seri: gereja, agama dan kebudayaan di indonesia iiii)_1982_ajaib.pdf · 5. beberapa peristiwa...

340

Upload: truonganh

Post on 02-Mar-2019

370 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa
Page 2: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

NOMOR 8

"AJAIB DI MATA KITA"

I I

Page 3: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Judul asli: "Dit Wonderlijke Werk" oleh dr F.C. Kamma, Oegst-geest 1976, disadur oleh dr Th. van den End, diterjemahkan olehKoesalah Soebagyo Toer dengan bantuan dr Th. van den End.

Page 4: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"AJAIB DI MATA KITA"Masalah komunikasi antara Timur dan Barat

dilihat dari sudut pengalaman selama seabad pekabaran injildi Irian Jaya

II

MASA J.L. VAN HASSELT

(BAGIAN PERTAMA, 1870 — 1892)

F.C. Kamma

1982Diteribitkan oleh

BPK GUNUNG MULIAuntuk

PERHIMPUNAN SEKOLAH-SEKOLAH THEOLOGIADI INDONESIA (PERSETIA)

Page 5: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

R A L A T

Halaman Baris Tercetak Seharusaya

131219

' 3035435661637282868795115115125135136146147148154155161162163174183

39 db482

7 db224 db16 db159591-2111381614231 db1,8,9,11 db92417254 db3

PARA PENINTISZendeling-pekerja§ 4.§ 5.Dadi§ 6.WandammenMamzemamwakutSangir(jld I, bab VI, 5),besasarsya'1870

Sorangmembukakanmengakui1879zending-pekerjamanikheismesegalanya.kolonialime§ 4.TunjukkanterkenalWandammensamasekalNumorJannadia19-20kebenarannya

PARA PERINTISZendeling-tukang§ 3.§ 4.Dari§ 5.WandamenManzemamwaktuSangir,besassarsya1871Seorangmengulurkanmengaku1870zendeling-tukangManikheismesegalanya."kolonialisme§ 1."TunjukkanterkesanWandamensamasekali,NumforYannaDia19:20keheranannya

Page 6: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

PERTANGGUNGAN - JAWAB

Buku ini merupakan saduran atas bagian kedua karya drKamma, "Dit Wonderlijke Werk", yaitu hlm 253-416 karya asliberbahasa Belanda itu.

Dalam mempersiapkan jilid II ini telah dipakai pertimbangan-pertimbangan yang sama seperti yang diberlakukan pula dalamjiilid I dan yang diuraikan dalam Pertanggungan-jawab di depanjilid itu (hlm xviii-xix).

Karena proses pencetakan yang rberbelit-belit maka dalamparohan pertama buku ini sejumlah ralat sempat bertahan. Ralatitu dimuat pada halaman di sebelah.

V

Page 7: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

J.L. van Hasselt

Page 8: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

DAFTAR ISI

Halaman

Pertanggungan-jawab v

Daftar isi vii

BAB I. PERSOALAN-PERSOALAN YANG DIHADAPIOLEH PENGGANTI PARA PERINTIS 1

1. Permulaan baru sesudah kernatian Geissler 1(a) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi Van Hasselt se-

bagai pengganti seorang perintis 1(b) Sikap orang-orang Irian terhadap Injil pada waktu

Van Hasselt datang 2

2. Pendtekatan baru 4(a) Sistim membebaskan budak dengan menebus me-

reka 5(b) Lingkungan baru : sekolah 7(!c) Segi-segi lain dalam cara pekabaran Injil; "kam-

pung-kampung Kristen" 9(d) Apakah para zendeling bekerja secara metodis ?

Apakah mereka memperhatikan manusia seluruh-nya? 10

3. Reaksi-reaksi orang-orang Irian datang bel'akangan;komentar-komentar mereka yang terus-terang 12(a) Mengenai alasan-alasan untuk, meminta baptisan ...... .12(b) Mengenai sebab kematian Ottow .14(c) Mengenai sumpah di hadapan Ottow dan Geissler .15(d) Mengenai kebangkitan : janji atau penipuan? .18

4. Zending dalam pakaian sehari-hari 19(a) Romantika-iman dan kenyataan 19(:b) Menyesuaikan diri dengan siapa : dengan para zen-

deling yang terdahulu atau dengan pandangan-pan-dangan orang Irian ? 21

(c) Sebab-sebab dan akibat-akibat "perang" 20 tahunantara suku-suku yang bersaudara 27

vii

Page 9: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Halaman

(d) Pelayaran ke Tidore 29(e) Manwen, kekuatan-kekuatan jahat 30(f) Identifikasi dan pusat kebudayaan Numfor 31(g) Meninggalnya Suruhan 33(h) Hasil hubungan yang telah diikat : sudah ada akul-

turasi, tapi belum ada pengkristenan 34

5. Peranan etnologi dalam pandangan para zendeling me-ngenai orang "primitif" 35

(a) Etnologi (Ilmu bangsa-bangsa) dan zending 35(b) Rinnooy sebagai "etnolog" dan zendeling. Suaranya

tidak mendapat gema, bahkan samasekali diabaikan 37

BAB II DI KAKI PEGUNUNGAN ARFAK: WOELDERSDI ANDAI (± 1870-1875) 41

1. Hubungan yang baik tidak mencegah salah faham 41

(a) "Kami bukan orang berdosa" -. 42(b) Rumitnya perkawinan dan cinta 44(c) "Sekalipun hanya satu jiwa" 47(d) "Hai pengawal, masih lama malam ini ?" Penilaian,

di mana lebih banyak tersirat daripada tersurat ... 48(e) Peperangan demi seorang zendeling : latarbelakang

kejadian itu 49(f) Magi imitatif (peniruan) di sekitar rumah zending 51

2. Buah simalakama : membiarkan diri diperas atau me-mutuskan komunikasi 55

(a) Peranan Woelders dalam menebus para tawanandan dalam membayar denda 56

(b) Woelders diikutsertakan dalam peristiwa-peristiwakehidupan sosial 59

3. Batas-batas penyesuaian diri pada kedua belah pihak ... 64

4. Pemberitaan para zendeling dan reaksi terhadapnya ... 68(a) Salah faham dan pengaruh yang nyata 68

viii

Page 10: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Halaman

(b) Pernyataan-pernyataan yang berbahaya dan pem-beritaan Firman yang berat sebelah 72

(c) Hubungan baik antara Woelders dan orang-orangAndai menimbulkan iri pada suku-suku lain 77

5. Beberapa peristiwa penting 806. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84

(a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa tertentu 84(b) Kenyataan: ada orang yang berminat, meskipun

mereka menyembunyikan perasaannya 867. Per'kataan-perkataan muluk dan suara kritis terha-

dapnya 89

BAB III. SALING MENDEKATI DAN SALING MEN-JAUHI: MANSINAM DAN DOREH ± 1870-1875 93

1. Gempa bumi dan pengaruhnya atas sikap orang-orangIrian ....>... 93

2. Walbah disentri 973. Orang-orang Irian kemibali ke cara-cara mereka sendiri 1004. Bink di Menukwari: orang memberi tanggapan dengan

bebas 1025. Namun demikian Orang Irian merdeka pertama di-

permandikan 107• 6. "Tanaman pengharapan" jadi kering: Meoswar di-

tinggalkan (1874) 1137. Kesulitan keuangan. Konperensi para zendeling 1158. Gerakan Koreri sesudah keberangkatan Van Hasselt

(1875) 1179. "Mereka menjalankan Agama tanpa kesungguhan" ... 121

BAB IV. SELINGAN: PANDANGAN-PANDANGAN DIKALANGAN UZV DI NEGERI BELANDA 126

1. Pandangan-pandangan itu tidak menentu 1262. Halangan rasial dan uraian-uraian mengenai soal ras ... 1313. Halangan-halangan yang disebalbkan oleh politik ko-

lonial 133(a) Penilaian UZV tentang kolonialisme Belanda : sikap

kritis : 133

ix

Page 11: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Halaman

(b) Kolonialisme idealistis atau naif. "Irian Barat di-taklukkan oleh para zendeling kita" 135

4. Pendi'dikan "pembantu-pembantu pribumi" sebagai lang-kah menuju gereja yang berdiri sendiri 136

5. Zendeling UZV pertama yang mendapat cuti; VanHasselt menoleh kembali 137(a) Kedudukan sulit bagi orang yang bercuti 137(b) Boleh ada unsur paksaan dalam usaha pekabaran

Injil? 1406. Sikap kritis terhadap gambaran tentang dunia Barat se-

bagai "masyarakat yang Kristen" 143

BAB V. SESUDAH DUA PULUH TAHUN 1461. Apakah Andai mulai bergerak ? Orang-orang pertama

yang dipermandikan 1462. Kerusuhan makin meningkat. Peranan wanita dalam

meneruskan lingkaran setan 1523. "Mata iman" Woelders 157

(a) Andai sesudah 10 tahun kerja zending : terbagi ... 157(b) "Pagi yang cerah, malam yanq muram" 161(c) Laporan Woelders di negeri Belanda 164

4. Keteguhan dalam menghadapi kemasabodohan clan per-lawanan (Bink di Manokwari) 165

5. Kesulitan sekitar istirahat pada hari Minggu 1696. Keadaan sebagaimana dilihat para pengganti 176

(a) Andai 176(b) Beyer di Doreh 179(c) Jens di Doreh : "Kekecewaan sedalam lautan" 183(d) Hubungan antara orang-orang Irian dan para zen-

deling tidak erat 188(e) Rasionalisme dan formalisme '. 191(f) Jens tetap tinggal di Doreh. Alasan untuk mengun-

jungi kebaktian 194

BAB VI. JALAN PENUH KESUKARAN YANG DITEM-PUH SEORANG OPTIMIS : PENGALAMANBINK (± 1875-1884) 197

x

Page 12: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Halaman

1. Kekecewaan dan penderitaan 1972. Hubungan dengan rekan-rekan sekerja 2003. Suka-duka pergaulan dengan orang-orang Doreh 2024. Hasil pemberitaan Firman 208

(a) Mengundang orang untuk datang ke kebaktian ... 208(b) Cerita-cerita dari Alkitab sebagai barang dagangan 213(c) Dua percakapan 215(d) Mengobyekkan sekolah 216

5. Perdebatan mengenai pembangunan Rumsram : suara-suara dari mulut orang-orang Manokwari 220(a) "Kalau tuan mau pergi, pergilah. Kami pun tak

mengundang tuan" 220(b) "Tinggallah tuan di sini saja, keadaan akan menjadi

lebih baik daripada yang tuan bayangkan" 222

BAB VII. SETELAH BEKERJA 25 TAHUN : BARANG-SIAPA MENINGGALKAN KEKAFIRAN, DIAMEMENCILKAN DIRI (VAN HASSELT DIMANSINAM 1879-1883) 229

1. Masa cuti. Tak ada waktu untuk menimbang-nimbangsecara sungguh-sungguh 229

2. Permulaan baru di Mansinam 2303. "Sudah lama tifa dan gong tidak berbunyi" : Bethel ... 2334. Neraca statistik : Sesudah lewat 25 tahun lebih banyak

terdapat kuburan daripada orang yang dipermandikan 2365. Praktek permandian pada tahun-tahun permulaan 237

(a) "Saya tak suka, kalau orang memakai kata-katayang dibeokan saja" 237

(b) Orang-orang Kristen yang belum sampai dibaptis ,.. 2406. Petikan : tantangan dan ancaman 243

(a) "Kalau kamu bunuh para zendeling ini, akan datanglagi yang lain" 243

(b) Van Hasselt dan gerakan Koreri 245(c) "Kebodohan penyembahan berhala kalian". Rum-

sram terbakar 249

xi

Page 13: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Halaman

(d) "Saya tahu betul bahwa nenek-moyang saya masukneraka, dan saya pun mau ke situ" (Sengaji Man-sinam 253

(e) Tindakan. tegas dan akibatnya 2577. "Tuwan bukan seorang diplomat, dan tuwan tidak ke-

nal politik kami" 2618. Barangsiapa meninggalkan kekafiran, dia jadi terpencil 2649. Kampung-kampung Kristen yang terpisah : suatu con-

toh atau suatu karikatur tiruan ? 26910. "Apa mereka itu orang-orang Kristen ? Ya, masih be-

- gitulah orang-orang Kristen itu" 277

BAB VIII. PERJUANGAN YANG TAMPAKNYA TANPAHARAPAN (WOELDERS DI ANDAI 1881-1892) 281

1. Woelders kembali ke Andai: "mata iman" menjadi ka-bur? 281

2. "Sekiranya orang kafir dapat dikalahkan dengan ha-diah-hadiah ..." Segi negatif dan positif hadiah-hadiahitu 284

3. Keikutsertaan dalam kehidupan kemasyarakatan 2864. "Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah" (Ro-

ma 3:15) 2885. "Kasih kepada sesama dicurigai" : teror iblis 2916. "Titik-titik terang di tengah kesepian yang mengerikan" 2947. Woelders membangun sebuah gedung gereja, tetapi

orang banyak tetap bersikap bermusuhan 3038. "Siapa akan membawa orang-orang ini kepada pikiran

yang lain " 3049. Hari ulang tahun dan akhir hayat 306

DAFTAR KEJADIAN 311DAFTAR NAMA ORANG/KELOMPOK 313DAFTAR NAMA TEMPAT 316DAFTAR POKOK-POKOK 317DAFTAR AYAT-AYAT ALKITAB 324Peta daerah Doreh-Wandamen

xii

Page 14: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB I.

PERSOALAN-PERSOALAN YANG DIHADAPI OLEHPENGGANTI PARA PENINTIS.

§ 1. Permulaan baru sesudah kematian Geissler

a. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi Van Hasselt sebagai peng-ganti seorang perintis.

Van Hasselt yang dalam bulan Nopember 1868 telah berang-kat ke Maluku (Jld I, bab XI, 3), kembali ke Man pada bulanMaret 1871. Ia disertai istrinya yang baru, yaitu janda zendelingMosche. Atas permohonannya, Mansinam ditunjuk sebagai tempatbekerja baginya. Mula-mula ia tinggal di rumah janda Geissleryang untuk sementara mencari nafkah dengan meneruskan usahadagang suaminya almarhum.

Ia telah menyatakan pilihannya atas pulau ini, karena pulauini merupakan titik yang strategis. Banyak perahu datang me-ngunjunginya: orang Wandamen dan orang Numfor sering me-menuhi gerejanya, dan orang Biak pun datang mondar-mandirberkunjung. Bahkan dari Gebe (sebelah barat Waigeo) orangdatang juga. Sekalipun mereka iltu adalah orang-orang Islam, se-ring j.uga mereka datang mengunjungi kebaktian, karena semuamereka itu kenal bahasa Numfor dengan baik.

Kadang-kadang berlabuh juga di sana .beberapa kapal dagangyang lebih besar (sekunar). Dan karena kapal-kapal ini membawabarang-barang perdagangan dan barang-barang tukar, maka ru-mah zending di Mansinam pada masa Van Hasselt itu tidak lagimerupakan pusat tempat orang tukar-menukar barang sepertipada masa Geissler dan seperti yang tetap terjadi di Andai. De-ngan kepergian Geissler dan kemudian juga jandanya, maka ber-akhirlah juga hubungan dengan perusahaan dagang di Ternate yangtelah dipelihara oleh Geissler.

Di tahun-tahun kemudian akan ternyata bahwa pilihan VanHasselt itu merupakan pilihan yang tepat. Ia menyatakan demi-kian : "Seperti halnya angin sering menghembuskan sebutir biji

1

Page 15: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ke tengah padang dan tanah yang tidak digarap, demikianlah jugayang dapat terjadi dengan Injil. Kami mempunyai harapan yangbesar dalam hal ini".

Tetapi keadaan di Mansinam ternyata kurang memuaskan.Sesudah perginya Geissler, guru Comelis Wijzer mencoba mene-ruskan pekerjaan itu, tetapi tidak berhasil. Tingkah-lakunya puntidak pantas Akibatnya, orang-orang yang -baru dibaptis di Man-sinam pun menempuh jalan yang sesat. Dengan penuh kesung-guhan dan kasih-sayang Van Hasselt mencoba mengembalikanorang-orang yang telah sesat itu ke jalan yang benar, menguatkanyang lemah dan memulihkan yang patah.

Namun lepas dari segala kesulitan itu, tetap tidak mudahbagi Van Hasselt untuk mengikuti jalan Geissler. Di waktu per-mulaan itu sang zendeling masih merupakan tulang-punggungkelompoknya. Ikatan dengan prilbadi sang zendeling lebih kuatdirasakan orang daripada ikatan dengan Kabar Baik, dengan Injil.Kedudukan Van Hasselt bertambah sukar, karena pada masa per-tama ia berada di Mansinam ia tidak mendapat bimbingan dariGeissler; lagi pula, lowongan di Mansinam lama sekali baru diisi.Tetepi bagaimanapun juga ikatan pribadi adalah kuat sekali;orang menganggap hampir-hampir melukai perasaan orang yangtelah berangkat itu, sekiranya mereka menyambut penggantinyadengan memperlihatkan perhatian yang sama. Dengan alasan yang .sama orang biasa tidak datang ke kebaktian, setelah seorang zen-deling berangkat. Dan akhirnya hubungan antara para zendelingsendixi pun jadi tidak sebaik yang diharapkan. Kadang-kadangantara orang-orang yang hidup terpencil Itu timbul ketegangan(bnd jilid I, bab XI, 8).

b. Sikap orang-orang Irian terhadap Injil pada waktu VanHasselt datang.

Kita melihat bahwa penduduk teluk Doreh dengan caranyasendiri telah mengikatkan diri kepada para zendeling yang semen-taira itu makin baik juga dapat mempergunakan baihasa mereka.Namun terhadap Alkitab yang dibawa oleh para zendeling itu

2

Page 16: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

penduduk tidaklah langsung menunjukkan sikap yang positif. Le-bih tepat kalau kita berkata bahwa unsur-unsur tertentu dariajaran para zendeling memang dapat dipahami oleh orang-orangyang mendengarkannya, tetapi di dalam ajaran itu pendudukmulai melihat bahaya yang mengancam kelangsungan pesta-pestaupacara dam peraturan adat mereka. Dan dengan caranya sendirimereka pun menarik kesimpulan dari kenyataan itu.

Ancaman teirhadap adat mereka berarti serangan langsungterhadap hidup mereka. Hal ini harus kita artikan seharfiahmungkin. Bukankah sesudah terjadinya kematian, mereka mela-kukan penujuman dengan si mayat dan di atas si mayat itu ?Mayat itu dibawa ke atas makam, lalu ahli nujum memukulkandaun pohon ke tubuh mayat itu dan bertanya: "Siapa yang telahmenyihirmu, siapa yang telah memiberikan racun kepadamu, atauapakah kamu sendiri telah melanggar adat ?" Dari upacara ituterang bak siang, bahwa mengabaikan atau melanggar perin'tahnenek-moyang yang turun-temurun dapat berakiba,t kematian.Hal itu sama benar di Irian Barat maupun di Halmahera. Tentangitu Van Dijken melaporkan: "Di Galela orang tidak lagi mem-benci zendeling, tetapi mereka masih membenci firman yang di-kabarkannya, sebab firman itu disebut orang sebagai perusakadat kebiasaan nenek-moyang".

Petunjuk yang jelas tentang adamya usaha penduduk untukmenghindari tekanan moril dari pihak para zendeling yang telahbertindak sebagai perusak upacara mereka itu ialah bahwa me-reka berpindah tempat. Di teluk Doreh sebagian penduduk ber-pindah sedikit lebih jauh ke barat, ke arah tempat pemukimanyang lama, yaitu Menukwari (kampung lama), yang kemudiandiituilis dan dieja Monokwari, Manokwari dsb. Zendeling-pekerjaG.L. Bink menetap di sana, dan tidak lama kemudian ia mencatatbahwa "Menukwari adalah tempat berkumpul bagi semua orangyang ingin merayakan pesta-pesta kafir mereka tanpa mendapatgangguan". Ny. Woelders menguatkan hal itu dengan pernyata-annya: "Di Monokwari dirayakan pesta untuk segalanya. Lebihdari di tempat yang lain-lain, di sana iblis dapat dilihat bertahtadi atas singgasananya. Di tempat lain ia disembah dalam bentuk-bentuk yang lebih terselubung".

3

Page 17: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Di sini kita menyaksikan orang menjatuhkan hukuman tanpaberusaha untuk memahami latar belakang persoalannya. Sikapseperti ini sering terdapat pada para istri zendeling. Apa sajayang berlainan dengan tiruan yang sebenar-benarnya dari rumah-tarugga dan pakaian Belanda selalu dikecam. Terhadap perbuatan-perbuatan kejam, terhadap kedudukan wamita dan anak-anakdsb., mereka kebanyakan pula memberikan reaksi yang lebihemosionil, jadi lebih keras, daripada suami-suami mereka. Woel-ders dalam hal ini mengamlbil kedudukan menengah : antara istridan penduduk.

Tempat pemukiman baru yang kedua, yaitu kampung Sara-undibu, muncul di pulau Manaswari di sebelah timur Mansinam.Kampung ini didirikan oleh orang-orang Numfor yang telah me-larikan diri, akibat mereka merasa tak aman berdekatan denganorang Arfak dari daratan.

§ 2. Pendekatan baru

Tidak hanya untuk suami-istri Van Hasselt, bahkan jugauntuk usaha Zending di Irian pada umumnya mulailah kurunjaman yang baru. Sebelum tahun 1870 berlangsung terus-meneruspencarian cara yang baik, dan berlangsung terus pula pembuatanmacam-macam rencana. Tetapi sesudah tahun 1870 pekerjaan ituberlangsung dalam suaB'ama lebih tenang. Perjalanan-perjalananyang telah diadakan untuk mengabarkan Ingil kecil hasilnya. Kinipara zendeling merasa lebih baik bekerja seoara terus-menerusdalam lingkungan yang kecil.

Di masa lalu para zendeling telah melakukan hubungan de-ngan daerah-daerah yang saling berjauhan letaknya : Wandamen,Yaur, pulau Yapen), Numfor dan Biak. Tetapi karena pelayaran-pelayaran perempakan, malka perhubungan yang teratur dengandaerah-daerah itu hanmpir-hampir tidak mungkin. Geissler inginmenempati banyak tempat sekaligus dengan tenaga manusia yangbesar jumlahnya, tetapi ternyata untuk itu tidak tersedia cukuporang dan sarana. Perluasan jumlah pos zending dalam tahun-tahun selanjutnya karena itu juga terbatas pada kampung-kam-pung di sekitar tempat pusat. Di samping itu, dengan hati-hati

4

Page 18: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

para zendeling mulai maju ke arah selatan, dengan maksud un-tuk membentuk serangkaian pos pekabaran Injil yang akan ter-bentang sampai ke Meoswar. Pos terbaru, yakni Andai, tempatbertugasnya H. Woelders, sangat sedikit penduduknya, tetapi me-rupakan titik yang strategis. Hubungan dengan penduduk pegu-nungan berlangsung teratur, meakipun tidak selalu bersifat damai.

Di tahun-tahun kemudian akan menjadi jelas bahwa hampirtidak mungkin menjalankan pekerjaan zending kalau di daerahdi sekitarnya tidak diciptakan keamanan lebih dulu. Oleh karenaitu orang mulai saja mengukuhkan kedudukan di pos sendiri. Iniberarti juga bahwa orang melangsungkan kerja zending terutamadalam bahasa Numfor. Woelders mulai mempelajari bahasa Hattam,tetapi tidak pernah sampai dapat berkhotbah dalam bahasa tersebut.Untunglah orang Hattam sedikit menguasai bahasa Numfor, se-kalipun dalam bentuk yang kasar serta tidak murni. Hal initentunya merupakan penghalang bagi suatu hubungan yang se-benar-benarnya, tetapi bagi Woelders hal ini rupanya tidak me-nimbulkan masalah.

Dalam melangsungikan pekerjaan di pos sendiri ini orangmenggunakan cara-cara berikut : a. membebaskan budak-budakdengan menebus mereka; b. menyelenggarakan sekolah. Yangterakhir ini menyebabkan sang zendeling sangat terikat kepadakampung tempat tinggalnya.

a. Sistim membebaskan budak dengan menebus mereka.

"Sistim" ini lebih tepat dinamakan masalaih, yang terus-me-nerus muncul kembali. Para zendeling yang baru daitang biasanyamenebus kira-kira 5 orang anak-anak dan pemuda dengan alasanyang bermacam-macam,

1. Seringkali untuk menyelamatkan mereka dari kematianyang pasti, misalnya karena seorang anak-anak yang telah di-tangkap ditelantarkan samasekali, atau bila ada orang yang di-persalahkan telah melakukan silhir (suanggi).

5

Page 19: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

2. Para zendeling berharap supaya anak-anak yang dibesar-kan dalam lingkungan pengaruh Injil ini nantinya akan menjadiorang-orang Kristen, dan akhirnya akan merupakan inti suatujemaat.

3. Para zendeling berharap supaya dari antara orang-orangyang telah dibebaskan dengan melalui tebusan itu nantinya akandapat diambil para pembantu pribumi yang pertama.

4. Anak-anak itu dapat dididik sedemikian, rupa hingga mem-biasakan diri dengan "kebersihan dan kerapian", dan melakukantugas rumah-tangga, sehingga mereka dapat dipakai sebagai pe-layan di rumah zendeling, mengingat bahwa dalam bidang inisukar untuk memperoleh pembantu dari antara penduduk. Tidakseorang pun mau bekerja dengan mendapat upah; itu adalah ber-lawanan dengan gengsi orang Numfor.

5. Dengan anak-anak yang terdidik isecara itu para zende-ling dapat membentuk kelompok inti murid-murid sekolah, danpeserta kebaktian pagi dan malam, sehingga anak-anak itu sekali-gus dapat merupakan inti jemaat rumah tangga yang kecil.

Para zendeling berpegang pada aturan, bahwa orang-orangyang sudah ditebus itu tidak boleh dijual kembali. Hal ini me-mang tidak menyulitkan para zendeling, tetapi menyulitkan orang-orang Kristen yang kemudian, yang masih memiliki budak. Sebabpara budak waktu itu masih merupakan unsur yang penting da-lam pertukaran barang upacara (mas kawin, pembayaran dendadsb.). Pernah orang mengatakan bahwa pada jaman itu orang-orang Irian justru pergi menangkap budak-budak, karena sesudahitu mereka dapat "menjualnya" kepada para zendeling, tetapihal ini hanya sebagian saja benar. Semua orang Numfor merdekamemiliki budak. Mas kawin yang harus dilberikan sebagai pem-bayaran untuk memperoleh seorang wanita merdeka sebagai istriialah 8 sampai 10 orang budak. Kadang-kadang orang-orang yangbiasa pergi menangkap budak berusaha untuk membeli sebuahbedil dengan menawarkan seorang anak budak sebagai pembayar-an, tetapi para zendeling perintis tidak pernah mau melakukantransaksi jual-beli semacam itu. Yang memang terjadi ialah baih-

6

Page 20: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

wa orang membiarkan hidup tangkapan-tangkapan yang sakitatau terluka, ketika orang mengetahui bahwa para zendeling akanmenebus orang-orang itu. Ini berarti bahwa orang membiarkanpara tawanan itu hidup dan mengorbankan prestise yang dapatdiperoleh dengan membawa kepala kayauan, demi barang yangdapat mereka peroleh dari para zendeling sebagai ganti orang-orang yang sial itu. Hal itu berlaku juga untuk orang-orang cacatyang telah mereka biarkan hidup, walaupun orang-orang jenisini biasanya dibunuh.

Tetapi bagaimanapun para zendeling dan lembaga-lembagazending memandang tindakan penebusan ini, orang-orang Irianhanya memandang orang-orang yang telah ditelbus itu sebagai"milik" sang zendeling. Oleh karenanya kadang-kadang merekaitu pun dirampok (atau pura-pura dirampok) dan kemudian di-bebaskan. karena sudah barang tentu para zendeling akan mem-beli kembali "barang miliknya" itu.

b. Lingkungan baru : sekolah.

Bagi orang-orang Irian, sekolah pada waktu permulaan me-rupakan lembaga yang sukar untuk diterima dan yang dicurigai.Tetapi kemudian, ketika proses akulturasi dapat berjalan denganbaik, sekolah itu jelas dibebani dengan harapan-harapan yang ter-lalu tinggi. Anak-anak Irian biasanya memperoleh apa yang harusmereka ketahui dan kuasai dari para orangtuanya, dan selaindaripada itu mereka memperolehnya secara langsung dengan jalanmeniru. Lingkungan kedua, yaitu pendidikan teoretis yang "se-ngaja" dan menggunakan cara tidak langsung (sekunder) sampaitingkat tertentu dipakai di Rumsram, karena dalam upacara ini-siasi anak-anak itu menerima semacam "kursus" mengenai mitos-mitos klan, mengenai upacara-upacara, tumbuh-tunbuhan yangdapat dipakai sabagai obat, dan sering juga penerangan sek-suil dalam bentuk yang masih sederhana sekali. Sekolah yangmulai diselenggarakan oleh para zendeling dan memberikan pela-faran membaca, menulis, berhitung dsb. itu jauh dari pikiranmereka. Di daerah itu berlaku ekonomi barang; uang tidak di-kenal, sehingga pengetahuan tentang barang yang beredar da-

7

Page 21: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lam hubungan pertukaran barang adalah lebih penting daripadapengetahuan tentang angka-angka.

Sekalipun demikian para zendeling sejak semula sudah mulaimenyelenggarakan sekolah. Tidak hanya untuk mengajar murid-murid membaca Alkitab, betapapun pentingnya hal itu buat parazendeling, melainkan terutama untuk memberikan pendidikankepada) anak-anak dan membawakan pengetahuan kepada mereka."Barangsiapa menguasai pemuda, ia menguasai masa depan", de-mikianlah titik tolak yang seringkali dipakai dalam usaha ini.Tentu saja orang-orang Irian membiarkan saja mereka itu denganusahanya, selama usaha itu hanya mengenai anak-anak yang telahditebus; juga dengan senanghati mereka bersedia mengirimkananak-anak budak untuk membantu para zendeling dalam melak-sanakan kegemarannya yaitu "sekolah" itu. Tetapi begitu merekamenyuruh anak-anaknya sendiri ke sekolah, haruslah ada imba-lannya: hadiah-hadiah kecil yang besarnya dan jumlahnya harusseimbang dengan jumlah hari anak-anak itu pergi ke sekolah.

Bersama anak-anak tebusan dan anak-anak yang mau. datang,para zendeling membentuk lingkungan tersendiri, yang menurutpikiran orang-orang Irian tidak ada hubungannya sama sekalidengan masyarakat mereka. Para zendeling maupun para budaktidak mempunyai sanak saudara di tempat itu, jadi mereka itutidak. mempunyai ikatan-ikatan sosial, dan karenanya m e r e k a bo-leh hidup menurut caranya sendiri. Murid-murid itu mengenakanpakaian, mereka harus mengikuti kebaktian pagi dan malam, danharus menghafal hal-hal tertentu; hal-hal ini merupakan kegiatanyang berlangsung di luar masyarakat. Lama kemudian barulahorang Irian menjadi maklum, bahwa sekolah itu merongrong pen-didikan dan kontrol sosial mereka. Dan lebih lama lagi sesudahitu, ketika orang mulai menghargai kemajuan da.n modernisasi,maka tokoh-tokoh masyarakat mengambil sikap: bilamana paraorangtua belum lagi menyadari tanggungjawabnya untuk men-capai kemajuan yang lebih besar, maka anak-anak (yang berartijuga masyarakat) menjadi korban. Oleh karena itu pemerintahdan zending untuk sementara harus mengambil alih tanggungjawab

8

Page 22: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

itu, dan tidak dapatlah keduanya berlepas tangan sambil menung-gu adanya "keinginan penduduk yang nyata". Atas dasar inilahmaka dalam tahun 1961 orang menuntut kewajiban. belajar.

Semula para zendeling UZV, dalam rangka pendidikan mere-ka di Utrecht, harus memperoleh ijazah guru sekolah dasar ; jelasbahwa tujuannya ialah agar mereka itu sendiri akan bekerja se-bagai guru sekolah kelak. Bagi Pengurus rupanya tidak menjadisoall, bahwa untuk itu dibutuhkan banyak waktu, dan si zendelingterikat betul kepada pos zendingnya sendiri. Orang menganggapsekolah sebagai sarana bagi pekerjaan zending. UZV juga tidakrnengijinkan Van Hasselt menetapkan Cornelis Wijzer sebagaiguru. Mereka menganggap pekerjaan memimpin sekolaih itu de-mlkian pentingnya, sehingga menurut mereka hairus dilakukanoleh zendeling sendiri, atau paling tidak oleh istrinya.

c. Segi-segi lain dalam cara pekabaran Injil; "kampung-kampungKristen".

Persoalan apakah perlu mendirikan kampung-kampung Kristenbagi orang-orang Kristen itu muncul, ketika terbentuk keluarga-keluarga yang terdiri dari orang-orang tebusan. Di Mansinammeraka itu mendapat tempat di belakang rumah zending. Letak-nya 1ebih tinggi dari pesisir dan kemudian tempat itu dinamakanBethel. Rumah-rumah itu berdiri dalam jarak pendengaran darikampung-kampung yang ada di pesisir, sehingga samasekali tidakada yang namanya pemencilan. Namun apabila kemudian orangmenjadi Kristen, para zendeling lelbih suka kalau ia "pindah tem-pat ke atas". Setidak-tidaknya di Mansinam ungkapan ini mem-peroleh arti "menjadi Kristen". Maksud tindakan ini adalah: me-menicilkan orang-orang Kristen untuk menghindari godaan danterutama juga untuk menghindari kewajiban ikut serta dalam"upacara-upacara kafir" yang berlawanan dengan prinsip-prinsipKrisiten mereka.

Akan teta.pi orang-orang Irian tetap menganggap orang-orangyang telah ditebus itu sebagai budak. sehingga tinggal bersamamereka atau pun mendengarkan "budak" yang berpendidikan itu

9

Page 23: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

adalah hina bagi mereka. Hal yang terakhir ini dengan sendirinyatidak berlaku bagi orang-orang rampasan yang diketahui asalnya.Petrus Kafiar dan Willem Rumainum, keduanya berasal dari Biak,juga telah kena rampas dan dijual, tetapi itu belum berart'i me-reka itu adalah budak. Mereka ini di kemudian hari dapat mem-berikan pengaruh yang besar kepada orang-orang sebangsanya.Lain sekali kedudukan orang-orang yang tidak bernama dan tidakbersanak keluarga, yang telah jatuh dari tangan ke tangan.

Pada orang Biak, yang dinamakan "perbudakan" itu praktistidak dikenal. Di sana orang memungut perempuan-perempuandan anak-<anak yang telah ditangkap dan dirampas itu. Bahkanmereka merasa terhormat apabila orang-orang yang bersangkutanitu telah dirampas di Maluku. Nama-nama klan lama yang diam-bil dari daerah asal perempuan-perempuan seperti itu masih rne-rupakan sumber sejarah klan-klan yang bersangkutan, misalnyanama Saleo (Selayar di sebelah tenggara Sulawesi).

Baik barang-barang maupun manusia terintegrasi dalam ke-budayaan setemipat, tetapi kampung Kristen yang khusus takdapat tidak telah merupakan batu sandungan pada tahun-tahunmendatang. Bukan karena di sana tinggal "budak-budak" dewasadengan keluarganya, melainkan karena para zendeling mendesakagar orang-orang yang mau menjadi Kristen tinggal di "atas".Ini benar-benar merupakan penghinaan. Tetapi para zendelingtidaklah berpendapat demikian, malah sebaliknya.

d. Apakah para zendeling bekerja secara metodis ? Apakahmereka memperhatikan manusia, seluruhnya ?

Apakah para zendeling bekerja secara metodis, ataukah lebihberdasar pembawaan dan kesukaan perseorangan ? Kadang-kadang kita mendapat kesan bahwa yang terakihir itulah yangberlaku. Namun satu kutipan dari karangan Van Hasselt Jr. ten-tang ayahnya dapat kiranya membuktikan bahwa memang adametode. Dan kita m©lihat pula bahwa orang tidak hanya menu-jukan perhatian kepada "keselamatan jiwa" penduduk.

10

Page 24: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Di negeri seperti Irian Barat Zendeling perlu bekerja de-ngan berbagai cara sesuai dengan pembawaan dan bakatnya da-larn mencari kebaikan bagi rakyat di tempat itu, dalam arti morilmaupun materiil. Walaupun demikian namun kami memang be-kerja secara metodis. Di antara cara-cara yang kami pakai untukmembawakan agama Kristen sampai ke kepala dan hati penduduksaya sebutkan di sini: pendidikan sekolah, pendidikan agama,pengobatan berbagai penyakit dan luka, usaha menyelesaikan per-selisihan apabila penduduk memang mengharapkan perantaraan,memberikan nasihat-nasihat dalam hal-hal duniawi, kerja di bi-dang bahasa (membuat terjemahan-terjemahan, menyusun kum-pulan lagu-lagu), dan akhirnya pekerjaan tangan, misalnya pem-bangunan rumah-rumah, pembuatan taman-taman dsb."

Jadi di sini, setidak-tidaknya dalam teori, tidak dapat kitakatakan ada sikap berat sebelah yang bersifat pietistis. Bahkankita hampir dapat mengatakan bahwa yang dilaksanakan orangdi sini adalah yang di kemudian hari dalam ilmu pekabaran Injilterkenal dengan nama "comprehensive approach" (pendekatanyang lengkap). Di tahun-tahun kemudian diutus seorang zende-ling-pedagang, sehingga di samping zendeling-tukang (Bink) danzendeling-petani (Kamps) terdapat juga di bidang kehidupan yangpenting ini seorang ahli yang sanggup memberikan penerangan dancontoh. Van Hasselt Jr. sebagai seorang Kristen yang lugas danbaik seperti halnya ayahnya menyatakan dalam bagian penutupuraiannya :

"Dengan sendirinya di bidang ini terdapat "keanekaragamankarunia", sehingga tidak setiap zendeling memiliki semua per-syaratan yang dibutuhkan. Juga di sini apa yang dicita-citakanmasih berada jauh di atas kenyataan, seperti halnya yang terjadipada setiap pekerjaan lain dalam kerajaan Allah".

Dapat ditambahkan pula di sini bahwa ini bukanlah semata-mata persoalan "karunia dan bakat", melainkan terutama per-soalan pilihan yang mempengaruhi hasil pekerjaan para zendeling.Untuk dapat memberikan penilaian tentang hal ini kita hanya

11

Page 25: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mempunyai sumber-sumber yang telah diseleksi, yaitu surat-suratdan laporan-laporan yang diterbitkan oleh majalah UZV, danyang merupakan pilihan dari UZV.

§ 4. Reaksi-reaksi orang-orang Irian datang belakangan; ko-mentar-koraentar mereka yang terus-terang

Halaman-halaman berikut ini akan memberikan gambarankepada kita tentang cara berpikir penduduk teluk Doreh. Merekaitu memang sadar bahwa mereka membuat para zendeling kecewa,dan tanggapan mereka mengenai hal itu kadang-kadang bersifatironis, terus-terang, bahkan sinis. Nada seperti itu berkali-kaliakan kita dengar, demikian juga rasa humor yang khas yang ter-dapat pada mereka

a. Mengenai alasan-alasan untuk meminta baptisan.

Di teluk Doreh, sama seperti di daerah-daerah Irian lainnya,bertahun-taihun sesudah terjadinya sesuatu peristiwa barulah da-tang reaksi dari penduduk. Apakah mereka itu tidak mau melukaiperasaan para zendeling ? Ataukah itu "seni hidup" mereka, yaitubahwa mereka tidak pernah memberikan reaksi secara langsung,melainkan lebih dulu membiarkan peristiwa-peristiwa atau keja-dian itu berkembang sendiri ? Sebab kalau disadarkan, perkem-bangan itu bisa terganggu. Penduduk Menukwarilah yang palingterus-terang. Bukankah mereka telah benpindah dari Doreh(Kwawi) untuk menghindari hadirnya para zendeling yang meng-ganggu mereka itu ? Maka di tempat mereka yang baru itu me-reka menyatakan pendapat secara terus-terang mengenai pem-baptisan Suruhan tua Rumfabe (yang di dalam laporan-laporansesudah ini selalu disebut Korano). Dia merupakan orang tertuadalam klan yang terpenting, namun hal itu kurang memberikanpengaruh yang positif. Pengaruhnya malahan terutama negatif:kejadian itu sangat menyinggung perasaan orang-orang sesukunya.

Dalam talhun 1874 Bink menulis tentang salah seorang pe-ngunjung kebaktian yang bernama Tarrowe: "Ia sudah kenalbetul dengan kebenaran, dan kalau orang menilai dia dari kata-

12

Page 26: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

katanya, orang dapat mengatakan : apakah halangannya, jika iadibaptis". Tetapi ketika Bink mulai bicara tentang hal itu, jawab-annya adalah: "Saya akan menanti sampai saya mati nanti,sama seperti Korano Woranda (Suruhan K.)". Dan sesudah ituia pun mengatakan tentang dirinya sendiri, bahwa dia telahmengikuti semua perintah Allah, yang dia kenal dengan baiksekali, bahwa tiap hari Minggu ia pun pergi ke Doreh mengikutikebaktian, dan sesudah pulang ia pun tidak bekerja, melainkanmerenungkan dulu apa yang sudah didengarnya. Ia tak dapatberbuat apa-apa kalau orang banyak berbuat lain".

Lalu Bink mendorongnya untuk menerima baptisan, karenademikian itu adalah perintah Allah, agar orang banyak dapatmelihat bahwa ia telah melepaskan diri dari kebiasaan-kebiasaannenek-moyangnya, dan "siapa tahu, berapa banyak orang menan-tikan anda". Tetapi ia pun menolak dengan berkata: "Korano(Suruhan) itu sudah tua, dan apa yang kini dikatakan orang ba-nyak itu ? Korano Woranda takut kepada api dan karena itu iamenyuruh orang memanggil tuan dari Mansinam, tetapi sekiranyaia tidak menghadapi kematian, tidak akan ia melakukannya".

Maka Bink pun menjelaskan kepadanya bahwa bagaimana-pun juga tidak demikian halnya dengan seorang wanita muda dariMansinam yang juga telah dibaptis, tetapi Tarrowe menyatakanbahwa ia dapat melakukan itu hanyalah karena orangtuanya telahmeninggal dunia. Namun Bink tetap berkeras menyatakan bahwaSuruhan telah bertindak karena sungguh-sungguh yakin. Lalutiba-tiba keluarlah penjelasan penting tentang keadaan yang di-akibatkan oleh kedatangan para zendeling. Rupanya orang telahberhasil menemukan jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapinyadalam memahami keadaan itu. Kata Tarrowe: "Saya pikir demi-kdan: Tuhan yang ada di Surga itu cinta sekali kepada orangBelanda, karena orang Belanda mengetahui segalanya dan me-miliki segalanya. Kepada kita orang Mefor cintaNya hanya se-dikit, karena kita hanya punya seorang Pandita dan sedikit sajabarang, tidak banyak. Tetapi orang Arfak dan orang Wandamentidak Ia cintai, karena mereka itu tak punya apa-apa, tak punyaPandita dan tak punya barang-barang".

13

Page 27: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Bink kemudian menjelaskan kepada Tarrowe bahwa orang-orang Belanda menjadi seperti adanya sekarang karena merekamendengarkan sabda Tuhan. Tetapi penjelasan ini sedikit sajamemberikan kesan kepadanya. Barangkali ini ada baiknya juga,karena kalau sekiranya orang-orang Numfor itu benar-benar me-mikirkan apa yang dijelaskan oleh Bink itu, maka amanat yangdibawanya samasekali tidak dapat mereka terima lagi kiranya.Sebab tidak mungkin ia berkeras menyatakan bahwa semua orangBelanda benar-benar berbuat sesuai dengan apa yang dinyatakan-nya itu. Pada kesempatan lain, Bink menggunakan alasan yangserupa. Pernah ada sebuah kapal Perariois berlabuh di teluk Do-reh. Salah seorang perwira kapal itu menghadiahkan topi anyam-an dari Selandia Baru kepada seorang Numfor. Topi itu sempatmenimbulkan rasa kagum pada orang-orang Numfor, dan Binkmenerarugkan kepada mereka bahwa orang-orang Selandia Baru(Maori) dulunya juga orang-orang kafir dan pemakan dagingmanusia. Tetapi pada waktu itu pun ia tidak mendapat tanggapanyang positif.

Bagaimanapun juga, Bink dan teman-teman bicaranya de-ngan cara berpikir seperti ini sudah jauh menyimpang dari inti-poskok Injil. Lagi pula ternyata, seperti yang sering terjadi, bu-kannya si zendeling yang menentukan arah pembicaraan, melain-kan orang Irian.

b. Mengenai sebab kematian Ottow.

Kita masih akan melihat, bagaimana cara orang-orang Irianmenerangkan sebab kematian zendeling-petani Kamps dan sebabmeninggalnya anak Van Hasselt. Mengenai kematian Ottow punmereka tentu saja mempunyai pendapat sendiri, tetapi baru se-belas tahun sesudah kamatiannya, mereka itu menyatakannyakepada Bink.

Kebetulan waktu itu Bink sedang mengamati pengukir kor-war yang sedang bekerja. Orang itu sedang melakukan pekerjaanpenyelesaian terakhir pada sebuah patung roh, dan ia mencobameyakinkan kepada Bink bahwa patung itu memiliki kekuatan

14

Page 28: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

untuk dengan jalan magis meredakan angin dan badai, menemu-kan pencuri, dan menolong pemiliknya dalam segala maeam kece-lakaan. Bink minta kepadanya dibolehkan membeli patung itu :"Agar saya dapat menyaksikan apa yang dapat dilakukan olehpatung itu". Tetapi permohonan ini ditolak dengan kaita-kata :"Tidak, tuan, dengan kebodohan tuan itu tuan akan mendatang-kan kecelakaan besar atas diri tuan sendiri, sama seperti Tuanyang telah meninggal di Kwawi itu (Ottow. K.). Tuan itu dulumembakar 'beiberapa buah berhala (Korwar. K.) yang telah di-perolehnya, dan segera sesudah itu ia mati. Sekiranya Tuan Binkberbuat begitu juga, maka ia akan mengalami nasib yang sama".

Ini adalah contoh yang terang tentang cara orang yangprimitif itu mencari sebab dari segala sesuatu. Ia "memberi-

kan nama 'kepadanya", dan itu berarti mengurangi ancaman yangmungkin ada, ,karena dengan demikianlah orang dapat melindungidiri, mengambil langkah-langkah yang dapat dijangkau oleh ke-budayaan mereka (syamanisme, perdukunan, upacara). Semua itumenghalangi komunikasi, karena sewaktu-waktu dalam percakap-an dapat diketengahkan faktor-faktor irasionil itu, dan kalausudah demikian salah satu pinak pun terpaksa bungkam. Sayangpara perintis tidak langsung menyadari bahwa halangan serupaitu dihadapi pula oleh orang-orang Irian, apabila para zendelingberbicara tentang Injil dan Firman Tuhan. Bila percakapan sudahmacet karena faktor-faktor ini, maka orang-orang Irian suka ber-kata : "Kita sudah begitu lama berbicara, mulut saya sudah le-lah", dan itu berarti : saya lihat tak ada kemungkinan untukmeyakinkan anda, dan apa yang anda terangkan itu tidak adaartinya samasekali buat kami, karena itu marilah kita akhiri sajapercakapan kita di sini".

c. Mengenai sumpah di hadapan Ottow dan Geissler.

Kita masih ingat bahwa penduduk Mansinam semasa berkeca-muiknya wabah cacar dalam tahun 1861 atas desakan kedua perintisitu telah. mengucapkan sumpah bahwa mereka tidak akan lagimembangun Rumsram (jilid I, VII, 3). Sebelas tahun kemudian

15

Page 29: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Bink mendengar komentar tentang hal itu. Komentar itu datanglagi dari Mambui si pemahat patung korwar itu, yang setiap kaliBink berbicara tentang dosa dan pengampunan, selalu ia menyata-kan bahwa ia tidaklah sejelek orang-orang lain "yang dahulu telahmelakukan hal yang jauh lebih jelek". Ketika Bink minta kepada-nya keterangan, apa yang dimaksudkan dengan hal yang jauhlebih jelek itu, jawabnya adalah sbb.:

" di masa Ottow dan Geissler, semua pemimpin suku ber-sumpah demi bedil dan dengan mata menengadah ke langit, bahwamereka tidak akan membuat berhala dan mengadakan pesta-pestakafir, tetapi sesudah itu mereka toh melakukannya. Sumpah itu,demikianlah menurut Mambui yang sebelumnya tinggal di Mansi-nam itu, mereka ucapkan agar supaya Tuan mencintai mereka danmemberikan barang-barang kepada mereka, namun dalam hatinyamereka itu berdusta. Mambui tidak ikut serta dalam sumpah itu,karena ia tak hendak membuang adatnya, dan seandainya sekarangia mengucapkan sumpah itu tidak dengan tulus hati, ia takut iaakan menemukan nasib buruk".

Dari sini kelihatan dengan jelas bahwa Mambui menganggapsumpah terhadap ilah yang tertinggi (Langit) itu bersifat mengikat.Jadi di sini terdapat kesadaran akan kesalahan, kejahatan, dosa(kalau orang mau memakai kata ini) dan juga kesadaran akanakibat yang dapat menimpa manusia.

Bahwa ada hubungan yang erat antara Nanggi dan tanggung-jawab manusia, itu ditunjukkan juga oleh hal berikut. Bink pernahberkunjung ke rumah Mambui, dan tangga rumah Mambui runtuhakibat beban badan zendeling yang jauh lebih berat itu. Ada sepu-liuh kali Bink terpaksa meyakinkan kepada Mambui bahwa Manse-ren Allah (Manseren Nanggi) tidak akan menghukumnya karenaruntuhnya tangga itu. Tetapi haruslah ia memperbarui jernbatan(tangga) itu, kalau ia memang mengharapkan kunjungan.

Di sini pula tampak adanya perasaan bersalah. Dan sekaliguskita melihat bahwa Mambui menghadapi persoalan yang pelik.

16

Page 30: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Biasanya orang memperbarui tangga atau jembatan yang menujurumah untuk keperluan penguburan, karena para pemikul mayatharus melewati tangga itu. Kalau orang memperbarui jembatan,maka mau tidak mau perbuatan itu akan dianggap sebagai magiimitatif. Sekiranya sesudah diperbaruinya jembatan itu ada orangmeninggal, maka pembuatnya akan dapat dipersalahkan telah me-lakukan magi hitam.

Bink menceritakan pula: "Mambui itu demikian. takut akannyanyian dan doa, sehingga jika dalam perjalanan ke rumah sayaia melihat saya membaca Sabda Tuhan, berdoa atau menyanyi,seketika itu juga ia pun berbaliklah pulang. Sekiranya saya datangke rumahnya untuk berdoa atau menyanyi, ia akan segera pergi".Bahwa hal ini tidak disebabkan oleh rasa tak suka, barulah dime-ngerti oleh Bink ketika ia mengetahui bahwa Mambui telah meng-ucapkan sumpah bahwa ia tidak akan lagi mendengarkan kebakti-an atau doa. Mambui menyatakan pula kepada Bink alasan sumpahitu : sepuluh orang anggota keluarganya telah meninggal berturut-turuit, dan samua orang itu telah melaksanakan Hari (artinyamengunjungi kebaktian. K.) di rumah Pandita Mansinam".

Bink menulis lebih lanjut: Mambui bagaimanapun juga me-miliki satu kebaikan: ia adalah seorang penyembah, berhala yangtulus. Ia menyatakan dengan terus-terang bahwa ia tidak mau tahutentang Sabda Tuhan dan tidak akan pernah membuang berhala-nya, sedangkan orang-orang lain kebanyakan berbuat pura-puradan tanpa diminta sudah bercerita : "Saya tak membuat berhala,saya tak menyanyi, saya tak menari, saya tidak seperti orang-orangyang lain".

Namun patut dicatat bahwa para zendeling selalu memberikanpenilaian yang negatif kepada jenis orang yang terakhir itu, pada-hal dalam kenyataan yang menjadi dasar sikap mereka adalahidenitifikasi dengan sang Zendeling, apapun juga tujuannya. Agartidak bersikap berat sebelah terhadap kedua pihak itu kita harusmengakui bahwa orang-orang Irian lebih cepat dan lebih lancarberibuat demikian daripada para zendeling sendiri. Mereka itu ingin

17

Page 31: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

berhubungan baik dengan para zendeling, dan mereka cepat sekalimemahami apa yang dikehendaki oleh para zendeling. Singkatnya :"Kita baru dapat benar-benar rnemahami seseorang, kalau kitamelihat segala sesuatu dari sudut pandangan dia. Dengan berbuatdemikianlah hubungan kita dengan segala macam orang dapat jauhlebih baik". (Harper Lee).

Tampaknya cara ini sangat sederhana, tetapi dalam kenyataantidak begitu sederhana juga. Sikap tersebut menuntut komunikasiyang intensif, sedang komunikasi ini pada gilirannya tidaklah mung-kin terjadi tenpa adanya identifikasi.

d. Mengenai kebangkitan : janji atau penipuan ?

Bink kemudian mengetahui juga sesuatu yang ada hubungan-nya dengan meninggalnya Korano Burwos dari Dordeh. Pada waktupemakaman Korano itu para zendeling telah mengemukakan ha-rapan sekitar kebangkitan orang mati. Kata-kata ini dianggap orang-orang itu sebagai janji. Dari tahun ke tahun, menurut kata orang,sanak keluarga Korano datang ke makamnya pada hari Minggupagi (hari kebangkitan), tetapi makam itu tetap juga tertutup. Binkmenulis : "Lalu baberapa orang Mansinam menyatakan bahwaOttow dan Geissler telah menipu orang-orang Numfor".

Pemakaman Korano Burwos adalah pemakaman Kristen yangpertama untuk seorang Numfor. Apa yang diucapkan sang zende-ling pada waktu itu dan yang setiap hari Paskah diulang, membuatorang Irian ingat akan Koreri (keadaan sejahtera) mereka. Dengandemikian Ottow dan Geissler telah mengatakan jauh lebih banyakdaripada yang mereka duga, tapi di pihak lain, dalam pemberitaanmereka tentang kebangkitan orang mati, mereka menyatakan ku-rang daripada yang mereka sangka.

Jadi banyak salah mengerti telah timbul, yang oleh para zen-deling dianggap akibat dari "sifat keras kepala dari kekafiran",padahal jelas bahwa justru dari sebab itu mereka tidak menyadaritanggungjawabnya sendiri atas salah faham tersebut. Demikianlah,

18

Page 32: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ketika Van Hasselt dan Bink memulai pekerjaannya di Mansinarndan di Menukwari, mereka menemukan sejumlah besar salah fa-ham. Rintangan-rintangan belum lagi disingkirkan dari jalan yangmenuju hati masing-masing, sebaliknya rintangan itu bahkan telahbertambah banyalk. Dalam bab-bab berikut kita akan menjumpai-nya lagi, dan kita harus berdaya-upaya agar kita pun tidak tersan-dung padanya.

§ 5. Zending dalam pakaian sehari-hari

a. Romantika-iman dan kenyataan.

Akibat berita-berita, cerita-cerita, pidato-pidato dan "romantikayang terdapait pada bangsa-.bangsa asing yang jau'h" itu, maka se-ring para calon zendeling tidak luput dari semangat romantis danpetualangan menghadapi pekerjaan mereka. Kebanyakan di antaramereika karena itu pun menjadi sangat kecewa, pada waktu merekaberkenalan dengan kenyataan di medan kerja.

Seperti halnya banyak orang asing yang menetap di daerah-dae-rah non-Barat, mereka pun mengalami yang dinamakan culture-shock (goncangan budaya), yaitu bingung menghadapi nilai-nilaidan norma-norma yang samasekali asing di tempat yang baru itu,yang sering tersembunyi di balik tingkah-laku yang oleh orangyang baru itu tampak ganjil belaka. Lagi pula orang harus menye-suaikan diri dengan iklim tropis; hal ini bagi sejumlah orang me-rupakan pula masalah yang serius. Karena itu tidaklah menghe-ranjsan bahwa mereka jarang memberikan reaksi yang positif. Se-orang di antara para zendeling abad ke-19 itu dapat kiranya men-jadi oontoh bagi kita, yaitu zendeling R. van Eck, yang menulis dariBali:

"Kalau saya melihat ke sekitar saya di Bali ini, saya dapatmerasa sangat gelap. Saya masih ingat benar, betapa kami paracalon zendeling, bila kami harus memimpin pertemuan-doa, senangmemilih Kis. 16:9 (Menyeberanglah ke mari dan tolonglah ka-mi! K.) sebagai nafcs penuntun.. Di tengah teriakan-teriakan kacauyang terdengar oleh kami dari dunia kafir, menggemalah doa orang

19

Page 33: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Makedonia itu di atas segalanya. Kami membayangkan, bahwabegitu orang Kaffer, Moor dan Indian itu mengenal Yoh. 3:16 (Ka-rena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...) segera merekaakan berlutut di hadapan Yesus. (Dan siapakah di antara sahabat-sahabat zending yang tak membayangkan itu ?) Tetapi pengalamanpahit telah mengajarkan kepada kami sesuatu yang lain samasekali.Orang dari Makedonia itu muncul kepada Paulus di dalam mimpi.Sedang Rasul orang-orang kafir itu di Filipi menjumpai kenyataan(di dalam penjara. K.).

Atas dasar kesimpulan-kesimpulan itu, orang dapat mengirapenulis itu akan menyatakan secara lugas bahwa di sini telah. ter-jadi salah tafsir. Bukankah dalam Kis. 16 disebutkan dengan jelasbahwa yang terjadi adalah penglihatan atau mimpi, dan bahwa:'kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggiil kamiuntuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana" (orang-orang Makedonia. K.). Selanjutnya kita dapat mengira bahwa pe-nulis akan menyatakan bahwa orang tidak dapat mencela pendudukdaerah-daerah kafir karena "pengalaman pahit ini", tetapi bahwapara zendeling dan orang-orang di tanah air memandang harapan-harapannya seakan-akan itu hasil-hasil yang telah dicapai. NamunVan Eck sebaliknya menuliskan kata-kata yang beberapa saja jum-lahnya, tetapi yang sejelas-jelasnya ini: "Orang-orang kafir harus-laih disadarkan".

Ini bukan salah cetak. Di situ betul-betul dikatakan orang-orangkafir sebagai ganti "orang-orang zending" yang semestinya dise-butkan.

Sementara itu terang bagi kita, bahwa pengalaman pahit puntidak menjadi dasar yang baik bagi suatu komunikasi, seperti jugahalnya (harapan-harapan yang terlalu tinggi.

Van Hasselt dan Bink telah membaca juga semua itu, danmereka tetap bekeria dengan tekun, dengan menempuh cara yangdipaksakan oleh keadaan di sekitarnya. Mereka tidak atau tidakbanyak terganggu oleh ucapan-ucapan ala Van Eck. Mereka tidakmembiarkan dirinya diselewengkan, baik oleh prospek-prospek

20

Page 34: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

masa depan yang penuh harapan, atau pun oleh kekecewaan-keke-cewaan. Mereka berkenalan dengan orang-orang setempat, danmeskipun dalam hal ini mereka tidak selalu menarik kesimpulanyang paling masuk akal, namun mereka bekerja terus, mereka me-nulis laporan-laporan yang dapat dipercaya tentang pekerjaan me-reka dan dengan demikian mereka memperlihatkan usaha zending"dalam pakaian sehari-harinya".

b. Menyesuaikan diri dengan siapa: dengan para zendeling yangterdahulu atau dengan pandangan-pandangan orang Irian ?

Dalam hal isi khotbah, Van Haaselt semula menggarap jugapokok-pokok soal yang biasa digarap oleh Geissler, yaitu mengenaikeselamatan yang kekal dan kepinasaan yang kekal. Pada tanggal12 Maret 1871 untuk pertama kali ia berkhotbah di Gereja Peng-harapan, dengan memakai nats Yoh. 11, tentang kebangkitan La-zarus. Ia menunjukkan kepada para pendengarnya harapan akankehidupan yang kekal dan menganjurkan kepada mereka untuktidak membuang apa yang telah diajarkan kepada mereka olehzendeling mereka yang telah meninggal. Semenjak itu jumlah orangyang datang di kebaktian menjadi cukup baik.

Betapapun simpatiknya langkah yang pertama ini, dan betapa-pun taktisnya barangkali langkah itu melihat perlunya kontinuitasdalam pemberitaan dan dalam pengajaran, namun penyesuaiandiri ini sekaligus juga membuat Van Hasselt sebagai ahli waris darirasa tak percaya yang makin meningkat di tengah orang-orangNumfor berkenaan dengan isi pemberitaan Geissler. Kita sudahmelihat bahwa mereka telah menganggap Ottow dan Geissder se-bagai penipu, karena setelah dinantikan bentahun-tahun, ternyatakebangkitan orang-orang mati tidak juga terjadi. Apa yang secaraeksplisit dikemukakan oleh. Geissler itu, secara implisit merupakansuatu sugesti yang kedengaran sebagai ramalan tentang kebangkit-an orang mati, tetapi ramalan yang tidak terlaksana.

Dari berita yang ditulis dalam tahun 1871 itu kita melihat jugabahwa konsepsi-konsepsi Van Hasselt semenjak tahun 1867 telah

21

Page 35: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mengalami perubahan besar. Pada tahun 1867 ia menyatakan me-ngenai pengharapan orang-orang Irian dalam hal kehidupan sesu-dah mati: "di sini kita bertemu dengan takhayul yang paling ganjil".

Dalam tahun 1871, tentang soal itu juga Van Hasselt menulissecara lain samasekali : "Berkali-kali saya telah melihat, betapahal-hal yang mengenai kehidupan yang akan datang itu menarikperhatian orang Irian. Salah satu hal yang telah berurat berakarpada mereka ialah kapercayaan mereka tentang kedatangan kem-bali nabi yang mereka harapkan, yaitu Manggundi kepala sukumereika. Kepercayaan itu menyatakan diri dengan terangnya setiapkali muncul tokoh yang dinamakan Konoor (tukang sulap, nabi,tukang sihir). Hal ini membuat saya menjadi heran dan seringkalimenimbulkan pertanyaan pada saya: dari manakah datangnyagejala kepercayaan pada bangsa-bangsa yang sangat berlain-1ainanini, yaitu bahwa mereka itu menantikan seorang Penebus, seorangPenyelamat, yang akan mengakhiri dosa, kematian dan kesengsa-raan ?

Apakah benar sikap kita, apabila kita secara gampang sajamenganggap semua legende itu sebagai penipuan ? Bukankah le-gende itu berhubungan dengan harapan akan sesuatu yang lebihtinggi dan lebih baik ? Benarkah sikap kita, kalau semua adat ke-biasaan orang Kafir, pun adat yang tidak dapat dinamakan jahat,bahkan dapat dinilai baik ditinjau dari segi moral itu, kita nyata-kan saja sebagai berasal dari si Jahat dan berada di' bawaih penga-ruh si Jahat ? Atau apakah di sini yang kita jumpai adalah sisa-sisakecil dari gambar Allah, yang oleh pengakuan iman (1) diakui adajuga pada manusia yang telah jatuh, yang berarti ada juga padaorang-orang kafir ? Bukankah para zendeling dapat menggunakanhal-hal tersebut sebagai titik-hubung; bukankah. mereka dapat men-jadikan sisa-sisa itu sebagai titik-tolak dalam pemiberitaan Injil ?Saya tidak ragu-ragu memberikan jawaban positif kepada perta-nyaan yang terakhhir itu. Dan saya membenarkan pula pernyataansalah seorang anggota Pengurus kita pada Hari Zending kita yang

(1) Yaitu dalam pasal ke-14, Pengakuan Iman Belanda.

22

Page 36: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

pertama (1860), yang mengutip kata-kata Dr. van Oosterzee : "Didunia kafir terdapat unsur Kristologi yang kuat." (bnd. jilid I babXIII pasal 3).

Dalam kutipan yang panjang ini dinyatakan penghargaan ke-pada orang Irian dan kabudayaannya. Penghargaan itu diucapkanpada permulaan masa ketika Van Hasselt menduduki tempat yangterkemuka di antara para zendeling. Bagaimanapun juga hendaknyakita jangan lupa, bahwa permulaan itu adalah. permulaan yangpenuh harapan. Melaksanakan keyakinan-keyakinan yang dikemu-kakan itu di dalam praktek, itu adalah langkah berikutnya, yangnanti akan ternyata merupakan langkah yang paling sukar. Sebabkeyakinan ini terus-menerus harus mengalami cobaan yang berat.Kita pun tidak lupa, dengan maksud apa "titik tolak" itu diberipenilaian positif. Akan tetapi orang-orang Irian pun mempunyaitujuan dan alasan sendiri. Mereka siap untuk sebentar mengikutipara zendeling dalam hal-hal yang dikabarkan olehnya, tetapi dalampada itu mereka pun tetap memperhatikan maksud-maksud sendiri.

Di dalam praktek Van Hasselt melanjutkan tradisi Geissler.Hal itu patut disesalkan sekali. Ia sendiri berpendapat bahwa iaikut bertanggungjawab atas upacara-upacara kekafiran yang ber-laaigsung, dan oleh karena itu ia merasa terpanggil untuk menge-mukakan pendapatnya. Woelders pun mendatangi "pesta-pesta"orang Andai, tetapi sikapnya lebih positif, meskipun senantiasa iamemberi tanggapan sekitar hal-hal yang ia dengar dan lihat.

Dalam tahun 1873 pernah Van Hasselt mendatangi "rumahpesta", di mana berkumpul kira-kira 200 orang untuk rnengadakanupacara inisiasi bagi anak lelaki Sawo (kepala kampung). Kepalakampung pada hari itu juga telah dua kali mengunjungi kebaktiandi gereja, jadi telah menunjukkan kemauan bajk. Untuk "pesta"ini Van Hasselt tidak diundang; hal ini memberi kita kesan yangkurang baik. Woelders selalu diundang, karena ia selalu ambilbagian dengan memberikan hadiah-hadiah kecil. Pada waktu harisudah malam pergilah Van Hasselt ke sana. Jalan sangat sukar,dan ketika ia sampai di "rumah pesta" itu, musik dan nyanyian

23

Page 37: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

pun berhenti. Van Hasselt tidak bertanya lebih lanjut tentangsebabnya, tetapi ia menegur orang-orang yang datang ke pesta itu,kemudian ia pergi. Jadi di sini kelihatan ia bertindak sebagai unsuryang mengganggu. Tetapi di jalan pulang yang sukar dan berbahayaitu ia dihantar oleh beberapa orang di antara pengunjung pesta itu.

"Sesudah saya pergi, mereka menjadi agak tenang". Tetapihasil apakah sesungguhnya yang telah dicapai oleih Van Hasselt ?Tentang isi tegurannya ia tidak menulis, tetapi kita mendengar ke-mudian bahwa orang-orang yang datang ke pesta itu telah dibuat-nya marah; mereka telah mempersalahkan si Wiri kecil karenatelah mengantarkan Pandita ke rumah pesta itu. Sebetulnya di sinisetidak-tidaknya kita menghanapkan ''pertemuan" antara "gembala"dengan kawanan gembalaannya, tetapi yang terjadi adalah monolog.

Apa yang sudah biasa dilakukan oleh Van Hasselt di Doreh(Kwawi) dilaksanakannya juga di Mansinam, yaitu mengadakanpercakapan-percakapan dengan penduduk. Sebagai pedagang,Geissler memiliki hubungan yang lain samasekali dengan pendu-duk. Orang datang kepadanya dengan maksud yang lain, yaitudagang, dan karena itu mereka mendengarkan perkataan Geisslersebagai "tambahan" pada barang yang telah mereka beli di sana.Van Hasselt tidak mempunyai "hubungan dagang" ini; tetapi tetapsaja orang datang kepadanya.

"Dalam percakapan-percakapan ini kadang-kadang kita men-dengar dari orang Irian pertanyaan-pertanyaan yang membuktikanmereka berpikir, misalnya : bagaimana mungkin sesudah mati jiwamanusia dapat segera berada di Surga. Percakapan-percakapan inisungguh berguna, karena dari situ menjadi terang, bagaimana jalanpikiran mereka itu".

Soal ini bagi orang Numfor pasti menarik, karena menurut pa-ham mereka jiwa orang yang telah meninggal itu mengadakan per-jalanan ke negeri jiwa-jiwa, dengan diiringi nyanyian dari "sanaksaudaranya yang masih hidup". Barulah sesudah lewat beberapa

24

Page 38: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bulan jiwa itu sampai di tempat, yang berarti akhir dari masa ber-kabung dan sekaligus berarti tiba saatnya untuk mengabaikanmakam.

Kini, delapan tahun sesudah ia mulai bekerja, Van Hasselt me-namukan juga, bahwa kontak-kontak tidak resmi adalah berhargasekali. "... Jawaban-jawaban dan pernyataan-pernyataan di' luarpercakapan tertentu yang boleh saya katakan perca'kapan-perca-kapan keagamaan yang resmi itulah yang memungkinkan kita me-lihat dengan paling baik, apa yang ada dalam hati orang-orangitu". Jadi, dalam kontak yang biasa antara manusia dengan ma-nusia, lepas dari fungsi resmi.

Mengenai kontak seperti itu di sini kita berikan sebuah contohlagi: Seorang wanita Irian pada suatu kali mencela nyonya VanHasselt: "Kami ini adalah perempuan-perempuan Irian, apa urusankami dengan Manseren Allah (Tuhan Allah)". Wanita itu mengata-kan hal itu dalam keadaan marah, karena sapi-sapi Van Hasseltbaru saja merusakkan kebunnya. Tetapi di sini ia sesungguhnyamemgungkapkan perasaan haiti kebanyakan orang Numfor terhadappemberitaan sekitar Allaih orang kulit putih; mereka samasekalitidak mempunyai urusan dengan Allah itu, sama seperti para zen-deling tidak ada urusan dengan nenek-moyang orang Numfor. Apayang mereka pikirkan tetapi tidak langsung mereka ungkapkanitu seringkali mereka lontarkan di waktu mereka sedang marah.Cara bertindak seperti itu termasuk "pola kehudayaan" mereka.Dilihat dari sudut "zakelijk", adalah berlebihan untuk bersikapmarah hanya karena telah terjadi kerusakan yang diakibatkan olehsapi. Memberitakan perkara itu secara biasa saja sudaih cukup wa-tuk memperoleh ganti rugi. Tetapi menunjukkan luapan perasaanmemang tidak mungkin tidalk dilakukan. Orang mempunyai hakuntuk marah, dan karena itu mereka harus menunjukkannya. Se-mentara itu kita merasa pasti, bahwa wanita itu sesungguhnyahanyalah mengungkapkan apa yang dipikirkan oleh orang-oranglain. Ia hanyalah menanti saat untuk melakukan hal itu, sampai.akhirnya tibalah kesempatan itu. Ketika Van Hasselt mengatakanbahwa dalam percakapan-percakapan tidak resmi itulah diungkap-kan apa yang menjadi pikiran orang-orang, maka dapatlah ia me-

25

Page 39: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kita mengambil kesimpulan bahwa Van Hasselt dalam tulisan-tulisannya bersikap positif terhadap adat kebiasaan orang-orangIrian. Tetapi setahu kami tidak pernah ia mengungkapkan sikapitu terhadap mereka secara terus-terang dan sama jelasnya sepertidi dalam laporannya.

Kami mendapat kesan bahwa para zendeling, meskipun berdiamdan bekerja pada jarak yang dekat satu dari yang lain, namunsedilkit saja memelihara hubungan antara sesamanya, dan bahwamasing-masing mereka itu mempunyai metode kerja sendiri. C. Be-yer, yang sudah pindah ke Doreh, terkenal sebagai orang yangsangat keras menegakkan kesucian hari Minggu. Ia bahkan pernahpada suatu kali mengambil tindakan keras, yaitu menghancurkan.tempayan-tempayan yang dibuat pada hari Minggu. Pengurus UZVtidak membenarkan perbuatan itu. Mereka menulis (11 Januari1872) : "Harus kami ragukan, apakah kasih yang mendorong sau-dara menjatuhkan hukuman dalam hal pelanggaran atas hari Sabbatitu. Kami mendapat kesan bahwa kegiatan saudara itu bukanlahkegiatan yang disertai pengertian. Hanyalah dengan Firman, dansekali-sekali bukan dengan keperkasaan atau dengan kekuatan,kita membawa orang-orang yang berpikiran lain itu kepada ke-yakinan lain".

"Kalaupun karena pengaruh kekuatan saudara, atau lebih tepatlagi karena paksaan saudara itu, mereka terpaksa mengalah, itutidaklah berarti saudara telah memberikan sumbangan bagi me-ningkatnya penghorinatan kepada hari istirahat itu; justaru di sinilahsaudara menderita kerugian, yaitu bahwa saudara telah merusakkanazas kasih itu".

26

nambahkan bahwa pendapat-pendapat dan celaan-celaan yang di-lontarkan di waktu orang sedang marah itu memberikan sumbanganyang cukup besar bagi timbulnya saling pengertian. Pada saat-saatitullah muncul penilaian negatif yang biasanya dibungkus dengankesopanan yang wajib dalam pergaulan sehari-hari. Sekiranya sikulit putih mengemukakan bahwa sapi tidak ada hubungannyadengan Manseren Allah maka ia akan membuktikan bahwa ia tidakmemahani makna perkataan itu.

Page 40: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Van Hasselt mengetaihui peristiwa ini, dan ia mengetahui jugabahwa Ottow dan Geissler sering memberikan tekanan tertentukepada penduduk, umpama tidak berdagang dengan mereka yangbekerja pada hari Minggu dsb. Tetapi Van Hasselt tahu benar bahwadengan cara itu orang hanya akan dapat memperoleh sukses semu,dan tak pernah dapat memikat hati penduduk. Sering dalam khot-bah atau percakapan ia mengutip contoh-contoh "dari medan-medanzending lain, mengenai orang-orang yang kulitnya berwarna samaseperti para pendengar saya sendiri. Saya lakukan ini terutamauntuk melawan pengertian keliru yang dikemukakan sebagai dalihatau mungkin juga sungguh-sungguh ada, seolah-olah pekabaranInjil kita, ajaran kita untuk menempuh kehidupan Kristen itu meru-pakan perintah atau paksaan yang kita orang-orang Belanda (kita"orang-orang asing" di mata penduduk Irian) kenakan kepada me-relka. Atau dengan kata-kata lain, untuk melawan pengertian bah-wa kita hendak memaksakan suatu agaima kepada merekaKarena itu mereka harus mengetahui tentang bangsa-bangsa lain,yang juga mempunyai adat kebiasaan. Mereka ini telah meninggal-kan adat mereka sendiri dan telah rnenerima agama orang kulitputih, dan itu bukanlah karena dipaksa, melainkan karena Tuhankita semua adalah Tuhan yang satu dan Penebus kita semua adalahjuga Penebus yang satu, dan kita semua, apapun warna kulit kita,kebangsaan kita, orang Belanda atau arang Irian, kita semua ada-lah orang-orang yang berdosa dan memerlukan penebusan".

Patut dicatat bahwa Van Hasselt di sini menggunakan istilah"agama orang kulit putih", sedangkan ia justru sedang menjelaskanbahwa soalnya bukanlah demikian. Tetapi orang-orang Irian me-mang berpikir begitu.

c. Sebab-sebab dan akibat-akibat "perang" 20 tahun antara suku-suku yang bersaudara.

Pada akhir tahun 1872 atau permulaan tahun 1873 kegiatansehari-hari yang berupa pengayauan karena balas dendam dan demiprestise itu terganggu oleh terjadinya bentrokan antara orang-orangMansinam dan orang-orang Roon yang bersaudara dengan mereka.Alasan dari bentrokan itu adalah pemabokan. Seorang dari Yende

27

Page 41: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

(Roon) dalam keadaan mabok telah menikam sampai mati sauda-ranya sesuku dari Menai (yang juga terletak di Roon) dengan di-banltu oleh saudaranya. Yang terakhir ini berhasil meloloskan diridan disambut sebagai tamu oleh orang-orang Mansinam dan Andai.Penyambutan itu (yang memang merupskan keharusan pula. K.)tidak disukai oleh orang-orang Roon, sehingga mereka pun lalumelakukan usaha-usaha untuk membunuh seorang Mansinam. Halitu terjadi dengan cara yang menyolok sebagai berikut: Dari Yendeterus dikirimkan perahu-perahu untuk membunuh seorang Menai,dan dalam salah satu pelayaran itu "bertemulah mereka di dekatWariab dengan sebuah karures (perahu papan. K.) berisi orang-orang Doreh yang sedang dalam perjalanan ke Waropen untukmengambil sagu; dalam perahu itu terdapat beberapa orang Numforyang terkemuka. Dua orang di antara mereka itu bermaksud me-nakut-nakuti orang-orang Roon itu, naik ke atas (ke atas atap) ka-rures dan berdiri di sana memegang bambu tipis dengan cara sepertimembidik kelompok perampok itu dengan bedil. Orang-orang Roonmemang ketakutan, tetapi mereka segera mengetahui penipuan itudan menembakkan panah kepada kedua orang Numfor itu hinggamsti. Mayat kedua orang itu jatuh ke laut, lalu orang-orang Roonmengaimbil kedua kepalanya dengan penuh kemenangan. Aib yangmenimpa orang-orang Numfor itu menuntut balas dendam. Kira-kira 20 tahun lamanya berlakulah keadaan perang, sebelum akhir-nya balas dendam itu dapat terlaksana. Tidak seorang Roon beranimenunjukkan diri di sekitar Doreh, dan tidak seorang Numforbarani mendekati Roon atau makan dan minum sesuatu yang ber-asal dari Roon, karena takut perutnya akan menggembung danmeletus".

Untuk memperoleh kembali kebebasan bergerak, maka orangRoon menyerahkan dua orang anak budak. Anak-anak itu dibunuh,dan orang Mansinam merayakan peristiwa itu dengan pesta keme-nangan : "Semua itu menjadi alasan untuk mengadakan acara-aca-ra nyanyi dan tari gila-gilaan di malamhari. Pada sianghari, danterutama pada petanghari, orang-orang lelaki meniup kerang untukmemeriahkan kemenangan itu dan mengusir roh-roh jahat (yaituroh-roh kedua anak budak itu. K.)".

28

Page 42: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Agaknya selama berlangsungnya "pasta" itu seseorang telahmenyanyi, menyatakan bahwa sebagai ganti orang-orang merdekamereka telah mengambil kepala dua orang budak, dan ini mem-bikin "kemenangan." itu jadi meragukan. Itu berarti bahwa perka-ranya tidak maju: permusuhan tetap juga ada, dan pendudukteluk Doreh tidak dapat pergi ke selatan untuk melakukan perda-gangan di sana. Zending pun mengalami kesulitan karenanya,sebab pertama-tama Meoswar tempat kerja Rinnooy sekarang ber-ada dalam keadaan terpencil, dan tidak mungkin juga Roon ditem-pati seorang di antara para zendeling yang baru datang itu, yaituJ.H. Meeuwig atau J.F. Niks, sebab hubungan dengan pulau itutelah terputus sepenuhnya. Kita akan melihat bahwa dalam tahun-taihun berikutnya berkali-kali dilakukan usaha-usaha ke arah per-damaian.

d. Pelayaran ke Tidore

Kami telah menulis secara panjang lebar tentang pelayaranini (jilid I, bab XII, 6). Salah satu di antara peliayaran itu terjadidalam tahun 1872. Kali ini yang mempersiapkan diri untuk berlayarke Tidore guna mengokohkan prestise adalah Jurujan (gelar Tidoreuntuk wakil kepala) dari Mansinam. Keharusan untuk menyeleng-garakan upacara di Mansinam setiap bulan baru selama 5 atau 6bulan berlangsungnya perjalanan itu dipenuhi di tempat-tempatyang agak jauh, agar tidak terlalu menyinggung perasaan zende-ling. Yang memimpin upacara itu adalalh Sapufi, Sengaji Mansinamyang terkenal. Upacara ini adalah begitu penting, sehingga orangtidak dapat membiarkannya diganggu oleh para zendeling denganpandangan yang memusuhi atau pun perkataan-perkataan yangbersifat mencela. Maka kembali berlaku masa yang penuh kete-gangan antara kedua belah pihak. Sengaji tak dapat tidak harusmelindungi orang-orangnya yang sedang dalam perjalanan melaluiupacara itu, sedangkan para zendeling merasa secara moril berke-wajiban. mengemukakan pandangannya sendiiri. Tetapi bagaimana-pun juga masa ini bukanlah semata-mata masa yang negatif.

29

Page 43: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

e. Manwen, kekuatan-kekuatan jahat

Dadi penyelenggaraan upacara Tidore dan alasan-alasan yangdiberikan orang mengenai hal itu Van Hasselt kadang-kadang da-pat memperoleh pengertian mengenai apa yang dinamakan "takha-yul orang Irian". Pernah ia mengatakan, setelah seorang Numformenjelaskan sesuatu kepadanya:

"Saya biarkan orang itu berbicara, dan saya pun sempat men-dengarkan yang berikut ini: Pesisir daratan, terutama pula pegu-nungan Arfak, adalah sangat tidak aman disebabkan oleh banyak-nya Manwen yang diam di sana. Roh-roh jahat dengan tubuhmanusia ini menyiuli dan membujuk orang-orang yang berlayar didekat tempat itu untuk datang ke darat. Karena tertarik oleh se-suatu kekuatan sihir yang tidak dapat ditolak, si pelayar pun me-ninggalkan perahunya dan menempuh hutan yang penuh denganbahaya. Dalam sekejap mata kapalanya pun dipenggal, tetapi kiniManwen memasukkan sebuah batu sihir di antara kepala daa badanitu, dan kemudian kepala dan badan itu dipersatukan lagi. Kiniorang malang itu harus menari atas perintah Manwen. Kalau tarianitu sudah. selesai, boleh ia pulang, tetapi 3-4 hari kemudian, matilahdia."

Van Hasiselt menjelaskan kepada orang itu, bahwa di dalamhati mereka ada yang jahat, karena itulah mereka melihat macam-macam hantu. Tetapi dengan argumentasi yang rasionalistis se-perti itu tidak dapat ia meyakinkan seorang pun. Hal itu segerakelihatan, ketika zendeling-petani Kamps meninggal di Andai: "Ata-reri yang banyak mengetahui mengenai Manwen datang untuk me-nanyakan, apakah benar Manwen telah membunuh Kamps". Bu-kankah Andai terletak di tengah daerah yang berbahaya di kakipegunungan Arfak ?

Sebentar sesudah itu seorang anak Van Hasselt meninggal, danberkatalah Van Hasselt: "Dalam hal ini sudah pasti Manwen akandipersalahkan pula. Tetapi dari peristiwa itu juga kami mencobamengambil kesempatan guna mendorong datangnya Kerajaan

30

Page 44: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Allah". Ketika Kamps dimakamkan, Van Hasselt pun berbicaratentang "kehidupan yang akan datang". Setelaih ia selesai berbicara,beberapa orang tinggal untuk melanjutkan percakapan; kepada me-reka itu Van Hasselt berbicara tentang kemuliaan Yerusalem yangbaru, di mana Yesus telah mempersiapkan tempat juga buat me-reka, dan juga tentang ngerinya hukuman yang menantikan orangberdosa yang tidak bertobat itu di alam keabadian nanti.

Di sini kita melihat kedua belah pihak saling berhadapan, ma-sing-maskxg dengan keyakinannya sendiri. Kedua keyakinan itutidak rasionil. Kedua belah pihak itu mempunyai pengalaman ber-sama, dan bahkan duduk bersama dalam kebaktian, tetapi pikiran-pikiran yang ditimbulkan oleh apa yang terjadi di sana dan olehapa yang didengar dan dikatakan orang, memibawa mereka ke arahyang benar-benar bertolak belakang. Bupanya jurang yang me-misahkan mereka menjadi semakin lebar dan dalam.

f. Identifikasi dan pusat kebudayaan Numfor

Pada masa itu makin sering terjadi, orang-orang Irian meng-identifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh dan pikiran-pikiran yangtampil dalam pemberitaan para zendeling.

Humun, tukang perak yang sudah tua itu, setelah mendengarkesepuluh perintah Allah ia pun tertarik sekali kepada perintahyang kesepululh: Jangan mengingini. Ia mengatakan : "Ini adalahperintah yang baik sekali, tetapi orang Numfor tak mendengarkan-nya, mereka tetap saja mengingini".

Bukankah milik, dorongan untuk mendapat prestise, yang ber-arti dorongan mendapat kekuasaan, berada dalam pusat kebudaya-an mereka itu? Contohnya: Napsu untuk memperoleh prestise yangdidapat dengan mengayau, napsu untuk memperoleh gelar-gelarTidore dan napsu untuk memiliki hubungan yang berharga. Juganapsu untuk memiliki barang-barang, karena dengan barang-ba-rang itu a dapat mengerahkan sekutu-sekutu yang kuat, dan dapatmemperoleh lebih banyak perempuan dan budak. Juga napsu untuk

31

Page 45: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

memperoleh gengsi yang didapatikan dengan penyelenggaraan pes-ta-pesta dengan makanan yang berlimpah-limpah, dengan melaku-kan perkawinan "yang baik", yaitu dengan memperoleh seorangpengantin perempuan yang harus dibayar dengan harga tinggi,yang berarti naiknya status si pengantin perempuan dan juga pe-ngantin lelaki. Juga napsu untuk memperoleh hubungan yang luas,yang berarti kepastian akan kedudukan di tengah masyarakat. Danakhirnya napsu untuk memperoleh kehidupan yang kekal, untukmemperoleh kekuatan supra-alamiah, seperti yang di dalam mitosdimiliki oleh Manseren Manggundi yang tadinya adalah seorangmanusia seperti mereka semua. Tetapi ia menjadi Manseren Mang-gundi (Tuhan sendiri) itu dengan memperoleh kekekalan dan ke-limpahan. Kekekalan dan kelimpahan yang menjadi milik ManserenManggundi itu akan menandai juga Koreri, yaitu Keadaan Sejah-tera. Kata orang: "kan do mob oser", yang berarti "memiliki ke-limpahan bersama orang-orang lain", kadang-kadang pula "ber-sama samua orang".

Perhatian Van Hasselt tertarik kepada salah satu unsur dalamperbendaharaan kata bahasa Numfor. Tulisnya (1868) : "Kekayaanakan kata ganti empunya merupakan salah satu cirinya yang palingmenonjol. Orang Irian mempunyai tiga kata yang berlainan untukkata ganti empunya bagi tiap orang, dan ini adalah tanda yangkhas mengenai watak bangsa. Orang Irian pada dasarnya serakah;mempunyai dan memiliki adalah napsunya yang terbesar".

