laporan kasus od poag os glaukoma absolut

58
LAPORAN KASUS OD GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA , OS GLAUKOMA ABSOLUT SUDUT TERBUKA DISUSUN OLEH : SARTIKA SABHINAYA FK UPN ”VETERAN” JAKARTA 1120221174 PEMBIMBING : dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M dr.Hari Trilunggono, Sp.M

Upload: dhila-fadhila

Post on 19-Jan-2016

247 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

LAPORAN KASUS

OD GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ,

OS GLAUKOMA ABSOLUT SUDUT TERBUKA

DISUSUN OLEH :

SARTIKA SABHINAYA

FK UPN ”VETERAN” JAKARTA

1120221174

PEMBIMBING :

dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

dr.Hari Trilunggono, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN MATA

RUMAH SAKIT TK.II dr. SOEDJONO MAGELANG

2013

Page 2: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

OD GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA ,

OS GLAUKOMA ABSOLUT SUDUT TERBUKA

Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas

Kepaniteraan Klinik Departemen Mata Rumah Sakit Tk.II

dr. Soedjono Magelang

Oleh :

SARTIKA SABHINAYA

1120221174

Magelang, Agustus 2013

Telah dibimbing dan disahkan oleh,

Pembimbing,

(dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M )

Pembimbing,

(dr.Hari Trilunggono, Sp.M)

1

Page 3: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan laporan kasus ini. Penulis berharap agar laporan ini dapat

dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan dan instasi.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M dan dr.Hari Trilunggono, Sp.M

2. Teman-teman Departemen stase Mata yang selama ini selalu memberikan dukungan

Penulis menyadari bahwa selama penulisan ini, penulis masih mempunyai banyak

kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan untuk menyempurnakan

laporan ini.

Magelang, Agustus 2013

Penulis

2

Page 4: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.............................................................................................................. 1

Kata Pengantar...................................................................................................................... 2

Daftar Isi.................................................................................................................... ........... 3

BAB I Pendahuluan............................................................................................................... 4

BAB II Status Pasien............................................................................................................. 5

BAB III Tinjauan Pustaka .....................................................................................................12

BAB IV Pembahasan ............................................................................................................ 37

Daftar Pustaka ........................................................................................................... ........... 39

3

Page 5: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

BAB I

PENDAHULUAN

Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang

memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.1 Glaukoma adalah

penyakit mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh

pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.1,2,3

Di seluruh dunia glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tinggi, 2 %

penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Glaukoma dapat juga didapatkan

pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih sering terserang dari pada wanita.

Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian ; glaukoma primer,

glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut sedangkan berdasarkan

mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma

sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.2

Di seluruh dunia, kebutaan menempati urutan ketiga sebagai ancaman yang

menakutkan setelah kanker dan penyakit jantung koroner. Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2

juta orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000

adalah buta disebabkan penyakit ini.3

Berbagai penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita, berupa medikamentosa,

tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk memperlambat atau mencegah

hilangnya penglihatan (kebutaan). Namun, berkurangnya lapang pandang yang telah terjadi

tidak bisa dikembalikan.3

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, namun bila diketahui secara

dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya gangguan penglihatan adalah cara terbaik

untuk mengontrol glaukoma.1

Glaukoma dapat bersifat akut dengan gejala yang sangat nyata dan bersifat kronik yang

hampir tidak menunjukkan gejala, seorang dokter harus mampu mengenali gejala dan tanda

glaukoma sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat.3

4

Page 6: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

BAB II

STATUS PASIEN

II.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr. W

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Padangunung, Magelang

Pekerjaan : Tidak bekerja

Status Menikah : Belum menikah

Tanggal masuk poli : 21 Agustus 2013

Nomor RM : 091880

II.2. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Mata kiri tidak dapat melihat

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang dengan keluhan mata kiri tidak dapat melihat. Keluhan ini

terjadi secara perlahan-lahan sejak sepuluh tahun yang lalu, yang diawali dengan

pandangan pada mata kiri sedikit kabur. Pasien juga merasakan pandangan pada mata

kiri semakin gelap tidak seperti dulu.

Sedangkan pada mata kanan, pasien mengaku pandangannya kabur, dan

apabila melihat cahaya menjadi pudar. Hal tersebut sudah dirasakan kurang lebih 10

tahun yang lalu, dan terjadi secara perlahan-lahan. Namun, keluhan pada kedua mata

pasien tersebut diawali oleh mata kiri terlebih dahulu, untuk jarak waktu timbulnya

keluhan antar kedua mata, pasien mengaku lupa.

Pasien mengeluh apabila berjalan sering menabrak dan tersandung karena

merasa penglihatannya menyempit dan samar-samar untuk melihat benda-benda yang

ada disekitarnya. Pasien mengaku tidak merasa sakit kepala.

Gatal, belekan, cekot-cekot ,mata berair, nyeri pada mata disangkal oleh

pasien. Selain itu melihat pelangi disekitar lampu dan melihat kilatan cahaya terang

juga disangkal oleh pasien. Pasien juga menyangkal tidak ada mual muntah. Saat ini

pasien juga menggunakan kacamata minus yang sudah digunakan sejak kurang lebih

6 tahun yang lalu.

5

Page 7: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kelainan mata sejak lahir disangkal

Riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat mengalami trauma pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat menjalani operasi pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat memiliki penyakit kencing manis dan darah tinggi disangkal

Riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal

Riwayat penggunaan kacamata sebelumnya diakui yaitu OD S -6.00 D dan OS

S -3.00 D

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu dari pasien juga mengalami hal serupa, yaitu pada kedua matanya tidak dapat

melihat

Tidak ada riwayat keluarga menderita kencing manis dan darah tinggi

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tidak bekerja, biaya pengobatan ditanggung oleh pasien sendiri. Kesan

ekonomi cukup.

II.3. PEMERIKSAAN FISIK

Status Umum

Kesadaran : Compos mentis

Aktivitas : Normoaktif

Kooperatif : Kooperatif

Status gizi : Baik

Vital Sign

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

RR : 16 x/menit

Suhu : 36,50C

6

Page 8: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Status Ophthalmicus

OCULUS DEXTER

(OD)

PEMERIKSAAN OCULUS SINISTER

(OS)

1/60 Visus 0

KMS 6/60

NBC

Koreksi

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Bulbus okuli

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Edema (-), hiperemis (-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-),

lagoftalmus (-),

ektropion (-),

entropion (-)

Palpebra

Edema (-), hiperemis(-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-),

lagoftalmus (-),

ektropion (-),

entropion (-)

Edema (-),injeksi

konjungtiva (-), injeksi

siliar (-), bangunan

patologis (-), infiltrat (-)

Konjungtiva

Edema (-),injeksi

konjungtiva (-), injeksi

siliar (-), bangunan

patologis (-), infiltrat (-)

Warna putih Sklera Warna putih

Bulat, edema (-),

infiltrat (-), sikatriks (-)

Kornea Bulat, edema (-),

infiltrat (-), sikatriks (-)

Jernih, kedalaman

cukup, hipopion (-),

hifema (-)

Camera Oculi Anterior

(COA)

Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)

