebabnya adalah mereka tidak tahu apa yang harus dikritisi. Sebagian besar peserta menyampaikan bahwa idealnya mereka mengkritisi materi dari BBM setelah materi tersebut dibahas oleh narasumber. Namun, mereka belum mampu mengkritisi materi modul BBM karena masih dalam proses mempelajari modul-modul tersebut. Pemahaman mereka tentang isi modul BBM masih sangat minim.

Berangkat dari kondisi yang demikian, penulis berbagi informasi di atas dengan salah seorang konsultan BERMUTU wilayah barat. Dari sharing informasi diperoleh satu gambaran bahwa di Provinsi mitra BERMUTU tempat konsultan tersebut bertugas, para guru peserta KKG dan MGMP juga kesulitan memenuhi tagihan tentang kajian kritis. Penyebabnya kurang lebih sama dengan yang dialami oleh guru peserta KKG dan MGMP BERMUTU di Provinsi Aceh. Oleh karena itu, agar tagihan kajian kritis tetap dapat terpenuhi dan masih dalam

Page 5: Contoh kajian kritis kkg

konteks pendalaman materi BERMUTU, materi yang akan dikritisi dapat ditentukan sendiri oleh kelompok-kelompok kerja. Sebagai catatan, materi yang akan dikritisi haruslah materi yang berhubungan langsung dengan pendalaman materi BERMUTU. Sebagai contoh, pada kelompok kerja MGMP Bahasa Inggris, umpamanya, dapat mengkritisi artikel-artikel tentang bahasa Inggris dan pembelajarannya, guru SD kelas rendah dapat mengkritisi artikel tentang pembelajaran tematik. Demikian juga kelompok-kelompok yang lain dapat mengkritisi suatu bahan bacaan sesuai dengan bidangnya.

Terhadap pemenuhan tagihan kajian kritis, penulis selaku konsultan program ini, sudah mengadakan sosialisasi pada kelompok-kelompok kerja di Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Pidie, dan Kota Banda Aceh. Tujuannya adalah membangun persepsi yang sama tentang materi kajian kritis untuk pemenuhan tagihan program. Kesepakatan yang dicapai dari hasil pertemuan adalah guru peserta KKG/MGMP akan mengkritisi artikel-artikel ilmiah yang terkait langsung dengan bidang mereka masing-masing. Artikel-artikel yang akan dikritisi tersebut terkait langsung dengan pendalaman materi BERMUTU.

Dari Mana Kami Mendapatkan Sumber Bacaan untuk Dikritisi?

Bacaan/artikel sebagai bahan kajian kritis dapat bersumber dari buku kumpulan artikel, jurnal ilmiah, dan internet ataupun sumber-sumber yang lain.

Tunjukkan sebuah Contoh Kajian Kritis

Baiklah! Khusus untuk Ibu dan Bapak Guru di daerah remote, yang barangkali kesulitan mendapatkan contoh kajian kritis, silakan simak dan cermati hasil kajian kritis terhadap sebuah artikel berikut ini.

Page 6: Contoh kajian kritis kkg

Contoh Kajian Kritis

Judul Artikel

Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten MinahasaPenulis: Femmy M. Lampa

Dikritisi oleh Teuku Alamsyah(Konsultan Program BERMUTU Provinsi Aceh)

1. Pendahuluan

Artikel yang berjudul “Semangat Guru-guru SMK Negeri Tondano di

Kabupaten Minahasa” merupakan artikel hasil penelitian Femmy M. Lampa,

dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Artikel tersebut dimuat

dalam Jurnal Pendidikan, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Manado,

Volume 13 No. 1 April 2009. Jurnal yang memuat artikel itu berstatus ISSN

dengan nomor 1410.0711.

