ca mamae

77
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun. Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker terus meningkat, dengan 9 juta orang 1

Upload: indah-keyens

Post on 21-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kanker payudara

TRANSCRIPT

Page 1: ca mamae

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia

dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang

wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18

tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah satu penyebab

utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia

pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh

kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun.

Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker

terus meningkat, dengan 9 juta orang diperkirakan meninggal karena kanker

pada tahun 2015 dan 11,4 juta meninggal pada tahun 2030 (Parkway Cancer

Centre, 2011).

Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6%

diantaranya kurang dari 40 tahun. Pada tahun 2008, 48.034 orang di Inggris

didiagnosis dengan kanker payudara dan 11.728 orang meninggal karena

kanker payudara pada 2009 (Cancer Research UK, 2011). Kasus tertinggi di

dunia pada tahun 2008 terdapat di Perancis dengan tingkat kejadian sebesar

99,7% atau sebanyak 51.012 kasus (ChartBin, 2011).

1

Page 2: ca mamae

Pada tahun 2008 di Indonesia, jumlah kasus kanker payudara sebesar

36,2% atau sebanyak 39.831 kasus, dengan jumlah kematian 18,6 per 100.000

penduduk (ChartBin, 2011). Pada tahun 2010 menurut data WHO terakhir

yang dipublikasikan pada bulan April 2011, kematian akibat kanker payudara

di Indonesia mencapai 20.052 atau sebesar 1,41%, dengan tingkat kejadian

sebesar 20,25 per 100.000 penduduk Indonesia dan menempati urutan 45 di

dunia (Indonesia Health Profile, 2011).

Jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi Jawa

Tengah, sebanyak 3.884 atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker. Kasus

penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009

sebesar 24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak

27.125 kasus, terdiri dari Ca. servik 9.113 kasus (37,65%), Ca. mamae 12.281

kasus (50,74%), Ca. hepar 2.026 (8,37%), dan Ca. paru 784 kasus (3,24%).

Prevalensi kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar

0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637% (Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah, 2010).

Jumlah yang diperkirakan 50% penderita kanker payudara di Indonesia

datang memeriksakan penyakit kanker yang dideritanya sudah pada stadium

lanjut. Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah awal yang baik untuk

mengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini mungkin, yaitu dengan

Periksa payudara Sendiri (SADARI). Keterlambatan deteksi dini ini

kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tentang

deteksi dini kanker payudara (Indonesian Cancer Fondation, 2011)

2

Page 3: ca mamae

Hasil penelitian Elsie dkk (2010) di Rumah Sakit Mulago, Uganda,

terkait pengetahuan peserta tentang insiden dan faktor risiko kanker payudara,

dari 100 wanita, 71% tidak mengetahui tentang mamografi dan lebih dari 50%

mereka tidak tahu faktor resiko dari kanker payudara.

Kurangnya pengetahuan dan fakta tentang kanker payudara karena

rendahnya tingkat pendidikan. Wanita tidak tahu cara mengakses informasi

yang akurat tentang kanker payudara. Mayoritas perempuan tidak tahu rentang

usia saat mamografi sebaiknya dilakukan juga tidak tahu potensinya dalam

mendeteksi kanker payudara dini (Aylin dkk, 2005).

Dalam jurnal Oxford Annals of Oncology (2010), ketika seseorang

dinyatakan menderita kanker, maka akan terjadi beberapa tahapan reaksi

emosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Menyediakan

informasi bagi pasien merupakan faktor penentu penting bagi kepuasan pasien

dan juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan, tingkat kecemasan dan

tingkat depresi penderita kanker. Depresi sering kurang terdiagnosis karena

banyak faktor, termasuk kurangnya penyediaan pengetahuan tentang penilaian

teknik dan pilihan pengobatan (Schwartz dkk, 2009).

Menurut Miller (2008), sebanyak 16%-25% pasien menderita kanker

sekaligus depresi. Setelah pasien terdiagnosa kanker payudara pada tahun

pertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak depresi

pada penderita kanker tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi juga bisa

berakibat pada keluarganya, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas

hidup penderita bila penanganannya tidak adekuat.

3

Page 4: ca mamae

Konginan A (2008) menyebutkan, faktor risiko yang mempengaruhi

terjadinya depresi pada pasien kanker diantaranya stadium lanjut,

pengendalian nyeri dan keluhan yang tidak baik, riwayat depresi sebelumnya,

alkoholik, gangguan endokrin, gangguan neurologik, dan obat-obatan salah

satunya kemoterapi. Sedangkan Miller, (2008), mengungkapkan faktor risiko

terjadinya depresi diantaranya adalah pernah mengalami depresi atau

gangguan pikiran sebelumnya, sulit dalam menerima atau menyesuaikan diri

dengan diagnosa kanker, usia masih muda, memiliki masalah dengan alkohol

dan narkoba, kanker terjadi ketika sedang mengalami kejadian lain yang

menimbulkan stres, tidak mendapatkan dukungan keluarga atau dukungan

sosial, sebelumnya pernah mengalami pengalaman buruk ketika anggota

keluarga yang lain atau teman dekatnya mengidap kanker, tidak memiliki

keyakinan terhadap efektifitas dari perawatan, perubahan fisik atau cacat fisik,

perawatan yang bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.

Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi tahun 2010 dari bulan Januari-Desember jumlah penderita kanker

payudara sebanyak ± 1.441 kasus. Sedangkan tahun 2011, jumlah penderita

kanker payudara rawat inap dan rawat jalan sebanyak ± 1.228 kasus.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pengetahuan dengan

Kejadian Depresi Pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi”.

