case gastritis akut

42
BAB I LAPORAN KASUS I. IDENTIFIKASI Nama : Yogise Umur : 13 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ayah : Martono Nama Ibu : Rusni Berat badan : 43 Kg Panjang badan : 151 cm Agama : Islam Bangsa : Indonesia Alamat : Desa tanjung baru MRS : 21 November 2011 II. ANAMNESIS (Autoanamnesis dengan penderita, tanggal 21 November 2011) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati sejak 1 hari smrs Keluhan tambahan: Mual Riwayat Perjalanan Penyakit Sejak ± 1 SMRS, penderita mengeluh nyeri pada ulu hatinya, nyeri timbul pada saat penderita 1

Upload: anies-mediressia-soedjadhi

Post on 26-Jul-2015

142 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Gastritis Akut

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTIFIKASI

Nama : Yogise

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Martono

Nama Ibu : Rusni

Berat badan : 43 Kg

Panjang badan : 151 cm

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Desa tanjung baru

MRS : 21 November 2011

II. ANAMNESIS

(Autoanamnesis dengan penderita, tanggal 21 November 2011)

Keluhan utama : Nyeri di ulu hati sejak 1 hari smrs

Keluhan tambahan : Mual

Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak ± 1 SMRS, penderita mengeluh nyeri pada ulu hatinya, nyeri

timbul pada saat penderita sedang belajar disekolah. Lalu penderita meminta

izin untuk pulang. Setelah dirumah, penderita diberikan makan oleh

orangtuanya, tetapi nyeri yang dirasakan belum hilang ketika penderita

makan, nyeri yang dirasakan terus-menerus, Penderita juga mengeluh mual

setelah makan, dan ingin muntah tapi tidak muntah. Demam sebelumnya (-),

batuk (-), pilek (-), BAK biasa, frekuensi sering, @3-4 kali, @ >¼ gelas

aqua, warna kuning biasa, nyeri pada saat buang air kecil (-), BAB biasa,

frekuensi @2kali, berwarna kuning, tidak cair ataupun keras, berdarah (-),

1

Page 2: Case Gastritis Akut

berlendir (-). Nafsu makan berkurang. Lalu penderita dibawa oleh orang

tuanya ke RSUD Ibnu Sutowo untuk diberian pengobatan lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu

Penderita sebelumnya tidak pernah mempunyai penyakit yang sama seperti

ini.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Masa kehamilan : 9 bulan 5 hari

Partus : spontan

Ditolong oleh : Bidan

Berat badan : 3000 gram

Panjang badan : 48 cm

Keadaan saat lahir : langsung menangis

Riwayat vaksinasi

BCG : (+) ada skar

DPT : (DPT I-III) lengkap

Polio : ( polio 0-III) lengkap

Hepatitis B : ( Hepatitis B 0-III) lengkap

Campak : sudah

Kesan : Imunisasi dasar sesuai umur Lengkap

Riwayat Perkembangan Fisik

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 6 bulan

2

Page 3: Case Gastritis Akut

Berdiri : 9 bulan

Berjalan : 11 bulan

Kesan : Perkembangan fisik anak sesuai umur

Riwayat Sosial Ekonomi

Secara ekonomi, Bapaknya bekerja sebagai buruh dengan penghasilan tidak

menentu.

Kesannya keluarga penderita tergolong menengah kebawah

Riwayat Keluarga

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum

Kesadaran : Kompos Mentis

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 88 x/m, isi dan tegangan cukup

Pernapasan : 24 x/m

Suhu : 36,7° C

Berat badan : 43 Kg

Tinggi badan : 151 cm

Anemis : tidak ada

Sianosis : tidak ada

3

Ibu, 48 tahun, IRT

Ayah, 49 tahun, buruh

Y, 13th Sekolah

Hardi, 25 th, karyawan

Santi, 19 th, kuliah

Page 4: Case Gastritis Akut

Ikterus : tidak ada

Edema umum : tidak ada

Keadaan gizi : BB/U = 43 / 45 x 100 = 95 % (gizi baik)

