ca thyroid.doc

24
BAB I PENDAHULUAN Saat ini kanker masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Masyarakat masih berpendapat bahwa kanker merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Meskipun organisasi kesehatan dunia WHO telah menyatakan bahwa sepertiga penyakit kanker dapat disembuhkan dan sepertiga lainnya dapat dilakukan usaha pencegahan dan sepertiga lainnya dapat dilakukan pengurangan penderitaan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang paling besar pada tubuh manusia. Pada kelenjar tiroid cukup sering ditemukan nodul didalamnya. Sekitar 4-8% nodul tiroid bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik (palpasi daerah leher) dan sekitar 13-67% bisa ditemukan saat pemeriksaan ultrasonografi. Meskipun demikian, kelenjar tiroid termasuk bagian tubuh yang jarang mengalami keganasan, terjadi 0,85% dan 2,5% dari seluruh keganasan pada pria dan wanita. Tetapi diantara kelenjar endokrin, keganasan tiroid termasuk jenis keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan. 1

Upload: chictopia-sweet

Post on 08-Apr-2016

47 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ca thyroid.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Saat ini kanker masih merupakan salah satu masalah kesehatan di

Indonesia. Masyarakat masih berpendapat bahwa kanker merupakan penyakit

yang tidak dapat disembuhkan. Meskipun organisasi kesehatan dunia WHO telah

menyatakan bahwa sepertiga penyakit kanker dapat disembuhkan dan sepertiga

lainnya dapat dilakukan usaha pencegahan dan sepertiga lainnya dapat dilakukan

pengurangan penderitaan.

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang paling besar pada tubuh

manusia. Pada kelenjar tiroid cukup sering ditemukan nodul didalamnya. Sekitar

4-8% nodul tiroid bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik (palpasi daerah leher)

dan sekitar 13-67% bisa ditemukan saat pemeriksaan ultrasonografi. Meskipun

demikian, kelenjar tiroid termasuk bagian tubuh yang jarang mengalami

keganasan, terjadi 0,85% dan 2,5% dari seluruh keganasan pada pria dan wanita.

Tetapi diantara kelenjar endokrin, keganasan tiroid termasuk jenis keganasan

kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan.

1

Page 2: ca thyroid.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe ;

papiler, folikuler, meduler, tak berdeferensiasi (anaplastik).

Karsinoma papiler

60-80% dari karsinoma tiroid adalah karsinoma papiler. Karsinoma

papiler memiliki subtype histologis yang mikrokarsinoma papilar,

folikular, sel tinggi, sel torak, sklerosis difus, dll. Yang dimaksud

dengan mikrokarsinoma papilar (PMC) adalah karsinoma papilar tiroid

berdiameter kurang dari 1 cm, karakteristiknya adalah lesi primer

tersembunyi, multifocal, sering disertai metastasis kelenjar limfe,

prognosis baik

Karsinoma folikuler

Menempati 10-27,8% dari karsinoma tiroid. Umumnya ditemukan

pada usia 45-50 tahun. Dibagi menjadi dua subtipe yaitu infiltrasi

mikro dan infiltrasi luas

Karsinoma meduler

Berasal dari sel parafolikular (sel C), menempati 3-10% dari

karsinoma tiroid, terutama berupa penyakit sporadic, menempati 80-

90%. Sering ditemukan pada usia sekitar 50 tahun, terutama unilateral.

Karsinoma tak berdeferensiasi

Disebut juga karsinoma anaplastik. Menempati 3-8% dari karsinoma

tiroid, tingkat keganasan sangat tinggi. Umumnya dianggap timbul dari

tumor jinak atau dari karsinoma berdeferensiasi. Berdasarkan

morfologi jaringan tumor dibagi lagi menjadi karsinoma sel kecil,

karsinoma sel besar dan karsinoma sel spindle.