Kripta (+), warna hitam,

edema (-), sinekia (-),

atrofi (-),

Iris

Kripta (+), warna hitam,

edema (-), sinekia (-),

atrofi (-),

Reguler ,letak sentral,

diameter: ± 3mm, Pupil

Reguler , letak sentral,

diameter: ± 3mm,

7

Page 9: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

refleks pupil lambat +/+ refleks pupil L/TL: -/+

Jernih Lensa Jernih

Jernih Corpus Vitreum Jernih

Atrofi papil (+), CDR

0,9 Ekskavasio

glaukomatosa (+)

medialisasi (+) , AVR

2:3

Retina Atrofi papil (+), CDR 0,9

Ekskavasio glaukomatosa

(+) ,medialisasi (+) ,AVR

2:3

+ Cemerlang Fundus Refleks + Cemerlang

Normal TIO +, bola mata keras

Epifora (-),lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-),lakrimasi (-)

Menyempit Tes Konfrontasi Tidak dapat dilakukan

II.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan Lapang Pandang dengan Perimetri

- Pemeriksaan Gonioskopi

- Pemeriksaan Tonometri Schiotz atau Aplanasi

- Pemeriksaan Tonografi

- Pemeriksaan Non-Kontak Tonometri

III.5. DIAGNOSA BANDING

Oculus Dexter

Glaukoma Primer Sudut Terbuka

Ditegakkan karena pada pasien terjadi penyempitan lapang pandang yaitu sering

menabrak jika berjalan, keluhan yang bersifat kronik, penurunan penglihatan dan

pada pemeriksaan COA kedalamannya cukup, funduskopi yang ditemukan atrofi

papil, CDR meningkat, medialisasi, dan ekskavasio glaukomatosa, dan TIO

meningkat.

Glaukoma Primer Sudut Tertutup

Disingkirkan karena pada glaukoma primer sudut tertutup terdapat keluhan mata

cekot-cekot, merah dan berair, penglihatan kabur yang mendadak, mual muntah

(+), melihat halo (+), nyeri kepala berat (+), lalu dari pemeriksaan didapatkan

injeksi siliar, edema kornea, COA dangkal, refleks pupil (-) dan dari funduskopi

8

Page 10: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

didapatkan trias glaukoma yaitu Cup Disk Ratio meningkat, ekskavasio

glaukomatosa dan medialisasi.

Glaukoma Kongenital

Disingkirkan karena riwayat kelainan mata sejak lahir disangkal

Glaukoma Sekunder

Disingkirkan karena riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya, riwayat

operasi dan trauma pada mata sebelumnya disangkal.

Katarak

Disingkirkan karena akan ditemukan adanya penglihatan kabur yang berasap,

silau , halo dan tidak ditemukan kekeruhan pada lensa.

Oculus Sinister

Glaukoma Absolut Sudut Terbuka

Ditegakkan karena penglihatan menjadi semakin hilang, visus 0, keluhan yang

bersifat kronik, TIO yang sangat meningkat dengan mata terasa seperti batu,

pemeriksaan Funduskopi yang ditemukan atrofi papil, CDR meningkat ,

ekskavasio glaukomatosa (+) dan medialisasi (+)

Glaukoma Absolut Sudut Tertutup

Disingkirkan karena pada glaukoma absolut sudut tertutup pada awalnya akan

mengalami keluhan mata cekot-cekot, merah dan berair, penglihatan kabur yang

mendadak, mual muntah (+), melihat halo (+), nyeri kepala berat (+), lalu dari

pemeriksaan didapatkan injeksi siliar, edema kornea, COA dangkal, refleks pupil

(-) dan dari funduskopi didapatkan trias glaukoma yaitu Cup Disk Ratio

meningkat, ekskavasio glaukomatosa dan medialisasi.

Glaukoma Primer Sudut Terbuka

Disingkirkan karena pada glaukoma primer sudut terbuka akan didapatkan

keluhan mata kabur (keadaan kronis) dan penyempitan lapang pandang. Pada

pemeriksaan funduskopi yang ditemukan atrofi papil, CDR meningkat,

medialisasi, dan ekskavasio glaukomatosa.

Glaukoma Primer Sudut Tertutup

Disingkirkan karena pada glaukoma primer sudut tertutup akan didapatkan

keluhan mata cekot-cekot, merah dan berair, penglihatan kabur yang mendadak.

Pada pasien tidak ada keluhan mual muntah, ketika melihat cahaya lampu tidak

9

Page 11: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

ada gambaran pelangi, dan tidak ada nyeri kepala berat. Pada pemeriksaan akan

didapatkan injeksi siliar, edema kornea, COA dangkal.

Glaukoma Sekunder

Disingkirkan karena riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya, riwayat

operasi dan trauma pada mata sebelumnya disangkal.

II.6. DIAGNOSIS KERJA

- Oculus Dexter Glaukoma Primer Sudut Terbuka

- Oculus Sinister Glaukoma Absolut Sudut Terbuka

II.7. TERAPI

Medikamentosa :

Topikal

- Pilocarpin 2%, 3 x sehari 1 tetes ODS

- Timolol Maleat 0,5% 2 x sehari 1 tetes ODS

Oral

- Vitamin B1, B6 & B12 1x1

Non Medikamentosa : (-)

Operatif :

Usulan dilakukan iridektomi & iridotomi perifer

II.8. EDUKASI

Memberitahukan kepada pasien tentang penyakit glaukoma yang sedang dialami

akibat peningkatan tekanan dalam mata dan menjelaskan bahwa dapat terjadi

kerusakan dari saraf matanya

Memberitahukan kepada pasien bahwa dapat dilakukan tindakan operatif berupa

iridektomi & iridotomi perifer dimana tindakan tersebut dapat mengurangi

tekanan dalam matanya sehingga mengurangi keluhan

Memberitahukan kepada pasien untuk memakai obat tetes mata dan meminum

obat yang sudah diresepkan secara teratur

Memberitahukan kepada pasien untuk kontrol ke dokter secara teratur. Pasien

datang kembali untuk kontrol dikarenakan pada mata sebelah kanan bisa terjadi

glaukoma absolut juga sehingga kita bisa mencegah komplikasi lebih lanjut.

10

Page 12: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Menjelaskan bahwa kebutaan akibat glaucoma absolut bersifat irreversibel, tidak

mungkin kembali seperti sedia kala.

Menjelaskan kepada pasien bahwa, pengobatan yang dilakukan hanya semata-

mata untuk mengurangi keluhan.

II.9. PROGNOSIS

Oculus Dexter Oculus Sinister

Quo ad visam : Dubia ad malam Ad malam

Quo ad sanam : Dubia ad bonam Ad malam

Quo ad functionam : Dubia ad malam Ad malam

Quo ad vitam : Ad bonam Ad bonam

Quo ad kosmetikam : Dubia ad bonam Ad bonam

II.10. KOMPLIKASI

Pada oculus dexter dapat berkembang ke arah Glaukoma Absolut dimana terjadi

kebutaan total.

II.11. RUJUKAN

Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya,

karena dari pemeriksaan klinis dan laboratorium tidak ditemukan kelainan yang berkaitan

dengan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Bilik Mata Depan (COA)

III.1.1.Anatomi

11

Page 13: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Bilik mata depan merupakan struktur penting dalam hubungannya dengan pengaturan

tekanan intraokuler. Hal ini disebabkan karena pengaliran cairan aquos harus melalui bilik

mata depan terlebih dahulu sebelum memasuki kanal Schlemm.1 Bilik mata depan dibentuk

oleh persambungan antara kornea perifer dan iris.

