ca mamae
DESCRIPTION
kanker payudaraTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia
dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang
wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18
tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah satu penyebab
utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia
pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh
kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun.
Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker
terus meningkat, dengan 9 juta orang diperkirakan meninggal karena kanker
pada tahun 2015 dan 11,4 juta meninggal pada tahun 2030 (Parkway Cancer
Centre, 2011).
Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%
kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6%
diantaranya kurang dari 40 tahun. Pada tahun 2008, 48.034 orang di Inggris
didiagnosis dengan kanker payudara dan 11.728 orang meninggal karena
kanker payudara pada 2009 (Cancer Research UK, 2011). Kasus tertinggi di
dunia pada tahun 2008 terdapat di Perancis dengan tingkat kejadian sebesar
99,7% atau sebanyak 51.012 kasus (ChartBin, 2011).
1
Pada tahun 2008 di Indonesia, jumlah kasus kanker payudara sebesar
36,2% atau sebanyak 39.831 kasus, dengan jumlah kematian 18,6 per 100.000
penduduk (ChartBin, 2011). Pada tahun 2010 menurut data WHO terakhir
yang dipublikasikan pada bulan April 2011, kematian akibat kanker payudara
di Indonesia mencapai 20.052 atau sebesar 1,41%, dengan tingkat kejadian
sebesar 20,25 per 100.000 penduduk Indonesia dan menempati urutan 45 di
dunia (Indonesia Health Profile, 2011).
Jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi Jawa
Tengah, sebanyak 3.884 atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker. Kasus
penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009
sebesar 24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak
27.125 kasus, terdiri dari Ca. servik 9.113 kasus (37,65%), Ca. mamae 12.281
kasus (50,74%), Ca. hepar 2.026 (8,37%), dan Ca. paru 784 kasus (3,24%).
Prevalensi kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar
0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637% (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2010).
Jumlah yang diperkirakan 50% penderita kanker payudara di Indonesia
datang memeriksakan penyakit kanker yang dideritanya sudah pada stadium
lanjut. Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah awal yang baik untuk
mengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini mungkin, yaitu dengan
Periksa payudara Sendiri (SADARI). Keterlambatan deteksi dini ini
kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tentang
deteksi dini kanker payudara (Indonesian Cancer Fondation, 2011)
2
Hasil penelitian Elsie dkk (2010) di Rumah Sakit Mulago, Uganda,
terkait pengetahuan peserta tentang insiden dan faktor risiko kanker payudara,
dari 100 wanita, 71% tidak mengetahui tentang mamografi dan lebih dari 50%
mereka tidak tahu faktor resiko dari kanker payudara.
Kurangnya pengetahuan dan fakta tentang kanker payudara karena
rendahnya tingkat pendidikan. Wanita tidak tahu cara mengakses informasi
yang akurat tentang kanker payudara. Mayoritas perempuan tidak tahu rentang
usia saat mamografi sebaiknya dilakukan juga tidak tahu potensinya dalam
mendeteksi kanker payudara dini (Aylin dkk, 2005).
Dalam jurnal Oxford Annals of Oncology (2010), ketika seseorang
dinyatakan menderita kanker, maka akan terjadi beberapa tahapan reaksi
emosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Menyediakan
informasi bagi pasien merupakan faktor penentu penting bagi kepuasan pasien
dan juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan, tingkat kecemasan dan
tingkat depresi penderita kanker. Depresi sering kurang terdiagnosis karena
banyak faktor, termasuk kurangnya penyediaan pengetahuan tentang penilaian
teknik dan pilihan pengobatan (Schwartz dkk, 2009).
Menurut Miller (2008), sebanyak 16%-25% pasien menderita kanker
sekaligus depresi. Setelah pasien terdiagnosa kanker payudara pada tahun
pertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak depresi
pada penderita kanker tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi juga bisa
berakibat pada keluarganya, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas
hidup penderita bila penanganannya tidak adekuat.
3
Konginan A (2008) menyebutkan, faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya depresi pada pasien kanker diantaranya stadium lanjut,
pengendalian nyeri dan keluhan yang tidak baik, riwayat depresi sebelumnya,
alkoholik, gangguan endokrin, gangguan neurologik, dan obat-obatan salah
satunya kemoterapi. Sedangkan Miller, (2008), mengungkapkan faktor risiko
terjadinya depresi diantaranya adalah pernah mengalami depresi atau
gangguan pikiran sebelumnya, sulit dalam menerima atau menyesuaikan diri
dengan diagnosa kanker, usia masih muda, memiliki masalah dengan alkohol
dan narkoba, kanker terjadi ketika sedang mengalami kejadian lain yang
menimbulkan stres, tidak mendapatkan dukungan keluarga atau dukungan
sosial, sebelumnya pernah mengalami pengalaman buruk ketika anggota
keluarga yang lain atau teman dekatnya mengidap kanker, tidak memiliki
keyakinan terhadap efektifitas dari perawatan, perubahan fisik atau cacat fisik,
perawatan yang bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi tahun 2010 dari bulan Januari-Desember jumlah penderita kanker
payudara sebanyak ± 1.441 kasus. Sedangkan tahun 2011, jumlah penderita
kanker payudara rawat inap dan rawat jalan sebanyak ± 1.228 kasus.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Pengetahuan dengan
Kejadian Depresi Pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi”.