2

Page 3: ca thyroid.doc

2.2 Anatomi

Tiroid adalah yang berkonsistensi lembut, berwarna merah coklat,

berbentuk “H”, terbentuk dari 2 lobus lateral, kiri dan kanan, dan bagian

ismus. Sekitar separuh dapat ditemukan lobus pyramid, umumnya muncul dari

ismus. Lobus lateral terletak dikedua sisi dari laring dan trachea, kutub atasnya

umumnya setinggi anterior margo superior kartilago krikoideus, kutub

bawahnya umumnya setinggi antara cincin tulang rawan ke-4 dan ke-5

trakhea, ismus umumnya terletak di depan cincin tulang rawan ke-2 dan ke-4

trakhea.

Di dorsal lobus lateral kelenjar tiroid terletak kelenjar paratiroid yang

memproduksi hormone yang berfungsi penting mengatur metabolisme

kalsium dan fosfat. Sisi medial berbatasan dengan laring, trakhea, faring,

esophagus. Arteri tiroidea inferior dan nervus laringeus rekuren berjalan

bersama disisi medial lobus lateral.

2.3 Epidemiologi

Karsinoma tiroid diperkirakan sebesar 1,5% dari keganasan seluruh tubuh

di negara-negara berkembang. Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari

sepuluh keganasan tersering di Indonesia. Angka insidensi bervariasi di

seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 jiwa per 100.000 populasi. American Cancer

Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul setiap tahunnya di

Amerika Serikat dan sekitar 1700 diantaranya mengakibatkan kematian. Di

Amerika Serikat, karsinoma ini relatif jarang ditemukan, mencakup 1% dari

seluruh jenis kanker dan 0,4% kematian akibat kanker. Lebih banyak

ditemukan pada wanita dengan distribusi berkisar 2:1 sampai 3:1. Secara

primer dijumpai pada dewasa muda dan usia pertengahan serta jarang

ditemukan pada anak-anak.

Karsinoma tiroid merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang

terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin. Diantara tumor-tumor

epitelial, karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih banyak

ditemukan daripada yang berasal dari sel C. Kebanyakan yang berasal dari sel

3

Page 4: ca thyroid.doc

folikular merupakan keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10

year survival lebih dari 90%. Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non

epitelial lain jarang ditemukan.

2.4 Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi yang pasti dari karsinoma ini belum diketahui. Dari beberapa

penelitian, dijumpai beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis

karsinoma tiroid yaitu radiasi ionisasi, perubahan genetik dan onkogen, jenis

kelamin, faktor diet, dan lain-lain.

Radiasi ionisasi

Paparan radiasi khususnya terhadap anak dan remaja, merupakan faktor

risiko seumur hidup bagi timbulnya nodul jinak maupun ganas tiroid.

Penelitian menunjukkan pada populasi terpapar sinar X dan radiasi γ,

insiden karsinoma papilar dan folikular tiroid lebih tinggi.

Genetik dan onkogen

Timbulnya karsinoma medular tiroid familiar berkaitan dengan mutasi gen

RET pada kromosom nomor 10. Lebih dari 95% penderita karsinoma

medular tiroid familial memiliki mutasi titik proto-onkogen RET.

Jenis kelamin dan hormonal

Pada kelenjar tiroid normal, tumor jinak dan tumor ganas tiroid terdapat

reseptor estrogen dalam jumlah bervariasi. Pada jaringan karsinoma

papilar tiroid kandungan reseptor estrogen (ER) dan reseptor progesteron

(PR) tertinggi, disimpulkan bahwa ER dan PR merupakan faktor penting

yang mempengaruhi insiden karsinoma tiroid pada wanita.

Faktor diet

Di daerah pegunungan yang defisiensi berat iodium, insiden karsinoma

tiroid relatif tinggi. Tapi data epidemiologis menunjukkan, meskipun di

daerah pesisir yang kaya iodium, karsinoma tiroid juga relatif sering

terjadi.

