bupati kars!v1 un - karimunkab

47
BUPATI KARS!V1 UN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pembangunan di Kabupaten Karimun dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berguna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah; b. bahwa perkembangan pembangunan khususnya pemaniaatan ruang di wilayah Kabupaten Karimun diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. masyarakat meialui pemanfaatan potensi suinber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia dengan tetap mernperhatikan daya dukung, daya tampung, dan kelestarian lingkungan hidup; c. bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2001-2010 sudah tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2011-2031; Mengingat : 1. Pasal 18 ay at (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 53 Tahun .1999 tentang Pembenrukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Na tuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia. No 3902), sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880); I

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUPATI KARS!V1 UNPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN

NOMOR 7 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARIMUNTAHUN 2011-2031

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KARIMUN,

M enimbang : a. bahw a u n tu k m elaksanakan pem bangunan di K abupaten K arim un dengan m em anfaatkan ru an g wilayah secara berguna, berhasil guna, serasi, selaras, seim bang, dan b e rk e lan ju tan dalam rangka m en ingka tkan kesejah teraan m asy arak a t d an percahanan k eam an an , perlu d isu su n rencana ta ta ruang wilayah;

b. bahw a perkem bangan pem bangunan k h u su sn y a pem an iaa tan ru an g di wilayah K abupaten K arim un d iselenggarakan dalam rangka m eningkatkan kesejahteraan. m asyaraka t m eialui p em an faa tan potensi su inber daya alam , sum ber daya b u a tan , dan su m b er daya m anusia dengan te tap m ernperhatikan daya dukung , daya tam pung , dan kelestarian lingkungan hidup;

c. bahw a R encana Tata R uang Wilayah K abupaten K arim un Tahun 2001-2010 su d ah tidak sesuai dengan k e ten tu an p era tu ran p e rundang -undangan ;

d. bahw a b e rd asa rk an pertim bangan sebagaim ana d im aksud dalam h u ru f a, h u ru f b, dan h u ru f c, perlu m em ben tuk P era tu ran D aerah ten tan g R encana Tata R uang W ilayah K abupaten K arim un T ahun 2011-2031;

Mengingat : 1. Pasal 18 ay a t (6) U ndang-U ndang D asar Negara Republik Indonesia T ahun 1945;

2. U ndang-U ndang Nomor 53 T ahun .1999 ten tang Pem benrukan K abupaten Pelalawan, K abupaten Rokan H ulu , K abupaten Rokan Hilir, K abupaten Siak, K abupaten K arim un, K abupaten N a tuna, K abupaten K uantan Singingi, dan Kota B atam (Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 181, T am bahan L em baran Negara R epublik Indonesia. No 3902), sebagaim ana d iu b ah beberapa kali te rak h ir dengan U ndang-U ndang Nomor 34 T ah u n 2008 ten tang P e ru b ah an Ketiga a ta s U ndang-U ndang Nomor 53 T ahun 1999 ten tan g P em bentukan K abupaten Pelalaw an, K abupaten Rokan H ulu, K abupaten Rokan Hilir, K abupaten Siak, K abupaten K arim un, K abupaten N atuna, K abupaten K uan tan Singingi, dan Kota B atam (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2008 Nomor 107, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

I

3. U ndang-U ndang Nomor 32 T ahun 2004 ten tan g Pem erin tahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ah u n 2004 Nomor 125, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaim ana telah d iubah beberapa kali te rak h ir dengan Undang- U ndang Nomor 12 T ahun 2008 ten tang P e ru b ah an Kedua a tas U ndang-U ndang Nomor 32 T ahun 2004 ten tang Pem erintahan D aerah (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2008 Nomor 59, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. U ndang-U ndang Nomor 26 T ahun 2007 ten tang Penataan Ruang (Lem baran Negara Republik Indonesia T ah u n 2007 Nomor 68, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. P e ra tu ran Pem erintah Nomor 26 T ahun 2008 ten tang R encana Tata R uang W ilayah Nasional (Lem baran Negara Republik Indonesia T ah u n 2008 nom or 48, T am bahan lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

6. P e ra tu ran Pem erintah Nomor 15 T ah u n 2010 ten tang Penyelenggaraan P enataan R uang (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2009 Nomor 21, T am bahan Lem baran Negara R epublik Indonesia Nomor 5103);

7. P e ra tu ran Pem erintah Nomor 68 T ahun 2011 ten tang B entuk dan T ata C ara Peran M asyarakat dalam P enataan R uang (Lem baran Negara Republik Indonesia T ahun 2011 Nomor 118, T am bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

8. P e ra tu ran Menteri Dalam Negeri Nomor 28 T ahun 2008 ten tang T ata C ara Evaluasi R ancangan P era tu ran D aerah ten tang Rencana T ata R uang Daerah;

9. P e ra tu ran D aerah K abupaten K arim un Nomor 3 T ah u n 2008 ten tang U rusan Pem erin tahan D aerah K arim un (Lem baran Daerah K abupaten Karim un T ahun 2008 Nomor 3);

Dengan P erse tu juan B ersam aDEWAN PERWAKILAN IRA KYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN

danBUPATI KARIMUN

MEMUTUSKAN :

M enetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN 2011-2031,

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam P era tu ran D aerah ini yang d im aksud dengan;1. P em erin tah ada lah Pem erintah Pusat.2. Pem erintah D aerah adalah Pem erintah K abupaten K arim un.

2

3. B upati ada lah Kepala D aerah K abupaten Karim un.4. Dewan Perw akilan R akyat D aerah, se lan ju tnya d isingkat DPRD, adalah lem baga

perw akilan rak y a t d aerah sebagai u n su r penyelenggara p em erin tah an daerah .5. Provinsi ada lah Provinsi K epulauan Riau.6. K abupaten ad a lah K abupaten K arim un yang m eru p ak an bagian dari wilayah

Provinsi K epu lauan Riau.7. Ruang adalah w adah yang m eliputi ru an g d ara t, ruang lau t, dan ruang u d a ra

te rm asuk ru an g di dalam bum i sebagai sa tu k e sa tu a n wilayah, tem pat m anusia dan m akh luk lain h idup , m elakukan kegiatan, dan m em elihara kelangsungan hidupnya.

8. Tata ruang ada lah w ujud s tru k tu r ruang dan pola ruang.9. S tru k tu r ru an g ada lah su su n a n p u sa t-p u sa t perm ukim an dan sistem jaringan

p ra sa ra n a dan sa ra n a yang berfungsi sebagai pend u k u n g kegiatan sosial ekonom i m asy arak a t yang secara h ierark is memiliki h u b u n g an fungsional.

10. Pola ru an g ada lah d istribusi p e ru n tu k an ruang dalam su a tu wilayah yang m eliputi p e ru n tu k a n ruang u n tu k fungsi lindung d an p e ru n tu k a n ru an g u n tu k fungsi budidaya.

11. P enataan ru an g adalah su a tu sistem proses p e ren can aan ta ta ruang , pem anfaa tan ru an g , dan pengendalian pem anfaa tan ruang.

12. P erencanaan ta ta ru an g adalah su a tu proses u n tu k m en en tu k an s tru k tu r ruang dan pola ru an g yang m eliputi penyusunan dan penetapan ren can a ta ta ruang .

13. P em anfaatan ru an g ada lah upaya u n tu k m ew ujudkan s tru k tu r ruang dan pola ruang sesua i dengan rencana ta ta ruang m elalui p e n y u su n an dan pe laksanaan program b eserta pem biayaannya.

14. Pengendalian p em an faa tan ruang adalah upaya u n tu k m ew ujudkan tertib tata. ruang.

15. R encana ta ta ru an g ada lah hasil perencanaan ta ta ruang.16. R encana T ata R uang W ilayah K abupaten K arim un, se lan ju tnya d isebu t RTRW

K abupaten K arim un, adalah^arahan kebijakan dan stra teg i pem anfaa tan ruang wilayah K abupaten K arim un.

17. Kebijakan p e n a taa n ruang wilayah kabupaten adalah a ra h a n pengem bangan wilayah yang d ite tapkan oleh Pem erintah D aerah g u n a m encapai rujuan p en ataan ru an g wilayah kab u p aten dalam k u ru n w aktu 20 (dua puluh) tahun .

18. Strategi p en a taan ruang wilayah kabupaten adalah pen jabaran kebijakan p en ataan ru a n g ke dalam langkah-langkah pencapaian tindakan yang lebih nyata yang m enjadi d a sa r dalam pen y u su n an rencana s tru k tu r dan pola ruang wilayah k ab u p aten .

19. R encana s tru k tu r ru an g wilayah k ab u p aten adalah rencana yang m encakup sistem p erk o taan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kaw asan perdesaan dalam wilayah pe layanannya dan ja ringan p ra sa ra n a wilayah kabupaten yang d ikem bangkan u n tu k m engintegrasikan wilayah k ab u p a ten selain u n tu k m elayani keg iatan skala kabupaten yang m eliputi sistem ja rin g an tran spo rtasi, sistem ja rin g an energi dan kelistrikan, sistem ja rin g an telekom unikasi, sistem jaringan sum ber daya air, te rm asuk se lu ruh daerah h u lu bendungan a ta u w aduk dari d ae rah a liran sungai, dan sistem ja rin g an p ra sa ra n a lainnya.

20. P usat Kegiatan W ilayah, se lan ju tnya d isingkat PKW, ada lah kaw asan perko taan yang berfungsi u n tu k m elayani kegiatan skala provinsi a tau beberapa k a b u p a ten /k o ta .

21. P usat Kegiatan Lokal, se lan ju tnya d isingkat PKL, adalah kaw asan perko taan yang berfungsi u n tu k m elayani kegiatan skala k ab u p aten a ta u beberapa kecam atan .

22. Pusat Pelayanan K aw asan, se lan ju tnya d isingkat PPK, adalah kaw asan perko taan yang berfungsi u n tu k m elayani kegiatan skala kecam atan atau. beberapa desa.

23. Rencana sistem ja rin g an p rasa ra n a wilayah k ab u p aten ada lah ren can a jaringan p ra sa ra n a wilayah yang dikem bangkan u n tu k m engin tegrasikan wilayah kabupaten dan u n tu k m elayani kegiatan yang memiliki c ak u p a n wilayah layanan p ra sa ra n a ska la kabupaten .

24. R encana sistem perko taan di wilayah k ab u p a ten adalah rencana su su n an kaw asan p erk o taan sebagai p u sa t kegiatan di dalarn wilayah k ab u p a ten yang m en u n ju k k an k e te rk a itan saa t ini rnaupun ren can a yang m em bentuk h irark i pelayanan dengan c ak u p an dan dom inasi fungsi te rten tu dalam wilayah kabupaten .

25. R encana pola ru an g wilayah kabupaten adalah ren can a d istribusi p e ru n tu k an ruang wilayah kab u p aten yang m eliputi p e ru n tu k a n ru an g u n tu k fungsi lindung dan bud idaya yang d itu ju sam pai dengan akh ir m asa berlakunya RTRW K abupaten yang m em berikan gam baran pem anfaa tan ru an g wilayah kabupaten hingga 20 (dua puluh) ta h u n m endatang.

26. A rahan pem anfaa tan ru an g wilayah kab u p aten adalah a ra h a n pengem bangan wilayah u n tu k m ew ujudkan s tru k tu r ruang dan pola ru an g wilayah kabupaten sesuai dengan RTRW K abupaten m elalui pen y u su n an dan pe lak san aan program p e n a taan /p en g em b an g an kabupaten beserta pem biayaannya, dalam su a tu indikasi program u tam a jan g k a m enengah lim a ta h u n a n k ab u p aten yang berisi rencana program u tam a, sum ber pem biayaan, in s tan s i pe laksana , dan w aktu pelaksanaan .

27. Indikasi program u tam a jan g k a m enengah lima ta h u n a n adalah pe tun juk yang m em uat u su la n program u tam a, lokasi, w aktu pe laksanaan , sum ber dana , dan in stansi p e lak san a dalam rangka m ew ujudkan ru an g k ab u p a ten yang sesuai dengan ren can a ta ta ruang .

28. K etentuan pengendalian pem anfaatan ruang wilayah k ab u p a ten adalah k e te n tu an -k e te n tu an yang d ibuat a ta u d isu su n dalam up ay a m engendaiikan pem anfaatan ru an g wilayah kabupaten agar sesua i dengan RTRW K abupaten yang b e rb en tu k k e ten tu an um um p e ra tu ran zonasi, k e ten tu an perizm an. k e ten tu an in sen tif dan disinsentif, serta a ra h a n san k si u n tu k wilayah kabupaten .

29. K etentuan um um p e ra tu ran zonasi sistem kab u p aten ada lah k e ten tu an um um yang m enga tu r pem anfaa tan ruang dan u n su r-u n s u r pengendalian pem anfaatan ruang yang d isu su n u n tu k setiap klasifikasi p e ru n tu k a n /fu n g s i ruang sesuai dengan RTRW K abupaten.

30. K etentuan periz inan adalah k e ten tu an -k e ten tu an yang d ite tapkan oieh Pem erintah D aerah sesua i kew enangannya yang h a ru s d ipenuh i oleh setiap pihak sebelum m elakukan kegiatan pem anfaa tan ruang , yang digunakan. sebagai alat dalam m elak san ak an pem bangunan sesuai dengan ren can a ta ta ruang .

31. K etentuan in sen tif dan d isinsen tif adalah perangkat a ta u upaya un tuk m em berikan im balan te rh ad ap pe laksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana ta ta ru an g dan juga perangkat u n tu k m encegah, m em batas: p e rtu m b u h an , a ta u m engurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

32. A rahan san k si ada lah a ra h a n u n tu k m em berikan sanksi bagi siapa saja yang m elakukan pelanggaran pem anfaatan ruang yang tidak sesua i dengan rencana ta ta ruang .

33. Wilayah ad a lah ru an g yang m erupakan k esa tu an geografis beserta segenap u n su r te rk a it yang b a ta s dan sistem nya d iten tu k an b e rd asa rk an aspek adm in istra tif d a n /a ta u aspek fungsional.

34. Kawasan ad a lah wilayah dengan fungsi u tam a lindung a ta u budidaya.35. Kawasan lindung ada lah wilayah yang d ite tapkan dengan fungsi u tam a

m elindungi ke lesta rian lingkungan h idup yang m encakup sum ber daya alam dan sum ber daya b u a ta n .

36. Kawasan h u ta n ada lah wilayah terten tu yang d itu n ju k d a n /a ta u d ite tapkan oleh Pem erintah u n tu k d ip ertah an k an keberadaannya sebagai h u ta n tetap.

37. Kawasan h u ta n lindung adalah kaw asan h u tan yang m emiliki sifat khas yang m am pu m em berikan perlindungan kepaaa kaw asan sek ita rnya m au p u n baw ahannya sebagai pengatu r ta ta air, pencegahan ban jir dan erosi. serta pem eliharaan k e su b u ran tanah .

4

38. Kawasan bud idaya ad a lah wilayah yang d ite tapkan dengan fungsi u ta m a u n tu k d ibudidayakan a ta s d a sa r kondisi dan potensi su rnber daya alarn, sum ber days m anusia , dan sum ber daya buatan .

39. H utan p roduksi ada lah kaw asan h u ta n yang m em punyai fungsi pokok m em produksi hasil h u tan .

40. Kawasan perm ukim an adalah bagian dari lingkungan h idup di luar kaw asan lindung, baik be ru p a kaw asan perko taan m au p u n p erdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tem p at tinggal a ta u lingkungan h u n ian dan tem pat kegiatan yang m endukung perikeh idupan dan penghidupan.

41. Kawasan p erdesaan adalah wilayah yang m em punyai keg iatan u tam a pertan ian , te rm asuk pengelolaan sum ber daya alarn dengan su su n a n fungsi kaw asan sebagai tem pat perm ukim an perdesaan , pe layanan ja sa pem erin tahan , pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

42. K aw asan perko taan ada lah wilayah yang m em punyai kegiatan u tam a bukan pertan ian dengan su su n a n fungsi kaw asan sebagai tem pat perm ukim an perko taan , p em u sa tan dan d istribusi pelayanan ja s a pem erin tahan , pelayanan sosial, d an keg ia tan ekonomi.

43. Kawasan p e rta h a n a n negara adalah wilayah yang d ite tapkan secara nasional yang d igunakan u n tu k kepentingan pertahanan .

44. Ruang te rb u k a h ijau adalah area m em an jan g /ja lu r d a n /a ta u m engelom pok. yang penggunaannya lebih bersifat te rbuka, tem pat tu m b u h tanam an , baik yang tum buh secara a lam iah m aupun yang sengaja d itanam .

45. Kawasan resap an air adalah kaw asan yang m em punyai kem am puan tinggi u n tu k m eresapkan air h u jan sehingga m erupakan tem pat pengisian a ir bum i (akuifer) yang berguna sebagai su rnber air.

46. Sem padan p an ta i ad a lah kaw asan perlindungan se tem pat sepan jang pantai yang m em punyai m an faat penting u n tu k rnem pertahankan k e lestarian dan kesucian pantai, k ese lam atan b an gunan , dan tersed ianya ruang u n tu k lalu lin tas um urn.

47. Sem padan sungai ada lah kaw asan sepanjang k iri-kanan sungai, te rm asu k sungai b u a ta n /k a n a l/s a lu ra n irigasi prim er yang m em punyai m anfaat penting u n tu k rn em pertahankan kelestarian fungsi sungai.

48. Sem padan d a n a u /w a d u k adalah sepanjang k iri-kanan sungai te rm asu k sungai b u a tan , yang m em punyai m anfaat penting u n tu k rnem pertahankan kelestarian fungsi d a n a u /w a d u k .

