bupati badung - jdih.badungkab.go.idjdih.badungkab.go.id/uploads/perbup_56_2011.pdfmenimbang : a....

24
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan angkutan umum trayek pengumpan di Kabupaten Badung yang mendukung trayek utama Trans Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan), telah ditetapkan jaringan trayek angkutan umum di Kabupaten Badung; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita di Kabupaten Badung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah- daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 2720); 3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2721); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

Upload: truongtuong

Post on 27-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BUPATI BADUNG

PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR 56 TAHUN 2011

TENTANG

STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS

SARBAGITA DI KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan

angkutan umum trayek pengumpan di Kabupaten Badung yang

mendukung trayek utama Trans Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar

dan Tabanan), telah ditetapkan jaringan trayek angkutan umum di

Kabupaten Badung;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal

Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita di Kabupaten

Badung;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa

Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan

Wajib Kecelakaan Penumpang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1964 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia 2720);

3. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan

Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1964 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 2721);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang – undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4389);

7. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

- 2 -

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang –

undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang –

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pengolahan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI

KABUPATEN BADUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita ini, yang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Bupati Badung, sebagai penanggung jawab kebijakan

pelaksanaan trayek pengumpan di wilayah masing-masing yang menjadi

satu kesatuan sistem Angkutan Umum Trans Sarbagita.

2. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika adalah Dinas pada Pemerintah

Kabupaten Badung yang membidangi perhubungan, dipimpin oleh

Kepala Dinas, sebagai Pembina Teknis Angkutan Umum trayek pengumpan

pada wilayah masing-masing, sebagai bagian dari sistem angkutan umum

Trans Sarbagita.

3. Sarbagita adalah suatu wilayah di provinsi Bali, mencakup wilayah Kota

Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan.

4. Pengelola Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah unit kerja, yang dibentuk

dan bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Angkutan Umum Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita.

5. Trans Sarbagita adalah sistem angkutan umum massal berbasis angkutan jalan

pada jaringan trayek tetap dan teratur di wilayah Sarbagita.

6. Sistem Pembelian Layanan (Buy The Service) adalah sejumlah pembayaran yang

diberikan kepada Operator angkutan umum untuk melaksanakan pemberian

layanan angkutan penumpang, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

(SPM), dan Standar Operasi Prosedur (SOP) yang ditetapkan.

7. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan

orang dengan mobil bus atau non bus, yang mempunyai asal-tujuan

perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap.Jaringan Trayek adalah

kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan pelayanan

angkutan orang dalam trayek.

- 3 -

8. Rute adalah lintasan ruas jalan yang ditetapkan untuk dilalui kendaraan

umum mulai dari start awal sampai tujuan akhir dan kembali ke start

awal.

9. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk

dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun

tidak langsung.

10. Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah kendaraan bus atau

non bus umum yang ditetapkan untuk pelayanan jasa angkutan orang pada

trayek pengumpan Trans Sarbagita.

11. Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah lintasan rute yang ditetapkan untuk

dilalui kendaraan umum trayek pengumpan Trans Sarbagita.

12. Trayek Utama adalah lintasan rute trayek lintas kabupaten/kota dari tempat

start awal sampai tujuan akhir PP untuk pelayanan angkutan orang

berbasis asal-tujuan tetap, dengan jarak tertentu yang telah ditetapkan.

13. Koridor adalah istilah yang digunakan sebagai nama lain dari Trayek

Utama.

14. Trayek Pengumpan adalah lintasan rute yang ditetapkan secara memutar,

berfungsi untuk mendukung Trayek Utama Trans Sarbagita.

15. Bus Besar adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas lebih dari 28 seat

dengan ukuran dan jarak antar seat normal termasuk seat pengemudi

dengan panjang kendaraan lebih dari 9 meter.

16. Bus Sedang adalah kendaraan bermotor dengan kapasitas 16 s/d 28 seat

dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk normal termasuk tempat duduk

pengemudi dengan panjang kendaraan lebih dari 6,5 sampai dengan 9

meter.

17. Bus Kecil yang selanjutnya disebut Minibus adalah kendaraan bermotor

dengan kapasitas 9 s/d 16 dengan ukuran dan jarak antar tempat duduk

normal termasuk seat pengemudi dengan panjang kendaraan 4 – 6,5 meter.

18. Mobil Penumpang Umum yang selanjutnya disebut Microlet adalah setiap

kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 seat termasuk

seat pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan

bagasi.Spesifikasi Kendaraan adalah dokumen spesifikasi rancang bangun

kendaraan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung sebagai kendaraan

umum trayek pengumpan Trans Sarbagita sebagaimana tersebut

dalam lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Standar

Pelayanan Minimal ini. Kendaraan Laik Jalan adalah kendaraan umum

angkutan orang yang telah memenuhi persyaratan laik jalan dan

dinyatakan dengan bukti lulus uji berupa buku uji kendaraan. Kendaraan

Siap Operasi adalah kendaraan umum yang siap dioperasikan pada Trayek

Pengumpan. Kendaraan Operasi adalah kendaraan umum yang dioperasikan

pada Trayek Pengumpan. Jadwal Operasi Kendaraan adalah pengaturan waktu

keberangkatan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita

selama beroperasi dalam trayek sejak dari lokasi pemberangkatan awal,

lokasi persinggahan sampai akhir perjalanan. Round Trip adalah perjalanan

pergi dan pulang Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita

yang dihitung dari lokasi pemberangkatan awal hingga kembali ke lokasi

pemberangkatan awal (tidak termasuk perjalanan dari Pool menuju

Trayek Pengumpan Trans Sarbagita dan sebaliknya). Headway selisih

waktu keberangkatan antara kendaraan satu dengan kendaraan

berikutnya yang diatur pada terminal/ halte pemberangkatan awal .

