contoh kajian kritis kkg
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PETUNJUK SEDERHANA
CARA MENULIS KAJIAN KRITIS UNTUK PEMENUHAN TAGIHAN
PROGRAM BERMUTU
OlehTeuku Alamsyah
Konsultan Program BERMUTUProvinsi Aceh
Better Education through Reformed Management and
Universal Teacher Upgrading
Desember2010
Pengantar
Apa yang harus ditulis untuk memenuhi tagihan Kajian Kritis? Itulah hal yang dibahas dalam tulisan ini. Tanpa bermaksud menggurui pembaca, karena memang guru, tulisan sederhana ini diharapkan dapat sedikit membantu Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja Program BERMUTU di Kota Banda Aceh, Pidie, dan Aceh Tamiang. Pengalaman yang penulis dapatkan dari hasil pertemuan dengan para insan pencerdas anak bangsa ini di kelompok-kelompok kerja BERMUTU telah menginspirasi penulis untuk berbagi sedikit pengalaman dalam bentuk tulisan sederhana yang ada di tangan pembaca saat ini.
Semua peserta pada setiap kelompok kerja diyakini memiliki modul BBM dan suplemennya. Isi tulisan sederhana ini pada dasarnya juga bersumber dari BBM BERMUTU dan suplemennya dengan sedikit perubahan gaya penyampaian. Uraian dalam panduan ini sebenarnya lebih diutamakan kepada Ibu dan Bapak Guru yang baru tahun pertama bergabung dengan Program BERMUTU. Sementara itu, Ibu dan Bapak Guru peserta Program BERMUTU tahun kedua tentunya pengalaman di tahun pertama dapat diimplementasikan lebih baik pada tahun kedua ini. Mereka diyakini sudah lebih terampil dan sudah lebih dalam menulis JB ataupun Kajian Kritis.
Yang terpikir oleh penulis pada saat menulis hal yang sederhana ini adalah apakah Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja sudah mulai menulis Kajian Kritis? Apa kesulitan yang mereka hadapi? Apa yang dapat kami lakukan untuk membantu? Apakah mereka memang butuh bantuan? Beranjak dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis berupaya menampilkan contoh kajian kritis yang dikritisi sendiri oleh penulis.
Sebuah harapan yang terpateri, semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi masukan bagi Ibu dan Bapak Guru pada KKG dan MGMP dalam menulis Kajian Kritis. Saat kegiatan di kelompok kerja berakhir 16 x pertemuan, semoga tagihan Kajian Kritis dapat terpenuhi di samping tagihan-tagihan yang lain tentunya.
Kita takkan pernah bisa menulis andai kita tak pernah mencoba dan tak pernah memulainya. Mulailah dengan sebuah kata, Pada suatu hari...
Wasalam
Teuku Alamsyah
Kajian Kritis
Tentang Kajian Kritis
Kajian kritis adalah suatu kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan/artikel untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data-data pendukung yang mendukung pokok pikiran utama, serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan dari sudut pandang pengkaji.
Dalam konteks pembelajaran, selain artikel, CD pembelajaran juga dapat dikritisi untuk menemukan keunggulan suatu model pembelajaran sehingga patut dicontoh, kelemahan suatu model pembelajaran sehingga tidak perlu ditiru, pelajaran yang dapat dipetik dari CD tersebut, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pembelajaran. Hasil dari kegiatan mencermati/menonton CD pembelajaran tersebut selanjutnya ditulis sebagai sebuah kajian kritis.
Apa Modal Utama Mengkritisi Suatu Bahan Bacaan
Modal utama yang harus dimiliki untuk mengkritisi suatu bahan bacaan,
artikel umpamanya, adalah pengetahuan yang relevan berkenaan dengan artikel tersebut. Jika kita belum memiliki pengetahuan apa pun tentang Penelitian Tindakan Sekolah, umpamanya, tentu akan sulit bagi kita dalam mengkritisi artikel tentang hasil Penelitian Tindakan Sekolah. Kalaupun kita paksakan untuk mengkritisi, hasilnya diyakini tidak akan tajam karena kelemahan dalam melakukan justifikasi.
Bagaimana Cara Membaca Secara Kritis?