Bagian mata yang penting dalam glaukoma adalah sudut filtrasi. Sudut filtrasi ini

berada dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang

menghubungkan akhir dari membran descement dan membran bowman, lalu ke posterior

0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanal schlem dan trabekula sampai ke COA.

Limbus terdiri dari dua lapisan epitel dan stroma. Epitelnya dua kali setebal epitel kornea. Di

dalam stroma terdapat serat – serat saraf dan cabang akhir dari a. Siliaris anterior.1,2,6,7

Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan kornea, di sini

ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas

belakang sudut filtrasi, serta tempat insersi otot siliar logitudinal. Pada sudut filtrasi terdapat

garis schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran descement dan kanal

schlemm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya. 7

Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari:1,2,6,7

a. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea dan

menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemm untuk berinsersi pada sklera.

b. Scleralspur (insersidari m. Ciliaris) dan sebagian ke m. Ciliaris meridional.

c. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe) menuju ke jaringan

pengikat m. Siliaris radialis dan sirkularis.

d. Ligamentum pektinatum rudimenter,berasal dari dataran depan iris menuju ke depan

trabekula. Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis dan

seluruhnya diliputi endotel.

Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodufikasi yang mengelilingi kornea.

Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel. Pada dinding sebelah dalam terdapat lubang – lubang

sebesar 2 U, sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula dan kanal shlemn. Dari

kanal schlemn, keluar salura kolektor, 20 – 30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam

jaringan sklera dan episkelera dan vena siliaris anterior di badan siliar.2,7

12

Page 14: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

III.1.2.Fisiologi Aquos Humor

Produksi Cairan Aquos

Cairan aquos diproduksi epitel non pigmen dari korpus siliaris, tepatnya dari

plasma darah di jaringan kapiler proccesus siliaris. Fungsi Cairan aquos adalah

sebagai cairan yang mengisi bilik mata depan, cairan aquos berfungsi untuk menjaga

tekanan intraokuler, memberi nutrisi ke kornea dan lensa dan juga memberi bentuk ke

bola mata anterior.

Volumenya sekitar 250 µL dengan jumlah yang diproduksi dan dikeluarkan

setiap harinya berjumlah 5 mL/hari.8 Cairan ini bersifat asam dengan tekanan osmotik

yang lebih tinggi dibandingkan plasma.

Tiga Proses Produksi Humor Aquous oleh proc. Ciliar (epitel ciliar)   :

1. Transpor aktif (sekresi)

Transpor aktif menggunakan energi untuk memindahkan substansi melawan

gradien elektrokimia dan tidak bergantung pada tekanan. Ciri-ciri tepatnya ion atau

ion-ion yang ditranspor tidak diketahui, akan tetapi sodium, klorida, potasium, asam

askorbat, asam amino dan bikarbonat ikut terlibat. Transpor aktif diperhitungkan

untuk sebagian besar produksi akueus dan melibatkan, setidaknya sebagian, aktivitas

enzim carbonic anhydrase II dan Na+K+ pump diaktivasi ATPase. 8

2. Ultrafiltrasi

Ultrafiltasi berkenaan dengan pergerakan yang bergantung pada tekanan

13

Page 15: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

sepanjang gradien tekanan. Pada prosesus siliaris, tekanan hidrostatik dibedakan

antara tekanan kapiler dan tekanan intraokular yang menyokong pergerakan cairan

kedalam mata, sedangkan gradien onkotik diantara keduanya menghambat pergerakan

cairan. Hubungan antara sekresi dan ultrafiltrasi tidak diketahui. 8

3. Difusi

Difusi adalah pergerakan pasif ion-ion melewati membran yang berhubungan

dengan pengisian. Sodium sangat bertanggungjawab untuk pergerakan cairan kedalam

camera oculi posterior. 8

Supresi Pembentukan Akueus

Mekanisme aksi dari beberapa kelas obat-obatan yang menekan pembentukan

akueus – penghambat karbonik anhidrase, β-adrenergik antagonis (β-bloker) dan α2-

agonis – tidak sepenuhnya dipahami. Peranan enzim karbonik anhidrase sangat

diperdebatkan. Fakta memberi kesan bahwa ion bikarbonat secara aktif disekresi

didalam mata; jadi fungsi enzim tersebut mungkin untuk menyediakan ion ini.

Karbonik anhidrase mungkin juga menyediakan ion bikarbonat ataupun ion hidrogen

untuk sistem penyangga intrasel. 8

Fakta terkini mengindikasikan bahwa β2-reseptor merupakan reseptor

adrenergik yang paling lazim berada dalam epitel silier. Namun arti dari temuan ini

tidak jelas, tapi antagonis β-adrenergik dapat mempengaruh transpor aktif dengan

menyebabkan penurunan baik efisiensi pompa Na+K+ maupun jumlah kedudukan

pompa. 8

Humor aquos diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma yang

dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar dan prosesus

sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aquos

mengalir melalui pupil ke bilik mata depan Lalu ke jalinan trabekular di sudut bilik

mata depan. Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen

dengan darah di iris. 8

Kecepatan produksi cairan aquos diukur dalam satuan mikroliter per menit

(µL/menit). Para peneliti di Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap 300 orang

dengan tekanan intraokuler normal yang berusia antara 3 sampai 38 tahun dengan

menggunakan teknik penyaringan (scan) fluorofotometri. Dalam penelitian tersebut

didapat bahwa kecepatan rata-rata aliran cairan aquos pada jam 8.00 – 16.00 berkisar

antara 2,75 ± 0.63 µL/menit sehingga didapat batas normal produksi cairan aquos

14

Page 16: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

sekitar 1,8 –4,3 µL/menit. Kecepatan ini dalam sehari dapat bervariasi yang disebut

dengan variasi diurnal yaitu kecepatan selama tidur ±1,5 kali lebih cepat dari pada

pagi hari.4

III.1.3.Komposisi Cairan Aquos

Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik

mata belakang. Humor akueus dibentuk dari plasma didalam jalinan kapiler prosesus siliaris.

Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisinya serupa dengan

plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih

tinggi; dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. Unsur pokok dari humor akueus

normal adalah air (99,9%), protein (0,04%) dan lainnya dalam milimol/kg adalah Na+ (144),

K+ (4,5), Cl- (110), glukosa (6,0), asam laktat (7,4), asam amino (0,5) dan inositol (0,1).

Normal produksi rata-rata adalah 2,3 µl/menit.2,8

III.1.4.Mekanisme Pengaliran Cairan Aquos

Humor akuous diproduksi oleh epitel non pigmen dari korpus siliaris dan mengalir ke

dalam bilik posterior, kemudian masuk diantara permukaan posterior iris menilai sudut pupil.

Selanjutnya masuk ke bilik anterior. Humor akuous keluar dari bilik anterior melalui

dua jalur konvensional (jalur trabekula) dan jalur uveosklera (jalur non trabekula).

