bupati basel peserta bikepacker -...

17
1 Bupati Basel lepas Bikepacker 185 peserta Hal 6 Kominfo Agustus 2017 08

Upload: dinhkien

Post on 30-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Bupati Basel lepas

Bikepacker185 pesertaHal 6

K o m i n f o

Agustus 2017

08

2 3

Justiar Secara Resmi BukaToboali City On Fire Season II

Bupati Basel Lepas 185 Peserta Bikepacker

Pameran, Ajang Promosi Produk Lokal

Mural, Kurangi Aksi Vandalisme

Atraksi Barongsai Pukau Para Pengunjung

Festival Kreasi Daerah, Dongkrak Pariwisata Basel

Melukis Tudung Saji, Bangkitkan Kebanggaan Akan Tradisi

Festival Band Ajang Jaring Lagu Daerah Terbaik

Langit Pantai Nek Aji Dihiasi Warna-Warni Layang-Layang

Gali Budaya Daerah Lewat Toboali City on Fire Tourism Movie Festival

Toboali Photography Competition

Gelaran Kedua Kalinya, Toboali Fashion Carnival Semakin

Dibanjiri Penonton

FamTrip dan City Tour

Nganggung Dulang, Wujud Semangat Gotong Royong

Dengan Touring, Kenalkan Bangka Selatan

Ritual Adat Buang Jung

Keseruan Malam Puncak Toboali City on Fire Season II

Mei Vina Sari, S.Kom

Edo lebiro, S.I.Kom (ero)

Nenti, A.MdAbu Bakar, SE.Neneng Nurlela, S.I.KomFitri gabriella

Penanggungjawab Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangka Selatan

Kabid Kominfo Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Bangka Selatan

Bagi para pembaca yang ingin artikelnya dimuat di Buletin Junjung Besaoh, silahkan kirim ke Redaksi berupa softcopy atau email redaksi

Buletin

Buletin

Edo lebiro (erokfo)Edi saputra (edskfo)

Assalamualaikum, Wr. Wb. Salam Sejahtera,

Puji dan syukur, senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang tiada hentinya melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk terus berkarya cipta. Diawal kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh panitia dan semua pihak yang turut mendukung serta berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan event kepariwisataan yaitu “Toboali City on Fire Sea-son II”.

Penyelenggaraan rangkaian event ini, merupakan salah satu upaya kita untuk membangun kembali dan memerikan wajah baru bagi sektor Kepariwisataan di Kabupaten Bangka Selatan yang selama ini tenggelam dalam citra yang negatif dari hiruk pikuk aktivitas penambangan yang merusak lingkun-gan. Rangkaian Event ini adalah upaya dalam melestarikan, mengembangkan serta memperkenalkan Pariwisata, Seni dan Budaya yang ada di Kabupaten Bangka Sela-tan kepada masyarakat luas dan juga sebagai salah satu media bagi para seniman, kelompok komunita, pemuda pemudi serta masyarakat untuk menampilkan krea-tivitas dan potensi-potensi yang ada.

Mengingat stragteginya rangkain event “Toboali City on Fire Season II” ini, dalam membangkitkan kembali “Ruh” kebanggaan akan pelestarian dan pengem-bangan Seni Budaya lokal serta sebagai media untuk memperkenalkan Potensi-potensi Wisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan maka atas nama pribadi maupun selaku pimpinan daerah, saya sangat mendukung penyelenggaraan event “Toboali City on Fire Season II” ini.

Semoga seluruh lapisan masyarakat dapat ikut menunjukan kreativitas dan ino-vasinya sehingga Pariwisata, Seni dan Budaya tak hanya berfungsi sebagai hiburan semata akan tetapi mampu memberi inspirasi, membangkitkan semangat dan menjadi pencerah kehidupan bagi Masyarakat Bangka Selatan dan saya menghara-pkan agar seluruh pihak terus berkolaborasi dan bekerjasama agar event “Toboali City on Fire Season II” ini dapat menjadi agenda rutin event pariwisata Kabupaten Bangka Selatan di masa-masa mendatang dan menjadi event wisata khas Kabu-paten Bangka Selatan. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi segala upaya kita dalam membangun Pa-riwisata, Seni dan Budaya dan Olahraga daerah untuk Indonesia yang lebih baik. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

BUPATI BANGKA SELATAN

Drs. H. JUSTIAR NOER, ST., MM., M.Si

Hal 4

Hal 8

Hal 6

Hal

19

Hal 9

Dr. Ir. Timbul P.M Panjaitan, MA

3

6

8

9

10

11

12

13

14

15

16

19

22

24

26

27

28

4 5

Toboali - Bupati Bangka Selatan, Drs. H. Justiar Noer, ST, MM, MSi membuka acara Toboali City On Fire (TCoF) Season II, pada Jumat (28/7/2017) di lapangan

bola Pantai Laut Nek Aji. Event bertaraf nasional, dalam rangka memperkenalkan pariwisata dan budaya Kabupaten Basel ini merupakan un-tuk kali kedua yang berlangsung selama 3 hari, dimulai tanggal 28 sampai dengan 30 Juli 2017. Acara ini akan dipusatkan di Lapangan Laut Nek Aji. Nantinya juga, hari Senin (31/7/2017) akan diselenggarakan Buang Jung di Desa Kumbung, Lepar Pongok.

Pembukaan acara TCoF season II ditandai dengan tarian “Pesona Kebhinekaan” dan di-saksikan acara langsung dan pelepasan burung merpati oleh Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer bersama Unsur Forkopimda Bangka Selatan (Ba-sel) dan tamu undangan. Mengusung tema “The Power of Culture” dimana keragaman suku dan

budaya perekat bagi persatuan dan kesatuan Bangsa dan merupakan manifestasi dari seman-gat prularisme demi terjaganya keharmonisan antar etnis, mengangkat pesona seni dan budaya dalam warna kebhinekaan.

Semangat kebhinekaan yang berapi-api yang dituangkan dalam berbagai rangkaian pagelaran budaya, lomba, serta festival-festival multietnis. “Melalui tema ini diharapkan mam-pu meningkatkan semangat Nasionalisme dan Prularisme serta melalui pagelaran-pagelaran budaya berbagai suku bangsa di Daerah Bangka Selatan yang diharapkan dapat memberdayakan dan melestarikan budaya lokal,” ungkap Justiar saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara di depan para peserta dan pengunjung.