4

Page 5: ca mamae

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada

penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi

pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.

2. Mengetahui tingkat depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr.

Moewardi.

3. Mengetahui kejadian depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr.

Moewardi.

4. Mengetahui tingkat pengetahuan penderita kanker payudara di RSUD Dr.

Moewardi.

5. Mengetahui karakteristik responden penderita kanker payudara di RSUD

Dr. Moewardi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

instansi Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan strategi penyuluhan

tentang kanker dan bimbingan konseling, sehingga kejadian depresi dapat

tertangani dengan baik.

5

Page 6: ca mamae

2. Bagi Pasien

Diharapkan pasien mendapatkan perawatan psikologis dan

sosialisasi tentang kanker payudara untuk mencegah terjadinya depresi

yang dapat memperparah kondisi fisik dan mental pasien.

3. Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada keluarga,

berkaitan dengan kejadian kanker, dan upaya yang dapat dilakukan oleh

anggota keluarga guna mengurangi beban mental pada penderita.

4. Bagi Peneliti

Dapat memberikan gambaran nyata tentang depresi yang dialami

pasien kanker payudara.

5. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat terus dikembangkan dan dijadikan

acuan bagi penelitian selanjutnya tentang kesehatan masyarakat dan

penelitian pada pasien kanker payudara, baik pasien yang mengalami

gangguan fisik maupun gangguan mental.

6

Page 7: ca mamae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker

1. Pengertian Kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-

sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam

perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh

lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (Direktorat P2PL, 2009).

Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak

semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal

atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan

tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.

Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya,

penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada

keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut (Chyntia E, 2009).

2. Gejala – gejala kanker

Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau

organ tubuh yang terserang menurut Chyntia E (2009), yaitu:

a. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas, menekan syaraf dan

pembuluh darah sekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap

kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena

ketakutan atau kecemasan.

7

Page 8: ca mamae

b. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah,

batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yag terus-menerus, cairan

putting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang

berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah

dalam air kemih.

c. Perubahan kebiasaan buang air besar. Penurunan berat badan dengan

cepat akibat kurang lemak dan protein.

d. Benjolan pada payudara. Gangguan pencernaan, misalnya sukar

menelan yang terus-menerus. Tuli atau adanya suara-suara dalam

telinga yang menetap. Luka yang tidak sembuh-sembuh. Perubahan

tahi lalat atau kulit yang mencolok.

3. Faktor risiko kanker

Faktor risiko kanker menurut Chyntia E (2009), meliputi:

a. Faktor keturunan

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko

lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan

keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam

keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit,

dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita

kanker meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya

menderita kanker payudara.

b. Faktor lingkungan

8

Page 9: ca mamae

1) Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut,

laring (pita suara), dan kandung kemih.

2) Sinar ultraviolet dari matahari.

3) Radiasi ionisasi yang merupakan karsinogenik, digunakan dalam

sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan

ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.

c. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia

Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab

kanker, terutama kanker pada saluran pencernaaan. Jenis makanan

yang dapat menyebabkan kanker adalah:

1) Makanan yang diasap maupun diasamkan (dalam bentuk acar),

meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.

2) Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih

tinggi terhadap kanker kerongkongan.

3) Zat pewarna makanan.

4) Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat dalam makanan

laut yang tercemar, seperti kerang dan ikan. Serta merkuri ini

seringkali terdapat dalam produk-produk kecantikan.

Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu dapat

menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama

tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin

adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat

meningkatkan resiko terkena kanker hati.

9

Page 10: ca mamae

d. Virus

Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker, antara lain:

1) Virus Papilloma, menyebabkan kutil kelamin, merupakan salah

satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.

2) Virus Sitomegalo, menyebabkan Sarkoma Kaposi yaitu kanker

system pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna

merah.

3) Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

4) Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,

sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan

tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.

5) Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan

limfoma dan kanke darah lainnya.

e. Infeksi

1) Parasit Shistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung

kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih.

Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan

kanker.

2) Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pancreas dan

saluran empedu.

3) Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang merupakan penyebab

kanker lambung, bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan

lambung kronis sehingg terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.

10

Page 11: ca mamae

f. Faktor perilaku

1) Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang

diawetkan, serta peminum minuman beralkohol.

2) Perilaku seksual berganti-ganti pasangan.

g. Gangguan keseimbangan hormonal

Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang

cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron

melindungi terjadinya pertumbuhan sel berlebihan. Ada

kecenderungan bahwa kelebihan hormone estrogen dan kekurangan

progesteron menyebabkan meningkatkan risiko kanker payudara,

kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat.

h. Faktor kejiwaan, emosional

Stres yang berat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan

seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat

memperbaharui sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat

menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.

i. Radikal bebas

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul

electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber

radikal bebas yaitu:

1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses

metabolisme.

11

Page 12: ca mamae

2) Radikal bebas masuk kedalam tubuh dalam bentuk racun kimiawi

dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet

dari matahari.

3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan

berlebihan (berdampak pada proses metabolism) atau bila kita

dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis

maupun biologis.

4. Jenis Kanker

Menurut Chyntia E (2009), jenis-jenis kanker yang telah dikenal

saat ini meliputi:

a. Karsinoma

Yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi

permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan

seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, payudara, leher

rahim, kolon, rectum, lambung, pancreas dan esophagus.

b. Limfoma

Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk

darah, misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe,

timus, dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah

penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa).

c. Leukemia

Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi

memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.

