karakteristik, komposisi dan kuantitas tinja
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK, KOMPOSISI DAN KUANTITAS TINJASERTA
MEKANISME PENYEBARAN ZAT SECARA KIMIA DAN MIKROBIOLOGI DALAM TANAH
DEDDY MARDIANSYAH DEDI KURNIAWAN DINDA FUJI LESTARI KHOLISOTUL HIKMAH M. YUNUS PENITA RONI KURNIAWAN TYAS DWI ARUM KA VALENTINO VALDO VELISITAS EYEM
KELOMPOK
1
MATERIPENGERTIAN
KARAKTERISTIK TINJA
KOMPOSISI TINJA
KUANTITAS TINJA
MEKANISME PENYEBARAN ZAT DALAM TANAH
PENGERTIAN Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus digestifus). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya (Soeparman, 2002:11).
KARAKTERISTIK
Karakteristik kotoran manusia berdasarkan buangan yang dihasilkan sebagai akibat kegiatan biologis
Buangan yang berbentuk cair (air kemih atau air seni)
Buangan yang berbentuk padat (tinja atau feces)
KOMPOSISI TINJA TANPA AIR SENI
KOMPONEN KANDUNGAN (%)
Air 66-80
Bahan organik (dari berat kering) 88-97
Nitrogen (dari berat kering) 5.0-7.0
Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering) 3.0-5.4
Potasium (sebagai K2O) (dari berat kering)
1.0-2.5
Karbon (dari berat kering) 40-55
Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering) 4-5
Rasio C/N (dari berat kering) 5-10
Sumber: Gotaas (1956, hal 35)
Komponen Kandungan (%)
Air66-80
Bahan organik (dari berat kering) 88-97
Nitrogen (dari berat kering) 5,7-7,0
Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering)
3,5-5,4
Potasium (sebagai K2O) (dari berat kering)
1,0-2,5
Karbon (dari berat kering) 40-55
Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering)
4-5
C/N rasio (dari berat kering) 5-10
Sumber: (Soeparman, 2002)
KOMPOSISI AIR SENI
KOMPONEN KANDUNGAN (%)
Air 93-96
Bahan organik (dari berat kering) 65-85
Nitrogen (dari berat kering)15-19
Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering)
2.5-5
Potasium (sebagai K2O) (dari berat kering)
3.0-4.5
Karbon (dari berat kering) 11-17
Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering)
4.5-6Sumber: Gotaas (1956, hal 35)
Tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen terutama jika manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan Coliform bacteria yang dikenal sebagai Echerichia coli dan Fecal stretococci (enterococci) yang sering terdapat di saluran pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan berdarah panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram (Soeparman, 2002)
MIKROBA
Sebagian di antaranya merupakan mikroba patogen seperti, bakteri Salmonela Typhi (penyebab demam tifus), bakteri Vibrio Cholerae (penyebab kolera, hepatitis A, dan polio). Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk bakteri koil-tinja. Tifus mencapai 800 kasus/100.000 penduduk, tertinggi di seluruh Asia. Diare mencapai 300 kasus/1000 penduduk. Polio masih dijumpai di Indonesia walau di negara lain sudah sangat jarang.
MATERI ORGANIK
Sebagian merupakan sisa dan ampas
makanan yang tidak tercerna. Dapat
berbentuk karbohidrat, protein, enzim,
lemak, mikroba, dan sel-sel mati. Satu liter
tinja mengandung materi organik yang setara
dengan 200 – 300 mg BOD5.
Kandungan BOD yang tinggi
mengakibatkan air mengeluarkan bau tak
sedap dan berwarna hitam.
TELUR CACING Orang yang cacingan, akan mengeluarkan
tinja yang mengandung telur-telur cacing. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang
siap berkembang biak di perut orang lain.
NUTRIEN Umumnya merupakan senyawa nitrogen dan fosfor yang dibawa sisa-sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedang fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 mg dan fosfat sebesar 30 mgA.
KUANTITAS TINJA DAN AIR SENI
Tinja/Air Seni Gram/orang/hari
Berat Basah Berat Kering
Tinja
Air Seni
135-270
1000-1300
35-70
50-70
Jumlah 1135-1570 85-140
Sumber: Wagner & Lanoix (1958, hal 29)
MEKANISME PENYEBARAN ZAT DALAM TANAH
Air limbah yang mencemari tanah dalam perjalanannya akan mengalami peristiwa fisik mekanik, kimia, dan biologis.