Disamping itu, Justiar berharap, event ini dapat memberikan Peluang kepada masyarakat, pelaku seni dan industri kreatif untuk mengem-bangkan dan memperkenalkan hasil apresias-

inya yang dapat dinikmati masyarakat sekaligus menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bangka Selatan.

Sementara, Ketua Pelaksana Toboali City on Fire (TCoF) Season II, Haris Setiawan menu-turkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya sangat mendukung dan menyambut baik event ini pada saat launching TCOF Season II 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu (26/7) malam yang juga dihadiri Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman.

“Semoga kegiatan ini berjalan dengan baik, dan masyarakat bisa menikmati perayaan event ini serta berdampak positif terhadap pariwisata Bangka Selatan,” harap dia.

Dalam kesempatan itu, Ia mengatakan tujuan dilaksanakan kegiatan ini, untuk mem-promosikan Pariwisata daerah agar dapat menjadi salah satu Destinasi Wisata di Provinsi

4 5

Headline Headline

Kepulauan Bangka Belitung, sebagai momentum untuk membangun dan membentuk citra baru bagi sektor kepariwisataan daerah. Selanjutnya, untuk memperkenalkan serta mengembangkan ragam kesenian dan budaya daerah sebagai daya tarik wisata sekaligus mendukung program Ke-menterian RI dalam rangka meningkatkan kun-jungan wisatawan melalui event Pariwisata yang berkualitas.

“Ini menjadi wadah bagi para pelaku seni dan industri kreatif, para pelaku usaha pariwisa-ta di Kabupaten Bangka Selatan untuk berkreasi dan melestarikan budaya daerah,” imbuh Haris.

Mendulang sukses penyelenggaraan tahun lalu, TCoF semakin mendapatkan animo luar biasa. Ribuan masyarakat dari berbagai kota me-madati kawasan Pantai Laut Nek Aji untuk men-yaksikan ragam acara.

Sementara itu Ketua TP. PKK Basel, Ekawati Justiar bersama Ibu Elly Zia David beserta rom-

bongan mengunjungi stand pameran Toboali City On Fire. Sebanyak 18 stand pameran pelaku usaha terdiri dari sponsorship, komunitas dan UMKM. Pameran sendiri berlangsung hingga 28 Juli 2017 mendatang.

Kegiatan TCoF memiliki 16 agenda, yakni Bikepacker Tour The Habang, Toboali Photo Com-petition, Toboali Oriental Mural Festival, Pameran UMKM, Komunitas dan Kuliner, Festival Tari Kreasi Daerah, Zumba Party, Lomba Melukis Tudung Saji, Festival Band, Festival Layang-Layang, Toboali Fash-ion Carnival, Pawai Budaya, Pertunjukan Budaya, Nganggung 1000 Dulang, dan Touring Yamaha, serta Ritual Adat Buang Jung.

Adapun para peserta terdiri dari Fotografer, Bikepacker Nusantara dan Nasional, Blogger dan Writer Nasional, Crew TV swasta Nasional, Biro Per-jalanan Wisata, Pelaku Seni dan Budaya, UMKM, Wisatawan Nusantara dan Mancanegara, bebera-pa Komunitas dan masyarakat umum. (*erokfo)

Justiar Sec ara Resmi Buka

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

6 7

Kabar Kite Kabar Kite

6 76 7

Toboali - Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer,

melepas 185 peserta Bikepacker dari Toboali,

yang merupakan titik awal keberangkatan menuju

Lepar Pongok, di Laut Nek Aji, Jumat (28/7/2017).

Sejak pukul 8.00 WIB, peserta telah siap dilokasi

keberangkatan, bahkan terlihat ratusan masyarakat

telah memenuhi Lapangan Laut Nek Aji.

Didampingi Wakil Bupati Bangka Selatan, Riza

Herdavid, Sekretaris Daerah, Suwandi, Aks, Ketua TP

PKK Basel sekaligus Pembina TCOF, Ekawati Justiar,

beserta Wakil TP PKK Basel, Elizia Riza Herdavid,

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga

sekaligus Ketua Pelaksana, Haris Setiawan, Wakil

Ketua Pelaksana, Emaniar didampingi Ketua Pelaksana

Bidang Publikasi Adriadi, Unsur Forkopimda Basel,

dan Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Bangka Selatan, pelepasan tersebut ditandai dengan

pengibaran bendera start.Peserta Bikepacker akan menem¬puh rute Toboali,

menuju Pelabuhan Sadai, melakukan penyebrangan

ke Pelabuhan Penutuk dengan langsung mengunjungi

wisata sejarah Benteng Penutuk dilanjutkan ke Pantai

Lampu. Dilokasi tersebut, para bikepacker mendirikan

tenda dan Camping di dekat Pantai dan mengikuti

beragam aktifitas, mereka diajak berpetualang

untuk menjelajahi keindahan alam Bangka Selatan.

Pada Hari kedua, Sabtu (29/7/2017) peserta

diajak menikmati keindahan bawah laut,

mengekplore Pulau Kelapan. Setelah puas

menikmati kekayaan bawah laut di Pulau

Kelapan, mereka kembali mengikuti agenda

yang telah dipersiapkan panitia yakni

kembali melakukan penyebrangan menuju

Desa Wisata Tukak dan langsung kembali

ke Kota Toboali, dengan agenda selanjutnya

pada di hari ketiga, Minggu (30/7/2017)

mereka akan menyaksikan Toboali Fashion

Carnival. Peserta Bikepacker ini bukan hanya dari wilayah

Toboali, akan tetapi juga turut hadir dan berpartisipasi

dari beberapa kota seperti Pangkalpinang, Sungailiat,

Muntok, bahkan dari Palembang, Prabumulih,

Padang, Jakarta, Bekasi, Depok, Bandung, Bogor,

Purwokerto, Semarang, dan Yogyakarta.