4
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada
penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi
pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.
2. Mengetahui tingkat depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr.
Moewardi.
3. Mengetahui kejadian depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr.
Moewardi.
4. Mengetahui tingkat pengetahuan penderita kanker payudara di RSUD Dr.
Moewardi.
5. Mengetahui karakteristik responden penderita kanker payudara di RSUD
Dr. Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
instansi Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan strategi penyuluhan
tentang kanker dan bimbingan konseling, sehingga kejadian depresi dapat
tertangani dengan baik.
5
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien mendapatkan perawatan psikologis dan
sosialisasi tentang kanker payudara untuk mencegah terjadinya depresi
yang dapat memperparah kondisi fisik dan mental pasien.
3. Bagi Keluarga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada keluarga,
berkaitan dengan kejadian kanker, dan upaya yang dapat dilakukan oleh
anggota keluarga guna mengurangi beban mental pada penderita.
4. Bagi Peneliti
Dapat memberikan gambaran nyata tentang depresi yang dialami
pasien kanker payudara.
5. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat terus dikembangkan dan dijadikan
acuan bagi penelitian selanjutnya tentang kesehatan masyarakat dan
penelitian pada pasien kanker payudara, baik pasien yang mengalami
gangguan fisik maupun gangguan mental.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kanker
1. Pengertian Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-
sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (Direktorat P2PL, 2009).
Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak
semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal
atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan
tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya,
penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada
keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut (Chyntia E, 2009).
2. Gejala – gejala kanker
Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau
organ tubuh yang terserang menurut Chyntia E (2009), yaitu:
a. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas, menekan syaraf dan
pembuluh darah sekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap
kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena
ketakutan atau kecemasan.
7
b. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah,
batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yag terus-menerus, cairan
putting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang
berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah
dalam air kemih.
c. Perubahan kebiasaan buang air besar. Penurunan berat badan dengan
cepat akibat kurang lemak dan protein.
d. Benjolan pada payudara. Gangguan pencernaan, misalnya sukar
menelan yang terus-menerus. Tuli atau adanya suara-suara dalam
telinga yang menetap. Luka yang tidak sembuh-sembuh. Perubahan
tahi lalat atau kulit yang mencolok.
3. Faktor risiko kanker
Faktor risiko kanker menurut Chyntia E (2009), meliputi:
a. Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko
lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan
keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam
keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit,
dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita
kanker meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.
b. Faktor lingkungan
8
1) Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut,
laring (pita suara), dan kandung kemih.
2) Sinar ultraviolet dari matahari.
3) Radiasi ionisasi yang merupakan karsinogenik, digunakan dalam
sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan
ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.
c. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab
kanker, terutama kanker pada saluran pencernaaan. Jenis makanan
yang dapat menyebabkan kanker adalah:
1) Makanan yang diasap maupun diasamkan (dalam bentuk acar),
meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.
2) Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih
tinggi terhadap kanker kerongkongan.
3) Zat pewarna makanan.
4) Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat dalam makanan
laut yang tercemar, seperti kerang dan ikan. Serta merkuri ini
seringkali terdapat dalam produk-produk kecantikan.
Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu dapat
menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama
tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin
adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat
meningkatkan resiko terkena kanker hati.
9
d. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker, antara lain:
1) Virus Papilloma, menyebabkan kutil kelamin, merupakan salah
satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
2) Virus Sitomegalo, menyebabkan Sarkoma Kaposi yaitu kanker
system pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna
merah.
3) Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
4) Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan
tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
5) Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan
limfoma dan kanke darah lainnya.
e. Infeksi
1) Parasit Shistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung
kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih.
Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan
kanker.
2) Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pancreas dan
saluran empedu.
3) Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang merupakan penyebab
kanker lambung, bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan
lambung kronis sehingg terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
10
f. Faktor perilaku
1) Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang
diawetkan, serta peminum minuman beralkohol.
2) Perilaku seksual berganti-ganti pasangan.
g. Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormone estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatkan risiko kanker payudara,
kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat.
h. Faktor kejiwaan, emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat
memperbaharui sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat
menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
i. Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul
electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber
radikal bebas yaitu:
1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
11
2) Radikal bebas masuk kedalam tubuh dalam bentuk racun kimiawi
dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet
dari matahari.
3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan
berlebihan (berdampak pada proses metabolism) atau bila kita
dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis
maupun biologis.
4. Jenis Kanker
Menurut Chyntia E (2009), jenis-jenis kanker yang telah dikenal
saat ini meliputi:
a. Karsinoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi
permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan
seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, payudara, leher
rahim, kolon, rectum, lambung, pancreas dan esophagus.
b. Limfoma
Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk
darah, misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe,
timus, dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah
penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa).
c. Leukemia
Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi
memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.
12
d. Sarkoma
Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada
dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel-sel yang
ditemukan diotot dan tulang.
e. Glikoma
Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan
penunjang) disusunan saraf pusat.
f. Karsinoma in situ
Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel
abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih
dianggap lesi prainvasif (kelainan/luka yang belum menyebar).
B. Kanker Payudara
1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara
kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi
sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita (Direktorat P2PL, 2009).
Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya
sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet
matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun,
tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara. Beberapa
13
faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika,
lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker
payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi
memiliki risiko yang lebih tinggi (Chyntia E, 2009).
2. Epidemiologi Penyakit Kanker Payudara
Menurut WHO (2010), angka kematian akibat kanker payudara
sebesar 482.362 kasus. Kasus kematian tertinggi berada di Negara St. Kitts
dengan angka kematian 36,1 per 100.000 penduduk, kemudian Antigua
dan Uruguay 29,8 dan 29,5 per 100.000 perduduk. Angka kematian akibat
kanker payudara terendah berada di Negara Samoa, sebesar 1,5 per
100.000 penduduk. Di Amerika total kematian akibat kanker payudara
sebesar 2,28%. Indonesia menempati urutan ke-45 dengan jumlah kasus
kematian 20,2 per 100.000 penduduk. 78% kanker payudara terjadi pada
wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40
tahun.
3. Faktor risiko kanker payudara
Menurut Direktorat P2PL (2009), Sebagian besar kanker payudara
berhubungan dengan faktor hormonal dan genetik, yang berkaitan dengan:
1. Faktor yang berhubungan dengan diet yang berdampak negative,
seperti:
a. Peningkatan berat badan yang berlebihan terutama setelah
menopause.
b. Peningkatan tinggi badan yang cepat pada masa pubertas.
14
c. Makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh dan
makanan terlalu manis.
d. Minuman beralkol.
2. Hormon dan faktor reproduksi
a. Menarche atau haid pertama pada usia muda (kurang dari 12 tahun)
b. Melahirkan anak pertama pada usia lebih tua (diatas 35 tahun)
c. Menopouse pada usia yang kebih tua (diatas 50 tahun)
d. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama (> 7tahun)
e. Terpapar radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara
f. Adanya faktor genetik atau keturunan
g. Pernah menderita penyakit tumor jinak payudara atau pernah
menderita kanker payudara.
h. Wanita yang pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara
atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid (Endang
Purwoastuti, 2008).
Gaya hidup sering mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok
merupakan faktor risiko kanker payudara (Tim Penanggulangan dan
Pelayanan Kanker payudara, 2003).
4. Gejala Kanker Payudara
Menurut Endang Purwoastuti (2008) gejala kanker payudara antara
lain:
15
a. Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari
dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri,
sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.
b. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
c. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
d. Payudara mengalami prubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
e. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta putting susu seperti koreng/ eksim dan tertarik ke
dalam.
f. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.
g. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitaman atau nanah dari
puting, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau
sedang tidak menyusui.
h. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah
i. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain.
5. Pencegahan kanker payudara
Terdapat 5 pencegahan kanker payudara menurut Yellia Mangan
(2009), meliputi:
1) Menghindari makanan berlemak tinggi.
2) Menjaga kesehatan dan memperbanyak makan buah dan sayuran segar.
16
3) Bagi wanita berisiko tinggi lebih baik menghindari penggunaan alat
kontrasepsi yang mengandung hormone, seperti pil dan suntik KB.
4) Konsultasikan dengan dokter jika akan mengkonsumsi obat-obatan
hormonal.
5) Lakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan teratur.
6. Pengobatan Kanker Payudara
Menurut Chyntia E (2009), terdapat beberapa jenis pengobatan
standar untuk kanker payudara, yaitu:
a. Operasi
Kebanyakan pasien dengan kanker payudara memiliki operasi
untuk mengangkat kanker dari payudara. Beberapa kelenjar getah
bening di bawah lengan biasanya diambil dan melihat di bawah
mikroskop untuk melihat adanya sel kanker. Operasi konservasi
payudara tersebut meliputi:
1) Lumpectomy : Pembedahan untuk mengangkat sebuah tumor
(benjolan) dan sejumlah kecil dari normal jaringan di sekitarnya.
2) Mastektomi parsial : Pembedahan untuk mengangkat bagian
payudara yang menderita kanker dan beberapa jaringan normal di
sekitarnya.
3) Mastektomi total : Pembedahan untuk mengangkat seluruh
payudara yang memiliki kanker.
b. Terapi radiasi
17
Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan
energi tinggi sinar-X atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel
kanker atau mencegah mereka tumbuh. Cara terapi radiasi diberikan
tergantung pada jenis dan tahap dari kanker dirawat. Radioterapi
menggunakan radiasi dosis terkontrol untuk membunuh sel kanker.
Hal ini umumnya diberikan setelah operasi dan kemoterapi untuk
membunuh sel kanker yang tersisa. Efek samping dari radioterapi
meliputi:
1) Iritasi dan penggelapan kulit pada payudara, yang dapat
menyebabkan sakit dan kulit memerah.
2) Kelelahan.
3) Limfedema (kelebihan cairan di lengan yang disebabkan oleh
penyumbatan kelenjar getah bening di bawah lengan).
