case.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. Zainab
Umur : 22 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 667377
Tgl. MRS : 10 Juni 2014
Ruangan : NICU RSWS
Status : umum
1
ANAMNESIS
KU : Kepala Membesar
AT : Disadari oleh ibunya saat bayi berumur 3 hari. Tidak ada riwayat kejang, tidak ada
riwayat muntah, tidak ada riwayat demam, tidak ada riwayat sesak, tidak ada riwayat batuk.
BAK dan BAB kesan normal.
Riwayat kehamilan : Ibu rutin kontrol ke dokter spesialis kandungan.. Ibu mendapatkan suntikan
TT 1 kali, riwayat ibu mengkonsumsi obat-obatan tidak jelas. Riwayat mengkonsumsi jamu-
jamuan disangkal. Tidak ada riwayat interaksi dengan hewan peliharaan seperti kucing sebelum
maupun kehamilan. Tidak ada riwayat menderita penyakit selama kehamilan.
Riwayat Persalinan : Bayi lahir cukup bulan secara sectio sesarea, ditolong oleh dokter, berat
badan lahir 4000 gr
Riwayat menyusui: ASI Via sonde.
Riwayat berobat di RS. Sawerigading Palopo dengan diagnosis hydrocephalus dan icterus
neonatorum. Telah dilakukan fisioterapi selama 3 hari dan diberikan antibiotic cefotaxime
selama 2 hari kemudian di rujuk ke RS. Wahidin dengan diagnosis Hidrocephalus dan icterus
neonatorum.
PEMERIKSAAN FISIS
STATUS GENERALIS
Sakit sedang/ Gizi cukup/ compos mentis
BB : 6 kg
PB : 57 cm
LK : 48 cm
STATUS VITALIS
HR : 148 x/menit
Pernapasan : 38 x/menit
Suhu aksilla : 36, 8°C
2
STATUS LOKALIS
Regio Cephalica
Inspeksi : Tampak kepala membesar, ubun-ubun cembung, mengkilap, kulit kepala
tegang, tampak dilatasi vena-vena superficialis pada regio frontal,
disproporsi cranio facial occipital,, edema (-) hematom (-) tampak sunset
phenomena pada kedua mata.
Palpasi : Nyeri tekan sulit dinilai, sutura belum menutup rapat, kesan melebar
Perkusi : Nyeri ketok sulit dinilai, cracked pot sign (+)
STATUS REGIONAL
Regio Facial
Rambut : lurus, tebal, sukar dicabut
Mata : Sunset phenomena (+) Konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak Ikterus.
Hidung : Rinore (-), Epistaxis (-), Deformitas (-),
Telinga : Otore (-)
Bibir : Sianosis (-)
Regio Colli
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitar, hematom (-) Massa tumor (-)
Palpasi : Nyeri tekan sulit dinilai , massa tumor (-)
Regio Thorax
Inspeksi : Dinding thorax simetris kiri = kanan
Palpasi : Massa tumor tidak ada
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru, pekak pada batas jantung, kesan
normal
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler, bunyi tambahan ronkhi -/-
wheezing -/-
Regio Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kanan pada linea sternalis kanan, batas jantung kiri
pada linea midclavicularis kiri
3
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, bising jantung tidak ada
Regio Abdomen
Inspeksi : cembung, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik ada, kesan normal.
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan sulit dinilai, hepar/lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, kesan normal, nyeri ketok sulit dinilai
Ekstremitas
Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak jejas dan hematoma, edema
pretibial tidak ada.