1. Jalur trabekulum (konvensional) 2,8

15

Page 17: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Kebanyakan humor akueus keluar dari mata melalui jalur jalinan trabekula-

kanal Schlemm-sistem vena. Jalinan trabekula dapat dibagi kedalam tiga bagian : 8

-  Uveal

-   Korneoskleral

-    Jukstakanalikular

Tahanan utama aliran keluar terdapat pada jaringan juksta kanalikular. Fungsi

jalinan trabekula adalah sebagai katup satu jalan yang membolehkan akueus

meninggalkan mata melalui aliran terbesar pada arah lain yang tidak bergantung

pada energi. Akueus bergerak melewati dan diantara sel endotelial yang membatasi

dinding dalam kanal Schlemm. Sekali berada dalam kanal Schlemm, akueus

memasuki saluran kolektor menuju pleksus vena episklera melalui kumpulan kanal

sklera. 1,2,8

2. Jalur uveosklera (nonkonvensional)

Pada mata normal setiap aliran non-trabekular disebut dengan aliran

uveoskleral. Mekanisme yang beragam terlibat, didahului lewatnya akueus dari

camera oculi anterior kedalam otot muskularis dan kemudian kedalam ruang

suprasiliar dan suprakoroid. Cairan kemudian keluar dari mata melalui sklera yang

utuh ataupun sepanjang nervus dan pembuluh darah yang memasukinya. Aliran

uveoskleral tidak bergantung pada tekanan. Aliran uveoskleral ditingkatkan oleh

agen sikloplegik, adrenergik, dan prostaglandin dan beberapa bentuk pembedahan

(misal siklodialisis) dan diturunkan oleh miotikum. 8

16

Page 18: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk

organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea, disamping

itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme pada kedua organ

tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk mata dan

menimbulkan tekanan dalam bola mata (tekanan intra okuler).

Untuk mempertahankan keseimbangan tekanan di dalam bola mata cairan

aquos diproduksi secara konstan serta dialirkan keluar melalui sistem drainase

mikroskopik.

Kecepatan pembentukan

cairan aquos dan hambatan pada mekanisme pengaliran keluarnya menentukan

besarnya tekanan intraokuler. Normalnya tekanan di dalam bola mata berkisar antara

10-20 mmHg.8

Peningkatan tekanan intraokuler dapat terjadi akibat produksi cairan aquos

yang meningkat misalnya pada reaksi peradangan dan tumor intraokuler atau karena

aliran keluarnya yang terganggu akibat adanya hambatan pada pratrabekular,

trabekular atau post trabekular.7

Resistensi utama terhadap aliran keluar humor aquous dari COA adalah

lapisan endotel saluran schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekula di dekatnya,

bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera

menentukan besar minimum tekanan intraokular yang dicapai oleh terapi medis.

III.2. Glaukoma

III.2.1.`Definisi

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit neurooptic yang menyebabkan kerusakan

serat optik (neuropati optik), yang ditandai dengan kelainan atau atrofi papil nervus opticus

yang khas, adanya ekskavasi glaukomatosa, serta kerusakan lapang pandang dan biasanya

disebabkan oleh efek peningkatan tekanan intraokular sebagai faktor resikonya.

17

Page 19: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

III.2.2.Epidemiologi Glaukoma

Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tertinggi, 2%

penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Glaukoma dapat juga didapatkan

pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih banyak diserang daripada wanita.2

Di seluruh dunia, kebutaan menempati urutan ketiga sebagai ancaman yang

menakutkan setelah kanker dan penyakit jantung koroner.3 Di Amerika Serikat, kira-kira 2.2

juta orang pada usia 40 tahun dan yang lebih tua mengidap glaukoma, sebanyak 120,000

adalah buta disebabkan penyakit ini. Banyaknya Orang Amerika yang terserang glaukoma

diperkirakan akan meningkatkan sekitar 3.3 juta pada tahun 2020. Tiap tahun, ada lebih dari

300,000 kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang-orang menderita kebutaan.

Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang Kaukasia. Persentase

ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama pada orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara..

Glaukoma pada orang kulit hitam, lima belas kali lebih menyebabkan kebutaan dibandingkan

orang kulit putih.2,4

Diketahui bahwa angka kebutaan di Indonesia menduduki peringkat pertama untuk

kawasan Asia Tenggara. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kebutaan di

Indonesia mencapai 1,5% atau sekitar 3 juta orang. Persentase itu melampaui negara Asia

lainnya seperti Bangladesh dengan 1%, India 0,7% dan Thailand 0,3%.5 Menurut Survei

Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996, kebutaan tersebut

disebabkan oleh katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan penyakit

lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).

18

Page 20: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

III.2.3.Faktor Resiko

1. Tekanan intarokuler yang tinggi

Tekanan intraokulera/bola mata di atas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma.

Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat

merusak saraf optik.

2. Umur

Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi

40 tahun yang terkena glaukoma

3. Riwayat glaukoma dalam keluarga

Glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita galukoma mempunyai risiko 6 kali

lebih besar untuk terkena glaukoma. Risiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian

hubungan orang tua dan anak-anak.

4. Obat-obatan

Pemakaian steroid secara rutin, misalnya pemakaian tetes mata yang mengandung steroid

yang tidak terkontrol dapat menginduksi terjdinya glaukoma.

5. Riwayat trauma pada mata

6. Riwayat penyakit lain (Riwayat penyakit Diabetes, Hipertensi) 9

III.2.4.Patofisiologi Terjadinya Glaukoma

Setiap hari mata memproduksi sekitar 1 sdt humor aquos yang menyuplai makanan

dan oksigen untuk kornea dan lensa dan membawa produk sisa keluar dari mata melalui

anyaman trabekulum ke Canalis Schlemm.

Pada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi cairan mata

oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari bola mata. Pada glaukoma

tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika tekanannya diperlukan sekali.

Dinamika ini saling berhubungan antara tekanan, tegangan dan regangan.7

1. Tekanan

Tekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur (pada mata berupa dinding

korneosklera). Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila penekan pada sklera

tidak benar.

2. Tegangan

Tegangan mempunyai hubungan antara tekanan dan kekebalan. Tegangan yang rendah

dan ketebalan yang relatif besar dibandingkan faktor yang sama pada papil optik

19

Page 21: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

ketimbang sklera. Mata yang tekanan intraokularnya berangsur-angsur naik dapat

mengalami robekan dibawah otot rektus lateral.

3. Regangan

Regangan dapat mengakibatkan kerusakan dan mengakibatkan nyeri.

Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus humor

oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluar aquoeus humor melalui

sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik mata depan, keadaan jalinan

trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan vena episklera.

Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang daripada 20 mmHg pada

pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi dari 20 mmHg yang juga

disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg

pasien menderita glaukoma (tonometer Schiotz).2,6,7

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion

difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan

berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus

siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.2

Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga

disebabkan oleh ; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas

serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-cabang sirkulus Zinn-

Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler. Tekanan

intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan tempat

dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih

kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi cekungan pada papil saraf optik. Serabut atau

sel syaraf ini sangat tipis dengan diameter kira-kira 1/20.000 inci. Bila tekanan bola mata

naik serabut syaraf ini akan tertekan dan rusak serta mati. Kematian sel tersebut akan

mengakibatkan hilangnya penglihatan yang permanen. 2,6

20

Page 22: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Keterangan gambar : Normal dan abnormal aliran humor aquos :

a. Aliran normal melalui anyaman trabekula (panah besar) dan rute uveasklera (panah

kecil) dan anatomi yang berhubungan. Kebanyakan aliran humor aquos melewati

anyaman trabekula. Setiap rute dialirkan ke sirkulasi vena mata.

b. Pada glaukoma sudut terbuka, aliran humor aquos melalui rute ini terhalang.

c. Pada glakuoma sudut tertutup, posisi abnormal iris sehingga memblok aliran humor

aquos melewati sudut bilik mata depan (iridocorneal).