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker
dalam bentuk pil cair, kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh
lainnya. Efek samping meliputi:
1) Kehilangan nafsu makan
2) Mual dan muntah
3) Kelelahan
4) Rambut rontok
18
Obat kemoterapi juga dapat menghentikan produksi estrogen
dalam tubuh. Estrogen dikenal untuk mendorong pertumbuhan
beberapa kanker payudara. Jika belum mengalami menopause,
menstruasi dapat berhenti ketika sedang menjalani pengobatan
kemoterapi.
d. Terapi hormon
Terapi hormon dikenal sebagai therapy anti-estrogen yang
sistem kerjanya memblok kemampuan hormone estrogen yang ada
dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.
C. Depresi
1. Pengertian Depresi
Menurut Kaplan (2010), depresi merupakan salah satu gangguan
mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman
subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional
internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari
isi emosional saat itu. Depresi pada penderita kanker secara substansial
tidak jauh berbeda dengan kondisi medis lainnya, tetapi penanganannya
membutuhkan penyesuaian atau pemilihan metode yang tepat pada
penderita kanker karena depresi pada penderita kanker bisa hanya
merupakan reaksi normal yang terjadi ketika seseorang menghadapi saat
kritis, maupun sudah merupakan gangguan pasikiatri derajat yang ringan
sampai berat.
19
2. Faktor Penyebab Depresi
Menurut Konginan A (2008), Ketakutan akan kematian, tidak bisa
meneruskan rencana-rencana hidupnya, perubahan citra diri dan percaya
diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup merupakan hal-hal yang
mempengaruhi kehidupan penderita kanker sehingga bisa menyebabkan
depresi. Faktor penyebab terjadinya depresi pada penderita kanker:
a. Stadium lanjut
b. Pengendalian nyeri
c. Riwayat depresi sebelumnya
d. Gangguan endokrin
e. Gangguan neurologik, seperti stroke.
Sedangkan menurut Schwartz L (2009) bahwa kurangnya penyediaan
pengetahuan juga merupakan faktor penyebab depresi penderita kanker.
3. Dampak Akibat Depresi Pada Penderita Kanker
Menurut Konginan A (2008), dampak akibat depresi yang terjadi
pada penderita kanker, antara lain:
a. Bunuh diri
Percobaan bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita
kanker yang mengalami depresi major dan lebih dari 50% dengan
gangguan penyesuaian. Dalam hal ini sering kali kesulitan
mengevaluasi pernyataan bunuh diri. Diperlukan penanganan yang
hati-hati, apakah pikiran bunuh diri yang muncul adalah gejala dari
depresi ataukah merupakan suatu cara penderita mengekspresikan
20
keinginannya mengakhiri hidup karena tidak kuat menahan gejala-
gejala penyakitnya terutama rasa nyeri.
b. Penelantaran diri
Penderita menjadi tidak kooperatif, baik dalam hal pengobatan
maupun menjaga stamina. Kondisi ini tentu akan semakin
memperparah penyakitnya dan pada akhirnya akan menurunkan
kualitas hidup penderita.
c. Distress pada keluarga
Depresi pada penderita kanker tidak hanya mempengaruhi
penderitanya tetapi juga berdampak pada keluarga mereka, yaitu
menimbulkan masalah perilaku dan emosional pada anak mereka.
4. Skala Pengukuran Depresi
Menurut Beck dkk (2000), Penilaian berat ringannya depresi diukur
dengan Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression Inventory
dibuat pada tahun 1961 oleh Dr. Aaron T Beck, dan dikembangkan untuk
menilai manifestasi depresi pada tingkah laku remaja dan orang dewasa.
Dirancang untuk menstrandarisasi penilaian keparahan depresi serta
menggambarkan secara sederhana gejala depresi. Beck Depression
Inventory adalah suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items
pernyataan, dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi
pada remaja dan dewasa. Alat ukurnya di desain untuk menstandarisasi
penilaian keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu
21
atau untuk menjelaskan gangguannya secara sederhana. Tingkat depresi
dibagi menjadi empat tingkatan:
1. Skor 0-9 = Normal/Tidak ada depresi
2. Skor 10-16 = Depresi ringan
1. Skor 17-29 = Depresi sedang
2. Skor 30-63 = Depresi berat
D. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :
a. Tahu (know)
22
Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh
karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,
rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks lain.
d. Analisis (analysis)
23
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya
dapat menyusun, dapat merencanakan dan dapat meringkas, dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada
kriteria tertentu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2007), ada 7 faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
24
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara
garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam.
e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
25
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang
membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan.
g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
E. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian
26
Pengetahuan
Kanker PayudaraDepresi
GenetikUsiaTidak memiliki anakKehamilan pertama diatas 30 tahunPeriode menstruasiHormonal
PendidikanPekerjaanUsiaMinatPengalamanKebudayaan lingkungan sekitarInformasi
Gejala kankerFaktor risiko kankerPencegahan kankerPengobatan kanker
UmurPendidikanPekerjaanStadium kankerDukungan sosialKondisi ekonomiPengetahuanPengendalian nyeri
F. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
G. Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi penderita kanker
payudara di RSUD Dr. Moewardi.
27
Depresi
Variabel Bebas Variabel Terikat
Pengetahuan penyakit kanker
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan
cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi dalam waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2010).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2012.
Tempat penelitian di RSUD Dr. Moewardi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara di
RSUD Dr. Moewardi sampai bulan mei sebanyak 452 orang.