Langkah-langkah membaca kritis dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Menganalisis pokok pikiran setiap alinea/paragraf.2. Menangkap makna pesan yang terkandung dalam bacaan3. Meyakini atau menyangkal kebenaran isi bacaan. Ini merupakan langkah
yang sulit dari membaca kritis karena pembaca harus memiliki kemampuan menjustifikasi.
4. Menemukan/mendata informasi yang akurat dan kurang akurat yang disampaikan oleh penulis.
5. Menemukan kelebihan dan kelemahan penggunaan dalam hal penggunaan bahasa oleh penulis.
6. Mencermati sumber rujukan yang digunakan oleh penulis.
Apa yang Harus Dikritisi sebagai Kajian Kritis Guru Peserta KKG dan MGMP?
Dalam konteks pemenuhan tagihan program, kajian kritis merupakan salah satu bagian dari pendalaman materi. Pendalaman materi sebagai kajian kritis dapat berkenaan dengan materi PTK yang bersumber dari BBM, RPP lengkap dengan LKS, dan materi pada modul suplemen. Selain itu, guru peserta dapat juga mengkritisi artikel-artikel ilmiah yang berkenaan dengan materi BERMUTU, misalnya materi tentang PAKEM, strategi pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kinerja guru, ataupun model-model pembelajaran. Dari hasil mengkritisi suatu bacaan diharapkan pengalaman dan pemahaman guru terhadap suatu materi, PAKEM umpamanya, menjadi semakin dalam dan semakin baik.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai salah seorang konsultan Program BERMUTU dan sebagai narasumber pada kelompok-kelompok kerja (KKG/MGMP) pada tiga kab./kota mitra BERMUTU Provinsi Aceh tahun 2009, penulis mendapati bahwa sebagian besar guru peserta KKG/MGMP tidak dapat memenuhi tagihan tentang kajian kritis. Penyebabnya adalah mereka tidak tahu apa yang harus dikritisi. Sebagian besar peserta menyampaikan bahwa idealnya mereka mengkritisi materi dari BBM setelah materi tersebut dibahas oleh narasumber. Namun, mereka belum mampu mengkritisi materi modul BBM karena masih dalam proses mempelajari modul-modul tersebut. Pemahaman mereka tentang isi modul BBM masih sangat minim.
Berangkat dari kondisi yang demikian, penulis berbagi informasi di atas dengan salah seorang konsultan BERMUTU wilayah barat. Dari sharing informasi diperoleh satu gambaran bahwa di Provinsi mitra BERMUTU tempat konsultan tersebut bertugas, para guru peserta KKG dan MGMP juga kesulitan memenuhi tagihan tentang kajian kritis. Penyebabnya kurang lebih sama dengan yang dialami oleh guru peserta KKG dan MGMP BERMUTU di Provinsi Aceh. Oleh karena itu, agar tagihan kajian kritis tetap dapat terpenuhi dan masih dalam
konteks pendalaman materi BERMUTU, materi yang akan dikritisi dapat ditentukan sendiri oleh kelompok-kelompok kerja. Sebagai catatan, materi yang akan dikritisi haruslah materi yang berhubungan langsung dengan pendalaman materi BERMUTU. Sebagai contoh, pada kelompok kerja MGMP Bahasa Inggris, umpamanya, dapat mengkritisi artikel-artikel tentang bahasa Inggris dan pembelajarannya, guru SD kelas rendah dapat mengkritisi artikel tentang pembelajaran tematik. Demikian juga kelompok-kelompok yang lain dapat mengkritisi suatu bahan bacaan sesuai dengan bidangnya.
Terhadap pemenuhan tagihan kajian kritis, penulis selaku konsultan program ini, sudah mengadakan sosialisasi pada kelompok-kelompok kerja di Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Pidie, dan Kota Banda Aceh. Tujuannya adalah membangun persepsi yang sama tentang materi kajian kritis untuk pemenuhan tagihan program. Kesepakatan yang dicapai dari hasil pertemuan adalah guru peserta KKG/MGMP akan mengkritisi artikel-artikel ilmiah yang terkait langsung dengan bidang mereka masing-masing. Artikel-artikel yang akan dikritisi tersebut terkait langsung dengan pendalaman materi BERMUTU.
Dari Mana Kami Mendapatkan Sumber Bacaan untuk Dikritisi?
Bacaan/artikel sebagai bahan kajian kritis dapat bersumber dari buku kumpulan artikel, jurnal ilmiah, dan internet ataupun sumber-sumber yang lain.