Lesi jinak tiroid

Penyakit hyperplasia jinak tiroid, seperti struma nodusa dan adenoma

tiroid, dapat bertransformasi ganas menjadi karsinoma. Transformasi

4

Page 5: ca thyroid.doc

ganas adenoma berhubungan dengan tipe patologik, adenoma folikuler

tipe embrional dan tipe fetal lebih mudah menjadi ganas.

2.5 Klasifikasi

Klasifikasi karsinoma tiroid dibedakan atas dasar :

1. Asal sel

Tumor epithelial

a. Tumor berasal dari sel folikulare

Jinak : Adenoma folikelare, konvensional, varia

Ganas : karsinoma

Berdeferensiasi baik : karsinoma folikulare, karsinoma papilare

(konvensional, varian)

Berdefensiasi buruk (karsinoma insular)

Tak berdeferensiasi (anaplastik)

b. Tumor berasal dari sel C (berhubungan dengan tumor neuroendokrin)

Karsinoma medulare

c. Tumor berasal dari sel folikulare dan sel C

Sarcoma

Limfoma malignum (dan neoplasma hematopoetik yang

berhubungan)

Neoplasma miselaneus

2. Tingkat keganasan

Untuk kepentingan praktis, karsinoma tiroid dibagi atas 3 kategori, yaitu :

a. Tingkat keganasan rendah

o Karsinoma papilare

o Karsinoma folikular (dengan invasi minimal)

b. Tingkat keganasan menengah

o Karsinoma folikulare (dengan invasi luas)

o Karsinoma medulare

o Limfoma maligna

o Karsinoma tiroid berdeferensiasi buruk

5

Page 6: ca thyroid.doc

c. Tingkat keganasan tinggi

o Karsinoma tidak berdeferensiasi

o Angiosarcoma

2.6 Gambaran Klinis

1. Tumor atau nodul tiroid

Gejala yang sering ditemukan, sejak dini dapat diketahui adanya

nodul keras dalam kelenjar tiroid, bergerak naik turun sesuai gerakan

menelan.

2. Gejala infiltrasi dan desakan lokal

Ketika tumor membesar sampai batas tertentu, sering mendesak

trachea sehingga posisinya berubah, disertai gangguan brnafas yang

bervariasi intensitasnya. Ketika tumor menginfiltrasi trachea, dapat timbul

dispnea atau hemoptoe; bila tumor mendesak esophagus dapat timbul

disfagia; bila tumor menginfiltrasi nervus laringeus rekuren dapat timbul

suara serak.

3. Pembesaran kelenjar limfe di leher

Ketika tumor mengalami metastasis kelenjar limfe, sering teraba

pembesaran kelenjar limfe leher profunda superior, media, inferior.

2.7 Diagnosis

2.7.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

1. Pengaruh usia dan jenis kelamin

Risiko malignansi : apabila nodul tiroid terdapat pada usia dibawah 20

tahun, dan diatas 50 tahun jenis kelamin laki-laki mempunyai risiko

malignansi lebih tinggi.

2. Pengaruh radiasi didaerah leher dan kepala

Radiasi pada masa kanak-kanan dapat menyebabkan malignansi pada

tiroid kurang lebih 33 – 37%

3. Kecepatan tumbuh tumor

o Nodul jinak membesar tidak terlalu cepat

6

Page 7: ca thyroid.doc

o Nodul ganas membesar dengan cepat

o Nodul anaplastik membesar sangat cepat

o Kista dapat membesar dengan cepat

4. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak sesak, perubahan suara dan

nyeri dapat terjadi akibat desakan dan atau infiltrasi tumor.

5. Riwayat penyakit serupa pada famili/keluarga

Bila ada, harus curiga kemungkinan adanya malignansi tiroid tipe

medulare.