12

Page 13: ca mamae

d. Sarkoma

Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada

dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel-sel yang

ditemukan diotot dan tulang.

e. Glikoma

Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan

penunjang) disusunan saraf pusat.

f. Karsinoma in situ

Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel

abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih

dianggap lesi prainvasif (kelainan/luka yang belum menyebar).

B. Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,

saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit

payudara. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara

kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi

sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita (Direktorat P2PL, 2009).

Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya

sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet

matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun,

tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara. Beberapa

13

Page 14: ca mamae

faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika,

lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker

payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi

memiliki risiko yang lebih tinggi (Chyntia E, 2009).

2. Epidemiologi Penyakit Kanker Payudara

Menurut WHO (2010), angka kematian akibat kanker payudara

sebesar 482.362 kasus. Kasus kematian tertinggi berada di Negara St. Kitts

dengan angka kematian 36,1 per 100.000 penduduk, kemudian Antigua

dan Uruguay 29,8 dan 29,5 per 100.000 perduduk. Angka kematian akibat

kanker payudara terendah berada di Negara Samoa, sebesar 1,5 per

100.000 penduduk. Di Amerika total kematian akibat kanker payudara

sebesar 2,28%. Indonesia menempati urutan ke-45 dengan jumlah kasus

kematian 20,2 per 100.000 penduduk. 78% kanker payudara terjadi pada

wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40

tahun.

3. Faktor risiko kanker payudara

Menurut Direktorat P2PL (2009), Sebagian besar kanker payudara

berhubungan dengan faktor hormonal dan genetik, yang berkaitan dengan:

1. Faktor yang berhubungan dengan diet yang berdampak negative,

seperti:

a. Peningkatan berat badan yang berlebihan terutama setelah

menopause.

b. Peningkatan tinggi badan yang cepat pada masa pubertas.

14

Page 15: ca mamae

c. Makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh dan

makanan terlalu manis.

d. Minuman beralkol.

2. Hormon dan faktor reproduksi

a. Menarche atau haid pertama pada usia muda (kurang dari 12 tahun)

b. Melahirkan anak pertama pada usia lebih tua (diatas 35 tahun)

c. Menopouse pada usia yang kebih tua (diatas 50 tahun)

d. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama (> 7tahun)

e. Terpapar radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara

f. Adanya faktor genetik atau keturunan

g. Pernah menderita penyakit tumor jinak payudara atau pernah

menderita kanker payudara.

h. Wanita yang pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara

atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid (Endang

Purwoastuti, 2008).

Gaya hidup sering mengkonsumsi makanan yang mengandung

bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok

merupakan faktor risiko kanker payudara (Tim Penanggulangan dan

Pelayanan Kanker payudara, 2003).

4. Gejala Kanker Payudara

Menurut Endang Purwoastuti (2008) gejala kanker payudara antara

lain:

15

Page 16: ca mamae

a. Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari

dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri,

sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.

b. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

c. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

d. Payudara mengalami prubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan.

e. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun

sudah diobati, serta putting susu seperti koreng/ eksim dan tertarik ke

dalam.

f. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.

g. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitaman atau nanah dari

puting, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau

sedang tidak menyusui.

h. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah

i. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh

lain.

5. Pencegahan kanker payudara

Terdapat 5 pencegahan kanker payudara menurut Yellia Mangan

(2009), meliputi:

1) Menghindari makanan berlemak tinggi.

2) Menjaga kesehatan dan memperbanyak makan buah dan sayuran segar.

16

Page 17: ca mamae

3) Bagi wanita berisiko tinggi lebih baik menghindari penggunaan alat

kontrasepsi yang mengandung hormone, seperti pil dan suntik KB.

4) Konsultasikan dengan dokter jika akan mengkonsumsi obat-obatan

hormonal.

5) Lakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan teratur.

6. Pengobatan Kanker Payudara

Menurut Chyntia E (2009), terdapat beberapa jenis pengobatan

standar untuk kanker payudara, yaitu:

a. Operasi

Kebanyakan pasien dengan kanker payudara memiliki operasi

untuk mengangkat kanker dari payudara. Beberapa kelenjar getah

bening di bawah lengan biasanya diambil dan melihat di bawah

mikroskop untuk melihat adanya sel kanker. Operasi konservasi

payudara tersebut meliputi:

1) Lumpectomy : Pembedahan untuk mengangkat sebuah tumor

(benjolan) dan sejumlah kecil dari normal jaringan di sekitarnya.

2) Mastektomi parsial : Pembedahan untuk mengangkat bagian

payudara yang menderita kanker dan beberapa jaringan normal di

sekitarnya.

3) Mastektomi total : Pembedahan untuk mengangkat seluruh

payudara yang memiliki kanker.

b. Terapi radiasi

17

Page 18: ca mamae

Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan

energi tinggi sinar-X atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel

kanker atau mencegah mereka tumbuh. Cara terapi radiasi diberikan

tergantung pada jenis dan tahap dari kanker dirawat. Radioterapi

menggunakan radiasi dosis terkontrol untuk membunuh sel kanker.

Hal ini umumnya diberikan setelah operasi dan kemoterapi untuk

membunuh sel kanker yang tersisa. Efek samping dari radioterapi

meliputi:

1) Iritasi dan penggelapan kulit pada payudara, yang dapat

menyebabkan sakit dan kulit memerah.

2) Kelelahan.