Palpasi : Edema tidak ada, massa tumor tidak ada, akral hangat
STATUS NEUROLOGIS
Tanda Rangsang Meningeal:
Kernig Sign : Tidak ada
Lasegue : Tidak ada
Nervi Craniles:
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
N.Opticus Kanan Kiri
Visus sulit dinilai sulit dinilai
Lapangan pandang sulit dinilai sulit dinilai
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Kanan Kiri
Pupil
- Bentuknya bulat bulat
- Besarnya Ø 2 mm Ø 2 mm
- Isokor/anisokor isokor isokor
4
- Midriasis/miosis normal normal
Refleks cahaya:
- Langsung (+) (+)
- Tidak langsung (+) (+)
Diplopia sulit dinilai sulit dinilai
Ptosis tidak ada tidak ada
Strabismus tidak ada tidak ada
Exophtalmus tidak ada tidak ada
Gerakan bola mata tidak ke segala arah tidak ke segala arah
N.Trigeminus Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
- Trismus tidak ada tidak ada
- Refleks kornea tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
Sensorik
- Dahi tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
- Pipi tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
- Dagu tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
N.Facialis Kanan Kiri
- Motorik tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
- Sensorik tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
N. Cochlearis
- Pendengaran sulit dinilai sulit dinilai
N. Vestibularis
- Nistagmus tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
- Vertigo tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Arcuspharingeus tidak dilakukan pemeriksaan
Uvula tidak dilakukan pemeriksaan
5
Gangguan menelan tidak ada
Suara serak/sengau tidak ada
Denyut jantung normal
N. Accessorius
Mengangkat bahu tidak dilakukan pemeriksaan
Memutar kepala tidak dilakukan pemeriksaan
N. Hypoglossus
Mengulur lidah normal
Disartria tidak ada
MOTORIK LENGAN Kanan Kiri
Kekuatan sulit dinilai sulit dinilai
Tonus Normal normal
TUNGKAI Kanan Kiri
Kekuatan sulit dinilai sulit dinilai
Tonus normal normal
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait Tidak dilakukan pemeriksaan
Keseimbangan dan Koordinasi Tidak dilakukan pemeriksaan
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (24-6-2014)
Pemeriksaan Hasil
WBC 9,05 x 103
RBC 3,45 x 106
HGB 11,7 mg/dl
HCT 33,4 %
6
PLT 360 x 103
Natrium 138
Kalium 5,4
Klorida 102
SGOT 44
SGPT 43
HbsAg Non reactive
Anti HCV Non reactive
Laboratorium (24-6-2014)
Pemeriksaan Hasil
BT 3’00”
CT 8’00”
GDS 92 mg/dl
Ureum 15
Kreatinin 0,40
PT 13,2 control 10,9
APTT 30,5 control 25,9
Albumin 3,7
CT-Scan Kepala Potongan Axial tanpa kontras (11/6/2014)
7
Kesan: Hydrocephalus sugestif non comunicans
Resume
Seorang bayi laki-laki masuk rumah sakit dengan keluhan utama makrocephal yang
Disadari oleh ibunya saat bayi berumur 3 hari. Tidak ada riwayat kejang, tidak ada riwayat
muntah, tidak ada riwayat demam, tidak ada riwayat sesak, tidak ada riwayat batuk. BAK dan
BAB kesan normal.
Riwayat kehamilan : Ibu rutin kontrol ke dokter spesialis kandungan.. Ibu mendapatkan
suntikan TT 1 kali, riwayat ibu mengkonsumsi obat-obatan tidak jelas. Riwayat mengkonsumsi
jamu-jamuan disangkal. Tidak ada riwayat interaksi dengan hewan peliharaan seperti kucing
sebelum maupun kehamilan. Tidak ada riwayat menderita penyakit selama kehamilan.
Riwayat Persalinan : Bayi lahir cukup bulan secara sectio sesarea, ditolong oleh dokter, berat
badan lahir 4000 gr
Riwayat menyusui: ASI Via sonde.
Riwayat berobat di RS. Sawerigading Palopo dengan diagnosis hydrocephalus dan icterus
neonatorum. Telah dilakukan radioterapi selama 3 hari dan diberikan antibiotic cefotaxime
selama 2 hari kemudian di rujuk ke RS. Wahidin dengan diagnosis Hidrocephalus dan icterus
neonatorum.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan status lokalis di regio cephal berupa makrocephal,
lingkar kepala 48 cm, fontanella prominens venaectasis, kedua orbita cenderung ke arah infero
medial (sunset phenomena) , disproporsi craniofacial occipital, cracked pot sign (+).
8
Diagnosis
Hidrocephalus non communicans
Penatalaksanaan
-Rencana operasi pemasangan drainase (VP Shunt)
HYDROCEPHALUS
I. PENDAHULUAN
9
Deskripsi tentang hidrosefalus cukup bervariasi. Dari beberapa defenisi hidrosefalus yang
dikenal di buku-buku, maka defenisi oleh Swaiman (1981) memberikan gambaran yang lengkap
bahwa hidrosefalus adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan jumlah
cairan serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan
absorbsinya.(1, 2)
Hydrocephalus merupakan keadaan yang ditandai pelebaran ventrikel yang disebabkan
peningkatan cairan serebrospinal (CSF). Pada orang dewasa, produksi CSF sekitar 500 mL per
hari, dan sebagian besar berasal dari ventrikel lateralis. CSF mengalir dari ventrikuel menuju
daerah subarachnoid, kemudian diabsorpsi melalui vena melalui granulasi arachnoidd.
