buku sinopsis peristiwa penting pada mata kuliah …
TRANSCRIPT
1
BUKU SINOPSIS PERISTIWA PENTING PADA MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
PADA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU CALON DOSEN
Oleh:
Hairuddin Cikka NIP.198812302019031005
Peserta Latihan Dasar CPNS Angkatan VI (Enam) Tahun 2019
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO BEKERJASAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III
TAHUN 2019
2
MATERI I (PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAM)
Pengertian Sejarah secara Etimologis adalah berasal dari kata Arab
“Syajarah” yang berarti pohon kehidupan. Dalam bahasa asing lainnya,
peristilahan sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman), histoire
(Belanda) dan history (Inggris).
Menurut IbnU Khaldun, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-
peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu. Sedangkan
menurut Al-Maqrizi, sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang
pernah terjadi di dunia. Kata peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan
kebudayaan. Ada juga yang mengatakan peradaban berbeda dengan
kebudayaan. Didalam bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara
kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk peradaban dan Culture untuk
kebudayaan. Demikian pula dalam bahasa Arab dibedakan antara Tsaqafah
(kebudayaan), Hadharah (kemajuan) dan Tamaddun (peradaban). Peradaban
adalah semua bidang kehiidupan untuk keguanaan praktis. Sebaliknya
kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi
dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat,
misalnya musik, seni, agama, ilmu, filsafat dan lain-lain.
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai Rasul, Nabi Muhammad
membawa Islam pada hakikatnya terdapat ajaran-ajaran yang bukan hanya
mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi kehidupan manusia. Sejarah
peradaban Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan
dalam Islam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai
macam pengertian lain, diantaranya:
1. Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam, mulai dari periode Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang.
2. Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan, dan kesenian.
3. Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
3
MATERI II (SUMBER SEJARAH, TUJUAN, DAN GUNA MEMPELAJARI SEJARAH, SERTA PERIODISASI SEJARAH PERADABAN ISLAM)
Sumber Sejarah Peradaban Islam:
1. Al-Qur’anul-Karim Sumber ini tidak akan lapuk dan punah serta tidak akan hancur. Akan
tetapi sebaliknya, akan kekal abadi, sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Hijr(15), ayat 9:
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
2. Al-Hadits Yaitu segala laku perbuatan, perkataan serta taqrir (ketetapan) Nabi
Muhammad s.a.w 3. Ar-Riwayat
Yaitu segala laku perbuatan, perkataan yang dikeluarkan oleh para sahabat.
4. Syair/lirik yang bersifat keislaman dan Peninggalan-peninggalan Kuna Di antaranya ialah masjid, makam, manuskrip, monumen, mata uang,
relief, hikayat, babad, tambo dan lain sebagainya Tujuan Mempelajari Sejarah Peradaban Islam:
1. Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari kejadian tersebut.
2.Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan mempelajari Sejarah Peradaban Islam generasi muda akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh atau generasi terdahulu.
3. Agar kita dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu dikembangkan dan mana yang tidak perlu serta mengambil pelajaran yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
4. Agar kita mampu berpikir secara kronologis serta logis dan memiliki pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
Manfaat mempelajari Sejarah Peradaban Islam yaitu:
1. Kegunaan Edukatif. Banyak manusia yang belajar dari sejarah, belajar dari pengalaman yang
pernah dilakukan. 2. Kegunaan Inspratif Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan
pendengarnya. 3.Kegunaan Rekreatif
4
Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur.
Periodisasi Sejarah Peradaban Islam Yaitu:
Menurut Harun Nasution, dibagi menjadi tiga: periode klasik (650 – 1250
Masehi), pertengahan (1250 – 1800 M), dan modern (1800 – sekarang). Periode
klasik dibagi lagi menjadi masa kemajuan Islam 1 (650-1000 M) dan masa
Disintegrasi (1000-1250 M).
MATERI III (BANGSA ARAB SEBELUM ISLAM)
Arabia pra-Islam merujuk pada keadaan jazirah Arabia sebelum
tersebarnya Islam pada tahun 630-an. Jazirah ini dihuni oleh bangsa Arab, salah
satu dari rumpun bangsa Semit. Sebagian bangsa Arab masa itu telah hidup
menetap, sementara sebagian lagi hidup sebagai badui yang nomaden.
Informasi perihal peradaban mereka tidak terlalu banyak, terbatas pada bukti-
bukti arkeologis, berbagai catatan bangsa lain tentang Arabia, kisah dalam kitab-
kitab suci agama Samawi, serta syair-syair Arab klasik yang dicatat oleh para
sejarawan Muslim pada masa sesudahnya.
Jazirah Arab secara umum beriklim amat panas, kering, sedikit hujan, dan
sungai yang hanya terdapat di bagian selatan. Ikatan kesukuan sangat kuat
dalam kehidupan bangsa Arab pada masa pra-Islam, dan sering terjadi konflik
antar kabilah, yang mengakibatkan permusuhan dan peperangan yang
berlangsung lama. Untuk penghidupan mereka, umumnya adalah berdagang,
beternak, atau bercocok tanam. Perdagangan dilakukan oleh kafilah-kafilah
dagang hingga ke wilayah Syam, Yaman, Irak, dan Persia.
Perpindahan manusia dari Afrika menuju wilayah timur jazirah Arab
diperkirakan telah terjadi setidaknya sejak 60.000 tahun yang lalu. Bukti arkeologi
berupa peralatan batu yang ditemukan di Jabal Faya, Sharjah, Uni Emirat Arab,
menunjukkan kemiripan dengan peninggalan dari Zaman Batu Pertengahan di
Afrika timur laut. Perpindahan diperkirakan terjadi ketika rendahnya permukaan
laut dan tingginya curah hujan pada Periode Glasial Terakhir.
Bangsa Arab pada masa pra-Islam memiliki kepercayaan yang beragam,
namun sebagian besar adalah penyembah berhala. Pemeluk agama Kristen
(Nashara) terdapat di Hirah, Ghassan, serta Najran; pemeluk agama Yahudi
5
terdapat di Taima, Wadil-Qura, Fadak, Khaibar, dan Yatsrib; dan pemeluk agama
Zoroaster (Majusi) terdapat di bagian timur jazirah akibat pengaruh Persia.
Sebagian kabilah ada pula yang menyembah benda alam, binatang, atau jin
(Shabiin), dan ada pula sekelompok kecil yang menjalankan monoteisme Ibrahim
(Din al-Hanafiyah).
MATERI IV (PERJUANGAN RASULULLAH SAW ADA PERIODE MEKAH) Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan
hokum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi
Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengangkatan Muhammad
sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun
sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu
beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo
meter sebelah utara kota Mekah.