Tunjukkan sebuah Contoh Kajian Kritis
Baiklah! Khusus untuk Ibu dan Bapak Guru di daerah remote, yang barangkali kesulitan mendapatkan contoh kajian kritis, silakan simak dan cermati hasil kajian kritis terhadap sebuah artikel berikut ini.
Contoh Kajian Kritis
Judul Artikel
Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten MinahasaPenulis: Femmy M. Lampa
Dikritisi oleh Teuku Alamsyah(Konsultan Program BERMUTU Provinsi Aceh)
1. Pendahuluan
Artikel yang berjudul “Semangat Guru-guru SMK Negeri Tondano di
Kabupaten Minahasa” merupakan artikel hasil penelitian Femmy M. Lampa,
dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Artikel tersebut dimuat
dalam Jurnal Pendidikan, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Manado,
Volume 13 No. 1 April 2009. Jurnal yang memuat artikel itu berstatus ISSN
dengan nomor 1410.0711.
Isi artikel terdiri atas judul, nama penulis, abstrak dalam dua bahasa, yaitu
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kata kunci, bagian pendahuluan, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar
pustaka. Secara garis besar artikel tersebut membahas tentang SMK, tujuan
SMK, siswa SMK, mutu pendidikan SMK, dan kinerja guru SMK. Selain itu
dibahas pula peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan atau tepatnya
sebagai pemimpin organisasi kerja di bidang pendidikan.
Untuk mempertegas peran kepala sekolah, Femmy mengutip pendapat
Dirawat (1976:23) yang menyatakan bahwa kemimpinan adalah kemampuan
dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan jika perlu memaksa orang
lain agar dapat menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang
maksud atau tujuan tertentu. Jika dilihat dari batasan ini, ternyata seorang
pemimpin harus mampu melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuan.
Berkenaan dengan guru SMK, Femmy mengemukakan bahwa saat ini
untuk menjadi guru SMK harus minimal telah menyelesaikan pendidikan D-III
(Kepmen No. 0212/U/1982). Dikemukakan pula bahwa guru-guru SMK di
SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa latar belakang pendidikannya sangat
beragam. Artikel hasil penelitian Femmi tentang semangat kerja guru-guru
SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa memang penting dan menarik untuk
dicermati.
2. Rangkuman
Penelitian yang berjudul “Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1
Tondano di Kabupaten Minahasa” bertujuan untuk mengetahui semangat kerja
guru di SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa. Penelitian dilakukan di SMK
Negeri 1 Tondano, Minahasa. Sampel penelitian berjumlah 192 orang yang
ditetapkan secara acak. Dasar pemikiran dilaksanakannya penelitian tersebut
adalah SMK mendapat sorotan dari masyarakat karena lulusan SMK
kualitasnya cenderung rendah. SMK belum mampu menghasilkan lulusan yang
siap pakai di dunia kerja. Tuntutan terhadap lulusan SMK adalah tenaga kerja
yang siap pakai. Terhadap hal tersebut, apa saja yang telah dilakukan oleh guru
SMK sehingga lulusannya benar-benar berkualitas.
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik angket tertutup. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis persentase dan teknik analisis varians yang
didahului dengan uji persyaratan analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kecenderungan semangat kerja
para guru SMK Negeri 1 Tondano, Minahasa masih belum memuaskan yang
terlihat dari 62% semangat semangat kerja guru berada pada kategori cukup dan
hanya 18% yang memiliki semangat kerja tinggi, (2) hasil analisis uji-t
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada semangat kerja
guru bila dilihat dari tingkat pendidikan, (3) hasil analisis varians pada
kelompok tipe kepemimpinan kepala sekolah secara keseluruhan menunjukkan
perbedaan yang signifikan pada semangat kerja guru. Hal ini dibuktikan dengan
harga F sebesar 2,89 dengan p < 0,05 sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Rangkuman uji-t Antar Kelompok Tipe Kepemimpinan Kepala
Sekolah
Sumber t P
Otoriter-demokrasi -3,04 <0,05
Demokrasi-laisser-faire 3,86 <0,05
Otoriter-laisser-faire 1,19 >0,05
Penjelasan terhadap tabel tersebut adalah tipe kepemimpinan demokrasi akan
lebih dapat meningkatkan semangat kerja guru jika dibandingkan dengan tipe
kepemimpinan otoriter dan laisser-faire.