49. Kawasan agropolitan adalah kaw asan yang terdiri a ta s sa tu a ta u lebih p u sa t kegiatan pada wilayah pedesaan sebagai sistem produksi pertan ian dan pengelolaan sum ber daya alarn te rten tu yang d itu n ju k an oleh adanva keterkaitan fungsional dan h ierark is keruangan sa tu an sistem perm ukim an dan sistem agrobisnis.

50. Kawasan m inapolitan adalah kaw asan ekonomi berbasis ke lau tan dan perikanan yang terdiri dari se n tra -se n tra produksi dan perdagangan ja sa , perm ukim an. dan kegiatan lainnya yang saling terkait.

51. Kawasan stra teg is nasional adalah wilayah yang p en a taan ruangnyadiprioritaskan k a ren a m em punyai pengaruh sangat penting secara nasional te rhadap k ed au la tan negara, p e rtah an an dan keam anan negara, ekonomi, sosial, budaya, d a n /a ta u lingkungan, te rm asuk wilayah yang d ite tapkan sebagai w arisan dunia.

52. Kawasan stra teg is provinsi adalah wilayah yang p en ataan ruangnyadiprioritaskan k a ren a m em punyai pengaruh sangat penting dalarri iingkup provinsi te rh ad ap ekonom i, sosial, budaya, d a n /a ta u lingkungan.

53. Kawasan stra teg is k ab u p a ten adalah wilayah yang p en a taan ruangnya d iprioritaskan k a ren a m em punyai pengaruh sangat penting dalam Iingkup kabupaten te rh ad ap ekonom i, sosial, budaya, d a n /a ta u lingkungan.

54. Kawasan pesisir ad a lah wilayah pesisir te rten tu yang d itu n ju k a n dan a tau d ite tapkan oleh Pem erin tah berdasarkan kriteria te rten tu , seperti k a rak ter fisik. biologi, sosial, d an ekonom i u n tu k d ip ertah an k an keberadaannya.

55. Kawasan p e lab u h an bebas dan perdagangan bebas, se lan ju tnya d isebut Kawasan B ebas, ada lah su a tu kaw asan yang b e rad a dalam wilayah h ukum Negara K esatuan R epublik Indonesia yang terp isah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea m asuk , Pajak P ertam bahan Nilai, Pajak Penjualan a tas B arang Mewah, d an Cukai.

56. Kawasan pabean ad a lah kaw asan dengan b a ta s-b a ta s te rten tu di pe labuhan laut, b an d ar u d a ra , a ta u tem pat lain yang d ite tapkan u n tu k lalu lintas barang yang sep en u h n y a berada di baw ah pengaw asan D irektorat Jen d era i Bea dan Cukai, K em entrian K euangan.

57. D aerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang rneliputi wilayah dara t. perairan , dan ruang u d a ra di a tasnya , se rta tem pat te rten tu di zona ekonorm eksk lusif dan landas kontinen yang di dalarnnya berlaku U ndang-U ndang K epabeanan.

58. Pulau kecil ada lah p u lau dengan luas lebih kecil a ta u sam a dengan 2.000 km 2 (dua ribu kilom eter persegi) beserta k e sa tu a n ekosistem nya.

59. Reklam asi ad a lah kegiatan yang d ilakukan oleh orang dalam rangka m eningkatkan m anfaat sum ber daya lahan d itin jau dari su d u t lingkungan dan sosial ekonom i dengan ca ra pengurugan , pengeringan lahan , a ta u drainase .

>0. D aerah Aliran Sungai yang se lan ju tnya d isingkat DAS ada lah su a tu wilayah d a ra tan yang m eru p ak an sa tu k esa tu an dengan sungai dan an ak -an ak sungainya, yang berfungsi m enam pung, m enyim pan, dan m engalirkan air yang berasal dari c u ra h h u jan ke d a n au a ta u ke lau t secara alam i, yang b a ta s di d a ra t m erupakan pem isah topografis dan b a tas di lau t sam pai dengan daerah perairan yang m asih te rp en g aru h aktiv itas dara tan .

61. M asyarakat ad a lah orang perorangan, kelom pok orang te rm asu k m asyarakat hukum adat, ko rporasi d a n /a ta u pem angku kepentingan non pem erin tah lam dalam penyelenggaraan p en ataan ruang.

62. Peran se rta m asy arak a t adalah partisipasi ak tif m asy arak a t dalam proses, perencanaan ta ta ruang , pem anfaatan ruang, dan pengendalian pem anfaatan ruang.

63. P em bangunan b e rk e lan ju tan yang berw aw asan lingkungan h idup adalah upaya sadar dan te ren can a yang m em adukan lingkungan h idup , te rm asu k sum ber daya, ke dalam proses pem bangunan u n tu k m enjam in kem am puan, kesejah teraan , d an m u tu h idup generasi m asa kini dan generasi m asa depan.

64. Izin pem anfaa tan ru an g adalah izin yang d ipersyara tkan dalam kegiatan pem anfaatan ruang .

65. Badan K oordinasi P en a taan Ruang D aerah, se lan ju tnya d isingkat BKPRD, adalah badan bersifat ad-hoc yang d iben tuk u n tu k m endukung im plem entasi Undang- Undang Nomor 26 T a h u n 2007 ten tang P enataan R uang dan p e ra tu ran pe laksanaannya di K abupaten K arim un dan m em punyai fungsi m em bantu pe laksanaan tugas B upati dalam koordinasi p en a taan ruang di daerah .

66. Orang ada lah o rang perseorangan d a n / a ta u korporasi.67. Ja lan ada lah se lu ru h bagian ja lan , te rm asuk bangunan pelengkap dan

perlengkapannya yang d ip eru n tu k an bagi lalu lin tas um um . yang berada pads perm ukaan tan a h , di a ta s perm ukaan tanah , di baw ah p erm u k aan tanah d a n /a ta u air, se rta di a ta s perm ukaan air, kecuali ja la n rel dan ja lan kabei.

Pasai 2

RTRW K abupaten berfungsi sebagai:a. acuan dalam p e n y u su n a n Rencana Pem bangunan Ja n g k a Panjang D aerah (RPJPD!

dan R encana P em bangunan Jan g k a M enengah D aerah (RPJMD);b. acuan dalam p em an faa tan ruang /pengem bangan wilayah kabupaten ;c. acuan u n tu k m ew ujudkan keseim bangan pem bangunan dalam wilayah kabupaten ;d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten ;

6

e. pedom an p en y u su n an ren can a rinci ta ta ruang kabupaten ;f. dasar pengendalian pem anfaa tan ruang dalam p en a taan /p en g em b an g an wilayah

kabupaten ; dang. acuan dalam adm in istras i p e rtan ah an .

Pasal 3

(1) Wilayah K abupaten K arim un m encakup .wilayah yang secara geografis terletak pada 00° 2 4 ’ 36” LU sarnpai 01° 13' 12” LU dan 103° 13’ 12” BT sarnpai 104* 00 36” BT, dengan luas wilayah dara tan 93.157 hek tar d an luas lau ta n 398.692 hektar.

(2) B a tas-ba tas wilayah K abupaten K arim un meliputi:a. sebelah u ta ra b erb a tasan dengan Selat Philips {philips channel), Selat M alaka,

dan S em enan jung Malaysia;b. sebelah tim ur b e rb a tasan dengan Kota Batam ;c. sebelah se la tan b e rb a tasan dengan K ecam atan K atem an (K abupaten lndragiri

Hilir) dan K ecam atan Senayang (K abupaten Lingga); dand. sebelah b a ra t b e rb a ta san dengan K ecam atan R angsang, K ecam atan Tebing

Tinggi (K abupaten K epulauan Meranti), d an K ecam atan K uala Karripar (K abupaten Pelalawan).

(3) Lingkup wilayah sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) m eliputi:a. K ecam atan K arim un dengan luas d a ra tan 3.625 hektar;b. K ecam atan M eral dengan luas d a ra tan 2 .535 hektar;c. K ecam atan M eral B ara t dengan luas d a ra tan 5.600 hek tar;d. K ecam atan Tebing dengan luas d a ra tan 5.171 hektar;e. K ecam atan B u rn dengan luas d a ra tan 6 .646 hektar;f. K ecam atan K undur dengan luas d a ra tan 8.785 hektar;g. K ecam atan K undur U tara dengan luas d a ra tan 9.391 hektar:h. K ecam atan K undur B arat dengan luas d a ra tan 13.237 hek tar;i. K ecam atan U ngar dengan luas d ara tan 3.658 hektar;j. K ecam atan Belat dengan luas d ara tan 6.865 hektar;k. K ecam atan Moro dengan luas d a ra tan 24.073 hek tar; danl. K ecam atan D urai dengan luas d a ra tan 3.571 hek tar.

Pasal 4

Materi m u a tan RTRW K abupaten ini meliputi:a. tu juan, keb ijakan d an stra teg i p en a taan ruang;b. rencana s tru k tu r ruang;c. rencana pola ruang;d. penetapan k aw asan strategis;e. a rahan p em an faa tan ruang; danf. arahan pengendalian pem anfaa tan ruang.

BAB IITUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu T ujuan P enataan Ruang

Pasal 5

Penataan ru an g w ilayah K abupaten Karim un b ertu ju an m ew ujudkan K abupaten Karimun yang m aju m elalui wilayah perdagangan bebas dan pe lab u h an bebas yang berbasis in d u stri d an po tensi lokal yang berw aw asan lingkungan.

(

Bagian KeduaKebijakan dan Strategi P enataan R uang

Pasal 6

(1) U ntuk m ew ujudkan tu ju a n penataan ruang wilayah sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 5, d ite tap k an kebijakan p en ataan ruang wilayah kabupaten .

(2) Kebijakan p en a taan ru an g sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) m eliputi:a. pen ingkatan peluang investasi;b. pem erataan tingkat p e rtu m b u h an ekonomi; danc. pen ingkatan ku a litas lingkungan.

Pasal 7

(1) Strategi pen ingkatkan peluang investasi sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 6ayat (2) h u ru f a, meliputi:a. m em berikan in sen tif penanam an m odal di lu ar kaw asan pe lab u h an bebas dan

perdagangan bebas;b. m en ingkatkan k u a n tita s dan kualitas sistem ja rin g an p ra sa ra n a dan sa ran a

yang te rk a it dengan industri; danc. m em berikan k ep astian h ukum u n tu k b e ru sa h a /m e n a n a m k a n modal di setiap

bidang u s a h a te ru ta m a industri.(2) Strategi p em era taan tingkat p e rtu m b u h an ekonom i sebagaim ana d im aksud dalam

Pasal 6 ayat (2) h u ru f b, m eliputi:a. m em bentuk pola ru an g dan sistem perko taan yang m enun jang penyebaran

investasi;b. m encip takan iklim ekonom i kom plem enter antara. kaw asan pe labuhan bebas

dan perdangangan bebas dengan kaw asan yang tidak te rm asu k kaw asan pe lab u h an bebas dan perdangangan bebas;

c. m endorong p e rtu m b u h an lapangan kerja; dand. m en ingkatkan ku a litas sum ber daya m an u sia m elalui pem erataan penyediaan

sa ra n a p ra sa ra n a sosial dan ekonomi.(3) Strategi m enjaga pen ingkatan kualitas lingkungan sebagaim ana d im aksud dalam

Pasal 6 ayat (2) h u ru f c, m eliputi:a. m engoptim alkan pem anfaa tan ruang budidaya;b. m engendalikan kegiatan yang berpotensi m eru sak lingkungan; danc. m elakukan konservasi pada daerah resapan air dan kaw asan lindung.

BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG

Bagian Kesatu Umum

Pasal 8

(1) Rencana s tru k tu r ru an g wilayah K abupaten K arim un te rsu su n a tas konsteiasi p u sa t-p u sa t keg iatan yang berhirark i sa tu sam a lain yang d ih u b u n g k an oleh sistem ja rin g an p ra sa ra n a wilayah kabupaten .

(2) Rencana s tru k tu r ru an g wilayah K abupaten K arim un sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) m eliputi:a. p u sa t-p u sa t kegiatan;b. sistem ja rin g an p ra sa ra n a utam a;c. sistem ja rin g an p ra sa ra n a iainnya.

8

(3) R encana s tru k tu r ru an g wilayah K abupaten K arim un sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) d igam barkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaim ana te rcan tu m dalam Lam piran I yang m eru p ak an bagian yang tidak terp isahkan dari P e ra tu ran D aerah ini.

Bagian K eduaR encana P usa t-P usa t Kegiatan

Pasal 9

(1) P u sa t-P u sa t Kegiatan k ab u p aten meliputi:a. PKW dan PKL yang telah d ite tapkan dalam RTRW Provinsi; danb. PPK yang d ite tap k an kabupaten .

(2) P u sa t-P u sa t K egiatan sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a, m eliputia. T anjung Balai K arim un sebagai PKW;b. Meral, T an jung B atu , dan Moro sebagai PKL; danc. Tebing, D arussa lam , B urn , Tanjung Berlian, Sebeie, Sungai B uluh, Savvang,

dan D urai sebagai PPK.(3) P usa t-P usa t Kegiatan sebagaim ana d im aksud pada ayat (2) h u ru f a, h u ru f b, dan

h u ru f c dilengkapi dengan ruang te rbuka hijau (RTH) sebesar 30 (tigapuiuh; persen.

(4) Bagian wilayah k a b u p a ten yang akan d isu su n rencana detail ta ta ruangnya meliputi:a. bagian wilayah k ab u p a ten yang m erupakan ibuko ta kabupaten ; danb. bagian wilayah k ab u p a ten yang m erupakan p u sa t-p u sa t kecarnatan.

(5) K etentuan lebih lan ju t m engenai rencana detail ta ta ru an g sebagaim ana d im aksud p ada ayat (4) d ia tu r dengan P era tu ran D aerah.

Bagian KetigaR encana Sistern Ja rin g an P rasa ran a Utarria

Pasal 10

Sistern ja rin g an p ra sa ra n a u ta m a wilayah k ab u p aten meliputi:a. Sistern ja rin g an tran sp o rta s i darat;

b. Sistern ja rin g an tran sp o rta s i Laut; danc. Sistern Ja r in g a n T ranspo rtasi Udara.

Paragraf 1Sistern Ja rin g an T ransportasi D arat

Pasal 11

Sistern ja rin g an T ran sp o rtasi D arat sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 10 h u ru f a, meliputi:a. Ja rin g an ja lan ; danb. Ja ringan penyeberangan.

Pasal 12

(1) Ja ringan ja la n sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 11 h u ru f a, terd in atas:a. Ja rin g an ja lan ;b. Jem b atan ; danc. Term inal.

Q

(2) Ja rin g an ja la n sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a, m eliputi:a. jaringan ja lan nasional yang berfungsi sebagai kolektor prim er 1 meliputi:

1. T anjungbalai - Meral2. Meral - Farit R am pak3. Parit R am pak - P e labuhan Ro-ro4. Parit R am pak - Parit B enut5. Parit B enu t - S im pang Je lu tu n g6. Sim pang Je lu tu n g - Pasir Panjang7. Sungai Pasir (Bulcit Ternbak) - Teluk Ranai (Parit Ram pak-PT.Saipem -

PT.KDH-PT.Sembawang-Teluk Paku) --Teluk Setim bul - Pasir Panjang-Teiuk M ersodo-Pelam bung-Tanjungbalai (M alarko-Sp.pongkar-B andara Sei bar.i-

P elabuhan Tanjungbalai)8. Tg.Batu - Sp .U rung - Sp.Saw ang - Sawang - S im pang Perayun - Pelabuhan

T anjung Maqom9. Sp. Perayun - Sp. Kem pas - Pelabuhan Tanjung Berlian.10. Sp. P e labuhan T an jung Berlian - Sp. Urung

11. P elabuhan Sri M anda (Moro) - Pelabuhan Simba.

b. ja ringan ja la n provinsi yang berfungsi sebagai kolektor prim er 2 meliputi:1. Sp. Sei bati - sp. Pongkar2. Sp. Pongkar - pe labuhan m alarko3. B aran I - Sp. Kapling4. Sp. Rsud - Sp. Stadion5. Tg. Balai - Sei. Bati6. Jl. Pesisir Pantai K arim un7. S im pang Pongkar - Teluk Ranai (PT.KDH)8. Ja la n Kota Tg. Balai karim un9. Ja la n B ukit Ternbak10. Ja la n Raja Ishak

11. Ja la n P ertam bangan

12. Ja la n B atu Lipai13. J a la n Sp.K p.H arapan - Jl. Canggai Putri14. Ja la n Pondok Santai

15. J a la n Sp.Sd 009 K p.H arapan - Sp. Brigjen Katam so16. Ja la n Parit I - Parit IV17. Sei. A sam -Sebele-Penarah-Lebuh18. Tg. S u su p - gading19. Ja la n Parit Tegak20. Sp.T anjung Kilang - K am pung Baru21. K am pung B aru - K am pung Tengah (Kec.Durai)22. Sp. Kem pas - Sp. Sawang23. Parit M uda - B ukit Lonceng24. T anjung B atu Kecil - Tanjung Utan25. P elabuhan D urai - Pelabuhan Tg. Kilang26. Ja la n L ingkar Sanglar27. Ja la n B urn

c. jaringan ja la n k a b u p a ten yang berfungsi sebagai kolektor prim er 3 adaiah jaringan ja la n yang m enghubungkan PKW T anjung Balai Karim un-PPK Tebing- B andara Sungai Bati; dan

d. ja ringan ja la n k a b u p a ten yang berfungsi sebagai lokal p rim er yang m elipuu:1. PKL Meral-PPK Tebing;2. Ja rin g an ja la n di Pu lau Karim un;3. ja ringan ja lan di Pu lau B urn;4. ja rin g an ja la n di Pulau Belat;5. PPK T anjung B erlian-B atu Dua;6. ja ringan ja lan di Pulau K undur;7. ja ringan ja la n di Pu lau Sugi Atas;8. ja rin g an ja lan di Pulau Sugi Bawah;9. ja ringan ja lan di Pulau Durai;10. ja rin g an ja lan di Pulau Ungar; dan11. ja rin g an ja lan di Pu lau Combol.

