analisis penerapan actmty-basel[) costing dalam …

182
ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM PRODUKSI PROGRAM ACARA TELEVISI (Study Kasus Pada PT. Televisi Transformasi Indonesia) SKRIPSI Oleh: Silky Ionian NIM: 104,082002631 1 hterlH; ,-, .. -.,,,_,,_,.; __ ,,;f ;''"' \rJ,. Indnk : ",., ... , ... ,.,,"' .. ? .. .. - JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF Hffi1AYATULLAH JAKARTA

Upload: others

Post on 03-Feb-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING

DALAM PRODUKSI PROGRAM ACARA TELEVISI

(Study Kasus Pada PT. Televisi Transformasi Indonesia)

SKRIPSI

Oleh:

Silky Ionian

NIM: 104,082002631 1 hterlH; ,-, .. -.,,,_,,_,.; __ ,,;f

;''"' • gl%:.~·9.~~.:~:::::::5? \rJ,. Indnk : ",., ... , ... ,.,,"' .. ? .. \.t.::~:~ .. -

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF Hffi1AYATULLAH

JAKARTA

Page 2: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY~BASEJI) COSTING DALAM PRODUKSI PROGRAM ACARA TJ<:LEVISI: STUDY KASUS P ADA PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Sebagai Persyaratan Guna

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Oleh:

SILKY IONIAN

NIM:l04082002631

Dibawah Bimbingan

Dr. Khomsiah, SE. Ak., MM

JURUSAN AKUNTANSI

.,MM

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERJ SYARJF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 3: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Hari ini Kamis Tanggal 11 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Silky Ionian NIM: 104082002631 denganjudul Skripsi "ANAL/SIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING DALAM PRODUKSI PROGRAM ACARA TELEVISI (.YTUDY KASUS PADA PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka slcripsi ini sudal1 dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatnllah Jakarta.

-Ami in, SE. Ak., M.Si Penguji I

Jakarta, 11 Desember 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensilf

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Rini M.Si

Page 4: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Harl ini Jumat Tanggal 26 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Silky Ionian NIM: 104082002631 dengan judul Skripsi "ANAL/SIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING DALAM PRODUKS/ PROGRAM ACARA TELEV/SI (STUDY KASUS PADA PT TELEV/S/ TRANSFORMASI INDONESIA". Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi clan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Khomsiah, SE. Ak., MM Penguji I

~ Dr. Wiwik Utami, SE. Ak., M.Si

Penguji Ahli

Jakarta, 26 J uni 2009

Rahmawati, 'E., MM Penguji II

Page 5: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Na.ma Tempat, Tanggal Lahir

Jen.is Ke Jamin

Agama

Alam at

Telepon/HP

Riwayat Pendidikan

1998

1998-2001

2001-2004

2004-2009

: Silky Ionian

: Jakarta, 5 Januari 1987

: Laki-Laki

: Islam

: Komplek Al vita, V /8, Sawah Lama

Ciputat-Tangerang

: 021-7421486/08567226660

: SDN Pondok Pinang o 1 Jakana.

: SLTPN 2 Pemalang, Jawa Tengah

: SMUN 29 Jakarta

: UIN SyarifHidayatullah Jakaita

Page 6: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

ABSTRACT

This research compares the activity-based costing method and the costing method of PT. Televisi Transformasi Indonesia, to calculate cost of good mamifacture (COGM) related corporate operational profit. This research use descriptive approach. The data is gotten by doing check the document that related with this research, participant observation, and interview the production staff. The resulting data was compared to literature.

Activity-based costing application, giving pretty good impact to increase effectiVeness and internal resource purpose efficiency that related with production process. Although, in a flash, in profit counting that resulting by activity-based costing method becomes smaller as compared to method which utilized by PT. televisi Transformasi jndonesia, but in fact its cost range comprises with resource purpose that originally unenclosed deep production cost counting that utilized by PT. Televisi Transformasi Indonesia. Accumulation furthermore its profit decrease reach 1,6%. On the contrary, if cost post that unenclosed in production cost counting is inserted into production cost counting that utilized by PT. Televisi Transformasi Indonesia, obviously real operational profit that is reached by PT. Televisi Transformasi Indonesia's method will be much smaller as compared to activity-based costing method.

Keywords: Activity-based costing, cost-of-good manufa<:l11re, operational profit, effectiveness and efficiency.

Page 7: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

ABSTRAK

Penelitian ini membandingkan tentang penggunaan metode biaya berdasarkan aktivitas (ABC) dengan metode biaya yang digunakan oleh PT. Televisi Transformasi Indonesia, dalam memperhitungkan harga pokok produksi terkait laba operasi perusahaan. Penelitian ini menggunakm1 analisis deskriptif. Data diperoleh melalui penelitian doklmlen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini, observasi partisipan, serta wawancara karyawan bagian produksi. Hasil data tersebut kemudian dibandingkan dengan literatur yang ada.

Pel1etapan metode biaya betdaSatkan aktivitas (ABC), membetikati dampak yang sangat baik dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya internal dalam kaitam1ya dengan proses. produksi. Walaupun, secara sekilas dalam penghitungannya laba yang diliasilkan oleh metode ABC menjadi lebih kecil dibandingkan dengan metode yang digunakan PT. Televisi Transformasi Indonesia, namun pada kenyataannya cakupan biayanya termasuk dengan penggunam1 sumber daya yang semula tidak dimasukkan dalam penghitungan biaya produksi yang digunakan oleh PT. Televisi Transformasi Indonesia. Lagipula akumulasi penurunan labanya hanya mencapai 1,6%. Sebalikuya, bila pos-pos biaya yang tidak dinlasukkan dalam penghitungan biaya produksi dimasukkan ke dalmn penghltungan biaya produksi yang digunakan PT. Televisi Transformasi Indonesia, ten1.unya laba operasi nyata yang diraih akan menjadi jauh lebih kecil dibandingkm1 dengan metode ABC.

Kata Kunci: Activity-based costing, harga pokok pn·oduksi, laba operasi, efektivitas dan efisiensi

Page 8: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur tercurah kepada Allah SWT, Ttilian Penguasa Aliiiii

Semesta, yang melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan ilmu pengetahuan yang

melimpah kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam tidak lupa dipanjatkan kepada junjungan kita, Rasulullah

Muhammad SAW, yang telah menngantarkan umat Islam menuju era yang

beradab, terang-benderang, serta terbebas dari era jahiliyah.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam 111eraih gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilnm Sosial, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatnllah, Jakarta. Pertama kali, penulis menghatnrkan syukur

Alhamdulillah atas izin Allah SWT, skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada

waktnnya. Tidak lupa, atas dorongan doa dan morilnya penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:

1. Alm. Papa Arif yang telah memberikan pelajaran hidup yang sangat

berharga kepada ananda, serta atas segala dorongan doa, moril dan

materilnya, jerib payah Papa niscaya akan terkemmg selalu di ingatan

ananda. Mama Tanti yang telah bersnsah payah :membimbing ananda

dengan sangat luar biasa, menjadi seorang single parent yang sangat

tegar, serta memberikan kenyamanan dan rasa_tentram di hati. Karya ini

ananda persembahkan kepada kalian berdua, orang tua yang memberikan

pelajaran hidup yang sangat luar biasa kepada penulis.

2. lbu Dr. Khomsiah, SE. Ak., MM selaku Dosen Pembimbing I yat1g

senantiasa membimbing dengan sabar di tengah kes.ibukan beliau selama

penyusunan skripsi ini berlangsm1g, salam hotmat serta mohon maaf

sebesar-besarnya apabila telah merepotkan selama ini.

3. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memotivasi penulis, dan dengan sabar membimbing penyusunan skripsi

ini. Mohon maaf sekiranva bila ada kekhilafan haik secara lisan dan

Page 9: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Ilnm Sosial UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

5. Bapak Afif Sulfa, SE. Ak., M.Si. selaku Ketua .Jurusan Akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Dosen FEIS UlN Syarif Hidayatullab Jakarta, yang telab sudi

berbagi ilnm yang benl!anfaat kepada penulis selama penulis

mengenyam pendidikan di FEIS UlN SyarifHidayaitullab Jakarta.

7. Suryani Puspa Dewi, walau dia tidak berperan sama sekali dalam

pembuatan skripsi ini, namun dialab tujuan hidup penulis. Kenangan

penulis akan dirinya, ll1e111buat pertulis tel1llotivasi untuk ll1engalahkan

pencapaiannya.

8. Uli, sahabat karib penulis yang terkasih, dorongan motivasi yang engkau

beri tidak akan terlupa di ingatan. Ini janji penulis untuk mencanturnkan

nama engkau di skripsi ini, tapi maaf, janji penulis untuk mengundang di

acara wisuda penulis tidak dapat terlaksana.

9. Sababat terdrtta di kelas Aktmtansi A 2004, di n1ana telah menjalani

pabit manis kehidupan bersama selama menjadi bagian keluarga besar

Akuntansi A 2004. Mo hon mail tidak ll1enyebutkan nama, namun kalian

pun tabu yang dimaksud penulis.

10. Para Lapukers, terima kasih atas kenangan yang terjadi di antara kita

Tentunya akan menjadi sebuab kisab klasik yang tidak akan terlupa,

serta menarik untuk diceritakan kepada anak-cucu kita kelak. Setelah ini

eutab kapan lagi kita akan berkumpul seperti <lulu lagi, bermain stage

one hingga badan letih terkulai, atau tindih-tirtdihan sampai baclan terasa

hampir remuk, tapi yang pasti penulis akan merindukan masa-masa itu.

11. Tell1an-teman senasib clan seperjuangan dalam pt~mbuatan skripsi hingga

menanti ketidakpastian kelulusan dari bulan Maret sampai bulan Juni

2009, yakinlab niscaya hasil yang kita tuai akan sangat berharga clan

ticlak akan terlupakan.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

12. Bendors yang telah mempekerjakan penulis dari tahun 2006 hingga

April 2009. Atas bantuannya penulis dapat rrieriibiayai keluarga dan

kuliah penulis sendiri hingga selesai sepeninggal Alm. Papa tercinta.

13. Semua staff budgeting lantai 9 Trruis Tv, dan khususl1ya Mas Risan

Moses, yang sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

Pada akhimya penulis menyadari sepenulmya bahwa tiada foil yang

sempuma di dunia ini, termasuk penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan penulis demi rl1erl1berikan rl1iU1faat yang lebih baik

dikemudian hari.

Jakarta, 26 Juni 2009

Silky Ionian

Page 11: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DAFTARISI

Hal am an

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG KOMPREHENSIF.......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI.......................................... iii

DAFTARRIWAYATHIDUP.................................................................... iv

ABSTRACT ........................ ,........................................................................ v

ABSTRAK................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR.................................................................................. vii

DAFT AR ISL.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xv

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan.................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................... 7

BAB Il KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Activity Based Costing................................................. 9

I. Definisi Activity Based Costing....................................... 9

2. Manfaat dan Keunggulan Sistem ABC............................ 11

3. Dasar-Dasar Penerapan Sistem ABC................................ 14

4. Perancangan Sistem ABC................................................. 16

5. Pedoman Pengurangan Biaya Cara ABC......................... 21

6. Profitabilitas..................................................................... 22

7. Sistem Tradisional Versns 8ist<>m A Rf' '.>1

Page 12: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

B. Klasifikasi Biaya Produk........................................................... 26

1. Biaya Manufaktur............................................................. 26

2. Behan Komersial.............................................................. 26

C. Proses Prodnksi Acara Televisi................................................. 27

1. Tabap Pra Produksi..................................... ..................... 27

2. Tabap Prodnksi................................................................. 29

3. Tabap Pasca Produksi...................................................... 34

D. Elemen Biaya Produksi Acara Televisi..................................... 35

1. Film dan Laboratorium.................................................... 35

2. Pengerjaan Optik.............................................................. 36

3. Biaya Naskab dan Papan Cerita....................................... 36

4. Staff Produksi................................................................... 37

5. Animasi............................................................................ 37

6. Rekam Suara..................................................................... 37

7. Artis dan Nara Sumber..................................................... 38

8. Kru Kamera, Suara, dan Produksi............... .................... 3 8

9. Latar.................................................................................. 38

10. Pemotongan dan Pengeditan............................................ 38

11. Musik................................................................................ 39

12. Sewa Alat......................................................................... 39

13. Pembelian dan Perawatan................................................. 39

14. Perjalanan dan Biaya Hidup.............................................. 39

15. PersediaanUmum............................................................. 40

16. Pajak Penghasilan dan Asuransi....................................... 40

17. Honor Pekerja.................................................................... 40

18. Biaya Overhead................................................................ 40

19. Biaya Lain-Lain................................................................ 41

E. Kerangka Pemikiran.................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN

Page 13: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

B. Objek Penelitian.......................................................................... 43

C. V ariabel dan Definisi Operasional V ariabel.............................. 44

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 45

E. Metocle Analisis Data................................................................ 46

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan.................................................... 48

1. Organisasi. ....... ........... .... .... .... .... .......... .. ............ .............. 48

2. Proses Produksi Program Acara Televisi.......................... 49

3. Jadwal Syuting dan Jadwal Tayang Program Acara........ 63

4. Pengakuan Biaya.............................................................. 64

5. Pendapatan Perusahaan..................................................... 79

B. Perhitungan Laba Perusahaan.................................................... 81

C. Penerapan Sistem ABC.............................................................. 82

1. Identifikasi dan Definisi Aktivitas clan Pul Aktivitas....... 83

2. Telusuri Biaya Overhead Ke Aktivitas dan Objek Biaya. 107

3. Membebankan Biaya Ke Pul Biaya Aktivitas.................. 112

4. Menghitung Tarif Aktivitas.............................................. 115

5. Memebebankan Biaya Ke Objek Biaya....... .................... 116

6. Menyiapkan Laporan Manajemen.................................... 122

D. Perbanclingan Sistem ABC clan Sistem Perusahaan.................. 125

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan................................................................................ 129

B. Implikasi dan Saran................................................................... 130

1. lmplikasi............................................................................ 130

2. Keterbatasan................................................. .................... 130

3. Saran.................................................................................. 131

DAFT AR PUST AKA.................................................................................. 132

Page 14: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

4.1 : Jadwal Tayarig Pfogi'afu Acara Televisi 63

4.2 : Jumlah Program yang Telah Diproduksi 64

4.3 : Biaya Host Selama Bulan Juni 2008 66

4.4 : Biaya Research/Survey Selama Bulan Juni 2008 67

4.5 : Biaya Make-Up and Hair Set Juni 2008 68

4.6 : Biaya Wardrobe Juni 2008 68

4.7 : Biaya Property Juni 2008 69

4.8 : Biaya Setting Juni 2008 70

4.9 : Biaya Editing Juni 2008 73

4.10 : Biaya Tapes Juni 2008 73

4.11 : Biaya Sewa Genset Juni 2008 77

4.12 : Daftar Honor Karyawan Trans Tv 78

4.13 : Pengakuan Biaya Langsung Perusahaan Juni 2008 79

4.14 : Daftar Rate Card 80

4.15 : Total Pendapatan Juni 2008 81

4.16 : Total Laba Juni 2008 82

4.17 : Pu! Biaya Aktivitas Trans Tv 107

4.18 : Biaya Overhead Juni 2008 109

4.19 : Persentase Distribusi Aktivitas 113

4.20 : Distribusi Biaya Overhead Ke Aktivitas 114

4.21 : Perhitungan Tarif Aktivitas Juni 2008 116

4.22 : Perhitungan Biaya Overhead Juni 2008 119

4.23 : Perhitungan Biaya Overhead Juni 200 (Lanjutan) 120

4.24 : Perhitw1gan Total Biaya Sistem ABC 121

4.25 : Perbandingan Perhitungan Biaya Sistem ABC dan Trans Tv 127

4.26 : Perbandingan Pos Biaya Sistem ABC dan Sistem Trans Tv 128

Page 15: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DAFTAR GAMBAR

Garn bar

2.1

2.2

4.1

4.2

: Model Dasar Activity Based Costing

: TV Rating dan TV Share

: Proses Produksi Program Acara Televisi Trans Tv

: Model Sistem ABC di Trans Tv

Halaman

14

15

50

123

Page 16: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Lampiran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

DAFTAR LAMPIRAN

Penjelasan

: Perhitungan Biaya Perusahaan

: Perhitungan Biaya ABC

: Perhitungan Net Profit ABC (ADJ)

: Perhitungan Net Profit ABC (ADJ Plus)

: Perhitungan Net Profit ABC (Ceriwis)

: Perhitungan Net Profit ABC (Dorcer Show)

: Perhitungan Net Profit ABC (Extravaganza)

: Perhitungan Net Profit ABC (Insert Siang)

: Perhitungan Net Profit ABC (Nglenong Nyok)

: Budget Costing Trans Tv (ADJ)

: Budget Costing Trans Tv (ADJ Plus)

: Budget Costing Trans Tv (Ceriwis)

: Budget Costing Trans Tv (Dorce Show)

: Budget Costing Trans Tv (Extravaganza)

: Budget Costing Trans Tv (Insert Siang)

: Budget Costing Trans Tv (Nglenong Nyok)

: Highlight Trans Tv

Page 17: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ~ermasalahan

Saat ini dunia hiburan yang berbasis audio-visual sangat digemari

oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya kalangan masyarakat

kelas menengah ke bawah saja, namnn kelas menengah ke atas pnn ikut

"melirik" dunia hiburan mass-media ini sebagai altematif hiburan yang

tergolong murah dan praktis bisa dijadikan sebagai sarana hiburan yang

efektif dan efisien nntuk sekedar bersantai dan mefopas lelah, berkurnpul

dengan keluarga besar, ataupnn hanya sekedar mencari :informasi saja.

Bisnis hiburan seperti ini di Indonesia sedang mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Sebagian orang, dalam kasus :ini adalah stasiun-staisnn

televisi, memandang peningkatan dalam ha! ini sebagai suatu segmentasi

pasar yang sangat potensial nntuk dikembangkan, sebagai momentum awal

kebangkitan hiburan pertelevisian di Indonesia yang sempat terpuruk satu

dekade yang lalu karena ditinggal oleh penontonnya.

Perkembangan dunia bisnis hiburan pertelevisian yang pesat telah

memacu stasinn-stasinn televisi di Indonesia berlomba-lomba nntuk

meningkatkan kualitas dari serangkaian program-program ac:ara yang

diproduksinya, tentnnya agar dapat besaing dengan para kompetitor lain yang

seienis. Pada akhirnva semua itu memiliki tuiuan vanu s11m11 tlP.nrrnn tnin~n

Page 18: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

perusahaan-perusahaan komersial pada ummnnya, yaitu mendapatkan laba

dari basil produksinya tersebut.

Perusahaan yang bergerak pada jasa penyiaran televisi secara

operasionalnya tidaklah jauh berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang

bergerak pada bidang jasa lainnya, karena sesuai d1engan karalcteristiknya,

bahwa perusahaan jasa produk yang dibasilkan untuk: konsumennya bersifat

produk-produk "kasat mata" (prinsip ketidakberwujudan), dan basil

produknya banya bisa dinikmati pada saat penayangart acara itu saja (prinsip

keter!enyapan). Maksudnya di sini adalah produk yang dihasilkan banya bisa

dinikmati sesaat saja, tidak bisa dijamah ataupun dimiJiki, karena yang dijual

pada perusahaan-perusahaan jasa pada umumnya banyalah sebuah kepuasan

ataupun sekedar untuk hiburan semata bagi para konsumennya.

Menurut Baksin (2006:40): "Di Indonesia ke:cenderungan karalcter

televisi sebagai entitas bisnis sangat mewamai tampilan, khususnya pada

televisi swasta. Dalam operasionalnya, televisi swasta banyak mencerminkan

prinsip-prinsip kapitalisme untuk mendorong perputaran roda ekonomi."

Televisi dalam konteks ini menjadi sarana bagi pe:njualan produk oleb

produsen yaitu dengan melakukan proses reproduksi1 melalui iklan yang

ditayangkan. lklan merupakan sumber pendapatan utama bagi televisi swasta

untuk memproduksi program-program yang mengisi air time-nya. Namun

dengan beralibi tmtuk mendapatkan laba yang besar, pemsahaan penyiaran

televisi terkadang membuat acara yang tidak berman:faat dan kurang mendidik

Page 19: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

buah bibir di kalangan masyarakat. Demi mendapatkan laba yang besar pula

terkadang perusahaan penyiaran televisi seakan "mienutup mata" dengan

norma-norma dan hukum yang berlaku di masyarakat.

Oleh karena itu, setiap stasiun-stasiun televisi sangat mengandalkan

para produsernya untuk membuat tayangan-tayangan yang berkualitas dan

tentunya mendapatkan laba yang besar pula. Seorang produser yang baik

dalam membuat suatu program acara akan jeli dalam pengalokasian budgeting

yang tersedia untuk "kelangsllllgan hidup atau going concern" acara yang

diproduksinya. Menurut Effendy (2002:45): "Agar dapat menyusun anggaran

(budget), Anda harus mengenali dengan baik semua elemen-elemen yang

terdapat dalam produksi film Anda." Elemen-elernen yang dimaksudkan

tentunya terkait dengan elemen-elemen biaya (seperti sewa alat syuting, honor

host acara dan kru produksi, dsb) ataupun elemen-elemen non-biaya (seperti

pemilihan karakter peran, jadwal syuting dsb) yang mungkin mllllcul dalam

proses pembuatan produksi film ataupun produksi program acara televisi,

yang tentunya elemen-elemen tersebut akan dikelola sedemikian rupa agar

memberikan nilai .tambah (value-added) atas program acara televisi yang akan

diproduksi.

Saat ini, cara pembebanan biaya produksi yang dilakukan oleh PT

Televisi Transformasi Indonesia bisa dibilang cenderung cukup aneh dan

keliru. PT Televisi Transformasi Indonesia mengklasifikasikan antara biaya

langsllllg dan biaya tidak langsw1g tidak pada tempatnya. Seperti, seluruh

Page 20: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

produksi program acara televisi maupun tidak, dikategorikan sebagai biaya

tidak langsung, dan pembebanannya pun tidak dimasukkan ke dalam biaya

produksi. Selain itu juga, ada biaya-biaya lai1111ya yang seharusnya

dikategorikan sebagai biaya produksi namun tidak dimasukkan sebagai biaya

produksi. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang cliakui oleh perusahaan

bukanlah biaya nyata yang seharusnya terjacli. Oleh karena itu, diperlukan

proses klasifikasi ulang untuk mensesuaikan pos-pos biaya dengan kategori

biaya yang seharusnya.

Prinsip-prinsip Activity Based Costing (selanjutnya akan cliiulis ABC)

sangat diperlukari dalam penentuan ~iaya, mengingat segala sesuatu yang

berkaitan dengan produksi apapun di dunia ini tidak te:rlepas dengan hal-hal

yang bemama biaya (cost). Dengan adanya penggmiaan ABC ini diharapkan

para produser dapat mengelola keseimbangan clan kesinambungan antara

budget del'.gan cost, agar penggunaannya tidak berlebihan ataupun

kekurangan (efisien), serta penggunaan budget tersebut dapat mencapai tujuan

dan tepat guna ( efektif).

Ada pertanyaan menarik seputar pengaruh sistem ABC ini, yaitu:

"Kenapa aktivitas dijadikan sebagai. suatu acuan da1am dasar penentuan

biaya?." Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh Brimson (1991:77): "Analisis

aktivitas adalah seperangkat teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi

aktivitas yang signifikan dari sebuah perusahaan dan menganalisa biaya

mereka clan performa mereka secara detil. Analisa seputar aktivitas

Page 21: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dimana aktivitas itu terjadi, memfasilitasi keselarasan tujuan, rnenyoroti

pernicu usaha, mendukung perbaikan berka!a, dan rnempercanggih sistern

pendukung pengambilan keputusan."

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam beroperasi maupun

berproduksi untuk mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan hai:apan

perusahaan perlu adanya suatu usaha pengendalian dan pengelolaan biaya

seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini dikarenakan bahwa faktor biaya

merupakan faktor yang penting dalam mernpengarubi kinerja perusahaan

secara keseluruhan.

Seperti yang telah dikernukakan di atas, tujua!l dari stasiun-stasiun

televisi membuat program-program ac!ll"a adala11 untuk memperoleh laba yang

sebesar-besarnya. Laba yang dinlaksud adalah laba dari pernasangan iklan

disela-sela program acara ataupun dari sponsor. Esensinya adalah dengan

membandingkan antara jumlah pendapatan yang diterima dari penayangan

iklan di sel~-sela program acara dengan berapa besar cost yang dikeluarkan

dalarn membuat suatu program acara. Peran ABC di sini sangatlah besar

dalarn mengendalikan dan mengelola biaya untuk menjadi lebih efektif dan

efisien.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Carter dan Usry

(2004:496) bahwa: "Tidak seperti akuntansi biaya tradisional yang hanya

menelusuri biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke

setiap unit output, tetapi ABC mengakui bahwa bai1yak biaya-biaya lain yang

' ' .

Page 22: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

aktivitas yang diperlukan nntuk memproduksi output." Jadi dengan demikian,

aktivitas-aktivitas yang kurang mengnntnngkan dapat terdeteksi sedini

mnngkin, yang tentnnya sesegera mnngkin melakukan pengambilan

keputusan yang tepat dan cepat nntuk melakukan pemlbenahan ataupnn juga

dapat mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang kurang mengnntnngkan tersebut.

Dan lagi-lagi hal ini berpengaruh pada pengukuran laba yang akan diterima

oleh perusahaan.

Oleh karena pentingnya penerapan prinsip-prinsip ABC pada

pembuatan budgeting oleh produser dalam pembuatan program-program acara

televisi yang berkualitas dan mengnntnngkan, penulis tertarik nntuk memilih

judul: "Analisis Penerapan Activity Based Costing Dalam Produksi

Program Acara Televisi: Study Kasus Pada PT T•elevisi Transformasi

Indonesia."

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah-masalah yang akan dikemukakan

oleh penulis sebagai dasar bahan penelitian adalah sebagai berikut:

I. Bagaimanakah cara perhitnngan harga pokok produksi program acara

televisi yang diterapkan oleh PT Televisi Transformasi Indonesia?

2. Berapa besarkah harga pokok program acara televiisi jika menggunakan

pendekatan activity-based costing?

3. Bagaimana dampak penerapan ABC terhadap terkait laba operasi PT

Page 23: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

disebutkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi program acara

televisi yang diterapkan oleh PT Televisi Transformasi Indonesia.

2. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produksi program acara

televisi jika menggunakan sistem ABC.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem ABC terhadap pengukuran

laba operasi perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan

sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Bagi penulis memberikan manfaat berupa syarat untrue memperoleh gelar

Saijana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakaita, dan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di

dunia pendidikan ke dunia kerja yang sesungguhnya, serta memahami

proses produksi program acara televisi dengan kinerja produsemya.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan kontribusi praktis untuk PT Televisi Transformasi Indonesia

dalam analisa pembuatan budgeting dan pelaksanaannya oleh produser

agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

3. Bagi Pihak Lain

Dalam ha! ini dikhususkan untulc mahasiswa atau peneliti, memberikan

kontribusi pada pengembangan teoritis yang berkaitan dengan produksi

program acara televisi dari sisi akuntansi manajeme11.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

BABil

KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Activity Based Costing

1. Definisi Activity Based Costing

Ada berbagai definisi yang menjelaskan tentang sistem ABC itu

sendiri, ini dikarenakan konsep dari sistem ABC yang cenderung baru

sehingga kemllllgkinan lllltuk terns berkembang terbuka lebar. Di

antaranya adalah:

Menurut Morse dkk. (1991), dalam jumal Nurhayati (2004:2),

memberikan definisi mengenai ABC, sebagai:

"Sistem pengalokasian dan pengalokasian kembaU biaya ke objek biaya dengan berdasarkan aktivitas yang menyebabkan biaya. Sistem ABC ini didasarkan pada pemikiran bahwa aktivitas penyebab biaya dan biaya aktivitas harus dialokasian ke .objek biaya dengan dasar aktivitas biayatersebut dikonsumsikan. Sistem ABC ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. "

Sedangkan Garrison (1991), dalam jurnal Nurhayati (2004:2),

mempllllyai pendapat sendiri mengenai sistem ABC:

"Sistem ABC sebagai suatu metode kalkulasi bilwa yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk danjasa dengan dasar jumlah dari kejadian at au transaksi produk at au jasa yang dihasilkan tersebut. "

Menurut Ravhurn (1991)_ senerti vllnCT Clilrntin rlllri h1rnlll lrnnrn

Page 26: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

"ABC sebagai suatu sistem yang mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya, atau dengan kata lain bahwa ABC tersebut adalah merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang berbasis pada transalrsi. Sistem biaya ABC itu sendiri adalah mengalokasikan oiaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengcm pemakaian aktivitas setiap produk. "

Mulyadi (2001 :34) memberikan defmisi mengenai sistem ABC

sebagai: ·

"Sistem ini merupakan salah satu wujud pelepasan akuntansi manajemen dari dominasi akuntansi keuangan. Sisf,em ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa cost object memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. "

Sedangkan Carter dan Usry (2004:496) mendefmisikan sistem

ABC sebagai berik.ut:

"ABC sebagai suatu sistem pehitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebihfaktor yang tidqk berkaitan dengan volume (non-volume-related factor)."

Dari teori-teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

ABC merupakan suatu sistem kalkulasi biaya dimana penelusurannya

tidak hanya se.kedar membebankan biaya bahan baku langsung dan biaya

tenaga kerja Jangsung ke setiap unit produksi, tetapi juga melakukan

penelusuran menggunakan aktivitas yang terlibat dalam suatu produksi,

dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut ke produk sesuai dengan

pemakaian aktivitas setiap produk. Aktivitas-aktivitas ini digunakan

~ ................... : ,.:J,..,..,.._ ------..1-1!--- 1_!_ "

Page 27: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dari penggunaan alokasi biaya dengan mudahnya dapat ditelusuri.

Aktivitas-aktivitas yang terjadi tidak terlepas dari asumsi bahwa setiap

aktivitas yang terlibat dalam suatu produksi akan menimbulkan suatu

pemicu biaya (cost-driver), diinana pemicu biaya ini harus diperhatikan

pula karena mengandung uusur kemelekatan dalam perancangan suatu

sistem perhitungan biaya berdasarkan sistem ABC.

2. Manfaat Dan Keunggulan Sistem ABC

Manfaat sistem biaya activity-based costing (ABC) bagi pihak

manajemen perusahaau menurut Forbest (1996:337) adalah:

a. Membantu l\:lembuat Keputusan Strategis

Informasi yang lebih akurat dan objektif menyediakan membantu

peningkatan pembuatan keputusan strategis untuk:

l) Strategi penentuan harga

2) Manajemen lini produk

3) Keputusan membuat atau membeli

4) Rasionalisasi produk

5) Keputusan menyewa atau memiliki

b. Penempatan Informasi Pemicu Kerja Ke Aktivitas

Pemicu kerja merupakan suatu pengukurim yang menghasilkan

aktivitas dan memulai proses menkonsumsi sumber daya dengan

aktivitas yang terlbat. ABC menggunakan pemicu kei:ia untuk

mengidentifikasikan apa yang menyebabkan kerja berjalan dan

Page 28: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

menetapkan pengkonsumsian sumber daya ke aktivitas dan aktivitas

ke produk ataujasa.

c. Efektivitas Operasional

Mengetahui bagaimana pekerjaan berjalan demgan analisis aktivitas

yang hati-hati membantu ari::a kerja mant'\iemen fungsional dalam

peningkatan efektivitas operasional sebagai:

1) Memprioritaskan usaha peningkatan

2) Mengidentifikasi pekerjaan menambah nilai lawan tidak

menambah nilai

3) Proses pendesainan ulang

4) Menampilkan ukuran

5) Penyusunan kembali arus kerja

d. Sasaran Informasi

ABC menginformasikan area kerja ftmgsional manajer tentang area

kerja mereka dengan menyediakan objektif dan informasi tepat waktu

pada:

1) Proses

2) Pemicu kerja

3) Aktivitas

4) Produk

5) Liniproduk

6) Pelanggan

,.,, n_1_

Page 29: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

8) Penampilan stafkaryawan

e. Kesatuan Aktivitas Ke Dalam Proses Bisnis "End to End"

Menghitung keseluruhan kegiatan produksi berdasarkan aktivitas

dengan mengacu pada biaya yang mempengaruhi per departemen

yang terlibat dalam proses produksi tersebut menjadi kesatuan

aktivitas. ·

f. Mengatur Aktivitas Menjadi Area Kerja Fuugsioual

Menyediakan informasi perbandingan dimana pada saat masalah

timbul manajemen dapat fokus ke sumber masalahnya dengan

berupaya unmk mengeliminasikan campur tangan dengan segera.

Berikut adalah beberapa keunggulan dari sistem ABC dalam

peuentuan biaya produksi:

a. Biaya produk yang lebih realistik.

b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk.

c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan

biaya bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.

d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari

peri~aku biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan

mengidentifikasikan aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap

produk.

e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diveritas produksi

yang modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya, banyak

Page 30: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis transaksi dari pada

berbasis volume produk.

f. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan

dari biaya produk variabel jangka panja:ng yang relevan terhadap

pengambilan keputusan strategik.

g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses,

pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

3. Dasar-Dasar Penerapan Sistem ABC

Dalam sistem biaya ABC menurnt Nurhayati (2004:5), produk

diartikan sebagai barang atau jasa· yang bernsaha dijual oleh pernsahaan,

produk tersebut dihasilkan melalui aktivitas pemsahaan dan aktivitas

inilah yang mengkonsumsi sumber daya. Biaya yang tidak dapat

didistribusikan secara langsung pada produk a:kan dibebankan pada

aktivitas · yang menyebabkan biaya tersebut timbul. Biaya untuk tiap

aktivitas ini kemudian dibebankan pada produk yang bersangkutan.

Hubungan untuk mengalokasikan biaya ke produk dinyatakan dalam

gambar berikut:

Gambar2.1. Model Dasar Activity Based Costin!: (ABC)

Page 31: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dasar-dasar sistem ABC ini mencakup biaya produksi tidak

langsWlg (overhead), aktivitas, tujuan biaya, dan pemacu biaya, se1ia

tanpa mengkesampingan kelompok biaya yang tei:jadi.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001 :34) melniliki pendapat sendiri

tentang model dasar sistem ABC, dimana dia mengatakan bahwa: "Sistem

ABC ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa cost object

memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya.

Berdasarkan landasan pikiran ini dibangWl keyakinan dasar baru bahwa

biaya ada penyebabnya, dan penyebab biaya dapat dikelola." Berikut

adalah bagan model dasar ABC menurut Mulyadi (2001 :35):

Pengelolaan aktivitas merupakan

pengelolaau terhadap aktivitas-penambah

dan bukan-penambah nilai dalam

menghasilkan cost object dengan

mengkonsumsi SW11ber daya

Gambar2.2.

Biaya mernpakan ukuran sumber daya

yang dikonsW11si untuk melaksanakan

aktivitas dalam menghasilkan cost

object (produk/jasa)

Page 32: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dari gambar di atas, terlihat bahwa Mulyadi mencoba untuk

menjelaskan bahwa dalam melayani kebutuhan pellanggannya, perusahaan

akan melakukan pengelolaan aktivitas-aktivitas yang tentunya menambah

nilai dalam menghasilkan cost object dengan mengkonsumsi sumber daya

yang ada. Dengan melihat kecenderungan ini, perusahaan tentunya tidak

akan melakukan aktivitas-aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen.

Untuk melaksanakan ha! itu perusahaan akan senantiasa melakukan

perbaikan-perbaikan terhadap aktivitas-aktivitas untuk menghasilkan

produk atau jasa yang lebih baik, yang nantinya akan diserahkan kepada

pelanggan.

Menurut Garrison dan Noreen (2003:317) dasar-dasar pembebanan

biaya dalam sistem ABC adalah sebagai berikut:

a. Biaya produksi dan non-produksi dibebankan ke produk

b. Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke 'biaya produk

c. Ada sejumlah pul biaya overhead, setiap pul dialokasikan ke produk

dan 'objek perhitungan biaya (costing) lainnya dengan mengunakan

ukuran aktivitas masing-masing yang khusus

d. Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem

akuntansi.biaya tradisional

e. Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuailkan dengan kapasitas

aktivitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan

Page 33: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

4. Perancangan Sistem ABC

Berikut adalah tahapan perancangan sistem ABC menumt

Garrison dan Noreen (2003:322-332):

a. Mengidentifikasikan dan Mendefinisikam1 Aktivitas dan Pnl

Aktivitas

Menurut pendapat mereka langkah utania yang pertama dalam

menerapkan sistem ABC adalah mengidentifikasikan aktivitas yang

akan menjadi dasar sistem tersebut. Namun ada beberapa masalah

yang akan ditimbulkannya, karena aktivitas-aktivitas perusahaan bila

dirunut sampai ke aktivitas dasarnya tentu akan diperoleh catatan

aktivitas yang sangat panjang, dan ha! ini dapat dipastikan akan

memakan· biaya yang tidak sedikit untuk menerapkan sistem ABC

yang melibatkan sejumlah besar aktivitas perusahaan.

Pada tahap ini diperlukan pengamb:ilan keputusan untuk

mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam tingkat yang sesuai

menjadi pusat-pusat aktivitas yang terpisah.

