cerita wayang

12
Nama : Sri Mugiati Kelas/No : 7 C/24 Mata Pelajaran : Seni Budaya Hilangnya Sinta Didalam pengasingan di hutan Dandaka, Dewi Sinta, Rama dan Laksmana hidup bahagia. Sampai pada saatnya, seorang gadis cantik mendatangi Raden Laksmana. Gadis cantik itu  bernama Dewi Sarpakenaka. Ia kelihatan jatuh cinta pada Laksamana.Ia datang menggoda Laksmana. Tetapi Laksmana tidak terta rik dengan gadis itu. Gadis cantik itu selalu mencolak colek dan memeluk tubuh Laksmana. Laksmana merasa tidak nyaman, Laksmana menjadi risih. maka dipence tla h hidung Sar pake naka ker as ker as. Tak dis angk a ia ber ubah men jadi seorang raseksi. Laksmana terkejut ketika wanita cantik yang memeluknya, sesungguhnya seorang reseksi.Sarpakenaka marah sekali, ia segera memanggil !aradusana,suaminya. !aradus ana me nja di mara h setela h mendapa t la por an bah wa is tr iny a di perkosa ol eh Laksmana. Langsung saja !aradusana menyerang Laksmana. Laksmana segera mengangkat sen jat a pana h Sura wij aya . "ana h Sur awi jay a menuju sas ara n, dan mat il ah !ar adus ana. Sepeninggal !aradusana, Sarpakenaka pergi menemui kakaknya, "rabu Dasamuka, Raja #lengka. "rabu Dasamuka tidak tertarik dengan cerita Sarpakenaka, malah tertarik dengan keberadaan tiga orang yang tinggal di hutan Dandaka. $ntuk itu "rabu Dasamuka mengajak seorang kepe rcay aanny a yang ber nama !al a %ar ica . Seor ang raksasa , wal aupun tin gkat anny a seorang prajurit namun sakti, selalu menjadi andalan "rabu Dasamuka. #khirnya "rabu Dasamuka mengetahui ketiga orang itu dalah Rama, Laksmana dan Dewi Si nt a. Is ti mewanya lagi , seor ang wan it a cant ik it u ternya ta ti ti san &i dawat i. "r abu Dasamuka sangat bersenang hati.#khirnya "rabu Dasamuka memerintahkan !ala %arica  berubah menjadi seekor kijang berbulu emas. Seb enar nya "r abu Dasamuka sedang me renca nakan sesuat u pada Dewi Si nt a. "r abu Dasamuka bersama anak buahnya, !ala %arica sejak tad i mengamati keada an Dewi Sinta. !ijang berbulu emas penjelmaan !ala %arica ,bertugas menjauhkan Rama dari Dewi Sinta.  'amun Rama dan Sinta tidak sadar akan adanya bah aya mengancam. "rabu Dasamuka akan menculik Dewi Sinta, karena titisan Dewi &idowati. Dewi Sinta minta Rama menangkap kijang itu. Rama segera mendekati kijang itu, dan kijang itu lari. (egitu berulang ulang terjadi sehingga Rama semakin lama semakin menjauhi t empat Dewi Sinta. Sementara Rama tidak terlihat lagi dari pandangan Dewi Sinta. Dewi Sinta merasa cemas. Sementara itu Rama terus mengikuti kijang emas yang kelihatan jinak,(erkali kali akan dit angk ap kij ang itu lar i. Rama men jadi kesa l dibuat nya , #khirnya Rama mel epas kan  panahnya dan mengenai kijang emas, !ijang )mas berubah menjadi raksasa !ala %arica. !ala %arica berteriak menirukan suara Rama minta tolong. Dewi Sinta mendengar seseorang berteriak minta tolong. Dewi Sinta menyuruh Laksmana menyusul kakaknya yang sedang menangkap kijang. Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta seorang diri, karena sesuai pesan Rama, Laksmana tidak boleh meninggalkan Dewi Sinta.*adi Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta. Dewi Sinta marah, Dewi Sinta menuduh Laksmana mau memperkosa dirinya. Laksmana terkej ut mendengar itu, akhirny a Laksma na, memoho n dewa untuk mendeng ar sumpah nya, kalau dirinya tidak akan kawin untuk seumur hidupnya. #khirnya Laksmana mengeluarkan pusakanya dan menggaris l ingkaran di tanah sekeliling Dewi Sinta agar selamat dan tak akan terjangkau oleh siapapun. Laksmana berpesan agar