Isi artikel terdiri atas judul, nama penulis, abstrak dalam dua bahasa, yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kata kunci, bagian pendahuluan, metode

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar

pustaka. Secara garis besar artikel tersebut membahas tentang SMK, tujuan

SMK, siswa SMK, mutu pendidikan SMK, dan kinerja guru SMK. Selain itu

dibahas pula peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan atau tepatnya

sebagai pemimpin organisasi kerja di bidang pendidikan.

Untuk mempertegas peran kepala sekolah, Femmy mengutip pendapat

Dirawat (1976:23) yang menyatakan bahwa kemimpinan adalah kemampuan

dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,

mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan jika perlu memaksa orang

lain agar dapat menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang

maksud atau tujuan tertentu. Jika dilihat dari batasan ini, ternyata seorang

pemimpin harus mampu melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan.

Page 7: Contoh kajian kritis kkg

Berkenaan dengan guru SMK, Femmy mengemukakan bahwa saat ini

untuk menjadi guru SMK harus minimal telah menyelesaikan pendidikan D-III

(Kepmen No. 0212/U/1982). Dikemukakan pula bahwa guru-guru SMK di

SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa latar belakang pendidikannya sangat

beragam. Artikel hasil penelitian Femmi tentang semangat kerja guru-guru

SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa memang penting dan menarik untuk

dicermati.

2. Rangkuman

Penelitian yang berjudul “Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1

Tondano di Kabupaten Minahasa” bertujuan untuk mengetahui semangat kerja

guru di SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa. Penelitian dilakukan di SMK

Negeri 1 Tondano, Minahasa. Sampel penelitian berjumlah 192 orang yang

ditetapkan secara acak. Dasar pemikiran dilaksanakannya penelitian tersebut

adalah SMK mendapat sorotan dari masyarakat karena lulusan SMK

kualitasnya cenderung rendah. SMK belum mampu menghasilkan lulusan yang

siap pakai di dunia kerja. Tuntutan terhadap lulusan SMK adalah tenaga kerja

yang siap pakai. Terhadap hal tersebut, apa saja yang telah dilakukan oleh guru

SMK sehingga lulusannya benar-benar berkualitas.

Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan teknik angket tertutup. Data dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis persentase dan teknik analisis varians yang

didahului dengan uji persyaratan analisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kecenderungan semangat kerja

para guru SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa masih belum memuaskan yang

terlihat dari 62% semangat semangat kerja guru berada pada kategori cukup dan

hanya 18% yang memiliki semangat kerja tinggi, (2) hasil analisis uji-t

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada semangat kerja

guru bila dilihat dari tingkat pendidikan, (3) hasil analisis varians pada

Page 8: Contoh kajian kritis kkg

kelompok tipe kepemimpinan kepala sekolah secara keseluruhan menunjukkan

perbedaan yang signifikan pada semangat kerja guru. Hal ini dibuktikan dengan

harga F sebesar 2,89 dengan p < 0,05 sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Rangkuman uji-t Antar Kelompok Tipe Kepemimpinan Kepala

Sekolah

Sumber t P

Otoriter-demokrasi -3,04 <0,05

Demokrasi-laisser-faire 3,86 <0,05

Otoriter-laisser-faire 1,19 >0,05

Penjelasan terhadap tabel tersebut adalah tipe kepemimpinan demokrasi akan

lebih dapat meningkatkan semangat kerja guru jika dibandingkan dengan tipe

kepemimpinan otoriter dan laisser-faire.

Pada bagian simpulan penelitian, Fammi mengemukakan bahwa

semangat kerja guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten Minahasa masih

belum memuaskan. Tingkat pendidikan turut menentukan tinggi rendahnya

semangat kerja yang dimiliki oleh para guru. Tipe kepemimpinan kepala

sekolah juga mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja yang dimiliki

guru dan dengan tipe kepemimpinan yang demokratis akan diperoleh semangat

kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tipe kepemimpinan otoriter

dan laisser-faire.

Pada bagian akhir artikel, Fammy menyarankan agar setiap guru berusaha

meningkatkan tingkat pendidikannya. Kepala Sekolah diharapkan dapat

menjalin komunikasi timbal balik dengan para guru dan selalu memperhatikan

kebutuhan para guru tanpa harus menggurui.