Kapasitas adalah daya angkut kendaraan dihitung berdasarkan jumlah seat

penumpang dalam satuan orang.Kecepatan Maksimum adalah batas

tertinggi kecepatan kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita yang diperbolehkan. Kilometer Tempuh adalah jumlah jarak

tempuh produksi (isi) ditambah jumlah jarak tempuh empty

(kosong), digunakan satuan kilometer. Kilometer Kosong adalah jarak

- 4 -

tempuh kosong kendaraan, dihitung dari jumlah jarak tempuh dalam

kilometer mulai dari pool hingga lokasi awal pemberangkatan dan

sebaliknya pada periode waktu tertentu dengan satuan kendaraan

kilometer. Kilometer Produksi adalah jarak tempuh isi, dihitung dari

jumlah jarak tempuh saat melayani rute trayek, sejak lokasi awal

pemberangkatan hingga lokasi akhir pemberangkatan dan sebaliknya

pada periode waktu tertentu digunakan satuan kendaraan-kilometer

per rit atau hari, minggu, bulan, tahun. Lalu Lintas Normal adalah kondisi

lalu lintas didalam dan diluar Trayek Pengumpan Trans Sarbagita yang

berpengaruh langsung terhadap operasi Angkutan Umum Trans Sarbagita

sesuai karakteristik umum lalu lintas di suatu wilayah. Operasi Kendaraan

adalah pengoperasian kendaraan angkutan umum Trayek Pengumpan

Trans Sarbagita untuk mengangkut penumpang. Waktu Operasi adalah waktu

yang ditetapkan untuk melakukan kegiatan pelayanan sejak

pemberangkatan awal sampai dengan pemberangkatan akhir dalam satu

hari. Waktu Istirahat adalah waktu diantara waktu operasi yang dibebaskan

dari kegiatan pelayanan.

19. Pelayanan adalah pelayanan dibidang angkutan umum di wilayah

Sarbagita.

20. Standar Pelayanan adalah parameter pelayanan prima yang digunakan

dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa dalam aspek

sarana, operasional, waktu, kehandalan, ketersediaan permintaan,

kenyamanan keselamatan dan keamanan.

21. Keadaan Darurat atau Emergency adalah situasi dan kondisi pada wilayah,

trayek maupun kendaraan sedemikian rupa, sehingga atas

pertimbangan keamanan dan keselamatan serta usul Pengelola melalui

Kepala Dinas, Bupati menyatakan untuk tidak mengoperasikan kendaraan

umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita karena ada huru-hara, bencana

alam, demonstrasi, dan lainnya .

22. Pelayanan Khusus adalah pengoperasian Kendaraan Umum untuk

melayani pengguna jasa kategori VIP (Very Important Person ) ,

yaitu Rombongan, Tamu Pemerintah Daerah.

23. Ticket adalah alat pengganti uang pembayaran bagi penumpang

Trayek Pengumpan Trans Sarbagita berupa Karcis dan/ atau Smart

Card.Sistem Ticketing adalah sistem pembayaran yang ditetapkan dalam

pengoperasian Angkutan Umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita.

Penjualan Ticket adalah tempat-tempat yang ditetapkan oleh Pengelola,

dimana calon penumpang dapat memperoleh Ticket Trans

Sarbagita. Agent Tunggal Pemegang Merk yang selanjutnya disebut ATPM adalah

perusahaan dan/atau badan hukum lain yang memiliki hak usaha

penyaluran atau pendistribusian dan perawatan terhadap suatu merk

dagang kendaraan bermotor beserta kelengkapan / suku cadangnya.

Workshop atau bengkel resmi adalah bengkel kendaraan yang ditunjuk oleh

ATPM untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan kendaraan merk

tertentu. Rencana Pemeliharaan dan Perawatan adalah pola pemeliharaan dan

perawatan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita

yang terencana di Bengkel Resmi, berdasarkan standar yang berlaku di

ATPM. Pengawas adalah orang yang direkrut dan diangkat oleh

Pengelola dan bertugas memeriksa kendaraan umum Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita serta mengawasi Petugas Pencatat.

Petugas Pencatat adalah orang yang direkrut dan diangkat oleh

Pengelola untuk bertugas, mengendalikan time table dan headway

kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita serta mencatat jumlah

penumpang yang ada. Pool Kendaraan adalah tempat yang dilengkapi

fasilitas pemeliharaan, perawatan kendaraan, ruang kantor dan

fasilitas lainnya yang ditetapkan Pengelola untuk menampung

kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita. Halte / Shelter

- 5 -

adalah bangunan/ fasilitas yang dirancang khusus untuk

pemberhentian kendaraan umum, tempat tunggu penumpang dan naik-

turun penumpang Trayek Pengumpan Trans Sarbagita. Lokasi Pemberangkatan

adalah tempat start awal beroperasinya kendaraan umum Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita pada trayek/rute yang ditetapkan.

Lokasi Pemulangan adalah tempat akhir beroperasinya kendaraan

umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita pada trayek /rute

yang ditetapkan. Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang diakibatkan

oleh ketidak sengajaan atau lalai dengan melibatkan pemakai j a l an

d an / a t au t an p a p emak a i j a l an yan g mengakibatkan meninggal

dunia atau luka dan kerugian material sesuai Pasal 93 PP No.43

Tahun 1993 tentang Sarana Prasarana dan Lalulintas Jalan.

24. Pelanggaran adalah suatu tindakan penyimpangan dari Standar Pelayanan

Minimal, yang dikategorikan dalam Pelanggaran Ringan, Pelanggaran

Sedang dan Pelanggaran Berat. Pelanggaran Ringan adalah suatu pelanggaran

yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat yang

dikenakan sanksi administrasi berupa Surat Peringatan Pertama (SP-1) dan

Surat Peringatan Kedua (SP-2). Pelanggaran Sedang adalah suatu pelanggaran

yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat yang

dikenakan sanksi administratif berupa Surat Peringatan Ketiga (SP-3)

berupa Pembebasan Tugas Sementara/ Skors. Pelanggaran Berat adalah

pelanggaran yang dilakukan oleh operator, pengawas dan petugas pencatat

yang dikenakan sanksi administratif berupa Surat Pemberhentian Dengan

Tidak Hormat. Rencana Operasi adalah pola, prosedur dan mekanisme yang

ditetapkan sebagai acuan pengoperasian kendaraan umum Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita, dan pelayanan penumpang dengan

memperhatikan aspek :

Keamanan dan keselamatan kendaraan yang laik jalan, laik operasi dan

laik pandang.

Kehandalan operasi mencakup kesiapan jumlah kebutuhan kendaraan,

jadwal perjalanan, headway, kepastian perjalanan.

Aspek sarana yaitu penyiapan kendaraan umum laik jalan, laik operasi

dan laik pandang.

Aspek permintaan yaitu menetapkan sistem split-system jumlah

armada operasi yang disesuaikan fluktuasi permintaan angkutan

pada waktu puncak dan off- peak.

Aspek kenyamanan yaitu wujud kenyamanan penumpang/ pelanggan

melalui prioritas pelayanan dengan indikator faktor muat 70 % .

Aspek rasio pengemudi-kendaraan yaitu menetapkan dan

mengendalikan jumlah kebutuhan pengemudi dengan rasio/perbandingan

1 kendaraan umum operasi per hari membutuhkan 2,1 orang.