Hydrocephalus dapat diklasifikasikan menjadi hydrocephalus nonkomunikans atau obstruksi,
dan hydrocephalus komunikans atau congenital atau dapatan. Hydrocephalus congenital
dikaitkan dengan adanya stenosis daerah Aqueductus cerebral, Malformasi Chiari,
myelomeningocel, dan infeksi intrauterine. Hydrocephalus didapat berasal dari oklusi granulasi
arachnoid pada meningitis atau perdarahan subarachnoid, atau oklusi dari jalur CSF akibat
penekanan tumor.(3)
II. EPIDEMIOLOGI
Insiden hydrocephalus yang didapat belum diketahui pasti. Sekitar 100.00 shunt telah
diimplan setiap tahunnya di negara-negara maju tetapi di Negara berkembang hanya sedikit
informasi yang didapatkan. Di Negara Amerika Serikat, kejadian hydrocephalus congenital
mencapai 3 per 1000 kelahiran, sedangkan insiden hydrocephalus dapatan tidak diketahui secara
pasti karena banyaknya jenis kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya hydrocephalus
dapatan. Pemasangan shunt dilakukan pada 75% kasus dan 50% pada hydrocephalus
komunikans pada anak. Pasien dirawat di rumah sakit untuk pemasangan atau perbaikan atau
kegagalan shunt. Hydrocephalus akanmenyebabkan penurunan fungsi kognitif pada bayi dan
anak dan hilangnya fungsi kognitif pada dewasa. Hal ini dapat terjadi meskipun telah dilakukan
operasi, begitu halnya menghilangnya fungsi penglihatan.(4)
Umumnya, insiden sebanding baik pada perempuan maupun pria. Kecuali pada sindrom
Bickers-Adam, yaitu penyakit terpaut gen-X yang diturunkan melalui perempuan dan
bermanifestasi pada pria. Hydrocephalus tekanan normal (NPH) lebih banyak ditemukan pada
pria. NPH banyak terjadi pada dewasa sedangkan hydrocephalus malformasi banyak ditemukan
10
pada bayi. Dari seluruh kasus hydrocephalus, 40% di antaranya terjadi pada dewasa.(4) Kejadian
NPH idiopatik tejadi pada 1,4% populasi orang tua di Jepang.(5)
III. NEUROANATOMI
Sistem ventrikel terdiri dari cairan serebrospinal (CSF) yang terdapat di dalam otak, yang
berhubungan dengan ruang subarachnoid di luar otak. Ventrikel lateral terdapat di daerah
temporal, occipital dan frontal. SCF mengalir dari ventrikel lateral melalui foramen Monro
menuju Ventrikel III, yang terdapat antara Thalamus sinistra et dextra. Kemudian, CSF mengalir
ke Ventrikel IV melalui Aqueductus Serebral pada batang otak. Selanjutnya melalui Foramen
Magendie (midline) dan Foramen Luschka (lateral) menuju daerah subarachnoid. CSF
diproduksi oleh Plexus Choroideus, yang sebagaian besar terdapat di Ventrikel lateral.
Sebagian besar (sekitar 70%) CSS diproduksi oleh pleksus choroideus yang terletak di
dalam sistem ventrikel, terutama pada ventrikel lateralis.Produksi CSS normal adalah 0,20-0,35
mL / menit; atau sekitar 300-500 ml/hari. Kapasitas ventrikel lateralis dan tertius orang yang
sehat adalah 20 mL dan total volume CSS pada orang dewasa adalah 120 -160 mL.(3, 6)
Gambar 1. Sistem Ventrikel(7)
IV. KLASIFIKASI
Klasifikasi hidrosefalus cukup beragam, bergantung pada faktor yang berkaitan
dengannya. Berikut ini klasifikasi hidrosefalus yang sering dijumpai :(1)
11
1. Menurut gambaran klinik, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan
hidrosefalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus). Hidrosefalus yang tampak jelas
tanda-tanda klinis yang khas disebut hidrosefalus yang manifes. Sementara itu, hidrosefalus
dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hidrosefalus yang tersembunyi.
2. Menurut waktu pembentukannya, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
Hidrosefalus yang terjadi pada neonatus atau berkembang selama intra-uterin disebut
hidrosefalus kongenital. Hidrosefalus yang terjadi karena cedera kepala selama proses
kelahiran disebut hidrosefalus infantil. Hidrosefalus akuisita adalah hidrosefalus yang
terjadi setelah masa neonatus atau disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa neonatus.
3. Menurut proses terbentuknya hidrosefalus, dikenal hidrosefalus akut dan hidroseafalus
kronik. Hidrosefalus akut adalah hidrosefalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat
obstruksi atau gangguan absorbsi CSS. Disebut hidrosefalus kronik apabila perkembangan
hidrosefalus tejadi setelah aliran CSS mengalami obstruksi beberapa minggu.
4. Menurut sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidosefalus non-
komunikans.Hidrosefalus non-komunikans berarti CSS sistem ventrikulus tidak
berhubungan dengan CSS ruang subaraknoid misalnya yang terjadi bila akuaduktus Sylvii,
atau foramina Luschka dan Magendie tersumbat. Hidrosefalus komunikans adalah
hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem ventrikulus dan CSS
dari ruang subaraknoid; contohnya, terjadi bila penyerapan CSS di dalam vili araknoidalis
terhambat.
5. Pseudohidrosefalus dan hidrosefalus tekanan normal (normal pressure hydrocephalus).
Pseudohidrosefalus adalah disproporsi kepala dan badan bayi. Kepala bayi tumbuh cepat
selama bulan kedua sampai bulan kedelapan. Sesudah itu disproporsinya berkurang dan
kemudian menghilang sebelum berumur tiga tahun. Hidrosefalus tekanan normal ditandai
oleh pelebaran sitem ventrikulus otak tetapi tekanan CSS dalam batas normal.
V. ETIOLOGI
12
Apapun sebab dan faktor resikonya, hidrosefalus terjadi sebagai akibat obstruksi,
gangguan absorbsi atau kelebihan produksi CSS. Tempat predileksi obstruksi adalah foramen
Monroe, foramen Sylvii, foramen Luschka, foramen Magendi dan vili araknoid.(1)
Hidrosefalus secara umum dapat disebabkan oleh banyak hal seperti tumor, infeksi, peradangan
dan perdarahan.(2, 8)
Obstruksi CSS disebabkan oleh faktor-faktor intraventrikular,ekstraventrikular dan
kelainan kongenital.Faktor intraventrikular meliputi stenosis herediter, stenosis intraventrikular,
ventrikulitis, papiloma pleksus koroideus atau neoplasma lain.(1)
Faktor ekstraventrikular meliputi stenosis kompresi akibat tumor dekat ventrikulus, tumor
di fossa posterior atau tumor cerebellum.Kelainan kongenital meliputi malformasi Arnold-Chairi
dan sindrom Dandy Walker.(1)
1. Hydrocephalus Kongenital (Congenital Hydrocephalus)pada Bayi dan Anak(4)
Malformasi Batang Otak menyebabkan stenosis dari Aqueductus Sylvius: terjadi pada
10% kasus hydrocephalus pada bayi baru lahir
Malformasi Dandy-Walker. Terjadi pada 2-4% bayi baru lahir dengan Hydrocephalus
Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan tipe 2
Agenesis Foramen Monro
Toxoplasmosis Kongenital
Sindrom Bickers-Adams: Hydrocephalus terpaut gen-X terjadi pada 7% kasus pada
pria. Sindrom ini ditandai dengan stenosis Aqueductus Sylvius, Retardasi mental berat,
dan 50% deformitas flexi0Adduksi dari ibu jari.
2. Hydrocephalus dapatan(aquired Hydrocephalus) pada bayi dan anak(4)
Lesi massa: terjadi pada 20% kasus hydrocephalus pada anak. Misalnya tumor
(medulloblastoma, astrocytoma), kista, abses atau hematom.
Perdarahan: Perdarahan Intraventrikular pada premature, cedera kepala, ruptur
malformasi pembuluh darah.
Infeksi: meningitis, pada beberapa daerah geografis, seperti cysticercosis.
Peningkatan tekana sinus venosus: ditemukan pada achondroplasia, craniostenosis atau
thrombosis vena.
13
Iatrogenik: Hipervitaminosis A, disebabkan oleh peningkatan sekresi CSF atau
peningkatan permeabilitas sawar darah otak.
Idiopatik.
3. Hydrocephalus pada Dewasa(4)
Perdarahan Subarachnoid (SAH) menyebabkan 1/3 kasus melalui penyumbatan villi
arachnoid dan menurunnya reabsorpsi CSF.
Idiopatik, 1/3 dari kasus dewasa.
Cedera kepala, dengan mekanisme yang sama dengan SAH.
Tumor yang dapat menyumbat aliran CSF. Tumor yang paling sering menyebabkan
hydrocephalus adalah ependymoma, subependymal giant cell astrocytoma, choroid
plexus papilloma, craniopharyngioma, pituitary adenoma, hypothalamic atau optic
nerve glioma, hamartoma, dan tumor metastasis .
Sebelum operasi fosa posterior dapat menyebabkan hidrosefalus dengan menghalangi
jalur normal aliran CSF.
Stenosis aqueductus kongenital menyebabkan hydrocephalus akan tetapi tidak bergejala
sampai usia dewasa.
Meningitis bakterial.
Semua kasus hydrocephalus kongenital atau dapatan yang terjadi hingga usia dewasa.
VI. PATOMEKANISME
Rute normal dari CSF berawal dari pleksus koroid kemudian mengalir ke ventrikel
pertama dan kedua, kemudian melalui ke foramen interventriculare (Monro) ke ventrikel ketiga,
lalu mengalir ke ventrikel keempat melalui aqueductus Sylvius, kemudian melalui 2 foramina
lateral dari Luschka dan 1 foramen medial Magendie ke ruang subarachnoid, yang granulasi
arakhnoid, sinus dural, dan akhirnya ke dalam drainase vena.(4)
Tekanan intracranial dapat meningkat jika produksi dari CSF melebihi penyerapannya.
Hal ini terjadi jika CSF overproduksi, resistensi terhadap aliran CSF meningkat, atau tekanan
sinus vena meningkat. Produksi CSF menurun akibat peningkatan tekanan Intraserebral.
Kompensasi dapat terjadi melalui penyerapan transventricular dari CSF.(9)
Patogenesis hidrosefalus dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut:(1)
14
1. Bentuk hidrosefalus akut, didasari oleh faktor mekanik. Perdarahan otak,
tumor/infeksi/abses otak, stenosis akuaduktus cerebri Sylvii, hematoma ekstradural dan
edema otak akut akan mengganggu aliran dan absorbsi CSS sehingga terjadi peningkatan
TIK. Akibatnya tekanan intraventrikular meningkat, sehingga kornu anterior ventrikulus
lateral melebar.
Kemudian diikuti oleh pelebaran seluruh ventrikulus lateralis.Dalam waktu singkat
diikuti penipisan lapisan ependim ventrikulus. Hal ini akan mengakibatkan permeabilitas
ventrikulus meningkat sehingga memungkinkan absorbsi CSS dan akan menimbulkan
edema substantia alba di dekatnya.
Apabila peningkatan absorbsi ini dapat mengimbangi produksinya yang berlebihan
maka tekanannya secara bertahap akan menurun sampai normal, meskipun penderita masih
memperlihatkan tanda-tanda hidrosefalus. Keadaan demikian ini disebut hidrosefalus
tekanan normal.Namun biasanya peningkatan absorbsi ini gagal mengimbangi kapasitas
produksinya. Sehingga terjadi pelebaran ventrikulus berkelanjutan dengan tekanan yang
juga tetap meningkat.
2. Hidrosefalus kronik terjadi beberapa minggu setelah aliaran CSS mengalami sumbatan
atau mengalami gangguan absorbsi, apabila sumbatan dapat dikendalikan atau dihilangkan,
tekanan intraventrikular akan menjadi progresif normotensif karena adanya resorbsi
transependimal parenkim paraventrikular. Akibat dari peningkatan tekanan CSS
intraventrikular mengakibatkan sistem venosa menjadi kolaps dan penurunan volume
aliaran darah, sehingga terjadi hipoksia dan perubahan metabolisme parenkim (kehilangan
lipid dan protein). Akibat lebih jauh adalah terjadinya dilatasi ventrikulus karena jaringan
periventrikular menjadi atrofi.1
Patogenesis hidrosefalus komunikans dan non-komunikas dapat dijelaskan sebagai
berikut:(1, 8, 10)
1. Pada hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara CSS sistem ventrikulus
dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini biasanya pada bagian
distal dari sistem ventrikulus ini, yaitu pada ruang subaraknoid (sebagai akibat fibrosis
dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea (sebagai akibat kelainan
15
bentuk struktur ini). Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS dan pembesaran ruang
ventrikulus.
2. Pada hidrosefalus nonkomunikans, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisa mencapai
ruang subaraknoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen Monroe,
aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka. Obstruksi pada
foramen Monroe misalnya diakibatkan oleh tumor, menghalangi aliran CSS dari
ventrikulus lateralis ke ventrikulus tertius, mengakibatkan akumulasi cairan dan
pembesaran pada ventrikulus lateralis pada sisi yang mengalami sumbatan. Obstruksi
aquaductus cerebri Sylvii oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital mengakibatkan
akumulasi cairan dan pembesaran pada ventrikulus tertius dan kedua ventrikulus
lateralis. Obstruksi pada foramen Magendi dan Luschka oleh tumor, inflamasi atau
atresia Kongenital mengakibatkan akumulasi dan pembesaran pada ventrikulus quartus,
ventrikulus tertius dan kedua ventrikulus lateralis.
VII. GEJALA KLINIS
Gambaran klinis hydrocephalus tergantung dari tipe dan kronisitas. Dilatasi ventrikel
akut memberikan gejala peningkatan TIK yang tidak spesifik. Pada dilatasi kronik gejalanya
lebih khas misalnya Trias Hakim pada NPH. Gejala peningkatan tekanan intrakranial seperti
nyeri kepala, muntah, mual, papiledema, sering mengantuk atau koma.(3)
Rincian gambaran klinik adalah sebagai berikut :(1)
1. Neonatus
Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah iritabilitas.Sering
kali anak tidak mau makan dan minum, kadang-kadang kesadaran menurun kearah letargi.Anak
kadang-kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala
lainnya belum tampak, sehingga apabila dijumpai gejala-gejala sepeti diatas, perlu dicurigai
hidrosefalus.