Page 9: Contoh kajian kritis kkg

3. Hasil Penilaian (Hasil Telaah Kritis)

Hasil penilaian ataupun hasil telaah kritis terhadap artikel Fammy. M.

Lampa dapat dikemukakan sebagai berikut.

1) Artikel hasil penelitian Fammy telah ikut memperkaya hasil-hasil penelitian

terhadap guru dan kinerjanya. Penelitian ini menjadi penting karena pembaca

mendapat masukan terhadap hal atau aspek apa saja yang berkaitan dengan

guru telah diteliti. Selain itu, penelitian Fammy masih terbuka untuk

ditindaklanjuti sebagai penelitian lanjutan meskipun dalam artikelnya itu,

Fammy tidak mengemukakan secara eksplisit bahwa penelitiannya perlu

ditindaklanjuti oleh peneliti lain sehingga hasilnya dapat lebih akurat.

2) Seorang dosen fakultas teknik meneliti kinerja guru kiranya sangat patut

dihargai karena selama ini, menyangkut penelitian terhadap guru umumnya

dilakukan oleh dosen-dosen fakultas keguruan (LPTK). Hanya dalam artikel

tersebut tidak dijelaskan secara lebih detail Program Study atau Jurusan,

tempat Fammy mengabdi sebagai dosen.

3) Salah satu ciri penelitian kuantitatif yang membedakannya dengan penelitian

kualitatif adalah hasilnya dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2005;

Moleong, 2007; Masyuri dan Zainuddin, M., 2008; Sukmadinata, 2006).

Artinya, hasil penelitian Fammy terhadap 192 sampel juga berlaku untuk

populasi. Dalam artikelnya Fammy tidak menyebutkan jumlah populasi.

Pada dasarnya sampel dalam sebuah penelitian adalah perwakilan dari

populasi. Hasil penelitian terhadap sampel berlaku untuk populasi

(Sukmadinata, 2006:250-252).

4) Berkenaan dengan sampel dan teknik penarikan sampel, Fammy tidak

mengemukakan berapa jumlah sekolah yang diteliti, berapa jumlah guru

pada setiap sekolah, yang dijadikan sampel apakah juga termasuk guru bakti,

guru kontrak, ataupun guru yang belum PNS. Dengan dasar itu, pembaca

akan lebih mudah memahami teknik penentuan sampel yang dilakukan

secara acak. Penentuan sampel secara acak artinya semua populasi memiliki

Page 10: Contoh kajian kritis kkg

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan sampel

dilakukan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan ini

dilakukan bila populasi cukup homogen (Sugiyono, 2008:80).

5) Berkenaan dengan bagian awal tulisan, yaitu bagian pendahuluan cenderung

terlalu umum dan kurang tajam untuk menggiring pembaca dan

menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah tersebut memang sangat

penting untuk diteliti.

6) Alur penelitian juga sulit diikuti oleh pembaca karena pembahasan

cenderung kurang fokus pada satu hal, tetapi merambah ke hal-hal lain.

Yang ingin diteliti adalah semangat kerja guru, tetapi kepala sekolah juga

merupakan variabel penelitian. Padahal, pada judul penelitian, kepala

sekolah sebagai variabel penelitian sama sekali tidak tergambarkan.

7) Dari segi format artikel hasil penelitian yang dimuat di jurnaljika kita

merujuk kepada jurnal yang terakreditasi, tulisan Fammy sudah memenuhi

kriteria, yaitu pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan

penelitian, metode penelitian, hasil, pembahasan, simpulan dan saran, dan

daftar rujukan. Akan tetapi, dalam jurnal terakreditasi disebutkan bahwa

pada pendahuluan (tanpa menggunakan subbab) (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni

dan Pengajarannya, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009). Dengan demikian,

sebuah masukan untuk Fammy bahwa kata PENDAHULUAN sebagai

subbab tidak perlu ditulis.