21

Page 23: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

III.2.5.Klasifikasi

Glaukoma dibagi atas glaukoma primer, sekunder, dan kongenital :

1. Glaukoma Primer

- Glaukoma sudut tertutup (closed angle glaucoma, acute congestive glaucoma)

- Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma, chronic simple glaucoma)

2. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :

- Kelainan lensa

Luksasi

Pembengkakan (intumesen)

Fakoltik

- Kelainan uvea

Uveitis

Tumor

- Trauma

Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema)

Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkanleukoma adheren

- Pembedahan

Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak

- Penyebab glaukoma sekunder lainnya

Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)

Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan

3. Glaukoma Kongenital

Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos).

Glaukoma yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.

4. Glaukoma Absolut

Keadaan terakhir suatu glaukoma yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.

III.2.6.Gejala Klinis

Glaukoma disebut sebagai “pencuri penglihatan” karena berkembang tanpa ditandai

dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma tidak menyadari

bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya diketahui disaat penyakitnya sudah

lanjut dan telah kehilangan penglihatan.

22

Page 24: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Pada glaukoma sudut terbuka akan terjadi penglihatan yang kabur dan penurunan

persepsi warna dan cahaya. Terjadi penurunan luas lapang pandang yang progresif. Yang

pertama hilang adalah lapang pandang perifer yang pada akhirnya hanya akan menyisakan

penglihatan yang seperti terowongan (tunnel vision). Penderita biasanya tidak memperhatikan

kehilangan lapang pandang perifer ini karena lapang pandang sentralnya masih utuh.

Pada glaukoma sudut tertutup dapat terjadi gejala nyeri, sakit kepala, nausea, mata

merah, penglihatan kabur dan kehilangan penglihatan.

Tanda klinis glaukoma:

1. Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp didapatkan bilik mata depan

normal.

2. Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri Schiotz, aplanasiGoldmann dan Non

Contact Tonometry (NCT). Peningkatan TIO padaglaukoma yang disebabkan

kortikosteroid biasanya terjadi secara perlahan-lahan.

3. Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi menjadi early glaucomatous dan advanced

glaucomatous changes.

a. Early glaucomatous changes ditandai dengan :

Perubahan cup menjadi lebih oval dibagian vertikal akibat adanyakerusakan pada

jaringan saraf dibagian kutub inferior dan superior.

Asimetri dari cup (cekungan ) papil saraf optik.

Cup yang besar (normal 0,3-0,4)

Perdarahan disekitar papil saraf optik.

Diskus tampak lebih pucat.

Atrofi dari papil saraf optik.

23

Page 25: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

b. Advanced glaukomatous changes ditandai dengan :

Ekskavasi dari cup sampai ke diskus saraf optik dengan CDR : 0,7 – 0.9

Penipisan jaringan neuroretinal.

Adanya pergeseran ke nasal dari pembuluh darah retina.

Pulsasi dari arteriol retina mungkin tampak saat TIO sangat tinggidan patognomonik

untuk glaukoma.

Lamellar dot sign

4. Atrofi optik glaukomatous.

Sebagai akibat progresif dari glaukoma dimana semua jaringan retina pada diskus

mengalami kerusakan dan papil saraf optik terlihat putih/pucat. Factor mekanik dan

vascular memegang peranan pentingterhadap terjadinya cupping dari diskus saraf optik.

Efek mekanik daripeningkatan TIO menyebabkan penekanan terhadap nervus optikus

padalamina kribrosa sehingga mengganggu aliran aksoplasmik dari nervus optikus.Selain

itu peningkatan TIO menyebabkan penekanan pada pembuluh darah diretina sehingga

terjadi iskemik pada retina.

5. Defek lapangan pandang

III.2.7.Diagnosis Banding

Iritis akut dan konjungtivitis harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada

glaukoma sudut tertutup bila ada radang mata akut, meskipun pada kedua hal tersebut di atas

jarang disertai bilik mata depan yang dangkal atau tekanan yang meninggi.

1. Pada iriditis akut terdapat lebih banyak fotofobia, tetapi rasa nyerinya kurang jika

dibandingkan dengan glaukoma. Tekanan intraokular normal, pupil kecil dan kornea tidak

24

Page 26: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

sembab. “Flare” dan sel-sel terlihat didalam bilik mata depan, dan terdapat injeksi siliar

dalam (deep ciliary injection).

2. Pada konjungtivitis akut tidak begitu nyeri atau tidak nyeri sama sekali, dan tajam

pengelihatan tidak menurun. Ada kotoran mata dan konjungtiva sangat meradang, tetapi

tidak ada injeksi siliar. Reksi pupil normal, kornea jernih dan tekanan intraokular normal.

3. Iridosiklitis dengan glaukoma sekunder kadang-kadang sukar dibedakan. Goniuskopi

untuk menentukan jenis sudut sangatlah membantu. Jika pengamatan terganggu dengan

adanya kekeruhan kornea atau kekeruhan didalam bilik mata depan, maka untuk

memastikan diagnosis bisa dilakukan genioskopi pada mata lainnya, dan ini sangat

membantu. 12

III.2.8.Pemeriksaan Penunjang 1,2,10,13,14,15

Untuk mendiagnosis glaukoma dilakukan sejumlah pemeriksaan yang rutin dilakukan

pada seseorang yang mengeluh rasa nyeri di mata, penglihatan dan gejala prodromal lainnya.

Pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dan dengan lebih dari satu metode akan lebih

bermakna dibandingkan jika hanya dilakukan 1 kali pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut

meliputi:

a. Tajam penglihatan

Pemeriksaan ketajaman penglihatan bukan merupakan cara yang khusus untuk glaukoma,

namun tetap penting, karena ketajaman penglihatan yang baik, misalnya 6/6 belum

berarti tidak glaukoma.

b. Tonometri

Tonometri diperlukan untuk memeriksa tekanan intraokuler. Ada 3 macam tonometri,

yaitu:

25

Page 27: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

1. Digital

Merupakan teknik yang paling mudah dan murah karena tidak memerlukan alat.

Caranya dengan melakukan palpasi pada kelopak mata atas, lalu membandingkan

tahanan kedua bola mata terhadap tekanan jari. Hasil pemeriksaan ini

diinterpretasikan sebagai T.N yang berarti tekanan normal, Tn+1 untuk tekanan yang

agak tinggi, dan Tn-1 untuk tekanan yang agak rendah. Tingkat ketelitian teknik ini

dianggap paling rendah karena penilaian dan interpretasinya bersifat subjektif.

2. Tonometer Schiøtz

Tonometer Schiøtz ini bentuknya sederhana, mudah dibawa, gampang digunakan dan

harganya murah. Tekanan intraokuler diukur dengan alat yang ditempelkan pada

permukaan kornea setelah sebelumnya mata ditetesi anestesi topikal (pantokain).

Jarum tonometer akan menunjukkan angka tertentu pada skala. Pembacaan skala

disesuaikan dengan kalibrasi dari Zeiger-Ausschlag Scale yang diterjemahkan ke

dalam tekanan intraokuler.