Keyakinan Nabi Muhammad saw mengenai pengutusannya sebagai rasul
Allah menguat ketika beliau bertemu Waraqah saat hendak mengelilingi Ka’bah
Waraqah meyakinkannya, “Demi Dia yang memegang hidupku, engkau adalah
Nabi atas umat ini. Engkau telah menerima namuz besar seperti yang telah
diberikan pada Musa as. Engkau pasti akan didustakan, disiksa, diusir, dan
diperangi. Kalau sampai waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela
yang di pihak Allah.” Maka dimulailah proses panjang dakwah Rasulullah saw
menyeru bangsa Arab pada Islam. Dari 23 tahun masa kerasulan Nabi
Muhammad saw, 13 tahun diantaranya beliau habiskan di kota kelahiran beliau,
Makkah. Sedangkan selama 10 tahun sisanya, beliau berdakwah di Madinah al-
Munawwaroh.
Menurut sejarawan Muslim Arab, Ibn Ishaaq (wafat antara 150-159
H/761-770 M), selama tiga tahun pertama Rasulullah saw berdakwah secara
sembunyi-sembunyi. Beliau menyeru orang-orang yang beliau yakini dapat
merahasiakan pesan yang dibawanya. Di antara mereka yang masuk Islam pada
periode ini adalah Khadijah, Waraqah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakr, Zaid bin
Haritsah, Sa’ad bin Abi Waqas, Utsman bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abd al-
6
Rahman bin ‘Auf, Abdullah bin Mas’ud, dan beberapa orang budak (termasuk
Bilal bin Rabah).
Syeikh Tawfique Chowdhury menjelaskan dalam Mercy to the World,
Seerah: Makkan Period, pendapat populer yang menyebut bahwa mayoritas
pemeluk Islam pada periode ini berasal dari kalangan budak dan fakir miskin
tidaklah benar. “Dari 67 Muslim pertama, hanya 13 diantaranya yang berasal dari
golongan miskin, non-Arab, dan budak yang dibebaskan,” ujarnya.
Setelah tiga tahun, melalui sebuah wahyu, Allah memerintahkan
Rasulullah saw untuk menyampaikan dakwah secara terbuka. Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (QS. Asy-Syu’araa’: 214).
Rasulullah saw lalu mengumpulkan 30 orang kerabatnya di rumah beliau dan
menyeru mereka pada Islam.
Di sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah berdiri di atas sebuah bukit
kecil bernama Safa dan mengumpulkan orang-orang Quraisy di Makkah. Setelah
mereka berkumpul, dari atas bukit yang terletak berdekatan dengan lokasi
Ka’bah itu, Rasulullah berkata, “Jika aku mengatakan kepada kalian bahwa
sejumlah besar tentara sedang bersembunyi di balik gunung itu dan siap untuk
menyerang kalian, apakah kalian akan percaya?” Mereka menjawab, “Tentu saja,
karena kami mempercayaimu. Kami tahu engkau selalu mengatakan yang
benar.”
Lalu Rasulullah saw berkata, “Tuhan telah memerintahku untuk
mengingatkan kalian, orang-orangku, bahwa kalian harus menyembah satu
Tuhan. Jika kalian tidak melakukannya, kalian akan mengundang amarah-Nya.
Dan aku tidak akan mampu berbuat apapun untuk menolongku, meskipun kalian
adalah orang-orang dari kaumku sendiri.”
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut:
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
2. Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.
7
MATERI V (PERJUANGAN RASULULLAH SAW PADA PERIODE MADINAH)
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui oleh umat
Islam. Pertama hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan
dimurkai Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang
disuruh Allah SWT dan diridai-Nya.
Arti kedua hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam),
karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman, dan
kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.
Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar
memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Arti
kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat Islam,
yakni berhijrah dari Mekah ke Yastrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun
pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.
Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri
kafir) ke Yastrib (negeri Islam) adalah: Menyelamatkan diri dan umat Islam dari
tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafri Quraisy. Bahkan pada waktu
Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di Mekah untuk berhijrah ke Yastrib
(Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum Quraisy dengan maksud
untuk membunuhnya.
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh
tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai
dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah, selain
ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan Hadis periode Mekah,
juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah dan hadis periode
Madinah. Adapaun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran Islam
tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun
suatu negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah terjadi
beberapa peperangan dan peristiwa penting yaitu:
1. Perang Badar 2. Perang Uhud
3. Perang Khandaq
4. Perjanjian Hudaibiyah
5. Perang Hunain
8
Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam
seperti tersebut adalah:
1. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barata daya Madinah. Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang
berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
3. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam
Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.
4. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yang Islami demi Terwujudnya Masyarakat Madani
Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan juga bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya berumber pada Al-Qur’an dan Hadis.
MATERI VI (ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN)
Secara bahasa, Khulafaur Rasyidin berasal dari kata Khulafa dan Ar-
Rasyidin. Kata Khulafa’ merupakan jamak dari kata Khalifah yang berarti
pengganti. Sedangkan Ar-Rasyidin artinya mendapat petunjuk. Arti bebasnya
adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau pemimpin yang
selalu mendapat petunjuk dari Allah SWT. Para Khulafaur Rasyidin merupakan
sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu :
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq.
2. Umar bin Khattab.
3. Usman bin Affan.
4. Ali bin Abi Thalib.
- Masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar Ash Shiddiq lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum
hijrah. Dia merupakan khalifah pertama dari Al-Khulafa’ur Rasyidin, sahabat Nabi
Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang
pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama lengkapnya adalah
Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.
9
Kemajuan yang diraih dimasa Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua
tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk
menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan
oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan
Madinah.
1. Perbaikan sosial (masyarakat). 2. Perluasan dan pengembangan wilayah Islam. 3. Pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an. 4. Meningkatkan kesejahteraan umat.
- Masa khalifah Khalifah Umar bin Khatthab
Umar bin Khatthab (583-644) memiliki nama lengkap Umar bin Khathab
bin Nufail bin Abd Al-Uzza bin Ribaah bin Abdillah bin Qart bin razail bin ‘Adi bin
Ka’ab bin Lu’ay, adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Umar bin khattab lahir di Mekkah pada tahun 583 M, dua belas tahun
lebih muda dari Rasulullah Umar juga termasuk kelurga dari keturunan Bani
Suku Ady (Bani Ady). Masa kekhalifahan Umar bin Khatthab itu sepuluh tahun
enam bulan, yaitu dari tahun 13 H/634 M sampai dengan tahun 23 H/644 M, dan
wafat karena dibunuh diusia 63 tahun. Tragedi itu merupakan pembunuhan
politik yang pertama didalam sejarah Islam.
Kemajuan pada masa khalifah Umar Bin Khattab yaitu Selama
pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid
dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih
Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi
(Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun
keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak
pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran
Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu pasukan Islam mengalahkan
pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di
Asia Kecil bagian selatan.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Secara garis besar seperti berikut ini :
1. Peletak dasar-dasar administrasi Negara atau pemerintahan Islam. 2. Industry dan pertanian mengalami kemajuan yg pesat. 3. Kemajuan dalam bidang keilmuan umat islam.
