cameralisme

22
PEMIKIRAN TOKOH TENTANG KAMERALISME MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Sejarah Pemikiran Ilmu Administrasi Publik oleh : Rosy Nayi’ Alwafi 145030101111070 Jurusan Ilmu Administrai Publik Fakultas Ilmu Administrasi

Upload: rosy-alwafi

Post on 18-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sepia

TRANSCRIPT

PEMIKIRAN TOKOH TENTANG KAMERALISME

MAKALAHDitulis untuk Memenuhi Tugas TerstrukturMatakuliah Sejarah Pemikiran Ilmu Administrasi Publikoleh :Rosy Nayi Alwafi145030101111070

Jurusan Ilmu Administrai PublikFakultas Ilmu AdministrasiUniversitas BrawijayaMalang2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Pemikiran Tokoh Tentang Kameralisme. Diharapkan tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi , tidak hanya pada kami saja tetapi juga pada pembaca. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing, kepada teman-teman yang sudah berkenan memberi sanggahan, kritik dan saran, serta semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Malang, 1 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI hal.KATA PENGANTAR......................................................................................... iiDAFTAR ISI....................................................................................................... iiiBAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1B. Rumusan masalah......................................................................2C. Tujuan........................................................................................2BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3A. Kameralisme.....................................................................3BAB III PENUTUP.............................................................................................. 12A. Simpulan....................................................................................12B. Saran...........................................................................................13DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSejarah (bahasa Yunani: , historia, yang berarti "penyelidikan, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian") adalah studi tentang masa lalu, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia sejarah babad, hikayat, riwayat, atau tambo dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Ini adalah istilah umum yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi, organisasi, dan penyajian informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk hidup, tetapi seringkali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia.Kaitannya dalam hal ini adalah mengetahui Sejarah pemikiran Administrasi Publik. Sebagai seorang calon administrator, kita harus mengetahui sejarah perkembangan tentang pemikiran administrasi publik, hal ini bertujuan untuk menemukan kebenaran berupa kesimpulan, menemukan jawaban tentang kemanfaatan pemikiran, praktek, & tindakan di masa lampau untuk kondisi sekarang, melakukan adopsi dan adaptasi terhadap model penanganan masa lalu untuk masa kekinian, agar dapat melakukan pengembangan keilmuan untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah1. Siapa Pemikirnya?2. Apa pemikirannya?3. Mengapa pemikiran itu muncul?4. Apa sumbangan/kontribusi terhadap administrasi publi?5. Bagaimana relevansinya untuk masa sekarang?1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui dan mengenal siapa pemikirnya.2. Untuk mengetahui bentuk pemikir yang disampaikan oleh pemikir.3. Untuk mengetahui sebab pemikiran itu muncul.4.Untuk mengetahui bentuk sumbangan/kontribusi yang pemikir berikan pada administrasi publik.5. Untuk mengetahui cocok tidaknya jika direlevansikan pada masa sekarang.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 KameralismeKameralisme (inggris: Cameralism) adalah aliran merkantilisme di Jerman dan Austria pada abad ke-18. Aliran ini bercorak absolutisme. Aliran ini juga digunakan untuk menyebut sistem politik yang menempatkan dirinya sebagai monarki absolut. Hal yang membedakan merkantilisme yang terjadi di Jerman dan Austria dengan Negara-negara Eropa lainnya adalah kenyataan bahwa di kedua Negara tersebut konsolidasi politik dalam negeri berjalan bersamaan dengan kebijakan merkantilisme. Usaha unifikasi elemen-elemen politik dimulai di Jerman oleh Frederick William I. Di Austria hal serupa dilakukan oleh Maria Theresa. Sentralisasi pemerintahan di Austria membuka jalan ke arah absolutisme. Tahap paling penting adalah sentralisasi keuangan. Peraturan pajak yang seragam dinyatakan berlaku untuk seluruh Austria. Di Jerman proses kameralisme di bidang ekonomi terutama dilaksanakan dengan jalan sentralisasi pemerintahan, pemisahan atau pembebasan industry dari organisasi gilda, rancangan peraturan perkotaan