(3) Pem bangunan jem b a ta n sebagaim ana d im aksud ayat (1) h u ru f b adalah pem bangunan jem b a tan yang m enghubungkan a n ta ra p u lau K arim un dan pulau Kundur.

(4) Pengem bangan term inal sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f c, meliputi:a . Term inal Tipe B, te rd ap a t di Kota Baru.b . Term inal Tipe C, te rd ap a t di:

1. Pasir Panjang K ecam atan Meral B arat;2. T an jung B atu K ecam atan K undur;3. Saw ang K ecam atan K undur Barat;4. T anjung Berlian K ecam atan K undur U tara; dan5. Selat Beliah.

(5) Sistem ja rin g an penyeberangan sebagaim ana d im aksud pada Pasal 11 ayat (2), meliputi:a. Penyeberangan Ro-ro Parit Ram pakb. Penyeberangan Ro-ro Selat Beliah

Pasal 13

(1) Sistem ja rin g an p ra sa ra n a dan sa ran a tran spo rtasi lau t sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 10 h u ru f b, terdiri atas:a. T atanan K epelabuhan ; dan

b . Alur Pelayaran Laut.

(2) T atanan K epelabuhan K abupaten sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a. terdiri a ta s :

a. pe labuhan pengum pul, terdiri atas:1. T anjung Balai K arim un2. KPK/ Bom Panjang3. Parit R em pak4. T anjung Maqom5. M alarko6. T anjung Tiram7. Pelabuhan Penum pang Pelni8. Pelabuhan P erikanan Parit Ram pak9. Hang L ukut / G elugur lO .S rim anda / Seroja

11. T anjung Berlian12 . T anjung B atu

11

b. pe labuhan pengum pan lokal, terdiri atas:1. Gabion2. Tulang3. Tulang / B atu G ajah4. Sei Lekop5. Parit I6. Parit 27. Parit 38. Parit 49. Sei Pasir10. Pangke11. Pam ak Laut

12. Leho13. Pongkar 114. Pongkar 215. T anjung B atu Kecil16. T an jung B atu Kecil / D ekat PT17. T anjung B a tu Kecil / G unung Papan18. T anjung H u tan / B aran Abang19. T anjung H u tan20. Laut B an ta21. B urn22. B uru Kota23. B uru / Perikanan24. Pangkalan Balai25. B u ru Kandis26. B usung27. Keban28. K am pung B enteng29. Pauh / Sim ba30. Pauh Luar31. K am pung Tengah32. Ja n g D alam33. J a n g Luar34. Kericik35. M empoyong '

36. Moro L uar37. Moro Dalam38. Selat Binga39. B uah Rawa40. K am pung Kang41. K am pung B aru / Selat Mie42. Setonggeng43. Selat M i/K am pung Tanjung44. Pu lau P a tah / D esa Selat Mi45. Separi / Desa Selat Mi46. Pasir Todak

47. T anjung Pelanduk RT2 RW 148. T an jung P e landuk RT349. Pu lau B ah an Dalam50. D u su n Nyiur 1

12

51. D usun Nyiur 252. Semokol53. Pu lau Ja g a54. Pan tai B erenang55. Pan tai M uka Lim us56. B atu Lipai57. Pauh D alam58. Pauh B arat59. Pasai60. Selat Beliah61. Lebuh 1

62. Lebuh 263. Sei Asam64. Sebele65. Penarah66. M akam67. Seberas68. Teluk R adang

69. Selat K isar70. Saw ang / M uka Lim us71. G em uruh72. Ngal73. Sei U ngar74. Degong75. Pengaram76. Serengeh77. M anca 178. M anca 279. Sei B uluh / J1 Encik D aud80. B atu Lim au Sei B u lu h / Tanjung B atu Alai81. S andam / Sem em bang82. Akat83. T anjung Kilang84. Perasi85. Tebing86. Sanglar87. Pu lau Kas88. D urai Kota89. T anjung Perai

c. Term inal u n tu k K epentingan Sendiri, terdiri a ta s :1. TUKS PT.Metito2. TUKS PT. W ira P en ta K encana3. TUKS PT. BGMM4. TUKS PTTIMAH5. TUKS PT M irasindo6. TUKS PT. K G7. TUKS PT. KAR1MUN SEMBAWANG SHIPYARD8. TUKS PT. K D H9. TUKS PT. M G U

10. TUKS PT. PANEN

13

11. TUKS FI'. SAIPEM INDONESIA

12. TUKS FT. PASIFIC

13. TUKS P T . M O S14. TUKS FI'. KARIMUN MANDIRI SYIPYARD

(3) Alur Pelayaran L aut sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b, terdiri a ta s :a. Alur In ternasional

1. K arim un - s in g ap u ra (Selat Melaka)2. Karim un - M alaysia ( Selat M elaka )

b. Alur Nasional1. K arim un - T anjungPriok ( J a k a r ta )2. K arim un - D um ai ( Riau )3. K arim un - Belawan ( S um atra U tara )4. K arim un - Bengkalis (Riau)5. K arim un - Tg. B u to n / M engkapan ( Kab. Siak )6. K arim un - K uala Tungkal ( J a m b i )7. K arim un - Sei G un tung (Riau)8. K arim un - T em bilahan (Riau)9. K arim un - T anjung Sam ak (Riau)

10. K arim un - Selat Panjang ( Kab. M eranti /R iau)11. Tg.Batu K undur - Pulau B urung (Riau)12. Tg.Batu K undur - Sei G untung (Riau)

13. Tg.Batu K undur - T em bilahan (Riau)14. Tg.Batu K undur - Kuala Enok (Riau)15. Tg.Batu K undur - Kuala Tungkal (Jambi)16. Tg.Batu K undur - Penyalai (K ab.Pelalaw an/R iau)17. Tg.Batu K undur - Kerinci (Kab.Pelalawan / Riau)18. Moro - Sei G un tung (Riau)19. Durai - Sei G un tung (Riau)

c. Alur Regional1. K a rim u n -T g . Pinang2. K arim un - Batam3. Tg B atu K undur - B atam4. Tg B atu K undur - Tg. Pinang5. Tg.Berlian - Batam6. Moro - B atam

7. Moro- Tg.Pinang8. D urai - B atam

d. Alur Lokal

1. K arim un - Selat Beliah ( Kec. K undur B a r a t )2. K arim un - Tg. Berlian ( Kec. K undur U tara )3. K arim un - P u lau B urn4. K arim un - Moro5. K arim un - D urai6. K arim un - P u lau Parit7. Karim un - P u lau Tulang8. K arim un - Keban Moro

9. Tg. B atu K undur - Moro

10. Tg. B atu K undur - Dura:11. Tg. B atu K undur - Alai

12. Tg. B atu K undur - Penarah (Kec.Pulau Belat)

14

13. Tg. B atu K undur - Pulau B urn14. Tg. Berlian - K ec.Pulau Belat (Leboh, Sebele, Makam)15. Pu lau B uru - Tg.Batu Kecil16. Pulau B uru - T an jung H utan17. Pu lau B u ru - P enarah (Pulau Belat)

18. Moro - Pu lau Ja n g19. Moro - D esa Pauh20. Moro - Pu lau Sugie21. Moro - Pu lau B ahan22. Moro - D esa Selat Mie23. Moro - Desa Keban24. Moro - D usun Niur25. Moro - D usun B uah Rawe

Pasal 14

(1) Sistem ja rin g an tran sp o rta s i u d ara sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 10 hu ru f c, terdiri a tas:a. bandar u d a ra ; danb. ruang u d a ra u n tu k keselam atan operas! penerbangan .

(2) Bandar u d a ra sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a, ya itu B andar U dara Sungai Bati sebagai b a n d a r u d a ra pengum pan dom estik.

(3) Ruang u d a ra u n tu k keselam atan operasi penerbangan sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b, d ia tu r lebih lan ju t dalam rencana induk ban d ar udara

Paragraf 2S istem Ja rin g an P rasa ran a Lainnya

Pasal 15

(1) Sistem ja rin g an p ra sa ra n a lainnya sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c m eliputi:

a. Sistem ja rin g an energi/'kelistrikanb. Sistem ja rin g an tejekornunikasic. Sistem ja rin g an sum ber daya aird. Sistem ja rin g an p ra sa ra n a wilayah lainnya.

(2) Sistem ja rin g an p ra sa ra n a lainnya d igam barkan dalam peta dengan tingk&t ketelitian m inim al 1:50.000 sebagaim ana te rcan tum dalam Lam piran I, yang m erupakan bagian tidak te rp isah k an dari P era tu ran D aerah ini.

Pasal 16

(1) Sistem ja ringan energ i/ke lis trikan sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 15 ayat(1) h u ru f a m eliputi:a. sa ran a pem bangkit listrik;b. jaringan p ra sa ra n a listrik; danc. sa rana pen im bunan migas

(2) Lokasi pem bangunan pem bangkit listrik sebagaim ana d im aksud pada ayat (ij huruf a, berada di:a. Kecam atan Meral;b. K ecam atan Tebing;c. K ecam atan K undur; dand. K ecam atan Moro.

15

(3) Pengem bangan ja rin g an p ra sa ra n a listrik sebagaim ana d im aksud pada ay at. (11 hu ru f b, d ilakukan m elalui:a. pengem bangan sa lu ran u d a ra tegangari tinggi yang berada di kaw asan

pelabuhan bebas d an perdagangan bebas; danb. pengem bangan sa lu ran u d a ra tegangan m enengah di lu ar kaw asan pelabuhan

bebas dan perdagangan bebas.(4) Pengem bangan sa ra n a pen im bunan m igas sebagaim ana d im aksud pada aval ill

hu ru f c be rd asark an k eb u tu h an dan hasil kajian.

Paragraf 3Sistem Ja rin g an Telekom unikasi

Pasal 17

(1) Sistem ja rin g an telekom unikasi sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 15 ayat (1) hu ru f b d iren can ak an u n tu k m eningkatkan kua litas dan jan g k a u an pelayanar. jaringan telekom unikasi yang te rpadu dan m erata di wilayah kabupaten .

(2) Sistem ja rin g an telekom unikasi m eliputi:a. penyelenggaraan ja rin g an telekom unikasi tetap; danb. penyelenggaraan ja rin g an telekom unikasi nirkabel;

(3) Penyelenggaraan ja rin g an tetap sebagaim ana d im aksud pada aval (2) h u ru f a., meliputi:a. penyelenggaraan ja rin g an udara;b. penyelenggaraan ja rin g an baw ah tanah ;danc. penyelenggaraan ja rin g an baw ah laut;

(4) Penyelenggaraan ja rin g an nirkabel sebagaim ana d im aksud pada ayat (2) h u ru f i: meliputi:a. penyelenggaraan ja rin g an seluier;b. penyelenggaraan s ia ran radio dan teievisi; danc. Penyelenggaraan radio kom unikasi a n ta r penduduk .

(5) Penyelenggaraan ja rin g an nirkabel sebagaim ana yang d im aksud pada ayat (4j m encakup p e n g a tu ran rnenara telekom unikasi yang m elayani se lu ruh wilayah adm inistrasi K abupaten Karim un.

(6) K etentuan lebih lan ju t m engenai pengatu ran rnenara telekom unikasi d ia tu r dengan P e ra tu ran Bupati.

Paragraf 4Sistem Ja rin g an Sum ber Daya Air

Pasal 18

(1) Sistem jaringan p ra sa ra n a dan sa ran a sum ber daya a ir sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 15 ayat (1) h u ru f c m eliputi:a. sum ber air u n tu k irigasi;b. sum ber air baku u n tu k air bersih dom estik;c. sum ber air baku u n tu k industri; dand. air bersih u n tu k pelayaran.

(2) Sumber air u n tu k irigasi sebagaim ana d im aksud pada ayat li! h u ru f a. berada di Pulau Kundur.

(3) Sumber air b ak u u n tu k air bersih dom estik sebagaim ana d im aksud pada ayat (!) huruf b, meliputi:a. pem anfaatan a ir kolong;b. pem anfaatan a ir sungai;c. pem anfaatan a ir ta n a h secara terbatas; dand. pem bangunan estuary dam.

16

(4) Sumber air b a k u u n tu k industri sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) h u ru f c. meliputi:a. kolong Pongkar I;b. kolong Pongkar II; danc. penyediaan air b ak u dengan sistem reverse osmosis.

(5) Air bersih u n tu k pelayaran sebagaim ana yang d im aksud pada ayat (1) h u ru f d berupa penyediaan fasilitas pengolahan air dan ja rin g an d istribusi u n tu k m enunjang kegiatan pelayaran.

Paragraf 5Sistem Ja rin g an P rasa ran a W ilavah Lainnya

Pasal 19

(1) Sistem ja rin g an p ra sa ra n a wiiayah lainnya sebagaim ana dim aksuc. daiam Pasal 15 ayat (1) h u ru f d m eliputi:a. sa ran a air bersih u n tu k keperluan dom estik;b. sa ran a air bersih u n tu k keperluan pelayaran;c. p rasa ran a dan sa ra n a pengolahan lim bah; dand. p ra sa ra n a d an sa ra n a pengelolaan persam pahan .

(2) Pengem bangan sa ra n a a ir bersih sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) h u ru f a, berupapem bangunan in sta lasi a ir bersih , te rd ap at di:a. Pulau Karim un;b. Pulau K undur;c. Pulau Belat;d. Pulau B urn;e. Pulau Ungar;f. Pulau Sugi Bawah;g. Pulau Combol;h. Pulau Durai; dani. Pulau lain yang berpotensi u n tu k dikernbangkan pengolahan air bersih.

(3) Air bersih u n tu k pelayaran sebagaim ana yang d im aksud pada ayat (1) h u ru f b berupa penyediaan fasilitas pengolahan air dan ja rin g an d istribusi un tuk m enunjang kegiatan pelayaran.

(4) P rasarana pengo lahan lim bah sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) h u ru f c, meliputi:a. p rasa ran a lim bah dom estik; danb. p rasa ran a lim bah industri.

(5) Pengem bangan p ra sa ra n a dan sa ran a pengolahan lim bah dom estik sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) h u ru f a d ilakukan melalui:a. pengem bangan sep tik tan k individual; danb. pengem bangan sistem terpadu u n tu k kaw asan perko taan .

(6) Pengem bangan p ra sa ra n a pengolahan lim bah industri sebagaim ana d im aksud pada ayat (4) h u ru f b d ilakukan melalui:a. pem bangunan in sta lasi pengolahan air lim bah (IPAL) di Puiau K arim un, Pulau

K undur, dan Pulau Sugi Bawah; danb. pengem bangan IPAL secara m andiri di Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas.(7) Pengem bangan p ra sa ra n a dan sa ran a pengelolaan p e rsam p ah an sebagaim ana

d im aksud p ada ayat (1) h u ru f d, d ilakukan m elalui pem bangunan Tem pat Pem rosesan Akhir (TPA) dengan poia sanitary landfill di Pu lau K arim un, Pulau K undur, Pu lau B uru , P u lau Durai, dan Pulau Sugi Bawah.

17

BAB IVRENCANA POLA RUANG

Bagian K esatu Umum

Pasal 20

(1) Rencana pola ru an g wilayah K abupaten K arim un meliputi:a. pola ruang kaw asan lindung; danb. pola ru an g kaw asan budidaya.

(2) Kawasan lindung sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a d ite tapkan dengan m em perhatikan kaw asan lindung yang telah d ite tapkan secara nasionai dan kaw asan lindung yang d ite tapkan oleh provinsi.

(3) Pola ru an g kaw asan budidaya sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b meliputi:a. p e ru n tu k a n bud idaya dara t; danb. p e ru n tu k a n bud idaya laut.

(4) Kawasan bud idaya sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b d ite tapkan dengan m em perha tikan kaw asan budidaya yang memiliki nilai stra teg is nasionai dan kaw asan bud idaya provinsi.

(5) Rencana pola ru a n g wilayah K abupaten K arim un sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) d igam barkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaim ana tercan tum p ad a L am piran II dan Lam piran III yang m eru p ak an bagian yang tidak terp isahkan dari P e ra tu ran D aerah ini.

Bagian Kedua Kawasan Lindung

Pasal 21

Kawasan lindung sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 20 ayat (1) h u ru f a m eliputi'a. kawasan h u ta n lindung;b. kawasan yang m em berikan perlindungan terhadap kaw asan baw ahannya;c. kawasan perlindungan setem pat;d. Kawasan cagar budaya;e. kawasan raw an b encana alam ; danf. kawasan lindung lainnya.

Pasal 22

Kawasan h u ta n lindung sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f a te rdapat di Pulau K arim un, P u lau K arim un Anak, Pulau Combol, P u lau D urian, dan Pulau Panjang, dengan lu a s k u ran g lebih 6 .106,17 hektar.

Pasal 23

Kawasan yang m em berikan perlindungan te rh ad ap kaw asan baw ahannya sebagaimana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f b m eru p ak an kaw asan resapan air yang terdapat di P u lau K undur dengan luas kurang lebih 1.234,94 hek tar.