6. Temuan pada Pemeriksaan Fisik

o Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multiple

dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dangan keras

bergantung kepada jenis patologi anatomi (PA) nya.

o Perlu diketahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening

regional.

o Disamping ini perlu dicari ada tidaknya benjolan pada kalvaria,

tulang belakang, klavikula, sternum dll, serta tempat metastasis

jauh lainnya yaitu di paru-paru, hati, ginjal dan otak.

2.7.2 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang membedakan neoplasma jinak dan

ganas tiroid belum ada yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu

pemeriksaan kalsitonin (tumor marker) dalam serum. Pemeriksaan T3 dan

T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi

tirotoksikosis walaupun jarang. Human Thyroglobulin (HTG) Tera dapat

dipergunakan sebagai tumor marker terutama pada karsinoma

berdiferensiasi baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk

karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah tiroidektomi total

merupakan indikator tumor residif.

7

Page 8: ca thyroid.doc

2.7.3 Pemeriksaan Isotop scan dan Ultrasonographic

Metode Isotop scan (IS), ultrasonograhic (USG) dan sitologi saat

ini digunakan untuk mengevaluasi nodul-nodul pada tiroid. IS memiliki

spesifisitas tinggi dalam mendiagnosis neoplasma malignan apabila

akumulasi ekstratiroid 99mTc pertechnetate atau I 3IJ pada nodul

metastasis servikal atau demarcated nodul tiroid ”cold” kabur

dipertimbangkan positif. Karsinoma tiroid terlihat sebagai nodul

hipoechogenik pada pemeriksaan USG, meskipun demikian beberapa lesi

benign juga mirip dengan gambaran echographic seperti pada lesi

malignan.

2.7.4 Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi jarum halus tiroid telah berusia lebih dari 50 tahun dan

merupakan metode utama yang digunakan untuk diagnosis preoperatif

pada anakanak dan dewasa. Biopsi aspirasi jarum halus memegang

peranan yang penting dalam mendeteksi neoplasma tiroid dan membantu

dalam penanganan reseksi pembedahan selanjutnya serta mengidentifikasi

lesi-lesi non neoplastik yang dapat ditangani secara konservatif.

Biopsi aspirasi jarum halus merupakan test yang sensitif dan spesifik

untuk diagnosis lesi tiroid dan telah banyak publikasi yang

mengkonfirmasi keunggulan dari biopsi aspirasi jarum halus ini. Akan

tetapi, walaupun merupakan test yang akurat dengan biaya yang murah

dan sering tanpa komplikasi, biopsi aspirasi jarum halus juga memiliki

keterbatasan-keterbatasan yaitu :

Ketidakmampuan biopsi aspirasi jarum halus untuk memberikan diagnosis

banding nodul pada hypercellular goitre dan neoplasma folikular benign

dan malignan. Keterbatasan ini menyebabkan ahli sitologi sering

mendiagnosisnya sebagai suspect (4-24%) dan mengharuskan penderita

untuk melakukan lobectomy untuk diagnosis yang lebih obyektif.

Keterbatasan yang berkaitan dengan jumlah negatif palsu (1,3-17%) yang

akhirnya akan menyebabkan kegagalan penanganan neoplasma malignan.

Sejumlah kasus dimana tidak mungkin merumuskan satu diagnosis

disebabkan karena material inadekuat (2-31%) sehingga menurunkan

8

Page 9: ca thyroid.doc

akurasi metode ini dan jumlah penderita yang menjalani lobectomy

meningkat untuk mendapatkan hasil diagnosis yang lebih akurat.

Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan pada nodul tiroid

soliter atau nodul dominan pada multinodul goiter. Empat sampai tujuh

persen orang dewasa memiliki nodul tiroid yang dapat diraba dan angka

ini meningkat dengan ultrasonografi atau pada pemeriksaan otopsi

(>60%).