yang seragam dan perumusan kebijakan ekonomi yang merkantilistik. Selain itu, Frederick William I melaksanakan kebijakan kameralisme dalam merangsang pertanian dan manufaktur sekaligus mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Berikut 2 tokoh pemikir Cameralisme :1. Lorenz Von Steina. Siapa Lorenz Von Stein?Lahir 1815 di Borby/Eckernforde, Schleswig Holstein, Jerman utara yang berbatasan dengan Denmark. Pada umur 24 tahun 1839 dia telah melakukan promosi doctor tentang sejarah hukum sipil Denmark. Wafat September 1890 (dalam usia 74 tahun) di Wina. Australia.b. Pemikiran Lorenz Von Stein:1. Mirip dengan marx, stein pertama-tama menegaskan adanya antagonismus antara pemegang capital dan proletar : masyarakat adalah sistem ketergantungan dan ketidakbebasan.2.Agar supaya perkembangan setiap pribadi dapat berlangsung, termasuk di dalamnya hak milik privat, maka penguasaan oleh pemilik capital di satu pihak maupun revolusi proletar di pihak lain harus dihindari.3. Sarananya adalah kekuasaan Negara yang berdiri di atas semua kepentingan dalam masyarakat yang saling bertentangan tersebut. Suatu kerajaan sosial dengan korps pegawai yang terdidik dapat menciptakan emansipasi bagi kelas bawah yang tidak memiliki privilege dan hal ini dapat meregang ketegangan sosial4.Stein menyatakan bahwa masyarakat (dalam hal ini mencakup pengertian Negara plus masyarakat) dimungkinkan berkiprah untuk mereformasi dirinya sendiri, dan tentulah reformasi ini berlangsung dalam garis kepentingan mereka sendiri.5. Dalam kasus ini kekuasaan Negara berfungsi sebagai pembimbing, pengarah dan motivator, sementara kelas yang punya diharapkan juga dengan sepenuh hati dan dengan bantuan Negara serta kekuasaannya terlibat tanpa lelah dalam reformasi sosial itu6. Di pihak Negara, administrasinyalah yang dituntut paling utama untuk berbuat, sedangkan perundang-undangan dan bentuk Negara adalah hal sekunder. Yang penting adalah mereka melalui kekuatan integrasi politiknya mendukung reformasi sosial.7.Karenanya Stein memperjuangkan dengan mengingat situasi Jerman pada pertengahan abad ke-19, atas pertimbangan efektivitas, suatu kerajaan sosial yang memiliki administrasi yang netral dan efektif.Pemikiran dari Von Stein dianggap sebagai sebuah inovasi berdasarkan sejumlah pertimbangan :1. Von Stein memandang bahwa ilmu administrasi publik merupakan ilmu yang terintegrasi dan tempat meleburnya dari sejumlah disiplin ilmu seperti Sosiologi, Ilmu Politik, Hukum Administrasi dan Keuangan Publik 2.Ilmu Administrasi Publik menurut Von Stein adalah merupakan interaksi antara teori dan praktek, dimana teori membentuk dasar dari praktek Administrasi Publik3.Von Stein menganggap bahwa Ilmu administrasi Publik harus berusaha keras untuk mengadopsi pendekatan ilmiah.c. Latar belakang munculnya pemikiran Stein1. Stein berusaha untuk mencegah tendensi revolusioner dari masyarakat jaman baru (yakni masyarakat Eropa sejak abad ke-17, dimana banyak penemuan teknologi) melalui dua jalan :a. Secara analitis melalui konsep ilmu tentang masyarakat (die wissenschaft der gesellschaft)b. Secara politis melalui peringatannya tentang perlunya kesiapan Negara untuk terus melakukan reformasi.2. Stein memandang jamannya sebagai kesadaran akan eksistensi tata masyarakat, dimana memahami kekuasaan Negara sebagai alat untuk memajukan masyarakat, sebagai senjata dalam perjuangan sosial, dan sebagai sarana untuk membebaskan masyarakat.3. Masyarakat bukan lagi sebagai suatu unit yang tergantung kepada Negara dan politik, bukan suatu masa yang an-organis dan terbentuk secara kebetulan semata, melainkan suatu bentuk kehidupan manusiawi yang mandiri dan punya hak milik.d. Sumbangan/kontribusi terhadap administrasi publik1.Birokrasi dengan bidang kerjanya yang luas disebut Stein sebagai sistem administrasi sosial, yang bekerja untuk Negara yang memperkembangkan masyarakatnya.2. Administrasi dalam hal ini secara kuat dihadapkan pada tuntutan-tuntutan Negara yang masih diwarnai oleh masyarakat berkelas jaman baru. Baik dalam persoalan perkotaan dan perumahan, kemiskinan dan pangan, asuransi dan penyantunan, dalam semua hal Stein mencoba untuk merumuskan organisasi dari manajemen administrasi Negara atas prinsip sosial3. Keyakinannya yang utama adalah bahwa hanya melalui jalan inilah Negara dapat mencegah munculnya masalah-masalah sosial yang diakibatkan oleh sistem produksi kapitalis dengan cara yang tidak mengganggu seorangpun. Ini berarti Negara dapat melaksanakan tugasnya untuk memuaskan semua kelompok4.Konsepsi Stein tentang Negara administrasi sosial diatas merupakan alternatif sosiopolitik yang prinsipil liberalisme Negara hukum yang mengabaikan problema integrasi dan legitimasi yang kompleks dari masyarakat industri.E. Relevansi Untuk Masa Sekarang