Pada bagian simpulan penelitian, Fammi mengemukakan bahwa
semangat kerja guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten Minahasa masih
belum memuaskan. Tingkat pendidikan turut menentukan tinggi rendahnya
semangat kerja yang dimiliki oleh para guru. Tipe kepemimpinan kepala
sekolah juga mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja yang dimiliki
guru dan dengan tipe kepemimpinan yang demokratis akan diperoleh semangat
kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tipe kepemimpinan otoriter
dan laisser-faire.
Pada bagian akhir artikel, Fammy menyarankan agar setiap guru berusaha
meningkatkan tingkat pendidikannya. Kepala Sekolah diharapkan dapat
menjalin komunikasi timbal balik dengan para guru dan selalu memperhatikan
kebutuhan para guru tanpa harus menggurui.
3. Hasil Penilaian (Hasil Telaah Kritis)
Hasil penilaian ataupun hasil telaah kritis terhadap artikel Fammy. M.
Lampa dapat dikemukakan sebagai berikut.
1) Artikel hasil penelitian Fammy telah ikut memperkaya hasil-hasil penelitian
terhadap guru dan kinerjanya. Penelitian ini menjadi penting karena pembaca
mendapat masukan terhadap hal atau aspek apa saja yang berkaitan dengan
guru telah diteliti. Selain itu, penelitian Fammy masih terbuka untuk
ditindaklanjuti sebagai penelitian lanjutan meskipun dalam artikelnya itu,
Fammy tidak mengemukakan secara eksplisit bahwa penelitiannya perlu
ditindaklanjuti oleh peneliti lain sehingga hasilnya dapat lebih akurat.
2) Seorang dosen fakultas teknik meneliti kinerja guru kiranya sangat patut
dihargai karena selama ini, menyangkut penelitian terhadap guru umumnya
dilakukan oleh dosen-dosen fakultas keguruan (LPTK). Hanya dalam artikel
tersebut tidak dijelaskan secara lebih detail Program Study atau Jurusan,
tempat Fammy mengabdi sebagai dosen.
3) Salah satu ciri penelitian kuantitatif yang membedakannya dengan penelitian
kualitatif adalah hasilnya dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2005;
Moleong, 2007; Masyuri dan Zainuddin, M., 2008; Sukmadinata, 2006).
Artinya, hasil penelitian Fammy terhadap 192 sampel juga berlaku untuk
populasi. Dalam artikelnya Fammy tidak menyebutkan jumlah populasi.
Pada dasarnya sampel dalam sebuah penelitian adalah perwakilan dari
populasi. Hasil penelitian terhadap sampel berlaku untuk populasi
(Sukmadinata, 2006:250-252).
4) Berkenaan dengan sampel dan teknik penarikan sampel, Fammy tidak
mengemukakan berapa jumlah sekolah yang diteliti, berapa jumlah guru
pada setiap sekolah, yang dijadikan sampel apakah juga termasuk guru bakti,
guru kontrak, ataupun guru yang belum PNS. Dengan dasar itu, pembaca
akan lebih mudah memahami teknik penentuan sampel yang dilakukan
secara acak. Penentuan sampel secara acak artinya semua populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan sampel
dilakukan tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan ini
dilakukan bila populasi cukup homogen (Sugiyono, 2008:80).
5) Berkenaan dengan bagian awal tulisan, yaitu bagian pendahuluan cenderung
terlalu umum dan kurang tajam untuk menggiring pembaca dan
menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah tersebut memang sangat
penting untuk diteliti.
6) Alur penelitian juga sulit diikuti oleh pembaca karena pembahasan
cenderung kurang fokus pada satu hal, tetapi merambah ke hal-hal lain.
Yang ingin diteliti adalah semangat kerja guru, tetapi kepala sekolah juga
merupakan variabel penelitian. Padahal, pada judul penelitian, kepala
sekolah sebagai variabel penelitian sama sekali tidak tergambarkan.