3. Tonometer aplanasi Goldmann

Alat ini cukup mahal dan tidak praktis, selain itu memerlukan slitlamp yang juga

mahal. Meskipun demikian, di dalam komunikasi internasional, hanya tonometri

dengan aplanasi saja yang diakui. Dengan alat ini, kekakuan sklera dapat diabaikan

sehingga hasil yang didapatkan menjadi lebih akurat.

c. Genioskopi

Gonioskopi sangat penting untuk ketepatan diagnosis glaukoma. Gonioskopi dapat

menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan

pada semua pasien yang menderita glaukoma, pada semua pasien suspek glaukoma, dan

pada semua individu yang diduga memiliki sudut bilik mata depan yang sempit. Dengan

gonioskopi dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, juga

dapat dilihat adanya perlekatan iris bagian perifer ke depan (peripheral anterior

sinechiae).

26

Page 28: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Pada gonioskopi terdapat 5 area spesifik yang dievaluasi di semua kuadran yang

menjadi penanda anatomi dari sudut bilik mata depan:

1) Iris perifer, khususnya insersinya ke badan siliar.

2) Pita badan siliar, biasanya tampak abu-abu atau coklat.

3) Taji sklera, biasanya tampak sebagai garis putih prominen di alas pita badan shier.

4) Trabekulum meshwork

5) Garis Schwalbe, suatu tepi putih tipis tepat di tepi trabekula Meshwork. Pembuluh

darah umumnya terlihat pada sudut normal terutama pada biru.

d. Lapang Pandang (perimetry)

Yang termasuk ke dalam pemeriksaan ini adalah lapangan pandang sentral dan lapangan

pandang perifer. Pada stadium awal, penderita tidak akan menyadari adanya kerusakan

lapangan pandang karena tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan sentral. Pada tahap

yang sudah lanjut, seluruh lapangan pandang rusak dengan tajam penglihatan sentral

masih normal sehingga penderita seolah-olah melihat melalui suatu teropong (tunnel

vision).

e. Oftalmoskopi

27

Page 29: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Pada pemeriksaan oftalmoskopi, yang harus

diperhatikan adalah keadaan papil. Perubahan

yang terjadi pada papil dengan glaukoma adalah

penggaungan (cupping) dan degenerasi saraf

optik (atrofi). Jika terdapat penggaungan lebih

dari 0,3 dari diameter papil dan tampak tidak

simetris antara kedua mata, maka harus

diwaspadai adanya ekskavasio glaukoma.

Gambar 1. Diskus optikus

normal. Lihat batas tegas

dari diskus optikus,

demarkasi yang jelas dari

‘cup’, dan warna pink cerah

dari sisi neuroretinal.

Gambar 2. Rasio C/D pada

nervus optikus ini mendekati

0,6. Hubungan klinis dengan

riwayat dari pasien dan juga

pemeriksaan menunjukkan

bahwa nervus optikus ini

abnormal.

Gambar 3. ‘Cup’ nervus

optikus yang bersifat

glaukomatous. ‘Cup’ pada

nervus optikus ini membesar

sampai 0,8, dan terdapat

penipisan yang khas pada sisi

inferior neuroretinal,

terbentuk suatu “takik”.

f. Tonografi

Tonografi dilakukan untuk mengukur banyaknya cairan aquos yang dikeluarkan melalui

trabekula dalam satu satuan waktu

g. Tes Provokasi

Tes ini dilakukan pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma. Untuk

glaukoma sudut terbuka, dilakukan tes minum air, pressure congestion test, dan tes

steroid. Sedangkan untuk glaukoma sudut tertutup, dapat dilakukan tes kamar gelap, tes

membaca dan tes midriasis.

Uji lain pada glaukoma

28

Page 30: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Uji Kopi

Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 15-20

mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma.

Uji Minum Air

Sebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian pasien disuruh minum

dengan cepat 1 liter air. Tekanan bola mata diukur setiap 15 menit. Bila tekanan bola

mata naik 8-15 mmHg dalam waktu 45 menit pertama menunjukkan pasien menderita

glaukoma.

Uji Steroid

Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukoma

simpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason 0,1% 3-4 kali

sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien berbakat glaukoma

maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu.

Uji Variasi Diurnal

Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari penuh, selama 3 hari

biasanya pasien dirawat. Nilai variasi harian pada mata normal adalah antara 2-4

mmHg, sedang pada glaukoma sudut terbuka variasi dapat mencapai 15-20 mmHg.

Perubahan 4-5 mmHg sudah dicurigai keadaan patologik.

Uji Kamar Gelap

Pada uji ini dilakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian pasien

dimasukkan ke dalam kamar gelap selama 60-90 menit. Pada akhir 90 menit tekanan

bola mata diukur. 55% pasien glaukoma sudut terbuka akan menunjukkan hasil yang

positif, naik 8 mmHg.

Uji provokasi pilokarpin

Tekanan bola mata diukur dengan tonometer, penderita diberi pilokarpin 1% selama 1

minggu 4 kali sehari kemudian diukur tekanannya.

III.2.9. Penatalaksanaan Glaukoma 1,2,10,13,14,15

Sasaran utama pengobatan glaukoma adalah untuk menurunkan tekanan intraokuler

sehingga dapat mencegah terjadinya penurunan lapangan pandang dan ketajaman penglihatan

lebih lanjut yang berujung pada kebutaan dengan cara mengontrol tekanan intraokuler

supaya berada dalam batasan normal.

29

Page 31: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

Penatalaksanaan glaukoma terdiri dari tiga macam, yaitu medikamentosa,

pembedahan dan laser. Pembedahan dan laser dilakukan jika obat-obatan tidak mampu

mengontrol tekanan intraokuler.

1. Medikamentosa

Berdasarkan tujuan farmakoterapinya, obat anti glaukoma dibedakan menjadi empat

jenis, yaitu: untuk supresi produksi cairan aquos, meningkatkan aliran keluar cairan

aquos, menurunkan volume korpus vitreus.

a). Supresi produksi cairan aquos

Antagonis adrenergik ß

Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Efek

samping: pada penggunaan adrenergik sering terjadi reaksi alergi, pandangan

kabur, sakit kepala, rasa terbakar di mata, takikardia dan aritmia.

Agonis adrenergik α

Bekerja untuk mengurangi produksi cairan aquos dan meningkatkan drainase.

Efek samping: rasa terbakar di tempat meneteskan obat topikal, midriasis,

hipertensi, malaise, sakit kepala, mulut dan hidung terasa kering.

Inhibitor karbonik anhidrase (CAI)

Bekerja mengurangi produksi cairan aquos sebesar 40-60% dengan menghambat

kerja enzim karbonik anhidrase di korpus siliaris. Obat ini bisa diberikan per oral

ataupun intravenous. Efek samping: paresethesia di lengan dan tungkai, dispepsia,

gangguan ingatan, depresi, batu ginjal, dan polakisuria. Inhibitor karbonik

anhidrase diturunkan dari golongan sulfa, sehingga bisa juga menyebabkan

aplastik anemia walaupun hal ini jarang terjadi.

b). Meningkatkan aliran keluar cairan aquos

Parasimpatomimetik

Obat yang digunakan merupakan golongan agonis kolinergik. Bekerja pada

anyaman trabekular dengan meningkatkan kontraksi otot siliaris sehingga pupil

mengalami miosis. Karena efek inilah maka obat parasimpatomimetik sering juga

disebut obat miotik. Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan

glaukoma sudut tertutup. Efek samping: diare, kram perut, hipersalivasi, enuresis

dan bisa juga reaksi alergi.

30

Page 32: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

c). Meningkatkan aliran keluar cairan aquos

Obat-obat hiperosmotik, seperti gliserin, menyebabkan darah menjadi hipertonik

sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreus dan terjadi penciutan korpus vitreus.

