clinical intervention

28
PSIKOLOGI KLINIS PSIKOLOGI KLINIS CLINICAL INTERVENTION CLINICAL INTERVENTION

Upload: fairizka-dhinda-izdihar

Post on 08-Apr-2016

102 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt mata kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Clinical Intervention

PSIKOLOGI KLINISPSIKOLOGI KLINISCLINICAL INTERVENTIONCLINICAL INTERVENTION

Page 2: Clinical Intervention

Ψ Rois Nur Afifah 110911180Ψ Rohmanda Lazuar S. 110911182Ψ Lintang Grahita G. 110911191Ψ Puspa Prabarini 110911206Ψ Dian Wirawan N. 110911236

Page 3: Clinical Intervention

PENGERTIANPENGERTIAN Ψ Intervensi “ikut-campur” nya orang luar terhadap

permasalahan yang dialami individuΨ Intervensi klinis suatu usaha memasuki / menjadi bagian

dari sesuatu proses dengan suatu aksi (comes between in action)

Ψ Intervensi dalam rangka psikologi membantu klien / pasien menyelesaikan masalah psikologis, terutama sisi emosionalnya

Page 4: Clinical Intervention

PENGERTIANPENGERTIAN

Menurut Kendall & Norton Ford intervensi klinis meliputi penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang menangani masalah-masalah dan mengembangkan kehidupannya yang memuaskan

Page 5: Clinical Intervention

Intervensi dilakukan untuk 3 alasan dasar :Ψ Amelioration : usaha untuk membantu mengatasi masalah

yang dialami oleh individu atau sistem sosialΨ Prevention (prevensi) : usaha pencegahan, sebelum suatu

masalah semakin berkembangΨ Enhancement : membantu individu meningkatkan

ketrampilannya, relasinya dengan individu lain dan lingkungan hidupnya. Tujuan dari enhancement ini, lebih ke arah meningkatkan kualitas hidup, daripada untuk memecahkan masalah / gangguan

Page 6: Clinical Intervention

Berbagai pendekatan dan perspektif dalam intervensi klinis :Ψ Pendekatan PsikoanalisaΨ Pendekatan HumanistikΨ Pendekatan Behavioral

Page 7: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISAΨ Pendekatan psikoanalisa memfokuskan pada motif-motif

ketidaksadaran dalam mencari akar perilakuΨ Pendekatan ini sangat bergantung pada analisis terhadap

pengalaman masa laluΨ Teknik-teknik :

a. Analisis Mimpib. Asosiasi Bebasc. Transferensd. Interpretasi

Page 8: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISAANALISIS MIMPIANALISIS MIMPIΨ Digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau

permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, maupun kemarahan.

Ψ Ketika masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil diungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan.

Page 9: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISAASOSIASI BEBASASOSIASI BEBASΨ Pada dasarnya, asosiasi bebas menghendaki supaya pasien

mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya tanpa memperhatikan apakah hal itu menyakitkan, tolol, remeh, menggelikan, tidak logis atau kedengarannya tidak relevan.

Ψ Singkatnya, dengan melaporkan segala sesuatu tanpa ada yang disembunyikan, pasien terhanyut bersama segala perasaan dan pikirannya.

Page 10: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISA

Page 11: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISATRANSFERENSTRANSFERENSΨ Transferensi adalah pengungkapan isi ketidak sadaran yang

ter-simpan sejak masa kanak-kanak dengan memakai terapis sebagai medianya.

Page 12: Clinical Intervention

PENDEKATAN PSIKOANALISAPENDEKATAN PSIKOANALISAINTERPRETASIINTERPRETASIΨ Interpretasi, yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik

apa yang dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, analisis mimpi, dan transferensi klien.

Ψ Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajarkan kepada klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, dan transferensi.

Page 13: Clinical Intervention

PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIKCLIENT-CENTERED THERAPYCLIENT-CENTERED THERAPYΨ Tokoh : Carl RogersΨ Setiap individu mampu serta memiliki motivasi untuk

membuat dirinya menjadi lebih baik, sehingga mampu memecahkan masalah secara mandiri.

Ψ Tugas terapis adalah adalah mempermudah proses pemecahan masalah mereka sendiri.

Ψ Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan.

Ψ Dalam diri terapis diperlukan beberapa persyaratan antara lain adalah empati, rapport, dan ikhlas.

Page 14: Clinical Intervention

PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIK

Ψ Empati kemampuan memahami perasaan yang dapat mengungkapkan keadaan klien & kemampuan mengkomunikasikan pemahaman ini terhadap klien.

Ψ Rapport menerima klien dengan tulus sebagaimana adanya, termasuk pengakuan bahwa orang tersebut terlibat secara konstruktif dengan masalahnya.

Ψ Ikhlas dalam artian sifat terbuka, jujur, dan tidak berpura-pura atau bertindak di balik topeng profesinya.

Page 15: Clinical Intervention

PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIKEXISTENTIAL THERAPYEXISTENTIAL THERAPYΨ Tokoh : Victor FranklΨ Pada umumnya existential therapy bertujuan agar klien dapat

memperluas kesadaran diri akan kebermaknaannya serta bagaimana ia dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya

Ψ Dapat disimpulkan bahwa, terapi eksistensialisme adalah menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan klien serta menghapus penghambat-penghambat aktualisasi diri

Page 16: Clinical Intervention

PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIK

GESTALT THERAPYGESTALT THERAPYΨ Tokoh : Fritz PerlsΨ Asumsi dasar terapi Gestalt yakni bahwa individu memiliki

kapasitas untuk “mengatur diri” dalam lingkungannya ketika menyadari apa yang terjadi dalam lingkungannya.