Menurut Garrison dan Noreen (2003:451) terdapat lima

tingkat umum aktivitas, di mana masing-masing tingkat aktivitas

dibagi-bagi lagi menjadi pusat aktivitas tertentu, yaitu:

1) Aktivitas Tingkat Unit

Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi, artinya biaya

yang dialokasikan pada aktivitas tingkat unit bersifat proporsional

Page 34: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

2) Aktivitas Tingkat Batch

Aktivitas ini dilakukan setiap batch diproses, tanpa

memperhatikan unit yang ada dalam batch tersebut. Biaya pada

tingkat batch lebih tergantung pada jumlah. batch yang diproses

dan bukannya pada jumlah unit produksi, jumlah unit yang dijual

atau ukuran volume yang iain.

3) Aktivitas Tingkat Produk

Berkaitan deugan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa

memperhatikan berapa batch atau bempa unit yang diproduksi

atau dijual.

4) Aktivitas Tingkat Pelanggan

Berkaitan dengan pelanggan khusus dan meliputi aktivitas yang

tidak terpaku pada produk tertentu.

5) Aktivitas Pemeliharaan Organisasi

Aktivitas ini dilakukan tanpa mempeihatikan pelanggan mana

yang dilayani, barang apa yang diproduksi, berapa batch yang

dij alaukan, atau berapa unit yang dibuat.

Pul biaya aktivitas menurut Garisson dan Noreen (2003:324)

adalah sebuah "wadah" yang mengakumulasikan semua biaya yang

berkaitan dengan aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Pu! biaya

aktivitas ini di dalam sistem ABC kemudian lebih dikenal dengan

pemicu biaya (cost driver). Menurut Simarnora (2002:131) terdapat

Page 35: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dua faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih pemicu biaya,

yaitu:

1) Kemudahan pencarian data yang berkaitan dengan pemicu biaya.

2) Kadar yang terhadapnya pemicu biaya mengukur konsumsi

aktual oleh produk aktivitas yang terlihat.

b. Bila Muugkin, Telusuri Biaya Overhead Secara Langsung Ke

Aktivitas dan Objek Biaya ·

Pada tahap ini dalam menerapkan sistem ABC secara langsung

menelusuri sejauh mungkin berbagai biaya OV<~rhead ke objek biaya.

Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat efeklivi.tas dan efisiensi biaya

overhead tersebut dalam membentuk suatu produk yang berkualitas.

c. Membebankan Biaya Ke Pul Kas Biaya Aktivitas

Sebagian besar biaya overhead diklasifikasikan dalam sistem

akuntansi dasar perusahaan berdasarkan departemen di mana biaya

tersebut terjadi. Dalam situasi seperti itu, biaya departemen tersebut

dibagi dengan beberapa pu1 biaya aktivitas menggunakan proses

alokasi yang disebut alokasi tahap pertama. Alokasi tahap pertama

dalam sistem ABC adalah proses pembebanan biaya ke pu1 kas biaya

aktivitas.

d. Menghitung Tarif Aktivitas

Tarif aktivitas ini digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke

produk dan pelanggan. Tim ABC menentukan total aktivitas

Page 36: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dan untulc melayani pelanggan pada saat ini. Tarif aktivitas dihitung

dengan membagi total biaya untulc masing-masing ak:tivitas dengan

total ak:tivitasnya.

e. Membebankan Biaya Ke Objek Biaya D1mgan Menggunakan

Tarif Aktivitas dan Ukuran Aktivitas

Langkah kelima dalam penerapan ABC disebut alokasi tahap kedua.

Dalam alokasi tahap kedua ini, tarif aktivitas digunakan untulc

membebankan biaya produk dim pelanggan.

f. Menyiapkan Laporan Manajemen

Pada tahap ini, manajemen menyiapkan laporan manajemen sebagai

basil pertanggungjawaban atas proses ak:tivitas-ak:tivitas di dalan1

sistem ABC. Dalam laporan manajemen ini terdapat kombinasi biaya

dalam membentulc sebuah produk, dan tentunya dikurangkan dari

basil penjualan untulc mendapatkan laba yang diperoleh dari produk

tersebut.

5. Pedoman Pengurangan Biaya Cara ABC

Menurut Forbest (1996:317-320), ada lima pedoman dasar untulc

mengurangkan biaya dengan cara ABC:

a. Mengurangi Waktu atau Usaha yanir. Dibutuhkan Untuk

Menjalankan Sebuah Aktivitas

Elemen kunci dari peningkatan adalah mengurm1gi wak:tu atau usaha

yang dibutuhkan untulc menjalankan sebuah aktivitas. Pengurangan

. . . . . . .

Page 37: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

b. Mengeliminasi Aktivitas yang Tidak Dipel!'lukan

Ada beberapa ak:tivitas yang dikandidatkan untuk dieliminasi karena

ak:tivitas-ak:tivitas tersebut tidak berharga bagi pelanggan atau tidak

esensial dalarn operasional perusahaan.

c. Memilih Aktivitas Berbiaya Rendah

Para pendesain produk dan proses seringkali mempunyai pilihan

diantara ak:tivitas bersaing. Kecenderungan terhadap penawaran

dalarn mengurangi biaya dengan pengarnbilan ak:tivitas berbiaya

rendah.

d. Membagi Aktivitas Bila Diperlukan

Hal ini ditujukan untuk pelanggan yang memiliki kebutuhan unik,

karena jika pelanggan yang memiliki kebutuhan unik tersebut,

diperlukan melakukan ak:tivitas spesifik sesuai dengan keinginan

pelanggan tersebut. Narnun, jika pelanggannya memiliki kebutuhan

yang sarna, maka sangat mubazir jika tidak melayani kebutuhan

tersebut dengan ak:tivitas yang sama.

e. Memperbaiki Sumber Daya yang Tidak DipE,rlukan

Dalarn analisis final, biaya dapat dikurangi hanya jika sumber daya

dieliminasi atau diperbaiki. Sumber daya dapat diperbaiki dengan

cara pertumbuhan bisnis pengetatan biaya, mengalihkan sumber daya

ke iiktivitas lainnya, atau menghapus sumber daya tersebut dalarn

perusahaan.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

6. Profitabilitas

Setiap ·perusahaan yang didirikan di muka bumi ini memiliki satu

tujuan yang sama, yaitu mengerahkan sumber daya yang ada di

perusahaan sedemikian rupa sehingga terjadi perputaran modal dalam

perusahaan secara menguntungkan.

P.ada dasarnya profitabilitas adalah suatu daya dan upaya yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan profit (laba). Sedangkan

cara sederhana dalam mengukur tingkat laba yang dapat diterima oleh

perusahaan itu adalah dengan membandingkan antara pendapatan yang

diterima oleh perusahaan dengan biaya-biaya (cost) yang dibutuhkan

untuk membuat suatu produk.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2004:13), untuk

melihat tingkat profitabilitas dalam efektifitas penggunaan ABC

digunakanlah ratio keuntungan kotor karena yang diukur adalah biaya

produksi.

Rasio keuntungan kotor menyatakan presen1ase ratio keuntuugan

kotor terhadap hasil penjualan produk. Keuntungan kotor ini didapat dari

hasil penjualan dikurangi dengiiu harga pokok produksi. Infonnasi

keuntungan kotor dapat berupa laba atau rugi bruto tiap produk yang

diperlukan, untuk mengetahui kontribusi tiap order dalam pengeluaran

yang non-produksi.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

7. Sistem Tradisional Versus Sistem ABC

a. Sistem Biaya Tradisional

Menurut ·Brimson (1991:7) sistem akuntansi berdasarkan biaya

tradisional didesain untuk zaman dahulu ketika tenaga kerja langsung

dan bahan baku langsung merupakan faktor utama dalam produksi,

teknologi stabil, aktivitas overhead mendukung proses produksi, dan

hanya memproduksi dalam va:tietas terbatas.

Sedangkan menurut Ga:tisson dan Noreen (2003:340)

mengatakan bahwa metode akuntansi biaya tradisional rentan

terhadap beberapa kelemahan yang dapat mengakibatka:n biaya untuk

pembuataii keputusan terdistqrsi. Maksudnya di sini adalah dengan

metode tradisional ini, produk menjadi terbeba:ni oleh bermacam­

macam biaya, termasuk biaya-biaya yang tidak menambah nilai

produk (non-value added), sehingga dapat mcnyebabkan kesalahan

dalapi pembuatan kebutusan karena biaya agak sulit untuk ditelusuri.

Kembali pada Brimson (1991:7), menurutnya sistem

akunta:nsi biaya tradisional tidak menyediakan informasi yang

memada:i untuk mengidentifikasikan penyebab biaya. Dalam situasi

dima:na biaya dinilai ma:najemen terlalu tinggii, manajer cenderung

mengandalkan pemotongan biaya overhead antar departemen untuk

mengendalikan pemborosan terhadap kele11gaha:n informasi yang

tepat. Sehingga ketika laba menurun ataupun hila:ng, maka

'. .. ~

Page 40: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

pinggang" dengan cara yang sa1ah dan maksud yang salah.

Pendekatan umum yang biasanya diambil, yaitu:

I) Pengurangan secara menyeluruh dalarn anggaran di semua

departemen

2) Pembekuan pada kenaikan gaji

3) Pembekuan pada aktivitas overhead

4) Pensiun dini

5) Pembekuan pada pelatihan dan perjalanan yang tidak esensial

6) Pembekuan pada penerimaan karyawan

7) Pembekuan pada investasi

b. Perbedaan Sistem Biaya Dengan Sistem ABC

Menurut Carter dan Usry (2004:500) mengatakan bahwa perbedaan

umum antara sistem ABC dan sistem tradisional adalah homogenitas

dari biaya dalam satu tempat penampungan biaya. ABC

mengharuskan perhitungan tempat penampungan biaya suatu

aktivitas, maupun identifikasi suatu pemicu biaya. Sehingga akan

berakibat lebih banyak kehati-hatian dalam membentuk tempat

penampungan biaya dalam sistem ABC dibandingkan dengan sistem

biaya tradisional yang hanya menelusuri biaya bahan baku langsung

dan biaya·tenaga kerja langs~g ke setiap unit output.

Perbedaan lainnya menurut Carter dan Usry (2004:500)

adalahbahwa semua sistem ABC adalah sist,em perhitungan dua .

Page 41: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

perhitungan satu tahap, dan penggunaan sistem dua tahap pada sistem

tradisional hanya apabila jika departemen atau pusat biaya lain dibuat.

B. Klasifikasi Biaya Produk

Pengklasiftkasian biaya diperlukan untuk memudahkan perhitungan

atas data-data biaya berdasarkan pencatatan klasifikasi biaya yang seharusnya.

Karena penelitian ini hanya menelusuri biaya ke dalam produk, maka

klasifikasi yang akan digunakan adalah klasifikasi biaya produk. Menurut

Carter dan Usry (2004:40), klasifikasi biaya dalam hubimgannya dengan

produk dibagi menjadi dua e!emen biaya, yaitu:

1. Biaya Manufaktur

Biaya manufaktur ini menurut Carter dan Usry (2004:40), disebut

juga biaya prqduksi atau biaya pabrik, di mana terdapat 3 elemen biaya

yang membentuknya, yaitu:

a. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk

bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit

dalam perhitungan biaya produk.

b. Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi

bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebank:an

secara layak ke produk tertentu.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

c. Overhead Pabrik

Overhead pahrik terdiri atas semua hiaya rnanufaktur yang tidak

dapat ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pahrik

ini dihagi menjadi 2 elemen hiaya, yaitu:

1) Bahan Baku Tidak Langsung

Bahan haku tidak langsung adalah hahan haku yang diperlukan

lintuk penyelesaian suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan

sehagai hahan haku langsung karena hahan haku tersehut tidak

menjadi hagian dari produk.

2) Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kt~rja yang tidak dapat

ditelusuri langsung ke konstruksi atau komposisi dari produkjadi.

2. Behan Komersial

Sedangkan menurut Carter dan Usry (2004:43), terdiri dari 2

klasifikasi hesar, yaitu:

a. Behan Pemasaran

Behan pemasaran mulai dari titik di mana hiaya manufaktur herakhir,

yaitu ketika proses manufaktur selesai dan produk dalam kondisi siap

dijuiil.

h. Behan Administrasi

Behan admninistrasi termasuk hehan yang terjadi dalam mengarahkan

dan meng~ndalikan organisasi.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

C. Proses Produksi Acara Televisi

Pada proses produksi acara televisi ini dibagi menjadi tlga tahapan

menurut Herbert Zettl (1992:477-484), yaitu:

1. Tahap P.ra Produksi

Dalam tahap ini menurut Herbert Zettl merupakan tahap

komunikasi dan koordinasi dalam proses produksi. Maksudnya di sini

adalah produser harus menetapkan segmentasi pasar apakah yang dituju

untuk memasarkan acara televisi .yang akan di produksi, koordinasikan

berbagai elemen produksi secara maksimal untuk membuat sebuah

program yang bermanfaat.

Mengidentlfikasikan orang-orang yang secara langsung ataupun

tldak langsung terlibat dalam rencana produksi clan membuat komunikasi

yang lancar di antara unit-unit produksi tersebut. Komunikasi yang la.near

memungkinkan produser dapat mengkoordinasikan elemen-eleme11

produksi secara efisien dan dapat dipercaya, yaitu:

a. Merencanakan Tim

Tim produksi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: "above-the-line"

dan "below-the-line." Tim produksi above-the-line termasuk orang­

orang yang sebagian besar turut serta dalam aktivitas 11011-teknis dan

tidak mengoperasikan peralatan, seperti pe11ulis 11askah, sutradara

(director), pe11ata gerak (art director), pemanclu bakat (talent), dan

berbagai asisten produksi. Tentunya, kebanyakan stasiun televisi

Page 44: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PF':->1p1 '<'·r· "<A -·' . ,.1,., P,t. l\N UTAMt lj !'l C" ,,\ · '"' 0 fl1HfD Jl.\fl'.AJc;;TA

digaji oleh stasiun televisi itu sendiri. Hanya jaringan yang besar atau

perusahaan produk:si independen yang secara reguler mempekerjakan

para pekerja paruh waktu ke dalam tim above-the-line.

Sedangkan tim below-the-line secara umum terdiri dari orang-

orang yang mengoperasikaa peralatan atau mengawasi berbagai

aktivitas. Diantaranya adalah pengawas studio, penata teknis

(technical directors!TDs), operator kamera, teknisi audio, penata

cahaya (lighting directors/LDs), manajer lapaugan, editor videotape,

operator C.G, operator VTR, dan lain sebagainya.

b. Peralatan Produksi

Walaupun untuk menjadi seorang produser yang haik tidak

dihutuhkan seorang yang ahli elektronik:, t•~tapi diperlukan juga

pengetahuan tentang peralatan produksi utama dan cara

mengoperasikannya. Meninjau ulang kebutuhart awal dan melihat tipe

produksi apa yang dipilih, tentu saja, yang p1~ralatan paling efisien

dan paling dibutuhkan yang sehenarnya digunakan atau yang

termasuk · dalam budget. Koµsultasikan dengan staff teknisi yang

membutuhkan peralatan tersebut atau tugas produksi lainnya.

c. Tim Produksi

Agar merekrut dan mengkoordinasikaa tim produk:si dengan baik,

proquser hams mengetahui posisi yang tepat dan pertanggungjawaban

dari setiap thn produksi above-the-line dan below-the-line, serta

1 ' • 1

Page 45: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Produser tidak harus melakukan semua hal yang berkaitan dengan

produksi seorang diri, belajarlah untuk mempercayai kemampuan dari

tiin yang dibentuk dan bagaimana membuat mereka bekerjasama

dengan efisiensi yang maksiinum.

d. Jadwal

Menjadwalkan secara hati-hati rencana para personal yang terlibat,

peralatan, dan studio, atau perihal produksi lainnya. Penjadwalan

akan terasa lebih sulit dibandingkan dengan ekspektasi awal dan

seorang produser yang baik harus lebih sabar menyikapinya, serta

mempersiapkan waktu yang lebih fleksibel untuk mengkompromi­

kannya.

e. Faktor Produksi Lainnya

Kebanyakan produksi terkait dengan fasilitas dan orang yang terlibat,

biasanya, tidak ada hubungannya dengan stasiun atau perusahaan

produksi. Elemen-elemen produksi inilah yang membutuhkan

perhatian yang lebih. Seperti ijin peliputan, mengontak artis untuk

hadir dalam acara yang diproduksi, tempat penginapan apabila

melakukan syuting di lapangan, dan lain sebagainya.

2. Tahap Produksi

Setelah tahap pra-produksi selesai, saatnya untuk memulai proses

produksi yang sebenarnya. Dalan1 proses ini tennasuk banyak fase yang

terkadang mengalami kemajuan dan rangkaian ke:berhasilan, terkadang

Page 46: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

tumpang tindih, dan terkadang terlihat tidak terkeudali. Dalam talmp ini

terdapat beberapa prinsip tahapan produksi:

a. Metode Produksi dan Ruang Lingkup

Walaupun metode dasar prodi.Jksi telah ditetapkan - sebagai contoh,

menggunakan multi-kamera atau kamera tunggal di dalarn studio -

kembali pada proses yang dibutuhkan dan eek apakah metode yang

dipilih, tentu saja, metode yang paling efisien. Tetapkan dalarn

pikitan bahwa studio memerlukan kont:rol yang optimal dan

disituasikan pada pernilihan lokasi yang sesuai dengan biaya yang

relatif rendah.

b. Pemand~ Bakat (Talent)

Terutama pada acara televisi yang rutin, seperti acara herita atau

wawancara, pemandu bakat merupakan bagian pegawai tetap stasiun

televisi. Tetapi apabila produser mempekerjakan pemandu bakat

untuk tujuan tertentu, harus dirundingkan dengan agensi pencari

bakat dan/atau sutradara dari acara yang diproduksi. Jika tidak

diperlukan untuk mempekerjakan agensi pencari bakat, maka

produser bisa menyeleksi sendiri pemain yang diinginkan. Tetapi

keputusan akhimya untuk para pemain yang akan tampil dalarn acara

televisi berada pada sutradara, bukan di timgan produser. Jika

produser perlu untuk mempekerjakan tim produksi above-the-line

dari luar stasiun televisi, maka pastikan bahwa mereka merniliki

Page 47: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

kual.ifikasi yang bagus dan mengikat kontrak sesnai dengan regnlasi

yang berlaku.

c. Personil Below-The-Line

Kecuali produser independen, tim below-the-line dipeke1jakan oleh

manajer prodnksi dari stastiun yang terkait. Dalam ha! ini, produser

tidak mempunyai kuasa untuk menolaknya. Apapun alasannya

produser harus bekerjasama dengan tim above-the-line yang dipilih.

d. Pembahasan Produksi Awai

Sebelum pertimbangan akhir below-the-line, produser harus

mengadakan pembahasan produksi untuk pe1tama kalinya. Dalam

rapat ini produser mempresentasikan tujuan acara atau serial acara

dan mendiskusikan bagaimana ide-ide dapat direalisasikan secara

baik dalam acara televisi. Berikut adalali tugas-tugas spesifik yang

harus diperhatikan selama pembaliasan prodnksi:

1) Untuk penulis naskali: lengkapi naskali tepat waktu

2) Untuk penata gerak: persiapkan desain tepat waktu

3) Untuk sutradara: rincikan seluruh fasilitas teknis tepat waktu dan

persiapkan pemain.

4) Untuk manajer produksi: jadwalkan pelatihan dan waktu tayang,

fasilitas studio, km lapangan, dan fasilitas pasca-produksi.

5) Untuk pengawas teknisi: Tugas penata teknis dan studio atau km

EFP.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

6) Untuk semua: memperhitungkan budget secara tepat untuk

semua beban yang terkait.

Setelah rapat selesai, seluruh orang produksi harns menjebatani

komunikasi (seperti memakai handy talky) dan saling berkomunikasi

satu sama lain untuk memenuhi tugas yang diberi dengan tepar

waktu.

e. Pembahasan Naskah

Setelah naskah selesai dibuat, produser harns mendiskusikan naskah

tersebut ke penulisnya untuk mengetahui maksud dan tujuan

nask;ahnya tersebut. Setelah itu bahas pula ke selmuh anggota

produksi agar sutradara dapat mengkomunikasikan konsep produksi

yang cocok dan media yang dibutuhkan.

f. Penjadwalan Akhir

Seperti yang ditekankan sebelumnya, bahwa penjadwalan adalah

salah satu ha! yang esensial untuk aktivitas pra-produksi dan aktivitas

produksi. Waiau semua ha! telah dijadwalkan secara baik, eek

kembali penjadwalan demi kelancaran proses produksi.

g. Permohonan Fasilitas

Daftar permohonan fasilitas semua bagian peralatan, dan terkadang

semua properti, dibutuhkan da!am sebuah produksi. Pihak-pihak yang

terkait bertanggungjawab Ulltuk memenuhi berbagai permohonan

fasilitas dari unit operasi ke tillit operasi lainnya. Dalam operasional

Page 49: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

terkadang pennohonan fasilitas ini diambil etlih oleh produser atau

sutradara; sedangkan pada operasional berskala besar, kendali diam bi!

alih oleh mauajer produksi.

h. Mencatat Informasi

Sebagai seorang produser di sebuah stasiun te!evisi, butuh pennintaan

ke departemen yang terkait dengan seluruh infonnasi yang

dibutuhkan, seperti judul acara, tanggal penayangan, dan waktu

pem1yangan terbaik untuk acara yang akan diproduksi.

i. Publisitas dan Promosi

Acara terbaik sekalipun tidak berharga jika tidak ada satu orang pun

tahu tentang acara tersebut. Selama pra-produksi, bertemu dengan

departemen publikasi dan promosi dan menginformasikan kepada

mereka tentang kelanjutan produksi. Pekerjaan publisitas terbentur

pada gap antara potensial penonton dengan penonton yang

sebenarnya.

j. Pelatihan dan Pertunjukan

Setelah produser melakukan pekerjaannya dengan baik, tugas

selanjutnya akan diambil alih oleh produser. Sutradara akan

memimpin pelatihan yang dibutuhkan dan EFP atau studio produksi.

Berusaha untuk sedekat mungkin dengan sutrac!ara, jika ada usulan

mengenai acara, produser bisa mendikte komentamya dan

mendiskusikannya ke sutradara. Selama pertunjukan yang

Page 50: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

sebenarnya, usahakan untuk tidak turut cmnpur dengan apa yang

sutradara lakukan, kecuali sutradara melakukan kesalahan besar.

3. Tahap Pasca Produksi

Setelah acara selesai diproduksi, produser juga harus mengisi

laporan; membayar tagihan atas ptoduksi. Untuk J,ebih lengkapnya pasca

produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Editing Pasca Produksi

Beberapa produser merasa bahwa mereka harus mengawasi secara

seksama atas keseluruhan editing video dan aktivitas penjernihan

suara, sementara yang lainnya melimpahkan beberapa tanggungjawab

ke sutradara. Dalmn beberapa kasus, produser harus mengecek sekali

lagi beberapa ha! berikut:

1) Tersedianya fasilitas editor, serta video clan audio pasca-produksi.

2) Memperhatikan pengeditan dan mendiskusikannya dengan

sutradara dan editor.

3) Estimasikan bi a ya untuk editing.

4) Publisitas.

5) Jika produksinya untuk perusahaan atau organisasi non­

penyiaran, atur tanggal pertemuan untuk mendiskusikan progrmn

acara .dengan klien.

6) Tetap membuka kritik dan saran, clan mendengarkan secara

seksmna rekomendasi dari eksekutif produser, manajer program,

Page 51: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

b. Timbal Balilc dan Evaluasi

Timbal balik di sini adalah memberikan semacam kesempatan kepada

penonton untuk memberikan kritik dan saran melalui media tertentu

yang telah ditunjuk (seperti nomor telepon, alamat surat, fax, email,

dsb), agar para penonton ikut senang karena mierasa pendapat mereka

didengar. Pada akhimya, evaluasi kinerja dari proses produksi yang

telah dilakukan. Untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan

kualitas dari acara yang telah diproduksi.

c. Menyimpan Rekaman

Yang terakhir harus dilakukan adalah menyimpan rekaman atas acara

yang telah diproduksi dengan baik, pastikan bahwa selurnh rekaman

final tersimpan secara Jengkap. Setidakuya, harus terkandung: (1)

proposal :program, (2) jadwal produksi, (3) permohonan fasilitas, ( 4)

daftar personil above-the-line dan below-the-line, ( 6) daftar pemnndu

bakat, (7) berbagai izin terkait, dan (8) naskah syuting.

D. Elemen Biaya Produksi Acara Televisi

Berikut adalah elemen-elemen biaya dasar menurut Bobker clan

Marinis (1973:86-103) dalam pembuatan budget yang penggunarumya hampir

mirip untuk semua tipe produksi acara televisi:

1. Film dan Lab.oratorium

Semua biaya yang terkait dengan pembelian bahan mentah dan

Page 52: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

mentah dan pencetakan akhir dan pencetakan ulang dari film yang sudah

jadi - harus di\:antumkan dalam budget. Biaya laboiratorium dari film yang

sudah jadi ditentukan oleh durasi film dan meliputi berbagai macam

kegiatan pencetakan.

2. Pengerjaan Optik

Selama produksi berjalan, banyak berbagai macam pengerjaan

optik yang berbeda mungkin terlibat, termasuk penc:etakan optikal kembali

dari adegan, spesial efek, distorsi warna, pembesaran layar, dim fotografi

judul optik. Walaupun produser yang telah berpengalaman melalcukan

dengar pendapat dengan departemen yang ·bersangkutan tentang

pengerjaan optik, sangat sulit mengantisipasi secara akurat seluruh efek

optik yang dibutuhkan. Bijak bila ketika memperkirakan budget soal ini

untuk membuat pencadangan untuk biaya yang tidak terduga (sebaiknya

menambahkan 2 sampai 3 pesen dari total budget untuk pekerjaan optik).

3. Biaya Naskah dan Papan Cerita

Semua biaya yang berkaitan secara langsung untuk penelitian dan

penulisan naskah harus dicantumkan dalam budget. Ini te1masuk honor

penulis, biaya· perjalanan, penelitian, penulisan, rum kertas, serta semua

biaya lain yang terjadi dan termasuk waktu ketika naskah telah disetujui.

Sebagai tambahan, jika sebuah papan cerita dibutuhkan, semua biaya yang

terjadi selama pembuatan dipersiapkan - termasuk honor artis, biaya

penelitian dan perjalanan, dan biaya bahan-bahan - harus ditampilkan

Page 53: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

4. Staff Produksi

Hal ini biasanya termasuk dalam biaya peki~rja langsung dari grup

manajemen - . produser, eksekutif produser dan/atau asisten produser,

sutradara, asisten sutradara, unit manajer - dan seluruh personil produksi

non-teknis lainnya, seperti sekertaris produksi, pembawa naskah,

pengawas lalu lintas dan perjalanan, dan relasi pubiik. Budget disini harus

diperhitungkan seakurat mungkin dari jam kerja orang-orang tersebut akan

ikut serta dalam proses produksi, termasuk pra produksi dan pasca

produksi.

5. Animasi

Semenjak proses animasi menjadi semaldn rumi clan mahal,

esensinya kalau hal ini cliperkirakan clengan memberi perhatian lebih.

Estimasi hams termasuk semua biaya, tennasuk pekerja clan bahan-bahan

yang terlibat, untuk sketsa animasi clan papan ke1ja, clan biaya lahmya clari

keseluruhan animasi. Penggambaran estimasi ini juga harus termasuk

biaya clari juclul film animasi.

6. Rekam Suara

Pacla bagian ini termasuk seluruh biaya yang berkaitan langsung

pacla perekanian suara, clengan J?engecualian ongkos buruh yang acla

selama procluksi, dimana tertutupi pada bagian kru kamera clan suara.

Biaya rekam suara cliperkirakan di sini termasuk pembelian bahan mentah

(pita magnetik); rental studio untuk rekam narasi, sulih suara, rekam

Page 54: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

musik, dan rekam suara lainnya; dan biaya waktu transfer dari pita

remanan asli ke pita lainnya untuk pengeditan.

7. Artis dan Nara Somber

Biaya artis dan nara somber yang terkait dengan produksi acara

harus dimasukkan dalam budget. (Perjanjian mengacu pada pembayaran

secara residu untuk iklan harus tercatat pada terlampir pada budget).

8. Kru Kamera, Suara, dan Produksi

Pada item ini termasuk semua biaya pekerjja yang terkait selama

procluksi yang sebenarnya. Di antara personil termasuk pengarah fotografi,

kameramen (ticlak cligunakan pacla kebanyakan film clokumenter), asisten

kameramen, pencampur suara, orang yang merekmn, dan boomer man.

Juga clicantum,kan biaya seluruh teknisi (kru procluksi) yang bekerja pada

acara - tukang listrik, grips, prop men, supir, desainer kostum, pengawas

kostum, pendandan artis, dan lainnya. Ini tidak temasuk biaya pekerja

pacla penclesain dan pembuat latar - ada pada bagian latar.

9. Latar

Semua biaya yang terkiat clengan pendesainan clan pembuatan latar

harus clicantumkan dalam budget. Termasuk biaya untuk sewa studio

ditambah honor clan biaya pekerja langsung yang menclesain latar, tukang

cat, tukang lcayu dan pembuat latar, dan propertyman yang menghias latar.

10. Pemotongan dan Pengeditan

Semua biaya yang terlcait clengan pengeditan acara harus tercantum

Page 55: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

pekerja langsung untulc orang yang mengedit clan asistennya, clan biaya

selnruh bahan yang cligunakan clalam proses pengedlitan.

11.Musik

Pada item ini termasuk selnruh biaya yang terkait untulc musik

acara, dengan pengecualian biaya sewa untulc studio rekaman, dimana

sudah tercantum pada perekaman suara. Termasuk diantaranya honor

komposer, honor pengopi clan penata musik, honor pemain musik, dan

honor perpustakaan dan royalti.

12. Sewa Alat

Semua biaya dari sewa alat yang digunakan selama produksi acara

harus dicantumkan pada budget. Estimasi ini harus termasuk semua alat

yang terkait clengan pembuatan acara yang sebenamya.

13. Pembelian dan Perawatan

Ini mencakup untulc semua kategori yimg berkaitan clengan

pembelian dan perawatan selama proses produksi, pra produksi maupun

pasca produksi. Semua ha! yimg terkait dengim item ini harus tercimtum

dalam budget.

14. Perjalanan dan Biaya Hidup

Semua biaya perjalanan dan kendaraan, tem1asuk pembeliim dim

penyewaan kendaraan, harus tercimtum pada kategori ini. Sebagai

tambahan, be*aitan dengim peraturan serikat pek<:rja dan prosedur yang

diterima umum, produser bertanggungjawab atas selnruh biaya hidup artis,

Page 56: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

15.Persediaan Umum

Kategori ini terrnasuk kertas surat, pensil, dan hal-hal kecil lainnya

tetapi sangat dibutuhkan. Formula yang bagus untuk memperkirakan biaya

persediaan umum adalah dengan menambahkan 4 persen dari total biaya

langsung.

16. Pajak Penghasilan dan Asuransi

Sepuluh persen dari toal biaya langsung biasanya adalah jurnlah

yang bagus untuk disediakan ketika memperkirakan biaya dari pajak

penghasilan (sesuai hukum yang berlaku) dan asur:msi produksi. Sebagai

tambahan, produser harus mengadakan asuransi untuk melindungi

kesehatan dari narasumber, artis, kompensasi p(~kerja (sesuai dengan

hukum yang berlaku), dan "asuransi negatif," yang melindungi produser

dari kecelakaan peralatan. "Asuransi negatif' adalah perjanjian kepada

asuransi untnk melindungi kerusakan atau kehilangan selama produksi.

17. Honor Pekerja

Semua pekerja mendapatkan honorarium yang pasti dalam jurnlah

yang tetap, berdasarkan gaji, untuk dana pensiun dan biaya tunjangan.

Seluruh biaya yang terkait dengan honor pekerja ini harus tercantum

dalam budget.

18. Biaya Overhead

Biasanya sepuluh sampai dua puluh persen dari total biaya untuk

menutupi biaya overhead ini.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

19. Biaya Lain-Lain

Kategori ini termasuk biaya minor (kontinjensi, konsumsi,

perbaikan kecil, dan lainnya) dan biaya umum untuk mengakomodasi

kesalahan dan takdir dari Tuhan.

E. Kerangka Pemikiran

Kemampuan seorang produser dalam membuat budget sangatlah

dibutuhkan dalam membuat sebuah program acara. Prinsip-prinsip ABC

sangat dibutuhkan untuk penentuan biaya yang dibuat menjadi lebih efektif

dan efisien. Namun, perusahaan yang akan dijadikan objek penelitian belum

menerapkan prinsip-prinsip ABC. Hal ini terlihat dari penentuan harga

pokoknya (baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualannya),

bila di re-class, akan menunjukan bal1wa terjadinya salah persepsi dalam

penentuan direct dan indirect cost-nya, sehingga alokasi dalam penggunaan

sumber daya yang ada akan sulit diukur. Tingkat efektivitas dan efisiensi

penggunaan sumber daya bila dikaitkan dengan laba yang diterima

perusahaan tentunya akan sulit diukur pula.

Asumsikan bila tingkat pendapatan perusahaan melalui banyaknya

iklan ataupun sponsor, yang menjadi sumber pemasukan utama dari

perusahaan-perusahaan televisi pada umunmya, aclalah sama, maka bila

dikalkulasikan mungkin tingkat perbanclingan laba akan terjadi perbedaan

yang cukup signifikan antara sistem biaya tradisional yang digunakan PT

Televisi Tran~form::i~i TnrlonPc.:.i~ fvl-lnCT h~n,1r1 mPlr11rnlr!tn n.P.nAh1C'1t'J'".l1'\ 'h.;;:i..-r.,.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

bahan bairn langsung dan biaya tenaga langsung ke setiap unit output), dengan

sistem biaya menggunakan sistem ABC. Cara penelusuran biaya

menggunakan sistem tradisional cenderung lebih sulit untulc ditelusuri

sehingga agak sulit pula untulc mengidentifikasikan dan memperbaiki

problem-problem pemborosan, dan tentu saja mempengaruhi performa

perusahaan. Berbeda dengan sistem ABC yang berdasarkan aktivitas, bila

dibandingkan dengan sistem biaya tradisional hasilnya akan jauh lebih efektif

dan efisien dalam menekan tingkat pemborosan, ha.I ini dikarenalcan sistem

ABC dapat dengan mudahnya menelusuri aktivitas-aktivitas yang dinilai

kurang efektif dan efisien sehingga akan lebih 111udal1 dalam ha! pengambilan

keputusan dalam hal laba operasi pemsahaanc

Page 59: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

BAB ID

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif,

yaitu dengan cara menjelaskan kejadian-kejadian yang diteliti secara

sistematis. Dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data

atas objek yang diteliti.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini mengambil objek pada departe:men non drama dan

drama di PT Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV), yang bergerak

dalam industri pehyiaran televisi, y~g beralamat JI. Kapt. P. Tendean Kav.

12-14 A, Jakarta Selatan. Pemilihan objek penelifam pada perusahaan yang

bergerak dalam industri penyiaran televisi sebagai langkah revolusioner

dalam memandang konsep akuntansi dikaitkan dengan bidang 11011-akunting

yang secara. tidak disadari sang at terkait dengan konsep akuntansi, ha! ini

dikarenakan masih sedikitnya penelitian mengenai pernsahaan yang bergerak

dalam industri penyiaran televisi, terutama penelitian dalam peningkatan

kinerja perusahaan penyiaran televisi dilihat dari sisi peningkatan !aha

perusahaan. Sedangkan alasan menge11ai penelitian pada departemen 11011

drama dan drama di Trans Tv lebih dikare11akan sebagia11 besar eleme11 direct

Page 60: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

penyewaan - walaupun ada sebagian kecil elemen direct cost yang berasal

dari perusabaan penyewaan, ha! lebih dikarenakan elemen-elemen direct cost

tersebut lebih mudab untuk ditelusuri dan dihitung masa penggunaannya

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek yang akan

diteliti, serta merupakan konsep nilai dari kerangka Jpemikiran atas objek

penelitian. Berdasarkan kerangka penelitian yang telab dijabarkan pada Bab

II, maka variabel dan konsep yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penentuan harga pokok produksi menurut Trans Tv

2. Penentuan harga pokok produksi metode ABC

3. Dampak penerapan ABC terhadap !aha operasi

Sedangkan definisi operasional variabel mempakan penjelasan dari

pengertian teoritis variabel yang akan diteliti, sehingga dapat diamati dan

dievaluasi secara jelas untuk mencapai tujuan penelitian. Definisi operasional

variabel yang akan digunakan adalab:

1. Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Tran:1 Tv

Meneliti dan menganalisa penentuan harga pokok produksi yang

dilakukan pada program acara televisi berdasarkan kebijakan internal PT

Televisi Transformasi Indonesia. Meneliti dan me:nganalisa kesalaban­

kesalaban mendasar dalam pengakuan biaya dalam menentukan harga

pokok produksi program acara televisi.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

2. Penentuan Barga Pokok Produksi Metode ABC

Penentuan biaya yang dilakukan pada program acara televisi

sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ABC. Dari perancangan awal sistem

ABC sampai dengan tahapan aplikatif dari perancangan sistem ABC.

3. Dampak Penerapan ABC Terhadap Laba Operasii

Dengan adanya sistem ABC ini dapat terlihat aktivitas-aktivitas

yang bertambah nilai (value-added) ataupun aktivitas-aktivitas yang tidak

bertambah nilai (non-value-added). Sehingga diperlukan adanya

penyesuaian-penyesuaian agar terciptanya kondisi yang lebih efektif dan

efisien dalam proses produksi program acara televisi, dengan begitu

diharapkan penerapan sistem ABC ini dapat memberikan dampak positif

terhadap laba operasi perusahaan ..