10
4. Ekspansi ke luar daerah islam besar-besaran. 5. Mengadakan baitul maal.
-- Masa khalifah Usman bin Affan Usman ibn ‘Affan ibn Abdillah ibn Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn Abdi
mannaf ibn Qushayi lahir pada tahun 576 M di Thaif. Ibunya adalah Urwah,
putrinya Ummu hakim al-Baidha, putri Abdul muttalib, nenek nabi SAW. Ayahnya
‘Affan adalah seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah.
Usman ibn ‘Affan menikah dengan dua orang putri Rosulullah SAW, yaitu
Roqayyah dan Ummu kulsum, sehingga ia mendapat julukan Dzu al-Nurain.
Kemajuan yang diraih dimasa Usman bin Affan yaitu
1. Pembukuan Al-Quran pada akhir 24 H. 2. Penyatuan Qiraat Quraisy. 3. Ekspansi wilayah Islam. 4. Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
- Masa khalifah Ali bin Abi Thalib
Khalifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah
seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan.
perumus kebijakan dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan
yang gagah berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan
pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang
dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan orang
kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit
pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki
jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia
yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka.
Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk
dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai
kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara orang-orang Islam
sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
11
Kemajuan yang diraih dimasa Ali yaitu Sepeninggal Usman bin Affan
dalam kondisi kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi
khalifah. Akan tetapi muawiyah menolak usulan tersebut, karena keluarga besar
khalifah usman bin affan (muawiyah bin abi sofyan) menuntut pembunuh khalifah
usman bin affan ditangkap terlebih dahulu. Sedangkan pihak ali berpendapat
bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, setelah
itu barulah pembunuh khalifah Usman bin affan dicari bersama-sama. Perbedaan
pendapat tersebut menjadi awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu.
Akhirnya Ali bin abi thalib tetap diangkat sebagai khalifah. Prestasi-prestasi
khalifah ali bin abi thalib adalah sebagai berikut:
1. Memajukan dalam bidang ilmu bahasa 2. Membenahi keuangan negara (baitul mal) 3. Mengganti pejabat yang kurang konsisten 4. Bidang pembangunan
Adapun masa pemerintahan khulafa al rasyidun adalah sebagai berikut:
No Nama Mulai Berakhir Lama Umur
1. Abu Bakar 11H/632M 13H/634M 2 Th 3 Bln 63 Tahun
2. Umar 13H/634M 23H/644M 10 Th 6 Bln 63 Tahun
3. Usman 23H/644M 35H/656M 12 Th 82 Tahun
4. Ali 35H/656M 40H/661M 4 Th 9 Bln 63 ahun
MATERI VII (DAULAH BANI UMAYAH)
Daulah Umayyah adalah negara Islam yang memiliki sejarah besar dan
pengaruh yang luas dalam penyebaran agama Islam. Daulah ini berhasil
mempersatukan wilayah dari Cina hingga Prancis bagian Selatan di bawah satu
naungan kekhalifahan Islam, Kekhalifahan Bani Umayyah. Munculnya daulah
umayyah yaitu Kekhalifahan Bani Umayyah didirikan pada tahun 41 H dengan
penyerahan kekuasaan oleh cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-
Hasan bin Ali, kepada Muawiyah bin Abu Sufyan. Al-Hasan radhiallahu ‘anhu
melakukan hal itu untuk menjaga persatuan dan terjaganya darah kaum muslimin
setelah sebelumnya terjadi perpecahan.
Periode keemasan Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua fase, antara
tahun 41–64 H dan 86–125 H. Begitu pula masa kemundurannya terbagi menjadi
dua fase, antara tahun 64–86 H (tidak sampai menyebabkan kekhalifahan runtuh)
dan 125–132 H ditandai dengan runtuhnya kekhalifahan. Kronologi Bani
Ummayyah yaitu
1. 661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah. 2. 670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul. 3. 677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
12
4. 680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan Husain.
5. 685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
6. 700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara. 7. 711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana. 8. 713 M- Penaklukan Multan. 9. 716 M- Serangan ke Konstantinopel. 10.717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran
dijalankan. 11.725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Prancis. 12.749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara
Abbasiyyah. 13.750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan
Bani Ummaiyyah. 14.756 M- Abdurrahman Ad-Dakhil menjadi khalifah Muslim di
Kordoba.Memisahkan diri dari Abbasiyyah.
Kekhalifahan Utama di Damaskus yaitu
1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M 2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M 3. Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M 4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M 5. Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani
Umayyah). 6. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M 7. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M 8. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M 9. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
10. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M 11. Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M 12. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M 13. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M 14. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M 15. Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H /
744-750 M.
Keamiran di Kordoba yaitu
1. Abdur-rahman I, 756-788 2. Hisyam I, 788-796 3. Al-Hakam I, 796-822 4. Abdur-rahman II, 822-888 5. Abdullah bin Muhammad, 888-912 6. Abdur-rahman III, 912-929
Kekhalifahan di Kordoba yaitu
13
1. Abdur-rahman III, 929-961 2. Al-Hakam II, 961-976 3. Hisyam II, 976-1008 4. Muhammad II, 1008-1009 5. Sulaiman, 1009-1010 6. Hisyam II, 1010-1012 7. Sulaiman, dikembalikan, 1012-1017 8. Abdur-rahman IV, 1021-1022 9. Abdur-rahman V, 1022-1023 10.Muhammad III, 1023-1024 11.Hisyam III, 1027-1031
Kemajuan pada masa Daulah Umayyah
1. Seni budaya/sastra meningkat pada masa Bani Umayyah terutama seni
bahasa, seni suara, seni rupa dan seni bangunan (arsitektur). Sementara seni tari tidak dimasukkan dalam kategori seni budaya, sekalipun tari-tarian berkembang luas khususnya dalam istana-istana dan gedung-gedung orang kaya.
2. Ilmu pengetahuan pada masa Daulah Bani Umayyah terbagi menjadi dua yaitu:
3. Al-Adaabul Hadisah (ilmu-ilmu baru), yang terpecah menjadi dua bagian: - Al-Ulumul Islamiyah - Al-Ulumud Dakhiliyah
4. Al-Adaabul Qadimah (ilmu-ilmu lama), yaitu ilmu-ilmu yang telah ada di zaman Jahiliah
3. Perkembangan ekonomi bani umayyah ditandai dengan penggunaan mata uang dinar, dirham dan perunggu.
4. Administrasi pemerintahan pada masa Bani Umayyah meliputi; jabatan khalifah (kepala negara) yang memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan jabatan-jabatan dan jalannya pemerintahan, wizarah (kementerian) yang bertugas membantu atau mewakili khalifah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, kitabah (kesekretariatan), dan hijabah (pengawalan pribadi).