Sebagai reaksi atas pem)beritaan Van Hasselt tentang sifat pem-bangkang bangsa Israel di padang pasir, yang tiap kali memberon-tak dan meninggalkan Tuhan, meskipun Yehovah dengan tak hen-ti-ihentinya menolong dan menyelamatkan mereka, maka Bani me-ngatakan : "Bangsa Israel itu bangsa yang seperti juga orang Mefor.Orang Mefor berbuat begitu juga".

Ketika Sengaji Sapufi Rumadas dari Mansinam membuat ber-hala yang baru lagi, maka pada hari Minggu berikutnya Van Hasseltberbicara tentang tarian orang-orang Israel dli sekitar anak lembuemas. Lalu salah seorang di antara hadirin mengatakan : Orangorang Israel yang sedang menari itu berbuat tepat seperti Kakioni

32

Page 46: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dengan korwar-korwarnya. Tapi sesudah itu seorang wanita terde-ngar mengatakan: "Jangan. kamu bicara tentang Kakioni, karenakamu itu tepat seperti dia; kamu bahkan lebih hebat lagi menariuntuk berhala-berhala itu".

Orang-orang itu mengemal dirinya kembali tidak hanya dalamtokoh-tokoh dan kelompok-kelompok di dalam Alkitab. Di hadapanpara zendeling orang suka menyamakan diri dengan orang-orangIsrael yang takut kepada Tuhan. Identifikasi ini meniimbulkanpersoalan karena cara para zendeling menilainya. Yang menjadialasan identilikasi itu, di samping kebutuhan manusia yang biasauntuk memainkan peranan yang diharapkan oleh partnernya dalamberkomunikasi, sekaligus juga di sini muncul unsur permainandalam komunikasi itu. Hal ini dapat dinilai positif atau negatif,tetapi untuk menilai itu senantiasa dibutuhkan pengetahuan psiko-logis dan sekaligus juga rasa humor.

Sebaliknya para zendeling pada umumnya segera cenderunguntuk mencap identifikasi itu sebagai kemunafikan, padahal ituhanyalah suatu diplomasi. Di pihak lain mereka saling memlberipenilai'an positif terhadap apa yang hanya merupakan gema suarasang guru, tetapi yang oleh zendeling disangka merupakan jawabanyang asli. Kita harus selalu ingat, bahwa banyak jawaban, perta-nyaan, dan pernyataan yang ada hubungannya dengan protokol ataukode yang biasa dipakai dalam situasi hubungan yang formil.

g. Meninggalnya Suruhan

Pada tanggal 21 Oktober Suruhan Rumfabe meninggal padaumur sekitar 80 tahun. ia telah dibaptis oleh Geissler dan ia adalahorang Irian merdeka pertama yang mengambil langkah itu. VanHasselt sering mengunjungi dia, dan kepada pendeta itu ia berce-rita bahwa ia berkali-kali telah pergi ke pulau Tidore : "Kami pergike sana untuk merompak dan membunuh; ]uga di Seram. Waktuitu kami masih tergolong orang jelek; kami masih belum punyaPandita".

Pada hari-harinya yang terakhir ia tak dapat lagi berbicara,tetapi ketika Van Hasselt menekan tangannya, ia memberikan ba-

33

Page 47: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lasan kepada tekanan itu. Ia berharap dikuburkan di sampingOttow, tetapi sanak saudaranya tidak menghiraukan permintaan itu.Setelah ia meninggal, mereka memanggilnya untuk memenuhi atur-an nenek-moyang. "Ia dikuburkan tepat di depan rumahnya, danke dalam kuburnya dimasukkan berbagai macam barang: sebuahjambang porselin, sebuah piring, kemudian kuburan itu ditutup,dan di atasnya diletakkan busur dan anak panah. Sanak saudarakemudian membuat jalan dari ranting-ranting dan daun-daunanmenuju pantai laut; jalan itu dibuat untuk Suruhan, kalau nanti iahendak mandi."

h. Hasil hubungan yang telah diikat: sudah ada akulturasi, tapibelum ada pengkristenan

Sekalipun terdapat pertentangan dan salah mengerti yang tajamantara kedua pihak dalam pertemuan dan pergaulan, namun bebe-rapa orang menunjukkan bahwa mereka mulai dapat memahamiapa yang menjadi maksud para zendeling. Mulai waktu yang sedangdibicarakan di sini, orang-orang Irian telah sepenuhnya menerimapara zendeling ke dalam kehidupan masyarakat mereka. Hanya,bukan dengan cara seperti yang sebelumnya dibayangkan olehabdi-abdi injil itu, dan bukan pula dengan cara yang diharapkanoleh lembaga-lembaga yang telah mengutus para zendeling itu.

Para pedagang sekali setahun datang, dan baru pada tahun-taiiun kemudian ada agen-agen mereka yang menetap di Irian.Selain daripada mereka, para zendelinglah yang memasukkan ba-rang-barang dari Barat yang makin besar peranannya dalam per-gaulan masyarakat. Semula memang barang-barang itu sederhanasaja: batang-batang besi untuk bertukang besd, kawat tembagauntuk tali kail, barang-barang porselin dan tembikar, blok-blokkain tenun katun berbagai' wama dsb. Yang semakin disukai ada-lah kain katun blok-blokan, yang disebut orang celop. Celop itusemakin banyak dipakai seibagai barang tukar, di samping porselinCina dan tembikar. Dengan adanya barang-barang ini, pendudukpantai dapat membeli budak dan membayar suku-suku yang lebihkuat agar menyelenggarakan pelayaran perompakan yang seharus-nya mereka adakan sendiri. Dengan timbulnya perdagangan dan

34

Page 48: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

datangnya para zendeling yang harus memperoleh bekal melaluipertukaran barang, maka dengan jelas meningkatlah perdaganganbudak, dan sekaligus juga pelayaran-pelayaran perompakan (raak).Kehadiran para zendeling merupakan faktor pendorong juga ka-rena alasan yang lain lagi: berkat senjata mereka, para wanitadan anak-anak dalam keadaan aman pada waktu orang-orang le-laki sedang dalam perjalanan, sehingga orang-orang lelaki itu dapatlebih jauh lagi melakukan pelayaran perompakan,

Di samping itu bantuan kesehatan yang diberikan oleh parazendeling sangat dihargai — walaupun cara orang mengungkapkanpenghargaan itu menimbulkan kekecewaan juga bagi para zende-lng. Orang kadang-kadang membeli budak-budak (anak-anak)yang sakit-sakitan, yang kemudian oleh para zendeling dapat di-sembuhkan dengan pengobatan yang penuh kesabaran. Tetapi se-sudah itu budak-budak itu dijual lagi dengan harga tiga kali lipatdari harga belinya. Perempuan-perempuan tua yang gagal meme-nuhi syarat dalam ujian untuk menentukan apakah mereka tukang-tukang sihir, sekarang ditelbus oleh para zendeling. Bukan tidakmungkin bahwa kadang-kadang orang menuduh orang-orang tuamiskin yang sendirian, bukan karena mereka itu mencurigakan,melainkan karena orang dapat memperoleh uang penebusan untukmereka itu. Zendeling telah menjadi faktor yang penting dalamkehidupan ekonomi. Tetapi yang sedang berlangsung barulah akul-turasi, dan belum lagi pengkristenan. Bagi orang-orang Irian akibatsampingan dari diamnya para zendeling itu telah menjadi hal yangpaling penting, dan dalam masa berikutnya para zendeling berkali-kali akan merasa terpukul karenanya.

§ 6. Peranan etnologi dalam pandangan para zendeling mengenaiorang "primitif"

a. Etnologi (Ilmu bangsa-bangsa) dan zending

Walaupun para zendeling tidak melakukan studi yang sistima-tis atas kebudayaan orang Irian, namun mereka terus-menerus si-buk dengan penyelidikan mengenai latar belakang kehidupan sertaadat kebiasaan penduduk. Tetapi dalam tulisan-tulisan mereka itu

35

Page 49: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

fakfta dan penilaian sering tidak dipisahkan, lagi pula perasaan"ngeri" terhadap apa yang mereka lihat dan mereka selidiki itumerupakan penghalang untuk melakukan penyelidikan yang lebihmendalam. Namun pengurus UZV dengan jelas menyatakan peng-hargaan atas usaha penyelidikan dan berusaha untuk mendorongpara zendeling supaya tetap aktif di bidang ini. Grothe, yang ber-tahun-tahun lamanya menjadi bendahari dan mempelajari semuakarya di bidang ilmu bangsa-bangsa telah menyatakan. pada HariZending dalam tahun 1872: "Dasar seluruh pengetahuan zendingadalah ilmu bumi dan ilmu bangsa-bangsa". Karena itu UZV sering-kali memuait tulisan-tulisan di bidang ilmu bangsa-bangsa dalammajalalmya, tetapi kalau tempat kurang, maka yang mendapat tem-pat pertama adalah "laporan-laporan zending yang langsung". Da-lam surat-suratnya berkali-kali kita temukan dorongan kepada pa-ra zendeling untuk mencatat "dongeng-dongeng dan legende-legen-de". Sayang publikasi di bidang ini berlangsung seret sekali.

Hal ini barulah berubah setelah dr. N. Adriani dan dr. A.C.Kruyt memelopori dan mendorong para rekannya serta memberi-kan nasihat; Kruyt menulis sebuah buku tentang animisme. Ke-mudian hari ia pun menulis tentang dinamisme berkenaan denganbuku Codrington "The Melanesians", di mana untuk pertama kalidikemukakan pengertian tentang mana. Gagasan tentang "mana"ini digarap menjadi teori dinamisme atau pra-animisme. Baru ber-tahun-tahun kemudian orang menyadari bahwa teori-teori menge-nai animisme dan dinamisme itu meleset, atau lebih tepat dikatakanmerupakan tafsiran yang terlampau berani mengenai data-data yangtelah diperoleih di lapangan. Sebab animisme dan dinamisme itubukanlah tahap-tahap yang saling berurutan dalam jalur perkem-bangan evolusi. Lagi pula, "kekuatan yang tak berkepribadian"ternyata tidaklah ada, sehingga dengan adanya penemuan itu, dandengan membaca kembali karya-karya Codrington, maka banyakteori menjadi goyah. Karena itu kita tidak menyesalkan, bahwapara zendeling dalam diskusi-disikusi teoritis tidak berdiri di depan.Sebab teori-teori seperti itu dapat juga bersifat manghambat, ituberarti bahwa teori-teori itu menutuni kenyataan, karena atas dasarsesuatu teori orang lalu terlalu selektif dalam mengamati sesuatu.

36

Page 50: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Namun kita akan melihat bahwa studi mengenai negeri danpenduduknya terus juga berlangsung. Memanglah bukan etnol'ogisebagai ilmu pengetahuan yang memikat para zendeling, melainkanorang banyak dalam segala geraknya, karena dengan orang ba-nyak itulah para zendeling berhubungan sehari-hari. Dan memang-lah mereka itu sedikit sekali berhasrat untuk menemukan faktayang bisa menjadi kejutan. Bukankah mereka bekerja di daerahyang belum didamaikan? Karena itu dalam peristiwa-peristiwa yangmereka amati dipertaruhkan kehidupan penduduk setempat, bah-fean kehidupan mereka sendiri. Rasa ingin tahu "yang tidak tepat",walaupun dengan mata seorang penyelidik, bisa membawa akibatyang besar. Kalau kita, ibaik secara positif maupun negatif, tidakmemperhitungkan semu;a ini dalam penilaian kita mengenai apayang dihasilkan atau tidak dihasilkan oleh para zendeling, makakita akan tetap berada di luar "kenyataan hidup mereka". Kenyataanhidup itu ialah bahwa para zendeling itu "lebih dekat kepada pen-duduk dibandingkan dengan penyelidik manapun di tahun-tahunkemudian", terutama melihat segala risiko yang menyertai penye-lidikan yang mereka lakukan.

b. Rinnooy sebagoi "etnolog" dan zendeling, Suaranya tidak men-dapat gema, bahkan samasekali diabaikan

Rinnooy yang tinggal terpencil di Meoswar dan tidak beristriitu lebih sempat dari orang-orang lain untuk melakukan pengamat-an atas penduduk, Berbeda dengan rekannya Woelders yang ber-watak emosionil itu, dia adalah orang yang tenang; ia telah menge-luarkan sejumlah ucapan, yang pada jaman itu adalah luarbia-sa. Ucapan-ucapan itu wakiu itu tkiak mendapat "gema", bahkansamasekali diabaikan.

Ia menemukan betapa pentingnya upacara-upacara, melaku-kan pengamatan secara tajam, melukiskan semacam pesta panen,pesta Nak-nak", dan kemudian menyimpulkan : "Untuk dapat me-

nilai sesuatu bangsa secara benar orang harus belajar mengenalnyamelalui pesta-pestanya". Namun pengamatan yang tajam merupa-

37

Page 51: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kan syarat mutlak: Kegembiraan orang tidaklah langsung me-nyatakan diri melalui tanda-tanda luar, sehingga seorang pengun-jung yang hanya kebetulan saja tidak akan menyinggungnya.

Beberapa orang bertanya kepada Rinnooy apakah hidup pen-duduk itu tidak membosankan, tetapi jawabnya adalah: "Tidakmembosankan, karena mereka itu mempunyai pesta-pestanya. Pes-ta-pesta itu memberikan kesegaran kepada hidup yang kelihatannyamembosankan itu, dan inilah yang menghias dan memahkotai hidupitu, sejauh hal itu mungkin di luar persekutuan dengan Tuhan".Dalam membandingkan pesta panen ini dengan pesta-pesta orangEropa, ia mengatakan: "Ciri-ciri kebisingaai, berfoya-foya dan ke-jangaikan yang selalu ada pada pesta duniawi dalam masyarakatKristen dan yang bahkan dipakai pula dalam pesta-pesta hari besarKristen yang suci, adalah asing bagi pesta ini". Sifat kasar pada"pesta-pesta" Eropa Barat agaknya ialah karena pesta-pesta itumerupakan "upacara-upacara" yang telah kehilangan makna reli-giusnya, dan menjadi barang tradisi belaka. Dengan ini pesta-pestaitu jadi tanpa arti dan menampilkan improvisasi yang tidak layakbagi maknanya yang asli.

Tentang pesta Nak-nak yang dilukiskan olehnya itu Rinnooybersikap sangat bergairah; ia bahkan mengambil kesimpulan-ke-simpulan yang bersifat teologis: "Demikianlah pesta Nak-nak itutidak hanya memberikan bukti bahwa Tuhan tidaklah jauh dariorang Irian, bahkan dengan itu langkah yang pertama sekali telahdiambil menuju Kerajaan Surga. Sebab dalam pesta itu kewajaran,ketulusan dan bertindak sesuai dengan watak sendiri dapat kitaanggap sebagai pelaksanaan daripada tuntutan Kerajaan Allah yangpaling pertama".

HaT ini bagi pengurus UZV sudah keterlaluan. Dalam suratbalasan mereka secara tersirat terasa bahwa mereka prihatin,'bahkan merasa jengkel melihat seorang zendeling terpikat kepada"orang-orang kafir". Mereka menulis bahwa mereka ingin mende-ngar lebih banyak "mengenai minait orang Meoswar kepada Injil".

38

Page 52: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dan kemudian : "Janganlah terlalu segan mendesakkan Injil; kamihampir-hampir merasa bahwa kalian pergi mengaibarkan Injil de-ngan keengganan tertentu".

Tiga tahun kemudian, dalam sebuah ceramah Rinnooy membe-rikan jawaban kepada UZV. "Orang harus memiliki pengertian ten-tang langkah-langkah yang pertama sekali yang mendahului kerjazending. Kalau orang melihat hal ini, maka masa persiapan itu akandianggap sama pentingnya dengan pekerjaan "menabur" dan "me-nuai". Kalau orang memahami hal ini, maka studi mengenai negeridan penduduknya, studi mengenai bahasa dan adat istiadat tidakakan dianggapnya tanpa arti atau bahkan najis (sic.K.). Sebaliknyaorang akan menganggap artinya sangat besar dan akan makin ter-buka mata dan hati baginya..."

Lalu Rinnooy menentang metodisme, tetapi sebetulnya yangdimaksudkannya dengan itu adalah metode-metode yang selama itudipakai para zendelmg. "Apakah segi negatif yang ada padanya ?Jawabnya adalah: ketergesaan. Ciri ini menampakkan diri jugadalam pekerjaan zending. Orang hendak mendaihului janji-janjiTuhan, dan menyangka bahwa dengan satu kali tebas saja merekadapat membawa seluruh dunia kafir bersembah sujud pada RajaYesus, baik secara sukarela maupun secara terpaksa". Rinnooymengharapkan penyesuaian (adaptasi), bukan peniruan (imitasi).Ia 'berjuang membela ciri Irian, dan ia melihat bahaya besar dalamusaha Eropanisasi, karena dengan Eropanisasi sepenti itu orangIrian kehilangan identitasnya (kepribadiannya). Ia ingin agar orang-orang itu tinggal sebagaimana dirinya, dan ia menaruh hormatkepada identitas (kepribadian) mereka.

"... Karena Injil membiarkan orang Irian juga tetap menjadiorang Irian, termasuk caranya berpakaian, cara makan, beristirahatdsb., dan hanya mencabut daripadanya apa-apa yang langsung ber-tentangan dengan agama Kristen, karena jika tidak demikian orangIrian akan berhenti menjadi orang Irian atau dengan kata-kata lainmereka memperoleh perlakuan yang tidak adil dan harus me-nanggalkan ciri-ciri khas yang justru dikehendaki oleh Tuhan sen-

39

Page 53: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

diri. Tidak, pelanggaran atas hal yang suci itu tidak cocok denganInjil. Injil lebih suka melihat orang Timur, dalam hal ini orangIrian, tetap tidak berubah dalam menggunakan tikar, dulang danjari dalam makan, tetap tidak berubah dalam beristirahat denganmenggunakan bangku kepala dari kayu, tetap tidak berubah nama-namanya pada waktu mereka diangkat menjadi anak-anak (padawaktu ditebus dan dibaptis. K.). Injil tidak menghendaki orang-orang Irian berganti menggunakan kursi, meja, pinggan, piring,sendok garpu dan bantal, dan untuk nama-namanya mereka meng-gunakan nama-narna Belanda atau nama-nama yang asing untukbahasa mereka".

"Lebih-lebih saya anggap tanda yang sangat meragukan, ka-lau adat kebiasaan serta nama-nama Eropa atau yang asing bagiwatak nasional mereka dipandang sebagai sesuatu yang bersifatKristen ; berarti bayangan dan bentuk dianggap sebagai hakekat".

Dengan ini dinyatakan secara jelas, bahwa kebudayaan danInjil adalah dua hal yang berbeda, bahwa kita harus memilikisikap hormat terhadap manusia dan kebudayaannya bagaimana-pun juga keadaan hidup manusia itu, dan bahwa Injil tidak akanmembikin orang Irian menjadi asing terhadap dirinya dan ter-hadap kebudayaannya sendiri. Dari Van Hasselt kita telah me-ngutip pernyataan-pernyataan semacam itu, tetapi Rinnooy da-lam hal ini memang paling maju. Sayang sekali, bahwa karenaalasan kesehatan ia tidak dapat kembali lagi ke Irian Barat, dansuaranya pun tidak didengarkan.

40

Page 54: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Woelders dan istri

Page 55: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB II

DI KAKI PEGUNUNGAN ARFAK: WOELDERS DI ANDAI( ± 1870-1875)

§ 1. Hubungan yang baik tidak mencegah salah faham

Woelders berwatak sangat emosionil, tetapi kadang-kadangjuga berdarah dingin. Sebagai orang yang berwatak khas ekstra-vert, ada sifat mesra yang dipertunjukkannya. Karena itulah hu-bungan-hubungan yang dilakukannya tidak pernah bernada di-buat-buat, melainkan merupakan pengalaman yang spontan. Da-lam laporannya sering terasa pengaruh khayalnya; hal itu adalahakibat imannya yang seperti .iman kanak-kanak: "mata iman"sudah melihat buah, sekalipun belum lagi ditabur benihnya. Te-tapi kadang-kadang memang pertimbangan-pertimbangannya sa-ngat masuk akal, sehingga luapan-luapan emosinya pun menjadilebih terpercaya.

Kebanyakan zendeling, dan tentu saja Woelders tergolong didalamnya, merasa yakin akan keunggulan kebudayaan Eropasampai pada hal-halnya yang kecil. Buat dia tentulah cocok se-kali sajak R. Kipling yang terkenal itu, dan terutama bagian yangbunyinya demikian:

"Take up the white man's burden. Send forth the best yebreed. Go bind your sons in exile, to serve yonr captives'need, to wait in heavy harness on fluttered folk and wild,your new-caught sullen peoples, half-devil and half-child".

"Pikullah beban orang putih, dan kirimkan yang terbaik dariantara putera-puteramu.

Ikatlah anak-anakmu di pengasingan, buat melayani paratangkapanmu,

buat mengawal, dengan perlengkapan yang serba berat,orang yang gelisah dan liar itu,

bangsa-bangsa yang baru kautundukkan, yang setengah ka-nak setengah setan itu."

41

Page 56: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Di dalam hatinya mereka memang benar-benar tidak bersi-kap kolonial, tetapi mereka yakin, bahwa kalau orang kulit putihtidak memikul "beban" itu tadi, tak ada yang mungkin diihasilkanoleh "orang-orang kafir" itu.

Dalam hal orang Andai masih ada satu faktor lagi yang perludiperhatikan. Justru di sana, di kaki pegunungan Arfak itu, pen-duduk berwatak sangat kejam ; pelayaran-pelayaran perompakandan ilmu hitam mereka itu terkenal jahatnya. Penampilan mere-ka, cara mereka tiba-tiba menyerang, dan serangan-serangan yangmereka lakukan ke pantai membuat mereka itu mirip sekali de-ngan gambaran-umum mengenai orang-orang kafir yang dipunyaiorang waktu itu : "setengah kanak setengah setan".

Barulah lama kemudian Woelders memperoleh pengertianmengenai situasi yang sebenarnya : penduduk pegunungan yangsekali-sekali datang menyerbu itu lebilh banyak menjadi korbandaripada menjadi agresor; itulah pula sebab dari keganasan me-reka, Tambahan lagi, bahasa mereka itu sukar sekali dipelajari.

a. "Kami bukan orang berdosa"

Woelders sejak semula bermaksud untuk selalu bersikapjelas, langsung dan terus-terang. Ia ingin menjadi seorang zende-ling "dalam arti yang sebenarnya". Di mana-mana dan senantiasaia terang-terangan menyatakan keyakinannya. Ia langsung sajamulai menyelenggarakan kebaktian-kebaktdan. Setiap kebaktiandim'ulai dengan lagu "Yesus menerima orang berdosa". Ia menu-lis : "Orang-orang Andai sudah ikut menyanyi. Tapi kenapa jus-tru lagu itu yang dinyanyikan ? Agar supaya mereka mengerti,bahwa Yesus hanya menerima orang-orang berdosa, dan bukanorang-orang yang baik".

Jadi dengan cara itulah Woelders bermaksud mendekatkanInjil pada orang-orang Andai. Ia bertolak dari pandangan bahwatiap orang di dalam hatinya merasa dirinya sebagai orang ber-dosa, lebih-lebih penduduk Andai yang asyik membunuh danmenangkap budak itu. Namun dalam hal ini ia salah besar. Iamenjumpai perlawanan yang sedemikian rupa, hingga di luar

42

Page 57: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dugaannya. Bagaimanakah terjemahan lagu itu ? "Yesus memang-gil mereka yang bersalah". (besassarsya, sasar, berarti bersalah,kaku, keliru; "jahat" = barbor). Akan tetapi dalam bahasa In-donesia pun celaan "kurang ajar" sebetulnya berarti "ceroboh,sembrono". Maka kita dapat membayangkan sedikit, apa pikirorang Andai wa'ktu mereka semua dinilai secara pukul rata sajaitu dan tanpa kecuali disapa sebagai "besassarsya" disertai kete-rangan lebih lanjut seperlunya,

Seperti yang biasa terjadi, Woelders diberitahu secara taklangsung, sebab menyanggah secara terus-terang adalah berten-tangan dengan pola komunikasi yang berlaku. Pada suatu hariseorang yang sedang membantu Woelders di pekarangan meng-gunakan sekopnya sedemikian rupa, hingga sekop itu hampirpatah. Woelders mencopot alat itu, tetapi orang itu menjadidemikian marah, sehingga mulailah ia mengayunkan golok danmemegang busur dan anak panah. "Sambil menari karenamarahnya, ia pun melompat masuk kebun". Lalu Woelders punmendengar bahwa bukan hanya orang ini, bahkan "banyaklahorang yang marah sekali kepadanya", karena pada hari Minggusebelumnya ia telah mengatakan "bahwa semua orang buruk ada-nya, bahkan di depan Tuhan Allah mereka itu sama buruknya de-ngan orang Wandammen dan Windesi (yang terkenal sekali jahat-nya sebagai perompak), tetapi menurut kami itu tidak benar.Karena itulah kami semua sedikit marah kepada tuan, tetapiorang ini marah sekali kepada tuan dan mau membunuh tuan".Woelders tidak hendak mempercayai kata-kata itu, tetapi ia di-beritahu bahwa orang yang bensangkutan itu telah membuat ren-cana untuk membunuhnya dengan memakai magi hitam. Nantiia akan memanggil jiwa-jiwa orang yang meninggal, membakarkayu di arah datangnya angin, sehingga asap kayu itu akan me-ngenainya, dan hanya dialah yang nanti akan mati".

Maka Woelders pun menyuruh orang itu datang; kini iamengerti bahwa penjelasannya tentang "orang-orang berdosa" itubukanlah berarti konfrontasi antara para pendengar dengan Tu-han, melainkan hanya konfrontasi antara partner-partner dalamberkomunikasi. Tetapi tiga hari harus berlalu, sebelum akhirnya

43

Page 58: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

orang itu "menjadi dingin" dan menampakkan diri. "Secara terus-terang sekali Woelders memperbincangkan dengannya rencanapembunuhan itu dan sebab-sebabnya. Orang itu rupanya dapatdisadarkan, dan sepotong gambir pun mematerikan pulihnya pe-ngertian yang baik itu".

Tetapi kami tidak tahu, apakalh Woelders berhasil menjelas-kan kepada orang itu apa yang telah dikataikannya dalam kebak-tian. Mematng orang-orang Kristen pada galibnya gampang sekalimengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang berdosa. DiAndai sebaliknya orang menganggap penyebutan "orang-orangberdosa" itu sebagai penghinaan. Mereka masih merasa tersing-gung perasaannya kalau secara kolektif maupun perorangan di-golongkan orang-orang yang terus-menerus bersalah; merekamasih peka sekali kalau dipersalahkan. Kita bertanya dalam hatiapakah ini bukan sikap yang lebih tulus daripada sikap orang-orang yang secara gampang menyatakan dirinya orang berdosa ?

Woelders terlalu cepat menggunakan kata dosa itu; akibatnyamemang bahwa orang-orang Irian sadar akan konfrontasi antaradirinya dengan orang asing itu. Tetapi hal itu berubah menjadiancaman bila ia mengungkapkan pula hal itu di dalam doanya.Demikianlah orang-orang Andai itu diadukannya kepada Ilah yangtertinggi dan ini menurut pendapat orang-orang Andai adalah tidakcocok dengan hubungan dua pihak yang bersahabat. Pengakuandosa yang bersifat umum dan liturgis di dalam kebaktian tetapaneh menurut penilaian orang-orang Irian.

b. Rumitnya perkawinan dan cinta

Suami istri Woelders tidak mempunyai anak, dan. merekamengira bahwa akan baik kesannya pada penduduk kalau mere-ka melihat Woelders dan istrinya saling cinta dan merasa bahagia.Tetapi ternyata orang Andai melihat hal itu secara lain samase-kali, dan ini merupakan hal yang mengecewakan bagi suami istriitu. Seorang lelaki Andai yang bernama Remondati telah meng-aimbil istri kedua, karena dari istri yang pertama ia tidak punyaanak. Ketika Woelders bertanya kepada penduduk, apakah de-ngan demikian ia pun harus mengambil istri yang kedua, maka

44

Page 59: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

rnereka pun berulang-ulang mengatakan "tidak". Lalu Woeldersmelangkah lebih jauh lagi. Ia merasa harus memberikan contohdi bidang yang rumit ini, yaitu di bidang cinta dan pernyataancinta antara suami dan istri. Laporan tentang peristiwa itu ber-bunyi:

"Sekiranya saudara dapat melihat, betapa orang-orang Andaiberdiri memperhatikan, ketika istrinya disambutnya dengan ciumanbaru-baru ini sesudah kembali dari Doreh ! Orang-orang Irian ber-bisik-bisik mengatakan bahwa Woelders menggigit hidung istrinya.Woelders bertanya kepada Korano : Kalau begitu, apakah saudaratak pernah mencium istrimu? Jawabannya tentu saja menidakkan:Tidak, tuan, kami tak mengenal perbuatan itu. Woelders bertanyalagi, apakah kalau begitu Korano itu tidak mencintai istrinya.Jawabannya: Tentu, tapi yang tuan lakukan itu 'belum pernah kamimelakukannya. Woelders pun tak membiarkan kesempatan inilewat sia-sia. Ia bahkan memberikan nasihat: O, kalau begitu te-muilah istrimu, dan katakan kepadanya: Hallo, istriku ! dan cium-lah dia. Maka semua orang pun ketawalah, sedang Korano terusberseru: Roba, robayo ! (Tidak, o, tidak !). Hari berikutnya, ber-tolak dari peristiwa ini Woelders mengadakan percakapan panjangtentang cinta antara lelaki dan wanita".

Apa yang dikatakan dalam percakapan itu tidak dilaporkan.Tetapi kita dibuat heran melihat bahwa Woelders, yang biasanyadapat dengan baik sekali merasakan makna kata-kata dan isyarat-isyarat tangan itu, kini tidak menyadari bahwa langkahnya itusudah keterlaluan.

Pada tahun itu juga (1870) Woelders mencampuri urusan per-kawinan dengan cara yang lain lagi. Pada suatu hari, orang-orangHattam menyerang Andai. Mereka datang menyerbu, dan teriakanperang pun membelah angkasa. Tetapi dengan penuh ketegasanWoelders pun turun tangan. Dia tangkap tangan penyerbu yangberbadan pejal pada waktu orang itu sedang hendak melepaskantali busur, dan berteriaklah Woelders "Tuhan Yesus melarangkamu membunuh orang". Tetapi orang itu tidak menghiraukan;maka Woelders pun menghadangnya, meskipun Korano mengingat-

45

Page 60: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kannya untuk tidak berbuat demikian. "Lama sesudah itu barulahorang itu dapat tenang kembali dan mau mengikuti Woelders kerumahnya, namun akhirnya mau juga ia mendengarkan, menyerah-kan busur dan anak panahnya kepad'a orang lain dan menyertaiWoelders sambil mempermainkan goloknya". Woelders mengatakankepadanya : "Mari ikut dengan saya pulang, dan ceritakan kepadasaya dengan tenang, kenapa kamu begitu marah".

Maka ternyatalah bahwa seorang pemuda dari Andai telahmelarikan seorang gadis Hattam, setelah usahanya untuk menga-wininya dengan persetujuan orangtua gadis itu sia-sia saja. Sesudafh14 hari lamanya hidup bersama di dalam hutan, mereka ditemukanoleh orang-orang Hattam, dan kedua orang itu pun melarikan dirike Andai. Lalu orang-orang Hattam dengan sejumlah besar pah-lawan mengejar mereka ke tempat itu dengan tujuan "memibalasdendam kepada seluruh kampung Andai". Campur tangan Woel-ders itu telah mencegah terjadinya pertumpahan darah, tetapi "pe-rundingan" terhambat pula. Sebab "serangan" itu sebagian meru-pakan pameran kemarahan, dan adalah suatu bagian dari suatutata acara yang biasa dilakukan setelah terjadinya peristiwa di-larikannya seorang gadis. Maka berlangsunglah perundingan antarakedua belah pihak. Dalam tawar-menawar itu orang Hattam me-ngajukan tuntutan yang tinggi (yang juga merupakan upacara danharus dinilai sebagai unsur permainan). Mereka menuntut 5 buahgelang batu besar yang masing-masing harganya f. 50,— atau se-orsng "budak". Woelders pun ikut ambil bagian dalam perun-dinsan ini. bahkan menawarkan untuk "membeli'" gadis itu bagipemuda Andai. Tentu saja orang tidak menyetujui usul itu, karenahal itu berarti merendahkan sanak keluarga si pemuda. Tetapiperdamaian tetap terjaga, bahkan Woelders berhasil membujuk30 orang Hattam agar mengikuti kebaktian pada hari berikutnya.

Woelders tidak mengerti bahwa peristiwa seperti itu sebagianbesar bersifat upacara dan sebenarnya termasuk unsur permainandalam kebudayaan. Tetapi peristiwa itu mempunyai akibat-akibatyang cukup besar. Olehnya Woelders terdorong untuk melangkahlebih jauih lagi dalam menyelaraskan diri dengan "tuntutan adat"di bidang perkawinan. Dan dalam hal ini ia bersikap konsekwen.

46

Page 61: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

c."Sekalipun hanya satu jiwa"

Di rumah. keluarga Woelders sudah beberapa tahun lamanyatinggal seorang anak cacat yang telah ditebus. Pada tahun 1870 siKoosje itu meninggal.

Pemakaman Koosje dengan sendirinya mentpakan kejadianyang luarbiasa bagi penduduk. Pemakaman itu adalah pemakamanKristen yang pertama. Bagi orang Andai, menguburkan seorangbudak (orang-orang yang telah ditebus masih tetap mereka sebutbudak) lagi pula seorang anak, merupakan hal yang sangat jauhdari kebiasaan di tempat itu. "Menurut Woelders, mereka itu bia-sanya dilemparkan saja ke laut dengan digantungi batu di lehernya,dan mayat budak anak-anak kadang-kadang diberikan saja kepadababi".

Ketika istri termuda dari Mayor (kepala kampung) meninggal,Woelders memperoleh kesempatan untuk menyaksikan cara orangdi sana melaksanakan adat perkabungan. Roh orang yang mcning-gal itu diusir oleh orang-orang lelaki; orang-orang itu pergi ketengah hutan sambil mengayun-ayunkan goloknya. Di atas kuburanyang terbuka sebatang kayu dipukul-pukulkan ke sana ke mari,tetapd tentang hal ini Woelders tak memperoleh keterangan apapun.Ketika Woelders minta tanggapan, orang hanya menjawab denganbertanya: "Apakah orang Belanda tak punya adat ?" Woelderspun menyinggung pemakaman Koosje yang sangat mengesankansemua orang itu. Tetapi bertanyalah ia kembali: "Adat manakahyang lebih baik, adat kalian atau adat saya ?" Suatu pertanyaanyang aneh juga, tetapi jawaban atas pertanyaan itu pun tepat se-kali, hanya Woelders salah menterjemahkannya. Orang mengatakanwaktu itu : "nerri, knikko, nerri ko mam", yang menurut Woeldersberarti: "Sabar dulu ; nanti kita akan melihamya", padahal mak-sudnya: "Tunggulah, belum tentu kita akan melihatnya". Dalampercakapan itu orang Andai bersikap lebih realistis daripadaWoelders; Woelders dalam kesempatan itu pun berikhtiar untukmencari unsur yang mendukung pandangannya mengenai keadaanrohani di kalangan orang-orang Andai.

47

Page 62: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

d. "Hai pengawal, masih lama malam ini ?" Penilaian, di manalebih banyak tersirat daripada tersurat.

Menjelang tiagp akhir tahun, waktu harus menyusun laporantahunan para zendeling menjadi bersikap kritis atau menilai situasisecara positif, sering dengan memakai kata-kata yang menimbulkanharapan lebih dari yang sebenarnya. Tidak ada laporan yang lugas(zakelijk) tentang "halangan-halangan" atau "batu-batuan" yangmesti dibersihkan dari kebun zending; terus-menerus kemibali lagidiajukan pertanyaan yang itu-itu juga. Demikian jugalah yang ter-jadi pada akhir tahun 1870: "Bila kepada saya diajukan pertanyaan:'Hai pengawal, masih lama malam ini ?', maka saya pun menjawab:'Terang dunia telah datang ke Andai; panji-panji salib berdirisedikit lebih kokoh tertanam daripada tahun yang lalu'. Kalauorang bertanya: 'Apakah belum kaulihat cahaya senja ?', makasaya akan menjawab: 'Tidak, tetapi saya melihat suatu gerakan ditengah awan. Semoga Tuhan mengijinkan awan-awan itu naik, danterbitlah fajar'".

Di dalam metode yang digunakan oleh para zendeling selaluterkandung unsur-unsur yang tidak cocok satu sama lain. Woeldersmenganggap dirinya beruntung karena "Allah bahkan mengijinkanaku menabur, tidak hanya membersihkan batu-batuan, sedangkanwaktu datang ke Irian Barat aku mengira harus melakukan yangterakhir itu".

Apa yang dimaksudnya dengan "membersihkan batu-batuan"itu tidak dinyatakan. Tetapi mengenai hal "menabur" itu perludijelaskan bahwa sering para zendeling mengira ada "minat" daripihak orang-orang Irian, sedangkan mereka ini sebetulnya hanyasekedar "merasa ingin tahu".

Di dalam laporannya Woelders menyebutkan beberapa angka:40 sampai 50 orang secara teratur datang mengunjungi kebaktian,dan sekolah yang dipimpin oleh nyonya Woelders dikunjungi olehenam belas orang murid. Woelders mengadakan juga kebaktianMinggu dalam bahasa Melayu untuk orang-orang asing yang adadi tempat itu. Tetapi yang menonjol ialah baihwa "orang-orang

48

Page 63: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Andai datang ke kebaktian itu juga, sekalipun mereka tak me-ngerti apa-apa". Sesudah selesainya kebaktian itu Woelders ber-bicara dengan mereka setengah. jam lagi, dan itulah menurutdugaan Woelders yang menyebabkan mereka itu tetap datang.Orang-orang datang juga tiap pagi menghadiri kebaktian pagi,juga pada waktu hari hujan'".

e. Peperangan demi seorang zendeling: latar belakang kejadianitu.

Sesudah Woelders kira-kira dua tahun lamanya tinggal dirumah darurat, rumah yang tetap pun siap dan dapat ditempati.Selama dibangunnya rumah itu orang-orang Andai banyak sekalimemperoleh keuntungan: pisau, manik-manik, kampak, piringdsb., dan semua itu mengobarkan daya khayal penduduk Andaidan orang pedalaman.

Pada tanggal 7 Januari 1871 kembali Andai menjadi kacau-balau. Orang menduga, orang Hattam dari Arfu kembali akanmenyerang karena alasan yang sama seperti dulu, yaitu: pengan-ten yang dilarikan itu. Tadinya Woelders berpendapat bahwa iatelah memperoleh kemenangan ketika sampai 30 orang Hattamdatang ke kebaktian; tetapi peristiwanya tidak dapat diselesaikansemudah itu. Ternyata sekarang bahwa orang-orang Hattam takmau melepaskan gadis itu dengan tukaran barang, lagi pula se-benarnya mereka itu tidak suka bahwa orang Andai memilikiseorang zendeling, karena hal itu menyebabkan terganggunyaperimbangan kekuatan. Sebab orang-orang Andai kini mempunyaibanyak barang, yang mereka peroleh atau mereka terima darizendeling. Dengan barang itu mereka dapat dengan mudah mene-bus pelanggaran-pelanggaran; bahkan mereka dapat pula men-dorong suku-suku lain untuk melakukan balas dendam demi ke-pentingan mereka atau melakukan pelayaran perompakan bagimereka. Kehadiran Woelders itu telah membikin orang Andailebih berani dan gagah, karena mereka memiliki barang-barang.Demikianlah, tanpa dikehendaki, Woelders telah menjadi sebabmakin meningkatnya ketegangan. Barulah di tahun-tahun kemu-dian pengaruh para pedagang dan pemburu burung di daerah itu

49

Page 64: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menjadi lebih besar, dan mereka pun mendatangkan juga barang-barang. Orang Andai menarik keuntungan besar dengan menja-dikan suku-suku lain selbagai boneka-boneka mereka. TetapiWoelders tidak menyadari hal itu. Maka orang-orang Hattam me-lancarkan serangan ini untuk memusnahkan Andai, untuk me-rampok barang-barangnya itu, dan untuk merailiki zendeling yangmenjadi pengedar barang-barang itu.

Peristiwa itu rupanya demikian gawat, sehingga orang-orangMansinam dipanggil pula untuk memberikan bantuan, dan me-reka datang juga dengan 5 buah perahu yang berawak lengkappada tanggal 8 Januari. Orang-orang Mansinam adalah orang-orangyang punya dasar sifat diplomatis, dan mereka berhasil melihatapa yang menjadi maksud orang Hattam, dan setelah itu merekaberunding dengan. Woelders. Mereka bertanya kepada Woeldersapakah mereka dapat menjanjikan seorang zendeling kepada orangHattam atas nama Woelders. Ia ini tentu saja tidak berhak men-janjikan hal seperti itu, tetapi boleh diduga ia merasa senangmendengar bahwa orang sudah siap untuk berperang demi dia.Namun orang-orang Mansinam lekas menunjukkan kepada Woel-ders, bahwa yang mendorong orang-orang Hattam menempuhjalan perang itu bukanlah "kerinduan untuk memperoleh kese-lamatan".

Lalu Woelders menawarkan kepada orang-orang Hattamuntuk mempekerjakan mereka, sehingga mereka pun dapat mem-peroleh barang-barang, Orang Mansinam berpendapat bahwaorang-orang Hattam tak akan menerima atau pun mempercayaiusul itu. Orang Andai pun tidak begitu mengandalkan usaha-usa-ha penengahan yang dilakukan oleh Woelders itu; mereka sudahmulai berpindah ke daerah kampung mereka yang lama, di manamereka dapat dengan lebih mudah mempertahankan diri terhadapserangan. Rumah zending yang baru sudah berdiri, tetapi pen-duduk kampung di sekitarnya telah berpindah.

Semua orang tetap tegang sementara mereka menjaga ke-mungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi. Tetapi sebulan ke-

50

Page 65: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mudian datang berita bahwa orang-orang pedalaman telah terlibatdalam peperangan antara sesamanya, sehingga dengan demikianuntuk sementara bahaya pun berlalu. Orang Mansinam harus pu-lang kembali. Mereka tidak usah membantu Andai terhadap se-rangan bersenjata, namun sudah barang tentu orang-orang Andaiwajib memberikan ganti rugi kepada mereka. Dan Woelders telahsempat melihat bahwa banyak sekali "batu-batu-sandungan" yangmesti disingkirkan.

f. Magi imitatif (peniruan) di sekitar rumah zending

Proses akulturasi (proses penerimaan unsur-unsur asing da-lain kebudayaan sendiri), yang biasanya mulai berlangsung de-ngan cepat, bermula pada pemilikan atas hal-hal yang bersifatmateriil, barang-barang, alat-alat sehari-hari. Kelihatannya prosestsb. hanya bersifat materiil semata-mata, namun ada pula seginyayang lain. Unsur-unsur yang asing itu cepat mendapat tempattersendiri di dalam upacara. Begitu pula hailnya rumah zendingWoelders, walaupun Woelders sendiri samasekali tidak sadarakan proses tsb. Barulah pada tahun 1883, yaitu sebelas tahunsesudah rumahnya selesai dibangun, hal itu terlihat olehnya.Woelders heran bukan main mendengar bahwa orang-orang telahsebelas tahun lamanya menyelenggarakan upacara berhubung de-ngan rumahnya itu. Telah menjadi kebiasaan membawa seoranganak kecil, yang dihias dan diiringi oleh sanak keluarganya, kerumah Woelders dengan maksud agar anak itu melihat rumahitu, "supaya hidupnya nanti bahagia".

Tindakan ini merupakan upacara keagamaan dan mungkinsekali bernama "fayakik robenai" (menyuruh melihat kekayaan,harta milik, bnd jilid I, bab XII, no. 34). Mempertunjukkan "ke-kayaan" kepada seorang anak kecil itu mempunyai arti magis,dan juga arti pedagogis. Dilihat dari sudut pedagogis, upacara tsb.memberikan kepada anak yang bersangkutan itu rasa sadar diriclan kepastian, kepercayaan kepada masa mendatang. Di kemu-dian hari orang akan mengingatkan anak itu kepada peristiwaitu ; ia harus betul-betul meraperoleh sukses.

51

Page 66: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Ketika melihat dan mendengar upacara itu, Woeldens mem-berikan reaksi yang positif. Ia sukar dapat memahami artinyayang sebenarnya, ia pun tak tahu apa-apa tentang magi imitatif;ia hanya mendengar "bahwa dengan melihat rumah itu anak ituakan menjadi kaya dan bahagia". Dan ia memberikan reaksi se-cara spontan; ia bahkan mengusulkan supaya anaik itu masukmelihat rumah itu di dalam, kalau hal itu dapat meningkatkankebahagiaan anak itu. Patut dicatat bahwa kedua partner dalamberkomunikasi itu memiliki pengertian yang saling berlainanmengenai penggunaan kata "kebahagiaan" itu.

Dari pihak Woelders, peristiwa itu talk bisa tidak diakhiridengan nasehat injili. Ia berkata: "Saya tidak hendak mengha-lang-jhalangi kalian untuk mengikuti adat kalian; sebaliknya, sayaingin memberikan kesempatan kepada anak kalian untuk melihatlebih banyak dari yang kalian tuntut dan harapkan. Hanya adasatu hal yang saya sayangkan, yaitu bahwa kalian tidaik tahu lagidari mana asalnya adat kalian sekarang. Dengarkanlah saya:jikalau kalian benar-benar ingin supaya anak kalian menjadibesar serta bahagia nanti, maka bawalah dia ke sekolah; di sanananti ia akan belajar mengenal sahalbat anak-anak yang sejati,yaitu Tuhan Yesus Kristus yang memanggil dan mencintai semuaanak. Maka kalian tidak akan menganggap cukup memperlihatkankepada anak itu rumah saya, yang sebentar lagi akan runtuh ka-rena digerek oleh rayap; bahkan kalian akan mgin untuk setiaphari mempersiapkan suatu tempat untuk anak-anak kalian dirumah BapaNya, dan rumah itu tidak akan pernah menjadi tua ;rumah itu akan tetap kekal, dan barangsiaipa masuk ke dalamnya,ia akan tetap juga tinggal di dalamnya".

Apakah mereka mengerti yang dimaksudkan oleh Woldersitu? Jawaban mereka adalah. yang itu-itu juga, yaitu 'kaku', yangartinya 'Betul'.

Barangkali di sini akhirnya kita dapat berkata bahwa komu-nikasi telah berhasil. Tetapi sebenarnya kedua pihak itu masing-masing mempunyai pengertiannya sendiri. Di negeri Belanda

52

Page 67: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

barangkali pendekatan yang "taktis" dari pihak Woelders danpesan yang dihubungkannya dengan peristiwa itu akan sangatmendapat penghargaan. Orang akan menghargainya sebagai con-toh pendekatan yang positif, pemanfaatan situasi yang tepat, danpenggunaan situasi itu sebagai "titik sambung". Istilah ini banyakdipergunakan, tetapi biasanya orang tidak tahu memberikan ke-padanya isi yang kongkrit. Woelders memang bertanya dalam hatiapakah orang-orang itu telah memahaminya, tetapi ia lupa me-ngajukan pertanyaan apakah ia sendiri betul-betul memahamiorang-orang yang menyelenggarakan upacara itu.

Kontak yang hanya sepintas ini bagi orang-orang Andai se-saat lamanya berkembang menjadi sesuatu yang penting. Tetapisegera juga bagi mereka kontak itu kehilangan maknanya, sebabdalam pesan Woelders itu apa yang dalam upacara menjadi alat(rumahnya) dijadikan sebagai tujuan, setelah diberi arti yanglain menurut, agama Kristen. Woelders hanya bertanya tentangasal-usul kebiasaan itu, tetapi seandainya ia memperoleh jawabanatas pertanyaan itu, jawaban itu tidak mungkin memberikan ke-padanya pengertian yang lebih tepat. Ia memang telah melakukanpengamatan yang cukup teliti, tetapi "pengamatan selaku peser-ta" itu terburu-buru dihentikannya. Padahal ia telah memperolehketerangan cukup banyak, sehingga berdasarkan keterangan ituia sudah sanggup mengerti apa yang menjadi perkara pokok da-lam upacara itu.

Upacara itu berkisar pada dua hal:

1. Anak itu iharus dibawa ke dalam lingkungan harta-harta ;2. Dalam pada itu anak itu harus dilindungi dari pengaruh-

pengaruh asing (orang mengayun-ayunkan golok, baik diluar maupun di dalam rumah).

Hal yang tepat seperti itu dilakukan orang juga pada saatseorang anak untuk pertama kali dibawa masuk hutan. Rumahzending merupakan daerah yang mungkin bermusuhan, terlebih-lebih kalau orang masuk ke dalamnya dengan seorang anak yangbelum mendapat inisiasi. Upacara yang mereka adakan itu dapatdiselenggarakan juga dengan cara lain, yaitu dengan mengadakan

53

Page 68: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

suatu "wor", larian, tetapi orang tidak melakukan itu, agaknyadengan maksud agar tidak mengganggu Woelders. Sekiranya ta-rian iit.u diadakan, maka rumah zending dengan demikian telahdimasukkan ke dalam lingkungan kampung dan dapat disucikanlewat gerakan tari yang bersifat ofensif atau defensif. Dalam keada-an sekarang, rumah zending itu tetap merupakan "daerah musuh"yang secara magi memang positif, tetapi yang hanya boleh didekatioleh orang-orang yang telah melindungi diri. Woelders seharusnyamengucapkan doa untuk anak itu kalau mau bertindak sesuaidengan pola berpikir itu. Bukankah itu dilakukannya setiap hariMinggu di dalam rumah itu juga ? Bukankah Tuhan yang ter-tinggi diam dalam rumah itu ? NamaNya memang dipanggil dan"pelayanNya" (baca "imam") memang tinggal di situ. Oleh Woel-ders, apa yang bagi orang-orang Andai menjadi alat (rumah itu)dijadikan tujuan (sardbil diiberi arti lain yaitu rumah yang kekal),dan ia pun berbicara tentang rumah Bapa di atas san:a. Tetapiorang-orang Andai sudah pasti tidak datang dengan tujuan itu.Mereka tak mungkin memlberi jawaban selain daripada "kaku" (be-tul). Sebab mereka harus menjaga supaya Woelders tetap bersikappositif. Di samping itu ada unsur bahaya lain lagi dalam rumahitu. Di dalam rumah Woelders bergantungan gambar-gambar dariAlkitab yang oleh orang-orang itu dinamakan "korwar-korwarkertas", patung-patung jiwa dari kertas, gambar-gambar orangyang telah mati, yang dengan digambar itu jiwanya mau dipegangdan seolah-olah diabadikan. Woelders berusaha keras untuk men-jadikan Abraham, Ishak, Yakub, Yesus dan murid-muridNya se-bagai tokoh-tokoh besar dalam sejarah keselamatan yang ada jugahubungannya dengan orang-orang Irian. Namun mereka itu me-nurut pengertian para pendengarnya tetap saja merupakan ne-nek-moyang orang-orang asing, sedangkan "asing" adalah "mu-suh", atau setidak-tidaknya merupakan partner yang berbahayaapabila dijumpai.

Masih ada satu soal lagi, yaitu mengenai arti kata ""bahagia".Dalam hal ini Woelders mempunyai pengertian yang samasekalilain dengan pengertian orang-orang yang mela'kukan upacara itu.Bagi Woelders, kata itu kira-kira sama artinya dengan kata "se-

54

Page 69: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lamat", yaitu semacam suasana kejiwaan yang mengandung per-pektif kekekalan. Bagi orang Iriain ada dua kata bandingannya,yaitu yang pertama berarti merasa "puas", "merasa betah", danyang kedua berarti "beruntung", "sukses". Tidak dapat disangsi-

kan bahwa dalam upacara yang diselenggarakan untuk anak itu,tekanan jatuh pada segi yang kedua.

Perjumpaan itu, yang kalau dilihat dari sudut kita sekarangagak dangkal sifatnya, ternyata membawa hasil yang mengun-tungkan pihak orang Andai. Mereka telah merangkum rumahzending beserta penghuninya, dengan kerjasama sepenuhnya dariWoelders. Dalam usaha mencapai tujuan, mereka telah maju lebihjauh daripada Woelders. Hal ini memperlihatkan kepada kita pi-lihan sulit yang dihadapi Woelders, dan yang akan menjadi lebihjelas dalam pasal berikut.

§ 2. Buah simalakama: membiarkan diri diperas atau memutus-kan komunikasi

Sekalipun hubungan-hubungan Woelders dengan pendudukAndat itu biasanya ditentukan sifatnya oleh orang Andai, namunsecara berangsur-angsur "tuan yang tinggal pada mereka" itu di-terima menjadi anggota masyarakat mereka sendiri. Sebagai yangdemikian, Woelders setiap waktu memperoleh kesempatan untukmenyampaikan pesannya. dan orang Andai pun rela memainkanperanannya dan bertindak selaku "jemaat yang sedang terbentuk"yang didambakan dan yang malah sudah nampak oleh Woeldersitu. Bagian kalimat ini bukan dimaksudkan sebagai ejekan, me-lainkan sekedar menggambarkan kenyataan. Adalah suatu kenya-taan pula bahwa orang-orang Andai mulai mengenal Injil danbahwa Injil itu berpengaruh terhadap hidup mereka, sekalipunhalangan-halangannya sangat rumit.

Kedudukan Woelders agak lain daripada kedudukan VanHasselt di Mansinam. Van Hasselt terikat kepada sekolahnya dankepada warisan Geissler, baik dalam hal isi khotbah maupun ka-rena harus mengurus "orang-orang serumah" Geissler. Woelders

55

Page 70: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tampak lebih bebas untuk mengambil kebijaksanaan sendiri. Iamempunyai lebih banyak hubungan, dengan orang-orang sekam-pungnya, dan ia dibantu oleh kenyataan bahwa mereka ini tidaktertarik oleh "hiiburan" lain sebanyak orang Mansinam dan Dorehyang pelabuhannya seringkali disinggahi kapal-kapal sekunar da-gang. Oleh faktor itu, kehidupan Woelders pun makin terjalindengan hidup orang Andai. Dan justru karena ia secara spontanterjun ke dalam hal-ihwal kehidupan masyarakat itu, maka iasering menghadapi pilihan yang sulit. Ia diterima menjadi unsurdalam pola hidup orang Andai, tetapi ia tidak menjadi sebagaigaram yang menggarami, seperti yang dikehendakinya dan sepertiyang menjadi tujuan Injil sendiri (bnd Mat. 5:13). Biasanya orangAndailah yang bertindak. Tetapi sekali-sekali Woelders dapat me-nguasai keadaan, sekalipun itu hanya terjadi di bidang ekonomi.Namun demikian Injil seimpat mempengaruhi masyarakat sepertiyang akan kita lihat nanti.

a. Peranan Woelders dalam menebus para tawanan dan dalammembayar denda.

Andar adalah titik penghubung antara daerah Roon-Wandamen-Windesi di satu pihak dan teluk Doreh di pihak lain; juga antarapenduduk pantai dan penduduk pedalaman. Tempat itu selalu di-sibukkan oleh berita-berita dan desas-desus, yang terutama me-ngenai apa yang pada masa itu merupakan pusat kebudayaan,yakni peperangan, yang dalam bahasa setempat dinamakan raak.Dalam peperangan itu orang dapat memperoleh prestise daa ke-kuasaan, dan sekaligus melindungi hidupnya sendiri secara defen-sif. Di sini betul-betul berlaku apa yang dinamakan "tihe balanceof terror" (perimbangan teror).

Pada tanggai 22 Pebruari 1871 malam menggema lagu kemati-an. Saudara lelaki dari seorang kepala suku Roon yang untuksementara menikmati keramahtamahan di Andai ternyata diserangdan dibunuh oleh orang-orang Mamzemam (di sebelah selatanAndai), karena dahulu orang-orang Roon telah melakukan pem-bimuihan di daerah itu. Ia dikepung oleh 20 orang, tangannyadiikat ke punggungnya, dan sesudalh itu ia diseret ke tempat lain.

56

Page 71: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Orang-orang Numfor yang bersama dengannya tidak campur ta-ngan. Perlindungan atas seorang tamu tidaklah berlaku sampai diluar kampung. Jadi mereka itu membiarkan saja dengan tenang,ketika si korban berturut-turut dipotong kepalanya, tangannya,kakinya dan pahanya. Setiap kali dilakukan pemotongan, dilaku-kan tarian kemenangan. Anggota-anggota badan yang telah dipo-tong itu kemudian dikirimkan ke kampung-kampung yang ber-sahabat, lalu pada gilirannya kampung-kampung itu pun melaku-kan pula pesta-pesta dan tari. Pe s t a dan tari itu adalah suatukewajiban. Kalau orang tidak melakukannya, orang akan menga-lami permusuhan dari orang-orang yang telah memperoleh "ke-menangan" itu.

Dalam berita itu juga ditulis oleh Woelders baihwa sesudah ituorang-orang Mansinam dan Doreh pun berangkat ke Room untukmelakukan balas dendam berdarah: "Para peserta adalah orang-orang Numfor yang telah 16 tahun lamanya mendengar Injil; tetapilebih lama lagi orang mendengar Injil itu di Prancis dan Jerman(yang dimaksudkan di sini adalah perang Prancis-Jerman tahun1870). Orang-orang Hattam pun ikut bergerak; ada ekspedisi-ekspedisi raak yang berlangsung sejauh 20 hari- perjalanan kepedalaman".

Akibat ketegangan itu, perahu-perahu tidak bisa berlayar. Se-lama berbulan-bulan Rinnooy tidak menerima perbekalan dariMansinam. Tetapi satu tahun kemudian, keadaan bertambah rumit.Pada waktu itu (1872) tiba-tiba datang tiga perahu orang Windesidan Wandamen ke Andai. Ternyata para "tamu" itu datang untukmengikat perdamaian. Mereka membutuhkan Arudai sebagai sekutu,dan karena itu perahu tersebut memibawa pulang seorang perem-puan, ibu dari Korano Andai yang dalam bulan Agustus 1871mereka culik di Mansinam bersama tiga orang anaknya. Tentusaja perempuan tawanan itu harus ditebus, dan dalam hal iniorang-orang Andai minta pertolongan kepada Woelders. Woelderstak bisa tidak harus "membayar". Tetapi kemudian perempuan tuaitu meninggal akibat dari perlakuan yang tidak baik selama dalamtahanan, lalu orang-orang Andai menolak untuk mengembalikanuang yang "telah dipinjamkan" itu. Setiap usaha untuk memper-

57

Page 72: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

oleh pembayaran kembali dianggap sebagai penghinaan, bahkansampai menusuk perasaan orang-orang yang bersangkutan sede-mikian rupa, hingga mambuat isyarat seakan-akan akan mengusirWoelders.

Peristiwa ini ada ekornya. Bila ada dua pihak yang sedangberperang, mereka kini tahu bahwa Woelders membantu dalammenebus para tawanan. Dari sebab itu mereka melangkah lebihjauh lagi. Kadang-kadang orang "menangkap" orang-orang hanyadengan maksud untuk kemudian minta Woelders memberikanbarang-barang sebagai tebusan untuk mereka ini. Segera juga ulahitu mulai nampak. Orang-orang Wandamen membawa seorang sau-dara perempuan Korano yang harus dibayar dengan tiga potongkain katun biru, dan Woelders memang memberikan pertolonganuntuk itu. Kemudian, ketika Korano Hattam datang dan sekali lagimenuntut pembayaran denda untuk gadis yang telah dilarikansetahun yang lalu itu, maka orang-orang Andai pun kembali me-ngajukan permintaan kepada Woelders: "Tuan tentunya akan cin-ta kepada kami, dan akan membantu kami". Woelders pun "men-cintai mereka dengan 3 mata uang ringgit yang biasa digunakanuntuk membuat gelang". Dengan demikian pemuda yang bersang-kutan dapat tetap memiliki istrinya. Namun dari pihaknya tak adarasa terimakasih atau pun kerelaan untuk membalas perbuatan itudengan melakukan sesuatu bagi Woelders. Dalam salah satu peris-tiwa serupa itu (jadi dari sini jelas bahwa peristiwa seperti itusering terjadi) Woelders menyatakan bahwa orang-orang itu bukancinta kepadanya, melainkan kepada barang-barangnya. Dan ter-nyata orang-orang itu menjawab: "Kaku" (betul). Pada kesem-patan itu Woelders boleh saja percaya bahwa yang mereka katakanitu adalah benar.

Pada suatu kali, atas permintaan sendiri Korano ikut pergibersama Woelders dan seorang zendeling baru yang bernama Nikske desa Nuni, untuk mempersiapkan tempat tinggal bagi yangterakhir itu. Korano menuntut pembayaran "karena ia telah me-merintahkan penduduk Nuni untuk membersihkan medan tempatrumah itu akan dibangunkan". Woelders menolak, lalu datanglahancaman bahwa Korano akan melarang anak-anak pergi ke se-

58

Page 73: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kolah dan ia memang menepati ancamannya itu. Maka Woelderspun memberikan kepadanya hadiah kecil, "dan semuanya punbaik lagi".

"Semuanya pun baik lagi" di sini berarti bahwa orang Andaiitu mencapai keinginannya, sedangkan Woelders memainkan pe-ranan seperti yang mereka kehendaki. Penduduk Nuni dan jugaorang-orang Arfak dengan senang hati mau menerima seorangpendeta di tengah-tengah mereka. Korano mungkin sekali telab.menjelaskan kepada orang-orang itu keuntungan-keuntungan apayang didatangkan oleh seorang zendeling. Mereka masih belummemiliki sifat diplomatis begitu rupa, sehingga mau mereka me-nyembunyikan tujuan-tujuan mereka yang sebenarnya. ''Merekamenghendaki seorang zendeling demi keuntungan benda yangmereka harapkan daripadanya".

Pada suatu hari, pada sorehari, pendeta Sangir Andreas Pala-wey (bnd § 4e) menembakkan bedilnya ke langit untuk mengusiranjing-anjing yang terlalu mengganggu. Kemudian ternyata bahwapada hari itu juga ada orang mati pada jarak 4-5 hari jalan kakidari tempat itu. Baru dua bulan kemudian orang di Andai tahutentang kematian itu, dan dengan cara yang sangat menyolok.Pembawa berita mempersalahkan penginjil, dan anak-keluargaorang mati itu pun menuntut pambayaran denda. Kalau penginjilmenolak melakukan pembayaran, mereka akan membunuhnyadengan magi hitam. Inilah contoh dari tata cara pergaulan pen-duduk yang berbunyi: "post hoc ergo propter hoc" (terjadi se-sudahnya, artinya akibat daripadanya) ; tatacara ini berlaku jugabagi mereka sendiri. Kali ini Woelders menolak dengan tegas,tetapi tak seorang pun ketawa ketika orang-orang itu bertanyakepada Woelders di mana adanya peluru itu sekarang, dan Woel-ders pun tak dapat memberikan jawaban. Apakah orang yangbersangkutan luka karena peluru atau tidak, bukan itu soalnya.Pemakaian cara-cara yang irrasionil memang tidak dapat ditelusuri.

b. Woelders diikutsertakan dalam peristiwa-peristiwa kehidupansosial.

Korano mengadakan "pesta" bagi anaknya. Barangkali pesta itu

59

Page 74: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menyangkut salah satu di antara tahap-tahap dalam siklus kehi-dupan, tetapi Woelders menamakannya "pesta ulang tahun". Padakesempatan seperti itu orang mengundang kekuatan-kekuatan dankuasa-kuasa yang baik, dan Woelders mulai tergolong pula kesitu. Korano itu rupanya beranggapan, bahwa orang kulit putihyang aneh dan yang sewafctu-waktu berbicara mengenai kekuasa-an Tuhan itu dapat mamberikan sumbangan yang berharga bagikesejahteraan anaknya, di samping tentu akan memberikan hadiah-hadiah. Woelders diundang untuk datang bersama istrinya, dan iapun memenuhi undangan itu. Di rumah pesta itu Korano bahkanminta kepada Woelders untuk berdoa bagi anaknya, dan ketikaia ditanya oleh Woelders untuk apakah doa itu, m a a Koranopun menjawab : "Supaya Tuhan Allah mencintai anak saya". MakaWoelders pun berlutut bersama para hadirin dan berdoa untukanak itu. Kemudian ia pun menghadiahkan kalung manik-manikkepada gadis itu.

Pesta pun berlangsung, tapi di Andai samasekali tidak kelihatanketegangan, yang selalu menyertai peristiwa-peristiwa seperti itudi Mansinam akibat sikap yang biasa diambil Geissler. Makananpesta tumpah-ruah, sebagai lambang bahwa anak itu nantinya akanberkelimpahan. Barang-barang berharga dihadiahkan dan diper-tunjukkan, yang berarti bahwa anak itu akan kaya nantinya.

Perbedaan besar antara kedudukan para zendeling di telukDoreh dengan Woelders di Andai adalah sangat menyolok. Tetapipada dasarnya perbedaan itu tidak terletak pada sikap para zen-deling, melainkan pada sifat "pesta" di Andai. "Pesta-pesta" diAndai itu bersifat sederhana, nyanyiannya tanpa tari, dan kitabahkan tidak pernah membaca tentang dipergunakannya gende-rang. Apakah mereka menyederhanakan cara mereka berpesta itusekedar agar perasaan Woelders tidak tersinggung ? KedudukanWoelders di bidang ekonomi, dan oleh karena itu juga di bidangsosial, memang sangat penting.

Dalam tahun 1872 ternyata, bahwa lama-kelamaan orang-orangAndai te lah mulai merasa terikat kepada Woelders atas dasarhubungan antar manusia yang biasa dan juga atas dasar pembe-

60

Page 75: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ritaan yang aneh-aneh yang dibawakannya. Woelders wakut itujatuh sakit dan sakitnya agak gawat. Sesudah sembuh, ia bertanyakepada Korano apakah Korano berdoa untuknya. Jawabannya:"Ya tiap hari, selama tuan sakit; dan semua orang gembirabahwa tuan sembuh. Kami sudah sepakat, bahwa kalau tuansampai meninggal, kami sernua akan pergi dari sini". Maka Woel-ders pun bertanya, kenapa mereka mau berbuat demikian ? "Ya,kalau tuan meninggal, kami tahu bahwa kami juga akan mati".Woelders mengatakan waktu itu bahwa kalau ia mati, akan da-tang Pandita lain menggantikannya, tetapi tentang hal itu orang-orang itu tidak suka dengar apa-apa: "Kami tak mau seorangtuan yang lain" (bnd bab I pasal 1).

Kedua istri Remondati telah meninggal. Sering ia ini diteguroleh Woelders karena beristri lebih dari satu. Tetapi sekarangsecara ekonomi Remondati berada dalam keadaan yang sulit, ka-rena tak mempunyai seorang pun untuk mengurusi kebunnya(bnd § 5 di bawah ini). Pada suatu kali ia mendatangi Woeldersdan secara umum mengajukan pertanyaan, yaitu apakah Woel-ders tidak hendak sayang kepadanya. Sebagai jawaban, Woeldersbertanya: "Siapa yang mengatakan bahwa saya tak mengasihi-mu ?" Maka jawab Remondati kembali: "Tidak ada yang menga-takan demikian, tetapi tuan sebaiknya menunjukkan sayang ke-pada saya dan membelikan. saya seorang istri" (artinya membantumembayar emas kawin).

Mendengar ini Woelders menjawab bahwa ia adalah orangyang miskin, lagi pula istri-istri Remondati itu cepat matinya.Semua itu kedengarannya agak tidak terang. Yang dimaksud de-ngan kalimat itu ialah bahwa Woelders tidak memiliki barang-barang yang diperlukan untuk emas kawin. Akan tetapi pernya-taan yang terakhir itu merupakan celaan langsung terhadap Re-mondati. Sebab menurut paham penduduk, sesudah terjadinyakematian, orang yang kehilangan itu haruslah melakukan "balasdendam berdarah". Remondati rupanya melalaikan kewajiban itu,karena istrinya yang kedua pun mati. Tetapi Woelders tidak me-nyadari arti terpendam dari perkataannya itu.

61

Page 76: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Sekiranya Woelders memenuhi permintaan Remondati, makaia ini akan sepenuhnya terikat kepada Woelders secara ekonomi.Sebab dia yang membantu dalarn mengumpulkan emas kawindi kemudian hari berhak menerima sebagian dari emas kawinyang akan diperoleh pada waktu seorang anak perempuan darihasil perkawinan itu sudah dewasa. Adanya permintaan sepertiitu sudah merupakan puncak usaha untuk membuat Woeldersmenjadi anggota masyarakat sendiri.

Kita melihat bahwa Woelders diundang untuk hadir padasemua upacara, karena orang merasa yakin bahwa ia akan datangdan akan memberikan hadiah-hadiah dsb. Di pihak lain, Woeldersmempunyai maksud agar dengan ikut serta itu ia akan dapatmenghilangkan sifat kafir dari pesta-pesta penduduk itu.

Seorang pemuda Andai kawin dengan seorang gadis daritempat lain, sekalipun mereka tidak saling mengenal bahasanya."Tapi orang-orang Andai tidak perduli, karena mereka tidak banyakberbicara dengan istrinya". Dari peristiwa ini kita dapat mema-hami arti keluarga; keluarga hanyalah merupakan bagian kecildari suatu keseluruhan yang lebih besar. Apakah suami istri mem-punyai saling pengertian, itu tidak penting. Orang-orang hasilrompakan, budak-budak, orang-orang terdampar yang sudah di-pungut juga tidak mengenal bahasa setempat. Perkawinan sepertiini terdapat juga di pedalaman.

Upacara perkawinan, yang disaksikan oleh Woelders, dengansendirinya samasekali tidak dapat dipahami oleh perempuan mu-da yang menjadi penganten itu. Korano memimpin upacara itu.Ia menasehati penganten lelaki, yang bernama Attori, agar meng-gauli istrinya dengan baik dan mengurusnya. "Dan pada hariMinggu, maka kamu mesti membikin hari Minggu (mengikuti ke-baktian hari Minggu) bersama istrimu. Kamu juga harus menga-jar istrimu duduk tenang di rumah pengajaran (gereja, sekolah)dan mengatakan kepadanya agar dia mendengarkan tuan (Woel-ders), dan agar ia mempelajari bahasa Numfor".

62

Page 77: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Sesudah itu disebutkan kewajiban-kewajiban seorang penganten pe-rempuan, sekalipun tentu saja ia tak mengerti sepatah kata pun :"Kamu harus berkebun, dan di situ kamu harus menanam semuayang dapat dimakan. Juga kamu harus kerja untuk tuan (Woel-ders), karena tuan itu memberikan bayaran yang baik : ia mem-beri pisau, manik-manik, gelang, cermin, tembakau, gambir danmakanan; dan kalau kamu kerja lebih lama pada tuan itu, k a m uakan menerima sebuah sarong".

Sayang sekali kita tidak mempunyai contoh pidato yang oten-tik, yang biasa diucapkan pada perkawinan orang Arfak. Tetapikalau pidato yang diatas tadi dibandingkan dengan yang lain-lain,maka kita melihat bahwa tidak ada peringatan untuk dengan baikmenerima tamu-tamu dan teman-teman, untuk mengundang me-reka makan bersama dan menginap. Ini adalah sebagian dari ke-harusan-keharusan yang perlu dipenuhi oleh pihak-pihak dalambertukar-menukar. Banyak hal lain telah dimasukkan demi Woel-ders, seperti telah kita lihat. Penyebutan barang-barang yang di-berikan oleh Woelders dalam hal ini merupakan daftar keinginan,Kalau seseorang dipuji di hadapan umum, maka ia wajib bertin-dak sesuai dengan isi pujian itu. Kalau tidak, ia akan kehilanganprestise.

"Membikin hari Minggu" (mengunjungi gereja) dimasukkanke dalam daftar kewajiban-kewajiban itu sekedar untuk menye-nangkan Woelders. Anjuran itu semata-mata ditujukan pada dia.Orang mau saja mendorong pasangan muda itu agar datang kegereja, kalau dengan demikian mereka dapat merangsang iktikadbaik dan kemurahan Woelders.

Berkali kali ternyata bahwa sikap ramah (tetapi keramahan yangterutama dinyatakan dengan perkataan melulu) itu dipergunakanjuga terhadap Palawey, seorang guru Injil dari Sangir (jld I,bab VI, 5), bahkan dengan cara yang lucu. Pernah Korano Andaihendak pergi berburu dan minta bedil untuk keperluan itu. Woel-ders memintanya untuk membawa serta guru Injil Sangir itu,tetapi Korano mengatakan bahwa Palawey bukan seorang penem-bak yang baik. Tetapi ketika Palawey sendiri datang dan Woel-

63

Page 78: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ders menceritakan kembali kata-kata Korano itu, Korano punmerangkum bahu Palawey, katanya: "Ah, mester (guru) dapatmenembak dengan baik, tapi burung-burung itu tak mau jatuh".

Tetapi kita akan melihat bahwa nada keramahan itu tidakmempengaruhi tindak orang.

§ 3. Batas-batas penyesuaian diri pada kedua belah pihak

Kita telah mencatat bahwa di antara kegiatan-kegiatan pen-duduk, ekspedisi-ekspedisi raak menduduki tempat yang penting.Di dalamnya ada unsur tragis, yaitu lingkaran setan: kesehatanyang buruk sering terjadi menyebabkan kematian, lalu dilakukansihir untuk mencari sebab kematian itu, balas dendam berdarah,balas dendam kembali dst.

Para zendeling memang menyediakan bantuan pengobatan,namun mereka tidak dapat menolak kematian; oleh karena itupengaruh mereka itu pun sedang saja, bahkan kadang-kadangpengaruh itu tidak ada. Selama beberapa tahun sesudah kedatang-an Woelders, orang-orang Andai merayakan pesta-tarian mere-ka di tempat lain. Tetapi akhirnya mereka tidak dapat lagi raeng-abaikan kewajiban-kewajiban mereka terhadap masyarakat di se-kitar Andai dan mereka terpaksa tidak menghiraukan lagi celaanWoelders. Kami telah menyinggung kebiasaan memotong-motongorang yang menjadi korban. Anggota-anggota badan yang telahdipotong itu menjadi alat untuk mengajak kampung-kampungyang bersahabat.

Pada tanggal 29 Mei 1873 separuh penghuni kampung telahpergi ke Doreh untuk berpesta merayakan kepahlawanan orangDoreh yang telah menyergap dan membunuh beberapa oranganak Roon. Anak-anak itu sedang berada di Wariab pada kelu-arganya, ketika orang-orang Doreh mendadak mereka. Sesudahmemotong kepala, tangan dan kaki anak-anak itu, orang-orangDoreh itu pun pulang dengan penuh kemenangan. Orang-orangAndai adalah sekutu orang-orang Numfor; mereka harus ikut

64

Page 79: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ambil bagian dalam "pesta kemenangan" itu. Dalam hal ini Woel-ders hanya dapat memandang mereka berangkat sambil meng-geleng-gelengkan kepala.

Tetapi seminggu kemudian seorang Andai berangkat ke Hat-tam bersama empat orang sekampungnya untuk menghukum pen-duduk Hattam atas pembunuhan yang telah mereka lakukan.Mereka pulang dengan berhias, dan mengatakan bahwa merekatelah membunuh dua orang lelaki. Untuk itu harus diadakan pestadi Andai sendiri. Woelders menulis : "... dengan perasaan sesalyang luar biasa, kini saya harus mendengar tarian setan yang per-tama di Andai". Orang-orang Andai bahkan membangun bebe-rapa rumah tari untuk para tamu. Pesta itu diselenggarakan padamalam terang bulan yang indah, tetapi sementara itu terjadilahgempa bumi yang agak kuat; gempa itu menggoncangkan rumah-rumah dan menumbangkan seratus batang pohon. Pendudukberteriak-teriak ketakutan dan para penari pun menghentikanpermainan yang sia-sia itu", demikian ditulis oleh Woelders. Te-tapi apapun yang terjadi, orang-orang Andai telah memperlihat-kan betapa mereka berharga sebaga sekutu dan sebagai musuhdari siapa saja yang berani-berani menyerang mereka.

Satu tahun kemudian Kimalaya Andai meninggal dunia, dankematian ini menuntut balas dendam. Melalui ramalan yang su-dah kita kenal itu mereka menetapkan bahwa Kimalaya telahdisihir (dengan magi hitam) oleh orang-orang Ayambori (MeakhK.) yang tinggal di bukit-bukit di belakang Doreh. Semua itudilakukan oleh penduduk ketika Woelders sedang tidak ada, dansuatu ekspedisi raak telah direncanakan.

Ketika Woelders kembali dari Mansinam, orang Andai tidakmenyimpan rahasia tentang rencana-rencananya. Belum lagi lamaWoelders berada di rumah, orang-orang itu telah datang kepada-nya untuk minta bedil, sedang yang lain-lain minta mesiu dan pe-luru. Woelders selalu bersikap membantu, ia telah mendatangipesta-pesta mereka, oleh karena itu tentunya ia pun akan dapatmemahami, betapa pentingnya rencana yang harus mereka lak-

65

Page 80: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

sanakan sekarang. Tetapi Wcelders menolak ikut ambil bagiandalam raak, ,maka orang-orang itu pun mengatakan bahwa mere-ka akan pergi ke Mansinam untuk memperoleh bedil itu. Denganterus-terang mereka katakan kepada Woelders:

"Kami punya reneana untuk membakar sebuah rumah diAyambori dengan menembakkan panah yang diberi jamur yangrnembara pada waktu hari masih gelap. Kalau nanti orang-orangdalam rumah itu melarikan diri dari rumah yang terbakar itu,kami akan menangkapnya". Lima puluh orang siap untuk ikutpergi, dan mereka akan membutuhkan waktu 10 malam untukekspedisi itu. Woelders mencoba menahan mereka, tetapi sia-sia.

Sesudah selesainya ekspedisi. ia memperoleh laporan panjanglebar tentangnya. "Mereka pergi ke teluk Doreh, di sana merekamenyelinap ke dalam hutan, dan menjelang fajar mereka menge-pung sebuah rumah besar yang didiami banyak orang. Begiturumah mulai terbakar, berlarilah para penghuni keluar dari ru-mah, tetapi hujan lebat memadamkan nyala api itu. sehinggaorang-orang itu pun berlari masuk lagi ke dalam rumah untukmenyelamatkan diri. Mereka berteriak-teriak kepada para penye-rang, mengatakan bahwa tidak jauh dari sana ada korban yangjauh lebih gampang bagi mereka, yaitu seorang perempuan danseorang anak. Maka sebagian dari orang-orang i'tu pun pergi danmengepung tempat yang telah ditunjukkan itu.

Mereka menyergap perempuan itu, sehingga anaknya yangberumur enam tahun jatuh ke dalam api. Penyerang yang per-tama memenggal kepala perempuan itu, lalu yang lain-lain memo-tong tangan dan kakinya, dan dengan tangan dan kaki itu merekamenari berputar-putar. Mendengar suara mereka yang riuh, da-tanglah penyerang-penyerang yang lain menggabungkan diri danlangsung ikut ambil bagian dalam tarian. Pelaku utama menu-sukka-n sebatang kayu ke tenggorok kepala yang telah dipenggal,menegakkannya tinggi-tinggi dan menari keliling, sehingga darahmemercikinya. Orang-orang yang lain juga melumurkan darahperempuan itu pada badan sendiri. Kemudian orang-orang itulekas pergi dari sana sambil membawa anak itu.

66

Page 81: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Malam pertama anak itu "terbaring seperti mati, dan orang-g itu pun memutuskan untuk juga menetak kepalanya, tetapi

Konswou dan Chrissi yang ikut juga menasihatkan: "Pendetadapat menyembuhkan anak ini", demikian kata mereka. "Ketikakami menyebutkan nama tuan, maka lama semua yang hadir di-am, dan tak seorang pun bicara lagi tentang kemginan membunuhanak itu", demikian diceritakan oleh Konswou kepada Woelders.

Demikianlah para pemenang yang sudah berlumuran darahitu kembali pulang. Kematian Kimalaya telah memperoleh pem-balasan dendam.

Inilah orang-orang yang menjadi pengunjung gereja Woeldersitu; justru pada waktu itu ia sedang roemperingati kehadirannyaselama enam -tahun di Andai. Sebelum itu tidak pernah ia keha-bisan kata-kata, tetapi sekarang ia bungkam. Satu-satunya yangdapat dilakukannya adalah merawat anak itu dari luka bakarnya.

Malam demi malam orang berpesta, mengagungkan "keme-nangan", namun dalam kenyataan mereka itu berpesta untuk ji-wa sang Kimalaya. Sikap diam dari Woelders itu menggangguorang-orang Andai. "Mereka mengerti benar bahwa saya merasatak senang dengan tindak-tanduk mereka di waktu terakhir itu".Woelders mengerti jalan pikiran mereka, lebih dari para zende-ling yang lain. Tetapi ternyata ia bersedia memibetulkan bedilyang telah rusak. Dan oleh karena itu datanglah kembali semuaorang.itu ke kebaktian. Padahal Korano telah mengancam bahwakalau Woelders tidak hendak mendukung rencana mereka, makaia akan memerintahkan kepada semua orang untuk tidak masukgereja, dan anak-anak akan diperintahkan untuk tak datang kesekolah.

Penduduk menempuh jalannya sendiri, demikian juga Woel-ders. Sekali sebulan Woelders mengadakan pertemuan doa, khu-sus untuk zending. Kali ini Korano datang bersama pengiringnya,di antaranya para peserta ekspedisi raak itu. Dalam pertemuanitu berdoalah mereka bersama untuk pertobatan "orang-orangkafir". Kini mereka betul-betul menyadari, siapa yang dimaksuddengan itu.

67

Page 82: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 4. Pemberitaan para zendeling dan reaksi terhadapnya

a. Salah faham dan pengaruh yang nyata

"Bagaimanakah saya harus hidup, agar nanti dapat mati de-ngan baik ?" Inilah pertanyaan inti yang menurut keinginan parazendeling harus dipikirkan oleh orang-orang Irian. Dan karenapengampunan dosa melalui Kristus merupakan perkara pokok,khusus bagi para zendeling yang bekerja di Irian Barat, makayang harus mereka lakukan adalah meyakinkan orang-orang itubahwa "hidupnya penuh dosa", supaya dengan demikian kesadaranmereka akan dosa dibangkitkan. Tapi bagaimanakah orang dapatmencapai hasil seperti itu di tengah orang-orang yang nyawanyaterancam terus, di tengah orang-orang yang mempunyai keyakinanreligius bahwa mereka wajib membalas dendam, wajib menum-pahkan darah dan bersikap kejam ? Karena janganlah kita ter-sesat oleh, adanya apa yang dinamakan "pesta" sesudah terjadipengayauan yang berhasil itu. "Pesta" itu sesungguhnya adalahupacara keagamaan untuk menjauhkan setan-setan, roh-roh danjiwa-jiwa orang yang telah dibunuh itu. Pesta-pesta itu sungguh-sungguh mengungkapkan keyakinan mereka, d.an tidak merupa-kan "ledakan orang-orang liar yang tak kenal hukum", walaupunoleh crang luar demikianlah nampaknya. Keadaan itu terbuktioleh cara orang-orang itu memberi tahu Woelders seibelum dansesudah pelaksanaan rencananya, Mereka tidak merasa bersalah,malah sebaliknya, walaupun kata-kata Woelders dan kesepuluhPerintah Allah memang berkesan sekali pada mereka

Dalam pada itu para zendeling belum memahami bahwa "per-tmatan-perbuatan. kejam" itu adalah wujud agama orang-orangIrian. Sarna seperti Van Dijken, begitulah pula perasaan Woel-ders. Van Dijken pernah menulis : "Menyolok sekali, betapa se-dikitnya pada orang itu pengertian tentang apa ku agama. Olehsebab itulah, pada hemat kami, pada mereka tidak dapat kamitemukan penyesalan dan rasa sedih yang batiniah akan dosa-dosayang telah mereka lakukan. Dengan demikian inti pemberitaankami adalah usaha untuk membangkitkan kesadaran akan dosapada mereka itu. Tetapi membangkitkan penyesalan dan rasa se-dih itulah karya Roh Kudus".

68

Page 83: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Para zendeling melakukan pengamatan sambil ikut serta da-1 m kehidupan orang Irian, tetapi tak seorang pun di antaramereka menulis tentang "keharusan" mengayau, tentang keha-ruan "menumpahkan darah". Menurut perasaan mereka, seba-

gaimana juga secara "obyektif", peristiwa-perisitiwa itu adalah"ledakan-ledakan orang-orang liar yang tak kenal hukum". Danuntuk melawan kebiadaban ini mereka pun menyampaikan pem-beritaan (seperti yang dikutip oleh salah seorang ahli sosiologiagama) tentang unsur-unsur magis yang bersifat kasar di dalamInjil, karena dalam lingkungan seperti itu agama Kristen hanyadapat menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya berkatrasa segan yang dibangkitkan oleh kewibawaannya yang supraalamiah dan berkat kekerasan rohani yang dihadapinya pada ke-kerasan fisik orang-orang biadab itu"1).

Pemberitaan Geissler yang temanya ialah "keselamatan kekalatau kebinasaan kekal" itu diteruskan juga oleh para pengganti-nya. Kata "neraka" diterjemahkan dengan "tempat damar menyalasecara kekal". Damar memang sukar dipadamkan; dalam anginkencang pun obor damar dapat menyala terus. Tentang kataSurga kami sudah pernah menulis. Kata itu pun sukar untukdiungkapkan artinya, terutama karena dihubungkan dengan "atas"itu. Dalam sebuah buku pegangan liturgi yang syamanistis, yangberasal dari Raja Empat, penulis karangan ini menemukan bah-wa "jiwa-jiwa dari kepala-kepala yang telah. dikayau itu mem-bentuk 'jalan raya', yaitu rasi Bimasakti". Jadi bilamana parazendeling menggunakan istilah "Nanggi yaswa", maka bunyinyatidak begitu menggembirakan bagi oTang-orang Numfor. Tetapipara zendeling tidaklah cukup hanya mengucapkan kata-kata inisaja. Terutama Woelders lah yang sering melukiskan keadaan da- .lam Surga dengan panjang lebar. Demikian panjang lebar, sehing-ga pada suatu kail'i, sesudah selesainya penjelasan seperti itu, satuorang pengunjung gereja bertanya: "Tuan, apakah orang Wo-landa (negeri Belanda) dapat melihat Surga ?" "Tidak, kawan,

1) Thomas F. O'Dea, Godsdienstsociologie, Utrecht-Antwerpen 1968.