Pasal 24

(1) Kawasan perlindungan setem pat sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 2 l hu ru f meliputi:a. sem padan pantai;b. sem padan sungai; danc. sem padan d a n a u /w a d u k .

18

(2) sem padan p an ta i sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a berlaku ketenruan sebagai berikut:a. pada kaw asan perm ukim an dengan ja ra k paling sedik it 30 (tiga puiuh} m eter

dari titik p asan g air lau t tertinggi kearah darat; danb. pada kaw asan non perm ukim an dengan ja rak paling sedik it 100 (seratus) m eter

dari titik p asan g air lau t tertinggi kearah darat.(3) Pada sem padan sungai sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b berlaku

ketentuan sebagai berikut:a. sungai yang mem ilki kedalam an k u ran g dari 3 (tiga) m eter garis sem padan

d ite tapkan sek u rang -ku rangnya 10 (sepuluh) m eter d ih itung dari tepi sungai pada w ak tu d ite tapkan ; dan

b. sungai yang memilki kedalam an 3 (tiga) m eter sam pai 20 (dua puiuh) m eter garis sem padan d ite tapkan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) m eter dihitung dari tepi sungai pada w aktu d ite tapkan .

(4) Pada sem padan d a n au sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f c berlaku keten tuan 50 (lima puiuh) m eter dari tepi danau .

Pasal 25

Kawasan Cagar B udaya sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f d ,m eliputi :a. Batu Bertulis Pasir Panjang;b. Masjid Jam i H. Abdul G hani di Pulau B uru (Kecam atan Buru);c. Masjid Al-M ubaraq di Pulau Karim un;d. Klenteng T ua di P u lau Moro, Pu lau Karim un, Pulau B uru dan P u lau K undur;e. Makam k eram at di kaw asan Pantai Gading di Desa Gading;f. Makam si B adang di K ecam atan B uru; dang. Kerajaan Sulit di D esa Keban K ecam atan Moro.

Pasal 26

Kawasan raw an b en can a alam sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 21 h u ru f e adalah kaw asan b en can a gelom bang pasang yang m eliputi beberapa bagian dan wilayah di K ecam atan K undur dan kecam atan K undur U tara.

Pasal 27

Kawasan lindung lairinya sebagaim ana d im aksud daiam Pasal 21 h u ru f f berupa kawasan koridor bagi jen is satw a a ta u biota lau t yang dilindungi m erupakan kaw asan lindung lau t memiliki luas ku rang lebih 130 (seratus tigapuluh) h ek ta r yang terietak di perairan Pulau Sugi D arat, pera iran Pulau Sugi Laut, Pu lau Selarang, Pulau Sug: Laut, perairan Pulau M anis, Pulau Jan g k ar, serta di perairan Pulau T elunas, Pulau Condeng.

Bagian Ketiga K aw asan Budidaya D arat

Pasal 28

Kawasan budidaya d a ra t sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 20 ayat (3) hu ru i a meliputi:a. kawasan p e ru n tu k a n h u ta n produksi;b. kawasan p e ru n tu k a n pertan ian ;c. kawasan p e ru n tu k a n pertam bangan ;d. kawasan p e ru n tu k a n industri;e. kawasan p e ru n tu k a n pariw isata;

19

f. kawasan p e ru n tu k a n perm ukim an;g. kawasan p e ru n tu k a n lainnya; danh. kawasan rek lam asi pan tai.

Pasal 29

(1) Kawasan p e ru n tu k a n h u ta n produksi sebagairnana d im aksud dalam Pasal 28 huruf a meliputi:a. kaw asan p e ru n tu k a n h u ta n produksi;b. kaw asan p e ru n tu k a n h u tan produksi terba tas; danc. kaw asan p e ru n tu k a n h u ta n produksi konversi.

(2) Kawasan p e ru n tu k a n h u ta n produksi sebagairnana d im aksud pada ayat (1) h u ru f a te rdapat di P u lau K undur, Pulau Ungar, Pu lau Degong, P u lau K arim un, Pulau Pasai, Pu lau Sugi Atas, Pu lau Jaga , dengan luas k u ran g lebih 4.727 hek tar.

(3) Kawasan p e ru n tu k a n h u ta n produksi te rb a tas sebagairnana d im aksud pada ayat(1) h u ru f b te rd a p a t di Pu lau Sugi Atas, Pulau Sugi Baw ah, P u lau M ardan, Pulau Kenipan, P u lau Tulang, Pu lau Nangka, Pu lau K arim un, dengan luas ku rang lebih 17.142 hek tar.

(4) Kawasan p e ru n tu k a n h u ta n produksi konversi sebagairnana d im aksud pada ayat(1) h u ru f c te rd a p a t di Pulau Combol, Pulau Sugi Atas, Pu lau Sugi Bawah, Pulau Sangkar, Pu lau Ngal, Pu lau Panda, Pulau Sependa, Pulau Papan , Pu lau Merak. Pulau Tem belas, dengan luas k u ran g lebih 2.127 hek tar.

Pasal 30

(1) Kawasan p e ru n tu k a n pertan ian sebagairnana d im aksud dalam Pasai 28 h u ru f b meliputi:a. Kawasan p e rtan ian tan am an pangan;b. kaw asan ho ltiku ltu ra;c. kaw asan perk eb u n an ;d. kaw asan p e te rnakan ; dane. kaw asan p erik an an dara t.

(2) Kawasan p e ru n tu k a n pertan ian sebagairnana d im aksud pada ayat (1) terdapat di Pulau K undur, P u lau Belat, Pulau Papan, Pulau B urn , P u lau Parit, Pulau Tulang, Pulau Ungar, P u lau D urai, Pu lau Sugi Bawah, Pu lau Sugi Atas dan Pulau Combol dengan kom oditas unggu lan a n ta ra lain gam bir, kelapa, kare t, b u ah -b u a h a n , dan perikanan, dengan lu as k u ran g lebih 42.711,34 hek tar.

Pasal 31

Kawasan p e ru n tu k an pertam bangan sebagairnana d im aksud dalam Pasai 28 h u ru f c,meliputi:a. kawasan p e ru n tu k a n pertam bangan b a tu an , se luas k u rang 'lebih 2.592,77 hek tar

terdapat di Pu lau K arim un, Pulau K undur, Pulau Combol, Pu lau Citlim, Pulau Sugi Atas, dan Pulau Sugi Bawah, serta kaw asan p e ru n tu k a n pertam bangan batuan berupa tan ah u ru g yang tersebar di Pulau K arim un B esar, Pu lau K undur, Pulau Tebias, Pulau L um ut, P u lau Parit, Pulau Sugi Bawah, Pulau Sugi Atas, Pulau Kenipan, dan P u lau D urai; dan

b. kawasan p e ru n tu k a n pertam bangan m ineral logam se luas k u rang lebih 3.299,5 hektar te rd ap a t di P u lau Belat, Pulau Papan, P u lau Parit, P u lau D urai, Pulau Degong, Pu lau Panjang, Pu lau Ngal, Pulau Propos, dan Pulau Kas.

20

Pasal 32

(1) Kawasan p e ru n tu k a n in d u stri sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 28 h u ru f d. terdiri atas:a. kaw asan p e ru n tu k a n in d u stri rurnah tangga; danb. kaw asan p e ru n tu k a n in d u stri besar.

(2) Kawasan p e ru n tu k a n industri rum ah tangga sebagaim ana d im aksud pads, ay at (11 huruf a te rsebar di setiap kecam atan .

(3) Kawasan p e ru n tu k an in d u stri besar sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b terkonsentrasi di K aw asan Pelabuhan B ebas dan Perdagangan B ebas di Pulau Karimun, meliputi:a. kaw asan p e ru n tu k a n in d u stri cam puran se luas k u ran g lebih 4 .287,4 hektar;b. kaw asan p e ru n tu k a n industri strategis k ab u p a ten p ad a t karya dan berorientasi

ekspor (m anufaktur) se luas ku rang lebih 226,23 hek tar; danc. kaw asan yang d ip e ru n tu k an bagi pergudangan b eru p a kaw asan pergudangan

seluas k u ran g lebih 69 ,68 hektar, berada di p u lau -p u lau kecil di sekitar Kawasan P e labuhan B ebas dan Perdagangan Bebas, m eliputi Pulau Asam, Pulau M udu, P u lau Babi, Pulau Tam belas, Pulau M erak dan Pulau Karim un Anak.

Pasal 33

(1) Kawasan p e ru n tu k a n pariw isata sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 28 h u ru f e, dengan luas k u ran g lebih 1.454,77 hek tar, meliputi:a. w isata alam ;b. w isata budaya; danc. w isata bua tan .

(2) Kawasan p e ru n tu k a n w isata alam sebagaim ana d im aksud p ada ayat (lj h u ru i a meliputi:a. Pantai Pelawan;b. Pantai Pongkar;c. Air Terjun Pongkar;d. Sum ber M ata Air P anas di T anjung H utan;e. Pantai T elunas;f. Pantai Lubuk;g. Kawasan W isata B ukit Gading;h. Desa Ju d a h ;i. pem ancingan di Pu lau Combol;j. padang lam un Pulau Moro;k. Batu B ertulis Pasir Panjang;l. Misteri B atu Limau;m. perkebunan b u a h -b u a h a n di K ecam atan K undur dan di P u lau Sugi;n. perkebunan k a re t di K ecam atan K undur Barat;o. perkebunan saw it K ecam atan Burn;p. Pantai Tim un;q. Pantai Sawang;r. Pantai Gading;s. Pantai Burn;t. Pantai Tulang; danu. Pantai Pasir Panjang Durai.

(3) Kawasan p e ru n tu k a n w isata budaya sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b meliputi:a. Masjid Jam i d an M asjid H. Abdul G hani di Pulau B urn (K ecam atan Burn):b. Masjid Al-M ubaraq di Pu lau Karimun;c. K lentengT ua di P u lau Moro, Pulau K arim un, dan Pulau K undur;d. Makam k eram at di kaw asan Pantai Gading di Desa Gading;e. Makam si B adang di K ecam atan B uru; danf. Kerajaan Sulit di D esa Keban K ecam atan Moro.

(4) Kawasan p e ru n tu k a n w isa ta b u a tan sebagairnana d im ak su d p ada ayat (1) h u ru f c meliputi:a. galangan kapal trad isiona l di Pulau K arim un; danb. w isata be lan ja berada di Kota Tanjung Balai dan Kota T anjung Batu.

Pa sal 34

(1) Kawasan p e ru n tu k a n perm ukim an sebagairnana d im aksud dalam Pasal 23 h u ru f f terdiri atas:a. kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an perko taan ; danb. kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an perdesaan;

(2) Kawasan p e ru n tu k a n perm ukim an perko taan sebagairnana d im aksud pada ay a: (1) h u ru f a be rada di K abupaten K arim un dengan luas k u rang lebih 5 .2 2 4 .iS hektar.

(3) Kawasan p e ru n tu k a n perm ukim an perdesaan sebagairnana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b b e rad a te rseb a r disetiap kecam atan dengan luas k u rang lebih 3 .002,28hektar.

(4) Pada kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an sebagairnana d im aksud pada ayat (1) terdapat k aw asan perm ukim an tepi air konvensional dan m odern.

Pasal 35

Kawasan p e ru n tu k a n lainnya sebagairnana d im aksud dalam Pasal 28 h u ru f g adalahkawasan h u tan tan am an rakya t dengan luas k u rang lebih 1.234,94 hek tar.

Pasal 36

(1) Kawasan rek lam asi pan ta i sebagairnana d im aksud dalam Pasal 28 h u ru f hditujukan u n tuk :a. m em enuhi k e b u tu h a n ru an g perm ukim an perkotaan;b. pengem bangan p ra sa ra n a dan sa ran a transportasi; danc. perlindungan kaw asan pantai.

(2) Kawasan reklam asi pan ta i sebagairnana d im aksud pada ayat (1) meliputi;a. kaw asan rek lam asi pan ta i di K elurahan T anjung Balai, K elurahan Sungai Rava,

Desa Pangke, K elurahan pasir Panjang, Desa Pongkar, K elurahan pam ak, Kelurahan Teluk Uma, K elurahan Tebing, K elurahan Sungai Ayam, K elurahan Lubuk S em ut d an K elurahan Teluk Air di Pulau Karim un;

b. kaw asan rek lam asi pan ta i di Pulau K arim un Anak;c. Kawasan rek lam asi d iluar kaw asan pada h u ru f a dan h u ru f b yang

d iperun tukkan sebagairnana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b d iiakukan berdasarkan k e b u tu h a n dan hasil kajian;

(3) Dalam hal lu asan kaw asan reklam asi ak an d iten tu k an b e rd asa rk an hasil kajian;dan

(4) Ketentuan m engenai pengatu ran konstribusi reklam asi p an ta i akan d ia tu r lebihlanjut dengan P e ra tu ran D aerah.

Bagian Keempat Kawasan Budidaya Laut

Pasal 37

Kawasan p e ru n tu k an budidaya lau t sebagairnana d im aksud dalam Pasal 20 ayat (3; huruf b meliputi:a. kawasan p e ru n tu k a n a lu r pelayaran;b. kawasan potensi p e ru n tu k a n labuh jangkar;

22

c. kawasan potensi penam bangan tim ah;d. kawasan potensi penam bangan pasir laut;e. kawasan potensi p e rik an an tangkap;f. kawasan p e ru n tu k a n perikanan budidaya; dang. kawasan p e ru n tu k a n d aerah lingkungan kerja pelabuhan .

Pasal 38

(1) Kawasan p e ru n tu k an a lu r pelayaran sebagaim ana d im aksud dalam Pasai 37 huruf a m eliputi:a. pelayaran lalu lin tas a n ta r pulau;b. pelayaran lalu lin tas dom estik regional;c. pelayaran lalu lin tas in ternasional; dand. pelayaran rakyat.

(2) Ketentuan lebih lan ju t m engenai pem anfaatan a lu r pelayaran yang m enjadi kewenangan Pem erin tah D aerah d ia tu r dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 39

(1) Kawasan potensi p e ru n tu k a n lab u h jan g k ar sebagaim ana d im aksud dalam Pasai 37 h u ru f b d ite tapkan dengan b a ta s sebagai berikut:a. kaw asan labuh jan g k a r 1 dengan koordinat:

1. 103°25’13,8" B ujur Tim ur dan 1°8’8 ,2 1" Lintang U tara (simbol a);2. 103°30*3,6" B ujur Tim ur dan 1 °6’5 9 ,44" Lintang U tara (simbol b);3. 103°31,57,2" B ujur Tim ur dan 1°3’57,3" Lintang U tara (simbol c);4. 103°32’3,2" B ujur Tim ur dan 0°59’53" Lintang U tara (simbol d);5. 103°30’24,84" B ujur Tim ur dan 1°0T4,76" Lintang U tara (simbol e);6. 103°28*51,96" B ujur Tim ur dan 1°1*32" Lintang U tara (simbol f);7. 103°23’18,72" B ujur Tim ur dan 1°3’27" Lintang U tara (simbol g);8. 103°24T5,18" B ujur Tim ur dan 1°6’12,96" Lintang U tara (simbol h);9. 103°24’20,52" B ujur Tim ur dan 1 °5’27,4" Lintang U tara (simbol i);

10. 103°30’3,6" B ujur Tim ur dan 1 °0T,08" Lintang U tara (simbol j);11. 103°30T,08" Bujur Tim ur dan 0°59’4,2" Lintang Utara (simbol k):12. 103°27’2 4 ,12" B ujur Tim ur dan 0°59’4,92" Lintang Utara (simbol l);13. 103°27’27" B ujur Tim ur dan 0°59’55,8" Lintang Utara (simbol m);14. 103°25’48,6" B ujur Tim ur dan 1°2'36,4" Lintang U tara (simbol n); dan15. 103°23T4,28" B ujur Tim ur dan 1 °5’30,2" Lintang U tara (simbol o).

b. Kawasan labuh jan g k a r 2 dengan koordinat:1. 103°15’5,4" B ujur Timur dan 1°8’42" Lintang U tara (simbol a);2. 103°16’40" B ujur Tim ur dan 108 ,47,2'1 Lintang Utara (simbol b);3. 103°16’54,24" B ujur Tim ur dan 1°5’5,64" Lintang U tara (simbol c); dan4. 103°15’39,36" B ujur Tim ur dan 1°5’3,12" Lintang Utara (simbol d).

c. Kawasan lab u h jan g k a r 3 dengan koordinat:1. 103°14’4,2" B ujur Tim ur dan 1°3’45,6" Lintang Utara (simbol a);2. 103°16’35,76" B ujur Tim ur dan 1°3’39,6" Lintang Utara (simbol b);3. 103° 19’3 1,08" B ujur Tim ur dan 0°59’58,2" Lintang U tara (simbol c);4. 103°17’21,12" B ujur Tim ur dan 0°59’55,8" Lintang U tara (simbol d).5. 103°17T3,2" B ujur Tim ur dan 0°59’2,04" Lintang Utara (simbol e);6. 103° 19’28 ,56" B ujur Tim ur dan 0°54’29,16" Lintang Utara (simbol i);7. 103°14’41,64" B ujur Tim ur dan 0°54’26,64" Lintang Utara (simbol g).

d. Kawasan labuh jan g k a r 4 dengan koordinat:1. 103°29’29,04" B ujur Tim ur dan 0°57’48,24" Lintang Utara (simbol p);2. 103°30T,08" B ujur Tim ur dan 0°58’31,08" Lintang U tara (simbol q);3. 103°31*53,76" B ujur Tim ur dan 0°58’22,44" Lintang U tara (simbol r);4. 103°34’29,64" B ujur Tim ur dan 0°51’29,88" Lintang U tara (simbol s); dan5. 103°32’55,4" B ujur Tim ur dan 0°51T2,24" Lintang Utara (simbol t).