MATERI VIII (DAULAH BANI ABBAS)
Dinasti Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad (750-1258) secara
umum dibagi atas empat periode. Keempat periode tersebut adalah Periode Awal
(750-847), Periode Lanjutan (847-945), Periode Buwaihi (945-1055), dan Periode
Seljuk (1055-1258). Selama lima abad pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah ini,
tercatat sejumlah nama khalifah yang berhasil menegakkan sistem pemerintahan
Islam dengan adil dan makmur. Mereka itu adalah Abu al-Abbas Abdullah bin
Muhammad as-Saffah (721-754). Ia adalah pendiri Dinasti Abbasiyah dan
menjadi khalifah pertama.
14
Berikutnya dipimpin oleh penerusnya, seperti khalifah Abu Ja'far al-
Manshur (750-775), Al-Mahdi (775-785), Musa al-Hadi (785-786), Harun ar-
Rasyid (786-809), Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim (833-
842), Al-Mutawakkil (847-861), Al-Muntasir (861-862), Al-Musta'in (862-866), dan
Al-Mu'tazz (866-869). Kemudian, dilanjutkan oleh Al-Muhtadi (869-870), Al-
Mu'tamid (870-892), Al-Mu'tadid (892-902), Al-Muktafi (902-908), Al-Muqtadir
(908-932), Al-Qahir (932-934), Ar-Radi (934-940), Al-Muttaqi (940-944), Al-
Mustakfi (944-946), Al-Muti (946-974), At-Ta'i (974-991), dan Al-Qadir (991-
1031).
Selanjutnya, Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Al-Qa'im (1031-1075), Al-
Muqtadi (1075-1094), Al-Mustazhir (1094-1118), Al-Mustarsyid (1118-1135), Ar-
Rasyid (1135-1136), Al-Muqtafi (1136-1160), Al-Mustanjid (1160-1170), Al-
Mustadi (1170-1180), An-Nasir (1180-1225), Az-Zahir (1225-1226), Al-Mustansir
(1226-1242), dan terakhir Al-Musta'sim (1242-1258).
Keberhasilah Dinasti Abbasiyah yaitu
a. Ilmu Kedokteran Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini
terbukti dengan adannya sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran.
b. Ilmu tafsir Pada masa ini muncul dua alirang yaitu ilmu tafsir Al-matsur dan Tafsir Bir
ra’yi, aliran yang pertama lebih menekan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadist dan pendapat tokoh-tokoh sahabat. c. Ilmu Hadist Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M) dari
Bani Umayyah sudah mulai usaha untuk mengumpulkan dan membukukan Hadist.
d. Ilmu Kalam Bukanlah hal yang berlebihan jika dikatakan pada masa Bani Abbasaiyah
merupakan dasar-dasar Ilmu Fiqh. e. Ilmu Tashawuf Dalam bidang ilmu Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang terkenal
pada masa pemerintahn Daulah Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah Bani Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai sekarang yaitu buku Ihya’ Al-Din, yang terdiri dari lima jilid.
f. Ilmu Matematika Terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkan karya
dibidang matematika. g. Ilmu Farmasi Diantara ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar,
karyanya yang terkenal adalah Al-Mughni (berisi tentang obat-obatan),
15
jami’ al-mufradat al-adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan bergizi).
Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan daulah
Abbasyiah, yaitu
1. Faktor Internal:
a. Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
b. Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
c. Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
d. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
e. Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama. f. Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
2. Faktor Eksternal
a. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.
b. Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad.
c. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menanndai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncul: Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan Kerajaan Mughal di India.
MATERI IX (DAULAH FATIMIYAH DI MESIR)
Dinasti Fathimiyah berdiri pada tahun 297 H/910 M, dan berakhir pada
567 H/1171 M yang pada awalnya hanya merupakan sebuah gerakan
keagamaan yang berkedudukan di Afrika Utara, dan kemudian berpindah ke
Mesir. Dinasti ini dinisbatkan kepada Fatimah Zahra putri Nabi Muhammad SAW
dan sekaligus istri Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu. Dan juga dinasti ini
mengklaim dirinya sebagai keturunan garis lurus dari pasangan Ali bin Abi Thalib
dengan Fatimah Zahra binti Rasulullah SAW. Namun masalah nasab keturunan
Fathimiyah ini masih dan terus menjadi perdebatan antara para sejarawan. Dari
dulu hingga sekarang belum ada kata kesepakatan diantara para sejarawan
mengenai nasab keturunan ini, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1. Pergolakan politik dan madzhab yang sangat kuat sejak wafatnya Rasulullah SAW.
2. Ketidakberanian dan keengganan keturunan Fatimiyah ini untuk mengiklankan nasab
16
Ada tiga hal yang dapat disoroti mengenai perkembangan dan kemajuan
yang dicapai pada masa Dinasti Fatimiyah berkuasa yakni :
1. Kemajuan Administrasi Pemerintahan
2. Perkembangan ilmu pengetahuan
Dinasti Fatimiyah memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan.
Fatimiyah membangun masjid Al Azhar yang akhirnya di dalamnya terdapat
kegiatan-kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan sehingga berdirilah
Universitas Al Azhar yang nantinya menjadi salah satu perguruan Islam tertua
yang dibanggakan oleh ulama Sunni.
