cerva rix

18
  Perbedaan vaksin Gardasil dan Cervarix: HPV sebenarnya banyak sekali jenisnya, namun secara umum dibagi menjadi 2 yaitu: 1. HPV risiko tinggi (dapat menyebabkan kanker) Tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 58 2. HPV risiko rendah (tidak menyebabkan kanker) Tipe 6,11, 40, 42, 43, 44, 54 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) Diagnosa Kehamilan Ektopik Terganggu 1. Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. 2. Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut abdomen. Penderita tampak kesakitan dan pucat. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio). Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut  bagian bawah hanya sedikit mengg embung dan nyeri tekan. 3. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb rendah, dan leukositosis. 4. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi. Pemeriksaan penunjang mendiagnosis ada tidaknya kehamilan dengan pemeriksaan konsentrasi hormon β human chorionic gonadotropin (β-hCG) dalam urin atau serum. Tes kehamilan negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan human chorionic gonadotropin menurun dan Gardasil Cervarix vaksin kuadrivalen yang dapat mencegah HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 dapat diberikan baik kepada pria maupun wanita mencegah kanker vagina dan vulva pada wanita dan kutil genital pada pria dan wanita. Pemberian bulan 0,3, dan 6 - hanya mencegah HPV tipe 16 dan 18 - hanya bisa diberikan pada wanita - hanya untuk pencegahan kanker serviks.Cervarix lebih efektif dalam mencegah terjadinya kanker leher rahim karena titer antibodi yang dihasilkan lebih tinggi - Pemberian bulan 0, 2, dan 6

Upload: kia-agusputra

Post on 11-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

astma

TRANSCRIPT

Perbedaan vaksin Gardasil dan Cervarix:GardasilCervarix

vaksin kuadrivalen yang dapat mencegah HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 dapat diberikan baik kepada pria maupun wanita mencegah kanker vagina dan vulva pada wanita dan kutil genital pada pria dan wanita. Pemberian bulan 0,3, dan 6 hanya mencegah HPV tipe 16 dan 18 hanya bisa diberikan pada wanita hanya untuk pencegahan kanker serviks.Cervarix lebih efektif dalam mencegah terjadinya kanker leher rahim karena titer antibodi yang dihasilkan lebih tinggi Pemberian bulan 0, 2, dan 6

HPV sebenarnya banyak sekali jenisnya, namun secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:1. HPV risiko tinggi (dapat menyebabkan kanker)Tipe16,18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 582. HPV risiko rendah (tidak menyebabkan kanker)Tipe 6,11, 40, 42, 43, 44, 54

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Diagnosa Kehamilan Ektopik Terganggu1. Anamnesis : riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah.2. Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut abdomen. Penderita tampak kesakitan dan pucat. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touch, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio). Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit menggembung dan nyeri tekan.3. Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb rendah, dan leukositosis.4. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