2. Sampel
a. Jumlah sampel
Besarnya sampel diperoleh dengan menggunakan rumus
Lemeshow et al dalam Murti (2010) sebagai berikut:
28
Z2 1- α/2 P.Q
n =
d2
Keterangan:
n = besar sampel P = perkiraan proporsi (prevalensi) variabel bebas pada
populasi 0,95 (Okolie dan Uchenna Virginia, 2011)Q = (1-P) = 1-0,95 = 0,05
Z2 1- α/2
= statistik Z (Z=1,96 dan α=0,05)
d = delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan dikedua sisi presisi (5%)
1,962. 0,95. 0,05 0,052
n = 72,96 = 73
Jadi, sampel yang diambil sebanyak 73 responden.
b. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat oleh
peneliti sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria tersebut meliputi:
1. Penderita kanker payudara yang masih di rawat sesuai dalam daftar
pasien rawat inap yang berada di ruang perawat.
2. Penderita kanker payudara yang menjalani rawat jalan sesuai
dalam catatan pendaftaran di Poli Bedah dan Poli Obgyn.
3. Penderita kanker payudara kooperatif dan bersedia menjadi
responden.
29
n =
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Jenis Variabel
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kanker
b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian depresi penderita
kanker payudara.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kanker payudara adalah suatu penyakit yang keganasannya bermula
dari sel-sel di payudara, terutama menyerang wanita, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.
b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui pasien tentang
definisi, gejala, penyebab, faktor resiko, pencegahan dan penanganan/
pengobatan kanker payudara.
Alat ukur :
Skala pengukuran :
Kuesioner
Nominal
Skala analisis : Nominal
Kategori : 1) Baik: ≥ rata-rata
2) Tidak baik : < rata-rata
c. Kejadian Depresi adalah gangguan psikis yang dapat menurunkan
kesadaran seseorang serta dapat menganggu aktifitasnya
Alat ukur :
Skala pengukuran :
Kuesioner
Nominal
Skala analisis : Nominal
Kategori : 1) Depresi, apabila berdasarkan hasil tingkat
30
depresi responden mengalami depresi ringan,
sedang dan berat
2) Tidak, apabila responden tidak depresi/
normal
d. Tingkat depresi adalah tahapan gangguan psikis yang dapat
menurunkan kesadaran seseorang dan dapat mengganggu aktifitasnya.
Alat Ukur :
Skala pengukuran :
Kuesioner
Interval
Skala analisis : Ordinal
Kategori : 1) Tidak depresi/ Normal, apabila skor
responden 0-9
2) Ringan, apabila skor responden 10-16
3) Sedang, apabila skor responden 17-29
4) Berat, apabila skor responden 30-63
(Beck, 2000)
E. Pengumpulan Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang meliputi data skor hasil kuesioner pengetahuan tentang
kanker dan tingkat depresi.
2. Sumber data
31
a. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan mengisi
kuesioner dan wawancara tentang pengetahuan kanker payudara dan
kuesioner beck depression inventory tentang kondisi psikologis pasien.
b. Data sekunder diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi meliputi data
jumlah penderita kanker payudara rawat inap dan rawat jalan dari
tahun 2010-2011, buku, dan jurnal.
3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
terstruktur yang terdiri dari 20 poin pertanyaan untuk pengetahuan
kanker dan 21 pertanyaan untuk tingkat depresi, alat tulis dan kamera.
Dalam pengukuran menggunakan kuesioner harus diuji agar alat ukur
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini
kuesioner diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang
kanker payudara dan tingkat depresi.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden
dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
Bila responden bersedia untuk berpartisipasi, maka dilanjutkan dengan
menyampaikan petunjuk pengisian kuesioner, kemudian responden
32
dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti
berdasarkan kuesiner. Responden diminta untuk mengisi kuesioner
kemudian langsung dikembalikan pada peneliti.
c. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1) Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui
kuesioner yang disusun mampu mengukur apa yang akan diukur, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor
total kuesioner tersebut (Saryono, 2009). Rumus korelasi yang
digunakan untuk menguji validitas adalah dengan Korelasi Pearson
Product Moment (Notoatmodjo, 2002) sebagai berikut:
N (∑ XY) – (∑X ∑Y)
{N ∑ X² - (∑ X)²}. {N ∑Y² - (∑Y)²}
Keterangan:
R : Koefisien validitas
X : Skor pertanyaan tiap nomor
Y : Skor total subyek
N : Banyaknya subyek
33
R =
Hasil Uji Validitas
Dari uji validitas yang dilakukan, seluruh item pertanyaan
dinyatakan valid, dengan N = 10, tingkat signifikan = 0,05 dan nilai
korelasinya > r tabel (0,632).
2) Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kestabilan
pengukuran alat dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang
menghasilkan nilai yang sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan
reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika
nilai koefisien alphanya lebih besar dari 0,7. Uji reliabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode KR-20 (Kuder
Richardson) (Purwanto, 2009), yaitu:
n
n - 1
Keterangan:
ri : Koefisien reliabilitas instrumen
n : Banyaknya butir pertanyaan
Si² : Varians total skor
p
q
: Proporsi skor yang diperoleh
: Proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh
Hasil Uji Reliabilitas34
Si² - ∑pq
Si²
ri =
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada masing-
masing instrumen, diketahui bahwa nilai alfa instrumen pengetahuan
(0,993) dan instrumen tingkat depresi (0,978), lebih besar dari nilai
standard (0,7), sehingga instrumen dinyatakan reliabel.