23

e. K aw asan lab u h jan g k a r 5 dengan koordinat:1. 103°32’43,44" B ujur T im ur dan 0°49,46,2" Lintang U tara (simboi u};2. 103°34’35.04" B ujur Tim ur dan 0°49’43,32" Lintang U tara (simboi v);3. 103°35’20,04" B ujur T im ur dan 0°45’40,88" Lintang Utara (simboi w); dan4. 103°33’48,6" B ujur Tim ur dan 0 045’38,16" Lintang U tara (simboi x).

(2) Pengelolaan K aw asan p e ru n tu k an Labuh Ja n g k a r pada ayat (1) m enjadi salah satu Sum ber P en d ap atan D aerah.

(3) Ketentuan lebih lan ju t m engenai pengelolaan kaw asan labuh jan g k ar d ia tu r dengan P e ra tu ran Bupati.

(4) Kawasan p e ru n tu k a n labuh jangkar sebagaim ana d irnaksud pada ayat. (1) digam barkan dalam peta rencana pola ru an g lau t dalam lam piran III yang m erupakan bagian yang tidak te rp isah k an dari P era tu ran D aerah ini.

Pasal 40

Kawasan potensi pe rtam b an g an tim ah sebagaim ana d irnaksud dalam Pasal 37 hu ru : c berada di dalam w ilayah perairan kabupaten .

Pasal 41

Kawasan potensi p en am bangan pasir lau t sebagaim ana d irnaksud dalam Pasal 37huruf d berada di dalam wilayah perairan kabupaten .

Pasal 42

(1) Kawasan po tensi p e rik an an tangkap sebagaim ana d irnaksud dalam Pasal 37 hu ru f e b e rad a di dalam wilayah perairan kabupaten .

(2) Kawasan p e ru n tu k a n perikanan. tangkap sebagaim ana pada ayat (Ij d iprioritaskan p ada Z onasi 0 - 2 Mil lau t d iuku r pada su ru t p asan g terendah garis pantai b e rd asa rk an potensi sum ber daya.

Pasal 43

d) Kawasan p e ru n tu k a n .perikanan budidaya sebagaim ana d irnaksud Pasal 37 huru.; f berada di sek ita r P u lau Sugi Bawah, Pulau Sugi Atas. d an Pulau Combo!.

(2) Kawasan p e ru n tu k a n perikanan budidaya sebagaim ana d irnaksud pada aval :1; d iperun tukan bagi pengem bangan m inapolitan.

Pasal 44

(1) Kawasan p e ru n tu k a n daerah lingkungan kerja pe labuhan sebagaim ana dirnaksud dalam Pasal 37 h u ru f g m eliputi wilayah perairan dan a a ra ta n pada pelabuhan atau term inal k h u su s yang d igunakan u n tu k kegiatan pelabuhan .

(2) K etentuan lebih lan ju t m engenai kaw asan p e ru n tu k an d ae rah lingkungan kerja pelabuhan d ia tu r dalam P era tu ran Bupati.

BAB VPENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

Pasal 45

(1) Kawasan stra teg is yang ada di K abupaten m eliputi:a. kaw asan stra teg is Nasional di wilayah K abupaten; danb. kaw asan stra teg is K abupaten.

24

(2) Rencana kaw asan stra teg is d igam barkan dalam pe ta dengan tingkat ketelitian minimal 1:50.000 sebagaim ana tercan tum dalam L am piran IV yang m erupakan bagian tidak te rp isa h k an dari P era tu ran D aerah

Pasal 46

Kawasan S trategis N asional di K abupaten K arim un sebagaim ana d im aksud dalampasal 45 ayat (1) h u ru f a terdiri a ta s :

a. kaw asan p e rb a tasan lau t Republik Indonesia te rm asu k 2 p u lau kecil terdepan yang te rd ap at di K abupaten K arim un m eliputi Pu lau Ivu Kecil/Tokong Hiu Kecil dan K arim un K ecil/K arim un Anak

b. kaw asan B atam , B in tan dan Karim un, sebagai K aw asan Perdagangan B ebas dan Pelabuhan Bebas.

Pasal 47

(1) Kawasan stra teg is k a b u p a ten dari su d u t kepentingan ekonom i meliputi:a. kaw asan p ertam b an g an granit di Pulau karim un; danb. kaw asan C oastal Area, kaw asan Meral Kamkong, dan kaw asan Sungai Pasir.

(2) Rencana ta ta ru a n g u n tu k kaw asan stra teg is k ab u p aten sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) d ite tap k an dengan P era tu ran Daerah.

3) Kawasan stra teg is k ab u p a ten sebagaim ana d im aksud pada ayat (!) d igam barkan dalam pe ta kaw asan stra teg is kabupaten dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaim ana te rcan tu m pada Lam piran IV yang m erupakan bagian yang tidak terp isahkan dari P e ra tu ran D aerah ini.

4) Kawasan yang d im aksud pada ayat (1) h u ru f b m eru p ak an K aw asan S trategis Cepat T um buh K abupaten Karim un.

BAB VIARAHAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian K esatu Um um

Pasal 48

1) Arahan p em an faa tan ru an g wilayah k ab u p aten rnem uat:a. a rah an perw u judan rencana s tru k tu r ruang;b. a rahan perw u judan ren can a pola ruang; danc. a rahan perw u judan rencana ta ta ruang kaw asan stra teg is kabupaten .

2) Pemanfaatan ru an g wilayah kabupaten sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) dilaksanakan m elalui p en y u su n an dan pe lak san aan program pem anfaa tan ruang sebagaimana te rcan tu m dalam lam piran V yang m eru p ak an bagian tidak terpisahkan dari P e ra tu ran D aerah ini.

Bagian KeduaA rahan Perw ujudan R encana S tru k tu r R uang

Pasal 49

1) Arahan p em an faa tan rencana s tru k tu r ruang sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 48 ayat (1) h u ru f a m eliputi:a. perw ujudan p u s a t keg iatan berupa sistem perko taan yang m eliputi PKW, PKL.

PPK;b. perw ujudan sistem ja rin g an p rasa ran a u tam a;c. peningkatan sistem jaringan energy/kelistrikan;

25

d. pen ingkatan sistem ja rin g an telekom unikasi;e. pen ingkatan sistem ja rin g an sum berdaya air; danf. pen ingkatan sistem ja rin g an p ra sa ra n a wilayah lainnya.

(2) Perwujudan p u sa t kegiatan sebagaim ana d im aksud ayat (1) h u ru f a m eliputi:a. pen ingkatan fungsi PKW T anjung Balai Karim un;b. pen ingkatan fungsi PKL Meral;c. pen ingkatan fungsi PKL Tanjung Batu;d. pen ingkatan fungsi PKL Moro;e. pen ingkatan fungsi PPK Tebing;f. Peningkatan fungsi PPK D arussalam ;g. pen ingkatan fungsi PPK Burn;h. pen ingkatan fungsi PPK Tanjung Berlian;i. pen ingkatan fungsi PPK Sebele;j. pen ingkatan fungsi PPK Sungai Buluh;k. pen ingkatan fungsi PPK Sawang; danl. pen ingkatan fungsi PPK Durai.

(3) Perwujudan sistem ja rin g an p ra sa ra n a u tam a sebagaim ana d im aksud ayat (ii huruf b m eliputi:a. pen ingkatan ja lan ;b. pem bangunan jem batan ;c. pen ingkatan term inal tipe B dan C;d. pem bangunan sub term inal agribisnis;e. pem bangunan ja la n stra teg is kabupaten ;f. pen ingkatan sa ra n a penyeberangan;g. pen ingkatan pe labuhan ; danh. pen ingkatan b a n d a r udara .

(4) Peningkatan sistem ja rin g an energy /kelistrikan sebagaim ana d im aksud ayat (ii huruf c meliputi:a. pe rluasan layanan listrik;b. pem bangunan pem bangkit listrik tenaga uap; danc. optim alisasi pem anfaa tan pem bangkit listrik tenaga m ikro hidro.

(5) Peningkatan sistem ja rin g an telekom unikasi sebagaim ana d im aksud ayat (1) h u ru f d meliputi:a. fasilitasi pengem bangan u sa h a pelayanan te lekom unikasi operator

sw asta/BUM N ;b. penataan dan efisiensi penem patan BTS;c. p em bangunan sistem se ra t optik;d. pem bangunan sistem m ikro digital; dane. pem bangunan sistem satelit.

(6) Peningkatan sistem ja rin g an sum berdaya air sebagaim ana d im aksud ayat (1) h u ru f e meliputi:a. p en a taan kaw asan resap an air; danb. pen ingkatan ja rin g an sum ber air baku.

(7) Peningkatan sistem ja rin g an p rasa ran a wilayah lainnya sebagaim ana d im aksud ayat (1) h u ru f f d ilak sanakan m elalui pem bangunan in sta lasi pengolahan air limbah secara terpadu .

Bagian KetigaA rahan Perw ujudan Pola R uang

Pasal 50

(1) Arahan p em an faa tan rencana pola ruang sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 48 ayat (1) h u ru f b m eliputi:a. perw ujudan kaw asan lindung; danb. perw ujudan kaw asan budidaya.

26

(2) Perwujudan k aw asan budidaya sebagaim ana d im aksud p ada avat (1) h u ru f meliputi:a. budidaya dara t; danb. budidaya lau t.

Pasal 51

Perwujudan kaw asan lindung sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 50 avat (1) h u ru f a meliputi:a. perwujudan kaw asan h u ta n lindung m eliputi:

1. reboisasi pada lah an -lah an kritis m elalui kerjasam a dengan berbagai lembaga peduli h u tan , lin tas in s tan s i pem erin tah dan m asyaraka t setem pat;

2. pengelolaan h u ta n lindung;3. penguatan m anajem en kaw asan dan pem an tapan blok lindung pada kaw asan

H utan L indung u n tu k m endukung kaw asan konservasi di a tasnya;4. penegakan h u k u m bagi ilegal logging dengan p en an g an an secara prevent'd,

persuasif, represif dan berkelan ju tan ;5. kegiatan rehab ilitasi kaw asan h u tan ; dan6. pem asangan tan d a b a ta s kaw asan.

b. perwujudan kaw asan yang m em berikan perlindungan te rh ad ap baw ahannva meliputi:1. reboisasi p ada kaw asan;2. pem asangan ta n d a b a ta s kaw asan resap an air; dan3. penanam an tan am an keras yang m em punyai daya serap a ir yang tinggi.

c. perwujudan kaw asan perlindungan setem pat meliputi:1. pem buatan tan d a b a ta s sem padan pan tai, sungai, dan d an au ;2. penyuluhan pada m asy arak a t agar tidak m elakukan penetrasi ke kaw asan

sem padan;3. penanam an tan am an keras yang berfungsi lindung;4. penertiban b an g u n an -b an g u n an yang m engancam kelestarian iingkungan di

sekitar sem padan sungai;5. menjaga sem padan pan ta i u n tu k m elindungi wilayah pan ta i d a n kegiatan yang

mengganggu ke lestarian fungsi pantai;6. penataan kaw asan sem padan pantai;7. penataan kaw asan sem padan sungai; dan8. penataan kaw asan sem padan d an au /w ad u k .

d. Perwujudan kaw asan cagar budaya, m eliputi :1. Pengendalian pem anfaa tan ruang yang akan m em pengaruhi kelestarian kaw asan

cagar budaya; - v2. Sosialisasi keberadaan kaw asan cagar budaya kepada m asyarakat; dan3. Memelihara dan m erevitalisasi kaw asan cagar budaya u n tu k m enjaga kelestarian

kawasan.e. Perwujudan kaw asan raw an b encana alam , m eliputi :

1. penyiapan fasilitas penyelam atan pada kaw asan ban jir ak iba t pasang su ru t air laut;

2. penyusunan program m itigasi bencana banjir, baik m itigasi s tru k tu ra i m aupun non stru k tu ra i;

3. rehabilitasi dan reboisasi kaw asan h u lu dan DAS;4. pem bangunan w aduk pengendali daya ru sak air (banjir);aan5. sosialisasi tekn is m itigasi banjir kepada m asyarakat terdam pak (potensiai

terdampak).6. pengendalian pem anfaa tan ruang dengan p em batasan kegiatan budidaya cl:

kawasan pesisir;7. penanam an m angrove di sek itar kaw asan pan tai; dan8. pem bangunan fisik d isepan jang pantai dengan m em perhatikan keten tuan

sempadan pan tai.

27

4. pencadangan k aw asan perm ukim an baru;5. pengadaan p e ru m ah an m elalui subsid i kreclit kepem ilikan rum ah sangai

sederhana;6. identifikasi k e b u tu h a n perum ahan dan penyediaan p e ru m ah an perdcsaan

melalui b a n tu a n pem erin tah dan pem bangunan p e ru m ah an sw adaya; dan7. identifikasi kelom pok perm ukim an perdesaan yang berada pada kaw asan

lindung dan m elakukan relokasi.g. perwujudan p e ru n tu k a n budidaya lain berupa kaw asan h u ta n tan am an rakyat

yang meliputi:1. fasilitasi kelom pok dalam izin pengelolaan h u ta n tan am an rakya t (HTR);2. pem asangan b a ta s lu ar kaw asan dan blok pem anfaa tan se rta blok perlindungan;3. pem bangunan p ra sa ra n a dan sa ran a pen d u k u n g u n tu k pem anfaa tan sum ber

daya air (pertanian , microhydro, k eb u tu h an air bersih); dan4. fasilitasi p em asa ran hasil p roduksi k e h u ta n an dan perkebunan .

Pasal 53

’erwujudan kaw asan bud idaya lau t sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 50 ay a t (2; huruf b meliputi:a. pembentukan b ad an pengelola kaw asan laut;b. penyiapan areal kaw asan lab u h jangkar;c. pendalaman a lu r kapal; dan ipenyusunan ren can a detil kaw asan laut.

Bagian KeempatArahan Perw ujudan R encana Tata Ruang K aw asan S trategis K abupaten

Pasal 54

rahan perw ujudan ren can a ta ta ruang kaw asan stra teg is k ab u p a ten sebagaim ana iimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) h u ru f c m eliputi:a. penyediaan p ra sa ra n a dan sa ran a k h u su s pendukung kegiatan pertam bangan

granit; danb. penyusunan m asterplan pengem bangan kaw asan u n tu k kaw asan Coastal Area.

kawasan Meral Kam kong, dan kaw asan Sungai Pasir.

BAB VIIKETENTUAN -PEN GEN DALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian K esatu Umum

Pasal 55

!1] Ketentuan pengendalian pem anfaatan ruang d igunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pem anfaatan ruang wilayah k abupaten .

2)Ketentuan pengendalian pem anfaa tan ruang sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1) terdiri atas:a. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi;b. ketentuan perizinan;c. ketentuan pem berian insen tif dan disinsentif; dand. arahan sanksi.

Bagian KeduaK eten tuan Um um P era tu ran Zonasi

Paragraf I Umum

Pasal 56

1) Ketentuan um um p e ra tu ran zonasi sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 55 aval (2) huruf a, d igunakan sebagai pedom an bagi Pem erintah D aerah dalam penyusunan peraturan zonasi.

2) Ketentuan um um p e ra tu ran zonasi sebagaim ana d im aksud p ada ayat (1} terdiri atas:a. ke ten tuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan lindung;b. ke ten tuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan budidaya; danc. ke ten tuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di

se p an jan g /sek ita r ja rin g an p ra sa ra n a nasional dan provinsi.3) Ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan lindung sebagaim ana

dimaksud p ad a ayat (2) h u ru f a terdiri atas:a. ke ten tuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan h u ta n lindung;b. ke ten tuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan yang m em berikan

perlindungan te rh ad ap kaw asan baw ahannya;c. ke ten tuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan perlindungan setem pat;d. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan cagar budaya;e. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan raw an b en can a alam ; danf. ke ten tuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan lindung lainnya.

1) Ketentuan um um p e ra tu ran zonasi budidaya sebagaim ana d im aksud pada ayat (2) huruf b terd iri a tas:a. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan budidaya dara t; danb. keten tuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan budidaya laut.

5) Ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di sepanjang/sekitar ja rin g an p rasa ra n a nasional dan provinsi sebagaim ana dimaksud pada ay a t (2) h u ru f c terdiri a ta s :a. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di sepanjang

jaringan p ra s a ra n a u tam a;b. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ru an g di sepanjang

jaringan energy /kelistrikan ;c. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di sekitar

jaringan telekom unikasi;'d. ketentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di sepanjang

jaringan su m b er daya* air; dane. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k pem anfaa tan ruang di

sepan jang /sek ita r ja ringan p rasa ra n a wilayah lainnya.

P a rag ra f2K eten tuan U m um P era tu ran Zonasi U ntuk K aw asan Lindung

Pasal 57

Ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan h u ta n lindung sebagaim ana iimaksud dalam Pasal 56 ayat (3) h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut: ikegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang bersifa t kom plem enter te rhadap fungsi h u ta n lindung sebagaimana d ite tap k an dalam p e ra tu ran peru n d an g -u n d an g an ; dan

2. kegiatan p em an faa tan ja sa lingkungan.

