carbopol - noormahdi riduansyah (j1e109041)

14
TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLIDA & LIKUIDA CARBOMER Disusun Oleh : Noormahdi Riduansyah J1E109041 Dosen : Destria I. Sari, M.Farm., Apt. PROGRAM STUDI FARMASI

Upload: noormahdi-riduansyah

Post on 08-Apr-2016

380 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

TUGAS

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLIDA & LIKUIDA

CARBOMER

Disusun Oleh :

Noormahdi Riduansyah

J1E109041

Dosen :

Destria I. Sari, M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2013

BAB I

Page 2: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

PENDAHULUAN

Karbomer adalah sintesa dengan bobot molekul tinggi dari asam akrilat

mata rantai silang dengan alil sukrosa atau alil eter pentaeritritol. Mengandung

tidak kurang dari 56,0% dan tidak lebih dari 68,0% gugus asam karboksilat

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1995).

Asam poliakrilat (karbomer) merupakan polimerisat anion aktif dari

asam akrilat, yang hanya sebagian larut dalam air. Suspense 1%nya dalam air

memiliki harga pH 3 dan viskositasnya mendekati air. Baru pada saat netralisasi

dengan basa anorganik atau organikakan terjadi pembentukan gel dan produk

dengan kekentalan tinggi. Untuk membuat salep lender diperlukan konsentrasi

1-5% asam poliakrilat. Pembuatan sediaannya akan menguntungkan, jika

serbuk halus dimasukkan kedalam air sambil dilakukan hidroksida yang telah

diperhitungkan. Untuk menetralkan 1,0 g Carbopol 934®, yang menjadi

representative kelompok senyawa ini (berat molekul 860.000 – 1.000.000),

misalnya dibutuhkan : trietanolamin 1,35 g, etanolamin 0,68 g, trietilamin 0,80

g, diisopropanolamin 1,70 g natriumhidroksida 0,42 g (Voigt, 1995).

Jumlah yang diberikan senantiasa berfluktuasi tergantung tingkat

polimerisasi produk yang digunakan. Sediaan asam poliakrilat viskositasnya

stabil dalam daerah pH 6-10. Pada harga pH > 10-11 akan terjadi penurunan

viskositas yang lebih cepat. Juga selama penyimpanan harus diperhitungkan

adanya kemungkinan penurunan viskositas, lagipula sediaan dari asam

poliakrilat sangat peka terhadap garam. Pada konsentrasi rendah kation-kation

yang rendah, seperti ion-ion Na+, Ca2+, Al3+ telah terjadi penurunan konsistensi

atau koagulasi. Juga sejumlah besar etanol (konsentrasi > 35%) menunjukkan

peristiwa tak tersatukan (Voigt, 1995).

Asam poliakrilat tidak beracun dan dapat diterima dengan baik dikulit.

Mereka khusus digunakan dalam kosmetik untuk membuat preparat-preparat

pelindung kulit (Voigt, 1995).

BAB II

Page 3: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

ISI

II.1 FUNGSI

Karbomer digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi sebagai bahan

pensuspensi, basis gel, bahan pengemulsi, dan bahan pengikat tablet

(Sweetman, 2009).

Karbomer digunakan dalam formulasi sediaan farmasi cair atau

setengah padat sebagai pengubah aliran zat cair. Formulasi sediaan yang

termasuk yaitu krim, gel, lotion dan salep yang biasanya digunakan pada

sediaan mata, dubur, topical dan vagina. Karbomer dengan residu benzene

namun pada kadar yang lebih besar dari 2 ppm tidak memenuhi spesifikasi

monografi Europe Pharmacopoeia 6.4. Karbomer yang memiliki residual etil

asetat rendah seperti Carbopol 971P NF atau Carbopol 974P NF dapat

digunakan dalam sediaan oral, suspensi, kapsul atau tablet (Rowe, 2009).

II.2 JENIS-JENIS

Berdasarkan USP 32 – NF 27, karbomer memiliki beberapa monograf

yang berbeda, sedangkan pada British Pharmacopoeia (2009) dan Europe

Pharmacopoiea 6.4 hanya memiliki satu monografi. Pada USP 32 – NF 27

moonograf karbomer terbagi tiga, yaitu karbomer kopolimer, karbomer

homopolimer, dan karbomer interpolimer. Dimana pembagian jenis karbomer

tersebut berdasarkan struktur polimer dan berlaku untuk jenis karbomer yang

tidak dipolimerisasi dalam benzene. Pembagian jenis tersebut dalam setiap

monografi didasarkan pada karakteristik viskositas (Tipe A, Tipe B, Tipe C)

(Rowe, 2009).

Karbomer adalah polimer dengan berat molekul tinggi dari asam akrilik

silang dengan alil eter dan pentaeritritol. Berwarna putih, halus, serbuk

higroskopis, bau khas, pH dalam air terdispersi sekitar 3.. Berbagai jenis

karbomer kopolimer dan juga karbomer interpolimer dicirikan dengan

viskositas larutan (Sweetman, 2009).