Pemeriksaan penunjangmendiagnosis ada tidaknya kehamilan dengan pemeriksaan konsentrasi hormon human chorionic gonadotropin (-hCG) dalam urin atau serum. Tes kehamilan negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan human chorionic gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negatif. Selain itu, untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:Laboratorium Hb/HtTergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi. Biasanya disertai anemia. Sel darah putihSangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Tes kehamilanPada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan -hCG positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar -hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.Pemeriksaan Penunjang/Khusus Pemeriksaan ultrosonografi (USG).Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain. Laparoskopihanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum Douglas dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga pelvis mempersulit visualisasi alat kandungan tetapi hal ini menjadi indikasi untuk dilakukan laparotomi. Peranan laparoskopi untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik, sekarang sudah diganti oleh USG. D & CDilakukan untuk konfirmasi diagnosa pada kasus dimana pasien tak menghendaki kehamilan. Bila hasil kuretase hanya menunjukkan desidua, maka kemungkinan adanya kehamilan ektopik harus ditegakkan. LaparotomiHarus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif). KuldosintesisMemasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douglassi. Cara ini sangat berguna untuk membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Teknik kuldosentesis yaitu : - Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi. - Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptik - Spekulum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan tenakulum, kemudian dilakukan traksi ke depan sehingga forniks posterior ditampakkan - Jarum spinal no. 18 ditusukkan ke dalam kavum douglas dan dengan semprit 10 ml dilakukan pengisapan. Hasil positif bila dikeluarkan darah berwarna coklat sampai hitam yang tdak membeku atau berupa bekuan-bekuan kecil. Hasil negatif bila cairan yang dihisap berupa : - Cairan jernih yang mungkin berasal dari cairan peritoneum normal atau kista ovarium yang pecah. - Nanah yang mungkin berasal dari penyakit radang pelvis atau radang appendiks yang pecah (nanah harus dikultur). - Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit akan membeku, darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.Penatalaksanaan KETSeorang pasien yang terdiagnosis dengan kehamilan tuba dan masih dalam kondisi baik dan tenang, memiliki 3 pilihan, yaitu penatalaksanaan ekspektasi (expectant management), penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.Penatalaksanaan Ekspektasikehamilan ektopik dini dengan kadar beta-hCG yang stabil atau cenderung turun diobservasi ketat. Oleh sebab itu, tidak semua pasien dengan kehamilan ektopik dapat menjalani penatalaksanaan seperti ini. Penatalaksanaan ekspektasi dibatasi pada beta -hCG yang keadaan-keadaan berikut:1) Kehamilan ektopik dengan kadar menurun2) Kehamilan tuba3) Tidak ada perdarahan intraabdominal atau rupture4) Diameter massa ektopik tidak melebihi 3.5 cm. Sumber beta -hCG awal harus kurang dari 1000 mIU/mL,lain menyebutkan bahwa kadar dan diameter massa ektopik tidak melebihi 3.0 cm. Dikatakan bahwa penatalaksanaan ekspektasi ini efektif pada 47-82% kehamilan tuba.