30

ikegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t m engikuti ke ten tuan peraturan p e ru n d an g -u n d an g an meliputi:1. pem bangunan p ra sa ra n a tran sp o rta si yang m elintasi h u ta n lindung; dan2. kegiatan penam bangan .

c, kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan meliputi:1. membangun kaw asan perm ukim an;2. melakukan kegiatan pertan ian yang tidak sesua i dengan k e ten tu an p era tu ran

perundang-undangan; dan3. kegiatan yang berpo tensi m engurangi luas kaw asan h u ta n dan tu tu p a n vegetasi. Ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang dim alcsud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

Pasal 58

\etentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan yang m em berikan periindungan ’.erhadap kaw asan baw ahannya sebagaim ana dirnaksud dalam Pasal 56 ayat (3) h u ru f )ditetapkan sebagai berikut:ikegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan m eliputi:1. penanam an tan a m an yang m em punyai daya serap air tinggi;2. wisata alam ; dan3. penyediaan su m u r resap an air.

ikegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t m eliputi:1. permukiman dengan p ersy ara tan tingkat k e rap a tan b an g u n an rendah (KDB

maksimum 20% dan KLB m aksim um 40%) yang dilengkapi dengan sum ur- sumur resapan ; dan

2. kegiatan p e rk eb u n an yang m em punyai daya serap a ir tinggi.c.kegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan bud idaya yang m enggangu fungsi kaw asan; dan2. permukiman ska la m enengah dan besar.

iKetentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d irnaksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

Pasal 59

(etentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan periindungan setem pat sebagaimana d irnaksud dalam Pasal 56 ayat (3) h u ru f c, yang m eru p ak an sem padan pantai ditetapkan sebagai berikut:ikegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan meliputi:

1. pem bangunan sa ra n a yang m endukung fungsi sem padan pan tai; dan2. kegiatan bud idaya lain yang sesuai dengan p e ru n tu k an kaw asan.

ikegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t m eliputi:1. kegiatan in d u stri m aritim yang m ernenuhi p e rsy ara tan lingkungan;2. kegiatan bud idaya pesisir, pariw isata, kem aritim an, dan kegiatan penunjang

industri p e rik an an dengan syara t m elakukan rehabilitasi kaw asan dan memberikan kom pensasi u n tu k m enjaga keberlan ju tan kegiatan yang sudah ada; dan

3. pembangunan p ra sa ra n a dan sa ran a tran spo rtasi yang m ernenuhi persyara tan lingkungan.

.kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak diperbolehkan m eliputi:1. kegiatan yang tidak m ernenuhi persyara tan teknis lingkungan; dan2. kegiatan yang m eru sak lingkungan pesisir.

iKetentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang dirnaksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

31

Pasal 60

Ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan perlindungan se tem pat sebagaim ana dimaksud dalarn Pasal 56 ayat (3) h u ru f c, yang m eru p ak an sem padan sungai iitetapkan sebagai berikut:a. kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan meliputi:

1. pem bangunan sa ra n a yang m endukung fungsi sem padan sungai;2. pem bangunan p ra sa ra n a lalu lin tas a ir dan b an g u n an pengam bilan,

pem buangan air, se rta sa ra n a pengendali sungai; dan3. kegiatan k e h u ta n an yang m endukung fungsi lindung.

b. kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan bersyara t meliputi:1. kegiatan budidaya p e rtan ian h o rtik u ltu r secara terba tas;2. kegiatan budidaya perikanan secara terba tas; dan3. kegiatan bud idaya perkebunan skala terbatas.kegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak d iperbolehkan ya itu m end irikan bangunan yang m engganggu fungsi sem padan sungai.

IKetentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 61

Ketentuan um u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan perlindungan setem pat mgaimana d im ak su d dalam Pasal 56 ayat (3) h u ru f c, yang m eru p ak an sem padan ianau/waduk d ite tap k an sebagai berikut: ikegiatan pem anfaa tan ru an g yang d iperbolehkan m eliputi:

1. pem bangunan sa ra n a m enun jang fungsi sem padan; dan2. penyediaan ru an g te rb u k a hijau.

).kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan bersyarat meliputi:1. pem bangunan fasilitas rekreasi dengan syara t tidak m engganggu fungsi

sempadan;2. pembangunan fasilitas olahraga dengan syarat tidak m engganggu fungsi

sempadan; dan3. pembangunan sa ra n a dan p rasa ran a lainnya yang tidak m enganggu fungsi

sempadan...kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak diperbolehkan ya itu pem bangunan sa ran a dan prasarana yang m enggangu fungsi sem padan.Ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t deftgan P eratu ran Bupati.

Pasal 62

etentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan cagar budaya sebagaim ana d im aksud lalam Pasal 56 ayat (3) h u ru f d d isu su n dengan k e ten tu an :t Kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan yaitu keg iatan yang d ilakukan

dengan tu juan u n tu k rekreatif, edukatif, ap resia tif dan religi.kegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t, kegiatan diluar kegiatan pada h u ru f a yang tidak m enganggu fungsi kaw asan'.egiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan yang uenganggu fungsi kaw asanKetentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada nuruf b diatur lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

32

Pasai 63

Ketentuan um u m p e ra tu ran zonasi kaw asan raw an b en can a alam sebagaim ana iimaksud dalam Pasai 56 ayat (3) h u ru f e d isu su n dengan ke ten tuan :

Kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan, meliputi:1. pem anfaatan ru an g u n tu k kegiatan penelitian ilm u pengetahuan ; dan2. m endirikan b an g u n an pem an tau bencana.Kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t, m eliputi :1. pengem bangan kegiatan budidaya pertan ian , pe rkem bunan dan kegiatan ruang

luar secara te rb a tas; dan2. pengem bangan kegiatan pariw isata te rb a tas dengan te tap m em perhatikan

karak teristik b encana alam ;kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu pengem bangan bangunan dengan in ten sitas tinggi.

Pasai 64

ketentuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan lindung lainnya sebagaim ana d im aksud alam Pasai 56 ayat (3) h u ru f f, yang berupa kaw asan koridor bagi jen is satw a a tau iota laut yang d ilindungi d ite tapkan sebagai berikut: kegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan meliputi:1. kegiatan p em an faa tan ru an g u n tu k kegiatan penelitian; dan2. kegiatan p em an faa tan ru an g yang m endukung pelestarian lingkungan kaw asan. kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan bersyara t meliputi:1. pem bangunan sa ra n a dan p rasa ran a pariw isata te rb a ta s yang berorientasi

lingkungan; dan2. pem bangunan sa ra n a pendidikan dan penelitian dengan syara t tidak

mengganggu lingkungan;kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu keg iatan pem anfaatan ruang yang d a p a t m eru sak ekosistem pesisir dan kelau tan .Ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

Paragraf 3K etentuan U m um P era tu ran Zonasi U ntuk Kawasan B udidaya D arat

Pasai 65

Ketentuan um um p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan budidaya d a ra t sebagaim ana iimaksud dalam Pasai 56 pada ayat (4) h u ru f a m eliputi:i.ketentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n h u ta n produksi;b. ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n pertan ian ;c. ketentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n pertam bangan ; iketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n industri;e.ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n pariw isata; [.ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an;?■ ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n reklam asi pantai; dan.ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n lainnya.

Pasai 66

Ketentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k an h u ta n produksi sebagaimana d im aksud dalam Pasai 65 h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut: ikegiatan p em an faa tan ruang yang diperbolehkan meliputi:

1. m engem bangkan kegiatan dengan syarat pada lah an yang m emiliki kesesuaian lahan;

33

2. m eningkatkan p roduk tiv itas h u tan produksi dan h u ta n rakya t dengan pn o rita s arahan pengem bangan per jen is kom oditi b e rd asark an produktiv itas lahan, akum ulasi p roduksi, d an kondisi penggunaan lahan;

3. aktivitas pengem bangan h u ta n secara berkelan ju tan ;4. aktivitas reboisasi a ta u penghijauan dan rehab ilitasi h u tan ;5. pem anfaatan hasil h u ta n secara terba tas; dan6. m endirikan b an g u n an dengan syarat m enun jang keg iatan pem anfaa tan hasil

hutan.i kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t ya itu kegiatan budi

daya lain d iluar keg iatan k e h u ta n an seuai potensi b e rd asa rk an keten tuanperundang-undangan yang berlaku.kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan meliputi:1. aktivitas pengem bangan budiclaya lainnya yang m engurangi lu as hu tan ;2. m enyelenggarakan pem anfaa tan lahan yang berdam pak negatif te rhadap

keseim bangan ekologis; dan3. aktivitas pengem bangan budidaya lainnya yang m engurangi luas h u tan .Ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud padahuruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 67

ketentuan um um p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n pertan ianebagaimana d im aksud dalam Pasal 65 h u ru f b d ite tapkan sebagai berikut: kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan p e rtan ian dengan su b sektornya be ru p a tan am an pangan, perkebunan , p e te rn ak an , perikanan d a ra t dan ho ltiku ltu ra;

2. pem bangunan p ra sa ra n a wilayah; dan3. pem bangunan sa ra n a d an p rasa ra n a perm ukim an perdesaan .

b. kegiatan pem anfaa tan ruang yang d iperbolehkan bersyara t ya itu kegiatan perkebunan ska la besar dengan syarat d idukung oleh stud i kelayakan dan stud i analisis m engenai d am p ak lingkungan.

c. kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan ya itu sem ua kegiatan pemanfaatan ru an g yang m engganggu fungsi kaw asan.

d. Ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 68

ketentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k an p ertam b an g an sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 65 h u ru f c d ite tapkan sebagai berikut:a. kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan ya itu p em bangunan sa ran a dan

prasarana p en d u k u n g kegiatan penam bangan; danb. kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan

ruang yang m engganggu fungsi kaw asan.c. Setiap pem anfaa tan ru an g di dalam kaw asan p e ru n tu k an pertam bangan h a ru s

menyediakan R uang T erbuka Hijau (RTH) m inim al 30 % dari luas pem anfaatan lahan sesuai dengan k e te n tu an yang berlaku.

Pasal 69

Ketentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k an in d u s tn sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 65 h u ru f d d ite tapkan sebagai berikut:a. kegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan yaitu p em bangunan sa ran a dan

prasarana yang m en d u k u n g kegiatan industri;

34

3.kegiatan p em an faa tan ru an g yang d iperbolehkan bersvara t ya itu kegiatan pem anfaatan ru an g yang b u k an kegiatan industri dengan sy ara t tidak m engganggu fungsi kaw asan; kegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaa tan ru an g yang m engganggu fungsi kaw asan ; dan

c. ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

ISetiap pem anfaa tan ru an g di dalam kaw asan p e ru n tu k a n in d u stri h a ru s menyediakan R uang T erbuka H ijau (RTH) m inim al 30 % dari luas pem anfaatan lahan sesuai dengan k e ten tu an yang berlaku.

Pasal 70

\etentuan um u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k an pariw isata sebagaim anadimaksud dalam Pasal 65 h u ru f e d ite tapkan sebagai berikut:a. kegiatan p em an faa tan ru an g yang d iperbolehkan ya itu pem bangunan sa ran a dan

prasarana yang m en d u k u n g kegiatan w isata;b. kegiatan p em an faa tan ruang yang d iperbolehkan bersvara t ya itu kegiatan

pem anfaatan ru an g yang b ukan kegiatan w isata dengan sy a ra t tidak m engganggu fungsi kaw asan;

c. kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

d. ketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

!. Setiap pem anfaa tan ru an g di dalam kaw asan p e ru n tu k a n pariw isata h a ru s menyediakan R uang T erbuka Hijau (RTH) m inim al 30 % dari luas pem anfaatan lahan sesuai dengan k e ten tu an yang berlaku.

Pasal 71

Ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 65 h u ru f f meliputi:a. K etentuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

perkotaan; danb. K etentuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

perdesaaan.

Pasal 72

jl) Ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k an perm ukim an perkotaansebagaim ana d im aksud dalam Pasal 71 h u ru f a m eliputi:a. ke ten tuan um u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

perkotaan; danb. ke ten tuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

perkotaan tepi air.2) Ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k an perm ukim an perkotaan

sebagaimana d im aksud p ada ayat (1) h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut:a. kegiatan pem anfaa tan ruang yang d iperbolehkan yaitu pem bangunan sa ran a

dan p ra sa ra n a pend u k u n g fungsi kaw asan p e rum ahan , kaw asan perkantoram kaw asan perdagangan dan jasa , kaw asan industry kaw asan pariw isata, ruang evakuasi bencana , dan ruang te rbuka hijau;

b. kegiatan p em an faa tan ruang yang d iperbolehkan b e rsy ara t ya itu kegiatan pem anfaatan ru an g non perko taan dengan syara t m en u n jan g fungsi kaw asan;

c. kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak d iperbo lehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ru an g yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

d. k e ten tu an lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada h u ru f b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

35

e. Setiap p em an faa tan ru an g di dalarn kaw asan perm uk im an perko taan h a ru s m enyediakan R uang T erbuka Hijau (RTH) m inim al 30 % dari lu as pem anfaatan lahan sesua i dengan k e ten tu an yang berlaku.

3) Ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an perkotaan tepi air sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b d ia tu r lebih lan ju t dengan Peraturan Bupati:

Pasal 73;

1) Ketentuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm uk im an perdesaan sebagaimana d im aksud dalam Pasal 71 h u ru f b meiiputi:a. ke ten tuan um um p e ra tu ran zonasi, kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

pedesaan; danb. ke ten tuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an

perdesaan tepi air.1) Ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm uk im an perdesaan

sebagaimana d im ak su d pada ayat (1) h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut:a. kegiatan pem anfaa tan ru an g yang d iperbolehkan ya itu p em bangunan sa ran a

dan p ra sa ra n a p en d u k u n g fungsi kaw asan perm ukim an perdesaan ;b. kegiatan p em an faa tan ruang yang d iperbolehkan b e rsy ara t ya itu kegiatan

pem anfaatan ru an g perko taan dengan syara t tidak m engganggu fungsi kaw asan;

c. kegiatan p em an faa tan ruang yang tidak d iperbo lehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ru an g yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

d. ke ten tuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

e. Setiap p em an faa tan ru an g di dalam kaw asan perm ukim an pedesaan h a ru s m enyediakan R uang T erbuka Hijau (RTH) m inim al 30 % dari luas pem anfaatan lahan sesua i dengan ke ten tu an yang berlaku.

3) Ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k a n perm ukim an perdesaan tepi air sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) h u ru f b d ia tu r lebih lan ju t dengan Peraturan Bupati.

Pasal 74

ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan reklam asi p an ta i sebagaim ana d im aksud ialam Pasal 65 h u ru f g d ite tapkan sebagai berikut: ikegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan m eiiputi:

1. pem bangunan sa ra n a dan p rasa ra n a pendukung pelabuhan ;2. pem bangunan sa ra n a dan p ra sa ra n a pendukung kegiatan industri;3. pem bangunan sa ra n a dan p rasa ra n a pendukung kegiatan pariw isata; dan4. Pembangunan sa ra n a dan p ra sa ra n a perm ukim an perkotaan .

bkegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang selain keg iatan pem anfaa tan ruang sebagaim ana d im aksud p ada h u ru f a. Setiap pem anfaa tan ruang di dalam kaw asan reklam asi pan ta i h a ru s menyediakan R uang T erbuka Hijau (RTH) m inim al 30 % dari luas pem anfaatan .ahan sesuai dengan k e ten tu an yang berlaku..

Pasal 75

etentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k a n lainnya berupa h u tan naman rakyat sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 65 h u ru f h d ite tapkan sebagai erikut:kegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan ya itu p en an am an jen is tanam an pokok dan tan a m an tum pangsari; dan

36

kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu keg iatan pem anfaatanruang selain p en an am an jen is tanam an pokok dan tan am an tum pangsari.

Paragraf 4K eten tuan U m um P era tu ran Zonasi K aw asan Budidaya. di Laut

Pasal 76

ketentuan um u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan bud idaya lau t sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 56 pada ayat (4) h u ru f b m eliputi:iketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n a lu r pelayaran;b.ketentuan um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n lab u h jangkar; ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan potensi pertam bangan tim ah; ketentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k kaw asan potensi pe rtam bangan pasir laut; ,ketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan potensi perikanan tangkap; ketentuan um u m p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan p e ru n tu k a n perikanan budidaya; danketentuan u m u m p e ra tu ran zonasi u n tu k K aw asan p e ru n tu k a n daerah lingkungan kerja pelabuhan .

Pasal 77

dentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k an a lu r pelayaran sebagaim ana imaksud dalam Pasal 76 h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut:kegiatan p em an faa tan ruang yang diperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang u n tu k keg iatan pelayaran;kegiatan p em an faa tan ru an g yang diperbolehkan bersyara t m eliputi:1. kegiatan p erik an an tangkap dengan syarat tidak m enggunakan a la t tangkap

statis; dan2. kegiatan p en am bangan dengan syara t p em batasan luas a rea dan w aktu

penam bangan.kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak diperbolehkan ya itu kegiatan pem anfaatan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; danketentuan lebih la n ju t m engenai pe rsyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

Pasal 78

.etentuan u m u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan p e ru n tu k an labuh jan g k a r sebagaim ana maksud dalam Pasal 76 h u ru f b d ite tapkan sebagai berikut: ikegiatan pem anfaa tan ru an g yang diperbolehkan yaitu labuh jangkar; kegiatan p em an faa tan ruang yang diperbolehkan bersyara t m eliputi:1. kegiatan p erik an an tangkap dengan syarat tidak m enggunakan a la t tangkap

statis; dan ^2. kegiatan p enam bangan dengan syara t pem batasan luas a rea dan w aktu

penambangan.kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaa tan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; dan..ketentuan lebih la n ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P eratu ran Bupati.

