chapter 3

5
CARA KERJA ETANOL SEBAGAI ENHANCER Etanol adalah salah satu golongan alcohol yang biasa digunakan sebagai enhancer penetrasi sediaan transdermal. Cara kerja etanol sebagai enhancer adalah dengan mengekstraksi sejumlah besar dari lipid stratum corneum dan meningkatkan jumlah sulfhidril bebas pada keratin di protein stratum korneum. Cara kerja etanol sebagai enhancer permeasi yang pertama, etanol sebagai pelarut akan meningkatkan kelarutan obat. Permeasi etanol kedalam stratum corneum dapat mengubah sifat kelarutan dari jaringan dengan mengubah partisi molekul obat kedalam membrane. Mekanisme Kerja Propilen Glikol sebagai Enhancer Propilen glikol merupakan agen peningkat penetrasi obat ke dalam kulit yang termasuk dalam klasifikasi enhancer kimia. Propilen glikol mempunyai mekanisme kerja dengan meningkatkan partisi obat ke dalam stratum korneum, Propilen glikol banyak digunakan sebagai co solven untuk memudahkan zat atau bahan aktif terlarut semua dalam pelarut sehingga obat yang terlarut dalam pelarut akan mudah masuk menembus stratum korneum. (Trommer, H. Dan R.H.H. Neubert, 2006). Propilen glikol mempunyai sifat sebagai enhancer yang cukup baik hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian yang menguji penetrasi obat menggunakan propilen glikol. Penambahan Propilen glikol dapat meningkatkan laju difusi Natrium diklofenak dan sediaan yang diperoleh stabil dan tidak mengiritasi di kulit

Upload: defitritrimardani

Post on 28-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

CARA KERJA ETANOL SEBAGAI ENHANCER

Etanol adalah salah satu golongan alcohol yang biasa digunakan sebagai enhancer

penetrasi sediaan transdermal. Cara kerja etanol sebagai enhancer adalah dengan mengekstraksi

sejumlah besar dari lipid stratum corneum dan meningkatkan jumlah sulfhidril bebas pada

keratin di protein stratum korneum. Cara kerja etanol sebagai enhancer permeasi yang pertama,

etanol sebagai pelarut akan meningkatkan kelarutan obat. Permeasi etanol kedalam stratum

corneum dapat mengubah sifat kelarutan dari jaringan dengan mengubah partisi molekul obat

kedalam membrane.

Mekanisme Kerja Propilen Glikol sebagai Enhancer

Propilen glikol merupakan agen peningkat penetrasi obat ke dalam kulit yang termasuk

dalam klasifikasi enhancer kimia. Propilen glikol mempunyai mekanisme kerja dengan

meningkatkan partisi obat ke dalam stratum korneum, Propilen glikol banyak digunakan sebagai

co solven untuk memudahkan zat atau bahan aktif terlarut semua dalam pelarut sehingga obat

yang terlarut dalam pelarut akan mudah masuk menembus stratum korneum. (Trommer, H. Dan

R.H.H. Neubert, 2006).

Propilen glikol mempunyai sifat sebagai enhancer yang cukup baik hal ini dibuktikan dari

beberapa penelitian yang menguji penetrasi obat menggunakan propilen glikol. Penambahan

Propilen glikol dapat meningkatkan laju difusi Natrium diklofenak dan sediaan yang diperoleh

stabil dan tidak mengiritasi di kulit (Soebagio, 2010). Propilen glikol dapat meningkatkan

potensi obat yang tertranspor ke kulit secara signifikan (Hendriati, 2012).

Mekanisme asam oleat sebagai penetrasi enhancer

Mekanisme aksi dari asam oleat sebagai penetrasi enhancer pada kulit manusia yaitu

dengan berinteraksidan memodifikasi domain lipid interseluler untuk mengurangi resistensi

barier lipid bilayer dari stratum korneum membentuk rantai panjang asam lemak dengan

konfigurasi cis. Spektroskopi asam oleat dideuterasi dalam stratum korneum manusia

menunjukkan bahwa asam oleat pada konsentrasi yang lebih tinggi juga dapat sebagai fase

terpisah (atau sebagai pools) dalam lipid bilayer. Saat ini, studi mikroskopis elektron telah

menunjukkan bahwa discreet domain lipid merupakan induksi stratum korneum dalam lipid

bilayer pada paparan asam oleat. Formasi dari pools dapat mengakibatkan kerusakan

permeabilitas dalam lipid bilayer sehingga memfasilitasi permeasi hidrofilik permeants melalui

membran.