3) Limfedema (kelebihan cairan di lengan yang disebabkan oleh

penyumbatan kelenjar getah bening di bawah lengan).

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker

dalam bentuk pil cair, kapsul atau melalui infuse yang bertujuan

membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada

pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh

lainnya. Efek samping meliputi:

1) Kehilangan nafsu makan

2) Mual dan muntah

3) Kelelahan

4) Rambut rontok

18

Page 19: ca mamae

Obat kemoterapi juga dapat menghentikan produksi estrogen

dalam tubuh. Estrogen dikenal untuk mendorong pertumbuhan

beberapa kanker payudara. Jika belum mengalami menopause,

menstruasi dapat berhenti ketika sedang menjalani pengobatan

kemoterapi.

d. Terapi hormon

Terapi hormon dikenal sebagai therapy anti-estrogen yang

sistem kerjanya memblok kemampuan hormone estrogen yang ada

dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

C. Depresi

1. Pengertian Depresi

Menurut Kaplan (2010), depresi merupakan salah satu gangguan

mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman

subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional

internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari

isi emosional saat itu. Depresi pada penderita kanker secara substansial

tidak jauh berbeda dengan kondisi medis lainnya, tetapi penanganannya

membutuhkan penyesuaian atau pemilihan metode yang tepat pada

penderita kanker karena depresi pada penderita kanker bisa hanya

merupakan reaksi normal yang terjadi ketika seseorang menghadapi saat

kritis, maupun sudah merupakan gangguan pasikiatri derajat yang ringan

sampai berat.

19

Page 20: ca mamae

2. Faktor Penyebab Depresi

Menurut Konginan A (2008), Ketakutan akan kematian, tidak bisa

meneruskan rencana-rencana hidupnya, perubahan citra diri dan percaya

diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup merupakan hal-hal yang

mempengaruhi kehidupan penderita kanker sehingga bisa menyebabkan

depresi. Faktor penyebab terjadinya depresi pada penderita kanker:

a. Stadium lanjut

b. Pengendalian nyeri

c. Riwayat depresi sebelumnya

d. Gangguan endokrin

e. Gangguan neurologik, seperti stroke.

Sedangkan menurut Schwartz L (2009) bahwa kurangnya penyediaan

pengetahuan juga merupakan faktor penyebab depresi penderita kanker.

3. Dampak Akibat Depresi Pada Penderita Kanker

Menurut Konginan A (2008), dampak akibat depresi yang terjadi

pada penderita kanker, antara lain:

a. Bunuh diri

Percobaan bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita

kanker yang mengalami depresi major dan lebih dari 50% dengan

gangguan penyesuaian. Dalam hal ini sering kali kesulitan

mengevaluasi pernyataan bunuh diri. Diperlukan penanganan yang

hati-hati, apakah pikiran bunuh diri yang muncul adalah gejala dari

depresi ataukah merupakan suatu cara penderita mengekspresikan

20

Page 21: ca mamae

keinginannya mengakhiri hidup karena tidak kuat menahan gejala-

gejala penyakitnya terutama rasa nyeri.

b. Penelantaran diri

Penderita menjadi tidak kooperatif, baik dalam hal pengobatan

maupun menjaga stamina. Kondisi ini tentu akan semakin

memperparah penyakitnya dan pada akhirnya akan menurunkan

kualitas hidup penderita.

c. Distress pada keluarga

Depresi pada penderita kanker tidak hanya mempengaruhi

penderitanya tetapi juga berdampak pada keluarga mereka, yaitu

menimbulkan masalah perilaku dan emosional pada anak mereka.

4. Skala Pengukuran Depresi

Menurut Beck dkk (2000), Penilaian berat ringannya depresi diukur

dengan Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression Inventory

dibuat pada tahun 1961 oleh Dr. Aaron T Beck, dan dikembangkan untuk

menilai manifestasi depresi pada tingkah laku remaja dan orang dewasa.

Dirancang untuk menstrandarisasi penilaian keparahan depresi serta

menggambarkan secara sederhana gejala depresi. Beck Depression

Inventory adalah suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items

pernyataan, dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi

pada remaja dan dewasa. Alat ukurnya di desain untuk menstandarisasi

penilaian keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu

21

Page 22: ca mamae

atau untuk menjelaskan gangguannya secara sederhana. Tingkat depresi

dibagi menjadi empat tingkatan:

1. Skor 0-9 = Normal/Tidak ada depresi

2. Skor 10-16 = Depresi ringan

1. Skor 17-29 = Depresi sedang

2. Skor 30-63 = Depresi berat

D. Konsep Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :

a. Tahu (know)

22

Page 23: ca mamae

Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,

nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh

karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks lain.

d. Analisis (analysis)

23

Page 24: ca mamae

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru atau dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan dan dapat meringkas, dapat

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada

kriteria tertentu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), ada 7 faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.

24

Page 25: ca mamae

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya

makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika

seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan

nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara

garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri

baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan

dewasa.

d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

25

Page 26: ca mamae

melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang

membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka

sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu

menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

E. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

26

Pengetahuan

Kanker PayudaraDepresi

GenetikUsiaTidak memiliki anakKehamilan pertama diatas 30 tahunPeriode menstruasiHormonal

PendidikanPekerjaanUsiaMinatPengalamanKebudayaan lingkungan sekitarInformasi

Gejala kankerFaktor risiko kankerPencegahan kankerPengobatan kanker

UmurPendidikanPekerjaanStadium kankerDukungan sosialKondisi ekonomiPengetahuanPengendalian nyeri

Page 27: ca mamae

F. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

G. Hipotesis

Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi penderita kanker

payudara di RSUD Dr. Moewardi.