69

Page 84: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bagaimana saudara bisa menyimpulkan demikian ?" "Karena tuanbicara soal itu, seakan-akan tuan telah melihatnya". Woeldersmenjelaskan bahwa ia telah membaca segalanya itu di dalam Al-kitab. Rupanya Woelders belum lagi mengenal peribahasa Numforyang berbunyi: "Apa yang telah didengar oleh telinga saya dapatbohong, tapi apa yang dilihat mata saya itu benar".

Yang lain lagi bertanya kepada Wolders : "Tuan, apakah diSurga kita menerima makanan enak juga ?" Pertanyaan ini mem-punyai makna yang jauh lebih mendalam daripada yang dapatdiduga oleh Woelders. Tak seorang Irian pun dapat membayang-kan dirinya berkumpul dengan orang-orang lain dalam pertemuanpesta, tanpa makan besar. Karena itulah juga inti ajaran sekitarkeadaan Sejahtera (Koreri) itu adalah "Kan do mob oser", yangsecara harfiah berbunyi "Kita makan di satu tempat", yaitu hidupbersama dalam kelimpahan. Memiliki makanan yang cukup danperdamaian itulah keadaan yang dicita-citakan. Dan dalam cita-cita Koreri itu mereka memasukkan juga semua suku lain, bah-kan juga orang-orang asing. Jadi yang tampak di sini adalah se-suatu yang sepenuhnya berlainan dengan yang dari hari ke haridialami oleh para zendeling. Orang-orang mempertimbangkan se-cara kritis apa yang didengarnya itu.

Dalarn salah satu tulisan Van Hasselt kita temukan ketera-ngan panjang lebar mengenai khotbahnya sekitar nats Markus13:24-37, "tentang kedatangan Anak Manusia dan hari pembalas-an". Seperti biasa, pada hari berikutnya khotbah itu diulangi didepan anak-anak sekolah. Di dalamnya, tekanan utama diletak-kan pada langit yang baru dan bumi yang baru. Van Hasselt me-nulis : "...semuanya mendengarkan dengan saksama, terutamaseorang anak kecil yang biasanya adalah seorang brandal besar.Mata anak it kelihatan bercahaya-cahaya, ketika ia mendengarcerita tentang pakaian yang putih, kecapi emas dan mahkotaemas i'tu". Dan keti'ka Van Hasselt bertanya kepadanya apakahia mau menjadi demikian juga, jawabannya adalah: "Tentu jauhlebih baik daripada dilemparkan ke dalam api .

Reaksi-reaksi semacam ini oleh para zendeling didengarkan

70

Page 85: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dengan penuh perhatian, dan dalam laporan mereka jawaban-jawaban seperti itu tidak mereka lewatkan. Yang selalu merupa-kan saat penting adalah peristiwa kematiam. Oleh karenanya, be-gitu para zendeling melihat sesuatu yang positif, mereka pun ber-bicara tentang hal itu secara panjang lebar. Kita sudah pernahmelihat Woelders berbuat demikian. Woelders sering juga mela-porkan "percakapan-percakapan" yang diam-diam dia dengarkan.Ia mencatat sebagai sesuatu yang khas perkataan yang pada suatukali ia ketahui :

Seorang anak yang sangat nakal, namanya Ali, dimarahi olehsaudara perempuannya. Ia ini mengatakan bahwa kalau ia tidakberlaku lebih baik, ia akan masuk neraka. Ali menjawab: "O,kalau aku masuk neraka, tuan Pandita akan kasihan kepadaku,dan akan mengeluarkan aku dari sana". Saudara perempuannyamengatakan : "Tuan Pandita tak sanggup melakukan itu". SeruAli: "Tuan Pandita bisa, tapi kamu tidak". ,

Pernah juga Woelders mengalami kesulitan, akibat laporan-nya mengenai pekataan seorang anak. Anak dari kampung seringdatang ke rumah Woelders. Di situ mereka mendengarkan cerita-cerita Alkitab yang dipetik dari sebuah gambar yang kemudianboleh mereka bawa pulang ; di rumah mereka harus memperlihat-kan gambar itu dan menerangkan isinya. Seorang gadis kecil me-ngatakan dalam kesempatan itu : "Saya tak punya ibu lagi, diaada di surga bersama Tuhan Yesus". Ketika Woelders bertanyakepadanya, bagaimana ia bisa tahu hal itu, gadis itu bercerita:"Begitu kata ibu saya sebelum ia meninggal, dan kalau saya matinanti, saya akan melihat kembali ibu saya; demikian yang dikata-kan juga oleh ibu saya". ,

Woelders menulis kepada Pengurus UZV bahwa ia tidak be-rani meragukan keterangan dari anak itu, da;n kemudian menye-butkan, bahwa perempuan yang bersangkutan pernah juga ter-haru sampai menangis mendengar perkataan (Woelders) waktupemakaman istri mayor. Woelders menyimpulkan dalam laporan-nya: "Tuhan bekerja di sini. Sahabat-sahabat zending di negeriBelanda ingin mendengar tentang hal hal tertentu sebagai imbalan

71

Page 86: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

uang dan doa mereka. Mereka mau membaca bahwa seorang zen-deling di sini memiliki banyak murid katekisasi (calon baptisan).Namun di sini Tuhanlah yang bekerja. Ya Allah, semua ini ker-ja Mulah semata-mata".

Tetapi Woelders memberitakan juga bahwa tidak seorang punkecuali anak itu yang telah menceritakan hal itu, dan bahwaorang-orang yang hadir tidak menguatkannya. Karena itu Pengu-rus UZV pun menjawab dengan nada yang agak negatif: kesak-sian yang datang hanya dari seorang anak tidaklah cukup kuat.Akibaitnya Woelders selanjutnya bersikap lebih hati-hati dan ka-dang-kadang malahan rnengucapkan kata-kata yang pahit. Namunoptimisine iman kembali menembus awan-awan, yakni kenyataandi sekeliling serta celaan dari tanah air.

Sementara itu setiap pagi orang-orang Andai tetap menya-uyikan : "Yesus menerima orang berdosa" (Yesus dör besasarsya :Yesus memanggil semua orang yang sesat). Ini berlawanan denganharga diri mereka. Mereka mendengarkan, ikut menyanyi, tetapihanya karena iktikad baik terhadap Woelders, dan bukan karenakesadaran berdosa. Namun hal ini pun bukan kesimpulan yangterakhir dari jaman perintis yang sangat sukar itu. Siroos, seorangpengayau yang terkenal berkali-kali harus membatalkan rencana-riya karena Woelders berbicara dengannya. Kini ia berbicaradengan terus-terang. Pada suatu kali ia bersikeras mau me-laksanakan lagi rencananya, dan Konswou pergi bersamanya. Te-pat ketika Siroos menemui musuh untuk ditembak dan hendakmelepaskan tembakan, tiba-tiba seorang di antara orang-orangAndai yang lain mengatakan : "Jangan membunuh". Siroos bim-bang dan orang itu pun lolos. Kata Siroos : "Sejak Woelders bicaratentang Yesus, keadaan tidak lagi seperti dulu".

b. Pernyataan-pernyataan yang berbahaya dan pemberitaanFirman yang berat sebelah

Kadang-kadang timbul kesan, bahwa ucapan-ucapan yangdikeluarkan oleh para zendeling dalam situasi yang gawat atau

72

Page 87: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

yangg khusus, kemudian menjadi sebab timulnya kemelut. Se-karang kita akan membahas beberapa di antara ucapan yang me-nyolok itu, karena berdasarkan perkataan-perkataan seperti ituterjadi salah faham yang klasik dalam hubungan antara keduabelah pihak, sedang para zendeling tidak menyadari bahwa me-rekalah yang telah menjadi sebab dari salah faham itu. Kita dapatmengatakan juga : Dalam hal-hal tertentu orang Irian lebih pan-jang ingatannya daripada para zendeling.

Peristiwa pertama adalah lahirnya kembar dua dalam keluargaVan Hasselt. Dalam hal seperti itu, orang-orang Numfor biasamemberikan seorang di antara anak kembar itu menjadi anakangkat bagi orang-orang lain, atau membunuhnya; kalau tidak,seorang di antaranya pasti akan mati. Orang Andai berpendapatbahwa keluarga Van Hasselt seharusnya memberikan seorang diantara kembar dua itu kepada keluarga Woelders yang tidak mem-punyai anak. Tetapi ketika ternyata bahwa dugaan mereka itumeleset, penduduk pun heranlah, karena anak kembar itu tetapjuga hidup. Melihat orang-orang Andai bersikap heran, Woelderspun memberikan tanggapan dengan ucapan berikut: "Dengan con-toh Pandita Van Hasselt itu Tuhan hendak menunjukkan kepadakalian bahwa kepercayaan kalian itu tidak benar, yaitu keyakinanbahwa seorang dari kembar dua pasti akan mati".

Beberapa bulan kemudian terjadi walbah disentri. Orang Andaimelarikan diri ke gunung-gunung, "menutup" jalan-jalan denganalat penangkis yang bersifat magis. Ketika Woelders minta kete-rangan tentang alat penangkis itu (dengan alasan bahwa ia punbanyak memberi keterangan kepada mereka), mereka menjawab :'Kami bersedia membantu tuan, tapi tuan percaya kepada Tuhan

Yesus Kristus, dan bukankah Dia itu dapat melakukan semua-nya ?" Lalu beberapa orang pun mulai mencabuti ranting-rantingyang telah ditanam oleh dukun di depan rumah mereka,

Di rumah Van Hasselt mula-mula meninggal dua orang anakpiara, dan pada tanggal 18 September 1873 meninggal pula anakyang muda di antara kembar dua itu. Woelders menggambarkansikap orang-orang Irian sibb.: "Orang-orang Andai bingung sakali

73

Page 88: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ketika mendengar berita ini; sambil menggelengkan kepala merekapun pergi, seolah-olah hendak mengatakan: "Jika Tuihan meng-amibil anak-anak Pandita, apa yang akan terjadi dengan kita ?"

Demikianlah komentar dari Woelders. Tetapi sudah pasti bah-wa orang-orang Andai mempunyai ingatan yang lebih panjangdaripada dia. Mereka menggelengkan kepala, karena sebelumnyamereka sudah memberi peringatan bahwa tidak mungkin anakkembar dua itu bisa selamat. Bukankah Woelders telah mengata-kan: Tuhan akan menunjukkan bahwa kamu itu tidak benar ?Bagaimanakah sekarang ? Apakah yang telah ditunjukkan olehTuhan ? Mereka tidak percaya akan kekuasaan Tuhan yang kata-nya melindungi itu. Bukankah telah terjadi banyak kematian justrudi rumah zendeling itu ? Ketika Woelders hendak pergi ke Man-sinam setelah mendengar beri'ta tentang meninggalnya seorang diantara kembar dua itu, istrinya pun jatuh sakit, sehingga terpaksaWoelders tetap tinggal di rumah. Mendengar hal ini, terdengarlahsorak-sorai. Woelders pun heran sekali, dan bertanya, apa artinya.Jawabnya: "Kami senang bahwa tuan tinggal di rumah; kamitakut bahwa tuan akan meninggal juga setiba di Mansinam".

Van Hasselt menulis, sesudah meninggalnya anaknya: "Pas-tilah manwen akan dipersalahkan karena kejadian itu juga. Be-gitulah segala sesuatu menguatkan takhyul mereka". Dan benar-benar tidak dapat disangsikan, itulah juga yang menjadi pendapatorang Mansinam dan orang Andai, dan itu bukan tanpa alasan.Woelders pun telah lupa akan apa yang pernah, dikatakannya,meskipun baru beberapa bulan sebelumnya orang mengingatkandia akan suatu ucapan Ottow dan Geissler. Justru peristiwa inilahyang akan menjadi contoh kita yang kedua mengenai pernyataan-pernyataan yang berbahaya itu. Seperti selalu terjadi, Woeldersmendapat berita tentang itu secara tidak langsung. Marilah kitatelusur jalan tak langsung itu.

Peristiwa dimulai dengan tidak puasnya orang Andai, karenamenurut pendapat mereka, mereka terlalu sedikit menerima upahmendayung dari zendeling-pedagang Beyer yang telah merekabawa ke Roon. Karena para pendayung itu adalah orang-orang

74

Page 89: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Andai, maka mereka melampiaskan amarahnya kepada Woelders —demikianlah penjelasan Woelders tentang apa yang terjadi. Padahari Minggu berikutnya hanya 10 orang datang ke kebaktian. Padahari Senen anak-anak tidak masuk sekolah dan Woelders hampir-hampir tak memperoleh salam, bila ia berjalan lewat kampung.Maka Woelders pun bertanya kepada Chrissi yang biasanya sangatberterus-terang, kenapa orang tidak datang ke gereja. Lalu Chrissimenceritakan hal berikut:

"Tuan tahu bahwa beberapa hari yang lalu kami telah pergike Mansinam untuk menengok Sengaji tua yang pulang dariTidore dalam keadaan sakit. Di rumah Sengaji itu kami temuiSengaji Broos (= Burwos). Kedua Sengaji mengatakan bahwaPandita Ottow dan Geissler telah menipu mereka, dan oleh karenaitu mereka tidak peduli lagi akan apa saja yang dikatakan olehPandita. Ketika Korano (Burwos) dari Doreh meninggal (padatanggal 19 Pebruari 1865), Ottow dan Geissler telah mengatakanbahwa Korano akan bangkit kembali. Sampai sekarang sudahbertahun-tahun mereka menanti, tetapi Korano tetap saja ada didalam kubur". "Dan karena itu mereka tak mau mendengarkanFinman Tuhan ?" tanya Woelders. "Ya, mereka mengatakan, kalauKorano mamang bangkit dari antara orang mati, kami akanpercaya".

Chrissi waktu itu mengatakan 'kepada mereka bahwa kebang-kitan kembali yang dimaksud itu bnkanlah kebangkitan di duniaini, tetapi orang-orang itu menjawab, hal itu tidak benar, danmereka menaselhati kami agar masing-masing berpegang pada adat-istiadat sendiri dan tidak lagi mendengarkan para zendeling. MakaWoelders pun bertanya kepada Chrissi, apakah menurut pendapatChrissi orang-orang Andai akan mendengarkan nasihat para Se-ngaji itu ? Tetapi Chrissi tak mengetahui hal itu; mereka harusmenanti. Dan ketika Woelders bertanya, apakah kalau demikianlebih baik para zendeling pergi saja ? Jawaibnya: "Tapi kalauPandita-pandita pergi, siapa yang akan memberi kami pisau, manik-nianik dan yang serupa dengan itu ?"

Lalu Woelders pun mengeluh mengenai "makin meningkatnyasikap masabodoh". Dan tukang ramal Mansiani berkata: "Apa

75

Page 90: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

gunanya kita semua belajar, kata orang Andai, kalau kita tohakan mati ?"

Jelaslah bahwa halnya di sini bukanlah mengenai pernyataanyang langsung hubungannya dengan Korano Burwos saja, tetapimengenai pemberitaan tentang kebangkitan orang mati secaraumum. Bukankah Korano Burwos menmggal tanggal 19 Pebruari1865, tiga tahun sesudah meninggalnya Ottow ? Anak KoranoBurwos itulah menjadi pemimpin perlawanan.

Pemberitaan zendeling itu terlalu negatif pula sifatnya dalammenghadapi upacara orang-orang Numfor, yaitu upacara siklus ke-hidupan, dan worwark (berjaga sambil menyanyi) untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan, yang tujuannya yang utamaadalah untuk melinddungi hidup. Mula-mula orang-orang Irianmenyangka bahwa di dalam kebaktian yang diselenggarakan olehpara zendeling terdapat persamaan-persamaan tertentu denganupacara-upacara itu, sebab dalam kebaktian ada nyanyian, upacara,doa, dan berita tentang kebangkitan orang-orang mati. Tetapi kemu-dian ternyata bahwa para zendeling terus-menerus hanya menon-jolkan satu soal pokok saja, yaitu: bagaimana kita dapat matidengan bahagia. Orang Irian memilih hidup, yaitu hidup bersamadalam persekutuan; usaha para zendeling bersifat individualistissebab mereka berbicara dengan orang-orang perorangan dan ber-usaha membujuk-bujuk mereka untuk memutuskan hulbunganmereka dengan adat, yang berarti memutuskan hubungan denganyang hidup dan yang mati. Mula-mula orang-orang Irian mem-biarkan para zendeling bekerja dengan cara itu, tetapi kini carakerja itu menimbulkan perasaan jengkel yang terus-menerus.Dengan iktikad baik yang sebesar-besarnya pun tidak mungkinpenduduk memandang Injil sebagai "Kabar Baik". Kalau kita men-dengarkan baik-baik, maka dari mulut orang-orang Irian sendirikita dapat mengenal corak itu dan memahami apa yang menjaditema pokok pekerjaan para zendeling. Sebuah contoh dari masakemudran dapat memperjelas persoalan itu.

"Seorang di antara anak-anak sekolah murid Van Hasselt ataskeinginan sendiri telah meninggalkan tulisan di balik batutulis.

76

Page 91: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Van Hasselt berkata : Saya menyangka tulisan itu hanya kelakarsaja, tetapi apakah yang saya baca ? 'Kata-kata yang diucapkanoleh guru kepada kami itu baik untuk kehidupan yang akandatang'. Tidak banyak yang saya katakan kepada si penulis kecilitu tetapi saya berpikir: Bagaimanapun juga Injil di sini telahjatuh di bumi yang baik".

Van Hasselt tidak memberikan koreksi yang bersifat meleng-kapi, yaitu untuk membikin jelas, bahwa Injil adalah berita untuk"hidup dan mati". Jelas kelihatan bahwa para zendeling memilihunsur-unsur tertentu dari Injil sehingga pemberitaan mereka ber-sifat berat sebelah. Haruskah kita mencari sebab sifat berat sebelahitu dalam pola pietistis yang terdapat pada para zendeling ? Atau-kah ki-ta harus mencari sebabnya dalam kenyataan bahwa umurrata-rata orang-orang Irian itu rendah, bahwa angka kematiantinggi, dan bahwa hidup tiap orang tidak menentu samasekali masadepannya ? Hal yang terakhir ini pasti mempunyai pengaruh yangbesar .1) Tetapi kalau kenyataan itu ditekankan, misalnya dalamkhotbah, maka hal itu pada hemat orang-orang Numfor sama sajadengan magi hitam: dipanggilnya maut.

c. Hubungan baik antara Woelders dan orang-orang Andai me-nimbulkan iri pada suku-suku lain.

Orang-orang Andai menghargakan zendeling mereka tidakhanya atas pertimbangan ekonomi semata-mata; hal itu lambatsekali diketahui oleh si zendeling. Akan tetapi mereka menyamakandirinya pula dengan zendeling itu, dan sikap yang diplomatis inikurang menyenangkan Woelders. Mereka sudah dapat mengetahuidengan tepat sikap apa yang akan diambil Woelders terhadapperistiwa-peristiwa tertentu; dan sikap itulah pula yang merekaambil sebelumnya.

Woelders sering mengunjungi orang-orang Andai di rumahnyameskipun kadang-kadang seorang perempuan yang telah mangkir

1) Bnd. L. Schreiner, Telah kudengar dari ayahku, hlm 142-144.

77

Page 92: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dari pelajarah menjahit pada nyonya Woelders meninggalkan ru-mahnya dari belakang pada saat Woelders justru sedang mendakitangga batang pohon dari depan. Pada suatu kali ia datang kerumah Korano yang kita kenal itu. Percakapan pun segera ber-langsung mengenai jimat-jimat yang digantungkan di langit-langitrumah dalam suatu ikatan; beberapa di antara jimat-jimat itudihias dengan kain-kain yang baru (yang mungkin berasal daripelajaran menjahit. K.). Woelders bertanya : "Siapa punya barang-barang yang bagus itu ? Apa Korano punya ?" "Saya", jawabKorano, "tetapi jimat-jimat itu bergantung di situ hanya untuklelucon. Jimat-jimat itu tidak mendengar, tidak melihat, tidak ber-jalan, tidak hidup, dan tidak lain daripada kayu". TersenyumlahWoelders mendengar gema suaranya sendiri itu ? Mungkin, tetapibelum tentu. WoeMers mengatakan waktu itu : "Baik sekali ke-dengarannya, Korano, tapi apakah Korano mengatakan itu seka-rang karena saya telah membacakannya dari Sabda Tuhan, ataukahkarena yakin ?"

Maka tendengarlah suara ramai orang banyak, tetapi Koranotetap memainkan peranannya; ia mengatakan: "Jimat-jimat itutidak dapat menolong kita ; hanya Tuhan yang dapat menolong".Dan Woelders pun membalas: "Kalau memang demikian, dankalau Korano memang percaya demikian, sekarang kita dapatmembakar jimat-jimat itu". Sehabis mengatakan ini ia pun meng-ulurkan tangannya ke arah jimat-jimat itu, letapi Korano datangmencegah sambil mengatakan: "Tunggu dulu". Maka kata Woel-ders : "Lebih baik lagi kalau Korano sendiri yang melakukannya.Saya hanya ingin mencoba Korano ; dan sekarang tahulah saya,bahwa Korano hanya membeo". Mendengar ini, Korano pun men-jawab, kini dengan sesungguhnya: "Kaku" (betul). Tetapi Woeldersmelanjutkan: "Korano tidak dapat membakar jimat-jimat itu,selama Korano tidak percaya kepada Yesus Kristus".

Pada waktu pulang, Woelders pun menjadi sadar bahwa diBarat pun banyak orang Kristen yang masih sering menggunakanjimat-jimat. Maka ia pun menyimpulkan: "Demikianlah padaorang-orang Irian saya menemukan kembali dosa-dosa dari tanahair saya dalam bentuk lain yang kadang-kadang tidak begitu kasar".

78

Page 93: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Yang paling menyinggung perasaan Woelders ialah cara orang-orang Andai "berpura-pura saleh". Seringkali "kesalehan" itu di-pergunakan mereka sebagai kedok untuk menyembunyikan keeng-ganannya bekerja. Walaupun Kamps dulu, dan Woelders sekarangmendorong mereka untuk membuka kebun-kebun, tetapi orang-orang Andai tidak juga melakukannya. Bukankah menanami danmerawat kebun itu adalah pekerjaan perempuan ? Dan apabilamereka berhasil menangkap seekor babi, mereka mengatakan:"Tuhan Allah memberi kami makan ; hari ini kami telah menem-bak dua ekor babi". Bahkan seorang pembohong kenamaan me-ngatakan: "Tuhan Allah tahu, bahwa saya tidak berbohong", se-hingga Woelders menulis: "Damikianlah orang-orang di Andaisudah tahu juga menyalahgunakan nama Tuhan untuk menyem-bunyikan dosa-dosa atau kebiasaan yang salah".

Tetapi Woelders lebih jengkel lagi langsung sesudah itu,ketika ia mengalami yang berikut ini:

Seorang tamu telah jatuh dari tangga masuk rumah yang sudahsetengah lapuk dan mendapat luka parah. Orang-orang membiar-kan mati orang itu tanpa meminta pertolongan kepada Woelders,dan perbuatan itu dilakukan hanyalah agar dapat mereka menuntutganti rugi yang besar jumlahnya dari si pemilik rumah. Bukankahpemilik rumah telah menelantarkan tangga rumahnya ? Belumlagi si korban benar-benar mati, mereka telah membawanya untukdikuburkan. Ketika Woelders mendengar tentang hal ini ia punmarah bukan main, tetapi ganti rugi yang besar jumlahnya lebihdihargai daripada nyawa manusia. Tambahan pula orang yangbersangkutan itu adalah orang pedalaman dari Moré (Moiré. K.).

Rupanya orang Moiré itu tidak datang sendirian, karena per-istiwa itu tidak merupakan peristiwa antara orang Andai sendiri:Dan orang-orang Moiré itu dengan iri hati melihat, betapa orang-orang Andai mengambil keuntungan dari hadirnya Woelders.Pembayaran ganti rugi itu bagi mereka tidaklah sukar, tetapi ke-nyataan itulah yang menimbulkan rasa iri orang-orang Moiré.Maka mereka ini mencari akal agar orang Andai kehilangan sum-ber kesejahteraan dan prestise mereka, yaitu dengan melancarkan

79

Page 94: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tuduhan-tuduhan yang tak langsung. Hal ini juga tidak diketahuiWoelders dari mulut orang-orang Andai sendiri. Beberapa bulanberturut-turut sedikit sekali orang datang ke gereja. Sebabnyadilukiskan oleh Woelders demikian : "Orang-orang Moré (Moiré.K.). suatu daerah yang jauhnya beberapa hari perjalanan dariAndai, telah mengatakan bahwa barangsiapa memasuki rumahWoelders, ia akan segera jatuh sakit dan mati; karena ucapan inisekarang orang Andai pun jadi takut".

Inilah yang justru menjadi tujuan orang Moiré. Kebaktianwaktu itu masih diselenggarakan di rumah Woelders. Orang-orangyang bekerja untuk Woelders atau menjual sesuatu kepadanyapun menerima "barang-barangnya" di situ.

§ 5. Beberapa peristiwa penting

Seorang pemburu dari perusahaan pelayaran de Bruyn dariTernate telah dibunuh waktu ia sedang dalam perjalanan keHattam. Saudara lelaki dari si korban membalas dendam danmenembak mati seorang Pokembo dan anaknya. Kini bahaya punlangsung mengancam Woelders, karena para pemburu itu pernahberkunjung ke rumah Woelders. Lebih-lebih lagi karena merekaitu adalah orang asing, dan Woelders pun demikian pula. Sebuahlaporan menyatakan bahwa kira-kira sebulan sesudah itu telahdilakukan usaha-usaha untuk membakar rumah Woelders. Yangpertama terjadi sebelum tengah malam. Waktu itu anjing menyalak,dan Woelders mendengar suara ribut, tapi dengan tembakan keudara dapatlah para penyerbu itu diusir. Tetapi malam itu jugamereka datang lagi, membunuh anjing Woelders dan menghancur-kan sebagian besar pagar. Kali itu pun Woelders melihat bahwaada sesuatu yang sedang terjadi. Salah seorang tebusannya ber-hasil mengenai seorang penyerbu dengan tembakan panah. Hal itubaru diketahui kemudian. Penduduk kelihatan seakan-akan merekasangat gelisah, tetapi ketika Woelders memeriksa hal itu, ternyatabahwa orang-orang Andai mengetahui penyeribuan itu, dan tahujuga mereka, siapa yang melakukannya. (Rupanya mereka ituadalah orang-orang Pokembo yang bersahabat dengan orang-orangAndai).

80

Page 95: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Sebulan kemudian, dalam bulan Juni 1875, orang-orang itumelakukan usaha ketiga untuk membakar rumah Woelders. MakaWoelders pun waktu itu mengadakan rapat umum dengan orangAndai, dan di situ ia mengajukan pertanyaan, apakah yang harusia lakukan kini: meninggalkan tempat itu atau tetap tinggal ?Orang Andai menghendaki supaya Woelders tetap tinggal di tengahmereka, tetapi Woelders tidak berhasil mengetahui ketegangan politikapakah yang ada antara orang-orang Andai dan penduduk pedalam-an. Orang-orang Andai hanya berjanjiakanmengawalrumahWoel-ders. Apakaih terjadi balas dendam tidak langsung? Apakah orang-orang pedalaman hendak membakar dan merampok karena merasairi akibat adanya rumah Woelders di Andai ? Apakah orang Andaitelah mengikat perjanjian dengan "gerombolan prajurit liar", bah-wa kampung mereka tidak akan diganggu, kalau orang Hattam,Moire dsb. dapat bertindak bebas terhadap rumah Woelders ?

Kita tak mungkin mengetahui hal itu, karena Woelders ter-buru-buru menyelesaikan kejadian itu dengan menarik kesim-pulan yang saleh. Sebab yang sebenarnya, katanya, ialah "per-musuhan terhadap Injil". Permusuhan itu pada hematnya ditim-bulkan oleh "minat yang terdapat pada kira-kira sepuluh oranguntuk tidak lagi ambil bagian dalam pesta-pesta, untuk selaludatang ke gereja, dan mengirimkan anak-anaknya ke sekolah".Namun komentar Woelders ini terlalu cepat dikemukakan. Bu-kankah orang Andai menarik banyak keuntungan dari adanyaWoelders di situ ?

UZV senang melihat bahwa orang-orang Andai menanam pa-di, sebab kegiatan itu akan mencegah orang berpindah-pindahterus. Ladang padi itu jauh lebih mengikat penduduk daripadakebun-kebun mereka, dan menghalangi kebebasan gerak untukmengadakan perjalanan perompakan dan mengunjungi teman-teman di tempat lain. Lagi pula kita telah melihat bahwa secaraekonomis Andai tidaklah kuat, karena pekerjaan di kebun adalahtugas perempuan. Woelders mencoba memperkenalkan penanam-an padi, dan orang lelaki harus menjadi tenaga pokok dalam

81

Page 96: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menggarap. Ia membuka kebun percobaan dalam tahun 1870, dandari ½ pikul padi yang ditaburkan ia mendapat hasil 18 pikul.Hasil ini sungguh memberikan harapan. Woelders dengan "ke-luarga besar"nya tidak akan mengalami kekurangan; kepadaorang-orang Andai telah diberikan contoh yang baik; dan buktitelah ada bahwa jenis tamah di situ cocok untuk bertanam padi.Kini Woelders minta kepada Kamps untuk datang dari Meoswarke Andai guna memimpin penanaman padi. Tetapi zendeling-pe-tani yang datang di Andai dalam bulan Maret 1870 itu meninggalpada tanggal 25 Agustus, sesudah sebentar menderita sakit. Iabaru berumur 29 tahun, dan kira-kira 6 tahun bekerja di IrianBarat "tanpa banyak hasil".

Penduduk Andai hanyalah sedikit jumlahnya. Mereka telahberjanji untuk pindah menetap di sekitar rumah Woelders, namunsetiap kali mereka kemukakan keberatan-keberatan: ketiadaankeamanan, dan pemilikan tanah oleh orang-orang lain, sehinggamereka tidak dapat menduduki tanah itu dsb. Namun demikianWoelders memperoleh sukses tertentu, karena sekelompok orangHattam, yang terdiri atas kira-kira 40 orang datang rnenetap diAndai. Ini merupakan penambahan jumlah penduduk yang sangatdiperlukan. Sejak Januari 1869 telah meninggal seorang lelakidan 8 orang perempuan; dari 8 orang bayi yang dilahirkan hanya5 orang yang tetap hidup. Terutama jumlah kematian di antarawanita itu yang menggelisahkan orang Andai. Kimalaya, wakilkepala suku, telah mendatangi Woelders sesudah kematian istri-nya, dan menyatakan kekhawatiran bahwa dalam waktu singkatorang Andai tak akan mempunyai makanan lagi, karena semuaperempuan telah mati.

"Kalau semua perempuan mati, siapa yang akan membuatkebun kami ?" Woelders menyatakan bahwa orang-orang lelakitentunya dapat melakukan pekerjaan itu, tetapi jawab yang di-peroleh adalah: "O, tuan, itu bukanlah adat kami. Menurut adatkami orang lelaki menebang pohon, sedang orang perempuanmemibuat kebun. Kalau hal itu tidak mungkin lagi, kami haruspindah ke tempat yang ada perempuannya".

82

Page 97: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Woelders hanya dapat menggelengkan kepalanya, dan orang-orang itu pun tidak dapat lagi menjelaakan kepada Woelders, ke-napa mereka itu bernr. Pembagian kerja menurut kelamin tidakada hubungannya dengan tenaga fisik, melainkan dengan adanyapembagian dalam alam semesta, yang menjadi patokan juga bagirnasyarakat manusia yang harus menyelaraskan diri dengan pem-bagian itu. Wanita yang melahirkan anak (hidup) termasuk go-longan yang sama dengan tanah yang menghasilkan buah. Pemba-gian itu merangkum hal-hal yang berhadap-hadapan seperti duakutu'b, tetapi sekaligus saling melengkapkan, misalnya lelaki danperempuan, langit dan bumi. "Demikianlah adat kami" itu di siniberarti: ini ada hubungannya dengan susunan alam semesta, te-tapi sekaligus juga dengan susunan masyarakat. Bertindak sesuaidengan tata tertib itu berarti: kesuburan, kesejahteraan ; ber-tindak bertentangan dengannya berarti: bencana kering, penyakit,desintegrasi. Tapi orang Arfak manakah yang dapat menjelaskanhal itu ? Hal itu seperti halnya tatabahasa yang mendasari baha-saoaya, yang tidak disadarinya pula, walaupun bahasanya itu da-pat ia pergunakan dengan sempurna.

Dalam bulan Januari 1870, 32 orang Kristen dari Talaud ha-nyut sampai di pantai utara Irian, dan dari tempat itu berhasilmencapai Mansinam. Woelders membawa 14 orang di antaranyake Andai. Di antara mereka terdapatlah seorang guru-penginjil,yaitu Andreas Palawey. Ketika orang-orang senegerinya kembalipulang, ia memutuskan tinggal bersama istri dan anaknya. Ia pundipekerjakan di sekolah, tetapi ia melakukan pula perjalanan-perjalanan penginjilan ke pedalaman. Mula-mula pekerjaan inisedikit saja hasilya, karena sedikit saja ia menemukan orang dikampung dan dukuhnya. Namun Pengurus UZV menganggap per-jalanan ini "besar artinya, karena perjalanan itu merupakan lang-kah pertama penginjilan di Irian Barat oleih pembantu-pembantupribumi".

Ini betul-betul petunjuk yang penting. Sekitar tahun 1900Coolsma menulis: "Cara satu-satunya untuk mengenalkan suku-suku yang terpencil dan mengembara itu dengan Injil ialah de-

83

Page 98: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ngan merabentuk dan mengutus sekelompok penginjil keliling.Woelders telah menunjukkan jalan"1). Pengurus pun membukasurat-menyurat dengan para zendeling di kepulauan Sangir danTalaud untuk dapat mengetahui .apakah dari sana dapat juga di-peroleh pembantu-pembantu yang cocok untuk bekerja di antaraorang Irian. Sayang bahwa pertukaran pikiran itu tidak mencapaihasil yang diharapkan.

§ 6. Evaluasi Woelders dan kenyataan

a. Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa tertentu

Woelders bersusah-payah terus, tapi bukan tanpa harapan.Sekarang kita akan mengutip penilaian-penilaian mengenai kea-daan selama kira-kira 5 tahun, dan menghubungkannya dengankejadian-kejadian tertentu. Seperti yang kita lihat: Woelders ada-lah orang yang emosionil, dan penilaian-penilaiannya sering ber-sif at sangat subyektif ; namun penilaian-penilaian subyektif adalahjuga fakta, terutama dalam situasi pergaulan.

Sesudah Woelders diminta untuk berdoa pada waktu dipu-garnya beberapa rumah di Andai, ia pun merasa terdorong untukmemberikan jawaban atas pertanyaan yang klasik ini: "Hai pe-ngawal, masih lama malam ini ?" (bnd Yes. 21:11). "Jawabansaya sudah siap : Walaupun hari masih gelap, namun sekali-sekalimelintas juga cahaya yang kabur menembus kabut: satu jiwa,yaitu perempuan yang pernah saya sebut dalam tulisan saya dulu,kini telaih pulang. Inilah cahaya yang nilainya tak terhitung"(bnd tanggapan Pengurus dalam § 4a).

Tahun 1873 adalah tahun yang berat bagi Woelders, terutamakarena orang-orang Andai untuk pertama kali menggunakan lagitari kegembiraan atas kemenangan yang telah diperolehnya ter-hsdap musuh. Woelders memberikan reaksi: "Suasananya seolah-olah iblis telah dilepaskan kembali Kalau kita hanya meli-hatnya dari luar, kita akan cenderung untuk menghina dan me-

J) Coolsma, De Zendingseeuw, blz. 797

84

Page 99: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ninggalkan mereka itu". Pada tahun berikutnya keadaan tidakmenjadi lebih baik. Woelders menulis waktu itu: "Telah terjadikemunduran. Bulan-bulan terakhir tahun 1873 penuh dengankekecewaan dan cobaan".

Ketika ia menulis kata-kata itu, tiga orang yang telah mem-beri harapan berhasil dipikat oleh orang-orang lain untuk masukhutan, yang berarti pergi mengayau. Lebih bamyak lagi orangpergi, dan berbulan-bulan lamanya hanya 25 orang yang tinggalbersama dia. Beberapa waktu kemudian dua orang anak sekolahmasuk hutan dengan membawa bedil yang tak diisi peluru. Ke-tika mereka bertemu dengan musuh, yang seorang di antaranyamembidikkan bedilnya dan yang kedua berdoa, maka musuh itupun melarikan diri. Anak-anak itu kemudian mengatakan: "Ka-mi diselamatkan oleh doa kami". Orang-orang kampung mengata-kan: bukan oleh doa, tapi oleh bedil itu. Tetapi seorang di antarakedua anak itu rupanya mulai berpikir, dan ia pun datang ikutserta dalam pelajaran Alkitab karena, katanya: "Saya telah me-lihat bahwa Tuhan menyayangi saya".

Woelders mencatat hal-hal itu, dan semua itu menguatkanpengharapannya. Namun ia tetap bersikap sadar: "Apabila orang-orang Andai mengatakan: 'Tuan adalah bapak kami, dan kamiad,alah anak-anak tuan', saya mengatakan kepada mereka: 'Sa-yang sekali bahwa kalian tidak banyak mendengarkan bapak ka-lian'. Selama mereka belum dilepaskan dari belenggu yang di-kenakan iblis kepada mereka, akan sama saja mereka denganombak laut: hari ini (mereka akan menyebut saya) Bapak, besokPenindas yang lalim".

Dalam suatu renungan mengenai tahun 1873 kita menyaksikanketegangan yang dialami oleh si pelapor sendiri. Buktinya ada-lah pernyataan ini: "Kalau saya melihat hanya di permukaan,maka saya akan terpaksa mengatakan : kemunduran; tapi kalaukita menyelam sedikit lebih dalam ke dalam keadaan, maka pan-dangan kita akan menjadi lebih terang dan mulailah hati ber-detak gembira, karena terpikir oleh kita : 'Bapa mengetahui se-

85

Page 100: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mua ini. Ia telah menimbulkan sebab (penyakit K.), yang mem-buat penduduk melarikan diri'. Tidak, saya mencabut kembalikata yang baru saja saya tulis itu, dan sebagai gantinya saya tu-lis: kemajuan".

Pada tanggal 30 Juni 1874 ia menulis : "Kalau saya meninjaukembali masa enam bulan yang terakhir ini, saya harus mengata-kan: lebih gelap; orang-orang Andai makin lama makin bersikapmasabodoh. Mereka mengatakan: 'Apa gunanya kita semua bela-jar, kalau kita akan mati'".

Setelah 7 tahun bekerja di Andai, Woeldens menulis: "bahwa ia berterimakasih kepada Tuhan atas kemurahan yang te-lah dapat dinikmatinya, juga karena Ia telah memenuhi dirinyadengan harapan yang baik, walaupun sampai sedemikian jauhsedikit saja hasil yang dapat menggairahkannya".

b. Kenyataan: ada orang yang berminat, meskipun merekamenyembunyikan perasaannya. ,

Dalam laporan-laporan dari bulan-bulan Juli-Desember 1875sering orang-orang Irianlah yang berbicara. Salah seorang darimereka bertanya: "Apakah di negeri Belanda semua orang yangberiman kepada Yesus hari ini datang juga ke gereja untuk ber-doa demi peluasan Kerajaan Yesus ? Ataukah mereka itu datanghanya "wauwerik" (dengan pura-pura berminat) seperti kami ?"Woelders waktu itu minta keterangan, apa yang dimaksud olehsi pembicara dengan "wauwerik" itu. "Kami sebenarnya tak per-duli, bila kami datang ke gereja dan ikut dalam pertemuan doa"."Kalau begitu kenapa kalian datang ?" "Kami cinta kepada tuan,dan kami tahu benar bahwa tuan senang, kalau kami datang"."Jadi kalian datang untuk menyenangkan saya, dan bukan untukkeselamatan dixi kalian ?" Sorang lain, yang berada dalam kelom-pok itu, menjawab: "Kaku" (betul), dan kalau tuan tidak lagimemberikan gambir dan tembakau, kami akan datang kurang se-ring lagi". Lalu orang yang ketiga bertanya: "Apakah orang-orangdi negeri Belanda juga menerima gambir dan tembakau ?" "Ti-

86

Page 101: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dak", kata Woelders, "cuma kalian yang menerima". Maka ter-dengarlah sambutan riuh dari orang banyak: "Dia sayang samakita dia baik sikapnya kepada kita" dsb.

Orang yang lain lagi mengatakan waktu itu bahwa ia senangWoelders memberikan tembakau dan gambir, dan tiap hari Minggumemiberikan sepotong sagu kepada anak-anak yang datang kegereja. Woelders pun bertanya, kenapa demikian, tetapi di sinisi pembicara itu mengepalkan tangannya erat-erat, kemudianmembukakan kepalan itu kepada Woelders, suatu tanda yangberarti: "Tenang saja, nanti saya ceritakan kepada tuan, kalaukita sudah sendirian". Woelders hampir tidak dapat menekanketidaksabaran, namun ia mengatakan juga kepada orarug-orangyang hadir di situ: "Sayang sekali bahwa hanya karena itu se-mata-mata mereka datang di gereja. Bukanka'h kalian sudah lamatahu, bahwa saya datang kepada kalian untuk memperkenalkankalian dengan Tuhan Yesus dan mengajarkan kepada kalian jalanmenuju sorga ?"

Pagi berikutnya Woelders pun berbicara dengan orang yangmenunjukkan kepalan tangannya kepadanya itu, yang tidak laindan tidak bukan adalah Chrissi. Dalam laporannya ia mencatat:"Tetapi kita tak boleh mengira. bahwa seorang Irian mau ataskehendak sendiri meneruskan percakapan, walaupun ia ingin se-kali melakukannya". Woelders tak dapat memastikan, apakah halitu karena orang Irian itu terlalu bodoh, atau terlalu licik, demi-kian ditulisnya, tapi: "Kita hanya perlu mengucapkan beberapapatah kata, dan mereka pun mulai berbicara". Pemuda itu tidaklangsung berbicara keras; ia membisikkan ke telinga Woelders,bahwa Manwen akan dapat mendengar kata-katanya. Tetapi se-sudah itu ia mengatakan :

"Tuan, sebetuinya hanya sedikit orang lelaki dan perempuanyang mau dengan senanghati pergi ke gereja dan menghadiri per-temuan doa, tetapi mereka itu sering diejek orang banyak padawaktu mereka bersiap-siap pergi ke gereja. Maka mereka punmengatakan kepada para pengejek itu : 'Ayolah kita pergi sama-

87

Page 102: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

sama, supaya kalian nanti menerima juga gambir dan tambakau'.Kalau tuan tidak lagi membagikan barang-barang itu, tidak maulagi mereka itu datang ke gereja; dan karena kami tak tahan di-ketawakan, maka kami pun akan tinggal di rumah atau bertengkar".

Atas keterangan yang sangat gamblang dan banyak memberiharapan ini Woelders memberikan reaksi demikian: "Sayang se-kali mereka mau datang hanya karena itu, dan bukan karenauntuk mendengarkan Sabda Tuhan". Dari sini jelas kelihatanbahwa Woelders tidak dapat memahami Chrissi. Sekalipun demi-kian Chrissi mengatakan: "Tuan mengajar kami terus-menerusdengan kecintaan yang mirip dengan kecintaan Tuhan, sepertikecintaan seorang ibu terhadap anaknya. Kami ini masih anak-anak ; nanti kami akan menjadi orang-orang dewasa dan tak meng-hendaki lagi tembakau dan gambir dari tuan, tetapi sekarang sayamenerimanya "wauwerik", karena saya ingin agar orang-orang laindatang juga ke gereja".

Siapakah Chrissi itu ? "Kita tak boleh menduga bahwa Chrissiadalah orang yang baik -baik. Sebaliknya, ia adalah seorang pe-malas, seorang yang paling suka melepaskan hawanapsu. Woeldersmemberitakan percakapan ini hanyalah untuk menunjukkan bah-wa orang-orang Irian dapat menyangka mereka dapat memahami-nya dan karena itu mereka itu tidak dapat dimaafkan lagi. Woelderskadang-kadang mendorong orang-orang itu untuk pergi ke gereja,tapi sering mereka menjawab dengan mengatakan: "Tunggulah,tuan, kami belum akan mati".

Kesimpulan Woelders yang bernada salah dan menasehati itusamasekali tidak kena, sesudah Chrissi memberikan penjelasanyang penting itu. Sebab Woelders telah mendapat keterangan yangpenting: ada orang-orang yang "mau dengan senanghati pergi kegereja", tetapi mereka itu kena sanksi-sanksi kontrole gosial, dalamhal ini berupa ejekan. Selanjutnya, kelompok orang-orang ini telahmemakai pembagian tembakau dan gambir sebagai dalih, danmenyembunyikan alasan-alasan subyektifnya dengan alasan obyek-tif itu. Memang tidak seorang pun akan mau dengan senanghatimembukakan dirinya. Di mana-mana di seluruh dunia ini orang

88

Page 103: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

selalu menutupi dirinya. Dalam sejarah zending pun hal ini nam-pak dengatn jelas. Kalau ditanya, mula-mula orang akan selalumengemukakan alasan-alasan yang obyektif. Chrissi mengatakanbahwa mereka itu miasih kanak-kanak. Artinya: kami belum cukupdapat berdiri sendiri, dan jumlah kami pun terlalu kecil untukdapat secara terang-tenangan mengemukakan pendapat kami. Te-tapi bagaimanapun juga kata-kata ini benar-benar merupakan"cahaya kabur yang menembus awam-awan gelap".

§ 7. Perkataan-perkataan muluk dan suara kritis terhadapnya

Hampir semua zendeling di Irian Barat tahu apa artinya ditim-pa badai selagi berada di dalam perahu. Tetapi jaranglah orangmelukiskan hal itu begitu dramatis dan bernada saleh, seperti yangdilakukan oleh Woelders. Bersama G.L. Bink ia telah mengadakanperjalan,an dengan perahu ke Moomi, tempat yang akan ditinggalioleh J.H. Meeuwig. Perjalanan pulang sangatlah berat; dari 10crang pendayung, hanya 7 orang yamg muncul. Semula merekamendapat angin baik, tetapi kemudian angin itu berbalik, sehinggaangin berubah menjadi angin sakal. Dua buah dayung telah patah,sehingga hanya 5 orang pendayung dapat bekerja. Sesudah bebe-rapa jam lamanya berlayar mereka pun melihat Andai, tetapiwaktu itu angin kencang bertiup, dan terpaksalah mereka menem-puh arus dan angin, dan kira-kira jam 3 sianghari ombak demi-kian tingginya, sehingga menurut terkaan Woelders tingginya se-tidak-tidaknya adalah 13 kaki (4 meter). Sesampai di rumah iapun menuliskan kesan-kesan mengenai perjalanan itu dengan carayang sangat dramatis dan emosionil:

"Di permulaan badai itu saya merasa takut, karena sayalebih banyak memandang awak perahu yang lemah itu, tetapi ke-tika saya arahkan pandangan saya 'kepada Juruselamat saya, sayapun dapat menyanyikan : Apabila bahaya mengancam. Segala rasatakut sekaligus hilang dari diri saya, sebaliknya saya diresapiperasaan yang tak dapat saya lukiskan. Ombak pun menimpadengan bunyi menderung : krak,... krak dan perahu pun setengahterisi air. Ya Tuhan, demikian saya mengeluh, pikirkanlah karya-Mu, pikirkanlah istriku, terimalah jiwaku dalam kerahimanMu".

89

Page 104: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Maka awan-awan pun memecah dan cahaya matahari me-perangi kami. Tengoklah ke langit, demikian saya berseru, terta-burlah terang yang cayanya senang (bnd Mzm 97). Sampai ditempat berteduh, kami pun menyanyikan: OlehNya laut menjadidarat dan air sungai dibelah dst..." (Mzm 66).

Tentang peristiwa ini Bink samasekali tak mencatat apa-apa.Menurut pendapatnya tak perlu ia susa.'h-susiah menuliskarannya,karena perjalanan semacam itu samasekali tidak istimewa. NamunWoelders telah dapat menjadikannya drama yang membangunkaniman. Di negeri Belainda orang menghargai cara melapor sepertiini, dan memalkai naida yang sama apabila berbicara mengenaiWoelders dan rekan-rekannya: "Saudara sekalian adalah orang-orang pemberani, pahlawan-pahlawan Kristen yang betul-betulberiman. Kami merasa kecil di hadapan saudara sekalian". Dalamtahun 1860 diberikan gambaran berikut mengenai para zendeling :"Zending dianugerahi pekerja-pekerja yang mempunyai pengabdi-an yang jarang kedapatan, dan yang bekerja dengan carra seder-hana sesuai dengan Kitab Suci. Mereka adalah pelayan-pelayanKristus yang terkemuka ; sikap rohani mereka, iman mereka yangkuat dan pengorbanan mereka yang tak terbatas itu sangatlahterkenal".

Mengenai Jaesrich orang menulis ketika ia pergi ke IrianBarat: "Jaesrich yang berani itu memperlihatkan kerajinannyadalam menyiarkan Injil dan semangatnya yang bersumber dalamiman Kristen", Jaesrich sendiri menulis: "Saudara lihat, kamitidaklah kekurangan semangat dan keyakinan; kami pergi dankami berdiri dengan kekuatan Allah". (Satu setengah tahun ke-mudian ia meninggalkan medan kerja dalam keadaan kecewa. K.).

Menyolok sekali bahwa di satu pihak orang mengenal dirinyasebagai seorang pendosa dan bersikap sangat sederhana, tetapi dipihak lain ia mengobral kata dengan bahasa yang muluk-muluk.Banyak orang tak melihat bahwa hal ini tidak sejalan dengankesederhanaan dan kejujuram seperti dimaksud oleh Injil. Orangterlalu sibuk (dan sering tanpa sadar) menyusun gambaran me-ngenai diri sendiri dan mengenai "orang-orang kafir" yang berla-

90

Page 105: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

wanan dengan kenyataan. Namun pertentangan itu ditutupi denganbungkus, yaitu nada kesalehan, sehingga bertahun-tahun lamanyadapat bertahan tanpa gangguan. Hanya beberapa gelintir orangsaja yang menentang gambaran itu. Pada tahun 1876 seorang tokohUZV mengecam gaya berlebihan yang biasa dipakai itu:

"Banyak janji mulia yang lazim disebut-sebut di kalangan kitadan yang dengan gampang sekali kita ucapkan, tetapi janji-janji[Allah] ku sedikit saja menimbulkan kekuatan pada kita, karenakita memang tidak memilikinya. Di sinilah bahayanya menyiapkankata-kata seperti itu: kata-kata itu meluncur saja keluar darimulut kita, tetapi kata-kata itu sedikit saja menjadi milik dalamkehidupan batin kita". Sesudah menyinggung adanya kesukaanpad.a kata-kata (verbalisme) ini, pembicaraan pun melanjutkan :"Jika kita meyakini separuh saja dari yang kita katakan yangsatu kepada yang lain, juga berhubung dengan zending Kristen,maka akan samasekali lain keadaannya ". "... orang mengucapkankata- kata itu, dan mengucapkannya untuk orang lain, karena kata-kata itu menjadi ciri dari pandangan yang sedang berlaku dibidang ini, tetapi kata-kata itu tidak menjiwai diri kita". "Kitamenghiasi panji-panji kita dengan kata-kata yang megah, tetapikarena kita hanya sedikit percaya kepadanya, maka terlelaplahkita di bawah panji-panji itu". Berhadapan dengan janji-janjiTuhan yang agung kita haruslah bersikap tulus, karena "ketulusan"dan "antusiasme" itu berpasangan. Kadang-kadang saya berharapagar semua janji Tuhan yang ada hubungannya dengan zendingitu hilang dari kenangan saya, dan janji-janji itu satu demi satudapat didengar dan direbut melalui iman menjadi milik sendiri.Kebiasaan memang sangat merusak ..." Menampilkan dan me-mamerkan adalah merugikan. Milik yang hanya bersifat khayalmencegah orang memperoleh milik yang sebenarnya".

Jadi di sini segala retorika yang bersifat formil-formilan itumendapat kecaman. Woelders telah juga membacakan tulisan itu,bahkan dengan teliti sekali, tetapi ia melihat kenyataan di dalamcermin yang telah kabur, dan ia tidak mengenali gambarannyasendiri. Apa yang dia katakan memang tulus, dan kalau ia menulis,

91

Page 106: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

maka tulisan itu merupakan pernyataan dari jiwanya yang emo-sionil dan beriman. Imannya mewarnai kenyataan, dan ia memilikiapa yang dia sendiri namakan "mata zending". Justru karenaitulah ia dapat "bekerja terus dengan bersemangat, walaupun sikapmasabodoh' dari orang-orang Andai semakin meningkat". Apakahini yang dinamakan semangat iman ? Ataukah membunga-bungaikenyataan ?

92

Page 107: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB III

SALING MENDEKATI DAN SALING MENJAUHI:

MANSINAM DAN DOREH ± 1870-1875

g l. Gempa bumi dan pengaruhnya atas sikap orang-orang Irian

Hubungan antara keluarga Van Hasselt dengan pendudukMansinam dan Doreh dapat dikatakan baik. Tetapi sifat hubunganitu bagaimana pun juga lain sama sekali dengan hubungan antaraWoelders dengan orang-orang Andai. Jurang di dalam hubunganitu lebih besar, dan Van Hasselt, yang mengurus orang-orang yangtelah ditebus, berusaha untuk memencilkan mereka itu dari pen-duduk Mansinam yang lain. Air minum misalnya harus diambildari tempat yang jauh ; "anak-anak piara itu pun dengan demi-kian dapat berhubungan dengan penduduk, dan hal ini kurangmengurutungkan bagi mereka". Oleh karena itu Van Hasselt me-mutuskan untuk menggali sumur di pekarangan sendiri.

Pada malam tanggal 12-13 Juni 1873 terjadilah gempa bumi."Segala sesuatu tergoncang dan tergoyang, Tetapi untung sekalirumah itu tetap berdiri, yaitu rumah tua milik Geissler yanghanya didiami oleh kaluarga Van Hasselt semenjak kepergiannyonya Geissler ke Ternate. Pada goncangan yang ketiga, orang-orang Irian membuat bunyi yang ribut sekali. Mereka memukulgong, karena menurut mereka, dengan cara itu mereka dapatmengusir seorang orang mati atau roh yang jahat, yang biasa di-namakan faknik. Faknik-faknik itulah yang menjadi sebab darisemua gejala alam yang hebat: guntur, kilat, badai dan gempabumi dihasilkan oleh faknik itu".

Cukup menonjol untuk diperhatikan bahwa pada kesempatanitu hanya di beberapa rumah saja orang memukul gong. Kemudianternyata bahwa kebanyakan orang pun merasa tak senang dengangong itu. Apakah hal ini menggembirakan ?

"Penduduk meninggalkan rumah-rumahnya dan membuatteratak di pekarangan zending. Seorang Irian mengatakan: 'Kami

93

Page 108: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tak tahu apa yang akan menjadi nasib kami kalau Tuhan Langitmurka kepada kami dan membuang kami ; maka kami pun akantetap tinggal di dekat tuan' ".

Seorang perempuan datang kepada Van Hasselt untuk ber-tanya, apakah kata Alkitab (Refo) tentang gempa bumi itu. Se-sudah itu datanglah juga Sengaji Mansinam sendiri bersama se-jumlah orang untuk bertanya kepada saya apakah yang dikatakanoleh Refo tentang gempa bumi itu : apakah gempa akan berhentiatau tidak ? "Dulu pernah juga terjadi gempa bumi (di antaranyadalam tahun 1864), tetapi sebelumnya telah terjadi wabah cacar ;sekarang ini lain keaclaannya", demikianlah ucap utusan-uitusanitu.

Van Hasselt tidak memberikan jawaban langsung atas per-tanyaan ini, tetapi ia "berbicara tentang kedatangan Tuhan. Tuhandapat itanpa diduga-duga mencabut nyawa kita. Dosa-dosa kitalah.yang mendatangkan hukuman Allah atas kita ; tetapi Allah inginsupaya kita berdoa kepadanya, dan kalau orang-orang mau ikutberdoa, maka saya akan berdoa bersama mereka".

Orang-orang menyetujui anjuran Van Hasselt ini. Waktu itumenjelang petang; banyak sekali orang datang. Van Hasselt me-ngatakan kepada mereka: "Tuhan kembali memperdengarkansuaraNya untuk mengajak kalian bertobat". Van Hasselt meng-gunakan kesempatan itu pula untuk sekali lagi menjelaskan ke-pada penduduk, bahwa "apabila kami mengingatkan kepada me-reka untuk meninggalkan berhala-berhala dan dosa mereka, ma-ka itu samasekali bukanlah perintah dari orang-orang Belandaatau kebiasaan orang kulit putih yang dengan sengaja kami ma-sukkan, melainkan kata-kata Tuhan sendiri. Ini adalah kabargembira tentang keampunan dan keselamatan melalui penderitaandan kematian Yesus, yang telah disampaikan kepada mereka.Sampai sekarang kata-kata ini diabaikan saja; orang-orang terusjuga melakukan pesta-pesta, seenaknya saja mernbunuh anak-anak yang tidak bersalah. Itulah tingkah-laku mereka pada waktuyang terakhir, tetapi masih ada waktu untuk bertobat". Sesudah

94

Page 109: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mengatakan ini, Van Hasselt meneruskan dengan doa: "Saya me-ngakui dosa-dosa kami, baik dosa-dosa kami yang telah diberi Na-maNya, maupun dosa-dosa orang-orang kafir".

Dalam buku hariannya, Van Hasselt menulis sekitar gempabumi itu demikian: "Kejadian itu menimbulkan kesan yang da-lam di hati orang-orang kafir, dan kalau keadaannya tetap demi-kian, ini berarti harapan yang baik bagi Kerajaan Surga". Danmemang, semua kejadian dan perkataan itu sungguh mengesan-kan "orang-orang kafir", walaupun dengan cara yang tidak diha-rapkan oleh Van Hasselt. Beberapa perkataan yang telah diucap-kan pada kesempatan itu tetap tersimpan dalam kenangan mereka,dan mereka itu berpendapat: jika Tuhan menyasar kita agar kitabertobat dan mendengarkan pekabaran para zendeling, maka me-rekalah yang harus dipersalahkan karena terjadinya gempa bumiitu.

Pada hari Minggu sesudah peristiwa itu, Van Hasselt dalamkhotbahnya membahas lagi pokok: Bencana-bencana disebabkanoleh dosa. Ia berbieara tentang hancurnya kota Sodom dan Gomo-ra, karena penghuni kedua kota itu juga tidak mau percaya akanamaruat Lot. Kesimpulannya: nasib yang sama buruknya telahmenimpa orang-orang Irian di sini. Jadi, penderitaan itu meng-garisbawahi hal-hal yang telah dikatakannya dalam hubungandengan hal bencana-bencana. Maka datanglah reaksi yang tajamdari pihak orang-orang Mansinam. Tentang reaksi itu Van Hasseltmenulis dengan sedihnya:

"Angin modernisme (pemikiran modern) seakan-akan telahberhembus kepada orang-orang Irian. Mereka itu kini berani me-ngatakan (bukan secara terbuka, melainkan di belakang kita):"'Zendeling-zendeliing mengatakan bathwa Alkitab adalah bukuTuhan. Mereka itu membohongi kita. Mereka sendiri yang mem-buat buku itu, lalu mereka katakan ia buku Tuhan. Tidak, tidak!'Orang lain lagi berseru: 'Biar saja orang-orang Belanda, orang-orang putih itu, berpegang pada Adat (agama)nya sendiri. Kitaini orang Irian, karena itu kita pun berpegang pada adat kita'."

95

Page 110: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Jawaban apakah yang harus diberikam oleh Van Hasselt ataskata-kata itu ? "Saya tidak segera memhantah kata-kata ini de-ngan panjang lebar. Saya hanya menghimbau hati nurani merekadengan mengatakan bahwa mereka tahu benar kami telah mem-bawakan kata-kata Tuhan kepada mereka, dan bahwa kami ha-nya-laih mulut dari 'Tuhan Allah'."

Himbauan ini tak bergema. Orang-orang Mansinam mengam-bil langkah-langkah sendiri, yang memang sesuai dengan dasarkebudayaan mereka sendiri, sebab jelas sekali kelihatan sekarang,bahwa Van Hasselt pun menjadi tak berdaya. Dari manakah da-tangnya perubahan mendadak itu ? demikianlah kita bertanya.Bukankah mereka itu telah mencari pertolongan dan perlindungandi pekarangan zending dan telah mendengarkan dengan khidmatapa yang telah dikatakan oleh Van Hasselt ?

Menurut pendapat penulis karangan ini, pertama-tama adakemungkinan orang-orang Mansinam merasa kecewa karena VanHasselt menghubungkan gempa bumi itu dengan Tuhan, yangdalam bahasa mereka pada waktu itu masih dinamakan ManserenNanggi. Ini berarti bahwa Manseren Nanggi telah diubah menjadiSuper-Setan (Faknik).

Lagi pula Van Hasselt telah membuat peristiwa itu menjadihal yang langsung menyangkut mereka pribadi : ia telah menun-jukkan kepada mereka dosa-dosa mereka dan penolakan merekaterhadap Injil; ia telah membandingkan pula mereka itu denganpenduduk Sodom dan Gomora. Yang terakhir ini kalau ditinjaudari keadaan dan cara berpikir mereka adalah sama dengan an-caman langsung. Kami telah beberapa kali melihat hal seperti itu.Apakah yang harus dilaikukan oleh penduduk sekarang ? Apakanmereka harus percaya dan bertobat seperti yang dikehendaki olehVan Hasselt ? Mereka secara batiniah belum merasa dorongan un-tuk berbuat begitu. Tidak ada yang dapat mereka perbuat dari-pada memutuskan persoalan itu menurut cara mereka sendiri)dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang dapat membantumereka membela diri. Mereka harus mengejar semua upaoara yang

96

Page 111: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lah diabaikan, menjalankan siklus kehidupan, memberikan ke-uasan kepada orang-orang mati, agar orang-orang mati itu mau

melindungi orang-orang yang masih hidup. Dan mereka lakukansemua itu dengan tergesa-gesa.

Sebagai kesimpulan atas laporan tengah tahunan yang dibuat-nya Van Hasselt menyatakan: "Apa yang masih harus saya ke-mukakan ialah bahwa saya tidak menyesal kertas saya ini hampirhabis. Menyanyi, menari dan membuat berhala pada waktu ter-akhir ini sudah merupakan peristiwa sethari-hari". Pada masa itujuga orang-orang Numfor di Teluk Doreh membunuh dua oranganak budak yang telah diserahkan kepada mereka oleh orang-orang Roon, sebagai imbalan atas orang-orang Mansinam dan Do-reh yang tiga tahun sebelumnya dibunuh oleh orang-orang Roon.

Dengan ini jurang pemisah antara kedua belah pihak semakinmendalam, dan komunikasi antara mereka terputus. Kedua belahpihak hidup masing-masing dalam dunianya sendiri. Apa yangrupanya mendorong terjadinya pendekatan, kini justru menjadiseibab keretakan yang dalam. Orang merasa heran dan tersinggungoleh sikap pihak lain yang tak dapat dimengerti itu, dan dengandemikian keadaan telah menjadi kira-kira sama dengan situasitahun 1869, tepat selbelum berangkatnya Geissler. Selama itu orangsamasekali tidak berhasil saling mendekati.

§ 2. Wabah disentri

Di belahan kedua tahun 1873 agaknya segalanya berjalan tidakpada tempatnya. Rupanya penduduk secara keseluruhan beradadi pihak yang benar. Namun demikian ada juga "cahaya kabur",yaitu ketika Van Hasselt pada tanggal 27 Juli untuk pertama kalimempermandikan seorang Irian dewasa, yatu istri Markus. Wanitaini sudah lama minta dipermandikan. Dalam tahun sebelumnyavan Hasselt sudah mempermandikan anak wanita itu. Markusadalah seorang yang ditebus dan kemudian dibaptis oleh Geissler.Dalam pengakuannya wanita itu harus berjanji "akan membuangsemua berhala dan takhayul kafir".

97

Page 112: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Tetapi tidak ada hasil-hasil baik yang lain lagi dalam tahunitu. Di pulau Jawa panen padi jelek sekali tahun itu, demikianjuga di Maluku, sehingga dari sana kapal-kapal pun datang keAmberbaken untuk mengambil beras. Dan kapal-kapal itu mem-bawa serta penyakit disentri yang sedang berkecamuk di Maluku.

Di Andai pun panen padi gagal: 2/3 dari panenan dirusakkanoleh belalang, sehingga orang-orang Andai pun menjadi tawar hati:ternyata kebun-kebun pisang mereka itu jauh kurang mengandungrisiko daripada tanaman padi yang telah mereka lakukan atasanjuran Woelders.

Wabah disentri yang paling hebat adalah di Mansinam, karenadi Mansinamlah kapal berlabuh. Dan di Mansinam pula korbanpaling banyak jatuh di rumah Van Hasselt, Markus (yang istrinyabaru saja dipermandikan) adalah orang pertama yang jatuh sakitdi rumah itu. Tanggal 18 September anak yang lebih muda dari sikembar dua meninggal, sedang dua orang anak lagi sakit juga,tetapi mereka tetap hidup. Seorang di antara anak piara, seoranggadis kecil yang namanya Fatima dan berasal dari Serui, mening-gal juga. Jadi ada tiga orang yang menjadi korban di rumah VanHasselt. Bagaimanakah sikap orang Mansinam terhadap kejadianini?

"Mula-mula banyak orang datang untuk meminta obat, tetapiketika di rumah kami sendiri penyakit bertambah hebat, makakebanyakan orang pun menggunakan obat mereka sendiri yaituperasan dari berbagai kayu-kayuan dan daun-daunan yang rasa-nya pahit. Kami pun menggunakannya untuk anak-anak kami,tetapi karena tidak memberikan hasil yang baik, kami pun kembalipada obat-dbat kami sendiri. Di kampung itu banyak terjadi kema-tian, terutama di antara anak-anak dan para budak. Budak-budakitu ditenggelamkan di laut dengan digantungi batu lehernya atauditimbun dengan iapisan tanah yang sangat tipis, sehingga anjingmelahap mayat-mayat itu. Semua ini menyebarkan bau busuk danlebih meningkatkan lagi penyebaran penyakit".

Inilah laporan yang sederhana mengenai suatu masa yangmengerikan. Untuk orang-orang Mansinam semua ini merupakan

98

Page 113: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

hal yang tidak kurang menggoncangkan daripada gempa bumi,dan tidak kurang pula mempengaruhi kepercayaan kepada keluar-ga zendeling. Baik doa maupun obat-obatan para zendeling tidakmembantu samasekali; Van Hasselt bahkan menggunakan obatorang Irian. Tidak ada tanda yang lebih jelas dari ini bahwa iatidak berdaya. Hanya satu hal yang pasti, yaitu bahwa pendudukMansinamlah yang benar. Tetapi tak seorang pun merasa berun-tung oleh karena itu. Barangkali Van Hassel benar, sekiranya iamengira bahwa sikapnya dan sikap istrinya yang tetap terkendaliwaktu meninggalnya seorang di antara si kembar dua itu bisamemlbuat orang-orang Irian berpikir. Namun pikiran penduduk ituternyata lain daripada yang diinginkan dan diharapkannya.

"Seorang perempuan dengan caranya sendiri ingiri menghiburnyonya Van Hasselt sesudah anak yang pertama meninggal dankemudian anak yang kedua jatuh sakit pula. Ia mengatakan: 'Ti-dak, nyonya tidak akan kehilangan anak ini, karena yang seorangsudah Tuhan ambil; Tuhan sudah mendapat bagiannya, jadi yangkedua ini akan sembuh." Tetapi Van Hasselt menulis sebagaitambahan kepada kata-kata itu: "Sebagai ganti Narwur (setan yangmerampas anak-anak. K.) perempuan itu telah menyebutkan namaTuhan, tetapi pengertiannya tetap tidak berubah. Orang Numformengenal seni mencampurkan takhayul ini (bahwa kembar duaadalah milik Narwur) dengan kepercayaan Kristen kepada Tuhanyang menguasai hidup dan mati".

Kesimpulan ini kelihatannya benar sekali, tetapi kalau kitaberpikir selangkah lebih jauh dari yang dilakukan oleh Van Hasseltitu, kita akan sampai kepada kesimpulan bahwa pada tahun 1873yang berat itu Tuhan yang diberitakan oleh para zendeling itutidak hanya telah menjadi Super-Faknik, melainkan telah pulamenjadi Super-Narwur. Tidak dapat dibayangkan Yang Mahating-gi yang lebih bersifat mengancam daripada ini, dan orang-orangIrian, yang menyangka telah memperoleh gambaran yang sangatterang mengenai yang dinamakan Manseren Allah itu kini meng-ambil tindakan-tindakan sendiri dan memberikan komentar-komen-tar yang sesuai dengan gambaran itu.

99

Page 114: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 3. Orang-orang Irian kembali ke cara-cara mereka sendiri

"Pada akhir bulan Oktolber (1873) wabah itu mulai meredanamun orang-orang Irian bukannya mengagungkan dan berterima-kasih kepada Tuhan, melainkan menyatakan bahwa kamilah parazendeling yang menjadi sebaib dari kemalangan mereka. Dahulu,kata mereka, ketika mereka masih menyembah berhala (korwar)keadaan adalah baik, tetapi semenjak mereka meninggalkan semuaitu (kiranya itu benar! V.H.), maka berbagai kemalangan punmenimpa mereka: cacar, gempa bumi dan sekarang wabah itu.Oleh karena itu mereka pun hendak membangunkan kembali RumsSram (rumah berhala) mereka yang terkenal jahat itu. Untuksementara mereka akan membuat Mon, sebuah patung yang meng-gambarkan bapak atau ibu yang menjadi nenek-moyang mereka.Yang mendorong agar mengambil tindakan itu pertama-tama ada-lah kepala-kepala, yaitu Sengaji tua (Rumbewas) dan Sahu. Rum-Sram itu belum mereka bangunkan kembali, bahkan sampai se-karang pun belum; tetapi mereka telah membuat boneka yangmenggambarkan nenek-moyang mereka sambil menari-nari terus."

Demikianlah pada malam tanggal 4 -5 Nopember penduduksedang sibuk dengan acara itu, ketika tiba-tiba terjadi gerhanabulan. Gerhana itu dapat dilihat dengan jelas sekali, karena langitwaktu itu sangat terahg. "Maka mereka pun menjadi ketakutandan menghentikan pukulan tifa dan membuat bunyi ribut. Bebe-raipa orang yang tidak ikut serta kini mengejek para penyanyidan pembuat berhala itu, serunya: 'Ada Tuhan atau tidak ? Apaorang mati yang barangkali sudah membikin gelap bulan itu ?Atau apa ada lagi yang lain dari itu ? '"

Di kemudian hari Van Hasselt mendapat kesempatan untukmenjelaskan kepada penduduk, apa sesungguhnya gerhana bulanitu; tetapi mungkin sekali penjelasan ilmu alam itu untuk telingaorang Numfor terdengar sebagai sejenis kepercayaan yang barupula. pada malam terjadinya gerhana bulan itu Van Hasseltmemanfaatkan kesempatan dan memberikan bimibingan kepadaorang-orang yang sedang bingung itu. Ia menyelenggarakan ke-baktian di udara terbuka, tepat seperti waktu terjadi gempa bumi,

100

Page 115: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kali ini tepat di depan rumah Sengaji. Di situ Van Hasselt ter-utama menasehati orang yang telah demikian lama (18 tahun la-manya) mendengar Injil itu, yang kadang-kadang berbuat seolah-olah merasa benar-benar yakin akan kebenaran Sabda Tuhan.

"Sekali lagi saya menerangkan kepada mereka bahwa kamidatang bukan untuk mamaksakan Adat Eropa kami, melainkanuntuk mengajar mereka mengenal Tuhan yang agung, Tuhan yangada di sorga, yang telah menciptakan langit dan bumi, yang telahmengutus AnakNya juga untuk orang-orang Irian, guna memba-hagiakan mereka, menebus dosa-dosa mereka dan kalau datangwaktunya nanti membawa mereka ke sorga, di mana tidak akanada lagi penyakit atau pun dosa".

Tetapi kali itu pun Van Hasselt tidak mencapai hasil. Tidak]ama sesudah itu "sejumlah besar orang pergi mengumpulkanmakanan dan menangkap tripang". Ini berarti persiapan untukmenimbun persediaan makanan buat upacara-upacara yang akandatang. Tidak dapat disangsikan lagi bahwa kali ini orang akanmelaksanakan rencananya. Namun Van Hasselt masih juga menun-jukkan sikap hormat kepada kepala-kepala suku. Ia berharap bahwamereka itu dapat mengendalikan penduduk agar tidak melakukanhal-hal yang keterlaluan. Bukankah mereka itu diangkat menjadikepala, "setidak-tidaknya secara formil"! Dua kali dalam tahun1873 Van Hasselt berhasil mencegah pertumpahan darah, yailudalam perkara zinah. Waktu itu ia mengusulkan supaya para kepalasuku itu menyelesaikan perkara pidana itu, agar orang tidak me-ngadakan balas dendam berdarah. Demikianlah perkara perdata inidiubah menjadi perkara hukum pidana. Setelah mengadakan pem-bicsraan yang tidak henti-hentinya, akhirnya orang pun merasapuas dengan denda barang yang nilainya f. 70,—. "Barang-barangyang diserahkan sebagai pembayaran dalam perkara seperti itutidaklah dikuasai oleh pihak yang dirugikan, melainkan dibagikankepada para janda yang ada di kampung itu".

Peristiwa yang kedua jauh lebih gawat dari itu, karena me-nyangkut orang-orang Amlberpon dan Wariab yang sedang ber-kunjung."Seorang di antara orang-orang Wariab itu bersahabat

101

Page 116: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

sekaligus dengan orang-orang Roon dan orang-orang Doreh, yangwaktu itu saling bermusuhan. Timbul pertengkaran dengan orang-orang Doreh yang juga ada di Mansinam dalam jumlah besar.Ketika perkelahian sedang mengancam akan meletus dan anakpanah sudah beterbangan, datang Van Hasselt mencampuri dengansikap yang berani. Dirampasnya busur-busur dan anak-anak panahdari tangan orang-orang itu, dan ia pun berhasil meredakan per-kara itu melalui keputusan kepala-kepala suku. Kedua belahpihak puas dengan adanya hukuman denda saja. Van Hasseltsendiri amibil bagian dalam "sidang pengadilan".

Campur tangan macam ini memberikan kesan yang baik.Tetapi tindakan seperti itu memang waktu itu merupakan satu-satunya jembatan sempit yang masih menghubungkan kedua pihakyang sedang berkomunikasi itu.

,Van Hasselt menulis dalam laporannya tentang bagian keduatahun 1873 itu demikian: "Kami mempunyai alasan yang kuatuntuk bersyukur. Kebijaksanaan dan kasih Tuhan telah mengambilseorang di antara orang-orang yang kami kasihi, sedang yang lain-lain dibiarkannya". Orang-orang Irian dengan tegas menolak sikappara zendeling yang sabar itu. Sikap para zendeling itu bagimereka betul-betul tidak terpahami. Bukankah tata masyarakatmereka dan upacara adat serta keagamaan mereka itu ditujukanuntuk menentang kuasa-kuasa jahat yang mengancam kehidupan?Pengurangan ketergantungan justru merupakan tujuan utama da-lam upacara adat mereka yang bercampur magi itu. Tidak adasikap sabar. Inti sikap hidup mereka adalah mengalahkan kuasa-kuasa.

§ 4. Bink di Menukwari: orang memberi tanggapan dengan bebas

Di Menukwari pun berjangkit wabah. Bagaimanakah sikappenduduk di sana ? Bink menulis: "Ketika penyakit itu sudahreda, maka rasa takut pun menghilang, dan penduduk pun me-nunjukkan sikap yang lebih keras kepala daripada kapanpunsebelumnya" ... "Orang-orang Belanda adalah sebaib dari segalabencana itu, karena sebelum mereka datang, semuanya itu tidak

102

Page 117: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dikenal. Menurut anggapan mereka, Manseren Nanggi (TuhanLangit. K.) marah kepada mereka karena mereka tidak lagi me-matuhi adat sesetia dulu. Mereka akan mulai membangun kembaliRumsram. Rumsram itu telah runtuh ketika terjadi gempa bumitahun 1864 dan tidak dibangun kembali, tetapi selama waktu itumereka merasa bahwa tiadanya Rumsram itu membawa akibat-akftat yang merugikan".

Di Menukwari terulanglah apa yang dilakukan orang di Mansi-nam: pembuatan korwar, persiapan pemlbangunan dan pengum-pulan makanan. Bink pun melawan rencana-rencana ini, tepatseperti yang telah diperbuat oleh Van Hasselt. Adalah lebih baik,demikianlah dikatakan oleh Bink, kalau orang-orang itu memikir-kan hal-hal yang lain, karena bagaimanapun juga mereka tahubenar bahwa potongan-potongan kayu yang bisu itu tidak dapatmenolong mereka, dan bahwa salahlah kalau mereka selalu men-dasari pendirian mereka pada contoh nenek-moyang. Bukankahnenek-moyang mereka masih hidup pada jaman jahiliah, karenabelum pernah mendengar tentang Tuhan yang sejati ?

Bink sudah pernah sebelumnya memperoleh reaksi berikut:"tapi, tuan, bukan itu yang kami lakukan. Korwar-korwar inihanyalah gambaran dari nenek-moyang atau mambri kami, dankalau kami memandang gambaran-gambaran itu, maka kami puningat akan mereka yang dilukiskan itu". Bukankah Bink sendirimempunyai korwar-korwar di rumahnya, yaitu potret-potret ke-luarga dan teman-temannya, juga gamlbar-gambar dari Alkitab itu?Saya mempunyai korwar-korwar dari kertas yang tidak dapat

mereka buat, dan karena itu mereka membuatnya dari kayu".

Kini, setahun kemudian, Bink menerima jawaban yang jauhlebih panjang lebar, bebas dan tanpa liku-liku: "Kami mengikutikebiasaan-kebiasaan kami. Allah yang ada di sorga telah memberi-kan kepada orang Belanda rumah, pakaian dan buku yang indah-indah, malah semua barang yang indah-indah, dan tuan melayaniManseren Nanggi menurut cara tuan sendiri. Kepada orang IrianManseren Nanggi tidak memberikan rumah-rumah yang indahatau pakaian-pakaian yang indah, cuma sepotong kulit kayu dan

103

Page 118: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tidak lebih dari itu, dan kami melayani Manseren Nanggi dengancara kami sendiri, dan caranya ialah dengan membuat sebuahRumsram dan menempatkan berhala-berhala di dalanrnya".

Mendengar itu Bink menyatakan bahwa kalau orang-orangitu tidak mau berulbah dan tetap berkeras kepala untuk melanjut-kan kebiasaan nenek-moyangnya, maka lebih baik kalau dia danbahkan semua zendeling yang lain meninggalkan tempat itu. Tetapijawaban yang diperolehnya adalah: "Itu terserah kepada tuansendiri. Bukankah kapal dagang itu sering datang ke mari ?" De-ngan lain perkataan mereka itu mengatakan: "Tidak apa-apa :tuan bisa berangkat, dan kami tetap sempat mendapat barang tu-kar". Mereka dapat hidup terus walaupun para zendeling pergi.

Namun demikian, orang-orang Irian tetap mendatangi kebaktian,sekalipun jumlah mereka tidak seberapa. Sebaliknya Bink terusjuga mendatangi mereka di rumahnya. Oleh sebab itu juga iamemperoleh keterangan-keterangan lebi'h lanjut. Lawan-Iawanbicaranya tahu, bahwa Bink bisa mendengarkan, dan dari situmereka menyimpulkan bahwa Bink tidak menolak maksud-maksudrnereka begitu saja. Sesudah Rumsram selesai dibangun, datanglahseseorang meminjam sepotong besi pada Bink. Untuk menyenang-kan hati Bink, orang-orang itu menceritakan kepada Bink bahwapembangunan kuil itu telah mendatangkan manfaat. Katanya, ke-tika sedang sibuk menangkap ikan, ia berdoa: "Rumsram, betu-rong aya, ya sma iyen" (O, Rumsram, tolonglah aku, supaya akudapat menangkap ikan), dan akibat doa itu ia pun berhasil me-nangkap dua ekor ikan besar. Bink pun memberikan nasihatkepada orang itu untuk meminta potongan besi itu kepada Rum-sram, tetapi orang itu menjawab, bahwa hal itu tidak mungkin,karena barang itu tidak ditemukan di Irian sendiri.

Jadi sebagai ganti upacara magis untuk menangkap ikan, mun-cullah kini "doa". Ini merupakan hasil penerimaan unsur-unsurkebudayaan asing, tetapi bukan dalam bentuk seperti yang diha-rapkan oleh para zendeling.

104

Page 119: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kita dapat menetapkan, bahwa pada masa itu orang Numformenyatakan kepercayaan mereka dengan sama tekunnya sepertipara zendeling menyatakan kepercayaannya kepada Injil. OrangNumfor juga menganggap rumah zending sebagai pusat magis,seperti telah kita lihat pada orang Andai. Bukankah dalam rumahitu diadakan kebaktian-kebaktian ? Maka setelah pembangunanRumsram membawa hasil yang baik, orang sering berbicara me-ngenai pembangunan rumah baru Bink. Orang yang telah mem-bantu memasang atap rumah itu bahkan menawarkan akan mem-bawa korwamya ke rumah baru itu. "Korwar itu sangat kuat,sehingga tidak perlu tuan merasa takut bahwa orang Arfak akanmembakar rumah itu dengan tembakan panah".

Ini adalah tawaran yang sangat simpatik, tetapi sebelum Binkdapat menjawabnya, ada seseorang yang mengatakan hal yanglain, dan orang itu menyamakan dirinya dengan Bink. "Apa pulayang kamu katakan itu ? Kamu kan tahu, bahwa korwarmu itucuma kayu, dan tuan ini tidak percaya kepadanya. Dia percayakepada Manseren Nanggi yang pasti akan melindunginya".

Sewaktu dibangunnya rumah yang baru itu, sering orang ber-bicara tentang rumah yang lama; mereka mengatakan bahwarumah itu tidak baik. Ketika rumah yang baru itu telah dapatditinggali, mereka menyatakan dengan terus-terang, bahwa sekarangbarulah Bink dapat disebut sebagai Tuan, sedangkan rumalhnyasebagai "Rumah orang Asing" yang sebenar-benarnya.

Bink banyak mendapat komentar, juga komentar tentangorang-orang kulit putih. Walaupun Bink bekerja keras dengantangannya, orang-orang tetap mengatakan : "Tuhan Langit men-cintai orang kulit putih dan memberikan segalanya kepada me-reka dengan melimpah, sekalipun mereka tidak bekerja. Oranghitam tidak Dia cintai. Orang hitam terpaksa memeras otak untukmenemukan cara memperoleh barang-barang itu". Pokok pikiranini seringkali mereka kemukakan. Orang-orang Irian selalu me-rasa heran melihat para zendeling dapat hidup "tanpa berkebun,tanpa mesti mengerahkan tenaga fisik". Untuk menjawab soal iniBink mengatakan: "Kalian mesti percaya kepada Tuhan Yesus,

105

Page 120: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dan merasa gembira dapat mendengar tentangNya, karena beritaitu mempunyai nilai yang tinggi. Yesus akan memberikan banyakhal pula kepada kalian. Ia memang tak mendatangkan emas, pe-,rak, besi dan kain katun, tetapi ia mendatangkan hidup yang ke-kal, tanpa penyakit, rasa nyeri atau pun kesukaran. Tuhan Yesustidak hanya mencintai orang putih. Dia tak membedakan putihatau hitam. Dia hanya mengenal dua macam manusia, yaitu yangpercaya kepadanya dan yang tidak, Jangan mengatakan; kamibodoh, karena Tuhan Yesus telah mengutus Pandita-pandita ke-pada kalian untuk mengajar kalian".

Orang membalas ucapan ini dengan terus-terang: "Tuan be-nar, tetapi rumah (rumah Bink yang pertama. K.) yang tuan ting-gali sekarang ini adalah jelek ; Manseren Nanggi tak akan maudatang ke sini, tapi kalau tuan tinggal di rumah yang baru itu, Diaakan senang datang ke situ, karena rumah itu adalah rumah yangbagus: kami juga tiap hari akan datang mendengarkan". Hanya,kemudian orang-orang Menukwari mendapat lagi alasan untukrnenghindari rumah itu. Pada bulan Juli 1876 anak lelaki Binkmeninggal di rumah yang baru itu. Orang Numfor tentunya akanmengatakan : "Padahal sudah tinggal di rumah yang baru itu!"

"Ketika penduduk mendengar kematian anak itu, semua orangmenjadi bingung", demikian Bink. Sesudah itu timbul pemberon-takan kecil di kampung itu, karena sejak lama rakyat sudah me-ngemukakan bahwa anak itu kena silhir dan Bink harus bertindakbijaksana, yaitu memanggil seseorang yang dapat melepaskan sihiritu. Mereka itu m'empersalahkan orang yang namanya Robekari.Robekari memang pernah datang bersama anak lelakinya untukmelihat-lihat, ketika Bink sedang menukang. Ketika Bink meng-angkatkan sebilah papan, disangka oleh anak itu bahwa Binkmengancamnya. Anak itu lari, tetapi ia terantuk, dan Robekarimempersalahkan Bink karenanya. Waktu itulah ia mengancamBink, bahwa nanti ia akan membalasnya. Sekarang orang-orangMenukwari merasa yakin benar bahwa Robekari telah melaksa-nakan ancamannya. dan mereka pun merencanakan untuk me-manggilnya guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Na-

106

Page 121: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

n Robekari melarikan diri kepada Bink. Bink mengatakankepadanya baihwa ia tidak percaya Robekari bersalah, dan ia me-nyangkal kebenaran tuduhan itu sendiri.

Orang-orang Menukwari tidak mengerti sikap Bink itu, apa-lagi menghargainya. Segalanya memang serba salah jalannya padahari-hari itu. Apa gunanya rumah baru, dan apa gunanya imanBink ? Ia tak berdaya. namun tak hendak ia menerima pertolo-ngan.

"Tanpa minta tembakau atau gambir seperti yang biasa mere-ka lakukan, pulanglah mereka dan menggumamkan kata-kata yangbiasa itu: "Tuan, hari sudah malam, tuan tinggal di rumah, kamiakan pergi."

g 5. Namun demikian ... Orang Irian merdeka pertama diper-mandikan

Di tengah upacara-upacara sosial-religius yang hidup itu parazendeling tidak berputus asa. Bagaimana pun kadang-kadang ter-lihat juga ada minat penduduk yang memberi harapan bagi masadepan. Dalam pada itu kesehatan Van Hasselt merosot terus. Padatahun 1873 ia mendapat ijin untuk cuti ke negeri Belanda, danpada bulan Juni 1875 ia pun berangkat ke sana.