BAB II

STANDAR OPERASI

Pasal 2

Standar Operasi yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Minimal meliputi jaringan

trayek, standar halte/shelter atau bus stop, standar kendaraan, standar operasi dan

rencana operasi.

Pasal 3

Jaringan Trayek Angkutan Umum Trans Sarbagita terdiri atas :

a. Trayek Utama

Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan

- 6 -

umum Bus Besar atau Bus Sedang pada rute trayek lintas

kabupaten/ kota di wilayah Sarbagita, yang ditetapkan oleh

Gubernur Bali.

b. Trayek Cabang

Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan

umum Bus Kecil pada rute trayek lintas kabupaten / kota di

wilayah Sarbagita, yang ditetapkan oleh Gubernur Bali.

c. Trayek Pengumpan

Trayek angkutan orang dengan menggunakan jenis kendaraan

umum Bus Kecil atau Mobil Penumpang Umum pada rute trayek

dalam kabupaten/ kota di wilayah Sarbagita yang ditetapkan oleh

Bupati.

d. Lintasan Operasi Kendaraan

Lintasan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita

berupa bus kecil dan/atau mobil penumpang umum, dioperasikan

secara mix traffic dengan sistem prioritas (bus priority) pada rute

trayek-trayek yang ditetapkan. Jaringan Trayek Angkutan Umum Di

Kabupaten Badung sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan

Lampiran II Peraturan ini.

Pasal 4

(1) Halte/shelter yang dibangun harus dilengkapi bangunan dan identitas

berupa nama dan/ atau nomor halte, papan informasi trayek/time table,

rambu petunjuk kurangi kecepatan, bus berhenti/stop, marka bus stop,

marka bus priority, zebracross, kotak saran/ pengaduan, tempat duduk,

lampu penerangan, tempat sampah dan fasilitas penyandang cacat;

(2) Bangunan halte Permanen maupun Portable, didesign sistem terbuka,

dengan ketentuan bangunan halte sebagai berikut :

a. bangunan halte untuk bus kecil, didesign dengan tinggi lantai 60

cm dari muka jalan atau sama dengan tinggi lantai pintu bus kecil

dan di bangun sepanjang rute trayek pengumpan pada lokasi yang

ditetapkan;

b. lokasi halte untuk bus berhenti, naik/ turun penumpang bus kecil

dan/atau mobil penumpang umum, dibangun pada trayek

pengumpan yaitu pada lokasi koneksitas antar rute trayek utama

dan trayek cabang dan atau trayek pengumpan; dan

c. bangunan halte dilengkapi dengan relling pembatas penumpang

dengan bus.

(3) Pada rute trayek cabang dan trayek pengumpan, harus disediakan Bus

Stop dan dilengkapi identitas berupa nama atau nomor lokasi bus stop,

rambu petunjuk dan papan informasi trayek;

(4) Jarak lokasi halte atau Bus Stop, yang akan dibangun harus memenuhi

syarat keamanan, keselamatan dan ditetapkan sebagai berikut :

a. Jarak antara lokasi halte satu dengan halte berikutnya atau lokasi

halte dengan lokasi bus stop sepanjang rute trayek minimal 300

meter;

b. Jarak halte atau bus stop dengan fasilitas penyeberangan pejalan

kaki maksimal 100 meter;

c. Jarak halte sebelum persimpangan jalan minimal 50 meter atau

setelah persimpangan jalan minimal 20 meter atau disesuaikan

dengan panjang antrian.

Pasal 5

Kendaraan umum yang dioperasikan untuk pelayanan angkutan umum Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita terdiri dari jenis kendaraan bus kecil dan/ atau

- 7 -

mobil penumpang umum, sesuai dengan lintasan trayek yang ditetapkan,

dengan standar kendaraan sebagai berikut :

a . Persyaratan Umum

Penampilan kendaraan dalam keadaan bersih dan laik pandang,

baik bagian Exterior maupun Interior, meliputi:

1. Exterior

a) bodi kendaraan dalam kondisi baik tanpa kerusakan, cat tidak

rusak atau pudar;

b) kaca pintu, jendela kendaraan dalam kondisi baik, bersih,

tidak retak/ pecah;

c) identitas, stiker / tanda/ tulisan pada bodi kendaraan terlihat

jelas, dan harus dipasang dengan baik, meliputi :

1) tanda nomor kendaraan bermotor (plat nomor);

2) tanda uji kendaraan bermotor (plat dan stieker uji);

3) tanda nama operator (nama perusahaan/ operator);

4) tanda urut kendaraan (nomor bodi);

5) tanda informasi trayek (papan trayek);

6) tanda informasi pengaduan.

d) pintu utama dan pintu darurat, panil dan cat dalam

kondisi baik tidak rusak;

e) papan trayek, mudah terlihat, terbaca dan dipasang dengan

baik pada bagian depan dan belakang kendaraan;

2. Interior

a) kabin, dalam kondisi baik tanpa kerusakan dan bersih;

b) dapat dilengkapi dengan alat pendingin (AC) serta

musik/audio visual untuk penumpang;

c) jok, dalam kondisi baik tanpa kerusakan, bersih, kuat,

ada jok khusus diffable, jok tertentu yang dilengkapi safety

belt;

d) handle, pegangan/ hand grip untuk penumpang berdiri dan

pipa tiang harus terpasang kuat dan dalam kondisi baik;

e) partisi, papan pembatas penumpang dengan pintu dalam

kondisi baik.

f) informasi Tanda / stiker, alat petunjuk / larangan untuk

penumpang terpasang / melekat dengan baik. meliputi :

1) larangan makan, minum, dan merokok;

2) larangan menyentuh, menggunakan alat emergency yang

terpasang pada kendaraan kecuali dalam kondisi darurat;

3) petunjuk letak jendela darurat dan pintu darurat;

4) petunjuk upaya penyelamatan dalam kondisi darurat

dalam kendaraan (cara membuka pintu / jendela darurat

cara menggunakan pemadam api / palu pemecah kaca);

5) petunjuk membuang sampah dikotak sampah dalam

kendaraan;

6) himbauan prioritas tempat duduk untuk penumpang

lanjut usia, ibu hamil dan penyandang cacat;

7) himbauan tidak membawa makanan/minuman yang

menimbulkan gangguan bau menyengat kecuali

telah dikemas / dibungkus sedemikian rupa agar tidak bau;

b. Persyaratan Teknis

Kendaraan yang akan dioperasikan harus memenuhi persyaratan

keamanan dan keselamatan, meliputi :

1. Telah dilakukan uji kelaikan teknis setiap 6 (enam) bulan sekali;

2. Memenuhi persyaratan kelaikan teknis dan laik jalan; dan

3. Menjalani pemeliharaan berkala sesuai standar ATPM.

- 8 -

Pasal 6

(1) Kendaraan umum yang akan dioperasikan wajib memiliki

perlengkapan Standar Karoseri dengan kondisi baik dan berfungsi

baik sebagai berikut :

a. alat pemadam api ringan ( APAR ) berfungsi dengan baik

dan masa pakai masih memenuhi ketentuan;

b. palu pemecah kaca;

c. ban cadangan;

d. indikator kondisi baik dan berfungsi dengan semestinya:

1) Pengukur putaran (rpm) dan temperatur (C º);

2) Pengukur kecepatan kendaraan (speedometer);

3) Penunjuk fungsi lampu-lampu.

e. alat pendingin udara (AC) pada kondisi kapasitas maksimal

kendaraan, kestabilan temperatur t sebesar 10º C ;

f. kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan/P3K .