TB/U = 151 / 154 x 100 = 98 % (gizi baik)

BB/TB = 43 / 39 x 100 = % (gizi baik)

Kesan : Status gizi baik

Keadaan Spesifik

Kepala

Bentuk : bulat, simetris

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : kelopak mata cekung (-/-), konjungtiva palpebra tidak

anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya normal,

pupil bulat, isokor 3 mm, bitot spot tidak ada,

xeroptalmia tidak ada, keratomalasia tidak ada

Hidung : sekret tidak ada, nafas cuping hidung tidak ada, septum

deviasi (-)

Telinga : sekret tidak ada, nyeri tarik tragus (-), nyeri tekan

aurikula (-)

Mulut : sianosis sirkum oral (-), bibir kering (-), stomatitis

angularis tidak ada, atrofi papil lidah tidak ada.

Tenggorokan : tonsil T1-T1, hiperemis (-)

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

Thorax

Paru-paru

Inspeksi : statis, dinamis simetris, retraksi tidak ada

Palpasi : Stemfremitus kanan=kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : vesikuler normal, ronki tidak ada, wheezing tidak ada

4

Page 5: Case Gastritis Akut

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : thrill tidak teraba

Perkusi : Batas jantung atas pada ICS II dilinea mid clavikularis

sinistra

Batas jantung kiri pada ICS IV dilinea aksilaris anterior

sinistra

Batas jantung kanan dipara sternalis dextra

Auskultasi : HR 88x/menit, irama reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) di

daerah epigastrium.

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) meningkat

Lipat paha dan genitalia

Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada

Ekstremitas

Akral dingin tidak ada, edema ada, sianosis tidak ada, CRT < 1”

5

Page 6: Case Gastritis Akut

Pemeriksaan neurologis

PemeriksaanTungkai Lengan

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Segala arah Segala arah Segala arah Segala

arah

Kekuatan ++ ++ ++ ++

Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni

Klonus - - - -

Refleks fisiologis + + + +

Refleks patologis - - - -

Fungsi sensorik : dalam batas normal

Fungsi nervi craniales : dalam batas normal

Gejala Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-)

IV. DIAGNOSIS BANDING

Gastritis akut Kolelitiasis, kolesisitis

V. DIAGNOSIS KERJA

Gastritis akut

VI. RENCANA PEMERIKSAAN

Darah rutin, urin rutin, feses rutin, USG, dan Endoskopi

VII. PENATALAKSANAAN

IVFD D5% + 1/5NS gtt 20 makro

Ranitidin 2 x 1 tab

Antasida sirup 3 x 1 cth

Menghindari makanan asam, pedas, panas dan dingin.

Diet lambung III

6

Page 7: Case Gastritis Akut

Diit Lambung III

Diit Lambung III Untuk penderita gastritis yang tidak begitu berat

atau ringan. Bentuk makanan harus lunak dan diberikan enam kali

sehari.

Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi

pasien

Makanan inii cukup energi dan zat gizi lainnya

VIII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia at bonam

Quo ad functionam : dubia at bonam

Follow-up

Tanggal

pemeriksaa

n

Perjalanan Penyakit Instruksi dokter

(Pengobatan)

21/11/111 S : Nyeri di ulu hati (+)

O : T : 36,4oc

N: 108 x/m

P : 24 x/m

TD : 100/70 mmHg

Kepala: conj anemis (-/-), NCH

(-/-), edema palpebra (-/-) mata

sembab(-/-),faring hiperemis(-)

Thoraks: simetris, retraksi (-),

vesikuler(+)N,ronkhi(-),

wheez (-).

Abdomen: cembung,tegang, BU

(+)N, nyeri tekan (+) di

epigastium,shifting dullness(-).