Upload: roni-kurniawan

Post on 15-Oct-2015

168 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Nama

Nama

: Sri MugiatiKelas/No

: 7 C/24Mata Pelajaran : Seni BudayaHilangnya SintaDidalam pengasingan di hutan Dandaka, Dewi Sinta, Rama dan Laksmana hidup bahagia. Sampai pada saatnya, seorang gadis cantik mendatangi Raden Laksmana. Gadis cantik itu bernama Dewi Sarpakenaka. Ia kelihatan jatuh cinta pada Laksamana.Ia datang menggoda Laksmana.

Tetapi Laksmana tidak tertarik dengan gadis itu. Gadis cantik itu selalu mencolak colek dan memeluk tubuh Laksmana. Laksmana merasa tidak nyaman, Laksmana menjadi risih. maka dipencetlah hidung Sarpakenaka keras-keras. Tak disangka ia berubah menjadi seorang raseksi. Laksmana terkejut ketika wanita cantik yang memeluknya, sesungguhnya seorang reseksi.Sarpakenaka marah sekali, ia segera memanggil Karadusana,suaminya.

Karadusana menjadi marah setelah mendapat laporan bahwa istrinya diperkosa oleh Laksmana. Langsung saja Karadusana menyerang Laksmana. Laksmana segera mengangkat senjata panah Surawijaya. Panah Surawijaya menuju sasaran, dan matilah Karadusana. Sepeninggal Karadusana, Sarpakenaka pergi menemui kakaknya, Prabu Dasamuka, Raja Alengka.

Prabu Dasamuka tidak tertarik dengan cerita Sarpakenaka, malah tertarik dengan keberadaan tiga orang yang tinggal di hutan Dandaka. Untuk itu Prabu Dasamuka mengajak seorang kepercayaannya yang bernama Kala Marica. Seorang raksasa , walaupun tingkatannya seorang prajurit namun sakti, selalu menjadi andalan Prabu Dasamuka.

Akhirnya Prabu Dasamuka mengetahui ketiga orang itu dalah Rama, Laksmana dan Dewi Sinta. Istimewanya lagi, seorang wanita cantik itu ternyata titisan Widawati. Prabu Dasamuka sangat bersenang hati.Akhirnya Prabu Dasamuka memerintahkan Kala Marica berubah menjadi seekor kijang berbulu emas.

Sebenarnya Prabu Dasamuka sedang merencanakan sesuatu pada Dewi Sinta. Prabu Dasamuka bersama anak buahnya, Kala Marica sejak tadi mengamati keadaan Dewi Sinta. Kijang berbulu emas penjelmaan Kala Marica ,bertugas menjauhkan Rama dari Dewi Sinta. Namun Rama dan Sinta tidak sadar akan adanya bahaya mengancam.

Prabu Dasamuka akan menculik Dewi Sinta, karena titisan Dewi Widowati. Dewi Sinta minta Rama menangkap kijang itu. Rama segera mendekati kijang itu, dan kijang itu lari. Begitu berulang ulang terjadi sehingga Rama semakin lama semakin menjauhi tempat Dewi Sinta. Sementara Rama tidak terlihat lagi dari pandangan Dewi Sinta. Dewi Sinta merasa cemas.

Sementara itu Rama terus mengikuti kijang emas yang kelihatan jinak,Berkali kali akan ditangkap kijang itu lari. Rama menjadi kesal dibuatnya, Akhirnya Rama melepaskan panahnya dan mengenai kijang emas, Kijang Emas berubah menjadi raksasa Kala Marica. Kala Marica berteriak menirukan suara Rama minta tolong.

Dewi Sinta mendengar seseorang berteriak minta tolong. Dewi Sinta menyuruh Laksmana menyusul kakaknya yang sedang menangkap kijang. Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta seorang diri, karena sesuai pesan Rama, Laksmana tidak boleh meninggalkan Dewi Sinta.Jadi Laksmana tidak mau meninggalkan Dewi Sinta.

Dewi Sinta marah, Dewi Sinta menuduh Laksmana mau memperkosa dirinya. Laksmana terkejut mendengar itu, akhirnya Laksmana, memohon dewa untuk mendengar sumpahnya, kalau dirinya tidak akan kawin untuk seumur hidupnya.