Pasal 79

ietentuan um um p e ra tu ra n zonasi kaw asan potensi pertam bangan tim ah sebagaimana d im aksud dalarn Pasal 76 h u ru f c d ite tapkan sebagai berikut: i kegiatan pem anfaa tan ru an g yang d iperbplehkan yaitu kegiatan penam bangan timah, a lu r pelayaran, dan labuh jangkar; ;

1 kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan bersyara t yaitu kegiatan perikanan tangkap dengan tidak m enggunakan a la t tangkap statis;

t kegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

iketentuan lebih lan ju t m engenai persyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 80

ietentuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan potensi pe rtam bangan pasir laut sebagaimana d im aksud dalam Pasal 76 h u ru f d d ite tapkan sebagai berikut: i kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan yaitu kegiatan penam bangan pasir laut;

i kegiatan pem anfaa tan ru an g yang d iperbolehkan bersyara t yaitu kegiatan perikanan tangkap dengan tidak m enggunakan a la t tangkap statis;

c. kegiatan pem anfaa tan ruang yang tidak d iperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

iketentuan lebih lan ju t m engenai persyarakan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu rah Bupati.

Pasal 81

Ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi kaw asan potensi perikanan tangkap sebagaim ana dimaksud dalam Pasal 76 h u ru f e d ite tapkan sebagai berikut:a.kegiatan pem anfaa tan ruang yang d iperbolehkan ya itu kegiatan perikanan tangkap; dan

i kegiatan p em an faa tan ruang yang tidak d iperbolehkan ya itu kegiatan pem anfaatan ruang selain -perikanan tangkap.

Pasal 82

iletentuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k an perikanan budidava sebagaimana d im aksud dafam Pasal 76 h u ru f f d ite tapkan sebagai berikut: i.kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan yaitu kegiatan perikanan budidaya dan kegiatan perikanan tangkap;

Is.kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan bersyara t yaitu kegiatan w isata dan kegiatan penelitian dengan syara t tidalc m engganggu fungsi kaw asan;

c.kegiatan pem anfaa tan ru an g yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan pem anfaatan ruang yang m engganggu fungsi kaw asan; dan

iketentuan lebih lan ju t m engenai pe rsyara tan sebagaim ana yang d im aksud pada huruf b d ia tu r lebih lan ju t dengan P era tu ran Bupati.

Pasal 83

'(etentuan um um p e ra tu ran zonasi kaw asan p e ru n tu k an daerah lingkungan kerja :elabuhan sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 76 h u ru f g d ite tapkan sebagai jerikut:i kegiatan pem anfaa tan ruang yang diperbolehkan yaitu pem bangunan sa ra n a dan

prasarana p en d u k u n g kegiatan pelabuhan; dan

38

b. kegiatan p em an faa tan ru an g yang tidak diperbolehkan yaitu keg iatan pem anfaatanruang yang m engganggu fungsi kaw asan.

Paragraf 5K eten tuan U m um P e ra tu ran Zonasi U ntuk Pem anfaatan Ruang

di Sepan jang Ja rin g an P rasa ran a Nasional dan Provinsi

Pasal 84

(etentuan um um p e ra tu ran zonasi sepan jang ja ringan p ra sa ra n a u ta m a sebagaim ana iimaksud dalam Pasal 56 ayat (5) h u ru f a d ite tapkan sebagai berikut:a. transportasi darat:

1. di sepan jang sistem ja rin g an ja lan nasional dan provinsi tidak d iperbolehkan adanya keg ia tan yang d ap a t m enim bulkan harnba tan lalu lin tas regional;

2. bangunan di sepan jang sistem ja rin g an ja lan nasional dan provinsi h a ru s memilki sem padan b an g u n an yang sesua i dengan p e ra tu ran perundang- undangan ;

3. lebar ru an g pengaw asan ja lan d ia tu r sesua i dengan p e ra tu ran perundang- undangan ; dan

4. lokasi term inal tipe B dan C d iarah k an pem bangunannya di lokasi yang strategis dan m emiliki ak ses ke ja la n kolektor prim er sesua i p e ra tu ran perundang- undangan .

transportasi laut:1. pelabuhan la u t h a ru s m emiliki kelengkapan fasilitas pen d u k u n g sesua i dengan

fungsinya; dan2. pe labuhan lau t h a ru s m em iliki akses ke ja lan kolektor prim er.transportasi udara :1, u n tu k m end irikan a ta u m engubah b an g u n an se rta m enanam a ta u m em elihara

pepohonan di dalam kaw asan keselarnatan operasi penerbangan (KKOP) tidak boleh m elebihi b a ta s ketinggian yang d ite tapkan p e ra tu ran perundang- undangan ; dan

2. pe labuhan u d a ra h a ru s m em ilki akses ke ja lan kolektor prim er.

Pasal 85

.etentuan um um p e ra tu ran zonasi sepan jang ja rin g an energ i/ke lis trikan ebagaimana d im ak su d dalam Pasal 56ayat (5) h u ru f b d ite tapkan sesua i p e ra tu ran erundang-undangan.

Pasal 86

(etentuan um um p e ra tu ra n zonasi u n tu k pem anfaa tan ru an g di sek ita r ja ringan telekomunikasi seb ag a im an a d im aksud dalam Pasal 56 ayat (5) h u ru f c d ite tapkan sesuai p e ra tu ran p e ru n dang -undangan .

Pasal 87

(etentuan um u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k pem anfaatan ru an g di sepan jang ja ringan lumber daya a ir sebaga im ana d im aksud dalam Pasal 56 ayat (5) h u ru f d beriaku mtatis m utandis u n tu k k e ten tu an um um p e ra tu ran zonasi u n tu k kaw asan perlindungan se tem p at sebagaim ana d im aksud d ia tu r dalam Pasal 60.

39

Pasal 88

ketentuan um u m p e ra tu ra n zonasi u n tu k pem anfaatan ru an g di se p an jan g /sek ita r aringan p ra sa ra n a wilayah lainnya sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 56 ayat (5) uruf e, yang b e ru p a tem pat pengolahan akh ir sam pah (TPA) d ite tapkan sebagai :erikut:a. TPA tidak d iperbolehkan d ibangun dalam rad ius ku ran g dari 1 (satu) kilom eter

dari kaw asan perm ukim an; dani TPA dilengkapi dengan sa ra n a dan p rasa ra n a p enun jang pengelolaan sam pah.

Bagian Ketiga K eten tuan Perizinan

Pasal 89

1) Perizinan sebagaim ana yang d im aksud dalam Pasal 55 ayat (2) h u ru f b m erupakan acuan dan d a sa r bagi pejabat yang berw enang dalam pem berian izin pem anfaatan ruang sesua i ren c a n a ta ta ruang.

2) Izin pem anfaa tan ru an g d iberikan oleh pejabat yang berw enang sesua i dengan kewenangannya b e rd asa rk an p e ra tu ran perundang -undangan .

3) Dalam hal p e ra tu ran p e ru n d an g -u n d an g an m ew ajibkan adanya rekom endasi Bupati sebagai d a sa r perizinan, izin pem anfaa tan ru an g d iberikan setelah m endapatkan rekom endasi Bupati.

1) Pemberian izin pem anfaa tan ruang d ilakukan m en u ru t p ro sedu r a ta u m ekanism e sesuai dengan k e ten tu an p e ra tu ran perundang-undangan .

Pasal 90

1) Jenis perizinan pem anfaa tan ruang sebagaim ana yang d im aksud dalam Pasal 89 ayat (1) terdiri a tas:a. izin lokasi;b. izin pene tapan lokasi;c. izin p em an faa tan tanah ;d. izin pertam bangan ;e. izin penggunaan lah an perairan ;f. izin pe lab u h an k h u su s ;g. izin u s a h a perikanan ; - •.h. izin u sa h a pengelolaan dan pengusahaan bu rung walet;i. izin pengam bilan dan. pem anfaa tan tanah ;j. izin m end irikan bangunan ;k. izin gangguan HO (hinder ordonantie);l. izin p em b an g u n an m enara telekom unikasi seluler;m. izin reklam asi; dann. izin kerja keruk .

2) ketentuan lebih lan ju t m engenai perizinan sebagaim ana d im aksud pada ayat (1J diatur lebih la n ju t dengan P era tu ran Bupati.

Bagian KeempatK etentuan Insentif dan D isinsentif

Pasal 91

1) Ketentuan in sen tif dan d isinsen tif sebagaim ana yang d im aksud dalam Pasal 55 ayat (2) h u ru f c m eru p ak an acuan bagi pejabat yang berw enang dalam pem berian insentif d an pengenaan disinsentif.

40

1) Insentif d iberikan u n tu k m endorong a ta u pem anfaa tan ru an g sesua i dengan rencana ta ta ru an g beserta rencana rincinya.

3) Disinsentif d ik en ak an te rh ad ap pem anfaatan ruang yang perlu dicegah, d ibatasi, atau d ikurang i keberadaannya.

Pasal 92

1) Pemberian insen tif sebagaim ana yang d im aksud dalam Pasal 91 ayat (2) meliputi:a. insentif fiskal, meliputi:

1. pem berian keringanan pajak, dan2. pengurangan retribusi.

b. Insentif non-fiskal, m eliputi:1. pem berian kom pensasi;2. subsid i silang;3. k em u d ah an perizinan;4. im balan;5. sewa ruang;6. u ru n saham ;7. penyediaan p ra s a ra n a dan sarana;8. penghargaan; dan9. publikasi a ta u prom osi.

2) Pemberian in sen tif d itu ju k an pada kaw asan -kaw asan yang h a ru s didorong perkem bangannya, m eliputi:a. kaw asan p erk o taan di wilayah K abupaten Karirnun;b. kaw asan p e rk eb u n an dengan kom oditas unggu lan kabupaten ;c. kaw asan pesisir P u lau Karirnun;d. kaw asan w isata;e. kaw asan p u sa t agropolitan di Pulau K undur;f. kaw asan p ertam b an g an gran it di Pulau Karirnun;g. pusa t m inapo litan di Pu lau Sugi Bawah;.h. kaw asan lab u h jangkar; dani. kaw asan Industri m an u fak tu r padat karya berorientasi ekspor di Pulau

Karirnun.

Pasal 93

1) Pemberian d isin sen tif sebagaim ana yang d im aksud dalam Pasal 91 ayat (3) meliputi:a. disinsentif fiskal, b e ru p a pengenaan pajak yang tinggi;b. disinsentif non fiskal, m eliputi:

1. kew ajiban m em befi-kom pensasi;2. p en sy ara tan k h u su s dalam perizinan;3. kew ajiban pem berian im balan; dan4. p em b a tasan penyediaan p rasa ran a dan sarana .

2] Pemberian d is in sen tif d itu ju k an terhadap keg ia tan-keg iatan yang h a ru s dikendalikan perkem bangannya, meliputi:a. kegiatan p e rta n ia n dan perkebunan yang berada p ada kaw asan iindung;b. kegiatan p e rtam b an g an di lu ar kaw asan pertam bangan; danc. kegiatan perm uk im an di kaw asan Iindung.

Pasal 94

.ietentuan lebih lan ju t m engenai insentif dan d isinsen tif d ia tu r dengan P eratu ran Bupati.

41

Bagian Kelima A rahan Sanksi

Pasal 95

Arahan sanksi sebagaim ana d im aksud dalarn Pasal 55 p ada ayat (2) hu ru f d m erupakan acu an bagi Pem erintah D aerah dalam pengenaan sanksi kepada pelanggar pem anfaa tan ruang.

2) Sanksi d ikenakan kepada setiap orang d a n /a ta u badan h u k u m yang m elakukan pelanggaran p en a taan ruang.

1) Pelanggaran pem anfaa tan ru an g sebagaim ana d im aksud pada ayat (2) meliputi:a. pem anfaa tan ru an g yang tidak sesuai dengan ren can a ta ta ruang;b. pem anfaatan ru an g yang tidak sesuai dengan izin pem anfatan ruang yang

diberikan;c. pem anfaatan ru an g tidak sesua i dengan persyara tan izin yang diberikan; dand. pem anfaa tan ru an g yang m enghalangi akses te rh ad ap kaw asan d inyatakan oleh

p e ra tu ran p e ru n d an g -u n d an g an sebagai milik um um .Pelanggaran p em an faa tan ru an g sebagaim ana d im aksud pada ayat (3) d ikenakan sanksi adm in istra tif berupa:a. peringatan tertu lis;b. penghentian sem en ta ra kegiatan;c. penghentian sem en tara pelayanan um um ;d. p enu tupan lokasi;e. pencabu tan izin;f. pem batalan izin;g. pem bongkaran b angunan ;h. pem ulihan fungsi ruang; d a n /a ta ui. denda adm inistratif.

Pasal 96

Peringatan te rtu lis sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 95 ay a t (4) h u ru f a diberikan oleh p e jab a t yang berw enang dalam penertiban pelanggaran pemanfaatan ru an g m elalui penerb itan su ra t peringatan te rtu lis sebanyak- banyaknya 3 (tiga) kali.Penghentian keg ia tan sem en tara sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 95 ayat (4) huruf b d ilak u k an m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penerbitan su ra t pe rin tah penghentian kegiatan sem en tara dari pejabat yang

berwenang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaa tan ruang;b. apabila pelanggar m engabaikan perin tah penghentian kegiatan sem entara ,

pejabat yang berw enang m elakukan penertiban dengan m enerb itkan su ra t keputusan pengenaan -sanksi penghentian sem en tara secara paksa terhadap kegiatan p em an faa tan ruang;

c. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban dengan m em beritahukan kepada pelanggar m engenai pengenaan sanksi penghentian kegiatan p em an faa tan ruang dan akan segera d ilakukan tindakan penertiban oleh a p a ra t penertiban ;

iberdasarkan s u ra t k ep u tu san pengenaan sanksi, pe jabat yang berw enang melakukan p en ertib an dengan b a n tu a n a p a ra t penertiban m elakukan penghentian keg ia tan pem anfaatan ruang secara paksa; dan

s. setelah keg ia tan pem anfaa tan ruang d ihen tikan , pe jabat yang berw enang melakukan pengaw asan agar kegiatan pem anfaa tan ruang yang d ihen tikan tidak beroperasi kem bali sam pai dengan te rpenuh inya kew ajiban pelanggar untuk m enyesua ikan pem anfaatan ruangnya dengan ren can a ta ta ruang dan/atau k e te n tu a n tekn is pem anfaatan ruang yang berlaku.

42

(3) Penghentian sem en ta ra pelayanan um urn sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 95ayat (4) h u ru f c d ilak u k an m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penerb itan su ra t pem beritahuan penghentian sem en tara pelayanan um um dari

pejabat yang berw enang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaatan ruang (m em buat su ra t pem beritahuan penghentian sem en tara pelayanan um um );

b. apabila pelanggar m engabaikan su ra t p em beritahuan yang disam paikan, pejabat yang berw enang m elakukan penertiban m enerb itkan su ra t keputusan pengenaan sanksi penghen tian sem en tara pelayanan um um kepada pelanggar dengan m em uat rincian jen is-jen is pelayanan um um yang akan d ipu tus;

c. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban m em beritahukan kepada pelanggar m engenai pengenaan sanksi penghen tian sem entara pelayanan um um yang akan segera d ilak sanakan , d iserta i rincian jenis-jenis pelayanan um u m yang ak an d ipu tus;

d. pejabat yang berw enang m enyam paikan perin tah kepada penyedia jasa pelayanan u m u m u n tu k m enghentikan pelayanan kepada pelanggar, disertai pen je lasan secukupnya;

e. penyedia ja s a pelayanan um um m enghentikan pelayanan kepada pelanggar; dan

f. pengaw asan te rh ad ap penerapan sanksi penghen tian sem en tara pelayanan um um d ilak u k an u n tu k m em astikan tidak te rd ap a t pe layanan um um kepada pelanggar sam pai dengan pelanggar m em enuhi kew ajibannya un tuk m enyesuaikan pem anfaa tan ruangnya dengan ren can a ta ta ru an g dan k e ten tu an tekn is pem anfaa tan ruang yang berlaku.

4) Penu tupan lokasi sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 95 ayat (4) h u ru f ddilakukan m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. penerb itan s u ra t pe rin tah p en u tu p an lokasi dari pejabat yang berw enang

m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaatan ruang;b. apabila pelanggar m engabaikan su ra t perin tah yang d isam paikan , pejabat yang

berw enang m enerb itkan su ra t k ep u tu san pengenaan san k si p en u tu p an iokasi kepada pelanggar;

c. pe jabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban dengan m em b eritah u k an kepada pelanggar m engenai pengenaan sanksi p en u tu p an lokasi yang a k an segera d ilaksanakan ;

d. b e rd asa rk an su ra t k ep u tu san pengenaan sanksi, pe jabat yang berw enang dengan b a n tu a n a p a ra t penertiban m elakukan p e n u tu p a n lokasi secara paksa; dan

e. pengaw asan te rh ad ap penerapan sanksi p e n u tu p a n iokasi, u n tu k m em astikan lokasi yang d itu tu p tidak d ibuka kem bali sam pai dengan pelanggar m em enuhi kew ajibannya u n tu k m enyesuaikan pem anfaa tan ru an g n y a dengan rencana ta ta ru an g dan k e te jitu an teknis pem anfaatan ru an g yang berlaku.