Event ini merupakan salah satu promosi wisata

yang ada di Bangka Selatan, seluruh potensi dan

keanekaragaman wisata yang ada, dikenalkan kepada

para peserta. Berdasarkan pantauan Tim Kominfo

di lapangan, saat ini memang semakin banyak

penggemar olahraga Gowes di kalangan masyarakat

Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka

Selatan. Tingkat kesadaran masyarakat akan hidup

sehat sudah mulai tinggi sehingga kondisi seperti ini

tentu harus didukung oleh semua pihak. (*erokfo)

BikepackerPeserta

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

8 98 9

Kabar Kite Kabar Kite

8 9

Ajang Promosi Produk Lokal

PAMERAN,

Toboali - Sebanyak 18 pelaku usaha terlibat dalam pameran UMKM, Komunitas dan Kuliner, event Toboali City on Fire (TCoF) Season II, Jumat (28/7/2017) di Lapangan Laut Nek Aji.

Acara tersebut sengaja digelar untuk memperkenalkan produk-produk asli Bangka Selatan ke luar daerah dan merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk kerajinan lokal.

Ajang ini merupakan media pembuka peluang investasi juga pengenalan dan pemasaran hasil karya pengusaha, UMKM, dan komunitas di Bangka Selatan. Pameran ini juga diharapkan dapat menjadi pemicu bangkitnya ekonomi kreatif dan semangat berkreasi para pelakunya.

Acara yang bertajuk “The Power of Culture” ini dibuka selama 3 (tiga) hari dari mulai tanggal 28-30 Juli 2017. Tampak dihadiri Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer, bersama Wakil Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, Kapolres, Danpos AL Toboali, Ketua TP PKK Kabupaten Bangka Selatan, Ekawati Justiar, Wakil Ketua TP PKK Basel, Elizia Riza Herdavid, Unsur Forkopimda, Unsur Pemda Bangka Selatan serta ribuan masyarakat. Selain itu, sejumlah pejabat dari intansi di Pemerintah Kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turut hadir dalam acara tersebut.

Terpantau, beberapa stand memamerkan ragam produk yang merupakan karya lokal diantaranya kerajinan dan makanan. Selain mempromosikan berbagai produk lokal, pada acara pameran juga diadakan pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah. (*ero)

Mu

ral,K

ura

ng

i A

ksi

Va

nd

alis

me

oboali - Sepanjang tembok kampung Batu Licin Toboali terlihat menarik dengan karya seni gambar mural yang dihasilkan

oleh Seniman baik Lokal maupun Luar Daerah seperti Jakarta dan Yogjakarta, Jumat (28/7/2017). Dengan bertemakan Chinese Oriental, sejumlah 34 orang seniman tampak sedang melukis gambar yang berkaitan dengan kebudayaan tionghoa.

Karya seni yang dibuat sejak pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB ini menampilkan ragam pesan moral yang dikemas dalam gambar yang nantinya penilaian disesuaikan dengan tema. Kemudian dilihat dari orisinalitas, dan harmonisasi seperti kerapian, warna, proporsi serta artistic. "Untuk teknik, alat dan bahan bebas sesuai dengan kreatifitas para peserta," ungkap Koordinator Toboali Mural Oriental Festival, Vincent Tattoo kepada tim redaksi.

Seni Mural Dinding ini merupakan seni menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian, lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu.

Vincent menjelaskan, kompetisi ini tidak hanya ditujukan sebagai media mempercantik kota tetapi juga sebagai wadah membentuk kerjasama dan mengasah kreativitas jiwa seni. "Event ini positif, seniman bisa berkreasi, menyalurkan ide sekaligus mempercantik kota Toboali, dan yang terpenting ini menjadi semangat bagi pemuda yang lain agar lebih cinta akan daerah sendiri dengan tidak melakukan aksi vandalisme. Seni mural tidak dimaknai sebagai tontonan tapi tuntunan karena ada pesan moralnya di dalam lukisannya," ujar penggiat seni asal ampera ini. (*ero)

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

10 1110 11

Kabar Kite Kabar Kite

10 11

Atraksi

Pukau Para PengunjungBarongsaiBarongsai

Toboali - Penyelenggaraan Toboali City on Fire (TCoF) Season II, semakin ramai dikunjungi masyarakat. Event hari ini tak hanya menampilkan pameran UMKM, komunitas dan kuliner saja, pasalnya tampak hadir hiburan atraksi Barongsai ditengah lapangan Terminal Toboali, Jumat (28/7/2017).

Sesuai dengan tema memperkenalkan budaya Bangka Selatan, sebanyak 40 peserta memperebutkan total hadiah sebesar Rp 40 juta. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun menikmati atraksi komunitas barongsai yang berasal dari berbagai daerah dalam maupun luar daerah Bangka Selatan. Sesekali, mereka menampilkan atraksi berdiri dengan memakai dua kaki. Seorang yang menggerakkan bagian depan diangkat oleh rekannya yang ada di belakang.

Dengan motto keharmonisan perpaduan budaya tionghoa dan melayu memberikan warna tersendiri di Bangka Selatan. Komposisi ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk mengapresiasikan bakat dan minat kesenian kebudayaan tionghoa, serta sebagai penguat semangat pluralisme dan kecintaan pada keberagaman etnis di Bangka Selatan.

Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer menuturkan keberagaman merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang terkenal dari dulu kala, beragam budaya, etnis, tradisi yang berbeda membaur menjadi satu kesatuan kebersamaan yang indah di bumi nusantara. Demikian juga di Kabupaten Bangka Selatan tak lepas dari pembauran berbagai etnis, hidup rukun dan harmonis yang dalam kurun waktu sekian lamanya hidup berdampingan.

“Event ini sebagai salah satu budaya etnis tionghoa yang sudah mengakar di negeri kita ini. Keharmonisan hidup melayu dan tionghoa menjadi keunikan tersendiri di Bangka Belitung ini sehingga ada istilah “Fan Ngin Thong Ngin Jit Jong”, melayu dan tionghoa sama saja, tak ada perbedaan hidup rukun berdampingan. Keharmonisan yang ada harus terus kita pelihara bersama,” papar Justiar dengan dihadiri Ketua PLBSI (Persatuan Lion dan Barongsai Seluruh Indonesia), Prof. DR. Nurdin Purnomo.