4. Langkah-langkah Penelitian
a. Persiapan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam
pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian meliputi
mengurus perijinan bahwa peneliti akan melakukan penelitian di ruang
diklat RSUD Dr. Moewardi. Kemudian melakukan survey pendahuluan di
bagian instalasi rekam medis, penyusunan alat ukur (kuesioner), serta
persiapan administrasi.
b. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti datang ke Rumah Sakit, menuju diklat untuk perijinan
penelitian. Lalu peneliti datang ke ruang perawat untuk melihat daftar
pasien kanker payudara yang dirawat inap. Kemudian mendatangi pasien
tersebut ke setiap bangsal. Peneliti juga melihat daftar pasien kanker
payudara yang menjalani rawat jalan rutin dalam buku pendaftaran di Poli
bedah dan mendatangi mereka. Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti
melakukan rekapitulasi data untuk mempersiapkan pelaksanaan analisis
secara statistik sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian
terjawab atau tidak. Analisis statistik juga di lakukan untuk mengetahui
35
sejauh mana validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam
penelitian.
F. Pengolahan Data
1. Editing data, yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk diteliti
kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang berupa kuesioner.
2. Skoring, yaitu memberikan skor terhadap setiap item jawaban responden.
Adapun skor yang digunakan yaitu:
a. Pengetahuan tentang penyakit kanker payudara
Skor 1 : Jika benar
Skor 0 : Jika salah
b. Tingkat depresi
1) Normal : apabila skor responden 0-9
2) Ringan : apabila skor responden 10-16
3) Sedang : apabila skor responden 17-29
4) Berat : apabila skor responden 30-63
3. Coding, yaitu pemberian kode dari setiap variabel untuk memudahkan
dalam pengolahan data. Data yang telah diperiksa ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode peneliti sebelum diolah dengan
komputer. Adapun kode yang digunakan yaitu:
1) Pengetahuan tentang kanker payudara
1) Baik : 1
2) Tidak baik : 2
36
2) Kejadian Depresi
1) Depresi : 1
2) Tidak depresi : 2
4. Entry data, yaitu memasukkan data-data yang telah diperoleh untuk diolah
memakai program komputer.
5. Tabulasi data, yaitu mengelompokkan data dalam bentuk tabel-tabel guna
mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti, meliputi data tingkat
pengetahuan, tingkat depresi dan stadium klinis kanker payudara.
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat
yang dapat dilihat dari ukuran sentral (mean, median atau proporsi) dan
ukuran variasi sebarannya (standar deviasi sebaran atau kisaran). Data
akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
2. Analisis bivariat
Pengolahan dan analisis statistik dari data dilakukan secara
komputerisasi dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak. Uji
hipotesis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.
Namun, jika data tersebut tidak terpenuhi atau nilai harapan (expected
37
count) kurang dari 50% maka memakai uji alternatif yaitu Fisher exact.
Dasar pengambilan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima
b. Jika nilai p ≤ 0,05 maka Ho ditolak
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Gambaran umum RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah sebagai
berikut:
1. Sejarah
RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah gabungan dari tiga rumah
sakit yaitu rumah sakit “Pusat” Surakarta (Mangkubumen), rumah
sakit “Surakarta” (Jebres), rumah sakit “Kadipolo” (Kadipolo). Pada
tahun 1996 menempati gedung baru di Jebres dan tahun 1999 menjadi
rumah sakit Unit Swadaya. RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah
milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Tipe B Pendidikan.
Merupakan rumah sakit rujukan (untuk wilayah Jawa Tengah bagian
Selatan dan Jawa Timur bagian Barat) dan sekaligus sebagai rumah
sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Keadaan Geografis
RSUD Dr Moewardi Surakarta memiliki luas lahan keseluruhan
39.915 m2, luas bangunan 37.756 m2, luas halaman parkir 4.000 m2.
3. Poliklinik Rawat Jalan
RSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai 14 poli rawat jalan
yang meliputi :
39
1. Klinik Penyakit Dalam 8. Klinik Paru
2. Klinik Bedah dan Bedah
Syaraf
9. Klinik Mata
3. Klinik Kesehatan Anak 10. Klinik Saraf
4. Klinik Kebidanan dan
Penyakit Kandungan
11. Klinik Jiwa
5. Klinik THT 12. Klinik Gigi dan Mulut
6. Klinik Jantung 13. Klinik Nyeri
7. Klinik Kulit dan Kelamin 14. Klinik Konsultasi Gizi
4. Jenis layanan
RSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai berbagai macam pelayanan
diantaranya:
a. Gawat Darurat
b. Rawat Jalan 15 Poli
c. Rawat Inap 473 TT
d. IPI (ICU/ICCU/PICCU/NICU)
e. Bedah sentral 9 kamar Operasi
f. Penunjang : Laboratorium, Farmasi, Radiologi, Gizi, dsb.