(2) Kendaraan yang akan dioperasikan wajib dipasang perlengkapan

tambahan khusus sebagai berikut:

a. alat pengukur kilometer tempuh (odometer) berfungsi baik dan

di tera secara berkala sesuai ketentuan yang ditetapkan instansi

berwenang;

b. pintu penumpang utama adalah pintu lipat untuk bus kecil dan

mobil penumpang umum.

Pasal 7

Standar operasi diberlakukan untuk operator, pengemudi beserta awak

kendaraan, ticketing, dan bengkel.

Pasal 8

Dokumen standar yang wajib dimiliki dan / atau dikuasai oleh Operator

kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans Sarbagita adalah sebagai

berikut :

a. akte Pendirian Perusahaan telah berbadan hukum atau Koperasi;

b. Izin Usaha Angkutan / IUA dari Kabupaten;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan / Koperasi;

d. memiliki dan atau menguasai minimal 5 (lima) kendaraan umum laik

jalan, laik pandang dan laik operasi, dengan bukti dokumen kendaraan

mencakup :

1. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK);

2. polis Asuransi Kendaraan yang terbaru;

3. dokumen manual kendaraan, panduan perawatan dan spesifikasi

setiap kendaraan;

4. dokumen panduan peralatan, perlengkapan, fasilitas bengkel

sesuai standar ATPM untuk setiap kendaraan

e. memiliki dokumen investasi mencakup :

a. sarana, prasarana (bengkel), peralatan, perlengkapan dan

kendaraan yang menunjang kegiatan operasi pada rute trayek

yang akan dilaksanakan;

b. daftar nilai aset investasi untuk menunjang operasi rute trayek

yang akan dilaksanakan, yang dinilai oleh Penilai Aset

Independen berdasarkan metode Nilai Perolehan;

f. memiliki / menguasai pengemudi / awak kendaraan umum dengan

jumlah minimal 2,1(dua koma satu) kali jumlah kendaraan yang

beroperasi dengan kualifikasi sesuai Standar Pelayanan Minimal yang

ditetapkan.

- 9 -

Pasal 9

Standar Pengemudi dan awak kendaraan umum, sebagai berikut :

a. Pengemudi

1. usia antara 21 (dua puluh satu) tahun sampai dengan 50 (lima

puluh) tahun;

2. tinggi badan minimal 160 (seratus enam puluh) cm untuk pria, dan

155(seratus lima puluh lima) cm untuk wanita;

3. sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna;

4. bisa berbahasa Bali, bahasa Indonesia dan diutamakan yang bisa

bahasa Inggris;

5. tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius,

narkotika maupun obat-obatan terlarang lainnya;

6. berkelakuan baik, sopan, ramah;

7. tidak merokok selama menjalankan tugas pelayanan;

8. memiliki pengetahuan dasar teknik kendaraan bermotor;

9. memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) klasifikasi Golongan A-

Umum dan / atau Golongan B untuk Bus Kecil / mobil

penumpang umum;

10. memakai pakaian seragam lengkap dengan identitas sesuai yang

ditetapkan; dan

11. mematuhi dan melaksanakan aturan tata tertib dan disiplin jam

kerja sesuai standar operasi yang ditetapkan.

b. Awak kendaraan umum

1. usia antara 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 50 (lima

puluh) tahun;

2. tinggi badan Minimal 160 (seratus enam puluh) cm untuk pria,

dan 155 (seratus lima puluh lima) untuk wanita;

3. sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna;

4. bisa berbahasa Bali, bahasa Indonesia dan diutamakan yang bisa

bahasa Inggris.

5. tidak minum minuman yang mengandung alkohol, obat bius,

narkotika maupun obat-obatan terlarang lainnya;

6. berkelakuan baik, sopan dan ramah;

7. tidak merokok selama menjalankan tugas pelayanan;

8. memiliki pengetahuan dasar teknik kendaraan bermotor;

9. memakai pakaian seragam lengkap dengan identitas sesuai yang

ditetapkan; dan

10. mematuhi dan melaksanakan aturan tata tertib dan disiplin jam

kerja sesuai standar operasi yang ditetapkan.

Pasal 10

Standar Ticket, sebagai berikut :

a. bentuk ticket dicetak dalam bentuk Smart-Card dan/atau Karcis

dengan Besaran Tarif untuk umum / pegawai dan pelajar /

mahasiswa;

b. masa berlaku ticket untuk sekali pakai dan dapat dilaksanakan

dengan cara berlangganan mingguan atau bulanan;

c. ticket dapat dibeli pada saat akan naik kendaraan, di kantor, halte/

terminal, mall, sekolah dan tempat lain yang ditunjuk dan ditetapkan

oleh Pengelola yang diinformasikan melalui Layanan Informasi

Trans Sarbagita.