2. Johann Heinrich Gottlob Von Justia. Siapa Johann Heinrich Gottlob Von Justi?Justi lahir di Brcken pada 28 Desember 1717, dan meninggal pada 21 Juli 1771, merupakan salah satu ekonom politik terkemuka di Jerman pada abad ke-18. Dari 1750-1753, Justi mengajar di Theresianum Knights Academy di Wina di mana ia mendirikan kontak dekat dengan Friedrich Wilhelm von Haugwitz yang melakukan reformasi administrasi dan memberikan pengaruh yang kuat pada ide-ide politiknya. Setelah sempat menetap di Erfurt dan Leipzig, Justi diangkat menjadi Direktur Polisi di Gttingen pada 1755. Di Gttingen Justi mulai studi sistematis tentang karya-karya kontemporer Perancis, khususnya semangat Montesquieu dalam hukum. Pada 1757, ia menerima undangan dari menteri Denmark Bernstorff ke Kopenhagen. Pada 1758, ia menetap di Altona. Berharap untuk mendapatkan posisi permanen di Prussia, Justi pindah ke Berlin pada 1760. Lima tahun kemudian, pada 1765, ia diangkat menjadi Inspektur Prussia pada Pertambangan, kaca, dan Steel Works. Pada 1768, ia dituduh menggelapkan dana pemerintah dan dipenjarakan di Kstrin. Penelitian arsip baru oleh Andre Wakefield telah terungkap dalam seberapa jauh kegiatan Justi sebagai pejabat Prusia di Neumark dapat dianggap 'bencana di hampir setiap jalan'. Setelah bebas pada April 1771 ia pindah kembali ke Berlin di mana ia meninggal tak lama setelah.b. Pemikiran Johann Heinrich Gottlob Von Justi1. Justi menekankan bahwa negara hanya dapat secara ekonomis dan sukses secara komersial jika itu dijalankan oleh pemerintahan moderat yang mengakui tidak dapat diganggu gugat milik pribadi. Sebaliknya, despotisme tentu menyebabkan kemiskinan dan militer melemahnya suatu negara.2. Justi melihat peningkatan konsumsi swasta (dengan menghapus hukum sumptuary), penyebaran manufaktur dan perusahaan serta pertumbuhan perdagangan eksternal (dengan bantuan perusahaan perdagangan yang disponsori pemerintah dan penghapusan larangan mengenai impor dan ekspor barang) sebagai landasan untuk keberhasilan ekonomi. Langkah-langkah ini harus disertai dengan perbaikan di bidang pertambangan dan pertanian.3. Pada akhirnya, reformasi ini hanya bisa berhasil jika mereka didukung oleh reformasi pajak komprehensif yang akan memimpin, antara lain, untuk penghapusan cukai (Akzise)4. Di bawah pengaruh Montesquieu, secara ekstensif Justi membahas keuntungan dan kerugian dari bentuk pemerintahan yang berbeda, namun menyimpulkan bahwa satu-satunya bentuk pemerintahan yang akan mampu mengkoordinasikan dan melaksanakan luas reformasi ekonomi adalah rezim monarki modern.c. Latar Belakang Munculnya Pemikiran JustiMenulis dengan latar belakang perjuangan kekuatan Eropa selama Perang Tujuh Tahun, Tujuan utama Justi adalah untuk menciptakan monarki komersial modern di negara-negara yang lebih besar dari Kekaisaran Romawi Suci yang bisa menyamai kekuatan militer, politik dan kinerja ekonomi Inggris dan Perancis . Dengan demikian, Justi mengambil jalan lain untuk ide-ide dari para pemikir Perancis seperti Fenelon, Saint-Pierre, d'Argenson dan Montesquieu.d. Sumbangan/Kontribusi Justi Pada Administrasi PublikMunculnya rezim monarki modern yang merupakan bentuk pemerintahan yang akan mampu mengkoordinasikan dan melaksanakan reformasi secara luas. Justi datang dengan berbagai ide untuk reformasi ekonomi.e. Relevansi Untuk Masa SekarangPemikiran ini mungkin bisa direalisasikan pada masa sekarang di negara Indonesia, karena dalam kenyataannya, Indonesia juga masih sangat bergantung pada modal asing, bahkan berusaha untuk