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan da1a-data yang c\iperlukan

dalam penulisan skripsi ini, maka penulis melakukan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

I. Dokumentasi

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati dan mengevaluasi

c\okumen-c\okmnen pendukung atas suatu kejadian yang diteliti. Pacla

kegiatan ini dapat diperoleh data mengenai infom1asi umum tentang latar

belakang perusahaan clan dokumen-dokumen mengtmai kegiatan internal

Page 62: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

perusahaan yang berkaitan dengan topik pembahasan masalah, seperti:

rate card, fommlir budget, dan jadwal syuting dan jaidwal tayang acara.

2. Observasi Partisipan

Pada kegiatan ini, peneliti tidak hanya sebagai pengamat pasif,

melainkan juga terlibat Iangsung dan berpartisipasi dalam kasus yang akan

diteliti. Terlibat dalam proses prodnksi, pembuatan konsep acara, hingga

pembuatan budget oleh produser, serta mengamati bagaimana

pengambilan kebijakan berlangsllllg.

3. Wawancara

Kegiatan ini dilaknkan dengan cara pembicaraan langsllllg dan

tanya jawab kepada produser. Pertanyaan-pertanyaan yang diajnkan oleh

penulis terkait dengan masalah-masalah prodnksi acara, baik berupa teknis

ataupllll non-teknis, yang akan diteliti. Seperti sistem penilaian kinerja,

sistem dan prosedur kerja, fasilitas syuting, jam kerja karyawan, serta

besamya pemakaian sumber daya.

E. Metode Analisis Data

Setelah memperoleh data-data yang diperlnkm1, akan dilanjutkan

dengan menganalisa data-data tersebut dengan metode kualitatif, yaitn data

yang diperoleh dianalisa dat1 dihubungkan dengan teori yang ada, kemudian

ditariklah suatn kesimpulan sebagai basil dari penelitian. Langkall-la11gkah

a11alisa yang dilaknkan adalah sebagai berilmt:

Page 63: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

2. Menganalisa pembuatan budget yang dilakukan oleh produser apakah

menggunakan prinsip-prinsip sistem ABC.

3. Menganalisa dan mengevaluasi laporan kerja yang dibuat produser dan

membandingkannya dengan budget dan perencanaan yang telah dibuat.

4. Menganalisa pengaruh penerapan sistem ABC terh:i1dap penguknran laba

operasi perusahaan.

Page 64: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Organisasi

Perusahaan yang bergerak di bidang stasiun penyiaraan

pertelevisian ini mulai mengudara secara teknis pada tanggal 2001, namun

pada saat itu perusahaan hanya dapat melakukan penyiaraan selama

beberapa jam saja perharinya. Pada 1 Maret 2002, dengan bertambahnya

program acara televisi yang diproduksi seiring d!engan bertambahnya jam

tayang, maka PT Televisi Transformasi Indonesia mulai melakukan siaran

secara penuh pada tanggal 1 Maret 2002.

PT Televisi Transformasi Indonesia memproduksi sendiri seluruh

program acara televisi yang ditayangkannya, tanpa harus melakukan

pembelian program acara televisi dari pihak ekstemal perusahaan.

Walaupun ada beberapa acara yang diproduksi dengan sistem kerjasama

dengan pihak luar, namun pihiik perusahaan hanya melakukan kerjasama

dalam bentuk pembelian ide kreatif, bukannya membeli "barang jadi" dari

pihak ekstemal perusahaan, proses produksi tetap berada di tangan

perusahaan.

Ada beberapa departemen yang dimiliki perusahaan dalam

produksi program acara televisi. salah satunva a.dalah denartemen drama

Page 65: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

produksi pada umumnya, dimana arti dari departemen merujuk pada

rangkaian alur yang sistematis dari proses produksi sebuah perusahaan.

Departemen yang dimaksud justru ·Iebih diartikan oleh perusahaan sebagai

bentuk diversivikasi produk, dengan masing-masing departemen memiliki

tahapan-tahapan produksi sebagaimana lazimnya perusahaan yang

bergerak di bidang stasiun penyiaraan pertelevisian.

Dalam proses produksinya, tiap-tiap depairtemen dipimpin oleh

seorang kepala departemen. Kepala departemen ini mengepalai para

excecutive producer, di mana tugas dari executive producer :ini sebagai

penanggung jawab program acara. Pelaksanaan produksi sendiri kemud:ian

didelegasikan kepada produser-produser program acara, dimana letak ,

bagus atau tidaknya sebuah program acara televisi terletak pada ide kreatif

produser program acara, yang kemudian diwujudkannya dalam bentuk

perolehan laba dari para sponsor dan penayangan iklan.

2. Proses Produksi Program Acara Televisi

Pada penjelasan teori dalam bab 2, clije:laskan bahwa dalam

memproduksi program acara televisi melalui 3 tahapan proses produksi,

yaitu: tahap P,ra produksi, tahap produksi, da11 tahap pasca produksi.

Namun pacla kenyataannya di lapangan, tahapan-tahapan proses produksi

tersebut telah terwakili oleh 7 aktivitas utama.. Berikut adalah proses

procluksi program acara televisi yang diproduksi oleh PT Televisi

Transformasi Indonesia (Trans TV):

Page 66: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Gambar4.1 Proses Produksi Program Acara Televisi Trans Tv

Suniber:Perusahaan

Page 67: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dari ketujuh aktivitas proses produksi program acara televisi ini,

kemudian termasuk di dalamnya terdapat beberapa sub aktivitas

pendukung. Sub aktivitas pendulamg ini sangat bmperan penting dalam

sebuah rangkaian alur produksi program acara televisi. Dengan melihat

aktivitas utama dan aktivitas pendukung ini tentunya akan berguna dalam

proses penelusuran biaya, sehingga aktivitas-aktivitas yang tidak

menambah nilai (non-value-added) dapat terlihat dan sesegera mungkin

dapat diperbaiki maupun dieliminasi. Dengan begitu alokasi biaya yang

digunakan dalam proses produksi program acara televisi akan berlangsung

secara lebih efektif dan efisien.

a. Konsep Acara

Pada awal proses produksi sebuah barang atau jasa dalam perusahaan

yang bergerak di bidang apapun tentunya segala sesuatunya akan

dimulai dengan membuat sebuah konsep mengimai produk yang akan

diproduksinya tersebut. Konsepnya dapat berupa jenis barangnya,

analisis SWOT (Strenght, Wea/mess, Opportunity and Threat),

segmentasi konsumen, dan lain sebagairrya. Seperti perusahaan­

perusahaan pada umumnya, PT Televisi Transformasi Indonesia

melalu para produsemya pun melakukan hal serupa pada awal

produksi program acara televisi. Para produser akan menganilisa garis

besar dari. konsep program acara televisi yang akan dibuatnya dalam

sebuah production book. Production book ini terdapat berbagai

Page 68: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

produksinya, seperti: bentuk program acara, dan juga penentuan

segmentasi pasar yang akan dituju.

Sebagai catatan, sebuah program acara televisi hanya perlu

dilakukan sekali dalam sebuah produksi program acara televisi, yaitu

pada saat awal proses produksi. Oleh karena itu, sebuah program

acara televisi yang telah tayang tidak memerlukan lagi aktivitas

pengkonsepan acara televis.i, kecuali ada beberapa hal yang

menyebabkan sebuah program acara televisi harus dilakukan proses

konsep ulang, seperti perubahan segmentasi pasar ataupun terjadi

banyak kritikan dari para pemirsa yang memaksa sebuah program

acara televisi harus dikonsep ulang. Aktivitas ini dianggap sebagai

aktivitas yang tidak menambah nilai guna (non-value-added') karena

aktivitas ini hanya diperlukan sekali saja, sehingga aktivitas ini perlu

dilakukan proses eliminasi untuk proses procluksi selanjutnya.

Dalam kebijakan inJ:emal perusahaan mengenai bentul(

program acara, terdapat 4 bentuk utama, yaitu: (1) reguler inhouse,

(2) reguler blocking, (3) spesial inhouse, ( 4) spesial blocking.

Masing-masing tema utama tersebut dapat dibagi juga menjadi 7

kategori sub bentuk, yaitu: (1) reality show, (2) talk show, (3)

magazine, (4) religious, (5) tv play!kttls, (6) sport, (7) commedy.

Selain itu bentuk tersebut dikaitkan dengan 2 aktivitas penayangan,

yaitu: (1) live (langsung tayang), atau (2) taping (rekaman).

Page 69: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tentunya dalam pembuatan acara televisi perlu diperhatikan

pula segmentasi pasar yang akan dituju. Segmentasi pasar yang akan

dituju ini terkait pula denganjadwal penayangan acara. Ada beberapa

segmentasi acara berdasarkan tingkat usia kon:sumen, seperti: (1) BO

(bimbingan orang tua), (2) R (remaja}, (3) A (anak-anak}, (4) D

(dewasa}, (5) S (semua umur). Selain itujuga segmentasi yang akan

dituju dapat berupa besarnya pengeluaran per bulan konsumen yang

akan di tu ju, seperti: (I) Al (berpengeluaran > Rp2.000.000), (2) A2

(berpengeluaran Rpl.500.000 s/d Rp2.000.000), (3) B

(berpengeluaran Rpl.000.000 s/d Rpl . .500.000), (4) Cl

(berpengeluaran Rp700.000 s/d Rpl.000.000), (5) C2

(berpengeluaran RpS00.000 s/d Rp700.000), i(6) D (berpengeluaran

Rp300.000 s/d RpS00.000), dan (7) E (berpeng:eluaran < Rp300.000).

Hal ini diperlukan untuk mengetahui bobot acara yang akan

diproduksi berdasarkan segmentasi pasar yang akan dituju.

Dalam mengkonsep program acara televisi tentunya

dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten. Konsep awal

sebuah program acara televisi diajukan oleh produser, yang kemudian

di follow up ( diajukan) kepada eksekutif produser sebagai supervisor

(pengawas) produksi program acara televisi. Kemudian, konsep awal

ini akan diajukan kepada kepala divisi produk:si untuk dianalisa, dan

apabila disetujui, konsep ini akan direalisasikau dalam bentuk sebuah

Page 70: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

b. Research and Survey

Research and survey perlu dilakukan unmk menambah pengetahuan

dalam mengembangkan ide-ide kreatif, yang tentunya akan

memberikan nilai tambah (value-added) unmk program acara televisi

itu sendiri. Research and survey ide cerita bisa diambil dari isu-isu

terkini yang sedang beredar di masyarakat. Peranan media dalam

aktivitas research and survey ide cerita ini sangatlah besar. Baik itu

melalui media cetak, media elektronik, hlngga kabar-kabar yang

beredar di masyarakat. Sumber daya manusi:a yang terlibat dalam

aktivitas research and survey ini dilakukan oleh produser, asisten

produser, maupun tim kreatif. Yang hasilnya kemudian akan

dijadikan sebagai bahan untulc tema produksi.

c. Penjadwalan Synting

Penjadwalan syuting ini terkait dengan kete;rsediaan sumber daya

pendukung syuting, terutama dalam hal pemakaian studio danjadwal

host (pembawa acara). Dalam ha! ini, produser dari jauh-jauh hari

telah mempersiapkannya, termasuk mempersiapkan rencana cadangan

apabila ada gangguan-ganggtian yang berpengaruh pada kelancaran

syuting, baik secara teknis ataupun se1~ara 11011-teknis. Dalam

penjadwalan ini terkait sumber daya manusia yang terlibat di

dalamnya, di antaranya adalah eksekutif produser, produser, asisten

produser, tim kreatif, UPM (unit production manager), dan talent

Page 71: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Aktivitas selanjutnya yaitu aktivitas penentuan personil.

Aktivitas ini dilakukan langsung oleh produser, produser mempunyai

wewenang dalam menentukan kebutuhan pemakaian personil dalam

produksi program acara televisi. Setelah pers:onil telah ditentukan,

langkah selanjutnya adalah penugasan personil tim pada pos-posnya

masing-masing dilakukan sesegera dan sece:rmat munp,kin untuk

menj.ngkatkan kesiagaan dan ketanggapan dalam menghadapi proses

produksi yang sebenarnya. Tentunya saja dengan begitu apabila

rencana utama tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan, dapat

sesegera mungkin dicari solusinya.

F aktor-faktor produksi lainnya bis a dibilang perihal yang

remeh namun keterkaitan dengan proses produksi menjadi sangat

penting, seperti ijin syuting, pawang hujan (bila diperlukan), kontak

dan kontrak para pengisi acara, konsumsi, dan lain sebagainya.

Aktivitas ini tentunya tidak dapat dikesampingkan, karena apabila ini

dikesampingkan maka proses produksi akan mengalami gangguan.

Pernilihan metode produksi acara yang tepat tentunya menjadi

peranan vital dalam proses produksi. Selain sebagai langkah

efektivitas dan efisiensi, metode produksi acara yang tepat tentunya

dapat meningkatkan kualitas dari acara.

Selanjutnya adalah aktivitas yang dilakukan oleh penulis

script dan tim kreatif, yaitu menulis clan menyusun script dan

Page 72: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

lugas, efektif clan efisien agar maksud dan tujuan dari tema syuting

dapat dimengerti oleh penonton, dan tidak membuang-buang waktu

dalam proses syuting. Alat tulis kantor (ATK) dibutuhkan untuk

mencatat ·segala kebutuhan yang terkait dalam proses produksi. Hal

yang terpenting dalam penyediaan ATK i:ni adalah untuk menulis

script (bahan acara), ataupun mencatat rundown (urutan) proses

syuting.

d. Setup

Dalam set-up latar clan alat-alat pendukung syuting membutuhkan

waktu yang cukup lama, ha! ini dikarenakan proses set up yang

menggunakan sistem bongkar pasang dan tidak tetap pemakaiannya,

sehingga · dalam proses ini perlu dilakukan berulang-ulang dalam

pemakaiannya. Oleh kerena itu juga proses ini memerlukan biaya

yang tidak sedikit. Sumber daya manusia yang terlibat dalam aktivitas

ini adalah cameraman dan asisten cameraman yang bertugas dalam

set up camera, audioman dan maintenance audio yang bertugas

dalam set up pera!atan audio dan peralatan band (bila ada ),

lightingman yang bertugas dalam set up peralatan tata cahaya,

maintenance video yang bertugas dalam set up frameless plasma

maupun tv plasma, property yang bertugas dalam menyiapkan

perlengkapan syuting, dan juga technical director yang bertugas

sebagai pengawas.

Page 73: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dalam aktivitas set up, bagian terlama dalam pengerjaannya

adalah bagian set up panggung. Keterlibatan sumber daya manusia

internal perusahaan dalam set up panggi.mg ini terbilang sangat

sedik:it, hanya seorang technical director saja yang perlu

melakukannya sebagai pengawas. Hal ini dikarenakan panggung tidak

berasal dari internal perusahaan, melainkan menyewa dari luar

perusahaan (outsourcing), sehingga dalam set up panggung

pengerjaannya keseluruhan dilakukan oleh pihilk yang menyewakan.

Aktivitas selanjutnya adalah set up perlengkapan pendukung

syuting, seperti, handytalkie, property, kursi penonton, sofa, dsb.

Aktivitas ini dilaksanakan oleh orang property. Set up alat-alat

syuting di.laksanakan oleh cameraman dan asisten cameraman. Set up

peralatan syuting ini lebih terkait dengan set up camera dan jimmy

jib, yang dikoneksikan ke dalam ruang kontrol. Dari rmmg kontrol

kemudian dilakukan proses pemfokusan antar camera. Selain itu juga

ada set-up lighting, set-up peralatan control dan set-up audio y!!llg

tentunya sangat dibutuhkan dalam proses syuting.

e. Breaking

Breaking (rehat) termasuk dalam aktivitas produksi program acara

televisi. P.ada saat breaking ini, seluruh personil yang terlibat dalam

proses produksi program acara televisi (baik h'U produksi, pembawa

acara/host, maupun penonton) akan dievaluasi dan diberikan

Page 74: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

sesuai dengan rundown acara. Aktivitas breaking ini meliputi

aktivitas pembahasan produksi awal, aktivitas menghubungi host,

rehearsal and breaflng, wardrobe, make up, dan konsumsi, serta

aktivitas memasukkan penonton ke studio (bila ada). Sumber daya

manusia yang terlibat dalam aktivitas breaking ini adalah keseluruhan

kru produksi, pengisi acara atfill host, dan peno:nton (bila ada).

Pada aktivitas pembahasan produksi a:wal ini diarahkan oleh

produser kepada seluruh kru produksi yang terlibat. Hal ini dilakukan

untuk memastikan bahwa elemen-elemen produksi dapat terkendali,

sehingga proses syuting dapat berjalan sesuai dengan rencana. Untuk

aktivitas menghubungi host dilakukan oleh talent, dimana talent

harus memastikan host yang diundang benar-benar hadir tepat pada

waktunya.

Rehearsal and breaflng script ditujukan untuk para pengisi

acara (host), ha! ini dilakukan agar para pengisi acara dapat mengerti

peran-perannya sesuai dengan naskah cerim dim susunan a~ara yang

telah dibuat. Dengan0

demikian kesalahan teknis akibat kesalahan

perai.t dapat diminimalisir.

Wardrobe ini merupakan aktivitas penggantian kostum

panggung agar sesuai dengan peran yang akan dibawakan. Wardrobe

biasanya ~isediakan oleh perusahaan, ataupun dari sponsor, bisa juga

perusahaan membayar pihak Juar yang dittmjuk oleh host untuk

Page 75: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

menyediakan kostum panggung, bahkan terkadang host menyediakan

sendiri kostum panggungnya tanpa dibayar oleh pihak Trans Tv.

Sedangkan make up merupakan ak:1ivitas berhias untuk para

host agar sesuai dengan peran yang akan dibawakan. Perusahaan

membayar pihak luar untuk me-make up host yang akan tampil, pihak

luar ini bisa disediakan oleh pihak perusahaan ataupun yang ditunjuk

langsung oleh pihak host. Ada juga beberapa host yang sengaja me­

make up sendiri sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya

untuk aktivitas ini.

Untuk ak:1ivitas konsumsi serta aktivitas penonton, kedua

ak:1ivitas ini dilakukan oleh UPM. Untuk aktivitas penonton ini bisa

ada atau tidak tergantung pada studio yang akan digunakan. Apabila

syuting dilakukan pada Studio 3 (seperti Ceriwts) dan Studio 4 (Insert

Siang), maka aktivitas ini tidak perlu dilakukan, karena program

acaranya tidak memerlukan · penonton untuk memeriahkan acara.

Pengeluaran alokasi biaya pada aktivitas ini dilakukan ketika proses

syuting berlangsung di Studio 2 (Nglenong Nyok dan Dorce Show),

biasanya pihak perusahaan meminta bantuan agen jasa penonton

untuk menyediakan penonton. Sedangkan untuk syuting

menggunakan Studio 1 (Extravaganza, ADJ dan ADJ Plus} tidak

perlu mengeluarkan biaya karena penonton harus menghubungi

perusahaan dan diberi tiket oleh perusahaan untuk bisa menonton.

Page 76: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

kotak, snack box, atau voucher makan di kantin Trans Tv. Dimana

dari ketiga variasi tersebut pilihannya hanya ada 2 saja tergantung

pada alokasi biaya yang tersedia.

f. Syuting

Aktivitas syuting merupakan aktivitas utama dalam proses produksi

program acara televisi. Ini menandakan bahwa sebagian besar alokasi

sumber daya yang telah dipersiapkan akan terpakai pada aktivitas ini.

Aktivitas ini terjadi di dua ~gan yang berbc~da, yaitu di studio dan

di control room.

Sumber daya manusia internal perusahaan yang terlibat dalam

aktivitas ini adalah seluruh kru produksi, terkadang executive

producer pun turut ikut serta memantau kegiatan produksi. Pemberi

perintah langsung dilaksanakan oleh director yang mengontrol proses

syuting melalui control room. Tugas dari director ini diantaranya

adalah memilih angle yang tepat, serta memberikan instruksi agar

proses syilting berjalan sesuai dengan rencana._ FD (floor director)

bisa dibilang sebagai perpanjangan tangan. d:ari director, tugas FD

adalah memberikan instruksi di ruang syuting sesuai dengan perintah

director yang berada di control room. Tim kreatif bertugas sebagai

pem_beri ide-ide kreatif agar acara yang diproduksi tidak berjalan

secara monoton. Para staf teknisi selalu stand by ditempat untuk

menyediakan kelancaran pemakaian peralatllll produksi dan properti.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

proses sruting ini, baik ataupun buruknya sebuah program acara

televisi tergantung pada elemen ini. Kelihaian host untuk merebut hati

pemirsa, tentunya memberikan nilai tambah {value-added) terhadap

program acara televisi yang dibintanginya itu.

Alat syuting dan a!at pendukung tentunya menjadi sangat

krusial dalam proses syuting ini. Alat syuting dan alat pendukung ini

penggunaannya akan dipantau dari control room. Control room dan

studio merupakan elemen berbeda, walaupun pada kenyataannya

menjadi satu kesatuan dalam proses syuting. Aktivitas yang terjadi di

control room merupakan aktivitas untuk mengendalikan aktivitas

yang terjadi di dalam studio. Aktivitas yang terjadi di dalam control

room pada dasarnya merupakan aktivitas merekam proses syuting

yang berada di dalam studio.

Aktivitas berikutnya tentunya adalah aktivitas syuting itu

sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktivitas

syuting ini dilakukan di dalam studio yang dikendalikan di control

room. Untuk syuting rekam biasanya aktivitas ini berlangsung

melebihi durasi tayang program acara yang sebenarnya, apalagi

ketika terjadi kesalahan, durasi yang melebihi durasi tayang ini

selebihnya akan dilakukan pengeditan yang disesuaikan dengan

durasi yang sebenarnya untuk mengambil adegan terbaik. Kecuali

untuk proses siaran langsung, yang tidak mentolerir adanya kesalahan

Page 78: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

sedikit pun, dan tentunya waktu produksinya disesuaikan dengan

durasi tayang yang sebenarnya.

g. Pasca Produksi

Setelah ak.tivitas synting berakhir, ak.tivitas selanjutnya adalah

ak.tivitas pasca produksi. Pada ak.tivitas ini, setelah dilakukan

pengevaluasian kerja seluruh personil produksi atas hasil synting,

lebih didominasi pada ak.tivitas pengeditan dan perekmnan hasil

synting. Pada ak.tivitas pengevaluasian kerja, semua personil km

produksi akan dievaluasi kinerjanya. Hal ini di:takukan untuk semakin

meningkatkan kinerja dari seluruh km produksi pada proses produksi

prograrn acara televisi yang seianjutnya.

Karena perusahaan tidak memiliki alat editing yang memadai,

biasanya ak.tivitas editing dilakukan pada perusahaan luar yang

menyediakan alat-alat editing yang lebih canggih. Untuk ak.tivitas ini,

sebagian besar prograrn acara televisi akan melakukan aktivitas ini di

perusahaan luar. W alaupun ak.tivitas ini dilakukan di perusaham1 lain,

narnun personil yang terlibat tetap merupakan karyawan produksi

progrmn ~cara itu sendiri, artinya tidak menggunakan jasa operator

luar. Personil yang terlibat, diantaranya adalah produser, asisten

produser, director dan tim kreatif. Setelah proses editing, ak.tivitas

selanjutnya adalah ak.tivitas merekarn setelah editing. Aktivitas

merekarn merupakan ak.tivitas melekat dengan ak.tivitas editing.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

perusahaan lain. Oleh karena itu, aktivitas ini bisa dilakukan proses

eliminasi, karena menjadi satu kesatuan dengan proses editing.

3. Jadwal Syuting dan Jadwal Tayang Program Acara

Ada tujuh program acara televisi yang telah diproduksi oleh

departemen drama dan non-drama selam bulan Juni 2008, yaitu: Akhirnya

Datang Juga, Akhirnya Datang Juga Plus, Ceriwis, Dorce Show,

Extravaganza, Insert Siang, dan Nglenong Nyok. Berikut adalah jadwal

tayang program acara televisi yang telah diproduksi oleh departemen

drama dan non-drama selama bulan Juni 2008:

Tabel 4.1 Jadwal Tayang Program Acara Televisi

No Nama Prol!l"am Acara Hari Tal'.ang Jam Tavanl! l Akhimva Datang Juga Minggu 20.00 s/d 21.00 wib 2 Akhimya Datang Juga Plus Ra bu 19.00 s/d 20.30 wib 3 Ceriwis Senin s/d Sabtu 12.30 s/d 13.30 wib 4 Dorce Show Senin s/d Sabtu 09 .30 s/d 10.30 wib 5 Extravaganza Senin & Sabtu 19.00 s/d 21.00 wib 6 Insert Siang Senin s/ d Minggu 11.00 s/d 11.45 wib 7 Nglenong Nyok Senin s/d Jumat 08.00 sic\ 08.30 wib

Sumber: Perusahaan

Selain itu berikut adalah jumlah program acara yang telah

diproduksi berbanding c\engan jumlah program acara yang telah terealisasi

(telah ditayangkan) selama bulan Juni 2008 pada departemen drama dan

non-drama:

Page 80: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.2 Jumlah Program yang Telah Diproduksi

No Nama Program Acara Jml Produksi Jml Tayang

1 Akhimya Datang Juga 5 5

2 Akhimya Datang Juga Plus 4 4

3 Dorce Show 28 25

4 Extravaganza 9 !j

5 Nglenong Nyok 24 21

6 Ceriwis 28 25

7 Insert Siang 30 30

Total 128 1·19

SUillber:Perusahaan

· 4. Pengakuan Biaya

Ada hal yang menarik dalam pengakuan biaya yang dilukukan oleh

PT Televisi Transforrnasi Indonesia. Sesuai dengan kebijukan internalnya

PT Televisi Transforrnasi Indonesia mengakui semua biaya-biaya yang

berkaitan dalam gaji karyawan produksi, baik itu yang terkait langsung

ataupun tiduk dalam proses produksi program acara televisi, terrnasuk

dalam biaya-biaya tiduk langsung (indirect cost). Sedangkan segala biaya-

biaya produksi selain biaya karyawan dan biaya listrik (terutama yang

berkaitan dengan pihuk eksternal), baik itu yang terkait langs1mg ataupun

tiduk dalam proses produksi program acara televisi, diakui oleh

perusahaan sebagai biaya langsung (direct cost). Alasannya sangat

sederhana, dalam perspektif internal perusahaan karyawan dianggap telah

digaji tetap oleh perusahaan, sehingga tiduk perlu lagi diakui sebagai biaya

Page 81: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

produksi dan biaya listrik, terutama yang berkaitan dengan pihak ekstemal

(seperti sewa peralatan syuting, konsumsi, dll), perlu dianggap sebagai

biaya lat}gsung dikarenakan besar-kecilnya jumlah biaya ini disesuaikan

keperluan pada saat syuting. Berikut adalah biaya-hiaya yang dikeluarkan

oleh departemen drama dan non drama PT Televisi Transformasi

Indonesia selama bulan Juni 2008, sebagai catatan perusahaan hanya

mengakui biaya-biaya yang dianggap sebagai biaya langsung dalam proses

perhitungan biaya totalnya:

a. Host

Host (pengisi acara), bisa dibilang sebagai ujung tombak dalam

proses produksi sebuah program acara televisi. Konsep acara serta

ide-ide kreatif yang bagus tentunya tidak akru1 berjalan dengan baik

tanpa didukung oleh host yang tepat pula. Total selama bulan Juni

2008 departemen drama dan non drama telah mengeluarkan biaya

untuk host ini sebanyak RpS.293.100.000 dengan memproduksi

sebanyak 128 episode. Bila dirata-rata, deprutemen drama dan non

drama telah mengeluarkan biaya sebanyak Rp41.352.343,75 per

episodenya atau mengeluarkan biaya sebesw Rp3.052.537,49 per

host-nya. Host ini bisa dibilang sebagai unsur biaya utania dalam

proses produksi acara televisi, ha! ini dikar•~nakan sebagian besar

budget produksi dialokasikan uutuk membiayai unsur biaya ini.

Page 82: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.3 Biaya Host Selama Bulan Juni 2008

Nam a Jml Talent Per Jumlah Bia ya Program Episode Episode Host

Akhimva Datang Juga 5 11 55 300.000.000 Akhirnva Datang Juga Plus 4 12 48 256.000.000 Dorce Show 28 37 1036 768.600.000 Extravaaanza 9 19 171 1.408.500.000 Ceriwis 28 7 196 1.162.000.000 Nelenong Nvok 24 7 168 1.128.000.000 Insert Siang 30 2 60 270.000.000

Total 128 95 1734 5.293.100.000

Surnber:Perusahaan

b. Research/Survey

Ada beberapa program acara televisi yang tidak memerlukan unsur

biaya ini, seperti: Dorce Show dan Nglenong Nyok. Banyak faktor

yang melatar belakangi biaya ini dapat dipergunakan atau tidak, salah

satunya adalah program acara televisi yang memerlukan ide kreatif

yang terus menerus dan berkesinambungan sehingga memerlukan

informasi terkini yang beredar di publik, sedangkan program acara

televisi yang tidak terlalu membutuhkan ide kreatif yang cukup

banyak, alokasi untuk biaya: ini tentunya tidak dibutuhkan pula.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa research and suniey

ide cerita biasanya diambil dari isu-isu terkini yang berdar di

masyarakat, baik melalui media cetak, media elektronik, maupun dari

kabar burung yang berdar di masyarakat. Pengeluaran biaya untuk

research/survey ini mencapai Rp211.842,11 per episodenya ataupun

per survey-nya. Berikut adalah tabel jumlah alokasi biaya

Page 83: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.4 Biaya Research/Survey Selama Bulan Juni 2008

Joli Survey Jm'I Namo Program Episode Per Eps Survey Bia ya

Akhirnva Datang Juga 5 I 5 1.000.000

Akhirnya Datang Juga Plus 4 I 4 800.000

Insert Siano 30 I 30 6.000.000

Extravaganza 9 I 9 2.700.000

Ceriwis 28 I 28 5.600.000

Totaf 76 5 76 16.100.000

S)ll11ber:Perusahaan

c. Make-up dan Hair-set

Seperti halnya research/survey, unsur biaya untuk make-up dan hair-

set ini tidak selalu dibutuhkan untuk keseluruhan program acara

televisi, walaupun pada dasamya biaya untuk make up dan hair set

sangat diperlukan dalam dunia entertaintment seperti syuting program

acara televisi. Hal ini disebabkan tidak semua host bersedia untuk di

make up dan di hair set, atau bahkan blasanya mereka telal!

membawa asisten pribadi untuk perihal make up dan hair set sehingga

pihak stasiun televisi tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk

sekedar make up dan hair set. Total biaya yang dikeluarkan untuk

make up dan hair set untuk ~ulan Juni 2008 sebesar Rp125.140.000

atau sebesar Rpl.009.193,55 untuk setiap episodenya.

d. Wardrobe

Lain halnya dengan biaya untuk wardrobe (kostum panggung) ini,

wardrobe untuk keseluruhan disediakan oleh perusal!aan. Hal ini

•o•·lralt rlPncmn lrnof>onnlnn neran vanu: akan dimainkan oleh host.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

mengeluarkan dana sebesar Rp255.540.000. Dengan rincian

perusahaan telah melakukan pembelian sebesar Rpl36.220.000,

menyewa· wardrobe sebesar Rp83. 700.000,. dan menggunakan jasa

laund1y sebesar Rp35.620.000.

Tabel 4.5 Biaya Make Up and Hair Set Selama Bulan Juni 2008

Jml Per ,Jumlah Noma Program Episode Episode

Akhimva Datang Juga s I ,. ·'

i)lsert Sian• 30 1 30 Dorce Show 28 1 28 Extravaganza 9 1 !> Ceriwis 28 1 28 Nglenong Nyok 24 1 24

Total 124 6 124

Sumber: Perusahaan ·

Tabel4.6 Biaya Wardrobe Selama Bulan Juni 2008

Nama Program Beli Akhimya Datang Juga 15.000.000 Akhimya Datang Juga Plus 12.000.000

Dorce Show 15.120.000 Extravaganza 16.200.000

Ceriwis 22.400.000

Nglenong Nyok 42.000.000

Insert Siang 13.500.000

Total 136.220.000

Sumber:Perusahaan

e. Property· dan Setting

Sew a 37.500.000 30.000.000

-16.200.000

---

83.700.000

mdry Lat

2 2

3

5 14

4 3

.500.000

.000.000

.920.000

.400.000

.000.000 ·.800.000 .. 000.000 '.620.000

Biaya

1.900.000

15.000.000

42.000.000

45.000.000

9.240.000 12.000.000

125.140.000

Jumlah 55.000.000 44.000.000

19.040.000 37.800.000

36.400.000 46.800.000

16.500.000 255.540.000

Property syuting tentunya menjadi salah satu bagian yang penting

dalam proses produksi program acara televisi. Semakin banyak ide

kreatif dalam proses syuting, tentunya semakin banyak pula property

Page 85: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

proses pembuatan latar panggung, pembuatan latar panggung ini

menggunakan sistem bongkar pasang. Hanya saja ada beberapa

program acara yang tidak perlu pembuatar1 setting latar panggung,

karena hiµiya perlu menggunakan penempelan efek animasi saja,

seperti program acara Insert.

Selama bulan Juni 2008, departemen drama dan non dran1a

telah mengeluarkan biaya untuk property sebesar Rp75.280.000, itu

berarti per episodenya bisa menelan biaya property syuting sebesar

Rp588.125 atau Rpl59.830,15 untuk setiap property yang digunakan.

Berikut adalah tabel biaya property selama bulan Juni 2008:

Tabel 4.7 Biaya Property Selama Bulan Juni 2008

Nama Program Jumlah Per Episode Episode Pe

Jml Bia ya 1nakaian

Akhimva Datan• Ju•a 5 8 40 20.000.000 Akhimva Datan• Juoa Plus 4 8 32 16.000.000 Dorce Show 28 1 28 1.400.000

Extrav•"""'• 9 1 9 4.500.000 Ceriwis 28 5 140 3.500.000 N•lenono Nvok 24 8 192 26.880.000 Insert Siano 30 I 30 3.000.000

Total 128 32 471 75.280.000 Sumber:Perusahaan

Sedangkan untuk biaya bongkar pasang latar panggimg

sendiri untuk bulan Juni 2008, minus program acara Insert, menelan

total biaya Rpl.256.400.000. Total untuk pos biaya perlengkapan dan

setting ini bisa mencapai Rpl.331.680.000 untuk keseleruhan

program acara televisi yang telah diproduksi oleh departemen drama

Page 86: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

dan non-drama selama bulan Juni 2008. Berikut adalah tabel alokasi

biaya setting program acara televisi selama bulan Juni 2008:

Tabel 4.8 Biaya Setting Selam'.1 Bulan Juni 2008

Setting Per Nama Pro1?ram Jumlah Harl Harl Ju mlah Biava

Akhimva Datan• Juoa 2 I 2 173.000.000

Akhimva Datano Juoa Plus 2 I 2 160.000.000

Dorce Show 4 I 4 298.400.000

Extravaoanza 4 I 4 360.000.000 Ceriwis I I 1 65.000.000

Nolenono Nvok 4 I 4 200.000.000

Total 17 6 17 1.256.400.000

Suinber:Perusahaan

f. Meals and Refreshment

Pos biaya ini merupakan biaya konsuinsi untuk keseluruhan kru

produksi dan pengisi acani yang bertugas. Total biaya yang

dikeluarkan oleh departemen dran1a dan non drama untuk meals and

refreshment selama bulan Juni 2008 sebesar Rp280.840.000, atau bila

di rata-rata per episodenya mengeluarkan biaya sebesar

Rp2»194.062,5. Ada ha! menarik dari meals and refreshment cost,

dalam proses produksi program acara televisi yang berlangstmg di

dalam area perusahaan, dimana pihak-pihak yang terlibat dalam

proses produksi acara televisi (kecuali audience) diberikan semacam

voucher yang diberi cap tanggal oleh perusahaan senilai Rp 10.500

untuk ditukarkan dengan makanan di areaji:>od court yang terletak di

low ground perusahaan, tenttmya sesuai dengam nominal yang tertera

..

Page 87: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

g. Peralatan Synting

Pengakuan biaya terhadap peralatan synting menurut perusahaan

adalah setiap peralatan-peralatan yang disewa selama produksi

berlangsnng. Sedangk:an pengakuan biaya terhadap peralatan synting,

seperti penynsutan pelatan syuting, milik sendiri justru dibebank:an

terpisah dari proses produksi program acara te:levisi. Oleh karena itu

informasi tentang efektivitas dan efisien:si penggunaan peralatan

synting milik sendiri menjadi sulit dilakukan. Sebagai catatan, rental

alat ·synting yang berupa kamera jimmy jib diperlukan apabila proses

produksi dilaksanakan pada studio 3 Trans Tv (Dorce Show dan

Nglenong Nyok). Sedangk:an nntuk proses produksi di studio 1 Trans

Tv (Extra~aganza, ADJ, dan ADJ Plus), studio 2 Trans Tv (Ceriwis),

dan studio 4 Trans Tv (Insert Siang) tidak memerlukan nntuk

menyewa kamera ataupnn kamerajimmy jib dari pihak Juar. Selama

bulan Jnni 2008 departemen drama dan non dran1a telah

mengeluarkan biaya sebesar Rp726.600.000 nntuk selnruh hasil

produksinya minus program acara Insert Siang. Bila di rata-rata per

episodenya, departemen drama dan non dmma telah mengeluarkan

biaya Rp7.414.285,71.

h. Beban Pe.rjalanan

Departemen drama dan non drama hanya mengeluarkan beban

perjalanan nntuk program acara Insert Siang s1~Jama bulan Jnni 2008.

