catatan koas jiwa

Upload: fsattu

Post on 08-Mar-2016

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

JIWA

TRANSCRIPT

Yarianti, C11110253Catatan Koas Jiwa Istilah yang digunakan adalah Gangguan Jiwa atau gangguan mental (mental disorder) tidak mengenal istilah penyakit jiwa (mental illnes atau mental disease) Seseorang dianggap normal bila : Kesadaran akan identitas pribadinya dan mempunyai tujuan hidup Sadar akan otonomi pribadinya Aktif, produktif, & tekun dlm menyelesaikan tugas Dpt menerima batas2 kesanggupan secara realistik Dpt menghadapi stress & dpt bereaksi secara fleksibel, realistik & rasional Mau melihat kenyataan & bersedia menyelesaikan masalah2 Mampu mengadakan hub heteroseksual yg memuaskan Dpt menikmati kegembiraan dari pelbagai sumber. GANGGUAN JIWA, di dapatkan : Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa : Sindrom atau Pola Perilaku Sindrom atau pola psikologik Gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), a.l berupa rasa nyeri,tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll. Gejala klinis tersebut menimbulkan disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll) DIAGNOSIS MULTIAKSIAL, Tujuan dari diagnosis Multiaksial : Mencakup informasi yang komprehensif (Gangguan Jiwa, kondisi fisik umum, masalah Psikososial dan lingkungan, taraf fungsi secara global), sehingga dapat membantu dalam : Perencanaan terapi Meramalkan outcome atau prognosis Format yang mudah dan sistematik, sehingga dapat membantu dalam : Menata dan mengkomunikasikan informasi klinis Menangkap kompleksitas situasi klinis Menggambarkan heterogenitas individual dengan diagnosis klinis yang sama. Memacu penggunaan Model bio-psiko-sosial dalam klinis, pendidikan dan penelitian DIAGNOSIS MULTIAKSIAL TERDIRI DARI 5 AKSIS :1. Aksis I : Gangguan klinis Kondisi lain yang menjadi Fokus Perhatian klinis2. Aksis II : Gangguan kepribadian Retardasi Mental3. Aksis III : Kondisi Medik Umum4. Aksis IV : Masalah Psikososial dan lingkungan5. Aksis V : Penilaian fungsi secara global Kepribadian merupakan keseluruhan pola pikiran, perasaan, & prilaku yg sering digunakan oleh seseorang dlm usaha adaptasi yg terus-menerus terhdp / pada hidupnya. Kepribadian menentukan : Pola reaksi seseorang Sikap menghadapi tantangan Penyesuaian diri terhadap lingkungan Teori Kepribadian (Id, Ego, Superego) menurut Sigmund Freud1. Id adalah komponen kepribadian yg bekerja berdasarkan prinsip kesenangan.2. Ego adalah komponen kepribadian yg bekerja berdasarkan prinsip realitas.3. Superego adalah komponen kepribadian yg bekerja berdasarkan apa kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat (baik/buruk, benar/salah). Pedoman untuk membuat sebuah penilaian. Isi pikiran : Preokupasi : ide yg berulang-ulang, materi pikir yg selalu diingat Ide : masih merupakan perasaan pasien, masih bisa dibantah Fantasi : ada preokupasi Waham (delusi) : suatu keyakinan yg tidak sesuai realitas dan tetap dipertahankan meskipun sudah diberikan bukti bahwa hal itu salah. Persepsi : segala sesuatu yg ditangkap oleh panca indera Halusinasi : persepsi tanpa objek Ilusi : persepsi yg salah mengenai suatu objek Depersonalisasi : persepsi bahwa bagian tubuhnya hilang atau berubah Derealisasi : persepsi yg salah mengenai lingkungannya. Arus pikiran: Relevan Asosiasi longgar : kalimat masih dimengerti tp tidak membentuk suatu paragraf. Inkoheren : kata dgn kata (dlm 1 konteks kalimat) tidak nyambung Flight of ideas : paragraf dgn paragraf tidak nyambung. Mood (subjektif) : seperti iklim/bertahan lama, ditanya langsung (1 mgg terakhir ini bagaimana perasaannya) Afek (objektif) : seperti cuaca/berubah, perhatikan ekspresi wajahnya Inappropiate/appropiate Restriktif/terbatas : ekspresi wajah kurang berubah Tumpul : lebih parah dari restriktif Datar : ekspresi wajah tidak ada, intonasi suara monoton Kesadaran : kemampuan seseorang untuk melakukan kontak/memberi respon terhadap dunia luar / org lain dan mampu membatasi diri dari kontak itu Kesadaran menurun: compos mentis, apatis, somnolen, delirium, stupor, coma1. Compos Mentis (15,14): kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.2. Apatis (13,12): keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.3. Somnolen (Obtundasi, Letargi) (11,10): respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.4. Delirium (9,8,7): gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.5. Stupor (soporo koma) (6,5,4): keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.6. Coma (3): tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). Kesadaran berubah: Kesadaran berkabut: Gejala Katatonia : Stupor : amat berkurangnya dlm reaktivitas trhadap lingkungan dan dlm gerakan spontan Mutisme : tidak berbicara sama sekali Gaduh gelisah : aktivitas motorik yg tak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal Posturing : mempertahankan posisi tubuh tertentu yg tidak wajar/aneh Negativisme : perlawanan terhadap semua perintah/upaya untuk menggerakan atau pergerakan ke arah yg berlawanan Rigiditas : mempertahankan posisi tubuh yg kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya Fleksibilitas cerea : mempertahankan anggota gerak dan tubuh dlm posisi yg dibentuk dari luar Aktivitas motorik : Stereotipik : gerakan yg tidak bertujuan dan dilakukan berulang-ulang Grimas : mimik aneh dan berulang-ulang Mannerisme : gerakan atau lagak yg streotip dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara) Ekopraksia : langsung meniru gerakan org lain pd saat melihatnya Ekolalia : langsung mengulangi/meniru apa yg dikatakan org lain Katapleksi : tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak yg dpt disebabkan oleh berbagai keadaan emosi. Tic : suatu gerakan motorik (yg lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas tertentu) yg tdk dibawah pengendalian, berlangsung cepat dan berulang-ulang, tidak berirama ataupun suatu hasil vokal yg timbul mendadak dan tidak ada tujuannya yg nyata. Sindrom psikosis : Hendaya berat dlm menilai realitas bermanifestasi dlm gejala: kesadaran diri (awareness), daya nilai norma sosial (judgement), daya tilikan diri (insight) terganggu. Hendaya berat dlm fungsi- fungsi mental bermanifestasi dlm gejala : gangguan asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikiran yg tdk wajar (waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan (tdk sesuai dgn siuasi), dan perilaku yg aneh atau tidak terkendali (disorganized). Hendaya berat dlm fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dlm gejala : tdk mampu bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Skizofrenia Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). Teori Sigmund Freud, terdapat : 1. kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik 2. superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme 3. kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin. Teori Eugen Bleuler : jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu 1. gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) 2. gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain). Skizofrenia : hiperaktivitas dopamine Skizofrenia residual: Gejala negatif menonjol Ada riwayat satu episode psikotik di masa lampau Sudah melampaui kurun waktu 1 tahun Tidak terdapat dementia atau gangguan otak organik Gangguan psikotik akut dan sementara : Onset akut (2 minggu atau kurang) Sindrom khas (polimorfik: beraneka ragam dan berubah cepat/ schizophrenia like: gejala skizofrenia yg khas) Ada stress akut yg berkaitan Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung Anti psikotik Tipikal : 1. Phenothiazine Rantai aliphatic : Chlorpromazine (largactil)100 mg150-600 mg/h Untuk pasien yg gaduh gelisah, tdk bisa tidur Chlorpromazin inj 25 mg Levomepromazine Rantai piperazine : Perphenazine Trifluoperazine (stelazine/stelosi)5 mg10-15 mg/h Fluphenazine inj 25 mg/ml25 mg/2-4 mgg Rantai piperidine : Thioridazine 2. Butyrophenone Haloperidol 0,5mg/1,5mg/5 mg5-15 mg/hUntuk pasien yg sudah tenang, untuk mengubah isi pikir (waham dan halusinasi menonjol) Lodomer inj 5 mg short acting Haldol decanoasinj 50 mg 50 mg/2-4 mgglong acting, untuk pasien yg tdk mau minum obat