DMSO

Dari keempat mekanisme enhancer tersebut, dapat diketahui bahwa DMSO tergolong suatu

penetrasi enhancer dengan emekanisme sebagai berikut.

1. Meningkatkan partisi obat atau pelarut ke dalam stratum korneum

Hal ini karena DMSO bekerja dengan domain lipid stratum korneum manusia. Sifat

kepolarannya sangat kecil (bersifat lipofil) sehingga DMSO dalam membran kulit

digunakan untuk memfasilitasi partisi obat dari formulasi atau sediaan transdermal

yang mengandung DMSO sampai ke dalam jaringan kulit pemakaian.

2. Berinteraksi dengan struktur protein interseluler

Hal ini karena DMSO dapat mengubah konformasi keratin interseluler dari α heliks

menjadi lembaran β sehingga DMSO dapat mendenaturasi protein. (Williams dan

Barry, 2004)

Azone juga merupakan bahan lipofil yang memiliki nilai log P oktanol/air sekitar 6,2;

larut dan kompatibel dengan pelarut organik termasuk alcohol dan propilen glikol. Azone

dapat meningkatkan transport obat-obatan jenis steroid, antibiotic dan antivirus. Lebih efektif

pada konsentrasi rendah yaitu 0,1-5% atau bahkan 1-3%.

Pada bagian lipid, azone dapat meningkatkan pelepasan 6-CF (5,6-carboxyfluorescein)

yang akan terperangkap dalam liposom sehingga dapat meningkatkan fluiditas lipid

liposomal dan menurunkan microviscosity. Selain itu, azone juga dapat meningkatkan

komposisi air atau meningkatkan kelembaban permukaan kulit dengan kemampuannya

sebagai water-holder dan hidrasi air.

Mekanisme

Azone termasuk dalam mekanisme disruption of the highly ordered structure of stratum

corneum lipid, atau dalam hal ini azone mengganggu struktur lipid yang sangat rigid dalam

stratum corneum.

Partisi Azone ke dalam lipid bilayer untuk mengganggu kerigid-an dan kekakuan lipid,

namun integrasi lipid tidak mungkin homogen. Molekul azone dapat eksis tersebar dalam

lipid penghalang atau domain terpisah dalam bilayer.

Azone memprovokasi gangguan struktural dinamis struktur lipid pipih antar seluruh

stratum korneum dan penciptaan domain fluida yang melibatkan lipid antarsel, yang

disarankan oleh 2H NMR assay. Mekanisme lain ini juga didasarkan pada perubahan dari

ikatan lateralis dalam stratum korneum lamellae lipid. Azone / PG meningkatkan penetrasi

melalui stratum korneum dengan mempengaruhi rute hidrofilik dan lipofilik penetrasi. Azone

meningkatkan fluiditas dari lapisan lipid, sedangkan PG meningkatkan kadar air dari wilayah

protein dan membantu partisi azone ke daerah hidrofilik. Kombinasi dari kedua membantu

penetrasi obat hidrofilik meningkat.

Mekanisme kerja enhancer isopropyl myristate didasarkan pada interaksi dengan matriks

lipid pada stratum corneum. Ikatan senyawa hydrogen dapat meningkatkan permeasi dan

penetrasi ke stratum corneum dengan meningkatkan fluiditas lipid oleh gangguan kemasan

lipid. Dimana terjadi interaksi antara enhancer  dengan rantai hidrokarbon lipid bilayer.

Gangguan pada hidrokarbon lipid tersebut menyebabkan terjadinya fluidisasi rantai

hidrokarbon yang menginduksi gangguan susunan lipid dan memfasilitasi penetrasi obat

lipofilik. Perubahan tersebut juga mempengaruhi susunan kepala polar lipid sehingga juga

dapat meningkatkan penetrasi obat-obat hidrofilik. Adanya gangguan susunan kepala polar

lipid dapat menimbulkan pengaruh terhadap bagian hidrofobik lipid dan menyebabkan

penataan ulang pada susunan lipid bilayer. Pada susunan lipid bilayer, rantai hidrofobik asam

lemak dapat tertata  atau terikat sangat rapi sehingga membentuk struktur yang agak kaku.

Namun karena adanya gangguan kemasan lipid, rantai samping hidrofobik mengalami

transisi dari keadaan teratur, menjadi bentuk mirip cairan dan fluida (terjadi peningkatan

fluiditas lipid). IPM mampu melarutkan sejumlah kolesterol dan lamellar lipid pada stratum

corneum.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerja dari isopropil myristac ini sebagai penetrasi enhancer

adalah dengan merusak susunan dari stratum korneum