Page 88: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

memburn berita terkini seputar kehidupan selebriti Indonesia,

sedangkan untuk program acara lainnya hanya perlu mengadakan

proses syuting di dalam studio Trans Tv. Beban perjalanan ini sendiri

telah dikeluarkan sebesar Rp23.960.000. Dengim rincian pembayaran

4 tiket pesawat plus fiskal untuk 4 kali pulang-pergi sebesar

Rpl 1.760.000, akomodasi hotel untuk 2 kamar selama 5 hari sebesar

RpS.000.000, uang saku plus uang makan untuk 4 orang km selama 6

hari sebesar Rp4.800.000, dikeluarkan pula beban pengisian BBM

untuk sewa 1 unit kendaraan selama 6 hari sebe:sar Rpl.200.000, serta

sewa 1 unit kendaraan selama 6 hari sebesar Rpl.200.000.

i. Pasca Produksi

Biaya untuk pasca produksi yang dimaksud di sini adalah biaya untuk

aktivitas pengeditan tiap-tiap program acara t1~levisi yang dilakukan

di luar perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

pihak perusahaan hanya mempunyai alat editing cut-lo-cut saja,

sehingga diperlukan biaya tambahan untuk :melakukan pengeditan

adegan secara keseluruhan. Pada bulan Jmri 2008 departemen drama

dan non drama telah mengeluarkan biaya sebesar Rp95.840.000, atau

sebesar Rp699.562,04 untuk per shift yang telah digunakan. Sebagai

catatan, per shift-nya waktu pemakaiannya adaiah selama 8 jam.

j. Tapes

Proses produksi program acara televisi apapun di dunia ini dapat

Page 89: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

rekaman). Tipe-tipe tapes yang digunakan disesuaikan dengan durasi

penayangan program acara tersebut. Namun, sebelum mengbasilkan

tapes akhir, atau pasca editing, tentunya jumlah tapes sebelum proses

editing tersebut disesuaikan dengan jurnlah kamera yang digunakan

dalam proses produksi program acara televisi per episodenya. Selama

bulan Jm)i 2008 tersebut, departemen drama dan non-drama telah

mengeluarkan biaya dengan total nominal. sebesar Rp217.750.000

untuk total sebanyak 1.222 tapes.

Tabel4.9 Biaya Editing Selama Bulan Juni 2008

Jumlah Jumlah Nama Prol?ram Enisode Per Shift Shift Biava

Akhimva Datang Juga 5 1 5 4.000.000 -Akhimya Datang Juga Plus 4 I 4 3.200.000 Dorce Show 28 1 28 17.920.000 -Extravaganza 9 2 18 14.400.000 Ceriwis 28 1 28 17.920.000 Nglenong Nyok 24 1 24 19.200.000 Insert Siang 30 I 30 19.200.000

Total 128 8 137 95.840.000 Sumber:Perusahaan

Tabel 4.10 Biaya Tapes Selama Bulan Juni 2008

Nama Program Jml Tapes Per Jml Bin ya Episode Episode Tapes

Akhimva Datan• Juoa s 10 50 9.050.000 Akhimva Datang Juga Plus 4 JO 40 10.660.000 Dorce Show 28 10 280 50.680.000 Extravaoanza 9 10 90 16.290.000 -Ceriwis 28 9 252 46.620.000 Nolenong Nvok 24 10 240 37.200.000 Insert Siano 30 9 270 47.250.000

Total 128 68 1.222 217.750.000

Page 90: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

k. Ijin, Pengamanan dan Pelayanan Lainnya

Pos biaya ini dipersiapk:an untuk membiayai pmses produksi program

acara televisi yang dilaksanak:an di luar pernsabaan. Selama bulan

Juni 2008 tidak ada satu pun program acara dari ketujuh program

acara dari departemen drama dan non drama yang melakukan proses

produksi di luar perusabaan, sehingga tidak cliperlukan pengeluaran

kas perusahaan untuk membiayai pos biaya inL

I. Behan Pendukung

Behan pendukung termasuk diantaranya adalab beban untuk

penggantian baterai clip-on dan juga penggunaan perlengkapan

kantor yang berupa ATK (alat tulis k:antor) selama proses produksi

berlangsung. Selama bulan Juni 2008, pengeluaran untuk pos beban

ini sebesar Rp19.105.000, atau per episodenya bisa mencapai

Rp149.257,81.

m. Komunikasi

Pos biaya ini dipergunakan untuk proses komunilcasi selan1a proses

produksi berjalan. Tidak semua kru bagian produksi mendapatkan

jatab biaya komunilcasi ini. Walaupun seluruh karyawan PT Televisi

Transformasi Indonesia mendapatkan jatal1 pulsa yang ditanggung

oleh perusabaan per bulannya, namun untuk pos biaya ini hanya

beberapa kru produksi saja yang mendapatkannya. Biaya ini

dipergunakan untuk menghubungi pihak ekstemal yang terlibat dalam

Page 91: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

audience, dsb. Ketujuh program acara televis:i yang diproduksi oleh

departemen drama dan non-drama turut menyumbangkan biaya

komunikasi sebesar Rp7.580.000 selama bulan Juni 2008, atau per

episodenya mengeluarkan biaya sebesar Rp.59.218, 75.

n. Promosi dan Iklan

Tidak semua program acara televisi yang mengeluarkan kas untuk

membiayai pos biaya ini. Hanya tiga program acara televisi saja yang

mengeluarkannya, yaitu: Dorce Show, A.¥.himya Datang Juga, dan

Akhirnya Datang Juga Plus. Walaupun pos binya ini digunakan untuk

mengenalkan suatu program acara kepada pemirsa, namun dalam

prakteknya pos biaya ini cenderung digunakan untuk memberikan

cindera mata dalam bentuk souvenir semata. Akan tetapi, pos biaya

ini biasanya juga dialokasikan untuk membiayai suatu keadaan yang

tidak pasti (insidental condition), sehingga tidak perlu dikeluarkan

untuk keseluruhan produksi. Kecuali dalam program acara televisi

Akhimya · Datang Juga dan Akhimya Da1ang Juga Plus, yang

memerlukan pos biaya ini untuk memberikan souvenir yang berupa

pemberian plakat untuk juaranya. Total untuk ketiga program televisi

tersebut, departemen drama dan non-drama telah mengeluarkan biaya

promosi dan iklan sebanyak Rp3.750.000, atau sebesar Rpl78.571,43

untuk biaya per episodenya.

Page 92: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

o. Biaya Lain-Lain

Biaya lain-lain ini dipisahlran dari biaya-biaya lainnya dalam

penghitungan biaya total. Walaupun aneh, namun kebijakan internal

perusahaan menganggap pos biaya ini merupakan biaya yang tidak

melekat dalam proses produksi, sehingga perlu adanya pemisahan

dari. pos biaya utama. Pos biaya ini digunakan untuk sekedar

membiayai pemberian hadiah dan lain sebagainya. Pos biaya tidak

menyumbangkan pengeluaran kas sepeser pun untuk semua program

televisi YE!llg telah diproduksi oleh departemen drama dan non-drama

selama bulan Juni 2008.

p. Biaya Genset

Dalam proses produksi program acara televisi, perusahaan tidak

menggunakan instalasi listrik utama, melainkan melakukan

penyewaan genset kepada pihak ekstemal. Dalam perjanjiannya

dengan pihak penyewaan genset menyebutkan bahwa tiap liter solar

yang digunakan akan dibayar oleh perusahaan. Departemen drama

dan non,drama telah mengeluarkan biaya Rp59.340.000 untuk

konsumsi solar sebanyak 13.800 liter selama bulan Juni 2008, dengan

harga solar per litemya pada waktu itu adalah Rp4.300. Sedangkan

beban sewa genset yang harus ditanggung perusahaan selama bulan

Juni 2008 adalah Rp43 l .400.000 untuk memproduksi 7 program

acara televisi di atas.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.ll Biaya Sewa Genset Selama Bulan Juni 2008

GensetPcr Nama Prou:ram Jumlah Eoisode Ens Jumlah Biava

Akhimva Datang Juga 5 I 5 22.500.000 Akhimva Datano Juoa Plus 4 I 4 18.000.000 Dorce Show 28 I 28 93.800.000 Extravaoauza 9 1 9 58.500.000 Ceriwis 28 1 28 78.400.000 Nglenong Nvok 24 1 24 85.200.000 Insert Siang 30 1 30 75.000.000

Total · 128 7 128 431.400.000

SUinber:Perusahaan

q. Honor Karyawan Produksi

Perusahaan tidak memisahkan antara biaya honor karyawan

administrasi dengan biaya honor karyawan bagian produksi.

Perusahaan menganggap bahwa honor karyawan merupakan honor

tetap per bulannya, baik karyawan bagian administrasi maupun

karyawan bagian produksi, sehingga tidak diperlukan lagi proses

penelusuran biaya honor karyawan bagian procluksi ke produk-produk

yang telah dihasilkan. Honor karyawan ini dipisahkan dengan honor

bagian penyiaran, karena dianggap bahwa proses penyiaran adalah

suatu proses terpisah dari proses produksi program acara televisi. Bila

ditelusuri; selama bulan Juni ?008 departemen drama dan non-drama

telah mengeluarkan biaya honor sebesar Rp724.850.000 dengan

menyedot total karyawan sebesar 198 orang, baik karyawan yang

terkait langsung dengan bagian produksi ataupun karyawan yang

tidak langsung terkait dengan proses produksi. Berikut adalah standar

Page 94: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.12 Daftar Honor Karyawan Trans Tv

No Man Power Gaji Per Bulan 1 Production Staff

1.1 Executive Producer 12.000.000 1.2 Producer 9.000.000 1.3 Asst. Producer 8.000.000 1.4 Research/Scrint Writer 2.500.000 1.5 Creative 3.500.000 1.6 Director 6.500.000 1.7 Unit Prod. Manager 3.000.000 1.8 Floor Director 3.000.000 1.9 Talent 2.500.000

-2 Production Services Crew

2.1 Cameraman 2.500.000 -2.2 Asst. Cameraman 2.500.000 -2.3 Audioman 4.500.000

2.4 Li2htinoman 4.500.000

2.5 Technical Director 6.000.000 2.6 Maintenance Audio 2.000.000 2.7 Maintenance Video 2.000.000

2.8 Wardrobe J.500.000 2.9 Securitv/Protokoler 1.500.000

2.10 Prone""' 1.500.000 2.11 Office Bov/CS 950.000 -SUinber:Perusahaan

r. Biara Penyiaran

Biaya penyiaran ini merupakan salah satu oosur biaya yang penting

dalam perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang penyiaran

pertelevisian, tak terkecuali PT Televisi Transformasi Indonesia.

Sayangnya, tidak ada jejak sedikit pun mengenai unsur biaya ini, baik

berupa penyusutan aktiva tetap peralatan penyiaran ataupun berupa

biaya-biaya pendukung lainnya. Oleh karena :itu, pos biaya ini akan

dilewati.

Page 95: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Pemsahaan seharusnya mengakui selumh biaya di alas sebagai

bagian dari proses produksinya, serta melakukan klasifikasi pos-pos biaya

dengan benar. Namun, pemsahaan hanya mengakui biaya yang termasuk

dalam unsur biaya produksi program acara televisi sampai pada pos biaya

lain-lain, sedangkan biaya genset dan biaya honor karyawan bagian

produksi tidak diakuinya. Hal ini cenderung mengakibatkan biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi akan menjadi Jebih kecil dibandingkan

dengan biaya riil di lapangan. Berikut adalal1 pengakuan biaya total

menumt pemsahaan:

Tabel 4.13 Pengakuan Biaya Langsung Pemsahaan Selama Juni 2008

No Penielasan Bia~a(Rp)

1 Host 5.293.100.000

2 Research/Survey 16.100.000

3 Make Un 125.140.000

4 Wardrobe 255.540.000

5 Prons & Set 1.331.680.000

6 Meals & Refreshment 280.840.000

7 Shooting Eauioment 726.600.000

8 Travelling Expenses 23.960.000

9 Post Production 95.840.000

10 Taoes 217.750.000

11 Penni~ Securitv & Other Services . 12 Sunnorting Exoenses 19.105.000

13 Communication 7.580.000

14 Promotion & Advertisement 3.750.000 15 Miscellaneous .

Total Direct Cost 8.396.985.000 Sumber: Perusahaan .

5. Pendapatan Pe1·usahaan

Sebagaimana kita ketahui, penayangan iklan adalah sumber

Page 96: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

penayangan ildan yang telah dikenal secara umum ini diantaranya adalah:

(1) commercial break (penayangan ildan pada saat rehat acara); (2) barter

(penayangan ildan pada saat acara berlangsung); (3) semi blocking (tidak

memperbolehkan penayangan iklan produk: yang sejenis dengan sponsor

utama); dan (4) fall blocking (tidak memperbolehkan sama sekali

penayangan ildan selain iklan produk: sponsor utmna).

Cara penghitungan pendapatan dari suatu penayangm1 program

acara televisi adalah dengan mengalikan rate card (tarif yang ditetapkan

perusahaan berdasarkan waktu tayang program acara) dengan slot ildoo

yoog terlsi ( catatoo: 1 slot = 30 detik). Berikut adalah rate card dari 7

program acara dari departemen drama dm1 non drama PT Televisi

Troosformasi Indonesia yoog telah ditayoogkoo selama periode Juni 2008:

Nnma Pro2ram

Tabel 4.14 Daftar Rate Card

Jenis Tavang_ Rate Card Akhimva Datang Juga PrimeTime3 15.000.000

Akhimva Datang Juoa Plus PrimeTime2 15.000.000

Dorce Show Fringe Time 2 10.000.000 Extravaganza PrimeTime2 30.000.000

Ceriwis Fringe Time 3 12.000.000 Nalenong Nvok Fringe Time 2 5.000.000

Insert Sian• Frin•e Time 2 10.000.000

Stunber: Perusahaan

Berikut adalah data-data tentang besantya total pe11dapatan

(revenue) dari ketujuh program acara televisi yang telah diproduksi oleh

departemen drama doo 11011 drama PT Televisi Troosformasi Indonesia

berdasarkan jumlah slot commercial break terpakai selama pe1iode buloo

Page 97: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Juni 2008 yang dihitung dengan menggunakan rate card-nya masing-

masing:

Tabel4.15 Total Pendapatan Selama Bulan Juni 2008

Slot JumlBlt Nama Program Ternakai Rate Card lill!.!!ode Total Pendanatan

Akhimva Datane Juoa 42 15.000.000 5 3.150.000.000 Akhirnya Datang Juga Pius 62 15.000.000 4 3.720.000.000

Dorce Show 36 10.000.000 2:5 9.000.000.000 Extravaganza 42 • 30.000.000 9 11.340.000.000

Ceriwis 42 12.000.000 . 25 12.600.000.000

Noienon• Nvok 18 5.000.000 21 1.890.000.000 Insert Siano 18 10.000.000 30 5.400.000.000

Sumber:Perusahaan

B. Perhitunga1,1 Laba Perusahaan

Seperti yang telah ditulis sebelumnya, telah terjadi salah persepsi

dalam menentukan biaya produksi dalam setiap pembuatan program acara

televisi. Hal ini terlihat dalam penentuan direct cost dan indirect cost yang

masih tidak pada tempatnya sehingga pengalokasilm dalam penggunaan

sumber daya yang ada akan sangat sulit diukur. Alhasil, penentuan harga

pokok produksinya hanya sebatas seberapa banyak cost yang telah

dikeluarkan, tidak diperinci lagi dengan mengklasifikasikan ke dalam pos-pos

biaya masing-masing (lihat lampiran I).

PT Televisi Transformasi llldonesia dalam penentuan laba per

program acara televisi menggunakan metode yang bisa' dibilang masih sangat

sederhana sekali. Metode yang digunakan dalan1 penentuan laba hanya

__ , __ _,_ __ ,_ - - •1 1 • •1 1 , ' ' 1 ..

Page 98: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

yang telah dikeluarkan (lihat lampiran I). Berikut adalah laba total, yang

diakui oleh perusahaan, dari 7 program acara yang telah diproduksi oleh

departemen drama dan non drama PT Televisi Transfo:rmasi Indonesia selama

bulan Juni 2008:

Tabel4.16 Total Laba Selama Bulan Juni 2008

Nama Pro•ram Acara Revenue Cost Profit Akhirnya Datang Juga 3.150.000.000 682.295.000 2.467.705.000 Akhimva Datang Juga Plus · 3.720.000.000 . 542.984.000 3.177.016.000 Dorce Show 9.000.000.000 1.608.312.000 7.391.688.000 Extravaganza 11.340.000.000 2.055.906.000 9.284.094.000 Nglenong Nyok 1.890.000.000 1.565.144.000 324.856.000 Cerhvis 12.600.000.000 1.483.984.000 11.116.016.000 Insert Siang 5.400.000.000 458.360.000 4.941.640.000

Total 47.100.000.000 8.396.98!i.OOO 38.703.015.000

Sumber:Perusahaan

Bila .di analisis dari metode perhitungan laba di atas, maka konsumsi

sumber daya, yang direfleksikan dengan biaya, pt:r fahapan produksi akan

sangat sulit dilakukan. Selain faktor salah persepsi dalam penentuan direct

dan indirect cost, faktor lainnya yang menyebabkan metode ini sangat sulit

ditelusuri adalah penentuan atas harga pokok produksi ataupl!ll harga pokok

penjualan yang masih secara general, belum diklasifikasikan ke pos-pos biaya

masing-masing.

C. Penerapan Sistem ABC

Sebagai catatan, seluruh biaya yang telah dikeluarkan l!lltuk

membiayai proses produksi per program acara televisi telal1 diketahui seperti

-·-~- .<.-1-L -1! ____ 1 ____ 1 ___ _ . ' • •

Page 99: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

tersebut ke dalam pos-pos biaya sesuai dengan klasifikasinya masing-masing.

Menurut Garrison dan Noreen (2003:322-332) diperlukan enam tahapan

dalam penerapan sistem ABC. Berikut adalah tahapan-tahapan sistem ABC

yang akan diimplementasikan terhadap sistem perhitungan biaya PT Televisi

Transformas'i Indonesia, serta perlu diperhatikan pula konsep value-added dan

non-value-added yang tentunya sangat berpengaruh terhadap keefoktifan dan

keefesienan penggunaan sumber daya perusahaan.

1. ldentiflkasi dan Definisi Aktivitas dan Pul Aktivi'tas

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa terjadi kesalahan pengakuan

klasifikasi pos-pos biaya yang membuat penelusuran biaya dalam proses

produksi program acara televisi menjadi sulit dilalrukan. Hal ini berakibat

pada kekurangakuratan data mengenai konsumsi faktor-faktor produksi

yang disebabkan oleh ketidakjelasan pengakuan klasifikasi pos-pos biaya

tersebut, sehingga membuat total biaya produksi yang dikeluarkan

cenderung menjadi lebih sedikit dari kondisi rl'il :yang ada di lapangan.

Dalam pengl\Iasifikasiannya, perusahaan tel1tl1 melakukan kesalahan

terkait dengan cara perlakuan dua pos-pos biaya, yaitu: (1) biaya langsung

(direct cost), dan (2) biaya tidak langsung (indirect cost).

Pengidentifikasian dan pendefinisian tentm1g aktivitas dan pul

aktivitas merupakan langkah penting pertama da:lam penerll;pan sistem

ABC. Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa proses produksi

program acara televisi pada umumnya terdapat 3 tahapan, yaitu: tahap pra

Page 100: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

besarnya, proses produksi program televisi terdiri dari tujuh aktivitas

utama dimana dianggap telah mewakili tahapan-tahapan produksi, yaitu:

aktivitas pengkonsepan acara, aktivitas research and survey, aktivitas

penjadwalan syuting, aktivitas sett up, aktiviras breaking, aktivitas

syuting, dan aktivitas pasca produksi.

Dari ketujuh aktivitas ini kemudian diidentifikasikan ke dalam pul

biaya aktivitas. Pul biaya aktivitas ini akan menjadi tempat

pengakumulasian semua biaya yang terkait dalam proses produksi, dimana

biaya-biaya te~sebut diukur tentang apa yang menjadi "pemicunya" dalam

sebuah ukuran aktivitas berdasarkan klasifikasi biayanya masing-masing.

Cost object disini adalah per program acara televisi yang telah diproduksi,

dan bukannya jumlah episode yang dihasilkan. Be:rikut adalah aktivitas­

aktivitas yang terjadi dalam proses produksi program acara televisi beserta

pul-pul biaya yang memicu biaya tersebut.

Sebagai catatan, sebagian besar sumber daya yang dibutuhkan

untuk proses produksi program acara televisi didapatkan dengan cara

menyewa dari pihak luar (outsourcing), oleh karena itu sumber daya

tersebut tidak diakui sebagai biaya untuk membentuk cost object,

melaiukan akan diakui sebagai beban, yaitu sebagai pengurang langsung

dari pendapatan untuk membentuk laba bersih atas produk yang telah

dihasilkan sehingga dianggap tidak relevan bila dialrui sebagai pembentuk

harga pokok penjualan. Oleh karena itu, untuk pengidentifikasian ini akan

Page 101: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

direpresentasikan dalam tiap-tiap aktivitas, dan bagian yang diakui sebagai

be ban.

a. Bagian Biaya

1) Konsep Acara

Konsep acara hanya diperlukan sekali saja, yaitu pada saat awal

pembentukan program acara, proses produksi seterusnya tidak

inemerlukan aktivitas pengkonsepan acara lagi. Oleh karena itu,

perlu dilakukan proses eliminasi pada aktivitas ini karena

dianggap tidak memberikan nilai tambah (non-value-added)

dal!UI\ proses produksi program acara. Namun, dalam kondisi

tertentu, aktivitas pengkonsepan acara mungkin saja perlu

diulang. Hal ini tentunya dilakukan untuk meningkatkan rating

dan share program acara televisi tersebut. Itupun juga jarang

sekali terjadi karena rata-rata program acara televisi yang

diproduksi oleh Trans Tv memiliki rating dan share yang

terbilang cukup bagus. Aktivitas ini termasuk dalam pul biaya

aktivitas tingkat produk.

2) Research and Survey

Aktivitas research and survey dikategorikan dalam pul biaya

aktivitas sebagai aktivitas tingkat unit karena aktivitas research

and survey terjadi setiap kali per episode produksi program acara

televisi dibuat. Ukuran aktivitasnya adalah jumlah total research

Page 102: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

acara televisi. Dibutuhkan 3 kategori biaya dalam aktivitas ini,

yaitu:

a) ~umber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang digunakan dibutuhkan pada

aktivitas ini adalah produser, asiste:n produser, dan tim

kreatif. Dalam aktivitas ini, asisten produser dan tim kreatif

merupakan direct labor karena merekalah yang melakukan

aktivitas research and survey ini, sedimgkan untuk produser

merupakan indirect labor karena produser hanya sebagai

pemberi perintah saja. Pos biaya ini menggunakan

pengukuran aktivitasnya berupa banyaknyajumlahjam kerja

yang diperlukan dalam alctivitas research and sun•ey ini.

b) Media

Media yang digunakan dalam research and survey ini bisa

berasal dari apa saja yang dianggap :memberikan informasi

dan inspirasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Peranan media di sini dalam aktivitas ini adalah sebagai

direct cost, karena dapat dengan mudahnya ditelusuri ke

objek biayanya. Pos biaya ini menggunakan pengukuran

aktivitasnya berupa banyaknya jumlah media yang terpakai

dalam aktivitas ini.

Page 103: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

3) Penjadwalan Syuting

Aktivitas penjadwalan syuting terkait dengan kertersediaan

semua sumber daya yang mendukung kelancaran proses syuting,

terutama dalam ha! pemakaian studio dan jadwal pengisi acara

(host). Dalam ha! ini, produser telah mempersiapkannya dari

jauh-jauh hari, termasuk mempersiapkan rencana cadangan

apabila ada ga11gguan-gangguan yang berpengaruh pada

kelancaran syuting, baik. secara teknis ataupun secara 11011-teknis.

Aktivitas ini termasuk dalam kategori aktivitas ti11gkat batch,

kare11a aktivitas ini digunakan untuk me11jadwalka11 proses

produksi program acara televisi beberapa e:pisode selama sebulan

kemudian. Ukuran aktivitasnya adalah jumlah total penjadwalan

syuting yang diperlukan selama proses produksi program acara

televisi berlangsung. Dalam aktivitas pe11jadwalan syuting

dibutuhkan setidaknya 3 kategori biaya yang mendukung

aktivitas ini, yaitu:

a) Sumber Daya Ma11usia

Ada beberapa sumber daya manusia yang terlibat dalam

aktivitas pe11jadwalan syuting ini, diantaranya adalah:

produser, asisten pro~user, UPM, talent, research and sript

writer dan tim kreatif. Perusahaan membayar jasa mereka

dengan upah tetap setiap bulanuya. Pos biaya ini

Page 104: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

jumlah jam kerja yang diperlukan dalam aktivitas

penjadwalan syuting.

Pada aktivitas ini, produser berperan di dalam proses

pemilihan metode produksi yang dituju, dan jadwal syuting.

Dimana termasuk di dalamnya adalah menentukan tema,

memilih personil tim produksi, menyusun rencana

pemakaian jumlah peralatan syuting dan faktor-faktor

pendukung syuting. Tetapi, produser hanya mengnrnsi

pekerjaan non-teknis sehingga produse:r di sini dikategorikan

sebagai indirect labor. Sedangkan untuk realisasi rencana

produser merupakan tugas dari seorang asisten. produser.

0 !eh karena itu, pada aktivitas ini asisten prod user

c\ikategorikan sebagai direct labor. UPM (unit-production­

manager) bertugas untuk menyiapkan semua faktor-faktor

pendukung syuting, baik yang peralatan dan perlengkapan

syutiilg maupun faktor-faktor pendukung syuting lainnya

(seperti konsumsi, wardrobe, menyia.pkan penonton, make

up, dsb). UPM dikategorikan sebagai indirect labor. Tugas

talent dalam penjadwalan syuting di sini adalah

menghubungi dan mengatur jadwal syuting tmtuk para

pengisi acara (host) yang telah ditargetkan. Talent dapat

dikategorikan sebagai indirect labor pada aktivitas ini. Tim

Page 105: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Memberi saran kepada produser mengenai host yang cocok ,,

untulc mengisi program acara yang akan diproduksi, tentunya

saja disesuaikan dengan tema. Tim kreatif di sini

dikategorikan sebagai direct labor. Walaupun terkadang

penugasan sebagai penulis sript dan rundown acara

~idelegasikan ke research and sript writer, yang mana

research and sript writer ini dikategorikan sebagai indirect

labor.

b) Pulsa

Pulsa dibutuhkan untulc menghub1.mgi segala sumber daya

yang dibutuhkan dalam proses produksi program acara

televisi. Seperti, host, faktor-faktor pendukung syuting

lainnya, kepastian penggunaan la tar, panggung, peralatan

dan perlengkapan syuting, serta untuk menghubungi seluruh

tim produksi yang telah disiapkan. Penggunaan pulsa ini

. termasuk dalam kategori indirect cost, karena

pengalokasiannya tidak terkait langsw1g pada objek biaya.

c) Alat Tulis Kantor

Dalam aktivitas penjadwalan syuting, alat tulis kantor (ATK)

dibutuhkan media untulc mencatat segala sesuatu yang

dibutuhkan dalam aktivitas tersebut. Seperti, penulisan script

dan rundown, mencatat kebutulian faktor-faktor produksi

Page 106: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

....... .,.., ___ , ____ ~ ....... ~.,." . ...,,~,,~,,, ... ,,,,.,,,,.,,~,-·;«''"'""'P""""""""'""'"'l'f . I PEF;:PUST/\Xl\/\~.~ UT.tiMA I L!jf\l j'~t" -~-· t;,f,_i ~ '). /Af\.Af'~ i 11.,\

kategori /acto,;-;;~;.;;;c1-k;;,;:;;~~-·1~eterkaitiinnya dengan

proses produksi program acara televisi dapat dikatakan

hanya sebatas depresiasi penggunaan ATK. Pengukuran

aktivitas yang cocok berupa banyaknya jumlah pemakaian

A TK selama bulan Juni 2008.

4) Set-up

Aktivitas set-up dikategorikan dalam dua tingkatan yang berbeda,

yaitu sebagai aktivitas tingkat unit dan aktivitas tingkat batch.

Hal ini akan terkait dalam jadwal pemakaim1 studio. Untuk proses

syuting menggunakan Studio 1 dan Studio 4, maka aktivitas ini

akan dikategorikan sebagai aktivitas tingkat unit, karena proses

syuting hanya dapat menghasilkan satu episode saja m1tuk tiap

harinya, sedangkan jadwal pemakaian Studio 1 dan Studio 2

begitu padat untuk syuting program-program acara televisi

lainnya. Lain halnya untuk proses syuting dalam Studio 2 dan

. Studio 3, dikedua studio ini per harinya dapat menghasilkan

beberapa episode sekaligus. Ukuran aktivitas yang. cocok untuk

aktivitas set-up adalah set-up hour.

Akan tetapi, aktivitas ini lebih banyak didominasi oleh

sumber daya yang berasal dari luar (outsourcing), oleh karena itu,

aktivitas ini lebih banyak diakui sebagai beban, sedangkan yang

diakui sebagai biaya yang membentuk aktivitas set-up, tentunya

Page 107: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

akan inenjadi sangat keci~. Setidaknya ada lima komponen biaya

yang mendukung dalam aktivitas set-up, diantaranya:

a) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam aktivitas ini

adalah cameraman dan asisten cameraman, audioman dan

maintenance audio, /ightingman, maintenance video,

property, dan technical director.

Cameraman dan asistennya bertugas dalam proses

set-up kamera yang akan digunakan dalam proses syuting.

Kamera-kamera yang akan dipakai akan di .. set-up dan

dirunutkan jalurnya, sehingga terhnbung dengan control

room. Keduanya termasuk dalam kategori direct labor,

dengan pengukuran kinerjanya berupa waktu yang

dibutuhkan untuk proses set-up. Audioman dan maintenance

audio, bertanggungjawab dalam proses set-up peralatan

audio dan peralatan band (bila ada). Keduanya kemudian

merunut semua keamanan jalur dari semµa peralatan audio

yang dipakai dalam proses syuting. Keduanya termasuk

dalam kategori direct labor, karena job-desk dari keduanya

berkaitan Iangsung dengan proses produksi, dengan

pengukuran kinerjanya berupa waktu yimg dibutuhkan dalam

proses set-up peralatan audio dan peralatan band (bila ada).

Page 108: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

bertugas di control room, sedangkan maintenance audio

bertugas di dalam studio. Lightingman terlibat dalam set-up

lighting yang digunakan dalam piroses syuting. Karena

lighting setiap studionya sudah terhubung langsung dengan

control room dengan sendirinya, praktis tugas lightingman

dalam aktivitas set-up hanya melak:ukan set-up sudut lighting

saja. Lightingman termasuk dalam kategori direct labor,

dengan peng:ukuran aktivitasnya berupa walctu yang

dibutuhkan dalam proses set-up lighti'ng. Maintenance video

bertugas dalam melakukan set-up frameless plasma dan tv

plasma, serta bertanggungjawab pada penempelan latar

untuk produksi program acara televisi yang tidak

membutuhkan background dan latar (seperti Insert Siang).

Termasuk dalam kategori direct labor, dengan peng:ukuran

aktivitasnya berupa waktu yang dibutuhkan dalam proses

set-up video. Property bertugas dalam menyediakan dan set-

up perlengkapan syuting. Property. s1~ndiri termasuk dalam

kategori direct lab01:, karena job··desk-nya bisa dikatakan

terkait langsung dalam proses produksi progam acara

televisi. Peng:ukuran aktivitasnya sendiri berupa lamanya

waktu yang dibutuhkan dalam proses set-up perlengkapan

yang akan digunakan. Technical director bertugas dalam

Page 109: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

termasuk dalam kategori indirect labor, karena tugas

mengawasi tidak terkait langsung dalam proses produksi.

Pengukuran aktivitas yang cocok adalah lamanya waktu

yang dibutuhkan untuk mengawasi aktivitas set-up.

b) Kamera

Kamera disini diakui sebagaifacto~y overhead, karena peran

kamera di sini ditentukan dengan besarnya depresiasi

pemakaiannya, oleh karena itu juga pengalokasiannya tidak

dapat dengan mudahnya ditelusuri dalam objek biaya. Proses

syuting di dalam Studio 1 clan Studio 4 untuk ketersediaan

k;amera bisa dibilang cukup a.man, karena masing-masing

telah tersedia seperangkat kamera plus jimmy jib yang bisa

digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan untuk proses syuting

di dalam Studio 2 dan Studio 3, hanya memiliki seperangkat

kamera saja, itupun juga minus kamera jimmy jib, oleh

karena itu penggunaannya pun harus bergantian satu sama

lainnya. Untuk proses set-up, kamera akan dikoneksikan ke

control room dan akan diuji tingkat kefokusan, angle (sudut)

kamera, dan daya kerjanya, setidalmya dibutuhkan waktu ±

45 menit untuk proses set-up kamera .. Pengukuran aktivitas

yang digunakan adalah lamanya waktu yang dibutuhkan

untuk proses set-up kamera.

Page 110: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

c) Perlengkapan Pendukung

Walaupun terlihat rerneh, set-up perlengkapan pendukung

sangatlah rnenentukan dalarn kelanc:aran proses syuting.

Seperti yang telah dijelaskan sebehunnya bahwa penyediaan

dan set-up perlengkapan syuting rnenjadi tanggungjawab

sepenuhnya dari propertyman. Pedengkapan pendukung ini

dikategorikan ke dalarn factory overhead karena

keterkaitannya dalarn proses produksi program acara televisi

diukur dengan depresiasi penggunaan perlengkapan

pendukung ke proses produksi program acara televisi.

Pengukuran aktivitas atas set-up perlengkapan pendukung

adalah larnanya waktu yang dibutuhkan untuk rnelakukan

proses set-up atas perlengkapan pendukung ini.

d) Lighting

Proses set-up Peralatan lighting hanya sekedar dalarn

pengaturan angle (sudut) lighting dan pengecekan daya

kerjanya rnelalui control room. Ticlak perlu lagi adanya

pengkoneksian ke control room lkarena tiap studio sudah

dilengkapi seperangkat lighting, sehin.gga pengkoneksiannya

t!dak akan berubah. Dalarn set-up lighting ini diakui sebagai

factory overhead karena tidak dapa.t ditelusuri pengalokasian

biayanya dengan rnudah ke objek biaya. Pengukuran

Page 111: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

aktivitasnya berupa lamanya waktu. yimg dibutuhkan dalam

proses lighting ini.

e) Peralatan Kontrol

Peralatan kontrol terdiri dari peralatan kontrol lighting,

peralatan kontrol audio, peralatan kontrol kamera, clan VTR

(video tape recorder), Intinya, peralatan kontrol ini ditujukan

untuk mengontrol segala aktivitas ketika proses syuting

dimulai. Sebelum aktivitas syuting be,rjalan, terlebih dahulu

dilakukan set-up terhadap peralatan kontrol yang terdapat di

control room ini. Peralatan kontrol ini tentunya termasuk

dalamfactory overhead karena pengalokasiannya ticlak dapat

ditelusuri secara langsung ke dalam objek biaya, dan

pengukuran aktivitasnya diakui clengan menggunakan

lamanya waktu ylll'lg clibutuhkan clalan1 proses set-up

peralatan kontrol ini.

5) Brealdng

Aktivitas breaking ini termasuk clalam kategori aktivitas tingkat

unit. Hal ini dikarenakan aktivitas ini dilakukan setiap sebelum

tiap episode proses produksi program acara televisi. Ini artinya

biaya yang terkait dengan aktivita~ breaking ini bersifat

proporsional dengan jumlah episode yang telah diprocluksi oleh

perusahaan. Ukuran aktivitasnya adalah breaking hour. Dalam

Page 112: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

aktivitas breaking ini setidaknya ada lima komponen biaya yang

mendukung aktivitas ini, yaitu:

a) Sumber Daya Manusia

Semua sumber daya manusia yang terkait dalam proses

produksi program acara produksi tentunya akan terkait

dalam proses breaking ini. Ini terkait dalam proses

P.embahasan produksi awal yang mewajibkan semua elemen

sumber daya manusia internal perusahaan yang terkait dalam

proses syuting turut serta, agar sesuai dengan instruksi

produksi yang telah ditetapkan dan Job desk-nya masing­

masing. Namun, yang dorninan dalam aktivitas breaking ini

adalah produser, talent, tim kreatif, UF'M, wardrobe, security

dan office boy.

Peran produser disini bertugas hanya sebagai

pemberi instruksi dalam aktivitas breafing seluruh tim

produksi. Oleh karena itu, produser dianggap sebagai

kategori indirect labor, dengan penguknran aktivitasnya

adalah jumlah waktu yang dibutuhkan oleh produser dalam

pembahasan produksi awal. Talent bertanggungjawab

dengan kedatangan host, serta bertanggungjawab dalam

proses administrasi terhadap host. Talent dikategorikan

sebagai indirect labor, karena dia tidak secara langsung

Page 113: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

diukur dengan lamanya jumlah waktu yang dibutuhkan

untuk proses administrasi host dan waktu yang clibutuhkan

dalam mendatangkan host untuk mengisi program acara. Tim

kreatif bertugas untuk memberikan. rehearsal dan breafing

kepada host agar sesuai dengan rundown dan script program

acara. Tim kreatif ini termasuk dalam kategori direct labor

karena pengalokasiannya dapat secara langsung ditelusuri ke

dalam objek biaya. Dengan pengukuran aktivitasnya yaitu

jumlah waktu yang ciibutuhkan dalam proses rehearsal dan

breafing kepada para host. UPM bertugas untuk memastikan

segala sumber daya yang dibutuhkan. untuk proses syuting

beserta proses administrasinya, sesuai clengan kebutuhan

yang diperlukan. UPM ini termasuk dalam kategori indirect

cost, dengan pengukuran biayanya adalah jumlah waktu

yang dibutuhkan dalam aktivitas memastikan segala

~ggungjawabnya tersedia. Bagian wardrobe

bertanggungjawab dalam penyediaan wardrobe untuk host.

