chapter 3
TRANSCRIPT
CARA KERJA ETANOL SEBAGAI ENHANCER
Etanol adalah salah satu golongan alcohol yang biasa digunakan sebagai enhancer
penetrasi sediaan transdermal. Cara kerja etanol sebagai enhancer adalah dengan mengekstraksi
sejumlah besar dari lipid stratum corneum dan meningkatkan jumlah sulfhidril bebas pada
keratin di protein stratum korneum. Cara kerja etanol sebagai enhancer permeasi yang pertama,
etanol sebagai pelarut akan meningkatkan kelarutan obat. Permeasi etanol kedalam stratum
corneum dapat mengubah sifat kelarutan dari jaringan dengan mengubah partisi molekul obat
kedalam membrane.
Mekanisme Kerja Propilen Glikol sebagai Enhancer
Propilen glikol merupakan agen peningkat penetrasi obat ke dalam kulit yang termasuk
dalam klasifikasi enhancer kimia. Propilen glikol mempunyai mekanisme kerja dengan
meningkatkan partisi obat ke dalam stratum korneum, Propilen glikol banyak digunakan sebagai
co solven untuk memudahkan zat atau bahan aktif terlarut semua dalam pelarut sehingga obat
yang terlarut dalam pelarut akan mudah masuk menembus stratum korneum. (Trommer, H. Dan
R.H.H. Neubert, 2006).
Propilen glikol mempunyai sifat sebagai enhancer yang cukup baik hal ini dibuktikan dari
beberapa penelitian yang menguji penetrasi obat menggunakan propilen glikol. Penambahan
Propilen glikol dapat meningkatkan laju difusi Natrium diklofenak dan sediaan yang diperoleh
stabil dan tidak mengiritasi di kulit (Soebagio, 2010). Propilen glikol dapat meningkatkan
potensi obat yang tertranspor ke kulit secara signifikan (Hendriati, 2012).
Mekanisme asam oleat sebagai penetrasi enhancer
Mekanisme aksi dari asam oleat sebagai penetrasi enhancer pada kulit manusia yaitu
dengan berinteraksidan memodifikasi domain lipid interseluler untuk mengurangi resistensi
barier lipid bilayer dari stratum korneum membentuk rantai panjang asam lemak dengan
konfigurasi cis. Spektroskopi asam oleat dideuterasi dalam stratum korneum manusia
menunjukkan bahwa asam oleat pada konsentrasi yang lebih tinggi juga dapat sebagai fase
terpisah (atau sebagai pools) dalam lipid bilayer. Saat ini, studi mikroskopis elektron telah
menunjukkan bahwa discreet domain lipid merupakan induksi stratum korneum dalam lipid
bilayer pada paparan asam oleat. Formasi dari pools dapat mengakibatkan kerusakan
permeabilitas dalam lipid bilayer sehingga memfasilitasi permeasi hidrofilik permeants melalui
membran.
DMSO
Dari keempat mekanisme enhancer tersebut, dapat diketahui bahwa DMSO tergolong suatu
penetrasi enhancer dengan emekanisme sebagai berikut.
1. Meningkatkan partisi obat atau pelarut ke dalam stratum korneum
Hal ini karena DMSO bekerja dengan domain lipid stratum korneum manusia. Sifat
kepolarannya sangat kecil (bersifat lipofil) sehingga DMSO dalam membran kulit
digunakan untuk memfasilitasi partisi obat dari formulasi atau sediaan transdermal
yang mengandung DMSO sampai ke dalam jaringan kulit pemakaian.
2. Berinteraksi dengan struktur protein interseluler
Hal ini karena DMSO dapat mengubah konformasi keratin interseluler dari α heliks
menjadi lembaran β sehingga DMSO dapat mendenaturasi protein. (Williams dan
Barry, 2004)
Azone juga merupakan bahan lipofil yang memiliki nilai log P oktanol/air sekitar 6,2;
larut dan kompatibel dengan pelarut organik termasuk alcohol dan propilen glikol. Azone
dapat meningkatkan transport obat-obatan jenis steroid, antibiotic dan antivirus. Lebih efektif
pada konsentrasi rendah yaitu 0,1-5% atau bahkan 1-3%.
Pada bagian lipid, azone dapat meningkatkan pelepasan 6-CF (5,6-carboxyfluorescein)
yang akan terperangkap dalam liposom sehingga dapat meningkatkan fluiditas lipid
liposomal dan menurunkan microviscosity. Selain itu, azone juga dapat meningkatkan
komposisi air atau meningkatkan kelembaban permukaan kulit dengan kemampuannya
sebagai water-holder dan hidrasi air.
Mekanisme
Azone termasuk dalam mekanisme disruption of the highly ordered structure of stratum
corneum lipid, atau dalam hal ini azone mengganggu struktur lipid yang sangat rigid dalam
stratum corneum.
Partisi Azone ke dalam lipid bilayer untuk mengganggu kerigid-an dan kekakuan lipid,
namun integrasi lipid tidak mungkin homogen. Molekul azone dapat eksis tersebar dalam
lipid penghalang atau domain terpisah dalam bilayer.
Azone memprovokasi gangguan struktural dinamis struktur lipid pipih antar seluruh
stratum korneum dan penciptaan domain fluida yang melibatkan lipid antarsel, yang
disarankan oleh 2H NMR assay. Mekanisme lain ini juga didasarkan pada perubahan dari
ikatan lateralis dalam stratum korneum lamellae lipid. Azone / PG meningkatkan penetrasi
melalui stratum korneum dengan mempengaruhi rute hidrofilik dan lipofilik penetrasi. Azone
meningkatkan fluiditas dari lapisan lipid, sedangkan PG meningkatkan kadar air dari wilayah
protein dan membantu partisi azone ke daerah hidrofilik. Kombinasi dari kedua membantu
penetrasi obat hidrofilik meningkat.
Mekanisme kerja enhancer isopropyl myristate didasarkan pada interaksi dengan matriks
lipid pada stratum corneum. Ikatan senyawa hydrogen dapat meningkatkan permeasi dan
penetrasi ke stratum corneum dengan meningkatkan fluiditas lipid oleh gangguan kemasan
lipid. Dimana terjadi interaksi antara enhancer dengan rantai hidrokarbon lipid bilayer.
Gangguan pada hidrokarbon lipid tersebut menyebabkan terjadinya fluidisasi rantai
hidrokarbon yang menginduksi gangguan susunan lipid dan memfasilitasi penetrasi obat
lipofilik. Perubahan tersebut juga mempengaruhi susunan kepala polar lipid sehingga juga
dapat meningkatkan penetrasi obat-obat hidrofilik. Adanya gangguan susunan kepala polar
lipid dapat menimbulkan pengaruh terhadap bagian hidrofobik lipid dan menyebabkan
penataan ulang pada susunan lipid bilayer. Pada susunan lipid bilayer, rantai hidrofobik asam
lemak dapat tertata atau terikat sangat rapi sehingga membentuk struktur yang agak kaku.
Namun karena adanya gangguan kemasan lipid, rantai samping hidrofobik mengalami
transisi dari keadaan teratur, menjadi bentuk mirip cairan dan fluida (terjadi peningkatan
fluiditas lipid). IPM mampu melarutkan sejumlah kolesterol dan lamellar lipid pada stratum
corneum.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerja dari isopropil myristac ini sebagai penetrasi enhancer
adalah dengan merusak susunan dari stratum korneum