27

Depresi

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pengetahuan penyakit kanker

Page 28: ca mamae

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan

cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor

resiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi dalam waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2012.

Tempat penelitian di RSUD Dr. Moewardi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara di

RSUD Dr. Moewardi sampai bulan mei sebanyak 452 orang.

2. Sampel

a. Jumlah sampel

Besarnya sampel diperoleh dengan menggunakan rumus

Lemeshow et al dalam Murti (2010) sebagai berikut:

28

Page 29: ca mamae

Z2 1- α/2 P.Q

n =

d2

Keterangan:

n = besar sampel P = perkiraan proporsi (prevalensi) variabel bebas pada

populasi 0,95 (Okolie dan Uchenna Virginia, 2011)Q = (1-P) = 1-0,95 = 0,05

Z2 1- α/2

= statistik Z (Z=1,96 dan α=0,05)

d = delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan dikedua sisi presisi (5%)

1,962. 0,95. 0,05 0,052

n = 72,96 = 73

Jadi, sampel yang diambil sebanyak 73 responden.

b. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel

mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat oleh

peneliti sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria tersebut meliputi:

1. Penderita kanker payudara yang masih di rawat sesuai dalam daftar

pasien rawat inap yang berada di ruang perawat.

2. Penderita kanker payudara yang menjalani rawat jalan sesuai

dalam catatan pendaftaran di Poli Bedah dan Poli Obgyn.

3. Penderita kanker payudara kooperatif dan bersedia menjadi

responden.

29

n =

Page 30: ca mamae

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Jenis Variabel

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kanker

b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian depresi penderita

kanker payudara.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Kanker payudara adalah suatu penyakit yang keganasannya bermula

dari sel-sel di payudara, terutama menyerang wanita, tetapi tidak

menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.

b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui pasien tentang

definisi, gejala, penyebab, faktor resiko, pencegahan dan penanganan/

pengobatan kanker payudara.

Alat ukur :

Skala pengukuran :

Kuesioner

Nominal

Skala analisis : Nominal

Kategori : 1) Baik: ≥ rata-rata

2) Tidak baik : < rata-rata

c. Kejadian Depresi adalah gangguan psikis yang dapat menurunkan

kesadaran seseorang serta dapat menganggu aktifitasnya

Alat ukur :

Skala pengukuran :

Kuesioner

Nominal

Skala analisis : Nominal

Kategori : 1) Depresi, apabila berdasarkan hasil tingkat

30

Page 31: ca mamae

depresi responden mengalami depresi ringan,

sedang dan berat

2) Tidak, apabila responden tidak depresi/

normal

d. Tingkat depresi adalah tahapan gangguan psikis yang dapat

menurunkan kesadaran seseorang dan dapat mengganggu aktifitasnya.

Alat Ukur :

Skala pengukuran :

Kuesioner

Interval

Skala analisis : Ordinal

Kategori : 1) Tidak depresi/ Normal, apabila skor

responden 0-9

2) Ringan, apabila skor responden 10-16

3) Sedang, apabila skor responden 17-29

4) Berat, apabila skor responden 30-63

(Beck, 2000)

E. Pengumpulan Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yang meliputi data skor hasil kuesioner pengetahuan tentang

kanker dan tingkat depresi.

2. Sumber data

31

Page 32: ca mamae

a. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan mengisi

kuesioner dan wawancara tentang pengetahuan kanker payudara dan

kuesioner beck depression inventory tentang kondisi psikologis pasien.

b. Data sekunder diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi meliputi data

jumlah penderita kanker payudara rawat inap dan rawat jalan dari

tahun 2010-2011, buku, dan jurnal.

3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

a. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

terstruktur yang terdiri dari 20 poin pertanyaan untuk pengetahuan

kanker dan 21 pertanyaan untuk tingkat depresi, alat tulis dan kamera.

Dalam pengukuran menggunakan kuesioner harus diuji agar alat ukur

benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini

kuesioner diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner ini

digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang

kanker payudara dan tingkat depresi.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden

dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

Bila responden bersedia untuk berpartisipasi, maka dilanjutkan dengan

menyampaikan petunjuk pengisian kuesioner, kemudian responden

32

Page 33: ca mamae

dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti

berdasarkan kuesiner. Responden diminta untuk mengisi kuesioner

kemudian langsung dikembalikan pada peneliti.

c. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1) Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui

kuesioner yang disusun mampu mengukur apa yang akan diukur, maka

perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor

total kuesioner tersebut (Saryono, 2009). Rumus korelasi yang

digunakan untuk menguji validitas adalah dengan Korelasi Pearson

Product Moment (Notoatmodjo, 2002) sebagai berikut:

N (∑ XY) – (∑X ∑Y)

{N ∑ X² - (∑ X)²}. {N ∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan:

R : Koefisien validitas

X : Skor pertanyaan tiap nomor

Y : Skor total subyek

N : Banyaknya subyek

33

R =

Page 34: ca mamae

Hasil Uji Validitas

Dari uji validitas yang dilakukan, seluruh item pertanyaan

dinyatakan valid, dengan N = 10, tingkat signifikan = 0,05 dan nilai

korelasinya > r tabel (0,632).