Beberapa ulama yang muncul pada saat itu adalah sebagai berikut:
a. Muhammad al Tamimi (ahli Fisika dan Kedokteran) b. Al Kindi (ahli sejarah dan filsafat) c. Al nu’man (ahli hukum dan menjabat sebagai hakim) d. Ali bin Yunus (ahli Astronomi) e. Ali Al Hasan bin al Khaitami (ahli Fisika dan Optik)
Untuk mengetahui sekilas tentang dinasti Fatimiyah, berikut adalah para
khalifah dinasti Fatimiyah:
1. Khalifah Ubaidilah Al-Mahdi (909-934), pendiri Dinasti Fatimiyah. 2. Abdul al-Qasim Muhammad al-Qa'im bi Amr Allah bin al-Mahdi Ubaidillah
(934-946). 3. Isma'il al-Mansur bi-llah (946-952). 4. Abu Tamim Ma'add al-Mu'iz li-Din Allah (952 M - 975) M. Mesir
ditaklukkan semasa pemerintahannya. 5. Abu Mansur Nizar al-'Aziz bi-llah (975 M - 996 M). 6. Abu 'Ali al-Mansur al-Hakim bi-Amr Allah (996M - 1021 M). 7. Abu'l-Hasan 'Ali al-Zahir li-I'zaz Din Allah (1021 M - 1036 M). 8. Abu Tamim Ma'add al-Mustanshir bi-llah (1036 M - 1094 M). 9. Al-Musta'li bi-Allah (1094 M-1101 M). Pertikaian atas suksesinya
menimbulkan perpecahan Nizari. 10. Al-Amir bi Ahkam Allah (1101 M - 1130 M). Penguasa Fatimiyah di Mesir
setelah tak diakui sebagai Imam oleh tokoh Ismailiyah Mustaali Taiyabi. 11. Abd al-Majid (1130 M - 1149 M). 13. Al-Wafir (1149 M - 1154 M). 14. Al-Fa'iz (1154 M - 1160 M). 15. Al-'Adid (1160 M - 1171 M). Setelah jatuhnya Al-`Adid, kekuasaan Dinasti
Fatimiyah selama 200 tahun lebih berakhir
Kemunduran dinasti Fatimiyah dimulai dari masa pemerintahan al-Hakim
((996-1021) yang membuat kebijakan kontroversial dalam bidang agama dan
terus merosot pasca pemerintahan al-Zhahir ((1021-1035) dan musnah pada
masa al-Adid (1160 M - 1171 M), kemunduran itu karena faktor eksternal berupa
17
rongrongan dari penguasa luar dan rongrongan internal, perilaku al-Hakim yang
kontroversi, khalifah yang masih belia, dan ajaran Syi’ah Ismailiyah yang belum
sepenuhnya diterima masyarakat Mesir yang ditandai dengan kembalinya
masyarakat Mesir ke ajaran sunnah bersamaan ketika Shalahuddin al-Ayyubi
bersama pasukannya mengendalikan Mesir setelah mengalahkan pasukan salib.
Kemunduran dinasti Fatimiyah dikarenakan tidak efektifnya kekuasaan
pemerintah dikarenakan pra khalifah hanya sebagai raja boneka sebab roda
pemerintah didominasi oleh kebijakan para wazir sementara khalifah hanya hidup
menikmati kekuasaannya didalam istana yang megah.
MATERI X (PERANG SALIB DAN INTERAKSI TIMUR DAN BARAT)
Interaksi antara Timur (Islam) dan Barat (Kristen ) terus–menerus
meningkat selama abad XI. Dalam hal ini adalah adanya Perang Salib.
Semangat para umat Kristen tampak sangat menonjol. Antara lain saat para
biarawan Cluny membawakan koor yang indah dari gereja, banyak jemaat yang
datang ke Cluny. Begitulah semangat orang Barat. Disamping itu orang-orang
Turki menduduki Dataran Tinggi Persia dan kemudian menjarah Lembah Eufrat-
Tigris yang subur, Pada tahun 1055 orang Turki berhasil menduduki Baghdad.
Lembah Eufrat – Tigris pada zaman sumeria menjadi lembah yang subur dan
mempunyai system irigasi yang teratur. Namun, dibawah orang Turki menjadi
terbengkalai dan tidak terurus. Hal ini karena orang Turki Seljuk tak memiliki
pengetahuan yang pengelolaan tanah dan tidak adanya keinginan mempelajari
kebudayaan suku yang mereka taklukkan.
Pada tahun 1071 orang Turki berhasil mengalahkan Kaisar Byzantium,
Romanus, dalam pertempuran Manzikert. Adapun di tahun 1075, Syria, Palestia,
dan Yerusalem jatuh ke tangan orang penyembah berhala dan akirnya orang
Seljuk berhasil menjatuhkanya. Kehancuran Byzantium kian mendekat, kaisar
Konstatinopel, Alexus I, segera meminta bantuan pada Paus Urbanus II. Melalui
sebuah pertemuan akbar di Clermont, Prancis selatan ( 1095 ), Paus
menyerukan himbauan membakar perasaan umat Kristen. Setelah membakar
emosi pendengarnya, kemudian Paus menggedor patriotisme dan sentiment
keagamaan mereka.
Perang Salib (1096-1099) cukup membawa hasil merebut tanah Palestina,
dan menegakkan 4 negeri Kristen, yaitu Yerussalem, Antioch, Edessa, dan
18
Tripoli. Pada tahun 1144 Edessa dikuasai kembali orang Turki, sehingga orang
Kristen tak bertahan lagi. Dalam hal ini bukanya melemahkan umat Kristen, tetapi
malah meningkatkan semangat umat Kristen. Perang Salib II (1147-1149) yang
di peopori oleh Raja Jerman, Conrad III, dan Louis VII juga mengalami kegagalan
karena pengorganisasian kekuatan militer yang buruk. Kegagalan perang diatas
membangkitkan protes. Kemudian Kaisar Frederick Barbarossa, Raja Philip
Augustus dan Raja Richard I menggempur Palestina. Namun karena ke 3 Raja
tersebut saling iri hati, akirnya gagal juga
1. Masyarakat Pengikut Perang Salib
Pengikut Perang Salib diorganisasikan sesuai dengan pola feodalisme di
Eropa Barat. Pimpinan kerajaan terdapat seorang raja feodal.
2. Perlebih-lebihan Makna Perang Salib
Sampai pertengahan abad XIX, pengetahuan mengenai Abad pertengahan
relatif miskin. Banyak yang memandang dalam periode ini tak ada peristiwa yang
penting melainkan Perang Salib itu sendiri. Berkembangnya suatu keyakinan
bahwa perang Salib mengakiri ketidakprogresifan masyarakat Zaman
Pertengahan, dan mendorong kebangkitan perdagangan industri.
3. Genghis Khan
Selama abad III SM orang-orang Mongol sering melakuka penjarahan di
daerah Cina utara. Itulah yang menyebabkan Kaisar Cina membangun Tembok
Cina guna menahan serangan Bangsa Mongol.
4. Tamerlane (Timur Leng)
Tamerlane adalah keturunan Gengis Khan. Ia sangat berambisius untuk
menjadi seorang penguasa. Langkah awal yang ia lakukan adalah menaklukkan
Turkestan dan Khorasan dan menaklukkkan Persia. Di kabarkan juga pasukanya
membunuh 70.000 pasukan lawan dan menyusun kepala hingga menyerupai
menara.
5. Kebudayaan Mongol
Orang Mongol/Tartar merupakan pembawa bencana yang lebih besar
daripada orang Hun. Meskipun itu, mereka dapat menyerap kebudayaan dari
Timur dengan baik. Pada tahun 1215 mereka menegakan kekuasaan di
Cambulac dan disanalah Kublai Khan memerintah (1259-1294).
6. Orang-orang Mongol dan Agama Kristen
19
Eropa cukup emas dengan kemungkinan terjadinya serbuan peperangan
orang Mongol. Paus Innocentius IV, ketika timbul ancaman dari orang Mongol
semakin dekat, memunculkan suatu gagasan untuk menjadikan orang Mongol
menjadi pemeluk Kristen. Selama Dinasti Tang, pengaruh agam Kristen secara
bertahap masuk ke Cina melalui rute perdagangan. Di cina banyak cerita
mengenai Pangeran Kristen yaitu Prester John. Dengan cerita demikian
diharapkan orang Mongol dapat masuk Kristen dengan baik.