- 10 -

Pasal 11

Untuk menjaga akuntabilitas kinerja kendaraan sesuai standar pelayanan

yang ditetapkan, Operator wajib menyediakan tempat dan fasilitas

pemeliharaan dan perawatan (bengkel / workshop) kendaraan dengan

standar operasi sebagai berikut :

a. memiliki Izin Mendirikan Bangun Bangunan (IMB / IMBB) Bengkel/

Workshop dengan bukti Surat Keterangan Domisili, Ijin Tempat

Usaha (SITU), Izin Gangguan/HO dan rekomendasi dampak lalu

lintas dan dampak lingkungan terkait dengan penggunaan peralatan

kompresor, hidrolik, pembuangan limbah;

b. pembagian Area Kegiatan bengkel minimal, mencakup :

1. area/ ruang administrasi meliputi ruang penerimaan laporan

Pengemudi (technical advisor), ruang pekerja bengkel dan ruang

kepala bengkel (workshop manager/technical manager) ;

2. area parkir ( parking pool );

3. area hanggar ( stall ) minimal dapaat menampung 10 % (sepuluh

persen) jumlah armada, meliputi stall perbaikan, stall body repair,

stall cuci kendaraan, stall final inspection;

4. area / ruang penunjang kerja meliputi gudang suku cadang

(sparepart room), gudang bahan/ material, ruang perbaikan,

ruang peralatan (tools/special service tools), ruang kompresor,

gudang bengkel untuk barang bekas;

5. area /ruang sosial meliputi ruang pertemuan, kamar kecil/kamar

mandi, ruang ganti/ istirahat petugas mekanik, ruang makan,

ruang/tempat suci/ibadah.

c. memiliki tenaga kerja bengkel, minimal mencakup :

a. kepala bengkel minimal : 1 (satu) orang/bengkel;

b. kepala mekanik (technical advisor) 1 (satu) orang/40 (empat

puluh) kendaraan;

c. ketua regu mekanik : 1 (satu) orang/ 20 (dua puluh) mechanic;

d. petugas mekanik /mechanic and body repair 1(satu) orang/4

(empat) kendaraan;

e. petugas administrasi : 1 (satu) orang / bengkel;

f. petugas suku cadang, tool spart : 1 (satu) orang/ bengkel.

d. peralatan dan perlengkapan bengkel, minimal mencakup :

a. peralatan kerja mencakup Mechanic tools, Master Tolls,

measurement tools, special service tools;

b. perlengkapan kerja meliputi washing and cleaning, lubricating,

tire and whell repair, engine and component repair, air supply,

miscellanous, safety, mobil kerja dan mobil Derek;

e. operator mengupayakan atau bekerjasama dengan bengkel/ workshop

kendaraan yang memiliki suku cadang dan bahan material yang

direkomendasikan ATPM .

f. untuk menjamin kinerja kesiapan operasi kendaraan sesuai standar

pelayanan, maka Operator wajib menyampaikan rencana

pemeliharaan dan perawatan terhadap semua kendaraan.

Pasal 12

(1) Waktu Operasi Kendaraan Umum Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita pada masing-masing rute trayek, ditetapkan mulai

pukul 05.00 wita sampai dengan pukul 21.00 wita;

(2) Kesiapan Operasi kendaraan, pada lokasi pemberangkatan pertama

masing-masing rute trayek, ditetapkan 15 (lima belas) menit sebelum

jadwal jadwal operasi;

- 11 -

(3) Jadwal keberangkatan pertama kendaraan dari lokasi awal

pemberangkatan pada masing-masing rute trayek adalah pukul 05:00

wita dan disusul kendaraan berikutnya, sesuai jadwal keberangkatan

yang ditetapkan;

(4) Waktu keberangkatan antar kendaraan (headway) pada masing-

masing rute trayek, ditetapkan rata-rata 15 (lima belas) menit

disesuaikan dengan pengaturan tarik ulur/split operasi;

(5) Kecepatan tempuh kendaraan yang diijinkan selama ber operasi

dalam rute trayek pada kondisi normal, ditetapkan terendah 18

(delapan belas) km/jam dan tertinggi 40 (empat puluh) km/jam;

(6) Kepulangan kendaraan dari halte/ tempat terakhir rute trayek,

menuju ke pool kendaraan adalah pukul 21:00 wita;

(7) Kendaraan umum yang telah beroperasi dan akan dipulangkan ke Pool

harus dalam kondisi siap bahan bakar untuk pengoperasian hari

berikutnya serta bukti serah terima kendaraan sesuai ketentuan

administrasi yang ditetapkan.

Pasal 13

Penghentian operasi kendaraan umum, dapat dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Pengawas dapat menghentikan dan memulangkan kendaraan yang

sedang beroperasi apabila dianggap tidak memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam (SPM).

b. Penghentian operasi kendaraan umum dilaksanakan dengan

tatacara sebagai berikut :

1. kendaraan diberhentikan pada Halte / Terminal atau tempat

yang ditunjuk untuk dilakukan pencatatan kilometer tempuh;

2. kendaraan umum dipulangkan sesuai ketentuan jadwal rutin,

Pengawas dan Petugas Pencatat mengisi Berita Acara 01

Pengurangan/Penambahan Kendaraan Umum operasi

sebagaimana tercantum lampiran III peraturan ini;

3. kendaraan umum dipulangkan tidak sesuai ketentuan jadwal

rutin, Pengawas dan Petugas Pencatat mengisi Berita Acara 02

Penghentian Kendaraan Umum Operasi sebagaimana tercantum

dalam lampiran IV peraturan ini;

4. kendaraan umum dipulangkan karena pelanggaran standar

pelayanan, petugas lapangan mengisi berita acara 03 bukti

penindakan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam

lampiran–lampiran peraturan ini;

5. berita Acara penghentian operasi kendaraan sekurang -

kurangnya memuat :

a) hari, tanggal, jam penghentian/pemulangan kendaraan;

b) nomor bodi kendaraan umum yang dipulangkan;

c) nomor Plat Kendaraan (TNKB);

d) kilometer pada odometer / speedometer kendaraan umum

pada saat dipulangkan;

e) identitas Pengemudi dan Awak Kendaraan Umum yang

dipulangkan;

f) alasan penghentian/ pemulangan operasi kendaraan umum,

dengan ketentuan sebagai berikut :

1) penghentian operasi di karenakan pelanggaran Standard

Operation Procedure (SOP), Operator wajib

mengganti dan bertanggung jawab terhadap

kelangsungan pelayanan penumpang;

2) penghentian operasi dikarenakan pelanggaran Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Pengemudi, Operator wajib

- 12 -

memberikan sanksi kepada Pengemudi dan

bertanggung jawab terhadap kelangsungan pelayanan

penumpang.

BAB III

STANDAR PELAYANAN

Pasal 14

Standar pelayanan yang diterapkan dalam Standar Pelayanan Minimal meliputi

penyediaan angkutan, halte/bus stop, operator, tempat penjualan ticket, tempat

pengaduan/saran, kewajiban pengemudi dan penanganan kecelakaan.

Pasal 15

(1) Pengelola Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, dalam penyediaan

kendaraan umum dapat melalui bantuan Pemerintah, Pemerintah

Daerah (provinsi / kabupaten / kota) dan/atau pihak ketiga melalui

proses perjanjian kerjasama pengangkutan sesuai peraturan

perundang-undangan;

(2) Pengelola dan Operator dalam melaksanakan proses perjanjian

kerjasama pengangkutan, wajib mematuhi dan melaksanakan

Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan.