Ekstremitas: edema (-). Akral

pucat (+/+), CRT <1

IVFD D5% + 1/5 NS gtt 20

makro

Ranitidin tab 2 x 1

Cek urin

- Reduksi (-), protein (-),

bilirubin (-), sedimen (leukosit

15-20, eritrosit 4-8, sel epitel

penuh, kristal amorf (+)

7

Page 8: Case Gastritis Akut

Dx: Gastritis akut

22/11/11 S : Nyeri di ulu hati berkurang

O : T : 36oc

N: 112 x/m

P : 28x/m

TD : 100/70 mmHg

Kepala: conj anemis (-/-), NCH

(-/-), edema palpebra (-/-) mata

sembab(-/-),faring hiperemis(-)

Thoraks: simetris, retraksi (-),

vesikuler(+)N,ronkhi(-), wheez

(-).

Abdomen: cembung,tegang, BU

(+)N, nyeri tekan (+) di

epigastium,shifting dullness(-).

Ekstremitas: edema (-). Akral

pucat (+/+), CRT <1

Dx : Gastritis akut perbaikan

IVFD D5% + 1/5 NS gtt 20

makro

Ranitidin tab 2 x 1

23/11/11 S : Nyeri di ulu hati (-)

O : T : 36oc

N: 112 x/m

P : 28x/m

TD : 100/70 mmHg

Kepala: conj anemis (-/-), NCH

(-/-), edema palpebra (-/-) mata

sembab(-/-),faring hiperemis(-)

Thoraks: simetris, retraksi (-),

vesikuler(+)N,ronkhi(-), wheez

(-).

Abdomen: cembung,tegang, BU

(+)N, nyeri tekan (+) di

epigastium,shifting dullness(-).

Ekstremitas: edema (-). Akral

IVFD D5% + 1/5 NS gtt 20

makro

Ranitidin tab 2 x 1

(boleh pulang)

8

Page 9: Case Gastritis Akut

pucat (+/+), CRT <1

Dx : Gastritis akut perbaikan

9

Page 10: Case Gastritis Akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi

/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk

dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan

pada lambung.

Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan

mukosa lambung.

II.2 Klasifikasi

Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh

bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di

lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti

trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat

penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa

yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi

terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan

akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat

mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor

– factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus

beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya

borok (ulcer) dan dapat meningkatkan resiko dari kanker lambung. Akan

10

Page 11: Case Gastritis Akut

tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang serius dan

dapat segera membaik dengan pengobatan.

II.3 Penyebab

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada

bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa

mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang

untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila

lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti

sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan -

lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara

bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke

dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara

esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan

membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung

cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang

kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai

menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar -

kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai

mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam

lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.

Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan

ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate

(sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara

regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga

terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini

kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

11

Page 12: Case Gastritis Akut

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara

lain :

Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri

H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi

dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana

bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut

terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman

yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada

masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan

perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab

utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.

Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan

menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan

pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic

gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam

lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat

asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang

dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara

sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya)

dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H.

pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala

gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat

sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat

analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan

naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara

mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.

Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan

terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan

12

Page 13: Case Gastritis Akut

secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat

mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.

Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan

mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung

lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Tapi

etiologi ini jarang ditemukan pada anak-anak.

Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan

pendarahan dan gastritis. Tapi etiologi ini jarang ditemukan pada anak-

anak.

Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar

atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta

pendarahan pada lambung.

Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika

sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam

dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap

menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil

asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat

yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12,

akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius

yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.

Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan

peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang

dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika

lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu

sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok

daripada gejala-gejala gastritis.

Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi

dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang

selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika

tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya

13

Page 14: Case Gastritis Akut

sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut

menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak

kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung. Tapi etiologi ini jarang

ditemukan pada anak-anak.

Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu

mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.

Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan

menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang

berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir

balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar,

maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan

peradangan dan gastritis.

Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi

kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati

atau ginjal.