2. Anak berumur kurang dari 6 tahun
16
Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala, sebagai suatu manifestasi peningkatan
TIK.Lokasi nyeri tidak khas.Kadang-kadang muntah di pagi hari.Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan Visus.
Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara berjalan. Hal ini
disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks parietal sebagai akaibat pelebaran
ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang medial lebih dahulu tertekan, sehingga menimbulkan
pola berjalan yang khas.
Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar. Apabila
dilakukan pemeriksaan psikometrik akan terlihat adanya kelabilan emosional dan kesulitan
dalam hal konseptualisasi.
Pada anak dibawah enam tahun, termasuk neonatus, akan tampak pembesaran kepala
karena sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu
ke waktu, dengan mengukur lingkar kepala. Kepala yang besar (makrosefal) belum tentu
disebabkan oleh hidrosefalus tetapi bisa disebabkan oleh kraniostosis.
Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat.Tidak
ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berartitidak ada hidrosefalus. Pada umur satu
tahun, fontanela anterior sudah menutup atau oleh karena rongga tengkorak yang melebar maka
TIK secara relatif akan mengalami dekompresi.
Perkusi pada kepala anak memberi sensai yang khas. Pada hidrosefalus akan terdengar
suara yang sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka masak. Dapat terdengar suara kendi
retak (cracked-pot), hal ini menggambarkan adanya pelebaran sutura.
Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi menangis. Peningktan TIK
akan mendesak darah vena dari alur normal di basis otak menuju ke sistem kolateral.
Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas, yang disebut sebagai
sunset sign phenomen: skelera yang berwarna putih akan tampak diatas iris. Paralisis nervus
abdusens, yang sebenarnya tidak menunjukkan letak lesi, sering dijumpai pada anak yang lebih
tua atau pada orang dewasa.
Kadang-kadang terlihat nistagmus dan strabismus.Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat
terjadi edema papil atau atrofi papil.
3. Dewasa
17
Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan visus,
gangguan motorik/bejalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa.
Pemeriksaan neurologi pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil
dan atau paralisis nervus abdusens.
4. Hidrosefalus tekanan normal
Hidrosefalus ini dicirikan dengan trias demensia, gangguan berjalan dan inkontinensia
urin.Hal ini terutama pada penderita dewasa.Gangguan berjalan dicirikan oleh berjalan lambat,
langkah pendek dengan pengurangan ketinggian langkah dan ataksia dimana kaki diletakkan di
permukaan jalan dengan kekuatan yang bervarisasi. Pada saat mata tertutupakan tampak jelas
keidakstabilan postur tubuh. Tremor dan gangguan gerakan halus jari-jari tangan akan
mengganggu tulisan tangan penderita.
VIII. LABORATORIUM(4, 5)
Tidak ada pemeriksaan darah yang spesifik untuk hydrocephalus.
Pemeriksaan genetik dapat direkomendasikan pada hydrocephalus terpaut gen-X
Evaluasi CSF pada hydrocephalus post haemoragik dan postmeningitis untuk mengetahui
konsentrasi protein dan residual infeksi.
IX. PENCITRAAN
USG Pada 6-12 bulan pertama kehidupan, diagnosis hidrosefalus dapat ditegakkan
degan USG.Pada USG akan tampak dilatasi dari ventrikel tetapi USG sangat jarang
digunakan dalam mendiagnosis hidrosefalus.USG melalui frontanella anterior pada
bayi berguna untuk mengevaluasi perdarahan subependymal dan intraventricular dan
dalam memantau bayi untuk kemungkinan perkembangan hidrosefalus progresif.
CT-scan untuk mengetahu ukuran ventrikel dan struktur yang lain. Jika terdapat tumor
atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.Pada
pasien dengan hidrosefalus akan tampak dilatasi dari ventrikel pada foto CT Scan serta
dapat melihat posisi sumbatan yang menyebabkan terjadinya hidrosefalus. Dengan
CT-Scan saja hidrosefalus sudah bisa ditegakkan.
18
MRI dapat mengevaluasi Malformasi Chiari atau tumor periaqueductus atau serebral.
MRI lebih bagus dalam mengevaluasi fossa posterior dibandingkan CT-scan. MRI
dapat membedakan hidrosefalus tekanan normal (NPH) dari atrofi serebral.