Melalui ini, harap Justiar, anak-anak muda dan komunitas kreatif yang ada di Bangka Belitung memiliki media untuk

menyalurkan bakat dan minatnya.Hal senada diungkapkan Koordinator

Festival Barongsai, Wendi dimana Bangka Selatan memiliki keragaman budaya, budaya tionghoa ini bukan sekedar untuk menghibur masyarakat tionghoa saja namun bisa menghibur masyarakat pada umumnya seperti halnya melayu, dan sebagainya. Ia berharap bisa menghadirkan festival secara internasional, bukan hanya skala nasional saja, namun mancanegara. “Kami kaget dengan antusias warga, ramai sekali, tidak dapat saya perkirakan, sangat ramai sekali,” ungkap dia.

Kedepannya, harap dia event ini akan diselenggarakan di lokasi yang lebih luas lagi, sehingga warga bisa menikmati gelaran festival ini dengan lebih nyaman.

Barongsai yang menjadi salah satu ciri khas warga tionghoa ini, menampilkan atraksi yang menarik perhatian masyarakat. Atraksi dari para peserta ini menggunakan Barongsai Selatan, Barongsai Hok San/Fuk San.

Setiap peserta tampak membawa panji perkumpulan dan bendera asal peserta. Dalam penilaiannya, terdapat 9 kriteria penilaian yang telah ditentukan panitia yakni sopan dan santun, baris berbaris, tema atau alur cerita, ekspresi, semangat, musik, alat peraga dan seni real tradisional, dekorasi dan keserasian judul cerita, tingkat kesulitan serta kostum. Namun, juga terdapat pemotongan nilai apabila terdapat beberapa kesalahan semisal jatuh. (*erokfo)

Atraksi

Festival Kreasi Daerah, Dongkrak Pariwisata Basel

Dongkrak Pariwisata BaselToboali - Sebanyak 12 Sanggar Tari Kreasi

Daerah meriahkan acara Toboali City on Fire Season 2 dalam partisipasinya mengikuti Festival Tari Kreasi Daerah, di Lapangan Laut Nek Aji, Jum’at (28/7/2017) malam.

Festival Tari Kreasi Daerah merupakan sebuah event pariwisata yang mengangkat festival seni dan tari yang dikemas dalam Tari Kreasi Daerah yang merupakan apresiasi masyarakat terhadap seni tari daerah serta sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam upaya pelestarian dan pengembangan seni tari menjadi wadah apresiasi, edukasi, kompetisi dan evaluasi dalam hal kreatifitas penggarapan atau karya seni tari guna memacu para penata tari dalam memperkaya perbendaharaan khasanah seni tari daerah.

Maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas dan kualitas seniman atau seniwati daerah Bangka Belitung, meningkatkan pengetahuan, juga wawasan apresiasi budaya antar pelaku seni, pemerhati seni dan masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya, guna meningkatkan jalinan komunikasi, kerjasama serta tukar pengalaman di antara sesama pelaku seni, memperkenalkan, mempromosikan dan menyebarluaskan produk karya seni daerah khususnya seni tari garapan baru bernuansa tradisi khas daerah masing-masing asal peserta. Dan terakhir, sebagai ajang mempromosikan pariwisata Bangka Selatan sebagai salah satu daerah tujuan wisata, dengan wisata alam, sejarah dan budaya. “Tujuan kita yakni mempromosikan pariwisata Bangka Selatan, karena pariwisata merupakan sektor yang menggerakkan enkonomi yang lain. Jadi pariwisata itu mempunyai daya simultan untuk menstimulus sektor - sektor lainnya. Oleh karena dipandang penting kita mengadakan event untuk mempromosikan kepariwisataan Bangka Selatan secara nasional

ini,” jelas Koordinator Festival Kreasi Daerah, Toni Pratama.

Adapun temanya bebas yaitu tari yang berpijak pada tari Kreasi Daerah atau seni budaya tradisi daerah. Tidak boleh menggunakan alat musik modern namun diutamakan atau diwajibkan menggunakan alat musik atau instrumen yang mencerminkan tradisi daerah masing-masing. Unsur penilaian yakni ide garapan, kemampuan menyampaikam isi garapan kemampuan penataan dan keselarasan garapan.

Melalui festival ini diharapkan dapat mendorong promosi pariwisata daerah Kabupaten Bangka Selatan khususnya serta Bangka Belitung pada umumnya. “Semoga acara berjalan lancar, masyarakat secara nasional bisa lebih semakin mengenal Bangka Selatan akan potensi wisata yang dimiliki sehingga kunjungan wisatawannya meningkat,” harapnya.

Peserta seni tradisi tidak hanya diikuti oleh sanggar seni dari Bangka Selatan akan tetapi diikuti oleh sanggar seni dari kota lain yakni Pangkalpinang, Sungailiat, Belinyu dan Muntok. Adapun juri dari unsur pakar seni tari, pakar musik tari, pakar tata rias.

Dilihat dari antusias masyarakat sangat menikmati irama musik seni dambus dengan alunan melodi yang khas dan tarian tarian daerah yang unik. Salah satu warga mengatakan bahwa sangat menikmati festival seni tradisi ini karena suguhan suguhan musik enak di dengar. “Para peserta semuanya bagus menampilkan suguhan yang menarik untuk ditonton, lantunan musik enak sekali didengar,” ujar Vionindi salah satu pengunjung. (*erokfo)

Festival Kreasi Daerah

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

12 13

Toboali - Sebanyak 35 band bersaing dalam babak penyisihan festival band yang merupakan salah satu rangkaian event Toboali City on Fire (TCoF) Season 2, di Lapangan Laut Nek Aji, Sabtu (29/7/2017). Ajang festival band ini merupakan ajang mengekspresikan minat dan ruang keratifitas seni musik bagi remaja dengan bertemakan “Lagu Daerahku”.

Ketua Panitia Festival Band, Gilang Modella mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memotivitasi musisisi Bangka Belitung, khususnya Bangka Selatan agar menjadi pemuda yang kreatif dan inovatif serta bermanfaat. Nantinya dari lagu daerah ciptaan musisi terbaik akan dijaring, dan dijadikan lagu daerah untuk Bangka Selatan.