Dikategorikan sebagai indirect labor, dengan pengukuran

aktivitasnya adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk

menyediakan wardrobe yang dibutuhkan. Security berjaga

untuk mengamankan proses syuting agar berjalan dengan

lancar. Pada aktivitas breaking in~ security bertugas untuk

Page 114: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

artinya keterlibatan security pada proses syuting hanya

ditempatkan untuk studio yang memiliki daya tampung

untuk penonton, yaitu Studio 1 dan S1udio 2. Dikategorikan

sebagai indirect cost, dengan pengukuran lamanya waktu

yang dibutuhkan dalam proses protokoler sebelun1 penonton

memasuki studio. Office boy bertu.gas dalam distribusi

konsumsi untuk seluruh tim produksi dan host.

Dikategorikan sebagai indirect labor, dengan penguknran

aktivitasnya berupa waktu yang dibutuhkan untuk

mendistribusikan korrsumsi.

b) Pulsa

Pulsa ini hanya dibutuhkan oleh talimt dan UPM, dimana

mereka berkaitan langsung untuk rnenghubungi pihak-piliak

luar perusallaan sesuai dengan tanggungjawabnya masing­

masing. Pulsa ini termasuk dalam kategori indirect cost

karena penggunaan terhadap biaya ini tidak terkait langsung

dengan proses produksi program acara televisi, dengan

penguknran aktivitasnya berupa jumlall pulsa yang terpakai

dalam aktivitas breafing ini.

c) Host

Host dibutuhkan dalam aktivitas rehearsal dan breafing

yang dilakukan oleh tim kreatif agar sesuai dengan rundown

Page 115: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

proses produksi program acara televisi. Host ini dimasukkan

ke dalam kategori direct labor karena host ini merupakan

objek dalam program acara televisi. Dengan penguknran

aktivitasnya berupa jumlah waktu yang dibutuhkan oleh host

dalam aktivitas breafing.

d) Wardrobe

Wadrobe dibutuhkan untuk menunjang penampilan dari para

host pada saat proses syuting berlangsung. Wadrobe ini

didapat dengan cara dibeli ataupun dari sponsor, kemudian

dijadikannya sebagai inventaris perusahaan. Namun,

terkadang ada host m~mbawa wardrobe-nya sendiri, ataupun

ada pula perusahaan membelikan sec:ara cuma-cuma untuk

host tanpa dijadikan inventaris perusahaan. Wardrobe ini

dikategorikan dalamfactory overhead karena walau terdapat

unsur kemelekatan kepada host namun penguknrannya tidak

dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya, dengan

penguknran aktivitasnya berupa jmnlah wardrobe yang

dibutuhkan dalam aktivitas ini beserta jun1lah waktu yang

dibutuhkan dalam aktivitas ini. Pembelian wardrobe menjadi

tanggungjawab UPM dan penyediaannya menjadi

tanggungjawab bagian wardrobe.

Page 116: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

e) Konsumsi

Konsumsi ini menjadi tanggungjawab UPM, namun dalam

proses distribusinya menjadi tanggimgjawab office boy.

Konsumsi ini terdapat tiga variasi p(myajian, yaitu berupa

nasi kotak, snack box, dan voucher makan, namun

pemilihannya hanya terdapat dua saja diantara ketiganya.

Konsumsi ini dikategorikan dalam indirect cost, dengan

pengukuran aktivitasnya berupa banyaknya konsumsi yang

dibutuhkan dalam aktivitas breafing ini.

6) Syuting

Aktivitas syuting termasuk dalam kategori aktivitas tingkat unit.

Hal 'ini dikarenakan setiap proses syuting hanya dapat

menghasilkan produksi satu episode saja. Ukuran aktivitas untuk

aktivitas syuting ini adalah syuting hour. Terkandung di

dalarnnya ada beberapa komponen biaya yang mendukung

aktivitas syuting ini, yaitu:

a) Sumber Daya Manusia

Dalam aktivitas syuting ini, seperti ha!nya aktivitas

breaking, semua elemen smnber daya manusia yang terkait

dalam proses produ!q;i program acara televisi terlibat dalam

aktivitas syuting ini. Yang membedakannya adalah, semua

elemen sumber daya manusia yang terlibat secara direct

Page 117: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

desk-nya masing-masing, lain halnya dengan aktivitas

breaking dimana hanya beberapa saja yang turut aktif dalam

aktivitas tersebut, kecuali script writer, talent, UPM,

wardrober, dan office boy.

Di sini yang termasuk ke dalam kategori indirect

labor diantaranya, produser eksekutif, produser, technical

director, dan security. Hal ini dikarenakan job desk mereka

terbilang tidak terkait langsung dengan proses produksi

program acara televisi. Pengukuran aktivitasnya berupa

jumlah jam kerja yang dibutuhkan sdama aktivitas syuting

berlangsung. Sedangkan tim produksi yang termasuk ke

dalam kategori direct labor yaitu, asisten produser, kreatif,

director, floor director, cameraman, cameraman assistant,

audioman, lightingnian, maintenanc1~ audio, maintenance

video, dan property. Dengan pengukuran aktivitasnya berupa

jumlah jam kerja yang dibutuhkan selania aktivitas syuting

berlangsung.

b) Host

Peran host terbesar dari keseluruhan aktivitas adalah pada

saat aktivitas syuting berlangsung, bisa dibilang pada

~vitas ini alokasi biaya untuk host bisa mencapai 90%-nya

dari keseluruhan biaya yang dikel.uarkan untuk host. Oleh

Page 118: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

berak:ting clan menghayati perannya. Bisa dibilang host ini

merupakan prime material (bahan baku utama) dalam proses

produksi program acara televisi. Host dikateogrikan sebagai

direct labor, dengan pengukuran aktivitasnya berupa jam

kerja yang dibutuhkan dalam aktivitas syuting ini.

c) Wardrobe

Wardrobe tentunya dibutuhkan dalam proses syuting

tentunya, karena wardrobe ini mengandung unsur

kemelekatan pada host, yang berguna sebagai penunjang

penampilan host. Wardrobe ini dikategorikan sebagaifactory

overhead, dengan jumlah wardrobe yang digunakan clan

jumlah waktu pemakaian wardrobe yang dibutuhkan dalam

aktivitas syuting, sebagai alat pengukur aktivitasnya.

d) Kamera

Kamera dibutuhkan dalam pengambilan adegan selama

proses syuting berlangsung, kebutuhan terhadap jumlah

kamera yang akan dipakai untuk proses syuting di dalam

studio tergantung pada ukuran luas studio clan metode

syuting yang akan digunakan. Kamera. dikategorikan sebagai

factory overhead, karena pengalokasiannya tidak dapat

secara langsung ditelusuri terhadap proses produksi program

acara televisi. Pengukuran aktivitasnya berupa jumlah waktu

Page 119: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

e) Lighting

Dalam aktivitas syuting, lighting (tata cahaya) yang bagus

tentunya sangat diperlukan dalam proses syuting, tentunya

juga dengan didukung perlatan lighting memadai. Lighting

sendiri termasuk dalam kategori factory overhead, dengan

pengukuran aktivitasnya berupa waktu yang diperlukan

dalam pemakaian lighting selama proses syuting

berlangsung.

t) Peralatan Kontrol

Peralatan kontrol yang termasuk diantaranya, peralatan

kontrol lighting, peralatan kontrol audio, peralatan kontrol

kamera, dan VTR (video tape recorder), merupakan

peralatan-peralatan untuk mengontrol jalannya proses

syuting. Peralatan kontrol ini biasanya memiliki umur

ekonomis yang cukup panjang, yaitu sekitar 10 tahun masa

pakai. Peralatan kontrol ini dikategorikan sebagai factory .

overhead, dengan pengukuran aktivitasnya berupa jumlah

jam kerja peralatan kontrol selama proses syuting

berlangsung.

g) Perlengkapan Penduknng

Perlengkapan pendukung ini terdiri c!Jiantaranya handy talky,

clip-on, wireless-mike, wire-mike, boomers, dan property.

Page 120: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

overhead, karena pengalokasian biayanya tidak dapat

ditelusuri terhadap proses produksi program acara televisi.

Perlengakapan pendukung ini diukur dengan jumlah berapa

banyak kebutuhannya dan jumlah jam pemakaiannya.

h) Tapes

Tapes adalah output dari aktivitas syuting ini, tapes ini

merupakan bukti rekam atas hasil syuting. Nam1m, tapes di

sini merupakan hasil rekam pra editing (belum di edit).

Setidaknya dibutuhkan 3 hasil rekaman pasca aktivitas

syuting ini, yaitu: hasil rekaman asli, hasil rekarnan dengan

credit tittle, dan hasil rekaman untuk kamera cadangan. Hasil

rekaman untuk kamera cadangan digunakan tatkala kamera

utama mengalami masalah teknis (seperti goyang, blur, dsb),

Untuk 2 hasil rekaman Jainnya rnlatif serupa, hanya pada

hasil rekaman kedua sudah ditambaltl dengan credit tittle,

sedangkan untuk hasil rekaman pertama tidak ada _unsur

credit tittle-nya (original recording). Tapes merupakan

direct cost, dengap. pengukuran aktivitasnya berupa

banyaknya tapes yang dipakai.

7) Pasca Produksi

Aktivitas pasca produksi bisa dikategorikan sebagai kategori

tingkat batch. Karena, aktivitas ini dapat dilakukan secara

Page 121: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

televisi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, aktivitas ini

dilakukan dengan menyewa jasa dari pihak luar karena adanya

keterbatasan peralatan untuk melakukan aktivitas ini. Walaupun

begitu, untuk pengerjaan aktivitas ini tctap dilakukan oleh pihak

internal perusahaan, atau dengan kata lain tidak menggunakan

jasa operator dari luar perusahaan. Ole:h karena itu, ukuran

aktivitasnya adalah pasca produksi hour. Berikut adalah

komponen biaya yang terkandung dalam aktivitas pasca produksi

ini:

a) Somber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalarn aktivitas ini antara

lain: produser, asisten produser, director dan tim kreatif.

Semua sumber daya manusia tersebut terkait dalam proses

pengeditan.

Produser disini hanya sebagai pemberi petunjuk atas

adegan mana yang perlu dilakukan proses penge<litan. Oleh

karena itu, produser dapat dikategorikan juga sebagai

indirect labor, dengan pengukUJran aktivitasnya berupa

j?1111ah jam kerja produser untuk melakukan aktivitas pasca

produksi ini. Asisten produser, director, dan tim kreatif

dijadikan sebagai pengeksekusi dalarn aktivitas pasca

produksi ini. Maksudnya adalah untuk masalah teknis pasca

Page 122: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Oleh karena itu, job-desk yang terlibat dalam aktivitas pasca

produksi dikategorikan sebagai direct labor, dengan

pengukuran aktivitasnya berupa jumlah jam kerja yang

diperlukan selama melakukan aktivitas pasca produksi.

b) Tapes

Tapes pasca produksi merupakan hasil tapes akhir yang

nantinya akan ditayangkan setelah dilakukan proses

pengeditan. Tapes dikategorikan sebagai direct cost, karena

pengalokasiannya terkait langsung dengan proses produksi

program acara televisi. Jmnlah tapes yang terpakai selama

aktivitas ini dijadikan sebagai penguk-ur aktivitasnya.

b. Bagian Beban

Seperti yang telah diketahui bahwa beban tidak dimasukkan dalam

perhitungan pembentukan harga pokok penjualan, melaiukan sebagai

pengurang pendapatan dalam penentuan laba bersih. Dalam produksi

program acara televisi, perusahaan lebih banyak mengandalkan

melakukan penyewaan kepada pihak luar (outsourcing), karena

adanya keterbatasan sumber daya internal perusahaan. Berikut adalah

berbagai sumber daya yang lazim di sewa da.ri :tuar, yaitu: penonton,

sewa dan laundry wardrobe, make-up, panggung dan latar,jimmy jib,

plasma dan frameless plasma, audio, edit luar, beban lain-lain

(perijinan, pawang hujan, dll), dan beban perjalanan.

Page 123: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.17 Pul Biaya Aktivitas PT. Televisi Transformasi Indonesia

Pul Biava Aktivitas di PT. Televisi Transformasi Iwdonesia

Pul Biava Aktivitas Ukuran Aktivitas

E.esearch and survev Jumlah research and survev Peniadwalan svutino Jumlah iadwal svuting

Set-uo Set-uo hour Breakinf! Breakinf! hour

Svutine s~·tine hour

Pasca oroduksi Pascaoroduksihour

2. Telusuri Biaya Overhead Ke Aktivitas·dan Ob,jek Biaya

Langkah selanjutnya dalam menerapkan sistem activity based

costing (ABC) adalah menelusuri biaya overhead ke aktivitas dan objek

biaya. Dalam pengaplikasiannya terhadap alur produksi program acara

televisi dapat dilihat dengan memisahkan biaya tidak langsung dengan

biaya langsung, lalu biaya tidak langsung tersebut secara langsung

ditelusuri ke objek aktivitasnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

dalam proses· pembuatan prograrp. acara televisi terdapat tujuh objek

aktivitas utama, yaitu: pengkonsepan acara, research and survey,

penjadwalan syuting, set-up, breaking, syuting, dan pasca produksi.

Alih-alih terdapat tujuh aktivitas dalam proses produksi program

acara tel\')visi, aktivitas pengkonsepan acara dapat dihapus dalam aktivitas

utama. Hal ini dikarenakan aktivitas pengkonsepan acara hanya diperlukan

sekali saja dalam proses produksi program acara televisi, yaitu saat

pengkonsepan awal sebelum proses produksi program acara berlangsung

ataupun saat terjadi pernbahan program acara televisi yang memaksa

Page 124: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

pengkonsepan acara dianggap sebagai aktivitas non-value-added sehingga

perlu dilakukan proses eliminasi.

Sebagai catatan sebelumnya bahwa ha:ri kerja normal pegawai

pada bulan Juni 2008 adalah 21 hari kerja dengan jam kerja per harinya

bila dirata-rata mencapai 12 jam, itu berarti total waktu kerja penuh per

karyawan bagian produksi mencapai 15.120 menit pada bulan Juni 2008.

Hal ini dikarenakan bila ada tugas untuk produksi program acara televisi,

terkadang jam kerja para karyawan produksi bisa mencapai 24 jam non­

stop. Namun apabila tidak ada syuting, jam kerjanya hanya 8 jam sehari,

itupun bisa dibilang hanya sekedar menghabiskm1 waktu saja. Untuk

depresiasi peralatan dan perlengkapan syuting pada bulan Juni 2008

memakai ukuran jam kerja penuh se!ama 43.200 menit, dengan asumsi

peralatan dan perlengkapan syuting dapat dioperasikan sewaktu-waktu

tanpa menghiraukanjam kerja.

Menurut catatan historis mengenai pos indirect labor, untuk proses

syuting 7 program acara televisi pada bulaJJ Juni 2008, perusahaan telah

mengeluarkan rincian biaya sebagai berikut: 7 orang eksekutif produser

sebesar Rp12.468.826 dengan jam kerja riil total 15.729 menit, 7 orang

produser sebesar Rp47.097.225 denganjam kerja rU! total 79.135 menit, 9

orang research/script writter sebesar Rp3.167.670 dengan jam kerja riil

total 19.198 menit, 7 orang UPM sebesar Rp4.131.468 denganjam kerja

riil total 20.866 menit, 7 orang talent sebesar Rp2.524.005 dengan jam

Page 125: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Rp7.183.318 denganjam kerja riil total 18.094 menit, 8 orang wardrober

sebesar Rp348.876 dengan jam kerja riil total 3.524 menit, 7 orang

security sebesar Rpl.410.057 denganjam kerja riil total 14.243 m1;11it, dan

13 orang office boy sebesar Rp40.832 dengan jam kerja riil total 1.856

menit.

Tabel 4.18 Biaya Overhead Bulan Juni 2008

Honor . Harga Jam Kerja Nilai Pakai Uraian (Rnl Beli (Rn\ Riil (menitl Jumlah Riil (Rnl

Eksekutif Produser 12.000.000 - 15,729 7 12.488.826 Produser 9.000.000 - 79.155 7 47.097.225 Research/Sript Writter 2.500.000 - 19.198 ' 9 3.167.670 UPM 3.000.000 - 20.866 7 4.131.468 Talent 2.500.000 - 15.297 7 2.524.005 Technical Director 6.000.000 - 18.094 7 7.183.318

Wardrober 1.500.000 - 3.524 8 348.876 Security 1.500.000 - 14.243 7 1.410.057 Office Boy 950.000 - 1.856 13 40.832 Puls a - - - - 7.580.000 -ATK & Baterai Clip-on - - - - 19.105.000 DepresfaSi Kamera 270.000.000

-62.880 14 '. ·5_539)520 -

Depresiasi Jimmy Jib - 150.000.000 5.910 1 342.780 Depresiasi Lensa - 240.000.000 62.880 14 29.113.440 Depresiasi Jjghting 1 - 1.080.000.000 5.910 1 2.464.470 Qepresiasi Lighting 2 - 876.000.000 6.120 1 2.068.560 Depresiasi Lighting 3 - 540.000.000 2.220 1 461.760 Depresiasi Lighting 4 - 330.000.000 2.700 1 342.900 Depresiasi Lampu Halogen 1 - 4.500.000 342.780 58 5.141.700 Depresiasi Lampu Halogen 2 - 4.500.000 226.440 37 3.396.600 Depresiasl Lampu Haloqen 3 - 4.500.000 55.500 25 832.500 Depresiasi Lampu Halogen 4 - 4.500.000 37.800 14 567.000 Depri:!~iasi Kontrol Kamera - 981.600.000 21.570 4 8.175.030 Depresiasi Kontrol Audio - 775.800.000 21.570 4 6.449.430 Depresiasi Kontrol Lighting - 975.000.000 21.570 4 8.110.320 Depresiasi VTR - 868.200.000 21.570 4 7.225.950 Depresiasi Booming - 15.250.000 154.779 21 2.321.685 Depreslasi Mic Wireless - 32.500.00C 131.839 19 4.087.009 Depreslasl Mic Condenser - 16.000.000 284.039 41 4.260.585 Depresiasi Clip·On - 7.500.000 228.096 34 1.596.672 Depreslasi Handy Talky - 5.250.000 416.284 62 2.081.420 Depresiasi Property - 75.280.000 34.292 471 11.939.400 Depresiasi Wardrobe - 136.220.000 18.990 704 9.270.960 Biaya Konsumsi - - - - 280.840.000 Biava Bahan Bakar - - - - 59.340.000 Biaya Penyiaran NA NA NA NA NA Souvenir - 3.750.000 - 21 3.150.000

Tnt:il -:i..n ai:;n nnn 7":l..R -:ti:;n nnn ? ':l:i:;.':l: 7n1 1 C:?Q Z::C:h 70C: OC:Q

Page 126: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Selain itu, telah dikeluarkan pula biaya untuk: pos pulsa untuk:

ketujuh produksi program acara televisi pada bulan Juni 2008 sebesar

Rp7.580.000. Serta biaya sebesar Rpl9.105.000 untuk: pemakaian ATK

dan baterai clip-on, selama bulan Juni 2008, Trans Tv telah menggunakan

131 kali pengisian tinta dan 232 rim kertas berbagai ukuran.

Untuk: depresiasi kamera, lensa dan jimmy jib menggunakan

metode unit produksi, dengan begitu penggunaannya dapat ditelusuri

secara jelas berdasarkan unit produk yang telah diproduksi. Selama bulan

Juni 2008, penggunaan jam kerja riil total kamera adalah 62.880 menit,

dengan jumlah 14 kamera, maka nilai pakai riil··nya sebesar Rp6.539.520.

Ditambah dengan pemakaian I buahjimmy jib selama 5.910 menit, maka

nilai pakai riil-nya sebesar Rp34.2. 780. Serta depresiasi pemakaian 14

buah lensa dengan nilai pakai riil sebesar Rp29.113.440 untuk:

penggunaanjam kerja riil-nya selama 62.880 menit.

Sama halnya dengan depresiasi kamera dan jimmy jib, depresiasi

peralatan lighting juga menggunakan metode: unit produksi, dengan

taksiran umur ekonomis selama 5 tahun. Selain itu juga dibutuhkan lampu

halogen, dimana lampu halogen tersebut memilild masa pakai selama

5.000 jam. Sebagai catatan, masing-masing studio menggunakan peralatan

lighting yang berbeda-beda, tergantung dengan ukuran studio. Untuk:

Studio I yang memiliki Iuas 900 m2, selama bulan Juni 2008 telah

menggunakan jam kerja riil total peralatan lighting dan 58 buah lampu

Page 127: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Rp7.606.170. Untuk Studio 2 yang memiliki luas 600 m2, selama bulan

Juni 2008 telah menggunakanjam kerja riil total! pt:ralatan lighting dan 37

buah lampu halogen selama 232.560 menit, dengan nilai pakai riil sebesar

Rp5.465.160. Untuk Studio 3 yang memiliki luas 400 m2, selama bulan

Juni 2008 telah menggunakan jamkerja riil total!. pt:ralatan lighting dan 25

buah lampu halogen selama 57.720 menit, dengan nilai pakai riil sebesar

Rpl.294.260. Untuk Studio 4 yang memiliki luas 100 m2, selama bulan

Juni 2008 telah menggunakan jam kerja riil total pc:ralatan lighting dan 14

buah lanipu halogen selama 40.500 menit, dengan nilai pakai riil sebesar

Rp909.900.

Selama bulan Juni 2008, dengan metode unit produksi, Trans Tv

telah mendepresiasikan peralatan kontrol kamc:ra sebesar Rp8.175.030,

peralatan kontrol audio sebesar Rp6.449.430, peralatan kontrol lighting

sebesar Rp8.110.320, dan VTR sebesar Rp7.225.950. Dimana masing­

masing peralatan tersebut memiliki jam kerja riil selama 21.570 menit.

Selain itu juga, untuk perlengkapan dan property selama bulan

Juni 2008 dengan menggunakan metode unit produksi, Trans Tv telah

mendepresiasikan 21 buah booming senilai Rp2.321.685 denganjam kerja

riil selama 154.779 menit, 19 buah mic wireless senilai Rp4.087.009

dengan jam kerja riil selama 131.839 menit, 41 buah mic condenser

senilai Rp4.260.585 denganjam kerja riil se!ama 284.039 menit, 34 buah

clip-on senilai Rpl.596.672 se!ama 228.096 menit, 62 buah handy talky

Page 128: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

buah property senilai Rpl 1.939.400 dengan jam kerja riil selama 34.292

menit. Untuk wardrobe yang memiliki umur ekonomis hanya selama 1

bulan saja, Trans Tv telah mendepresiasikan 704 jenis wardrobe senilai

Rp9.270.960 denganjam kerja riil selama 18.990 menit.

Biaya konsumsi yang dikeluarkan selama bulan Juni 2008 untuk 7

program acara televisi mencapai Rp280.84o.ooo, dengan rincian 19.280

kupon makan senilai Rpl0.500, 4.550 buah snack box, 128 pak persediaan

pantry, serta uang saku untuk syuting luar seba:nyak 120 kali. Selan1a

bulan Juni 2008 telah menggunalcan bahan bakar untuk genset sebanyak

13.800 liter, dengan total biaya sebesar Rp59.340.000. Dimana bahan

bakar tersebut digunakan untuk syuting 7 program acara televisi yang

menggunakan fasilitas studio sendiri selama bulan Juni 2008. Yang

terakhir adalah biaya penyiaran, seperti yang telah dijelaskan sebelunmya

bahwa biaya penyiaran tidak dapat. diidentifikasikan secara jelas, sehingga

penelusuran biayanya menjadi sulit dilalrnkan.

3. Membebankan Biaya Ke Pul Biaya Aktivitas

Sebelum membebankan biaya ke pul biaya aktivitas, terlebih

dahulu ditentukan persentase distribusi aktivitas. Dengan begitu dapat

terlihat penggunaan distribusi konsumsi seluruh sumber daya ke

aktivitasnya masing-masing. Dan langkah selanjutnya dalam

membebankan biaya ke pul biaya aktivitas adalah dengan memasulckan

total biaya overhead berdasarkan persentase distribusi alctivitasnya

Page 129: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

,, '' '''

Uraian Eksekutif Produser Proauser Research!Sript Writter UPM Talent Technical Director Wardrober Security Offlce iioy Pul_s~

'

ATK & Baterai·Cfip-on f.le~resiasi Kgmera Depresiasi Jimmy J;b Depreslasl Lensa Depresiasi Ughting 1 Depresiasi Ughting 2 Depresiasi Lighting 3 Depresiasi Ughting 4

Oepresiasi Lampu Halogen 1

Depreslasl Lampu Halogen 2 Depresiasi Lampu Halogen 3 Depresiasi Lampu Halo!=)'3n 4 Depreslasl Kontrol Kamara oepresiaSi Kontrot AliOIO Oepresiasi Kontrol Lighting

DepreslMSI VTR Depresiasi Booming Depresiasi Mic Wireless Depresiasi Mic Condenser Depresiasi Clip-On Depresiasi Handy Taiky Depresiasi Property oepresiasi wararo6e Biaya Konsumsi Biava Bahan Bakar Biaya Penyiaran Souvenir

Sumber: Pemsahaan

Tabel 4.19 Persentase Distribusi Aktivitas

' ' '' ' ---··· '' --·- .... ···-··-···

Research -·····-- ...... ., •.... _ .... - ...

Pasca &Surve' Jadwal Set-up BreakinQ S:£!:!!inQ Produksi

0% 0% QO/o 0% 100% 0% 20%. 20% 0% 10% 25% 25%

0% 100% Oo/o 0% 0% QO/o

0% 84% 0% 16% 0% 0% 0% 85% QO/o 15% 0% Oo/o 0% 0% 36% 0% 1:4% 0% 0% Oo/o Oo/o 94% 6o/o 0% 0% 0% QOfo 12% 88% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 55% .Oo/o 45% 0% ,,,,,,,,0% 0% 45% 5% 0% 50% 0% 0% 0% 22% 0% 7'6% Q% 0% 0% 22% 0% 'i'Bo/o Oo/o Oo/o 0% 22% 0% 7'8% Oo/o 0% 0% 22% 0% i'8% 0% Oo/o 0% 22% 0% 1'8°/o Oo/o 0% 0% 22% 0% 78% Oo/o 0% 0% 22% 0% 78% Oo/o 0% 0% .22% 0% 78% 0% 0% Oo/o 22% 0% 78% Oo/o Oo/o Oo/o 22% 0% 78% QD/o

0% 0% 22% 0% ir8% 0% 0% Oo/o 22% 0% 78% Oo/o 0% QO/o 22% 0% j'8~fo Oo/o Oo/o 001o 22% 0% i'Bo/o QO/o -0% 0% 22% 0°/o 78% 0% 0% 0% 33o/o 2o/o 65% O~'<> Oo/o bo/o 33% 2% ()5% Oo/o 0% 0% 33% 2% 65% 0% 0% 0% 33% 2% {)5% 0% 0% 0% 10% 15% j15b/o 0% 0% 0% 19% 0% 01% 0% Oo/o 0% 0% 34% 66% 0% 2% 2% 15% 81% Oo/o QO/o

Oo/o QO/o 35% 501o HOo/o Oo/o NA NA NA NA NA NA

0% 0% QO/o 0% 100% QO/o

. _. .. --.-· -· ---

Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% NA 100%

Page 130: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.20 Distribusi Biaya Overhead ke Aktivitas

Research Pasca Uraian & Survey Jadwal Set-uo Breakinq Svutina Produksl Total

Eksekutif Produser - - - - 12.488.826 - 12.488.826

?roduser 9.419.445 9.419.445 4.709.723 11.774.306 11. 7 74.306 47.097.225

Research/Sr/pt Wrilter - 3.167.670 - - - - 3.167.670

UPM 3.470.433 - 661.035 - - 4.131.468

TiJ/ent - 2.145.404 - 378.601 - - 2.524.005

Technical Director - 2.585.994 4.597.3:!4 - 7.183.318

Wardrober - 327,943 - 20.9:13 - 348.876

Security - - - 169.207 1.240.860 - 1.410.057

Office Boy - 40.832 - - 40.832

PuJsa - 4.169.000 - 3.411.000 - - 7.580.000

ATK & Bate<ai Cfi{>-On - 8.597.250 955.250 - 9.552.500 - 19.105.000

Oepresiasi Kamera - 1.438.694 - 5.100.826 - 6.539.520

Depresiasi Jimmy Jib - - 75.412 - 267.368 - 342.780

Oepresfasl Lensa - - 6.404.957 - 22.708.483 - 29.113.440

Depresiasi Lighting 1 - - 542.183 - 1.922.287 - 2.464.470

Oepresiasi Lighting 2 - - 455.083 - 1.613.477 - 2.068.560

Depresiasi Lighting 3 - 101.587 - 360.173 - 461.760

Depresiasl Lighting 4 - 75.438 267.462 342.900

Oepresiasl Halogen 1 - - 1.131.174 - 4.010.526 - 5.141.700

Depreslasi Halogen 2 747.252 - 2.649.34D - 3.396.600

Depresiasi Halogen 3 - - 183.150 - 049.350 - 832.500

Oepresiasl Halogen 4 - 124.740 - 442.260 - 567.0(10

Oepre. Kontrol Kamer< 1.798.507 - 6.376.523 8.175.030 -Depre. Kontrol Audio - - 1.418.875 - 5.030.555 - 6.449.430

De'pre. Kontrol Lightin - 1.784.270 - 13.326.050 - 8.110.320

Depresiasi VTR - 1.589.709 - 5.636.241 - 7 .225.950

Depresiasi Booming - 766, 156 46.434 1.509.095 - 2.321.685

Depre. Mic Wireless - 1.348.713 81.740 2.656.556 - 4.087.009

Df'pre. Mic Condenser - 1.405.993 85.212 2.768.380 - 4.260.585

Depresiasi Clip..On - 526.90?. 31.933 1.037.837 1.596.672

Depre. Handy Talky 208.142 312.213 1.56"1.06!) - 2.081.420

Depresias! Property - 2.268.486 - 9.670.914 11.939.400

Depre. Wardrobe - - 3.152.126 6.11!l.834 - 9.270.960

Biaya Konsumsi 5.616.800 5.616.800 42.126.000 227.480.400 - 280.840.000

Biaya Bahan Bakar 20.769.000 2.967.000 35.604.000 - 59.340.000

Souvenir - - - - 3.750.000 - 3.750.000 Biaya Penyiaran NA NA NA NA NA NA NA

Total 15.036.245 36.586.002 91.159.610 243.527.456 167.713.349 11.774.306 565.796.968

Sumber; Perusahaan

Page 131: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.20 diperoleh dengan cara mengalikan persentase distribusi

aktivitas pada tabel 4.19 dengan nilai pakai riil pada tabel 4.18. Sebagai

contoh, untuk: pos biaya eksekutif produser dirnana persentase distribusi

aktivitas syntingnya sebesar 100%, maka alokasi biayanya sebesar

Rp12.488.826, diperoleh dengan cara mengalikan nilai pakai riil

Rpl2.488.826 dengan persentase aktivitas syntlng, yaitu sebesar 100%.

Demikian juga untuk: pos-pos biaya overhead laimnya, yang didapatkan

dengan cara yang serupa dengan pos biaya eksekutif produser.

Dari hasil tersebut diperoleh hasil total alokasi biaya overhead

untuk: masing-masing aktivitas, yaitu: Rpl5.036.245 untuk: aktivitas

research and survey, Rp47.093.752 untuk: aktivitas penjadwalan,

Rp90.204.360 untuk: aktivitas set-up, Rp243.52'7.456 untuk: aktivitas

breaking; Rp 154.410.849 untuk: aktivitas syuting, dan Rp 11. 774.306 untuk:

aktivitas pasca produksi.

4. Menghitung Tarif Aktivitas

Tahapan menghitung tarif aktivitas ini akan memberikan gambaran

mengenai tarif dasar per ukuran aktivitas, dengan lbegitu dapat diketahui

total tarif aktivitas untuk: bauran produk. Cara menghitung tarif aktivitas

adalah dengan membagi biaya keseluruhan untuk: masing-masing aktivitas

dengan ukuran aktivitasnya.

Berikut adalah tabel perhitungan tarif aktivitas 7 program acara

televisi yang diproduksi departemen drama dan non-drama Trans Tv

Page 132: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.21 Perhitungan Tarif Aktivitas Selama Bulan Juni 2008

Pul Biaya Aktivitas Tnrif Aktivitas Total Aktivitas Tnrif Aktivitas (Rp) (Rp)

Research and Survev 15.036.245 76 research 197.845 per research Peniadwalan 36.586.002 35 Jadwal l.045.314 oer Jadwal

Set-11/J 91.159.610 515.677 work·hours 177 oerWH Breaking 243.527.456 105.304 workwhours 2.313 ner WH

Svutin;, 167.173.349 1.631.543 work·hours, 103 oerWH

Pasca Produksi 11.774.306 19.784 work·hours 595 oerWH

Data-data yang tersurat di atas menunjukkan bahwa dibutuhkan

sumber daya rata-rata sebesar Rp197.845 untuk melakukan aktivitas

research and. survey; tiap-tiap aktivitas pe~jadlwalan membutuhkan

sumber daya rata-rata sebesar Rpl.045.314; per jam kerja aktivitas set-up

mengorbankan sumber daya sebesar Rpl 77; sedangkan aktivitas breaking

membutuhkan sumber daya Rp2.313 per jam kerjanya; lalu untuk aktivitas

syuting memerlukan sumber daya Rpl03 per jam kerjanya; yang terakhir

adalah aktivitas pasca produksi, telah mengeluarkru1 biaya sebesar Rp595

per jam kerjanya selama proses produksi proi,iram acara televisi pada

bulan Juni 2008.

5. Membebankan Biaya Ke Objek Biaya

Langkah kelima, yang biasa disebut sebagai alokasi tahap kedua,

penerapan sistem ABC di Trans Tv adalah dengan membebankan biaya ke

seluruh program acara televisi yang telah diproduksi, yang tentunya

meliputi seluruh aktivitas-aktivitas produksi. Seperti yang telah dijelaskan

sebe1Ull1llya, bahwa departemen drruna dan non-drama Trans Tv selama

Page 133: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Akhimya Datang Juga, Akhimya Datang Juga Plus, Ceriwis, Dorce Show,

Extravaganza, Insert Siang, dan Nglenong Nyok. Dimana ketujuh program

acara televisi tersebut memiliki spesifikasi biaya yang berbeda-beda.

Untuk program acara Akhimya Datang Juga, melakukan research

and survey sebanyak 5 kali. Penjadwalan sebanyak 5 kali, set-up hour

selama 20.143 menit, breaking hour selama 4.115 menit, dan syuting hour

selama -50.984 menit. Serta setidaknya selama bulan Juni 2008

membutuhkan pasca produksi hour selama 775 menit.

Untuk program acara Akhimya Datang Juga Plus selama bulan

Juni 2008, telah melakukan research and sun,ey sebanyak 4 kali.

Penjadwalan sebanyak 5 kali, set-up hour selama 16.116 menit, breaking

hour selama 3.292 menit, dan syuting hour selama 65.070 menit. Serta

membutuhkan pasca produksi hour selama 620 menit.

Selama bulan Juni 2008, program acara Ceriwis membutuhkan 28

kali research and survey, aktivitas penjadwalan sebanyak 5 kali, set-up

hour selama 112.779 menit, breaking hour selama 23.004 menit, syuting

hour selama 335.603 menit, dan pasca produksi hour selama 4.284 menit.

Tidak ~ibutuhkan aktivitas research and survey selama bulan Juni

2008 untuk program acara Dorce Show. Namun selama bulan itu, program

acara Dorce Show membutuhkan aktivitas pe1tjadwalan sebanyak 5 kali,

set-up hour selama 112.812 menit, breaking hour selama 21.688 menit,

syuting hour selama 356.888 menit, serta pasca produksi hour selama

Page 134: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Untuk program acara Extravaganza selama bulan Juni 2008, telah

melakukan research and survey sebanyak 9 kali, aktivitas penjadwalan

sebanyak 5 kali, set-up hour selama 45.823 menit, breaking hour selama

11.313 menit, syuting hour selama 114.714 menit, dan pasca produksi

hour selama 1.395 menit.

Selanjutnya adalah program acara Insert Siang, dimana selama

bulan Juni 2008 telah melakukan aktivitas research and survey sebanyak

30 kali, aktivitas penjadwalan sebanyak 5 kali, sef .. up hour selama 97.879

menit, breaking hour selama 22.140 menit, syuting hour selama 382.380

menit, dan pasca produksi hour selama 4.650 me:nit.

Terakhir adalah untuk program acara Nglenong Nyok, dimana .

selama bulan Juni 2008 tidak memerlukan aktivitas research and survey.

Namun telah melakuka11 aktivitas penjadwalan. st:banyak 5 kali, set-up

hour selama 110.125 menit, breaking hour selama 19.752 menit, syuting

hour selama 305.904 menit, serta pasca produksi hour selama 3.720 menit.