Akhirnya Laksmana mengeluarkan pusakanya dan menggaris lingkaran di tanah sekeliling Dewi Sinta agar selamat dan tak akan terjangkau oleh siapapun. Laksmana berpesan agar Dewi Sinta jangan mendekati garis lingkar apalagi kalau sampai keluar dari lingkaran akan celaka.Garis lingkaran itu sudah diberi rajah, sehingga orang yang akan berbuat tidak baik tidak akan bisa masuk kedalam garis lingkaran. Sepeninggal Rama dan Laksmana datanglah seorang peminta-minta yang sudah tua sekali, tubuhnya sudah renta, hampir-hampir tak bisa berjalan.

Ia minta segelas air. Dewi Sinta mengambil segelas air dan mendekati peminta-minta itu, tapi begitu tangan yang memegang gelas keluar dari garis lingkaran, orang tua-tua itu langsung menangkap Dewi Sinta dan membawa terbang ke Angkasa.

Ternyata ia adalah Prabu Dasamuka raja Alengka. Ditengah perjalanan diangkasa menuju Alengka,Prabu Dasamuka diburu oleh seekor burung Garuda. Maka terjadilah perkelahian antara Prabu Dasamuka yang sedang memanggul Dewi Sinta melawan Burung Garuda, Burung Garuda itu bernama Jatayu, adalah teman Prabu Dasarata dan Burung Jetayu berniat mengembalikan Dewi Sinta, ke Ayodya. Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta, dan membawanya terbang menuju Ayodya.

Namun Burung Jatayu dapat disusul oleh Prabu Dasamuka. Prabu Dasamuka dengan pedang Mantana membacok Jatayu hingga luka parah. Jatayu dan Dewi Sinta jatuh kebawah.Prabu Dasamuka cepat memburu Dewi Sinta dan menangkapnya, lalu membawanya ke Alengka Diraja.

Dewi Sinta pun dibawa Prabu Dasamuka ke Alengka. Sedangkan tubuh Jatayu terus meluncur kebawah, dan dialah nantinya yang akan menjadi saksi bagi Rama dan Laksmana, mengenai keberadaan Dewi Sinta sekarang.

Rama dan Laksmana kembali ketempat Dewi Sinta semula, namun mereka hanya mendapatkan segelas air yang terguling diluar pagar lingkaran Laksmana. Rama dan Laksmana mencari Dewi Sinta disekitar tempat itu. Namun tidak diketemukan. Rama dan Laksmana akhirnya mendapatkan seekor Burung Garuda yang penuh dengan darah. Rama curiga burung itu telah memakan Dewi Sinta. Tiba-tiba burung Garuda Jatayu, berkata, kalau tadi baru berkelahi dengan Prabu Das.... Tiba-tiba Burung Garuda Jatayu berhenti berbicara, dan mati ***

SELESAI

Nama

: Afridasari

Kelas/No

: 7 C/02

Mata Pelajaran : Seni BudayaRama TundungSetelah memboyong Dewi Sinta, putri Mantili, sebagai istrinya ke Kerajaan Ayodya, ayah Rama, yaitu Prabu Dasarata berniat mengangkatnya sebagai raja

Namun niat Dasarata ini dihalangi Dewi Kekayi, istri ketiga sang Prabu. Dasarata diingatkan bahwa raja itu pernah berjanji akan meluluskan dua permintaan Dewi Kekayi.

Adapun permintaan Kekayi adalah agar Dasarata mengangkat Barata, anaknya, sebagai raja. Yang kedua, mengusir Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya dan harus hidup sebagai orang buangan di Hutan Dandaka selama 12 tahun. Kepergian Rama dan Sinta diikuti oleh Laksmana, adik tirinya.

Walaupun tidak setuju, Prabu Dasarata terpaksa memenuhi tuntutan itu. Setelah membatalkan pengangkatan Ramawijaya sebagai putra mahkota dan mengusirnya bersama istrinya, raja Ayodya itu sangat menyesal, sehingga meninggal dunia. Ternyata Barata tidak mau naik takhta menggantikan ayahnya, bahkan menyusul Rama dan Laksmana di Hutan Dandaka.

