case hepatoma
DESCRIPTION
hepatomaTRANSCRIPT
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU
Nama Mahasiswa : Yudith Cecilia Ishwardi Tanda Tangan
NIM : 11-2013-115
Dr. Pembimbing : dr.Irena Sandra Sari, sp. PD
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA Agama : Islam
Pekerjaan : Petani Alamat : Kutuk RT.02 RW.01
Kutuk, Undaan, Kudus
No CM : 396071 Tanggal masuk RS : 11 November 2014
pk 05.30
Tanggal dikasuskan : 11 November 2014
pk 13.30
ANAMNESIS
Diambil dari : aloanamnesis dan autoanamnesis, tanggal 11 November 2014 pk.13.30 WIB
Keluhan utama:
Mendadak tidak sadarkan diri
Riwayat Penyakit Sekarang:
Istri os mengatakan sekitar pukul 04.30 saat os sedang berbicara dengan istri os dalam
posisi duduk di ranjang, os mendadak terjatuh ke belakang dan tidak sadarkan diri. Ini adalah
pingsan pertama os selama hidupnya. Sebelumnya os sempat sholat dan tidak mengeluh
lemas, mual, muntah, rasa tidak enak di perut, nyeri dada, pusing, maupun penglihatan kabur.
Os juga tidak mencium bau busuk (tidak ada sumber), mendengar suara (tidak ada sumber),
atau melihat bintang –bintang sebelum pingsan. Os mengaku makan terakhir pukul 22.00
1
berupa nasi dan lauk pauk dalam porsi yang banyak. Os mengaku tidak konsumsi obat-obatan
seperti obat sakit gula sebelum pingsan. Os mengaku tidak pernah mengalami kejang.
Riwayat jatuh ataupun terbentur dalam waktu dekat disangkal. Istri os membawa os ke IGD
RSMR kurang lebih 1 jam setelah kejadian. Os sadar ketika sudah mendapatkan terapi infus
di IGD. Setelah sadar, os merasakan lemas tanpa mengalami kelemahan pada anggota gerak.
Os juga mengatakan perutnya semakin membesar, waktu mulai membesar tidak
diketahui os secara pasti, os mulai menyadarinya 3 hari SMRS. Nafsu makan cukup, tidak ada
mual ataupun muntah. BAB terakhir warna kuning kecoklatan, padat. Os tidak pernah
memiliki riwayat BAB dengan warna dan konsistensi kotoran seperti petis. BAK warna
kuning seperti teh, tidak nyeri atau panas, os lupa sejak kapan mengalami BAK warna teh.
Riwayat Penyakit Dahulu
– Os tidak mengetahui apakah dirinya mengalami gangguan hati atau tidak
– Riwayat konsumsi alkohol disangkal
– Riwayat darah tinggi disangkal
– Riwayat penyakit gula disangkal
– Riwayat penyakit jantung disangkal
– Riwayat penyakit saraf disangkal
– Riwayat alergi disangkal
– Riwayat asma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Orang tua dan saudara kandung os tidak memiliki gangguan hati.
- Riwayat darah tinggi disangkal.
- Riwayat penyakit gula disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
- Riwayat sosial : baik
- Riwayat ekonomi : os bekerja sebagai petani, biaya pengobatan ditanggung
sendiri, kesan: ekonomi cukup
PEMERIKSAAN
2
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak ikterik, tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/ menit, regular, isi dan tegangan cukup
Suhu : 37,2oC suhu aksila
Pernapasan : 22 kali/menit,
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 65 kg
IMT : tidak dilakukan karena pasien asites. Pengukuran antropometri
pasien asites dilakukan dengan mid-upper-arm muscle
circumference (MUAMC). Namun karena tidak ada alat ukur
MUAMC di RSMR sehingga MUAMC tidak dilakukan.
Kulit
Warna cokelat kehitaman, hiperpigmentasi, tidak ada lesi, tidak ada luka bekas operasi ,
tidak ada sianosis, turgor kulit normal.
Kepala
Normocephali, tidak teraba benjolan maupun lesi, distribusi rambut merata, warna hitam,
rambut tidak mudah dicabut.
Mata
Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, diameter
3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga
Normotia, nyeri tekan tragus (-)
Hidung
Normosepta, sekret (-), epistaksis (-)
Mulut
3
bibir sianosis (-), tonsil T1-T1 tenang, faring hiperemis (-), atrofi papil lidah (-),
perdarahan gusi (-).
Leher
Trakea lurus di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid,
JVP 5-2cm H2O.
Thorax
Inspeksi: Bentuk thorax normal, pergerakan dinding dada simetris saat statis dan dinamis,
tipe pernapasan abdominaltorakal, retraksi sela iga (-), spider nevi (-),
ginekomasti (-), atrofi m. pectoralis mayor (-)
Anterior Posterior
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris saat stasis dan
dinamis
Pergerakan dinding dada
simetris saat statis dan
dinamis
Palpasi nyeri tekan (-), sela iga melebar (-), fremitus
taktil kanan dan kiri simetris
Sela iga tidak melebar,
fremitus taktil kanan dan kiri
simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi Pulmo dextra et sinistra:
Sonor
Batas paru hati: ICS 5 linea midclavicularis
dextra
Pulmo dextra et sinistra:
Sonor
Auskultas
i
Pulmo dextra et sinistra :
Suara napas dasar vesikuler, suara napas
tambahan: ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Pulmo dextra et sinistra :
Suara napas dasar vesikuler,
suara napas tambahan: ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicula sinistra ICS 4, kuat angkat (-), thrill (-)
Perkusi: Batas kanan : ICS 4 linea sternalis dextra
Batas atas : ICS 3 linea sternalis sinistra
Batas kiri : ICS 4 dua jari medial linea axilaris anterior
Pinggang jantung : ICS 3 linea midclavicula sinistra
4
Auskultasi: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak membesar, tidak tampak lesi kulit, dilatasi vena (-), striae (-), spider
nevi (-), caput medusa (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normoperistaltik frekuensi 15 kali/menit, bruits (-),
Perkusi : Timpani, pekak alih +, pekak hati ± 17 cm, shifting dullnes (+), area traube
pekak, nyeri ketok cva (-/-)
Palpasi : nyeri tekan abdomen (-), undulasi (+)
Hati : teraba membesar, 6 cm di bawah arcus costa kanan, 8 cm di bawah
processus xyphoideus, konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol,
tepi tumpul, nyeri tekan (-)
Lien : teraba membesar, konsistensi keras, nyeri tekan (-)
Ginjal : tidak teraba
Pengukuran : Lingkar perut 76 cm
Ekstremitas
Pembeda Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral Dingin, lembab Dingin, lembab
Clubbing finger -/- -/-
Palmar eritem -/- -/-
Terry nail -/- -/-
Kuku Muchrche -/- -/-
Ekstermitas superior Dextra Sinistra
Otot : tonus Normotonus Normotonus
Otot : massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal Normal
Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas
Kekuatan + 5 + 5
5
Ekstermitas inferior Dextra Sinistra
Otot : tonus Normotonus Normotonus
Otot : massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal Normal
Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas
Kekuatan + 5 + 5
Genitalia
Tidak dilakukan
DAFTAR ABNORMALITAS
- Mendadak tidak sadarkan diri 1 jam
- Lemas
- Perut semakin membesar
- BAK warna kuning seperti teh
- Ikterik
- Abdomen
- Shifting dullness (+)
- Pekak hati ± 17 cm
- Undulasi (+)
- Hati: teraba membesar, 6 cm di bawah arcus costa dextra dan 8 cm di bawah processus
xyphoideus, konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, tepi tumpul, nyeri tekan(-)
- Limpa: teraba membesar, konsistensi keras, nyeri tekan (-)
MASALAH
Masalah : sinkop
Assessment 1 :
o Mencari berdasarkan etiologinya
Vaskular
Kelainan anatomik (subclavian steal syndrome)
Ortostatik (insufisiensi otoonm, idiopatik, hipovolemia, akibat
induksi obat-obatan)
6
Refleks (hipersensitivitas sinus karotis, sinkop yang dimediasi
persarafan, sinkop glossofaringeal, situasional pada keadaan
batuk, mengunyah atau berkemih, sensitif terhadap adenosis).
Kardiak
Aritmia (takiaritmia (ventrikular atau supraventrikular) atau
bradiaritmia)
Struktur anatomi jantung (stenosis valvular (aorta, mitral,
pulmonal), disfungsi katup protesa atau trombosis,
kardiomiopati hipertrofik, emboli paru, hipertensi pulmonal,
tamponade jantung, anomali arteri koroner.
Neurologik-serebrovaskular
Migrain
Kejang
Transient Ischemic Attack
Psikogenik
Metabolik
Hipoglikemi hilangnya kesadaran berkaitan kadar gula darah
di bawah 60 mg/dL atau < 80 mg/dl disertai gejala tremor,
bingung, hipersalivasi, hiperadregenik, dan rasa lapar; tidak ada
hipotensi. paling mungkin pada kasus ini karena
kesadaran os pulih setelah pemberian infus. Hipoglikemia
dapat terjadi karena:
o Obat: insulin, sulfonilurea, alkohol, kinin, pentamidine,
salisilat, sulfonamid
o Hiperinsulinisme endogen: insulinoma, kelainan sel β
jenis lain, sekretagogue (sulfonilurea), autoimun, sekresi
insulin ektopik
o Penyakit kritis: gagal hati, gagal ginjal, gagal jantung,
sepsis, starvasi dan inanisi
o Defisiensi endokrin: kortisol, growth hormon, glukagon,
epinefrin
o Tumor non-sel β: sarkoma, adrenokortikal, leukimia,
hepatoma (kemungkinan pasien mengalami sinkop ec
7
hipoglikemi ec suspect hepatoma. Hal ini didukung
dengan pemeriksaan fisik yang didapati hepatomegali
dengan konsistensi keras, tepi tumpul, dan permukaan
berbenjol-benjol).
o Pasca prandial: reaktif (setelah operasi gaster), diinduksi
alkohol
Hipoksia
hiperventilasi
Tidak diketahui penyebabnya
IPDx ( Initial Plan Diagnosis )
1. Pemeriksaan gula darah sewaktu
IPTx ( Initial Plan Therapy )
1. Glukosa 40% sebanyak 50 ml bolus intravena
IPMx ( Initial Plan Monitoring )
1. Monitoring KU dan kesadaran pasien
2. Monitoring TTV ( TD, nadi, frekuensi nafas, suhu , saturasi)
3. Monitoring GDS
IPEx ( Initial Plan Education )
1. Menjelaskan tentang keadaan pasien
Masalah : Hepatomegali
Asessment : Hepatitis virus kronis
o Mencari berdasarkan etiologinya
Hepatitis B
Hepatitis C
o Mencari komplikasi
Sirosis hati
Karsinoma hepatoselular
8
IPDx ( Initial Plan Diagnosis )
1. Pemeriksaan HbsAg
2. Pemeriksaan anti HCV stik
3. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT, Bilirubin total, bilirubin indirek, bilirubin
direk, GGT, Alkali fosfatase, Albumin, Globulin)
4. Pemeriksaan α-fetoprotein
5. Pemeriksaan USG abdomen
6. Pemeriksaan biopsi hati
IPTx ( Initial Plan Therapy)
1. Laktulosa 3x2 C
2. Spironolakton 1x150 mg
3. Propanolol 2x10 mg
4. Aminofusin hepar 1 fls/hari
5. Tirah baring
6. Diet rendah garam
7. Diet hati
IPMx ( Initial Plan Monitoring )
1. Monitoring KU dan kesadaran pasien
2. Monitoring TTV ( TD, nadi, frekuensi nafas, suhu , saturasi)
3. Monitoring berat badan dan lingkar perut
IPEx ( Initial Plan Education )
1. Menjelaskan tentang keadaan pasien
2. Menyarankan pasien untuk dirawat oleh dokter spesialis penyakit dalam
Prognosis
– Ad Vitam : dubia ad malam
– Ad Functionam : dubia ad malam
– Ad Sanationam : dubia ad malam
9