Berikut adalah perhitungan biaya overhead per program acara

televisi yang telah diproduksi departeme11 drama dan 11011-drama PT

Televisi Transformasi Indo11esiaselama bulnn Juni 2008 dengan

me11ggunakan .data-data di atas, te11tunya saja dikaitkan de11ga11 pul biaya

aktivitas, total aktivitas dan juga tarif aktivitas11ya:

Page 135: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.22 Perhitungan Biaya Overhead Bulan Juni 2:008

AKHIRNYA DATANG JUGA s;aya Total Tarif

Pu! Bia ya Aktivitas <Rn) Aktivitas Aktivitas (Rp) Research and Survev 989.225 5 research 197.845 oer research Penjadwalan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.314 ner Jad\val Set-up 3.565.311 20.143 lvork-hours 177 perWH Breakinf! 9.517.995 4-.115 work-hours 2.313 oerWH .~utinf! 5.251.352 50.984 work-hours 103 nerWH Pasca Produksi 461.125 775 ·work-hours 595 nerWH

AKHIRNYA DATANG JUGA PLUS Biaya Total Tari!

Pu! Biava Aktivitas ffin) Aktivitas Aktivitas (Rn) Research and Survey 791.380 4 research 197.845 ner research Pe11jad\valan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.3 !4 oer Jad\val Set-uv 2.852.532 16.116 work-hours 177 nerWH Breakinf! 7.614.396 3.292 work-hours 2.313 perWH

· Svutin}? 6.702.210 65.070 ·work-hours 103 nerWH Pasca Produksi 368.900 620 lVork-hours 595 oerWH

CERIWIS Bia ya Total Tarif

Pu! Bia ya Aktivitas (Rn) Aktivitas Aktivitas (Ro) Research and SurvP1J 5.539.660 28 research 197.845 per research Penjad\valan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.314 oer Jadwal Set-up 19.961.883 112.779 lvork-hours 177 perWH Breakinf! 53.208.252 2:!.004 work-hours 2.313 oerWH svutinf! 34.567.109 335.603 work-hours 103 oerWH Pasca Produksi 2.548.980 4.284 work-hours 595 perWH

DORCE SHOW Bia ya Total Tari!

Pul Bia ya Aktivitas (Ro\ Aktivitas Aktivitas (Rp) Research and Survey . . research 197.845 oer research Penjad\valan 5.226.570 5 Jad\val l.045.314 1oer Jachval Set-uo 19.967.724 112.812 work-hours 177 perWH Breaking 50.164.344 21.688 work-hours 2.313 oerWH Syuiinf! 36.759.464 356.888 work-hou1·s 103 oerWH Pasca Produksi 2.582.300 4.340 work-hours 595 perWH

Page 136: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.23 Perhltungan Biaya Overhead Bulan Juni 2008 CLanjutan)

EXTRAVAGANZA . Bia ya Total Tarif

Pul Biava Aktivitas (Rn\ Aktivitas Aktivitas (Rp) Research and Survey J.780.605 9 research 197.845 ner research Penjadwalan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.314 per Jadwal Set-up 8.110.671 45.823 lVOrk-hours 177 per\VH Breakin2 26.166.969 I 1.313 work-hours 2.313 oer\VH Svutin}! 11.815.542 114.714 work-hours 103 per\VH Pasca Produksi 830.025 1.395 work-hours 595 oer\VH

INSERT SIANG Bia ya Total Tarif

Pu! Biava Aktivitas (Rn) Aktivitas Aktivitas (Ro) Research and Survey 5.935.350 30 research 197.845 ner research Peniadivalan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.314 per Jadwal Set-up 17.324.583 97.879 work-hours 177 oerWH Breakirig 51.209.820 22.140 work-hours 2.313 nerWI-! Syuting 39.385.140 382.380 lvork-hours 103 ner \VH

1Pr.zsca Produksi 2.766.750 4.650 work-hours 595 per WI-!

NGLENONG NYOK Bia ya Total Tarif

Pul Biava Aktivitas (Rn\ Aktivitas Aktivitas (Rn\ Research and Survey - - research 197.845 per research Penjad\valan 5.226.570 5 Jadwal 1.045.314 ner Jadvval Set-uo 19.492.125 110.125 worh-hour.'i 177 oerWI-1 Breaking 45.686.376 19.752 ·work-hours 2.313 per WI-! Syuting 31.508.I 12 305,904 ·work-hours 103 per WH Pasca Prodi;ksi 2.213.400 3.720 v;ork-hcurs 595 perWH

Page 137: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.24 Perhitungan Total Biaya Sistem ABC

f l!liraiian lotal Biaya

Direot Lalb<>r: Asst -Pi:ocl.uscr 45.715.122 Timi ·Kreatlf 59.622.992 cameraman 11.810.80()" Asst. CameranilaA 3.193.24~-A1.1clioman Hil.036.210 Maintenanq:e Al:ld1o 3.358.222: LiQlmtimgmaA 9.572.654 Maimtenance Video 2.507.736 Pr0;jDent11 ,MaR 704.56:3 Host 5.280.500.000 Diltector 5.887.990 OimCit Cost : Meclia 16.100.000 Tapes 217.750.000 Bebam:

'

Peiroar;iton 12.600.UW Sewa Wardrqb_e a3. roo.11011 LaU1!'1<licy Wardrobe ' 35,62:0.000 Make:-ti.p 125.140.000 Pan~og & ·L.ata' 1.256.400.000 Jimniy .Jib 64.800.0~

Plasma & ;firam~less _1Rlasma 526.400.COO Audio 135.400.000 Edit Luar 95.840.£~!2. Beban lain-.ilalm -Beban PerjaJamam 23.960.000 Sewa Gensel I 431.400.000 Activity c;ost: '

Research and S::1·vey '

15.036.220 Pcnjadw·alan 36.585.990 Set-up 91.274.8?~

Breakin2 243.568.152 Syuting 165.988.929 Pasca Produksi 11.771.480

I Total 9.022.245.1 fi4 --

Page 138: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

6. Menyiapkan Laporan Manajemen

Langkah terakhir dalam membuat sistem ABC adalah menyiapkan

laporan manajemen. Dalam kerangka kerja sistem ABC Trans Tv, untuk

mengetahui hasil laba bersih per program acai:a, selain adai1ya harga

pokok produksi yang digunakan sebagai variabel p1:ngurang pendapatan,

adapula beban-beban selain harga pokok produksi yang menjadi variabel

pengurang pendapatan. Beban-beban ini terkait de:ngan adanya praktik

penyewaan peralatan ataupun perlengkapan syuting dengan pihak

outsourcing (luar perusahaan), yang tentunya tidak relevan apabila

dimasukkan ke dalam penentuai1 harga pokok produksi.

Dari data yang telah diperoleh, selain program acara Akhirnya

Datai1g Juga, telah terjadi penurunan !aha per program acara televisi

dihandingkan sehelum menerapkan sistem ABC. Walaupun hegitu, semua

unsur hiaya dan hehan yang terlihat telah dikalkulasikan, herheda dengan

cara perhitungan !aha menurut perusahaan yang tidak mengkalkulasikan

keseluruhan biaya atau hehan yllllg terlihat dalam proses produksi,

lagipula akumulasi penurunaJl lahanya pun hllllya 1,6%.

Berikut adalah gamhar mengenai model dasair sistem ABC apahila

PT Televisi Trallsformasi Indonesia menerapkannya, dimalla untuk

memhentuk ohjek hiaya dihutuhkan harga pokok produksi dan hebaJl­

hehaJl yllllg terjadi selama proses produksi berlllllgsung:

Page 139: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Ga~bar4.2 Model Sistem ABC di Trans Tv

Page 140: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Berikut adalah !aha hersih selam hulan Juni 2008 dari hasil penelusuran

hiaya dengan menggunakan sistem ABC pada Tran~ Tv:

a. Akhirnya Datang Juga

Dengan pendapatan yang dfyaih selama bulan Juni 2008 sehesar

Rp3.150.000.000, hehan sehesar Rp338.400.000, dan harga pokok

produksi sehesar Rp343.317.668, !aha hersihnya akan menjadi

Rp2.468.282.332. Rinciannya dapat dilihat pada lampiran.

b. Akhirnya Datang Juga Plus

Dengan pendapatan yang diraih selama bulan Juni 2008 sehesar

Rp3.720.000.000, hehan sehesar Rp246.000.000, dan harga pokok

produksi sehesar Rp300.723.635, maka !aha hersihnya akan menjadi

Rp3.173.276.365. Rinciannya.dapat dilihat pada lampiran.

c. Ceriwis

Dengan pendapatan yang diraih selama bu!.an Juni 2008 sehesar

Rp12.600.000.000, hehan sehesar Rp261.560.000, dan harga pokok

produksi sehesar Rpl.363.335.412, maka !aha hersihnya akan

menjadi Rpl0.975.104.588. Rinciannya dapat dilihat pada lampiran.

d. Dorce Show {;)

Dengan pendatan yang diraih selama hulan Juni 2008 sehesar

Rp9.000.000.000, behan sebesar Rp818.640.000, dan harga pokok

produksi Rp955.203.050, maka !aha hersih yang dihasilkan akan

menjadi Rp7.226.156.950. Rincian dapat diliha1t pada lampiran

Page 141: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

UT/.\MA

e. Extravaganza

Den'gan pendapatan selama bulan Juni 2008 yang mencapai

Rpll.340.000.000, beban sebesar Rp630.900.000, dan harga pokok

produksi sebesar Rp 1.501.231.026, maka laba bersih yang diperoleh

menjadi ~p9.207.868.974. Rinciannya dapat dilihat pada lampiran.

f. Insert Siang

Pendapatan yang diterima selama bulan Juni 2008 sebesar

Rp5.400.000.000, beban sebesar Rp136.160.000, dan harga pokok

produksi sebesar Rp464.464.686, maka laba bersih yang diperoleh

menjadi Rp4. 799.375.324. Rinciannya dapat dilihat pada lampiran

g. Nglenong Nyok

Selama bulan Juni 2008, program acara televisi yang satu ini telah

mendulang pendapatan sebesar Rpl.890.000.000, beban sebesar

Rp359.600.000, dan harga pokok produksi sebesar Rpl.302.791.702,

maka leba bersihnya akan menjadi Rp227.608.298.

D. Perbandingan Sistem ABC dali Sistem Perusahaan

Dari basil perbandingan kedua sistem di atas, tentunya terdapat

perbedaan yang sangat mencolok di antara keduanya. Bukan banya sekedar

basil perhitunga11nya saja, tetapi secara keseluruhan me:ngenai cara pengakuan

atas pos-pos biaya dan bebannya pun akan berbeda. Berikut adalah

perbandingan perhitungan biaya antara sistem ABC dan sistem yang

Page 142: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel4.25 Perbandingan Perhitungan Biaya Sistem ABC dan Trans Tv

Ural an 1 otal 1:>1aya ""'" 1 otal trnaya 11 rans 1 VJ Asst. Produser 45.715.122 -Tim Kreatlf 59.622.992 -cameraman 11.810.800 -Asst. Cameraman 3.193.245 -Audioman 10.036.210 -Maintenance Audio 3.358.222 -Llghtingman 9.572.654 -Maintenance Video 2.507.736 -Property Man 704.583 -Host 5.280.500.000 5.293.100.000 Director 5.887.990 -

. - --·- ............ Media 16.100.000 -Tapes 217.750.000 -Penonton 12.600.000 -Sewa Wardrobe 83.700.000 -Laundry Wardrobe 35.620.000 -Make-up 125.140.000 -Panggung & Lntar 1.256.400.000 . Jimmy Jib 64.800.000 -Plasma & Frame.taim Plasma 526.400.QQQ -Audio 135.400.000 -Eai! Luar 95.840.000 -Beban Lain-lain - -Beban Perjalanan 23.950.000 -sawa Gsn~et 431.400.000 -Research and SuNey 15.036.220 16.100.000 Penjadwalan 36.585.990 -Set-up 91.274.029 . Breaking 243.568.152 -Syuting 165.988.929 -Pasca Produksi 11.771.480 -1v18Ke up - 125.140.000

Wardrobe - 255.540.000 rops & ::<et - 1.331.680.000

1v1ea1s 6. Kerresnmen1 - 280.840.000

- 726.600.000 I luv'"'""'::l; - 23.960.000 .... " - 95.840.UOO

Oopoo - 217.750.000

·---··~- - -. '""""'!""""'''"'"'"' - 19.105.000 7.580.000 ,. " ...... .. 11c11~ - 3.750.000

1vusce11aneous - -Total 9.02.2.245.154 8.396.f/85.()00

Page 143: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa perhitungan biaya dengan

sistem ABC secara akumulatif mengalami kenaikan sebesar Rp625.260.154,

atau mengalami kenaikan 1,6% dibandingkan dengan perhitungan biaya yang

digunakan oleh Trans Tv sekarang. Namtm, dengan memakai sistem ABC,

penggunaan sumber daya yang terkait dengan produksi akan menjadi Iebih

akurat dan terperinci berdasarkan aktivitasnya.

Lagipula, perhitungan biaya produksi dengan sistem ABC telah

mencakup keseluruhan biaya yang seharusnya "diakui" oleh Trans Tv. Seperti

yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa, perhittmgan biaya dengan

metode Trans Tv tidak diungkapkan aspek biaya produksi secara keseluruhan,

dimana biaya-biaya karyawan yang terlibat dalam produksi dan penggunaan

perlengkapan, fasilitas dan peralatan syuting nrilik sendiri tidak

dikalkulasikan ke dalam unsur biaya produksinya. Bila unsur-unsur biaya

yang tidak "diakui" tersebut dikalkulasikan ke dalam metode perhitungan

biaya produksi perusahaan, tentunya sistem ABC akan jauh terbukti lebih

efektif dan efisien dibandingkan dengan perhitungan biaya menurut

perusahaan sekarang ini.

Begitu pula dengan pengakuan pos-pos biaya dan bebarmya, dimana

pos-pos biaya dan beban dengan menggunakan sistem ABC terlihat lebih

kompleks dibandingkan dengan sistem perhitungan biaya Trans Tv. Berikut

adalah perbandingan pengakuan biaya dan beban antara sistem ABC dan

sistem Trans Tv:

Page 144: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Tabel 4.26 Perbandingan Pos Biaya Sistem ABC dan Sistem Trans Tv ... -··· -----·

Pos Biava Trans Tv Pos Biava ARC Pcniciasan i,enjeiasan ' Penjdasan

Direct Cost: Direct Labor: Reban: l Talent Asst. Produser Sewa War.Moi:ic Research/Survey TimKret'tif 1\~un~ardrobe Make Up Cameraman Make-up Wardrobe Asst. Cameraman Panggung & Latar

Props& Set Audi om an Jimmy Jib

Meals & Refreshment MiiiiltCiifiilCC AiidiU PlflSti'ui. & FtM'iCICSS Pli.ISi'na Shooting Equipment Lightingman Audio

Travelling Expense~ Maintenance Vi1!eo Edit Luar Post Production Pronerty Man Behan Lllin-Jain Tapes Host Beban Perjalauan

Permit, Security & Other Services Director SewaGenset

-~!!PP_!>rtin_g_,E.~pe_n..~e~. ___ Pj.r~_ct. g_qst: •.. . Communication Media Promolion & Advertisement Tapes

Miscellaneous Activitv Cost: Indirect Cost: Research atul Survey

Man Power Pcnjadwalan

Facility Charges Set-up

Breakini!

Syuting

. J~asc<1.f,t9,!lnksi --·-~ ·-

Page 145: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penilitian ini bertujuan untuk mengetabui pengaruh sistem ABC

terhadap pengakuan laba perusabaan PT Televisi Transformasi Indonesia.

Hasil dari penelitian ini menunjukan babwa penerapan sistem ABC,

memberikan dampak yang sangat baik dalam meningkatkan efektivitas dan

efisiensi penggunaan sumber daya internal perusabaan dalam kaitannya

dengan proses produksi. Selain itu juga, berdasarkan data yang diperoleh dan

penelitian lebih lanjut, terdapat beberapa kejanggalan mengenai pengakuan

laba perusabaan oleh PT Televisi Transformasi Indonesia. Oleh karena itu,

kesimpulan yang dapat diambil dari basil penelitian ini adalab sebagai

berikut:

I. Pengukuran harga pokok produksi menurut perusabaan tidak relevan

karena ada banyak surnber daya yang tidak ikut serta dikalkulasikan ke

dalam objek biaya. Selain itu juga, perusabaan telah rnelakukan kekeliruan

dalam pengakuan pos-pos biayanya, dimana indirect cost dan direct cost

tidak ditempatkan pada klasifikasi yang seharusnya, sehingga

mengakibatkan Jaba operasi cenderung menjadi lebih besar dibandingkan

dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

2. Sebelurn menerapkan sistem ABC, terlebih dahulu perlu dilakukan

Page 146: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

yang sebenarnya. Penerapan sistem ABC menggunalkan langkah-langkah

berdasarkan teori Garrison dan Norreen.

3. Dengan menerapkan sistem ABC laba operasi perusahaan menjadi

berkurang sebesar 1,6 %, tetapi penggunaan sumbe:r daya yang terlibat

dalam proses produksi menjadi lebih mudah untuk ditelusuri dibandingkan

dengan sistem biaya Trans Tv, sehingga peningkatan efektivitas dan

efisiensi penggunaan sumber daya akan lebih mudah dilakukan.

B. Implikasi dan Saran

1. Imp likasi

Setelah melihat kesimpulan di atas, pengimplementasian hasil

penelitian menjadi penting dilakukan, melihat banyaknya manfaat yang

dapat diperoleh dari penerapan sistem ABC ini. Tentunya langkah-langkah

efisiensi menjadi lebih mudah dilakukan, karena penelusuran biaya

menjadi lebih mudah dilakukan. Walaupun, penerapan awalnya

memerlukan biaya yang cukup banyak karena harus merubah total

kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan sebelumnya.

2. Keterbatasan

Selama melakukan penelitian langsung pada objek penelitian,

ditemukan keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:

a. Pengklasifikasian unsur-unsur biaya produksi yang diterapkan oleh

perusahaan tidak sesuai dengan kaidah-kaidal1 yang berlaku.

Page 147: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

b. Adanya unsur-unsur biaya produksi yang tidak teridentifikasi dengan

jelas.

c. Penelusuran biaya menjadi cukup rumit karena terbentur kerahasiaan

perusahaan.

3. Saran

Berdasarkan kesimpulan, implikasi, keterbatasan di atas, saran­

saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

a. Diharapkan adanya pembenahan peraturan mengenai pengukuran laba

dan biaya produksi perusahaan.

b. Diharapkan perusahaan melakukan pengl<lasi:fikasian unsur-unsur

biaya produksi sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

c. Diharapkan mengaplikasikan sistem ABC sesegera mungl<ln.

d. Peningkatan peluang kinerja perusahaan, dengan meningkatnya

efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang terkait dengan

produksi program acara televisi.

e. Diharapkan penelitian ini dikembangkan de:ngan variabel yang

berbeda.

Page 148: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DAFTAR PUST AKA

Baksin, Askurifai. "Jurnalistik Televisi: Teori Dan Praktek", Simbiosa Rekatama

Media, Bandung, 2006.

Bobker, Lee R and Marinis, Louise. "Making Movies: From Script to Screen",

Harcourt Brace Jovanovic Inc, United States, 1973.

Brimson, .James A. "Activity Accounting:An Activity-Based Costing Approach",

John Wiley & Sons Inc, United States, 1991.

Carter, William Kand Usry, MiltG>n F. "Cost Accounting", 13th Edition, Thomson

Learning, Singapore, 2002, dialihpahasakan ol(:h Krista dalam bukunya

"Akuntansi Biaya'', Edisi 13, SalembaEmpat, Jakarta, 2004.

Effendy, Heru. "Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser", Panduan,

Yogyakarta, 2002.

Forbest, Edward. "Activity-Based Management: A Comprehensive

Implementation Guide", McGraw-Hill Inc, United States, 1996.

Garrison, Ray H and Noreen, Eric W. "Managerial Accounting", 11th Edition,

McGraw-Hill,.United States, 2003.

Mulyadi. "Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa", Salemba

Empat, Jakarta, 2001.

Nurhayati. "Perbandingan Sistem Biaya Tradisional Dengan Sistem Biaya ABC"

USU Digital Library, 2004.

Page 149: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Panjaitan, Erica L dan Iqbal, TM. Dhani. "Matinya Rating Televisi: Rusi Sebuah

Netralitas", Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006.

Simamora, Henry. '.'Akuntansi Manajemen", Edisi 2, UPP ANIP YKPN,

Y ogyakarta, 2002.

Zettl, Herbert. "Television Production Handbook", 5th Edition, Wadsworth Inc,

United States, 1974.

Page 150: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Desciption Bud~et

No Pcn.ielasan AD.J ADJ Plus Dorce Show Extravaganza Nglenong Nyok Ceriwis Insert Sian2 1 Ho.st 300.000.000 256.000.000 768.600.000 1.408.500.000 1.128.000.000 1.162.000.000 270.000.000

2 Rcseurch/Survey 1.000.000 800.000 . 2.700.000 . 5.600.000 6.000.000

3 Make Up l.900.000 . 42.000.000 45.000.000 12.000.000 9.240.000 15.000.000

4 Wardrobe 55.000.000 44.000.000 19.040.000 37.800.000 46.800.000 36.400.000 16.500.000

5 Props & Set 193.000.000 176.000.000 299.800.000 364.500.000 226.880.000 68.500.000 3.000.000

6 Meals & Refreshment 18.100.000 16.880.000 53.480.000 30.870.000 53.160.000 56.000.000 52.350.000 7 Shooting Eauiprnent 97.000.000 32.800.000 350.000.000 131.400.000 38.400.000 77.000.000 . 8 Travelling Expenses . . . . . . 23.960.000 9 Post Production 4.000.000 3.200.000 17.920.000 14.400.000 19.200.000 17.920.000 19.200.000 JO Tapes 9.050.000 10.660.000 50.680.000 16.290.000 37.200.000 46.620.000 47.250.000 11 Pem1it, Security & Other Services . . . . . . . 12 Supporting Expenses 1.495.0GO 1.244.000 3.892.000 3.096.000 2.424.000 2.604.000 4.350.000 13 Communication 500.000 400.000 l.400.000 1.350.000 l.080.000 2.100.000 750.000 14 Promotion & Advertisement 1.250.000 l.000.000 1.500.000 . . . . 15 Miscellaneous . . . . . . .

Total Direct Cost 682.295.000 542.984.000 1.608.312.000 2.055.906.000 1.565.144.000 1.483.984.000 458.360.000

Page 151: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Uraian ADJ ADJ Plus Ceriwis Dorce Show Extravaganza Insert Siang Nglenonq Nvok Direct Labor: ,o\sst. Produser 1.462.685 1.785.375 9.732.013 10.436.112 3.592.439 7.851.418 10.855.080 Tin1 Kreatif 2.557.632 3.229.424 12.749.814 13.672.197 6.298.908 6.866.244 14.248.773 Cameraman 910.800 1.138.500 1.861.300 2.494.800 1.336.500 1.455.300 2.613.600 Asst Cameraman 284.790 227.700 462.825 623.700 653.400 455.400 485.430 Audioman 822.480 1.039.888 890.126 2.252.880 2.370.888 888.636 1.771.312 Maintenance Audio 338.184 364.594 353.100 498.960 1.045.440 359.040 398.904 Lighting man 795.064 829.930 797.150 2.183.148 2.349.730 864.200 1.753.432 Maintenance Video 310.200 353.496 372.372 474.276 997.392 - -Property Man 103.455 116.325 98.208 96.525 133.947 55.935 100.188 Host 300.000.000 256.000.000 1.162.000.000 756.000.000 1.408.500.000 270.000.000 1.128.000.000 Director 670.800 530.190 746.050 1.090.050 1.032.000 580.500 1.238.400 ·rnrect Cost: Media 1.000.000 800.000 5.600.000 - 2.700.000 6.000.000 -Tapes 9.050.000 10.660.000 46.620.000 50.680.000 16.290.000 47.250.000 37.200.000

· Beban: Penonton - - - 12.600.000 - - -Se1,,va Wardrobe 37.500.000 30.000.000 - - 16.200.000 - -Laundry Wardrobe 2.500.000 2.000.000 14.000.000 3.920.000 5.400.000 3.000.000 4.800.000 Make-up 1.900.000 - 9.240.000 42.000.000 45.000.000 15.000.000 12.000.000 Panggung & Latar 173.000.000 160.000.000 65.000.000 298.400.000 360.000.000 - 200.000.000 .Jimmy Jib - - - 33.600.000 - - 31.200.000 Plasma & Frametess Plasma 63.000.000 12.800.000 67.200.000 302.400.000 81.000.000 - -Audio 34.000.000 20.000.000 9.800.000 14.000.000 50.400.000 - 7.200.000 Edit Luar 4.000.000 3.200.000 . 17.920.000 17.920.000 14.400.000 19.200.000 19.200.000 . Beban Lain-lain - - - - - - -Beban Perjalanan - - - - - 23.960.000 -Sewa Genset 22.500.000 18.000.000 78.400.000 93.800.000 58.500.000 75.000.000 85.200.000

· Activity Cost: Research and Survey 989.225 791.380 5.539.660 - 1.780.605 5.935.350 -Penjad\Ya!an 5.226.570 5.226.570 5.226.570 5.226.570 5.226.570 5.226.570 5.226.570 Set-up 3.565.311 2.852.532 19.961.883 19.967.724 8.110.671 17.324.583 19.492.125 Breaking 9.517.995 7.614.396 53.208.252 50.164.344 26.166.969 51.209.820 45.686.376 ... \yuting 5.251.352 6.702.210 34.567.109 36.759.464 11.815.542 39.385.140 31.508.112 F'asca Produksi 461.125 368.900 2.548.980 2.582.300 830.025 2.766.750 2.213.400

Total 681.717.668 546.631.410 1.624.895.412 1. 773.843.050 2.132.131.026 600.634.666 1.662.391. 702

Page 152: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Alm· irnya D t a ang J uia

Uraian Total Biava Pendapatan 3.150.000.000 Behan: 338.400.000 Penonton -Sewa Wardrobe 37.500.000 Laundrv Wardrobe 2.500.000 Make-up 1.900.000 Pancrounl'! & Latar 173.000.000 Jimmv Jib -Plasma & Frameless Plasma 63.000.000 Audio 34.000.000 Edit Luar 4.000.000 Behan LainMlain -Behan Perjalanan -Se\va Genset . 22.500.000 Harga Pokok Produksi: 343.3"17.668 Iv Direct Cost: 10.050.000 lvledia 1.000.000 Taoes 9.050.000 Direct Labor: 308.256.090 Asst. Produser 1.462.685 Tim Kreatif 2.557.632 Cameraman 910.800 Asst Cameraman 284.790 Audioman 822.480 Maintenance Audio 338.184 Ughtingman 795.064 Maintenance Video 310.200 Property Man 103.455 Host 300.000.000 Director 670.800 Overhead Cost: 25.011.578 Aktivitas Research and Surve · 989.225 Aktivitas Penjad\valan 5.226.570 Aktivitas Set-up 3.565.311 Aktivitas Breaking 9.517.995 Aktivitas Syuting 5.251.352 Aktivitas Pasco Produksi 461.125

Net Profit 2.468.21l2.332

Page 153: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Alfi' irnya D t a ang J ui a Pl us

Uraian Total Biava Peridaoatan 3.720.000.000 Beban: 246.000.000 Penonton -Se\va \Vardrobe 30.000.000 Laundrv Wardrobe 2.000.000 Make-up -Pan"oung & Latar 160.000.000 Jimmv Jib -Plasma & Frarneless Plasma 12.800.000 Audio 20.000.000 Edit Luar 3.200.000 Beban Lain-lain -Behan Perjalanan -Se\va Genset 18.000.000 Har!!a Pokok Produksi: 300.723.635 Direct Cost: 11.460.000 Media 800.000 Tapes 10.660.000 Direct Labor: 265.615.422 Asst. Produser 1.785.375 Tim Kreatif 3.229.424 Cameraman 1.138.500 Asst. Cameraman 227.700 Audioman 1.039.888 Maintenance Audio 364.594 Lightingman 829.930 Maintenance Video 353.496 Property Man 116.325 Host 256.000.000 Director .530.190 Overhead Cost: 23.648.213 Aktivitas Research and Surve1 791.380 t.\ktivitas Penjad\valan 5.226.570 A.ktivitas Set-uo 2.852.532 Aktivitas Breakinf! 7.614.396 Aktivitas Syuting- 6.702.210 Aktivitas Pasca Produksi 461.125

Net Profit 3.173.276.365

Page 154: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Ceriwis

Uraian Total Biava Pendapatan 12.600.000.000 Beban: 261.560.000 Penonton -Se\va Wardrobe -Laundrv Wardrobe 14.000.000 Make-uo 9.240.000 Panogung & Latar 65.000.000 limmv Jib -Plasma & Frameless Plasma 67.200.000 Audio 9.800.000 Edit Luar 17.920.000 Behan Lain-lain -Behan Perjalanan -Se\va Genset 78.400.000 Hari!a Pokok Produksi: 1.363.335.412 Direct Cost: 52.220.000 Media 5.600.000 Taoes 46.620.000 Direct Labor: 1.190.062.958 Asst. Produser 9.732.013 Tim Kreatif 12.749.814 Cameraman 1.861.300 Asst. Cameraman 462.825 Audioman 890.126 Maintenance Audio 353.100 Lightingman 797.150 Maintenance Video 372.372 Property Man 98.208 Host 1.162.000.000 Director 746.050 Overhead Cost: 121.052.454 .Aktivitas Research and Surve1 5.539.660 .A.ktivitas Penjad\valan 5.226.570 • .<\ktivitas Set-up 19.961.883 Aktivitas Breakinsz 53.208.252 A.ktivitas Syulin~ 34.567.109 Aktivitas Pasca Produksi 2.548.980

Net Profit 10.975.104.588

Page 155: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dorce Show

Uraian TotalBiaya Pendapatan 9 .000.000.000 Behan: 818.640.000 Penonton 12.600.000 Se\va Wardrobe -Laundrv Wardrobe 3.920.000 Make-uo 42.000.000 Pan12!!ung & Latar 298.400.000 Jimmy Jib 33.600.000 Plasma & Fratneless Plasma 302.400.000 Audio 14.000.000 Edit Luar 17.920.000 Beban Lain~lain -Behan Perjalanan -Se\va Genset 93.800.000 Harga Pokok Produksi: 955.203.050 Direct Cost: 50.680.000 Media -Taoes 50.680.000 Direct Labor: 789.822.648 Asst. Produser 10.436.112 Tim Kreatif 13.672.197 Cameraman 2.494,800 Asst. Cameraman 623.700 Audioman 2.252.880 Maintenance Audio 498.960 Lightingman 2.183.148 Maintenance Video 474.276 Property Man 96.525 Host 756.000.000 Director 1.090.050 Overhead Cost: 114.700.402 Aktivitas Research and S11rve1 -Aktivitas Penjad\Yalan 5.226.570 Aktivitas Set-up 19.967.724 Aktivitas Breaking 50.164.344 Aktivitas Syutin£: 36.759.464 Aktivitas Pasco Produksi 2.582.300

Net Profit 7 .226.156.950

Page 156: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Et x ravaganza

Uraian TotalBiaya Pendapatan 11.340.000.000 Behan: 630.900.000 Penonton -Se\va Wardrobe 16.200.000 Laundrv Wardrobe 5.400,000 Make-uo 45.000.000 Panooung & Latar 360.000.000 Jimmy Jib -Plasma & Frameless Plasma 81.000.000 Audio 50.400.000 Edit Luar 14.400.000 Beban Lain-lain -Behan Pe~ialanan -Se\va Genset 58.500.000 Hare:a Pokok Produksi: 1.501.231.026 Direct Cost: 18.990.000 lvledia 2.700.000 Taoes 16.290.000 Direct Labor: 1.428.310.644 Asst. Produser 3.592.439 Tim Kreatif 6.298,908 Cameraman 1.336.500 Asst. Cameraman 653.400 Audioman 2.370.888 Maintenance Audio 1.045.440 Lightlngman 2.349.730 Maintenance Video 997.392 Property Man . 133.947 Host 1.408.500.000 Director 1.032.000 Overhead Cost: 53.930.382 Aktivitas Research and Survey 1.780.605 Aktivitas Penjad\valan 5.226.570 Aktivilas Set-uv 8.110,671 Aktivitas BreakinR 26.166.969 Aktivitas S,vuting 11.815.542 A.ktivitas Pasca Produksi 830.025

Net Profit 9.207.868.974

Page 157: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Insert Siang

Uraian Total Biava Pendapatan S.400.000.000 Behan: 136.160.000 Penonton -Se\va Wardrobe -Laundrv Wardrobe 3.000.000 Make-up 15.000.000 Panf!:rrung & Latar -Jimmv Jib -Plasma & Frameless Plasma -Audio -Edit Luar 19.200.000 Beban Lain-lain -Beban Pe~ialanan 23.960.000 Se\va Genset 75.000.000 Harga Pokok Produksi: 464.464.686 Direct Cost: 53.250.000 Media 6.000.000 Tapes 47.250.000 Direct Labor: 289.376.673 Asst. Produser 7.851.418 Tim Kreatif 6.866.244 Cameraman 1.455.300 Asst. Cameraman 455.400 Audioman 888.636 Maintenance Audio 359.040 Lightingman 864.200 Maintenance Video -Property Man 55.935 Host 270.000.000 Director. 580.500 Overhead Cost: 121.838.013 Aktivitas Research and S1Lrve} 5.935.350 Aktivitas Penjad\valan 5.216.570 Aktivitas Set-uv 17.324.583 ;\ktivitas Breaking 51.209.620 --,..\ktivitas Syuting 39.385.140 --;\ktivitas Pasca Produksi 2.766.750

Net Profit 4.799.375.314 --

Page 158: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

NI N k lg enong yo

Uraian Total Biava Pendauatan 1.890.000.000 Behan: 359.600.000 Penonton . Sewa Wardrobe . Laundrv Wardrobe 4.800.000 Make-uo 12.000.000 Panggung & Latar 200.000.000 Jimmv Jib 31.200.000 Plasma & Frarneless Plasma . Audio 7.200.000 Edit Luar 19.200.000 Beban Lain-lain . Beban Perialanan . Se\va Genset 85.200.000 HarPa Pokok Produksi: 1.302.791.702 Direct Cost: 37.200.000 lvfedia . Tac es 37.200.000 Direct Labor: 1.161.465.119 Asst. Produser 10.855.080 Tim Kreatif 14.248.773 Cameraman 2.613.600 Asst. Cameraman 485.430 Audioman 1.771.312 Maintenance Audio 398.904 Lightingman 1.753.432 Maintenance Video . Property Man 100.188 Host 1.128.000.000 Director 1.238.400 Overhead Cost: 104.126.583 .>\ktivitas Research and Surve1 . Aktivitas Penjad\valan 5.226.570 Aktivitas Set-uo 19.492.125 Aktivitas Breakinr; 45.686.376 .Aktivitas Svutinr; 31.508.112 Aktivitas Pasca Produksi 2.213.400

Net Profit 227.608.298

Page 159: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

EOFPROJECT

'RMAN PERSON OTING DATE I TIME !R DATE /TIME E OF EX. PROD.

Akhlrnya Datang ~uga

Jun..08

DESCRIPTION

)!-illlll,111 a Host DJ Wink~ 1 or11 x b Jud9e Didi Petet 1 org x c Guest Star Bintang Tamu 4 Ofj1 X

d Guest Star Ensi;1rnble. 5 O(j}_.X

~1llilll1 search

a Kaset. VCD, CD, DVD Audio Material eax x b Others Others Research 1 eax x

Su rvev a MealsEFP eax x b BBM, Toi, Parkir pax x c Hotel eax x d" perdrems eax x

. Ki!liW!l!l!lili!lili!illll• 1 org x

.011.lllli!-'l~ a Rent 15 j23X X

b Purchase 10 ~xx c Laund!X 20 eax x

!lfimQ~Bfl 8 NewSettini;i eax x b, i:earsue1oaw.n Bong_kar Pasan9 1 eax _x c Others Setting Pro~ert~ 8 E!ax x

liml!ll!:lfirlfl.illll·li.···'rs M ••••• M •. ~. EALS

a Breakfast eax_ x b Lunch eax x c suei>er 120 eax x d Dinner 120 eax x e Meals EFP eax x f Snack 120 eax x g Agua,Koei.Gula 1 eax x

Sh ooting Eguie:ment a 4 Multi Camera & Jimmi'. Jib eax x b Pake! EFP eax x c Lighting eax x d Audio 1 eax x e Genset eax x f Instrument eax x

2 screen eax x h Plasma Frameless Plasma 9 eax x

Su e:e:ortln9 Egulement a Tenda (VIP) eax x b Toilet Portable eax x c Tenda Sarnavile +AC eax x d Genset eax x f Alat Band eax x

...

5 ees Re. 5 ees Re. 5 ees Re. 5 ees. Re.

ees Re. 5 ees Re.

days Re. dai'.s Re. daxs Re. da:ts Re.

5 ees Re.

5 ees Re. 5 ees Re. 5 ees Re.

ees Re. 2 da~s Re. 5 e2s Re.

ees. Rg. days Re.

5 ees Re. 5 ees Re.

ees Rp. 5 ees Re. 5 ees Re.

ees Re. ees Re. e2s Re.

5 ees Re. ees Re. ees Re. ees Re.