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kestabilan

pengukuran alat dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang

menghasilkan nilai yang sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan

reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika

nilai koefisien alphanya lebih besar dari 0,7. Uji reliabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode KR-20 (Kuder

Richardson) (Purwanto, 2009), yaitu:

n

n - 1

Keterangan:

ri : Koefisien reliabilitas instrumen

n : Banyaknya butir pertanyaan

Si² : Varians total skor

p

q

: Proporsi skor yang diperoleh

: Proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh

Hasil Uji Reliabilitas34

Si² - ∑pq

Si²

ri =

Page 35: ca mamae

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada masing-

masing instrumen, diketahui bahwa nilai alfa instrumen pengetahuan

(0,993) dan instrumen tingkat depresi (0,978), lebih besar dari nilai

standard (0,7), sehingga instrumen dinyatakan reliabel.

4. Langkah-langkah Penelitian

a. Persiapan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu

dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam

pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian meliputi

mengurus perijinan bahwa peneliti akan melakukan penelitian di ruang

diklat RSUD Dr. Moewardi. Kemudian melakukan survey pendahuluan di

bagian instalasi rekam medis, penyusunan alat ukur (kuesioner), serta

persiapan administrasi.

b. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti datang ke Rumah Sakit, menuju diklat untuk perijinan

penelitian. Lalu peneliti datang ke ruang perawat untuk melihat daftar

pasien kanker payudara yang dirawat inap. Kemudian mendatangi pasien

tersebut ke setiap bangsal. Peneliti juga melihat daftar pasien kanker

payudara yang menjalani rawat jalan rutin dalam buku pendaftaran di Poli

bedah dan mendatangi mereka. Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti

melakukan rekapitulasi data untuk mempersiapkan pelaksanaan analisis

secara statistik sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian

terjawab atau tidak. Analisis statistik juga di lakukan untuk mengetahui

35

Page 36: ca mamae

sejauh mana validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam

penelitian.

F. Pengolahan Data

1. Editing data, yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk diteliti

kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang berupa kuesioner.

2. Skoring, yaitu memberikan skor terhadap setiap item jawaban responden.

Adapun skor yang digunakan yaitu:

a. Pengetahuan tentang penyakit kanker payudara

Skor 1 : Jika benar

Skor 0 : Jika salah

b. Tingkat depresi

1) Normal : apabila skor responden 0-9

2) Ringan : apabila skor responden 10-16

3) Sedang : apabila skor responden 17-29

4) Berat : apabila skor responden 30-63

3. Coding, yaitu pemberian kode dari setiap variabel untuk memudahkan

dalam pengolahan data. Data yang telah diperiksa ketepatan dan

kelengkapannya kemudian diberi kode peneliti sebelum diolah dengan

komputer. Adapun kode yang digunakan yaitu:

1) Pengetahuan tentang kanker payudara

1) Baik : 1

2) Tidak baik : 2

36

Page 37: ca mamae

2) Kejadian Depresi

1) Depresi : 1

2) Tidak depresi : 2

4. Entry data, yaitu memasukkan data-data yang telah diperoleh untuk diolah

memakai program komputer.

5. Tabulasi data, yaitu mengelompokkan data dalam bentuk tabel-tabel guna

mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti, meliputi data tingkat

pengetahuan, tingkat depresi dan stadium klinis kanker payudara.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis univariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing-

masing variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat

yang dapat dilihat dari ukuran sentral (mean, median atau proporsi) dan

ukuran variasi sebarannya (standar deviasi sebaran atau kisaran). Data

akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

2. Analisis bivariat

Pengolahan dan analisis statistik dari data dilakukan secara

komputerisasi dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak. Uji

hipotesis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.

Namun, jika data tersebut tidak terpenuhi atau nilai harapan (expected

37

Page 38: ca mamae

count) kurang dari 50% maka memakai uji alternatif yaitu Fisher exact.

Dasar pengambilan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak

38

Page 39: ca mamae

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

Gambaran umum RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah sebagai

berikut:

1. Sejarah

RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah gabungan dari tiga rumah

sakit yaitu rumah sakit “Pusat” Surakarta (Mangkubumen), rumah

sakit “Surakarta” (Jebres), rumah sakit “Kadipolo” (Kadipolo). Pada

tahun 1996 menempati gedung baru di Jebres dan tahun 1999 menjadi

rumah sakit Unit Swadaya. RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah

milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Tipe B Pendidikan.

Merupakan rumah sakit rujukan (untuk wilayah Jawa Tengah bagian

Selatan dan Jawa Timur bagian Barat) dan sekaligus sebagai rumah

sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Keadaan Geografis

RSUD Dr Moewardi Surakarta memiliki luas lahan keseluruhan

39.915 m2, luas bangunan 37.756 m2, luas halaman parkir 4.000 m2.

3. Poliklinik Rawat Jalan

RSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai 14 poli rawat jalan

yang meliputi :

39

Page 40: ca mamae

1. Klinik Penyakit Dalam 8. Klinik Paru

2. Klinik Bedah dan Bedah

Syaraf

9. Klinik Mata

3. Klinik Kesehatan Anak 10. Klinik Saraf

4. Klinik Kebidanan dan

Penyakit Kandungan

11. Klinik Jiwa

5. Klinik THT 12. Klinik Gigi dan Mulut

6. Klinik Jantung 13. Klinik Nyeri

7. Klinik Kulit dan Kelamin 14. Klinik Konsultasi Gizi

4. Jenis layanan

RSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai berbagai macam pelayanan

diantaranya:

a. Gawat Darurat

b. Rawat Jalan 15 Poli

c. Rawat Inap 473 TT

d. IPI (ICU/ICCU/PICCU/NICU)

e. Bedah sentral 9 kamar Operasi

f. Penunjang : Laboratorium, Farmasi, Radiologi, Gizi, dsb.