II.3 SIFAT-SIFAT

Page 4: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

a. Pemerian : Serbuk halus, putih, sedikit berbau karakteristik,

higroskopik (Depkes RI, 1995).

b. Kelarutan : Setelah netralisasi dengan alkali hidroksida atau

amina larut dalam air, dalam etanol dan dalam gliserol

(Depkes RI, 1995).

Larut dalam air dan gliserin dan, setelah dinetralisasi

dalam etanol (95%) (Rowe, 2009).

c. pH : Antara 7,3 dan 7,8 (Depkes RI, 1995).

d. Viskositas : Karbomer terdispersi dalam air untuk membentuk

asam disperse koloid. Ketika dinetralkan akan

menghasilkan gel yang sangat kental. Serbuk

karbomer harus terdispersi penuh saat diaduk dengan

air untuk menghindari pembentukan aglomerat tak

terdispersi. Karbopol ETD dan seri ultra telah

diperkenalkan untuk mengatasi masalah

mendispersikan serbuk ke dalam pelarut air.

Karbomer ini cepat basah namun terhidrasi perlahan.

Pembawa yang dapat digunakan untuk menetralisasi

karbomer yaitu termasuk asam amino, kalium

hidroksida, natrium bikarbonat dan amina organik

seperti trietanolamina. Viskositas karbomer akan

sangat berkurang pada pH yang lebih rendah dari 3

atau lebih tinggi dari 12 atau dengan elektrolit kuat

(Rowe, 2009).

e. Stabilitas : Karbomer stabil, bahan higroskopis dapat dipanaskan

pada suhu dibawah 104oC hingga 2 jam tanpa

mempengaruhi efisiensi pengentalan. Namun paparan

suhu yang berlebihan akan dapat mengakibatkan

perubahan warna dan stabilitas akan menurun.

Dekomposisi yang sempurna akan terjadi pada

pemanasan selama 30 menit pada suhu 260oC.

karbomer dalam bentuk serbuk kering tidak

Page 5: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

mendukung pertumbuhan jamur, sebaliknya,

mikroorganisme akan tumbuh di disperse air. Maka

dari itu harus ditambahkan pengawet anti mikroba

(Rowe, 2009).

f. Struktur kimia :

(Rowe, 2009).

II.4 MEKANISME KERJA

a. Sebagai Bahan Pengemulsi

Dengan menggunakan energi yang cukup besar dapat dicapai suatu

pendispersian lanjut sebuah cairan kedalam cairan yang lain, meskipun

keadaan ini hanya dapat dipertahankan dalam waktu yang singkat. Jika

tegangan batas antar permukaan maka tidak hanya pembentukan emulsi

akan lebih mudah, akan tetapi juga dihindari penggabungan bersama dari

bola-bola terdispersi sehingga stabilitas system meninggi. Senyawa-

senyawa yang menurunkan tegangan permukaan dinyatakan sebagai tensid,

yang merupakan senyawa aktif permukaan (aktif batas permukaan).

Penggunaan senyawa aktif permukaan cukup variatif, misalnya tergantung

dari sifatnya yang khusus dapat digunakan sebagai penghilang busa,

emulgator A/M, M/A, bahan pembasah, bahan pencuci, dan bahan

pembawa larut (Voigt, 1995).

Tensid adalah senyawa yang memiliki gugus lipofil maupun

hidrofil didalam molekulnya. Distribusi elektron dari gugus fungsional

tersebut menghasilkan suatu momen dipol elektris molekul yang sangat

besar. Sebuah gugus polar semacam itu menimbulkan afinitas terhadap

Page 6: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

cairan polar khususnya air sehingga merupakan karakter hidrofil dari

molekul. Karbomer yang termasuk golongan karboksil termasuk dalam

salah satu gugus hidrofil (lipofob) (Voigt, 1995).

Jika emulgator (karbomer) dimasukkan kedalam air, maka

molekul-molekulnya akan berkumpul pada permukaan cairan, dengan

menunjukkan efek orientasinya . Emulgator berorientasi sedemikian rupa

sehingga bagian hidrofilnya masuk kedalam cairan, sebaliknya bagian

hidrofob terbalik terhadap fase batasnya. Adsorpsi molekul emulgator pada

permukaan cairan menyebabkan terjadinya penurunan tegangan permukaan.

Jika sejumlah emulgator yang cukup ditambahkan kedalam air, maka akan

terbentuk suatu batas antar permukaan yang baru air/emulgator/udara.