Ia juga menanggapi positif event ini, karena selama ini dari seluruh festival

band yang ada di Bangka Belitung, inilah yang paling megah.

“Seluruh musisi khususnya Toboali jangan pernah putus asa untuk terus berkarya, semakin mengasah bakat yang telah terbentuk, agar bisa dikenal di kancah nasional,” ungkapnya.

Namun, tak hanya musisi asal Bangka Selatan saja, sejumlah musisi dari Pangkalpinang juga mengikuti kegiatan ini. Setiap peserta festival ini diminta membawakan lagu wajib ciptaan sendiri pada saat seleksi, dengan komposisi 30% Etnik dan 70% modern namun tidak diwajibkan mengikutsertakan instrument alat musik tradisional. Lebih lanjut dikatakannya, nantinya pada saat grandfinal akan diseleksi secara ketat menjadi 6 finalis terbaik.

“Semoga dengan adanya acara

seperti ini dapat memotivasi masyarakat dalam mengembangkan minat dan bakat, khususnya dunia seni dan hiburan serta mampu menghasilkan karya yang inovatif sebagai nilai budaya di Kabupaten Bangka Selatan itu sendiri,” harap dia.

Dengan beranggotakan 3-7 orang dalam satu grup, para peserta festival band dengan semangat menampilkan yang terbaik di atas panggung dengan durasi 8 menit yang secara langsung dinilai oleh dewan juri Zacky Eks Vokalis Kapten Band, Evan Instruktur Drum Purwacaraka dan Wahyu Personil Band Legend di Bangka Selatan, D’Tob Band. Kreatifitas dalam mengkolaborasikan musik modern dan lagu-lagu berbahasa daerah menjadikan poin utama penilaian festival band ini. (*erokfo)

Kabar Kite Kabar Kite

12 13

Kabar Kite Kabar Kite

Toboali - Lomba Melukis Tudung Saji kembali digelar dalam event Toboali City on Fire (TCoF) Season II, Sabtu (29/7/2017) di Depan Wisma Samudera dengan bertemakan “Ragam Hias Flora dan Fauna Daerah Bangka Belitung”, sebagai media untuk meniupkan gelora kebanggaan pada tradisi. Lomba lukis tudung saji ini dimulai dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 wib dengan peserta berjumlah 25 orang.

Para peserta harus menyelesaikan lomba dalam durasi 7 jam, dengan diharuskan melukis 4 (empat) buah tudung saji dalam satu regu yang terdiri dari 3 (tiga) orang. Mereka juga diharuskan mencantumkan tulisan “Toboali City on Fire 2017” dalam setiap tudung saji.

Peserta diikuti dari kalangan pelajar, ibu rumah tangga bahkan seniman turut mengikuti lomba lukis tudung saji, perlengkapan lain para peserta dipersiapkan sendiri dan bersifat bebas, tidak ditentukan menggunakan jenis bahan cat, juga cat lukis.

Salah satu peserta, Tulus Vansaiba mengatakan event ini sangat bagus.

“Saya sempat tanya bahwa disini belum dipatenkan batik khas daerah ini sendiri, mungkin dari perlombaan tudung saji ini dapat menghasilkan motif, ornamen-ornamen dari flora dan fauna daerah Bangka Belitung, dan itu bisa kita sterilisasi menjadi bentuk ornamen-ornamen, sehingga kedepannya bisa dipatenkan menjadi motif khas daerah Bangka Selatan,” ujar seniman asal Yogyakarta ini.

Sebagai informasi, melukis tudung saji adalah melukis penutup makanan yang dianyam yang terbuat dari daun mengkuang atau pandan hutan, kebanyakan masyarakat masa kini terutama kaum melayu menggunakan tudung saji untuk menutup dan melindungi makanan dari lalat dan sebagainya. Tudung saji tidak hanya menjadi benda yang dipakai untuk menutup makanan, akan tetapi bagi masyarakat Bangka Selatan khususnya memiliki filosofinya sendiri sebagai bentuk perlindungan dari Allah SWT. Selain itu, juga merupakan sebuah simbol tradisi kemasyarakatan, keagamaan dan semangat gotong royong. (*erokfo)

Ajang Jaring

MELUKIS TUDUNG SAJI, BANGKITKAN

KEBANGGAAN AKAN TRADISI

Festival Band Lagu Daerah Terbaik

# Dewan juri Zacky Eks Vokalis Kapten Band, Evan Instruktur Drum Purwacaraka dan Wahyu Personil Band Legend D’Tob Band.

Pe

nu

lis

: E

do

Le

bir

o

Fo

tog

rafe

r :

Ed

i Sa

pu

tra

, H

um

as

da

n P

roto

kol

Ba

sel,

TIC

Ba

sel Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

14 15

Kabar Kite Kabar Kite

14 15

Dihiasi Warna-Warni Layang-Layang

Toboali - Dalam upaya melestarikan, mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas seni budaya daerah serta dalam rangka memeriahkan pelaksanaan Festival Pariwisata dan Budaya “Toboali City on Fire” di Kota Toboali, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan festival film pendek yang bertajuk “Toboali City on Fire Tourism Movie Festival 2017”. Festival ini diselenggarakan dengan tujuan menciptakan sarana komunikasi massa dan sarana pencerdasan kehidupan

bangsa yang mampu meningkatkan ketahanan nasional serta kesejahteraan masyarakat. Selain itu untuk menciptakan media promosi yang menarik untuk mengembangkan potensi pariwisata daerah yang mampu menarik wisatawan domestik maupun internasional. Film dokumenter yang berdurasi 5-10 menit ini bertemakan “Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Bangka Selatan”, yang digelar pertama kali tahun 2017 pada event terakbar Toboali City on Fire Season 2.Ketua Panitia, Jeje Batista menjelaskan, untuk juara festival film akan ditayangkan pada malam puncak TCoF Season 2. Hasil karya film yang diperlombakan digunakan oleh Pihak Panitia dalam kebutuhan promosi pariwisata Kabupaten Bangka Selatan. Jeje menjelaskan, kriteria penilaian dilihat dari penulisan skenario, penyutradaraan, sinematografi, tata artistik, tata suara, editing dan desain produksi atau ide kreatif serta kesesuaian dengan tema yang telah ditentukan. Kompetisi film pendek ini berhadiah total kurang lebih Rp 13 juta.“Perkembangan zaman tak jarang malah

mengikis kecintaan para generasi muda akan khasanah budaya bangsa. Kompetisi ini berupaya mengiringi arus modernisasi melalui penyaluran minat dan bakat generasi muda. Melalui film dokumenter generasi muda ditantang untuk tidak hanya memanfaatkan hasil perkembangan tetapi juga diajak untuk menggali dan lebih mengenali budaya daerah,” katanya kepada tim redaksi.