40

Page 41: ca mamae

B. Analisis Univariat

Tabel 1. Karakteristik Responden Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2012

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Pengetahuan

Baik 28 38,36%

Tidak baik 45 61,64%

Jumlah 73 100%

2. Kelompok Umur

30-39 8 10,96%

40-49 35 47,94%

50-59 22 30,14%

60-69 6 8,22%

≥ 70 2 2,74%

Jumlah 73 100%

3. Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah 11 15,07%

SD/ Sederajat 51 69,86%

SMP/ Sederajat 2 2,74%

SMA/ Sederajat 5 6,85%

PT/ Sederajat 4 5,48%

Jumlah 73 100%

4. PekerjaanWiraswasta 53 72,60%Ibu Rumah Tangga 12 16,44%Buruh 6 8,22%

41

Page 42: ca mamae

PNS 2 2,74%Jumlah 73 100%

5. Tingkat DepresiNormal 12 16,44%Ringan 16 21,92%Sedang 14 19,18%Berat 31 42,46%Jumlah 73 100%

6. Kejadian Depresi Depresi 61 83,56% Tidak depresi 12 16,44%

Jumlah 73 100% Sumber data: Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara,

diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tidak baik tentang

kanker payudara sebanyak 45 orang (61,64%). Sedangkan responden

berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (38,36%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan tidak

baik.

Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak yaitu

usia 40-49 tahun (47,94%). Responden yang paling sedikit dengan usia

≥70 tahun (2,74%). Rata-rata usia responden adalah 49 tahun, dengan

usia terendah 36 tahun dan tertinggi 72 tahun. Pendidikan merupakan

salah satu unsur penting yang ikut menentukan status pengetahuan

responden. Dari 73 responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan

SD yaitu 69,86% sedangkan 15,07% diantaranya tidak pernah

mendapatkan pendidikan sekolah. Sedangkan dilihat berdasarkan status

pekerjaan, diketahui 53 responden (72,60%) bekerja sebagai

wiraswasta, 12 responden (16,44%) sebagai ibu rumah tangga dan 2

42

Page 43: ca mamae

responden (2,74%) sebagai PNS. Berdasarkan tingkat depresi,

responden yang mengalami tingkat depresi berat sebanyak 31

responden (42,46%), 16 responden (21,92%) mengalami depresi

ringan, 14 responden (19,18%) mengalami depresi sedang dan

responden yang dalam kondisi normal (tidak depresi) sebanyak

16,44%. Sehingga responden yang mengalami depresi sebanyak 61

responden (83,56%) dan yang mengalami depresi (normal) sebanyak

12 responden (16,44%).

C. Analisis Bivariat

Hubungan antara pengetahuan dan depresi pada responden penderita kanker payudara

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa

responden yang berpengetahuan tidak baik tentang kanker payudara dan

mengalami depresi ada 42 orang (88,9%). Meskipun pengetahuan mereka

baik, tetapi ada 19 orang (75%) yang mengalami depesi. Sedangkan

responden dengan pengetahuan baik dan tidak depresi sebanyak 9 orang

(25,0%). seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Depresi Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi

Kejadian Depresi TotalTingkat

PengetahuanDepresi Tidak

Depresi n % p value

CIF % F %

Baik 19 75,0 9 25,0 28 1000,008 0,037-

0,620Tidak baik 42 88,9 3 12,0 45 100

Total 61 83,6 12 16,4 73 100

43

Page 44: ca mamae

Hasil uji Chi square menunjukkan ada cells yang nilai ekspektasinya

kurang dari 5, maka dilakukan dengan uji alternatif yaitu uji Fisher exact

diperoleh nilai (p = 0,008<0,05), dengan CI antara 0,037- 0,620, berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian

depresi pada responden penderita kanker payudara di RSUD Dr.

Moewardi.

BAB V

PEMBAHASAN

Insiden kanker payudara di Negara berkembang telah mencapai lebih dari

580.000 kasus pada setiap tahunnya dan 64% dari jumlah kasus tersebut

meninggal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang

kanker dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat untuk

mengurangi risiko kanker serta melakukan deteksi dini kanker. Oleh karena itu,

sebagian besar kasus kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut dan sulit

untuk ditanggulangi (Canadian Breast Cancer Fondation, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 73 pasien

kanker payudara di rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi,

sebagian besar responden berusia >35 tahun, dengan tingkat pendidikan SD dan

bekerja sebagai wiraswasta.

Berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan antara pengetahuan kurang

dengan kejadian depresi pada responden penderita kanker payudara. Dari hasil

penelitian terhadap 73 responden pasien kanker payudara yang berada di rawat

44

Page 45: ca mamae

inap dan rawat jalan, pasien baru maupun lama, dapat diketahui 45 (61,64%)