Setelah bertemu, Rama menganjurkan Barata menjadi raja, dengan membekalinya ajaran Hasta Brata.

Nama

: Bela Nur AeniKelas/No

: 7 C/04Mata Pelajaran : Seni BudayaSinta ObongMengisahkan saat Prabu Rama memasuki istana Alengka, bertemu dengan istrinya, Dewi Sinta. Dewi Sinta bersedih hati, mengapa suaminya sudah sedemikian berubahnya kasih sayangnya pada dirinya. Hatinya sakit, terlalu sakit. Selama 13 tahun dalam penantian, selama tigabelas tahun penuh penderitaan, dan selama tigabelas tahun pula mempertahankan kesuciannya dari sekapan Prabu Dasamuka.

Ternyata dirinya sudah tidak berharga lagi.Prabu Rama menduga bahwa ia sudah tidak suci lagi. Sewaktu Anoman duta, Prabu Rama menampakkan kasih sayang yang luar biasa, tetapi sekarang Dewi Sinta merasa tidak berharga lagi. Oleh karena itu, Dewi Sinta minta pada Prabu Rama, untuk dibuatkan panggung api, untuk pati obong. Sinta akan melakukan pati obong.

Ternyata Prabu Rama memang kelihatannya sudah tidak ada rasa kasih sayang lagi. Ia tidak menolakpermintaan Dewi Sinta untuk melakukan pati obong. Bahkan ia memerintahkan pada punggawa untuk menyiapkan paggung untuk pati obong. Wibisana, Narpati Sugriwa, Anoman, Laksmana, serta beberapa punggawa kerajaan Pancawati, sudah menasehati, agar Prabu Rama bertindak bijaksana, dan mereka yakin kalau kesetiaan Dewi Sinta tidak bisa diragukan lagi.

Dalam waktu tidak lama panggungpun sudah siap. Api sudah berkobar-kobar. Dewi Sinta sudah menaiki tangga panggung. Panggung yang tinggi seperti bangunan menara. Sekarang ia berada diatas panggung, apinya berkobar-kobar menjulang setinggi menara, tempat dewi Sinta berdiri. Tanpa berpikir panjang lagi

Dewi Sinta meloncat kedalam api. Dewi Sinta merasa ikhlas melaksanakan pati obong, ia tak menyesal. Ia lebih baik mati, daripada dituduh hina, apalagi yang menuduh suaminya yang tercinta. Ternyata api tidak membakarnya. Api bagaikan air sendang yang mengaliri tubuhnya, terasa sejuk. Bathara

Brahma menolong Dewi Sinta dari panasnya api. Karena Dewi Sinta memang suci. Akhirnya Dewi Sinta diterima kembali oleh Prabu Rama. ***

Nama

: Misti RodiyaniKelas/No

: 7 C/13Mata Pelajaran : Seni BudayaKumbakarnaGugurDalam keadaan negara yang sedang tak menentu akibat perang dengan Batara Rama, Prabu Rahwana memanggil adiknya Kumbakarna untuk ikut berperang.

Konflik batin dialami Kumbakarna karena di satu sisi tidak setuju harus membela keserakahan kakaknya di sisi lain harus membela negaranya. Belum lagi adiknya Gunawan Wibisana yang telah ikut ke barisan tentara Sri Rama.

Kisah kepahlawan seseorang yang memiliki semangat bela negara yang tinggi yang patut kita simak. Sangat mengharukan pertemuan antara kakak dan adik yang pada awalnya Gunawan Wibisana adik Kumbakarna kabur karena tidak tega melihat kakaknya Kumbakarna yang bersimbah darah, namun pada akhir ajalnya Kumbakarna dapat menemui adiknya Gunawan Wibisana dan saling melepaskan rindu mereka, semoga kisah ini dapat kita ambil hikmahnya

Nama

: Safita OktafiaKelas/No

: 7 C/21Mata Pelajaran : Seni BudayaAnoman DutaPrabu Dasamuka menyerahkan Dewi Sinta yang diculiknya, di bawah pengawasan Dewi Trijata di Taman Argasoka, kemenakannya.

Sementara Regawa alias Rama terus mencari istrinya yang hilang. Ia sudah mendapat petunjuk dari Jatayu bahwa Sinta diculik raja Alengka bernama Prabu Dasamuka. Perjalan Rama ke Alengka disertai Laksamana, adiknya, dan Prabu Sugriwa serta seluruh bala tentara Kerajaan Guwakiskenda.