Pasal 16

(1) Pengelola wajib menyediakan halte/bus stop sesuai spesifikasi teknis

dan lokasi yang telah ditetapkan disepanjang rute trayek, untuk

pemberhentian kendaraan, penumpang menunggu, dan naik-turun

penumpang, serta alih moda angkutan;

(2) Pengadaan Halte/ Bus Stop oleh Pengelola Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita, dapat dilakukan melalui bantuan Pemerintah dan

Pemerintah Provinsi dan / atau melalui bantuan / kerjasama Swasta.

Pasal 17

Operator kendaraan umum yang dapat bekerjasama dengan Pengelola

Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a. Umum

1. memiliki Akte Pendirian Perusahaan yang berbadan hukum

atau Koperasi;

2. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan atau

Koperasi;

b. Khusus

1. memiliki Izin Usaha Angkutan dari Kabupaten/Kota;

2. memiliki/menguasai kendaraan umum sejumlah yang ditetapkan

untuk koridor/ trayek bersangkutan dengan kendaraan laik operasi

sesuai yang ditetapkan dalam SPM;

3. memiliki/ menguasai atau pernyataan kesanggupan menyediakan

pengemudi dengan klasifikasi Golongan B1-Umum, SIM B dan /

atau golongan A-Umum.

4. memiliki pool atau pernyataan kesanggupan menyediakan pool

kendaraan;

5. memiliki atau pernyataan kesanggupan kerjasama pemeliharaan /

perawatan kendaraan;

- 13 -

6. memiliki atau pernyataan kesanggupan, komitmen melaksanakan

kerja sama pengangkutan sesuai standar operasi yang ditetapkan

Pasal 18

Pengelola wajib menyediakan tempat penjualan Ticket pada lokasi

pemberangkatan dan / atau tempat lain yang mudah dijangkau pengguna jasa

trayek pengumpan Trans Sarbagita.

Pasal 19

Pengelola dan atau Operator wajib menyediakan tempat layanan pengaduan /

saran selama waktu operasi, baik secara on-line maupun

konvensional, dan wajib merespon dengan cara :

a. Menindak lanjuti pengaduan dan saran masyarakat sebagai bahan

perbaikan pelayanan kepada masyarakat;dan

b. Menyampaikan laporan tindak lanjut pengaduan dan saran yang

disampaikan masyarakat kepada Bupati melalui Kepala Dinas dan

pihak lain yang terkait.

Pasal 20

Kewajiban pengemudi dan awak kendaraan, meliputi sebagai berikut :

a. menyiapkan operasi kendaraan pada lokasi/ halte pemberangkatan

pertama paling lambat 15 (lima belas) menit sebelum jadwal operasi;

b. memastikan perlengkapan K-3 telah tersedia di dalam kendaraan

telah disosialisasikan, terinformasikan dan dilaksanakan dengan baik

dalam pelaksanaan operasi;

c. mematuhi jadwal operasi dan rute perjalanan sesuai rute trayek yang

ditetapkan;

d. mencatat kilometer awal dan akhir operasi kendaraan pada Kartu

Pengawasan Operasi Kendaraan sesuai rute trayek dan jam kerja

yang ditetapkan;

e. menghentikan kendaraan pada posisi pintu utama Bus berada tepat di

depan halte pada jarak 10-15 cm dari tepi halte;

f. memberikan informasi / pelayanan naik-turun penumpang di halte

pada rute trayek sesuai standar operasi yang ditetapkan;

g. mengatur/mengawasi/ melayani ticket penumpang di dalam

kendaraan;

h. mencatat jumlah penumpang naik-turun di setiap halte dan trip

perjalanan pada rute trayek yang ditetapkan;

i. mengawasi keamanan dan keselamatan penumpang di dalam

kendaraan;

j. memperhatikan keamanan kendaraan dan keselamatan penumpang

maupun keselamatan pengguna jalan lainnya;

k. menghentikan kendaraan pada lokasi pengawasan rute perjalanan

kendaraan yang ditetapkan;

l. bertanggungjawab terhadap keamanan kendaraan yang di kemudikan;

m. menandatangani berita acara serah terima tugas dan / atau berita acara

penghentian purna operasi kendaraan dan / atau akibat kelalaian dan /

atau akibat pelanggaran SOP dan SPM oleh Pengemudi / Operator;

n. membuat laporan rekapitulasi jumlah kilometer operasi kendaraan,

jumlah penumpang dan jumlah penjualan / sisa karcis pada setiap

akhir/purna tugas;

o. dalam hal Pengawas dan Petugas Pencatat menghentikan operasi

kendaraan yang dikemudikan, pengemudi wajib menghentikan

kendaraannya pada lokasi yang telah ditetapkan, kecuali dalam

- 14 -

kondisi darurat Pengawas dan Petugas Pencatat dapat menunjuk

lokasi yang aman guna pencatatan;

Pasal 21

Larangan pengemudi dan awak kendaraan, meliputi sebagai berikut :

a. melanggar lampu lalu lintas diluar prosedur yang ditetapkan;

b. mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan yang diijinkan yaitu

maksimal 40 km/jam dalam kota dan 50 km/jam untuk luar kota;

c. melakukan pengereman/Deselerasi secara mendadak, kecuali dalam

keadaan darurat;

d. mengemudikan kendaraan umum dengan mengabaikan faktor

keselamatan;

e. mengemudikan kendaraan umum terlalu dekat dengan kendaraan

didepannya, kecuali keadaan lalu lintas yang tidak memungkinkan;

f. mengemudikan kendaraan umum pada malam hari tanpa

menyalakan lampu penerangan (di dalam dan di luar);

g. mengoperasikan kendaraan umum Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita diluar trayek yang ditetapkan, kecuali dalam keadaan

darurat atas persetujuan Pengarah Pengelola / Kepala Dinas;

h. menerima uang pembayaran tarif dari penumpang di dalam kendaraan,

tanpa memberikan bukti ticket / karcis yang sah kepada penumpang;

i. membantu / mengijinkan penumpang tanpa ticket/ karcis di dalam

kendaraan yang sedang beroperasi melayani rute trayek yang

ditetapkan (kecuali dalam kegiatan sosialisasi angkutan umum);

j. menambah/mengurangi catatan kilometer operasi kendaraan dan atau

jumlah penumpang untuk keuntungan sendiri maupun orang lain.

