process intervention skills

22
REZA JULIANNOR RIFKI ARIF RAHMAN PROCESS INTERVENTION SKILLS

Upload: iyiliza

Post on 21-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Page 1: Process Intervention Skills

R E Z A J U L I A N N O RR I F K I A R I F R A H M A N

PROCESS INTERVENTION SKILLS

Page 2: Process Intervention Skills

PROSES INTERVENSI

• Merupakan keterampilan OD yang digunakan oleh praktisi OD, baik manajer atau profesional OD., untk membantu pekerjaan tim agar lebih efektif. Tujuan dari proses intervensi adalah untuk membantu kinerja kelompok agar lebih berhati-hati dalam pengoperasiannya dan juga antar anggota satu dengan yang lainnya.

Page 3: Process Intervention Skills

PROSES KELOMPOK

• Komunikasi• Peran dan Fungsi Anggota• Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan• Norma-Norma Kelompok dan Pertumbuhan• Kepemimpinan dan Otoritas

Page 4: Process Intervention Skills

KOMUNIKASI

• Mengamati• Identifikasi• Gangguan

Page 5: Process Intervention Skills

PERAN DAN FUNGSI ANGGOTA

Manajer atau Praktisi harus menyadari peran anggota yang berbeda yang ada didalam kelompok

Page 6: Process Intervention Skills

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Sebuah kelompok kerja yang efektif harus mampu mengidentifikasi masalah, memeriksa tindakan yang mungkin, dan membuat keputusan

Page 7: Process Intervention Skills

NORMA-NORMA KELOMPOK DAN PERTUMBUHANNYA

• Proses intervensi mengajarkan kelompok agar memahami norma- norma yg harus mereka patuhi dan rasakan

Page 8: Process Intervention Skills

KEPEMIMPINAN DAN OTORITAS

• Proses intervensi membantu kelompok kerja memahami dampak dari gaya kepemimpinan dan masalah otoritas

Page 9: Process Intervention Skills

JENIS PROSES INTERVENSI

• Klarifikasi dan Meringkas• Mensintesis dan Generalisasi• Menyelidiki dan Mempertanyakan• Mendengarkan• Mencerminkan Perasaan.• Memberikan Dukungan, Pelatihan, dan Konseling• Modeling• Mengatur Agenda• Memberi Pengamatan Kembali• Saran Struktural

Page 10: Process Intervention Skills

KLARIFIKASI DAN MERINGKAS

• Klarifikasi mengacu pada menyelesaikan kesalahpahaman atau persepsi yang salah dalam apa yang dikatakan anggota

Page 11: Process Intervention Skills

MENSINTESIS DAN GENERALISASI

• Generalisasi mengacu pada mengambil ide-ide dari perasaan satu orang yang menyatakan keberatan

Page 12: Process Intervention Skills

MENYELIDIKI DAN MEMPERTANYAKAN

• Menyelidiki dan mempertanyakan mungkin sangat berguna pada awal diskusi jika anggota yang mencapai kesimpulan yang terburu-buru.

Page 13: Process Intervention Skills

MENDENGARKAN

• Mendengarkan mengacu pada mendengar seluruh pesan, termasuk perasaan apapun

Page 14: Process Intervention Skills

MENCERMINKAN PERASAAN

• Merefleksikan perasaan mengacu pada berkomunikasi kembali ke pembicara, perasaan bagian dari pesan yang telah didengar.

Page 15: Process Intervention Skills

MEMBERIKAN DUKUNGAN, PELATIHAN, DAN KONSELING

• Seorang manajer yang pelatih meminta tim atau individu untuk ide-ide mereka tentang bagaimana meningkatkan proses kerja bukan hanya memberitahu mereka apa yang harus dilakukan

Page 16: Process Intervention Skills

MODELING

• Anggota harus didorong untuk mengambil alih peran dalam memberikan proses intervensi

Page 17: Process Intervention Skills

MENGATUR AGENDA

• Manajer atau praktisi dapat mendorong kelompok kerja untuk mengalokasikan waktu di pertemuan rutin untuk membahas proses pertemuan atau mungkin menangani masalah

Page 18: Process Intervention Skills

MEMBERI PENGAMATAN KEMBALI

• Umpan balik mungkin lebih berguna jika dibatasi dalam ruang lingkup dan kuantitas, dan diberikan selama periode waktu tertentu

Page 19: Process Intervention Skills

SARAN STRUKTURAL

• Penting bagi praktisi untuk memberikan saran struktural agar tidak terjadi ketergantugan anggota kepada praktisi

Page 20: Process Intervention Skills

HASIL DARI PROSES INTERVENSI

• Proses keterampilan intervensi dapat membantu untuk manajer dalam menangani bawahan dan rekan-rekan dalam menghadapi masalah terkait organisasi

Page 21: Process Intervention Skills

STUDI KASUS

• Permasalahan HIV/AIDS di Indonesia pada kelompok pengguna narkoba suntik semakin membesar. Pada akhir tahun 2002 diperkirakan terdapat 110-130 ribu orang yang suduah terinfeksi HIV/AIDS. Diperkirakan pula bahwa sumbangan kasus dari faktor penularan melalui penggunaan jarum suntik mencapai 36% dari jumlah tersebut. Upaya pencegahan HIV/AIDS pada kelompok pengguna narkoba suntik masih dapat dikatakan baru di Indonesia. Salah satu model intervensi yang sudah diterapkan saat ini adalah Indigenous Leader Outreach Model (ILOM). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengalaman 2 lembaga yang melakukan intervensi pada pengguna narkoba suntik dengan menggunakan ILOM sebagai kerangka intervensinya. Tujuan lain adalah untuk mengidentifikasi faktor panting yang berpengaruh dalam intervensi dari faktor internal dan ekstemal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dari 2 lembaga yang melakukan intervensi. Data sekunder dan primer berupa laporan, dokumentasi program, serta catatan basil observasi lapangan, wawancara dan diskusi digunakan sebagai bahan penelitian. Data yang dikumpulkan dianlisa secara deskriptif untuk memberikan gambaran mendalam tentang pelaksanaan intervensi. Dalam intervensi yang menggunakan ILOM, titik berat intervensi adalah pada proses penjangkauan dan pendampingan di lapangan. Proses ini meliputi kegiatan dalam membuka akses pads kelompok sasaran; pemberian informasi untuk meningkatkan kepedulian pada pengguna narkoba suntik; melibatkan kelompok sasaran dalam proses penilaian risiko pribadi; mendukung dan mempertahankan perubahan perilaku yang terjadi; dan melibatkan kelompok sasaran dalam upaya advokasi pencegahan HlV/AIDS. Penelitian menunjukkan bahwa model ILOM dapat diterapkan dalam proses intervensi sesuai dengan tujuan-tujuan yang menjadi strategi program intervensi. Proses penjangkauan lapangan yang dilakukan oleh pare petugas lapangan yang berlatar belakang pengguna narkoba suntik terlihat dapat berjalan sesuai dengan arah program. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi optimalnya intervensi antara lain: kepemimpinan dalam pelaksanaan intervensi, peran koordinator lapangan dalam proses penjangkauan, dukungan terhadap petugas lapangan, serta sistem dokumentasi proses penjangkauan. Pengalaman kedua program menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap dukungan pemerintah untuk menunjang suksesnya pelaksanaan intervensi. Dukungan berupa pengakuan terhadap kerja penjangkauan lapangan dan sistem rujukan Iayanan kesehatan dirasa akan sangat membantu proses kerja penjangkauan di lapangan.

Page 22: Process Intervention Skills

Terimakasih