Efek samping: sakit pinggang, sakit kepala, gangguan mental. Pada pasien DM, obat

ini bisa menyebabkan hiperglikemia atau bahkan ketoasidosis. Penatalaksanaan

terbaik untuk glaukoma sudut tertutup adalah pembedahan. Terapi medikamentosa

hanya merupakan pengobatan pendahuluan sebelum penderita dioperasi. Terapi

diberikan sesuai dengan fase penyakit.

Obat yang biasa dipakai untuk glaukoma sudut tertutup adalah:

a. Parasimpatomimetik: pilokarpin 2-4%, setiap menit 1 tetes selama 5 menit. Kemudian

diteruskan setiap jam.

b. Inhibitor karbonik anhidrase: asetazolamid 250 mg, 2 tablet. Kemudian disusul dengan

1 tablet tiap 4 jam.

c. Hiperosmotik: gliserin 50%, 1-1,5 gr/kg yang diberikan per oral.

Dengan pengobatan seperti di atas, tekanan dapat turun sampai di bawah 25 mmHg dalam

waktu 24 jam. Bila tekanan intraokuler sudah turun, operasi harus dilakukan dalam 2-4

hari kemudian. Pengobatan glaukoma sudut terbuka diberikan semaksimal mungkin

sehingga tercapai tekanan intraokuler normal, ekstravasasi tidak bertambah dan lapangan

pandang tidak memburuk. Namun, obat yang diberikan haruslah yang mudah diperoleh

dan mempunyai efek samping yang minimal.

Obat yang bisa dipakai untuk glaukoma sudut terbuka adalah :

a. Parasimpatomimetik: pilokarpin 2-4%, 1 tetes, 3-6 kali sehari atau eserin 0,25-0,5%, 1

tetes, 3-6 kali sehari

b. Agonis-α: epinefrin 0,5-2%, 1 tetes, 2 kali sehari

c. ß-blocker: timolol maleat 0,25-0,5%, 1 tetes, 1-2 kali sehari

d. Inhibitor karbonik anhidrase: asetazolamid 250 mg, 1 tablet, 4 kali sehari

Obat-obat ini biasanya diberikan secara tunggal atau bila perlu dapat dikombinasi. Bila

dengan pengobatan tersebut tekanan intraokuler terkontrol dengan baik, maka penderita

harus menggunakan obat tersebut seumur hidup. Kalau tidak berhasil, frekuensi penetesan

atau dosis obat dapat ditingkatkan.

31

Page 33: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

2. Tindakan pembedahan

Pembedahan ditujukan untuk memperlancar aliran keluar cairan aquos di dalam

sistem drainase atau sistem filtrasi sehingga prosedur ini disebut teknik filtrasi.

Pembedahan dapat menurunkan tekanan intraokuler jika dengan medikamentosa tidak

berhasil. Walaupun telah dilakukan tindakan pembedahan, penglihatan yang sudah hilang

tidak dapat kembali normal, terapi medikamentosa juga tetap dibutuhkan, namun jumlah

dan dosisnya menjadi lebih sedikit.

a). Trabekulektomi

Merupakan teknik yang paling sering

digunakan. Pada teknik ini, bagian kecil

trabekula yang terganggu diangkat

kemudian dibentuk bleb dari konjungtiva

sehingga terbentuk jalur drainase yang

baru. Lubang ini akan meningkatkan aliran

keluar cairan aquos sehingga dapat

menurunkan tekanan intraokuler. Tingkat

keberhasilan operasi ini cukup tinggi pada tahun pertama, sekitar 70-90%. Sayangnya

di kemudian hari lubang drainase tersebut dapat menutup kembali sebagai akibat

sistem penyembuhan terhadap luka sehingga tekanan intraokuler akan meningkat.

Oleh karena itu, terkadang diperlukan obat seperti mitomycin-C and 5-fluorourasil

untuk memperlambat proses penyembuhan. Teknik ini bisa saja dilakukan beberapa

kali pada mata yang sama.

b). Iridektomi perifer

Pada tindakan ini dibuat celah kecil pada kornea bagian perifer dengan insisi

di daerah limbus. Pada tempat insisi ini, iris dipegang dengan pinset dan ditarik

keluar. Iris yang keluar digunting sehingga akan didapatkan celah untuk mengalirnya

cairan aquos secara langsung tanpa harus melalui pupil dari bilik mata belakang ke

bilik mata depan. Teknik ini biasanya dilakukan pada glaukoma sudut tertutup, sangat

efektif dan aman, namun waktu pulihnya lama.

c). Sklerotomi dari Scheie

Pada Operasi Scheie diharapkan terjadi pengaliran cairan aquos di bilik mata

depan langsung ke bawah konjungtiva. Pada operasi ini dilakukan pembuatan flep

32

Page 34: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

konjungtiva di limbus atas (arah jam 12) dan dibuat insisi korneoskleral ke dalam

bilik mata depan. Untuk mempertahankan insisi ini tetap terbuka, dilakukan

kauterisasi di tepi luka insisi. Kemudian flep konjungtiva ini ditutup. Dengan operasi

ini diharapkan terjadinya filtrasi cairan aquos melalui luka korneoskleral ke

subkonjungtiva.

d). Cryotherapy surgery

Pada glaukoma absolut badan siliar berfungsi normal memproduksi cairan

akuos, tapi arus keluar terhambat untuk satu alasan atau yang lain. Sehingga tekanan

intraokular yang tinggi menyebabkan rasa sakit kepada pasien dan menyebabkan mata

buta yang menyakitkan.

Karena itu, dilakukan dengan cara menghancurkan badan siliar dengan

cyclocryotherapy mengarah pada mengurangi pembentukan cairan akuos,

menurunkan tekanan intraokular dan memperbaiki rasa sakit..

Caranya terlebih dahulu menginjeksikan obat anestesi dibawah permukaan

retrobulbar dan injeksi 2% Xylocain, melingkar dan mencembung dari retina (cryo-

probe) dengan diameter 4 mm, dilakukan langsung pada permukaan konjungtiva utuh,

pusat ujung menjadi 4 mm dari limbus, selama 1 menit pada suhu sekitar-60 ° sampai

-65 °, secara langsung di atas tubuh ciliary. Dalam semua kasus, probe diaplikasikan

sedemikian rupa sehingga margin es-kawah menyentuh satu sama lain pada setiap

aplikasi, dan aplikasi yang diberikan di sekeliling limbus, kecuali dalam dua belas

pertama matanya di mana ia diterapkan di bagian atas saja.

Setelah cryosurgery mata yang empuk selama 24 jam, dengan menggunakan

salep mata chloromphenical yang kemudian dilanjutkan 4 kali sehari. Tidak ada obat

anti-inflamasi digunakan baik secara lokal atau sistemik. Hanya analgesik diberikan.

Pasca-operasi tekanan intraokular diperiksa setelah 24 jam, pada hari ke 7,

hari ke 14, 6 minggu dan 3 bulan setelah operasi. Keunggulan melakukan

cyclocryotherapy karena memiliki keunggulan cyclodiathermy suhu subfreezing

kurang merusak struktur lain mata, dapat dengan aman diulang beberapa kali, dapat

dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.