Tahun 1874 tidak menguntungkan bagi zendeling ini. VanHasselt menulis: "Rumsram di Doreh dan Mansinam dibangunkembali dengan diiringi tempik-sorak dan pesta-pesta malamhariyang penuh kegilaan. Dan ketika pembangunan telah selesai, Se-ngaji tua itu bertanya kepada Mon, apakah mereka itu tidak akansakit lagi dan akaaa memperoleh panen yang baik. Dan kepala yangdigerakkan dengan tali itu pun mengangguk: "Ya". Dengan de-mikian orang-orang Irian boleih merasa tenang sekarang. Namundemikian ternyata keadaan tidak berjalan seperti yang merekaharapkan. Wabah kembali berkecamuk; radang sumsum tulangbelakang disertai demam hebat. Dalam waktu singkat para pen-derita pun meninggal.

107

Page 122: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dengan demikian ternyata bahwa nenek-mioyang tidak mam-pu melawan penyakit. Tapi doa zendeling itu pun ternyata takberdaya, karena seorang anak tebusan telah meninggal pula dirumah Van Hasselt. Dan akhirnya terjadi krisis benar-benar, ke-tika berturut-turut meninggal sepasang suami-istri (orang tuaSorbari yang kemudian hari menjadi terkenal) dan seorang yangnananya Main Pao dari Kurudu, yang sangat terpandang. Kiniberakhirlah rasa kepastian mereka, dan juga kesabaran mereka.Pasti ada yang menjadi sebab dari semua itu, dan... "Sudah lamaorang mendesas-desuskan adanya suangi (tukang sihir). Seorangperempuan tua yang malang terpilih sebagai orang yang harusdiuji (ujian air), dan ia pun dinyatakan bersalah. Atas perintahkepala-'kepala suku di Mansinam perempuan tua itu pun dibawake laut untuk dibunuh di sana. Ketika perahu yang memuatperempuan tua itu berangkat, seorang yang namanya Bani meng-hentamkan kakinya ke bumi. Terhadap para zendeling ia biasamenunjukkan banyak pengertian mengenai hal-hal yang merekaajarkan. Akan tetapi hukuman terhadap perempuan itu cocokbenar dengan perasaannya. Menurut dia, tukang sihir itu telahmembunuh saudara lelakinya dan ipar perempuannya, dan karenaitu sekarang ia harus dibunuh".

Jadi menurut orang-orang Mansinam mereka telah menemu-kan sebab segalanya itu. Mereka harus menemukan sebab terjadi-nya sesuatu, karena semua yang terjadi itu ada maksudnya, dansemua itu dipengaruhi oleh kuasa-kuasa yang baik atau jahat.Kasus pengadilan atas tukang sihir seperti yang telah terjadi ituternyata memberikan kepuasan atas rasa keadilan mereka. Seti-dak-ti'daknya mereka dapat melampiaskan perasaan takut danbingung yang ada pada mereka.

Namun demikian semua itu telah menyebabkan banyak orangmulai berpikir. Di antara mereka menonjollah dua orang: Sorbari,yang orangtuanya telah meninggal, dan Wiri yang berasal dariNumfor. Wiri mulai merasa kerasan di tempat para zendeling,meskipun tidak disetujui oleh saudara lelaki ibunya, Bani. Banimencoba menjauhkan permuda itu dari para zendeling dengan me-

108

Page 123: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ngatakan bahwa ia bukanlah orang Belanda ; ia adalah orang Num-for dan karena itu tidak boleh ia mengikuti adat orang Belanda.Mpka Bani pun berangkat ke Numfor dengan maksud membawaserta kemenakannya Sorbari itu, tetapi di sini terbuktilah betapakuat kedudukan wanita. Sorbari menolak dengan keras, dan me-ngatakan juga apa alasannya: "Di Numfor tak ada zendeling. Disana nanti saya akan terpaksa ikut lagi dengan adat kafir. Itusaya tak mau." Bani mengatakan bahwa Sorbari tidak perlu repot-repot; ia bukanlah orang Belanda, "dan ayahmu, ibumu maupunnenek-moyangmu melakukan hal yang sama; karena itu kamupun dapat melakukan itu". Tetapi Sorbari waktu itu maupunsesudahnya tak segan-segan menjawab : "Hendaknya Bani menger-ti bahwa ia (Sorbari) telah belajar tentang sesuatu yang lain danlebih baik pada tuan zendeling. Bani memang selalu menyatakania ingin menjadi orang Kristen, dan ia tidak melakukannya ha-nyalah karena takut kepada rakyat. Tetapi mendengar jawabanitu marahlah dia dan mengancam Sorbari akan diikat tangankakinya dan dibawa dengan perahu. Tetapi ternyata ia tidakberani melaksanakan niatnya itu setelah Sorbari menegaskan ke-padanya bahwa ia (Sorbari) bukanlah budak, demikian juga ayahdan ibunya. Dengan demikian terpaksalah Bani meninggalkanSorba.ri, dan selanjutnya Sorbari tinggal di rumah kami."

Jadi Sorbari telah memilih jalannya sendiri. Kontrol sosialyang kuat pun tak dapat melawan watak yang teguh dan keras.Wiri, seorang merdeka yang berasal dari pulau Numfor, telahmemilih juga jalannya sendiri. Ibunya agaknya adalah seorangpandeling (budak yang harus bekerja untuk melunasi hutangnya)pada sebuah keluarga di Mansinam. Ia sendiri datang untuk me-nengok ibunya itu. Ia memberikan tanggapan yang spontan sekaliatas pekalbaran Injil, meskipun pilihan yang tegas dalam hal iniakan menjauhkannya dari bangsanya. Sudah berkali-kali ia me-ngemukakan keinginannya untuk dipermandikan : "Sudah banyakkata-kata yang baik dari Tuhan Yesus saya dengar dan sayasimpan dalainm hati saya; kapan saya akan dipermandikan ?"

109

Page 124: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Van Hasselt memberikan tanggapan demikian: "Saya tidakmau terburu-buru, karena saya tahu bahwa keluarga orang mudaitu telah banyak melontarkan kata-kata yang tak menyenangkankepadanya, terutama pamannya, Bani". Tetapi perjuangan batinanak muda itu sungguh menggetarkan hati, dan kelakuannyamemang lain daripada yang lain ; Van Hasselt menjumpai dia me-nangis di kebun beberapa waktu sebelum ia berangkat ke negeriBelanda.

"Waktu pemuda itu ditanya, kenapa ia demikian sedih, iamenjawab : 'Tuan akan meninggalkan kami; apalah sekarang sayaini ? Saya bukan lagi seorang kafir, karena saya tak mau tahulagi- soal adat itu, tapi saya pun bukan seorang kristen, karena sayabelum dipermandikan. Saya ingin sekali dipermandikan sebelumtuan meninggalkan kami'."

Barangsiapa menyangka bahwa Van Hasselt yang sudah duabelas tahun lamanya bekerja itu akan menerima permintaan itutanpa ragu-ragu, berarti ia tak kenal dengan para zendeling darimasa itu. Mereka selalu mempertimbangkan dulu langkah-lang-kahnya baik-tbaik, karena bagi mereka kemenangan semu tidakakan membawa manfaat sedikit pun. Sebagai contoh, kami kutiptulisan Van Hasselt tentang hal itu:

"Saya suruh dia datang ke tempat saya, dan saya tanya dia:'Wiri, kenapa kamu ingin dipermandikan ? Apakah juga supayakamu menjadi sama dengan orang kulit putih dan untuk menun-jukkan baihwa kamu ada kelebihan sedikit dari orang-orang su-kumu ?' 'Bukan, tapi karena saya cinta kepada Yesus', jawabnya.'Dan kenapa kamu cinta kepada Dia ?' 'Karena Dia adalah penye-lamat saya, karena Dia telah menebus dosa-dosa saya dengandarahNya'." Di sini Van Hasselt menambahkan: "Saya tak punyaalasan untuk menyangsikan ketulusan kesaksian ini, dan sebentarsesudah itu Wiri pun diberi ijin untuk menerima Baptisan Kudus,sesudah terlebih dahulu memberikan pengakuan iman. Ia men-jawab perttanyaan-pertanyaan dengan terus terang, dan ketika airBaptisan Kudus dipercikkan ke kepalanya, saya lihat wajahnya

110

Page 125: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

berseri-seri karena kegembiraan yang lebih tinggi daripada yangdapat diberikan oleh dunia ini". Ia mendapat nama baptis Timo-theus.

Van Hasselt sendiri merasa terharu, dan menulis : "Peristiwaini merupakan saat bahagia juga untuk diri saya, karena saya di-beri ijin melihat di dalam dia ,buah sulung dari benih yang di-taburkan dengan airmata". Oleh telinga kita, kata-kata ini ter-dengar terlalu emosionil; kita mungkin merasa bahwa jawaban-jawaiban yang diberikan oleh Wiri itu bersifat klise (dibuat-buat).Namun pada masa itu kata-kata dan ungkapan-ungkapan itu ma-sih menyatakan isinya yang asli. Dalam hal ini baiklah kita tang-guhkan saja penilaian kita. Pada jaman yang sedang kita lukiskanini, peralihan agama dengan cara seperti dalam hal Wiri itu me-mang menonjol. Kemudian kita akan mengetahui bahwa gagasanpenderitaan sebagai pengganti seorang lain itu tidaklah begituasing bagi orang-orang Irian. Dalam kebudayaan kita yang mo-dern, gagasan itu memang tidak mendapat tempat lagi. Tetapidalam lingkungan masyarakat Irian, di mana seseorang dapat di-bunuh sebagai pembalasan atas perbuatan orang-orang sesukunya,dan di mana hampir setiap hari terjadi pembayaran denda yangharus mendahului perdamaian kedua belah pihak, di situ kata-kata Wiri itu tepat sekali.

Orangtua Wiri (Timotheus) tinggal di Mansinam, tetapi Wirisendiri baru sebentar tinggal di sana. Karena itu mungkin takpernah ia mendengarkan khotbah yang tajam seperti yang biasadiucapkan oleh Ottow dan Geissler. Tokoh Van Hasselt yang sukaakan kedamaian itu tidak biasa mengancamkan neraka dan kebi-nasaan kekal kepada orang. Ia lebih banyak berusaha untukmempengaruhi hati nurani, dan barangkali juga untuk mengenaihati mereka. Dan memang lanjutan peristiwa baptisan itu adalahsesuai dengan cara kerja seperti itu. Sekali emosi diumbar, makaperasaan akan tetap peka sekali.

"Orang Kristen Mansinam yang jumlahnya tidak banyak itumengucapkan selamat kepada Timotheus dan mengajak orangtua-

111

Page 126: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

nya agar rnengikuti contoh anaknya. Sesampai di rumalh, merekadapati di sana saudara perempuan Wiri, bernama Sekmani. De-ngan airmata bercucuran orang itu mengaku dosa-dosanya danpesbuatan-perbuatan kafirnya. Ia menyatakan juga keinginannyadan keinginan suaminya untuk menjadi orang Kristen. Ia menam-bahkan: "Tentang orangtua kami, tak dapat kami mengatakanapa-apa. Mereka masih suka menyanyi untuk Mon. Tapi kamisendiri, kami ingin menjadi orang-orang Kristen".

Sekali lagi kita menemukan seorang wanita yang telah beranimembuat keputusan dan bahkan berbicara atas nama suaminya.Haruskah kita katakan bahwa hal itu merupakan karya RohKudus ? Mungkin. Tapi di kemudian hari Van Hasselt berceritatentang wanita itu, "bahwa dia masih bertahun-tahun lagi me-ngembara, antara lain disebabkan keterikatan kepada keluargayang berlaku di tempat ini, tetapi pada waktu ini (1887) ia ter-masuk orang-orang yang menjadi murid katekisasi saya ; orang-tuanya pun telah menjadi percaya kepada Kristus. Demikianlah,permandian Wiri (Timotheus) itu membawa buah pula untukkeluarganya".

Pada waktu suami istri Van Hasselt berangkat, Sorbari punmemeluk leher nyonya Van Hasselt dan mengatakan: "Ah, ke-napa nyonya meninggalkan kami ? Tuan sudah mengajar kami".Van Hasselt menambahkan catatan, bahwa kata-kata itu di mulutanak perempuan itu dapat berbunyi: "Tuan sudah menunjukkankepada kami jalan ke sorga".

Bagaimanapun juga pekerjaan Van Hasselt di tempat initidaklah 'sia-sia. Mungkin kita menduga bahwa ia merasa prihatinkarena pengaruhnya atas kehidupan masyarakat di tempat inimasih kurang, tetapi ternyata Van Hasselt tidak menyatakan ke-prihatinan itu. Suami istri Van Hasselt berangkat boleh dikatakandengan perasaan terhibur, walaupun telah terjadi ketegangan-ketegangan besar dalam masyarakat, dan walaupun kekuasaan"kekafiran" tela'h muncul kembali seperti yang setiap hari diasaksikan sendiri. Van Hasselt mendapat semangat dan harapan

112

Page 127: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dari pengalaman dengan beberapa orang yang nantinya akan men-jadi perintis-perintis jaman yang baru, sekalipun waktu itu me-reka belum mengetahuinya.

§ 6 "Tanaman pengharapan" jadi kering: Meoswar ditinggal-kan (1874)

Rinnooy yang menggantikan Mosche di Meoswar adalah orangyang menurut ukuran masa itu sangat progresif sikapnya. Ia sa-masekali terbuka bagi kebudayaan orang-orang Irian (bnd babI § 6). Dalam bulan Januari 1869 ia mendarat di Meoswar, danpada saat itu ia mendapatkan penduduk Meoswar dalam suasanapenuh kerelaan; mereka sudah membongkar pusat sakralnya,tidak mengadakan perjalanan-perjalanan perompakan, dan Rin-nooy menunjukkan sikap bergairah terhadap pesta-pesta mereka ;bahkan sesudah bertahun-tahun lewat pun sikap itu tetap demi-kian. Sesudah dua tahun tinggal di tempat itu ia menulis tentangpesta Naknak: "Jadi pesta ini menunjukkan bahwa Tuhan tidakjauh dari orang Irian, bahkan dengan pesta itu berarti langkahpertama telah diamibil di jalan menuju Kerajaan Sorga, yaitukarena di dalam pesta itu kewajaran, ketulusan dan kesetiaankepada watak sendiri bersambung dengan tuntutan pertama dariKerajaan Allah.".

Tidak lama sesudah itu Rinnooy menulis: "Penduduk me-nunjukkan sikap ramah dan percaya kepada saya. Dilihat darisudut lahiriah, tidaklah nampak bahwa di Meoswar orang hidupdi antara orang kafir". "Selanjutnya mereka itu bersikap jujur,dan bukan tidak beradaib. Walaupun mereka itu telah murtad,namun karunia-karunia yang baik itu pada mereka terjaga didalam diri mereka oleh anugerah Tuihan. Tetapi saya belum me-lihat adanya 'kecenderungan mereka untuk mencari hal-hal yanglebih tinggi."

Rinnooy melakukan pekerjaan-pekerjaan yang biasa: ia me-ngadakan keibaktian pagi, memberikan pelajaran kepada beberapaorang anak, tetapi pada hari Minggu hanya datang kira-kira 20prosen penduduk ke kebaktian. Ia telah memungut seorang anak,

113

Page 128: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dan kepadanya ia menaruh harapan yang besar. "Ia berkeinginanmendidik anak pungutnya itu menjadi seorang yang takut kepadaTuhan dan yang taat kepada perintah-perintahNya. Walaupunkesabarannya kadang-kadang mendapat cobaan yang berat, namunhal itu memberikan kegembiraan besar kepadanya, karena menu-rut pikirnya, dengan jalan itu ia dapat memenangkan satu jiwauntuk sorga."

Jadi di sini muncullah lagi soal satu jiwa itu, sedangkanjustru Rinnooy-lah yang memperhatikan persekutuan erat orang-orang Irian, ikatan-ikatan sosial dan upacara bersama yang dianamakan juga "pesta" itu, Dia curahkan tenaga sepenuhnya untukraempelajari bahasa. Ia bahkan ingin dapat menggunakan bahasaitu dengan sama lancarnya seperti bahasa ibunya, dan agaknyaia pun memang berhasil melaksanakan niat itu. Di kemudian hariia menterjemahkan Kitab Kejadian dan menerbitkan kumpulanMazmur dan Nyanyian Rohani. Dalam tahun 1870 hubungan de-ngan Meoswar terputus samalsekali akibat timbulnya peperanganantara Roon dan Doreh. Tetapi Rinnooy bekerja terus, sekalipunberbulan-bulan lamanya ia tidak menerima kiriman pos dan per-bekalan, karena berminggu-minggu lamanya kiriman itu menum-puk di Mansinam,

Rupanya kemudian ia menerima teguran dari negeri Belanda,supaya "jangan lalai mengusahakan kerja zending yang sebenar-nya" (Bab I). Sebagai j.awabnya Rinnooy menulis : "Karena kamimempunyai kepastian penuh bahwa Kristus terus bekerja dalamhati orang, maka kami menganggap tidak pada tempatnya untukmemaksakan makanan rohani kepada mereka; kami sama-samajuga tidak mau mendesakkan makanan lain tanpa mengurangidorongan kasih yang tahu apa artinya takut akan Tuhan dankarena itu berusaha meyakinkan orang agar beriman" (bnd Ibr.9:2 dam II Kor. 5:11). Tetapi Pengurus UZV menanggapi jawabanini demikian: "Janganlah terlalu takut akan terlalu mendesakkanInjil. Kami hampir-hampir bisa menduga bahwa saudara majudengan hati-hati dan malah dengan enggan dalam mengabarkanInjil, walaupun saudara bukan penganut suatu jenis kekristenan

114

Page 129: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

vang pasif saja. Maafkanlah kami kalau kami menyangka bahwasaudara terlampau menegaskan ketidak mungkinan untuk mem-buat hati orang bertobat, sehingga pemberitaan Firman oleh sau-dara barangkali kekurangan unsur ketekunan yang bersemangat,yang dasarnya ialah pengharapan yang baik".

Dalam tahun 1874 Rinnooy harus kemlbali ke tanah air denganalasan kesehatan yang mengalami goncangan. Maka Meoswar se-jak itu tidak akan mendapat pelayanan 30 tahun lamanya.

§ 7. Kesulitan keuangan. Konperensi para zendeling

Dengan melakukan pengerahan keuangan, yang sebetulnyamelebihi kekuatannya, UZV pada tahun 1879 mengutus tiga orangpekerja zending ke Irian: Meeuwig, Niks dan Bink. Bink adalahseorang tukang kayu, dan sebagai zending-pekerja ia telahmemibantu banyak di antara para rekannya membangun ataumemperbaiki rumah-rumah, gereja-gereja dan sekolah-sekolah.Kita sudah pernah menjumpainya di posnya di Menukwari.

Niks akan ditempatkan di Nuni, 8 jam mendayung ke sebelahbarat Mansinam, tetapi belum lagi ia sampai ke tempat itu ia su-dah harus mencari pertolongan kesehatan di Ternate dan kemu-dian di Jawa, disebabkan penyakit patek yang dideritanya. Iatidak kembali lagi, dan sejak itu kita tidak lagi mendengar tentangNuni.

Meeuwig ditempatkan di Momi. Tempat ini terletak kira-kiradi depan pulau Meoswar, di daratan. Tempat itu berawa-rawa,dan di sana diam tiga ikelompok orang pegunungan yang berbeda-beda, namun tempat itu telah dipilih. Tetapi Meeuwig tidak men-dapat hasil yang baik di tempat itu. Ia tidak pergi mengabarkanInjil di rumah orang Momi (metode Van Hasselt), melainkanhanya mengadakan kebaktian dan khotbah yang formil-resmi. Isikhotbah-khotbah itu pun tidak disetujui oleh Pengurus UZV yangmenganggap nats-nats seperti Lukas 9:28-36 (pemuliaan Yesus diates gunung) dan uraian-uraian tentang apa itu orang-orang Fa-risi sebagai terlalu sulit bagi orang-orang Mcmi yang masih kafiritu. "Jiwa-jiwa yang malang di Irian Barat itu memerlukan agar

115

Page 130: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kristus dikabarkan kepada mereka dengan menunjuk kepadasegala kasihNya kepada orang yang berdosa dan terutama kepadaderitaNya dan salibNya. Karena itu bicaralah sesederhana mung-kin dalam memberikan penjelasan, tetapi kabarkanlah Injil kepa-da mereka dalam segaia kekuatannya sehingga menjadi kesaksianbagi mereka". Akhirnya Meeuwig sekeluarga terpaksa kembalike Mansinam, sebab penduduk Momi berangkat ke tempat lainDi Mansinam Meeuwig menggauli seorang gadis Irian, dan olehkarena itu ia pun dipecat (1877).

Ketika jumlah pekerja zending meningkat, maka terasalahperlunya sekali-sekali saling bertemu dan mengadakan konperensi.Cara yang dipakai oleh Pengurus untuk menangani soal ini mem,-berikan gambaran yang baik kepada kita mengenai keadaan ke-uangan yang goyah, seperti dialami oleh para zendeling, danmemberikan gambaran pula mengenai hubungan mereka satusama lain. Pengurus pada waktu itu mempunyai alasan untukmenulis: "Mudah-mudahan pertemuan-pertemuan yang inginsaudara sekalian selenggarakan dua kali setahun itu ditandai olehkesatuan pendapat, dan dalam hal adanya perbedaan pendapatsaudara sekalian menempuh cara yang letmbut".

Kemudian ternyata bahwa dalam 'konperensi itu dibahasbanyak soal yang bersifat zakelijk, di antaranya juga soal-soalkeuangan, bahkan ada usul untuk memperoleh hak pergi cutisingkat ke Ternate untuk yang telah bekerja selama lima tahun.Mafca "Pengurus pun menjadi sangat kecewa. Pengurus mengakuipentingnya soal-soal itu, namun ia tidak bermaksud bertindaksesuai dengan saran-saran yang telah dikemukakan oleh konpe-rensi". Selain itu Pengurus pun menganbil keputusan bahwabiaya perjalanan ke konperensi harus ditanggung oleh para zen-deling sendiri, karena para zendeling tidaklah, "wajib" hadir dantidak pula ditugaskan oleh Pengurus. Karena itu pula merekaharus menganggap konperensi ini sebagai "sekedar darmawisatauntuk dapat saling bertemu dan bertukar pendapat". Dengandemikian konperensi-konperensi itu tidak berhasil diadakan lagisehingga masing-masing zendeling tetap harus bertindak sendiri.

116

Page 131: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 8. Gerakan Koreri sesudah keberangkatan Van Hasselt (1875)

Barangsiapa dapat menghayati alam perasaan masyarakatNumfor, ia akan dapat menduga apa yang sudah seharusnya men-iadi titik-akhir perkembangan yang telah kita lukiskan di atas.Harus disayangkan bahwa gerakan Koreri dimulai justru ketikaVan Hasselt sedang cuti, tetapi memang bukan tidak mungkinbahwa ada kaitan antara gerakan itu dengan keberangkatan VanHasselt.

Pembangunan Rumsram ternyata tidak dapat mencegah da-tangnya penyakit. Dalam perkara tukang sihir itu telah ditemukansebab wabah yang terakhir, tetapi orang-orang Mansinam tetapmerasa gelisah. Dan Van Hasselt tidak ada lagi untuk memberikandukungan moril kepada mereka. Sekaldpun para zendeling menun-juk terutama kepada "tangan Tuhan yang menghukum" padawaktu terjadinya wabah, namun orang-orang itu melihat VanHasselt sebagai orang yang mencurahhkan perhatian pada suka-duka penduduk. Memang para zendeling pada hemat orang-orangNumfor terlalu bersikap sabar, tetapi mereka berdoa juga kepadaManseren Nanggi. Sekarang terjadi kekosongan: Woelders danBink datang dan menyelenggarakan kebaktian, tetapi mereka itulinggal hasnya beberapa jam. Dan bilamana keadaan sudah gawat,orang-orang Numfor itu pun berpikir secara antroposentris: se-orang manusia haruslah dicari agar dapat diserahi pimpinan. Danyang dapat menjadi pemimpin seperti itu hanyalah seorang konoor.

Para konoor yang merupakan perintis keadaan sejahtera yangnamanya Koreri itu kebanyakan mulai berpraktek sebagai dukun(mon). Demikian jugalah yang terjadi sekarang di Mansinam.Bink adalah orang pertama yang melaporkan tindakan konooryang timbul di sana. Ia pun melaporkan, bahwa sejumlah besarpenduduk kampung Mansinam berpindah tempat ke sebuah kam-pung baru Menu-Babo, dan perbuatan itu tarnpaknya dilakukanuntuk menjauhi lingkungan rumah zending dan orang-orang Kris-ten, agar mereka dapat merayakan upacara mereka tanpa gang-guan. Setiap dua minggu sekali Bink pergi ke Mansinam, bergi-liran dengan Woelders. Ia melaporkan:

117

Page 132: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Jumlah orang yang mengunjungi kebaktian sedikit sekaliOrang-orang Irian belum mempunyai keinginan untuk mendengarkan Sabda Tuhan, dan si jahat berusaha sekuat-kuatnya untukmembinasakan jiwa-jiwa mereka. Maka bangkitlah lagi di Man-sinam seorang yang menyatakan bahwa Manseren Nanggi telahrnemanggilnya untuk segera mengobati semua penyakit orang Iri-an. Orang itu bukanlah orang asing, yang biasanya diliputi kabutrahasia. Ia sudah lama sekali diam di tengah mereka, dan berkali-kali ia melakukan pekerjaan bagi para zendeling. Kalau orang-orangIrian mau melakukan apa yang diperintahkannya, maka merekaakan memperoleh masa depan yang cemerlang: mereka tidak akanmenderita sakit atau umur tua lagi; mereka akan memperolehgigi baru lagi dan akan mendapat kekuatan baru. Ya, ia bahkanmengatakan dapat membangkitkan orang mati. Bahwa ia belummelakukan hal-hal itu, ialah karena orang-orang yang hidup itubelum cukup mendengarkan perintah-perintahnya. Kalau dia mau,dapat ia menyuruh berhala-berhala yang menjadi tiang-tiang pen-dukuoig Rumsram itu menari semuanya."

Bink memakai pendekatan yang hati-hati dan tidak menying-gung perasaan mereka. Ia bertanya kepada orang-orang Mansinam,apakah mereka mempunyai seorang konoor lagi, lalu merekamemberikan jawaban yang diplomatis dan yang berbunyi saleh:"Tidak, tuan, tukang-tukang sulap menipu kami, tetapi TuhanLangit mengasihi kami dan memberikan seorang dokter kepadakami". Bink terkesan oleh jawaban itu, sebagaimana dibuktikanoleh cara ia menjelaskan sebab-musabab terjadinya gerakan itudan oleh dialog yang diadakannya dengan orang-orang itu. Ia me-nulis dalam suratnya kepada Pengurus UZV : "Pembuatan ber-hala-berhala, sikap takut akan hantu-hantu, pencarian obat-obatserapah untuk melawan hantu-hantu, dan kegembiraan merekamemperoleh "dokter" itu, semuanya menunjukkan bahwa dengancaranya sendiri mereka berusaha mencari ketenangan".

Pemberitaan yang dilakukan oleh Bink di Mansinam secarakonsekwen sesuai dengan penilaian ini; "Kalian mencari, dankalian tak menemukan, karena kalian mencari di tempat yang

118

Page 133: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

salah. Yesus hendak memberikan ketenangan dan Dia ingin mem-1 rikan kepada kalian suatu harta yang tak dapat dicuri seorang

pun".

Reaksi yang terus-terang atas ucapan ini adalah : "Tuan, pem-bicaraan tuan itu baik sekali, tetapi nenek-moyang tuan mengeta-hui semua itu, dan mereka telaih mengajarkannya kepada tuan.Manseren Nanggi mengasihi nenek-moyang tuan dan memberikanbuku-buku 'kepada mereka. Mereka memberikan semua itu ke-pada tuan, dan sekarang tuan mengetahui segaianya. Tapi kamiini bodoh dan tak tahu apa-apa. Manseren Nanggi tidak kasih ke-pada kami". Bink menerangkan bahwa penilaian itu tak benar.Orang Belanda pun dahulu menerima para zendeling yang me-ngajar mereka: "Nenek-moyang kami mempercayai kata-katapara zendeling itu. Dan tentang buku-buku itu: buku-buku itutidak jatuh dari langit; buku itu ditulis, seperti halnya buku-bukuyang ada sekarang dalam bahasa kalian sendiri; kalian dapat be-lajar membaca buku-buku itu. Allah telah memberikan buku-buku itu kepada kalian, tapi kalian tak mau membacanya".

Jawaban atas kata-kata ini adalah: "Membaca ? Tuan, kamitidak sanggup belajar membaca ; mata orang Belanda adalaih putih,dan mata kami hitam. Kami tak dapat membaca buku."

Setelah percakapan itu Bink pun seolah-olah kehilangan ke-sabaran; ia menjadi bringas. Ketika konoor menyuruh orangmembuat jalan melintasi hutan dan Bink menjumpainya di sana,konoor berbuat seolah-olah segala berita itu samasekali tidak be-nar. Ia bahkan menawarkan untuk mengobati anak Bink yangwaktu itu sedang sakit, tetapi Bink menolak tawaran itu danmengatakan bahwa kerja konoor itu adalah kerja iblis. Konoormembela diri dengan mengatakan: "Bagaimana mungkin ? Sayahanya memakai air dari sumur, dan tidak seperti orang-orangasing (orang Bugis dll.) yang memasukkan macam-macam bahanke dalamnya."

Lalu Bink mengatakan kepadanya bahwa hanya Tuhanlahyang dapat membangkitkan orang mati, "betapapun saudara ber-

usaha untuk mengelabui mata orang banyak sehingga percaya

119

Page 134: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bahwa Tuhan yang sejati telah menampakkan diri fcepada sau-dara dengan pakaian putih dan memberikan segala macam perin-tah tetek-bengek. Padahal segala yang harus kita ketahui telahdiwahyukan kepada kita di dalam FirmanNya, Dia tak menyata-kan diri lagi kepada manusia".

Tetapi ketika Bink sedang berbicara dengan konoor itu, da-tanglah orang-orang lain yang rupanya tak sependapat denganapa yang dinyatakan oleh Bink itu. Salah seorang dari merekamengatakan: "Apa gunanya kita merayakan hari Minggu dandatang ke gereja; kalau kita tidak mati atau sakit, akan adagunanya kita merayakan hari Minggu, tetapi apa faedahnya buatkita sekarang ?" Satu-satunya yang dapat dikatakan oleh Binkadalah: Allah bukan memberikan kepada kita hidup yang tanpakesulitan, tanpa penyakit dan kematian. Manusia tidak dapat se-lamanya tinggal hidup di dunia. Bink pun tak akan menghendakiyang demikian bagi dirinya sendiri."

Di negeri Belanda, pada hari zending tahun 1872 seorangpambicara mengatakan:

"I. Di kalangan orang kafir secara setengah sadar hidup pe-rasaan yang menyatakan perlunya pelepasan dari kekuasaan sijahat.

II. Kalau demikian, kenapa kerja zending tidak memberikanhasil yang lebih baik ?

Jawaban atas pertanyaan itu seharusnya demikian : di dalam-nya kita melihat seorang Juruselamat yang agaknya tidak meme-nuihi kebutuhan-kebutuhan orang-orang kafir."

Dalil-dalil tersebut di atas itu agaknya benar. Namun menge-nai hal yang pertama kita -harus bertanya : Apakah "kekuasaansi jahat" itu ? Itu bukanlah yang dibayangkan oleh si pembicaraatau para zendeling, melainkan segala sesuatu yang mengancamkehidupan. Dan hal-hal yang menimbulkan kesukaran dalam ke-budayaan adalah justru unsur-unsur persoalan yang tidak berhasildipecahkan oleh kebudayaan itu: penyakit, umur tua, kematian,

120

Page 135: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bencana. Kebudayaan, upacara adat dan upacara keagamaan se-uanya dipakai sebagai alat untuk membantu hal-hal yang melin-

dungi dan mendorong kehidupan. Dan pekabaran Injil seperti yangdibawakan oleh para zendeling tidaklah memenuhi kebutuhan ini.Mereka itu jelas sekali telah melakukan seleksi dalam Kabar Baik.Rasul Paulus menulis tentang ini:

"... tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal; karena me-ngandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yangakan datang. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya"(I Tim. 4:8b-9).

Tetapi orang jelas telah kurang menekankan unsur "untukhidup ini". Bagi mereka, yang menjadi perkara pokok ialah "hidupyang akan datang". Apa yang dimaksud dengan kata-kata ituorang-orang Irian sudah mengerti dan oleh karena itu untuk me-reka Injil waktu itu masih belum kena. Mereka menantikan Mes-sias mereka sendiri. Untuk itu mereka bersedia menyerahkan ba-nyak hal: hadiah-hadiah, perjalanan-perjalanan jauh, bahkan keHalmahera (ekspedisi dari Mansinam), Oleh karena itu, konoor(Ratu Adil) dari Kau merupakan saingan bagi konoor Mansinam,sedangkan Kristus yang dinyatakan dalam Kitab Suci, sebagai-mana Ia biasa dikabarkan orang pada waktu itu, tidak menjadisaingan.

Penduduk menantikan Keadaan Sejahtera di sini dan seka-rang, dengan melalui penyingkapan rahasia. Secara fisik semua-nya akan berubah, tetapi perubahan itu tidak perlu disertai pem-baharuan dan perubahan dalam batin manusia yang dengan de-mikian membuat dunianya lebih baik dan layak untuk didiami.

§ 9. "Mereka menjalankan Agama tanpa kesungguhan"

Bink menulis : "Agama orang Irian tidak banyak artinya ;sudah berkali-kali saya punya keinginan: semoga kiranya bangsaini lebih banyak punya rasa keagamaan". "Pada mereka berlaku:Marilah kita makan dan minum dan bersukaria' (bnd I Kor. 15:-32)..." Dan juga perkataan lain yang terdapat dalam Kitab Ha-

121

Page 136: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kim-hakim: "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orangIsrael; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. Saya merasa bahwa dalam kedua perkataan itu ter-cantum pola hidup dan watak bangsa ini". "Saya ingin rnerekaitu agak lebih sungguh-sungguh. ... Saya pun tak percaya bahwaorang Irian dapat disebut sebagai penyembah berhala dalam artiyang harfiah. Kalau kita mengunjungi rumahnya, akan kita lihatdi sana sini patung kayu jelek yang diliputi asap dan debu ter-gantung pada ujung sepotong rotan, kadang-kadang dihias dengankain-kainan atau gombal (kain tua). Kalau kita bertanya kepadamereka, mereka akan mengatakan : ini adalah ayah saya ataukakek saya, atau ibu saya, dan kadang-kadang juga seorang mam-brd (pahlawan yang berani) yang telah meninggal. Pada waktuorang Irian dalam bahaya, korwar itu harus menolongnya; dankalau tidak dalam bahaya, ia akan membiarkan korwar itu ter-geletak tentang di sudut rumah atau digantungkan dalam kepulanasap."

Benarkah Bink ? Mereka mengawetkan kayu itu dengan asap.Orang-orang tua senang sekali berjongkok di dekat api. Upacaradan persembahan tidak ada, tapi sekali-sekali mereka letakkansedikit temlbakau atau mereka tuangkan tuak ke atas korwar itu.Pada waktu terjadi penyakit, korwar-korwar itu mereka tempat-kan di sekeliling si sakit, disertai upacara yang sudah menetap.Namun Bink benar: di sini tidak ada upacara dan pemujaan yangtetap, seperti yang ada pada bangsa-bangsa yang politeistis, yangmemuja patung dewa-dewanya di kuil-kuil mereka. Mon di tem-pat sakral yang namanya Rumsram itu berdiri di bawah rumahatau terletak di dalamnya. Dalam hubungan dengan mon itu me-mang dijalankan upacara yang lebih panjang, terutama sewaktudiselenggarakan inisiasi orang-orang muda. Tetapi kalau korwar-korwar dalam rumah ? Orang menertawakannya, dan sikap itumenyinggung perasaan Bink. Secara panjang lebar orang berce-rita kepadanya bagaimana orang memanggil jiwa yang ada dalamkorwar dengan melalui upacara kolektif. Orang yang memegangpatung mulai menggetar badannya, tetapi ternyata ia waktu itumenjadi apa yang di dalam psikiatri dinamakan induktor. Karena

122

Page 137: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"semua orang yang ada di dalam rumah mulai juga menggetarbadannya, maka rumah pun menggetar seperti pada waktu terjadi

gempa bumi".

"Seluruh peristiwa itu diceritakan dan ditunjukkan kepadava sambil ketawa, dan saya pun menyatakan kepada mereka

bahwa saya tak dapat mengerti, bagaimana mungkin merekamempercayai hal-hal seperti itu. Mereka semua tahu bahwa patungitu hanyalah sekedar kayu. Selain itu, sedikitnya kesungguhansikap yang mereka tunjukkan dalam semua hal itu membuktikankepada saya bahwa sedikit sekali nilai yang mereka berikan ke-padanya".

Bink selanjutnya mengatakan kepada mereka, bahwa bilama-na ia berbicara tentang Tuhan Allah dan Mansren Yesus ia tidak-lah ketawa, sedangkan "kalian mengejek dewa-dewa kalian danorang-orang mati kalian. Yang kalian pikirkan cuma makan danmenari, menyanyi dan melorapat-lompat, dan menggunakan setiapkesempatan untuk mengadakan pesta". Jawabnya adalah: "Kaku,Tuan, tetapi memang begitulah kebiasaan nenek-moyang kami".

Tahukah Bink apa yang terkandung dalam yang dinamakan"pesta-pesta" itu ? Kalau kita perbandingkan pandangannya de-ngan penjelasan-penjelasan sekitar upacara adat dan upacara ke-agamaan dalam jilid I bab XII, maka ternyata ia tidak tahu. Da-lam kenyataan orang terus-menerus sibuk dengan soal-soal ke-agamaan. Memang seperti telah kita tunjukkan, soal-soal itu ber-kaitan dengan kegiatan-kegiatan sosial-ekonomi, karena segi-segiini bersama dengan segi-segi keagamaan membentuk satu totalitas(keseluruhan) yang tidak mengenal pembedaan-pembedaan. Ka-lau kita menganalisa totalitas ini, maka kita dapat saja mengamatidi dalamnya segi agama.

Selain itu, orang tidak dapat mengukur "kesungguhan" padamuka yang tegang; kesungguhan ini memiliki wajahnya sendiridalam berbagai kebudayaan. Kesungguhan pada orang Irian ada-lah upacara perkabungan mereka, kerja mereka yang berbulan-bulan lamanya untuk menyatakan penghormatan terakhir. Orang

123

Page 138: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"menangiskan" lagu kematian (ko kanes kayob), dan pada saatseseorang meninggal orang malahan melampiaskan perasaan se-penuhnya dan menunjukkan keputusasaan. Oleh karena itu bagiorang-orang Irian merupakan suatu teka-teki besar bahwa parazendeling menunjukkan sikap pasrah dan muka suram pada wak-tu terjadi kematian sanak-keluarganya. Sekiranya orang Numforharus memberikan penilaian apakah para zendeling cukup me-nunjukkan kesungguhan dalam peristiwa-peristiwa seperti itumaka penilaiannya pasti negatif.

Orang Numfor banyak bicara tentang Manseren Nanggi, Tu-ban Langit (Lord Sky) mereka, tetapi bagi ilah tertinggi merekaini mereka tidak memiliki kuil atau pun patung, meskipun mere-ka menghubungkannya dengan Rumsram. Kesungguhan ditun-jukkan juga dalam penyelenggaraan upacara besar pada malam-malam yang dinamakan malam-malam advent (kedatangan), yaitupada waktu orang menantikan kembalinya tokoh Messias dalamrangka gerakan Koreri. Tetapi dalam kesempatan itu para zende-ling hampir tidak pernah hadir. Kalau mereka dapat hadir, tentumereka mengganggu "tari-tarian" itu. Beberapa kali hal itu ham-pir minta nyawa seorang zendeling, dan ini haruslah dinyatakansebagai "kesungguhan", juga untuk orang awam.

Dua dunia yang saling berhadapan. Orang-orang yang ber-usaha untuk saling mengerti, tetapi mereka itu berpikir dan ber-bicara menurut latar belakang yang sepenuhnya berlainan. Na-mun di kedalaman terdapat titik singgung, yaitu pengakuan olehkedua belah pihak, bahwa ada ilah yang tertinggi. "Keyakinan inimemberikan titik singgung dengan kepercayaan-kepercayaanyang lain dan memberikan kemungkinan untuk mengembangkan-nya. Apabila penginjil Kristen datang membawa Berita Kesukaanmengenai Allah yang telah dinyatakan di dalam Yesus Kristussebagai Bapa yang penuh kasih, maka amanat itulah mereka pelukdengan rela, betapapun sukarnya bagi mereka untuk menerimaunsur-unsur lain dalam pemberitaannya".1)

1) W.T. Harris and E.G. Parrinden The Christian Approach to the Animist,London 1962, p. 26.

124

Page 139: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kita cenderung untuk membenarkan hal ini, tatapi tidaklahorang Numfor melihat bahwa para zendeling menunjukkan juga

''Bapa yang penuh kasih" itu sebagai sumber bencana alam danpenyakit ? Dan bukankah dengan ini persinggungan yang memang

sedang berlangsung itu terputus lagi? Para "teolog" Numfor me-mang menghadapi kesulitan terbesar menghadapi monisme (pa-

ham yang menganggap segala sesuatu, baik maupun jahat, berasaldari satu sumber) para zendeling itu. Timbulnya manikheismedalam abad ke-3 menunjukkan bahwa bangsa-bangsa Timur Te-ngah pun mengalami kesulitan berhubung dengan ajaran itu; darisitulah ajaran tentang allah yang baik dan allah yang jahat dalamagama itu. Lebih baik kalau para zendeling menyatakan "iblis"sebagai sumber penyakit dan bencana-bencana alam, tetapi itupun tidak mereka lakukan.

125

Page 140: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB IV

SELINGAN: PANDANGAN-PANDANGAN DI KALANGANUZV DI NEGERI BELANDA

Konperensi para zendeling telah kandas di karang keuanganOleh karena itu pula dari pihaknya tidak ada garis petunjuk danpegangan mengenai sasaran umum. Kalau kita ingin mengetahuisesuatu hal mengenai ini perlulah kita berpegang pada kebijaksa-naan UZV dan ucapan-ucapan yang terutama dapat didengarkanpada hari zending yang diadakan setahun sekali. Di bawah inikami memberitakan hal-hal yang menjadi pokok-pokok utama da-lam periode yang kami bahas ini.

§ 1. Pandangan-pandangan itu tidak menentu

Dalam ucapan-ucapan para tokoh UZV di negeri Belandamengenai dasar-dasar metode zending, kita temukan dua unsuryang saling bertentangan. Di satu pihak, orang minta perhatianbagi segi obyektif dalam usaha zending : panggilan terhadap je-maat untuk mengabarkan Injil dan metode yang tepat dalampekerjaan pekabaran Injil, termasuk pengetahuan yang menda-lam mengenai lingkungan di mana Injil itu dikabarkan. Namundemikian tokoh-tokoh tersebut terutama merasa tertarik kepadaunsur subyektif: usaha zending oleh orang-orang Kristen per-orangan, dan kesalehan pribadi sang pekabar Injil yang memlbuatmetode yang tetap dan pengetahuan yang mendalam tidak diper-lukan lagi. Pendeknya, pikiran UZV tentang metode zending ti-daklah terang dan konsekwen. Kami akan mengemukakan bebe-rapa contoh dari isi majalah-majalah yang diterbitkan olehnya.

Pada tahun 1874, Beets, seorang mahaguru teologia dalamFakultas Teologia di Utrecht, yang menjabat sebagai ketua UZV,mengeluh tentang pekerjaan zending: "1 . Keadaan demikian be-rat. 2. Tenaga demikian kecil. 3. Panenan demikian terlambat da-tangnya". Menurut Beets hal ini disebabkan oleh keadaan di ne-geri Belanda:

126

Page 141: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Urusan zending itu rupanya tidak mempunyai tempat yangwajar dalam masyarakat gereja kita, dalam masyarakat Kristen

kita dan dalam masyarakat beradab kita. Zending itu belum jugaberhasil menjadi perkara nasional, perkara rakyat ... Kabarkan-lah Injil ! Semua ini tertuju kepada setiap orang Kristen secaraperorangan, demikianlah seruan itu ditafsirkan orang, sekalipun

ia ditujukan kepada jemaat secara keseluruhan".

Jadi di sini Beets menentang individualisme. Tetapi tiba-tiba secara emosionil ia menyatakan harapannya agar zendingdianugerahi seorang pekerja yang berbakat luarbiasa. "Sepuluhhari yang lalu David Livingstone dimakamkan di gereja WestMinster dengan banyak penghormatan, di antaranya sebuah ka-rangan bunga dari Ratu Inggris. Besar kecil ikut berkabung un-tuknya. Siapakah yang akan memberikan kepada kita seorangLivingstone, dan memberikan tanah air yang akan menghargai se-orang Livingstone ?"

Dalam pidato yang sama, ketua UZV memerangi pendapatMax Miller, seorang ahli sosiologi agama. Ia meringkaskan pen-dapatnya sbb.: "Orang berbicara tentang pendidikan atau per-kembangan; tetapi tidak mungkin kita berbicara tentang meng-alihkan agama Kristen, karena agama ini hanya dapat ditaburkan,Bukan evangelisasi (pengkristenan), melainkan humanisasi yangmenjadi tugas zending". Kedua titik pandangan ini yaitu harapanakan hasil yang cepat serta menyeluruh dan sikap yang lebih hati-bati akan tetap dipertahankan orang berpuluh-puluh tahun lama-nya, meskipun istilah-istilahnya memperoleh isi yang lebih luas.

Dalam tahun 1875 ketua UZV benpidato lagi. Sekali lagi kitamenemukan tekanan atas kepribadian pekabar Injil. Kata Beets:"Oleh karena apa zending seringkali demikian tidak berdaya da-lam menghadapi kekafiran ?" Ini sama saja dengan pertanyaanPara murid Yesus seperti tersebut dalam Mat. 17:19-21. "Mengapakami tidak dapat mengusir setan itu?" Di dalam Injil dinyatakanbahwa ini disebabkan tiadanya iman, tiadanya doa dan puasa. Lalukesimpulan Beets adalah : "Yang pertama itu (iman) terlalu sedikitadanya pada kita dan pada para zendeling". "Segala sesuatu harusterjadi dengan lebih banyak berdoa".

127

Page 142: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Orang dapat mengecam para perintis karena banyak hal te-tapi. bukan karena mereka itu tidak memiliki kehidupan berdoayang sungguh-sungguh. Bagaimanakah mungkin mereka dapatbertahan kalau tidak ada kehidupan berdoa? Perlu dicatat bahwayang dikemukakan dalam pidato Beets itu adalah faktor-faktoryang asasi dan faktor-faktor yang subyektif, dan bukan faktor-faktor yang obyektif. Bukankah seorang zendeling yang palingbesar pengabdiannya pun tak bisa bekerja kalau tidak ada komu-riikasi yang sungguh-sungguh dengan rakyat di sekitarnya ?

Tanpa menyatakannya orang bertolak dari dugaan bahwapara zendeling sudah mengenal alam rasa dan kehidupan batinserta lingkuBgan masyarakat, tetapi praktek telah (menunjukkanbahwa dugaan ini tidaklah benar. Orang rupanya takut akan ke-coookan zendeling dengan lingkungannya (bnd sikap UZV terha-dap Rinnooy), takut bahwa mereka akan dapat merasakan per-soalan-persoalan sebenarnya yang dihadapi oleh suku-suku yangada di sekitar mereka, padahal tanpa keduanya itu tidak mungkinamanat yang dibawakan itu sampai pada alamataya. Barangkaliorang akan mengatakan bahwa pada masa itu yang dianggap pa-ling penting ialah iman yang sejati dan kesalehan priibadi. Danmemang tak seorang pun dapat membantah bahwa dasar-dasaritu tidak perlu, kaiau orang mau membawa amanatnya berdasarkeyakinan. Secara sadar orang menolak pemakaian metode-meto-de yang tertentu dalam pekerjaan zending, sebab metode-metodeseperti itu dapat dipakai dan dikuti tanpa keyakinan batin. Tetapikalau orang memakai istilah "orang-orang yang tepat", maka yangdiutamakan adalah kesalehan pribadi, dan kesalehan pribadi inibelum tentu meliputi kesadaran bahwa minat dan pemahamanakan struktur suatu masyarakat merupakan syarat mutlak untukmengadakan komunikasi yang sejati. Kesimpulan kami ini dapatdibuktikan oleh uraian berikut.

"Dalam kerajaan Tuhan yang menduduki tempat yang utamadan tertinggi bukanlah perkara-perkara, melainkan orang-orang.Yang terpenting bukanlah sesuatu, melainkan seseorang. Bila kitasudah menemukan orang yang cocok bagi tempat yang harus dia

128

Page 143: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

duduki maka cara yang tepat nanti akan menyusul dengan sen-dirinya". "Teori-teori dapat disusun orang dalam jumlah besar,dan memang orang menyusunnya dengan sangat merugikan Gere-ja dan kerajaan Allah. Sebaliknya menciptakan dan membentukpribadi-pribadi menurut Sabda Allah dalam arti yang tertinggi

itulah hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus. Gossner, Zinzen-dorf dan bapak-bapak zending baru yang lain adalah orang-orangvang berkat daya tarik pnibadi mereka sendiri telah berhasil me-ngetahui bagaimana mendapatkan dan membina orang-orang".

Lebih dari jelas, bahwa yang dibicarakan di sini adalah pri-badi-pribadi yang karismatis (berbakat luarbiasa), dan dalam halmereka benar apa yang dikatakan tadi. Tetapi bisakah tokoh-tokohberbakat luarbiasa itu menjadi teladan bagi rata-rata seorangzendeling ? Kalau orang tetap hendak menggunakan orang-orangyang biasa dan bukan hanya orang-orang yang berbakat luarbiasa(dan tanpa orang-orang biasa itu pekerjaan tak dapat maju!),maka orang akan terpaksa menempuh jalan-jalan yang lain dari-pada menantikan datangnya tokoh-tokoh itu. Pengagungan terha-dap pribadi berarti pemujaan terhadap pahlawan, dan ini tidaklahmenurut Injil.

Jadi kelihatan jelas bahwa orang tidak mempunyai pendirianyang teguh. Lagi pula, ucapan-ucapan mengenai asas-asas zendingbiasanya (di sini pun ada perkecualian) dihanyutkan oleh banjirkata-kata yang bernada kesalehan. Pernyataan-pernyataan yangmengungkapkan pandangan-pandangan iman dikeluarkan sebagaiganti pelukisan gambaran keadaan yang sebenarnya. Cara pende-katan seperti ini memberikan pengaruh juga pada penlaian pri-badi-pribadi para utusan. Cara melapor dan cara pemanfaatan ba-han laporan itu menjadi ukuran nilai bagi pekerja zending yangbersangkutan. Kita telah berulangkali melihat hal itu pada Woel-ders.

Sewaktu-waktu kita melihat adanya sikap mendua, sebabUZV harus berjuang menghadapi dua front. Grothe misalnya me-

gatakan: "Dasar segala pengetahuan tentang zending adalah

129

Page 144: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ilmu bumi dan ilmu bangsa-bangsa". Namun kalau para zendelinmenerima saran yang jelas ini, kalau mereka mengumpulkan ba-han, maka redaksi majalah UZV memuat bagian-bagian tertentudari bahan itu dalam majalah "Berita". Tetapi ditambahkannya :"Betapapun pentingnya laporan ini untuk menambahkan pengeta-huan kita tentang adat-istiadat, tetapi daripadanya kita belummendengar apa-apa tentang pekerjaan zending yang sesungguh-nya". Dalam pada itu, berita-berita dan ucapan-ucapan tentangkekafiran yang dimuat oleh majalah-majalah zending bernada sa-ngat negatif (bnd jilid I, bab I pasal 1-3). Hal ini tidak membantupara zendeling, malah sebaliknya. Tetapi mereka terpengaruh olehgambaran tentang "kekafiran" yang terdapat pada kalangan sa-habat zending di negeri Belanda. Terutama pada waktu merekapulang cuti, sering tidak dapat mereka menghindari gambaranstereotip, dan mau tidak mau mereka malah mempertajam lagigambaran itu, sebab para pendengar mendengarkan ceramah-ceramah mereka secara selektif. Orang-orang Irian tidak akandapat mengenali kembali dirinya dalam gambaran itu. Bukankah"image" (gambar) yang orang bentuk di manapun juga hanyamemiperhatikan sebagian dari manusia nyata dan dari cara hidupserta cara berpikir manusia itu, yang merupakan unsur-unsursuatu keseluruhan. Orang yang bersangkutan tidak dapat mem-bantah apa yang terjadi sebenarnya, tetapi fakta-fakta yang telahdiseleksi itu bersama-sama membentuk gambaran menyeluruhyang salah. Sebaliknya, o.rang-orang Irian membentuk gambaransendiri pula tentang para zendeling, tentang orang-orangkulit putih serta dunia dan pemberitaannya. Gamibaran itu pundidasarkan pada seleksi dan asosiasi, menjadi suatu gambaranyang menurut mereka "logis" (masuk akal). Demikianlah keduapartner dalam berkomunikasi itu pada hakekatnya berhadap-hadapan seperti orang asing. Keduanya mempunyai gambaranmengenai pihak yang lain, tetapi gambaran itu hanya "separuhsaja benar". Tidak jarang dalam keadaan seperti itu minat pihakyang satu berhenti pada garis di mana hakekat dari pihak yanglain mulai nampak.

130

Page 145: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

s 2 Halangan rasial dan uraian-uraian mengenai soal ras

Sudah berkali-kali faktor-faktor rasial jadi menonjol, tetapidatangnya selalu dari pihak urang Iriaiin. Mereka menyatakan mi-salnya bahwa mereka tidak dapat belajar membaca "karena kulitdan mata mereka hitam". Berulangkali kalau orang berbicara ten-tang milik dan pengetahuan orang-orang kulit putih, maka dis-krkninasilah yang disebut sebagai sebabnya. "Manseren Nanggihanya cinta kepada orang kulit putih", kata orang. Mengenai Iri-an jarang kita membaca ba'hwa warna kulit mereka yang putihitu merupakan penghalang bagi para zendeling dalam mendekatipenduduk. Tetapi dalam kenyataan penghalang itu ada. Para pe-rintis telah menderita karenanya. Mereka itu tidak dianggap se-bagai "makhluk-makhltuk manusia yang normal". Meskipun dikemudian hari rasa takut yang bersifat takhayul itu menghilang,tetapi para zendeling kulit putih tetap menarik untuk dilihat danhal itu terus merupakan halangan dalam menciptakan hubungan.

Pada kurun masa yang kita bicarakan ini kalangan zendingberhadapan dengan pendapat-pendapat tertentu yang terdapat diEropa, yang didasarkan pada citra yang dibangun antara lain olehzending mengenai yang dinamakan bangsa-bangsa prknitif. Makadikemukakanlah persoalan, apakah semua manusda ini pada ha-kekatnya sama; dalam hal ini orang menunjukkan kesadaran se-jarah yang terlalu minim; mereka lupa, bagaimana keadaan Eropadan orang Eropa di masa dulu. Akibatnya, zending menghadapikritik yang oleh seorang tokoh zending dirumuskan sebagai ber-ikut: "Di lain tempat orang menyatakan tidak mengerti mengapaseorang Irian dinyatakan sudah ditentukan untuk menerima hidupyang kekal, dan orang menegur kami agar jangan mengabarkanInjil kepada suku-suku bangsa yang agaknya kurang terpilih ini.Injil, demikian kata orang, mungkin cocok untuk ras-ras yangsudah dianugerahi bakat-bakat yang lebih tinggi, tetapi pasti tidakcocok bagi orang-orang Irian". Kemudian pembicara itu menyata-kan sebaliknya: "Para hadirin, kita sekali-kali tidak melepaskantuntutan yang diarahkan kepada kita : Kabarkan Injil kepada se-gala bangsa".

131

Page 146: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dewasa ini, sikap zending terhadap agama serta kebudayaansuku-suku bangsa tempat Injil dikabarkan itu menjadi sasarankritik yang pedas. Seseorang menulis: "Pemutarbalikan fakta-fakta tentang Afrika sudah pada abad ke-17 diperlukan di Eropauntuk membenarkan perdagangan budak". (Si penulis dalam halini dapat menambahkan lagi: bahwa di dunia Arab pun berabad-abad sebelum itu cara itu dipakai, karena mereka itu adalah pem-buru-pemburu budak yang pertama di Afrika). "Itulah juga"kata penulis selanjutnya, "di kemudian hari, dalam abad ke-19dan abad kita ini, yang diperbuart oleh para pegawai pemerintahpara zendeling dan para misionaris (yang seringkali tanpa sadar)untuk membenarkan napsu menaklukkam di masa kolonial itu.Untuk memperkuat dalih. "misi peradaban", maka sifat primitifdari orang-orang Afrika itu dibesar-besarkan, karena dengan inipasifikasi menjadi lebih gemilang, sedang penginjilan memperolehmahkota yang lebih mahal nilainya".

Benarkah kritik ini ? Pertama-tama, dalam sejarah pemikiranBarat, ras-ras kulit berwarna tidak hanya dijelekkan. Dalam se-jarah itu terdapat juga gagasan "kebaikan kodrati manusia primitif",yang menciptakan gamibaran yang ideal tentang mereka. Gambaranini pun tidak sesuai dengan kenyataan. Lagi pula: Kalau punorang-orang Barat dulu atau sekarang memuji-muji cara hiduporang-orang non-Barat, orang-orang non-Barat itu belum tentumau mempertahankan cara hidup yang tradisionil itu. Mereka iniseringkali melihat sikap memuji-muji itu sebagai diskriminasi se-akan-akan cara hidup dan oorak kebudayaan non-Barat itu dipan-dang saja sebagai memadai bagi mereka.

Sebagai bahan bukti kami kutip beberapa suara dari Afrikaseperti yang diperdengarkan oleh James Baldwin1) dalam "Kongrespengarang dan seniman hitam" yang dibuka pada tanggal 19 Sep-tember 1956. Oleh seorang pendeta Anglikan dari Afrika dikemu-kakan lelucon yang terkenal, dengan mendapat sambutan yanggegap-gempita: "Ketika orang Kristen datang di Afrika, ia memi-liki Alkitab, sedang orang Afrika punya tanah; tetapi tidak lama

!) James Baldwin, Nobody knows my name, A Dell book, New York 1961.

132

Page 147: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kemudian orang Afrika memiliki Alkitab, sedang orang Kristenmemiliki tanah. Tetapi, katanya, catatan yang harus ditambahkansekarang ialah bahwa orang Afrika tidak hanya memiliki Alkitab,

lainkan telah menemukan di dalam Alkitab itu senjata potensiiluntuk memperoleh kembali tanah itu".

Dan Richard Wright, seorang kulit hitam dari Amerika Serikat,bukannya meromantisir peradaiban Afrika di masa lalu, tetapi se-baliknya dengan sangat kritis mengeluarkan kata-kata berikut:"Kolonialisme Eropa... dalam banyak hal telah melakukan pem-bebasan, karena ia telah menghancurkan tradisi lama dan me-runtuhkan dewa-dewa kuno". Ia merasa bahwa "sekalipun orang-orang Eropa tidak menyadari apa yang telah mereka lakukan denganmembebaskan orang-orang Afrika dari 'kancah' masa lalunya itu,sesungguhnya mereka telah melaksanakan sesuatu yang baik"."Kesimpulannya, kata Wright, ia merasa bahwa Eropa telah mem-bawa Pencerahan ke Afrika dan bahwa apa yang baik untukEropa adalah baik untuk seluruh umat manusia".

Sekalipun Baldwin memperlihatkan sikap sarkastis atas per-nyataan-pernyataan ini, namun ini adalah jalan pikiran yangmemperoleh tempat, terutama di kalangan-kalangan yang berpihakpada modernisasi dan yang harus serta mau melaksanakan mo-dernisasi. Sampai seberapa jauh kebudayaan tradisionil dan nilai-nilai hidup itu masih dianggap penting dapatlah orang menyimpul-kannya dari pendapat-pendapat orang-orang Afrika yang menyata-kan kebudayaan Negro sebagai sumbangan yang berharga kepadadunia.

§ 3. Halangan-halangan yang disebabkan oleh politik kolonial

a. Penilaian UZV tentang kolonialisme Belanda: sikap kritis

Dalam lingkungan UZV terdapat sikap mendua terhadap per-soalan kolonial. Dalam waktu satu tahun saja (tahun 1873) di-kemukakan dua pendapat yang saling bertentangan. Pertama-tamaakan kita kutip ucapan seorang pemibicara yang memang lebihdalam tinjauannya daripada rata-rata orang pada waktu itu. Iamengatakan:

133

Page 148: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Orang Jawa tak suka kepada kita. Ketundukan memang telahmereka pelajari dari bapak-bapak mereka. Tetapi bilamana orangkulit coklat mulai memahami bahwa dia lebih kuat daripada orangkulit putih, maka tamatlah riwayat kita Pertama-tama yang diper-lukan sekali ialah agar orang Jawa percaya kepada cinta orangBelanda. Bertahun-tahun lamanya kita menjadi nomor satu, danmereka menjadi nomor dua. Bagaimana mungkin dalam keadaanseperti itu tumbuh cinta ? Di dalam hati mereka harus terjadi lebihbanyak supaya mau menerima Injil, daripada yang harus terjadidalam hati kita supaya kita mau membawakannya kepada mereka".(Berita UZV, 1873 halaman 94).

Di sini memang diucapkan kritik yang tajam terhadap hubung-an kolonial itu. Tetapi sementara itu orang mengutip juga JohannesHoornbeek, seorang teolog protestan pada abad ke-17. Hoornbeekmengatakan pada tahun 1662 tentang kolonialisme demikian:"Sudut-sudut tersembunyi di Barat dan Timur itu telah jadi kitakenal; bahkan tempat-tempat itu dikuasakan kepada kita. Tetapimenurut pendapat saya demikianlah terjadi bukan supaya majulahkesejahteraan dan kemashuran negara, melainkan lebih-lebih demikemajuan kerajaan Kristus. Itu berarti bahwa daerah-daerah ja-jahan itu dikuasai oleh negeri Belanda demi keselamatan penduduksendiri. Jadi di sini orang melihat tangan Tuhan. "Siapa akanmenyangka bahwa kita kebagian semua itu, berkat pemeliharaanserta anugerah Allah, semata-mata agar kita dapat menyelidiki danmenaklukkan negeri-negeri itu, dan mengamlbil kekayaan buminyaserta barang-barang yang ada di sana daiam jumlah yang melim-pah? Bukanka'h pertama-tama yang menjadi tujuannya, yaitu su-paya kita membawa pengetahuan dan penyembahan kepada Allahkepada bangsa-bangsa yang sampai sedemikian jauh masih asingdengan kemanusiaan dan agama itu (sic. K.) ? Buktinya ialah bahwanegeri-negeri itu dibuka bukan untuk orang-orang kafir yang lain,melainkan untuk kita orang-orang Kristen. Oleh karena itu adalahwajar kalau mereka menerima barang-barang rohani dari kita.karena mereka telah memperkaya kita secara materiil".

Jadi pemeliharaan Allah semata-mata yang telah menciptakansituasi kolonial itu. Apakah pandangan ini gema dari pandangan

134

Page 149: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

orang-orang Spanyol dan Fortugis ? Belanda menggantikan tempatkedua negara itu, yang menurut perintah Paus wajib mengkristen-

daerah-daerah yang ditaklukkannya. Hoornbeek dan banyakkoh zending dalam abad-abad yang lalu memang berpendapat

demikian. Akan tetapi ada unsur-unsur lain dalam pendapat me-eka itu, yang patut diperhatikan pula. Hoornbeek menghargai

dukungan pemerintah bagi penyelenggaraan kerja zending. Namunia melontarkan kritik pula. Dan sikap mendua terhadap dukungandari pihak negara itu tetap terdapat dalam abad-abad berikutnya."Seringkali orang terlalu mengejar dukungan dari kekuasaanduniawi, seakan-akan gereja akan binasa kalau dukungan itu tidakada. Tetapi apakah yang telah dilakukan oleh para pemberita Injildahulu, yang telah memberitakan Injil selagi segala kekuasaanmenentangnya, namun dengan mendapat hasil lebih besar darikapanpun? Barangsiapa yang bersenjatakan Kristus, dia diper-senjatai untuk melawan segalanya.

b. Kolonialisme idealistis atau naif. "Irian Barat ditaklukkan olehpara zendeling kita"

Para zendeling mempersalahkan pemerintah, karena pemerin-tah tidak mengemban tugas "pasifikasi''nya dengan lebih sungguh-sungguh. Sudah sewajarnya kalau pemerintah menghentikankebiasaan saling bunuh, balas dendam berdarah dan pembunuhanatas para perempuan tukang tenung itu. Bagi' mereka, kolonialismetidak menjadi masalah.

Zending di negeri Belanda khawatir kalau-kalau Irian Baratakan jatuh ke tangan negara Eropa yang lain. "Irian Barat didu-duki oleh para zendeling kita, dan adalah milik kita. Jika kitasemakin memperluas pendudukan kita atas pulau itu, maka takseorang pun akan merampasnya dari kita". Rupanya orang tidakmenyadari bahwa perbatasan Irian Barat yang dulu bernamaNederlands Nieuw-Guinea itu sudah dilentukan dalam sebuahperjanjian dengan Inggris yang diikat pada tahun 1828.

Janganlah kita menganggap ini sebagai bahasa politik. Ucapan-pan itu menyatakan suatu kolonialisme yang idealistis, atau

135

Page 150: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lebih tepat lagi kolonialime yang naii (polos). Orang tidak ber-usaha untuk mengemukakan hal itu secara hati-hati. Mereka hanyamenujukan perhatiannya kepada pasifikasi dan komunikasi yanelebih baik, karena dengan itu akan tercipta kemungkinan-kemung-kinan yang lebih baik bagi pekerjaan zending yang sekarang se-ringkali terhalang oleh perang-perang antara sesama.

§ 4. Pendidikan "pembantu-pembantu pribumi" sebagai langkahmenuju gereja yang berdiri sendiri

Pada tahun 1872 tema salah satu pidato adalah: "Pembantu-pembantu pribumi dan pendidikan mereka". Pembicara J.A. Grothemenghitung jumlah tenaga utusan Injil yang akan diperlukan diseluruh dunia. Menurut perhitungan Grothe di dunia ini seluruh-nya ada 300 juta orang kafir, dan untuk itu dibutuhkan 30.000orang zendeling. Masa kerja mereka ini rata-rata diperkirakan15-20 tahun, "akibat pengaruh iklim tropis yang merusakkansyaraf".

Namun semua itu barulah kesulitan-kesulitan praktis, sedang-kan kesulitan-kesulitan yang bersifat prinsipil adalah jauh lebihberat. Dalam uraiannya Grothe berusaha untuk membuka mataorang bagi hal itu: "Barangkali semua ini mungkin dilaksanakan.Tetapi baikkah kalau unsur pribumi untuk selamanya tidak diper-bolehkan mengambil bagian dalam pelayanan Injil ? Bukankahmenjadi tujuan akhir Zending bahwa orang-orang yang telah ber-tobat melalui pekerjaannya itu dididik agar dapat berdiri sendirisebagai suatu gereja Kristen di bawah guru-guru sendiri ?

Pokok diskusi dengan demikian adalah : Bagaimanakah orang-orang ini mesti dididik ? Apakah mereka harus dibina di suatuseminari pusat di Jawa, seperti yang telah diusulkan ? Namunorang takut bahwa dengan itu para murid akan menjadi asing dari"para zendeling yang nantinya membawahinya dan dari bangsanyasendiri". Dikemukakan banyak contoh dari beberapa daerah diIndonesia, dan kesimpulannya adalah: "Demikianlah ternyata diHindia-Belanda, bahwa yang paling bermantaat adalah bekerja de-ngan memakai tenaga orang-orang yang tingkat pendidikannya mula

136

Page 151: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mula tidak begitu jauh di atas tingkat bangsanya sendiri". Kepadapara pekerja zending di Irian Barat dinasehatkan : "Jadi sebaiknya

zending di Irian Barat mula-mula bekerja dengan orang-orangyang dikaruniakan oleh Tuhan dan menggunakannya hampir se-

penuhnya seperti adanya. Apabila nanti lebih banyak orang yangcocok untuk diangkat menjadi pembantu pribumi, dan apabila

nanti lahir suatu lembaga, maka biayanya pun tidak akan besar".

§ 5. Zendeling UZV pertama yang mendapat cuti; Van Hasseltmenoleh kembali

a. Kedudukan sulit bagi orang yang bercuti

Van Hasselt adalah utusan UZV yang pertama, dan dialahjuga zendeling pertama yang bercuti, setelah 12 tahun lamanyaberdinas. Dahulu maupun sekarang orang-orang yang bercutiselalu berada dalam kedudukan yang sulit. Dari Van Hasseltdiharapkan bahwa ia akan memberikan keterangan-keteranganmengenai pengalaman-pengalamannya kepada jemaat-jemaat, ataulebih tepat lagi dikatakan kepada "sahabat-sahabat zending". Un-tuk itu ia diberi kesempatan berbicara pada Hari Zending, tetapidi situ ia hanya mendapat waktu 15 menit, lagi pula ia harusmenyesuaikan nada pembicaraannya dengan nada yang dipakaioleh pendeta-pendeta terkenal yang berpidato di sana.

Dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan dalam jemaat-jemaat ia diberi waktu lebih banyak. Namun di situ ia menghadapitugas yang sukar, yaitu melukiskan suatu dunia yang hanya se-bagian saja dia kenal. Begitu ia mulai memberikan risalah sistimatismengenai situasi yang sebenarnya, ternyatalah kepadanya bahwapengetahuannya sangat kurang, karena tidak pernah ia melakukanpenyelidikan yang sistimatis, sedangkan observasi yang dilakukan-nya sangatlah lemah. Makin lama ia berada di medan kerja, makinbertambah besar keraguan dan ketidak pastian yang dirasakannya.Sebab kehidupan dan kebudayaan penduduk itu demikian kom-

pleksnya, sedang suasananya demikian asing bagi para pendengar-nya di tanah air itu, sehingga hanya dengan daya tinjau yang besar

dan kemahiran bercerita sajalah ia mampu sedikit mengangkatkanselubung kenyataan. Dan kalau ia berhasil dalam usaha itu ia

137

Page 152: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dapat saja dipersalahkan telah menempuh romantika zending. Tidak mengherankan, bahwa dalam kesempatan seperti itu banyakzendeling menarik diri ke dalam benteng, yaitu memakai nadakesalehan, dan dari tempat yang relatif terlindung itu melontarkankata-kata yang menegur atau membina para pendengar.

Tapi tidak demikian halnya Van Hasselt. Ia adalah seorangzendeling yang laporan-laporannya telah kami nilai sebagai "zen-ding dalam pakaian sehari-hari". Ia berani menoleh kembali, iamenulis sebuah studi tentang tanah Irian dan penduduknya, dan iamemang mampu memikat perhatian orang dengan kesederhanaandan keasliannya.

Pada hari Zending tahun 1876 seorang pembicara telah mem-berikan peringatan mengenai keluhan-keluhan dan "ketidaksung-guhan" di bidang zending. Van Hasselt sebetulnya cukup mem-punyai alasan untuk mengeluh, tetapi ia justru melakukan peno-lehan kembali tanpa mengemukakan soal-soal pribadi. Ia mengata-kan :

"1. Pelajaran besar yang telah kami peroleh adalah : menanti.2. Pekerjaan kami tidaklah sia-sia; tidak hanya dalam peristiwakematian, melainkan juga dalam hal orang yang masih hidup kitadapat mendengar mereka bersaksi tentang kepercayaannya. 3. Pem-beritaan yang bagaimanakah harus disampaikan, dan bagaimanacaranya ? Mengenai keesaan Tuhan dan kemahakuasaanNya,ataukah suara hukum yang keras, suara guntur dari gunung Sinai?Haruskah kami beritakan kepada orang-orang itu mengenai apayang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, ataukahmengenai nasib yang menanti orang-orang yang tak hendak ber-tobat di alam keabadian nanti ? Memang tentang itu juga, namunbukan itu yang utama.

Yang dapat menyentuh hati mereka ialah pemberitaan tentangpenderitaan Juruselamat, pemberitaan tentang Yesus yang untukmereka pun telah wafat itu, pemberitaan itu, yang dilakukanmenurut kebutuhan dan pengertian orang-orang kafir i'tu merupa-kan pemberitaan yang terbaik untuk menarik mereka menerimaYesus".

138

Page 153: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kata pokok di sini adalah "menurut pengertian". Tuntutan ituberat untuk dipenuhi sang pengkhotbah. Tetapi tanpa pengertiantidak mungkin ada minat dan kontak yang sejati. Tetapi yanglebih sulit untuk diterima adalah kata-kata "menurut kebutuhan"itu. Di dalam perwatakan mereka tidak ada titik kontak denganIniil karena mereka itu terdidik dan terikat oleh kebudayaan me-reka dan terutama oleh inti kebudayaan mereka (mencapai prestisedengan melakukan balas dendam berdarah dan mengayau, me-nundukkan para saingan dalam upacara). Oleh karena itu oranghanya dapat mengatakan ada kebutuhan "obyektif", bukan tentangkebutuhan subyektif. Orang-orang Irian mempunyai cita-cita yangsamasekali lain daripada patokan-patokan yang diberikan di dalampemberitaan Injil. Injil tidaklah mereka terima sebagai berita ke-sukaan (euanggelion).

Apabila Van Hasselt memakai kata "menanti", maka yangdimaksudkannya bukanlah menanti secara pasif. Yang dia mak-sudkan adalah hasil-hasil dari pekerjaannya. Tentang itu ia me-ngatakan: "Tidakkah dalam hidup kita yang singkat di dunia inikita hadapi perjuangan berat, yaitu harus menanti terus-menerus?"

"Hidup kita yang singkat". Ini mengingatkan kita kepada ke-matian Ottow, Mosche dan nyonya Van Hasselt sebelum menca-pai umur 30 tahun. Mengingatkan juga kepada kuburan anak-anakmereka yang sudah banyak jumlahnya, belum lagi kita bicaratentang umur rata-rata orang Irian yang selalu terancam olehbalas dendam berdarah dan penyakit, yang sulit sekali untukdihindari. Ini benar-benar "jangka waktu yang singkat", dan "hi-dup kita yang singkat" itu adalah suatu kenyataan, yang bisamenjadi sumber ketidaksabaran, sumber perasaan yang menghim-pit, yaitu "kita bekerja sia-sia" dan "sia-sia kita mempertaruhkannyawa kita".

Selama cuti terdapat kesempatan untuk meninjau pekerjaandari jauh, tetapi terdapat juga kesepian yang diakibatkan oleh

tiadanya pengertian.

( 139

Page 154: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

b. Boleh ada unsur paksaan dalam usaha pekabaran Injil ?

Rinnooy pernah menulis bahwa musuh terbesar dari peker-jaan zending adalah "ketergesaan", jadi berarti ketidaksabaran(bnd bab I, 6d). Seorang pembicara mengatakan pada suatu HariZending: "Dan seterusnya kami harus ingat bahwa yang pentingbagi kami bukanlah memunculkan hasil (Oh, betapa usaha itusudah menyesatkan orang!). Tetapi yang penting bagi kami ialahsikap taat dan tekun dalam memenuhi perintah Allah".

Memang kata-kata "paksalah orang-orang masuk" (Luk 14:-23) pernah membuat sesecrang tersesat, sehingga menggunakannats itu sebagai titik tolak pddato zending, sekali pun arti kataitu diselubungi oleh terjemahan Latin yang dipakainya : "Com-pelle intrare". Padahal yang dimaksud dengan kata-kata itu dalamhubungan dengan perumpamaan yang bersangkutan adalah golo-ngan orang-orang yang biasanya tidak dipertimbangkan untukdiundang berpesta, akibat perbedaan kedudukan sosialnya. Di situ,arti kata-kata itu tidak lebih daripada: "berikan dorongan haluskepada mereka yang terhalang oleh rasa segan". Ini cocok untukgolongan orang-orang yang merasa rendah diri, tapi paling tidaktepat untuk yang dinamakan bangsa-bangsa primitif. Tapi yangterpenting ialah: kalau orang hendak tetap memakai semboyanitu, maka kita terpaksa bertanya : bagaimana mungkin para zen-deling memaksa orang untuk percaya ? Betul yang ditulis olehzendeling Niks, yang karena alasan kesehatan tidak boleh bekerjadi Irian Barat dan kemudian bekerja di lain tempat: "Saya tidakberhasil membawa orang itu kepada pikiran-pikiran yang lain,sedangkan memaksanya memiliki pikiran-pikiran lain itu sayatidak dapat".

Namun orang dapat bertanya, apakah tekanan moril tertentu,yang oleh A.R. Wallace (bnd jilid I bab VI, 5) dinamakan "pater-nal despotism" ("perintah halus") itu, kadang-kadang tidak adahasilnya juga ? Wallace memang berpendapat demikian, karenaitu ia pun menulis sesudah mengadakan perjalanan yang luas dikepulauan Indonesia: "Kalau kita memandang sebagai tugas kitauntuk melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk memper-

140

Page 155: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

baiki obyek usaha yang masih kasar itu dan meningkatkan mere-ka hingga mencapai taraf kita, maka kita tidak boleh takut kalau-kalau sementara orang menuduh kita tentang despotisme danerbudakan, tetapi kita harus menggunakan wewenang yang kita

miliki untuk mendorong mereka melakukan pekerjaan yang ba-rangkali tidak mereka sukai, namun sepengetahuan kita meru-pakan langkah yang tidak boleh tidak harus diambil agar merekamemperoleh kemajuan moril dan fisik. Orang Belanda ternyatabertindak sangat bijaksana dalam memilih sarana-sarana untukmelaksanakan hal itu".

Jelas sekali bahwa metode semacam itu dapat berhasil kalauyang menjadi tujuan ialah menyesuaikan cara hidup salah satukelompok dengan kebudayaan lain menurut rencana yang tetap.Namun jelas juga bahwa orang tidak dapat meyakinkan siapa pundengan memakai tekanan kalau halnya adalah mengenai nilai-nilai rohani. Para zendeling menyelenggarakan sekolah, tetapikewajiban belajar tidak ada; bahkan di negeri Belanda baruakan diadakan pada tahun 1901. Maka sebetulnya para zende-ling akan senang juga kalau penguasa mencurahkan perhatianlebih banyak kepada soal itu dengan cara perintah halus. Tetapimereka pasti tidak ingin melangkah lebih jauh, karena takut akantekanan moril yang dapat memlbawa orang kepada formalisme.

Salah seorang pembicara pada Hari Zending tahun 1878 kira-kira merumuskan pendirian para zendeling dalam pokok pidato-nya sbb: Apakah tugas seorang zendeling ? Tugas itu adalaih :mengabarkan, menjadi saksi, memberitakan. "Apakah yang harusdikabarkan ? Tidak lain dan tidak bukan adalah pertobatan danpengampunan dosa. Pemberitaan itu harus mengemukakan tun-tutan. Yakni tuntutan Yohanes Pembaptis : bertobatlah. Tuntutanuntuk meninggalkan masa lalu yang penuh dosa dengan segalatmgkah-laku kegelapan itu, menjauhi tingkah-laku yang sia-sia,yang di mana-mana diturunkan oleh nenek-moyang, sebagai akibatperubahan hati dan kemauan, sesuai dengan Firman Tuhan. Tun-tutan itu merupakan salah satu unsur dasar pemberitaan yangtidak boleh dicabut daripada pemberitaan yang harus dibawa oleh

141

Page 156: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

zending. Dan kepada unsur ini perlu langsung dikaitkan janji yangharus dibawakannya, janji mengenai pengampunan dosa, kabargembira yang disaksikan oleh hati nurani".

Tetapi "perubahan hati dan kemauan" itu terjadi karena pe-ngaruh apakah ? Yang terang, bukan tanpa bekerjanya Roh Ku-dus. Keyakinan itu pernah diungkapkan oleh Woelders pada saatia menghadapi perkara yang rumit. Waktu itu orang melancarkantuduhan palsu terhadap salah seorang anak piaranya. Woelderssampai-sampai mengijinkan orang menggunakan ujian timah (timahyang mendidih dituangkan ke atas baberapa lembar daun di ta-ngan orang yang kena tuduh itu; timbulnya lepuh menunjukkanbahwa orang itu bersalah; kalau lepuh itu tak ada, berarti tidakbersalah). Hasil ujian timah menunjukkan anak itu tidak bersalah.Tetapi pihak yang merasa dirugikan tidalk puas dengan hasil itukarena telah berharap mempenoleh denda besar yang harus diba-yar oleh WoeHers. Woelders lalu menegur orang-orang itu, danmenunjukkan dengan jelas pendiriannya dan batas-batas pendi-riannya itu:

"Hai orang-orang Andai! Kalian tahu bahwa saya sudah ber-tahun-tahun diam di tengah kalian, dan saya belum pernah me-merintah kalian meninggalkan Adat kalian, karena saya tahubenar bahwa kalian, kalau meninggalkan salah satu kebiasaan ka-lian untuk menyenangkan hati saya, maka sesudah beberapa wak-tu kalian masukkan kembali kebiasaan itu bersama sepuluh kebia-saan yang lain, seperti halnya patung-patung berhala di Man-sinam, Doreh dan Meoswar. Tentang itu tak perlu kalian sayaingatkan. Tapi, halnya tak mungkin berjalan lain, karena kalianbelurn menemukan kedamaian di dalam Kristus. Oleh karena itukalian harus berpegangan pada sesuatu yang lain, pada kebiasaan-kebiasaan, pada berhala-berhala."

Demikianlah Woelders berbicara sesudah bertahun-tahunlamanya ia bekerja, praktis tanpa memperoleh reaksi yang positifdari penduduk. Di negeri Belanda orang menyadari juga hal itu,dan kadang-kadang kesadaran itu diucapkan secara dramatis, te-tapi tetap berdasarkan kenyataan :

142

Page 157: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Utusan-utusan zending diutus untuk memberitakan Injil ke-an, ... tetapi yang terjadi ialah seolah-olah maut sudah me-

tikan mereka pada waktu mereka tiba: medan tempat merekaakan bekerja itu menjadi tempat pemakaman mereka ; atau, me-reka terpaksa pulang ke tanah air untuk memperoleh istirahat di

sana kelak malah istirahat dalam kuburan".

Kalau memang demikian kenyataannya, apa makna segalanya

ini?

"Setiap tanda yang menunjukkan tertarik atau sikap percayakepada Pandita, setiap patah kata yang didengar oleh Saudara-Saudara kita dalam bahasa penduduk dan dicatat di dalam buku,setiap mazmur atau nyanyian yang diterjemahkan ke dalam ba-hasa Irian, setiap petunjuk tentang adanya kegoncangan padaAdat dan pelemahan pada benteng lama kekafiran — semua itukita sambut dengan penuh kegembiraan sebagai cahaya pertamayang menandakan terbitnya fajar".

Cara-cara paksa, apapun macamnya, tidak akan dipakai, te-tapi mereka berharap dan menanti bahwa "ragi" pada akhirnyaakan melaksanakan tugasnya.

§ 6. Sikap kritis terhadap gambaran tentang dunia Barat sebagai"masyarakat yang Kristen"

Benarkah bahwa dalam abad 19 yang menjadi penghalangpekerjaan zending ialah suatu Eropa Barat yang tertutup, yangangkuh dan yang puas dengan diri sendiri ? Benarkah pada umum-nya lingkungan Eropa Barat dinilai sebagai sempurna, atau se-tidak-tidaknya sebagai masyarakat yang lebih kurang dapat di-jadikan sebagai teladan, sehingga orang, tanpa sedikit pun me-rasa terganggu dalam hati nuraninya, menganggap propagandakebudayaan Kristen sama saja dengan pakabaran Injil ? Dengankata-kata lain: Apakah orang bertolak dari Corpus Christianum(umat Kristen) ? Kadang-kadang memang demikianlah tampak-nya, tetapi kalau kita mempelajari majalah "Berita UZV", surat-

dan dokumen-dokumen lain, kita akan sampai pada kesim-

143

Page 158: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

pulan yang samasekali lain. Gossner pun sudah berpaling darigereja resmi, karena di dalamnya ia tidak menemukan persekutuanyang sejati, yaitu persekutuan yang dipirnpin oleh Kristus, yangtaat kepadaNya dan yang dengan demikian mengambil tempatnyadi tengah jamannya sendiri. Zending tidak diselenggarakan olehgereja, melainkan oleh "sahabat-sahabat zending", oleh lembaga-lembaga pekabaran Injil. Keadaan ini lain daripada yang berlakudalam abad 17, pada jaman VOC. Gereja, atau Kekristenan telahgagal, dan karena itulah zending merupakan urusan peroranganoleh karena itu pietisme mermperoleh pengaruh yang besar.

Heldring mengeluh: "Demikian kuataya perorangan, tapidemikian lemahnya jemaat. Perintah zending dari Kristus 'Per-gilah dan beritakanlah Injil' diarahkan kepada kita semua, tetapikita menerimanya sebagai perorangan". Dan selama gereja tidakmelaksanakan tugas itu, selama itu lembaga-lembaga pekabaranInjil lah yang harus melaksanakannya. Dan bagaimana halnya de-ngan "Barat yang Kristen" itu ? "Di London saja bekerja tidakkurang dari 400 orang zendeling di tengah orang-orang yang tidakmengenal Injil", kata salah satu majalah zending. Pada Hari-hariZending pun hal-hal seperti itu dikemukakan. Di kemudian hariorang akan menamakan hal yang disinyalir itu sebagai sekulari-sasi. Pada waktu itu orang berkata :

"Lebih daripada sekedar kebodohan, sikap duniawi, sikaptiada iman dan sikap gila uang, yang kini menimbulkan kerugianialah gejala masalbodoh terhadap hal-hal yang lebih tinggi, yangbersifat ketuhanan. Gejala itu semakin meningkat dan melumpuh-kan segala elastisitas, menumpulkan semangat dan semua kegai-rahan, sehingga tidak ada lagi tempat untuk pengharapan yang disini menjadi sumber hidup yang utama. Siapakah yang masih ber-tanya tentang keselamatan atau kebinasaan ? Siapakah yang ber-tanya tentang Injil yang mengabarkan hal yang pertama itu danmembuat orang takut akan hal yang kedua itu, kalau segalanyaakhirnya tenggelam dalam ketiadaan ? Siapakah yang bertanyaapakah dunia menjadi Kristen atau kafir, kalau pengetahuan,peradaban dan moral telah kehilangan artinya, kalau segala peng-

144

Page 159: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

145

hormatan kepada sesuatu yang benar-benar baik dan besar sudahmenghilang ?" Dengan cara yang demikian tajam orang meng-

barkan keadaan di Eropa pada abad ke-19. Woelders menying-gung keadaan itu juga, ketika ia menulis: "Irian Barat adalah

tanah yang baik untuk Zending. Kita masih dapat merLgharapkanegalanya daripadanya ; di situ kita belum menghadapi ketidak-

percayaan yang terdapat di Eropa".