(*ero)

Langit Pantai Nek Aji

Toboali - Sama dengan tahun sebelumnya, event Toboali City on Fire (TCoF) Season II menyelenggarakan festival layang-layang. Kali ini, diikuti 54 orang peserta yang berasal dari berbagai daerah.Layang-layang merupakan salah satu permainan tradisional yang masih diminati hingga saat ini. Seiring perkembangan zaman permainan ini semakin berkembang baik bentuk, ukuran dan teknik permainan. Bukan hanya sebagai ajang perlombaan saja tapi juga sebagai media mempromosikan wisata yang ada di Bangka Selatan. Para peserta sudah berkumpul, tampak bersiap melepaskan layang-layang di Lapangan Pantai Nek Aji, Sabtu (29/7/2017). Pelepasan layang-layang dilakukan secara berurutan diawali dengan melepas layangan pertama diikuti oleh layangan berikutnya. Beragam bentuk kreasi dan warna-warni layangan memeriahkan langit pantai Lapangan Laut Nek Aji diantaranya kreasi Naga Merah. “Kami harap kegiatan ini dapat bermanfaat khususnya bagi

pengembangan objek dan daya tarik wisata di Bangka Selatan, serta meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata Koordinator Festival Layang-Layang, Jumadi. Selain itu, ia berterima kasih kepada pemerintah daerah yg sudah mau menyelenggarakan event festival layang-layang di TCoF Season II ini.Jumadi juga menjelaskan, festival layang-layang kali ini akan menampilkan berbagai jenis kategori layang-layang yang ditampilkan, yaitu kategori Pariwisata, Seni dan Budaya serta kategori bebas. “Tadi terlihat banyak yang unik, sangat kreatif dan masyarakat pun terlihat senang dan kagum atas kreasi para peserta ini, semoga event ini berlanjut di tahun depan dan semakin meriah,” papar Jumadi. Dia menambahkan para peserta festival tidak dibatasi kreatifitasnya. Meski layang-layang berbeda bentuk, warna, dan hiasan, diharapkan layang-layang tersebut dapat menjadi satu di langit biru Pantai Nek Aji. (*erokfo)

Tourism

Movie

Festival

Pe

nu

lis

: E

do

Le

bir

o

Fo

tog

rafe

r :

Ed

i Sa

pu

tra

, H

um

as

da

n P

roto

kol

Ba

sel,

TIC

Ba

sel

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

16 17

Info Keshatan Info Keshatan

16 17

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

18 1918

Info Umum

19

Info Umum

18 19

Toboali - Gelaran Toboali Fashion Carnival pada Toboali City on Fire (TCoF) Season II tahun 2017 kali ini mengusung 4 (empat) tema kostum Pesona Etnis, Biota Laut dan Telok Serujo serta terakhir bebas atau bertemakan Budaya Nusantara, pada Minggu (30/7/2017) pagi. Dengan mengusung tema tersebut, ini sebagai ajang kompetisi desain kostum dan karnaval. Sebuah media untuk menggali kreatifitas generasi muda, juga sebagai bentuk semangat menginspirasi masyarakat untuk lebih menjaga kelestarian alam. Mengambil rute Lapangan Bola Bukit sampai Laut Nek Aji, sepanjang jalan Jendral Sudirman tampak ramai dipadati masyarakat. Animo masyarakat sepertinya semakin bertambah dalam menikmati pagelaran Toboali Fashion Carnival tahun ke 2 (dua) ini. Hal tersebut terlihat dari ribuan warga yang antusias rela berpanas-panasan menyaksikan salah satu event pada hari ke tiga rangkaian Toboali City on Fire. Event yang diikuti sebanyak 56 peserta ini memperebutkan total hadiah Rp. 43 Juta. Mereka berasal dari kalangan pelajar, umum, swasta dan instansi

daerah. Namun, yang menarik yang menjadi model dalam Toboali Fashion Carnival, bukan hanya dari dalam negeri yang meramaikan festival tersebut, juga dimeriahkan oleh beberapa pelaku seni dari mancanegara, salah satunya dari Venezuela yakni seorang seniman muda asal Caracas Venezuela Estefania Pifano.

Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer dalam sambutannya menuturkan, semangat dan antusias dari para peserta baik dari Bangka Selatan dan luar sangat luar biasa. "Semoga ini bisa menjadi pemicu kebangkitan parwisata Bangka Selatan, semoga dapat menguatkan pondasi kepariwisataan yang telah dibangun selama ini. Para peserta dan pengunjung bukan hanya ikut dalam perayaan event ini saja, melainkan juga menikmati destinasi wisata yang ada di Bangka Selatan ini," ungkapnya. Sementara Wakil Gubernur Prov. Kep. Bangka Belitung, Drs. H. Abdul Fatah, M. Si mengucapkan terimakasih kepada Bupati Bangka Selatan yang sudah memiliki komitmen dalam penyelenggaraan event ini. "Jadilah event ini menjadi event wisata untuk

menggelorakan semangat kita untuk memajukan pariwisata Prov. Kep. Bangka Belitung," ujarnya. Selain itu juga, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, melalui Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar dan Bisnis Pemerintahan, Diana Tikupasang menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dalam upaya pengembangunan potensi wisata Bangka Selatan. "Atraksi dari sisi alam yang dimiliki Bangka Selatan sungguh luar biasa, contohnya kemarin saya bersama rombongan mengunjungi Pantai Tanjung Kerasak, sungguh pantainya bagus dan saya rasa juga itu baru sebagian saja, masih banyak atraksi lain yang dimiliki Bangka Selatan," ucapnya. Tahun ke 2 ini, penyelenggaraan Toboali Fashion Carnival yang dimulai dari pagi ini tampak rapi. "Seperti catwalk, tahun ini sangat rapi dan bagus. Kami lebih mudah menonton dan dapat menikmati dengan santai bersama sanak keluarga," ujar Anggariani salah satu penonton yang rela menunggu dari pagi.