3. Laser

Pada teknik laser, operator akan mengarahkan sebuah lensa pada mata kemudian

sinar laser diarahkan ke lensa itu yang akan memantulkan sinar ke mata. Risiko yang

33

Page 35: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

dapat terjadi pada teknik ini yaitu tekanan intraokuler yang meningkat sesaat setelah

operasi. Namun hal tersebut hanya berlangsung untuk sementara waktu. Beberapa

tindakan operasi yang lazim dilakukan adalah :

a). Laser Iridektomy

Teknik ini biasa digunakan sebagai terapi pencegahan yang aman dan efektif

untuk glaukoma sudut tertutup. Dilakukan dengan membuat celah kecil di iris perifer

dan mengangkat sebagian iris yang menyebabkan sempitnya sudut bilik mata depan.

Beberapa keadaan yang tidak memungkinkan dilakukannya laser iridektomy,

diantaranya kekeruhan kornea, sudut bilik mata depan yang sangat sempit dengan

jaringan iris yang sangat dekat dengan endotel kornea, penderita yang pernah

menjalani operasi ini sebelumnya namun gagal dan pada penderita yang tidak bisa

diajak bekerja sama.

Gambar : Laser iridektomi

Pada umumnya komplikasi yang terjadi pada laser iridektomi meliputi

kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan visus

dan tekanan intra okular meningkat. Kerusakan lensa dihindari dengan cara

menghentikan prosedur dan segera penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior

iris perifer

b). Laser Peripheral Iridotomy (LPI)

Dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Pada teknik ini dibuat lubang kecil di

iris perifer sehingga iris terdorong ke belakang lalu sudut bilik mata depan akan

terbuka.

34

Page 36: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

c). Laser Trabeculoplasty

Dilakukan pada glaukoma sudut

terbuka. Sinar laser (biasanya argon)

ditembakkan ke anyaman trabekula

sehingga sebagian anyaman mengkerut.

Kerutan ini dapat mempermudah aliran

keluar cairan aquos. Pada beberapa

kasus, terapi medikamentosa tetap

diperlukan. Tingkat keberhasilan

dengan Argon laser trabeculoplasty

mencapai 75%. Karena adanya proses

penyembuhan luka maka kerutan ini

hanya akan bertahan selama 2 tahun.

d). Neodymium: YAG laser cyclophotocoagulation (YAG CP)

Teknik ini digunakan pada glaukoma sudut tertutup. Caranya dengan merusak

sebagian corpus siliar sehingga produksi cairan aquos berkurang.

35

Page 37: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

III.2.10. Komplikasi

Glaukoma absolut, yang merupakan stadium akhir glaukoma (sempit atau terbuka)

dimana sudah terjadi kebutaan total.

III.2.11. Prognosis

Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes

anti glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami

kerusakan glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit terdeteksi dini

sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik 1,2

36

Page 38: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari anamnesis pada pasien didapatkan keluhan yaitu, Pasien datang dengan keluhan

mata kiri sulit untuk melihat. Keluhan ini terjadi secara perlahan-lahan sejak sepuluh tahun

yang lalu, yang diawali dengan pandangan pada mata kiri sedikit kabur. Pasien juga

merasakan pandangan pada mata kiri semakin gelap tidak seperti dulu. Sedangkan pada mata

kanan, pasien mengaku pandangannya kabur, dan apabila melihat cahaya menjadi pudar. Hal

tersebut sudah dirasakan kurang lebih 10 tahun yang lalu, dan terjadi secara perlahan-lahan.

Namun, keluhan pada kedua mata pasien tersebut diawali oleh mata kiri terlebih dahulu,

untuk jarak waktu timbulnya keluhan antar kedua mata pasien mengaku lupa. Pasien

mengeluh apabila berjalan sering menabrak dan tersandung karena merasa penglihatannya

menyempit dan samar-samar untuk melihat benda-benda yang ada disekitarnya. Pasien

mengaku tidak merasa sakit kepala. Gatal, belekan, cekot-cekot ,mata berair, nyeri pada mata

disangkal oleh pasien. Selain itu melihat pelangi disekitar lampu dan melihat kilatan cahaya

terang juga disangkal oleh pasien. Pasien juga menyangkal tidak ada mual muntah. Saat ini

pasien juga menggunakan kacamata minus yang sudah digunakan sejak kurang lebih 6 tahun

yang lalu. Dari anamnesis tersebut kita dapat mencurigai bahwa pada ODS pasien mengalami

glaukoma primer sudut terbuka, sedangkan OS pasien menglami glaukoma absolut.

Dari pemeriksaan status oftalmologi yaitu visus OD 1/60 dan OS 1/~. Pada

pemeriksaan funduskopi didapatkan tanda-tanda yang mengarah glaukoma yaitu Atrofi papil

(+), CDR 0,9, Ekskavasio glaukomatosa (+) ,medialisasi (+) ,AVR 2:3. Pada pemeriksaan

pupil, pada reflak cahaya L/TL OD melambat, dan OS -/-. Pada pemeriksaan TIO didapatkan

OD ++ dan OS +++, bola mata seperti batu (keras). Pada pemeriksaan COA didapatkan OD

kedalamannya cukup dan OS kedalamannya dangkal. Maka dari hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik tersebut, maka mengarah ke diagnosis ODS glaukoma primer sudut

terbuka, dan OS glaukoma absolut.

Pada pasien diberikan pengobatan berupa :

timolol tetes mata 0.5%

merupakan obat untuk supresi produksi cairan aquos, masuk ke dalam golongan antagonis

adrenergik ß. Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat lain. Efek

samping: pada penggunaan adrenergik sering terjadi reaksi alergi, pandangan kabur, sakit

kepala, rasa terbakar di mata, takikardia dan aritmia.

37

Page 39: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

pilocarpin tetes mata 2%

ditujukan untuk meningkatkan aliran keluar cairan aquos. Obat ini masuk ke dalam

golongan parasimpatomimetik. Obat yang digunakan merupakan golongan agonis

kolinergik. Bekerja pada anyaman trabekular dengan meningkatkan kontraksi otot siliaris

sehingga pupil mengalami miosis. Karena efek inilah maka obat parasimpatomimetik

sering juga disebut obat miotik. Kontriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan

glaukoma sudut tertutup. Efek samping: diare, kram perut, hipersalivasi, enuresis dan bisa

juga reaksi alergi.

oral neurodex 1x1

mengandung vitamin B1, B6 & B12

38

Page 40: Laporan Kasus Od Poag Os Glaukoma Absolut

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Glaukoma dalam ilmu penyakit mata. Ed 3. Cetakan ke 4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2007

2. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika.

Jakarta. 2000.

3. Ilyas S. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

4. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/glabout.html

5. http://www.mattaxneuprater.com/glosary.html

6. ames B, Chew C, Bron A. Anatomi dalam Oftalmologi. Edisi IX.Erlangga. Jakarta

2006;1-17

7. American Academy of Ophthalmology : Basic and clinical science course 2003 -

2004.

8. Ningrum. Glaukoma Neovaskular

9. Setiawan A.Glukoma. [serial online]. Available from: URL: http://fkuii.org

10. http://biomed.brown.edu/Courses/BI108/2006108websites/group02glaucoma/

glaucoma.html#glaucoma

11. Nurilhidayat A. Glaukoma. Tersedia dari. http://www.scribd.com/doc/39668732

12. Kanski JJ. The Glaucomas, in Clinical Ophthalmology Third edition. Butterworth

Heineann. London. 1994; 233-279

13. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. Second

edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.

14. Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book: London.2005

15. Vegan. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Glaukoma.

39