5) Pencabu tan izin sebagaim ana d im aksud dalam Pasal 95 ayat (4) h u ru f ed ilakukan m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. m enerb itkan s u ra t pem beritahuan sekaligus penca.butan izin oleh pejabat yang

berw enang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaa tan ruang;b. apabila pelanggar m engabaikan su ra t pem beritahuan yang d isam paikan ,

pejabat yang berw enang m enerbitkan su ra t k ep u tu san pengenaan sanksi p en cab u tan izin pem anfaa tan ruang;

c. pejabat yang berw enang m em beritahukan kepada pelanggar m engenai pengenaan san k si pencabu tan izin;

d. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban m engajukan perm ohonan p e n ca b u ta n izin kepada pejabat yang m emiliki kew enangan un tuk m elakukan p e n ca b u ta n izin;

e. pe jabat yang m em iliki kew enangan u n tu k m elakukan pen cab u tan izin m enerb itkan k e p u tu sa n pencabu tan izin, dan m em beritahukan kepada pem anfaat ru a n g m engenai s ta tu s izin yang telah d icabu t, sekaligus perin tah u n tu k m enghen tikan kegiatan pem anfaatan ru an g secara perm anen yang telah d icabu t izinnya; dan

43

f. apabila pelanggar m engabaikan perin tah u n tu k m enghen tikan kegiatan pem anfaa tan yang te lah d icabu t izinnya, pe jabat yang berw enang m elakukan penertiban keg ia tan ta n p a izin sesua i p e ra tu ran p e ru n d an g -u n d an g an yang berlaku.

|6) Pem batalan izin sebagaim ana d im aksud dalam Pasai 95 ayat (4) h u ru f f dilakukan m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. m em buat lem bar evaluasi yang berisikan perbedaan a n ta ra pem anfaa tan ruang

m en u ru t dokum en perizinan dengan a ra h a n pola pem anfaa tan ruang dalam rencana ta ta ru an g yang berlaku;

b. m em beritahukan kepada p ihak yang m em anfaa tkan ruang perihal rencana pem batalan izin, agar yang bersan g k u tan d ap a t m engam bil langkah-langkah yang d iperlukan u n tu k m engantisipasi ha l-ha l ak ibat pem bata lan izin;

c. m enerb itkan su ra t k ep u tu san pem batalan izin oleh pe jabat yang berw enang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaatan ruang;

d. m em beritahukan kepada pem egang izin ten tang k ep u tu san pem batalan izin;e. m enerb itkan su ra t k ep u tu san pem batalan izin d a n pejabat yang memiliki

kew enangan u n tu k m elakukan pem batalan izin; danf. m em beritahukan kepada pem anfaat ru an g m engenai s ta tu s izin yang telah

d ibatalkan .?) Pem bongkaran b an g u n an sebagaim ana d im aksud dalam Pasai 95 ayat (4) h u ru f g

dilakukan m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. m enerb itkan su ra t pem beritahuan perin tah pem bongkaran ban g u n an dari

pejabat yang berw enang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaatan ruang;

b. apabila pelanggar m engabaikan su ra t pem beritahuan yang d isam paikan , pejabat yang berw enang m elakukan penertiban m engeluarkan su ra t k ep u tu san pengenaan san k si pem bongkaran bangunan ;

c. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban m em beritahukan kepada pelanggar m engenai pengenaan sanksi pem bongkaran bangunan vang akan segera d ilak san ak an ; dan

d. berdasarkan su ra t k ep u tu san pengenaan sanksi, pe jabat yang berw enang m elakukan tin d ak an penertiban dengan b a n tu a n a p a ra t penertiban m elakukan pem bongkaran b an g u n an secara paksa.

ifl) Pemulihan fungsi ru an g sebagaim ana d im aksud dalam Pasai 95 ayat (4) h u ru f h dilakukan m elalui langkah-langkah sebagai berikut:a. m enetapkan k e te n tu an pem ulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian yang

haru s d ipu lihkan fungsinya dan cara pem ulihannya;b. pejabat yang berw enang m elakukan penertiban pelanggaran pem anfaatan

ruang m en erb itk an su ra t pem beritahuan perin tah pem ulihan fungsi ruang;c. apabila pelanggar m engabaikan su ra t pem beritahuan yang d isam paikan ,

pejabat yang berw enang m elakukan penertiban m engeluarkan su ra t k ep u tu san pengenaan san k si pem ulihan fungsi ruang;

d. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban , m em beritahukan kepada pelanggar m engenai pengenaan sanksi pem ulihan fungsi ru an g yang harus d ila k sa n ak a n pelanggar dalam jan g k a w aktu terten tu ;

e. pejabat yang berw enang m elakukan tindakan penertiban dan m elakukan pengaw asan p e lak san aan kegiatan pem ulihan fungsi ruang;

f. apabila sam pai jan g k a w aktu yang d iten tukan pelanggar belum m elaksanakan pem ulihan fungsi ruang , pe jabat yang bertanggung jaw ab m elakukan tindakan penertiban d a p a t m elakukan tindakan paksa u n tu k m elakukan pem ulihan fungsi ruang ; dan

g. apabila pelanggar pada saa t itu dinilai tidak m am pu m em biayai kegiatan pem ulihan fungsi ruang , pem erin tah d ap a t m engajukan p en etap an pengadilan agar pem ulihan d ilak u k an oleh pem erin tah a ta s beban pelanggar di kem udian hari.

44

Pasal 97

Ketentuan lebih lan ju t m engenai denda adm in istra tif sebagaim ana d im aksud dalam ’asal 95 ayat (4) h u ru f i d ia tu r dengan P eratu ran Bupati.

Pasal 98

Setiap orang yang m elakukan pelanggaran terhadap rencana ta ta ru an g yang telah ditetapkan d ap a t d ikenakan sanksi p idana sesua i k e ten tu an perundang-undangan .

BAB VIIIKELEMBAGAAN, HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian Kesatu Kelem bagaan

Pasal 99

jl) Dalam rangka m engkoordinasikan penyelenggaraan p en a taan ruang dan kerjasam a a n ta r se k to r /a n ta r daerah bidang p en ataan ru an g dibentuk: Badan Koordinasi P en a taan R uang Daerah.

2) Tugas, su su n a n organisasi, dan ta ta kerja B adan Koordinasi P enataan ruang Daerah sebagaim ana d im aksud pada ayat (1) se lan ju tnya d ite tapkan dengan K eputusan Bupati.

Bagian KeduaHak, Kewajiban dan Peran M asyarakat

Pasal 100

,Jak m asyarakat yang dijam in oleh P era tu ran D aerah ini meliputi:a. m engetahui ren can a ta ta ruang;b. m enikm ati p e rtam b ah an nilai ruang sebagai ak iba t p e n a taan ruang;c. m em peroleh penggantian yang layak a ta s kerugian yang tim bul ak ibat

pe laksanaan kegiatan pem bangunan yang sesuai dengan ren can a ta ta ruang;d. m engajukan k eb era tan kepada pejabat berw enang te rh ad ap pem bangunan yang

tidak sesua i dengan ren can a ta ta ruang di w ilayahnya;e. m engajukan tu n tu ta n pem batalan izin dan penghentian pem bangunan yang

tidak sesua i dengan fen can a ta ta ruang kepada pejabat berw enang; danf. m engajukan gugatan ganti kerugian kepada pem erin tah d a n /a ta u pem egang

izin apab ila keg ia tan pem bangunan yang tidak sesua i dengan rencana ta ta ruang m en im bu lkan kerugian.

Pasal 101

dalam pem anfaatan ruang , setiap orang wajib:a. m entaati ren can a ta ta ru an g yang telah d ite tapkan;b. m em anfaatkan ru an g sesua i dengan izin pem anfaa tan ru an g dari pejabat yang

berwenang;c. m em atuhi k e te n tu an yang d ite tapkan dalam persyara tan izin pem anfaatan

ruang; dand. m em berikan ak ses te rh ad ap kaw asan yang oleh k e ten tu an pera tu ran

perundang - u n d a n g an d inyatakan sebagai milik um um .

45

Pasal 102

Bentuk peran m asy arak a t dalam perencanaan ta ta ru an g m eliputi:a. m em berikan m asu k an dalam :

1. p e rs iap an p e n y u su n an rencana ta ta ruang;2. p e n en tu an a rah pengem bangan wilayah a ta u kaw asan;3. pengidentifikasian potensi dan m asalah p em bangunan wilayah a tau

kaw asan;4. p e ru m u san konsepsi rencana ta ta ruang; d a n /a ta u5. p en e tap an ren can a ta ta ruang.

b. kerja sam a dengan Pem erintah, Pem erin tah D aerah , d a n /a ta u sesam a u n su r m asy arak a t dalam perencanaan ta ta ruang.

2) Bentuk peran m asy arak a t dalam pem anfaatan ruang meliputi:a. pem berian m asu k an m engenai kebijakan pem anfaa tan ruang;b. kerja sam a dengan Pem erintah, Pem erintah D aerah , d a n /a ta u sesam a

u n su r m asy arak a t dalam pem anfaatan ruang;c. kegiatan m em anfaa tkan ruang yang sesua i dengan kearifan lokal dan rencana

tata ru an g yang te lah d ite tapkan;d. pen ingkatan efisiensi. efektivitas, dan keserasian dalam pem anfaatan

ruang d a ra t, ru a n g lau t, ruang udara , dan ru an g di dalam bum i dengan m em perhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan k e ten tu an p era tu ran perundang -undangan ;

e. kegiatan m enjaga kepentingan p e rtah an an dan keam anan serta m em elihara dan m en ingka tkan ke lestarian fungsi lingkungan h idup d an sum ber daya alam ; dan

f. kegiatan investasi dalam pem anfaatan ruang sesua i dengan ke ten tuan p era tu ran peru n d an g -u n d an g an .

Bentuk peran m asy arak a t dalam pengendalian pem anfaa tan ru an g meliputi:a. pem berian m asu k an terka it a rah an d a n /a ta u p e ra tu ran zonasi, perizinan,

pem berian in sen tif dan d isin sen tif serta pengenaan sanksi;b. k e ik u tse rtaa n dalam m em an tau dan m engaw asi pe lak san aan rencana

tata ru an g yang telah d ite tapkan;c. pelaporan kepada in s tan s i d a n /a ta u pejabat yang berw enang dalam hal

m enem ukan d u g aan penyim pangan a ta u pelanggaran kegiatan pem anfaatan ruang yang m elanggar rencana ta ta ruang yang telah d ite tapkan ; dan

d. pengajuan keb era tan terhadap k ep u tu san pejabat yang berw enang terhadap pem b an g u n an yang dianggap tidak sesuai dengan rencana ta ta ruang.

Pasal 103

dam rangka p em en u h an halt m asyarakat u n tu k m engetahui RTRW, Pem erintah aerah berkew ajiban u n tu k :menempatkan P e ra tu ran D aerah ten tang RTRW K abupaten dalam lem baran daerah;

o,mengumumkan d an m enyebarluaskan RTRW K abupaten melalui penem pelan/pem asangan peta rencana ta ta ruang yang b e rsan g k u tan pada tempat-tempat u m u m dan kan to r-kan to r yang secara fungsional m enangani rencana ta ta ru a n g tersebu t;

tmengumumkan P e ra tu ran D aerah ten tang RTRW K abupaten beserta ke ten tuan pelaksanaannya m elalui m edia cetak, elektronik a tau forum pertem uan ; dan

tmenyediakan P e ra tu ra n D aerah ten tang RTRW K abupaten b eserta peta. rencana tata ruangnya seca ra lengkap dan terbuka p ada d inas, b ad an , k an to r kecam atan dan kantor k e lu rah an .

4 6

Pasal 104

{\) Tata cara peran m asy arak a t dalam perencanaan ta ta ruang m eliputi:a. m enyam paikan m asu k an m engenai a rah pengem bangan, potensi dan m asaiah,

ru m u san k o n se p s i/ran c an g a n rencana ta ta ruang m elalui m edia kom unikasi d a n /a ta u forum pertem uan ; dan

b. kerja sam a dalam perencanaan ta ta ruang sesua i dengan keten tuan p e ra tu ran peru n d an g -u n d an g an .

(2) Tata cara peran m asy arak a t dalam pem anfaatan ru an g m eliputi;a. m enyam paikan m asu k an m engenai kebijakan pem anfaa tan ruang melalui

m edia kom unikasi d a n /a ta u forum pertem uan;b. kerja sam a dalam pem anfaatan ruang sesua i dengan keten tuan

p e ra tu ran peru n d an g -u n d an g an ;c. pem anfaa tan ru a n g sesua i dengan rencana ta ta ru an g yang telah ditetapkan;

dand. p e n aa ta n te rh ad ap izin pem anfaatan ruang.

(3) Tata ca ra peran m asy arak a t dalam pengendalian ta ta ru an g meliputi:a. m enyam paikan m asu k an terkait a ra h a n d a n /a ta u p e ra tu ran zonasi, perizinan,

pem berian in sen tif dan d isinsen tif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berw enang;

b. m em an tau dan m engaw asi p e laksanaan rencana ta ta ruang;c. m elaporkan k ep ad a in s tan s i d a n /a ta u pejabat yang berw enang dalam hai

m enem ukan d u g aan penyim pangan a ta u pelanggaran kegiatan pem anfaatan ruang yang m elanggar ren can a ta ta ruang yang telah d ite tapkan ; dan

d. m engajukan kebera tan terhadap k e p u tu sa n pe jabat yang berw enang te rh ad ap pem b an g u n an yang tidak sesuai dengan ren can a ta ta ruang.

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 105

|1) Dengan b erlak u n y a P e ra tu ran D aerah ini, m aka sem ua p e ra tu ran pe laksanaan yang m en g a tu r p en a taan ru an g D aerah yang telah ad a te tap berlaku sepanjang tidak b e rten tan g an dengan a ta u belum diganti b e rd asa rk an P e ra tu ran D aerah ini.

(2) Dengan berlak u n y a P era tu ran D aerah ini, m aka:a. izin p em an faa tan ru an g yang telah d ikeluarkan dan te lah sesua i dengan

k e ten tu an P e ra tu ran D aerah ini tetap berlaku sesua i dengan m asa berlakunya;b. izin p em an faa tan ru an g yang telah d ikeluarkan tetapi tidak sesua i dengan

k e ten tu an P e ra tu ran D aerah ini beriaku keten tuan :1. u n tu k yang belum d ilaksanakan pem bangunannya, izin te rseb u t a isesu a ik an

dengan fungsi kaw asan berdasarkan P era tu ran D aerah ini;2. u n tu k yang su d ah d ilak sanakan pem bangunannya, d ilakukan penyesuaian

dengan m asa tran s is i se lam a 3 (tiga) tah u n ; dan3. u n tu k yang su d a h d ilak sanakan pem bangunannya dan tidak m em ungkinkan

u n tu k d ilakukan penyesuaian dengan fungsi kaw asan berdasarkan P e ra tu ra n D aerah ini, izin yang telah d iterb itkan dapat. d ibata lkan dan te rh ad ap kerug ian yang tim bul sebagai ak ibat pem bata lan izin te rseb u t dapat d iberikan penggantian yang layak.

c. pem anfaa tan ru an g di daerah yang diselenggarakan tan p a izin dan b e rten tangan dengan k e ten tu an dengan P era tu ran D aerah ini, d itertibkan dan d isesua ikan dengan P e ra tu ran D aerah ini.

d. pem anfaa tan ru an g yang sesuai dengan k e ten tu an P e ra tu ran D aerah ini, d ipercepat u n tu k m en d ap atk an izin yang diperlukan.

47

BAB XKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 106

|1) Peraturan D aerah ten tan g R encana Tata R uang W ilayah K abupaten K arim un Tahun 2011-2031 dilengkapi dengan D okum en R encana T ata R uang Wilayah Kabupaten K arim un d an peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaim ana tercantum dalam Album Peta yang m erupakan bagian yang tidak te rp isah k an d an Peraturan D aerah ini.

3 Dalam hal te rd a p a t p en e tap an kaw asan h u ta n oleh M enteri K ehu tanan terhadap bagian W ilayah K abupaten yang kaw asan h u tan n y a belurn d isepakati pada saat Peraturan D aerah ini d ite tapkan , rencana d an album peta d isesua ikan dengan peruntukan kaw asan h u ta n berd asark an hasil pene tapan M enteri K ehutanan.

H) Pengintegrasian p e ru n tu k a n kaw asan h u tan b e rd asa rk an penetapan Menteri Kehutanan ke da lam RTRW k ab u p a ten K arim un d ia tu r dengan P era tu ran Bupati.

IjJangka w ak tu RTRW K abupaten berlaku u n tu k 20 (dua puluh) tah u n sejak ditetapkan dalam P e ra tu ran D aerah dan d ap a t d itin jau kem bali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tah u n .

} Dalam kondisi lingkungan stra teg is te rten tu yang berka itan dengan bencana alam skala besar d a n /a ta u p e ru b ah an ba tas teritorial w ilayah kab u p aten yang ditetapkan dengan p e ra tu ra n p e ru n dang -undangan , RTRW K abupaten Karim un dapat d itin jau kem bali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tah u n .

Jiasaat P e ra tu ran D aerah ini m ulai berlaku, P era tu ran D aerah K abupaten K arim un W 12 T ahun 2002 ten tang P enataan Ruang W ilayah K abupaten K arim un d icabut fdinyatakan tidak berlaku.

fcturan D aerah ini m ulai berlaku pada tanggal d iundangkan .

I: setiap o rang m engetahu inya, m em erin tahkan pengundangan P era tu ran D aerah iengan p en em p atan n y a dalam Lem baran D aerah K abupaten Karim un.

BAB XIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 107

Pasal 108

• . i t

D itetapkan di Tanjujfig Balai Karim un pada tanggal 28 Dpsember 2012

langkan di T an jung Balai Karim un tanggal 28 . Desember 2012

fTARISJ^AERAH KABUPATEN KARIMUN,

| ran d a e r a h k a b u p a t e n k a r im u n t a h u n 2 0 1 2 n o m o r 7

48