5 ees Re.

days Re. dai'.S Re. da~s Re. dai'.S R9. dai'.S Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

7.500.000 7.500.000 7.500.000 3.000.000

200.000

380.000

500.000 300.000

25.000

86.500.000 500.000

10.500 10.500

7.500 200.000

6.800.000

1.400.000

BUDGET

Total Ro. 300.000.000 Ro. 37.500.000 Ro. 37.500.000 Ro. 150.000.000 RP. 75.000.000 Ro. -

Total Rp. 1.000.000 Subtotal 1.000.000

-1.000.000

Subtotal -----

Total Ro .. 1.900.000

Total Ro. 55.000.000 Ro. 37.500.000 Ro. 15.000.000 Ro. 2.500.000

Total Ril. 193.000.000 Ro. -Ro. . 173.000.000 Ro. 20.000.000

Total ....__ ~ 18.100.000

RP. -Ro. -RD. 6.300.000 Rp. 6.300.000 Ro. -Rp. 4.500.000 Ro. 1.000.000

Total 97.000.000

Subtotal Ro. 97.000.000 Ro. . Ro. -Ro. -Ro. 34.000.000 Ro. -Ro. -Rp. -Ro. 63.000.000

Subtotal -Ro. . -Rp. -Ro. -Ro. -Ro. -

c-,,1->~•~I

Page 160: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DESCRIPTION I BUDGET 8 PDsT PRDDU.CTlO!L; Total Ro_. 4.000.000'

a On line { Inc off line + Editor } 5 eax x 1 Shift Re. 800.000 Ro. 4.000.000 b Man Power Editor El:ax x daxs Re. Rp. -c Cut To Cut eax x day:s R~. Ro. -

M~ "'

M Total Rn. 9.050.000 a Transfer Sub tofu.I Ro. 3.750.000

(i) DVll 3 Qll 5 ees Re. 250.000 Ro. 3.750.000 (ii) BCM to 1"/ 1" to BCM Qtl dals Re:- Ro. -(lit) BCM to D2/D2 to BCM Qtl dals Re. Ro. -

b TaEe. R~uirenient Subtotal Ro. 5.30.0.000 (i) DVC Pro66 3 eax x 5 ees Re. 135.000 Ro. 2.025.000 {ii) Betacam 60 4 eax x 5 ees R2. 145.000 Ro. 2.900.000 (iii) DVD 3 eax x 5 ees RE!. 25.000 Ro. 375.000 (iv} VHS60 eax x ees R2. Ro. -

IUWllll~ltlllimT~rns Total Ro. -a Perijlnan eax x ees R2. Ro. -b Keamanan eax x day:s Rf?:. Ro. -c KeberSihan EBX x da}'.s Re- Ro. -d Pemadam kebakaran eax x da~s Re. Rn, -• Ambulance eax x day:s __ R~. Ro. -f Pawan!i! Hujan E!8X x dals Re. Ro. -

., ' t Total Rn. -a. Train Subtotal -

Executive Class eax x day:s Re. Ro. -Blisiness Class eax x dats: Re. Ro. -

b. Bus Subtotal Ro. -E:Xecutive Class E!ax x ee Re. -

c. Planes Subtotal Rn. -(i) Ai!,EOrt tax, Fiskal eax x EE Re. Ro. -

d. Hotel Accomodations Subtotal Ro. -(i) Standar room room x dai'.s Re. Ro. -(ii) Standar room roomx dai'.s Re. Ro. -(iii) VIP Room room x da}:'.s Re. Ro. -

e. Perdiemsiuang S8ku} + Uang M3.kan Sub!Otal Ro. -(i) Crew eax x dai'.s Re. Ro. -(ii) Crew eax x dai'.s Re. Ro. -

f. Gas,Hi9hwai'. ticket, Parking Subtotal Ro. . (i) BBM eax x dS.}:'.S, RE. -(ii) Tol, Parkir 2ax x dai'.s Re. -

g. Others Transeort Subtotal Ro. -(i) Sewa Mobll,Kereta Aei,Pesawat eax x da}:'.s Re. -

~~ §J:i.i'jl!ll&Illli:llliX~!iflll!i~--llll!I Tot'll Rn. 1.495.000 a Baterei untuk cli!?: on 12 eax x 5 ees Re. 12.000 Ro. 720.000 b ATK 1 eax x 5 ees Re. 155.000 Ro. 775.000

l[4j DM.tJwm~lll!lllflilllmmliil!M!l!li!!!!BililmsT Total Rn. 500.000 a Tele~hone eulsa 1 eax x 5 ees R2· 100.000 Ro. 500.000 b Line Teleehone eax x dai:s Re. Ro. -C. Fax. EEIX x dci}:'.S. Re. Rn. -d Satel!lte Transmission TELKOM Ro. • Microwave J SNG ! kalau memakai SNG sendiri ~ Ro .

Rp.

rtil !l&l!l:i:X<m:!i,'llli:ll.«11iimm111!!111!~1lllll Total Rn. 1.250.000 a seanduk eax x days Re. Ro. -b Conference Pers eax x dai'.s Re. Ro. -c Souvenir Plakat 1 EBX x 5 ees R2· 250.000 Ro. 1.250.000

TOTALHOl2 16.295.000

illm!lil!IJl!lfllllmltl!!Wlll'lllBB!I Total 682.295.000

Page 161: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

IE OF PROJECT Akhirnya Datang Juga Plus2

IRMAN PERSON OTING DATE /TIME llR DATE I TIME IE OF EX. PROO.

Jun-08

DESCRIPTION

fA LENTS a Host b Jud9e c Jud9e ct _Gu.est Star e Guest Star

SEARCH/SURVEY RE Re search

Na Qi Parto Juri Blntan~.Tamu Ensamble

a Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material b Others ·otherS Research

Su rvev a Meats EFP b BBM, Toi, Parkir c HOter d Perdiems

MA KE UP & HAIR SET

WA .RDROBE a Rent b Purchase c Laund!}'.

PR OPS ANO SETTING a New Setting b Tears LIE I Down BonQkar Pasan9 c Others Setting Proee!:!J:

MEA MEA

LS AND REFRESHMENTS LS a Breakfast b -LuriCh c sueeer d Dinner e Meals EFP f Snack

2 Agua.KOEi,Gula

RE NT

Sh ooung Egulement a 4 Multi Camera & Jimmy Jib b PaketEFP c Li2hti[!!! d Audio e Genset f Instrument

2 Screen h Plasma Frameless Plasma

Su eeorting Egulement a Tenda (VIP) b Toilet Portable c Tenda Sarnavile +AC d Gensel f AlatBand

1 O!Jl X 1 or~ x 1 or9 x 4 or9 x 5 org x

eax x 1 jiBX x

eax x eax x ~xx

eax x

org x

15 ~xx 10 ~xx 20 eax x

pax x 1 eax x 8 eax x

eax x Eax x

120 eax x 120 eax x

eax x 120 pax x

1 eax x

eax x eax x eax x

1 eax x eax x eax x eax x

2 eax x

eax x eax x eax x ~x eax x

4 eps Re-4 ees Re-4 ef.?S Re. 4 e9s_ Re-4 ees Re.

ees Re. 4 ees Re-

daxs Re. daxs Re. dBJ'.S Re. dBJ'.S Re.

ees Re.

4_eE:S Re. 4 8f?:S Re. 4 ees Re.

ees Re. 2 days Rp. 4 ees Re.

ees Re. dai'.S Rp.

4 ees Rp. 4 ees Re.

ees Re. 4 ees Re. 4 ees Re.

ees Re. ees "e· ees Re.

4 ees Re. ees Re. ees Re-ees Re.

4 ees Re-

dai'.S Re. dai'.S Re. da)!,S Re. dai'.S Re. dai'.S Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

·--

7.500.000 10.000.000 5.500.000 6.500.000 3.000.000

200.~00

500.000 300.000

25.000

80.000.000 500.~00

10.500 10.500

12.500 200.000

5.000.000

1.600.000

BUDGET

Total Rn. 256.000.000 Ro. 30.000.000 Ro. 40.000.000 Rp. 22.000.000 Rb. 104.000.000 Ro. 60.000.000 Rn. -

Total Rp. 800.000 Subtotal 800.000

-800.000

Subtotal -----

Total Ro. -

Total Ro. 44.000.000 Ro. . _30.000.000 Ro. 12.000.000 Ro. 2.000.000

Total .._ Ro. 176.000.000 Ro. -l<o. 160.000.000-Rp. 16.000.000

Total ~ 16.880.000 ...

Ro. -Ro. -Ro. 5.040.000 Ro. 5.040.000 Rp. -Ro. 6.000.000 Ro. 800.000

Total 32.800.000

Subtotal Ro. 32.800.000 Ro. -Ro. -J<n. -Ro. 20.000.000 Ro. -RP. -Ro. -Rn. 12.800.000-

Subtotal -Rp. -Ro. -Ro. -l<P. -Ro. -

Page 162: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Dt:SCR1PTION I BUDGET

8 POST PRODUCTION. -~·-Tqtal Rn. 3.ioo.o.oo

a On line ~ Inc off line + Editor ! 4 eax x 1 Shift R[!:. 800.000 Rn. 3.200.000

b Man Power Editor Eax x da}'.S R[!:. Re. -c Cut To Cut 2ax x dai'.s Re. Re. -

9 TAPES Total Rn. 10.660.000

a Transfer Subtotal Ro. 3.000.000

(i) DVD 3 Qt~ 4 eEs Re. 250.000 Ro. 3.000.000 (ii) BCM to 1"/ 1" to BCM Qt~ dals Re. Ro. -(iii) BCM to 02/02 to BCM Qt~ dals R~. Rn. -

b TG1ee R~uirement Subtotal Ro. 7.860.000 (i) DVC Pro 120 3 eax x 4 ees Re. 250.000 Ro. 3.000.000 (ii) Betacam 90 4 eax x 4 eEs R2· 265.000 Ro. 4.240.000 {iii) DVD 3 eax x 4 ees R2. 35.000 Rn. 420.000 liv) P(l)( x eos Ro. Rn. -

10 PERMIT.SECURITY & OTHER SERVICES Total Ro. -a Perijinan eax x ees Re. Ro. -b Keamanan ~x dai'.s Re. Ro. -c Kebersihali eax x da~s Re- Ro. -d Pemadam kebakaran Eax x dai'.s Re. Rn. -e AmbulanCe __ Eax _x dai'.s_Re. Ro. -f Pawan9 Hu/an eax x dals RE. Ro. -

11 TRAVELING EXPENSES (OUTSIDE JAKARTA) Total Rn. -a. Train Subt?tal -

Executive Class eax x dai'.s Re. Ro. --Business Class eax x dals R~. Ro. -

b. Bus Subtotal Rn. -Executive Class eax x ee R~. -

c. Planes Subtotal Rn. -lil Ai!Eort tax, Fiskal eax x EE Re. Ro. -

-d. Hotel Accomodatlons Subtotal Ro. -

(i) Standar room roomx dai'.s Re. Ro. -(ii) Standar room roomx dai'.s Re. Rn. -(Hi) VIP Room roomx dai'.s RE!> Rn. -

e. Perdi&mS{Ua-ii9 Saku) + Uan9 Makan SLibtotal Ro. -(i) Crew eax x da~s Re. Ro. -(ii) Crew eax x dai'.s Re. Ro. -

f. Gas,Hi9hwa;t ticket, Parking Sublotal Ro. -(i) BBM E!ax x_ da~s Re. -(ii) Toi, Parkir eax x da~s Re. -

g. Others Transeort Subtotal Rn. -(i) Sewa Mobit,Kereta Aei,Pesawat eax x da~s Re. -

12 SUPPORTING EXPENSES Total Ro. 1.244.000 a Baterei untuk c!ie on 12 eax x 4 ees Re. 12.000 Ro. 576.000 b ATI< 1 eax x 4 0[!S R[!. 167.000 Ro. 668.000

13 COMMUNICATIONS AND TRANSMISSION COST Total Ro. 400.000 a TeleetiOne eulSa 1 eax x 4 ees R~. 100.000 Ro. 400.000 b Line Teleehone eax x dals Re. Ro. -c Fax eax x daxs Re. Rn. -d Satellite Transmission TELKOM Ro. e Microwave I SNG { kalau memakai SNG sendiri ~ Ro.

Rp.

14 PROMOTIONS AND ADVERTISEMENT Total Ro. 1.000.000 a SE;anduk e:;!X X dals Re. Ro. -b Conference Pers eax x dai'.s Re. Ro. -c Souvenir Plakat 1 eax x 4 ees Re. 250.000 Rn. 1.000.000

TOTALHal2 16.504.000

TOTAL Hal 1 & 2 before miscelaneous Total 542.984.000

Page 163: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

IE OF PROJECT

,IRMAN PERSON IOTING DATE I TIME ~IR DATE/TIME IE OF EX. PROD.

Cerlwls

Jun-OB

DESCRIPTION

,l!l! ' a Host 3 org x b Home Band SimEI}.'. Fresh 1 groue: c Guest Star Bintang Tamu 3 or2 x

... --Re search a Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material eax x b Others Others Research 1 f2:BX X

Su rvev a MealsEFP eax x b BBM, Toi, Parkir eax x c Hotel eax x d -pefdiems eax x

i!R'Elllilllllllll!I- 1 ore x

'111Bl'li-i a Rent eax x b Purchase 10 eax x c Laund!i: 10 eax x

ilmlrEJm~ a· -NBw-SetlinQ eax x b __ Tears UE: /_Djjwn B_ohg_kar Pasan2 1 eax x c Others Setting Proeertv 5 eax x

- mml&.!fitrm!lrs EALS

a Brea~fast 80 eax x b Lunch 80 eax x c Supper pax x d Dinner pax x e MealsEFP pax x f Snack 12 pax x

~ Agua,Kopi,Gula 1 pax x

Sh ootlng EguiE!ment a 4 Multi Camera & Jimm~ Jib pax x b Pake! EFP m!X X c Lighting: ~xx

d Audio 1 pax x e Genset pax x f Instrument eax x g Screen pax x h Plasma Frameless Plasma 2 pax x

Su p1?,2rtln9 Egulpment a Tenda l VIP l P:§!X X b Toilet Portable pax x c Tenda Samavile +AC E?_2X X d AfatBand e!!X X

~ehlcle

28 ees Re. 28 ees Re. 28 ees Re.

daxs Re. 28 ees Re.

da}'.S Re. da}_'.S Re. daxs Re. da}'.S Re.

28 eps Re.

ees Re. 28 ees Re. 28 ees Re.

•e!; Re. _1_days Re. 28 ees Re.

28 __ e2S: RR· 28 ees Re.

daxs Rp. eps Re. ees Re.

28 eps Re. 28 ees Re.

ees RR. eps Re. eps Re.

28 eps Rf!. eps Re. eps Re. eps Re.

28 ees Re.

days Re. da~s Re. days RR. dax:s Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

7.500.000 2.500.000 5.500.000

200.000

330.000

80.000 50.000

65.000.000 25.000

10.500 10.500

10.000 200.000

350.000

1.200.000

BUDGET

Total Rn. 1.162.000.000 Ro. 630.000.000 Rn. 70.000.000 Ro. 462.000.000 Rn. -Ro. -

Total Rp. 5.600.000 Subtotal 5.600.000

-5.600.000

Subtotal -----

Total Ro, 9.240.000

Total lln. 36.400.000 Rn. -Ro. 22.400.000 Rn. - 14.000.000

\ Total Rn. 88.500.000

Rn. -Ro. 65.000.000 Ro. 3.500.000

Total llil!:.. 56.000.000

Rn. 23.520.000 Rn. 23.520.000 Ro. -Rp. -Ro. -Rn. 3.360.000 Ro. - 5.600.000

Total 77.000.000

Subtotal Rn. 77.000.000 Ro. -Rn. -Rn. -Ro. 9.800.000 Rn. . Ro. -Rn. -Rn. 67.200.000

Subtotal -Ro. -Rn. -Ro. -Rn. .

~11htnt<'ll

Page 164: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

DE RIPTIUN - I BUDGET

BP T PROllu.CTlON::: .. TOtii fin ... 11.920.0.00 a On line { Inc off line + Editor) 28 e:ax x 1 Shift Re. 640.000 Ro. 17,920.000

b Man Power Editor eax x da}:'.S Re:. Ro. . c Cut To Cut f:!aX X daxs Re. Rn. -

• Total Ro. 46.620.000 a rranster Subtotal Ro. 21.000.000

(i) BCM to VHS I DVC PRO 3 Qt~ 28 ees Re. 250.000 Rn. 21.000.000 (iQ BCM to 1"/ 1" to BCM Q!)'. da}:'.s Re. Rn. -(iii} BCM to 02102 to BCM Q!)'. daxs Re. Ro. -

b _Tae~-R~uirement SubtQtal . Ro. ... 25,62MOO (i) DVC Pro66 3 eax x 28 ees Re. 135.000 Rn. 11.340.000 (ii) Setacam 60 3 eax x 28 ees Re. 145.000 Rn. 12.180.000 (iiQ DVD 3 i:i:ax x 28 ees Re. 25.000 Rn. 2.100.000

{iv} VHS60 eax x ees Re. Ro. .

.. s Total Ro. -a Perijinan eax x ctaxs Re. Rn. -b Keamanan ~x ctaxs Re. Rn. -c Kebersihan eax x da~s Re. Ro. -d Pemadam kebakaran eax x da}'.S Rf?:. Ro. -~ _Al'nbµl_aOCe eax x da}'.S RE. Rb. -f Pawan9 Hujan (?:BX X da}'.S Re. Rn. -

..... ~ .... ,!IJllmmill!!llEl!llllrlfl~lilifllllllml!'&l.li!A l Total Ro. -a. Train Subtotal -

Executive Class eax x daxs Re. Ro. -BUsTriBSs Class eax x daxs Re. Rn. -

b. Bus Subtotal Rn. . Executive Class eax x ee Re. -

c. Planes Subtotal Rb. -(i) Ai!:eort tax, Fiskal eax x EE Re. Ro. .

. d. Hotel Accomodations Subtotal Rn. -

(i) Standar room roomx daxs Re. Rn. -{ii} Standar room roomx daxs Re. Ro. -(iii) VIP Room roomx davs Ro, Ro. .

e. Perdiems~Uiing Sakul + Uan9 Maka:n Subt6tal Rn. -(i) Crew eax x daxs Re. Rn. -(ii) Crew 12ax x daxs RE. Ro. -

f. Gas.Highway ticket, Parking Subtotal Ro. -(i) BBM eax x daxs Re. -!ii} Toi, Parkir eax x daxs Re. -

..

9· Others Transeort Subtotal Rn. -(i) Sewa Mobil,Kereta Aei,Pesawat f?:BX X days Rf!:. -

f,Jlglil:TI~gfil~'IJl'f~jillilf.!!~!!61lliil-\!llll! Tot3il Ro. 2.604.000 a Baterei untuk die on 4 eax x 28 ees Re. 12.000 Ro. 1.344.000 b ATK 1 eax x 28 ees Rf?. 45.000 Rn. 1.260.000

1i lll!BlfnfifiY4!millfll!JllJllfnJtllll!!fl!ST Total Rn. 2.100.000 a Teieenone 2u1sa 1 eax x 28 ees Re. 75.000 Ro. 2.100,000 b Line Teleehone E!!X X days Re. Ro. -c Fax - eax_x daxs Re. . , .. Ro. . d Satellite Transmission TELKOM Rn. e Microwave I SNG { kalau memakai SNG sendiri } Rn.

Total Ro. -a seanduk eax x da}:'.S Rf!. Rn. -b COrif8rCnce Pers oax x davs Ro. Rn. -c Souvenir eax x ees Re. Rn. -

TOTALHa12 69.244.000

l!lll!lil'filllmfl!.lfllllill! Tot11I 1.483.904.000

NU Kll.1ilffiiii!¥~\lfil FW! f Yiilll!lINf!J¥,Jft'0,N! T-6~1 o-

Page 165: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

PROJECT

~PERSON ;DATE/TIME lTE /TIME EX.PROD.

Dorce Show

Jun-08

DESCRIPTION ,_ Host 1 org x Home Band Bendors 1 groue: Guest Star Bintan9 Tamu 5 org_ x Audielite __ _A11en2X 30 org X:

-rch Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material oax x Others Others Research E!ax x

' MealsEFP eax x BBM, Toi, Parkir E:ax x Hotel eax x ·pefdiems eax x

!Ulfmefllllllllilnlll 1 or11 x

1-1 - Reilt- eax x

Purchase 1 eax x Laundry 10 eax x

rm~ NewSettinQ. eax x Tea_ts_U[! I Down_ Bo1_1gkar Pasanfd 1 ~xx Others Setting Proee[!)I 1 eax x

ml!mxl:lilm~liJrs s

Breakfast 80 eax. x Lunch ao eax x sue~r eax x Dinner eax x MealsEFP eax x Snack B eax x ~gua,Koei.Gula 1 pax x

in9 Egulement 4 Multi Camera & Jimm}:'. Jib 1 E§!X X Pake! EFP eax x L!ghting eax x Audio 1~x Genset pax x Instrument eax x screen 2ax x Plasma Frameless Plasma 9 J?:a>C x

H1in9 Egulement Tenda (VIP) (?:IDC X Toilet Portable eax x Tenda Samavile +AC eax x Genset pax x Alat Band pax x

"'

28 ees 28 ees 28 ees 2a ees

davs ee:s

dal:S da}'.S da}'.S days

28 ees

BES 28 ee$ 28 ees

ees _4_days_ 28 ees

28 ees 28 eps

da~s eps eps

28 eeS 28 eps

28 eps eps eps

28 eps ees ees ees

28 ees

da~s da~s da}'._S da}'._S da}:'.S

Re. Re. Re. RB.

Ro. Re.

Re. Re. Re. Re.

Re.

Re. Re. Re.

Re. R2; Re.

RB· Re. Re. Re. Re. Re. Re.

Re. Re. Re. Re. Re. Re. Re. Re.

Re. Re. Re. Re. Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

9.000.000 3.000.000 3.000.000

15.000

1.500.000

540.000 14.000

74.600.000 50.000

.10.500 10.500

10.000 150.000

1.200.000

500.000

1.200.000

- BUDGET

Total Ro. 768.600.000 Ro. 252.000.000 RD. 84.000.000 Rp. 420.000.000 Ro. 12.600.000 Ro. -

Total Rp. -Su biota I -

--

Subtotal -----

Total Ro. 42.000.000

·rotal Ro. 19.040.000 Ro. -Ro. 15.120.000 Ro. 3.920.000

-Total Ro. 299.800.000 Ro. -Ro. 298 . .400.000 Ro. 1.400.000

·rota I §.;: 53.480.000

Ro. 23.520.000 Ro. 23.520.000 Ro. -Ro. -Ro. -Ro. 2.240.000 Rp. 4.200.000

Total 350.000.000

Subtotal Ro. 350.000.000 Rp. 33.600.000 Ro. -Ro. -RP. 14.000.000 Ro. -Rp. -Ro. -Ro. 302.400.000

Subtotal -Ro. -Ro. -Rp. -Ro. -Rp. -

Subtotal -

Page 166: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

o"~' RIPTIDN I BUDG 8 POST'P.Rao11r.110l'frc .. roiiii . Rn .• 11.920..000.

a On line ~ Inc off line + Editor} 28 f!BX X 1 Shift RE. 640.000 Rn. 17.920.000 b Man Power Editor eax x days Rf?. Rn. -c Cut To Cut eax x da):'.s Re. Ro. -

- Total Rn. 50.680.000 a rransrer Subtotal Rn. 21.000.000

(I) DVD 3 Qt~ 28 ees RE. 250.000 Ro. 21.000.000 (ii} BCM to 1"11" to BCM Q~ days Re. Ro. -~iii} BCM to 02102 to BCM Q~ days Rf!. Ro. -

b _ Ja9!3.Reguir'en1ent Subtotal Rri .. .29.680.000 (i) DVC Pro66 3 f!BX X 28 ees RE. 135.000 Rn. 11.340.000 (ii) Betacam 60 4 eax x 28 ees Re. 145.000 Ro. 16,240.000 (iii) DVD 3 eax x 28 8[!:S Re. 25.000 Ro. 2.100.000 (iv) VHS BO eax x eES Rg. Ro. -

' ~- -s Total Rn. -a Perijinan eax x ees Re. Ro. -b Keamanan e;ax x days Rg. Ro. -c Kebersihan eax x days Re. Ro. -d Pemadam kebakaran [!:ax x days Rg. Rn. -e Ambt,1IBlice f!BX X _days Rj?:. Ro. -f Pawan2 Hujan ~x days Rg. Ro. -

.~""'.'-""'"'' \ Total Rn. -a. Train Subtotal -

Executive Class eax x da:ts Re. Rn. -BUSiness Class eax x days Rg. Ro. -

b. Bus Subtotal Ro. -Executive crass eax x ee Rg. -

c. Planes Subtotal Rn. -(i) Ai!E2rt tax, Fiskal (?:ax x EE Re. Rn. -

-d. Hotel Accomodatlons Subtotal Ro. -

(i) Standar room roomx days Re. Ro. -(ii) Standar room roomx ctaxs Re. Ro. -{Hi) VIP Room roomx daxs Re. Rn. -

e. P"efdiCri'iS(Uang Saku) + Uang Makan Subtotal Ro. -(i) Crew eax x ctaxs Re. Ro. -(ii) Crew eax x ctaxs Re. Ro. -

f. Gas,Highwa:t ticket, Parking Subtotal Rn. -(i) BBM eax x ctai'.s Re. -{ii) Toi, Parkir E!BX X ctaxs Re. -

g. Others Transeort Subtotal Ro. -(i) Sewa MobH,Kereta Aei,Pesawat eax x days Re. -

~i~ S'l:l~BlE!~!IJ'l~llBlllil!!ll!l!l&i1 Total Rn. 3.892.000 a Baterei untuk cliE: on 8 eax x 28 ees Re. 12.000 Rn. 2.688.000 b ATK 1 eax x 28 ees Re. 43,000 Ro. 1.204.000

~-~ll!lmll"AllJll!illl!'fillll!~tS'~raml!iilsr Total ""· 1.400.000 a T eleeflone eulsa 1 eax x 28 e~s Re. 50.000 ~. 1.400.000 b Line TeleEhone eax x ctaxs Re. Rn. -c Fax eax x: ctais_ Re .. Ro. -d Satellite Transmission TELKOM Ro.

• Microwave J SNG { kalau memakai SNG sendiri ~ Ro. Rp.

Im lm'illlmT4llll!l'lm~DllSl:Jlil!llMIOO!!ll! Total Ro. ·t.500.000 a seandUk [!ax x da}'.S RJ?:. Ro. -b Conference Pers Eax x da}:'.S RJ?:. Ro. -c Souvenir 1 ~xx 12 ees Re. 125.000 Ro. 1.500.000

TOTAL,Hal2 75.392.000

~- Total 1.608.312.000 I

Page 167: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

Extravaganza IE OF PROJECT

,IRMAN PERSON OTING DATE/ TIME UR DATE I TIME

Jun..08

IE OF EX. PROD.

DESCRIPTION -a Commedian 14 or~ x b Guest Star Bintang Tamu 3 org x c Home Band Home Band 1 9roue C. Dancers _. _ _ Dancer_ 1 eax:x

--Res earch a Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material eax x b Others Others Research 1 eax x

Su rvey a Meals EFP eax x b BBM, Toi, Parkir e:ax x c Hotel eax x <I Perdieins eax x

, .EB\'l!lllill1!1%S~ 1 org x

··uai11I-• a Rent 15 eax x b Purchase 12 eax x c laund!)'. 20 f?:BX X

I~~--a New Setting eax x b _ Tears Up I Down Bon~kar Pasang 1 eax x c Others Settinll Proee!:JX 1 eax x -'!!IL..:l!llm'mlllmllllll1l;fi:'rs

MEA LS a B.rea_kfast aax x b Lunch eax x c sue~r 130 eax x d Dinner 130 eax x e MealsEFP pax x f Snack 50 pax x

2 Ag~a,Ko9i,Gu1a 1 eax x

. '.llIM!l!lllll!!lllll[~ Im! '

ootin9 Egulement a 4 Multi Camera & Jlmmx Jib eax x b PakelEFP eax x c LiQhting: eax x d Audio 1 ~xx e Genset ~x f Instrument eax x g SCreen 2 eax x h Plasma eax x

Su f!f.!2rlin9 Egulement a Tenda! VIP l eax x b Toilet Portable eax x c Tenda Sarnavlle +AC oax x d Genset eax x f Alat Band eax x

...

9 ees Re. 9 BES Re. 9 ees Re. 9 ees. Re.

ees Re. 9 Ce§! Re.

days Re. da~s Re. daxs Re. d8J:S Re.

9 ees Re.

9 ees Re. 9 ees Re. 9 ees Re.

ees Re. _4 _da~s Re. 9 ees Re.

ees. Re. da}'.S Re.

9 ees Re. 9 ees Rp.

ees Re. 9 ees Re. 9 ees Re.

ees Re. ees Re. ees Re.

9 ees Re. ees Re. ees Re.

9 ees Re. ees Re.

dax:s Re. dax:s Rp. davs Ro. da~s Re. dax:s Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

8.500.000 7.500.000 5.000.000

10.000.QOO

300.000

5.000.000

120.000 150.000 30.000

90.000.000 500.000

10.500 10.500

10.000 200.000

5.600.000

4.500.000

BUDGET

Total Rn. 1.408.500.000 RP. 1.071.000.000 Rn. 202.500.000 Ro. 45.000.000 Ro. .90.000.000 Ro. -

Total Rp. 2.700.000 Subtotal 2.700.000

-2.700.000

Subtotal -----

Total Rn. 45.000.000

Total Ro. 37.800.000 Rp. 16.200.000 Rp. 16.200.000 Ro. 5.400.000

-Total RD. 364.500.000 Rn. -RP. 360.000.000 Rp. 4.500.000

Total ~ 30.870.000

Ro. -Rp. -RP. 12.285.000 Ro. 12.285.000 Ro. -Ro. 4.500.000 Ro. 1.800.000

Total 131.400.000

Subtotal Rn. 131.400.000 Ro. -RP. -Rn. -RP. 50.400.000 Rn. -Rp. -RP. 81.000.000 Ro. -

Subtotal -Ro. -Ro. -RP. -RD. -Ro. -

,.., __ .._·~·-·

Page 168: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

-u~SCRIPTION I CUL GET 8 Pu~T.PRODUCIION ,: _Total . Ro .. 14.400.000

a On line { Inc off line + Editor ~ 9 E!ax x 2 Shift Rf!. 800.000 Ro. 14.400.000 b Man Power Editor eax x days Re. Rn. -c Cut To Cut eax x daxs Re. Ro -- Total Ro. 16.290.000 a Treilisfer Subtotal Ro. 6.750.000

(i) DVD 3 Q!)! 9 ee;s Re. 250.000 Rn. 6.750.000 (ii) BCM to 1"/ 1" to BCM Qt~ daxs Re. Ro. -{iii) BCM t6 02/02 to BCM Qt~ ctays Re. Ro. -

b _ TaBe_Reguirement SubtO_tal Ro. .9.540.000 (Q DVC Pro66 3 eax x 9 6(;!S Re. 135.000 Ro. 3.645.000 (ii) Betacam 60 4 eax x 9 ees Re. 145.000 Ro. 5.220.000 (iii) DVD 3 eax x 9 ees Re. 25.000 Ro. 675.000 (iv) VHS60 E!§!:X X ees Re. Ro. -

,, o·- -· .. $ Total Ro. '

. a Periiinan eax x days R[!. Ro. -b Keamanan eax x daxs RE!· Ro. -c Kebersihan eax x da~ Re. Ro. -d Pemadam kebakaran eax x days Re. Rn. -e Ambulance . eax __ X d8;tS Rf!. Ro. -f Pawang Huian [>:ax x days Re. Ro. -

Rli(Jj ~~lillmQll!rG'l!STill!ll.l!~l!lillA l Total Ro. . a. Train Subtotal .

Executive Class eax x da:ts Re. Ro. . Business Class eax x days Re. Ro. .

b. Bi.is Subtotal Ro. . Executive Class eax x ee Re. .

c. Planes Subl6tal Ro. . (i) Ai!]Ort tax, Fiskal eax x E!E Re. Rn. -

d. Hotel Accomodations SubtOtal Ro. . (i) Standar room roomx days Re. Ro. -(ii) Standar room roomx da~s Rl:J:. Ro. . (iii) VIP Room roomx da:ts Re. Rn. -

e. Perdiems{Uang Saku~ + Uan9 Makan Subtotal Ro. . (i) Crew eax x da~s Re. Ro. -(ii) Crew eax x daxs Re. Ro. -

f. Gas,Hi9hway: ticket. Parking Subtotal Ro. . (i) BBM eax_x da:ts Re. -{ii) Toi, Parkir eax x daxs Re. .

g. Others Transeort Subtotal Ro. . (i) Sewa Mobil,Kereta A(;!i,Pesawat eax x daxs Re. .

[~~ llf!1!1!01,l')l[[l!!Xl!l!fl~l~'!!llillil!irC1lll!11l!\1lJ Total Rn. 3.096.000 a Baterei untuk c!ie on 12 eax x 9 ees Re. 12.000 Ro. 1.296.000 b ATK 1 eax x 9 ees Re. 200.000 Ro. 1.800.000

[; !iDD!lllfmlillf'llRmll!!liltl!fl.lfll!rS'!!jl!!fil'.(QST Total Ro. 1,350.000 a Tele[!hOne eutsa 1 (?:ax x 9 ees Re. 150.000 Ro. 1.350.000 b Line Teleehone eax x dais R[>:. Ro. -

.c f'ax_ eax x dalS Rf:"!. Ro. . d Satellite Transmission TELKOM Ro. e Microwave I SNG { ka1au memakai SNG sendiri } Ro.

-~!llllli'A111ff0Diti'l!Jlllil~QI Total Ro. -a seanduk eax x da:ts Re. Ro. -b Conference Pers eax x da:ts Re. Ro. -c Souvenir eax x ees Re. Ro. .

TOTALHal2 35.136.000 - ~- ,

. ' ···1~tfillll!irlllflil!!l!lll'.I! Total 2.055.906.000

...... L ........ ~ ............. ~--... ·~·-················· - -

Page 169: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJECT

EOFPROJECT

IRMAN PERSON OTING DATE/TIME 1IRDATE/TIME E OF EX. PROD.

~ a Host b Guest Star c Guest Star

-

search

Insert

a Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material

Jun-08

DESCRIPTION

2 org x Of!,1 X o~ x

[!8X X b Others Others Research 1 eax x

Su rvev a MealsEFP ~x b BBM, Toi, Parkir eax x c Hotel rooms d Perdiems eax x

··• l!l!mlliillllllllllll!!ll!lll 1 org x

ilillRH_.W a Rent eax x b Purchase 1 eax x c Laund!}'. 2 eax x

nmnimm;1Bllllll a New Setting eax x b Tears UE: I Down eax x C _ Olhers _Settlrlg Proee!:!x 1 ea_x x

. ' .• • 111111!.fllmBl!fmTS EALS

a Breakfast 45 eax x b Lunch 45 Rax x c sue~r eax x d Dinner eax x e MealsEFP 8 eax x I Snack 30 eax x

2 Agua,Koei,Gula 1 eax x

Sh ooting_ Eguiement a 4 Multi Camera & Jimmy Jib eax x b Pake! EFP eax x c L!ilhting eax x d Audio eax x e Genset ~x I Instrument QBX X g Screen E:aX X h Plasma eax x

Su f!J?2rtin9 Egull!ment a Tenda (VIP l J:!aX X b Toilet Portable eax x c Te"nda Sarnavlle +AC eax x d Gen set eax x I Alat Band eax x

Ve hie le

30 ees ees ees

da~s 30 ees

da~s da~s da~s days

30 ees

ees 30 ees 30. ees

ees ees

_3oees.

30 eEs 30 day_s

da~s

ees 15 da~s 30 ees 30 ees

ees ees ees ees ees eps days d3J:.:!

da~s days da~s da}!_S da}:'.S

Re. Re. Re.

Re. Re.

Re. Re. Re. Re.

Re.

Re. Re. Re.

Re. Re. Re.

Re. Rg. Re. Re. Re. Re. Re.

Re. Re. Re. Re. Re. R2. Re. Re.

Re. Re. Re. Re. Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

4.500.000

200.000

500.000

450.000 50.000

JOO.ODO

10.500 . 10.500

100.000 10.000

100.000

BUDGET

Total Ro. 270.000.000 Rn. 270.000.000 Ro. -Rn. -Rn. -

Total Rp. 6.000.000 Subtotal 6.000.000

-6.000.000

Subtotal -----

Total Rn. 15.000.000

Total Ro. 16.500.000 Rn. -Ro. 13.500.000 Rn. 3.000.000

Total Rn. 3.000.000 Rn. -Ro. -Rn. . 3.000.000

Total ~ 52.360.000

Rn. 14.175.000 Rn. 14.175,000 Ro. -Rn. -Ro. 12.000.000 Rn. 9.000.000 Ro. 3.000.000

Total -Subtotal Rn. .

Ro. -Rn. -Rn. -Ro. -Rn. . Ro. -Ro. . Rn. .