Gambar 2. Hidrosefalus obstruktif yang disebabkan oleh terhalangnya foramina dari Luschka dan Magendie. Gambar MRI sagital menunjukkan dilatasi ventrikel lateral dengan peregangan corpus callosum dan dilatasi dari ventrikel keempat.(4)
Gambar 3. Hidrosefalus obstruktif yang disebabkan oleh terhalangnya foramina dari Luschka dan Magendie. Gambar MRI aksial menunjukkan dilatasi ventrikel lateral.(4)
19
Radionuklida cisternography dapat dilakukan dalam NPH untuk mengevaluasi prognosis
berkaitan dengan shunting.
Foto polos kepala dapat menggambarkan erosi Sella Turcica, atau craniosynostosis.
X. DIAGNOSIS
Pengukuran lingkar kepala fronto-oksipital yang teratur pada bayi merupakan tindakan
terpenting untuk menentukan diagnosis dini. Pertumbuhan kepala normal paling cepat terjadi
pada tiga bulan pertama.
Pemeriksaan dan Diagnosis
a. Gejala klinis
b. X Foto kepala, didapatkan:
o Tulang tipis
o Disproporsi kraniofasial
o Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
Hidrosefalus tipe kongenital/infantil
Hidrosefalus tipe juvenile/adult : oleh karena sutura telah menutup maka dari foto
rontgen kepala diharapkan adanya gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
c. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal 2,5 cm,
oksipital 1 cm
d. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel / punksi fontanela mayor.
Menentukan :
- Tekanan
- Jumblah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi
- Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
- Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan antibiotik.
e. Ventrikulografi ; yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung masuk ke dalam
ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang
ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena fontanela telah menutup ontuk
memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor pada karanium bagian frontal atau
20
oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit danmempunyai resiko yang tinggi. Di rumah
sakit yang telah memiliki fasilitas CT scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
f. CT scan kepala
Pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukkan adanya pelebaran dari ventrikel
lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada
anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan densitas oleh
karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.
Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan menunjukkan dilatasi ringan dari semua
sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
Keuntungan CT scan :
o Gambaran lebih jelas
o Non traumatik
o Meramal prognose
o Penyebab hidrosefalus dapat diduga
g. USG
Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG diharapkan dapat
menunjukkan sistem ventrikel yang melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada
penderita hidrosefalus ternyata tidak mempunyai nilai di
dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat
menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CTscan.
XI. DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan gambaran radiologi, hidrosefalus memiliki gambaran yang hampir sama
dengan holoprosencephaly, hydraencephaly.(11, 12)
1. Holoprosencephaly
Holoprosencephaly muncul karena kegagalan proliferasi dari jaringan otak untuk
membentuk dua hemisfer.Salah satu tipe terberat dari holoprosencephaly adalah bentuk alobaris
karena biasa diikuti oleh kelainan wajah, ventrikel lateralis, septum pelusida dan atrofi nervus
optikus. Bentuk lain dari holoprosencephaly adalah semilobaris holoprosencephaly dimana otak
cenderung untuk berproliferasi menjadi dua hemisfer. Karena terdapat hubungan antara
21
pembentukan wajah dan proliferasi saraf, maka kelainan pada wajah biasanya ditemukan pada
pasien holoprosencephaly.
2. Hydranencephaly
Hydranencephaly muncul karena adanya iskemik pada distribusi arteri karotis interna
setelah struktur utama sudah terbentuk.Oleh karena itu, sebagian besar dari hemisfer otak
digantikan oleh CSS.Adanya falx cerebri membedakan antara hydranencephaly dengan
holoprosencephaly.Jika kejadian ini muncul lebih dini pada masa kehamilan maka hilangnya
jaringan otak juga semakin besar.
Biasanya korteks serebri tidak terbentuk, dan diharapkan ukuran kepala kecil tetapi
karena CSS terus di produksi dan tidak diabsorbsi sempurna maka terjadi peningkatan TIK yang
menyebabkan ukuran kepala bertambah dan terjadi ruptur dari falx serebri.
XII PENATALAKSANAAN
Penanganan utama pada hydrocephalus adalah pembedahan. Teknik pembedahan dengan
menempatkan kateter ventrikuler (selang yang terbuat dari silastik) ke dalam ventrikel untuk
mengalirkan cairan CSF ke dalam kavum abdomen yang nantinya akan diabsorpsi. Shunt
biasanya dibawa ke cavum peritoneum, namun sebagai alternatif dapat dimasukkan ke atrium
kanan, kavum pleura dan vesika urinaria. Shunting dipasang seumur hidup. Komplikasi yang
dapat terjadi setelah pemasangan shuntung yaitu malfungsi, kegagalan dan infeksi.(1, 4)
1. Secara Medikamentosa:(1, 4)
Pengobatan dengan farmakologi dilakukan untuk menunda operasi. Biasa dilakukan
pada bayi premature dengan hidrosefalus post perdarahan.