menarik perhatian agar modal asing mau masuk di Indonesia, sehingga tidak dapat menutup kemungkinan bahwa ekspor impor sangat mungkin terjadi, demi keuntungan kedua belah pihak yang melakukan ekspor-impor untuk meningatkan perekonomian sebuah negara. Namun, pemikiran ini hanya bisa berhasil jika mereka didukung oleh reformasi pajak komprehensif yang akan memimpin, antara lain, untuk penghapusan cukai (Akzise), hal ini diragukan dan mungkin tidak akan efektif mengingat dan melihat situasi politik yang sedang begejolak di negara Indonesia saat ini yang tergolong tidak aman, koruptor bagaikan hantu yang gentayangan dalam lapisan masyarakat, lemahya sistem hukum sehingga bisa dibeli, belum lagi adanya perpecahan dalam badan pemerintahan,dsb. Hal ni sesungguhnya sangat merugikan bagi masyarakat. Bagaimana pemikiran ini dapat diwujudkan bila keadaan Indonesia seperti itu?.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKedua pemikiran pakar itu, tidak begitu berbeda, karena memang satu aliran yang berada pada jaman yang sama juga. Kemudian dapat disimpulkan secara umum bahwa kemunculan kameralisme dilatar belakangi oleh:1. Jerman, Prussia, dan Austria merasa dalam ancaman negara-negara lain (military conflict)2. Lack of the Prussian soldiers kurangnya tentara Prussia (health, stamina, and Intelligence)3. Desire creating powerfull state and strengthening the princes Keinginan menciptakan negara kuat dan memperkuat raja (monarch).Pemikiran dan doktrin kameralisme:1. Tekankan pembangunan negara ekonomi (memajukan pemerintah dengan memberikan pendapatan yang memadai). meningkatkan produksi ekonomi dan perdagangan (emas dan perak), mengoptimalkan penggunaan lahan, dan industrialisasi meningkatkan populasi;2. Administrasi Fiskal dan manajemen;3. Sistem Ilmu untuk mengatur negara (Catatan: gaung rennaisance);4. Kekuatan Negara untuk membuat kebahagiaan bersama (bandingkan dengan merkantilisme);5. Memungkinkan lebih efektif promosi kesejahteraan. Negara memiliki kewajiban untuk mencapai kebahagiaan umum;6. Administrasi adalah kunci untuk mencapai semua tujuan negara;7. Badan negara (Birokrasi) sebagai pusat pembangunan negara;8. Keterampilan penuh, pengetahuan dan profesional aparat diperlukan untuk membentuk birokrasi dan administrasi;9. Universitas adalah tempat yang tepat untuk membuat aparat yang berkualitas (paling universitas terkait dengan Kameralisme adalah universitas Prusia Halle dan Frankfurt an der Oder tahun 1727.3.2 SaranSebagai calon administrator, baiknya kita mengetahui dan memahami lebih banyak pemikiran aliran dalam hal ini sejarah administrasi publik. Bukan hanya pemikiran 2 tokoh diatas yang telah dibahas, namun masih banyak lagi tokoh-tokoh dalam eranya masing-masing yang tidak menutup kemungkinan bahwa pemikiran mereka dapat direlevansikan dalam kehidupan zaman sekarang.

Daftar Pustaka

Amantio. 2015. Lorenz Von Stein, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Lorenz_Von_Stein, diakses 31 Maret 2015).Dhiyaudin, Abdul W. 2011. Kameralisme, (Online), (http://222.124.222.229/handle/123456789/939, diakses 31 Maret 2015).Jannah, Ihda H. 2006.Sejarah Pemikiran dan Perkembangan Ilmu Administrasi Publik, (Online), (http://id.pdfssb.com/readonline/sa314244664146375884a2f4433566d56413d3d-4274144.pdf, diakses 31 Maret 2015).Omnipaedista. 2015. Johann Heinrich Gottlob Von Justi, (Online), (http://en.wikipedia.org/wiki/Johann_Heinrich_Gottlob_Justi, diakses 31 Maret 2015).Yudo, Wima. 2015. Sejarah Pemikiran Administrasi: Era Yunani Kuno [Powerpoint slides]