(*erokfo)

Penulis : Edo Lebiro

Fotografer : Edi Saputra, Humas dan Protokol Basel, TIC Basel

20 21

Info Umum Info Umum

22 23

oboali – Se-bagai bagian

dari rangkaian Event Toboali City on Fire (TCoF) Season

II, dilaksanakan juga kegiatan FamTrip dan City Tour. Para peserta terdiri dari para Awak Media, para Blogger dan Biro Perjalanan Wisata.

Melalui FamTrip dan City Tour, di-harapkan seluruh potensi pariwisata yang dimiliki Bangka Selatan bisa ter-publikasi dengan baik. Dengan adanya

kegiatan ini diharapkan dapat meng-informasikan tentang pengalaman dan kesan mereka selama melakukan perjalanan di Kabupaten Bangka Sela-tan sesuai dengan kualifikasi dan bi-dang mereka masing-masing.

Selain itu, melalui tulisan-tulisan serta karya fotografi para peserta da-pat membantu Pemerintah Kabupat-en Bangka Selatan dalam mempromo-sikan potensi pariwisata daerah agar bisa berkembang menjadi salah satu daerah tujuan wisata. (erokfo)

24 25

Nganggung Dulang, Wujud Semangat

Gotong Royong

Toboali - Ribuan masyarakat tumpah ruah menghadiri acara nganggung 1500 dulang yang diselenggarakan Pemkab Bangka Selatan melalui Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga dalam event Toboali City On Fire (TCoF) Season II Tahun 2017, di Rumah Dinas Bupati, Jalan Jend. A. Yani, Toboali, Minggu (30/7/2017) siang.Nganggung, merupakan merupakan wujud semangat gotong-royong antarwarga. Dan tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sesama warga, supaya tercipta kerukunan dan kedamaian.Tradisi masyarakat Bangka Belitung, khususnya di Bangka Selatan ini, membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji. Tradisi ini biasanya dilakukan pada upacara-upacara keagamaan, seperti Mauludan, Nisfu Sya’ban, dan pada kegiatan

Muharam.Masyarakat yang hadir dari berbagai daerah tampak menikmati hidangan makanan yang khas. Dalam satu buah dulang biasanya berisi ragam menu makanan, menu yang disediakan seperti sea food, dan tak ketinggalan masakan khas olahan dari ikan, makin lezat ketika menggunakan belacan atau terasi udang khas Toboali.Berdasarkan pantauan tim Kominfo Basel, kemeriahan acara nganggung tersebut terlihat sejak pukul 11.30WIB warga sudah memadati lokasi nganggung. Mereka telah berkumpul di lokasi dengan dihadapannya telah tersedia dulang. Setelah diinstruksikan oleh panitia, masyarakat langsung menikmati hidangan.

(*erokfo)

Dengan Touring, Kenalkan Bangka Selatan

26 27

Lepar Pongok - Masyarakat Suku Sekak menggelar tradisi Buang Jung di Desa Kumbung, Kecamatan Lepar Pongok, Senin (31/7/2017). Diharapkan Potensi Wisata Budaya seperti ini bisa menjadi aset budaya yang menarik wisatawan berkunjung ke Lepar Pongok.

Buang Jung merupakan tradisi Suku Sekak menolak bala serta sebagai wujud rasa syukur atas tangkapan hasil laut sekaligus memohon perlindungan Tuhan. Mereka meyakini, dengan tradisi ini bisa menjaga aktifitas para nelayan saat mengarungi lautan. Suku Sekak merupakan salah satu kelompok masyarakat yang hidup dan menetap di desa Kumbung dan desa Tanjung Sangkar, Kecamatan Lepar Pongok, Bangka Selatan. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai nelayan.

Sebelum ritual berlangsung, ratusan warga tampak memadati lokasi Buang Jung. Tampak hadir juga Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer, Wakil Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, Kapolres Bangka Selatan, Danrem, Danlanal, Kejari, Kapolsek Lepar Pongok, Unsur Forkopimda, dan tokoh adat.

Diawali dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh tetua adat, dilanjutkan dengan Tunjang Angin, yang merupakan pertunjukan kesenian tradisional suku Sekak. Prosesi pertunjukkan ini adalah seorang lelaki Sekak yang menunjukkan keahliannya berdiri di atas dua buah tiang kayu dengan mengikuti irama gendang sembari menari yang dimainkannya sendiri.

Sesaat setelah acara pertunjukan itu berakhir, para tetua adat mulai melaksanakan acara inti yakni larung sesaji atau dalam bahasa tradisional suku Sekak disebut Buang Jung. Sambil diiringi pembacan doa, perahu kayu berisikan aneka makanan yang telah disiapkan sebelumnya itu dibawa ke mengelilingi kampung dilanjutkan menuju ke tepian laut dan dilarung. Meskipun perahu itu mulai terbawa ombak hingga ke tengah laut, semua warga Sekak masih tetap berdiri di tepi pantai. Usai prosesi tersebut, berlanjut dengan saling siram dengan air laut yang dilakoni seluruh masyarakat di sekitar acara.

Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer mengungkapkan budaya merupakan akar dari identitas kebangsaan, negeri ada, budaya ada, hubungan pemerintahan dengan masyarakat harmonis, berarti negeri itu memiliki tradisi adat dan budaya yang senantiasa dijaga dan dilestarikan. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang berbudaya, yang mengenal dan menjaga budaya sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat sehingga menjadi pondasi yang kokoh untuk memfilterisasi pengaruh-pengaruh dari luar yang kurang positif," ungkapnya.

Gubernur Kep. Bangka Belitung melalui staf ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, H. Marwan menuturkan disini kita bersama-sama diajak tokoh-tokoh adat disini untuk bersahabat dengan alam, bersahabat dengan laut. "Mari kita bersama-sama saling menjaga kesimbangan alam," ajaknya.