II.4 Manifestasi Klinik

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda

– tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut

antara lain :

Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi

lebih baik atau lebih buruk ketika makan

Mual

Muntah

Kehilangan selera

Kembung

Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

Kehilangan berat badan

Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan

sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara

bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian

14

Page 15: Case Gastritis Akut

atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis

tidak menyebabkan apapun.

Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini

jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada

lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau

terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.

Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan

dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan

penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit lainnya seperti :

Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang

biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare,

kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk

mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua

hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.

Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada

ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung

naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara

tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam

pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna

kembali ke mulut.

Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus

menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya

borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah

luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum

adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau

lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai

beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini

dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya.

Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait

pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi

stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau

15

Page 16: Case Gastritis Akut

makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya

adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.

II.5 Patofisiologi

a. Gastritis akut dapat disebabkan oleh stress, zat kimia, obat-obatan dan

alkohol, makan yang pedas maupun panas dan asam. Pada orang yang

mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (nervus

vagus) yang akan memproduksi asam klorida (HCl) di dalam lambung.

Adanya Hcl yang berada didalam lambung akan menimbulkan rasa mual,

muntah dan anoreksia.

- Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel

epitel kolumnet yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi

produksinya. Sedangkan mukus itu berfungsi untuk proteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena

penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel gaster.

Lapisan mukosa gaster terdapat lapisan sel yang memproduksi HCl

(terutama daerah fundus dan pembuluh darah).

- Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat.

Anoreksia dapat menyebabkan rasa nyeri kontak HCl dengan mukosa

gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat

berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan

mengakibatkan erosi pada sel-sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat

erosif pendarahan.

- Pendarahan dapat mengancam jiwa atau hidup pasien, namun dapat juga

berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang

dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan.

b. Gastritis kronis Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif.

Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya

16

Page 17: Case Gastritis Akut

deskuamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu

destruksi kelenjar dan metaplasia.

- Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh teradap iritasi,

yaitu dengan menggantikan sel mukosa gaster, misalnya dengan sel

desquamosa yang lebih kuat. Karen sel desquamosa lebih kuat, maka

elastisitasnya berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung

melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis

maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.

Metaplasia menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung,

sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa.

Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan pendarahan.

II.6 Pemeriksaan Penunjang

Bila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan

dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

Pemeriksaan tersebut meliputi :

Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi

H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien

pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu

tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat

juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan

lambung akibat gastritis.

Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien

terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.

Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam

feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya

infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces.

Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung.

17

Page 18: Case Gastritis Akut

Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat

adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin

tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan

sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke

dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan

terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan

untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada

jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan

mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu

kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan

waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung

disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek

dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak

ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak

nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-

tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta

menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan

ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di

ronsen.

II.7 Pentalaksanaan

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin

memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang

jarang, pembedahan untuk mengobatinya.

Terapi terhadap asam lambung

Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan

menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi

18

Page 19: Case Gastritis Akut

sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi

atau menetralkan asam lambung seperti :

Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan

atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi

gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat

menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.

Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa

sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti

cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah

asam lambung yang diproduksi.

Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi

asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel

lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam

dengan cara menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat

golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan

esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.

Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk

melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang

termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum

obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya

menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective

agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat

aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. pylori

Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang

paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa

proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi

untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk

meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan

efektifitas antibiotik.

19

Page 20: Case Gastritis Akut

Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk

membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan.

Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi

dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu

dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.

Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali

setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces

adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak

adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama

beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut

sudah hilang.

Syarat-syarat Diet :

Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan

Energi dan protein cukup,sesuai dengan kemampuan pasien unutuk

menerimanya.

Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditingkatkan secara bertahaphingga sesuai dengan kebutuhan.

Rendah serat, terutama serat yang tadak larut air yang ditingkatkan

secara bertahap.