2.7.4.1 Klasifikasi Sitologi Biopsi Jarum Halus

Klasifikasi sitologi biopsi jarum halus dikatakan :

1. Jinak

Sel-sel epitel tersebar dan sebagian membentuk kelompokan atau

mikrofolikular. Inti sel bulat atau oval dengan kromatin yang padat dan

homogen. Sitoplasma sedikit dan agak eosinofilik, tetapi terkadang

ditemukan sel-sel onkositik. Sejumlah koloid dapat ditemukan.

2. Curiga Ganas

Sel-sel epitel membentuk kelompokan atau susunan folikular. Inti sel

membesar, bulat atau oval dengan kromatin yang bergranul dan anak inti

yang menonjol. Sitoplasma eosinofilik, bergranul, dikarakteristikkan

dengan perubahan sel-sel onkositik. Koloid sedikit atau tidak dijumpai.

3. Ganas

Bentuk papiler : sel-sel epitel tersusun dalam gambaran papiler.

Inti bulat atau oval dengan adanya pseudoinklusi nuklear, nuclear

grooves dan/atau bentuk palisading.

Bentuk meduler : sel-sel yang hiperselular. Bentuk bervariasi

dengan inti bentuk bulat, oval atau lonjong. Inti terletak eksentrik

dengan gambaran plasmasitoid. Struktur amiloid jarang terlihat.

Bentuk anaplastik : terdiri dari sel-sel yang kecil, adanya

multinucleated giant cell dan sel-sel bentuk lonjong. Inti besar,

bizarre, satu atau banyak, dan kromatin kasar dan anak inti yang

menonjol. Kadang dijumpai mitosis atipik.

9

Page 10: ca thyroid.doc

2.8 Penggolongan Stadium

1. Penggolongan stadium karsinoma tiroid menurut perhimpunan antitumor

internasional (UICC) dan ikatan antitumor amerika serikat (AJCC) tahun

2002.

T (Tumor primer)

TX : tumor primer sulit dinilai

T0 : tidak ada bukti tumor primer

T1 : tumor terbatas dalam tiroid, diameter terbesartumor ≤ 2 cm

T2 : tumor terbatas dalam tiroid, diameter terbesar > 1 cm, tapi tak

melebihi 4 cm

T3 : tumor terbatas dalam tiroid, diameter terbesar > 4 cm, atau

dengan mikro infiltrasi tumor diluar tiroid (misal infiltrasi otot

tiroid sternum atau jaringan lunak sekitar tiroid).

T4a : tumor menembus kapsul tiroid dan menginfiltrasi salah satu

berikut ini : jaringan subkutis, laring, trachea, esophagus atau

nervus rekuren laringeus.

T4b : tumor menginfiltrasi fasia prevertebral, pembuluh darah

mediastinum atau melingkari arteri karotis.

Seluruh tumor undifferentiated (anaplastic) dianggap T4

T4a Karsinoma anaplastik intratiroid – surgically resectable

T4b Karsinoma anaplastik ekstratiroid – surgically unresectable

N (Kelenjar getah bening regional)

Nx : Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai

N0 : Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening regional

N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening regional

N1a : Metastasis ke level VI kelenjar getah bening ( pretracheal,

paratracheal, dan relaryngeal/Delphian)

N1b : Metastasis pada kelenjar getah bening unilateral atau kontralateral

atau mediastinum posterior

10

Page 11: ca thyroid.doc

M (Metastasis jauh)

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh

M1 : Terdapat metastasis jauh

2. Pembagian stadium klinis :

Karsinoma papilar atau folikular, < 45 th

Stadium I : T apapun, N apapun, M0

Stadium II : T apapum, N apapun, M1

Karsinoma papilar, krsinoma folikular dan karsinoma medular, ≥ 45 th

Stadium I : T1N0M0

Stadium II : T2N0M0

Stadium III : T3N0M0

T1-T3, N1aMO

Stadium IVB : T1-3N1bM0

T4aN0-1M0

Stadium IVB : T4b, N apapun, M0

Stadium IVC : T apapun, N apapun, M1

Karsinoma tak berdeferensiasi (semua kasus adalah stadium IV)