8) Sumber rujukan untuk sebuah karya tulis ilmiah disarankan yang terkini (5

tahun terakhir). Rujukan atau sumber pustaka dalam penelitian Fammy

semuanya bukan yang 5 tahun terakhir. Sebagai contoh dapat ditunjukkan

(1) Oemar Hamalik, 1990

(2) Soewaji, 1984,

(3) Depnaker, 1976

(4) Dirawat, 1976

(5) Purwanto, 1987

Page 11: Contoh kajian kritis kkg

(6) Davis, 1981

(7) Amijaya, 1981

(8) Thoha, 1983 (Silakan cermati bagian Daftar Pustaka)

9) Hal lain yang kiranya juga cukup penting untuk dicermati adalah teknik

penulisan ilmiah, yaitu berkenaan dengan menulis nama sumber rujukan

dalam kutipan dan daftar pustaka.

Aturan ilmiah yang berlaku untuk kedua hal tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Jika nama penulis yang dirujuk lebih dari dua kata, yang ditulis dalam

rujukan hanya nama akhir. Dengan demikian, rujukan yang berasal dari

buku Ngalim Purwanto cukup ditulis Purwanto (tahun:halaman).

(2)Demkian juga dalam penulisan daftar pustaka, jika nama pengarang lebih

dari dua kata, urutan penulisan dalam daftar pustaka adalah nama akhir

diikuti tanda koma dan nama awal.

(3) Judul buku digaris bawah atau dimiringkan (dalam Alamsyah, 2010).

Dengan demikian, perbaikan terhadap daftar pustaka yang termuat dalam

artikel Fammy adalah sebagai berikut.

Amidjaya. 1981. Pedoman Pelaksanaan Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan di Indonesia. Buku II. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara.

Hamalik, Oemar. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Page 12: Contoh kajian kritis kkg

4. Simpulan

Simpulan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan telaah kritis

terhadap artikel hasil penelitian Fammy M. Lampa, dosen Fakultas Teknik

Universitas Negeri Manado adalah sebagai berikut.

1) Penelitian terhadap kinerja guru memang penting untuk dicermati mengingat

peran guru sebagai ujung tombak dalam pencerdasan anak bangsa. Terlepas

dari kelemahan yang ada, hasil penelitian Fammy terhadap 192 guru SMK

sebagai sampel mengenai semangat kerja guru SMKN 1 Manado, Minahasa

tetap memberikan urunan yang berarti bagi pembaca. Adanya penelitian

tersebut diharapkan pembaca, yang sebagian besar guru, dapat termotivasi

untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang guru pada aspek-aspek yang

lain.

2) Akan sangat baik seandainya penelitian Fammy hanya difokuskan pada guru

sebagai variabel utama tanpa melibatkan kepala sekolah karena pada

dasarnya yang ingin diteliti adalah semangat kerja guru. Meskipun hal

tersebut tidak terlepas dari pengaruh kepala sekolah sebagai pimpinan,

variabel kepala sekolah tetap tidak menjadi variabel utama.

3) Mungkin perlu dipertimbangkan bahwa penelitian Fammy lebih pada

pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap semangat kerja guru—

sebuah studi kasus di SMK 1 Tondano, Minahasa.

5. Referensi

Alamsyah, Teuku. 2010. Bahasa Indonesia MKU untuk Mahasiswa. Modul digunakan untuk

kalangan sendiri, tidak diterbitkan.

Fakultas Sastra UM. 2009. Petunjuk Bagi Penulis. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan

Pengajarannya Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009.

Lampa, Femmy M. 2009. Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten

Minahasa. Jurnal Pendidikan Volume 13, Nomor 1, 2009.

Masyhuri dan Zainuddin, M. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.

Malang: PT Reflika Aditama.

Page 13: Contoh kajian kritis kkg

Moleong, Lexy j. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.