Cairan cukup, terutama bila ada muntah

Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik

secara termis, mekanis, ,maupun kimia (dusesuaikan dengan daya

terima perorangan)

Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak

dianjurkan minum susu terlalu banyak.

Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.

Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48

jam untuk memberi istirahat pada lambung.

Tujuan diet ini adalah untuk menghilangkan gejala penyakit,

menetralisir asam lambung, mengurangi gerakan paristaltik lambung serta

20

Page 21: Case Gastritis Akut

memperbaiki kebiasaan makan penderita. Dengan cara itu diharapkan luka

di dinding lambung perlahan-lahan akan sembuh. Syarat diet penyakit

gastritis Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak merangsang

tetapi dapat memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun harus

disesuaikan dengan kebutuhan penderita.

Sebaliknya, asupan protein harus cukup tinggi (sekitar 20-25% dari

total jumlah energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi.

Protein berperan dalam menetralisir asam lambung. Bila terpaksa

menggunakan lemak, pilih jenis lemak yang mengandung jenis asam

lemak tak jenuh. Pemberian lemak atau minyak perlu dipertimbangka

dengan teliti. Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa

tidak enak di ulu hati dan muntah karena tekanan dari dalam lambung

meningkat.

Untuk Diet makanannya menurut persagi (1999) dan Indikasinya :

Diit Lambung I

Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus

peptikum, paska perdarahan, dan tifus abdominalis berat.

Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan

perpindahan dari Diet pasca hematemesis-melena, atau setelah fase

akut teratasi.

Makanan diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena

membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.

Diit Lambung II

Diit lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I,

kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus

abdominalis ringan. Untuk penderita gastritis akut yang sudah

dalam perawatan. Makanan yang diberikan merupakan makanan

saring atau cincang pemberiannya sama 3 jam sekali.

Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali

makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

21

Page 22: Case Gastritis Akut

Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang

toamin.

Diit Lambung III

Diit lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung

II pada pasien dengan ulkus peptikum, gastritis kronik, atau tifus

abdominalis yang hampir sembuh. Diit Lambung III Untuk

penderita gastritis yang tidak begitu berat atau ringan. Bentuk

makanan harus lunak dan diberikan enam kali sehari.

Makanan berbentuk lunak atau biasa bergantung pada toleransi

pasien

Makanan inii cukup energi dan zat gizi lainnya.

Diit Lambung IV

Orst ini diberikan pada penderita gastritis ringan, makanan dapat

berbentuk lunak atau biasa. Jenis makanan yang boleh diberikan

pada penyakit gastritis.

Sumber –sumber makannya:

Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) Beras, dibubur atau

ditim, kentang direbus atau dipures, makaroni, mi bihun direbus, roti,

biskuit, marie, dan tepung-tepungan dibuat bubur atau puding. Sumber

protein hewani (daging atau penggantinya) Ikan, hati, daging sapi empuk,

ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, atau

dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, atau dicampurkan

dalam makanan, susu.

Sumber protein nabati Tahu, tempe, direbus, ditim atau ditumis,

kacang hijau direbus dan dihaluskan. Lemak Margarin, minyak (tidak

untuk menggoreng) dan santan encer. Sayuran Sayuran yang tidak banyak

serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya : bayam, labu siam, wortel,

tomat direbus atau ditumis. Buah-buahan Pepaya, pisang rebus, sawo,

jeruk garut, sari buah (sebaiknya dimakan bersama nasi).

22

Page 23: Case Gastritis Akut

II.8 Komplikasi

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic

ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat

meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara

terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding

lambung.

Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada

sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat

infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori

adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini

berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding

lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

II.9 Pencegahan

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa

saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :

Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama

makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama

pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan

adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang

cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.

Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis

lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan

pendarahan.

Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung

lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok.

Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda

penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker

lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama

bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang

dapat membantu untuk berhenti merokok.