Peristiwa fisik mekanik yang terjadi karena adanya distribusi larutan yang mengalir melalui pori-pori tanah yang tidak seragam, sehingga terjadi efek penahanan oleh zat-zat padat dan pengendapan partikel-partikel padat karena gaya berat.
Peristiwa kimia terjadi penyebaran molekuler yang dihasilkan dari potensi kimia,
Sedangkan proses biologis terjadi pada bahan pencemar organik yang diuraikan oleh bakteri pembusuk.
MEKANISME PENYEBARAN ZAT DALAM TANAH
Pada tanah kering gerakan bakteri horizontal ± 1 meter dan vertikal kebawah ± 3 meter. Pada tanah basah dengan kecepatan aliran tanah 1 – 3 meter perhari maka gerakan atau perjalanan bakteri bersama aliran air secara horizontal mencapai maksimum 11 meter dimana pada jarak 5 meter akan melebar maksimum 2 meter dan kemudian menyempit kembali sampai jarak 11 meter. Adapun gerakan kebawah tergantung dari kedalaman air limbah itu menembus kedalam tanah. Gerakan pencemar bahan kimia dalam tanah secara horizontal mengikuti aliran air akan melebar 9 meter pada jarak 25 meter dan menyempit lagi sampai jarak 95 meter.
LANJUTAN …
Bakteri akan berpindah secara horisontal dan vertikal ke bawah bersama air, air seni, atau air hujan yang meresap
Jarak perpindahan bakteri dengan cara ini bervariasi, tergantung pada berbagai faktor, diantaranya yang terpenting adalah porositas tanah.
Perpindahan horisontal melalui tanah dengan cara itu biasanya kurang dari 90 cm dan ke bawah kurang dari 3 m pada lubang yang terbuka terhadap air hujan, dan biasanya kurang dari 60 cm pada tanah berpori.
Gotaas meneliti pembuangan secara buatan limbah cair secara akuifer di Negara Bagian California, AS, menemukan bahwa bakteri dapat dipindahkan sampai jarak 30 m dari titik pembuangannya dalam waktu 33 jam. Selain itu terdapat penurunan cepat jumlah bakteri sepanjang jarak itu karena terjadi filtrasi yang selektif dan kematian bakteri. Mereka juga menemukan bahwa pencemaran kimiawi berjalan dua kali lebih cepat (Soeparman, 2002).
Peneliti lain yang meneliti pencemaran air tanah di Alaska mencatat bahwa bakteri dapat dilacak sampai jarak 15 m dari sumur tempat dimasukkannya bakteri yang dicoba.
Lebar jalan yang dilewati bakteri bervariasi, antara 45 dan 120 cm.
Kemudian, terjadi penurunan jumlah organisme, dan setelah satu tahun hanya lubang tempat dimasukkanya saja yang dinyatakan positif mengandung organisme.
Berbagai penelitian tersebut dapat menegaskan temuan para peneliti lain yang menyatakan bahwa kontaminasi dari sistem pembuangan tinja cenderung berjalan menurun ke bawah sampai mencapai permukaan air. Selanjutnya, organime bergerak bersama aliran air tanah menyilang jalan yang semakin lebar sampai batas tertentu sebelum hilang secara berangsur-angsur
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN PENYEBARAN ZAT DALAM TANAH
TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah menggambarkan ukuran partikel penyusun tanah yang sangat menentukan berapa banyak air yang dapat ditahan oleh tanah dan seberapa mudah partikel masuk melewati lapisan tanah. Misalnya tanah berpasir dan berkerikil akan mempercepat laju peresapan sedangkan lapisan tanah liat yang bersifat permiabilitas akan menahan/memperlambat laju resapan.
STRUKTUR DAN DISTRIBUSI
UKURAN PORI-PORI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN PENYEBARAN ZAT DALAM TANAH
Semakin besar ukuran pori akan menyebabkan makin cepat dan makin dalam meresapnya zat pencemar dalam tanah. Menurut Wagner & Lanoix (dalam Soeparman, 2002,) bahwa pola pencemaran tanah oleh bakteri secara horizontal dapat mencapai 11 meter dan vertikal dapat mencapai 2 meter. Sedangkan pencemaran bahan kimia secara horizontal dapat mencapai 95 meter dan secara vertikal dapat mencapai 9 meter.