Pengobatan dengan farmakologi tidak efektif untuk jangka waktu yang lama.
Pengobatan secara farmakologi bekerja dengan mengurangi produksi CSS
(Acetazolamide atau furosemide) dan meningkatkan penyerapan CSS.
Hidrosefalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi tidak memerlukan
operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kgBB. Pada keadaan akut
dapat diberikan manitol. Diuretik dan kortikosteroid dapat diberikan walaupun hasinya
kurang memuaskan.
22
2. Operasi:(2)
Operasi merupakan pilihan terapi.
Punksi Lumbal ulangan dapat dilakukan pada pasien hidrosefalus setelah perdarahan
interventrikular.
Choroid plexectomy
Membuka stenosis dari aquaductus cerebri sylvii
Shunt merupakan terapi yang banyak dilakukan pada kebanyakan orang.2 Hanya 25%
pasien dapat diobati tanpa melakukan shunt. Prinsip dari shunt adalah membentuk
hubungan atau saluaran antara ventrikulus dengan rongga plura atau peritoneum.
Ventriculoperitoneal (VP) Shunt adalah yang paling banyak digunakan.
Ventriculoatrial (VA) Shunt dikenal juga sebagai vascular shunt, prinsipnya
menghubungkan ventrikel, vena jugularis dan vena cava superior ke atrium kanan.
Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan kelainan abdominal seperti peritonitis.
Lumboperitoneal Shunt, hanya digunakan pada hidrosefalus komunikans, fistula CSF
dan pseudotumor.
Torkildsen shunt sudah jarang digunakan. Prinsipnya adalah menghubungkan anatara
ventrikel dengan cisterna magna dan hanya efektif pada hidrosefalus obstruktif didapat.
Ventriculopleural shunt merupakan pilihan kedua.
XIII PROGNOSIS(2, 9)
Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya kelaian neural
dan ekstraneural yang menetap.Pada sebagaian besar kasus, 50 % kasus meninggal saat masih
dalam uterus atau dilakukan terminasi pada kehamilan karena adanya ketidaknormalan yang
terdeteksi.Dan 50% sisanya berkembang menjadi ventricolomegaly yang progresif. Pada bayi
seperti ini, segera dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.
Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi peningkatan ketidakmampuan mental dan
koqnitif.Kemampuan atau pengetahuan umum sangat berkurang bila dibandingkan dengan
populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak mengalami keterbelakangan mental,verbal
dan ingatan. Selain itu juga menyebabkan kelainan pada mata.
TINJAUAN PUSTAKA
23
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Hidrosefalus. In: Harsono, editor. Buku
Ajar Neurologi Klinik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2005. p. 209-16.
2. Bonneman C, Golden J. Developmental Structural Disorders. In: Goetz C, editor. Texbook
of Clinican Neurology. 2 ed. Pennsylvania: Saunders; 2003. p. 553-6.
3. Smith ML, Grady MS. Neurosurgery. In: Brunicardi F, Charles F, editors. Schwatz's
Manual of Surgery. 8 ed. USA: Mc-Graw-Hill; 2006. p. 1102-29.
4. Alberto J. Hydrocephalus. 2010 [cited 2014 Juni 24]; Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1135286-overview.
5. Engelhard HH. Neurosurgery for Hydrocephalus. 2010 [cited 2014 Juni 24]; Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/247387-overview.
6. Ganong WF. Sirkulasi Melalui Daerah Khusus. In: Novrianti A, editor. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. 22 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. p. 632-33.
7. Kellog Community College. 2005; Available from:
http://academic.kellogg.edu/herbrandsonc/bio201_mckinley/Nervous%20System.htm.
8. Porth C, Gaspard K. Alterations in Brain Functions. Essentials of Pathophysiology.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2004. p. 667-71.
9. Kliegman. Hydrocephalus. Nelson Texbook of Pediatrics. 18 ed. Philadelphia: Saunders,
Elsevier; 2007.
10. Guyton A, Hall J. Cerebral Blood Flow, Cerebrospinal Fluid, and Brain Metabolism.
Textbook of Medical Physiology. 11 ed. Pennyslvania: Elsevier; 2006. p. 761-8.
11. Fenichel G. Increased Intracranial Pressure; Disorders of Cranial Volume and Shape.
Clinical Pediatric Neurology A Signs and Symptoms Approach. 5 ed. Pennyslvania:
Elsevier Inc; 2005. p. 91-7; 353-69.
12. Barnes P, Levine D. MR Imaging of Fetal CNS Abnormalities. In: Levine D, editor. Atlas
of Fetal MRI. New York: Taylor & Francis; 2005. p. 25-47.
24