Ia mengutarakan pesan Gubernur apabila tradisi ini ingin utuh, masyarakat harus memiliki 3 (tiga) dimensi, yakni pertama Dimensi Rasa, rasa memiliki terhadap adat istiadat Buang Jung, akan lebih ikhlas dan tulus melaksanakan program ini. Selain itu juga, harus memiliki Dimensi Paham, harus paham apa tradisi ini. Dan terakhir adalah Dimensi Semangat, namun yang harus dimiliki adalah semangat membangun bukan semangat merusak.

Sekarang ini, lanjutnya banyak yang malu dengan budayanya sendiri, bahkan banyak yang tidak tahu dengan tata cara adat istiadat budaya daerah yang pernah berkembang di Bangka Selatan. "Hal ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menjaga, memperkenalkan kembali dan melestarikan adat istiadat itu dari generasi ke generasi," imbuh dia.

Tradisi ritual adat Buang Jong merupakan salah satu kekayaan budaya daerah Bangka Selatan yang tidak hanya menjadi tradisi yang hingga masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Kumbung, akan tetapi juga bisa menjadi salah satu atraksi budaya yang menarik sebagai penopang kegiatan kepariwisataan banyak filosofi yang bisa diambil salah satunya sebagai wujud rasa syukur terhadap alam, gotong royong dan sebagai jembatan silaturahmi antar sesama yang ada dalam masyarakat yang masih terjaga.

Tradisi ini memang patut dilestarikan, biasanya tradisi ini diselenggarakan pada saat angin laut berhembus kencang dan terjadinya pasang, kira-kira antara bulan Juni dan Juli. (*erokfo)

Kenalkan Bangka SelatanDengan Touring,

Dengan Touring, Kenalkan Bangka Selatan

oboali - Pariwisata tidak lepas dari aktifitas yang memberikan pengalaman berbeda baik setiap individu maupun bagi komunitas. Sebagai bagian dari bentuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bangka Selatan adalah partisipasi Komunitas Sepeda Motor se - Bangka Belitung. Salah satunya, Produsen sepeda motor berlogo “garpu tala”, Yamaha, yang turut berpartisipasi dalam menyukseskan perayaan event terakbar Toboali City on Fire (TCoF) Season II, pasalnya, pihaknya mengadakan touring menjelajahi alam Bangka Selatan, dengan rute start dari Kota Pangkalpinang menuju Kota Toboali, Bangka Selatan.

Bikers yang turut memeriahkan event ini tidak hanya datang dari Bangka Belitung saja melainkan dari luar daerah. Touring bisa jadi merupakan salah satu aktifitas wisata yang dapat memberikan pengalaman berbeda. Para biker melintasi jalur-jalur wisata, serta dapat mengekplorasi potensi pesona wisata yang ada. Dengan merangkul komunitas bikers diharapkan dapat menjadi media silaturahmi dan memperkenalkan pada komunitas lain.

Dengan melakukan perjalanan diiringi pemandu, ratusan bikers merasa lebih bisa menikmati perjalanan, ditambah berkunjung ke beberapa tempat wisata yang membuat mereka terkesan. (*ero)

R itual Adat

Buang Jung

28 29

Toboali - Toboali City on Fire (TCoF) Season II memasuki malam puncak setelah berlangsung selama 3 (tiga) hari. Acara penutupan dilangsungkan di panggung utama dihadiri Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer beserta Wakil Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, Kadis Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Kep. Babel, Hardi, Sekretaris Daerah, Suwandi, Aks, Ketua TP PKK Basel sekaligus Pembina TCOF, Ekawati Justiar, didampingi Wakil TP PKK Basel, Elizia Riza Herdavid, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga sekaligus Ketua Pelaksana, Haris Setiawan, didampingi Wakil Ketua Pelaksana, Emaniar, Inisiator Kehadiran Seniman Mancanegara, Budi Setyo, Unsur Forkopimda Basel, dan Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan.

Semarak TCoF Season II semakin terasa dengan melimpahnya hiburan yang disajikan. Diawali dengan Tarian Kawin Massal oleh Dharma Habangka, dan pertunjukan pemenang Festival Band dari Nabat Band sekaligus mengiringi para pemenang Toboali Fashion Carnival. Penampilan Puncaknya, pengunjung dihibur penampilan

spektakuler Klaki Band, salah satu band yang mengguncang kepulauan Bangka Belitung dengan lirik lagu asli daerah Bangka. Sontak para pengunjung berteriak-teriak mengikuti irama musik tersebut. Dan yang lebih menarik, juga terdapat penampilan spektakuler dari seniman mancanegara berkolaborasi dengan sanggar Tiara Selatan.

Animo masyarakat terlihat sangat antusias di lapangan pantai Laut Nek Aji yang telah di penuhi ribuan penonton untuk menyaksikan acara puncak event akbar Toboali City On Fire yang di selenggarakan Pemkab Bangka Selatan melalui Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Bangka Selatan. Sebelumnya telah diselenggarakan pertunjukan Budaya yang dimaksudkan secara tidak langsung menjaga dan melestarikan tradisi sehingga tidak pudar ditelan zaman.

Dalam sambutannya, Bupati Bangka Selatan, Justiar Noer mengajak seluruh elemen yang ada di Bangka Selatan untuk bekerjasama memaksimalkan potensi besar pariwisata guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,

melestarikan lingkungan.Ia juga mengucapkan selamat untuk para

pemenang yang telah berpartisipasi dalam event-event perlombaan semoga menjadi motivasi untuk berkarya lebih baik lagi. "Para wisatawan, teman - teman media, blogger, writter, fotografer, bikers dan semuanya yang telah datang berkunjung ke Bangka Selatan baik yang ikut serta dalam acara maupun berpartisipasi meramaikan Toboali City on Fire Season II tahun 2017 ini, semoga event ini dapat memberikan kenangan dan kesan yang baik sehingga akan datang kembali kesini," ucap Justiar.

Justiar Noer juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras dan dedikasinya untuk menjadikan kegiatan ini sukses. "Semoga ini semakin memantapkan langkah kita kedepan untuk menjadi lebih baik lagi untuk memajukan Kabupaten Bangka Selatan," harap dia dilanjutkan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba. (*erokfo)

30 31

32