Pasal 22

Dalam hal terjadi kecelakaan dalam pengoperasian Kendaraan Umum

Trayek Pengumpan Trans Sarbagita, yang mengakibatkan luka atau

meninggal dunia pada Pihak Ketiga, maka :

a. penanganan kecelakaan mengacu kepada Prosedur Penyidikan

Perkara Kecelakaan resmi oleh Kepolisian Republik Indonesia;

b. pada saat terjadi kecelakaan, Pengemudi wajib melakukan

tindakan :

1. segera menghentikan, kecuali dalam keadaan memaksa untuk

alasan keselamatan;

2. melaporkan kepada Operator dan Pengawas dan/atau Petugas

Pencatat;

3. bekerja sama dengan satuan pengamanan dan petugas lain yang

berwenang untuk memeriksa kondisi korban dan membuat laporan

kecelakaan;

c. Melaporkan kejadian kecelakaan kepada Pengelola dalam

waktu selambat-lambatnya 1x 12 jam (satu kali dua belas jam),

mencakup data :

1. jumlah korban;

2. identitas lengkap korban (nama lengkap, jenis kelamin, alamat, nomor

telephone/e-mail korban/keluarga/kerabat dekat korban;

3. jenis kecelakaan;

4. deskripsi lengkap/ kronologis kejadian kecelakaan dan kondisi

korban kecelakaan.

d. Operator wajib untuk memberikan bantuan kemanusiaan

kepada Korban Kecelakaan sebagai berikut :

1. biaya pengobatan untuk yang luka – luka;

- 15 -

2. biaya pemakaman untuk yang meninggal dunia

3. Membantu korban/ahli waris mendapatkan hak atas Santunan

Asuransi sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun1964 tentang

dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan Undang-

Undang No. 34 Tahun 1964 tentang dana kecelakaan lalu lintas

jalan.

BAB IV

STANDAR PELAPORAN

Pasal 23

Untuk menjamin efisiensi dan efektifitas kinerja operasional Trayek

Pengumpan Trans Sarbagita, maka mekanisme pelaporan ditetapkan

sebagai berikut :

a. Laporan Harian

Operator menyampaikan laporan produktivitas kendaraan yang di

tandatangani Pengemudi, diketahui Petugas Pencatat, dan disetujui

Pengawas kepada Pengarah Pengelola Trans Sarbagita up.

Koordinator Pengelola selambat-lambatnya pukul 22.00 pada hari

bersangkutan.

b. Laporan Mingguan.

Koordinator Pengelola melakukan inventarisasi, evaluasi, dan

menyusun laporan mingguan produktivitas kendaraan, disetujui dan

ditandatangani Pengarah Pengelola Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita selambat-lambatnya pada hari Senin minggu berikutnya.

c. Laporan Bulanan.

1. Operator menyampaikan laporan rekapitulasi produktivitas

kendaraan kepada Pengarah Pengelola Trayek Pengumpan Trans

Sarbagita, untuk pengajuan permintaan pembayaran, dengan

melampirkan bukti-bukti laporan produktivitas harian selama

bulan bersangkutan.

2. Anggota bidang Administrasi dan Teknis Pengelola menyusun

laporan bulanan produktivitas kendaraan berdasarkan laporan

rekapitulasi mingguan.

3. Anggota bidang Keuangan, melakukan verifikasi data laporan

pengajuan pembayaran, dan laporan bulanan produktivitas

kendaraan, sebelum mendapat persetujuan Pengarah Pengelola

Trayek Pengumpan Trans Sarbagita sebagai bahan laporan

kepada Bupati melalui Kepala Dinas

Pasal 24

Operator wajib menyiapkan data dan informasi dengan sistem

komputerisasi sesuai Standar Operasi terkait dengan :

a. jumlah Armada sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam Kontrak;

b. jumlah dan Identitas Pengemudi dan Awak Kendaraan Umum;

c. jadwal rencana operasi armada dan penugasan harian Pengemudi

dan Awak Kendaraan Umum pada masing-masing rute trayek yang

ditetapkan dalam Kontrak/ Perjanjian Kerjasama;

d. jadwal rencana pemeliharaan/ perawatan armada;

e. data catatan pengaduan dan tindak lanjut perbaikan pelayanan;

f. data catatan kejadian kecelakaan dan pelanggaran Pengemudi

sesuai yang ditetapkan dalam Standar Operasi.

- 16 -

BAB V

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 25

Jenis pelanggaran terhadap Standar Pelayanan Minimal dikatagorikan

menjadi 3 (tiga) katagori yaitu :

1) Pelanggaran Ringan.

Perilaku indisipliner Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum,

Pengawas dan/atau Petugas Pencatat dengan sanksi Peringatan Lisan

sebanyak-banyaknya 3 kali sampai dengan Pemberian Surat Peringatan

Pertama (SP1);

2) Pelanggaran Sedang.

Perilaku Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum, Pengawas

dan/atau Petugas Pencatat melakukan kelalaian / kesalahan yang

menimbulkan sanksi pengurangan kilometer tempuh, dengan tanda

bukti pemberian Surat Peringatan Kedua (SP2) serta Surat Peringatan

Ketiga (SP3).

3) Pelanggaran Berat.

Perilaku Operator, Pengemudi, Awak Kendaraan Umum, Pengawas

dan/atau Petugas Pencatat melakukan kelalaian / kesalahan yang

mengakibatkan penumpang pada rute trayek yang telah ditetapkan,

dalam keadaan normal tidak dapat terlayani, dengan tanda bukti

pemberian Surat Pemberhentian dengan tidak hormat dan Surat

Pemutusan Hubungan Kerja.

- 17 -

BAB VI

PENUTUP

Pasal 26

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah

Kabupaten Badung.

Ditetapkan di Mangupura

pada tanggal 15 September 2011

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

Diundangkan di Mangupura

pada tanggal 15 September 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,

ttd.