Setelah membangun perkemahan di daerah Mangliawan, Ramawijaya mengutus Anoman untuk menjadi duta, menemui Dewi Sinta di Keraton Alengka.Hal ini membuat iri Anggada, sehingga terjadi perkelahian dengan Anoman. Rama kemudian menyadarkan Anggada, bahwa nanti akan ada tugas penting lainnya bagi Anggada.

Perjalanan Anoman ke Alengka ternyata penuh hambatan. Mulanya ia berjumpa dengan Dewi Sayempraba, salah seorang istri Prabu Dasamuka. Anoman dirayu, dan diberi hidangan buah-buahan beracun. Akibatnya Anoman menjadi buta. Untunglah ia ditolong oleh Sempati, burung raksasa yang pernah dianiaya oleh Dasamuka. Berkat pertolongan Sempati, kebutaan Anoman dapat disembuhkan. Ia juga ditolong oleh Begawan Maenaka, saudara tunggal bayu-nya, sehingga dapat sampai ke negeri Alengka.

Sesampainya di Alengka, Senggana pergi ke Taman Argasoka bertemu dengan Dewi Sinta dengan membawa cincin pemberian Rama. Dalam pertemuan itu Dewi Sinta menyerahkan tusuk kondenya, dengan pesan agar disampaikan kepada Ramawijaya, dengan pesan bahwa Sinta masih tetap setia pada suaminya.

Setelah menyelesaikan misinya sebagai duta, Anoman sengaja membuat dirinya ditangkap. Peristiwa penyusupan itu membuat Dasamuka marah, maka ia memerintahkan membakar hidup-hidup Senggana.

Setelah bulunya terbakar, Anoman melepaskan diri dari ikatan, dan berlompatan kesana-kemari membakar Keraton Alengka. Setelah menimbulkan banyak kerusakan, ia pulang menghadap Ramawijaya.

Nama

: SunartiningsihKelas/No

: 7 C/25Mata Pelajaran : Seni BudayaRama TambakRamawijaya setelah menerima laporan mengenai kekuatan musuh maka ia memerintahkan untuk segera menyerang Alengka. Namun ada kesulitan karena harus menyeberangi lautan, maka ia memerintahkan kepada Sugriwa dan Anoman membuat bendungan.

Para prajurit kera dikerahkan untuk mengambil batang pohon dan batu yang berada di Pasanggrahan Maliawan, tetapi mereka mendapat gangguan sekelompok kera hitam di bawah pimpinan Endang Suwareh dan Bambang Suweda, anak Suwareh, tapi gangguan itu dapat dikalahkan, bahkan kemudian dipaksa membantu membuat bendungan.

Setelah bendungan menjelang selesai tiba-tiba diterjang gelombang besar sehingga batang-batang pohon itu hanyut. Hal ini membuat Sri Rama marah maka ia melepaskan anak panah Suwarah Geni ke dalam laut dan seketika itu air surut.

Tak lama kemudian Sang Hyang Baruna menampakan diri serta berjanji akan membantu dalam pembuatan bendungan, asalkan Rama mengembalikan air laut yang surut itu, sehingga makhuk di laut tidak mati. Dalam waktu yang singkat bendungan dapat diselesaikan serta para bala tentara kera mulai menyeberang menuju ke Alengka.

Diperjalanan tentara Rama dihadang oleh raksasa dari Alengka yakni Agsraba, Rahibaya, Yuyurumpung dan Rahirebata. Mereka menyerang bala tentara kera sehingga menjadi kalang kabut.

Para raksasa dari utusan Rahwana itu akhirnya dapat dibunuh oleh prajurit kera yang bernama Kapi Yasraba, Kapi Rekata dan Kapi Menda. Pada waktu itu keadaan bendungan sangat mengkhawatirkan karena adanya gangguan dari prajurit Alengka. Sementara Anoman sangat khawatir akan keselamatan tentara yang melewati bendungan itu, maka Anoman melakukan triwikrama, tubuhnya menjadi besar dan membawa para prajurit kera ke daratan Alengka dan membangun Pesanggrahan di Swelagiri.