Stadium IVA : T4a, N apapun, M0

Stadium IVB : T4b, N apapun, M0

Stadium IVC : T apapun, N apapun, M1

2.9 Penanganan dan Terapi

2.9.1 Terapi Operatif

Kecuali karsinoma tak berdefensiasi, terapi kanker tiroid terutama dengan

operasi. Menurut jenis patologik dan lingkup infiltrasi yang berbeda, dipilih

model operasi yang berbeda. Berdasarkan ukuran tumor primer, jenis

patologik, lingkup infiltrasi ke jaringan sekitar, ada tidaknya metastasis dan

lingkup metastasis, ditetapkan model operasinya.

11

Page 12: ca thyroid.doc

1. Penanganan terhadap kanker primer

a. Lobektomi unilateral plus ismektomi

Bila tumor terbatas pada satu sisi tiroid (bila hasil pemeriksaan

praoperasi adalah lesi di satu lobus, eksplorasi intraoperasi

menemukan lesi lobus bilateral, maka ditangani menurut lesi bilateral),

semua lesi yang tidak lebih dari T2 dapat dilakukan lobektomi

unilateral dan ismektomi.

b. Tiroidektomi total dan subtotal

Bila lesi tiroid mengenai kedua lobus, atau kanker tiroid sudah

memiliki metastasis jauh, memerlukan terapi dengan isotop pasca

operasi, harus terlebih dulu dilakukan tiroidektomi. Diusahakan untuk

meninggalkan satu kelenjar paratiroid seperti kapsul posterior.

c. Reseksi diperluas lobus residual unilateral

Terhadap tumor tiroid dengan sifat tak jelas dilakukan eksisi lokal

tumor, paska operasi secara patologik ternyata ganas, dilakukan

operasi lagi untuk mengangkat lobus residual, angka kanker

residualadalah 29,2%-60%.

2. Penanganan terhadap kelenjar limfe regional

Metastasis kelenjar limfe regional dari kanker tiroid mencakup kelenjar

limfe region leher dan mediastinum superior, secara klinis lebih sering

ditemukan metastasis limfe leher. Untuk kasus dengan kelenjar limfe leher

positif, harus dilakukan operasi pembersihan kelenjar limfe leher kuratif.

Dan untuk kasus dengan kelenjar limfe negative, umumnya tidak

dianjurkan untuk operasi pembersihan selektif kelenjar limfe leher.

2.9.2 Terapi non-operatif

1. Radioterapi

a. Radioterapi eksternal

Kanker tiroid berdeferensiasi tak peka terhadap radioterapi rutin, selain

itu organ disekitarnya kurang tahan terhadap radiasi, sehingga kurang

dianjurkan sebgai terapi adjuvant pasca operasi. Indikasi radioterapi

umumnya mencakup karsinoma tak berdeferensiasi, karsinoma tiroid

12

Page 13: ca thyroid.doc

berdeferensiasi pasca operasi dengan remnant lokal, metastasis otak,

dll.

b. Radioterapi internal

Radiasi I-131 berefek destruktif terhadap jaringan tiroid, maka secara

klinis I-131 dipakai untuk terapi karsinoma tiroid berdeferensiasi,

khusus kasus dengan metastasis jauh dan bersifat mengambil I-131.

2. Terapi hormonal

Pasca operasi karsinoma tiroid berdeferensiasi pasien pada

dasarnya secara rutin diberikan tiroksin. Tiroksin dapat menghambat

sekresi TSH sehingga mengurangi rekurensi dan metastasis karsinoma

tiroid berdeferensiasi. Tindakan klinis umumnya adalah pasca operasi

memakai tiroksin secara kontinyu selama jangka waktu panjang atau

relatif panjang, dosis disesuaikan berdasarkan konsentrasi TSH serum atau

mencapai kondisi batas hipertiroid.