oral/tidak teratur minum obat.3. Diphenylbutylpiperidine Pimozide Atipikal :Untuk pasien yg masih muda, menghindari efek antipsikotik tipikal seperti afek menjd tumpul1. Benzamide Sulpiride 2. Dibenzodiazepine Clozapine (clozaril/clorilex)25 mg/100 mg25-100 mg/hEfek EPS hampir tdk ada, untuk pasien yg tdk bisa mentolerir EPS Olanzapine 5 mg/10 mg10-20 mg/h Zyprexainj 10 mg Quetiapine (seroquel)25 /100/200 mg50-400 mg/h3. Benzisoxazole Risperidone (risperdal)1 mg, 2 mg, 3 mg2-6 mg/h Efek samping anti psikotik dan penanganannya Chorpromazine : hipotensi ortostatik: injeksi nor adrenalin Haloperidol : Ekstrapiramidal syndrome: 1. Reaksi distonia: kontraksi involunter otot dpt menyerang otot wajah, leher, lidah, rahang, atau seluruh tubuh. Menyebabkan tortikolis, disarthri, dysphagia, opistotonus.2. Akathisia : Manifestasi berupa keadaan gelisah, dpt bersifat:Subjektif : pasien mengatakan bahwa ia tidak mampu untuk tetap tenang, tidur terganggu atau ggn konsentraasiObjektif : pasien menunjukkan kegelisahan melalui tindakan seperti mondar-mandir atau kaki selalu digerakkan.3. Parkinsonisme: tremor, bradikinesia, rigiditas4. Tardive dyskinesia (irreversible): gerakan berulang involunter pd lidah, wajah, mulut/rahang dan anggota gerak, dimana pd waktu tidur gejala tersebut menghilang. trihexyphenidyl (artane) 3-4 x 2 mg/h atau inj sulfas atropin 0,5-0,75 mg IM atau inj diphenhidramine Neuroleptik malignant syndrome : 1. Suhu > 38o C (hyperpyrexia)2. EPS berat (rigiditas)3. Disfungsi otonomik (incontinensia urine)4. Perubahan status mental dan tingkat kesadaran5. Gejala timbul dan berkembang dgn cepatHentikan anti psikotik, obat dopamine agonist (bromokriptin 7,5-60 mg/h, levodopa 2 x 100 mg/h, amantadin 200 mg/h) Dopamin pathway: Jalur mesolimbik: AP menurunkan dopamin (menghilangkan halusinasi dan waham) Jalur mesocortical: AP menurunkan serotonin (timbul gejala negatif: afek jd tumpul) Jalur nigrostriata: Ap menurunkan dopamin (timbul ekstrapiramidal syndrome), asetilkolin Jalur tuberoinfendibular : AP menurunkan dopamin tp meningkatkan prolaktin (gynecomastia, amenorea) Depresi : Gejala utama Afek depresif Anhedonia (kehilangan minat dan kegembiraan) Anenergy (mudah lelah, aktivitas berkurang)Gejala tambahan Konsentrasi dan perhatian berkurang Harga diri dan kepercayaan diri berkurang Merasa diri bersalah dan berdosa Pandangan masa depan suram Mencoba mencederai diri/bunuh diri Tidur terganggu Nafsu makan berkurangDepresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala tambahanDepresi sedang : 2 gejala utama + 3 gejala tambahan (sebaiknya 4)Depresi berat : 3 gejala utama + 4 gejala tambahan Depresi : defisiensi neurotransmitter (serotonin, dopamine, noradrenaline) Anti depresifMekanisme kerja : menghambat reuptake neurotransmitter dan menghambat penghancuran neurotransmitter oleh enzim monoamine oxidase Trisiklik : Tidak cocok untuk orang tua, efek samping otonomik, kardiologik, dan sedatif relatif besar. Amitriptiline 25 mg75-150 mg/h Imipramine (tofranil) 25 mg75-150 mg/h Clomipramine (anafranil)25 mg75-150 mg/h Tianeptine Opipramol Tetrasiklik Untuk pasien orang tua, efek samping otonomik, kardiologik relatif kecil, efek sedasi lebih kuat. Maprotiline (ludious/ludiomil)25 mg/50 mg75-150 mg/h Mianserin Amoxapine MAOI- reversible Moclobemide (aurorix)150 mg300-600 mg/h SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) Sertraline Paroxetine Fluvoxamine Fluoxetine (kalxetin, courage)10 mg/20 mg20-40 mg/h Citalopram Atypical antidepressant Trazodone Mirtazapine Anxietas Adanya perasaan cemas/khawatir yg dicetusakn oleh suatu siuasi atau objek yg jelas dari luar individu itu sendiri, yg sebenarnya pd saat kejadian ini tidak membahayakan. Agorafobia : anxietas yg timbul akibat dari situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, dan bepergian sendirian. Fobia sosial : anxietas yg timbul terbatas pd situasi sosial tertentu (outside the family circle)/ takut bersosialisasi dgn orang-orang Gangguan cemas menyeluruh: anxietas berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan dan