Sementara itu Rahwana membuat tipu muslihat kepada Sinta untuk meyakinkan bahwa Rama dan Laksmanatelah mati, ia memenggal kepala Trikala dan Kalasekti, yaitu dua orang raja taklukannya.

Setelah melihat penggalan dua kepala ksatria itu Dewi Sinta sangat sedih. Namun, Dewi Trijata yang setia kepada menaruh curiga dan mengadakan penyelidikan, ia pergi ke Swelagiri dan bertemu dengan Anoman. Trijata mendapat penjelasan bahwa Rama dan Laksmana masih segar bugar. Dengan demikian ia akan dapat menentramkan hati Sinta.

Sarpakenaka juga ikut mencampuri urusan ini, ia mengutus Anggrisana ke Swelagiri dan membaur sebagai kera, dengan tujuan membuat kekacauan serta huru-hara. Tindakannya itu dapat diketahui Anoman maka Anggrisana ditangkap dan telinganya dipotong dan diminta kembali ke Alengka.

Setelah tiba di Alengka, Sarpakenaka sangat marah melihat utusannya terluka, ia pergi melawan Anoman sendiri, tetapi akhirnya ia terbunuh oleh Anoman.

Nama

: Windhy Claudya AmnestiKelas/No

: 7 C/31Mata Pelajaran : Seni BudayaMAHABHARATA

Prabu Santanu (Sameer Dharmadhikari) adalah seorang raja dari garis keturunan Sang Kuru, ia berasal dari Hastinapura. Ia menikah dengan Dewi Gangga (Vivana Singh) yang dikutuk agar turun ke dunia, namun Dewi Gangga meninggalkannya karena Sang Prabu melanggar janji pernikahan mereka. Hubungan Sang Prabu dengan Dewi Gangga sempat membuahkan anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma (Arav Chowdhary). Setelah ditinggal Dewi Gangga, akhirnya Prabu Santanu menjadi duda.

Beberapa tahun kemudian, Prabu Santanu melanjutkan kehidupan berumah tangga dengan menikahi Dewi Satyavati (Sayantani Ghosh ), puteri nelayan. Dari hubungannya, Sang Prabu berputera Sang Citrnggada dan Vichitravirya (Aryamann Seth). Citrnggada wafat di usia muda dalam suatu pertempuran, kemudian ia digantikan oleh adiknya yaitu Wicitrawirya. Wicitrawirya juga wafat di usia muda dan belum sempat memiliki keturunan. Atas bantuan Resi Byasa, kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika (Aparna Dixit) dan Ambalika (Mansi Sharma), melahirkan masing-masing seorang putera, nama mereka Pandu (Arun Rana) yang merupakan putra dari Ambalika dan Dhritarashtra (Anoop Singh Thakur) yang merupakan putra dari Ambika.

Dhritarashtra terlahir buta, maka tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandu, adiknya. Pandu menikahi Kunti kemudian Pandu menikah untuk yang kedua kalinya dengan Madrim, namun akibat kesalahan Pandu pada saat memanah seekor kijang yang sedang kasmaran, maka kijang tersebut mengeluarkan (Supata=Kutukan) bahwa Pandu tidak akan merasakan lagi hubungan suami istri, dan bila dilakukannya, maka Pandu akan mengalami ajal. Kijang tersebut kemudian mati dengan berubah menjadi wujud aslinya yaitu seorang pendeta.

Kemudian karena mengalami kejadian buruk seperti itu, Pandu lalu mengajak kedua istrinya untuk bermohon kepada Hyang Maha Kuasa agar dapat diberikan anak. Lalu Batara guru mengirimkan Batara Dharma untuk membuahi Dewi Kunti (Shafaq Naaz) sehingga lahir anak yang pertama yaitu Yudistira (Rohit Bharadwaj). Kemudian Batara Guru mengutus Batara Indra untuk membuahi Dewi Kunti shingga lahirlah Arjuna (Shaheer Sheikh), lalu Batara Bayu dikirim juga untuk membuahi Dewi Kunti sehingga lahirlah Bima (Saurav Gurjar), dan yang terakhir, Batara Aswin dikirimkan untuk membuahi Dewi Madrim, dan lahirlah Nakula (Vin Rana) dan Sadewa (Lavanya Bhardwaj).