3. Kemoterapi

Untuk pasien karsinoma tiroid berdeferensiasi, belum ada kemoterapi yang

efektif, maka secara klinis kemoterapi hanya dipakai secara selektif untuk

pasien stadium lanjut yang tak dapat dioperasi atau pasien dengan

metastasis jauh, atau dipakai bersama metode terapi lainnya.

2.10 Prognosis

Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan

untuk pasien muda lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler

dan folikular tidak berhubungan dengan prognosis, tetapi invasi vaskular

dan nuklear atypia mungkin merupakan tanda-tanda prognostik yang

berlawanan. Sedangkan pada tall-cell variant dan columnar cell variant

prognostiknya sangat jelek oleh karena memiliki behavior yang sangat

agresif.

Karsinoma folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis

bergantung pada invasi jauh dan staging. Secara langsung berhubungan

dengan ukuran tumor (<1,0cm mempunyai prognosis yang baik). Lebih dari

setengah penderita meninggal dunia dalam 10 tahun tetapi hal ini bervariasi

13

Page 14: ca thyroid.doc

tergantung pada derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah, kapsul

tumor, atau jaringan sekitarnya.

Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada

usia, ukuran tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet

dan metastasis jauh. Efek prognostik yang berlawanan pada usia tua

ditekankan terhadap ukuran tumor yang besar dan perluasan ekstraglandular

dari tumor.

14

Page 15: ca thyroid.doc

BAB III

RINGKASAN

Kanker tiroid merupakan kanker yang paling sering ditemukan pada

kelenjar endokrin insidensnya sekitar 0,85-2,5 % dari seluruh keganasan. Sekitar

90% kanker tiroid adalah tipe well-differentiated. Well-differentiated thyroid

cancer (WDT) carcinoma mempunyai perjalanan penyakit yang lambat dan

prognosisnya sangat baik,sedang undifferentiated thyroid cancer atau kanker

tiroid tipe anaplastik mempunyai sifat yang sangat agresif, tumbuh cepat dan

prognosisnya sangat jelek. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik yang teliti dan pastikan dengan pemeriksaan FNAB baik

dengan atau tanpa bantuan USG.

Etiologi karsinoma tiroid belum jelas, namun diduga berhubungan dengan

beberapa faktor diantaranya radiasi ionisasi, genetic onkogen, jenis kelamin dan

faktor diet. Tujuan utama dari terapi karsinoma tiroid adalah memperkecil resiko

rekurensi dan metastasis jauh, dalam hal ini menurunkan angka morbiditas dan

mortalitas penderita kanker. Modalitas terapi yang bisa digunakan untuk

penanganan penderita karsinoma tiroid adalah tindakan operatif dan non operatif.

Secara umum prognosis penderita kanker tiroid (WDT) sangat baik

dengan survival lebih dari 90% namun demikian ada sepertiga dari penderita ini

dapat mengalami rekurensi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa prognosis

ini berhubungan dengan usia penderita, umur > 60 tahun mempunyai tingkat

rekurensi dan kematian yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, kanker tiroid tipe

papiller mempunyai angka survival yang lebih tinggi dari tipe follikular, adanya

infiltrasi kejaringan sekitar akan membuat prognosis jadi jelek. Beberapa

penelitian menyimpulkan bahwa ukuran tumor dan jenis histopatologis 1 bulan

pasca operasi merupakan faktor prognosis yang sangat penting untuk penderita

kanker tiroid.

15

Page 16: ca thyroid.doc

DAFTAR PUSTAKA

De Jong, Wim. Sjaumsuhidajat, R, 2004, Buku Ajar Ilmu Bedah, ECG, Jakarta.

Desen Wan, Japaries Willie, 2008, Buku Ajar Onkologi Klinis, Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Lukitto Pisi dkk, 2003, Protokol Penatalaksanaan Tumor/ Kanker tiroid. Protokol

PERABOI

Subekti Imam, 2006, Karsinoma Tiroid, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Jakarta.

16