KOMPYANG R. SWANDIKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2011 NOMOR 46

- 18 -

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN

UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA

DI KABUPATEN BADUNG

JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA

DI KABUPATEN BADUNG, JARAK (KM) DAN KEBUTUHAN KENDARAAN

Nomor

Kode

Trayek

Jarak

Km

Kebutuhan

Kendaraan

1 Mengwi-Mambal-Jagapati PP 31.80 6

2 Mengwi-Darmasaba-Mambal-Penarungan PP 22.37 5

3 Mengwi-Puspem- Dalung - Canggu PP 28.42 6

4 Mengwi-Blahkiuh-Sangeh PP 31.52 6

5 Munggu-Kerobokan-Sentral Parkir Kuta PP 30.68 6

6 Sentral Parkir-Pantai Kuta PP 10.00 50

7 GWK-Tanjung Benoa PP 33.80 8

8 Kelan-Kedonganan-Uluwatu PP 23.20 6

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 19 -

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN

UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA

DI KABUPATEN BADUNG

Peta Jaringan Trayek Angkutan Umum di Kabupaten Badung

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

a. Mengwi-Mambal-Jagapati

b. Mengwi-Darmasaba-Mambal-Penarungan

c. Mengwi-Puspem-Dalung-Canggu

d. Mengwi-Blahkiuh-Sangeh

e. Sentral Parkir Kuta-Kerobokan-Munggu

f. Sentral Parkir Kuta - Pantai Kuta

g. Jimbaran-GWK-Tanjung Benoa

h. Tuban-GWK-Uluwatu

- 20 -

LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL :15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM

TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI

KABUPATEN BADUNG

BERITA ACARA 01

JADWAL OPERASI TUNTAS DILAKSANAKAN

Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda

tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :

Trayek : ………………………………………………………

Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………

Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………

Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………

Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………

Jam Pemulangan : ………………………………………………………

Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………

Kilometer pada hari/tanggal pemulangan

Kilometer awal/ kosong (di Pool kend) : ……………………………………..

Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..

Kilometer saat pemulangan /halte akhir : ……………………………………..

Kilometer akhir/ kosong (di Pool kend) : ……………………………………..

Nama Pengemudi : ………………………………………

Nama Awak Kendaraan Umum : ………………………………………

Alasan pemulangan : Jadwal Operasi Tuntas Dilaksanakan

Mangupura, 20….

Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi

(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 21 -

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN

UMUM TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA

DI KABUPATEN BADUNG

BERITA ACARA 02

TENTANG PELANGGARAN SOP

Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda

tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :

Trayek : ………………………………………………………

Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………

Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………

Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………

Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………

Jam Pemulangan : ………………………………………………………

Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………

Kilometer pada hari/tanggal pemulangan

Kilometer awal/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..

Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..

Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..

Nama Pengemudi : ……………………………………..

Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..

Alasan pemulangan : Pelanggaran SOP

Jenis Pelanggaran : ………………………………………………………….

Kendaraan Pengganti Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………

Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………

Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………

Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………

Kilometer awal operasi : ……………………………………..

Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..

Kilometer akhir/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..

Nama Pengemudi : ……………………………………..

Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..

Mangupura, 20….

Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi

(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 22 -

LAMPIRAN V : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM

TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI

KABUPATEN BADUNG

BERITA ACARA 03

TENTANG PELANGGARAN SPM

Pada hari ini, ………………., tanggal …..bulan………. …. Tahun 20…, kami yang bertanda

tangan dibawah ini, telah menghentikan operasi kendaraan dengan penjelasan sebagai berikut :

Trayek : ………………………………………………………

Nomor Body kendaraan : ………………………………………………………

Nomor Polisi Kendaraan : ………………………………………………………

Jam Mulai Operasi : ………………………………………………………

Posisi BBM Awal Operasi : ………………………………………………………

Jam Pemulangan : ………………………………………………………

Posisi BBM Akhir Operasi : ………………………………………………………

Kilometer pada hari/tanggal pemulangan

Kilometer awal/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..

Kilometer awal operasi (halte awal) : ……………………………………..

Kilometer saat pemulangan : ……………………………………..

Kilometer akhir/ kosong (di pool kend) : ……………………………………..

Nama Pengemudi : ……………………………………..

Nama Awak Kendaraan Umum : ……………………………………..

Alasan pemulangan : Pelanggaran SPM

Jenis Pelanggaran : ………………………………………………………….

Mangupura, 20….

Pengawas Awak Kendaraan Umum Pengemudi

(……………………..) (……………………..) ( ……………………..)

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 23 -

LAMPIRAN VI : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM

TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI

KABUPATEN BADUNG

CONTOH PERHITUNGAN JADWAL (TIME TABLE) PERJALANAN KENDARAAN TRAYEK GWK –

TANJUNG BENOA PP

Rute : GWK – Tanjung Benoa PP

Jarak : 33,80 Km (PP)

Waktu perjalanan per roundtrip (PP) 100 menit

Kecepatan rata-rata : 20 Km/Jam

Headway Keberangkatan rata-rata = 15 menit

Lama singgah di Halte max : 60 detik

Waktu Operasi : 16 jam/hari (jam 05.00 s.d 21.00)

Bus ke Berangkat dari Tiba di Berangkat dari Datang di

Tanjung Benoa GWK GWK Tanjung Benoa

1 05.00 05.50

2 05.00 05.50

3 05.15 06.05

4 05.15 06.05

5 05.30 06.20

6 05.30 06.20

7 05.45 06.35

8 05.45 06.35

2 06.00 06.50

1 06.00 06.50

4 06.15 07.05

3 06.15 07.05

6 06.30 07.20

5 06.30 07.20

8 06.45 07.35

7 06.45 07.35

1 07.00 07.50

2 07.00 07.50

3 07.15 08.05

4 07.15 08.05

5 07.30 08.20

6 07.30 08.20

7 Dst..

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 24 -

LAMPIRAN VII : PERATURAN BUPATI BADUNG

NOMOR : 56 TAHUN 2011

TANGGAL : 15 SEPTEMBER 2011

TENTANG : STANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN UMUM

TRAYEK PENGUMPAN TRANS SARBAGITA DI

KABUPATEN BADUNG

CONTOH PERHITUNGAN JADWAL (TIME TABLE) PERJALANAN KENDARAAN

TRAYEK KEDONGANAN – ULUWATU PP Rute : Kedonganan - Uluwatu PP

Jarak : 23,20 Km (PP)

Waktu perjalalan per roundtrip (PP) 70 menit

Kecepatan rata-rata : 20 Km/Jam

Headway Keberangkatan rata-rata = 15 menit

Lama singgah di Halte max : 60 detik

Waktu Operasi : 16 jam/hari (jam 05.00 s.d 21.00)

Bus ke Berangkat dari Tiba di Berangkat dari Datang di

Kedonganan Uluwatu Uluwatu Kedonganan

1 05.00 05.35

2 05.00 05.35

3 05.15 05.50

4 05.15 05.50

5 05.30 06.05

6 05.30 06.05

2 05.45 06.20

1 05.45 06.20

4 06.00 06.35

3 06.00 06.35

6 06.15 06.50

5 06.15 06.50

1 06.30 07.05

2 06.30 07.05

3 06.45 07.20

4 06.45 07.20

5 07.00 07.35

6 07.00 07.35

2 07.15 07.50

1 07.15 07.50

4 07.30 08.05

3 07.30 08.05

6 Dst ..

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG