case sulit tiara poag

Upload: dicky-harlan

Post on 03-Apr-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    1/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 1

    CASE SULITGLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

    RS MATA dr. YAP YOGYAKARTA

    Nama : Tiara Nugraeni

    NIM : 11.2011.103

    Dokter Pembimbing : dr. Enni Cahyani P, Sp.M, M.Kes

    FK : Ukrida

    A. Identitas pasienNama : Tn. S

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Umur : 49 tahun

    Agama : Islam

    Alamat : Danukusuman, Surakarta

    Pekerjaan : Wirausaha

    Status : Menikah

    Masuk RS : 2 Mei 2012, pukul 12.49

    B. AnamnesisAutoanamnesis : 3 Mei 2012

    Keluhan utama : Pandangan kabur sejak 4 bulan.

    Riwayat penyakit sekarang :

    Pasien datang dengan keluhan pandangan kabur pada kedua mata sejak 4

    bulan SMRS. Saat itu pasien mengaku masih dapat melihat dalam jarak pandang

    kira-kira 10 meter. Lama kelamaan pandangan pasien semakin kabur. Pandangan

    mata yang kabur tersebut terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya mata sebelah

    kanan kemudian ke mata kiri juga terasa kabur. Kadang-kadang merasa sakit

    kepala. Kalau terkena sinar matahari terasa pusing.

    1 minggu SMRS pandangan semakin kabur baik mata kanan maupun mata

    kiri. Sakit kepala masih dirasakan kadang-kadang. Silau juga dikeluhkan pasien.

    Akrivitas sehari-hari mulai terganggu.

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    2/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 2

    1 hari SMRS pasien memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Mata dr.

    Yap Yogyakarta setelah keluhan di pandangan kabur dirasakan semakin berat.

    Mata kanan sudah tidak dapat melihat apa-apa lagi, sedangkan mata kiri pasien

    masih dapat melihat tetapi kabur.

    Riwayat penyakit dahulu

    Pasien pernah berobat 3 kali di Solo, yaitu di RS umum Solo dan Solo Eye

    Center. Pasien mengaku lupa kapan tepatnya ia berobat ke tempat tersebut.

    Dikatakan dia terkena glaukoma, terakhir kali mendapat obat retivit, Aspark, dan

    Glaucon tetes. Riwayat hipertensi, DM, asma disangkal pasien. Ada riwayat sakit

    maag. Sebelumnya tidak pernah memakai kacamata.

    Riwayat penyakit keluarga

    Di keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.

    C. Pemeriksaan fisik1. Status generalis

    Kondisi umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tanda-tanda vital :

    Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,5 C Pernafasan : 20 x/menitKepala : Normocephal

    THT : Tidak diperiksa

    Leher : Tidak diperiksa

    Jantung/paru : Tidak diperiksa

    Abdomen : Tidak diperiksa

    2. Status ofthalmologikusKeterangan OD OS

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    3/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 3

    Visus

    Tajam penglihatan 0 ? 1/300

    Koreksi Tidak ada Tidak ada

    Addisi Tidak ada Tidak adaDistansia pupil

    Kaca mata Tidak ada

    Kedudukan bola mata

    Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada

    Enoftalmus Tidak ada Tidak ada

    Deviasi Tidak ada Tidak ada

    Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

    Tes Hirschberg Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Super silia

    Warna Hitam Hitam

    Letak Simetris Simetris

    Palpebra superior

    Edema Tidak ada Tidak ada

    Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

    Ektropion Tidak ada Tidak ada

    Entropin Tidak ada Tidak ada

    Blefaropasme Tidak ada Tidak ada

    Trikiasis Tidak ada Tidak ada

    Sikatriks Tidak ada Tidak ada

    Fisura palpebra 12 mm 12 mm

    Ptosis Tidak ada Tidak ada

    Hordeolum Tidak ada Tidak ada

    Kalazion Tidak ada Tidak ada

    Palpebra inferior

    Edema Tidak ada Tidak ada

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    4/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 4

    Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

    Ektropion Tidak ada Tidak ada

    Entropin Tidak ada Tidak ada

    Blefaropasme Tidak ada Tidak adaTrikiasis Tidak ada Tidak ada

    Keterangan OD OS

    Sikatriks Tidak ada Tidak ada

    Fisura palpebra 12 mm 12 mm

    Ptosis Tidak ada Tidak adaHordeolum Tidak ada Tidak ada

    Kalazion Tidak ada Tidak ada

    Konjungtiva tarsalis superior/inferior

    Hiperemis Tidak ada Tidak ada

    Folikel Tidak ada Tidak ada

    Papil Tidak ada Tidak ada

    Sikatriks Tidak ada Tidak ada

    Anemia Tidak ada Tidak ada

    Konjungtiva bulbi

    Injeksi konjungtiva Ada Tidak ada

    Injeksi siliar Ada Tidak ada

    Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada

    Pterigium Tidak ada Tidak ada

    Pinguekula Tidak ada Tidak ada

    Nevus pigmentosus Tidak ada Tidak ada

    Kemosis Tidak ada Tidak ada

    Sistem lakrimalis

    Punctum lakrimalis Terbuka Terbuka

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    5/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 5

    Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Skelra

    Warna Kemerahan PutihIkterik Tidak ada Tidak ada

    Kornea

    Kejernihan Tidak jernih Jernih

    Permukaan Licin Licin

    Ukuran 12 mm 12 mm

    Sensibilitas Baik Baik

    Infiltrat Tidak ada Tidak ada

    Ulkus Tidak ada Tidak ada

    Perforasi Tidak ada Tidak ada

    Arcus seniles Tidak ada Tidak ada

    Edema Ada Tidak ada

    Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Bilik mata depan

    Kedalaman Dalam Dalam

    Kejernihan Jernih Jernih

    Hifema Tidak ada Tidak ada

    Hipopion Tidak ada Tidak ada

    Efek Tyndall Negatif Negatif

    Iris

    Warna Hitam Hitam

    Kriptae Jelas Jelas

    Bentuk Bulat Bulat

    Sinekia Tidak ada Tidak ada

    Koloboma Tidak ada Tidak ada

    Pupil

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    6/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 6

    Letak Di tengah Di tengah

    Bentuk Bulat Bulat

    Ukuran 6 mm 5 mm

    Keterangan OD OS

    Refleks cahaya langsung Positif Positif

    Refleks cahaya tidak

    langsung

    Positif Positif

    Lensa

    Kejernihan Jernih Jernih

    Letak Di tengah Di tengah

    Shadow test Negatif Negatif

    Badan kaca

    Kejernihan Jernih Jernih

    Fundus okuli

    Refleks suram suram

    Palpasi

    Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

    Massa tumor Tidak ada Tidak ada

    Tensi okuli N +++ N +++

    Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Tes tonometer

    54 60

    Keterangan OD OS

    Kampus visi

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    7/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 7

    Tes konfrontasi

    Laboratorium (2 Mei 2012)

    - GDS 118 mg/dL

    D. ResumePasien laki-laki usia 49 tahun, pandangan kabur pada kedua mata sejak 4

    bulan SMRS. Pandangan mata yang kabur tersebut terjadi secara perlahan-lahan.

    Awalnya mata sebelah kanan kemudian ke mata kiri juga terasa kabur. Kadang-

    kadang merasa sakit kepala. Kalau terkena sinar matahari terasa pusing. 1 minggu

    SMRS pandangan semakin kabur baik mata kanan maupun mata kiri. Akrivitas

    sehari-hari mulai terganggu.

    1 hari SMRS pasien memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Mata dr.

    Yap Yogyakarta setelah keluhan di pandangan kabur dirasakan semakin berat.

    Mata kanan sudah tidak dapat melihat apa-apa lagi, sedangkan mata kiri pasien

    masih dapat melihat tetapi kabur.

    Status Generalis

    Tensi : 160/110 mmHg, Nadi : 80X/menit, RR : 20X/menit, suhu : 36.5C

    Pemeriksaan ophthalmologis

    OD OS

    Visus 0 ? 1/300

    Injeksi siliar + -

    Injeksi konjungtiva + -

    Kornea berkabut jernih

    COA dalam dalam

    Pupil D:6 mm D:5mm

    Diagnosa kerja

    ODS: Glaukoma Primer Sudut Terbuka

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    8/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 8

    Dasar diagnosis:- TIO tinggi (OD 54 OS 60)- Kehilangan lapang pandang perlahan

    E. Diagnosa bandingRetinopati hipertensi

    F. Anjuran pemeriksaan- Periksa TIO setiap hari- Pemeriksaan gonioskopi- Cek tekanan darah untuk kontrol

    G. Penatalaksanaan- Infus manitol 250 ml- Azopt 1% 3xODS- Timolol Maleat 0.5% 3xODS- Carpin 2x ODS- Glaukom 3 x I- Aspar k 1x I

    H. KomplikasiDapat menilmbulkan kebutaan

    I. PrognosisOD OS

    Ad vitam : ad malam ad malam

    Ad fungsionam : ad malam ad malam

    Ad sanasionam : ad malam ad malam

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    9/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 9

    TINJAUAN PUSTAKA

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka

    Definisi

    Glaukkoma adalah neuropati optic yang disebabkan oleh tekanan intraocular

    yang relative tinggi, yang ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan

    atrofi papil saraf optic. 1

    Epidemiologi

    Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia. Di Indonesia,

    glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500.000 kasus kebutaan di Indonesia dan

    kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent.1 Glaukoma primer

    sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai. Sekitar 0,4-0,7 %

    orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3% orang berusia lebih dari 70 tahun

    diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primer

    sudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara

    genetik penderitanya adalah homozigot.

    Etiologi

    Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat

    disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar ataupun

    berkurangnya pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik mata atau di celah

    pupil.

    Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akueus,

    hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan

    antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan

    tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus.

    Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara

    saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf

    optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami

    kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    10/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 10

    Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang

    sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.1,2

    Glaukoma primer sudut terbuka penyebabnya tidak diketahui dengan jelas atau

    idiopatik. Biasa bersifat genetic yang diturunkan secara poligenik atau multifaktorial.

    Hambatan cairan humor akuos terjadi pada trabekulum sendiri, yaitu pada celah-celah

    trabekulum yang sempit sehingga cairan akuos tidak dapat keluar dari bola mata

    dengan lancer. Sempitnya celah-celah trabekulum itu disebabkan oleh timbunan

    matriks interseluler.

    Faktor resiko

    Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma yaitu orang tua

    (lebihdari 40 tahun), dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi seiring

    dengan peningkatan usia, penderita diabetes, penderita hipertensi, penggunaan

    medikasi yang mengandung steroid dalam jangka waktu lama, ras, tebal kornea

    sentral, miopia/hipermiopia tinggi, riwayat keluarga glaukoma (risiko 4kali orang

    normal), perempuan punya resiko tinggi untuk menderita glaukoma dari pada pria,

    miopia, migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi darah yang buruk),

    atau kecelakaan pada mata sebelumnya.

    1,3

    Terdapat faktor resiko pada seseoranguntuk mendapatkan glaukoma primer sudut terbuka seperti diabetes melitus,

    hipertensi, kulit berwarna dan miopia.2

    Klasifikasi

    Glaukoma dibagi menjadi 4, yaitu glaukoma primer, glaukoma sekunder,

    glaukoma congenital dan glaukoma absolute. Glaukoma primer dan sekunder masing-

    masing dibagi menjadi 2, yaitu sudut terbuka dan sudut tertutup.

    Manifestasi Klinis

    Gejala Subjektif:

    Gejalanya tidak ada atau sangat ringan, biasanya keluhannya hanya rasa tidak

    nyaman atau pegal di mata. Penglihatan tetap jelas pada fase awal, karena penglihatan

    sentral belum terlibat. Selanjutnya lapangan pandang mulai menyempit. Gejala lain

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    11/13

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    12/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 12

    Penatalaksanaan

    Pengobatan Medis

    Pembagian obat-obat glaukoma

    1. Obat topicala. Golongan kolinergik: pilokarpin, karbakol

    b. Golongan agonis adrenergic: epinefrin, dipinevrin, brimonidin,apraklonidin

    c. Golongan penyekat reseptor beta: timolol, carteolol, betaxolol,levobunolol, metoprolol

    d. Golongan analog prostaglandin: latanoprost, travoprost, bimatoprost,unoprostone

    e. Golongan inhibitor karbonik anhidrase topical: dorzolamid, brinzolamid2. Obat sistemik

    a. Golongan inhibitor karbonik anhidrase: azetazolamide, methazolamidb. Zat hiperosmotik: mannitol, gliserin, urea.

    Tindakan Pembedahan

    - Iridoktomi dan iridoktomi perifer- Iridoktomi laser- Trabekuloplasti laser- Tindakan Siklodestruktif

    Glaukoma Absolut

    Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka)

    dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan

    fingsi lanjut. Pada glaukoma absolute kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil

    atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.

    Sering mata dengan buta ini mengakibatkan sumbatan pembuluh darah

    sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskular pada iris, keadaan ini

    menumbulkan rasa sakit sekali hingga akhirnya menimbulkan glaukoma hemoragik.

    Pengobatan glaukoma absolute dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar

    untuk menekan fingsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan

    bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.3

  • 7/28/2019 Case Sulit Tiara POAG

    13/13

    Glaukoma Primer Sudut Terbuka Page 13

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Suhardjo, Hartono, dkk. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Bagian IlmuPenyakit Mata Fakultas Kedokteran UGM; 2007. p.147-168

    2. Riordan-Eva,P., Whitcher,J.P. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum.Ed.17. Jakarta: EGC; 2007. p.212-229

    3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Ed ke-3. Jakarta: Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia;2009. p.212-217.