tidak terbatas pd situasi khusus/tertentu saja. Sindrom anxietas:Ketegangan motorik: Kedutan otot atau rasa gemetarOtot tegang/kaku/pegel linuTidak bisa diamMudah menjadi lelahHiperaktivitas otonomik:Nafas pendek/terasa beratJantung berdebar-debarTelapak tangan basah-dinginMulut keringKepala pusing/rasa melayangMual, mencret, perut tak enakMuka panas/badan menggigilBuang air kecil lebih seringSukar menelan/rasa tersumbatKewaspadaan berlebihan,Perasaan jd peka/mudah ngiluPenangkapan berkurangMudah terkejut/kagetSulit konsentrasi pikiranSukar tidurMudah tersinggung Anti anxietas : Benzodiazepine1. Diazepam (valium2-5 mg10-30 mg/h2. Chlordiazepoxide3. Bromazepam4. Lorazepam (merlopam/ativan)2 mg2-3 x 1 mg/h5. Prazepam6. Oxazolam7. Alprazolam (xanax)0,25/0,5/1 mg3 x 0,25-0,5 mg/hShort acting, mudah menimbulkan ketergantungan8. Clorazepate9. Clobazam (frisium)10 mg2-3 x 10 mg/hLong acting Non benzodiazepine1. Buspirone 2. Sulpiride3. Hydroxyzine Obsesif kompulsifObsesif : pikiran yg disadari berasal dari diri sendiri yg tdk berhasil dilawan dan dilakukan berulang-ulang dan merupakan pengulangan yg tidak menyenangkan, apabila dilakukan tdk memberi kepuasan atau kesenangan hanya sekedar perasaan lega. Anti obsesif kompulsif Trisiklik 1. Clomipramine (anafranil)25 mg75-200 mg/h SSRI1. Sertraline2. Paroxetine3. Fluvoxamine4. Fluoxetine5. Citalopram Ganguan somatoform : Pasien menderita gejala-gejala fisik sebagai akibat dari stres psikologik.1. Hipokondriasis: keluhan hanya pd satu organ2. Gangguan Somatisasi: keluhan mencakup multi organ3. Gangguan Konversi: adanya satu atau lebih gejala neurologis seperti paralisis, kebutaan, parestesia. 4. Gangguan Nyeri Somatoform 5. Gangguan Body Dysmorphic Gangguan mental organik : gangguan mental yg berkaitan dgn penyakit/gangguan sistemik atau otak yg dapat di diagnosis sendiri. Gambaran utama: Gangguan fungsi kognitif : daya ingat, daya pikir, daya belajar Gangguan sensorium : gangguan kesadaran dan perhatian Sindrom dgn manifestasi yg menonjol dlm bidang persepsi, isi pikiran dan suasana perasaan dan emosi1. Demensia : Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yg mengganggu kegiatan harian seseorang seperti mandi, makan, berpakaian, buang air besar dan kecil. Tidak ada gangguan kesadaran Gejala dan disabilitas sudah nyata paling sedikit 6 bulan2. Delirium : Gangguan kesadaran dan perhatian Gangguan kognitif secara umum : hendaya daya ingat, daya pikir, disorientasi waktu, tempat, orang, distorsi persepsi (ilusi dan halusinasi) Gangguan psikomotor : hipo-hiperaktivitas, waktu bereaksi lebih panjang, arus pembicaraan bertambah/berkurang Gangguan siklus tidur bangun : insomnia, mimpi buruk Gangguan emosional : depresi, anxietas, takut, lekas marah Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit hilang-timbul sepanjang hari, sudah berlangsung kurang dari 6 bulan Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif1. Alkohol2. Opioida3. Kanabinoida4. Sedative/hipnotik5. Kokain6. Stimulansia termasuk kafein7. Halusinogen8. Tembakau9. Pelarut yg mudah menguap10. Zat multipel dan zat psikoaktif lainnyaNAPZA : narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.Narkotika : obat yg bekerja secara selektif pd SSP dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri.Psikotropika : obat yg bekerja secara selektif pd SSP dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku.Zat adiktif : zat yg dapat menimbulkan sindrom ketergantungan : Adanya keinginan yg amat kuat untuk menggunkaan zat secara terus-menurus Kesulitan menguasai perilaku menggunakan zat Penghentian atau pengurangan penggunaan zat menimbulkan keadaan putus zat Terjadi peningkatan dosis zat yg diperlukan Terus menggunakan zat meskipun menyadari akibat yg merugikan. Retardasi mental Perkembangan jiwa yg terhenti atau tidak lengkap : hendaya keterampilan selama masa perkembangan dan berpengaruh pada tingkat kecerdasan Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya Hendaya perilaku adaptif selalu ada.RM ringan : IQ 50-69RM sedang : IQ 35-49RM berat :IQ 20-34RM sangat berat :IQ