Ψ Sasaran utama terapi Gestalt adalah memperkuat penyadaran (awareness) yang akan meningkatkan arti kehidupannya secara penuh.

Page 17: Clinical Intervention

PENDEKATAN HUMANISTIKPENDEKATAN HUMANISTIK

Ψ Penyadaran menjadi sasaran utama dalam terapi Gestalt, agar selanjutnya klien secara berangsur-angsur bisa mencapai integrasi yang diperlukan untuk memungkinkan perkembangan dirinya berlangsung dengan baik.

Ψ Penyadaran meliputi pengetahuannya terhadap lingkungan, tanggung jawab terhadap pilihannya, pengetahuan terhadap diri sendiri, penerimaan terhadap diri sendiri, dan kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan.

Ψ Salah satu teknik dalam Gestalt Therapy adalah empty-chair technique.

Page 18: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORAL

Ψ Pada dasarnya behavioral therapy diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptive, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Klien diminta untuk menyatakan dengan cara-cara yang konkret jenis-jenis tingkah laku yang ingin diubah.

Page 19: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORALDESENSITISASI SISTEMATISDESENSITISASI SISTEMATISΨ Respon khusus yang dihambat oleh treatment ini adalah

kecemasan-kecemasan atau perasaan takut yang kurang beralasan

Ψ Desensitisasi umumnya digunakan pada klien yang mengalami gangguan kecemasan, akan tetapi sebenarnya dapat juga digunakan untuk mengurangi kemarahan, mengatasi situasi sedih, dan berbagai rasa takut.

Ψ Manfaat :- Dengan teknik desensitisasi sistematis klien dapat melemahkan atau mengurangi perilaku negatifnya- Klien mampu mengaplikasikan teknik ini dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus ada konselor yang memandu

Page 20: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORAL

Page 21: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORALASSERTION TRAININGASSERTION TRAININGΨ Assertion Training bisa diterapkan terutama pada situasi

interpersonal dimana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa menyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar.

Ψ Assertion Training menggunakan prosedur-prosedur permainan peran. Tingkah laku menegaskan diri pertama-tama dipraktekkan dalam situasi permainan peran dan dari sana diusahakan tingkah laku menegaskan diri itu dipraktekkan dalam situasi-situasi kehidupan nyata.

Page 22: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORALΨ Assertion Training akan membantu bagi orang-orang

yang :1. tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung2. menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya3. memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”4. mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon positif lainnya

Page 23: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORALAVERSIVE CONDITIONINGAVERSIVE CONDITIONINGΨ Teknik pengkondisian aversif digunakan untuk meredakan

perilaku yang tidak diinginkan dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan sehingga perilaku yang tidak diinginkan tidak muncul.

Ψ Stimulus yang tidak menyenangkan diberikan secara bersamaan dengan munculnya perilaku yang tidak diinginkan.

Ψ Perilaku yang dapat dimodifikasi dengan teknik aversive conditioning adalah perilaku maladaptif, seperti merokok, penggunaan zat adiktif, penyimpangan seksual, dsb.

Page 24: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORALMODELINGMODELINGΨ Modeling dapat digunakan sebagai pembentukan

perilaku baru dan mempertahankan atau memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.

Ψ Dalam teknik ini peran konselor difungsikan sebagai penunjuk perilaku model yang harus ditiru.

Ψ Sarana yang bisa dipakai sebagai model dapat dilakukan dengan model audio, model fisik, model hidup atau model lainnya yang dapat dicontoh. Setelah itu klien diberi reinforcement jika dia dapat meniru perilaku model tersebut.

Page 25: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORAL

OPERANT CONDITIONINGOPERANT CONDITIONINGΨ Skinner menyatakan bahwa perilaku individu akan

terbentuk, dipertahankan, dikurangi dan dihilangkan jika ada konsekuensi yang menyertainya. Konsekuensi yang dimaksud adalah reinforcement dan hukuman.

Page 26: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORAL

COGNITIVE-BEHAVIORAL THERAPYCOGNITIVE-BEHAVIORAL THERAPYΨ Cognitive-Behavioral Therapy merupakan salah satu

bentuk konseling yang bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat, memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu.

Ψ Terapi juga memfokuskan pada upaya mengajarkan klien agar dapat memiliki cara berpikir yang lebih positif dalam berbagai peristiwa kehidupan dan tidak hanya sekedar berupaya mengatasi penyakit atau gangguan yang sedang dialaminya.

Page 27: Clinical Intervention

PENDEKATAN BEHAVIORALPENDEKATAN BEHAVIORAL

Ψ Dapat digunakan dalam rangka membantu menangani berbagai masalah yang dihadapi individu, seperti depresi, kecemasan, atau dalam menghadapi peristiwa hidup lainnya, seperti kematian, perceraian, pengangguran, masalah yang berhubungan dengan anak-anak dan stres.

Ψ Berdasarkan hasil studi beberapa dekade belakangan ini, telah membuktikan bahwa Cognitive-Behavioral Therapy merupakan sebuah model sederhana yang sukses dan ampuh sebagai salah bentuk treatment psikologis.

Ψ Saat ini telah banyak diterapkan oleh para profesional di seluruh Amerika Serikat dan secara internasional.

Page 28: Clinical Intervention

TERIMA KASIHTERIMA KASIH