Penatalaksanaan Medisdigunakan zat-zat yang dapat merusak integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. syarat-syaratnya: keadaan hemodinamik yang stabil, bebas nyeri perut bawah, tidak ada aktivitas jantung janin, tidak ada cairan bebas dalam rongga abdomen dan kavum Douglas, harus teratur menjalani terapi, harus menggunakan kontrasepsi yang efektif selama 3-4 bulan pascaterapi, tidak memiliki penyakit-penyakit penyerta, sedang tidak menyusui, tidak ada kehamilan intrauterin yang koeksis, memiliki fungsi ginjal, hepar dan profil darah yang normal, serta tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate. MethotrexateMethotrexate adalah obat sitotoksik yang sering digunakan untuk terapi keganasan, termasuk penyakit trofoblastik ganas. Pada penyakit trofoblastik, methotrexate akan merusak sel-sel trofoblas pada kehamilan ektopik, sehingga menyebabkan terminasi kehamilan tersebut.Angka kegagalan sebesar 5-10%, dan angka kegagalan meningkat pada usia gestasi di atas 6 minggu atau bila massa hasil konsepsi berdiameter lebih dari 4 cm. Senggama dan konsumsi asam folat juga dilarang. Tentunya methotrexate menyebabkan beberapa efek samping yang harus diantisipasi, antara lain gangguan fungsi hepar, stomatitis, gastroenteritis dan depresi sumsum tulang. Hari pertama setelah dimulainya pemberian methotrexate, 65-75% pasien akan mengalami nyeri abdomen yang diakibatkan pemisahan hasil konsepsi dari tempat implantasinya (separation pain), dan hematoma yang meregangkan dinding tuba. Nyeri ini dapat diatasi dengan analgetik, beta -hCG umumnya tidak terdeteksi lagi dalam 14-21 hari nonsteroidal. setelah pemberian methotrexate. Pada hari-hari pertama pula massa hasil konsepsi akan tampak membesar pada pencitraan ultrasonografi akibat edema dan hematoma, sehingga jangan dianggap sebagai kegagalan terapi. Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun dosis multipel. Dosis tunggal yang diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan dosis multipel yang diberikan adalah sebesar 1 mg/kg (intramuskular) pada hari pertama, ke-3, 5, dan hari ke-7. Pada terapi dengan dosis multipel leukovorin ditambahkan ke dalam regimen pengobatan dengan dosis 0.1 mg/kg (intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2, 4, 6 dan 8. Terapi methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek negatif pada patensi tuba dibandingkan dengan terapi methotrexate dosis tunggal. Methotrexate dapat pula diberikan melalui injeksi per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Actinomycinpemberian actinomycin intravena selama 5 hari berhasil menterminasi kehamilan ektopik pada pasien-pasien dengan kegagalan terapi methotrexate sebelumnya.Penatalaksanaan BedahPenatalaksanaan bedah dapat dikerjakan pada pasien-pasien dengan kehamilan tuba yang belum terganggu maupun yang sudah terganggu. Pada dasarnya ada 2 macam pembedahan untuk menterminasi kehamilan tuba, yaitu pembedahan konservatif, di mana integritas tuba dipertahankan, dan pembedahan radikal, di mana salpingektomi dilakukan. Pembedahan konservatif mencakup 2 teknik yang kita kenal sebagai salpingostomi dan salpingotomi. Selain itu, macam-macam pembedahan tersebut di atas dapat dilakukan melalui laparotomi maupun laparoskopi. Namun bila pasien jatuh ke dalam syok atau tidak stabil, maka tidak ada tempat bagi pembedahan per laparoskopi.a. SalpingostomiSalpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang berdiameter kurang dari 2 cm dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii. Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 10-15 mm pada tuba tepat di atas hasil konsepsi, di perbatasan antimesenterik. Setelah insisi hasil konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan hati-hati. Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan elektrokauter. Insisi kemudian dibiarkan terbuka (tidak dijahit kembali) untuk sembuh per sekundam. Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun laparoskopi. Metode laparoskopi saat ini menjadi gold standard untuk kehamilan tuba yang belum terganggu. Sebuah penelitian membandingkan salpingostomi per laparoskopi dengan injeksi methotrexate per laparoskopi. Durasi pembedahan pada grup salpingostomi lebih lama daripada durasi pembedahan pada grup methotrexate, namun grup salpingostomi menjalani masa rawat inap yang lebih singkat dan insidens aktivitas trofoblastik persisten pada grup ini lebih rendah. Meskipun demikian angka keberhasilan terminasi kehamilan tuba dan angka kehamilan intrauterine setelah kehamilan tuba pada kedua grup tidak berbeda secara bermakna.b. SalpingotomiPada dasarnya prosedur ini sama dengan salpingostomi, kecuali bahwa pada salpingotomi insisi dijahit kembali. Tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperatif antara salpingostomi dan salpingotomi.c. SalpingektomiReseksi tuba dapat dikerjakan baik pada kehamilan tuba yang belum maupun yang sudah terganggu, dan dapat dilakukan melalui laparotomi maupun laparoskopi. Salpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini:1) kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu)2) pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif3) terjadi kegagalan sterilisasi4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya5) pasien meminta dilakukan sterilisasi6) perdarahan berlanjut pasca salpingotomi7) kehamilan tuba berulang8) kehamilan heterotopik, dan massa gestasi berdiameter lebih dari 5cm.Reseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadang dilakukan pada kehamilan pars ismika yang belum terganggu. Metode ini lebih dipilih daripada salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering kali dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif yang terjadi. Pada salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting, dan kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi, sedangkan arteria uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisahkan dari mesosalping.d. Evakuasi Fimbrae dan FimbraektomiBila terjadi kehamilan di fimbrae, massa hasil konsepsi dapat dievakuasi dari fimbrae tanpa melakukan fimbraektomi. Dengan menyemburkan cairan di bawah tekanan dengan alat aquadisektor atau spuit, massa hasil konsepsi dapat terdorong dan lepas dari implantasinya. Fimbraektomi dikerjakan bila massa hasil konsepsi berdiameter cukup besar sehingga tidak dapat diekspulsi dengan cairan bertekanan.e. LaparatomiDengan tindakan laparotomi, meliputi :1. Memperhatikan kondisi penderita saat itu, lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomik organ pelvis, kemampuan teknik bedah mikro dokter operator, dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat. Untuk menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba.2 Apabila kondisi penderita buruk dalam keadaan syok, lebih baik dilakukan salpingektomi3 Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampullaris tuba yang belum pecah ditangani dengan tindakan kemoterapi untuk menghindari pembedahan, dengan kriteria :a. Kehamilan di pars ampullaris tuba ang belum pecahb. Diameter kantong gestasi 4 cmc. Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 mld. Tanda vital baik dan stabile. Obat yang digunakan ialah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum factor 0,1 mg/kg 1 M berselang seling setiap hari selama 8 hari.