Kelima putera Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa. Dretarastra yang buta menikahi Gandari, dan memiliki seratus orang putera dan seorang puteri yang dikenal dengan istilah Korawa. Pandu dan Dretarastra memiliki saudara bungsu bernama Widura. Widura memiliki seorang anak bernama Sanjaya, yang memiliki mata batin agar mampu melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Keluarga Dretarastra, Pandu, dan Widura membangun jalan cerita Mahabharata.

Nama

: Desy Puji LestariKelas/No

: 7 C/08Mata Pelajaran : Seni BudayaAnoman ObongDewi Shinta wis kelakon didhusta dening Prabu Rahwana/Dasamuka menyang kraton Alengkadiraja. Dewi Shinta dipapanake ing taman Kaputren. Ing taman, Dewi Shinta ora doyan mangan lan ora donyan ngombe. Awake kuru aking, rambute dawa nggimbal ora digelung amarga wis suwe ora adus. Kabeh mau ditindakake supaya Rahwana wegah nyedhaki dheweke. Kanggo njaga keslametane, menyang ngendi wae Dewi Shinta tansah nggawa cudrik/keris cilik. Samangsa-mangsa Prabu Rahwana teka arep ngrudapeksa, dheweke banjur ngancam arep nganyut tuwuh utawa bunuh diri.Ing taman amung Dewi Trijatha sing bisa ngarih-arih lan bujuk Dewi Shinta supaya gelem mangan. Dewi Trijatha kui anake Gunawan Wibisana adhine Prabu Dasamuka dadi isih ponakane Prabu Dasamuka. Dewi Trijatha kui rupane ayu lan polah tingkahe ora kasar kaya buta Alengka. Polah tingkahe lan solah bawane ora beda karo putri keraton liyane. Upama ora ana Trijatha, Dewi Shinta mesthi wis mati suduk sarira, Trijatha kasil ngarih-arih Dewi Shinta supaya ora lampus dhiri.Ora kacarita nelangsane Dewi Shinta ing tangane mungsuh. Dene Sri Ramawijaya kasil dadi ratu angratoni bangsane kethek saka kraton Guwa Kiskenda andhahane Sugriwa. Sawijining dina Sri Ramawijaya kirim utusan kethek putih aran Anoman. Anoman dinuta Sri Ramawijaya supaya nggolek sisik melik ing ngendi lan kepriye kahanane Dewi Shinta.Tekan keraton Alengka, Anoman njujug taman keputren. Ing kono dheweke kelakon nemoni Dewi Shinta lan Trijatha. Anoman banjur ngaturake ali-aline Sri Rama marang Dewi Shinta. Sawise mangerteni kaanane Dewi Shinta lan entu sisik melik bab kaanane kraton lan prajurit Alengkadiraja, Anoman banjur pamit bali. Emane nalika arep bali, Anoman konangan lan kecekel prajurit Alengkadiraja. Anoman dirangket disowanake Prabu Rahwana. Dening Prabu Dasamuka Anoman diukum obong. Anoman diukum obong ing laun-alun Alengka.Nanging Anoman kuwi kethek sekti mandraguna, ora tedhas diobong. Nalika diobong Anoman mberot banjur pencolotan sandhuwure wewangunan kraton lan omah. Wewangunan lan wit-witan sing diencoke Anoman kabeh kobong. Kraton Alengkadiraja sing maune apik lan endah saiki dadi segara geni sing mbulat-mbulat amarga pokale Anoman. Prabu Dasamuka nesu lan mrentahake prajurit Alengka supaya nyekel Anoman. Nanging Anoman wis kasil lolos lan bali atur palapuran marang Sri Ramawijaya.Swasana lan kaanane kraton Alengkadiraja nalika diobongNama

: Uun JunistriKelas/No

: 7 C/27Mata Pelajaran : Seni BudayaRama TundungSetelah memboyong Dewi Sinta, putri Mantili, sebagai istrinya ke Kerajaan Ayodya, ayah Rama, yaitu Prabu Dasarata berniat mengangkatnya sebagai raja

Namun niat Dasarata ini dihalangi Dewi Kekayi, istri ketiga sang Prabu. Dasarata diingatkan bahwa raja itu pernah berjanji akan meluluskan dua permintaan Dewi Kekayi.