7. Marco Polo
Karena terpengaruh kebudayaan Cina, orang Mongol tampak mulai tertarik
dengan kehadiran seniman, pedagang, dan penulis. Ada padagang italia yang
terkenal yaitu, Niccolo dan Maffeo Polo.
8. Buku Marco Polo
Marco Poo dipenjara oleh orang Genoa saat terjadi perang antara Genoa
dan Venesia. Dan didalam penjara itu ia menulis buku perjalanannya yang
berjudul The Book of Ser Marco Polo.
9. Kemuduran Byzantium
Perang Salib ke 4 (1202-1204) benar-benar member pukulan serius bagi
Byzantium. Para pasukan yang dikumpulkan di Venesia hendak diangkut ke
kapal memiliki hutang yang cukup tinggi. Pasalnya mereka memiliki tujuan bukan
membela agama melainkan demi keuntungan finansial.
10. Nasib Kebudayaan Arab
Kebudayaan Arab merupakan kesinambungan kebudayaan Yunani-
Romawi. Sebelum tahun 1000, peradaban Arab lebih maju daripada Eropa
Kristen. Hal ini terancam suku Nomad. Setelah tahun 1200 terjadi kemunduran
peradaban Persia, Mesopotamia, dan Syria.
Selama rute perdagangan antara Asia Timur dan Eropa masih terjaga.
Orang Arab masih memonopoli perdagangan sutra, rempah, dan perhiasan.
Ketika Vasco da Gama (Portugis) membuka jalur perdagangan laut melalui
Tanjung Harapan, bergeserlah kepemimpinan suku Semit.
MATERI XI (DAULAH ISLAM DI ANDALUSIA)
Granada adalah benteng terakhir umat Islam di Andalusia. Dengan
runtuhnya Granada berakhir pula masa kekuasaan Islam di daratan Siberia itu.
Delapan abad bukanlah waktu yang singkat. Kekuasaan Islam di Andalusia
adalah kekuasaan terlama dalam sejarah negara dan kerajaan Islam.
20
Islam masuk ke Andalusia tahun 92 H. Saat itu Andalusia dikuasai oleh
orang-orang Goth (Gothic). Dipimpin oleh Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad,
kaum muslimin yang berada di Afrika Utara memasuki benua biru tersebut. Sejak
awal masuk dan menguasai Andalusia, umat Islam langsung membangun
pondasi-pondasi peradaban. Hingga Andalusia menjadi Menara ilmu dan agama
di jantung Eropa. Untuk memudahkan kita mengetahui sejarah panjang umat
Islam di Andalusia, berikut ini kami sajikan periodesasi kekuasaan umat Islam di
daratan Iberia itu.
Periode Pertama, Periode al-Wulat (Para Gubernur) 92-138 H. Periode ini
ditandai dengan beberapa peristiwa penting. Di antaranya:
Pertama: Merebaknya Isu Rasisme Kedua: Tersebarnya pemikiran Khawarij. Ketiga: Habis Energi Untuk Perancis
Periode Kedua, Periode Daulah Umayyah II (138 – 238 H)
Di masa ini terdapat beberapa peristiwa penting. Di antaranya:
Pertama: Pemberontakan yang terjadi berulang kali. Kedua:Serangan Dari Abbasiyah. Ketiga: Serangan Kerajaan Eropa Keempat: Masa Kejayaan Kelima: Pembangunan Yang Pesat Keenam: Muncul seruan pemberontakan terhadap Daulah Umayyah II.
Periode Ketiga, Kemunduran Tahap Pertama (238-300 H) Di antara
peristiwa penting di masa ini adalah:
Pertama: Terjadi Disintegrasi Kedua: Muncul Kembali Isu Ras. Ketiga: Muncul Pemberontakan dari Keturunan Arab
Periode Keempat, Kembali Masa Kejayaan (300-368 H)
Periode keempat ini Daulah Umayyah II memperpanjang nafas kejayaan mereka. Namun tak berjalan lama, hanya enam puluh delapan tahun saja. Hanya dua raja yang berkuasa di masa ini, Abdurrahaman an-Nashir dan putranya, al-Hakam al-Mustanshir. Abdurrahman an-Nashir berhasil mengembalikan kejayaan Islam di Andalusia setelah kelesuan yang terjadi sebelumnya. Ia juga menjalin kembali persatuan yang sebelum terkoyak. Karena kekuatan yang besar dan legalitas yang kuat, Abdurrahman an-Nashir sampai disebut sebagai seorang khalifah. Ia berhasil memperluas wilayah, memajukan kerajaan, dan menyebarkan ilmu.
Periode Kelima, Masa al-Hajib al-Manshur (368-399 H)
21
Masa ini adalah periode terbaik yang belum pernah dicapai di masa-masa sebelumnya. Pada masa ini, orang yang menjalankan pemerintahan adalah al-Hajib al-Manshur bin Abi Amir. Sementara Khalifah Hisyam hanya sebagai simbol semata. Hal ini disebabkan usianya yang masih begitu muda. Ia masih anak-anak yang berusia 10 tahun saat sang ayah, al-Hakam al-Mustanshir, wafat. Al-Manshur adalah pemimpin terbesar dan terkuat yang pernah memimpin Andalusia. Kehebatannya melebihi Abdurrahman ad-Dakhil sekalipun. Jihad fi sabilillah begitu kuat di zaman ini. Al-Manshur memimpin hingga 50 pertempuran melawan Nasrani Spanyol. Tak sekalipun ia mengalami kekalahan. Untuk pertama kalinya seluruh wilayah Spanyol dikuasai oleh kaum muslimin. Dengan pencapaian yang demikian hebat, masih saja ada orang yang tak mendukungnya. Bahkan memeranginya. Pada tahun 392 H, al-Hajib al-Manshur wafat. Kedudukannya digantikan oleh anaknya, Abdul Malik. Sang anak pun sukses meneruskan pemerintahan ayahnya hingga tahun 399 H. Setelah itu Andalus dirasuki oleh kemunafikan dan kegelapan dalam masa yang panjang.
Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol Pada masa kekuasaan Islam di
Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang
mereka peroleh, di antaranya yaitu sebagai berikut :
1. Pengetahuan
a. Filsafat Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke 9 M. Selama pemerintahan Bani Umayyah yang ke 5, Muhammad Abd ar Rahman (832-866 M).
b. Sains Ilmu-ilmu kedokteran, astronomi, kimia, dan lain-lain juga berkembang dengan baik, Abbas bin Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ibrahim ibn Yahya an-Naqash terkenal dalam ilmu astronomi.
c. Fiqih Dalam bidang fiqih, Spanyol islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziyad bin Abdurrahman.
d Musik dan Kesenian Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan bin Nafi’ yang dijuluki Zaryab.
e Bahasa dan Sastra Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan
Islam di Spanyol.