23

Page 24: Case Gastritis Akut

Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan

kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot

usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara

lebih cepat.

Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan

stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya

permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan

melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang

tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara

effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga

teratur dan relaksasi yang cukup.

Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan

AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan

dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti

dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.

II.10 Prognosis

Dubia at bonam

24

Page 25: Case Gastritis Akut

BAB III

ANALISIS KASUS

Seorang anak perempuan, 13 tahun datang dengan keluhan utama

nyeri di uluhati . Sejak ± 1 SMRS, penderita mengeluh nyeri pada ulu

hatinya, nyeri timbul pada saat penderita sedang belajar disekolah. Lalu

penderita meminta izin untuk pulang. Setelah dirumah, penderita diberikan

makan oleh orangtuanya, tetapi nyeri yang dirasakan belum hilang ketika

penderita makan. Penderita juga mengeluh mual setelah makan, dan ingin

muntah tapi tidak muntah. Demam sebelumnya (-), batuk (-), pilek (-), BAK

biasa, frekuensi sering, @3-4 kali, @ >¼ gelas aqua, warna kuning biasa,

nyeri pada saat buang air kecil (-), BAB biasa, frekuensi @2kali, berwarna

kuning, tidak cair ataupun keras, berdarah (-), berlendir (-). Nafsu makan

berkurang. Lalu penderita dibawa oleh orang tuanya ke RSUD Ibnu Sutowo

untuk diberian pengobatan lebih lanjut.

Dari autoanamnesis yang diperoleh dari pasien ditemukan nyeri

tekan pada epigastrium, ada rasa mual dan muntah jika makan dan nafsu

makan berkurang. Gejala ini menunjukkan bahwa adanya suatu penyakit

yang disebabkan adanya gangguan pada saluran pencernaan (lambung) yang

dapat dijumpai oleh siapapun.

Dari riwayat penyakit dahulu tidak adanya riwayat penyakit yang

sama sebelumnya. Dalam riwayat keluarga juga tidak didapati penyakit

dengan gejala sama sehingga kemungkinan ini secara primer terjadi akibat

gangguan pada lambung itu sendiri dengan ada penyebab lain.

Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan tanda-tanda nyeri tekan

pada epigastrium atau perut kiri atas.. Namun tanda-tanda gangguan

sirkulasi seperti nadi dan nafas yang cepat, akral ekstremitas yang dingin

dan letargi tidak dijumpai. Berdasarkan gejala-gejala tersebut maka

disebut dengan gastritis dikarenakan belum dapat mengetahui

penyebabnya.

25

Page 26: Case Gastritis Akut

Status gizi pasien ini menunjukkan keadaan gizi baik yakni dengan

ratio BB/TB berada pada rentang antara +2 SD - -2 SD. Pada pasien ini di

lakukan laboratorium, karena sangat penting dan ditemukannya pada

laboratorium, Reduksi (-), protein (-), bilirubin (-), sedimen (leukosit 15-

20, eritrosit 4-8, sel epitel penuh, kristal amorf (+)

Penatalaksanaan pada pasien ini, IVFD D5% + 1/5NS gtt 20

makro, Ranitidin tablet 2x1, dan antasida 3x1 cth Mengatasi kedaruratan

medis yang terjadi, Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat

dijumpai. Pemberian obat-obat antasida dan obat-obat ulkus yang lain dan

bila mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan, Bila

gejala menetap, cairan diberikan secara parenteral dan untuk menetralisir

asam gunakan antasida umum dan diet lambung III.

Prognosis pada penderita ini adalah dubia at bonam , karena pada

gastritis dapat kambuh kembali.

26

Page 27: Case Gastritis Akut

DAFTAR PUSTAKA

1. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak RSMH. 2008

2. Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya

http//www.pediatrik.com.mht

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman pelayan medis. 2010

4. http://www.scribd.com/doc/30384752/114/GASTRITIS-AKUT

27

Page 28: Case Gastritis Akut

28