Adapun permintaan Kekayi adalah agar Dasarata mengangkat Barata, anaknya, sebagai raja. Yang kedua, mengusir Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya dan harus hidup sebagai orang buangan di Hutan Dandaka selama 12 tahun. Kepergian Rama dan Sinta diikuti oleh Laksmana, adik tirinya.

Walaupun tidak setuju, Prabu Dasarata terpaksa memenuhi tuntutan itu. Setelah membatalkan pengangkatan Ramawijaya sebagai putra mahkota dan mengusirnya bersama istrinya, raja Ayodya itu sangat menyesal, sehingga meninggal dunia. Ternyata Barata tidak mau naik takhta menggantikan ayahnya, bahkan menyusul Rama dan Laksmana di Hutan Dandaka.

Setelah bertemu, Rama menganjurkan Barata menjadi raja, dengan membekalinya ajaran Hasta Brata.

Nama

: Sheny KulsumaningtyasKelas/No

: 7 C/22Mata Pelajaran : Seni BudayaRama TambakRamawijaya setelah menerima laporan mengenai kekuatan musuh maka ia memerintahkan untuk segera menyerang Alengka. Namun ada kesulitan karena harus menyeberangi lautan, maka ia memerintahkan kepada Sugriwa dan Anoman membuat bendungan.

Para prajurit kera dikerahkan untuk mengambil batang pohon dan batu yang berada di Pasanggrahan Maliawan, tetapi mereka mendapat gangguan sekelompok kera hitam di bawah pimpinan Endang Suwareh dan Bambang Suweda, anak Suwareh, tapi gangguan itu dapat dikalahkan, bahkan kemudian dipaksa membantu membuat bendungan.

Setelah bendungan menjelang selesai tiba-tiba diterjang gelombang besar sehingga batang-batang pohon itu hanyut. Hal ini membuat Sri Rama marah maka ia melepaskan anak panah Suwarah Geni ke dalam laut dan seketika itu air surut.

Tak lama kemudian Sang Hyang Baruna menampakan diri serta berjanji akan membantu dalam pembuatan bendungan, asalkan Rama mengembalikan air laut yang surut itu, sehingga makhuk di laut tidak mati. Dalam waktu yang singkat bendungan dapat diselesaikan serta para bala tentara kera mulai menyeberang menuju ke Alengka.

Diperjalanan tentara Rama dihadang oleh raksasa dari Alengka yakni Agsraba, Rahibaya, Yuyurumpung dan Rahirebata. Mereka menyerang bala tentara kera sehingga menjadi kalang kabut.

Para raksasa dari utusan Rahwana itu akhirnya dapat dibunuh oleh prajurit kera yang bernama Kapi Yasraba, Kapi Rekata dan Kapi Menda. Pada waktu itu keadaan bendungan sangat mengkhawatirkan karena adanya gangguan dari prajurit Alengka. Sementara Anoman sangat khawatir akan keselamatan tentara yang melewati bendungan itu, maka Anoman melakukan triwikrama, tubuhnya menjadi besar dan membawa para prajurit kera ke daratan Alengka dan membangun Pesanggrahan di Swelagiri.

Sementara itu Rahwana membuat tipu muslihat kepada Sinta untuk meyakinkan bahwa Rama dan Laksmanatelah mati, ia memenggal kepala Trikala dan Kalasekti, yaitu dua orang raja taklukannya.

Setelah melihat penggalan dua kepala ksatria itu Dewi Sinta sangat sedih. Namun, Dewi Trijata yang setia kepada menaruh curiga dan mengadakan penyelidikan, ia pergi ke Swelagiri dan bertemu dengan Anoman. Trijata mendapat penjelasan bahwa Rama dan Laksmana masih segar bugar. Dengan demikian ia akan dapat menentramkan hati Sinta.

Sarpakenaka juga ikut mencampuri urusan ini, ia mengutus Anggrisana ke Swelagiri dan membaur sebagai kera, dengan tujuan membuat kekacauan serta huru-hara. Tindakannya itu dapat diketahui Anoman maka Anggrisana ditangkap dan telinganya dipotong dan diminta kembali ke Alengka.

Setelah tiba di Alengka, Sarpakenaka sangat marah melihat utusannya terluka, ia pergi melawan Anoman sendiri, tetapi akhirnya ia terbunuh oleh Anoman.

1

2