ASMA DALAM KEHAMILAN

Penegakan diagnosis serupa dengan asma di luar kehamilan. Dari anamnesa, umumnya penderita mengeluh sesak nafas kumat-kumatan, dada rasa berat, sukar bernafas disertai batuk tanpa atau dengan dahak. Kategori ringan, bila gejala kambuh sampai terjadinya serangan maksimal dua kali / minggu ditambah batuk dan mengi sehabis berlatih olah raga. Kondisi sedang, bila gejala timbul lebih dari dua kali/minggu. Sementara asma dikatakan berat, kalau gejala terjadi terus-menerus selama seminggu penuh.Dari pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada dapat normal, atau cembung bila serangan sering kambuh dan serangan belangsung lama. Palpasi dada normal, sela antar iga normal, perkusi normal. Auskultasi terdengar wheezing akspirasi dan kadang-kadang ada ronkhi. Gambaran radiologi umumnya normal, bila ada infeksi dapat dijumpai gambaran konsolidasi.Pada saat serangan suara nafas berbunyi, posisi penderita duduk membungkuk ke depan dengan kedua tapak tangan bertumpu pada kursi, wajah berkeringat dan pergerakan cuping hidung, dan bibir dan ujung jari kebiruan (cyanosis). Tekanan darah dapat bervariasi, bila tekanan darah meningkat menandakan adanya penurunan pH tanda adanya gagal nafas disertai penurunan PaO2 kurang dari 60mmHg dan kenaikan PaCO2 melebihi 50mmHg.7Pada pemeriksaan darah tepi, LED normal, eosinofil meningkat lebih 3% pada hitung jenis, IgE meningkat (bila asma instrinsik bisa normal yang meningkat kemungkinan IgG). Pada pemeriksaan dahak (sputum) secara makroskopis suatu mukus jernih atau kekuningan dan mikroskopis nampak adanya sel radang eosinofil, neutrofil, makrofag, sel epitel mukosa saluran nafas, spiral dari crhusman dan gerombolan sel radang (Charote-Lyden body).7Klasifikasi derajat beratnya asma adalah sebagai berikut:

RinganSedangBerat

AktivitasDapat berjalan, dapat berbaringJalan terbatas, lebih suka dudukSukar berjalan, duduk membungkuk ke depan

BicaraBeberapa kalimatKalimat terbatasKata demi kata

KesadaranMungkin tergangguBiasanya tergangguBiasanya terganggu

Frekuensi nafasMeningkatMeningkatSering >30x/menit

Retraksi otot-otot bantu nafasUmumnya tidak adaKadang kala adaada

MengiLemah sampai sedangKerasKeras

Frekuensi nadi120

APE sesudah bronkodilator>80%60-80%