7) Dari segi format artikel hasil penelitian yang dimuat di jurnaljika kita
merujuk kepada jurnal yang terakreditasi, tulisan Fammy sudah memenuhi
kriteria, yaitu pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan
penelitian, metode penelitian, hasil, pembahasan, simpulan dan saran, dan
daftar rujukan. Akan tetapi, dalam jurnal terakreditasi disebutkan bahwa
pada pendahuluan (tanpa menggunakan subbab) (Jurnal Bahasa, Sastra, Seni
dan Pengajarannya, Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009). Dengan demikian,
sebuah masukan untuk Fammy bahwa kata PENDAHULUAN sebagai
subbab tidak perlu ditulis.
8) Sumber rujukan untuk sebuah karya tulis ilmiah disarankan yang terkini (5
tahun terakhir). Rujukan atau sumber pustaka dalam penelitian Fammy
semuanya bukan yang 5 tahun terakhir. Sebagai contoh dapat ditunjukkan
(1) Oemar Hamalik, 1990
(2) Soewaji, 1984,
(3) Depnaker, 1976
(4) Dirawat, 1976
(5) Purwanto, 1987
(6) Davis, 1981
(7) Amijaya, 1981
(8) Thoha, 1983 (Silakan cermati bagian Daftar Pustaka)
9) Hal lain yang kiranya juga cukup penting untuk dicermati adalah teknik
penulisan ilmiah, yaitu berkenaan dengan menulis nama sumber rujukan
dalam kutipan dan daftar pustaka.
Aturan ilmiah yang berlaku untuk kedua hal tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Jika nama penulis yang dirujuk lebih dari dua kata, yang ditulis dalam
rujukan hanya nama akhir. Dengan demikian, rujukan yang berasal dari
buku Ngalim Purwanto cukup ditulis Purwanto (tahun:halaman).
(2)Demkian juga dalam penulisan daftar pustaka, jika nama pengarang lebih
dari dua kata, urutan penulisan dalam daftar pustaka adalah nama akhir
diikuti tanda koma dan nama awal.
(3) Judul buku digaris bawah atau dimiringkan (dalam Alamsyah, 2010).
Dengan demikian, perbaikan terhadap daftar pustaka yang termuat dalam
artikel Fammy adalah sebagai berikut.
Amidjaya. 1981. Pedoman Pelaksanaan Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan di Indonesia. Buku II. Jakarta: Depdikbud.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Mutiara.
Hamalik, Oemar. 1990. Pendidikan Tenaga Kerja Nasional. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
4. Simpulan
Simpulan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan telaah kritis
terhadap artikel hasil penelitian Fammy M. Lampa, dosen Fakultas Teknik
Universitas Negeri Manado adalah sebagai berikut.
1) Penelitian terhadap kinerja guru memang penting untuk dicermati mengingat
peran guru sebagai ujung tombak dalam pencerdasan anak bangsa. Terlepas
dari kelemahan yang ada, hasil penelitian Fammy terhadap 192 guru SMK
sebagai sampel mengenai semangat kerja guru SMKN 1 Manado, Minahasa
tetap memberikan urunan yang berarti bagi pembaca. Adanya penelitian
tersebut diharapkan pembaca, yang sebagian besar guru, dapat termotivasi
untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang guru pada aspek-aspek yang
lain.
2) Akan sangat baik seandainya penelitian Fammy hanya difokuskan pada guru
sebagai variabel utama tanpa melibatkan kepala sekolah karena pada
dasarnya yang ingin diteliti adalah semangat kerja guru. Meskipun hal
tersebut tidak terlepas dari pengaruh kepala sekolah sebagai pimpinan,
variabel kepala sekolah tetap tidak menjadi variabel utama.
3) Mungkin perlu dipertimbangkan bahwa penelitian Fammy lebih pada
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap semangat kerja guru—
sebuah studi kasus di SMK 1 Tondano, Minahasa.
5. Referensi
Alamsyah, Teuku. 2010. Bahasa Indonesia MKU untuk Mahasiswa. Modul digunakan untuk
kalangan sendiri, tidak diterbitkan.
Fakultas Sastra UM. 2009. Petunjuk Bagi Penulis. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan
Pengajarannya Tahun 37, Nomor 1, Februari 2009.
Lampa, Femmy M. 2009. Semangat Kerja Guru-guru SMK Negeri 1 Tondano di Kabupaten
Minahasa. Jurnal Pendidikan Volume 13, Nomor 1, 2009.
Masyhuri dan Zainuddin, M. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Malang: PT Reflika Aditama.
Moleong, Lexy j. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.