40
B. Analisis Univariat
Tabel 1. Karakteristik Responden Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2012
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1. Pengetahuan
Baik 28 38,36%
Tidak baik 45 61,64%
Jumlah 73 100%
2. Kelompok Umur
30-39 8 10,96%
40-49 35 47,94%
50-59 22 30,14%
60-69 6 8,22%
≥ 70 2 2,74%
Jumlah 73 100%
3. Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 11 15,07%
SD/ Sederajat 51 69,86%
SMP/ Sederajat 2 2,74%
SMA/ Sederajat 5 6,85%
PT/ Sederajat 4 5,48%
Jumlah 73 100%
4. PekerjaanWiraswasta 53 72,60%Ibu Rumah Tangga 12 16,44%Buruh 6 8,22%
41
PNS 2 2,74%Jumlah 73 100%
5. Tingkat DepresiNormal 12 16,44%Ringan 16 21,92%Sedang 14 19,18%Berat 31 42,46%Jumlah 73 100%
6. Kejadian Depresi Depresi 61 83,56% Tidak depresi 12 16,44%
Jumlah 73 100% Sumber data: Data Primer Tahun 2012
Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara,
diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tidak baik tentang
kanker payudara sebanyak 45 orang (61,64%). Sedangkan responden
berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (38,36%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan tidak
baik.
Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak yaitu
usia 40-49 tahun (47,94%). Responden yang paling sedikit dengan usia
≥70 tahun (2,74%). Rata-rata usia responden adalah 49 tahun, dengan
usia terendah 36 tahun dan tertinggi 72 tahun. Pendidikan merupakan
salah satu unsur penting yang ikut menentukan status pengetahuan
responden. Dari 73 responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan
SD yaitu 69,86% sedangkan 15,07% diantaranya tidak pernah
mendapatkan pendidikan sekolah. Sedangkan dilihat berdasarkan status
pekerjaan, diketahui 53 responden (72,60%) bekerja sebagai
wiraswasta, 12 responden (16,44%) sebagai ibu rumah tangga dan 2
42
responden (2,74%) sebagai PNS. Berdasarkan tingkat depresi,
responden yang mengalami tingkat depresi berat sebanyak 31
responden (42,46%), 16 responden (21,92%) mengalami depresi
ringan, 14 responden (19,18%) mengalami depresi sedang dan
responden yang dalam kondisi normal (tidak depresi) sebanyak
16,44%. Sehingga responden yang mengalami depresi sebanyak 61
responden (83,56%) dan yang mengalami depresi (normal) sebanyak
12 responden (16,44%).
C. Analisis Bivariat
Hubungan antara pengetahuan dan depresi pada responden penderita kanker payudara
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
responden yang berpengetahuan tidak baik tentang kanker payudara dan
mengalami depresi ada 42 orang (88,9%). Meskipun pengetahuan mereka
baik, tetapi ada 19 orang (75%) yang mengalami depesi. Sedangkan
responden dengan pengetahuan baik dan tidak depresi sebanyak 9 orang
(25,0%). seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Depresi Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi
Kejadian Depresi TotalTingkat
PengetahuanDepresi Tidak
Depresi n % p value
CIF % F %
Baik 19 75,0 9 25,0 28 1000,008 0,037-
0,620Tidak baik 42 88,9 3 12,0 45 100
Total 61 83,6 12 16,4 73 100
43
Hasil uji Chi square menunjukkan ada cells yang nilai ekspektasinya
kurang dari 5, maka dilakukan dengan uji alternatif yaitu uji Fisher exact
diperoleh nilai (p = 0,008<0,05), dengan CI antara 0,037- 0,620, berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian
depresi pada responden penderita kanker payudara di RSUD Dr.
Moewardi.
BAB V
PEMBAHASAN
Insiden kanker payudara di Negara berkembang telah mencapai lebih dari
580.000 kasus pada setiap tahunnya dan 64% dari jumlah kasus tersebut
meninggal. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
kanker dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat untuk
mengurangi risiko kanker serta melakukan deteksi dini kanker. Oleh karena itu,
sebagian besar kasus kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut dan sulit
untuk ditanggulangi (Canadian Breast Cancer Fondation, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 73 pasien
kanker payudara di rawat inap maupun rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi,
sebagian besar responden berusia >35 tahun, dengan tingkat pendidikan SD dan
bekerja sebagai wiraswasta.
Berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan antara pengetahuan kurang
dengan kejadian depresi pada responden penderita kanker payudara. Dari hasil
penelitian terhadap 73 responden pasien kanker payudara yang berada di rawat
44
inap dan rawat jalan, pasien baru maupun lama, dapat diketahui 45 (61,64%)
responden berpengetahuan tidak baik, diantaranya 42 (88,9%) berpengetahuan
tidak baik disertai depresi dan 3 (12,0%) responden berpengetahuan tidak baik
dengan tidak depresi. Terdapat 28 (38,36%) responden berpengetahuan baik, yang
meliputi 19 (75,0%) responden dengan tingkat pengetahuan baik disertai depresi
dan 9 (25,0%) diantaranya tidak disertai depresi. Hal tersebut berhubungan
dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar SD (69,86%) dan
terbukti dalam beberapa pertanyaan tidak dapat terjawab dengan baik. Tingkat
pengetahuan responden terhadap kanker payudara dinilai dari jawaban yang
diberikan oleh responden terhadap 20 pertanyaan yang tersedia. Pada pertanyaan
tentang pengertian kanker payudara terdapat 63 (86,30%) responden yang
menjawab benar. Pada pertanyaan tentang faktor risiko, gejala dan pengobatan
kanker payudara sebagian besar jawaban responden kurang tepat. Dapat diketahui
67 (91,78%) responden menjawab salah/tidak tahu tentang pertanyaan wanita
yang melahirkan anak pertama kali di usia 35 tahun risikonya sangat besar untuk
terkena kanker payudara. Pada pertanyaan wanita yang belum/tidak punya anak,
risiko terkena kanker payudara lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai
anak, terdapat 64 (87,67%) yang menjawab salah/tidak tahu. Sedangkan pada
pertanyaan menghindari makanan yang dibakar merupakan pencegahan kanker
payudara, terdapat 61 (83,56%) responden yang menjawab salah/tidak tahu.