Subtotal -Ro. -Rn. . Ro. -Rn. -~ -

Subtotal -

Page 170: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

D CKIPTION ·- I Hiii Gt-1

8 T·P TLON! - T!>tal RP •... .. 19.200.000 a On line ( Inc off tine + Editor ~ 30 eax x 1 Shift Re. 640.000 Ro. 19.200,000 b Man Power Editor eax x da~s RE> Ro. -a Cut To Cut eax x dals Re. Ro. -

Total Ro. 47.250.000 a Transfer Subtotal Ro. 22.500.000

(i) DVD 3 Q!): 30 ees Re. 250.000 Ro. 22.500.000 (ii) BCM to 1"11" to BCM Qt~ daxs Re. Ro. -(iii) BCM to 02102 to BCM Qt~ dals Rf?> Ro. -

b Ta12e.R~uirement Subtotal __ RP. 24.750.000. (i) DVC Pro66 3 eax x 30 ees Re. 135.000 Ro. 12.150,000 (ii) Betacam 45 3 eax x 30 ees Re. 115.000 Ro. 10.350.000 (iii) DVD 3 eax x 30 ees Re. 25.000 Ro. 2.250.000 (iv) VHS60 e;ax x ees Re. Ro. -

Total Ro. -a Perijinan 2ax x ees Re. Rn. -b Keamanan E!ax x da}:'.s Re. Ro. -c Kebersihan eax x da~s Re. Ro. -d Pemadam kebakaran [J:ru< x da:is Re. Ro. -e Ambµlance eax x d8}'.S R~. Ro. -f Pawan£! Hujan eax x daxs Re. Ro. -

~lllflll!!IDlliimflll!i!!l!lll'lffflrUff§DVA l Total Ro. 23.960.000 a. Train Subtotal -

Executive Class f.!:a>C x da:is Re. Ro. " Business Class eax x dax:s R2. Ro. -

b. Bus Subtotal Rn. -Executive Class f!8X X ee Re. -

c. Planes Subtotal Ro. 11.760.000 (i) Pesawat 4 eax x 4 ee Re. 700.000 Ro. 11.200.000 {ii) " 8-ireort .tax. Fi_SkaL _4 eax_ x _4. ee- Re .. 35.000. . Ro. .. 550.0QO

d. Hotel Accomodations Subtotal Ro. 5.000.000 (i) Standar room 2 room x 5 days Re. 500.000 Ro. 5.000.000 (ii) Standar room roomx daxs Re. Ro. -(~ii) VIP Room room x days Re- Ro. "

e. Perdiems{Uan9 Saku} + Uang Makan Subtotal Ro. 4.800.000 (i) Crew 4 eax x s dai:s Re- 200.000 Ro. 4.800.000 (ii) Crew eax x da);'.s Re. Ro. -

f. Gas,Highw<i}! ticf(Ct, Pai'king SubfOtal Ro. 1.200.000 (i) BBM 1 eax x s da:ts Re- 200.000 1.200.000 (ii) Toi, Parkir . eax x _daxs Re . -

g. Others Transeort Subtotal Ro. 1.200.000 (i) Sewa Mobil,Kereta Aei.Pesawal 1 eax x a-days Re. 200.000 1.200.000

f;fg ltWi!ll:!\li!;Ill'I~lilill!l!t!!!i!MJl'lllll!ti~w1!1'! Total Ro. 4.380.000 a Baterei untuk c!ie on 8 eax x 30 8f2S Re. 12.000 Ro. 2.880.000 b ATK 1 eax x 30 8f.l:S Re. 50.000 Ro. 1.500.000

illlli ~IMll!lW~Tlil!lll!l\lfllmM!liMt§:!lll!J~sT TOtnl Ri>. 750.000 a Teleehone 2u!sa 1 eax x 30 ees Re. 25.000 Ro. 750.000 p Line TeJeehone eax_x days.Re- Ro. -c Fax eax x da);'.s Re. Rn. -d Satellite Transmission TELKOM Ro. e Microwave I SNG { kalau memakai SNG sendiri } Ro.

Rp.

,ijl · 11lllm;fJiWlmr'1f!J;ifl~IZIRl™l!'!lllll¥ Total Ro. -a seanduk ~x days Re. Rn. -b Conference Pers eax x da);'.s Re. Ro. -c Souvenir eax x ees Re. Ro. -

TOTALHat2 95.540.000

ml!'!llll'llllilI~m!lll'll'J\ilfl Total 458.390.000

Page 171: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

BUDGET COSTING OF SPECIAL PROJE:CT

~E OF PROJECT Nglenong Nyok

\IRMAN PERSON lOTING DATE/ TIME AIR DATE I TIME

Jun..08

WE OF EX. PROD.

DESCRIPTION

~-I a Host 7 org x b Guest Star Bintan2 Tamu 2 org x c Home Band 1 g_roue

·-._. Research

a Kaset, VCD, CD, DVD Audio Material eax x b Others Others Research E:8X X

Survey a Meals EFP eax x b BBM, Toi, Parkir eax x c Hotel ~xx

d Percliems [!BX X

1 org x I

ll!R!ll!lm!lllml-a Rent eax x b Purchase 7 eax x c Laund!)'. 8 eax x

l!lllilil"&ll!llilli1:l!D!ll!lillf,' a NewSettin9 eax x b Tears UE: I Down Bon9kar Pasang 1 eax x c Others Setting Proee~ 8 eax x

E•!Df1Bllll1Dll!\11'.!i!l!rs MEALS

a Breakfast 65 eax x b Lunch 65 eax x c sueper eax x d Dinner eax x e Meals EFP pax x f Snack 65 eax x 2 Agua,Koei.Gula 1 eax x

Shootin9 Egulement a 4 Multi Camera & Jimmy Jib 1 eax x b PaketEFP eax x c u2hun2 eax x d Audio 1 E:ax x e Gen set eax x f Instrument eax x

~ Screen eax x h Plasma eax x

Suee.2rtin9 Egulgment a Tenda! VIP) eax x b Toilet Portable eax x c Tenda Samavile +AC pax x d Gen set eax x f Alat Band eax x

i/ehicle

24 ees Re. 24 ees Re. 24 ees Re.

ees Re. ees Re.

days Re. days Re. da}!_S Re. da~s Re.

24 eos Rp.

ees Re. 24 ees Rp. 24 ees Re.

•e:! Re. 4 days Re.

24 ees Re.

24 ees Rp. 24 ees Re.

dais Rp. ees Re. ees Re.

24 ees Re. 24 ees Re.

24 ees Re. 81?;5 Re. ees Re.

24 e~s Re. ees Re. ees Re. ees Re. ees Re.

daxs Re. da;ts Re. days Re. daxs Re. daxs Re.

NUMBER TYPE LOCATION DURATION

Up Date

5.500.000 3.000.000 2,500.000

500.000

250.000 25.000

50.000.000 140.000

10.500 10.900

10.000 200.000

1.300.900

300.000

·-

BUDGET

Total Ro. 1.128.000.000 Rp. 924.000.000 RP. 144.000.000 Rn. 60.000.000

Total Rp. . Sublolal -

--

Sublolal . ----

Total Ro. 12.000.000

Total Ro. 46.800.000 Ro. -Ro. 42.000.000 Ro. 4.800.000

Total RP." 226.880.000 Ro. -Ho. 200.000.000 Ho. 26.880.000

~

Total ~ 53.160.000

Ro. 16.380.000 Rn. 16.380.000

. Ro .. . -Ro. -Ro. . Rn. 15.600.000 Ro. 4.800.000

Total 38.400.000

Subtotal Ro. 38.400.000 Rp. 31:200.000 RP. -Ro. -Rp. 7.200.000 Ro. -Rp. -RP. -Rn. -

Subtotal . RP. -Ro. -Ro. -Ro. -Rp. -

Sub to la I .

Page 172: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

0 T•nN - I BUDGEl 8 PDST,P•ODU!<TlOrC: Total_ Rn. __ .. 19.200.000.

a On line { Inc off line + Editor } 24 [!SX X 1 Shift Rf:!. 800.000 Ro. 19.200.000 b Man Power Editor ~x da~s Re. Ro. -c Cut To Cut eax x da:ts Rf.!. Rn. .

··lf!lllllM!!m• To!Jll Rn. 37.200.000 a Transfer Subtotal Ro. 18.000.000

(i) BCM to VHS I DVC PRO 3 Qtl 24 ees RI?. 250,000 Ro. 18.000.000 {iQ BCM to 1"11" to BCM Qt~ ctaxs Re. Ro. . {HQ BCM to 02/02 to BCM Qt~ da;ts R~. RO. -

b Taee.Reguirement Subiotal . Rn. 19.200,000 (i) DVC Pro66 3 EBX x 24 ees Re. 135.000 Ro. 9.720.000 (ii} Betacam 30 4 E!ax x 24 0[!S Re. 80.000 Ro. 7.680.000 (iii) DVD 3 eax x 24 ees Re. 25.000 Rn. 1.800.000 (iv) MiniDV eax x ees Re. Ro. .

111tnw1~'1lll!'BRl:~lillm~8llr@:l!s Total Ro. . a Perijinan eax x ees Re. Rn. . b Kea ma nan ~x ctaxs Re. Rn. -c Kebersihan ~ax x ctaxs Re. Ro. -d Pemadam kebakaran eax x ctaxs Re. Ro. . e Ar'n_butance """x diJ}:'.S Rf?:. RO. -f Pawang Hujan eax x ctaxs Re. Rn. -

... ,,,~lfal:'ii)l'f!!fi«llWN~ l Total Rn. . a. Train Subtotal .

Executive Class ~x ctaxs Re. Ro. -Business Class eax x dals Re. Ro. .

b. Bus Subtotal Ro. . Executive Class eax x ee Re. -

c. Planes Subtotal Ro. . (i) Ai!:E;Ort tax, Fiskal ~x ee Re. Ro. .

- - - -- ··-- . d. Hotel Accomodations Subtotal Rn. .

(ii Standar room roomx ctaxs Re. Rn. . (ii) Standar room roomx daxs Re. Ro. -(iii) VIP Room roomx daxs RI?:. Ro. .

e. POrdiemS{Uailg Saku! + Uang Makan Subtotal Ro. . (i) Crew eax x daxs Re. Rn. -(ii) Crew eax x da}'.s Re. Rn. .

f. Gas,Hlghwa;t ticket, Parkin9 Subtotal Ro. . (i) BBM eax x da:ts Re. . (ii) Toi, Parkir eax x daxs Re. .

g. Others Transeort Subtotal Ro. . (ii Sewa Mob!l,Kereta Aei.Pesawat eax x days Re. .

~'[~ §!lill!QMl!':!lll!l!~l!N§!!R'!iilJ!i't1:1tlil11iiil Total Ro. 2.424.000 a Baterei untuk cHe on 4 eax x 24 ees Re. 12.000 Ro. 1.152.0QO b ATK 1 eax x 24 ees Re. 53.000 Ro. 1.272.000

ilil !!l!il.l.lllil(lf.IEl~Fml'l!llli!t~D!!!lll!{SIJ!!Nfll'iiisT Total' Rn. 1.080.000 a Teleehone eulsa 1 eax x 24 SES Re. 45.000 Ro. 1.080.000 b Line Teleehone eax x ctaxs Re. Ro. -c F.ax e.ax x ctaxs.Re- Ro. . d Satellite Transmission TELKOM Rn. e Microwave I SNG ~ ka!au mernakai SNG sendiri } Rn.

a ~lm!llmlllllrMimm!lflmg!fllill.ll Total Ro. . a Sf?:anduk eax x da~s Re. Ro. . b Conference Pers eax x da:is Re. Ro. . c Souvenir [!BX X ees Re. Ro. .

TOTALHal2 59.904.000

\liimlt-!BfllfilED'illlllli!l Totail 1.565.144.000

"""-"'" '""'"""'"'""-"""""""""''-" -· =·=·~·~,~= "''''"""'~---~---

Page 173: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

HIGHLIGHT

JI. Kapten Ten<lean Kav.12-1-IA,Jakarta Selatan 12790 Ph. (62-21) 791 77000, 791 8.15-1-l fax. (62-21) 799 2600

e-mail. mail a transtv.co.i<l, \Ycb-site: httn://www.trnnst1·.co.i<l/

Page 174: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

PT TE LEVIS! TRANSFOR\IASI 1:-.:00:..;csIA HIGLIGHT

Logo Trans TV berbentuk Belian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik. namun akrab dan mudah dikenali.

\'ISi Trans T\'

\knjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEA'\. memberikan hasil usaha yang pusitif bagi s1akeholders. menyampaikan program-program berkualitas. berperilaku berdasarbn nilai-nilai mllral buda: a kerja yang dapat diterima okh swkeho!ders serta rnitr:1 ke1ja. dan mernberikan kontribusi d,1!am meningkatkan kesejahteraan serta ~c~crclasan masyarakat.

\lhl Trans TY

\\ ~c'..1h ga:;asan dan aspirasi mas:ar:ikat umu~ mencercbskan serta mensejahterakan l»!::~sc\. memperkuat persatuan dan menumbuhkan ni!Ji-nilai demokrasi.

\L-\\.-\.JE\IL\ Trans TV

l'T. Tek1isi Transforrnasi Indonesia (Trans-T\'1 merupakan perusc1haan yang dimiliki I';·. [)ar~1 lnti ln,·c-stindo yang n1crupakan kclon1p1Jk uso.ha diba\vah bcnJi;!ra Para Group.

T!·.tc~s TV mcmpernlch izin siaran nasional dciri pemc:rintah pada bubn Oktober J 098 scieLth lulus Jari ujian kelayakan yang dilakukan tirn antar depart,;men.

Jaj:iran Direksi Trans-TV terdiri dari:

President Commissioner

PrcsiJent Director \·i,e President Director rincrn'e & Human Resources Director Sales & Marketing Director

Chairul Tanjung

lshadi SK Wisnutama Dudi Hendrakusuma Atik Nurwahyuni Sulistiowati

Page 175: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

TARGET AUDIENCE

Trans-TV membidik segmen pemirsa kelas menengah atas. atau yang dikenal dalam istilah pemasaran. sebagai kdompok A.B,C

POGRAM CONTENT

• Tahun I 60% program asing. 40% program local ( 50% dari program local merupakan produksi sendiri)

• Tahun II 45% program asing, 55 % program Jokal;

• Tahun lil 30% program asing. 70% program Iokal

• Tahun IV lebih dari 75 % merupakan program lokal

• Tahun V 13 % program asing. 87 % program lokal

• Tahun VI 19 % program asing. 81 % program lokal

• Tahun VII 2.+ % program asing. 76 % program lokal

SIARA!\ Trans - T\'

Trans-TV mulai mengudara secara teknis pada tang:;pl 22 Oktober 200 I di ''ilayah Jakarta. Bogor. Tang:ernng: dan Bekasi deng:an pc'IJ teknik sdama beberapa jam perhari. f\1,Li tangg:al 25 Oktober nrnbi rnenyiarkan program yang bertajuk Tra11sTu11e-i11. sekal ig:us rneluaskan jang:kauan siaran hingga 11 ibyah bandung: d~m sekitarny ~1. Pada tang:;pl tcrsebut Trans-T\' telah rnulai rnenyiarbn siaran bng:,.ung: upacara peresmian Bcrndung: Supennall. ka\\aS~lll perbdanjaan palir:g: luas di lbukota Ja\\:i Barnt ini.

Prc,grarn Truns-Tune-!n dikernas dengan gaya Ddio umuk mernperkenalkan Trans-T\. pchb rnasyarakat. Pada tahap ini. dua pernba\\a acara membawakan kuis interaktif guna n1~rnikat calon p~nonton. s::t1"!1bil n1:::nyuguhk::ir. r:.lngka.ian ,·idco-klip. Di,·isi pt!n1bcritaan menyajikan program Jebjah. yang berisi paket-paket j~a111re. Pada akhir pekan. para pecandu bola dapilt menikrnati siaran langsun~ kompetisi sepak bola dapat menikrnati siaran langsung kornpetisi sepak bola spanyoL Lu Ligu.

Pada tanggal 15 Desember 2001 Trans T\' memubi siaran perdana tepatnya pukul 17.00 \\'IB de11gr111 mengawali siaran langsung launcing dari Gedung Trans T\'.

Secara berurutan. rnenara-rnenara pemancar di Yogyakarta yang juga mencakup kota Solo. Semarang. Surabaya dan terakhir Medan. nrnlai berfun·gsi. sd1ingga memperluas jangkauan siaran TransTV ke wilayah-wilayah l'tama Indonesia. Kalangan pertelevisian menjadikan tujuh kota ini sebagai indicator untuk dasar perhitungan AC Nielsen untuk mengetahui popularitas dari sua.tu program maupun T\' Station. dimana jumlah penonton televisi permenit dihitung dengan metode random sumpling dengan bantuan people meter.

Page 176: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

[krkat perencanan yang baik TransT\' bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanai frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran TransT\'.

Wilayah I Frekuensi Pemancar Menara Jakarta, Bogor,Tangerang,Bekasi I 29 UHF 80KW 250 meter Jawa Barnt (Bandung) 42 UHF IO KW 250 meter Jawa Tengah (Semarang) 29 UHF 20KW 100 meter DI. Yogyakarta & Solo 24 UHF 20KW I 00 meter Surabaya & Gerbang Kertasila 22 UHF 30KW 200 meter Surabaya & Gerbang Kartasila 27UHF 20K\V 100 meter Medan - 27 UHF 20KW 85 meter Makassar 45 UHF 15KW I I 00 meter Ba tam I 45 UHF !KW I 00 meter Cirebon I 40 UHF SKW I 00 meter Pall:!n1bang l 30 UHF 15 KW I 00 meter Pekanbaru i 24 UHF IKW I 60 meter ' I Manado i 24 L'HF I !KW ! 100 mete~

-

Ja;aiura 1 I KW 100 meter

\lulai I Desernber ~001. Trans Tune-in bergami dengan Trans\aganza. seiring dengan bertarnbahn:a jam siaran TrnnsT\'. Dabm tahapan ini. Trans T\. nrn!Ji men::iyangkan tilm-tilm asing serta program non-drama berupa kuis tebak harga. Kuis ini merupakan adaptasi dari kuis ··The Price is Righi" yang kondang sejak tahun ! 970-an. dit::iyangbn dl :2~ ncgara.

Trans\·aganza ditayangkan dari 1-i-t Dcscn1ber 2001 dan mcrupakan contoh progran1-program trans-TV yang dapar diikuti pemirsa setiap minggu mulai tgl 18 Desember 200 I hingga 28 Februari 2002.

Penambahan jam tayang secara barahap ini akan memuncak pada tanggal I !\lard 2002. saat Trans-T\' mulai siaran penuh. yaitu 18 jam sehari pada hari Senin hingga Jum·ar. d•m 22 jam sehari pada Sabtu dan tvlinggu. Penambahan program acara juga bertambah seiring dengan ada penambahan jam tayang diantara Euro. Digoda. KD. Sinerna Gemilang. Dim Dangdut. Dunia lain.

Pada Seprember 2002 Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali hari sabtu 2-1 jam non stop bila ada pertandingan Liga Spanyol. Penambahanjam tayang ini juga menambah program acara diantaranya program keagamaan Sentuhan Qalbu. Berita Trans Pagi. film-film kartun. Sinema Indonesia Pagi. sinetron Pt~rempuan Pilihan. Film Taiwan seperti i\leteor Garden. kuis Russian Rou!lete. Untuk olah raga siaran langsung maupun tunda Liga Spanyol dan Super Liga Bulutangkis.

Page 177: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

C\!ulai selasa. 12 Juli 2005 hingga 6 ( enam) bulan kedepan. dikeluarkan Peraturan r--kmri i'vknkominfo No. I l/P/M.Kominfo!7/2005 dimana dalam peraturan mentri tersebut diberlakukan pembatasan jam siar hingga jam 01 dart mulai kembali siaran jam 05. Trans TV mulai saat diberlakukannya pembatasan jam siaran tersebut membatasi jam tayang dengan sing-off jam 2 dan sign-on kembali jam 4, dalam sehari menadapat Ii bur 2 jam. Untuk jam tayang di hari sabtu dan minggttlweekend terkadang tayang non stop 24 jam.

Pada dasarnya siaran Trans-TV mengam1t konsep general entertainment. sehingga pemirsa bisa menikmati berbagai tayangan hiburan drama rnaupun non drama, serta tayangan berita. Pada tahun pertama, 50% tayangan stasiun ini berasal dari luar negeri dan 50% sisanya rnerupakan produk lokal. Pada tahun kedua, proporsi produk lokal akan menjadi 70% dan sisanya merupakan produk asing. Pada tahun keempat sudah lebih dari 75 % merupakan produk lokal.

Di akhir tahun 2005 Trans TV telah memperkuat semua lini dan jam dengan produk in house. ivknurut catatan 67~ dari acara TV merupakan produk in house. Beberapa produk unggulan in lwuse di prime time mulai dari '"Extravaganza"". ""Ketawa . .\la Trans Tv··. ··insyaf". ""Komedi Nakai"" dan ""Fenomena'" juga amat mcmperkuat pcisisi Trans T\".

\lulJi descrnbcr 2005. Trans T\" menayangbn film-film tak,~mub dun!a tujuh hari cblam scrninggu di bcmah banner ""Bioskop Trans T\···.

Sei:·i:1g ckngan suksesnya Bioskop Trans T\" di tahun 2005 maka sejak akhir 2006 dibuat prc';p·am Dciubk Bioskop Trans T\" yang uyang mubi jam 21.00 dan 23.00 \\"!8.

l\\"CSTAS!

Trans-T\" dibangun dengan modal in,·estasi sebesar Rp. 600 rnilyar. Dana sebesar ini berasal dari group para sebesar Rp. 300 milyar dan Rp. 300 rnilyar sisanya berupa dana pinjaman komersial dari Bank Mandiri.

\lclihat Prospck belanja [klan pada rnhun 2002. Trans-TV optimis mampu menangguk pendapatan iklan yang cukup baik dan bisa balik modal !break e1·enr) pada operasi tahun kedua. atau pada tahun 2003. Jika target-target tersebut tercapai. Trans-TV akan segera menjual bagian sahamnya pada masyarakat (go public).

Diba\\ah label ""Strategic Partnership TRANS T\" - T\"7. pada awal Agustus 2006 telah ditanda tangani nota kesepakatan antara Jakob Oetomo (JO) pemilik TV 7 dengan Chairul Tanjung (CT) pemilik Trans TV.

Berciasarkan kesepakatan itu TR.ANS TV rnemiliki 49 ~o dari saham T\' 7. sesuai dengan batasan kepemilikan saham untuk tambahan stasiun tele,·isi sebagaimana ditetapkan undcmg-uncfang. Den_gan jumlah saham sebesar itu -T ranscorps- sebagai pernilik TR.Al'-:S

Page 178: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

TV mcnjadi pemilik saham mayoritas kerena itu diberi \\e\\enanl! untuk memimpin pengelolaan TV 7. Dalam konteks ini telah disepakati pada RUPS. tanggal 4 Agustus 2006. bertindak sebagai Direktur Utama \\'isnutama Kusbandio. Wakil Direktur Utama merangkap Direktur Sales and Marketing Atiek r.:ur Wahyuni. Dan Chairul Tanjung menjadi Presiden Komisaris, sedangkan \Vakil Presiden Komisaris Agung Adiprasetya beserta dua Komisaris, lshadi SK dan Asih Winata.

Bertepatan pada hari ulang tahun TRANS TV ke 5 pada tanggal 15 Desember 2006 diadakan acara relaunch TV7 menjadi TRi\'-:S 7. dan lauching Trans Corp yang disiarkan live 4.5 jam.

Trans Corp singkatan dari Trans Corpora adalah payung usaha Para Group dalam bidang Media. Lifestyle dan Entertainment.

GEDUi\G TRAl'iS-TV

Gedung TRANS TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiLtn televisi dalam gedung sembilan lantai ini. ditanam kabel-kabel (termasuk kabel serat optic) sepanjang l.300 meter gum mendukung system siaran digital yang JigLmakan oleh TRA'-:S TV. Gdung TRX\S T\' terletak di atas tanah se!uas = 2 hektar di jalan Kapten Piere Tendcan. Ka\. 12-1 -+.-\. Jakarta 12790. GeJu1~; ini terdiri dari sembilan lant::ti. clan dibangun dengan arsitcktur neo klasik.

Lantai pertama clipcrgunakan untLtk rnernpro2uksi program-program drama clan nlln­dr.1ma. Tiga studio terletak di bntai ini. termJsuk Studio Satu yang luasnya 900 m2 ckngan kursi penonton sejumlah 365 buah. Sn:dio 2 deng:m luas 600 m2 chm studio 3 clcngan luc\S .JOO m2. Kat';: Zanzibar yang dikernudian hari di harapkan menjadi pusat pcnernuan artis. wkoh masyarakat . wkoh ~criklanan ataupun perinclustrian dalam SU::I:lalld S~lntai. Sclain itu di lant~li ini pul.1 t~r .. ~.lp~lt c·at'c Bean y::ing bisa cEn1anfawtkan c+~h siapa saja ( baik karya\1an rnaupun pihak luc:r selain karyawan).

Ruang control utama TRASS T\' dan TR."'.'\S 7 terletak di lantai dua. lnilah jantung operasi penyiaran Trans-TV dan TRA.'-:S 7. Dibangun dengan teknologi digital penuh. ruang control Utama ini mampu beroperasi nyaris tanpa pita (!ape- less opera1io111.

Di lantai tiga. krktak markas divisi pemberitaan. termasuk studio keempat yang dilengkapi dengan teknologi Vimwl-Ser. yaitu teknologi pendukung yang digunakan oleh di1isi ini umuk menunjang siaran pemberitaan. Lantai bernuansa biru ini dirancang untuk terus beroprasi selama 24 jam sehari. tujuh hari sepekan, sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur serta kamar mandi. Kafetariajuga terktak di lantai ini.

Di Lantai empat berfungsi banyak. Disini terdapat perpustakaan. bioskop mini serta ruang perternuan besar. Disini terdapat pLtla department rnanajemen sumber daya manusia dan genernl affairs TRA\:S TV dan TR..\'.\S 7.

Page 179: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Di lantai lima dan cnam, digunakan sebagai unit kerja dari News dan Produksi TRANS 7. dan departemen keuangan dari TRANS T\'. Untuk bagian Sales & marketing. public relations. promotion on air, traffic, dan programming yang sebelumnya berada dilantai lima dan enam sekarang bertempat di Menara Bank i\!ega lantai 20.

Lantai tujuh dan delapan, terdapat departemen produksi. produksi dan fasilities. transmisi dan legal

Ruangan-ruangan berbentuk unik yang terletak di lantai sembilan disecliakan bagi Direktur Utama dan wakilnya, Corporate Secretary clan Internal Audit. Dinding mekngkung yang didominasi kaca menyajikan pemandangan yang lapang bagi penghuni ruangan.

Tahun 2006 tdah clibangun 2 buah studio tambahan untuk mendukung pembuatan in­huuse pruduc1ion.

SC:\IBER DAY A l\IAI'<USIA TR.ANS-TV

!'\amun Teknologi secanggih apapun tidak akan banyak berarti tanpa dukungan. sumber daya manusia yang memaclai. Untuk itulah. sejak sctahun yang lalu ( 2000 ) Trans-TV meiakukan rvud-shoir ke bmpus-kampus Cunn di berbagai kota di lndonesia. gun::i mcrekrut bakat-bakat terbaik yang ada disana.

Sejak a\\al berdirin)a Trans-T\'. pihak manaj-:men merancanakan tekad untuk merekrut scbagaian bcsar karya\\·annya dari t~naga-tcnag:.i yang baru lu1us. Dengan progran1 yang disebut BOP (Broadcaster De,·elopment Progra'."!1).

\L1najcn1cn yak.in. tcnaga-tcnaga segar ini ak~:1 1T;cn1udahkan pcrusahaan n1cn1b~1ngun bL:daya kerja yang baru. scrta akan menjadi sur.1ber kreaiifitas yang penuh gairah.

Para bndidat ini lalu mengikuti pelatihan selar.1a dua bulan di Depok. Jawa Barnt. dan Dua Bulan lagi di i\lultimedia Training Cc;lt.:r. Yog)akarta. Kurikulum pelatihan didesain oleh para staff Trans-TV dengan tekanan pada kerjasama dan pemahaman yang menyeluruh antar bagian. Pdatihan clalam sbla yang begitu massif merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah pertek\isian Indonesia.

Hingga tahun 2007 BDP telah memiliki 7 angkat::tn. Dimana angkatan ke 7 atau disebut dengan Batch 7 BDP merupakan proses seleksi terbesar sepanjang sejarah perekrutan BOP. karena peserta yang mengikuti ujian seleksi sebanyak :!: 110.000 orang.:: 65.000 orang mengikuti seleksi di Jakarta dan sisanya dilakukan di Surabaya. Bandung clan Yogyakarta. Proses seleksi tahun 2007 tersebut untuk Trans TV clan Trans 7 dibawah naungan Trans Corp.

Trans-TV juga merekrnt tenaga-tenaga berpenga\Jman dari semua stasiun televisi swasta )ang ada. meskipun jumlahnya tidak sebesar"sebanyak tenaga yang belum berpengalaman.

Page 180: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

Seq1ua ini 'cti!::ikukan gum mewi.~iudkan \·isi Tr:u•s-T\' untuk menj:!2i tek\'isi terbaik. dfugan menyajikan program-program berkua\it::s dan turut se;-;a meningkatkan kesejahteraan serta kecerdascin rnasyarakat.

TEKNOLOGI TR<\'\S-TV

Sejak awal, Trans-TV dibangun untuk bisa menggunakan teknologi digital penuh, mulai dm·i tahap pra-produksi hingga paska-produksi serta siaran. Tapi karer.2 sistem penyiaran di Indonesia masih rnenggunakan system analog. keluaran (owpw; yang bersifat digital ini. pada menera diubah menjadi analog. \\'alauptm demikian. pemirs:: akan dinikmati tayangan audio l'isual yang kbih jernih dan bersih. Kebk jika -sys;em penylaran di h;donesi::t sudah beralih ke system digital. T rans-T\' hanya perlu memodifikasi pernanear-pemanearnya saJa.

Sd1in kelmran yang kb!h baik. td~nologi digital juga memungkin.!,:?.::: proses kerja yang kbih efisien. Peran Kaser (video tape) nyaris hilang. brena semua materi produksi men;plir tbri satu server ke sen·o::r komputer binnya. mela!ui jaring1:-, kabel optic yang

t·'1w1<·1n'' d; .:.:i.li.trt•l"' cr.;,"ltt'.'"1 1• t'.:i.e•"pat st 11 ,-lin ·111•.,.., t_,.r;r.r_,.,,r·1 ;;;'1 <0 t1• '":;"""'-1 !0'11 s 0 '1~;·1ou'l '- t"'"'~'::: ,: ~... • L :::>,,.'-• •;;:;:, l"-'-" ••• \. '"'"'~··• • :::- '- ),J,,_;:;: ,,_,_f _,,_, •• --.;~<,..,. hi •_._,II::-:::~•

n1cn1ungki;:~-.:.an siJra~1 y3n~ sirnulr:in. Kcscmu:l:-:ya ir:i r.1~~mbu:!: T:.1ns~l-\' n1an1pu d:t~p:::·a:-;ik:1r. ol.:h l~bih s~d'.l-:it Oian~ saja.

D\TA PE\DLl\:L\G TR.\\S-T\"

S:ltc!it T\' Cabk

PT Sate\ it Pera!::tun Pemasok Program:

Telkom 1 fai--arta Kabel\'ision Channel 5~ S~i:-abaya Kabel\·isi0n Indo,ision Panasonic. Leitech. \EC. Th0mson. d!l

Asing : \\'arner Brothers. Universal. Col0r:;bi1. FOX. Orea::> Works. Sc>nny Corp. \\'arner. di!. Lob! : rapi Film. \!ultivision. Teguh Bakti \lulti,·isitarr.2. S:~rvision. G\l\L 011.

LO KASI TR.\:-\S!\.IISI

1. Jakarta, JI. H. Saaba. Joglo, fakana Barat 2. Bandung. JI. Terusan Kolond Masturi, Desa Panyandaan. Kee. Jambu Dipa,

Kabupaten Bandung 3. Semarang. JI. Raya Bukit Gombel, Kodya Semarang 4. Yogyakarta & Solo, Dusun Salaran, Desa l\goro-oro, Kee. Parhuk. Kab. Gummg

Kidul 5. Surabaya, JI. Sambi Sari, Desa Lontar, Kee. Karang Pitang, Kodya Surabaya 6. Medan, Desa Bandarbaru, Kee. Sibolangit, Kab. Deli Serdang

Page 181: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

~ .~'"'""''""''0'°'"'"''""-""'"'""'"''"""""~.'l

7. \takassar. Bukit Gowa Keeamatan Gowa Kotamad.~·.·,.~·-.u.lft.1~.gnp ;idflnur,R1;Qn. 11

Sulawesi Selatan ·1 PEF<PU!3'l i\KJV\I'< ,y /\lvu'i I l.HN SY/\HiD J/\i<J\RL'\

8. Batam, Sekupang Pulau Batam 1 --·----- ·---------·--·--··

9. Cirebon. JI. Raya Singkup No. 4B, Desa Singtffi1-1Zecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat

I 0. Palembang. JL Kapt. A. Rivai Kelurahan No. 31 F Ilir HI Kecamatan Ilir Timur II Kotamadya Palembang 30126 Propinsi Sumatera Selatan

11. !\!adiun. Komplek Pemancar TV Dusun Duwet Rt 028 Rw 005 Desa Ptaosan, Kee. Plaosan Kabupaten Magelang - Madiun 6336 l Jawa Timur

12. f\!anado, Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan \Vanea Manaclo, Sulawesi Utara 13. Pekanbaru, JL Hang Tuah Ujung Gg. Abdul Malik KeL Sail, Kee. Tenayan Raya

-Pekanbaru - Riau 28885 14. Denpasar, JL Gunung Payung Banjar Tanti Giri. Desa Kutuh Kee. Kuta Selatan

Kab. Badung Bali 15. Jayapura. Komplek Pemanear TVRI Bukit Polimak Kota Jayapura 16. Purwokerto. Desa Kaliwedi Kee. Kebasen Kab. Banyumas No. 20 Banyumas

53192 17. Tega!. Dsn. Bulak. Desa Gantungan Kee. Jatinegara Kab. Tegal Propinsi Jawa

Tengah IS. \blang. DL1sun Gresd. Desa Oro Oro Ombo. Kee. BQtu Kodya Batu Propinsi

JJ\\a Timur 65316 19. 8c111jarmJ.sin. JI. Pramuka. Komp. Semanda Rt 20 Kel. Sungai Luhn Kee.

B~mjarnnsin Timur Kotamadya Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan 70238 21J. Lampung. JI. H. Agus Salim. Kd. Sukadanaham. Kee. Tanjung Karang Barat

Bandar Lampung 21. B:1likp:1pan. JI. Gunung Rambutan Rt lO'R" 3 Kdurahan Karang Rejo

Kecamatan Balikpapan Tengah Kora Balikpapan Y) P,1Jang. JI. i\!erpati Utara Rt 09 Rw 03 Ulu Gadut Kel. Limaumanis Selatan

Kecanman Pauh Kotamadya Padang 23. S:1m:1rinda. Kawasan Pemancar T\'R[ Os. Simpanag Pasir Rt.22 Kee. Salaran.

Gn. Lampu Samarinda Sebrang 2-L . .\ceh. T\'RI Banda Aeeh. JI. Jend. Sudirman l\lata ie Kee. Darul lmarah ,, ~btar:m1. Radio Gemini. JI. Bung Karno !\o. 22 !'vlataram Lombok 1\usa

T enggara Barnt 8312 l 26 .. .\mbon. TVRI Ambon. Bukit Greser. Gunung Nona Ambon '7 fambi. JI. Kenali Besar. Kee. Kora Batu Jambi 28. Pontianak. Gg. Karya Baru I. Kel. Parit Tokaya. Kee. Pontianak Selatan. Kota

PL1ntianak. Propinsi Sulawesi Tengah 29. Palu. Kel. Tondo. Kee. Palu Timur, Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah 30. Ternate. Ke!. Jati. Kee. Kora Ternate Selatan. Kota Temate Propinsi Maluku

l'tara

Dengan semakin luasnya jangkauan siaran Trans TY semakin banyak penduduk Indonesia mengalunkan Trans TY .. milik kita bersama''

Page 182: ANALISIS PENERAPAN ACTMTY-BASEl[) COSTING DALAM …

' .... ,r· ,/

UKl:iANILA I !UN Cf-IA~{!

PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA

Progrmnming Comn1iHee rrocuremenl &Special rro1ec1 Co1n1nil!ee Human Capital Committee

~-------------,----------· -·

l\oa1.1 or CtHllllliS~ll)()P( ---- -------- -- --]

--

-· PresicJen! l)irPi:!o1

lshaffi S.K. , .....

Depuly President f?irr-:clut

Wishnutnnta

99ffiQL 1 en•ll nus1nes

---- Cnrporn <:n1i1p!i;1 Ma1l<.1!IH

I '1oc1111:

tc Function

s Oevclopmenl e Secretary 1ce & Internal Auclit !I 1'11hl1c Helalions 1ent

-----··------·--·-·-·- -- ---·--·-·-·--·--

Effective Date Page Level Org

· DIC. Wishnutama : DIC. Wlshnutama : DIC. Dud! Hondrakusuma : DIC. Dudl HoncfrakLISUtna · DIC. Nur W. Sullstlowo1ll : DIC. Dud! Hon<lrakusu:nn

13 Nov 200G 1

News Director Operations Director -1 Srtles & M<irhclino Oi1eclor Programming Director FRM & HR Oireclor

tshadl S.K. W!shr:utama __J Nur 'i:V. Stillsliova1ti I lshad1 S.K.

I ws Division Head

hn1ad Sudlrwi'ln GI~~~ ~~~~~-JOI) ~.JPiH~. r W. Sull~riow·;11i

-----

Programming Division Heod

A .. Forl:z:qo trwan

rro!luctinn Oivision I l~~ncl -----···-··--Wishnutan1a

------------t Technical & Prod Scrvir:~s

01vis1on I lend

:~t?C ;r~~ Azu~nSy=~~~([--- •~"9j~ ' "'' ... ,,, . ., ""' """'""-"' ; ~ "' """"""'""" ----·-·--·-·-- ---·---------·····-- --- - ... ~-- ·-- -- ·--· .... _ -. ·- _, .. _ ·-- - . -·--------- -· ---

Oudi Hcndrakusuma ,_J I

HC Division I !e:1tl -

Dudi Hcndrakusur1u1

General Services Oivi!:iOn Head

Dud! Hcndrakusum:t

.

r-RM Division Head

Dudi Hcnrlrakusumn