2. Pembangunan
Aspek-aspek pembangunan fisik yang dapat perhatian umat Islam sangat
banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun
22
a. Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum islam, yang kemudian diambil alih oleh bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun diatas sungai yang mengalir di tengah kota.
b. Granadaadalah tempat pertahan terakhir umat islam di Spanyol, disana berkumpul sisa-sisa kekuatan arab dan pemikir islam.
Penyebab Kemunduran Islam di Spanyol yaitu
1. Konflik Islam dengan Kristen 2. Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. 3. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu Di Spanyol, orang-orang Arab memberi istilah 'ibad dan muwalladun
kepada para muallaf, setidaknya sampai abad ke-10 M, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
4. Kesulitan Ekonomi Pada paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun
kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina perekonomian
5. Keterpencilan Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendiri, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. 6. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan,
karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul.
MATERI XII (PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN DALAM KHAZANAH
INTELEKTUAL ISLAM)
Tradisi keilmuan peradaban Islam cukup dinamis. Ini dibuktikan dengan
munculnya banyak karya di berbagai disiplin ilmu. Ragam hasil pemikiran
tersebut sebagiannya terdokumentasikan hingga kini dalam bentuk buku cetak
ataupun digital. Terpeliharanya karya para ulama masa lalu itu tidak terlepas dari
fungsi dan keberadaan perpustakaan.
Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern,
perpustakaan-perpustakaan Islam pernah mengalami kejayaan. Kegemilangan
yang sama hendak dicapai oleh Muslim masa kini. Kegemaran kaum Muslim
belajar secara alamiah menghasilkan budaya baca dan kegiatan pelestarian
buku.
Koleksi perpustakaan pertama muncul pada periode Umayyah. Beberapa
koleksi di perpustakaan itu bahkan masih terjaga hingga sekarang. Kemajuan
pengembangan ilmu pengetahuan telah mampu menghadirkan catatan terkait
aktivitas kepustakaan dan pengumpulan buku. Khalid bin Yazid (704 M), dikenal
23
sebagai sastrawan sekaligus kolektor buku. Mulanya, tradisi pengumpulan dan
kepustakaan itu berawal dari perorangan, lembaga masjid, dan lembaga
pendidikan. Institusi paling mononjol soal ini adalah masjid.
Khalifah al-Manshur (775 M) disebut-sebut sebagai pendiri cikal bakal
perpustakaan. Ia mendirikan biro terjemahan di Baghdad. Pada pemerintahan al-
Ma’mun (833 M), inisiatif tersebut disempurnakan dengan pendirian Bayt al-
Hikmah yang merupakan perpustakaan pelopor kala itu. Bahkan, lembaga yang
berdiri pada 830 M itu, didaulat sebagai lahan sentral pengetahuan dunia Islam.
Keberhasilan itu merembet ke sejumlah wilayah kekuasaan Islam. Di
Kairo, Dinasti Fatimiyah membangun Dar al-Ilmi, keturunan Bani Umayyah di
Kordoba Spanyol mendirikan perpustakaan dengan koleksi buku sebanyak 400
ribu jilid. Geliat penulisan pun meningkat setelah kertas mulai dikenalkan di dunia
Islam pada abad ke-8 Masehi. Penggunaan kertas itu kian populer dan
memunculkan ragam profesi baru, salah satunya warraq atau panyalur dan
penyalin kertas.
Pada 987 M, Ibn Nadim, yang tersohor sebagai warraq, menulis sebuah
kepustakaan penting dengan karyanya yang berjudul al-Fihrist. Buku itu berisi
tentang daftar-daftar buku berikut isinya secara umum. Kesemua buku itu adalah
karya yang pernah ia tangani.
Selanjutnya, kepustakaan dikembangkan oleh cendekiawan ternama asal
Istanbul, Hajj Khalifah. Ia membuat daftar kitab-kitab klasik dilengkapi uraian
singkat isinya. Total keluruhannya berjumlah 14.500 judul buku.
Sayangnya, buku-buku yang ada sepanjang sejarah kerap menjadi
sasaran perusakan, aik oleh bencana alam atau ulah tangan manusia. Sejarah
mencatat, tentara Mongol di Bahgdad pernah menghancurkan secara massal
karya-karya Muslim saat itu. Pada masa inkuisisi Spanyol, terjadi pemindahan
ribuan naskah dari dunia Islam ke perpustakaan personal di Barat. Paling
terkenal ialah Perpustakaan Inggris, Bibliotheque Perpustakaan Nasional
Perancis.
Pada abad ke-20, kondisi perpustakaan dan pustakawan yang agak
memprihatinkan mendorong otoritas sejumlah negara mendirikan perpustakaan
nasional untuk meninventarisasi koleksi-koleksi sarjana Muslim. Seperti yang
dilakukan oleh Yordania dan Mesir. Tapi, tetap saja pamor perpustaan tersebut
kurang. Bahkan, kalah dengan perpustakaan umum. Di beberapa negara,
24
perpustakaan umum justru lebih diminati, seperti di Turki, Yordania, Pakistan,
dan Malaysia.
MATERI XII (PENYEBARAN ILMU DAN KEBUDAYAAN ISLAM DAN PENGARUHNYA PADA KEBANGKITAN BARAT)
Sejak Islam pertama kali menginjakkan kakinya di Andalusia hingga
jatuhnya kerajaan Islam terakhir dan sekitar tujuh setengah abad lamanya, Islam
memainkan peranan yang besar, baik dalam bidang Intelektual (filsafat, sains,
fikih, musik dan kesenian, bahasa dan sastra) juga kemegahan bangunan fisik
(Cordova dan Granada). Umat muslim Andalusia telah menoreh catatan sejarah
yang mengagumkan dalam bidang intelektual, banyak perestasi yang mereka
peroleh khususnya perkembangan pendidikan Islam. Pertumbuhan lembaga-
lembaga pendidikan Islam sangat tergantung pada penguasa yang menjadi
pendorong utama bagi kegiatan pendidikan.
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini, banyak
berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di
periode klasik. Memang banyak saluran peradaban Islam yang mempengaruhi
Eropa, seperti lewat jalur perdagangan di Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran
yang terpenting adalah daulah Bani Umayyah di Andalusia (Spanyol Islam).
Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh muslim ternama yang menguasai
berbagai ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Agama Islam, Kedokteran, Filsafat, Ilmu
Hayat, Ilmu Hisab, Ilmu Hukum, Sastra, Ilmu Alam, Astronomi, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu dengan segala kemajuan dalam berbagai ilmu
pengetahuan, kebudayaan serta aspek-aspek ke-Islaman, Andalusia kala itu
boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan ilmu pengetahuan yang
tiada tandingannya setelah Konstantinopel dan Bagdad. Tak heran, waktu itu
pula bangsa-bangsa Eropa lainnya mulai berdatangan ke negeri Andalusia ini
untuk mempelajari berbagai Ilmu pengetahuan dari orang-orang Muslim Spanyol,
dengan mempelejari buku-buku buah karya cendekiawan Andalusia baik secara
sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan. Pada periode 912-1013 M, umat
Islam di Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi
kejayaan Daulah abbasiyah di Bagdad.
Ketika jayanya kebudayaan Islam, di Andalusia didirikan Universitas-
universitas Islam. Tidak sedikit dari mahasiswa-mahasiswa Eropa Barat yang
25
menuntut ilmu di sana. Pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya
pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen
Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas
Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol,
mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka
mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Mereka inilah yang telah
membawa perubahan cara berpikir di Eropa barat, dengan cara
mengembangkan pemikiran filsafat terutama aliran Averroeisme yang
mengajarkan tentang logika dan pemikiran rasional.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa telah berlangsung sejak
abad 12 M. Dalam abad ke 14 timbul gerakan kebangkitan kembali untuk
mencernakan pustaka Yunani yang berhasil diselamatkan, dipelihara dan dikenal
berkat terjemahan-terjemahan Arabnya. Dari bahasa Arab karya-karya tulis
tersebut diterjemahkan kembali dalam bahasa Latin. Walaupun tidak terlalu
besar, namun ada pengaruh Islam yang masuk Eropa melalui Perang Salib.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak
abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani
di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Latin.
Terjemahan bahasa Yunani, Persia, Hindu, dan Syiria semurni
penerjemahan karya-karya muslim dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin,
diperkenalkan konsep-konsep baru pengetahuan Eropa, penelitian Skolastik
seperti matematika, sejarah, dan eksperimen. Paling penting penerjemahan-
penerjemahan ini merupakan bagian terbesar dari ilmu pengetahuan klasik dan
ilmu pengetahuan muslim serta karya-karya unggulan. Ketika kekuasaan Islam
mulai mundur pada abad 14 M, Eropa bangkit dari keterbelakangannya.
Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politi dengan keberhasilan
Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi
terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam
bidang Ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.
Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di
26
Andalusia, dari universitas-universitas di Andalusia ini Eropa banyak menimba
ilmu.
Sumbangan daulat Islam di Andalusia terhadap renaissance di Eropa ini sangat
menarik untuk diteliti karena kontribusi daulat Islam di Andalusia dalam
mempertahankan dan menggembangkan warisan pengetahuan dari Yunani
sangat nyata. Umat Islam bukan hanya menjaga, akan tetapi juga
mengembangkan Ilmu warisan Yunani tersebut. Banyak buku-buku peninggalan
dari Aristiteles, Plato, Sokrates yang diterjemahkan dan dikembangkan oleh
ilmuwan Islam. Akulturasi antara budaya Islam dan Yunani ini melahirkan
pengetahuan Greco-Muslim.
Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
klasik (raenaissence) pada abad ke-14 M yang bermula dari Italia, gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17, dan pencerahan
(aufklaerung) pada abad ke-18 M.
a. Melalui perang salib
Secara sederhana dampak Perang Salib dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
Pertama : Perang salib yang berlangsung antara Bangsa Timur dengan
Barat menjadi penghubung bagi Bangsa Eropa khususnya untuk mengenali dunia Islam secara lebih dekat lagi.
Kedua : Pra Perang Salib masyarakat Eropa belum melakukan perdagangan ke Bangsa Timur, namun setelah Perang Salib interaksi perdagangan pun dilakukan.
Ketiga : Perang Salib sebagai sarana mengalirnya ilmu pengetahuan dari Timur ke Barat.
Keempat : Bangsa Barat melakukan penyelidikan terhadap seni dan budaya (art and culture) serta pengetahuan (knowledge) dan berbagai penemuan ilmiyah yang ada di Timur.
b. Melalui Negeri Sisilia
Sisilia adalah sebuah pulau di laut tengan, letaknya berada di sebelah
selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat Messina. Pulau ini bentuknya
menyerupai segitiga dengan luas 25.708 km persegi. Sebelah utara terdapat
teluk Palermo dan sebelah timur terdapat teluk Catania. Pulau ini di sebelah
barat dan selatannya adalah kawasan laut Mediterranian, sebelah utara
berbatasan dengan laut Tyrrhenian dan sebelah timurnya berbatasan dengan
laut Ionian.
c. Melalui Andalusia (Spanyol).
27
Sebagian besar pengaruh kebudayaan Islam atas Eropa terjadi akibat
pendudukan kaum muslimin atas Spanyol dan Sisilia. Bangsa arab selama 8
abad lamanya menempati daerah ini. Karenanya peradaban Islam menyebar di
pusat-pusat tempat yang berbeda. Seperti: di Kordova, Sevilla, Granada,
Toledo. Penduduk Andalusia (Spanyol) mayoritas menganut ajaran masehi,
yang kemudian terpecah dengan datangnya peradaban arab. Bahkan mereka
ganti bahasa mereka dengan berbicara dengan bahasa arab. Mereka mengenal
istilah Mozabarabes, kata ini yang dalam bahasa arab disebut musta’rib. Untuk
itu pula para pendeta nasrani melakukan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab.
28
DAFTAR PUSTAKA
Audah, Ali. Ali bin Abi Thalib Sampai kepada Hasan dan Husen. Cet ke-6. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2008.
Harun, Maidir. Sejarah Peradaban Islam. Padang : 2001.
https://id.wikipedia.org/wiki/Arabia_pra-Islam, Diakses 25 Oktober 2019 https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/04/m52isj-inilah- periode-awal- dakwah-rasulullah-saw, Diakses 25 Oktober 2019 Ismail, Chadijah. Sejarah Pendidikan Islam. Padang : IAIN-IB Press,1999. K. Hitti , Philip. Histri of the Arab: Rujukan Induk dan paling otoritatif dalam Sejarah Peradaban Islam. Terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riadi. Jakarta: Serambi lmu Semesta, 2002.
Mahfudz, Ali. Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah.
Surakarta: Udo Brother, 2013
Masud, Sulthon. Sejarah Peradaban Islam, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2014. Munir Amin, Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Amzah, 2009.
Harun, Maidir dan Firdaus. Sejarah Peradaban Islam Jilid II. Padang : IAIN-IB Press, 2001. Nasution, Syanruddin. Sejarah Peradaban Islam. Riau: Yayasan Pustaka Baru, 2013
Salabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: pustaka Al husna, 1983.
Wahid, N. Abbas dan Suratno, Khazanah Sejarah Kebudayyan Islam. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009
Zubaedah, Sitti. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Perdana Publising, 2016