Kurangnya pengetahuan responden inilah yang menyebabkan deteksi
kanker setelah stadium lanjut, karena responden hanya melakukan pengobatan
alternatif dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu dalam jangka
45
waktu yang cukup lama. Responden menjawab salah/tidak tahu pada pertanyaan
tentang pencegahan kanker payudara yang paling mudah adalah SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulan dengan rutin, ada 55 (75,34%),
Responden yang menjawab salah/tidak tahu apa dan manfaat mamografi ada 60
(82,19%).
Depresi paling banyak terjadi pada usia 40-49 tahun yaitu 27 (36,99%) dan
depresi paling sedikit terjadi pada usia diatas 70 tahun sebesar 2,74%. Diantara
mereka sudah pasrah dengan kondisi penyakit yang dialami selama bertahun-
tahun. Namun, pada usia 40-49 tahun ada beban lain yaitu kondisi ekonomi,
karena 72,60% diantara mereka adalah wiraswasta, 16,44% hanya menjadi ibu
rumah tangga, telah mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan penyakit dan
membiayai sekolah anaknya.
Hasil test depresi yang dilakukan pada 73 responden pada poli rawat jalan
maupun rawat inap, sebagian besar responden mengalami gangguan yang sama,
antara lain:
1. Perasaan malu, pasrah, putus asa dan sedih yang sering dialami bahkan hampir
setiap hari serta perasaan takut dan tegang sebelum dan pasca kemoterapi.
Karena rata-rata rambut mereka rontok bahkan habis, yang membuat daya
tarik mereka berkurang.
2. Perasaan terganggu karena ada benjolan dan rasa nyeri yang hampir setiap hari
mereka rasakan. Namun, hal tersebut dibiarkan dalam jangka waktu tertentu
sehingga stadium kanker meningkat menjadi stadium lanjut.
46
3. Sulit tidur dan sering terbangun di malam hari hampir mereka rasakan setiap
hari. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas kerja dan membuat mereka
mudah lelah.
Beberapa hal lain juga responden alami seperti mual, muntah, berkurangnya nafsu
makan bahkan nafsu makan hilang pasca kemoterapi hingga berat badan
cenderung menurun.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan oleh
peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada
responden penderita kanker payudara.
2. Tingkat depresi ringan terjadi 16 responden (21,92%), 14 responden
(19,18%) depresi sedang, 31 responden (42,46%) depresi berat dan 12
(16,44%) responden dalam kondisi normal (tidak depresi).
3. Kejadian depresi terjadi pada 61 (83,56%) responden dan 12 (16,44%)
responden tidak mengalami depresi.
4. Pengetahuan responden terhadap pengertian, gejala, faktor risiko dan
pengobatan kanker payudara termasuk dalam kategori baik yaitu 28
(38,36%) dan tidak baik 45 (61,64%)
47
5. Usia responden rata-rata 49 tahun dengan usia terendah 36 tahun dan
tertinggi 72 tahun, 51 (69,86%) responden berpendidikan SD dengan
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 53 (72,60%).
B. Saran
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
a. Perlu peningkatan peran tenaga kesehatan dalam memberikan
sosialisasi mengenai kanker payudara kepada masyarakat, sehingga
kasus stadium lanjut kanker payudara dapat berkurang dan tertangani
secara dini.
b. Melihat tingkat depresi pada pasien kanker payudara, maka perlu
dipertimbangkan kerjasama dengan psikiatri untuk penanganan yang
bersifat menyeluruh dalam dampak psikologis.
2. Bagi Pasien
Melakukan aktivitas positif dan menyenangkan, berdoa untuk
mendapatkan ketenangan dan peningkatan kualitas hidup, serta berkumpul
bersama orang lain atau anggota keluarga untuk berbagi rasa.
3. Bagi Keluarga
Memberi dukungan moril agar mental pasien lebih tegar dalam
menghadapi penyakitnya.
48
4. Bagi Peneliti lain
Dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai depresi pada kanker.
Misalnya penelitian terkait 6 tingkatan pengetahuan dengan tingkat depresi
serta lebih detail dalam menggambarkan karakteristik responden terhadap
stadium kankernya.
5. Bagi Instansi Pendidikan
a. Mengembangkan penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi dari
para wanita tentang gangguan depresi selama menderita kanker
payudara.
b. Mengembangkan penelitian terkait penyakit non menular lainnya
dengan kejadian depresi.
49