responden berpengetahuan tidak baik, diantaranya 42 (88,9%) berpengetahuan

tidak baik disertai depresi dan 3 (12,0%) responden berpengetahuan tidak baik

dengan tidak depresi. Terdapat 28 (38,36%) responden berpengetahuan baik, yang

meliputi 19 (75,0%) responden dengan tingkat pengetahuan baik disertai depresi

dan 9 (25,0%) diantaranya tidak disertai depresi. Hal tersebut berhubungan

dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar SD (69,86%) dan

terbukti dalam beberapa pertanyaan tidak dapat terjawab dengan baik. Tingkat

pengetahuan responden terhadap kanker payudara dinilai dari jawaban yang

diberikan oleh responden terhadap 20 pertanyaan yang tersedia. Pada pertanyaan

tentang pengertian kanker payudara terdapat 63 (86,30%) responden yang

menjawab benar. Pada pertanyaan tentang faktor risiko, gejala dan pengobatan

kanker payudara sebagian besar jawaban responden kurang tepat. Dapat diketahui

67 (91,78%) responden menjawab salah/tidak tahu tentang pertanyaan wanita

yang melahirkan anak pertama kali di usia 35 tahun risikonya sangat besar untuk

terkena kanker payudara. Pada pertanyaan wanita yang belum/tidak punya anak,

risiko terkena kanker payudara lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai

anak, terdapat 64 (87,67%) yang menjawab salah/tidak tahu. Sedangkan pada

pertanyaan menghindari makanan yang dibakar merupakan pencegahan kanker

payudara, terdapat 61 (83,56%) responden yang menjawab salah/tidak tahu.

Kurangnya pengetahuan responden inilah yang menyebabkan deteksi

kanker setelah stadium lanjut, karena responden hanya melakukan pengobatan

alternatif dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu dalam jangka

45

Page 46: ca mamae

waktu yang cukup lama. Responden menjawab salah/tidak tahu pada pertanyaan

tentang pencegahan kanker payudara yang paling mudah adalah SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulan dengan rutin, ada 55 (75,34%),

Responden yang menjawab salah/tidak tahu apa dan manfaat mamografi ada 60

(82,19%).

Depresi paling banyak terjadi pada usia 40-49 tahun yaitu 27 (36,99%) dan

depresi paling sedikit terjadi pada usia diatas 70 tahun sebesar 2,74%. Diantara

mereka sudah pasrah dengan kondisi penyakit yang dialami selama bertahun-

tahun. Namun, pada usia 40-49 tahun ada beban lain yaitu kondisi ekonomi,

karena 72,60% diantara mereka adalah wiraswasta, 16,44% hanya menjadi ibu

rumah tangga, telah mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan penyakit dan

membiayai sekolah anaknya.

Hasil test depresi yang dilakukan pada 73 responden pada poli rawat jalan

maupun rawat inap, sebagian besar responden mengalami gangguan yang sama,

antara lain:

1. Perasaan malu, pasrah, putus asa dan sedih yang sering dialami bahkan hampir

setiap hari serta perasaan takut dan tegang sebelum dan pasca kemoterapi.

Karena rata-rata rambut mereka rontok bahkan habis, yang membuat daya

tarik mereka berkurang.

2. Perasaan terganggu karena ada benjolan dan rasa nyeri yang hampir setiap hari

mereka rasakan. Namun, hal tersebut dibiarkan dalam jangka waktu tertentu

sehingga stadium kanker meningkat menjadi stadium lanjut.

46

Page 47: ca mamae

3. Sulit tidur dan sering terbangun di malam hari hampir mereka rasakan setiap

hari. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas kerja dan membuat mereka

mudah lelah.

Beberapa hal lain juga responden alami seperti mual, muntah, berkurangnya nafsu

makan bahkan nafsu makan hilang pasca kemoterapi hingga berat badan

cenderung menurun.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan oleh

peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada

responden penderita kanker payudara.

2. Tingkat depresi ringan terjadi 16 responden (21,92%), 14 responden

(19,18%) depresi sedang, 31 responden (42,46%) depresi berat dan 12

(16,44%) responden dalam kondisi normal (tidak depresi).

3. Kejadian depresi terjadi pada 61 (83,56%) responden dan 12 (16,44%)

responden tidak mengalami depresi.

4. Pengetahuan responden terhadap pengertian, gejala, faktor risiko dan

pengobatan kanker payudara termasuk dalam kategori baik yaitu 28

(38,36%) dan tidak baik 45 (61,64%)

47

Page 48: ca mamae

5. Usia responden rata-rata 49 tahun dengan usia terendah 36 tahun dan

tertinggi 72 tahun, 51 (69,86%) responden berpendidikan SD dengan

bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 53 (72,60%).

B. Saran

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

a. Perlu peningkatan peran tenaga kesehatan dalam memberikan

sosialisasi mengenai kanker payudara kepada masyarakat, sehingga

kasus stadium lanjut kanker payudara dapat berkurang dan tertangani

secara dini.

b. Melihat tingkat depresi pada pasien kanker payudara, maka perlu

dipertimbangkan kerjasama dengan psikiatri untuk penanganan yang

bersifat menyeluruh dalam dampak psikologis.

2. Bagi Pasien

Melakukan aktivitas positif dan menyenangkan, berdoa untuk

mendapatkan ketenangan dan peningkatan kualitas hidup, serta berkumpul

bersama orang lain atau anggota keluarga untuk berbagi rasa.

3. Bagi Keluarga

Memberi dukungan moril agar mental pasien lebih tegar dalam

menghadapi penyakitnya.

48

Page 49: ca mamae

4. Bagi Peneliti lain

Dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai depresi pada kanker.

Misalnya penelitian terkait 6 tingkatan pengetahuan dengan tingkat depresi

serta lebih detail dalam menggambarkan karakteristik responden terhadap

stadium kankernya.

5. Bagi Instansi Pendidikan

a. Mengembangkan penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi dari

para wanita tentang gangguan depresi selama menderita kanker

payudara.

b. Mengembangkan penelitian terkait penyakit non menular lainnya

dengan kejadian depresi.

49