Susunan emulgator pada permukaan tampak seperti molekul sikat. Pada

penambahan emulgator, tegangan permukaan mula-mula turun sangat cepat,

tetapi akan segera mencapai harga tertentu, yang tidak dapat berkurang lagi

dengan penambahan emulgator selanjutnya. Dari penggabungan molekul

emulgator yang ada didalam larutan akan terbentuk agregat, yang disebut

sebagai misel (Voigt, 1995).

b. Sebagai Bahan Pensuspensi

Karbomer yang termasuk dalam gugus hidrofil merupakan senyawa

dengan daya pembasahan yang baik. Sudut pembasahan atau sudut sisi

antara permukaan padatan dengan cairan pendispersi dalam hal ini adalah

sudut runcing. Dengan demikian setiap partikel di dalam airdikelilingi suatu

selimut solvat dari molekul bahan pelarut. Selimut ini menghindarkan

penggumpalan dari partikel-partikel tunggal menjadi agregat, sehingga

menjamin terbentuknya suspensi terdispersi halus. Lapisan adsorpsi

memiliki struktur yang kompleks, karena dapat mengandung molekul bahan

pendispersi maupun ion atau molekul fase terdispersi. (Voigt, 1995).

Selimut solvat merupakan suatu tahanan mekanis yang menentang

terjadinya penggumpalan, oleh karena terbentuk gaya tolak menolak

coulomb melalui pembentukan awan ion akibat adanya ion. Semakin kuat

selimut solvat dan semakin kuatnya muatan listrik akan semakin kuat pula

Page 7: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

terjadinya tolak menolak mekanis dan listrik. Dengan demikian dua partikel

hanya dapat berdekatan sampai pada jarak tertentu. Hanya jika partikel

mempunyai energi kinetik yang besar, dapat menyebabkan terjadinya

penggabungan kedua selubung solvat, sehingga dua partikel membentuk

satu satuan yang baru. Jika partikel kehilangan muatan listriknya akibat

penambahan koagulator dan liosfernya melalui dehidratasi, maka terjadilah

kontak langsung antar partikel (Voigt, 1995).

Sebaliknya jika zat-zat yang sulit dibasahi (sudut sisinya tumpul),

harus diracik menjadi suspense, jadi pengolahan bahan hidrofob, seperti

misalnya senyawa bebas oksigen, maka senyawa ini memiliki afinitas yang

lebih kuat terhadap udara daripada air. Perilaku hidrofob yang sama

dipunyai oleh banyak obat organik lipofil. Senyawa tersebut akan

bergumpal bersama dengan adanya air dan membentuk aglomerat, yang

juga menyertakan udara di dalamnya. Meskipun zat semacam itu memiliki

bobot jenis yang lebih besar daripada air, namun adanya udara yang turut

atau gelembung udara yang melekat di permukaan mengakibatkan

aglomerat bergerak keatas di dalam bahan pendispersi, sehingga akhirnya

fase padat tersuspensi seluruh atau sebagiannya berkumpul pada permukaan

medium cairan (Voigt, 1995).

II.5 PERTIMBANGAN PENGGUNAAN

Karbomer sering digunakan untuk sediaan non-parenteral, terutama

sediaan cair dan semipadat. Tidak ada dilaporkan kasus penyerapan sistemik

karbomer polimer setelah pemberian oral. Penelitian toksisitas akut oral pada

hewan menunjukkan bahwa Carbomer 934P memiliki tingkat ketoksikan yang

rendah. Dengan dosis sampai 8 gr/kg yang diberikan kepada anjing juga tidak

menunjukkan tanda ketoksikan. Karbomer pada umumnya dianggap tidak

beracun dan tidak mengiritasi, tidak ada ditemukan kasus pada manusia reaksi

hipersensitivitas terhadap karbomer pada penggunaan secara topikal

(Rowe, 2009).

II.6 INTERAKSI

Page 8: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

Karbomer akan berubah warna jika berinteraksi dengan resorsinol dan

tidak cocok dengan fenol, polimer kationik, asam kuat, dan elektrolit tingkat

tinggi. Antimikroba tertentu harus dihindari atau digunakan seminimal

mungkin. Logam transisi dapat menurunkan katalis dispersi karbomer.

Beberapa amino fungsional aktif juga dapat membentuk kompleks dengan

karbomer, tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan mengatur pH dispersi dan

atau parameter kelarutan dengan menggunakan alkohol yang tepat (Rowe,

2009).

II.7 PENYIMPANAN

Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1995).

BAB III

Page 9: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

1. Karbomer adalah sintesa dengan bobot molekul tinggi dari asam akrilat

mata rantai silang dengan alil sukrosa atau alil eter pentaeritritol.

2. Fungsi dari karbomer yaitu sebagai bahan pensuspensi, bahan pengemulsi,

basis gel, dan pengikat tablet.

3. Karbomer sering digunakan dalam sediaan farmasi cair atau setengah padat,

yaitu krim, gel, lotion dan salep.

4. Karbomer tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, sehingga banyak

digunakan sebagai suspending agent.

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Carbopol - Noormahdi Riduansyah (J1E109041)

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Rowe R.C et al, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition. Pharmaceutical Press. London.

Sweetman S.C, 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36th Edition. Pharmaceutical Press. London.

Voigt R, 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.