Jadi sejak waktu itu orang sudah melihat kemungkinan Ero-pa Barat berada dalam jaman past-Kristen. Karena itu orang puntidak mengutuk pengayauan dengan alasan bahwa di Eropa ke-adaan dianggap lebih baik: "Di sini yang jatuh menjadi korbanhanya beberapa orang, paling-paling berpuluh-puluh orang, sedangdi Eropa yang Kristen beribu-ribu" (maksudnya dalam perangantar-bangsa). Melihat hal-hal di atas itu saya pun yakin bahwasudah waktunya sekarang meninggalkan gambaran seakan-akanEropa Barat pada abad yang lalu merupakan benua Kristen, danmeninggalkan pendapat seakan-akan para /endeling bertolak darigambaran itu.

Page 160: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB VSESUDAH DUA PULUH TAHUN

(± 1875-1880)

§ 4. Apakah Andai mulai bergerak ? Orang-orang pertama yangdipermandikan

Dalam bulan Juni 1875 Van Hasselt pergi cuti. Tinggallahzendeling Woelders di Andai, Meeuwig di Moom, dan zendeling-tukang Bink di Menukwari dan C. Beyer di Doreh.

Sebenarnya tidak dapat dikatakan bahwa pengaruh mereka itubertambah besar, sekalipun mereka mengikat banyak hubungandengan orang-orang Irian. Hanya di Mansinam ada beberapa orangdipermandikan, sedangkan di Andai ada tiga orang dipersiapkanuntuk permandian, seorang di antaranya wanita dari Mansinamyang bernama Sorilbari. Pada tahun-tahun ini terjadi hal yangcukup menonjol: walaupun zending telah bekerja 20 tahun lama-nya, namun pusat sakral atau Rumsram di Doreh dan Mansinamdibangun kembali, sedangkan di Mansinam satu kelompok pendu-duk berpindah menetap di sebuah kampung baru Menubabo agardapat menghindari pengawasan oleh para zendeling.

Telah kami sebutkan juga timbulnya gerakan Koreri di Mansi-nam, tetapi gerakan ini tersilap samasekali oleh gerakan serupadi Halmahera (Kau) yang malah dikunjungi oleh orang-orangMoom dan Mansinam. Perjalanan dari sana ke Halmahera palingsedikit makan waktu sebulan lamanya mendayung.

Dalam gerakan Koreri di Mansinam orang-orang Andai tidakambil bagian, atau hanya ada satu dua orang yang ikut serta.Orang-orang Andai yang sangat terpengaruh oleh suku-suku pe-dalaman yang tidak mengenal korwar, pusat sakral atau punimpian Koreri itu dalam hal ini bermuka dua. Terkadang me-reka mengikuti orang-orang pedalaman, tapi terkadang juga merekamembiarkan dirinya dipengaruhi lagi oleh penduduk pantai. Halini tidak mengherankan, karena mereka itu berasal dari keduakelompok penduduk itu.

146

Page 161: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Woelders sudah 7 tahun lamanya mendorong orang-orangdai untuk melakukan penanaman padi. Kalau ini berhasil

ka tidak akan tergantung lagi kepada Amberbaken, karenareka itu selalu mengambil beras dari Amlbenbaken, dengan risiko

diserang di tengah perjalanan. Dalam hal menanam padi itu Woel-ders sendiri memberikan contoh. Tetapi orang-orang Andai baru1 ma-kelamaan dan dengan susah-payah dapat diajak untuk meng-ikuti contoh itu, betapapun besarnya keuntungannya bagi mereka.Kesulitan itu sudah tentu membuka mata Woelders untuk melihatkenyataan: jangankan akulturasi di bidang rohani, akulturasi dibidang materiil saja sudah menimbulkan perlawanan yang kuat.Akhirnya panen padi ternyata memuaskan. Komentar orang-orangAndai berbunyi: "Panen besar ini disebabkan karena kita tidakmengikuti konoor Mansinam". Dan Woelders menambahkan ke-pada komentar itu : "Saya belum dapat melihat, bahwa merekabersyukur kepada Tuhan karenanya". Woelders tidak akan pernahlupa melaporkan reaksi emosionil dari penduduk, dan menunjuk-kan pula tiadanya reaksi itu.

Pernah ia membahas riwayat Filipus dan sida-sida (Kis 8:26dst.). Menurut Woelders riwayat itu menimbulkan kesan mendalamdalam hati orang Andai. Beberapa orang menangis ketika WoeHersmengatakan: Sudah tujuh tahun lamanya saya tinggal di tengahkalian, tapi belum seorang pun datang mengatakan : 'Tunjukkanjalan kepada saya".

Ketika dirayakan Perjamuan Kudus (yang diadakan untukkeluarga Woelders dan Palawey, penginjil dari Sangir itu) hadiriuga enam orang penduduk kampung sebagai peninjau. "Hari inimereka melihat kami duduk merayakan Perjamuan Kudus; me-reka melihat kegembiraan kami yang seperti kegemlbiraan kanak-kanak, tetapi mereka tetap menunjukkan sikap tidak peka terhadapkebesaran karunia Tuhan".

Kalau kita mencoba membayangkan, pikiran apa yang kiranyadisimpan oleh orang-orang Irian pada waktu mereka melihat di-

makannya roti dan diminunnya anggur, maka sangat mungkinyang pertama-tama muncul adalah pikiran bahwa sedikit sekali

147

Page 162: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

yang dimakan dan diminum itu. Orang-orang Irian mengetahuimakna tindakan simbolis dan pemberian simbolis, seperti misalnyasesajen untuk nenek-moyang dan roh-roh. Tetapi makan pesta da-lam bayangan mereka bersifat lain samasekali; dalam makan pestaitu makanan seharusnya berlimpah-Iimpah, sehingga orang (daninr pun bersifat simbolis) membuang sesuatu dengan semboyan

Robean i bor dao, kan da ko pok i ba, ko san i" (makanan begitubanyak, sehingga kami tak dapat makan lagi dan kami buang).Ini pun bersifat simbolis, karena orang pada kesempatan manapuntidak boleh memakan habis semuanya; kalau perlu orang mem-berikan sedikit makanan juga kepada binatang ternak. Ketikabertahun-tahun kemudian orang-orang Irian mengerti duduk per-karanya dalam hal Perjamuan itu, maka simbolik itu pun dapatmereka mengerti pula dengan baik, bahkan juga dalam bentuk-bentuknya yang dibesar-besarkan, sehingga mereka menduga bah-wa orang yang telah ikut makan "daging dan darah" Kristusharuslah memencilkan diri sebentar.

Woelders menemukan bahwa pada perayaan berikutnya orang-orang itu pun lebih terkesan oleh perayaan itu. Waktu itu terdapatlebih banyak orang yang hadir, dan Woelders pun mengucapkankata-kata yang emosionil. Ia mengatakan : "Semoga orang mena-ngis, lalu saya katakan : O, kiranya kalian bersujud di kaki Yesus,saat penebusan kalian akan tidak jauh lagi". Beberapa orang me-mandang Woelders dengan saksama, dan Woelders pun melanjut-kan: "Jiwa saya bergetar. Saya hanya dapat berbicara sedikit lagi,dan saya tutup pembicaraan saya dengan doa syukur".

Tetapi reaksi orang-orang Andai itu tidak selalu dapat diar-tikan secara rohani, seperti yang dikehendaki oleh Woelders. Me-reka itu cepat sekali melihat hal-hal dari sudut ekonomi dan dalamhal itu mereka bersikap sanga.t sungguh-sungguh dan lugas, sam-pai-sampai mereka berhasil memikat Woelders sehingga mengikutimereka. Sesudah mengadakan dengan khidmat upacara pembaptis-an yang pertama di Andai (tentang itu akan kita berbicara lagikemudian), Woelders pun mencoba menggerakkan orang-orangAndai yang memang telah sangat terkenal itu (setidak-tidaknya

148

Page 163: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menurut kesan Woelders sendiri) untuk mencontoh orang-orangyang baru dipermandikan itu. Tetapi seorang Andai yang hanyamemperhatikan fakta yang nyata saja memberikan reaksi denganbertanya: "Apa untungnya kita mengikuti Yesus?" Terhadap perta-

ini Woelders menjawab : "Saudara tak boleh menanyakanha1 itu karena saudara belum mengikuti Yesus. Tapi saudara sudah

menerima keuntungan yang tak terkira, hanya karena anak-anakTuhan berdiam di tengah saudara-saudara". Orang Andai itu pundengan keheranan bertanya, siapa anak-anak Tuhan itu. "Yah,guru, istrinya dan anak-anaknya ; tidakkah istri saya dan sayamengikuti Yesus, juga Yohanes dan Anna ?" (orang-orang yangbaru dipermandikan).

Orang Andai itu berkeras mengatakan bahwa ia belum melihat,keuntungan apa yang diperoleh orang Andai dari situ. Ia tidakmau melepaskan sudut pandangan ekonomis, Maka Woelders punmengikutinya, dan mengatakan: "Sekarang tahulah saya bahwasaudara ini buta. Akan saya ajukan beberapa pertanyaan kepadasaudara. Saudara jawablah pertanyaan-pertanyaan ini, nanti sau-dara akan melihat bahwa saudara sudah menerima bergunung-gunung kebaikan sejak saya diam di tengah saudara-saudara.Siapa di antara saudara-saudara yang selbelum ini kenal makanSagu-Salwatti? Adakah seorang saja di antara para wanita saudarayang mengenakan sarong? Manakah orang-orang lelaki yang mem-punyai beberapa potong pakaian ? Siapa di antara saudara yangmemiliki gelang perak ? Berapa banyak golok dan kampak sau-dara-saudara punyai, ketika saya baru datang di Andai ? Pernahsebelum ini saudara memiliki kain katun biru? Mana kalian punyamanik-manik yang indah, cermin dan pisau waktu itu? Ayo, cobajawab saya, kalau saudara bisa".

Dalam menyebutkan kebaikan-kebaikan itu berkali-kali Woel-ders ditukas pembicaraannya dengan seruan yang menunjukkankeheranan : Monsprauw, Monsprauw. Seorang Andai menukasnya

tengah pembicaraan dengan kata-kata : "Semua yang tuan ka-akan itu benar, tetapi bukankah kebanyakan barang-barang itukami terima dari tuan-tuan yang datang berburu ke mari?

Woelders pun menjawab : "Tuan-tuan itu datang sesudah kami.

149

Page 164: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kami berdualah yang mula-mula datang, kemudian yang lain-lainitu ikut. Kalian melihat sekarang, bahwa di mana kami datandi situ ada berkat".

Untuk kata Belanda "zegen" itu Woelders mempergunakankata Arab "berkat". Orang tahu betul bahwa kata ini adalah katayang mempunyai arti umum dan yang menunjukkan kemakmuranekonomi; hal itu mereka tahu dari Woelders. Karena itu, ketikaV/oelders berbicara lebih lanjut dan sebagai kesimpulan berpa-ling kepada soal iman, mereka pun agaknya tidak menerima halyang terakhir itu. Waktu itu hal-hal itu memang masih sedikitsekali artinya bagi mereka. Tetapi Woelders berbicara terus saja.Ia mengatakan:

"Jadi kalian melihat bahwa di mana kami datang, di situ adaberkat. Berapabanyak berkat akan diberikan kepadarnu olehTuhan, kalau semua orang Andai menjadi anak-anakNya ? Karenaitu, kawan-kawan, jangan lagi mengatakan: apa untungnya bagikami, kalau kami percaya kepada Kristus dan mengikuti Dia; le-bih baik kamu katakan : Kami ini orang-orang bodoh, 'karena kamimenghormati Konoor dan memberikan barang-barang kami kepa-danya (jadi memang ada juga beberapa orang yang pergi ke Man-sinam.K.) Dan selanjutnya, semua berkat yang bersifat sementaraitu akan berlalu, tetapi kalau kalian percaya kepada Dia yangtelah mati j.uga untuk kalian, kalian akan memiliki kekayaan yangkekal; tetapi celakalah kalian, kalau kalian tidak bertobat".

Pada tanggal 29 Juli 1876 ada tiga orang dewasa dipermandi-kan. Namun mereka itu bukanlah orang-orang Andai, karena duadi antaranya, yaitu Woensdag (yang diberi nama Yohanes) danNaomi (yang diberi nama Lydia) adalah bekas-bekas budak yangtelah ditebus oleh Woelders. Yang pertama adalah seorang Biak,dan yang kedua seorang wanita dari Karoon. Soribari yang sudahpernah kami sebutkan itu adalah seorang Numfor dari Mansinam.Pembaptisan orang inilah yang sangat mengesankan. Belum pernahkedengaran bahwa seorang merdeka tunduk kepada adat orangasing — sebab demikianlah mula-mula orang artikan pembaptisan

150

Page 165: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

itu Pengaruh para wanita pada penduduk pantai adalah besar,baik dalam arti positif maupun negatif, seperti akan kita lihatnanti berkali-kali.

Di negeri Belanda reaksi atas permandian yang pertama sa-ngat positif, bahkan sampai keterlaluan. Reaksi itu disebabkanoleh laporan Woelders sendiri. Ia menulis : "Kita dapat mengamatibahwa Roh Kudus sedang bekerja di tengah-tengah penduduk".Dan UZV mengungkapkan harapannya yang diakibatkan oleh la-poran itu dengan berkata: "Tidak hendakkah kita menyatakanbahwa usaha zending di Irian Barat telah dikaruniai berkat besar,di mana Saudara Woelders telah mempermandikan tiga orangIrian ? Pintu telah benar-benar dibuka".

Namun "berkat besar" dalam mulut pengurus UZV itu lainartinya dengan pengertian orang-orang Andai. "Berkat" ataumenurut ucapan mereka "barakas" itu memang dikehendaki betuloleh orang Andai. Yang sangat mereka dambakan adalah "kese-jshteraan", hartamilik, sehingga mereka dapat membayar dendadan dapat mengikat perkawinan yang baik, artinya dengan relasd-relasi yang memang mereka inginkan. Tetapi apakah memangada pintu terbuka ?

Pada Hari Zending, orang mengemukakan pertanyaan: "Ke-napa semua orang dapat menjadi murid Yesus ?" Jawabannyaadalah: "Karena di dalam Yesus, yang di dalamNya berdiam se-luruh kepenuhan Bapa itu (bnd Kol 2:9), terdapat pemuasanatas semua kebutuhan khusus orang-orang tertentu dan bangsa-bangsa dalam keseluruhannya". Yang dimaksud oleh pembicaraini bila memakai kata "kebutuhan" tentulah bukan "sasaran-sasaran khusus yang di dalam kebudayaan masing-masing bangsamerupakan pusat atau inti". Sasaran-sasaran ini dapat kita nama-kan "kebutuhan-kebutuhan subyektif" sesuatu masyarakat, yangtelah berwujud dalam bentuk lembaga-lembaga. Tetapi adat-istia-dat itu justru dimusuhi oleh para zendeling atas dasar Injil; dansikap yang antitetis inilah yang merabangkitkan perlawanan daripihak penduduk. Pembicara itu hendak menunjuk kepada kebu-

151

Page 166: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tuhan-kebutuhan obyektif, dan yang dimaksud dalam hal ini adalah : hal-hal khas yang dibutuhkan oleh hati manusia agar manu-\sia dapat hidup secara penuh dan bebas. Hidup itu mencakupmanusia secara keseluruhan, tetapi dengan cara yang lain dari-pada dalam kebudayaan-kebudayaan yang tidak berdifferensiasi

Namun orang-orang Andai sudah pasti beluru mencurahkanperhatian kepada soal ini. Setelah tiga orang itu dipermandikanmaka beberapa orang lain menunjukkan minat kepada ajaranzendeling ini. WoeHers berharap akan dapat mengajak merekaitu menggabungkan diri dalam jemaatnya nanti. Tetapi orang-orang Andai mengambil tindakan lain. Kepada seorang di antaraorang-orang yang menunjukkan minat itu ditawarkan seorangwanita muda, yaitu dengan cara yang demikian menggoda, se-hingga orang itu tidak kuat menolaknya. Sama juga yang terjadiatas diri Konswou. Ia ini ingin dibaptis dulu, lalu menikah, tetapisanak keluarganya dan calon-calon sanak keluarganya mengertibahwa kalau ia dipermandikan, ia akan mendapat banyak pem-batasan, sehingga hampir tidak mungkin ia dapat bertindak se-bagai menantu yang penuh. Biasanya hubungan sebelum kawindilarang keras dan dikenai sanksi-sanksi, tetapi mudah sekali me-ngatur agar Konswou melanggar peraturan yang berlaku dalamadat maupun dalam agama Kristen dengan kerjasama sanak ke-luarganya, yang menjamin akan menyelesaikan perkara itu de-ngan baik. Si gadis yang bersangkutan harus memberikan kerja-samanya, dan gadis yang kedua disangkutkan pula, supaya oranglelaki itu dengan pasti dapat dikeluarkan dari lingkungan orang-orang Kristen, karena poligami adalah dilarang dalam agamaKristen. Konswou terperangkap. Dan demikianlah "gerakan" diAndai itu kandas pada persoalan fisik. Bagaimana bisa kata-kataWoelders melawan kenyataan ini ? Konswou punya dua istri, dandengan ini sekaligus ia berdiri di tangga sosial yang paling tinggi.

§ 2. Kerusuhan makin meningkat. Peranan wanita dalam mene-ruskan lingkaran setan

Ada masanya hasrat untuk membunuh itu menguasai betulhati manusia. Itulah juga yang terjadi dalam tahun 1876. Tahun

152

Page 167: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

itu beberapa orang nakhoda kapal sekunar menembak mati 14orang Irian di teluk Cendrawasih. Rupanya mereka merasa terpak-

bertindak begitu, meskipun perbuatan kekerasan seperti itutak bisa tidak merugikan usaha dagang mereka. Tindakan balasan

dari pihak orang Irian datang dengan segera. Mereka menghan-curkap rumah zending di Meoswar dan merampok semua barangyang ada di dalamnya. Juga, penduduk Sowek telah menyerangsebuah Kora-kora berawak 11 orang yang tersesat, dan membu-nuh semua awaknya. Dari adanya pakaian-pakaian panjang yangdijual Woelders pun menyimpulkan bahwa mereka itu adalahorang-oramg Sangir.

Desas-desus seperti itu mengobarkan napsu orang, dan dalamsuasana tegang yang tak menentu itu mereka pun langsungbertindak. Para zendeling pun sekarang t idak aman lagi, karenamereka adalah orang asing, seperti halnya para kapten kapal se-kunar itu. Kalau sanak saudara dari orang-orang itu melancarkanbalas dendam, maka cukuplah kalau mereka membunuh seorangdari kelompok si pelaku.

Di Moom pun keadaan tidak tenang. Meeuwig meninggalkantempat itu menuju Mansinam, karena sebagian besar dari "jema-ataya" telah melarikan diri.

Di Andai, seorang anak piara Woelders secara tidak sengajatelah melukai seorang anak lelaki dengan a n a k panah. Pertolonganmedis dari pihak Woelders ditolak oleh sanak keluarganya, karenakalau luka itu menjadi parah mereka akan dapat menuntut dendayang lebih besar. Mula-mula mereka melakukan usaha-usaha un-tuk membunuh anak piara Woelders itu, tetapi ketika usaha-usahaitu tidak berhasil mereka pun menangkap satu orang yang se-kampung dengan anak piara itu dan membunuhnya. KemudianWoelders harus membayar denda sebanyak f. 25,—, namun sesudahitu ketertiban tidak juga dapat dipulihkan, karena sekarang sanaksaudara dari anak yang dibunuh itu kembali harus melakukanbalas dendam.

153

Page 168: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Di samping rtu, tetap ada permusuhan antara Roon dan orang-orang Numfor di Doreh. Walaupun sudah ada empat orang anak-anak tewas sebagai pengganti dua kepala yang masih kurang dipihak orang Doreh, namun mereka tidak juga merasa puas. Setiapsaat dan dari segala penjuru orang bisa saja memperoleh serangan.Orang Doreh berharap dapat memperoleh. dua tengkorak orangdewasa, orang-orang Irian merdeka, dan kini giliran Roon. Dalambulan Mei 1877 orang-orang Doreh menuju ke selatan untukmenyerbu orang-orang Roon dan mengambil dua kepala itu.

Dengan iringan musik; perang yang terkenal itu pulanglahekspedisi itu pada tanggal 16 Mei. Para wanita mengenakan pakai-an yang terbaik (yaitu hiasan-hiasan yang meriah, daun-daunandsb.), dan segala sesuatu dipersiapkan untuk pesta penyambutan.Namun seketika pertunjukan itu pun berubah, ketika tak satu punkepala dilernparkan kepada para wanrta itu dari perahu. Lagupujaan berubah menjadi makian; para wanita berebut-rebut me-lontarkan kata-kata cacian. Orang-orang lelaki itu ternyata tidaklebih daripada perempuan-perempuan tua. Sekiranya orang-orangperempuan itu dibiarkan, tidak akan ada orang Roon yang pulanguntuk memlberitakan kekalahan itu".

Ekspedisi itu hanya dapat melaporkan hasil yang samar-samar.Ternyata terlalu besar kekuatan musuh yang harus mereka hadapi,sehingga mereka pun mencoba membunuh seseorang dengan caratersembunyi. Rupanya mereka telah menyasar seorang Wandam-men, tetapi mereka tak sempat membawa kepalanya. Ini membuatkeadaan menjadi lebih buruk lagi, karena orang-orang Wandam-men adalah musuh yang menakutkan. "Dalam bayangan, merekatelah melihat empat puluh perahu Wandammen muncul di tengahteluk untuk kembali melaksanakan balas dendam; mereka bah-kan tak berani mendayung ke Andai".

Belakangan ternyata bahwa orang yang terluka itu adalahkepala orang Meoswar. Ia meninggal memang, tapi penduduk telukDoreh tidak mempedulikan hal itu. Sementara itu orang-orangRoon melakukan terus usaha-usaha perdamaian. Maka datanglahsebuah perahu berisi orang Roon dan Wandammen membawa

154

Page 169: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

barang-barang yang hendak mereka bayarkan sebagai ganti keduakepala itu. Mereka minta kepada orang-orang Andai untuk men-jadi perantara. Tetapi orang-orang Mansinam tetap berpegang padatuntutannya dan bahkan berusaha menyogok para perantara orangAndai itu dan mendorong mereka untuk. membunuh seorang Roondan menyerahkan kepalanya. Ini adalah tawaran yang menarik,tetapi kalau mereka menerimanya, mereka sendiri akan menjadisasaran balas dendam orang-orang Roon. Tetapi Woelders dalamhal ini melihat alasan yang samasekal lain. Orang Andai meyakin-kannya bahwa mereka telah mengatakan kepada orang-orang Man-sinam demikian: "Kalau kami belum pernah mendengar SabdaTuhan, pasti kami bersedia menerima barang-barang kalian itu,tetapi sekarang kami akan melindungi orang-orang Roon".

Apakah memang benar demikian kami tidak tahu, tapi orang-orang Mansinam — yang sampai waktu itu telah 20 tahun penuhlamanya mendengar Sabda Tuhan — menyiapkan diri untuk me-nyerang Andai. Tetapi orang Andai segera juga mengerti apaakibatnya kalau mereka menolak tawaran orang-orang Mansinam.Mereka sementara itu telah meminta bantuan teman-temannyaorang Hattam dan Moire di pedalaman. Maka ketika orang-orangMansinam melakukan usaha untuk mendarat, mereka temui disana beberapa ratus prajurit bersenjata menghadap mereka. Danpasukan gabungan ini pun memperdengarkan teriakan yang demi-kian hebatnya, sehingga orang-orang Mansinam dan Doreh mengirabahwa mereka berhadapan dengan kekuatan yang jauh lebihbesar, dan karena itu mereka pun menarik diri. Ketika kemudianorang-orang Roon berangkat, orang-orang Andai pun mengantarmereka sampai keluar teluk Andai.

Woelders telah melakukan usaha untuk menjadi penengah,tetapi semangat prajurit yang beratus-ratus jumlahnya itu sudahbegitu berkobar, sehingga mereka tidak mau mendengarkannya.Tetapi ketika ia bertanya kepada anak lelaki Sengaji Roon: Ke-napa ayahmu begitu berusaha untuk mengikat perdamaian?"maka jawaban yang menonjol berikut inilah yang diperolehnya:"Ayah saya mau mendengarken Firman Tuhan, dan ia mengata-kan: Sekarang Pandita dari Meoswar dan Moom telah pergi, dan

155

Page 170: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

di Roon juga tak akan datang Pandita. Sekiranya ada perdamaiansaya akan dapat bertempat tinggal di Andai dan menjadi selamat,karena saya sudah tua dan tak lama lagi akan hidup". Sebelumitu Sengaji Roon memang pernah tiga tahun lamanya tinggal diAndai, dan menurut Woelders di sana ia adalah seorang "pende-ngar yang penuh perhatian". Benarkah yang dikatakannya itu ?Tentang itu kita akan dapat memeriksanya kemudian.

Dalam bulan Oktober 1877 akhirnya orang pun mendengartentang orang-orang Meoswar. Meskipun mereka itu dilukiskansebagai orang-orang yang cinta perdamaian, namun mereka tidakdapat membiarkan terbunuhnya kepalanya itu tanpa balas dendamDengan sejumlah 50 orang berangkatlah mereka dengan mukayang dihitamkan agar tidak dikenali, kemudian mereka menyerangsebuah perahu Andai yang bermuat sembilan orang, di antaranyaChrissi, yang telah mengambil bahan makanan dari pantai Timur.Semua mereka tangkap. Orang-orang Roon berusaha menebusmereka, tetapi Chrissi mengatakan: "Saya harus mati, karenaorang-orang Mansinam telah membunuh Korano Meoswar. Merekatelah memotong sedikit rambut saya dan memasangnya pada Kor-war Korano itu; mereka juga telah dua hari berpesta". Seorangpemuda bercerita kepada Woelders: "Bukan orang-orang lelaki,tetapi khusus orang-orang perempuan yang menghendaki matinyaChrissi. Orang-orang lelaki tak mau ; mereka menyebut Chrissisebagai sahabat mereka, dan mengatakan bahwa mereka telahtidur di rumah-rumah orang Andai". "Mereka sudah memberi ka-mi makan, bila kami berada di Andai bersama Pandita kita Moschedan Rinnooy". "Kalau Chrissi kalian bunuh, kalian semua akandibunuh, dan Pandita tak akan datang lagi ke tempat kita".

Orang yang membawa kabar untuk Woelders itu melompatmasuk perahunya dengan marahnya, ketika ternyata bahwa pe-rempuan-perempuan itu tidak mau melepaskan niatnya. Perempu-an-perempuan itu bahkan meneriakinya: "Kalau orang-oranglelaki tak mau membunuh Chrissi, kami sendiri yang akan melakukannya ; kami ingm menyimpan kepala Chrissi dalam rumahkami terus".

156

Page 171: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

157

Tetapi berbulan-bulan kemudian Chrissi ditebus juga, dankemudian menyusul yang lain-lain. Woelders membayar f. 70,—untuk pembebasan itu. Yang sangat menyolok dalam peristiwa

yang kita bicarakan ini adalah peranan para wanita. Bahwa me-reka itu mengamuk, itu tentu saja mempunyai arti yang istimewa.

Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa para wanita itu lebih hausdarah daripada para lelaki, walaupun kelihatannya demikian. Sebe-

lum ini kami telah menjelaskan bahwa para wanita lebih langsungdaripada para lelaki berhadapan dengan hidup dan mati, yaituyang menyangkut hidup di dalam masyarakat. Hanya dengan per-

lindungan nenek-moyang sajalah anak-anak dapat tumbuh denganaman dan pembunuhan oleh musuh yang tidak mendapat balasdendam berarti membahayakan anak-anak dan memperkecil ke-sempatan mereka untuk hidup.

Di Meoswar dahulu Anio Sara telah dibongkar dan korwar-korwar dibuang, karena rumah zending telah menggantikannyasebagai pusat magis. Ke situ pula para wamta melarikan diri padasaat-saat yang berbahaya. Tetapi sekarang di situ tidak ada lagizendeling; dan wanita itu juga yang menuntut matinya Chrissi itu.Rumah zending telah dibongkar, sehingga orang terpaksa kembalikepada tradisi nenek-moyang, dan itu mereka lakukan tanpa ke-sediaan untuk berkompromi.

Sekarang akan kita ikuti bagaimana keadaan di Andai padawaktu sebelum Woelders pergi cuti. Ide-ide Woelders yang istime-wa akan kita bicarakan pula.

§ 3. "Mata iman" Woelders

a. Andai sesudah 10 tahun kerja zending: terbagi

Woelders telah bekerja di Andai dari Desember 1868 sampaiAgustus 1878, lalu berangkatlah ia untuk cuti dengan tujuanpengobatan. W.L. Jens yang baru saja datang akan menggantikan-nya sementara ia bercuti. Dalam keterangan yang diberikannya,Woelders lebih kurang telah mengemukakan neraca kerjanya. Ia

menulis:

Page 172: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Orang-orang Andai terpecah menjadi dua kelompok. Bukanseparuh sudah berpaling kepada Yesus, bukan. Bunga-bunga ma-sih tersimpan di dalam kuncupnya. Tetapi, Allah dalam kerajaankasih 'bekerja dengan cara yang sama seperti dalam kerajaan alam;dan oleh karena ini mata iman di dalam bekerja kuncup bungaitu memandangi panen seluruhnya. Hal itu membikin kami gem-bira". Ia menerangkan selanjutnya kepada kita bahwa separuhdari orang-orang itu, yaitu orang-orang yang bersimpati kepadadia, tidak lagi mengambil bagian dalam pesta-pesta kafir danekspedisi-ekspedisi perompakan, dan mendatangi pula pertemuan-pertemuan secara teratur. "Separuhnya lagi jarang datang kegereja, menghindari saya dan menyembunyikan diri pada waktusaya mengunjungi mereka atau membiarkan saja saya berbicaraSementara itu mereka terus mengadakan pesta-pesta, terus me-lakukan ekspedisi perompakan; untunglah kebanyakan tidak ber-hasil dengan baik".

Tentu saja Woelders mencoba mencegah sebanyak mungkinekspedisi-ekspedisi perompakan ini, tetapi tidak selalu ia menge-tahui rencana-rencana semacam ini. Campurtangan Woelders itumengandung bahaya. Pada suatu kali mereka melancarkan jugasuatu ekspedisi, sekalipun Woelders melarangnya. Waktu ituWoelders meramalkan bahwa mereka akan menemukan nasib yangburuk. "Kalian tak akan berhasil mengayau, sebaliknya akanmenderita kerugian". Semua orang mendengar kata-kata ini. Enamhari kemudian datang berita bahwa perahu mereka telah terbalikdan semua barang mereka hilang. Sekutu-sekutu mereka mende-rita juga kerugian, dan mereka ini menganggap orang-orang Andaibertanggungjawab atas kerugian itu, sebab Andai-lah yang telahmengusulkan untuk mengadakan ekspedisi itu. Karena itu merekamenangkap seorang Andai sebagai sandra. Sial sekali, ternyatabahwa orang itu bukanlah orang Andai, melainkan orang yangkebetulan bertamu untuk sesuatu keperluan dan yang iseng-isengikut dalam perjalanan. Sanak saudaranya dari Manzemam kinimenganggap orang-orang Andai bertanggungjawab dan mereka iniharus membayar uang penebus guna membebaskan orang Man-zemam itu. Ketika berita ini sampai di Andai (demikianlah menu-

158

Page 173: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

keterangan Woelders), maka orang-orang yang bersimpati puntepuk tangan. Kenapa kalian tak mendengarkan nasehat Tuwan?

Bukankah ia telah meramalkan hasil seperti itu ?

Woelders melihat jalannya peristiwa ini dengan perasaansangat puas, tetapi sikapnya itu sungguh berbahaya. Jangankan

ramalan, suatu peringatan pun mereka anggap sebagai suatuancaman. Sekiranya Woelders seorang Irian, maka dengan tindak-annya itu ia telah memutuskan nasibnya sendiri. Penggantinyabanyak akan mengalami kesulitan justru karena sikap Woelders itu.

Pengganti Woelders adalah Jens. Ia harus diperkenalkan denganlapangan kerja dulu, dan bersama dia Woelders mengadakan per-jalanan ke selatan, di mana orang telah menunjukkan minat,menurut penginjil dari Sangir itu. Pada tanggal 18 September 1877mulailah perjalanan itu, dan perjalanan berlangsung 7 hari. Banyakperkampungan sepanjang pantai mereka kun]ungi, sekalipun om-bak sangatlah besar. Kadang-kadang mereka pun tidur di pantai.

"Di bawah sinar bulan Bink mengalbarkan Injil. Di salah satukampung di tempat itu berlabuh 25 perahu dari teluk Doreh, dankini menjadi jelaslah betapa besarnya saling curiga antara orang-orang itu. Orang-orang Numfor takut kepada orang Arfak: taksampai empat orang Numfor yang berani memasuki daerah orang-orang Arfak. Perbuatan seperti itu dapat menyebabkan merekakehilangan kepala, karena masih terus berlangsung permusuhanlama antara mereka, dan kepala seorang Numfor adalah matauangyang baik juga bagi orang Wandamen dan Windesi untuk mem-kayar hutang mereka kepada orang Arfak, dan hutang dari keduasuku yang terakhir itu kepada orang Arfak adalah sungguh besar.Juga pada orang Arfak berlaku prinsip: kepala adalah kepala,dan tiap kepala dapat dimanfatkan, asalkan bukan kepala darisuku sendiri".

Dari sini jelaslah bahwa orang Arfak (dalam pengertian kolek-tif) menganggap penduduk pantai juga sebagai satu kolektif. Suatukepala yang dikayau harus memperoleh pembalasan dendam, tetapi

sanak keluarga dari si korban harus menyelidiki apa yang menjadisebab pembalasan dendam dari pihak orang Arfak itu. Dan mereka

159

Page 174: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

harus mengayau pula pada musuh yang sebenarnya dari orangArfak. "Pembalasan dendam tak langsung" seperti ini seringkalimenyebabkan timbulnya perhitungan-perhitungan yang sangat ru-mit, dan menyebabkan juga timbulnya keadaan yang tidak me-mungkinkan orang berkhayal dirinya aman, di mana pun ia berada.Namun para zendeling mempunyai reputasi yang baik. Begitunama mereka disebut, orang-orang Arfak yang penuh kecurigaanitu pun bersikap ramah dan dapat diajak bicara. Barangsiapamenyatakan dirinya kawan dari Tuwan di Andai, ia akan mem-peroleh pintu terbuka.

Ketika rombongan tiba kemibali di pantai, di sana mereka jum-pai puluhan orang Irian. "Mereka habiskan waktu siang di sanasecara menyenangkan, dan ketika bulan naik berceritalah seorangdi antara orang-orang Numfor yang bernama Mambui tentangManggundi (tokoh Messias Irian), sedang Bink bercerita tentangYusuf". Mitos tentang Messias itu dikenal oleh semua suku itu.

Orang Arfak di pantai menduga bahwa ketiga zendeling itumencari tempat untuk Jens dan mereka bertanya apakah ia dapatdiberikan kepada mereka. Apakah alasan mereka ? "Mereka me-nginginkan seorang Pandita, karena mereka tidak punyai pisau,manik-manik, katun biru, kampak dsb. Kalau mereka menghendakibarang-barang itu, mereka harus pergi ke Andai, sedang jalan keAndai sangat berbahaya".

Tetapi reaksi atas permintaan itu adalah: kalau hanya itulahyang menjadi tujuan mereka, maka lebih baik mereka tetap datangke Andai. Namun mereka tidak berkecil hati, dan meminta pen-dapat seorang dari antara orang Numfor: dapatkah mereka harap-kan seorang zendeling atau tidak ? Jawaban yang diberikan olehorang Irian yang licik itu memberikan kesan yang baik kepadakita mengenai cara mereka menanggapi soal-soal penting. dan jugamengenai bagaimana mereka menganggap para zendeling sebagaimonopoli mereka. Terlebih pula sia-sialah harapan para zendeling)yaitu bahwa mereka akan meneruskan Injil. "Orang Irian yanglicik itu, yang pernah menjadi murid zendeling-zendeling yangpertama, memberikan jawaban berikut, yang jelas tidak bebas darisifat mengejek dan mengecoh.:

160

Page 175: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Saya tak tahu, tapi saya rasa tidak. Kalian telah melihat pagiini apa yang telah kami penbuat. Kalian hadir juga, tetapi kaliantak tahu apa yang kami lakukan. Sekarang dengar: Kama melihatdan mendengar bagaimana Tuwan yang kecil itu beribicara dankami duduk tenang, dan kemudian kami menyanyi. Tetapi kemu-dian kalian melihat juga Tuwan menutup matanya dan melipatkantangannya, lalu dia bicara juga. Apa yang dia lakukan waktu itu?Dia bertanya kepada tanah tempat kita berada, apakah tanah itucocok untuk membangunkan rumah bagi seorang Pandita, tetapitanah tidak menjawab; lain-lain kali memang menjawab, bilaTuwan-tuwan mengemukakan pertanyaan itu. Selanjutnya kaliantelah melihat bahwa kami telah bubar, dan Tuwan-tuwan mengisibedilnya. Ini dilakukan supaya bedil itu menyatakan kepada me-reka apa yang harus mereka lakukan, tetapi sekarang mereka telahmasuk hutan dan telah menembak, dan kemudian bedil Tuwanyang kecil itu meledak; maka sekarang tak mungkin kalian akanmendapatkan seorang Pandita".

Bink kemudian menegur si tukang cerita yang sudah berbohongitu, tetapi redaksi majalah UZV menambahkan: cerita ini menun-jukkan kepada kita bahwa orang Irian pun mempunyai kecakapanuntuk mempedayakan orang.

Namun cerita ini menunjukkan hal yang lain juga. Cara ber-pikir animisme di sini menyatakan diri dengan jelas, juga caraorang Numor melaksanakan upacara sebelum membangun sebuahrumah. Lebih daripada itu, ini adalah jalan pikiran yang tentu-nya masuk akal bagi orang Arfak itu. Ini bukan fantasi, tapisuatu jalan pikiran lain yang mengandung logikanya sendiri.

Perjalanan itu memang tidak memberikan banyak harapan.Andai masih tetap merupakan sebuah pulau di tengah laut yangbergolak, walaupun Woelders telah 10 tahun lamanya bekerja.

b. "Pagi yang cerah, malam yang muram" (Jens)

Sejak tanggal 5 April 1878 keluarga Jens tinggal di rumahWoelders. Pada tanggal 13 dan 14 April Woelders melakukan acara

161

Page 176: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

permandian yang kedua. Kini dua orang Irian dari Andai ikutdibaptis bersama dua orang yang pernah ditebus oleh Woelders.Jens "merasa gembira dengan jawaban-jawaban yang sungguh-sungguh yang diberikan para calon dan dengan berkat yang di-peroleh pekerjaan itu".

Jens mengirim laporan yang berjudul seperti di atas tentangpengalamannya yang pertama setelah Woelders pergi (pada hariSabtu tanggal 20 April) ke Mansmam bersama istrinya untuk me-rayakan hari Paskah (tangal 21 dan 22 April) bersama jemaatTanggal 20 April adalah hari ulang tahun nyonya Jens. Merekadibangunkan pagi-pagi oleh nyanyian Kristen, sehingga hari iturupanya akan menjadi hari yang meriah. Tetapi pada malam hari,ketika Jens memainkan lagu "Segala benua dan langit penuh"(dalam bahasa Numfor: "Ro murim ma barek siap snom-snom bebije") pada organ sebagai pembukaan atas kebaktian malam, ter-dengarlah bunyi yang menakutkan dari belakang rumahnya. Ter-nyata bahwa Janna, gadis piara Woelders telah diserang orang,dan orang itu telah berusaha memenggal kepalanya. Memangusaha itu telah gagal, tetapi gadis itu memperoleh luka besar,sebuah anak panah tertancap pada pahanya, dan sebelah tangannyaterenggut dari pangkalnya. Jens langsung memberikan pertolongan,menyalakan sebuah lentera dan membawa penderita itu ke dalamrumah. Apakah sebab dari perbuatan yang luarbiasa ini ? Balasdendam tak langsung! Seorang anak piara Woelders (Yohanes)telah berselisih dengan seorang Andai karena persoalan seekorbabi. Karena Yohanes di luar kampung selalu membawa bedil,maka orang Andai itu pun berpindah tempat tinggal. Kemudianistri orang itu meninggal, dan Yohanes-lah yang dipersalahkan ka-rena terjadinya peristiwa itu. Perbuatan itu diprakarsai oleh se-orang pemuda bernama More, yang pernah ditebus Kamps danyang telah menjadi murid Woelders.

Kesan pertama yang diperoleh Jens di Andai adalah ketidak-amanan, baik sekitar kampung maupun di dalam perkampungan,dan bahkan juga di pekarangan zending. Semua itu saling berkait-

162

Page 177: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

an. Tujuh orang yang telah dipermandikan sama sekali tidakmerupakan inti yang membentuk kesatuan, yang diharapkan akan

melahirkan suatu jemaat.

Bulan-bulan yang terakhir sebelum berangkat, Woelders me-ngobati seorang pasien yang tidak berhasil disembuhkan oleh

Konoor Mansinam, "Orang itu lebih tepat dikatakan mati daripadahidup, pada waktu saya (Jens) menerimanya. Woelders mengata-kan bahwa ia kurang suka merawat orang yang sakit parah,karena kalau orang itu nanti mati, maka orang-orang Mansinamakan menganggap orang-orang Andai bertanggungjawab, tetapiorang-orang Mansinam telah berjanji tidak akan berbuat begitu.Maka Woelders pun mengatakan : 'Kalian akan melihat bahwaYesus yang saya layani itu akan membuat orang ini sehat kem-bali'."

Untunglah bagi Woelders bahwa orang sakit itu sembuh, tetapikita menyadari betapa berbahayanya janji yang telah diberikannyaitu. Mula-mula Woelders mengira bahwa melalui usaha pengobatanyang berhasil itu ia telah membawa orang Mansinam dan Andailebih dekat kepada agama Kristen. Tetapi ia sendiri mengakuibahwa perkiraan itu sesat. Ia menulis tentang penduduk telukDoreh dan orang-orang Andai sebagai berikut: "Konoor Mansinamsudah jatuh namanya. Orang Irian sekarang berani berkata dengantenangnya: Dia membohongi kita, kita mesti cari yang lain. Me-reka itu belum mau tahu sedikitpun tentang Nabi, Imam danRaja yang benar. Mereka bersikap masabodoh terhadap dia, danmereka tidak menerima atau menolak Dia. Akibatnya (sic! K.)kita dapat mengharapkan segalanya dari mereka, sedangkan ke-kafiran yang beradab (di Eropa. K.) sudah lama mengucapkanselamat tinggal kepada Yesus dari Nazareth".

Tapi andaikata orang-orang sakit datang kepada Woelders ka-rena ia telah menyembuhkan seseorang ? Woelders rupanya tidakmempertimbangkan hal ini. Tidakkah penilaian mereka terhadap

Konoor akan menjadi penilaian terhadap Woelders juga, kalauada pasien yang meninggal ? Dan siapakah yang tahu, apa yang

memang mereka katakan ?163

Page 178: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Namun ucapan-ucapan Woelders yang saleh tetap mengandungoptimisme, dan ia tetap melihat dengan "mata iman", sekalipunsepuluh tahun penuh ia bekerja hampir tanpa hasil. Tentang iniia memberi kesaksian juga di negeri Belanda.

Jens mengamlbil alih pekerjaan itu di tengah banyak kegeli-sahan dan ketidakpastian. Dalam bulan Oktober 1877 ia muntahdarah, berkali-kali. Ia sadar benar apa ini artinya: atau ia akansegera mati, atau ia harus hidup selalu dengan sangat hati-hatiPada jaman itu peristiwa muntah darah bukanlah alasan untukmencari pengobatan di tempat lain. Dan begitulah Jens memulaitugasnya dengan menanggung risiko dari segala penjuru.

c. Laporan Woelders di negeri Belanda

Pada hari Zending di Utrecht Woelders menyampaikan beritatentang orang-orang Kristen di Andai, dan atas nama mereka iamenyampaikan salam dan ucapan selamat. Kemudian ia mengata-kan : "Sayang sekali banyak zendeling mengharapkan orang-orangKristen yang masih baru itu mencapai tujuan yang sebetulnyabelum tercapai oleh mereka sendiri pun, yaitu bahwa mereka itumenjadi Bapa-bapa di dalam iman. Para zendeling itu lupa bahwamereka sedang mengasuh bayi-bayi. Dan jemaat di Tanah Air punmengharapkan segalanya dari para zendeling itu, dan dengan inijemaat jadi lupa akan dirinya, menelantarkan pertemuan doa, dandengan nada mengeluh berseru: 'semoga pemberian-pemberiankita dipergunakan dengan baik'."

Selanjutnya Woelders berbicara tentang Irian Barat selbagaimedan zending: "Irian adalah tanah yang baik untuk zending,karena di sana kita belum berhadapan dengan kekafiran Eropa.Tetapi kita harus bertindak dengan cepat, karena saya khawatirbahwa kalau tidak demikian kita di situ juga akan terpaksa ber-hadapan dengan tembok Islam yang tinggi. Hendaklah diketahuibahwa di tengah orang-orang kafir di Irian sedang berlangsungpergolakan. Mereka tidak mau tetap men]adi orang kafir, tetapimengulurkan tangan agar mendapat sesuatu yang lain; karenaitulah terdapat harapan besar bagi Irian".

164

Page 179: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dalam ceramah Woelders ini terdengar seolah-olah orang bolehmengharapkan suatu gerakan besar menuju agama Kristen. Tetapilaporan-laporannya yang terakhir sekitar Mansinam, Doreh danAndai, demikian juga sekitar perjalanan yang diadakan bersamaRink dan Jens itu, bernada samasekali lain. Gerakan dan minatmemang cukup, tetapi tetap saja ada ekspedisi-ekspedisi pengayau-an dan keinginan untuk memperoleh keunmngan ekonomi. Selan-iutnya Woelders mengabaikan kenyataan bahwa "orang-orang ka-fir" dengan mudah menerima unsur-unsur yang baru. Ternyatawaktu itu orang belum melihat persoalan sinkretisme. Menyolokjuga selanjutnya bahwa Woelders berbicara sebagai orang pertama;istrinya yang tiap hari menyelenggarakan sekolah dan penginjilPalawey dari Sangir tidak pemah disebut-sebut. Dan kemudian:gerakan besar yang benar-benar terjadi 25 tahun kemudian ter-nyata tidak menghinggapi Andai.

Individualisme kadang-kadang memang menonjol sekali padamasa itu. Dan apakah "mata iman" itu ada kalanya tidak menye-lewengkan orang sehingga melihat khayalan-khayalan ? PenggantiWoelders dengan segera mengalami hal itu.

§ 4. Keteguhan dalam menghadapi kemasabodohan dan perla-wanan (Bink di Manokwari)

Usaha-usaha Bink untuk memperoleh anak-anak guna mengisisekolahnya tidak mendapat banyak hasil. Ia mengajak ayah se-orang anak yang bernama Mofri agar mengirimkan anaknya kesekolah, tetapi' ia ini menjawab: "Mofri begitu bodoh, sehingga tuannanti akan bikin mulut tuan usang karena bersusah-payah untukmenjelaskan segalanya, dan kalau nanti tuan tidak bisa lagi bicaraorang-orang Belanda akan mendatangi saya dan menuntut pem-bayaran dari saya karena usangnya mulut tuan". Bink menambah-kan: "Ini sesuai benar dengan adat mereka. Bila saya mempeker-jakan seorang Irian dan orang itu mendapat luka, maka sayaharus membayar karena lukanya itu; makin besar luka itu, ma-

kin tinggi jumlah yang harus dibayarkan".

165

Page 180: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Upacara-upacara gereja dan kebaktian-kebaktian pagi puntidak berjalan lancar. Setiap hari Sabtu Bink mendatangi rumah-rumah dan mengundang orang-orang untuk datang mendengarkan,tetapi jumlah orang yang datang tetap saja kecil. Hadirin bisalebih besar jumlahnya, menurut Bink, jika ia membagikan tem-bakau dan gambir. "Dalam hal itu rumah saya akan menjaditerlalu kecil; namun saya tak melakukan pembagian itu, dan ka-renanya rumah saya cukuplah besarnya".

Apakah yang harus diperbuat ? Sesudah kebaktian selesai,seikali lagi ia pergi ke kampung; di tempat pembuat tembikardan pandai besi biasanya ia menemukan sekelompok orang. Iapun bertanya kepada mereka, kenapa mereka tidak datang. Te-tapi jawaban mereka bersifat umum, yaitu bahwa mereka tidaktahu, bahwa orang Numfor adalah bodoh sekali dsb. Maika Binkpun mulai menoeritakan apa yang telah ia uraikan dalam kebak-tian tadi.

Di sini kita merasakan proses yang berat dan lambat, berbi-cara yang tidak mendapat tanggapan, usaha keras yang tanpahasil, kerja yang tanpa harapan. Bink bertumbukan dengan sikapacuh tak acuh yang tanpa permusuhan. Namun sekali-sekali da-tang juga tanggapan, dan orang pun mulai berpikir. Demikianlahmisalnya yang terjadi, ketika Bink bercerita tentang sejarah Nuh,tentang air bah dan tentang pelangi. Timbullah waktu itu perca-kapatn tentang sorga dan jiwa-jiwa orang yang telah mati. Waktuitu Bink belum tahu bahwa menurut suku-suku Irian tertentupelangi itu adalah jembatan bagi jiwa-jiwa itu: di tempat pelangibertemu dengan kaki langit di atas bumi naiklah jiwa-jiwa itu,dan kemudian jiwa-jiwa itu turun lagi ke dunia bawah, yaitu ditempat lengkungan kaki langit itu mencapai permukaan laut.Bink menulis:

"Orang-orang Irian tidak sama pendapatnya tentang tempatjiwa-jiwa orang yang telah mati: yang satu menyatakan ada dihutan, atau setiap malam jiwa-jiwa itu mengembara ke rumah-rumah meminta tembakau dan gambir. Yang ketiga menyatakan .

166

Page 181: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

167

di batas penglihatan. Tetapi sorga itu bukan di atas, bukan; jiwaorang mati itu pergi ke sana lewat permukaan air, dan sesudah

sampai di sana jiwa itu menukik ke bawah lalu berada dalamsorga orang Numfor. Sorga orang Belanda ada di atas, tapi sorga

itu tidak jauh letaknya dari sorga mereka".

Bagi Bink, ini merupakan cerita yang kacau; seorang "theo-log" Irian (shamaan, dukun) pun tidak akan dapat menolonguntuk menjernihkan kekacauan itu, kecuali kalau Bink secarasistimatis mencari keterangan dan memiliki bahan-bahan yangberupa teks-teks sejumlah mitos. Penyelidikan mengenai hal itumembawa kita kepada kesimpulan-kesimpulan berikut. Orang-orang Numfor dan Biak percaya akan adanya sekurang-kurangnyadua jiwa, kadang-kadang juga tiga jiwa. Yang pertama adalahyang dinamakan rur (yang dipanggil untuk mendiami korwar) :yang kedua nin (bayangan) yang terus mengembara dan dapatmenitis dalam seekor ikan lumba-lumba atau ular laut dan yangoleh orang-orang yang tinggal hidup hendak diikat dalam rumah-rumah miniatur, seperti yang pernah dilihat oleh Ottow pembua-tannya. Akhirnya yang dinamakan aibu adalah jiwa mati yangpergi ke jenaibu (pantai orang-orang mati di dalam bumi ataudi atas dataran laut). Ada kalanya orang menggunakan istilah-istilah dan nama-nama ini secara campur-aduk, sehingga membuatlebih rumitnya pembedaan.

Rur dari orang yang telah, dikayau kepalanya berdiam di te-ngah taburan bintang Bima Sakti. Bagi orang yang masih hidupjiwa yang demikian itu sudah hilang, kecuali kalau orang-oranglain dapat mengambilnya kembali dengan melalui balas dendam.Maka pada korwar yang mereka buat setelah melakukan balasdendam diikatkan sedikit rambut dari si korban yang telah dibunuhuntuknya itu (bnd cerita Chrissi dalam V,2).

Bukan tidak masuk akal bahwa dalam diskusi yang tersebutdi atas itu ada yang bertanya ke mana matahari setelah terbenam

dan apakah ada sebuah lobang di dalam bumi yang biasa dilewatimatahari itu. Sebenarnya, si penanya sudah tahu : matahari itu

turun lewat dunia bawah dan tiap pagi didorong naik oleh makh-

Page 182: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

luk-makhluk kerdil yang kuat. Bink berusaha menjelaskan ke-pada para pendengarnya bahwa bumi ini bundar, dan ia punmenjelaslkan keterangannya itu dengan sebuah lampu dan sebuahbola. Ini untuk si penanya itu sudah keterlaluan, dan ia pun me-ngatakan : "Bumi ini tidak berputar, karena kalau berputar ini-lah yang kejadian". Maka orang itu pun memegang kedua kakianaknya, lalu dijungkirkannya. "Jadi begini, ya ?" Orang-orangpun ketawalah, dan Bink pun diam.

Namun demikian sedikit demi sedikit berhasil juga Binkmemperoleh lebih banyak pengunjung dalam kebaktian yang di-adakannya. Tetapi ia terpaksa menyerah, yaitu dalam hal pem-bagian tembakau dan gambir. Bagi para pendengar isi kebaktianitu sukar juga, karena apabila para zendeling berbicara tentangkeselamatan jiwa (dan ini terjadi sering sekali), maka orang-orang Irian itu tidak tahu dengan pasti, jiwa yang manakah yangdimaksudkan. Apakah yang dimaksud para zendeling ialah rur?Kalau demikian, maka dorongan zendeling dalam khotbahnya,yaitu supaya orang memperhatikan nasib jiwanya, hanya bisamereka artikan sebagai: membuat korwar sesudah seseorang me-ninggal, memanggil rur supaya tinggal dalam korwar itu, dansesudah itu sekali-sekali memanggilnya, merawatnya dan memintanasihatnya. Tetapi para zendeling justru demikian keberatan de-ngan korwar, Rumsram, mon dsb. itu. Lagi pula: bagaimana bisajadi bahwa selagi masih hidup orang memperhatikan nasib jiwa-nya. ? Bukankah sesudah mati, hal itu menjadi tugas dari sanaksaudara ? Orang yang masih hidup hanya dapat melakukan halitu dengan cara yang tidak langsung: dengan mencapai prestise,dengan mengumpulkan barang-barang, dengan membalas dendamkalau ada orang gugur dslb., tetapi terhadap semuanya itu punpara zendeling berkeberatan. Karena itu kita tidak heran, ketikaBink kemudian menulis:

"Jumlah pengunjung gereja menurun; mereka mengatakanbahwa mereka tidak dapat membeli apa-apa dengan apa yangdiceritakan kepada mereka itu. Kalau dia mengijinkan merekamembeli barang-barang dengan berhutang, maka mereka bisa

168

Page 183: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menarik manfaat daripadanya, tapi apa gunanya kata-kata Man-seren Allah buat mereka ? Nenek-moyang juga tak kenal dengan

kata-kata itu".

Singkatnya : pengertian "keselamatan jiwa" tidak dapat di-iemahkan, karena dalam kepercayaan orang Nurnfor terdapat

terlalu banyak jiwa.

§ 5 Kesulitan sekitar istirahat pada hari Minggu

Di masa perintis itu, para zendeling sangat banyak memberi-kan tekanan kepada perintah tentang hari sabbat, terutama padabagiannya yang kedua, yaitu larangan untuk bekerja. Lebih-lebihhal itu menonjol karena tidak pernah orang memberi tekananpula pada bagiannya yang pertama, yaitu pada hal "mengudus-kan" dan "mengingat" hari itu, meskipun bagian yang kedua yangberupa larangan itu tidaklah masuk akal tanpa adanya yang per-tama, dan yang pertama itu barulah memipunyai arti bagi merekayang percaya bahwa dunia ini adalah ciptaan Tuhan.

Semua suku Irian mengenal pantangan-pantangain, yang me-liputi larangan untuk berpesta, berdayung di laut dab. Tetapipantangan tertentu itu selalu berlaku untuk satu kelompok pen-cluduk tertentu saja. dan alasan-alasan pantangan itu pun jelas,misalnya karena meninggalnya seseorang, karena hendak melin-dungi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan ke Tidore,untuk melindungi orang-orang yang sedang berburu artau menga-yau dsb. Ketika para zendeling datang membawa perintah ten-tang hari sabbat itu, alasan satu-satunya yang dikemukakan olehPara zendeling ialah: perintah Tuhan. Ottow dan Geisler tidakmembeli apapun dari orang-orang yang pada hari Minggu pagimenangkap ikan dan kadang-kadang tidak memibeli juga apa-apadari orang-orang yang tidak datang ke gereja. Kalau orang-orangNumfor itu pergi ike Amberbaken, maka pertanyaan tetap yangselalu diajukan oleh para zendeling ialah, apakah di situ mereka

itu ingat akan hari Minggu. Dan untuk menjaga hubungan baik,

orang pun sering memberikan jawaban bahwa mereka itu tiaphari Minggu "pergi tidur" (mendarat dan istirahat).

169

Page 184: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Beyer, yang bekerja di Kwawi (Doreh) pernah memukulhancur barang-barang tembikar yang dibuat oleh seorang perem-puan pada hari Minggu, dan rupanya dengan itu ia bermaksudmelakukan sesuatu yang baik. Tetapi pengurus UZV menuliskepadanya: "Harus kami ragukan, apakah kasih yang menjadipendorong, waktu anda menjatuhkan hukuman atas pelanggaranhari sabbat itu, yaitu membakar tembikar pada hari istirahat.Kami berpendapat bahrwa semangat anda itu bukanlah semangatyang penuh pengertian, Hanyalah dengan Firman, dan bukan de-ngan keperkasaan atau kekerasan, kita dapat membawa orangyang berpikiran lain kepada keyakinan yang lain. Sekarang, ka-lau pun mereka itu terpaksa menyerah karena- kekuatan andaatau lebih tepat dikatakan karena kekerasan anda, tetapi andasamasekali tidaklah memberikan sumbangan bagi meningkatnyapenghormatan atas hari istirahat itu".

Pada masa sebelumnya, Ottow pun kadang-kadang bertindakdengan kasar. Pernah Bink mendengar tentang hal itu sekitar15 tahun sesudah kematian Ottow, melalui percakapan denganMambui. Peristiwa yang diceritakan Mambui itu cukup menarikperhiatian. Ia telah mengucapkan sumpah demi meriam untuktidak lagi "mengadakan hari Minggu", karena menurut da sepu-luh orang dari sanak saudaranya telah. meninggal, Walaupun me-reka itu semua mengunjungi kebaktian-kebaktian. Bink berke-inginan menjenguk Mambui di rumahnya yang baru, tetapi Mam-bui menolak dengan sangat tegas. Ia takut jangan-jangan Binkakan "mengadakan hari Minggu" di rumahnya, maksudnya mem-bacakan bagian dari Alkitab dan berdoa, karena "ia sudah pernaihbersumpah bahwa ia tidak akan mengadakan hari Minggu lagidan ia akan memegang teguh sumpah itu". Bink berpendapatbahwa sumpah itu adalah sumpah yang buruik, jadi tidak perlu-lah Mambui memegangnya. Itu sama saja dengan mengatakankepada Manseren Nanggi: "Aku tak mau lagi berurusan dengan-mu; aku benci kepadamu". Bink mengatakan : "Mambui harusmengerti bahwa Allah itu adalah Penciptanya dan Pemberi anu-gerah, dan bahwa Ia berkenan menjadi Bapanya di dalam Kristus".Tetapi Mambui menjawab : "Tidak, bukan itu yang saya mak-sudkan".

170

Page 185: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kini Mambui memerlukan bantuan seorang teman, karenadia sendiri tidak boleh menyebutkan benda yang dia pakai ber-sumpah. Hal itu dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan negatifyang menghukum. Maka seorang yang lain mengatakan: "Soal-nya, tuan, Mambui sudah lama sekaii mengucapkan sumpah itu.Waktu itu masih belum ada tuan-tuan yang lain, hanya Ottowdan Geissler. Pada suatu hari Ottow memukul gong di Doreh.sebagai tanda hari Minggu. Mambui tidak mendengar bunyi gongitu, karena dia tinggal jauh dari situ. Ia pun datang hendak men-jual pisang, tetapi ketika ia berdiri dengan membawa pdsang itu,tuan Ottow marah sekali kepadanya, menghinanya dan mengata-kan, "Jadi kamu tak tahu bahwa hari ini hari Minggu, dan ka-rena itu saya tak akan membeli apa-apa ?" Maka Mambui punmenjadi marah juga, dan bensumpah demi meriam bahwa ia tidakakan lagi mengadakan hari Minggu dan bahwa ia dengan sekuattenaga akan menghalangi orang-orang lain mengadakan hariMinggu, dengan jalan membuat kegaduhan dan huruhara. TuanOttow tidak pernah menebus penghinaan itu, dan karena itu sum-pah itu masdh tetap berlaku. Kalau tuan memberikan sehelai sa-rong atau barang lain kepada Mambui, ia akan mencari daun-daunan dan mandi dengan daun-daunan itu; maka dengan itu iaakan bebas dari sumpahnya dan akan mengadakan hari Minggubersama-sama kita".

Reaksi Bink atas semua itu ialah, bahwa kalau tuan Otfcowmemang melakukan hal-hal seperti yang mereka ceritakan itu,menurut pendapatnya itu terang tidak bijaksana. "Tetapi tuanOttow sudah lama meninggal dan tidak dapat mempertanggung-jawabkan hal itu. Barangkali peristiwanya samasekali lain dariyang saudara ceritakan itu. Tidalk baiklah kita berbicara buruktentang orang yang sudah meninggal, yang tidak lagi dapat mem-pertanggungjawabkan perbuatannya".

Maka Bink pun memperoleh jawaban: "Saya tidak bohong".Tetapi Bink tetap mengatakan bahwa perbuatan Mambui ber-sumpah itu tidak baik : "Allah yang di Sorga belum pernah me-nerima sumpah itu, oleh karena itu tidak perlu ia memibersihkandiri dari sumpah itu".

171

Page 186: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Tetapi ketika itu para hadirin pun ikut campur : "Tuan benar,tetapi kalau Mambui tidak dilepaskan dari sumpah menurut adatkami, kami takut bahwa ia akan tertimpa seisuatu yang burukkalau nanti dia mengadakan hari Minggu".

Mengertilah sekarang Bink bahwa suatu sumpali yang diu-'capkan demi alat senjata yang paliing mengerikan. itu dimata me-reka pastilah ampuh. Maka ia pun "bersedia untuk menempuhsegala cara yang jujur dan yang mungkin baginya, agar supayasaudara sempat mendengarkan Sabda Tuhan: tiada iman tanpapendengaran". Maka Bink memberikan sarong, dan Mambui punmenyucikan dirinya, tetapi ia tak mau menunjukkan daun-daunanyang digunakannya untuk itu. Sampai-isampai Bink menyatakanbahwa orang mempermainkannya, tetapi ia pun miemperoleh ba-lasan: "Tuan akan melihat bahwa kalau lain kali tuan datangmengadakan hari Minggu, Mam'bui akan hadir".

Dan memang demikianlah yang terjadi. Mambui menepatijanjinya ; ia bahkan merintis jalan melalui hutan menuju rumah-nya. Dan ketika Bink mengadakan kebaktian yang pertama disana, maka "di tempat itu hadir 16-18 orang yang kelihatan, se-dangkan yang lain-lain tinggal berbaring atau duduk di dalamkamar-kamar rumah itu; dari tempat itu mereka dapat jugamendengarkan apa yang dikatakan oleh Bink (di ruangan te-ngaih) ".

Yang menonjlol dalam kejadian itu adalah beberapa hal yangsangatt penting;

1. Kasarnya tindakan Ottow dan pekanya Mambui.

2. Pengucapan sumpah bukan demi parang atau bedil, me-lainkan demi meriam.

3. Ucapan Bink: jangan bicara buruk tentang orang yangtelah meninggal; tetapi ia lupa bahwa para zendeling sering se-kajli mengina orang-orang mati, menamakan mereka itu setan-setan, berhala-berhala, balok-balok kayu dsb.

172

Page 187: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

4. Berkali-kali Bink secara terbuka meragukan apa yang di-katakan orang kepadanya, sedangkan sebaliknya ia berharap agarorang-orang Numfor menerima segala yang dikatakannya sebagai"kebenaran mutlak". Jadi dari pihak orang-orang Irian Bink meng-harapkan agar mereka mendengarkan dan mempercayai apa yangakan dikatakan oleh partnernya dalam berkomunikasi. Tetapi iasendiri tidak bersedia untuk mendengarkan dan mempercayai orang-orang Irian. Tentu saja bukan hanya Bink yang bersikap demikian,kita bahkan mungkin dapat berkata bahwa sering sekali memangdemikian itulah sikap orang Eropa terhadap penduduk asli dalampergaulan yang biasa. Tetapi begitu orang melakukan penyelidikanantropologi-budaya, orang pun sepenuhnya tergantung pada parainformannya. Bukankah pada kesempatan seperti itu yang sebalik-nya yang terjadi ? Yaitu bahwa si penyelidik "mempercayai" dan"dapat mengerti" apa yang kurang patut dipercaya, yang olehpara informan sendiri pun kurang dimengerti dan diungkapkandalam bahasa yang seringkali bukan bahasanya sendiri ?

Karena para zendeling setiap kali mengulang-ulang perintahtentang istirahat pada hari Minggu, maka orang-orang Irian punmengertilah bahwa istirahat itu penting sekali untuk para zende-ling, dan beberapa orang bersedia untuk "membantu mereka me-ngadakan hari Minggu", demikianlah istilah. yang mereka perguna-kan dalam hal ini. Tarowe, misalnya, yang telah ditegur oleh Binkkarena datangnya ke kebaktian sangat ti'dak teratur, memberikanpenelasan demikian: "Saya memang hanya sekali-sekali sajadatang, tapi bila saya lihat di sana sudah banyak orang, saya punberpikir: Tuhan sudah cukup orang yang memlbantu dia (menga-dakan hari Minggu), jadi saya dapat tinggal di rumah saja".

Bink adalah seorang tukang kayu, dan ia ditugaskan untukmengajarkan bidangnya kepada orang Irian. Tetapi ia tidak mem-peroleh murid, karena setiap orang sanggup untuk membuat segalayang mereka perlukan. Memang kadang-kadang orang datang jugakepadanya untuk meminta nasihat dan pertolongan. Seorang tu-kang besi Irian misalnya pernah minta kepadanya mengebor duabuah silinder kayu untuk puputan, karena cara ini jauh lebihmudah daripada dengan "membakar, mengikis dan kemudian me-

173

Page 188: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ngiris", seperti biasa dilakukan oleh orang-orang Numfor. Mula-mula ia menawarkan bayaran f. 2,50 kepada Bink untuk tiapsilinder. Tetapi kemudian ia beruibah pendapat: Bink adalah se-orang tuan besar dan tidak akan dia mau terima uang. Tetapi adacara lain untuk membalas jasanya. Biasanya ia mendatangi ke-baktian Tuwan Kwawi (waktu itu Jens), tetapi kalau Bink me-ngeborkan kedua buah silinder itu, maka ia dengan istri dananak-anaknya bermaksud "tidak akan pergi ke gereja di Doreh,tetapi di Menukwari".

Bink menjelaskan kepadanya bahwa lebih baik ia belajar sen-diri mengebor; tetapi pekerjaan ini terlalu ibanyak menyusahkanorang itu. "Ia akan mati kalau harus melakukan itu sendiri".Karena itu ia memanggil istrinya supaya istrinya mengebor keduasilinder itu, sementara ia sendiri duduk menonton sambil merokok,Hari Minggu berikutnya orang itu ada di gereja. Selesai acara iamengatakan: "... sekarang tuan dapat melihat sendiri, bahwa diabukan orang jelek yang suka membohong, tetapi Bink hanya maumeminjamkan bor kepadanya; sekiranya Bink mau melakukanpekerjaan itu untuknya, pastilah ia membawa serta istri, anak-anak dan budak-budaknya: tetapi sekarang sesuai dengan kebia-saan ia telah menyuruh mereka itu mengadakan hari Minggu diDoreh".

Dalam laporannya ini, Bink pun menambahkan bahwapedoman orang Irian adalah : "Bantulah kami, dan kami akanrnembantumu". Tetapi pandangan itu membawa konsekwensi yanganeh-aneh. Bink menulis : "Itulah memang hal-hal yang kurangdapat diterima, tetapi barangkali ini adalah akilbat kesalahan kitasendiri. Mungkin kita terlalu menekankan kepada orang Irianuntuk "mengadakan hari Minggu", karena seorang Irian yang se-cara teratur tiap hari Minggu datang ke gereja menganggap dirinyasudah hebat sekali; sama seperti pemuda yang kaya itu bertanya :Apakah yang masih kurang pada saya ?" (bnd Mat. 19-20). Lalutambahnya: "Untuk membangkitkan kesadaran akan nilai hariMinggu pada orang Irian itu, siapakah yang sanggup selain dariRoh Kudus ?"

174

Page 189: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Jadi kita lihat di sini bahwa yang oleh orang-orang Iriandianggap paling penting pada hari istirahat itu ialah hal mengun-jungi upacara-upacara kebaktian. Perkembangan ini berlangsungsedikit demi sedikit, dan patut dinilai posi'tif. Keluhan terakhiryang diucapkan oleh Bink itu menunjukkan suatu dunia berpikiryang sukar untuk dipahami orang-orang Irian.

Wajar juga kalau di Andai Woelders menangani persoalan inimenurut caranya sendiri. Bagi Woelders, mensucikan hari Mingguitu adalah hal yang menyangkut moral (akhlak) dan ini lebihdekat dengan jalan pikiran orang Irian yang selalu mengadakanhubungan antara perbuatan dan akibatnya. Woelders pertama-tama menjelaskan dari mana datangnya perintah itu: "Saya datangke Andai bukan untuk memiberikan perintah-perintah kepada ka-lian, melainkan untuk memperkenalkan kepada kalian kehendakTuhan. Perintah yang mengungkapkan kehendak itu saya bacakansetiap hari Minggu, dan Tuhan bersabda: 'Kuduskanlah hariSabat'". Lalu ia berani mengemukakan ucapan yang berbahayaini: "Berkali-kali kalian sudah melihat bahwa Tuhan tidak mem-biarkan tanpa pahala sikap tunduk kepada perintalmya, bukan ?"Lalu Woelders menjelaskan bahwa pernah pada suatu hari Mingguada orang yang hendak pergi mengambil pinang". Tapi saya kata-kan kepada mereka : " 'Kalau hari ini kalian pergi, tak tahulahsaya, apakah. kalian akan mendapat banyak pinang, tapi kalaukalian pergi besok, perahu kalian tak akan dapat memuat seluruhpinang itu'".

Sungguh menyolok bahwa "nubuat" itu ternyata terpenuhi.Tetapi bagi orang-orang Irian hal seperti itu adalah penuh arti.Keluarga Woelders malah menyelenggarakan pula suatu "berkatterpimpin" : ketika orang-orang yang bersangkutan jadi pergi padahari Senen, maka langsung pada waktu berangkat mereka mem-peroleh berkat yang pertama, karena nyonya Woelders memberi-kan kepada mereka tujuh potong sagu (alasannya karena padahari itu ia berulangtahun. K.).

Ini adalah cara yang memang dihargai oleh orang Irian:perkataan Woelders terbukti dalam perbuatan. Dan tindakan se-

175

Page 190: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

perti itu dapat mereka sebutkan pula sebagai dalih, kalau nantiorang-orang kampung mengetawakan mereka karena mereka ber-pegang pada kata-kata orang asing.

§ 6. Keadaan sebagaimana dilihat para pengganti

a. Andai

Demikianlah Woelders meninggalkan rekannya Jens di Andai(bnd pasal 3). Buat Jens hal ini sungguh berat, karena penduduktidaklah dapat dengan mudah menerima seorang pengganti (bndbab I, pasal 1). Tambahan pula keadaan di Andai tidaklah sebaikyang digambarkan oleh Woelders. Orang-orang Kristen yang adadi Andai dan telah kawin (Markus orang Kristen pertama danMartha. K.) hidup selalu dalam pertikaian, dan Martha seringkalidipukuli. Dan pada hemat Jens, sikap Martha terhadap pendudukkampung, jangankan bersifat Kristen, mau disebut bijaksana puntidak. Atas desakan Martha, salah seorang wanita di Andai mela-hirkan anaknya di rumahnya sendiri dan bukan di gubuk terpisahseperti yang diperintahkan adat. Bagi penduduk kampung, per-buatan itu berarti bahwa tidak hanya rumah itu, bahkan seluruhkampung dibahayakan (oleh darah yang telah mengalir). Marthaadalah seorang bekas budak, yang telah ditebus oleh zendeling,jadi ia adalah orang yang sedikit sekali mengetahui soal adat,tapi dengan tujuan yang baik ia telah berani memberikan nasihat-nya. Tetapi ia marah sekali, ketika Korano mencela dia karenaperbuatan itu merupakan pelanggaran adat. Mulailah ia memaki-maki, dan bukannya berusaha mengarahkan Korano itu pada pan-dangan yang lain. Ia berseru: "Adat kalian itu adalah adat iblis ,dan terus juga memaki-maki orang itu. Korano tak mau menyerahkepada seorang wanita, lebih-lebih lagi wanita yang masih diang-gapnya sebagai seorang "budak", dan ia pun mengancam Marthadengan panah dan busurnya. Melihat itu Martha pun melarikandiri ke hutan, dan di sana tiga hari lamanya ia tinggal di tengahkeluarga seorang Arfak. Penduduk lalu pergi ke kebun merekauntuk "melindunginya dari babi-babi yang akan membalas dendampada tanam-tanaman mereka karena pelanggaran adat itu .

176

Page 191: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Pada tanggal 12 September 1878, pada saat Jens sedang sibukmenyelenggarakan kebaktian malam, terjadilah kerusuhan besar.

Jens cepat membagikan beberapa buah bedil, lalu mereka menem-bak ke udara. Ternyata tiga buah perahu yang berawak kuat dariWandamen bermaksud melancarkan serangan terhadap Andaidengan tujuan merompak orang, yang kemudian akan ditukardengan harga yang tinggi. Jens gembira sekali bahwa maksud initelah gagal, karena kalau berhasil, Andai untuk seterusnya dapatmenjadi sasaran dari ekspedisi perompakan mereka.

Sesudah berhasilnya usaha pertahanan itu, sudah sewajamyakalau orang menghargai Jens, tetapi ternyata proses ini lambatjalannya. Ketika mereka hendak meminjam perahu dari Jens,mereka bahkan menuntut agar Jens sendiri memperbaiki perahuitu dahulu. Ketika Jens menolak, datanglah Korano membawaancaman yang sudah kita kenal itu, dan memang dia melaksana-kannya juga, yaitu melarang anak-anak bersekolah. Kemudianhari mereka sadar akan kesalahannya dan membetulkan perahuitu. Maka Jens pun menulis : "Kalau orang tidak waspada, merekaakan segera memperlakukan para zendeling itu sebagai keneknya".

Namun demikian tidak dapat juga Jens menghindari bahayaitu. Dalam bulan Nopember 1878 sejumlah 12 perahu besar d'a-tang dari Roon untuk mengikat perdamaian dengan Mansinam.Usaha ini gagal lagi, tetapi sempat menimbulkan kegelisahan danketegangan yang tak terkira. Orang saling melancarkan ancamanakan memusnahkan semua orang dari pihak lawan yang akan jatu'hke tangan mereka. Tetapi pada saat itu datanglah orang Wariab.Mereka membawa kembali ke Mansinam anak perempuan Koranoyang tadinya dirompak oleh orang Meoswar. Malam itu juga Jensharus ikut pergi ke Mansinam, harus ikut berunding, bahkan ikutmembayar tebusan barang yang nilainya f. 100,—. Karena iaakhirnya menerima keputusan itu, maka Korano pun menerimaanaknya kembali.

Dalam bulan Mei 1879 nyonya Jens mendadak meninggal padaumur 37 tahun. Ia meninggalkan dua orang anak yang masihkecil-kecil. Reaksi penduduk atas peristiwa ini sudah dapat kita

177

Page 192: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

terka. Mereka telah siap dengan jawaban mereka, dan ini makinmemperdalam lagi penderitaan Jens yang sudah kesepian ituBetapa besar kesedihan Jens dapatlah diukur dari ucapannya ini:"Menurut orang-orang kafir, sesuai dengan takhayul mereka ke-matian yang mendadak disebabkan karena manwen (roh jahat)telah membunuhnya, karena zendeling yang baru itu dan istrinyatidak memiberi pisau dan manik-manik sebanyak para zendelingyang mendahului mereka".

Jadi tidak ada pendekatan lewat penderitaan. Betapa dalamnvajurang yang memisahkan kedua belah pihak yang sedang meng-adakan komunikasi itu! Walaupun Jens telah melakukan banyakhal, antara lain memberikan bantuan keuangan untuk menebusanak Korano, menjadi perantara bagi para perunding perdamaiandari Roon, dan berusaha keras untuk mengusir orang Wandamendi malam buta, namun ia dan istrinya tetap saja dinilai menurutjumlah manik-manik dan pisau yang tidak seberapa itu. Jensmenulis: "orang-orang kafir" ; mungkinkah orang-orang Kristendiandalkan oleh Jens ? Pada waktu itu juga Van Dijken melapor-kan tentang orang-orang Kristen Halmahera: "Orang Kristen kitaini tidak aktif. Memang mereka menjauhkan diri dari pesta-pestadan roh-roh, tetapi leibih dari itu tidaklah ada ... kecuali seorangperempuan muda, tidak seorangpun menjadi saksi iman".

Dapatkah orang menaruh harapan yang lebih besar pada ke-lompok di Andai yang terdiri atas beberapa orang saja itu ?Empat orang di antaranya adalah bekas budak yang ditebus.Kedudukan kemasyarakatan mereka demikian goyah, dan penge-tahuan mereka tentang adat setempat pun demikian kurang, se-hingga oleh karena itu saja mereka tidak memiliki wibawa apapun.Orang Kristen merdeka (yang jumlahnya 2 orang) itu terlampausedikit, sehingga mereka hanya dapat memperoleh dukungan dankeluarga besar zendeling. Dan bagaimanakah akhirnya cara ber-tindak Jens ? Ia rupanya beranggapan bahwa Woelders yangmendahuluinya itu terlampau luwes sikapnya, dan ia ingin me-nempuh garis yang lebih keras. Sekali peristiwa ia mendepakseorang Andai keluar dari rumahnya. Pengurus UZV menoiatindakannya itu. Menurut pendapat mereka di sini terjadi dua

178

Page 193: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kesalahan: "Yang pertama adalah karena saudara menyinggungseorang orang Irian, dan kedua karena saudara telah membayaruntuk membereskan penghinaan itu". Kita merasa heran bahwa

pengurus menolak pembayaran itu, padahal ini adalah satu-satunyakemungkinan untuk membereskan perkara itu. Sementara itu Jensmerasa telah bertindak terlalu jauh; ia menulis : "peristiwa inigekali lagi mengajar saya untuk berhati-hati".

Banyak zendeling sebelum dan sesudah Jens mengira dapatmenguasai keadaan dan mempengaruhi hati nurani orang "denganpandangan mata mereka" (dalam hal ini kita teringat akan Mosche,Van Hasselt dst.). Maka pentinglah di sini kita mengutip apa yangditulis oleh pengurus mengenai hal itu : "Mengendalikan orang-orang dengan kekuatan Firman dan dengan pandangan mata yangmenembus adalah suatu seni yang kudus, yang patut diperhatikanoleh seorang zendeling. Kesenian ini tidak dapat dipelajari dimanapun kecuali dalam persekutuan iman dan persekutuan hidupdengan Dia yang telah berbicara kepada orang banyak bukanseperti seorang ahli Taurat, melainkan sebagai orang yang memi-liki wibawa penuh, yang pandangan matanya menemibus ke relunghati dan dapat membangkitkan hati nurani". Hanya, "hati nuraniyang hidup" mudah sekali terkena oleh ejekan orang, karena parazendeling berdiri sendiri dan berada di luar masyarakat orangIrian.

Demikianlah Jens dengan susah-payah menyelesaikan masakerjanya, sampai akhirnya ia berpindah ke Doreh untuk meng-gantikan Beyer. Ia tidak berhasil mengikat hubungan yang baikdengan orang Andai.

b. Beyer di Doreh

Sejak tahun 1872 Beyer bekerja di Doreh (Kwawi). Oleh pe-ngurus UZV ia telah diberi pekerjaan sebagai seorang pedagang-Khristen "dengan ketentuan bahwa ia harus seluruhnya menahandiri dari kerja zending dalam arti yang sebenarnya". I-ni adalahsuatu ketentuan yang agak aneh, dan Beyer pun tidak terlaluberpegangan pada ketentuan itu. Dalam tahun 1873 didirikan se-

179

Page 194: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

buah rumah kecil yang dipakai sebagai gereja; tidaklah ditentukansiapa yang akan memimpin kebaktian-kebaktian di dalam gerejaitu. Setidak-tidaknya Beyer menyelenggarakan sekolah di situ danmemberikan pelajaran kepada para calon baptisan. Bagaimanapunjuga, Beyer berkali-kali ditegur karenanya. Pernah pengurus me-nulis, yaitu sesudah mendengar tentang kegiatan Beyer di bidangpekabaran Injil: "Kami khawatir saudara telah lupa bahwa sau-dara bukanlah seorang zendeling, melainkan orang yang diper-bantukan kepada saudara-saudara lainnya. Saudara pun tidak akandapat menjadi seorang zendeling (maksudnya yang ditahbiskan.K)". Kemudian menyusullah kata-kata : "Tulisan saudara tidakbernafaskan ketundukan dan kerendahan hati yang kami harapkandari saudara, betapapun besarnya kerajinan saudara".

Walaupun demikian Beyer bekerja terus dengan tenang. Usa-hanya sebagai pedagang tidak berjalan dengan lancar, sehinggatenpaksa dihentikannya sesudah beberapa tahun. Tetapi ia tetapmenjadi "penolong" para zendeling, dan ia diberi ijin untuk me-ngadakan kebaktian rumahtangga pada pagi dan sore hari', danuntuk mengajar anak-anak.

Sekali peristiwa, salah seorang murid Beyer dipagut ular, laluayah anak itu menyuruhnya meninggalkan sekolah dan keluar darirumah Beyer. Ayah yang bernama Keiruri itu berkeras mengata-kan bahwa suatu roh jahat telah melukai anaknya secara fataldan karena itu ia memerlukan orang yang dapat mengusir rohjahat itu. Beyer pun mengajukan pertanyaan, bagaimana mungkinsi ayah mempercayai hal seperti itu; tetapi satu-satunya jawabanyang diperolehnya adalah: "Sungguh, tuan, kalau anak sa-ya itusatu malam lagi saja tinggal di rumah tuan, pasti ia mati". Beyermembantah keterangan itu, tetapi si ayah hanya mengatakan :"Tuan, kalau saya memlberi makan kepada tubuh saya, saya jugamemberi makan jiwa saya". Dengan kata-kata lain "makanan yangtelah disihir dapat mengusir jiwa dari dalam tubuh".

Beyer samasekali tak mengerti hal ini, sedang sebaliknya siayah tahu betul apa yang dikatakannya. Dalam rumah Bink itutidak didapati satu pun alat penangkal atau jimat, sehingga "man-

180

Page 195: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

wen-manwen dan faknik-faknik" dapat berbuat sesuka hatinyamelalui makanan.

Salah seorang yang sudah agak lanjut usia, yaitu Mayor Sakai,menunjukkan minat yang besar kepada Injil. Ia sudah tua dansakit, dan ia takut kepada maut. Karena itu ia pun menyuruhmemanggil Beyer. Tiga hari kemudian ia sembuh dari sakitnyadan kembali mengunjungi kebaktian. Di situ ia minta dipermandi-kan. Beyer ingin mengetahui, kenapa ia minta dipermandikan, danjawalbannya adalah: "Saya sudah mengetahui Salbda Tuhan darituan, bahwa barangsiapa percaya dan dipermandikan, ia akan di-selamatkan, tetapi barangsiapa tidak percaya, ia akan terkutuk.Maka kalau saya, saya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus".Beyer membalas: "Kalau saudara memang teguh dalam keper-cayaan ini, saudara dapat dipenmandikan, tetapi bukan saya yangmempermandikan, karena saya datang ke mari bukan untuk mem-permandikan. Akan tetapi kami tidak berbuat seperti yang diper-buat oleh orang-orang Irian (para Konoor. K) yang mengatakanbahwa air itu memberikan hidup yang kekal di dunia ini".

Maka Sakai pun pergi menemui Woelders di Andai. Woeldersmengadakan pembkaraan panjang lebar dengannya, dan kesim-pulannya adalah : "Saya sungguh malu karena tidak pernah meng-harapkan hal serupa itu dari orang ini". Alasannya ialah, Sakaitelah mengatakan : "Tuan akan rnelihat sendiri nanti: saya bencikepada adat kebiasaan nenek-moyang saya, dan saya akan me-ngatakan kepada istri saya bahwa ia harus belajar dari buku besaritu".

Catatan: Dalam laporannya mengenai peristiwa itu, Beyermenggunakan kata "haten" (benci); barangkali ini bukan terje-mahan yang tepat. Kata Numfornya adalah "mewer" : "tidak mau,enggan". Kata ini dapat juga berarti "benci", dan Van Hasselt Sr.memberikan arti itu pula dalam kamusnya (cetakan ke-2, 1893).Namun hanya dengan melhat konteksnya orang dapat menentu-kan, apakah yang dimaksud "tidak mau", ataukah "benci". Me-nurut pendapat saya, dalam hal ini kita harus mengambil arti yangpertama : tidak mau lagi.

1811

Page 196: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Ternyata Beyer bekerja dengan penuh semangat; rupanyaia dapat juga memikat orang-orang di kampung Doreh. Ia mela-porkan bahwa delapan orang dewasa dari antara penduduk yangmerdeka telah menjadi calon baptisan. Di antara mereka terdapatjuga Maffasari Rumfabe, anak orang Kristen pertama di Doreh(yaitu Suruhan Yohanes). Ia itu sudah lama minta untuk diper-mandikan, menurut Beyer.

Namun delapan orang itu sangat berbeda-beda reaksinyaKeiruri, misalnya, mengatakan, bila Beyer berbicara panjanglebar dengannya tentang dosa-dosanya: "Lebih baik tuan diamsaja, sebab kalau tidak mulut tuan akan lelah". Beyer menyim-pulkan: "Padanya belum terdapat kesungguhan". Ketika Beyerrnenjelaskan kepada kedelapan muridnya apakah arti baptisanitu, seorang di antaranya menjawab: "Kami sudah mendengardan mengetahui apa arti dipermandikan, yaitu sekaran.g kamiharus menjadi lain: kami tidak dapat lagi hidup seperti dulu".Keiruri belum dapat menyetujui pendapat itu. Ia mengatakan :"Kaku" (benar), tetapi tidak kembali lagi; ia belum mau ber-pisah dengan Adat.

Kemudian ternyata bahwa enam orang dari kedelapan orangitu berpikiran demikian pula. Tetapi pada tanggal 12 Juli 1877dua orang tokoh yang penting dipermandikan oleh Woelders diAndai, yaitu Mayor Sakai dan Kimalaha (kepala kampung) Maffa-sari. Yang pertama mendapat nama Samuel, dan yang ke duaAbraham. Yang terakhir ini dalam tahun 1868 telah bertindaksebagai Konoor, dan telah dibuka kedoknya oleh Van Hasselt.Selain itu, ia telah menjadi murid Ottow, Jaesrich, Van Hasselt,dan sekarang Beyer.

Tentang kedua orang ini Beyer mengatakan: "Bukankahsuatu karunia bahwa kedua orang ini dipanggil menjelang akhirhidupnya ?" Rupanya Woelders dalam kebaktian baptisan di An-dai itu memberikan tekanan kuat pada hal itu juga. Reaksi dariseorang di antara para pendengarnya adalah.: "Tuan yang diAndai telah membuang nama mereka yang lama, maika sekarang

182

Page 197: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tidak dapat lagi mereka itu meramal, menari dsb." Yang lain-lain mengatakan: "Mereka akan lekas pergi ke Sorga sekarang".Orang-orang lain lagi menyatakan kebenarannya terhadap pem-beritaan Woelders dengan mengatakan: "Kita harus memperha-tikan apa yang akan terjadi dengan mereka itu". Beyer mem-berikan komentar atas ucapan ini demikian : "Pernyataan-per-nyataan ini menunjukkan bahwa orang-orang itu telah mende-ngar baik-baik dan telah berpikir tentang apa yang didengarnya".Agaknya Woelders maupun Beyer tidak menduga bahwa pem-beritaan mereka sekitar kehidupan yang akan datang itu diterimasebagai pengumuman tentang akan segera meninggalhya orang-orang yang telah dipermandikan itu. Benar orang berpikir tentangapa yang didengarnya, tetapi secara lain daripada yang dibayang-kan oleh Beyer.

Pengurus UZV terkesan oleh kegiatan Beyer dan oleh beritapositif mengenai dirinya yang diterima dari Woelders. Maka me-reka pun meninjau kembali pendapatnya mengenai Beyer danmenulis, secara tidak konsekwen samasekali: "Kami telah men-dengar dengan gembira bahwa saudara bersungguh-sungguh da-lam pekerjaan zending, dan kami harapkan agar saudara majuterus secara itu". Cukup aneh, perubahan sikap pengurus ini,tetapi untunglah bahwa mereka itu berani bertindak tidak kon-sekwen. Beyer malah mempunyai 26 orang murid sekolah, 15orang diantaranya datang secara teratur, dan kebaktiannya di-kunjungi oleh 70 orang pendengar. Pada masa itu jarang tercapaijumlah sebesar itu. Walaupun demikian Beyer tidak kembali dariTernate, ketika ia pergi ke sana untuk kepentingan kesehatannya.Kebetulan perusahaan yang bertindak selaku "agen" UZV diTernate mengalami kesulitan keuangan, dan sekarang Beyer di-minta untuk bertindak selaku agen. Ia harus menguangkan wesel,membeli bahan makanan dan barang-barang serta mengirimkan-nya kepada para zendeling di Irian Barat dan Halmahera.

c. Jens di Doreh : "Kekecewaan sedalam lautan"

Pada pertengahan bulan September 1879, Jens menetap diDoreh. Menurut laporannya, "rakyat merasa gembira memiliki

183

Page 198: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

iagi seorang zendeling, karena mereka mengatakan : Kalau kamitak punya seorang Tuan, maka kami tak punya pinang, gambirtembakau, pisau dsb.'" Begitulah kira-kira ucapan selamatdatang yang sekaligus merumuskan kewajiban-kewajiban yangdibebankan kepadanya. Kalau barang-barang itu dibagikan ber-limpah-limpa'h, mereka akan mengirimkan anak-anaknya ke se-kolah, dan mereka sendiri akan datang ke gereja. Mereka sayang-kan bahwa Jens tidak beristri, tetapi pada suatu kali nanti iaharus pergi ke Ternate atau Wolanda (negeri Belanda. K.) untukmengambil istri baru yang nantinya akan dapat membantu parawanita dengan memberi sarong dan jarum, serta mengajar anak-anak gadis".

Menjelang hari Natal sekolah dan gereja ramai dikunjungiorang, kadang-kadang sampai 80 orang yang menghadiri kebak-tian. Semua menantikan "hari besar, ketika Tuan akan membayaranak-anak". Demikianlah penilaian mereka atas hadiah-hadiahitu, Sesudah hari-hari raya lewat, jumlah murid menurun lagisampai 6 orang, tetapi kemudian berangsur-angsur naik lagi.Tetapi yang paling menarik perhatian Jens ialah bahwa di sam-ping kebaktian-kebaktian gereja yang diadakannya, "kekafiran"berjalan terus seperti biasa, bahkan lebih hebat dari yang biasa."Menyanyi (worwark: berjaga sambil menyanyi) demi kesela-ma.tan orang-orang yang sedang tidak hadir (sedang bepergian)berlangsung tiap malam. Beberapa kali Jens mengunjungi mere-ka waktu sedang menyanyi pada malam hari untuk menegur me-reka. Tetapi sampai sedemikian jauh, tindakan itu tanpa hasil.Kepada mereka itu Jens menunjufckan Dia yang hanya akanmemberikan perlindungan apabila orang berdo'a".

Jelas sekali bahwa Jens tidak menyadari betapa sungguhnyakeyakinan yang mendasari upacara keagamaan ini. Bila orangmengadakan upacara, ia bertindak seolah-olah upacara itu me-rupakan perlawanan terhadap pemberitaannya. Ia bukannya se-cara tenang dan lugas mencari tahu seluruh kenyataan sepertiyang dilihat dan dibentuk oleh orang-orang Irian, melainkan ber-tolak dari pendirian-pendirian dan harapan-harapan para zende-

184

Page 199: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dan ini mengakibatkan kekecewaan. Seperti halnya di Andai,situasi di sini tidak sesuai dengan yang diharapkan dan dibayang-kan oleh Woelders di Andai dan Beyer di Doreh. Rasa kecewaitu menyebabkan semacam kelelahan, yang tidak kita jumpai padaBink dan Van Hasselt. Bukan tidak mungkin bahwa kesehatannyayang tidak mantap itu ada juga penigaruhnya. Walaupun ia me-lihat lebih banyak orang datang pada kebaktian gerejanya (apapunjuga alasan orang-orang itu), namun Jens terutama mencatatfaktor-faktor yang menurut pendapatnya tidak menguntungkanbagi pekerjaan zending. Padahal kadang-kadang ia menemui 80orang dalam kebaktian pada hari Minggu, dan dalam kebaktianpagi dan malam makin banyak orang hadir dari kampung. Tetapiia melaporkan pula "bahwa ada beberapa orang yang menjauhkandiri dari pesta-pesta dan mengikuti pendidikan permandian".Ternyatalah dari laporan ini bahwa demi Jens penduduk Dorehmau menahan diri; kesediaan itu bukan sesuatu yang tanggung-tanggung sifatnya.

Sayang sekali Jens jarang atau tidak pernah mengidentifika-sikan dirinya; dengan para pendengarnya. Ia membawakan suatuberita yang samasekali tidak bersambung pada kehidupan ke-rnasyarakatan dan kehidupan keagamaan orang-orang Irian, danyang karena itu oleh mereka ini dianggap tidak berarti bagi ke-hidupan itu. Namun demikian Jens telah berbuat sebaik-baiknyaagar pemberitaarmya sampai kepada hati orang-orang itu, tetapiia berbuat demikian menurut caranya sendiri, yang berarti denganbertolak dari titik pandangannya sendiri. Dalam usaha itu ia se-nantiasa berjumpa dengam halangan besar, yaitu perlunya per-tobatan dari jalan-jalan yang lama serta menempuh jalan baru,jalan Injil. Bagi orang-orang Irian hal ini berarti: dipencilkan.Hal ini berkali-kali dinyatakan juga oleh mereka itu sendiri. Kei-ruri, yang sudah kita kenal itu, datang mencari Jens; ia sukaomong dengan Jens sehabis kebaktian, dan dengan senanghatimendiskusikan soal kekafiran dan agama Kristen. Menurut ke-simpulan Jens, agaknya di dalam diri orang ini ada perasaan danpikiran yang menyebabkan kekafiran tidak dapat memberi ke-puasan kepadanya.

185

Page 200: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Benarkah kesimpulan itu ? Salah seorang dalam kelompokorang Kristen yang kecil itu, yaitu Samuel yang sudah tua, da-tang juga kepada Jens. Dengan dia Jens bicara tentang isi khot-bah pada pagi hari itu, tetapi sedikit saja yang masih diingatoleh orang-orang itu. "Saya ceritakan kembali isi khotbah itukepada mereka. Saya mengalami kekecewaan sedalam lautan,juga karena dari apa yang saya ceritakan kepada mereka itu,sedikit sekali, bahkan kadang-kadang samasekali tak ada yangmereka simpan dalam ingatan mereka" (kursif dari saya.K.).Namun ternyata orang-orang yang serumah dengan Jens sanggupmengulangi apa yang telah mereka dengar dan bahwa merekaitu rnemahami apa yang dikatakannya.

Tetapi Samuel yang sudah tua itu mempunyai persoalan sen-diri. Ia sedang berada dalam keadaan yang sulit: tiga orang darianak-anak lelakinya yang sudah dewasa telah meninggal dalamperjalanan ke Salwatti. Meninggal karena apa ? Karena ayahmereka telah meninggalkan adat nenek-moyang, karena ia tidakmenyanyi untuk mereka, karena ia telah mengamdalkan doa Jensdemi keselamiatan mereka ? Persoalan yang dihadapinya sekarangadalah: apa yang harus dia perbuat ? Anak-anaknya yang telahmeninggal itu belum jadi Kristen. Karena itu dia lakukanlah apayang dibisikkan oleh suara hatinya : "Dalam perkabungan ia meng-ikuti adat orang kafir: pada minggu yang lalu ia berceritakepada saya bahwa selama tujuh hari ia tidak makan atau mi-num, dan selama waktu itu ia pun tidak mandi. Ia tidak datangjuga ke gereja sebelum masa berkabung selesai". Jens pergi me-nengoknya, dan "memperingatkannya untuk datang ke gerejadan untuk tidak mengumbar mengikuti adat kafir di dalam ke-sedihannya". Sia-sia saja. Jens menulis: "Di dalam caranya itusaya melihatnya bukan sebagai seorang Kristen, melainkan se-bagai seorang timur",

Samuel yang tua itu tidak seoirang diri dalam memamerkanperkabungannya. Sanak keluarganya membantu dia dalam hal-hal yang menjadi tanggungjawab bersama dan teman-temannyapun tidak ketinggalan. Pada masa itu terdapat beberapa orang

186

Page 201: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

yang menghadapi persoalan bahwa agama yang baru itu akanmemisahkan mereka dari nenek-moyang. Sengaji Mansinam ber-kata dengan terus-terang kepada Van Hasselt: "Saya tahu betulbahwa nenek-moyang saya berada di neraka (baca: negeri roh.-K.), dan saya sendiri pun ingin pergi ke sana; saya tak sukakepada adat yang baru itu".

Namun demikian orang-orang Irian tetap menerima baikkehadiran sang zendeling. Sikap mereka itu antara lain disebab-kan peristiwa-iperistiwa dalam sejaraJa hubungan mereka dengansuku-suku lain. Dahulu mereka didatangi armada-armada hongidari orang Gebe dan Tidore. Tetapi, katanya, "setelah Pandita-pandita ada disini peristiwa itu tidak terjadi lagi, dan karenaitu kami tak suka mereka pergi".

Dalam masa ini datanglah orang Roon untuk mengikat per-damaian. "Di rumah Korano sekarang diadakan lagi pesta tiaphari", demikian ditulis oleh Jens, "juga di Doreh. Di seluruh wi-layah teluk orang saling menunjukkan sikap ramah. Bahkan ter-hadap zendeling pun orang bersikap lunak, sampai batas tertentu :"Tuan, kami tidak membohongi tuan; kami akan menyanyi sam-pai pagi; ini adalah adat kami; tapi pada hari Minggu kamidatang ke gereja". Jens datang berkunjung ke rumah Korano,tetapi Korano tidak ada di rumah, karena itu kemudian Koranomelakukan kunjungan balasan dan bertanya: "Kalau kami tiapMinggu datang ke gereja, tentunya kami boleh menyanyi sekaliseminggu, karena dahulu kami menyanyi tiap malam". Seoranglain bercerita kepada Jens "bahwa ia selalu paling senang rasanyakalau menjadi Kristen di tengah orang Kristen, menjadi orangIslam di tengah orang Islam (ia pernah pergi ke Ternate) danmenjadi orang Irian di tengah orang Irian".

Dan pesta-pesta pun berjalan terus. Jens tidak mempunyaialmanak yang dapat dipakainya untuk mencatat, dengan alasan-alasan apa orang mengadakan upacara-upacara ini. Dari itu bolehdikatakan pesta-pesta itu "menimpa" dirmya. Ketika orang-orangSowek (dari Biak) datang berkunjung, maka orang pun menga-

187

Page 202: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dakan pesta tari untuk menghormat para tamu itu. Kembali Jensberusaha mencegah hal itu. Tapi kali ini ia memperoleh jawabanyang cukup meyakinkan : "Tuan, bagi tuan hal itu mudah sekali.Tuan membeli sagu dari kapal-kapal, sehingga rumah tuan penuh.Tetapi kami tergantung kepada orang Biak, dan karena itu kamiharus membuat hati mereka tetap senang". Soalnya, orang Biakmenguasai daerah Oransbari yang penting dan strategis. Orang-orang Numfor harus lewat tempat itu apabila mereka hendakmencapai daerah-daerah sagu di selatan teluk Wandamen.

Jens belum dapat mencatat kemajuan. Ia tetap sendirian, wa-laupun dari pihak penduduk sudah ada minat.

d. Hubungan antara orang-orang Irian dan para zendeling tidakerat

Dalam situasi yang paling gawat, setiap kali terbukti betapakecilnya pengaruh para zendeling. Mereka mengomentari peris-tiwa-peristiwa itu dengan nada kecewa dan kadang-kadang de-ngan perasaan pahit. Dalam pada itu mereka kurang memperhati-kan bahwa kehidupan masyarakat itu meliputi banyak sekalikelompok yang saling mengadakan hubungan, dan hubungan itulebih atau kurang memaksa semua pihak yang berkepentingantintuk mengambil sikap tertentu atau memaksanya mengambiltindakan tertentu. Apabila, seperti yang dilaporkan Jens, perom-pakan dan pembunuhan meningkat, maka keadaan ini membuatorang-orang yang bersangkutan secara langsung atau tidak lang-sung tegang luarbiasa, dan masuk akallah kalau Jens terpaksamenulis: "Minat orang-orang yang sudah bertahun-tahun men-dengar Injil itu sedang menurun dan bukan meningkat. Daerahini betul-betul merupakan lapangan kerja yang tak subur. Injilsudah tidak menarik lagi sebagaimana halnya sesuatu yang baru,tetapi belum juga berhasil menyucikan keadaan masyarakat".

Kemudian Jens bertanya kepada diri sendiri, apalkah yangrnenjadi sebab keadaan macet itu. Menurut pendatpatnya ada satupenghalang yang besar, yaitu sistim denda. Dari itu kita melihatapa yang dimaksudkan oleh Jens ketika ia mengeluh mengenai

188

Page 203: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kurang berhasilnya pekabaran Injil: ia merasa kecewa karenatidak berhasil membangkitkan kesadaran akan dosa. Ini-lah persoalan yang dihadapinya. Ia merumuskan persoalan itudemikian: "Apakah yang harus kita perbuat untuk memlbangkit-kan napsu belajar pada suatu bangsa kalau menurut adatnyasetiap pelanggaran yang sifatnya pribadi ditebus dengan pemba-yaran, dan bagaimanakah di sini kita dapat membangkitkan pe-ngertian tentang dosa dan kebutuhan akan penebusan ?

Dilihat dalam hubungan peristiwa yang kita singgung di atasitu jelaslah bahwa penduduk teluk Doreh disibukkan oleh hal-halyang lain samasekali. Apa yang menjadi tujuan sang zendeling,yakni perenun.gan (meditasi) perseorangan, pertobatan dsb. ituterdengar sebagai suara yang asing di telinga orang-orang Irian,sebagai suara yang datang dari tepi kehidupan mereka. Semuaitu merupakan "barang-barang mewah" yang tidak mampulahmereka membelinya. Jens pun mulai menyadari hal itu, dan iaberpendapat bahwa kunjungan kapal uap dua kali setahun akandapat membantu dalam usaha membawa perdamaian ke daerahitu. Hal itu berarti Jens mengakui bahwa para zendeling telahgagal dalam usahanya itu. Bila Jens menghendaki agar orangBelanda bertindak dengan menghukum atau memberi ganjaran,maka dinyatakannya bahwa Injil hanya mempunyai peluang ditengaih orang yang sudah dibawa kepada hidup berdamai, tetapibahwa Injil itu sendiri tidak dapat membantu apa-apa untukusaha pendamaian itu. Namun ini tidaklah benar. Dalam masaitu (-± 1875) para zendeling di Irian hanya sempat mempengaruhibeberapa kelompok di antara orang-orang Irian. Sikap dan per-buatan-perbuatan kelompok-kelompok ini ditentukan oleh hubu-ngan langsung atau tidak langsung yang mereka punyai dengankelompok-kelompok lain, dan terhadap kelompok-kelompok inipara zendeling tidak mempunyai pengaruh. Selain itu, kontakdengan kelompok-kelompok penduduk yang dapat mereka penga-ruhi itu pun hanya bersifat dangkal.

"Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan antara pendudukdan zendeling berlangsung melalui barang tukar yang diperguna-

189

Page 204: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kan untuk membayar kebutuhan hidup dan kerja. Tetapi baru-baru ini orang mendapat banyak uang ketika kapal-kapal yangmembawa batubara harus dibongkar, sehingga mereka bisa mem-peroleh sagu dalam jumlah berlimpah-limpah. Oleh karena itumereka tidak perlu mengunjungi kebaktian-kebaktian yang di-adakan oleh zendeling. Sebaliknya dalam masa kekurangan me-reka lebih membutuhkan para zendeling, dan karena itu merekaharus bersahabat dengan para zendeling".

Seperti kita lihat dari kutipan ini, Jens berpendapat bahwasemata-mata alasan-alasan yang bersifat ekonomilah yang menen-takan kontak dengan orang-orang Irian. Barangkali juga secaraformil pendapat ini ada benarnya, karena dari segi subyetktif,yaitu dalam kehidupan pribadi, orang-orang itu tidak atau ham-pir tidak mau membiarkan dirinya dipengaruhi. Bukankah parazendeling itu sangat memusuhi ikatan-ikatan sosial yang dipunyaioleh semua orang itu ? Jens menulis bahwa orang-orang itu se-cara teratur mengunjungi gereja dan bahkan mulai memahamimakna pemberitaan tentang Yesus Kristus, katanya ;

"Kekafiran dengan segala adat kebiasaannya itu mempunyaipengaruh yang kuat terhadap kehidupan dalam lingkungan ru-mahtangga dan keluarga. Kalau halnya tidak demikian, makabanyak orang akan menggabungkan diri lebih erat dengan zen-deling. Memang pengaruh peristiwa seperti misalnya pertunanganterhadap kedatangan orang ke gereja nyata sekali. Soalnya, da-]am hubungan dengan pertunangan itu berlaku tabu bagi sanakkeluarga kedua belth pihak, yaitu mereka tidak boleh saling ber-temu sesudah terjadinya pertunangan".

Tabu-tabu jenis ini hanya merupakan "gangguan-gangguankecil." Ada suatu yang jauh lebih gawat daripada itu, yang tidakcukup dilihat oleh para zendeling, dan yang tidak mereka benahi,yadtu bahwa mereka cenderung untuk menganggap kedudukandan sikap mereka sendiri sebagai tidak dapat diganggu-gugat.Hal ini menimbulkan akibat-akibat yang aneh.

190

Page 205: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

e. Rasionalisme dan formalisme

Pada masa itu pun di kalangan orang-orang Irian sudah tim-bu! suatu pandangan hidup yang rasionalistis. Gejala itu barang-kali masi'h baru waktu itu bagi para zendeling, namun kemudianhari seribu kali terulang di semua bagian dunia ini. Terutamapada angkatan muda Jens melihat munculnya suatu semangatyang serupa dengan yang banyak terdapat di Eropa. Angkatanitu mengetawakan adat nenek-moyang, tapi mereka mengetawa-kan pula Sabda Tuhan yang telah mereka dengar selagi merekamasih kanak-kanak, di sekolah-sekolah yang diselenggarakanoleh para zendeling.

Tetapi sebetulnya para zendeling sendiri telah menunjukkanjalan kepada mereka sejauh menyangkut sikap terhadap adatnenekmoyang. Mereka itu bersikap samasekali menolak terhadap-nya, mereka menyerang "kekafiran" itu dengan senjata-senjatayang rasionalistis. Mereka suka memakai sebutan-sebutan "takha-yul yang menggelikan, kebiasaam-kebiasaan yang paling ganjil",dan mereka menunjukkan "kebadohan" mernbuat patung-patungro'h yang mereka namakan bongkah-bongkah kayu semata-mata.Di pihak lain, Alkitab mereka manfaatkan sebagai buku pe-gangan sejarah pengetahuan alam dan mereka berbicara tentangpokok-pokok iman dengan cara yang benar-benar fundamenta-listis. Dalam pada itu mereka lupa bahwa rasul Paulus sudahpernah mengatakan bahwa Injil untuk orang Yahudi adalah sua-tu batu sandungan dan bagi orang Yunani adalah suatu kebo-dohan. Salah seorang cendekiawan Afrika telah merumuskan soalitu dengan jelas: "Guru-guru Kristen kita telah mengajar kitaagar hal-hal yang secara membuta kita percayai kita pandangdengan kacamata akal budi. Dapatkah sekarang mereka berharapagar kita membuang kacamata itu, begitu mereka berbicara me-ngenai hal-hal yang oleh mereka (guru-guru Kristen itu) diper-cayai secara membuta pula ?" *)

*) K L. Roskam Ontmythologisering van primitiviteit dalam Panorama derVolkeren, resensi buku dalam mingguan Vrij Nederland, 1 April 1967.

191

Page 206: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Orang-orang Irian dihadapkan kepada para zendeling dankepada apa-apa yang dianggap benar oleh para zendeling. Apayang dianut mereka ini sebagai kebenaran itu sudah merupakanpencampuran Injii dengan kebudayaan barat. Kesopanan baratmisaLnya diperkenalkan, seolah-olah kesapanan itu adalah Injilitu sendiri. Dengan cara itu sejumlah nilai yang sebenarnya re-latif sifatnya ditambahkan pada nilai-nilai yang hakiki, dan kese-luruhan itu masih dilengkapi dengan nilai-nilai pribadi yang di-bawa zending dan istri zendeling itu sendiri. Orang-orang Irianterpaksa menentukan dan membedakan sendiri apa yang sungguh-sungguh penting. Beberapa peristiwa menaberikan gambaran yangjelas mengenai soal itu.

Jens bersama anak-anaknya yang tidak beribu lagi tinggaldi Kwawi. Yohanes dan Anna dari Andai menyelenggarakan ru-mahtangganya. Ketika Woelders kembali dari cuti, dibawanyasuami istri itu (Yohanes adalah orang yang telah ditebusnya)kembali ke Andai. Lalu sepasang suami istri Numfor yang ber-nama Merowi bersedia untuk membantu Jens. Ini adalah tawaranyang jarang terjadi, karena orang Numfor tidak biasa bekerjasebagai orang upahan ; di samping itu Merowi sendiri mempunyailima orang budak. Keduanya adalah murid-murid Jens dalamkatekisasi.

Semula segala sesuatu berjalan baik, tetapi segera kemudiantimbul kesulitan, yaitu ketika mereka itu diminta untuk setiaphari mengenakan pakaian. Memakai pakaian setiap hari untukorang Irian berarti meninggalkan adat. Hanya orang-orang yangsedang berkabung menutup diri dengan pakaian dari kulit kayu.Jelaslah apa yang menjadi kesulitan: berpakaian adalah samadengan melakukan magi hitam, yaitu dalam hal ini menantangmaut.. Dan masih ada soal lain lagi: hanya budaklah yang biasa-nya mengenakan pakaian.

Tetapi Jens justru memaksakan terus perkara itu. Ia memesansatu setel pakaian pada nyonya Van Hasselt, berupa satu pakai-an kerja, dan pakaian itu pun dibawanya pulang. Laporannya

192

Page 207: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mengenai kejadian itu berbunyi: Mungkin orang menyangka bahwaistri Merowi akan gembira, ketika melihat suaminya pulang dalamkeadaan berpakaian demikian, padahal tidak. Wanita itu tidaklagi peduli kepada berhala-berhala, namun masih terikat kepadaadat (lebih dari suaminya). Ia menyatakan kemarahannya, kare-na suaminya berpakaian itu. Yohanes dan Anna boleh saja me-ngenakan pakaian, karena mereka itu budak (Anna sebetulnyaorang merdeka.K.), tetapi bagi Merowi sebagai orang Irian mer-deka, perbuatan itu tidak tepat. Sukar juga menyuruh wanitaitu mengenakan kebaya di rumah, dan lebih-lebih sukar bagiwanita itu untuk memperlihatkan diri dalam pakaian itu di depanorang kampung. Mereka tahan mengenakan pakaian itu hanyasebulan penuh. Di lain pihak kita mendengar pula tentang Me-

, rowi, bahwa ia berdoa secara teratur di manapun ia berada; dania tidak pernah mangkir berdoa, bilamana ia sedang sendirian,ata.u pun bersama orang lain. Orang mengatakan, "kehadiran kamitidak membuat dia segan berdoa kepada Tuhan". Walaupundemikian Jens mempertaruhkan hubungan baik dengan suamiistri ini dan mempertaruhkan kesejahteraan keluarganya hanyademi soal yang sebenarnya tidak penting, yaitu soal mengenakanpakaian itu.

Akibat sikap itu terjadi salah pengertian yang besar. Dariperi'stiwa berikut ternyatalah betapa besar pengaruhnya. Injil, halberiman dan pakaian dipandang sebagai suatu kesatuan. Seorangwanita yang sedang sakit keras minta diberi sehelai sarong. Jensingin mengetahui, kenapa wanita itu menghendaki sarong. Jawab-nya ialah : ia minta sarong untuk pergi ke sorga menghadap TuhanSorga, karena Tuhan akan memanggilnya kelak. Dalam hubungandengan ini Jens notabene menulis: "Wanita itu rupanya menyang-ka bahwa sarong itu akan membereskan segala sesuatu. Memintapakaian untuk seorang yang sedang menghadapi ajalnya disebab-kan karena berkali-kali orang melihat orang dikuiburkan di ha-laman gereja".

Tetapi kejadian tadi harus dilihat dari sudut lain lagi. Me-ngenakan pakaian telah menjadi lambang kekristenan: pakaiantelah menjadi prasarat untuk "memperoleh keselamatan kekal".

193

Page 208: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dengan sendirinya para zendeling tidak menyetujui pendapat itu,tetapi mereka telah membantu untuk menimbulkan faham itu.Dan kejadian ini bukanlah kejadian yang terpencil. Pendapat taditak bisa tidak disertai sikap formalistis (yang mementingkan rupalahiriah), dan formalisme itu sangat luas jangkauannya.

"Istri Samuel yang sudah tua jatuh sakit. Jens menjenguknya.Wanita itu sudah siap untuk mendengarkan Jens, dan menerimakalau Jens berdoa dengannya. Jens merasa heran, karena wanitayang di masa hidupnya sedikit saja memperlihatkan minat kepadaInjil itu ternyata di tepi kubur membukakan telinganya dan me-nunjukkan di dalam pikirannya bahwa ia telah dapat memahamiarti penideritaan Kristus dan makna penderitaan itu bagi orang-orang berdosa". Akan tetapi istri Samuel belum dibaptis. Karenaitu ia meninggal di rumah dukun, dan karena itu juga "Samuel,suaminya, tidak berhasil dibujuk untuk melepaskan kebiasaan un-tuk mengabunginya dengan cara kafir. Ia juga meletakkan sejum-lah alat dan bahan makanan di kuburannya. Apakah ini soalhakekat, ataukah bentuk ?" Inilah yang menjadi pertanyaan Jens.Tetapi Samuel yang pernah kehilangan tiga orang anak lelakinyadi Salwatti itu pun dulu berkabung dengan cara kafir untuk anak-anaknya yang tidak dipermandikan itu. Memang cara berkabung"Kristen" tidak ada. Yah, sekedar "dikuburkan". Bagaimanakahorang dapat bersikap tenang dalam keadaan itu ? Bukankah itusama saja dengan "tidak mencurahkan perhatian lagi kepadaorang mati ?" Hal seperti itu adalah menjijikkan bagi orang Irian,bahkan berarti juga memutuskan hubungan dengan orang-orangyang telah meninggal.

f. Jens tetap tinggal di Doreh. Alasan untuk mengunjungi ke-baktian

Di kemudian hari ada lagi usul untuk menempatkan seorangzendeling di Roon, dan Jens diminta untuk pergi ke sana. Padaketika itu ternyata bahwa penduduk Doreh telah mulai merasacinta kepada dia. "Kadang-kadang kelihatan seolah-olah dengandatang secara lebih setia ke gereja dan ke sekolah, penduduk hen-dak menghalangi kepergian saya ke Roon. Bilamana orang berbi-

194

Page 209: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

cara tentang Roon, maka mereka mernbentangkan sifat-sifat burukpenduduk pulau itu, dan beberapa orang secara baik-baik mem-peringatkan saya agar saya tidak menceburkan diri ke dalambahaya yang sebesar itu dan agar saya tinggal saja di sini".

Jens diperlukan tenaganya untuk pertahanan Doreh. Inilahjuga salah satu alasan, mengapa orang ingin menahan dia di situ.Orang Numfor bahkan mengambil tindakan melangkah lebih jauhlagi. Pada suatu hari datang seorang Numfor kepada Jens danmengatakan : "Marilah kita berbicara. Saya mau mengadakan raak(ekspedisi perompakan) ke Arfu; apakah tuan keberatan ? Sayatidak akan membunuh, cuma menangkap beberapa orang". Danketika Jens menyatakan keberatannya, orang itu membalas : "OrangWindesi, Wandamen dan Roon merompak dan membunuh tiaphari, tetapi kalau kami, begitu kami mulai bicara tentang raaksegera tuan mencatat nama kami" (Pura-pura untuk diberikankepada Pemerintah, kalau nanti datang kapal. K.).

Demikianlah ketegangan politik itu tetap bertahan, tetapi Jensdan rekan-rekannya menjalankan terus pekerjaannya dengan "te-nang". Untuk mengungsi, jangankan dipersoalkan dalam pembi-caraan atau surat-surat mereka, pikirannya pun tidak pernah tim-bul dalam benak mereka. Pengurus UZV pun tidak pernah mem-pertimbangkan untuk berbuat demikian. Jens menghadapi persoal-an-persoalan yang lain lagi. Ia menulis bahwa dalam bulan-bulanterakhir tahun 1882 itu "makin banyak orang yang datang kegereja; dan ternyata pula bahwa para pendengarnya bukan tidakmemahami apa yang dikatakannya kepada mereka. Tetapi ia me-nemukan pula bahwa banyak di antara mereka itu sudah merasapuas kalau hadir, tanpa mempertimbangkan lagi atau melaksana-kan apa yang mereka dengar. Namun sekali-sekali ternyata pulabahwa pokok-pokok pemberitaannya dapat dimengerti dengan baik".

Paham yang magis mengenai kehadiran itu, yang tidak meng-anggap penting apakah ha-hal yang dikatakan itu didengarkanjuga, terdapat di mana-mana. Orang mengalami pengaruh dari apayang secara rituil dikatakan dan diperbuat oleh para ahli itu.Mengalami kekuatan positif yang ditimbulkan itulah yang penting,dan bukan pemahaman akan apa yang dikatakan dan diperbuatitu, seperti yang ditekan-tekankan oleh para zendeling.

195

Page 210: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Mengemukakan alasan-alasan dan bukti-bukti tidak ada gu-nanya", kata Jens. "Kalau kita ingin mempengaruhi mereka, kitaharus menjenguk mereka di rumahnya. Di dalam rumah-rumahtidaklah berlaku pantangan-pantangan untuk bertemu dan sebagai-nya". Lagi pula: "Kalau orang-orang Irian sudah bertobat sebagaibangsa, maka hal itu hanya akan merupakan hasil karya Roh yangmenghidupkan orang-orang yang sudah mati itu".

196

Page 211: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB VI

JALAN PENUH KESUKARAN YANG DITEMPUH SEORANGOPTIMIS : PENGALAMAN BINK ( ± 1875 -1884)

§ 1. Kekecewaan dan penderitaan

Dalam sejarah zending di Irian Barat Bink menjadi terkenalsebagai seorang optimis. Kata realis dalam hal ini memang kurangtepat, karena "Bink sedang menanam di atas batukarang", ia me-nyebar benih dan tidak pernah menuai, dan ia menanggung pen-deritaan dalam lingkungan keluarganya seperti tidak ada banding-annya sebelum atau pun sesudahnya. Namun ia tetap bertahan.

Tidak lama sesudah Bink mulai bekerja, muncullah seorangKonoor baru di Mansinam. "Orang-orang Mansinam berkata bahwamereka telah menemukan Tuhan mereka. Tuhan itu adalah se-orang anak lelaki putih yang telah muncul dari dalam tanah.Seorang budak telah melihat anak itu; ia terus-menerus mengikutianak itu, dan ia pun mengatakan apa yang bakal terjadi dalamwaktu singkat. Akan terjadi gempa bumi, gunung Mare akanmenjadi sangat tinggi dan pulau Meosmapi akan beralih tempat,sehingga tidak akan ada lagi kapal-kapal yang dapat masuk teluk".

Semua itu hanyalah sebagian dari pemberitaannya. Unsurnyayang penting ialah bahwa orang-orang mati akan bangkit danbarang-barang akan ada dalam jumlah berlimpah, dan semua orangyang sudah tua akan menjadi muda kemlbali. Pemilik budak itumengatakan kepada Beyer di Doreh bahwa budaknya itu dirasukisetan. Dengan berkata begitu, orang itu mendahului penilaianBeyer sendiri. Akan tetapi penduduk setempat pun sangat marahkepada budak itu, sampai-sampai hendak membakar rumahnya,karena ramalan-ramalannya tidak terwujud.

Yang berulangkali menggerakkan khayal penduduk ialah bah-wa para zendeling dapat selalu menerima perbekalan dan barang-barang lain, walaupun barang-barang itu tidak dihasilkannya sendiri.Bink memang bekerja; Bink adalah seorang tukang kayu, dan padawaktu itu ia justru sedang sibuk membangun gereja Mansinam

197

Page 212: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dari kayu besi. Tetapi menurut pengertian orang Irian, yang dapatdinamakan "kerja" adalah kerja tangan yang produktif, berkebun,berdagang dsb. Apa yang diterima oleh para zendeling itu hendakmereka peroleh pula dengan cara magis. Hal ini adalah sesuaidengan mitos mereka tentang keadaan sejahtera di masa purbakala,yang pada suatu kali kelak akan kembali lagi. Dalam hal ini sudahberkali-kali kami menunjukkan tanggapan negatif dari pihak parazendeling. Orang-orang Irian tidak dapat memahami para zende-ling, tetapi mereka ini tidak sanggup pula memahami orang-orangIrian.

Di sekolah yang diselenggarakan oleh Bink hadir 26 orangmurid. Bink bahkan mempunyai seorang murid perempuan, se-orang tebusan, yang demikian maju, sehingga dapat memberikanpelajaran di kelas satu. Sebaliknya seorang tebusan yang lain me-nimbulkan kesedihan besar bagi Bink. Orang itu yang namanyaJohn, telah melarikan diri dan kemudian menggabungkan diridengan suatu gerombolan yang dalam tahun 1877 menyerangAndai. Di kemudian hari Ali, seorang yang telah ditebus olehWoelders, akan menempuh jalan yang sama. Orang-orang ini, kalauingin memperoleh prestise dalam masyarakat, yang berarti mem-peroleh tempat dalam masyarakat di luar rumah zendeling, rupa-nya hanya ada satu pilihan: menunjukkan kepada orang banyakbahwa mereka adalah seorang mambri (pahlawan).

\Tetapi Bink mengalami hal-hal lain yang lebih pahit lagi.

Penduduk Menukwari semula cukup tenang, tetapi kini merekamenjadi resah. Seorang anak telah meninggal, dan segera orangmembuat rencana untuk berpindah tempat ke Rowdi yang jauhnyahanya 10 menit perjalanan kaki dari Menukwari. Selama masaberkabung orang terikat pada satu tempat. Tetapi setelah masa ituberlalu, maka mereka terus juga melanjutkan rencananya. Waktumereka membangun rumah-rumahnya yang baru, mereka mintanasihat kepada Bink dalam hal membuat pintu-pintu. Sejak itudatanglah mereka ke kebaktian, memenuhi undangan Bink. Tetapiminat mereka itu hanyalah sementara sifatnya. Keti'ka Bink me-ngambil kebijaksanaan membagikan tembakau dan gambir, merekadatang terutama demi barang-barang lezatan itu. Jadi Bink kini

198

Page 213: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menyaksikan sendiri kebenaran semboyan yang telah dirumuskan-nya : "Bantulah kami, dan kami akan membantu saudara" ; hal ituteiah terbukti sekarang. Bink telah membuat pintu-pintu, dan be-berapa kali mereka "membantu Bink pula mengadakan hari Ming-gu". Jadi neraca seimbang,

Sekiranya toh ada orang yang menaruh minat sehingga ber-keinginan untuk datang, maka ada suatu peristiwa di rumah Binkyang menghalangi kedatangan mereka itu. Dalam bulan April 1880keluarga Bink mendapat pukulan yang berat: anak lelakinya yangterkecil tiba-tiba meninggal dunia "akibat demam panas". Ini ada-lah keempat kalinya anak Bink meninggal. Keluarga Bink seka-rang tinggal mempunyai seorang anak lagi, tapi sayang sekali anakitu berpenyakit ayan, dan daya tangkapnya terganggu.

Kita sudah melihat sebelum ini, bagaimana reaksi pendudukatas meninggalnya anak lelaki Bink (lih.. III, 4). Kini mereka belummengatakan apa-apa kepada Bink, tetapi ketika Bink mengemuka-kan kepada mereka bahwa kepindahan ke Rowdi yang begitudekat dari rumah semula itu tidak banyak artinya, maka merekapun menjawab: "Tapi tuan sudah melihat sendiri: dalam empattahun dalam rumah tuan telah meninggal empat orang juga". Binktidak sanggup memberikan jawaban, tetapi ia menulis: "Tuhanmenghukum kami dengan berat; ini adalah anak keempat yangharus kami relakan".

Orang-orang Numfor sungguh tidak dapat memahami bahwaBink tidak mau berpindah tempat, walaupun anak-anaknya telahmeninggal. "Keteguhan itu bagi mereka berarti sikap tidak hati-hati dan sikap ceroboh. Pada permulaan tahun 1879 Bink menulis:"Orang Irian menjadi lebih masabodoh sekarang, khususnya yangada di Manokwari dan Rowdi. Sekolah telah kehilangan murid-murid, dan sesudah Natal tidak ada lagi seorang pun datang".

Itulah cara penduduk menyatakan simpatinya kepada pende-ritaan keluarga Bink. Menurut mereka, akibat kesalahan Binksendirilah bahwa anak-anaknya meninggal. Bukankah ia meng-anggap dirinya lebih pandai daripada orang Irian ? Pertolongan

199

Page 214: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

apakah yang dapat diberikan oleh obat-obatan Bink, di manakekuatan doanya dan kekuatan kebaktiannya itu ? "Apakah gu-nanya kita mengadakan hari Minggu, kalau kita nantinya akanmati ?" telah dikatakan seseorang sebelum kejadian ini.

§ 2. Hubungan dengan rekan-rekan sekerja

Bink adalah seorang zendeling-tukang, yang atas permintaanUZV telah menghentikan pendidikannya untuk menjadi zendeling,agar dapat bekerja sebagai tenaga pembantu para zendeling. Tetapiia adalah orang yang berbakat. Pemberitaan Injil baginya lebihpenting daripada "gelar" atau jabatan resmi; tetapi istri Bink nan-tinya akan berpikiran lain, dan dalam hal ini para pekerja zendingyang lain ikut juga bersalah. Buat nyonya Bink sungguh terasaberat bahwa suaminya hanyalah seorang zendeling-tukang, dan iamenderita karena sikap memandang rendah dari pihak beberapaorang rekan dan istri mereka.

Setelah 10 tahun lamanya bekerja, Bink menerima sepucuksurat dari Pengurus UZV, di mana dinyatakan kepadanya bahwapengurus telah memutuskan untuk mengangkat dan mentahbiskan-nya sebagai zendeling "atas dasar kerja saudara yang tekun danpenginjilan yang saudara lakukan tanpa mengenal lelah, padasetiap kesempatan". Pengangkatan akan terjadi pada Hari Zendingtahun 1880, sedangkan pentahbisan akan dilaksanakan oleh parazendeling di Irian Barat.

Dengan terjadinya peristiwa ini, maka bersualah kita dengan"rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur". Ternyata dikalangan zendeling terdapat susunan pangkat (hirarki). Bink danpara zendeling-tukang lainnya tidak diberi ijin untuk melayankansakramen; tetapi para zendeling pun tidak boleh melakukan halitu semasa cutinya di tanah air. Di sana mereka bahkan tidakboleh memimpin kebaktian resmi; mereka hanya dapat mengucap-kan "renungan", karena dalam lingkungan Nederlandse HervormdeKerk mereka itu ditetapkan hanya sebagai guru jemaat; merekatelah menempuh ujian untuk memperoleh pangkat itu. Maka itukita merasa heran melihat bahwa di medan zending para zendellng

200

Page 215: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

itu pun berpikir menurut susunan pangkat' itu. Dan mereka semuakenyataannya sama-sama menjadi "awam" dari sudut ilmu penge-tahuan juga, karena tidak seorang pun di antara mereka yang ber-pendidikan universitas. Barulah sesudah 65 tahun berlalu orangmulai berpikir dan bertindak lain. Waktu itu semua zendeling danorang-orang yang bertugas mendidik para penghantar jemaat, se-sudah 10 tahun dinas, dipersamakan dengan seorang pendeta.

Rupanya rekan-rekan Bink agak enggan melaksanakan pesanPengurus. Pada bulan Agustus 1881 Pengurus terpaksa mengu-langi perintahnya. Pemberkatan dan pentahbisan baru terlaksanapada tanggal 20 Desember 1881. Upacara itu berlangsung padahari kerja yang biasa, dan menurut laporan di sana hanya sedikityang hadir. Van Hasselt memimpin upacara yang dilaksanakandi Mansinam itu. Dia mengatakan a.l.:

"Kita harus menambahkan modal, walaupun tidak seorangpun mau berdagang dengan kita; kita harus menabur benih, wa-laupun tanpa harapan akan menuai; tetapi kita tahu bahwayang menentukan upah adalah kesetiaan, dan bukan besarnyamodal, dan bahwa yang menentukan upah adalah ketekunan, danbukan jumlah kuburan". Lalu Van Hasselt mengemukakan ciri-ciri medan kerjanya): "Di Irian benih Sabda Tuhan terlampaubanyak dihimpit di antara semak duri dan belebas yang berupatakhayul dan napsu berbuat dosa".

Juga Jens berbicara dan mengingatkan Bink akan pengutus-an yang terjadi di Utrecht 10 tahun sebelumnya. Bunyinya: "Te-tapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, la-kukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pela-yananmu !" (II Tim 4:5). "Pesan yang dengan penuh harapan di-sampaikan kepada saudara oleh para pengutus dan jemaat itutidaklah memperoleh kekecewaan. Dengan rasa terimakasih ten-tunya saudara meninjau kembali tahun-tahun yang sudah lewatitu".

Bink menjawab: "Sampai seberapa jauh saya telah berpegangpada pesan yang diberikan kepada saya, bukan sayalah yang ha-

201

Page 216: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

rus menilai ... Namun saya tahu dan dengan rasa malu saya me-ngakui dengan terus-terang di hadapan Allah bahwa saya tidakselalu setia dan waspada, melainkan seringkali lamban dan lalai,dan bahwa saya tidak selalu melakukan pekerjaan seorang pem-berita Injil". "Hari-hari yang baik sungguh tanpa batas banyaknyadibandingkan dengan hari-hari yang buruk, dan bilamana sayaharus menerima kesedihan atau kekecewaan, tahulah saya bahwasemuai itu berasal dari Allah, supaya saya, bila telah menyelewengdari Dia, kembali bersatu denganNya". Seperti halnya Paulus,Bink mengatakan : "Kepadakulah, yang paling hina di antara se-gala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untukmemberitakan Injil kepada orang-orang kafir". (bnd Ef. 3:8)."Saya dapat bersaksi dalam hal ini demi Juruselamat saya, yaknibahwa sekarang keselamatan lebih dekat kepada saya dibanding-kan dengan waktu saya pertama kali menjadi percaya. Kecantikankepada kerja zending tidaklah berkurang, betapapun banyaknyahal-hal yang mengecewakan."

Kita melihat sekarang, dengan cara bagaimana penderitaandan kekecewaan itu telah dihadapi atau setidak-tidaknya diung-kapkan. Dan sikap itulah yang menjelaskan, bahkan mendasari ke-mampuan para zendeling untuk bertahan, sekalipun keadaandemikian berat.

§ 3. Suka-duka pergaulan dengan orang-orang Doreh

Dalam pasal ini kita akan melihat, bagaimana, selama tahun-tahun sebelum penahbisan Bink, perkembangan dalam hal hubu-ngan dengan orang-orang Irian, siapa-siapa orang-orang Irian yangmemainkan peranan penting, dan apakah yang menjadi pusatperhatian kedua belah pihak.

Kebaktian gereja sementara itu berjalan dengan susah-payah.Kadang-kadang orang datang dalam jumlah besar untuk menun-jukkan iktikad baik mereka. Apakah yang mungkin memikatmereka dalam pemberitaan seperti yang dibawakan oleh Bink ?Kadang-kadang ada kemajuan sedikit, terutama ketika Bink,karena sudah kehabisan akal, mulai memberikan pemikat kecil

202

Page 217: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

berupa tembakau dan gambir atau pinang sesudah selesainya ke-baktian. Laporan Bink: "Jumlah hadirin pada hari-hari Minggucukup baik. Tetapi saya merasa saya tidak kelewat suramkalau saya nyatakan bahwa mereka lebih tertarik oleh gambirdan pinang daripada oleh Sabda Tuhan. Namun saya berpendapatbahwa segala upaya yang masih jujur harus saya lakukan untukmemikat hati orang sehingga datang mendengar saya: Bagaimanamereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengartentang Dia ?

Para zendeling tahu benar dari Perjanjian Baru bahwa Yesusbanyak berbicara dengan orang, tetapi jarang mengadakan kebak-tian resmi. Walaupun demikian para zendeling berkeliling untukberkhotbah di depan orang banyak dan untuk menegur mereka.Tentu saja lama-lama orang-orang yang menjadi sasaran khotbahdan teguran itu mulai melindungi diri terhadapnya. Kadang-kadangjuga mereka memberikan reaksi tajam atau lugas. Pernah Binkberbicara dengan beberapa orang wanita yang tidak datang kegereja. Sebagai jawabannya para wanita itu mengatakan : "Kenapatuan memarahi kami ? Ini kan bukan hari Minggu terakhir ? Be-berapa hari lagi akan ada lagi hari Minggu ; waktu itulah kamiakan datang". Bink waktu itu mengatakan kepada mereka bahwabelum tentu pada hari Minggu berikutnya mereka masih akanhidup. Tetapi mereka menjawab: "Benar kata tuan itu, tetapi se-karang sudah malam; kami takut pada roh-roh jahat (faknik) ;kami akan pulang, dan sebaiknya tuan pulang juga".

Sebelum ini, dalam hubungan dengan apa yang telah dikatakanoleh Woelders, kami telah menunjukkan betapa berbahaya jenis"teguran" itu. Bagi orang-orang Irian, teguran-teguran ini merupa-kan ancaman. Sekiranya ada sesuatu yang menimpa salah seorangdari para wanita itu, misalnya jatuh sakit atau meninggal sebelumhari Minggu berikutnya, maka Bink akan dipersalahkan. Melaluiucapan-ucapan seperti yang dilakukan oleh Bink itu, orang me-manggil kuasa-kuasa dan kekuatan-kekuatan negatif ; itulah sebabdari jawaban para wanita itu kepada kata-kata Bink.

203

Page 218: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Selesai suatu kebaktian, Bink bertanya kepada seorang Iriantua yang namanya Sewuri apakah dapat menangkap dan mengertiapa yang telah dikatakannya. "Tuan", jawab orang tua itu, "halrtu tidak beres". "Apa yang tidak beres ?" "Yah, kalau Tuhanyang ada di Sorga telah mengajari nenek-moyang kami, kalau Diasudah mengirimkan pandita-pandita kepada nenek-moyang kamisama seperti kepada nenek-moyang orang-orang Belanda, makaakan beres. Sekarang ini ti'dak beres. Kenapa Allah berbuat de-mikian ? Ayah tuan telah mengajarkan kepada tuan apa yangsekarang tuan ajarkan kepada kami, ayah tuan itu para gilirannyatelah mendengar ajaran itu dari ayahnya, karena itu tidak sukaruntuk mengetahui semua itu. Tetapi nenek-moyang kami tidakpernah bercerita kepada kami tentang Tuhan. Mereka telah me-ngajarkan adat istiadat mereka kepada kami. Saya berkata: halitu tidak beres".

Maka Bink pun memberikan semacam uraian tentang sejarahpenyebaran agama Kristen, dan ia mengemukakan bahwa sekarangorang-orang Numfor pun dapat juga mendengarkan Injil. Lantas :"Mengapa, Sewuri, orang Numfor memperoleh zendeling lebihdahul'u daripada suku-suku lain di Irian Barat ?" Sewuri langsungmenjawab : "Karena kami adalah orang baik-baik, sedangkan orangWindesi dan Wandamen tidak begitu baik, dan di Amberbakentidak ada tempat bersauh".

Lalu Bink menyatakan pendapatnya tentang sedikitnya minatorang Numfor; dikatakannya bahwa bisa terjadi Tuhan akan me-narik kembali para zendeling itu, karena orang-orang Numfortldak mau mendengar dan tetap tinggal masabodoh terhadap ke-pentingan kekal mereka. "Mau membikin hari Minggu untukmembantu Tuan, tetapi bukan dengan keinginan untuk memper-muliakan Allah".

Dengan kata-kata ini Bink menyampaikan suatu pengertianyang tidak terdapat dalam bahasa mereka. Kini orang memper-gunakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Arab : bemaf. Parazendeling menjelaskan bahwa kata yang kami terjemahkan dengan"mempermuliakan" itu mempunyai arti kira-kira "memperhatikan",

204 '

Page 219: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"memperhitungkan". Mengingat bahwa sikap orang Numfor adalahoportunistis (melihat untung-ruginya sesuatu hal saja), maka takbisa tidak arti kata ini tetap samar, seperti halnya kata Arab(bemaf) itu. Kata apakah yang kiranya telah dipakai oleh Bink:bemaf (hormat kepada, menguduskan, misalnya hari Minggu) ataukah sandik yang berarti memuji ? Sayang sekali kita tidak menge-tahuinya. Tetapi Bink tidak berilusi. Ia menulis : "Benih Injil telahditaburkan... tetapi panenlah yang harus menunjukkan nanti,apakah kata-kata yang telah saya ucapkan selama 9 tahun di Me-nukwari itu ada pengaruhnya terhadap penduduk, dan berapa bijibenih telah jatuh. di tanah yang baik". "Namun saya tak berputus-asa, karena sejarah zending menunjukkan bahwa perubahan-pe-rubahan besar di bidang rohani dapat berlangsung dalam waktuyang singkat. Di sini hanya dilbutuhkan sentuhan Roh Kudus atashati penduduk, maka cahaya kebenaran akan bersinar pula me-nerangi Irian".

Bink lebih suka menaruh harapannya pada anak-anak yangdididik oleh zendeling, namun kita sudah pernah melaporkan,bahwa seringkali yang dinamakan anak-anak piara itu mengecewa-kan zendeling. Ketika mereka masih anak-anak, kedudukan me-reka di pinggir masyarakat itu tidaklah merupakan beban bagimereka, tetapi begitu mereka mencapai umur dewasa dan sampaiwaktunya kawin, mereka pun berhadapan dengan pilihan : bukan-lah pilihan antara Injil dan Adat (demikianlah menurut pendapatpara zendeling), melainkan pilihan antara kedudukan terpencilbersama para zendeling (orang-orang asing) atau kedudukan yangterpandang di tengah-tengah suku. Kalau yang terakhir ini yangdipilih, maka hal itu membawa akibat-akibat yang cukup besar.Mereka sebagai orang yang datang "dari luar", harus membukti-kan dirinya layak untuk mendapat kedudukan di tengah-tengahsuku, dan oleh karena itu mereka terlebih rajin ikut ambil bagiandalam pengayauan-pengayauan untuk menunjukkan bahwa merekabenar-benar anggota masyarakat itu.

Ketika Bink sudah 8 tahun penuh bekerja, ia menulis "tentanghari yang terindah dalam hidup saya". Waktu itu dua orang yangtelah ditebusnya dipermandikan di Mansinam. Minggo, yang men-dapat nama Yonatan, sudah 8 tahun lamanya tinggal di rumah

205

Page 220: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Bink. Ketika ia ditanya : "Apakah yang dimaksud dengan percayakepada Yesus ?"Ia menjawab: "Yaitu seakan-akan saya sedangnaik perahu dan saya tidak merasa takut, betapapun tingginyaombak, karena saya tahu bahwa Dia mengemudikan perahu itu".

Bink di masa itu belum mempunyai hak melayankan sakramen;pelayanan baptisan itu dilakukan oleh Van Hasselt di Mansinam.Di Mansinam waktu itu ada 15 orang Kristen, jadi sekarang didaerah Teluk itu ada 17 orang Kristen. Tentang ini Bink menga-takan : "Walaupun jumlah orang yang telah melakukan pengakuaniman masih kecil, yaitu hanya 17 orang, tetapi kalau mereka tidakmenyangkal iman mereka, maka dari mereka akan timbul kekuat-an yang besar; semoga hari peristiwa-peristiwa yang kecil tidakdipandang hina, melainkan dianggap sebagai pertanda panen yangberlimpah-limpah".

Karena anak-anak piaranya dan minatnya akan kehidupanmasyarakat, Bink akhirnya semakin terlibat pada semua yang ter-jadi di sekitarnya. Hal seperti itu kita lihat terjadi juga denganWoelders. Kadang-kadang hal itu menyangkut juga keluarganya.Contohnya misalnya ketika anak perempuan piaranya ternyatamempunyai hubungan dengan seorang pemuda dari kampung.Keduanya bukanlah orang Kristen. Akibatnya, ketika atas desakanBink mereka kawin secara resmi, perkawinan harus diteguhkanoleh salah seorang kepala dengan mengikuti adat. Ketika sebuahperahu dari Menukwari dirompak oleh orang-orang Biak, Binkharus juga ikut membayar uang tebusan untuk perahunya danawaknya. Hal serupa terjadi juga ketika orang-orang Roon me-nyerahkan dua orang budak anak-anak untuk mengikat perda-maian. Seorang dari mereka ditebus oleh Bink, supaya orang dapatmemberikan barang-barang kepada sanak keluarga dari orang-orang Numfor yang telah dibunuh oleh orang-orang Roon itu. Dansekarang orang hendak menyangkut Bink pula dalam suatu pestainisiasi. Melalui bantuannya, dan dengan memberikan anak pe-rempuan piaranya, ia telah mengambil langkah ke arah mereka,karena itu patutlah ia mengambil pula langkah yang berikut. Soal-nya si empunya hajat pesta kekurangan makanan untuk pesta.Tetapi kalau makanan itu tidak ada dalam jumlah berlimpah-

206

Page 221: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

limpah, maka ia akan kehilangan prestise. Karena itu pergilah iakepada Bink. Sebagai orang yang mengenal sifat terbuka Birik,Tarrowe pun langsung berterus-terang, maksudnya ialah untukmembangkitkan simpati Bink.

"Saya dapat saja mengatakan bahwa saya lapar, dan tuana'kan segera menolong saya, tetapi saya tak hendak berbohong, danakan berterus-terang saja kepada tuan. Cucu perempuan saya telahmencapai tahap inisiasi; sekarang harus diadakan pesta, dan untukitu saya membutuhkan beras. Saya akan menukar setiap kantongberas tuan dengan satu tabung kapur. Kalau tuan sayang kepadasaya, tentu tuan setuju; sebab saya sudah mengatakan denganterus-terang buat apa saya membutuhkan beras itu".

Ini adalah peristiwa yang penting (pesta insos) yang mengan-dung juga unsur-unsur religius, dan Bink maklum akan hal itu.Karena itu ia pun mengatakan bahwa ia akan menghadiahkansaja beras itu kepada Tarrowe, asalkan ia (Bink) sendiri bolehmemimpin pesta itu; tapi ia tidak mau mencari untung denganmenukarkan beras dengan kapur. "Saya juga tidak hendak ber-pi'kir : saya tak perduli apakah Tarrowe masih senang denganadatnya yang lama dan masih melayani setannya. Justru karenasaya sayang kepada saudara dan akan sangat senan.g melihat sau-dara mengikut Tuhan Yesus, maka saya tidak membantu saudara.Saya tidak dapat mencegah saudara merayakan pesta-pesta kafir,tetapi membantu saudara — saudara sendiri dapat memahamibahwa itu tidak mungkin".

Tarrowe berpikir sebentar. Ia tak mempersoalkan ungkapan"melayani setan" itu, dan ia samasekali tidak berusaha menjelas-kan kepada Bink bahwa ungkapan itu tidak benar. Tetapi ia me-nunjukkan dengan tepat apa yang sebenarnya menjadi hambatan"Ya, tuan, apa yang dapat saya katakan kepada tuan ? Saya mausaja menanggalkan adat lama itu, tetapi kalau demikian orang akanmengetawakan saya, dan mengatakan saya bodoh karena meng-ikuti adat orang-orang Belanda. Kalau orang-orang lain melaku-kannya, umpamanya Sengaji Mansinam dan Korano Doreh, maka

207

Page 222: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

halnya akan lebih mudah. Mereka adalah orang-orang besar;mereka tidak akan diketawakan, dan mudahlah mengikuti mere-ka itu. Saya percaya bahwa merayakan pesta-pesta kami itu tidakbegitu baik, tetapi kalau saya tidak berbuat sama seperti orang-orang lain, orang-orang tidak akan membenci saya atau mengata-ngatai saya; tetapi mereka akan mengejek saya, dan saya tidaksuka diejek".

Bink kemudian bertanya kepadanya apa yang hendak dikata-kannya nanti, bila ia berhadapan dengan Kristus dan Kristus ber-tanya kepadanya, kenapa ia sebagai orang yang telah mengenaljalan kebenaran takut diejek orang-orang lain, yang berarti tidakmau menempuh jalan itu ? Jawalban Tarrowe: "Ya, tuan, tuanmenarik tangan kanan saya dan bangsa saya menarik tangan kirisaya. Siapa yang harus saya ikuti sekarang ?"

Bink pun menutup laporannya mengenai percakapan itu sbb. :"Kita memperoleh janji bahwa Firman Tuhan tidak akan kem-bali dengan sia-sia, melainkan akan melaksanakan apa yang di-kehendakiNya. Karena itulah saya berjalan terus menaburkanbenih dengan riang. Setiap hari Minggu, dengan kenikmatan yangbaru saya menga'barkan berita kesukaan dengan penuh keseder-hanaan dan sedapat mungkin sesuai dengan daya tangkap merekaitu". Ta memang mengalami hari-hari muram, tetapi seperti di-tulisnya sendiri, dengan sifatnya yang periang segera ia dapatmengatasi tekanan jiwa yang sering-sering bertalian erat dengankeadaan fisiknya — dua dosis kina menegakkan kembali sifatriangnya yang asli itu.

§ 4. Hasil pemberitaan Firman

a. Mengundang orang untuk datang ke kebaktian

Bink pernah menulis : "melihat jumlah penduduk sudah pastisaya memiliki lebih banyak pendengar daripada banyak peng-khotbab yang dipuji-puji di tanah air. Saya tidak berani me-mastikan, apaka'h para pendengar banyak mengambil pelajarandari yang telah didengarnya, namun demikian cara saya berbicara

208

Page 223: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tidaklah terlalu sulit, sekalipun saya sendiri bukanlah seorangtukang pidato yang baik kalau menghadapi orang Irian. Saudara-saudara rekan sekerja saya memperoleh pengalaman yang sama.Soalnya ialah: orang Irian itu hadir secara fisik, namun ia tidakmendengar. Dan kekuatan manusia macam apakah yang dapatmemaksanya untuk mendengar ?

Walaupun kita lukiskan kepadanya kasih Tuhan dalam Kristus,yang diarahkan juga kepada dia, walaupun kita tunjukkan ber-kat Tuhan yang diterimanya setiap hari (karena pengertiannyamemang belum lebih jauh dari itu), namun tetap saja ia bersikapdingin. Kalau kita katakan kepadanya bahwa ia adalah seorangberdosa, maka ia menjawab : saya bukan orang yang jelek, sayatidak berbuat jahat. Kalau kita bicara kepadanya tentang kehi-dupan bahagia dan kekal, yang tersedia bagi semua orang yangkasih kepada Yesus, dan mengikuti perintah-perintah Tuhan, diapun tidak ragu-ragu. Dia pun ingin mendapat kebahagiaan itu;kenapa tidak ? Kalau kita katakan kepadanya bahwa jika ia terusjuga menempuh jalannya itu tidak akan baik nasibnya, maka iaakan menjawab: 'Kaku' (benar), namun ia berpikir juga dankadang-kadang mengatakan: Tuhan yang ada di Surga tentutalhu apa yang harus dilakukannya kepada saya ; kalau Ia kasihkepada saya. tentu dibawanya saya ke Surga, tapi kalau dibenci-Nya saya, tentu dilemparkannya saya ke neraka. Tentang itu Iasendirilah yang tahu'."

Kemudian Bink mengutip seorang teolog Belanda, Prof. J.J.van Oosterzee, yang pernah di dalam tulisannya mengatakanbahwa ia mengiri kepada para zendeling yang dapat memberita-kan Injil untuk pertama kali, dan menduga bahwa orang-orangtentu mendengarkan pemberitaan itu dengan telinga terbuka lebar,padahal di tanahair banyak orang mendengarkannya dengan sikapmasabodoh. "Tetapi di Irian yang mulia sarjana tinggi itu akankecewa".

Dari apa yang dialami oleh Bink pada waktu itu jelas bahwaorang Numfor adalah pengunjung-pengunjung gereja yang sangat

209

Page 224: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tidak teratur. Dengan cara bagaimana Bink mencoba menarikmereka dan mendorong mereka, hal itu pernah dilukiskannya.Dari caranya melukiskan kejadian itu jelaslah bahwa lama-kela-maan Bink tertekan juga oleh sikap masabodoh penduduk. Ia ber-tahan terus, tetapi dengan tidak banyak menaruh harapan.

Agar ikut merasakan suasana yang dialami Bink, kita pilihlahkisahnya tentang suatu pagi hari Sabtu tahun 1880, delapan tahunsesudah Bink memulai pekerjaannya di Menukwari. Pada hariitu ia pergi mengundang orang-orang untuk menghadiri kebaktian,dan ia mengatakan bahwa besok adalah hari Minggu dan karenaitu mereka tidak boleh pergi kerja, melainkan harus datang men-dengarkan. "Sudah terpikir oleh saya", tulisnya, "bahwa baikjuga para sahabat zending di negeri Belanda kini mendengar apayang orang katakan sebagai jawaban kepada saya". Ceritanyademikian : "Beberapa orang lelaki dan perempuan duduk bersama;mereka melihat saya datang, dan dari jauh mereka sudah menegursaya; 'O, besok Minggu, tuan. Baiklah, kami semuanya akan da-tang'. Orang-orang lain yang sedang duduk di kandangnya (kamaryang seperti kandang kecil) mendengar terjadinya sesuatu diluar, dan mereka pun bertanya tanpa berdiri lagi: 'Apa diabilang?''Besok hari Minggu', balas orang-orang itu dengan berteriak".

Besoknya ternyata mereka tidak datang, tetapi memberikanmacam-macam alasan yang merupakan dalih belaka : "merekapergi ke kebun, menangkap ikan, atau tidak mendengar bunyigong".

Tetapi begitu mereka berjanji akan datang, mulailah merekameminta-mintai. Salah seorang meminta sedepa kawat temibagauntuk tali pancingnya. Yang lain minta kawat tembaga yang tebaluntuk pancing ikan atau minta golok tua untuk ditempa menjadiharpun. Bocah-bocah berteriak-teriak minta pancing atau peniti.Baberapa orang perempuan ikut serta pula dalam paduan suaraitu dan minta jarum dan kawat; sarong mereka robek-robek,dan mereka minta sarong yang baru. Dan semuanya tanpa kecualiminta diberi gambir. "Kalau masih ada kesempatan untuk mela-

210

Page 225: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kukan pembicaraan yang sungguh-sungguh. saya lakukan jugapembicaraan seperti itu, kemudian pergilah saya ke rumah yanglain. Ada enam buah rumah (besar) ; enam kali saya mendengar-perkataan yang itu-itu juga, dan janji-janji yang sama itu juga".Seringkali juga mereka itu mengancam : "Kalau tuan tak mem-berikan kawat tembaga atau gambir, kami akan marah dan takakan datang besok".

Waktu itu Sabtu tengah hari. Hari berikutnya gong ditabuh."Saya kirimkan seorang anak lelaki untuk sekali lagi mengumum-kan bahwa hari itu hari Minggu. 'Baik, baik, kami akan datang',jawab mereka. Kami menanti dan menanti, dan akhirnya datang-lah dua orang, kemudian datang satu orang lagi, satu lagi, tigaorang ; betapa pun kami menanti, tidak ada lagi orang lain yangdatang. Orang-orang yang lain bekerja menempa besi, atau ma-lam tadi ikut menyanyi dan karena itu sekarang harus tidur,atau mereka sedang menangkap ikan. Mereka itu orang-orangyang jelek (demikianlah dikatakan oleh orang-orang yang datangke gereja itu), tetapi orang-orang saleh yang datang hari ini, padahari Minggu berikutnya ganti menjadi jelek".

Rupanya Bink mengunjungi orang-orang Irian di rumahnyahanya pada waktu ia membutuhkan mereka untuk melakukanpembicaraan dan kebaktian. Jadi ia secara terang-terangan mintajasa dari mereka ; inilah sebabnya mereka langsung minta balasjasa. Kalau kita mengunjungi penduduk dalam berbagai kesem-patan, misalnya pada waktu ada orang sakit, pada waktu orangmeninggal, atau pada waktu mereka melakukan upacara-upacara,maka segalanya akan menjadi lain. Pemulis buku ini mengenalkeadaan setempat, juga di tempat-tempat lain yang sama keada-annya. Barang-barang tukar yang dibawa jangan dipakai kecualiuntuk balas jasa. Kalau barang-barang itu dipakai untuk meman-cing orang, maka kita akan menciptakan keadaan seperti yangdilukiskan oleh Bink. Barulah kalau kita sanggup menawarkanpertolongan medis dan menunjukkan rasa simpati kita dengancara apapun, maka si'kap kaku akan lenyap. Kita tidak boleh pula

211

Page 226: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

datang selalu "dalam fungsi kita", kecuali kalau kita memangdiminta. Banyaklah "peranan" yang dapat kita mainkan, dan me-mang demikianlah yang diharapkan dari kita.

Bink mengalami kemacetan total karena cara yang ditempuh-nya sendiri. Di daerah sekitar Manokwari pun ia tidak mampumengikat hubungan dengan penduduk pedalaman, karena justrupada waktu itulah berlangsung perbuatan saling bunuh antaraorang Meakh dan orang Hattam, seperti sudah kita tulis di atas.

Unsur "saling memberikan jasa" itu sungguh tertanam da-lam-dalam. Terutama pula ketika orang mendengar tentang alasankedatangan para zendeling. Orang-orang Irian tak habis pikir,bagaimana mungkin para zendeling telah meninggalkan tanah airmereka hanya untuk membawakan berita kesukaan yang di teli-nga mereka terdengar demikian aneh itu.

"Beberapa waktu yang lalu seorang Irian mengatakan kepadaBink bahwa para zendeling datang ke Irian Barat karena keadaanmereka di negeri Belanda sangat miskin; mereka itu hampir-hampir tak bisa hidup karena kekurangan. Di negeri Belandaharga makanan mahal, sedang di Irian tidak. Semua ini dicerita-kan kepada mereka oleh seorang nakhoda kapal sekunar". Dancerita itu mereka percayai.

Lagi pula sungguh aneh bahwa para zendeling selalu dapatmemiliki uang dan barang-barang. Orang tidak mau mendengarkanpemberitaan para zendeling, tetapi dalam kehidupan sosial-eko-norni selamanya terdapat peluang juga bagi para zendeling, asal-kan mereka memang bersedia untuk memainkan peranan yangdiberikan kepada mereka oleh orang-orang Irian.

"Orang-orang Irian sama saja", demikian tulis Bink, "kitatidak meliliat bahwa mereka sungguh-sungguh lebih dekat. Ka-laupun ada tandanya, itu hanyalah untuk menyenangkan hatiTuan".

212

Page 227: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

b. Cerit.a-cerita dari Alkitab sebagai barang dagangan

Menjadi semakin jelas juga bahwa ada orang-orang yang de-ngan "menunjukkan minat" itu memiliki tujuan sampingan sendiri.Pernah Bink memperlihatkan gambar-gambar dari Alkitab dan iaberhasil menarik minat orang banyak. Lalu salah seorang yangbernama Yaanbori datang mendapatkan Bink hanya untuk mintadiberi sebuah gambar bersama ceritanya, tetapi orang lain yangtidak berkepentingan tidak boleh hadir. Ia mengatakan ingin ber-buat seperti Merowi, yang biasa menceritakan kisah-kisah tentangTuhan Allah, apabila orang-orang sedang menunggu muatan berasdi Amberbaken. Bink mencurigai "sifat saleh" yang dipertunjuk-kan kepadanya itu dan bertanya kepada orang-orang lain tentanglatar belakangnya. Ternyata kemudian bahwa Yaanbori merasairi terhadap Merowi karena prestise yang diperolehnya sebagaitukang cerita. Ternyata pula bahwa orang-orang Numfor mem-punyai kebiasaan untuk menyajikan sebuah cerita yang baru bilamereka bertemu dengan orang-orang lain. Bink tidak bersediamemenuhi keinginan Yaanbori itu, Hal ini mengherankan, karenakebiasaan orang Numfor tersebut justru membantu menyebarkancerita-cerita Alkitab.

Tidak setiap orang memiliki ingatan yang baik, dan tidaksetiap orang dapat menjadi tukang cerita yang baik. Apabila orangsedang bercerita tentang perbuatan-perbuatannya sendiri ataurnenyanyikannya dalam bentuk lagu, dia selalu dibayangi olehkontrol sosial yang sewaktu-waktu dapat menyela cerita itu (ininamanya "kuk farfyar") : salah seorang pendengar menantangsi penyanyi atau pencerita untuk memberikarn keterangan yangtepat dan membuktikan apa yang telah dikatakannya. Kalau diatidak dapat membuktikan apa yang telah dikatakannya, maka slpenyela pun berhak menerima pembayaran denda; sementaraitu si pencerita mendapat ejekan, dan prestisenya pun menurun.Jadi untuk dapat menceritakan kembali sesuatu peristiwa, orangharuslah mendengarkan baik-baik. Karena itu orang hadir tidakhanya secara fisik saja, misalnya apabila dalam suatu kebaktianBink menceritakan sebuah kisah dari Alkitab. Di lain pihak, hal

213

Page 228: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ini tidak dapat dikatakan mengenai semua orang. Bink mengeluhtentang kurang adanya perhatian. Pada suatu kali ia mengeluarkankeluhan itu dengan didengar oleh seorang pemudia. Pemuda ituberusaha meyakinkan Bink bahwa ia (pemuda itu) bukanlahorang yang masabodoh ; ia mengenal cerita-cerita Alkitab denganbaik: apakah Bink mau mendengarkan ? Dan "Berceritalah orangitu tentang Adam dan Hawa, dan tentang anaknya Nuh yang padasuatu kali telah membuat pelangi. Ia tak tahu dengan pasti, tapiia mengira bahwa ia membuatnya pada waktu Nuh hendak mem-bunuh anaknya (yang namanya ia lupa), tetapi Manseren Allahtidak menyukai hal itu". Pemuda itu mengenal juga tentang Tu-han Yesus yang telah berkeringat sampai mengeluarkan darahdi Gethsemane dan dengan darah itu ia telah membayar dosa-dosasemua orang, baik yang hitam maupun yang putih, orang Irianmaupun orang Belanda. Sekarang ia tidak perlu takut mati, ka-rena ia akan masuk Sorga. Ia telah ingat segalanya itu baik-baik,semenjak ia mengunjungi sekolah Van Hasselt.

Sementara ia berdiri menceritakan segalanya itu, anak-anaksekolah berdiri mengitarinya dan mengetawakannya. Maka ia punsedikit marah, dan bertanya apakah kurang baik ia bercerita."Kurang". jawab sejumlah anak lelaki. Tetapi Bink mengatakankepadanya bahwa menurut pendapatnya cerita itu baik. tetapiada yang sedikit dilupakannya. "Oya, banyaklah yang dia lupakan.Merowi dari Kwawilah yang tahu betul. Dia memang orang hebat.Sebelum makan ia berdoa, demikian juga waktu ia bangun. Dania berdoa bukan hanya di rumah, melainkan juga di waktu iaberada di Amberbaken. Di sana bercerita juga ia tentang riwayatTuhan Allah, yaitu apabila orang-orang terpaksa berhari-harimenunggu muatan beras".

Kesimpulan dari kata-kata itu pastilah menyenangkan bagiBink. Dari laporannya itu kita ketahui bahwa banyak cerita ter-simpan dalam ingatan sejumlah orang dalam keadaan terputar-balik, namun ada juga orang-orang yang betu-betul mendengar-kan dan menerima baik-baik dalam hatinya segala yang dikatakanBink.

214

Page 229: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

c. Dua percakapan

Kita sudah mengetahui bahwa Bink biasa membagikan ba-rang-barang lezatan kecil. Dia memang boleh dikatakan. wajibmelakukan hal itu, karena ia mengundang orang-orang itu untukdalang ke rumahnya; di serambi muka rumahnya itulah ia me-laksanakan kebaktian-kebaktian. Berkali-kali Bink menulis bah-\va menurut pendapatnya orang-orang itu datang hanya demisejumput tembakau, secuwil gambir atau pinang. Ada saya bacasebuah tulisan tentang tanggapan yang keras, yang tentunya telahmenggoncangkan hati Bink. Pada suatu kali datanglah beberapaorang dari antara para pendengarnya. Mereka menyaksikan bah-wa setiap hari Minggu Bink bersusah-payah mengenakan pakaianresmi yang terlalu tebal untuk iklim panas. Bink mengharapkansuatu tanggapan yang positif; dan tanggapan inilah yang dia de-ngar:

"Tuan selalu sibuk pada hari Minggu, dan tuan membikindiri tuan lelah dan panas karena berpidato. Kemudian tuan beri-kan kepada kami tembakau, pinang dan gambir. Maka kami telahbersepakat untuk mengajukan usul kepada tuan demikian: Beri-kan kepada kami segera semua itu pada permulaan, dan tidakperlu lagi tuan memberikan pidato yang sukar itu. Para pengun-jung akan merasa puas, dan tuan tidak akan terlalu lelah".

Bink paham betul akan alasan-alasan para pengunjung ke-baktian, tetapi tentunya goncang juga hatinya mendengar hal itudirumuskan secara demikian keras. Maka ia pun memutuskanuntuk memberikan pelajaran kepada orang-orang itu; pada hariNatal (1882) ia bermaksud tak membagikan hadiah. Tetapi ke-tika hari itu tiba, ia pun membatalkan rencananya, karena: "Ka-lau pendapat Allah mengenai diri saya sama dengan pendapatsaya tentang orang-orang Irian yang malang itu, maka alangkahburuknya nasib saya ... Setiap kali saya berniat untuk berbuatlebih baik, tetapi seringkali janji itu segera saya lupakan sesudahsaya ucapkan; namun tidak pernah. Allah menolak saya, bahkansebaliknya. Demikianlah saya tidak dapat menolak orang-orang

215

Page 230: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Irian pada hari pesta ini. Saya berpikir : Siapa tahu, Allah me-lalui karunia materril ingin membukakan telinga mereka untukmendengarkan lagu damai yang dinyanyikan oleh para malaikat".Sesudah berlangsungnya pesta kecil, para peserta pesta pun me-ninggalkan tempat tinggal Bink dengan keyakinan bahwa merekapasti akan hadir pada tiap hari Minggu asalkan Bink membagikansesuatu, dan bahwa mereka akan jarang jatuh sakit.

Ada kalanya ada pula yang secara jujur membuka isi hatinya.Sesudah pentahbisan, Bink memperoleh hak melayankan sakra-men, dan pada masa itulah ia menerima permohonan dari se-orang lelaki tua "untuk dipermandikan, karena ia takut sekalikepada neraka". Bink barangkali ngeri juga mendengar permin-taan yang telah diakibatkan oleh pemberitaan lazim yang berupaamanat mengenai hukuman Allah ini. Akan tetapi ia jelaskanjuga kepada orang itu bahwa bukan permandian itulah yangmenjadi jaminan orang masuk surga, karena untuk masuk surgadiperlukan banyak syarat. Ia pun mendesak orang itu untuk setiamengunjungi kebaktian, agar supaya dengan demikian dapat ialebih banyak mendengar mengenai syarat-syarat itu, "Orang itumelaksanakan anjuran itu, tetapi sesudah itu ia minta berhutanguang dua ringgit kepada Bink; selanjutnya Bink tidak lagi me-lihat kembali orang maupun uang yang dipinjamkannya itu".

Ketika beberapa waktu kemudian Bink mengingatkan kepadaorang itu akan keinginannya untuk dipermandikan, orang itumenjawab: "Saya memang mengatakan demikian, tapi kalau sayadipermandikan, tidak dapat lagi saya menyanyi kalau anak-anaksaya berada di Amberbaken nanti". Bink menjelaskan kepadanyabahwa orang-orang Kristen boleh menyanyikan lagu-lagu Kristen,dan ini lebih baik guna menyeru Tu'han yang hidup, satu-satunyayang dapat memberikan pertolongan kepada kita.

d. Mengobyekkan sekolah

Di semua bidang kegiatan dapat dilihat terjadinya kelesuan,tidak hanya dalam hal datangnya orang ke gereja, melainkan juga

216

Page 231: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dalam hal datang ke sekolah, bahkan juga dalam hal pembangunangereja di Mansinam. Dan dalam hal ini sedikit sekali bantuan yangdia peroleh dari penduduk, dari ke-15 orang Kristen dan parapengunjung tetap gereja itu. Tetapi seorang dari anak-anak lelakipiaranya membantunya dengan rajin, dan Bink mempekerjakanseorang tenaga yang bekerja selama 18 hari dengan upah sebatangbesi (yang harganya f. 6,—). Pada hari Natal tahun 1879 gerejadiresmikan.

Istri Bink melakukan sekolah, selama Bink sendiri memper-siapkan gereja di Mansinam. "Namun sekolah itu mengalami ke-munduran, dan sesudah hari Natal, tidak ada lagi murid datang.Sejak pertengahan Mei 1880 saya tak menyelenggarakan sekolahlagi."

Dalam bab ini kita akan mengikuti Bink menempuh jalannyayang sukar itu. Marilah kita menyertainya juga di bidang perse-kolahan. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pada hari Natal murid-murid yang paling teratur datangnya menerima hadiah-hadiah yangpaling banyak dan paling baik: sebuah pisau lipat, sebuah cermin.Murid-murid yang kurang teratur datangnya hanya menerima se-buah cermin atau segenggam manik-manik. Kedatangan yang ter-atur dalam hal ini merupakan pedoman. Apakah orang-orangMansinam dapat menerima pedoman itu ? Bink berkata :

"Dua orang lelaki datang bergegas-gegas memasuki pekarangansaya, masing-masing diikuti oleh seorang anak. Salah seorang darikedua orang dewasa itu adalah Undani, dan anaknya bernamaTonduki. Tonduki hanya tiga kali datang ke sekolah dalam kwartalterakhir, dan hanya menerima hadiah segenggam manik-manik.Kini dengan nada marah ayahnya menuntut agar saya membayarTonduki atas jerih payahnya dengan sebuah pisau lipat dan sebuahoermin. Tonduki memang sudah enam kali membantu saya me-langsungkan sekolah dan lelah tenggorokannya karena meneriak-kan bunyi-bunyi a,e,i,o,u, serta menyanyikan 'do Wolanda' (lagu-lagu Belanda). Sukar sekali saya (Bink) bersikap sungguh-sungguhmendengar argumentasi ini. Tonduki hanya tiga kali datang kesekolah dan bukan enam kali, tetapi bukan itulah yang penting

217

Page 232: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

untuk Undani. Ia bertanya kepada saya, apakah saya sudah tahubahwa dia adalah seorang tuan (Manseren, orang merdeka) dananaknya pun demikian juga, dan karena itu apakah pantas bahwaanak itu hanya menerima segenggam manik-manik, sedang anak-anak budak saya beri sebuah pisau lipat dan cermin ?

Sementara itu Undani memegang sebuah pisau jenis itu, bahkanjuga sebuah cermin. Bink melihat barang-barang itu dan bertanyakepada Undani, dari mana ia memperoleh barang-barang itu. Un-dani mengatakan bahwa bukan itu soalnya; budak-budak tidakmemerlukan barang-barang itu (jadi dapat disimpulkan bahwa iatelah mengambil hadiah itu dari anak-anak budaknya). Maka Binkpun menjelaskan kepadanya bahwa di sekolah tidak ada budakatau tuan budak; anak-anak menerima hadiah sesuai dengan ke-rajinannya. Maka Undani pun menantang Bink : 'Tuan mau bayaratau tidak ?' Dan jawab Bink : 'Kawan, sebelum saya membayarTonduki, runtuhlah rumah ini. Kata Undani: 'Bagus, saya takakan pergi, sebelum tuan memlbayar Tonduki'".

Orang itu betul-betul tinggal duduk di rumah itu dari jam 11siang sampai jam 4 sore dan "dengan segala macam jalan mencobamembikin marah Bink, tapi untunglah tidak Iberhasil. Lalu pergilahia dengan memberikan ancaman bahwa ia akan berusaha agarsaya tidak akan memperoleh lagi murid sekolah."

Si ayah yang kedua bernama Manserenberi. Cara dia lebihkasar lagi. Anak lelakinya delapan kali mengunjungi sekolah, tetapihal itu dibantahnya dengan kata-kata berikut, yang di kemudianhari menjadi sebagai pepatah: "Hati saya mengatakan bahwaKokoi setiap hari ada di sana. Buku tuan itu berbohong, tidaklebih dari kertas. Karena itu saya tak akan pergi dari sini, dansaya akan menanti sampai saya menerima pisau". Bink melanjut-kan ceritanya: "Demikianlah mereka berempat duduk menanti.Undani, pergi jam empat, Manserenberi jam enam". Ia mau be-rangkat sebab istri Bink mengatakan bahwa besoknya adalah "haribeba" (hari raya) ; pada hari itu orang-orang dewasa pun akanmenerima sesuatu. Tetapi kata-kata itu disalahartikan oleh orangitu, karena pada hari Natal, pada jam setengah tujuh pagi, kembalimulai orang-orang itu meminta-minta.

218

Page 233: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Pagi itu gereja penuh orang; terdapat 102 orang tamu yangmendengarkan khotbah. "Mereka semua dijamu, mereka meng-ucapkan terimakasih menurut caranya sendiri dan berjanji akandatang ke gereja lebih teratur; sampai sekarang pun (9 Pebruari1881) mereka memang melaksanakan janjinya itu. Sementara ituManserenberi terus juga menanti-nanti, sampai jam setengah duaia mendesak minta pisau di beranda depan, dan di depan jendela.Lalu ia mengancam akan membawa pergi perahu saya. Ketikasaya suruh kedua orang anak piara saya menyeret perahu kecilmasuk, ia pun ketawa sambil mengatakan : 'Tapi perahu yangbesar tidak dapat tuan lindungi. Tetapi ketika ia hendak menyeretperahu itu ke laut, maka orang-orang sesukunya datang danmengatakan kepadanya bahwa sekarang sudah cukup. Kalau iaberani-berani menyentuh perahu itu, mereka akan menghajar dia.Maka Manserenberi pun mengundurkan diri".

Orang yang tidak kenal betul dengan adat kebiasaan orangIrian barangkali akan menganggap kejadian ini ganjil betul, caramengemis yang tidak tahu malu ini. Tetapi sesungguhnya bukandemikian bagi orang Numfor dan suku-suku lain itu. Orang berlakuseperti kedua ayah itu hanyalah untuk mempermalukan orangyang berhutang dan memaksanya menyerahkan barang yang harusdiserahkannya. Pada orang Moi dari daerah Kepala Burung barat,dikenal delapan cara yang beribeda-beda untuk memaksa seseorangmembayar, di antaranya: duduk tepat di depan rumah, duduk di"bawah tangga rumah itu, meruntuhkan sebagian rumah sendiridengan diiringi teriakan-teriakan yang menyebutkan sebab dariperbuatan itu. Si berhutang kemudian harus juga membayar ong-kos pembetulan kerusakan sebagai pembayaran tambahan. Dalamlingkungan ini, status sosiallah yang penting, dan bukan prestasi.Buat orang Numfor sungguh tidak dapat dimengerti bahwa parazendeling tidak mau memperhitungkan hal itu. Perkataan "seka-rang sudah cukup" yang diucapkan oleh penduduk Menukwari itumenunjukkan di sini telah terjadi pelanggaran atas aturan tingkah-laku orang Numfor. Bink telah merongrong status para ayah itu,dan ia bertumbukan dengan kemauan yang sekeras batu, karenapartner dalam komunikasi itu telah mencaploknya (menganggap-nya sebagai bagian dari mereka), namun sekarang Bink menolak

219

Page 234: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

memainkan peranan yang disodorkan kepadanya. Jalan yang sukaritu adalah juga jalan yang penuh dengan salah mengerti dan ke-tidakmampuan, karena kedua partner masing-masing merasa be-nar. Kita akan mengambil kesimpulan bahwa Bink yang benar,tetapi ia terpaksa menutup sekolahnya, dan sebabnya ialah karenaorang-orangtua menganggap kedua ayah itu benar. Tindakan Binkitu revolusioner, tetapi orang-orang Irian belum sanggup menerimarevolusi seperti itu.

§ 5. Perdebatan mengenai pembangunan Rumsram: suara-suaradari mulut orang-orang Manokwari

a. "Kalau tuan mau pergi, pergilah. Kami pun tak mengundangtuan"

Dalam tahun 1883 tibalah J.A. van Balen, seorang zendelingbaru ; kembali kini disusun rencana-rencana perluasan. Bink akanpindah ke Roon. Jens akan mengasuh pos Menukwari dari Kwawi(Doreh). Tetapi istri Bink pergi ke negeri Belanda bersama satu-satunya anaknya yang masih tinggal hidup; mereka tiba padatanggal 2 Juli 1883. Bink dan Van Balen mengadakan perjalananbersama ke Roon. Di sana prospek masa depan kurang meng-gembirakan. Memang perlukah ada zendeling-zendeling pergi kesana? Sudah pernah diusulkan untuk mengutus orang-orang Kristendari Mansinam ke pos itu, tetapi Woelderslah yang terutama kebe-ratan terhadap maksud itu. Dia kemukakan alasan: "Orang Kristenyang masih baru itu masih dengan mudah ikut serta dalam pesta-pesta kafir. Mereka belum mantap berdirinya dalam hal knan.Singkatnya, mereka itu masih kanak-kanak dalam hal iman". Jadisesungguhnya orang masih belum mempercayai orang-orang Kris-ten yang masih baru itu. Orang masih belum menerima merekasecara sungguh-sungguh. Pandangan ini bertahun-tahun lamanyaterus berdominasi dan sering menutup kesempatan untuk meng-gunakan tenaga mereka. Di pihak lain, orang-orang Kristen yangmasih baru itu memainkan peranan yang diberikan kepada mereka,yaitu peranan "orang-orang yang belum akilbalig".

220

Page 235: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dalam kunjungannya ke Roon, Van Balen dan Bink "telahbelajar mengenal wajah orang Roon yang sejati". Mengenai parazendeling orang Roon mengatakan: Kalau ada seorang atau duaorang zendeling datang. boleh; dan kalau mereka mau tinggaldi tempat lain, boleh. Namun demikian Van Balen dan Bink su-dah membuat persetujuan, yaitu bahwa orang Roon akan mem-bangun rumah sementara untuk para zendeling.

Persiapan-persiapan dan rencana-rencana ini dengan sendiri-nya dicium oleh orang-orang Menukwari. Mereka agak marahkarena Bink memilih Roon, dan bukan Menukwari. Di situlahbarangkali sumber reaksi-reaksi tajam terhadap segala yang ber-hubungan dengan Bink serta pemberitaan Bink justru pada bulan-bulan terakhir ia tinggal di sana.

Pada tanggal 17 Januari 1884 Bink menulis laporan terakhirtentamg pos, di mana ia waktu itu telah bekerja tepat 12 tahunlamanya. Masa yang terakhir itu ia sakit-sakitan. Yang lebih pa-rah lagi menurut pendapatnya adalah bahwa penduduk telukDoreh, orang Mansinam dan Menukwari, sibuk sekali membangunRumsram yang baru. Tak seorang pun, tak sesuatu pun dapatmencegah mereka melaksanakan niat itu.

Dengan sangat sungguh-sungguh Bink telah berbicara denganpenduduk tentang pembangunan itu, juga dalam suatu pertemuanyang dengan sengaja diadakan untuk itu. Dalam pertemuan ituBink menasehati orang-orang itu agar hati mereka tidak lebihlama lagi berkeras, ia pun mengatakan bahwa bisa saja karena-nya Allah akan mengambil cahaya (Iniil) dari mereka, sepertihalnya dari orang lain. Sebab, buat apa para zendeling lebih lamatinggal di tengah mereka, kalau mereka toh tidak mau mende-ngarkan ?

Mendengar kata-kata ini timbullah berbagai reaksi yang sa--ngat bebas dan bahkan lebih tajam daripada biasanya. Bink mu-lai dengan mengutip perkataan orang-orang yang dia namakan"orang-orang yang paling kurangajar". Orang-orang itu menga-takan: "Kalau tuan mau pergi, pergilah. Kami pun tak mengun-

221

Page 236: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dang tuan. Kami tidak mengusir tuan, tetapi kami tidak maumeninggalkan adat kami demi tuan. Nenek-moyang kami meng-alami kebaikan daripadanya; selama Rumsram berdiri, keadaankami baik, tapi kalau kami tidak membuat Rumsram, akan jelek-lah lagi keadaan kami. Tuan mengatakan: tidak, tapi kami menga-takan: ya ; kami lebih tahu soal itu daripada tuan. Kalau Manse-ren Allah tidak mau mengasihi kami, biarlah dia membenci danmelemparkan kami ke dalam api, bila nanti kami mati. Apa tuansudah pernah melihat api itu ? Apa kami akan dibakar di sana ?Atau bagaimana sebenarnya keadaan di sana itu ?"

Belum pernah orang Numfor bersikap setajam dan seagresifitu. Tetapi bukankah reaksi itu diakibatkan pemberitaan yangmemang kadang-kadang melukiskan sorga dan neraka, seakan-akan para zendeling itu sudah menyaksikannya sendiri ? Demiki-aoilah "pertemuan" itu jadi lebih banyak memberikan kejelasan,tetapi pendirian kedua belah pihak dalam hal ini tidaklah jadisemakin dekat.

b. "Tinggallah tuan di sini saja, keadaan akan menjadi lebih baikdaripada yang tuan bayangkan"

Namun dalam pertemuan itu terdengar juga suara-suara lainyang samasekali lain nadanya: lebih lembut. "Percayalah kepadasaya, para zendeling dapat terus tinggal di sini, mendidik anak-anak, membuka gereja tiap hari Minggu dan bicara dengan kamitentang Allah dan Yesus. Tapi kami juga akan membikin korwar,sama seperti nenek-moyang kami. Dan kalaupun tuan mengatakanbahwa kami tidak mencintai Manseren Allah, saya katakan se-karang baihwa kami mencintai Dia; mengapa pula tidak ?"

Kita melihat bahwa di sini menonjol kelapangan hati yangadalah ciri sinkretisme. Yang kelihatan di sini adalah pemikiraninklusif, bukan pemikiran eksklusif yang menjadi titik tolak parazendeling. Tetapi Bink memperoleh lebih banyak lagi pelajarandi dalam pertemuan itu. "Saudara Tarrowe, seorang yang lunaksikapnya, minta berbicara. Ia mengatakan: Tuan, dengarkanlahsaya. Saya pernah mengunjungi Ternate, dan di sana saya lihat

222

Page 237: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bahwa orang-orang Selam, orang-orang Arab mempunyai Rums-ram. Orang Belanda di situ mempunyai Rurnsram juga. Demikian-lah juga yang terjadi di Tidore, Waigeo, Ghebe, Patani dan Sal-watti. Karena itu, kenapa pula kami tidak juga memilikinya ?Rumsram-rumsram itu mernang tidak tepat sama bangunannya,tetapi setiap bangsa mempunyai kebiasaannya sendiri. Tuan punmempunyai Rumsram. Tuan menamakannya Rumhari (gereja),kami mengatakan Rumsram, tapd sesungguhnya sama saja. Jadikeadaan ini tidak seburuk yang tuan bayangkan. Dari pihak saya,saya tak akan marah, kalau orang tidak membuat Rumsram lagi,tetapi orang-orang muda menghendaki Rumsram itu, dan kamipun membiarkan mereka berbuat demikian. Percayalah kepadasaya, kami lakukan itu lebih banyak karena iseng-iseng".

Kemudian si pembicara itu melangkah lebih jauh lagi. Iamenyamakan diri dengan Bink. dan katanya: "Kalau segalanyasudah siap, maka rumah itu didirikan, orang-orang Mansinam akandatang merubuhkan tiang-tiang. Kami akan berpesta besar dansegalanya akan selesai untuk selama-lamanya. Hal ini sepuluhtahun yang lalu kami katakan juga, tetapi waktu itu kami ber-bohong, sedangkan sekarang kami mengatakan yang sesungguh-nya. Selanjutnya, tuan lihat sendiri bahwa kami selalu membikinhari (merayakan hari Minggu, datang ke gereja)". Lalu Tarrowepun memohon-mohon maaf karena tidak teraturnya orang datangke gereja dan ke sekolah : anak-anak harus jalan jauh, sedangkanorang-orang tua takut kepada Manwen, tetapi, katanya: "Dalamwaktu singkat kami akan kembali membangun rumah-rumahkami di depan pintu tuan, dan keadaan akan menjadi lebih baiklagi. Kenapa tuan akan pergi ? Kami tak berbuat sesuatu yangjelek kepada tuan, kan ? Kami tidak merampok tuan, kami mem-bikin hari Minggu, kami mencintai tuan. Kalau tuan meninggal-kan tempat ini, itu menunjukkan bahwa tuan tidak mencintaikami".

Tarrowe melanjutkan pidatonya dengan berkata bahwa me-reka dapat memahami, sekiranya Bink hendak pergi ke negeriBelanda misalnya karena ayahnya memanggilnya. Kalau ia inginmenjumpai ayahnya, memang ia harus pergi. "Kami tak akan me-

223

Page 238: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ninggalkan rumah sejauh yang dilakukan para Pandita, tapi demi-kianlah memang tentunya Adat Wolanda. Jangan tuan menyangkabahwa orang Roon atau Wandamen lebih baik dari kami. Kamimengenal perintah-perintah orang Belanda, sedangkan mereka itutidak. Akan saya buktikan hal itu kepada tuan: Seorang zendelingpernah tinggal di Yaur (R. Beyer K.) dan dekat Wandamen, orang-orang di sana menembak mati ayam-ayam dan anjingnya, dan ke-tika zendeling itu marah karena kejadian itu, ia sendiri hendakmereka tembak juga. Ia pun pergi ke Roon, tetapi di sana punkeadaan tidak tertanggungkan: orang-orang meracun nasinya(istri Beyer yang bernama Anna Cambier meninggal 2 bulan se-suaa-h tiba di Roon.K.), maka ia pun pergi dari sana. TuwanMeoswar (Rinnooy.K) sudah pergi, Tuan Moom (Meeuwig) be-gitu juga. Cuma zendeling yang datang di teluk Doreh tetap ting-gal di tempat. Ini bukti bahwa kami adalah orang-orang yang baik".Dan kemudian menyusul sebuah kesimpulan: "Jadi tinggallahtuan di sini, keadaan akan menjadi lebih baik daripada yang tuanbayangkan".

Dari catatan yang penting ini kita dapat mengenal keadaanlebih baik daripada kapanpun selbelumnya. Yang terjadi ini ada-lah konfrontasi yang sungguh-sungguh, dan kita terpaksa meng-akui bahwa dalam hal ini penduduk tampak memahami zendelinglebih baik daripada sebaliknya. Pembangunan Rumsram jalanterus; hal itu jelas, sekalipun ributnya tidak sehebat yang dalamtahun 1873/74. Dan Bink pun menyimpulkan: ini pun hasil pem-beritaan Firman Tuhan.

Apakah kesimpulan ini benar ? Ya, benar dalam arti tertentu.Sebagai hasil konfrontasi dan permberitaan Injil telah ada sesuatuyang mengendap. Tetapi apa "endapan" itu ? Orang-orang Iriandihadapkan kepada masa lalunya sendiri, dan dalam hal ini Binkbertindak sebagai "pencipta kesadaran" akan hal-hal yang sebe-lumnya tidak disadari. Dalam disertasi penulis 1), tesis ke-XIberbunyi: "Zending seharusnya bertolak dari kenyataan bahwa

1) F C. Kamma, De Messiaanse Koreri-bewegingen.

224

Page 239: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kubu paling tangguh daripada "kekafiran" terletak dalam isi hatinurani yang telah diciptakan melalui suatu proses sejarah. Hal-halyang merupakan isi hati nurani itu tidak dapat diberantas secaralangsung, melainkan hanya dapat dipengaruhi dalam suatu proseshistoris". Dengan perkataan lain: agama Kristen akan berhasilmempengaru'hi isi hati orang-orang Irian itu melalui suatu prosesyang berlangsung sepanjang usaha pekabaran Injil di Irian danyang tetap berlangsung dalam sejarah Gereja yang berdiri sendiri.Sia-sia para zendeling mengharapkan hasil yang cepat dari serang-an-serangan frontal terhadap "kekafiran".

Bink maupun orang-orang Irian terbentur pada "kubu yangtangguh" itu. Landasan "kubu" itu lebih dalam letaknya daripadayang diduga oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu tidaklahmungkin kubu itu dibongkar melalui seruan "supaya orang ber-sikap rasionil dan mendengarkan suara hati sendiri". Itulah pen-dekatan para zendeling, tetapi pendekatan itu malah membawahasil yang sebaliknya. Akibat kecaman para zendeling, bahkanakibat kehadiran mereka semata-mata, orang-orang Irian menjadisadar akan tata-cara mereka sendiri. Dan mereka merasa bahwatata-cara mereka sendiri itu bukan tidak rasionil, bahwa tata-caraitu tidaklah "bodoh" seperti yang dinyatakan oleh sementara pen-deta zending. Kesadaran tersebut malah justru memperkuat ke-terikatan mereka secara emosionil kepada tata-cara mereka sen-diri. Bukankah itu diwariskan kepada mereka oleh nenek moyang,yang pernah mendiami tanah mereka dan yang tetap dari hari kehari melindungi mereka dan anak-anak mereka ? Mana mungkinbertindak sesuai dengan penetapan nenek-moyang itu dianggapbodoh! Jadi, penyadaran yang terjadi dalam perjumpaan denganpara zendeling itu justru membuat orang menjadi sadar akan nilaiwarisan masa lampau, dan tidak membuat mereka bersedia untukmelepaskannya seakan-akan warisan itu adalah sesuatu yang jelek,yang tadinya mereka desak dari ingatannya dan yang kini merekasadari, seperti halnya dalam proses pengobatan oleh seorang dok-ter jiwa. Sekarang ternyata bahwa yang mengikat orang-orangIrian kepada masa lampaunya bukanlah ikatan rasionil (otak)dalam arti yang sempit, melainkan ikatan-ikatan emosionil (hati).

225

Page 240: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Kalau kita hendak menyimpulkan samua ini dengan mema-kai istilah-istilah dari ilmu psikologi, maka kita harus mengguna-kan kerangka yang lebih luas daripada hipotese Freud yang sem-pit itu yang kami singgung tadi. Menurut hipotese itu, tekananmasyarakat memafcsa orang perorangan untuk mendesak hal-haltertentu ke luar dari ingatannya yang sadar. "External restric-tions" (pembatasan/pelarangan yang datang dari luar) itu se-betulnya merongrong kebebasan dan keutuhan orang perorangan.Akan tetapi kita harus memperhatikan pula unsur-unsur dalamapa yang dinamakan "super-ego" (kepribadian dan kesadaranorang perorangan yang dibentuk di bawah pengaruh faktor-faktordari luar itu) yang berfungsi sebagai jaminan bagi keselamatanhidup orang perorangan maupun masyarakat dalam keseluruhan-nya. Memang, menurut kenyataan historis, peradaban berkembangsebagai "dominasi yang terorganisasi". Maksudnya, "aku" a.taukepribadian kita dikuasai oleh bawah-sadar kita serta masyarakatluas, yang bersama-sama merupakan "super-ego", yakni "kepri-badian yang lebih tinggi" itu. Tetapi kita tidak boleh menafsirkankenyataan itu seakan-akan itu sesuatu yang buruk saja, sehinggakita mau menolaknya sesudaih dibuat sadar tentang "dominasi"oleh unsur-unsur dari luar itu. Kita perlu melihat segi-segi po-sitif dalam dominasi itu.

Dengan demikian kita dapat merumuskan perkaranya sebagaiberikut: Ada pembatasan-pembatasan yang dipaksakan kepadaorang-crang perorangan oleh orangtua serta oleh unsur-unsurlainnya dalam lingkungannya yang langsung, dan kemudian lagioleh faktor-faktor sosial lain. Pembatasan-pembatasan itu "disun-tikkan" ("are introjected") ke dalam orang perorangan dan men-jadi "hati nurani" orang perorangan itu. Faktor-faktor itu sangatberpengaruh, sebab keseluruhan faktor-faktor itu menjadi "wakilyang sangat kuat pengaruhnya daripada kesusilaan yang sudah di-terima umum, dan daripada apa yang biasa disebut orang hal-halmulia dalam kehidupan manusia".

Dapat kami tambahkan bahwa faktor-faktor tersebut, setelahdisadari, tidak perlu dirasakan sebagai ancaman terhadap "aku"

226

Page 241: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kita, tetapi dapat dianggap oleh orang yang bersangkutan sebagaisuatu "pagar" yang melindungi hidupnya, atau sebagai "jalan"yang memberi arah kepada kehidupannya.

Akan menarik sekali sekiranya kita di sini dapat menelusurijalannya perkembangan orang perorangan serta kelompoknya me-lalui studi tentang asal-usul kebudayaan manusia pada umumnyadan pelbagai kabudayaan pada khususnya. Memang telah dike-raukakan banyak keberatan terhadap teori-teori Freud. Tetapidengan memakai kerangka pemikiran yang diungkapkan dalamteori-teori itu, kita sampai juga kepada pemahaman yang lebihbaik atas proses-proses yang berkaitan dengan segi batin orangperorangan dan masyarakat. Bagi kita, cukuplah sekarang kalautelah menjadi jelas bahwa masalahnya jauh lebih mendalam dari-pada yang diduga oleh. kedua partner dalam komunikasi itu, yak-ni orang-orang Manokwari dan Bink. Akan langsung menjadi le-bih terang pula, dengan cara bagaimana orang-orang peroranganmaupun kelompok-kelompok itu dibentuk dan dilindungi olehpengawasan sosial. Kesetiakawanan dan ada tidaknya sikap ter-buka terhadap pengaruh-pengaruh baru ternyata tidaklah perta-m,a-tama tergantung kepada suaitu proses kemauan yang da.patdidorong. Pada masa yang lalu, para zendeling telah pernah jugabersinggungan dengan hal itu, tetapi tidak dapat mereka mengung-kapkannya dengan kata-kata.

Namun demikian hati orang Irian ada yang terkena juga; danmeskipun reaksi yang pertama di pihak mereka adalah penolakan,namun langkah berikut adalah seleksi atas unsur-unsur yangasing bagi mereka. Seleksi itu disertai gejala-gejala sinkretisme.Di sini kami memakai istilah "sinkretisme" dalam arti "netral",yaitu "pencampuran unsur-unsur kebudayaan yang memiliki la-tar belakang yang berlainan". Tanpa "sinkretisme" itu tidakmungkin berlangsung perubahan dalam salah satu kebudayaan.Biasanya perubahan, atau penerimaan akan hal-hal yang baru itumulai dari beberapa orang perorangan. Kalau orang banyak ter-tarik, maka hal-hal baru itu diterima ke dalam tata-cara umum,tetapi dengan digabungkan pada hal-hal yang lama dan dengan

227

Page 242: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

diartikan menurut corak yang lama (sinkretisme). Hanya, hal-halyang baru itu dapat menjadi bagaikan ragi, yang mempengaruhiunsur-unsur yang dengannya ia digabungkan, "sampai khamirseluruhnya". Itulah yang berlangsung pula dalam sejarah Gerejadi Irian.

Orang-orang Manokwari terkesan juga oleh keberangkatanBink, dan mereka menyesal pendeta mereka pergi sebagaimanapendeta-pendeta iainnya telah pergi dari tempat-temp'at lain. Danbagaimana dengan Bink sendiri ? Ia menulis pada waktu itu:"Tidak mudah kami meninggalkan tempat, di mana kami sudah12 tahun lamanya bekerja". Itulah akhir tahap pertama dari jalanBink yang penuh susah payah itu. Ia tidak mewariskan kepadapenggantinya sebuah pos yang "banyak memberi harapan". Tetapikita bertanya : "Apakah ia gagal samasekali ? Apakah keberang-katannya merupakan isyarat kekalahan ? Kami teringat di siniakan perkataan seorang sejarawan Romawi (Sallustius, lahirtahun 86 sebelum Masehi). Ia ini menulis: "Beginilah keadaanumat manusia: seorang pengecut pun boleh mengobral kata-kata,asalkan ia telah berhasil memperoleh kemenangan, tetapi seorangpahlawan pun kehilangan nama kalau ia menderita kekalahan".

228

Page 243: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB VII

SETELAH BEKERJA 25 TAHUN: BARANGSIAPAMENINGGALKAN KEKAFIRAN, DIA MEMENCILKAN

DIRI (VAN HASSELT DI MANSINAM 1879-1883)

§ 1. Masa cuti. Tak ada waktu untuk menimbang-nimbang secarasungguh-sungguh

Sesudah absen selama 3½ tahun (1875-1879) kembalilah suamiistri Van Hasselt ke medan kerja. UZV telah memfaedahkanjangka waktu itu sebaik-baiknya dengan menugaskan dia menga-jar para calon zendeling, memimpin pertemuan-pertemuan zen-ding dan memberikan kemungkinan kepadanya untuk menguruspenerbitan karangan-karangannya yang pertama. Namun VanHasselt tidak diberi kesempatan mengadakan penjajagan kembalidi bidang ilmu bahasa, etno-sosiologi, teologi dan misiologi. Zen-deling yang sedang cuti itu hanya dimanfaatkan tenaganya sebagaisumber informasi. Pengetahuan yang diperolehnya selama 12 ta-hun diam di Irian Barat dengan metode pengamatan oleh seorangpeserta itu dituang dalam bentuk karangan ilmiah yang dimuatdalam "Zeitschrift für Ethnologie" (majalah ilmu bangsa-bangsa),dan dimanfaatkan demi pembangunan iman para sahabat zendingdalam pertemuan-pertemuan zending dan dalam ceramah-ceramah.

Kedua cara pemanfaatan itu tidak memungkinkan Van Has-selt menemukan kekurangan-kekurangan yang masih ada padapengetahuan serta fakta yang telah terkumpul itu. Kalau penge-tahuan yang belum menyeluruh diberi bentuk yang sistimatis,maka kadang-kadang terhambatlah bertahun-tahun lamanya usahauntuk melakukan suatu penyelidikan sistimatis yang mendalam.Orang dapat menetapkan hal itu dari tanggapan-tanggapan sing-kat-singkat yang dilampirkan pada fakta-fakta yang diberitakan.Dalam tanggapan yang singkat seperti itu tidak ada tanda tanya,rnaksudnya, fakta itu tidak membuat sang pengarang berhadapandengan masalah-masalah yang kemudian dirumuskannya dalamtanggapannya atas fakta itu. Malah sebaliknya, terhadap segala

229

Page 244: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

yang dianggap penting diberikan tanggapan, bukannya dari da-lam, bukannya atas dasar kejadiannya sendiri, yang dapat menge-mukakan hakekat latar belakang yang sebenarnya, melainkan dariluar saja. "Penilaian" seperti itu tidak dapat dihindari lagi pastimengandung prasangka. Ia memungkinkan kita melihat denganjelas berapa jauh si zendeling yang bersangkutan dari pengertianyang hakiki mengenai segala yang ia alami sebagai saksi mata.Yang perlu dipersalahkan karenanya bukanlah dia melainkanPengurus di tanah air. Tetapi rupanya pada masa itu tidak se-orang pun menyadari masalah tersebut. Inilah juga sebabnyamaka hampir tidak terdapat refleksi yang sungguh-sungguh atasusaha yang sedang dilakukan. Kalau pun ada refleksi mengenaisebagian usaha itu, maka itu adalah di bidang metodik. Akannampak kepada kita nanti, Van Hasselt pun selama masa cutinyatelah meninjau kembali metode kerjanya. Sekembalinya di Man-sinam jangkauan pekerjaannya menjadi jauh lebih luas, meskipununtuik sementara ia akan membatasi diri pada penggodokan possendiri dan kurang menujukan usahanya pada perluasan ke tem-pat-tempat lain.

Di dalam karangannya ia menyampaikan kesimpulan yangberhubungan erat dengan pengaruh Injil; "Pada waktu orangIrian menghadapi ajalnya, maka terdapatlah pada mereka pera-saan sam,ar-samar mengenai akan datangnya pembalasan. Olehsebab itu mereka tidak pernah melarang seorang zendeling ber-bicara dan berdoa dengan orang yang sedang sekarat. Tetapi disini saya berbicara tentang orang-orang kafir yang telah menjadisasaran pemberitaan Injil, jadi pada mereka perasaan yang mem-buai ini lebih tergugab daripada pada orang-orang yang tidakpernah mendengar mengenai hal yang lebih tinggi dari itu".

§ 2. Permulaan baru di Mansinam

Keluarga Van Hasselt disambut dengan luarbiasa meriahnya,sehingga Van Hasselt menulis : "Kami merasa berada di tengahbangsa sendiri" (mereka tiba pada tanggal 10 Pebruari 1879).Kedatangan kembali Van Hasselt di Irian Barat itu menimbulkankepercayaan. Semua zendeling yang meninggalkan Irian Barat

230

Page 245: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

sebelum Van Hasselt tidak kembali lagi. Geissler, Jaesrich, Ot-terspoor, Klaassen, Nifcs, R. Beyer dan Rinnooy semuanya me-ninggalkan Irian Barat dan tidak kembali lagi. Hal ini menimbul-kan perasaan pada orang Irian bahwa negeri dan bangsa merekaitu tidak berhasil memikat hati para zendeling. Kembalinya se-orang di antara para pandita sekarang ini bersama keluarganyamemberikan kegembiraan kepada mereka, walaupun tiga oranganak tinggal di negeri Belanda.

Seorang anak piara Irian yang bernama Candace dan dibawaserta ke negeri Belanda, dipermandikan di Utrecht (ia diberi namaChristine). Elli ikut serta sampai pulau Jawa dan tinggal di Jawaselama beberapa tahun.

Van Hasselt langsung mulai lagi menyelenggarakan sekolah;semula datang 20 orang murid, dan kemudian 32 orang. Anakpiaranya yang bernama Elli mulai membantunya. Anak ini me-rupakan orang pribumi pertama yang bekerja sebagai tenagapembantu di sekolah. Di samping dia ada lagi seorang Ambon yangtelah dibawa oleh Van Hasselt dari Ambon, yang bernama J.J.P.Tomahue. Ia adalah orang yang pertama dari golongaLn pekerjapembantu dalam pekerjaan zending; tanpa orang-orang sepertidia pekerjaan zending tak akan terbayangkan, terutama di tahun-tahun kemudian. Van Hasselt memberikan pelajaran khusus ke-pada Tomahue selaku persiapan untuk tugas di sekolah. Denganini terlaksanalah akhirnya gagasan yang sudah dicetuskan olehRudof Beyer dalam tahun 1869, ketika ia singgah di Ambon.

Van Hasselt pun mulai dengan "seko'lah petang bagi orangdewasa", yang sesungguknya merupakan kursus butahuruf per-tama di pulau itu. Ini pernah juga dicoba oleh Mosche, tetapi ter-henti mendadak karena kematian Mosche yang terlalu pagi. Jum-lah murid di "sekolah petang" ini adalah 25 orang. Nyonya VanHasselt pun memulai pekerjaan di tengah para wanita dan anak-anak gadis; dia berikan juga pelajaran menjahit kepada anak-anak sekolah. Katanya: "Semua ini menimbulkan kepercayaandan suasana kemesraan. Anak-anak itu mulai menjauhkan diri

231

Page 246: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dari pesta-pesta malamhari yang di Doreh kembali sering diada-kan. Di Mansinam sudah 3 bulan lamanya keadaan tenang. Anak-anak berkata bahwa mereka "benci kepada pekerjaan iblis itudan tidak lagi melakukannya."

"Keadaan tenang" di Mansinam ini sesungguhnya adalah di-sebabkan karena orang-orang Mansinam sedang dalam masa ber-kabung berhubung dengan kematian seorang yang penting. Na-mun ketika Timotheus (Wiri) dan istrinya memungut seoranganak yang tadinya hendak dibunuh, dan kemudian sepasang sua-mi istri lain mencontoh perbuatan ini, maka Van Hasselt punlangsung mencatat: "Lagi suatu tanda mengenai melemahnyaadat istiadat, akibat pengaruh Injil secara tidak langsung".

Tidak dapat dihindari, tujuan dan dasar sikap para zendelingitu seringkali menjadi pokok pembicaraan orang. Adapun pendarpat seakan-akan orang Irian terkesan oleh "kerja kasih" parazendeling, bantuan medis yang mereka usahakan, pertolonganyang raereka berikan pada masa yang genting dsb. — pendapatseperti itu hanya diutarakan di negeri Belanda. Tentang hal ituorang Irian mempunyai pendapat sendiri. Sudah sering kita me-ngutip ucapan-ucapan penduduk Halmahera ; juga dalam hal itumereka ini tidak berdiam diri, bahkan langsung mengempiskan hara-pan yang mungkin ada pada para zendeling, yaitu supaya orang akantahu berterimakasih. "Para zendeling harus membantu kami, iniditugaskan kepada mereka", itulah komentar penduduk. Sudahbarang tentu para zendeling telah menyebut-nyebut kepada me-reka perintaih zending (Mat. 28:19), demikian juga kewajibanuntuk mengasihi sesama manusia. Maka orang Halmahera atauIrian itu tidak keberatan kalau para zendeling menganggap pe-rintah serta kewajiban itu sebagai penting sekali.

Demikianlah di Mansinam pekerjaan telah dimulai kembali.Kelihatannya penuh dengan harapan. Jumlah pengunjung gerejaadalah antara 50 — 80 orang. Penting artinya bahwa semakinbanyak orang muda dari kampung Menubabo mengunjungi se-kolah petang, sebab itu adalah kampung baru yang telah didiri-

232

Page 247: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kan untuk menghindari pengaruh para zendeling. Namun harapanpara zendeling meleset; mereka berharap bahwa keinginan be-lajar membaca itu merupakan semacam kebangunan rohani; ter-nyata malah sebaliknya yang terjadi.

§ 3. "Sudah lama tifa dan gong tidak berbunyi" : Bethel

Ada lagi sebuah kampung baru dibangun, kali ini di sebelahtimur Mansinam, namanya Saraundibu. Apakah tujuannya ? Tu-juannya sama juga dengan yang dimaksud dengan membangunMenubabo dulu, yaitu untuk menghindari pengawasan oleh parazendeling. Sebab, sudah lewat masa berkabung untuk seorangwanita terpandang yang meninggal, yaitu anak seorang bekaskepala suku. Orang telah melaksanakan semua upacara yang di-tetapkan oleh adat, di antaranya termasuk juga menjauhkan diridari melakukan pesta-pesta. Kepala-kepala suku dan orang-orangtua sendiri telah menghiasi makam, kali ini bukan dengan korwaryang biasa itu, melainkan dengan sejenis anyaman dalam bentuktempat tidur, dan di dalam anyaman itu mereka menempatkanbarang-barang kebutuhan si mati.

Dari peristiwa ini jelas bahwa proses akulturasi sudah mulai;beberapa orang kepala suku bahkan sudah biasa tidur dalamtempat tidur, dan bukan sekedar di atas tikar di lantai rumah.

, Gereja baru sudah hampir selesai. Van Hasselt memperluasbidang kegiatannya: orang-orang dewasa diberi pendidikan se-kolah, para wanita dan gadis-gadis mulai ambil bagian dalam se-macam latihan kader, dan semua itu dimulai di "masa tenang", se-hingga nampaknya pos zending itu merupakan titik pusat segalakegiatan yang penting di Mansinam. Tetapi justru pada waktuitulah terjadi pesta itu ! Meskipun Van Hasselt sudah cukup jugamelakukan studi mengenai upacara-upacara di kampung itu, na-mun tetap saja reaksinya adalah reaksi jengkel, jadi bukan reaksidari orang yang memang sudah menduga akan terjadi peristiwaitu. Nada jengkel itu kita dengar dari laporannya mengenai peris-tiwa itu: "Dengan suara ribut yang gila-gilaan orang sudah me-ngusir roh orang yang telah mati. Roh itu sudah menerima segala

233

Page 248: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kehormatan yang menjadi hak roh orang-orang yang terpandang.Waktu itulah juga saatnya tua muda, dan tidak ketinggalan anak-anak sekolah, berduyun-duyun datang ke pesta di Saraundibu yangdekat sekali letaknya dengan Mansinam itu".

Tiga malam berlangsung pesta yang untuk para pemuda lebihmenarik daripada sekolah. Lagi pula masyarakat, yang tetap me-ngawasi orang-orang perorangan anggotanya (kontrol sosial)menganggap kehadiran pada pesta itu mutlak perlu, sedangkansekolah dianggapnya remeh. Hati Van Hasselt terasa pedih. Lalutibalah hari Minggu.

"Kalau kita mengira bahwa orang-orang itu tidak akan da-tang ke gereja, maka kita keliru. Pengunjung gereja sedikit ? O,tidak! Sebaliknya, penuh sesak! Itulah siasat mereka yang lamauntuk mengembalikan lagi sikap baik "tuan". Namun siasat itutidak berhasil. Saya merasa wajib memerangi kejangakan kafiritu secara terus-menerus dengan alat-alat rohani".

Reaksi Van Hasselt ini timbul dari pemikiran yang zendeling-sentris. Sekiranya ia bertanya kepada orang-orang Numfor me-ngapa mereka datang ke gereja setelah menyelenggarakan upa-cara-upacara yang menurut Van Hasselt samasekali bertentangandengan isi pemberitaan dalam gereja itu, tentu mereka akan men-jawab: "Upacara kami sudah selesai, di dalam doanya zendelingrnemanggil Tuhan yang mahatinggi, karena itu kami akan ikutserta dalam upacara itu pula. Dalam gereja diucapkan doa untukmendapat kenikmatan dan hidup, justru itulah yang kita semuabutuhkan". Tidak seorang Numfor pun menyangka bahwa, sete-lah berhari-hari lamanya mengganggu zendeling dengan upacara-upacaranya itu, perbuatan itu bisa diimbangi oleh kehadirannyadalam kebaktian selama satu jam saja. Tanpa dikehendakinyaVan Hasselt dan kebaktiannya itu telah menjadi sekedar embel-embel dari upacara-upacara orang Numfor yang perlu dihadiripula oleh semua orang. Sebab, sekalipun zendeling itu merasaterganggu, tetapi kebaktian berjalan juga terus; dan itulah yangpenting. Dalam bagian lain karangan ini kita akan melihat, dengan

234

Page 249: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

cara bagaimana Van Hasselt menyerang kekafiran itu secaralangsung.

Gedung gereja yang baru akhirnya selesai. Di atas pondamen"Gereja Pengharapan" menjulanglah Gereja Bethel, yang dires-mikan pada tanggal 21 Desember 1879. Kali ini gereja dibuat daripapan-papan kayu besi, di atas pondamen batu. Gereja ini ber-tahan sampai masuknya Jepang. Ia dapat menampung 150 orang,dan di waktu pesta dapat menampung sampai 300 orang. Daribesarnya ukuran gereja ini ternyata orang "menaruh harapan-harapa=n besar akan masa depan". Nats peresmian berbunyi:"Sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa"(Yes. 56:7).

Pada hari Natal terasa suasana pesta. Hadiah-hadiah kecildibagikan, terutama pakaian. Organisasi wanita telah bekerja ke-ras, sehingga semua anak sekolah dapat menerima satu stel pa-kaian dengan warna dan potongan yang sama.

Pada hari Natal kedua gereja penuh. Orang-orang Mansinamingin ikut menghadiri pembukaan gedung gereja, meskipun me-reka tidak ikut ambii bagian dalam pembangunan gedung gerejaitu. Kenapa mereka tidak ikut ambil bagian ? Kita baru dapatmemahami hal ini kalau kita mempersamakan pembangunan ge-reja itu dengan pembangunan Rumsram. Yang dapat dan diper-bolehkan ikut membangun Rumsram hanyalah orang-orang yangpercaya kepada jiwa-jiwa orang yang telah mati. Orang Numformerasa bahwa mereka akan mengingkari nenek-moyang, kalaumereka ikut serta dalam pembangunan gereja. Di lain pihak, me-reka pun merasa bahwa Manseren Allah yang dipanggil di dalamgereja itu hanya akan mau menerima sebagai pembantu dalampembangunannya orang-orang yang sepenuhnya beriman kepada-Nya, sedangkan sebegitu jauh mereka (orang-orang Numfor) itubukanlah orang-orang yang beriman.

Elli melakukan sidi pada hari Natal kedua. Ia adalah salahseorang wanita muda Irian yang pertama yang membantu kerja

235

Page 250: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

rnenyelenggarakan sekolah. Bersama dengan nyonya Van Hasseltia mengurusi kegiatan di antara para wanita dan gadis-gadis. Iadapat berbicara bahasa Belanda dengan cukup baik. Dalam baha-sa itu pula ia membacakan sajak pada waktu ia disidi, dan pem-bacaannya itu menimbulkan kesan yang dalam terutama di hatipara zendeling :

Rohku, jiwaku, tubuhku, untukMulah, o, Yesus. Kupersem-bahkan diriku padaMu, o, Juruselamat! untuk selamanya — demikianlah bunyi bait pertama.

Pada waktu dipermandikan, Elli diberi nama Margaretha. Iaditebus oleh Van Hasselt dalam tahun 1867, waktu ia masih anakkecil berumur kira-kira 3 tahun. Ia berasal dari suku Karoon."Ia memperlihatkan kemampuan yang besar dalam membaca danmenulis, dan kemudian juga dalam menjahit. Sejarah Alkitabdapat ia ingat dan ceritakan dengan baik sekali". Ketika beradadi Jawa, ia tinggal di tengah orang-orang yang bukan Kristen danyang mengejek kesalehan orang lain. Tetapi Elli mengatakan"Saya memiliki Alkitab sendiri, dan saya membacanya setiapmalam, kalau saya tidak sedang bekerja".

§ 4. Neraca statistik: Sesudah lewat 25 tahun lebih barayak ter-dapat kuburan daripada orang yang dipermandikan

Pada bulan Pebruari tahun 1880 bekerjalah Van Hasselt diMansinam, Jens di Doreh (Kwawi), Bink di Menukwari, sedang-kan Woelders masih sedang cuti di negerr Belanda. Ketiga posyang disebut pertama itu saling berdekatan letaknya, yaitu dipintu (teluk) Doreh. Andai dapat dicapai dengan tiga jam men-dayung.

Selama 25 tahun itu ada 20 orang yang telah dipermandikan,termasuk orang-orang tebusan yang kemudian oleh para zendelingdibawa ke Halmahera, Jawa dll. Di antara mereka ada 14 orangyang masih hidup. Enambelas orang zendeling dan 14 orang istrizendeling bekerja di berbagai pos semenjak tahun 1855. Sepuluhorang dewasa yang terdiri atas zendeling dan istrinya telah me-

236

Page 251: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ninggal di Irian Barat atau di tempat lain, dan 7 orang anak-anakmenemui pula kuburannya di sana. Empat orang zendeling dan7 orang istri zendeling telah meninggalkan Irian Barat denganalasan sakit atau sebab-sebab lain, kemudian memperoleh ling-kungan kerja yang lain.

Dalam tahun 1880 "jemaat" Mansinam terdiri atas sembilanorang ditambah dengan seorang tenaga pembantu Ambon. Tigaperempat dari orang-orang yang te lah dipermandikan itu adalahorang-orang tebusan, sedangkan dari orang-orang Numfor mer-deka yang telah dipermandikan itu tiga orang adalah orang-orangtua dan dua orang wanita muda. Jadi kita masih belum dapatmemakai sebutan "jemaat". Di Doreh belum bisa dilakukan pe-layanan permandian. Keempat orang Kristen di Andai juga belummerupakah satu kelompok inti yang berpengaruh. Jadi kalau dimasa cutinya Woelders mengatakan bahwa "masa perintis telahberhasil dilewati", maka yang dimaksud dengan itu hanyalah ke-nyataan bahwa para zendeling telah dapat menyesuaikan diri.Tidak ada yang dinamaka.n "gerakan" ke arah agama Kristenseperti kadang-kadang hendak ditonjolkan oleh Woelders. Tentusaja pengaruh para zendeling itu lebih besar artinya, walaupunjumlah orang yang dipermandikan kecil. Hal ini dibuktikan olehberbagai gejala. N'amun medan zending yang resmi bahkan me-ngecil. Yaur, Roon, Meoswar dan Moom tidak lagi mempunyaiseorang zendeling, sedangkan Amberbaken tidak pernah lagi ter-dengar kabarnya. Karena itu pula Van Hasselt Jr. menulis ten-tang masa ini demikian: "Kami mengerti keadaan itu: tanggal5 Pebruari 1880 hanyalah sekedar hari peringatan, dan bukanhari pesta".

§ 5. Praktek permandian pada tahun-tahun permulaan

a. "Saya tak suka, kalau orang memakai kata-kata yang dibeo-kan saja"

Sekalipun terdapat minat yang besar untuk memperoleh "satujiwa", yang sering mereka sebutkan dalam karangan-karanganmereka, namun para zendeling bersikap sangat menahan diri da-

237

Page 252: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lam soal permandian. Nic. Beets (ketua UZV) malahan pernahmengecam Van Hasselt demikian: "Saudara tidak boleh meman-dang baptisan itu seakan-akan itu mahkota yang diberikan kepa-da orang yang bertingkah-laku baik selama masa tertentu". Wa-laupun demikian, sampai saat ia menutup mata, tetap saja VanHasselt mempunyai sikap enggan dalam mengambil keputusanmengenai permandian. Geissler mengalami keraguan seperti itujuga, dan begitu pula Woelders. Terutama Woelders-lah "yangmenekankan pentingnya melakukan seleksi yang ketat, tetapi(justru karena itu. K.) ia mendapat kekecewaan besar di dalamjemaatnya (barangkali lebih dari para zendeling yang lain), yaitukekecewaan terhadap orang-orang yang telah diterima di dalamjemaat dengan melalui baptisan".

Desakan untuk melakukan permandian itu tidak pernah da-tang dari pihak para zendeling. Setiap kali, kita membaca bahwa"mereka belum merasa sudah dapat mengabulkan permohonanuntuk dipermandikan" atau "saya tidak berani menolak permo-honannya".

Di saat terdapat kelainan pendapat dalam hal ini, Van Has-selt merumuskan pendiriannya sbb.: "Saya pun tidak ingin mem-baptis orang dengan tergesa-gesa, tetapi saya ingin pula meng-bindari cara berpikir yang pada hemat saya tidaklah sesuai de-ngan Injil, yaitu untuk membentuk jemaat yang terdiri 'semata-mata atas orang-orang yang percaya'". Yang patut dipertimbang-kan untuk diterima menurut dia adalah "mereka yang meninggal-kan agamanya yang sesat, dan yang jalan hidupnya sepengetahuankita tidak bertentangan dengan pengakuan iman mereka". Ber-kali-kali dalam bimbingan kepada para calon baptisan ia memen-tingkan "bahwa pengakuan iman yang hanya bersifat lahiriahtidak ada manfaatnya; mereka harus mengasihi Tuhan Yesus de-ngan sebenar-benarnya. apabila mereka hendak mengaku Nama-Nya yang Suci di tengah orang-orang kafir".

Ketika ditanya pendapatnya mengenai orang-orang yang ber-tobat, ia menulis: "Itu tergantung, bagaimana orang memahami

238

Page 253: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

soal itu. Saya tak suka, kalau orang memakai kata-kata yang di-beokan saja, dan ini pun tidak cocok dengan watak orang Irian,tetapi terhadap dosa-dosa kafir sudah mulai muncul semangatyang lebih baik. Membiasakan anak-anak kepada ketertiban dandisiplin bukanlah hal yang kecil karena mereka itu berasal darisuku-suku yang paling liar (yang kerjanya merompak dan mem-bunuh). Mereka memang bukan malaekat-malaekat yang berwar-na hitam. Tetapi bagaimana pun juga dengan berkat AUah sayamelihat adanya perubahan dan perbaikan pada mereka".

Bagi orang-orang Kristen dari kalangan orang Irian merdekakehidupan kemasyarakatan tidaklah mungkin ada, kalau merekatidak menggabungkan diri dengan orang-orang tebusan yang su-dah dipermandikan dan yang tinggal di pekarangan zending.Orang tebusan ini membentuk kampung tersendiri yang bernamaBethel, dan yang terletak di belakang pekarangan zending, yangjaraknya tidak jauh dari kampung Mansinam. Gereja berdiri diantara kampung Mansinam dan Bethel, dan tempat gedung gerejadan kampung zending itu terletak sepultuh meter lebih tinggi daripantai. Dari sinilah asalnya ungkapan "berpindah ke atas" bagipenduduk Mansinam yang menjadi orang Kristen. Hal ini terjadiuntuk pertama kali pada tahun 1881. Orang yang bersangkutanadalah Beko, seorang wakil masyarakat Irian merdeka yang khas ;ia berobah pikiran karena ditipu oleh seorang dukun dan karenabantuan pengobatan yang diterimanya dari zendeling. Beko dikemudian hari bsrnama Akwila dan besar sekali jasanya kepadazending, begitu besar jasanya itu, sehingga secara singkat kitamenelusuri hidupnya dan tanggapan-tanggapannya atas Injil.

Dia jatuh sakit, dan dalam keadaan yang gawat itu ia dito-long oleh Van Hasselt, kemudian ia pun datang untuk mengucap-kan terimakasih atas pertolongan itu.

"Mengucapkan terimakasih ?! Tak pahamlah Van Hasselt, apayang didengarnya waktu itu. Sering memang ia menyediakanobat-obatan, tetapi belum pernah orang terpikir mengucapkanterimakasih kepadanya atas pertolongan yang diberikannya itu.Mereka bahkan tidak memiliki kata khusus untuk itu.

239

Page 254: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Mula-mula Beko dirawat oleh Airie si konoor itu, yang se-bagai konoor katanya dapat membangkitkan orang-orang mati.Dengan perasaan enggan Beko menerima perawatan oleh Airie,da,n 'keengganan itu bersumber pada pertimbangan rasionil. Ke-luarga Beko terus mendesaknya supaya berobat pada Airie, danAirie sendiri sudah menyatakan: "bahwa Beko harus mati duludengan tenang, kemudian baru Airie akan menghidupkannyakembali". Mendengar ini Beko menjawab: "Ya, Airie, sudah se-ring kamu mengatakan begitu, tapi di mana perempuan-perem-puan yang dulu akan kamu panggil dari kuburnya itu ? Merekasedang membusuk dalam tikar itu, kan ?" Dan beberapa waktu iamenolak diobati lagi oleh Airie, katanya : " . . . biarpun saya akanmati di bawah pohon, saya akan pergi minta obat kepada Tuan".

Maka sesudah sembuh, Beko pun memutuskan untuk men-dirikan rumah di pekarangan David dan Lydia yang sudah men-jadi Kristen dan sudah banyak memberikan pertolongan kepada-nya. Mereka berdua pun tinggal di atas. "Di atas" itu menemuipersekutuan baru, yang dengannya ia dapat bergabung.

b. Orang-orang Kristen yang belum sampai dibaptis

Karena kerasnya syarat-syarat pembaptisan, maka sejumlahorang tetap tinggal tidak dibaptis, namun pada waktu meninggal-nya mereka memberikan kesaksian yang sangat positif. Para zen-deling mencurahkan perhatian yang sangat besar kepada "saatkematian" ; ind disebabkan karena mereka itu sudah meletakkanfekanan yang besar kepada kehidupan yang akan datang", danjuga karena pada waktu orang Irian menderita sakit keras, makaperhatian dan bantuan selalu mereka sambut dengan baik, darisiapapun datangnya.

Ada orang-orang yang menjelang kematiannya memberikankesaksian yang memberi harapan. Yang paling terkenal di antaramereka itu adalah Korano Doreh, yang bahkan minta dipermandi-kan. Geissler tidak meluluskan permohonan ini.

Van Hasselt menyebutkan perkara Attareri, orang yang telahmemberikan pelajaran bahasa Numfor kepadanya sesudah pergi-

240

Page 255: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

nya Jaesrich. Orang ini banyak bicaranya, tetapi ia juga seorangpendengar yang baik. Penghalang baginya untuk dipermandikantentunya karena seperti ditulis oleh Van Hasselt: "ia dengan se-penuh hati ambil bagian dalam pesta-pesta kafir, sekalipun iamengunjungi kebaktian-kebaktian dengan setia". Dekat sebelummeninggalnya Van Hasselt mengunjunginya dan mendesaknyauntuk "meninggalkan pesta-pestanya dan bertobat". "Semoga se-ruan terakhir itu tidak sia-sia".

Ada dua peristiwa lagi yang disinggung oleh Van Hasselt.Demikianlah misalnya peristiwa yang terjadi pada waktu mening-galnya seorang yang namanya Farmani. Untuk Farmani VanHasselt berdoa, dan Farmani sendiri pun berdoa. Van Hasseltmengatakan: "Tidak lama sesudah itu ia pun meninggal. Sayaikuti dia dengan pandangan mata saya, dan diam-diam saya ber-harap akan bertemu kembali dengan dia di tempat, di mana tidakada lagi penyakit. Saya tidak ragu-ragu bahwa dalam hati orangyang menderita ini bagaimana pun juga telah tumbuh sesuatudari tanaman iman".

Nada Van Hasselt Sr. sedikit lebih positif lagi, ketika ia me-laporkan mengenai seorang pemuda yang bernama Samakew:"Van Hasselt melihat gerak bihir pemuda kafir yang sedang se-karat itu, dan ia berharap dapat mendengarkan hal yang samadari semua orang yang menamakan dirinya orang Kristen di ran-jang kematian mere'ka" .

Dan akhirnya Bani. Dialah yang biasa menyampaikan cerita-cerita Alkitab, dan berdoa di mana-mana dan ia tidak merasa malukepada orang-orang tidak percaya; namun demikian oleh VanHasselt ia disebut sebagai "pemuda Irian yang kaya", yang me-ninggalkan Yesus dengan sedih "sebab banyak hartanya" (bndMat. 19:22). Van Hasselt menyebutkan bahwa "napsu kenikmat-an dan napsu akan uang" menjadi penghalang besar bagi Bani.Namun demikian Bani sendiri mengemukakan alasan lain untuktidak beralih kepada agama Kristen, kepada kemajuan : "memangia mau, tetapi rakyat tidak". Ia tidak melakukan zinah, karenakalau demikian ia akan terpaksa membayar denda, karena itu ia

241

Page 256: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

pun membeli beberapa orang budak perempuan. "Begitulah iamemiliki harem dan sekaligus tenaga kerja yang murah". Sebagaicrang Kristen ia akan terpaksa meninggalkan semua itu, karenaitu tidak dapat memutuskan untuk menjadi Kristen. Kerakus-annya menurut Van Hasselt dapat dilihat dari perbuatannya men-jual dan menggadaikan anggota-anggota keluarganya, dan di dalamkeluarganya lebih banyak terjadi perpecahan daripada dalam ke-luarga-keluarga Irian yang lain, akibat soal-soal itu tadi".

Namun demikian, dialah orangnya yang "telah mencengangkanGeissler dengan doanya di tengah badai'", ketika Bani bersamaGeissler berangkat mencari orang-orang yang kandas dulu: "Tu-han Allah, kami menyeruMu dan berdoa kepadaMu ; kasihanilahkami. Jangan beri kami badai, dan sejahterakanlah perjalanankami. Tuhan AHah, Engkau mengasihi kami. Apa yang kami punyasudah kami buang semua, dan sekarang kami mengikuti sabdaMuyang suci. Semua yang kami miliki adalah jelek, tetapi Engkaumemberikan guru ini kepada kami, dan sekarang kami pun tahuapa yang baik dan yang buruk. Tuhan Allah, kami bukan pergiuntuk mencari keuntungan, karena itu kami berbuat kebaikan.Sejahterakanlah perjalanan kami, jangan beri kami hujan, anginkencang atau badai".

Bagi Geissler doa ini berarti bahwa jika seorang Irian sedangsendirian dan dalam bahaya, maka di dalam dirinya muncul kesadar-an akan adanya Tuhan; dari sini pun ternyata bahwa tidak sia-sialahInjil diberitakan. Van Hasselt menulis lagi tentang dia demikian:"Di kemudian hari saya mendengar dia berdoa sendiri di ranjangsakit salah seorang anak saya. Dialah barangkali yang palingmemahami Injil, bahkan ia dapat berbicara terntangnya dengansemacam nada saleh. Apa yang harus kita katakan tentangnya ?Ia orang yang cukup memperpleh pengaruh agama Kristen, tetapiia masih senang kepada dosa ..."

Dari peristiwa Bani ini kita dapat menyimpulkan bahwa yangme'nghalangi peralihan kepada agama Kristen bukan hanya ikatan-ikatan kelompok dan kontrol sosial, melainkan juga sifat-sifat ter-tentu yang diselimuti dengan menonjolkan penghalang sosial.

242

Page 257: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 6. Petikan: tantangan dan ancaman

a. "Kalau kamu bunuh para zendeling ini, akan datang lagi yanglain"

Pada tahun 1880 Van Hasselt menulis : "Dalam bulan-bulanpertama tahun ini jumlah murid sekolah petang sangat berkurang.Anak-anak muda yang telah datang dalam jumlah agak besar itutadinya menduga bahwa mereka akan dibayar untuk jerih payah-nya, dan kini mereka pun kecewa. Pesta-pesta yang kini kembalimulai diadakan pun membuat anak-anak muda itu meninggalkansekolah, dan kalau kami menegur mereka, mereka pun merasatak senang".

Sikap apakah yang harus diambil oleh Van Hasselt sekarang?Ia meninggalkan metode yang dianut oleh Geissler, dalam artibahwa ia meninggalkan sikap keras menolak kekafiran dan segalayang berkaitan dengannya. Akan tetapi kadang-kadang ia menyim-pang dari garis kebijaksanaan yang baru itu.

Dalam halaman-halaman yang berikut ini akan kami bcrikanbeberapa contoh tentang garis kebijaksanaan yang menyimpangdari prinsip-prinsipnya sendiri; dengan contoh-contoh itu kita da-pat melihat keadaan yang tegang yang diakibatkan oleh "rasatanggungjawa'b" si zendeling (atau, sebetulnya, oleh ketidaksabar-annya).

Kasus yang pertama terjadi dalam bulan Pebruari 1880. Sebuahpesta diselenggarakan di kampung, tetapi Van Hasselt tidak juga me-laporkan pesta apa itu. Laporan itu hanya menekankan "kesetiaanzendeling dalam melaksanakan tugasnya dan kerasnya hati orang-orang yang bersangkutan". Seperti biasanya pesta itu diadakanpada malam hari. Van Hasselt memberikan laporan sbb. : "Merekamemasang jernbatan dari lembar-lembar papan (yang menghubung-kan rumah dengan pantai) demikian rupa, sehingga apabila adaorang lewat, orang itu akan jatuh ke atas batu karang" (agaknyawaktu itu air sedang surut. K.). Untunglah Timotheus melihat halitu. Ketika ia mendekati rumah itu, seorang lelaki berdiri di depanrumah dengan membawa klewang (golok?K.) dan bertanya siapa-kah yang datang. Sekiranya yang datang Pandita, maka akan di-

243

Page 258: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tetaknya lehernya. Sebagai jawaban atas ancaman itu Timotheusmengatakan: ''Kalau kamu bunuh para zendeling ini, akan datanglagi yang lain". Van Hasselt mencatat dalam hubungan ini: "De-ngan kata-kata itu Timotheus telah menunjukkan semangat kasih,karena orang lain barangkali akan mengancamkan balas dendamdari kapal uap Kompeni (pemerintah. K.)".

Reaksi orang yang melakukan ancaman itu menonjol juga :"Apa ? Terus juga mengirimkan zendeling, kalau seorang kita te-tak kepalanya ? Ko pok i ba rape (Kalau begitu kami sudah tidakdapat bertahan lagi)". Van Hasselt tidak menterjemahkan kata'rape' (sudah), padahal justru di situ terkandung kesimpulannya.Orang-orang itu, rupanya yakin benar bahwa Van Hasselt akanmengunjungi rumah pesta dan akan menegur mereka, artinyamengganggu upacara. Mereka hendak membunuh Van Hasselt,dan mungkin dengan demikian perkara akan habis. Orang-orangitu rupanya lebih mengetahui daripada si zendeling, betapa besar-nya sudah pengaruh zendeling itu, dan karena itu mereka punbersedia untuk melakukan perbuatan nekat itu.

Dan ini bukanlah yang pertama kali nyawa Van Hasseltterancam. Beberapa tahun sebelumnya, sesudah terjadinya wabahinfluensa yang ganas, orang -kehilangan pegangan samasekali.Obat-olbatan zendeling pun tidak dapat menolong. Pada waktu itumulailah orang membangun kembali Rumsram dan membuat kor-war-korwar yang khusus untuk itu. Kepala-kepala Mansinam,Sengaji dan Sahu, sudah membangun rumah tari di Mansinam,yang terletak tepat di depan rumah zendeling. Pada suatu malammereka adakan pesta tari di situ. Van Hasselt bermaksud melaku-kan sesuatu untuk mencegahnya. Ia pun menyadari, betapa ber-bahaya langkahnya itu. Namun tetap ia pergi ke sana. Laporannya:

"Ketika saya sudah masuk dan mengucapkan kata teguran,seorang pemuda yang bernama Bobi melompat berdiri dan menga-takan dengan marahnya samlbil mengancam saya dengan golok:'Kamu mesti dibunuh'. Saya belum pernah disambut dengan caraseperti itu. Tetapi dengan tenang saya menjawab: 'Tetaklah, Bobi,tetaklah, kalau kamu dapat; saya datang ke mari tanpa senjata,

244

Page 259: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tetapi saya tidak sendirian; Tuhan saya sudah memberikan ma-laikat sebagai pe.ngawal saya, dan karena itu kamu tidak dapatberbuat apa-apa'. Saya berbicara dengan keyakinan penuh, bahwamemang demikianlah adanya. Si penyerang itu melepaskan senja-tanya dan pergi duduk. Saya pun berbicara beberapa waktu lagikepada mereka, Selanjutaya tidak pernah lagi saya menemui pe-ngulangan pesta seperti itu".

Walaupun kejadian ini agaknya memberikan kesan yang dalamkepada penduduk, namun Van Hasselt tidak banyak memperolehkemenangan, karena orang-orang yang bersangkutan itu kemudianberpindah tempat ke kampung yang lebih jauh letaknya, yaituMenubabo, di dekat "kuil mereka yang busuk itu".

Di kemudian hari mereka membangun kampung yang kedua,yaitu Saraundibu, yang terletak di dekat Mansinam, malah begitudekat sehingga pada waktu berlangsungnya pesta, tak seorangpun dari orang-orang kulit putih dapat sekejap pun memicingkanmatanya.

b. Van Hasselt dan gerakan Koreri

Kejadian yang terakhir itu hanya menyangkut pembuatankorwar, meskipun kegiatan itu juga mencakup upacara-upacarayang penting, karena dengan lagu dan tari serta upacara yangsyamanistis mereka memanggE jiwa orang mati. Keadaan menjadilebih sulit ketika orang mulai mempersiapkan datangnya Koreri(Keadaan Sejahtera) dalam hubungan dengan bangkitnya seorangKonoor. Pada masa seperti itu, pada malam-malam "adven", kete-gangan pun meningkat. Lagu-lagu silih berganti diperdengarkan,dengan melodi dan kata-kata yang menjurus kepada suatu klimaks,dan tidak boleh disela.

Hal yang terakhir itu pada waktu itu belum diketahui olehVan Hasselt. Oleh karena itu ia memberikan reaksi yang tidakdisertai pengertian. Tambahan pula alasannya yang utama bukan-lah bahwa orang itu sedang melaksanakan acara tarian "kafir",melainkan bahwa istirahatnya pada malamhari terganggu. Mula-mula ia mencari keterangan, apa yang sedang terjadi, dan siapa

245

Page 260: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

yang membuat suara hiruk-pikuk itu. Ia mendapat jawaban: "SiKonoor itulah". Maka ia pun memutuskan untuk pergi ke sana,dengan tujuan menghentikan sedapat-dapatnya bunyi ribut yangbermalam-malam lamanya mengganggu tidur mereka itu.

"Ketika saudara kita sampai di rumah tari, orang-orang terusjuga memukul genderang dan bersuara ribut, tetapi sudah tidaklagi bersemangat seperti tadinya. Beberapa orang menunjukkangelagat akan berhenti main agar tamu yang tak diundang itu pergi.Sementara itu di rumah tari pun suasana telah menjadi panas.Di rumah itu, kata mereka, mereka selalu menyanyi tanpa digang-gu-ganggu orang. Ada lagi yang menyatakan bahwa tuan-tuandari kapal uap itu justru menghendaki agar mereka menyanyi.Saudara Van Hasselt membalas, bahwa tuan-tuan itu pun tidakakan suka kalau bermalam-malam tidurnya terganggu dan bahwapara zendeling datang ke tempat itu untuk mengajarkan kepadamereka hal-hal yang lebih baik daripada suara ribut kekafiran itu.Lalu seorang pemuda mengancam Van Hasselt dengan pisau dandengan sepotong kayu yang masih menyala, tetapi Van Hasselttidak juga pergi. Dari sini kelihatan bahwa Van Hasselt tidaktakut kepada mulut besar atau pun ancaman mereka. Barulah se-sudah itu ia pulang".

Berkali-kali terjadi, orang-orang yang mengejek upacara dancita-cita Koreri harus membayarnya dengan nyawanya sendiri. Se-bab justru sikap tidak percaya dan ejekan kepadanya kulah yangmembuat tokoh Messias itu memutuskan pergi meninggalkan orangIrian. Bukankah mereka menyanyi: "Bukan karena sesuatu yangberharga, bukan karena sesuatu yang penting, tetapi hanya karenaekor babi dan karena ejekan ia meninggalkan kita ?" Semua itumereka nyanyikan juga pada malam ku. Konoor sudah menyuruhmereka bermalam-malam menyanyi dengan sekuat tenaga, karenadengan demikian sesudah empat hari orang-orang mati akan bang-kit. Kalau upacara itu terganggu, maka segala jerih-payah akansia-sia. Cita-cita Koreri menuntut adanya kepercayaan tanpa sya-rat. Mereka yang mengadakan perlawanan atau dinilai akan me-lakukan atau dapat melakukan perlawanan itu harus dimusnahkan.

246

Page 261: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Penulis karangan ini pernah dua kali masuk daftar uatuk dibunuh,sekalipun ia tidak mengetahui bahwa di kepulauan Raja Empatsedang berlangsung gerakan Koreri, apalagi menimbulkan gang-guan langsung sepenti yang diperbuat oleh Van Hasselt. Dengansikap ini Van Hasselt telah menunjukkan bahwa ia adalah orangluar; dan akibat-akibatnya segera kemudian akan kelihatan.

Sehari sesudah terjadinya upacara yang terganggu itu datang-lah Bobi yang sudah kita kenal itu menemui Van Hasselt. Ia mintaagar Van Hasselt tidak marah, karena ia tidak ikut serta dalamtari-tarian yang diadakan malam sebelum itu. Ternyata tujuanBobi adalah menegakkan kembali saling pengertian antara orangMansinam dan Van Hasselt. Begitu ia memperoleh jabatan tangandari Van Hasselt, ia pun pulang dan mencoba memberikan pe-ngertian kepada orang-orang Mansinam. Sepatah kata pun tak iakeluarkan untuk mengritik sikap Van Hasselt. Dengan ini kitaakan cenderung menyangka bahwa gangguan komunikasi hanyaterjadi di pihak orang Numfor. Padahal justru sebaliknya.

Rupanya Bobi telah berbicara dengan orang-orang yang ikutberpesta itu dengan nada tajam dan penuh celaan, dan barangkalijuga disertai ancaman-ancaman, sehingga langsung sesudah itutimbul keributan besar. Van Hasselt mendengar bahwa pemilikrumah pesta yang namanya Bakuri sudah meledak kemarahannyakarena dalam percakapan dengan dia, Bobi telah mengatakan ke-padanya hal yang tidak m'enyenangkan Balkuri. Bakuri meng-ayunkan goloknya, tetapi ia dipegang oleh dua orang, dan merekaminta kepadanya supaya tenang. Dengan berangnya Bakuri ber-seru : "Mau saya bunuh zendeling itu". Van Hasselt kemudianingin benhadapan muka dengan orang itu dan bertanya, kenapadia ingin membunuhnya, tetapi orang tidak mau membiarkan dia.Orang-orang Mansinam menahan Van Hasselt, mula-mula satuorang, kemudian dua orang, dan akhirnya orang berkerumunmengelilinginya. Mereka itu berpendapat bahwa Bakuri memangmau membunuhnya".

Dengan cara bagaimana Van Hasselt dd sini telah berjasa bagipekabaran Injil tidaklah jelas. Kerajaan Allah hanya akan ber-

247

Page 262: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

oleh manfaat apabila si pekabar Injil mendekati penduduk di tem-pat pendirian mereka sendiri. Van Hasselt tidak lagi menilaipositif harapan-harapan soteriologis yang ada pada "orang-orangkafir". "Keterikatan kepada adat dan pembuatan korwar-korwaritu masih dapatlah dimengerti, tetapi bagaimana bisa jadi bahwasesudah berkali-kali tertipu, namun setiap kali masih mau lagiraereka mempercayai penipu yang baru (yaitu konoor-konoor) ?Mau tida'k mau di sini kita teringat akan nabi-nabi dusta rajaAkhab (I Raja-raja 22:22), seakan-akan roh dusta itu masih jugaterus bergentayangan".

Harus diakui bahwa para bekas Konoor menyesatkan sangzendeling dengan mengecam perbuatan mereka sendiri di hadap-annya. Bekas Konoor yang namanya Airie, sesudah mengalamikegagalan, bahkan berbicara cukup kasar juga tentang "wahyu-wahyu" yang pernah diucapkannya. Mula-mula ia mengatakanada "orang yang membisikkan sesuatu kepadanya", tetapi ketikaVan Hasselt bertanya kepadanya apakah ia masih juga menipuorang-orang, maka ra pun menjawab: "Tidak, binatang itu sudahsaya buang samasekali", Namun demikian kita masih juga ber-tanya-tanya dalam hati, apakah kepada orang-orang lain ia akanberbicara demikian juga, ataukah kata-kata itu hanya dia pakaiuntuk mempersamakan dirinya dengan Van Hasselt, karena VanHasselt mengajukan pertanyaan yarxg demikian kritis ? Konoorlain yang namanya Ningrawi, yang terlibat dalam kejadian yangbaru saja kita lukiskan itu, kemudian hari kehilangan pengaruh-nya karena ia tidak berhasil menyembuhkan luka sendiri ketikakena anak panah. Orang-orang Numfor memang kurang menun-jukkan sikap senang kepada seorang Konoor, kalau ramalan-ramalan Konoor itu ternyata tak terbukti.

Tetapi pikiran-pikiran apakah yang disimpan mereka ten-tang para zendeling ? Bukankah janji-jamji para zendeling sekitarKerajaan Allah juga tetap terkatung-katung ? Pada hari kebang-kitan (Minggu) tetap saja tidak ada orang yang bangkit dari knbur.Sekalipun para zendeling berdoa, anak-anak mereka tetap sajajatuh sakit dan mati. Sekalipun ada janji bahwa orang-orang akan

248

Page 263: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

menjadi orang-orang yang baru samasekali, yaitu "anak-anakKerajaan Allah", tetapi orang-orang Kristen tetap saja orang yangitu-itu juga: miskin, dan penuh cacat, sama seperti sebelum diper-mandikan. Bahkan ada orang-orang Kristen yang kembali turutmengayau. Dan seterusnya, dan begitu pula orang Irian dapatmemberi contoh terus. Rupanya penduduk lebih baik ingatannyamengenai hal-hal yang tidak konsekwen itu dilbandingkan denganpara zendeling. Hanya orang-orang itu tetap percaya kepada VanHasselt, karena Van Hasselt adalah satu-satunya zendeling yangdatang kembali ke Irian sesudah bercuti.

Namun kepercayaan itu mengalami ujian yang berat padatahun-tahun permulaan masa kerja kedua itu. Pemberitaannyatidak bernada Injil; karena sifatnya yang suka menegur, pembe-ritaan itu lebih bernada mengecam, bahkan mengancam, karenaberkali-kali sudah kita lihat bahwa di telinga orang-orang Irianperkataan zendeling mendapat dimensi tambahan. Kalau beberapaperistiwa terjadi bersamaan waktunya, terutama jika peristiwa-peristiwa itu diiringi "teguran", maka hal-hal itu diartikan sebagaiperistiwa-peristiwa yang saling berhubungan (sesudahnya berartikarenanya). Apalagi kalau teguran itu diberi tekanan khusus, makaorang mempertaruhkan nyawanya, paling tidak hal itu menye'bab-kan saling pengertian terganggu. Hal-hal seperti itu akan kitatinjau sekarang.

c. "Kebodohan penyembahan berhala kalian". Rumsram terbakar

Satu setengah tahun sesudah siapnya gereja, siaplah juga pem-bangunan kembali Rumsram. Dalam peresmian bangunan yangpertama itu tidak ada tempat yang tidak terisi; Sengaji yang me-mimpin pembangunan Rumsram mengundang juga semua orangmenghadiri pesta-pesta dalam pembukaan Rumsram, supaya dapatmenunjukkan bahwa adat bapak-bapak mereka masih memilikisemangat hidup yang cukup besar. Banyak anak sekolah meme-nuhi undangan itu dan meninggalkan pelajaran. Beberapa di antaramereka datang kembali sesudah selesainya pesta, tetapi yang lain-lain tidak kembali. Rupanya mereka menganggap dirinya sudahcukup belajar, dan tidak datang lagi.

249

Page 264: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Hal yang terakhir itu sudah tidak merupakan berita lagi. Parazendeling memang mengambil sikap yang samasekali menolakterhadap inisiasi anak-anak, tetapi orang-orang Numfor tak perduliakan sikap zendeling itu. Dan dalam tahap ini kita tidak bolehmempersalahkan orang-orang Numfor karenanya. Mereka tidakbisa mengabaikan siklus kehidupan dan upacara-upacara yaaag ber-kaitan dengannya, karena jika demikian akan timbul akibat-akibatyang buruk bagi perorangan maupun masyarakat. Selama ber-langsungnya inisiasi, terjadi juga penyampaian warisan sosio-kul-turil: anak-anak belajar tentang mitos-mitois, upacara-upacara, hakdan kewajiban. Para zendeling waktu itu belum mendapat tahubanyak dari isi inisiasi itu, karena bersifat rahasia, hanya untukpeserta inisiasi; tetapi inisiasi itu adalah syarat untuk dapat hidupdi tengah miasyarakat, jadi ia merupakan saingan langsung bagilembaga sekolah, dan waktu itu ia jauh lebih penting sifatnya,karena sekolah pada hakekatnya masih belum berhubungan de-ngan kehidupan masyarakat.

Peresmian Rumsram beserta pesta-pesta inisiasi yang menyusulharus dilangsungkan di dalam bangunan itu.; di mata para zende-ling semua itu merupakan perwujudan kekuatan dan hidup "ke-kafiran" dan karena itu harus ditolak. Pendirian ini pun merekanyatakan secara terus-terang, tetapi dengan demikian para zen-deling seringkali membawa dirinya ke dalam keadaan yang agakberbahaya. Lagi pula mereka suka terburu-buru mengemukakan"tangan Tuhan yang menghukum" sebagai sebab bencana-bencana.Mereka pun menafsirkan kejadian-kejadian sebagai sesuatu yangada maksudnya, dan mereka, sama seperti orang-orang Irian, me-maradang pula peristiwa-peristiwa yang terjadi bersamaan sebagaiperistiwa-peristiwa yang saling berkaitan.

Dalam tahun 1882, sesudah orang melangsungkan banyak pestadi Saraundibu berkenaan dengan datangnya tamu-tamu dari Biak,maka meninggalah istri Bakuri. Bakuri adalah orang yang pernahhendak membunuh Van Hasselt. Van Hasselt menulis waktu itu:"Patut diperhatikan bahwa setiap kali sudah berlangsung acaraberia-ria yang gila itu (sic. K.) menyusullah sesuatu yang tidakdiinginkan. Tahun ini sudah, tiga kali hal seperti itu terjadi. Ten-

250

Page 265: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tang ini tidak pernah saya lalai menunjukkan dan mengatakankepada penduduk: kalian tidak mau mendengarkan saya, tetapiingatlah bahwa ada Seseorang yang mendengarkan dan melihatkalian, dan dapat menghukum kalian".

Pada permulaan bulan Januari 1883 terjadilah kebakaranmenjelang pagihari di rumah Sengaji di Manubabo. Bersama de-ngan rumah itu terbakar juga dua rumah lain, di antaranyaRumsram.

Sengaji sedang ada di Andai membuat haluan untuk perahunyayang baru, yang baru saja dibelinya dengan barang-barang ber-harga bernilai / . 100,—, dan sekarang perahu itu terbakar bersamarumahnya. Pedih hatinya mendengar berita tentang bencana itu.Pembawa berita bencana mengatakan: "Jangan kamu bekerja lagi,perahumu terfbakar; rumah dan barang-barangmu, makananmu,semuanya ludes". Sengaji menyahut: "Karena semua sudah hilang,lebih baik saya tinggal di sini saja; saya malu pulang". Tetapiorang berhasil membujuknya, dan akhirnya ia pun pulang. Iamengeluh karena hilangnya semua barang miliknya. Ia tak dapatmempersalahkan siapapun, karena kebakaran itu terjadi gara-garaseorang anak kecil terbangun malam-hari dan mulai bermain api.Yang paling disesalkan oleh Sengaji adalah perahunya yang barudan picinya yang bagus (yang baru diterimanya dari Residen se-bagai tanda kemuliaannya. K.).

Penduduk Mansinam paling tergetar oleh terbakarnya pusatsakral mereka, yaitu Rumsram yang memberikan rasa percayakepada mereka dan dalam batas-batas tertentu memberikan jugarasa aman kepada mereka. Segala yang ada di dalamnya ikutterlbakar: korwar-korwar Kamboki dan Kayari, dan patung se-orang anak lelaki. Semua orang mengeluh. Dan bagaimana VanHasselt ?

"Saudara Van Hasselt tidak lalai menunjukkan kepada Sengajitentang bodohnya penyembahan berhala; benda yang dipujanyatidak dapat melindungi dirinya sendiri, lalu bagaimana benda-benda Ltu akan dapat melindungi orang-orang lain ? Sengaji tak

251

Page 266: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

banyak berkata-tata. Van Hasselt berjanji kepadanya akan menuliskepada Residen dengan maksud memperoleh ganti rugi.

Tapi bagaimana dengan pembangunan kembali Rumsram ?Kepada Van Hasselt, Sengaji berbicara ramai tentang "monsi"(patung-patung besar) yang telah menipunya, dan yang tidak da,-pat melindungi diri sendiri terhadap bahaya kebakaran. Demikian-lah laporan Van Hasselt. Tapi apakah di dalam hatinya ia tidakjuga ingat akan pembangunan gereja pertama oleh Geissler dulu?Gereja itu dulu dihancurkan samasekali oleh angin kisaran, ketikasudah hampir jadi. Apakah yang dipikirkan, dikatakan dan diper-buat oleh Sengaji ?

Van Hasselt menulis: "Segera kemudian berlangsung pem-bicaraan tentang pembangunan kembali Rumsram, terutama atasdesakan perempuan-perempuan tua. Seorang di antara merekamengatakan bahwa mereka tidak boleh lalai membangun kembaliRumsram itu, karena kalau mereka lalai, bisa terjadi hal yanglebih buruk atas mereka." Van Hasselt kebetulan mendengartentang semua itu. Pada hari Minggu berikutnya ia mengucapkankata-kata yang sungguh-sungguh tentang hal itu. Sengaji mema-hami betul perkataan Van Hasselt itu : ia pergi pulang denganmuka asam.

Tetapi kita semestinya heran, bahwa orang-orang itu masihjuga mau datang ke gereja. Dalam laporannya, Van Hasselt me-nulis: menonjol sekali bahwa tepat sebelum terjadinya kebakaranitu telah diperdengarkan nyaniyian dengan iringan orgel, yangbunyinya: "Runtuhkanlah, ya Tuhan, patung-patung berhala itu".Dan Van Hasselt telah menggarisbawahi kata-kata itu dengan me-ngatakan kepada Sengaji: "Sengaji, kami menyanyi dan berdoaagar patung-patung berhala runtuh, agar orang-orang Irian tidakperoaya lagi kepadanya dan tidak lagi memujanya". Dan sesudahterjadinya kelbakaran, Van Hasselt mengingatkan Sengaji sekalilagi akan hal itu.

Sudah berkali-kali kita menyinggung cara bertindak sepertiitu: menurut istilah "kafir" cara itu dapat dinamakan melakukan

252

Page 267: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

magi hitam lewat Manseren Nanggi. Dan itu dilakukan di dalamgereja pula ! Tetapi apakah orang-orang tetap datang ke gerejaitu barangkali demi Manseren Nanggi yang oleh zendeling disebutManseren Allah ? Apakah mereka lelbih banyak mengharapkanbelas kasihan da'ri ilah mereka yang tertinggi, dariipada dari parazendeling? Kita tak bisa tidak mencatat bahwa kesabaran zendeling(yang di negeri Belanda mengatakan telah belajar "menanti")ternyata di medan kerja kecil saja, sedangkan kesabaran pendudukbukan main besarnya.

Timotheus yang dulu bernama Wiri itu pada waktu itu di-pekerjakan sebagai "pembantu" di sekolah dengan "gaji" tetap.Dia pun menulis kepada UZV tentang kebakaran Rumsram itu,tetapi tanpa perasaan gembira atau pun kecaman. Ia hanya me-ngatakan: "Saya akan merasa gembira, kalau mereka pun me-ngasihi Tuhan Allah". Dengan demikian ia sebagai murid ternyatamelebihi sang guru. Tetapi guru itu masih, akan menerima balasanatas perkataan yang diucapkannya.

d. "Saya tahu betul bahwa nenek-moyang saya masuk neraka,dan saya pun mau ke situ" (Sengaji Mansinam)

Sengaji merasa tak senang ; ia tetap menahan diri, tetapi VanHasselt tahu bahwa ia telah mengemukakan pendapatnya secaraterus-terang. Hal itu terjadi berkenaan dengan suatu kejadian yangsepele sekali.

"Pada suatu kali Sengaji melihat dua orang setengah budakdatang ke gereja dengan berpakaian, dan ia pun merasa jengkelbukan main. Keluar dari gereja ia membentak: "bahwa kalaubudak-budak mengenakan pakaian dan menjadi Kristen, maka se-galanya jadi jungkir balik dan akan terjadi lagi gempa bumi".

Ketertiban masyarakat terancam, dan ini langsung hubungannyadengan keseimbangan dalam alam. Ini jelas! Mendengar Sengajimengatakan hal itu, Van Hasselt pun "mencium" adanya diskri-minasi, di samping "kekafiran", dan hal itu pun disampaikannyakepadia Sengaji. Ia menyatakan pula bahwa sikap Sengaji sekarang

253

Page 268: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tidak pantas. Sengaji berdiam diri agak lama, barulah ia mem-berikan jawaban, tetapi ia menjawab dengan penuh kemarahan:"Saya tahu betul bahwa nenek-moyang saya masuk neraka, dansaya pup mau ke situ, saya tak suka kepada adat yang baru".Walaupun sudah mengucapkan kata-kata ini, tidaklah berarti bah-wa Sengaji sekarang bersikap bermusuhan terhadap Van Hasselt.Samasekali tidak. Berkali-kali ia datang menjenguk Van Hasselt;secara kemasyarakatan ia adalah orang yang jujur dan tulus, danselalu membayar hutangnya kepada orang lain. Namun demikian,ia mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk membangun kem-bali Rumsram. Ketika Van Hasselt mengetahui hal ini, ia punmenyampaikan kepada Sengaji bahwa untuk selanjutnya Sengajiharus minta segala yang diperlukannya kepada Mon; hal ini di-sampaikan oleh Van Hasselt ketika Sengaji menyuruh budak pe-rempuannya minta baja kepadanya.

Sengaji langsung saja memberikan reaksi dengan mencaci VanHasselt. Ia mengatakan bahwa ia marah kepada Van Hasselt dankepada orang-orang yang menyebutkan bahwa ia mau membuatmon. Anak-anak lelakinya sedang keluar mencari makanan ; kalaumereka sudah memiliki bahan makanan yang banyak sekali jum-lahnya, barulah barangkali ia akan mulai membuatnya, tetapi se-karang ini belum". Van Hasselt membalas: "bahwa barangkali ia(Sengaji) takut akan mati sekarang, sesudah teman lamanya,Mayor Kwawi, meningal, dan karena itu ia ingin lekas-lekasmenghormati roh-roh nenek-moyangnya dengan membangun kem-

baii rumah untuk mereka itu. Tetapi ia sudah sempat melihatbahwa pada waktu terjadi kebakaran, nenek-moyang itu tidakdapat melindungi dirinya sendiri; akan tiiba saatnya bahwa ia sen-diri pun akan mati, dan barangkali dalam waktu yang dekat".

Sengaji tak mau tunduk kepada ancaman ini; jawabannyasingkat, tetapi jelas: "Saya tahu benar hal itu, tetapi demikianlahkebiasaan kami". Mendengar ini Van Hasselt pun mencatat dengansedihnya: "Sifat keras kepala mereka dalam hal takhayul itu tam-pak sekali lagi dengan jelas. Meskipun mereka menyaksikan de-ngan mata kepala mereka sendiri bagaimana rumah berhala mereka

254

Page 269: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

itu terbakar, meskipun para zendeling menolong mereka dan me-narnpakkan diri ingin menjadi teanan-teman mereka, namun semuaitu tak ada gunanya. Hati mereka selalu tertarik kepada berhala-berhala yang bisu itu, dan ini terjadi sesudah tiga puluh tahunpemberitaan Injil! Sungguh suatu berkat besar, bahwa para zen-deling dapat terus bertahan di sini tanpa mengalami kendor se-mangat".

Tetapi apakah yang dapat diharapkan lain daripada itu ? Se-ngaji konsekwen dan setia kepada nenek-moyangnya, kepadakeyakinan dan fungsinya. "Sifat keras kepala dalam hal takhayulmereka" itu bagi penduduk berarti tetap setia kepada keperca-yaan sendiri dan kepada nenek-moyang, karena tidak seorang pundapat melepaskan asalnya. Kesejahteraan tergantung pada peng-hormatan kepada nenek-moyang. Yang patut disebut "keras ke-pala" adalah kalau orang berkeras hati meskipun sudah diyakin-kan. Van Hasselt berpendapat bahwa penduduk kampung danterutama Sengaji sesungguhnya sudah diyakinkan atau setidak-tidaknya seharusnya sudah diyakinkan, tetapi Sengaji berulangkalitelah menyatakan pendapatnya secara lain samasekali (bnd judulpasal ini). Namun demikian ucapan-ucapan penduduk itu rupanyatidak ditanggapi Van Hasselt. Dan memang tidak diucapkan de-ngan sungguh-sungguh pula.

Dan apa pula arti kebakaran itu ? Pada zendeling tidak ke-hilahgan kepercayaan akibat kematian yang terjadi dalam ke-luarga sendiri, yang berkali-kali merupakan pengalaman yangpahit; begitulah juga orang-orang Numfor itu tidak kehilangankepercayaan terhadap nenek-moyang akibat terjadinya bencana.Setelah anak Van Hasselt meninggal, orang Numfor diam saja,walaupun sebelum itu mereka menganjurkan kepada Woeldersagar menyerahkan seorang di antara anak kembar itu, supayaanak itu jangan jatuh ke dalam kekuasaan Narwur. Seorang darianak-anak itu meninggal setahun kemudian, dan sekarang matipula yang kedua. Tetapi dalam peristiwa kematian itu tidak se-orang pun di antara penduduk mencela keluarga Van Hasseltatau Woelders bahwa keyakinan mereka terhadap perlindunganTuhan ternyata sia-sia belaka. Bahkan sebaliknya, rumah VanHasselt "penuh sesak" oleh orang-orang yang menyatakan simpati

255

Page 270: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dan bela sungkawa. Sebaliknya sekarang, setelah Rumsrarn ter-bakar, para zendeling terus-menerus menyatakan kepada orang-orang Irian bahwa Mon, korwar dan nenek-moyang tidak berdayamelindungi rumahnya sendiri. Jadi orang Irian lebih banyakmenunjukkan rasa simpati kepada para zendeling pada saat-saatmereka ini mengalami penyakit dan kematian dalam lingkungankeluarganya, daripada yang dilakukan para zendeling apabilaorang-orang Irian mengalami bencana. Sebabnya perbedaan sikapini ialah sikap menolak para zendeling terhadap seluruh adat Irian.

Akan tetapi pada akhir laporannya mengenai kebakaranitu Van Hasselt merumuskan persoalan itu dengan cara yang le-bih asasi dan lebih tepat. Ia menulis: "Semoga di masa depanberhala-berhala runtuh dalam arti yang lain dan lebih baik lagidaripada sekedar terbakar". Sesuai dengan ucapan itu, Van Has-selt Jr. menamakan cara bertindak ayahnya dalam peristiwa-peristiwa yang kita bicarakan tadi sebagai "penyelewengan darisikapnya yang lazim". Ini benar.

Namun Van Hasselt tidak selamanya memperoleh penolakanyang terang-terangan dari pihak orang Irian. Beberapa orang diantara mereka ini dengan sengaja menghindari membicarakanhal-hal yang mudah menjadi perdebatan dan membiarkan sajapara zendeling berbicara terus. Demikianlah misalnya yang terjadidengan ayah Timotheus yang bernama Sarai, yang agak bersikapacuh-tak-acuh terhadap Injil. Orang ini ibiasa menggunakanjimat-jimat, dan kalau ada orang meninggal, dialah yangmemukul-mukul tubuh si mati dengan ranting pohon dan menga-jukan pertanyaan-pertanyaan yang terkenal itu "Siapa yang su-dah membunuhmu ? Manwen atau yang lain ?" Van Hasselt me-rasa harus menegur orang itu tentang hal-hal yang dilakukan-nya itu, tetapi seorang teman Sarai datang membantu Sarai de-ngan cara mengalihkan pembicaraan. Teman itu mulai bertanyatentang harga sebuah gelang perak, dan kedua teman itu punsaling pandang sambil tersenyum, tetapi Van Hasselt tidak maumembiarkan dirinya diselewengkan dari persoalan. Ia pun mulaibicara lagi, kali ini ia memberikan suatu penjelasan yang positif

256

Page 271: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mengenai Injil, dan kemudian tentang kesalahan praktek tenung,sihir dan pemakaian jimat.

"Sesudah saya nyatakan semua itu", demikian kata VanHasselt, "tidak banyak lagi saya memperoleh jawaban, baik dariSarai maupun dari temannya itu. Seperti dinyatakan dengan te-rus-terang oleh zendeling Esser: Percakapan itu terutama datangdari satu pihak saja, yaitu pihak zendeling".

Dengan ini menjadi jelaslah, bahwa dalam beberapa situasi,komunikasi itu hanya berlangsung dalam bentuk monolog. Be-gitu zendeling menyinggung soal inti, jaranglah orang-orang itumembela diri secara terbuka; namun kadang-kadang terjadi jugaledakan-ledakan emosionil, seperti yang telah kita saksikan da-lam peristiwa Sengaji Mansinam.

e. Tindakan tegas dan akibatnya

Justru pada masa inilah, pada Hari Zending di Utrecht di-adakan ceramah dengan tema: paksalah mereka masuk (Luk.14:23; bnd bab IV, 5b). Seperti halnya si pembicara, zending danpara zendeling pada umumnya sering menggunakan kata-kata natsitu, seolah-olah boleh juga dipakai sedikit unsur paksaan. Hanyaorang memberi pembatasan: "Bukan dengan kekerasan fisik,melainkan dengan Roh Kudus" dan: "Paksaan yang harus di-lakukan itu sifatnya adalah kesusilaan, memaksa dengan kekuatankeyakinan iman kita, doa kita, dengan ketabahan yang sungguh-sungguh".

Tetapi bagaimanakah seorang zendeling harus menggunakan"paksaan kesusilaan" seperti itu di Irian Barat ? Van Hasseltmelakukan beberapa usaha, dan inilah satu di antara contohnya:

Pada permulaan tahun 1883 dilangsungkan suatu pesta inisia-si untuk seorang gadis (insos), dan pesta itu sudah berlangsungempat malam lamanya. Orang besar dalam upacara itu adalahDory. Dialah yang menggunakan bedil dalam melakukan pem-balasan dendam di Amberbaken dulu, di mana ia telah menem-

257

Page 272: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bak mati empat orang. Sekarang ia telah menghiasi rumahnyadengan empat dahan pohon yang besar. Van Hasselt merasa jeng-kel melihat semua itu, dan ia mengatakan bahwa menurut pen-dapatnya kini sudah cukuplah kiranya. "Karena suasana terlaluramai" maka pergilah ia ke sana.

Mereka tidak berhenti menari, bahkan lebih hebat lagi rue-nari. Tarian diikuti oleh sejumlah besar pemuda. Begitu masukke dalam, berdirilah Van Hasselt di tempat yang remang-remang.Di situ seseorang mengancamnya dengan sebatang tombak. Ke-mudian sejumlah orang menangkap Van Hasselt untuk selekas-lekasnya menyingkirkan dia, tetapi Van Hasselt tidak mau diusir.Ia sendiri menulis bahwa ia tahu, selama berada di situ, orangtak akan mau lagi terus menari, dan karena itu ia hendak me-nanti sebentar. Lalu ia pun menulis: "Saya tak begitu takut akanlembing atau tombak mereka, akan busur dan anak panah mereka.Bagaimanapun juga, saya berada di pos saya meskipun sayamerasa tidak usah saya mengejar setiap acara tari. Tetapi baikjuga bahwa kami sekali-sekali melancarkan protes keras dan ti-dak bersikap takut. Kalau tidak demikian, pastilah berarti kitamemberi hati kepada orang-orang itu".

Tapi seperti sudah dapat diduga, perbuatan Van Hasselt itumenimbulkan kegaduhan besar. Bahkan nyonya Van Hasselt di-panggil dan datang untuk melihat. Kepala-kepala orang Mansi-nam pun ikut pergi ke sana. Lalu Van Hasselt minta kepada parapeserta tari agar pesta itu dianggap sudah selesai. Memang se-sudah itu semua orang benar-benar pulang. Tetapi baru saja VanHasselt tiba di rumah, orang-orang itu pun mulai lagi acara tariitu, dan kali ini lebih hebat lagi. Maka apakah yang harus diper-buat oleh Van Hasselt ? Kalau ia tinggal di rumah saja, orangdapat menyangka dia takut. Karena itu ia pun kembali lagi ketempat upacara, tetapi ternyata bahwa orang-orang itu sudahmembongkar jembatan yang menghubungkan rumah. dengan pe-sisir, sehingga tidak dapat lagi ia masuk ke rumah itu. Namundemikian ia tetap tidak menyerah. Ia duduk di pantai di depanrumah itu, dan menyuruh orang membawa sebuah lentera. Ia

258

Page 273: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mengenakan jas untuk melawan dingin. Dan di situ ia bergadang.Ia menulis :

"Lama saya duduk di sana, kami tidak banyak bicara lagi.Malam itu sejuk dan tenang, diterangi bulan sabit. Tidak perlusaya katakan lagi, bahwa pikiran saya di pantai Saraundibu itumenjadi sendu. Pada saat-saat seperti itu beban kehidupan seba-gai seorang zendeling sungguh menekan. Betapa besarnya keingin-an kami memimpin orang-orang kafir itu kepada Yesus, betapalamanya mereka mendengar pemberitaan mengenai Juruselamat!Namun mereka tidak mau mendengar dan tidak mau menerima.Mereka terus juga mengabdi kepada dosa dan takhayul sertamembangkang terhadap orang-orang yang atas dasar kasih meng-ingatkan mereka. Bulan turun ke balik pegunungan, suasanamenjadi lebih gelap dan dingin, maka saya pun pulang. Saya ti-dak mendengar lagi nyanyian mereka".

Apakah keuntungan yang diperoleh Van Hasselt dari peris-tiwa ini ? Pun dalam hal komunikasi dengan penduduk "suasanamenjadi lebih gelap dan dingin", karena seperti biasa sesudahadanya "kejadian yang parah", diadakanlah pertemuan rakyat.Jens pun datang menghadiri rapat itu. Hanya sayang kita tidaktahu, apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu, tetapi hasil rapatmemang dilaporkan: "Orang-orang berhenti mengadakan acaramenyanyi di Saraundibu, tetapi mereka masih memperdengarkansuaranya di kampung lain yang lebih jauh" (Menubabo.K.). Ma-ka Van Hasselt pun menyimpulkan: "Bagaimana pun juga adakemajuan, dan bagaimana pun juga mereka sekali lagi sempatmenyadari bahwa di tengah mereka ada seorang zendeling".

Tetapi sebetulnya orang hanya berhasil menyingkirkan halyang menjadi sumber kejengkelan: sesudah itu orang-orang me-nari di tempat yang satu kilometer lebih jauh, sehingga zendelingdan keluarganya tidak terganggu tidurnya. Reaksi semacam inikemudian sering sekali terjadi di seluruh Irian. Bilamana seorangpendeta bertindak melawan pesta-pesta, penduduk pun berbuatseenaknya di tempat lain, Hal itu sering menyebabkan orang Irian

259

Page 274: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

terpaksa berusaha lebih banyak, bahkan selperti yang kita lihat,mereka membangun rumah-rumah baru puia. Dengan ini komu-nikasi bukannya mendapat kemajuan, bahkan sebaliknya.

Penduduk tidak mau diganggu, dan mereka mengadakanperlawanan terhadap campur tangan para zendeling. Kecamanyang dilontarkan oleh para zendeling terhadap kebudayaan orangIrian berakibatkan mereka ini "disadarkan" dan memaksa mere-ka untuk berpikir mengenai adat kebiasaan mereka sendiri (bndVI, 5b). Sebabnya, bilamana tidak terdapat kemungkinan danpilihan lain yang masuk akal, maka orang Irian pun tidak ber-sedia untuk memikirkan adat sendiri secara kritis. Mereka me-rasa aman berada dalam batas-batas upacara mereka sendiri.Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli ... : "Pemikiranmanusia mencakup segala sesuatu yang dianggapnya benar, danapabila kebenaran itu diganggu, ia pun merasa tak senang dancemas". Itulah yang mencetuskan perlawanan orang-orang Irian.

Perlawanan dan ketekunan ini tidak dapat disebut sifat ke-ras kepala, melainkan sikap tabah. Dan perlawanan ini diadakan,singkatnya, "demi keselamatan hidup". Karena itu pula, makapara wanita yang sangat dekat hubungannya dengan soal hidupdan mati itu seringkali menjadi faktor penentu.

Fortmann mengatakan : "Ada sejumlah kekuatan yang me-nyuntikkan pandangan dunia dan pandangan hidup kepada kitadengan kewajaran yang tidak disadari. Tak dapat diragukan, bah-wa yang terbesar di antara kekuatan itu adalah kebudayaan, jus-tru karena jarang kita menujukan pikiran kita kepada pengaruhkebudayaan itu. Jarang kita memikirkan kebudayaan yang me-lingkungi diri kita, seperti halnya ikan jarang memikirkan airtempat ia berenang" 1). Kalau Fortmann memang benar, makasesuai dengan kiasan ini orang akan dapat membandingkan ma-nusia dengan seekor binatang amfibi yang bisa hidup dalam airmaupun di darat, te'tapi yang belum mengerti adanya dua pilihanitu, dan karena itu ia menggelepar-gelepar apabila ia dari air di-naikkan ke darat.

1) H.M.M. Fortmann, 1967

260

Page 275: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dari percakapan dengan orang Irian tentang kebudayaannya,para zendeling sering tidak memperoleh kejelasan, karena secarabatiniah orang Irian itu memberikan perlawanan dan tidak per-nah menyatakan diri secara sepenuh-penuhnya. Sebagai contoh,ketika Jens pada suatu kali mencela seorang lelaki karena per-scalan korwar dsb., orang itu mengatakan bahwa ia tidak lagimemiliki korwar dan ia tidak hendak menipu zendeling. Tetapiketika Jens bertanya, kepada siapakah kalau begitu ia menaruhkepercayaan, maka jawabannya adalah: "Saya harap, kepadaTuhan Langitlah saya percaya: kepadaNya saya berseru, tetapisaya belum begitu mengetahui".

Van Hasselt telah membuat suasana menjadi genting. Kitamungkin menduga bahwa dari sebab itu penduduk tiga kampungManasbari (yaitu Mansinam, Saraundibu dan Menubabo) akankurang menunjukkan minat daripada sebelumnya. Namun ketikabadai sudah berlalu, ternyata mereka itu pun datang lagi. Padamalam Tahun Baru yang pertama kali sesudah terjadi peristiwa-peristiwa tersebut di atas, hadir tidak kurang dari 300 orangdalam kebaktian. Tokoh zendeling tidak mencegah mereka me-naruh minat; namun demikian mereka tidak mau dipaiksa di bi-dang adat mereka sendiri. Ini adalah reaksi yang sehat, yang padadasarnya sesuai juga dengan pandangan Van Hasselt. Di lain pi-hak, banyak orang yang menaruh hormat pula kepada contoh-contoh sikap berani yang diberikan Van Hasselt sendiri, karenadalam semua itu ia memang bersikap sungguh-sungguh berani.

§ 7. "Tuwan bukan seorang diplomat, dan tuwan tidak kenalpolitik kami"

Di dalam melaksanakan pekerjaannya, para zendeling ber-hubungan erat sekali dengan kehidupan kemasyarakatan orang-orang Irian. Maka orang-orang Mansinam memelihara hubungandengan dunia luar. Hubungan itu seringkali tidak disukai olehpara zendeling, terutama yang dengan Amberbaken, di mana me-reka memiliki semacam monopoli atas pembelian beras dsb. Ada

261

Page 276: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

juga hubungan dengan daerah selatan (Oransbari), namun jalanke selatan ini sangat berbahaya, karena orang-orang Wandamendan Windesi yang suka mengayau dan sering juga orang-orangBiak yang dahsyat itu menduduki tempat yang strategis itu. Se-menjak terjadinya perang dengan Roon, di situ pun orang tidakmerasa aman lagi. Karenanya sering orang mengadakan perjala-nan dengan membawa istri dan anak, dan dengan iring-iringanyang panjang pula. Ini berarti bahwa sekolah menjadi kosong ;tetapi ini hanyalah merupakan persoalan para zendeling, dan bu-kan persoalan para orangtua. "Nenek-moyang dulu juga tidaktahu semua hal itu, dan orang dapat juga membuat perahu danmenangkap ikan, walaupun tidak pandai membaca", demikianlahkata orarig-orang Irian.

Pada masa itu orang Mansinam di Amberbaken mendapatsaingan dari orang Salwatti: mereka terpaksa membayar hargalebih tinggi untuk beras, dan sudah dua tahun lamanya orangMansinam berhampa tangan. Mereka tak bisa tidak harus bertin-dak. Tetapi tindakan mereka itu mengaktifkan dan sekaligusmembingungkan para zendeling.

Pada tanggal 23 Juni 1883 terdengar kerang triton ditiup orangdi Andai. Mendengar bunyi ini orang-orang Andai pun bergegaske pantai, karena bunyi itu menandakan berhasilnya suatu eks-pedisi perompakan. Dan memang itulah yang terjadi. Orang-orangWariab yang bersahabat dengan orang-orang Mansinam datangmendayung sambil terus meniup kerang dan menyanyi, meneriak-neriakkan kemenangannya dengan penuh gairah. Mereka telahmenangkap 2 orang lelaki dan 2 orang perempuan di Amberbaken.

Woelders dengan perasaan sangat tidak senang langsung me-ngajukan pertanyaan mengenai orang-orang tangkapan itu. Tetapiia pun mendapat jawaban bahwa mereka itu telah ditebus olehorang-orang Mansinam dengan pembayaran beras, tembakau danbarang-barang lain, mereka itu adalah orang-orang yang berasaldari tempat orang-orang Mansinam berdagang; kalau para tang-kapan itu tidak dikembalikan, maka mereka itu tidak akan berani

262

Page 277: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

lagi mendatangi tempat itu. Itulah keterangan pertama yang di-peroleh Woelders. Tetapi Woelders tidak mengerti duduknya per-kara, karena orang-orang Mansinam adalah sahabat orang Wariab.Orang mengedip-ngedipkan matanya dengan hebat, seakan-akanhendak mengatakan : "Sekiranya memang begitu duduk perkara-nya, maka persoalannya sederhana sekali, tetapi kami lihat tuanini bukan seorang diplomat, dan tidak mengenal politik kami".

Barulah Woelders diberitahu tentang latar belakang peristiwaitu. Untuk menghadapi persaingan, orang-orang Numfor dari Man-sinam menutuskan memaksa orang-orang Amberbaken agar me-nyerahkan kembali beras kepada mereka dengan harga rendah,sebagai tanda terimakasih dan hormat. Untuk ini diperlukan jalanmelingkar yang panjang. Maka orang-orang Mansinam pun me-mutuskan untuk mengirimkan suku lain, yang boleh merompakorang sebanyak-banyaknya, tetapi kalau dapat dihindari, janganmembunuh seorang pun. Untuk membicarakan soal itu, dikirim-kanlah seorang Mansinam bersama seorang pembantunya ke Wa-riab untuk berunding. Orang-orang Wariab meninggalkan Man-sinam pada tanggal 11 Juni, dan mereka kembali di sana setelah11 hari. Lalu dengan riuh rendah orang Numfor datang bertindak.Orang Mansinam dan Kwawi disertai jeritan-jeritan marah menyitapara tawanan, kemudian langsung melakukan perundingan danmembayar uang tebusan kepada orang Wariab.

"Dan nanti orang-orang Mansinam dan Kwawi akan pergi lagike Amberbaken dengan membawa para tawanan yang sudah "di-bebaskan" itu. Tentu saja mereka akan disambut dengan tempiksorak ramai di sana. Mereka akan menerima banyak barang se-bagai hadiah dan mereka akan membeli lagi beras dengan hargamurah, yang akan mereka jual kepada para zendeling denganharga mahal". "O, Tuwan", kata orang yang memberi keteranganitu, "orang-orang Numfor itu jahat sekali".

Woelders menambahkan komentar tentang peristiwa ini demi-kian : "Dan bayangkaniah, semua itu dilakukan oleh orang-orangyang sudah 30 tahun lamanya mendengar Injil". Tetapi ia berkatapula: "Saya tidak akan membuat perbandingan antara politikorang-orang Irian yang kafir rtu dengan politik orang Eropa yang

263

Page 278: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

beradab. Apakah di hadapan Tuhan memang ada perbedaan antaramereka ?"

Seluruh peristiwa ini menunjukkan bahwa orang-orang Irian,kalau mengalami kesulitan, dapat menemukan jalan ke luar yangjitu dan kadang-kadang tidak lepas dari humor. Dan juga tidakkurang cerdasnya. Van Hasselt pernah mengeluh, pada waktu iamem'beli beras, bahwa beras sangat berkurang apabila ditumbuk."Pedagang beras orang Irian itu menjawab : 'Ya, tapi besi tuanjuga berkurang banyak apabila ditempa, karena karat yang me-nempel padanya'".

Kita membaca juga bahwa pada masa itu (tahun 1882), sudahdidatangkan barang-barang yang kurang diinginkan, dengan me-lalui perdagangan, dengan kapal-kapal sekunar dagang, mula-mulaoleh orang-orang Ternate, dan kemudian oleh orang-orang Tiong-hoa. Van Hasselt pun menulis, bahwa telah timbul lagi hal yangmenjengkelkan, di samping hal-hal yang sudah ada: "SeorangTionghoa Islam dari Ternate menjual banyak arak, sehinggabelum pernah saya menyaksikan orang-orang Irian demikiansering dan demikian hebatnya mabok". Ia pun menegurorang dari Ternate itu mengenai perbuatannya, lalu keadaan agakmembaik. "Mudah-mudahan ini akan merupakan peristiwa yangpertama dan terakhir, karena di samping setan pemabokan, cukup-lah sudah banyaknya setan-setan lain yang mengganggu orang-orang Irian ini", demikian tulis Van Hasselt.

§ 8. Barangsiapa meninggalkan kekafiran, dia jadi terpencil

Sekalipun memperoleh segala macam perlawanan, namun je-maat Mansinam yang kecil itu berkembang terus. "Gerakan besar-besaran masuk agama Kristen memang masih jauh, namun adajuga beberapa orang masuk". (Van Hasselt).

Pada tanggal 18 Juni 1882 ada 4 orang dipermandikan diMansinam, di antaranya tiga orang Irian dan satu orang Patani(Islsm) yang bernama Yusuf. Yang terakhir ini masuk Kristenbersama istrinya yang berasal dari Windesi. Mereka mendapatnama Boaz dan Ruth. Saptu adalah orang yang ditebus oleh Ottow,

264

Page 279: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

sedangkan Rossie ditebus oleh Mosche. Jadi kali ini Eanya orangWindesi itulah orang Irian merdeka.

Tahun berikutnya, yaitu pada tanggal 29 April 1883, ada limaorang dipermandi'kan, di antaranya Beko dan istrinya Bekkironi,kedua-duanya sebagai orang Irian merdeka dari Mansinam. Bekodan istrinya memperoleh nama Akwila dan Priskila. Peralihanmereka ke agama Kristen besar sekali artinya bagi kerja zendingdi kemudian hari. Waktu itu datang reaksi langsung dari orangMansinam, dan reaksi itu memang datang dari semua penduduk.

"Pembaptisan Akwila dan Priskila itu menimbulkan heboh dansamasekali tidak memperoleh persetujuan dari orang banyak. Me-nurut penilaian orang Irian, orang-orang Irian yang lain itu ter-golong pada lapisan yang rendah, tetapi kedua orang ini tergolongbangsawan. Segera juga datang dua orang perempuan menjengukorangtua Priskila yang masih kafir sepenuhnya dan sedikit sekalimengerti bahasa Numfor (Priskila adalah orang Windesi. K.), danoleh karena itu kuranglah ia mengerti' tentang apa yang sesung-guhnya terjadi dengan anak perempuannya. Maka orangtua yangmalang itu pun ditakut-takuti. Kalau sang suami mau dipermandi-kan dan selanjutnya mengenakan pakaian, itu masih dapat diterima;tetapi kalau si istri juga melakukan hal itu, maka pasti sebentarlagi seorang dari keluarganya akan meninggal. Tapi Priskila segeradapat memberikan jawaban. Ia mengatakan: "Kalau ada orangyang meninggal di antara keluarga kita, itu bukan karena sayadipermandikan, tetapi karena kamu main racun".

Jawaban yang telak ini tidak dapat dikatakan jawaban yangbersifat "Kristen", tetapi memang sesuai dengan pengertian yangumum. Kalau orang berbicara atau menegur dengan cara itu, dansesudahnya terjadi sesuatu, maka ini adalah petunjuk yang jelastentang adanya magi hitam. Seperti sudah pernah kita lihat, halseperti itu pernah terjadi dalam kematian anak lelaki Bink.

Akwila (Beko) memberikan reaksi juga, tetapi reaksinya lebihmerupakan serangan yang tajam, yarig menunjukkan harga diri,dan barangkali merupakan reaksi pertama serupa itu dari sese-orang yang telah menjadi Kristen dengan sadar sekali. Ia menga-

265

Page 280: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

takan: "Saya tidak peduli dengan omongan kalian. Ketika sayasakit dulu, kalian biarkan saya terbaring, tetapi orang-orang Kristenmenolong saya. Sekarang saya mengikuti para zendeling. Kalaukalian, lakukanlah sesuka kalian".

Di kemudian hari, menurut pendapat Akwila, Ruth terlalubanyak mendengarkan "omongan-omongan kafir dari perempuan-perempuan lain". Maka dalam kesempatan itu Akwila pun me-rumuskan pendiriannya dengan lebih panjang lebar, eksklusif danjuga lebih antitetis: "Saya sudah mengatakan kepada istri saya,bahwa apalbila keluarga kami datang ke tempat kami (jadi memangada kontak antara mereka. K.), dan mereka itu bercerita danberbicara tentang adat, kami (harus menutup telinga kami dan tidakikut ketawa dan bermain dengan mereka. Kami adalah orangKristen, tapi permandian semata-mata tidak membuat kami sela-mat: dosa kami banyak. Saya sekarang adalah orang Kristen, dansaya akan menunjukkan kepada semua orang bahwa saya orangKristen. Kalau saya melihat orang-orang kafir dari antara keluar-ga saya yang dulu hidup bersama saya itu melakukan hal-hal yangburuk, saya tidak akan ikut dengan mereka. Kalau mereka me-ngatakan: 'Apa yang kamu kehendaki ? Dulu kamu seperti jugakami sekarang ini. Kamu orang yang bodoh; apa kamu maumengajar kami ?' maka saya akan mengatakan : Saya tak pernahikut dengan kalian. Kalau kalian marah kepada saya, biarlah.Kalau kalian memaki, saya tidak akan membalas memaki. Kalianjalan menurut jalan kalian, dan saya pun menurut jalan sayasendiri! Asalkan sudah cukup saya dapat makan, cukuplah ituuntuk saya. Saya tak tahu, apakah hidup kita panjang atau pendek,tetapi dalam hidup ini akan saya tunjukkan — demikian jugakamu, Priskila —, bahwa kami ini orang Kristen' ".

Akwila sadar benar, bahwa dengan sikapnya itu ia memencil-kan dirinya dan menimbulkan sikap bermusuhan terhadap dirinya.Dia melakukan hal itu adalah untuk menjaga dirinya, tetapi jugakarena ia adalah seorang Numfor yang merdeka dan mempunyaiharga diri. Sikap ini adalah hasil dari watak orang Numfor danBiak. Pada kedua sukubangsa ini kebudayaan lebih cenderungkepada desentralisasi daripada kepada kompromi dengan pendapat

266

Page 281: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

umum. Inilah juga yang dulu menjadi sumber perpindahan pen-duduk yang sering terjadi itu.

Pada malamhari sesudah berlangsungnya permandian itu di-adakan pertemuan pesta di rumah Van Hasseit, dihadiri oleh orang-orang yang telah dipermandikan beserta semua orang isi rumah-nya, seluruhnya 70 orang. Di antara para tetamu, yang berartiorang-orang yang bukan Kristen, terdapat beberapa orang yangmemiliki minat lebih dari biasanya. Mereka itu telah juga menarikdiri dari kampung Mansinam dan membangun rumah di peka-rangan David. "David sendiri orang yang dengan sekuat tenagaberusaha menarik orang. Dialah juga yang menerima Akwila danPriskila di rumahnya".

"Jemaat" Mansinam pada saat itu berjumlah 16 orang dewasa:7 pasangan suami istri dan 2 orang yang tak berkeluarga. Darikeenam belas orang itu, 12 adalah orang irian, satu orang Jawa,satu orang Sangir dan 2 orang dari Halmahera. Jumlah anak-anakyang telah dipermandikan waktu itu ada 16 orang, sehingga ke-lompok orang Kristen itu sudah dapat disebut sebagai inti suatujemaat. Inti jemaat itu terus berkembang, walaupun semua merekaitu secara ekonomi dan sosial terikat pada diri zendelmg. Sebagaikelompok, mereka itu memang terpencil, namun mereka itu mulaimemiliki arti : setidak-tidaknya sudah mulai muncul di sini apayang dinamakan "persekutuan yang baru".

Dalam bulan Agustus tahun itu juga (1883) Van Hasseltmempermandikan seorang tebusan yang namanya Filipus. Namaini di kemudian hari akan berkali-kali kita jumpai. Dalam upacarapermandian banyak orang hadir. Boleh dicatat bahwa kebaktianitu' dilaksanakan sepenuhnya dalam gaya Belanda, lengkap dcnganorgelnya. Pertanyaan-pertanyaan baptis diambil dari formulir Be-landa untuk permandian orang dewasa, dilengkapi dengan sejum-lah pertanyaan yang berkaitan dengan "kekafiran" dan juga Islam,karena Islam pun wa'ktu itu sudah mulai menancapkan pengaruh-nya di Irian Barat. Tentang ini Van Hasselt menulis:

"Akibat eratnya ikatan adat, Islam tidak dapat masuk IrianBarat. Namun Islam mempunyai juga pengaruh. Barangsiapa me-

267

Page 282: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ngira dapat melakukan misi di sesuatu tempat di Hindia terlepasdari pengaruh itu, ia akan salah hitung".

Banyak orang hadir dalam pembaptisan Filipus. "Sikap parahadirin, dalam pertemuaan itu, demikian juga sikap orang-orangkafir. membuktikan bahwa mereka dapat merasakan sungguh-sung-guhnya perkara itu. Saudara lelaki Filipus yang bernama Sangeidan beberapa orang lain lagi yang mengenal Filipus dengan baikikut hadir juga. Malamharinya orang-orang Kristen berkumpul,dan Filipus harus duduk di tengah mereka. Sanak saudara Fili-pus belum menjadi Kristen, tetapi mereka itu merasa tertarik sekali.Saya mengharapkan betul perkembangan mereka itu".

Dari keterangan ini jelas bahwa keluarga budak memiliki' ke-bebasan dalam hal kehidupan pribadi dan keyakinan keagamaan.Selain itu, ternyata bahwa hari itu adalah hari Minggu yang penuhdengan kontradiksi. Di Saraundibu orang sibuk mengadakan upa-cara-upacara serta jamuan makan perkabungan untuk Sahu (wakilkepala kampung) yang Ibaru saja meninggal. Di situ pun berkum-pul banyak orang, sehingga Van Hasselt menulis: "... di rumahibadah kami orang dilayani tanda yang menunjukkan kelahirankembali ke dalam kehidupan yang baru. Keadaan itu adalah pen-jelasan akan Sabda Allah : Biarlah orang mati menguburkan orangmati". (Luk. 9:60).

Untuk pertama kali disinggung di sini tentang perpisahanorang-orang yang berbeda keyakinannya. Dan Van Hasselt sadarbenar akan terpencilnya kedudukan orang-orang Kristen itu. Talikuat yang mengikatkan seseorang pada masyarakatnya itu betul-betul merupakan batu penarung, karena dalam hal ini praktistidak ada kemungkinan untuk hidup terlepas darr masyarakatitu. Hanya orang-orang yang memiliki kepribadian yang kuat dankedudukan yang terkemukalah dapat lolos dari ikatan itu. Meng-gabungkan diri dengan orang Kristen yang terutama terdiri atasorang-orang tebusan atau budak itu berarti kehilangan banyakprestise.

"Hubungan keluarga di Irian ini besar artinya; orang-orangitu saling bergantung seperti mata rantai dalam sebuah rantai.

268

Page 283: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dari sinilah asalnya ungkapan yang lazim ini: 'Saya memang mau,tetapi bangsa saya tak mau'", demikian kata Van Hasselt. Faktor-faktor sosiologis besar selkali artinya. Faktor-faktor ini merupakansemen bagi masyarakat dalam keseluruhannya.

Justru pada waktu itulah di Eropa diperdebatkan orang ten-tang metode dan tujuan kerja zending. Haruskah orang bekerjadengan menujukan perhatian kepada perorangan, atau haruskahpengkristenan besar-besaran menjadi tujuan ? Kesimpulannyaadalah: kedua-duanya. Yang menjadi tujuan akhir orang waktuitu kalau mengusahakan peralihan secara besar-besaran (sebetul-nya yang dimaksud di sini gerakan kelompok, dan bukan peralih-an kepercayaan secara massal) adalah pembangunan gereja suku.Orang pun sudah melihat risiko besar yang dihadapi oleh orang-orang perorangan yang nantinya akan kehilangan pegangan ke-masyarakatannya itu. Tetapi Van Hasselt menulis : "Masuk secarabesar-besaran itu baru akan terjadi lama kemudian. Barangsiapadi sini meninggalkan kekafiran, dia akan agak terpencil. Memangia diterima dengan hangat oleh para zendeling, tetapi antara diadan bangsanya menganga jurang yang lebar".

Di Halmahera keadaan tidak banyak berbeda. Van Dijkenmenulis bahwa ia merasa yakin "... di Galela agama Kristenharus mencapai kemenangan dengan memenangkan orang demiorang".

Di Irian Barat, Van Hasselt berusaha sekuat-kuatnya di se-gala bidang, agar orang-orang Kristen dapat membangun perse-kutuan baru yang sebenar-benarnya. Dalam hal ini ia memilihcara yang diungkapkan dalam kiasan "jemaat sebagai sebuah kotayang terletak di atas gunung" dan bukan "orang-orang Kristensebagai garam yang menggarami" di tengah orang-orang sebang-sanya.

§ 9. Kampung-kampung Kristen yang terpisah: suatu contohatau suatu karikatur tiruan ?

Semenjak dibangunnya Mojowarno di Jawa dan Duma diHalmahera maka kampung-kampung terpisah khusus untuk

269

Page 284: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

orang-orang Kristen merupakan gejala yang umum. Mungkindidirikannya kampung-kampung seperti itu dapat dipertanggung-jawabkan kalau orang-orang Kristen yang bersangkutan tinggaldi tengah-tengah orang-orang Islam, atau di tengah orang Hindudi Bali, karena terjadi pemboikotan yang nyata, bahkan dalamhal tempat-tempat penguburan sekalipun. Tetapi di Halmaheradan Irian Barat soalnya samasekali lain. Di situ yang lebih banyakmerujadi tujuan ialah melepaskan serta melindungi orang-orangKristen daripada pengaruh-pengaruh kafir. Seperti sudah kitalihat, Akwila dengan tepat merumuskan hal itu. Tetapi dalamhal Mojowarno pengalaman sejak tahun 1848 tidaklah begitumenggembirakan.. Di dalam isolasi itulah terletak kelemahan, danbukan kekuatan jemaat. Dengan menghindari perbenturan de-ngan orang-orang luar, maka standar kekris:tenan bukannya men-jadi naik, melainkan menjadi turun.

Dalam ceramah-ceramah. yang diadakan pada Hari Zendingtahun 1881 secara panjang lebar dibahas tema yang berbunyi:"Sampai seberapa jauh pembangunan kampung-kampung Kristenyang khusus di negeri-negeri orang kafir itu dapat dianjurkan ?"Apakah yang dianggap sebagai tujuannya ? Orang-orang bahkanmulai berkhayal demikian: "Membentuk masyarakat mini yanglain daripada masyarakat besar yang mengelilinginya, dan yangmempunyai hukum dan aturannya sendiri. Di situ orang tidakterikat kepada adat, tetapi segalanya disusun secara Kristen.Alangkah menyenangkan pikiran ini". Disebutkan di dalam la-yoran itu bahwa dalam hubungan ini kita harus ingat akan Abra-ham dengan kelompok keluarga serta budaknya yang kecil itu,"di mana ia mempersatukan orang-orang bawahannya yang ma-sih berada dalam Kekafiran itu untuk mengabdi kepada Tuhanyang sejati, dan melepaskan mereka dari pengaruh lingkunganmereka sebelumnya".

Tetapi segi-segi lain diperhatikan juga: ... "Kalau kita amatilebih dalam (artinya: kalau kita curahkan perhatian kita kepadaiikatan-ikatan sosiologis yang melingkungi hidup tiap orang danyang menjadi sumbernya. K.), maka muncullah sejumlah keberat-an :

270

Page 285: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

1. Dalam hal Abraham itu, persoalannya ialah membentukinti bangsa yang akan datang, sedangkan tahap itu bagi kita su-dah lama lewat. Kita bermaksud selekas-lekasnya memperolehpengaruh atas seluruh bangsa, karena itu kita harus sebanyak-banya'knya menghindari bentuk isolasi apapun.

2. Inji harus dikabarkan tidak hanya kepada semua makh-luk (individu), melainkan juga kepada semua bangsa (sebagaibangsa). Jadi kita tidak boleh merenggutkan orang-orang yangbaru bertobat itu dari kehidupan dan adat istiadatnya yang na-sional, asalkan semua itu masih sejalan dengan Injil. Kita tidakboleh memencilkan ragi kerajaan Allah, melainkan harus mema-sukkannya ke dalam tepung, agar khamir seluruhnya. (bnd Mat.13:33).

3. Juga Universalisme atau Kosmopolitisme agama Kristenyang membuat agama itu mengatasi kekhususan-kekhususan na-sional itu tidak dapat diwujudkan dengan melalui pemencilan.Roh Kudus memulai Hari Pentakosta bukan dengan mujizat be-rupa dipergunakannya suatu bahasa dunia, melainkan denganmengarahkan diri kepada berbagai bangsa dengan memakai ba-hasa mereka sendiri. Mengasingkan orang-orang perorangan darikehidupan bangsanya sendiri itu berarti menempatkan agamaKristen bukannya berdiri di atas, melainkan di bawah kekhusus-an-kekhususan nasional. seakan-akan agama Kristen tidak mem-punyai hak atau pun kekuatan untuk menjadikan kekhususan-kekhususan itu sebagai miliknya, untuk menembusnya dan me-murnikannya.

4. Semakin jauh usaha zending di salah satu tempat meng-hilangkan ciri-ciri nasional sesuatu bangsa, semakin jauhlah kitadipisahkan dari pembentukan gereja suku, dan kita menghadapibahaya akan memperoleh sekedar suatu karikatur, dan bukansuatu contoh."

Kita melihat di sini suatu kesimpulan yang cukup mendasar,lengkap dengan program bagi masa depan yang jauh. Orang me-mang mau tetap mempertahankan kampung-kampung yang sudahbendiri itu (Duma di Halmahera dan Bethel), tetapi kampung-kampung itu harus memenuhi syarat-syarat sbb. :

271

Page 286: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"1. Kampung Kristen itu harus terletak di tempat yang dekatdengan kampung-kampung atau tampat-tempat pemukiman lain,sehingga para penghuni kampung-kampung itu terus-menerus sa-ling berhubungan.

2. Dalam kampung itu, adat kebiasaan setempat harus diambilalih dan disesuaikan dengan azas-azas agama Kristen, asalkan adatkebiasaan itu tidak bertentangan dengan azas-azas tersebut.

3. Para penghuni tempat-tempat pemukiman di sekitarnya ha-rus selalu dikunjungi dan diperkenalkan dengan persoalan sebab-musabab diadakannya perubahan-perubahan dalam kehidupan ke-masyarakatan yang dilakukan dalam kampung Kristen.

4. Perkawinan campuran tidak diijinkan, kecuali kalau siwanita berjanji akan berpedoman kepada adat kebiasaan Kristen.

5. Bahasa rakyat setempat harus dipergunakan dalam pembe-ritaan firman, dalam pengajaran dan dalam perhubungan sehari-hari; bahasa itu harus diperkaya dengan kata-kata yang meng-ungkapkan pengertian-pengertian Kristen, tetapi kata-kata itu di-ambil dari kata-kata pokok dalam bahasa itu".

Kita melihat di sini kesimpulan-kesimpulan dan garis-gariskebijaksanaan yang jauh jangkauannya, yang tentunya telah dibacadengan mengerutkan kening oleh banyak zendeling. Tetapi pastorat(penggembalaan) dan apostolat (pekabaran Injil) memperoleh te-kanan penuh, dan kebudayaan serta bahasa setempat memperolehtempat sewajarnya, sedemikian rupa hingga orang-orang Kristentidak menjadi asing terhadap bangsanya sendiri.

Garis-garis kebijaksanaan ini untuk bertahun-tahun lamanyaakan tetap menjadi bahan perdebatan. Kadang-kadang kita mem-peroleh kesan seolah-olah para zendeling di Irian tidak pernahmelihat peraturan-peraturan ini. Dan diskusi panjang lebar tentangitu, yang diadakan di Utrecht, memang ditutup dengan sejenisnasihat yang tidak mewajiibkan apa-apa dan yang artinya dikurangilagi. Nasihat itu demikian bunyinya:

272

Page 287: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

"Dalam praktek zending, dalam hal ini sebaiknya kita selalumelakukan perhitungan dengan keadaan berbagai bangsa yangmenjadi medan kerja zending itu".

Kata-kata ini memang terdengar masuk akal, namun faktoryang terpenting tidak disebutkan, yaitu diri pribadi zendeling danistrinya. Suami istri yang sikap mentalnya Puritan/Pietis dapat"atas pertimbangan azasi" mengartikan rumusan "adat kebiasaanyang berlawanan dengan Injil", dengan cara lain daripada pen-duduk asli yang telah menjadi orang Kristen. Demikianlah tokoh-tofcoh zendeling yang bersikap "Eropa-sentris" yang tidak pernahberhasil mengatasi rasa kaget yang dialaminya waktu bertemudengan kebudayaan lain ("the culture shock'") telah menciptakansuatu gaya hidup yang mencampurkan unsur-unsur dari Injil dandari kebudayaan barat. Di dalam campuran itu kebudayaan baratgaya Victoria-lah yang kadang-kadang memperoleh tekanan yangpaling kuat berdasar pertimbangan sopan santun. Dalam hal inikita termgat perintah mengenakan pakaian dsb. Semua tokoh itudapat berbuat sesuka hati. Penilaian merekalah dan bukan pen-dapat orang-orang Kristen pribumi yang menentukan apa yangdiperbolehkan dan apa yang tidak. Ada utusan-utusan zendingyang dengan tak jemu-jemunya mendesak orang-orang pribumisampai mereka ini (setidak-tidaknya sekedar di dalam bentuk luar)sepenuhnya menyesuai'kan diri dengan kaidah-kaidah sopan santunyang seringkali bersifat sempit, yang berlaku dalam lingkungansang zendeling sendiri.

Faktor-faktor lain ada juga yang masih memainkan peranan.Faktor-faktor ini tersirat dalam laporan-laporan yang penuh ke-luhan tentang kampung-kampung Kristen itu. Pada tahun 1859misalnya sudah ada keluhan mengenai kehidupan susila, hubunganantara angaota-anggota keluarga, menghisap madat, pencurian danpoligami yang terjadi di tengah jemaat Mojowarno. "Dan akhirnya,takhayul lama samasekali belum mati. Pun sikap masabodoh ma-sih besar, dan sikap memandang rendah orang yang bukan Kristenmasih biasa dijumpai. Sebab terutama daripada ini dapat disebut-ka,n : karena jemaat Mojowarno tidak dibangun di atas dasar ke-yakinan yang kokoh dan pilihan yang tegas dari para anggotanya.

273

Page 288: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Mereka itu dipersatukan oleh sejumlah orang yang berpengaruhyang dalam hal ini memanfaatkan dorongan fisik di samping yangbersifat moral".

Yang paling keterlaluan dari segalanya itu tentu adalah sikapmemandang rendah orang lain yang sedang timbul itu. Kalau kitamenoleh ke Halmahera (Duma), maka kita akan membaca:"Orang Kristen itu memang menjauhkan diri dari pesta-pesta danroh-roh, tetapi mereka tidalk bergiat ke luar. Sslain daripada se-orang wanita muda, tak seorang pun menjadi saksi iman. Bersamadengan suaminya, wanita itu telah menanggalkan, rasa malu yangterdapat pada orang-orang kafir, dan karena itu ia telah beranimenjadi saksi iman".

Van Dijken menyinggung juga sebab daripada kuatnya maludiri ini. Ia biasanya melukiskan keadaan dengan cara yang sangatlugas. (Memang ia sedikit saja memperoleh pendidikan teologis,sehingga tidak dapat menggambarkan keadaan dengan rumusan-rumusan klise. Cara melapor yang lugas itu menghasilkan data-data yang lebih dapat dipercaya). Ia menulis : " Di sini kebia-saan melarang orang untuk menolak perkataan orang lain secarablak-blakan. Di lain pihak, seorang Galela tidak pernah menerimanasihat dari orang sebangsanya. Dari sinilah lahirnya sikap mu-nafik yang memaksa kita berjerih payah dan mencari pengeta-huan, agar dapat membedakan reaksi yang sungguh dari yangpura-pura. Semua ini masih lama lagi akan menjadi penghalangsebelum akhirnya seorang pribumi dapat membawakan Injil itukepada orang-orang sebangsanya. Dan inilah juga sebabnya me-ngapa Duma masih sedikit sekali pengaruhnya terhadap orang-orang kafir. Namun tidak kurang di sini orang memperdengarkankata-kata yang betul-betul indah dan betul-ibetul bersifat Kristen".

Dari cerita tentang Akwila pun kita sudah melihat adanyakeengganan untuk mendengarkan orang-orang sebangsa. Tidakseorang zendeling pun dapat membereskan soal ini dengan pe-ngaruh kekuatan pribadinya. Kalau ia berusaha, maka segera iaterancam bahaya lain. Kata Van Dijken: "Diperlukan kebijaksa-naan yang luarbiasa, yang hanya datang dari atas, untuk mem-

274

Page 289: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

bimbing orang-orang seperti itu dengan semangat Kristen yangtegas, dan diperlukan karunia luarbiasa dari Tuhan untuk dapattetap waspada atas kemungkinan pemujaan terhadap diri sangzendeling".

Van Dijken merasakan benar keberatan-keberatan yang ada,misalnya pada waktu berlangsungnya permandian: "... Suatuhai yang sukar juga secara terbuka menyatakan di hadapan be-gitu banyak sanak keluarga dan di tengah begitu banyak orangsebangsa, bahwa roh-roh bapak-bapak moyang mereka itu hanya-lah penipuan belaka". Kalau kita merumuskan perkara ini denganlebih tajam lagi, maka kita dapat mengatakan bahwa para zen-deling Itu menuntut agar orang menghina nenek-moyang sendiri.

Van Dijken mengatakan: "... Pengumpulan orang-orangKristen di satu kampung banyak keuntungannya : ini seperti satuladang, di mana orang dapat bekerja tanpa mendapat gangguan".Tetapi kita tidak begitu terkesan lagi, apabila ternyata ia sete-rusnya hanya dapat melaporkan ha-hal yang negatif sekitar ha-sil pekerjaan itu. Yang paling tajam di antara catatan-catatannyaadalah: "Oh, Duma belum begitu sejahtera sehingga dapat mem-buat dirinya dicintai oleh orang-orang sebangsa. Dan masih sia-sia Duma berusaha mengajak orang menggabungkan diri sertamengikuti. Duma masih merupakan percikan api yang digerak-kan di tengah kegelapan kafir yang mengerikan, dihina oleh semua yang ada di sekeliling dan yang ada hubungannya denganpenduduk". ... "Sayang sekali, Duma masih seperti unsur asingdi tengah orang sebangsa dan senegeri".

Van Dijken sudah berbuat sebaik-baiknya untuk membuatDuma dapat berdiri sendiri secara ekonomi, dan memang berha-sil. Tetapi di bidang sosial ia kandas. Duma bukanlah "kota diatas gunung" seperti sudah kita lihat. Namun kampung ini mem-peroleh tempat yang menonjol di lingkungan Halmahera yangdirasuki setan-setan dan roh-roh itu. Van Dijken mengatakan :"Tidak lama lagi Duma dapat menjadi tempat yang paling sejah-lcra di Almaheira. Memang penghuni Duma tidak memiliki pe-

275

Page 290: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

ngaruh terhadap orang-orang kafir di sekitarnya, namun orangraenganggap kampung Kristen itu sebagai tempat berlindung yangaman terhadap roh-roh. Karena itu ada orang datang tinggal disana untuk sementara waktu, dan selama mereka di sana, mere-ka pun mengunjungi gereja dan sekolah. Orang-orang kafir itumulai menilai, bahwa Tuhan orang-orang Kristen lebih kuat dari-pada semua roh orang kafir dijadikan satu".

Seperti yang kemudian terjadi di Irian, di sini pun yang men-jadi batu penarung terbesar bagi jemaat Kristen yang terpencilitu adalah perkawinan. Tetapi keadaan itu berhasil diubah olehsuatu formalitas yang aneh. Van Dijken mendapat wewenanguntuk meresmikan ikatan perkawinan seperti dituntut oleh Pe-merintah. Dia sendiri menamakan semua itu "busa sabun yangpunya arti formil saja", tetapi penduduk terkena juga pengaruh-nya. Bahkan semenjak waktu itu "orang-orang Alfur dari sekitartempat itu memutuskan untuk menyerahkan anak-anak perem-puannya kepada pemuda-pemuda Duma". "Bahkan gadis-gadismuda Alfur pada hari Minggu mengunjungi gereja, dan beberapadi antaranya bahkan mengunjungi sekolah Minggu pula".

Lama sudah kita memperhatikan "kampung-kampung di luar"Irian Barat. Tetapi pada pokoknya ini disebabkan karena kelakdi Bethel, dan kemudian di Windesi dan Andai, orang akan mem-peroleh pula pengalaman bahwa cita-cita zending mengenai "kam-pung Kristen yang ideal" itu memang betul-betul suatu utopi(khayalan). Bethel memang memenuhi syarat-syarat yang dite-tapkan oleh Pengurus bagi suatu kampung Kristen yang terpisah.Gereja berdiri di sebelah selatan pekarangan zending, dan di se-belah timurnya berdirilah Bethel, sedangkan kampung Mansinamterletak di tepi pantai benar. Jarak antara Mansinam dan gereja ti-dak lebih jauh daripada jarak antara gereja itu dan Bethel. Namunproblim utama bagi Bethel ialah bahwa halangan-halangan sosialnyabanyak, karena kampung itu pada pokoknya dihuni budak-budaktebusan beserta keluarganya. Lama sekali barulah kampung itudapat memiliki sifat yang lain sebab semakin banyak orang Irian

276

Page 291: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

merdeka yang menetap di situ, antara lain Akwila, David, Filipusdll. Di kampung Kristen yang tersendiri itu banyak terdapat pe-niruan dan formalisme, tetapi sedikit sekali prakarsa di pihakpara penghuninya. Jawaban-jawaban yang mereka berikan bu-kanlah merupakan reaksi-reaksi sendiri, dan karena itu terusjuga bersifat asing, karena hanya keyakinan batiniahlah yangdapat membuat iman Kristen menjadi milik sendiri.

§ 10. "Apa mereka itu orang-orang Kristen ? Ya, masih begitu-lah orang orang Kristen itu"

Persoalan besar bagi agama Kristen adalah tiadanya orang-orang Kristen yang tulen dan patokan untuk menentukan apa ituseorang Kristen tulen, Komunisme pun menghadapi persoalan se-perti itu. Di medan zending orang telah menetapkan patokan, se-gera setelah orang-orang dipermandikan. Begitu mereka berhentimenjadi murid, segera pula tanggungjawab penuh harus merekapikul, dan terdengar oleh mereka celaan-celaan para zendeling.Van Hasselt sudah pernah mengeluh tentang orang-orang Kristenyang telah dipermandikan oleh Geissler, sedangkan Jens tentangorang-orang yang dipermandikan oleh Woelders dst.

Agaknya para zendeling seringkali bertolak dari gagasan yangsukar dapat dimengerti, yaitu bahwa Injil telah jatuh ke dalamruang yang kosong, bahwa agama dan kebudayaan yang tradisio-nil segera tidak akan berpengaruh lagi. Padahal isi hati nuraniyang ditentukan oleh pengalaman yang sudah-sudah itu serta ba-wah sadar menyebabkan manusia menanggapi hal-hal yang barumenurut pola yang tradisionil (bnd bab VI psl 5). Dalam bab-babpengantar buku ini kami sudah berbicara tentang "kekafiran dinegeri Belanda" (bnd jilid I, bab II). Ideologi nasional-sosialisme(nazi) mengemukakan teori "Blut und Boden" (darah dan tanah).Dan memang kekafiran tidak pernah mati; dalam hal pemanfaat-an jimat-jimat atau dari segi keyakinan-keyakinan, dalam halpenggunaan magi putih, praktek-praktek permandian yang ber-sifat 'magis, maupun pandangan mengenai kebaktian. Tentangorang-orang Ambon berabad-abad yang lalu sudah dinyatakan"tenggelam dalam takhayul". Dan barulah beberapa puluh tahunyang lalu terjadi peristiwa seorang penghantar jemaat mendapat

277

Page 292: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

gugatan dari seorang kepala yang notabene seorang kafir karenatelah melakukan magi hitam. Bagaimanapun juga, tetap tinggalunsur-unsur tertentu. Dan unsur-unsur itu bisa juga mencarijalan ke luar dengan cara non-agamani (sekuler), yaitu melaluiutopi, baik yang bersifat komunistis maupun Kristen.

Woelders menulis pada tahun 1879: "Sayang sekali bahwabanyaik zendeling mengharapkan orang-orang Kristen yang ma-sih muda itu dapat mencapai tingkat yang mereka sendiri punsering sekali belum berhasil mencapainya, yaitu tingkat Bapak-bapak dalam iman. Dan mereka lupa, bahwa orang-orang asuhanmereka itu rnasih merupakan bayi-bayi". Di dalam perkataan inikita mendengar suatu penilaian yang lebih adil terhadap orang-orang Kristen muda.

Namun demikian kita tidak begitu senang akan kiasan yangdipakai Woelders. Sebab yang menjadi masalah bukanlah apakahorang-orang Kristen itu lebih atau kurang terdidik, bukan pulaapakah iman mereka "masih muda" atau "belum dewasa secararohani". Persoalannya jauh lebih dalam daripada itu, yaitu bah-\va orang-orang pribumi itu menghayati kenyataan dengan carayang lain samasekali. Kenyataan itu dihayati sebagai kenyataanyang bersifat mitos-magis, dan orang-orang itu pun menanggapikenyataan itu dengan cara yang tradisionil. Kita dapat menama-kan cara berpikir ini "berpikir secara inklusif" atau "berpikirsecara men-subyektif-kan". Orang menghayati kenyataan itu se-bagai sesuatu yang anekaragam, yang penuh ketidakpastian danliku-liku. Terhadap pemahaman kenyataan seperti itu, para zen-deling mengambil sikap rasionalistis, dan mereka memperkenalkanmacam-macam pola dan struktur pemikiran yang maksudnyaialah menyatakan ajaran-ajaran pokok Kristen dengan cara yangrasionil. Tetapi sikap dan pola rasionil ini hanya mempersulit kea-daan bagi orang-orang Irian.

Orang-orang Irian memang mengambil alih kepercayaan ke-pada Tuhan Yang Esa, dan mereka pun yakin akan besarnya artiInjil; tetapi mereka memasukkan keyakinan ini ke dalam pola

278

Page 293: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

berpikirnya yang lama. Pola itu tidak dipahami oleh para zende-ling, bahkan kadang-kadang diejek, namun bagi orang-orang yangberkepentingan itu sendiri pola itu sangatlah benar.

Meskipun para zendeling menyatakan pola berpikir tersebutsebagai "kebodohan", bahkan "mengetawakan", tetapi ada di an-tara mereka yang dapat merasakan betapa besarnya arti polaberpikir yang tradisionil bagi orang-orang pribumi. Namun apa-bila mereka menggambarkan pola tersebut, maka mereka hanyamemperlihatkannya dari segi formil saja. Tambahan lagi merekamendekati 'keadaan dengan cara pedagogis, dan tidak pernah de-ngan cara psikologis atau sosiologis. Artinya, mereka mau "men-didik" orang-orang yang "belum berkembang" itu, tetapi merekatidak berhasil melihat pola berpikir tersebut sebagai suatu ungkap-an kehidupan batin manusia pribumi atau sebagai sesuatu yangterikat kepada masyarakat pribumi.

Bagaimanapun juga kadang-kadang ada seorang zendelingrnemakai rumusan-rumusan yang memperlihatkan kepada kitabahwa pada masa itu pun ada orang yang memahami masalahnyasecara mendalam. Umpamanya zendeling Niks yang bekerja diTimor dan sebelumnya di Irian Barat (bnd jilid I bab XI). Iamenulis : "Sementara orang memperdengarkan keluh-kesahterus-menerus karena orang-orang Kristen yang berasal dariorang-orang kafir itu tetap saja terikat kepada penyembahanberhala, ilmu tenung dan adat nenek-moyang. Tetapi saya men-duga saudara-saudara saya itu dicekam salah paham mengenailingkungan kerja mereka serta keadaan penduduknya. Seranganyang terus-menerus terhadap penyembahan berhala dan sebagai-nya itu tidak ada faedahnya, tapi di mana Yesus diberitakan da-lam segala kesempurnaannya, di sana pada saa.t yang berkenankepada Tuhan segalanya sedikit demi sedikit akan berubah. Ka-lau kita merampas sesuatu dari orang kafir tanpa memberikansesuatu yang lebih baik sebagai gantinya, berarti kita membikinkeadaan mereka bukannya menjadi lebih baik, melainkan lebihburuk. Selama orang kafir itu tidak meninggalkan agama danadat kebiasaannya secara sukarela, selama itu juga ia belum ber-

279

Page 294: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kenalan dengan sesuatu yang lebih baik. Dengan terus-menerusraenyerang adat mereka kita dapat memaksa mereka menampak-kan dini lebih baik, tetapi dengan demikian kita membikin me-reka menjadi orang-orang Farisi (munafik. pent.)

Sebagian orang ternyata tidak cukup berkembang secaraintelektuil maupun ro-handah, karena mereka belum dapat mele-paskan diri dari takhayul saperti itu. Tidak berhasil saya men-dorong orang yang bersangkucan untuk berpikir secara lain, dansaya tidak dapat memaksa mereka berbuat demikian. Barangsiapatidak memperhitungkan lamanya injil diberitakan kepada merekadan ciri-ciri khas yang ada pada penduduk itu, bolehlah ia ter-heran-heran serta bertanya : 'Apa mereka itu orang-orang Kris-ten ?' Jawaban saya atas pertanyaan seperti itu adalah: Ya, ma-sih 'begitulah orang-orang Kristen itu. Apakah di Tanah Air kitasendiri segalanya sudah berubah sekali, sesudah Injil 30 tahunlamanya diberitakan ? Dan berapakah banyaknya takhayul masihkita temui di negeri Belanda sekarang ?" (bnd jilid I, bab II, 6).

Sementara itu Niks sendiri terus menaruh harapan, dan iamenantikan rnasa depan yang lebih baik karena ternyata telahterjadi perubahan pada beberapa orang. ''Saya bergembira, apa-bila kita dapat melihat adanya sedikit perubahan pada beberapaorang, karena berdasar perubahan pada beberapa orang itulahkrta dapat menaruh harapan pada orang banyak. Syukurlah, adapula yang kasih kepada Kristus. Hampir di setiap keluarga orang-orang Kristen merupakan minoritas, namun kita dibuat herankarena mereka ini tidak mengikuti lebih banyak kebiasaan-kebia-saan kafir" (daripada yang memang mereka lakukan sekarang).

280

Page 295: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

BAB VIIIPEBJUANGAN YANG TAMPAKNYA TANPA HARAPAN

(WOELDEKS DI ANDAI, 1881-1892)

§ 1. Woelders kembali di Andai: "mata iman" menjadi kabur ?

Selama bercuti di Negeri Belanda, berpuluh-puluh kali Woel-ders berbicara di depan umum, sementara Ali orang tebusannyaitu berdiri di belakangnya, di atas panggung. Banyak kata-katategas diucapkannya, seperti: "Orang-orang kafir mengulurkantangan untuk memperoleh sesuatu yang lain" dan: "Kami tidakberputusasa terhadap masa depan, labih-lebih karena masa pe-rintis di Andai telah selesai ditempuh". Ia tidak pernah mener-bitkan karya tu'lis apapun, sehingga ia tidak sampai merenungkankembali kegiatan sendiri di Irian. Penilaian terhadap kegiatanWoelders itu datang dari pihak lain, yaitu dari penggantinya Jens.Jens jauh lebih kritis daripada Woelders terhadap keadaan diAndai, dan ternyata Woelders merasa jengkel atas laporan-laporanJens.

Woelders tiba di Andai pada tanggal 15 Pebruari 1881. Ia di-sambut dan dihormati sebagai seorang "bapak". Woelders menu-lis "Kedatangan mereka itu lebih banyak disebabkan oleh minatdaripada oleh rasa ingin tahu (dan napsu untuk mendapat hadi-ah. K.), karena peti-peti saya belum lagi dibuka".

Woelders 23 bulan lamanya tidak berada di Andai. Ketikaorang-orang selesai menghitung jangka waktu itu dengan sim-pulan tali, terdengarlah sorak-sorai. Maka Woelders pun menyeladengan caranya yang khas Ia bertanya : "Berapa lama kalianakan menunggu lagi, sebelum akhirnya kalian datang kepadaYesus ?" Orang-orang itu pun diam seribu bahasa. Woelders me-lapor : "Saya telah merasa seakan-akan mereka hendak mengata-kan : "Siapa yang dapat mengusir malam, selain rnata hari ?"

Ternyata cara Woelders melapor tetap sama seperti dulu.Adapun Jens tidak dapat menulis dengan gaya seperti itu ; dalamhal ini ia hanya mencatat bahwa orang-orang itu berdiam diri.

281

Page 296: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Lalu Woelders pun segera menemukan beberapa titik terang lagi.Seorang perempuan kafir telah memungut seorang anak, yangkalau tidak dipungutnya pasti dibunuh. Perempuan itu me-ngatakan ia melakukan hal itu "karena tuan sudah mengajarkami, bahwa Tuhan Yesus mengasihi anak-anak". Mendengarkata-kata ini Woelders pun mengatakan: "Dalam hati saya punbergembira melihat dan mendengar hal ini, dan di dalam hatisaya, saya pun mengucap syukur kepada Roh Kudus, karena Iatelah menyalakan letikan api di hati perempuan ini".

Tetapi orang-orang yang sekampung dengan perempuan itupasti lain lagi komentarnya: Dengan memungut anak itu, nantisesudah anak itu dewasa, perempuan itu dapat memperoleh emaskawin. Jadi memungut anak itu berarti cara yang baik untukmenanam modal.

Setelah melaporkan kejadian-kejadian tensebut, Woelders"yang lama" itu berdiam diri. Ia pun beralih bicara secara "rea-listis". Memang ada cukup banyak alasan untuk itu. Orang-orangHattam dari Wosi yang menjadi sahabat orang-orang Andai telahberhasil menangkis serangan orang Wandamen. Dalam kesempat-an itu mereka berhasil membunuh satu orang dan melukai tigaorang. Pahlawan dalam peristiwa itu adalah Attesi. "Kepahla-wanannya menjadi buah bibir semua orang". Tubuh orang yangtelah terbunuh itu dipotong-potong dan dikirimkan kepada pi-hak-pihak yang bersahabat. Kehormatan ini ditujukan juga ke-pada orang-orang Andai. Mereka akan menerima bagian kepala.Ketika kepala itu datang, kegembiraan orang-orang Andai puntidak kenal batas lagi. Sepanjang malam mereka menari-nari.Hanya dalam satu hal saja mereka berusaha untuk tidak menya-kiti hati Woelders : atas perintah Korano arak-arakan pesta yangmembawa kepala ilu tidak lewat di depan rumah Woelders, me-lainkan melintasi hutan. Ketika Woelders melihat arak-arakanitu, banyak orang Andai datang kepadanya. Woelders bertanyakepada mereka apakah mereka tidak perlu ikut serta bersorak-sorak, tetapi mereka pun menjawab: "Se;ak Tuan tinggal di sini,kami tak suka lagi melakukan hal itu". Kalau demikian, menga-

282

Page 297: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

pa mereka tidak beriman kepada Tuhan Yesus, tanya Woelders."Ah, tak tahulah kami, tapi sekarang ini kami tidak lagi hidupseperti dulu". Tetapi kebanyakan orang Andai ikut berpesta se-kitar kepala yang sudah dipotong itu.

Pada tanggal 21 Juli 1881 istri penginjil Sangir Palaweymeninggal dunia sesudah mengalami keguguran karena ja.tuh.Woelders mencoba menolongnya, sehingga pada hari Minggu itunyonya Woelders terpaksa memimpin kebaktian. Sebelas tahunpenuh ia bersama suaminya bekerja di Andai. "Banyakiah yangtelah ia lakukan dengan diam-diam di tengah para wanita danpara gadis". Namun pengaruhnya dan pengaruh Woelders belumcukup kuat untuk dapat mencegah orang-orang Andai dan paraistrinya melakukan pesta-pesta kemenangan itu.

"Sekiranya kita hendak merasa yakin bahwa di waktu jatuhke tangan iblis seorang perempuan lebih dahsat daripada oranglelaki, maka kita harus datang ke dunia orang kafir", demikiandikatakan oleh Woelders. Sebab perempuan-perempuan itu me-mainkan peranan utama dalam pesta-pesta kemenangan tersebut.

Tidak lama sesudah kejadian di atas itu, Woelders mende-ngar bahwa ada orang hendak meracun dia. Maka dia suruhpanggil orang yang bersangkutan itu, dan orang itu pun menga-ku. Namun orang itu hendak meyakinkannya bahwa ia adalahsahabat Woelders. Dia katakan pula: "Kalau saya membunuhtuan, bagaimana nanti kami mesti mencari pisau dan manik-manik?"

Di samping semuanya itu, mulai tampak pula dengan jelasdi tempat itu pengaruh para pemburu burung yang beragamaIslam. Pernah Woelders menyatakan penyesalannya, yaitu ketikasejumlah tamu (orang-orang Wariab dsb.) meninggalkan tempatitu, "karena dengan itu mereka tidak lagi akan dapat mendengar-kan Injil". Mendengar ini ada seseorang berkata : "Tuan, merekaitu lebih senang mendengarkan para pemburu, karena para pem-buru itu mengatakan tidak ada dosanya mengambil dua tiga orang

283

Page 298: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

perempuan dan membuat pesta. Mereka juga mengatakan bahwakita tidak usah mengadakan hari Minggu".

Pengurus UZV kecewa karena corak realistis yang kini mun-cul dalam surat-surat Woelders. Rupanya Woelders cenderunguntuk memperketat syarat-syarat untuk pembaptisan, guna men-cega'h kritik dan kekecewaan baru di masa depan. Tetapi ini tidakdisetujui oleh Pengurus : "Dalam apa yang saudara tulis tentangpembaptisan orang-orang pribumi itu terdapat pola zending yangmetodistis. Pengurus tidak sepenuhnya sependapat dengan hal itu.Perumpamaan mengenai lalang di tengah gandum dan perumpa-maan tentang pukat ikan itu banyak sekali memberikan pela-jaran".

§ 2. "Sekiranya kekafiran dapat dikalahkan dengan hadiah-hadiah ...". Segi negatif dan positif hadiah-hadiah itu

Pada masa ini Woelders memberitakan mengenai "si dukun"tua Ma'nsiani. Ia melukiskan dukun itu sebagai seorang agnostik(orang yang tidak men.ganut sesuatu agama pun), karena orangyang menjadi "penyihir roh" ini menyatakan bahwa sesudah hi-dup ini tidak akan ada hidup yang lain lagi. Bilamana Woeldersberbicara dengannya tentang soal itu, orang itu pun menjawab :"Mati adalah mati; lebih baik tuan berikan pisau kepada saya,itu lebih saya perlukan". Ia pun mendapat pisau yang dimintanyaitu, karena hanya dengan cara itulah Woelders mendapat kesem-patan untuk bercakap-eakap dengannya. Asalkan, demikian Woel-ders, orang tidak demikian bodoh sehingga berpendapat bahwaorang-orang Irian dapat menjadi orang-orang Kristen yang sejatimelalui atau karena hadiah-hadiah itu. Sekiranya kekafiran me-mang dapat ditundukkan dengan hadiah-hadiah, sudah lama me-reka itu bersujud menyembah Kristus.

Cukup menarik bahwa Mansiani kehilangan keyakinannyaketika menghadapi ajalnya. "Ketika anak lelakinya, sang Mayor,bertanya kepadanya beberapa saat sebelum ia meninggal: 'Bapak,apa kamu masih mengatakan bahwa mati adalah mati ?' makaorangtua itu pun menggeleng sebagai tanda menidakkan. Dan ke-

284

Page 299: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

tika anaknya bertanya lagi: 'Ke mana, ke mana kamu pergi se-karang, bapak, ke surga atau ke neraka ?' maka orang yang akanmeninggal itu pun menjawab : 'Aku tak tahu', kemudian meng-hembuskan napas yang terakhir".

Agaknya perlu diragukan bahwa seorang "tukang sihir"(dnkun) bisa menjadi seorang agnostik. Orang "kafir" Andaimenganggap bahwa yang dinamakan negeri jiwa-jiwa berada disuatu tempat yang namanya Sobbo; di sanalah jiwa-jiwa itu ber-kumpul, dan masa berkabung itu sama lamanya dengan banyak-nya waktu yang diperlukan oleh si mati bagi perjalanan ke sana.

Alasan Woelders menulis tentang pentingnya hadiah-hadiahadalah karena ia membagikan hadiah-hadiah yang berlimpah-limpah dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Bink, misalnyadalam kesempatan pesta Natal. Demikianlah, pesta yang diadakanpada tahun 1882 itu dihadiri oleh 139 orang. "Beberapa orangsudah datang pada malam sebelumnya, dan pagihari jam setengahenam mereka sudah berdiri di depan pintu. Orangtua anak-anakyang nantinya akan menehafalkan sebagian Lukas 2 merasabangga akan anak-anaknya dan memandang anak-anak itu, seolah-olah hendak mengatakan "Itukah anak saya ? Ia sudah menjadiseorang mambri. (orang gagah)".

Lalu hadiah-hadiah pun diberikan. Setdap anak sekolah me-nerima satu stel pakaian, sebuah piring kaleng, satu untai kalungmanik-manik dan sepasang anting-anting. Para wanita pun me-nerima anting-anting itu. Orang-orang lelaki masing-masing men-dapat sebuah cermin bersama sebuah pisau cukur atau sebuahpisau potong. Jamuan terdiri atas kopi dan kue sagu. Bertentang-an dengan suami istri Van Hasselt, Woelders tak mau memakaipohon Natal, tetapi hadiah-hadiah yang diberikannya melebihi ha-diah-hadiah yang diberikan di pos-pos lain. Di kemudian hariorang pun menyatakan bahwa Woelders memiliki teman-teman yang "kaya" di negeri Belanda. Para penggantinya ter-paksa mencoba memuaskan penduduk dengan dana yang jauhlebih kecil. Dan ini tidak selalu berhasil, seperti masih akan kitalihat nanti.

285

Page 300: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Orang tidak sependapat mengenai nilai dan arti apa yangdinamakan "barang-barang kontak" (persen-persen kecil untuk me-nyenangkan hati) itu bagi kerja zending. Dalam hidup kemasya-rakatan orang Irian dikenal pemberian sebagai alat untuk men-ciptakan ikatan antara kelompok-kelompok yang saling bekerja-sama. Tetapi pemberian tradisionil itu sifatnya tirmbalbalik, se-dangkan dalam usaha zending pemberian itu hanya datang darisatu pihak. Bagaimana orang Irian membalas hadiah-hadiah zen-ding itu ? Mengenai hal ini Woeldens telah memperoleh penga-laman pada hari Natal tahun 1882 itu. "Banyak orang mengucap-kan terimakasih atas segala yang telah mereka nikmati padawaktu mereka pulang ke rumah masing-masing. Ini adalah per-lama kali setelah bertahun-tahun lamanya lewat, bahwa Saudarakita telah merayakan pesta Natal bersama orang-orang itu, danbahwa mereka telah berbuat demikian" (mengucapkan terima-kasih).

Tapi kemudian menyusullah 1 Januari. Kali ini Woeldersmelaporkan : "Banyak sekaii orang menghadiri kebaktian. Apa-kah ini berarti ada minat ? Atau apakah mereka datang beramai-ramai dengan maksud untuk memberikan imbalan kepada hadiah-hadiah yang mereka terima dalam pesta Natal, karena menurutadat mereka apabila menerima sesuatu, maka mereka harus mem-bayarnya kembali dengan sejumlah kunjungan ?

Kita dapat menjawab pertanyaan ini dengan membenarkan,tetapi bagi mereka yang memang memiliki minat, cara ini punsekaligus merupakan tabir yang baik (bnd bab II, pasal 4e),dan dengan ini mereka menghindari tekanan kontrol sosial. Olehsebab itu, "hadiah-hadiah" itu tetap memiliki segi yang positif.

§ 3. Keikutsertaan dalam kehidupan kemasyarakatan

Woelders pernah terlibat secara langsung dalam suatu per-kara yang memperlihatkan cara berpikir penduduk secara lebihterang dari nraian teoritis manapun juga. Ia mempunyai seoranganak piara yang kemudian kawin dengan Konswou yang kita

286

Page 301: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kenal itu. Tetapi Konswou memperlakukan istrinya itu secarajelek sekali, sehingga sanak keluarga anak gadis itu membunuhseorang budak milik seorang Andai. Woelders pun memberi na-sehat: Biarlah Konswou membayar untuk budak itu, tetapi ju-rubicara orang Andai mengatakan bahwa menurut adat merekaduduk perkaranya samasekali lain. Woelders lah yang harus mem-bayar untuk budak itu karena dialah yang membeli gadis itudan kemudian mengawinkannya dengan Konswou. Menurut sipembicara itu, Woelders adalah pangkal dari seluruh perkara itu,karena: "Kalau tuan tidak membeli gadis itu, tidak mungkin iadapat memberikannya kepada Konswou. Dan Konswou tidakmunhgkin dapat memperlakukan gadis itu secara buruk, dan ke-luarga gadis itu tidak mungkin dapat marah kepada Konswoudan tidak akan membunuh budak si pembicara (si penuntut)".Ketika Woelders menyampaikan perkara itu kepada Korano,maka Korano pun menyatakan bahwa "Woelders bukanlah orangIrian ; lagi pula ia telah memberikan gadis itu kepada Konswoutanpa minta bayaran (emas kawin.K.) untuk gadis itu".

Sementara itu perempuan muda itu lari meninggalkan Kons-wou dan kawin dengan orang yang namanya Sampari. MenurutKorano, Sampari harus membayar harga budak itu. Tanpa dike-hendaki olehnya, Woelders telah mengurangi nilai dan martabatgadis itu, yaitu dengan membiarkan gadis itu kawin tanpa emaskawin. Inilah sebabnya, maka perempuan "yang tanpa nilai" inidiperlakukan secara buruk oleh Konswou. Itulah juga kira-kirasebabnya mengapa ia dapat lari menemui Sampari. Tanpa penu-karan barang, tidak mungkin mengurus perkara apapun secaratuntas. Woelders mengerti hal itu dan tunduk juga kepada ke-biasaan itu. Pada suatu kali di hari Minggu ada seorang menga-muk dan menyerbu ke dalam pekarangan Woelders. Ia hendakmembumuh seorang perempuan yang telah menghinanya. Ia ber-harap dapat, menemukan perempuan itu dalam kebaktian digereja, tetapi untunglah perempuan itu tidak ada di sana. Makamulailah orang itu merusak tiang-tiang rumah dan merebah-refoahkan serumpun pisang. Ia telah dihina oleh seorang perem-puan; perempuan itu telah mengejeknya; "hal ini bagi orang-

287

Page 302: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

orang Irian yang sombong itu bukanlah perkara yang kecil. Kalauperlu, mereka lebih suka dibunuh orang daripada membiarkan diri-nya diejek, apalagi oleh seorang perempuan, karena perempuankurang mereka hormati".

Pada hari berikutnya, Korano mengarnbil keputusan: pe-rempuan yang bersangkutan harus menyerahkan dua potong kainkatun biru, sebuah parang dan sebuah gelang, sedangkan si pe-ngamuk harus memberikan seekor burung cenderawasih kepadaWoelders karena ia telah memotong pohon pisang dan berbuatribut di pekarangan Woelders.

§ 4. "Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah"(Roma 3:15)

Berita tentang pengayauan di daerah-daerah pantai itulah yangpaling cepat sampai di pos-pos zending. Demikianlah yang terjadipada tanggal 9 Juni 1883, ketika ternyata orang-orang Windesimenggunakan bedil dalam melakukan ekspedisi perompakan. Se-orang Andai yang sedang menjenguk sanak saudara istrinya ditempat yang jaraknya 1½ hari jalan kaki ke selatan Andai, dise-rang oleh orang-orang Windesi. Di dalam rumah yang mendapatserangan itu terdapat 20 orang lain lagi, di antaranya 4 orangdibunuh dan 7 orang ditangkap, sedangkan lain-lainnya melarikandiri dalam keadaan luka-luka oleh anak panah.

Dari daerah pedalaman pun Woelders pada tanggal 15 Junimendengar berita-berita tentang ekspedisi-ekspedisi pembunuhan.Dalam waktu satu bulan saja orang Hattam kehilangan 30 oranglelaki, perempuan dan anak-anak. Sudah dapat diduga, bahwakarena kejadian itu mereka melakukan balas dendam, dan pulangdengan membawa jumlah kepala hasil kayauan yang lebih besarlagi. Tapi apakah yang menjadi sebab segalanya ini ? Besarnyajumlah barang yang sedang beredar. Inilah sebabnya maka orangbisa menyewa suku-suku yang lebih kuat untuk melampiaskannapsu haus darahnya. Kaki mereka cepat untuk menumpahkandarah, tetapi kalau untuk mendengarkan berita kesukaan danmenerimanya mereka ita bersikap sangat lamban dan masabodohsekali".

288

Page 303: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Attesi, si pahlawan yang telah membunuh orang Wandamenitu, di kemudian hari menjadi semakin gegabah. Ia pun mengada-kan ekspedisi-ekspedisi pengayauan, dan kadang-kadang ia bahkanberangkat sendirian, sampai akhirnya ia menemui ajalnya dengancara kekerasan pula. "Karena orang takut kepadanya, maka orangpun memperdengarkan lagu berkabung".

Woelders waktu itu mengeluh demikian : "Iblis untuk semen-tara kembali menyapu bersih kesan-kesan baik yang ada padapenduduk dengan menimbulkan suara gemuruh". Soalnya, padamasa itu banyak kapal datang untuk membeli damar, dan hargapembelian itu tinggi. Akibatnya orang memiliki banyak barang,dan hal itu berarti pula: meningkatnya balas dendam secara taklangsung. Orang membayar suku-suku yang lebih kuat untuk me-laksanakan balas dendam. Kemakmuran ekonomi mendorong balasdendam. Dari tahun 1884 sampai tahun 1892 dalam laporan Woel-ders ada sebelas kali disinggung mengenai pengayauan, dan empatkali orang Andai terlibat.

Di samping pembunuhan-pembunuhan ada lagi teror yang di-lakukan oleh seorang dukun. Dukun itu melakukan magi hitamdan mengadakan pula peracunan. Perbuatan ini banyak membawakorban jiwa. Mengingat bahwa keluarga Woelders termasuk yangikut makan makanan pesta yang telah diracun itu, maka mereka itupun berhari-hari lamanya merasa bimbang akan nasib mereka sen-diri. Pernah seluruh Andai terancam binasa. Tetapi Woelders punbertindak dengan penuh ketenangan, dan berhasil mengusir musuhitu. Walaupun demikian, pengaruh Injil kepada penduduk sedikitsekali. Namun Woelders pun melihat bahwa banyak orang merasatakut kepada doanya. Pastilah mereka itu menganggap doa Woelderssebagai bentuk magi tertentu.

Woelders mengetahui hal itu, ketika orang-orang Andai marahkepadanya, karena satu di antara acara pengayauan mereka itumenemui kegagalan. Ternyata mereka telah mencoba mengadakanpengayauan-pengayauan itu tanpa diketahui oleh Woelders, ka-rena: "Kalau dia tahu, ia akan menyampaikannya kepada Tuhan-nya, dan Tuhannya itu selalu mengabulkan doanya dan Dialahyang menghalang-halangi kita, karena Dia lebih kuat dari kita".

289

Page 304: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Walaupun demikian ada kalanya orang-orang Andai menun-jukkan juga bahwa mereka mulai mengerti arti Injil, sehinggabersama dengan Woelders mereka melakukan usaha-usaha untukmenentang pengayauan. Demikianlah sekali peristiwa dua buahperahu besar dari Wandamen dan Wariab smggah di Andai dalamperjalanan ke Amberbaken, di mana mereka hendak mengadakanpengay'auan. Woelders waktu itu bertindak dengan perantaraanbeberapa orang Andai yang sikapnya bersahabat kepadanya.Orang-orang itu mengajak para pendatang itu untuk ikut datangke kebaktian, dengan mengatakan bahwa di gereja nanti merekaakan menerima gambir. Dalam kebaktian itu Woelders berkhotbahtentang orang Samaria yang murah hati, dan sesudahnya ia berdoa"mudah-mudahan Allah menghalang-halangi rencana pembunuhanmereka. Doa ini dikalbulkan. Pagi berikutnya diam-diam orang-arang itu pulang ke rumah masing-masing. Di kemudian hariYohanes menyampaikan kepada Woelders bahwa sampai tengahmalam orang-orang itu masih berbicara dengannya tentang apayang telah dikhotbahkan itu. Dua orang dari mereka itu lalu ber-sumpah dengan cara orang Irian untuk tidak lagi pergi mengada-kan perompakan".

Dapat dipastikan bahwa di antara mereka ada yang menganggapdoa Woelders- itu sebagai "ancaman", sama seperti yang kadang-kadang dilakukan orang-orang Andai. Namun demikian percakapandengan Yohanes itulah yang rupanya bersifat menentukan.

Sudah dua kali Residen dari Ternate mengunjungi Andai. Yangpertama kali dengan diiringi musik (biola). Namun pidatopidato-nya sedikit saja memberikan kesan. Sehari sesudah kunjungannyayang kedua, dalam tahun 1889, orang membunuh seorang perem-puan atas tuduhan (yang tidak benar) bahwa ia melakukan zinah.'Kepala kampung berusaha mencegah pembunuhan itu, tetapi tidakberhasil.

Injil seumpama angin sepoi-sepoi yang menentang badai kere-sahan politik dan pembunuhan.

290

Page 305: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 5. "Kasih kepada sesama" dicurigai: teror iblis

Perhubungan antara sesama di dalam masyarakat mendapatgangguan besar, bahkan dilumpuhkan samasekali akibat keperca-yaan orang kepada kegiatan Manwen. Berulang-ulang Woeldersberurusan dengan hal ini, tetapi semula ia tak mengerti apa yangmenjadi latar belakangnya. Orang-orang asing yang lain pun me-nemui banyak kesulitan dalam soal ini. Ada misalnya perkara yangmenyangkut seorang Kristen Ambon, Kobus namanya. Kobus ka-win dengan seorang bekas anak piara Karnps. Dia sendiri telahselamat dari sakit berat oleh obat-obatan Woelders, tetapi anakmereka yang bernama Mura meninggal karena sakit batuk rejan.Tetapi peristiwa kematian selalu mencurigakan.

"Orang Ambon yang namanya Kobus itu menunjukkan kepadaorang lain bahwa dirinya adalah seorang Kristen yang baik. Iamembaca Alkitab dan berdoa". Dan tidak hanya itu : ia pun me-nolong orang Irian. Pada akhir bulan Pebruari 1889 anak darisuatu keluarga orang Roon jatuh sakit. Kobus dan istrinya men-jenguk orangtua anak itu dan memberikan pakaian-pakaian untukanak kecil yang sedang sakit itu (untuk penawar dingin udaramalam). Tetapi pagi berikutnya anak itu meninggal.

Maka timbul heboh besar di kampung itu. Apa yang terjadi ?Anak orang Roon itu meninggal, maka orang mengatakan bahwadalam pakaian yang diberikan oleh Kobus itu terdapat Manwen(roh jahat). Kini Kobus harus membayar dengan dua orang budak.Kalau tidak, ia harus mereka bunuh. Semua prang sependapatdengan keputusan itu. Apapun yang dikatakan oleh Kobus, ia harusmembayar, bukan lagi dengan dua orang budak, melainkan denganbarang-barang seharga f. 60,— lebih".

Sekalian argumen yang rasionil menemui jalan buntu mengha-dapi keyakinan penduduk kampung yang tak tergoyahkan itu.Bahkan kegagalan-kegagalan pertolongan pengobatan dari pihakWoelders lebih memperkuat lagi keyakinan penduduk akan adanyagerak Manwen. Yang kita hadapi di sini adalah kepercayaan ke-pada suangi. Pada hakekatnya ini menyangkut perbuatan magi

291

Page 306: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

hitam. Orang dapat dirasuki kuasa jahat; kuasa jahat itu dapatbertindak melalui mereka, dan tidak mungkin mereka melawan-nya. Seorang informan pernah menerangkan hal ini kepada Woel-ders (dalam tahun 1884).

"Dalam tahun-tahun terakhir ini lebih banyak suku-suku asingdatang ke mari dari pedalaman dibandingkan dengan dahulu.Mereka tidur di rumah-rumah kami, pada waktu mereka itu men-jemput atau menghantar para pemiburu dari Ternate. Kalau se-sudah mereka pergi seorang di antara kami jatuh sakit atau mati,maka tidak dapat dibantah lagi bahwa itu adalah perbuatan Man-wen. Dalam diri orang itu si Manwen bertindak sebagai roh orangitu. Orang lain tak tahu apa-apa tentang hal itu; hanya orangyang dirasuki roh jahat itulah yang tahu. Maka kami mengamat-amati siapa yang telah tidur di rumah kami, dan suku yang ber-sahabat dengan kami sekalipun mesti menanggung akibatnya"

Dan bagaimana kalau ternyata orang keliru ? Jawabannyaadalah: "Hal itu tidak parah, karena suku yang dipersalahkarsecara tak adil itu (dan ini jarang terjadi) akan terus mencarisampai orang yang sebenarnya bersalah diketemukan. Kami berbuat demikian juga pada waktu terjadi pencurian".

Atas pertanyaan, bagaimana orang bisa tahu bahwa Manwen-lah yang telah bertindak, maka jawabannya adalah: "Semenjaktuan tlnggal di sini, kami lebih tahu lagi soal itu daripada dulu.Kami sudah melihat dengan sebaik-baiknya bahwa obat-obatantuan itu tidak menolong, kalau Manwenlah yang menyerang kami.Kami mencari penangkalnya yang terdiri atas daun-daunan danrumput-rumputan, tetapi ini jarang memberikan hasil, karena kamitak tahu dari tumbuh-tumbuhan dan. akar-akaran apa merekamembuat ramuan".

Apakah di dalam hutan banyak juga terdapat Manwen ? "O,tidak terhitung banyaknya, tuan. Karena itu juga kami selalubersenjata. Tetapi Manwen di sana itu tidak begitu berbahayadibandmgkan dengan yang menyelinap ke dalam rumah kami".

292

Page 307: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Dalam percakapan yang menyusul Woelders mendapat kete-rangan mengenai beberapa peristiwa yang telah terjadi, antara lainmengenai kasus orang Hattam yang pernah jatuh dari tangga ru-mah Korano yang su'dah lapuk, sehingga orang itu luka parahdan kemudian meninggal. Korano dalam hal ini dianggap sebagaipenyebab kegiatan Manwen. Sekiranya ia tidak membayar dendakepada orang-orang Hattam, maka "orang-orang Hattam pada gi-lirannya akan memainkan peranan Manwen juga dan akan mem-bunuh pula seorang Andai".

Orang menyebutkan tiga ciri kerja Manwen :

1. Kita mati dalam 3-4 hari dalam keadaan tidak sadar ;

2. Kalau kita menggunakan penangkal yang cukup ampuh,maka kita dapat mengundurkan kematian selama kira-kirasepuluh hari;

3. Kalau penangkal kita itu baik (dan hal seperti itu jarangterjadi) kita memang kembali baik, hamun kita menjadilesu dan mengantuk, dan sesudah beberapa bulan kita akanmendapat luka-luka di sana-sini, yang menyebabkan ke-kuatan kita hilang.

Dari uraian ini jelaslah bahwa segala penyakit yang cepatsekali menyebabkan hilangnya kesadaran dapat digolongkan kedalam "kategori Manwen", misalnya radang, paru-paru, malariagawat yang disertai demam kura, beri-beri, avitaminosis (kekurang-an vitamin), juga frambusia (patek), penyakit-penyakit ginjal dll.Jadi banyak penyakit yang tersebar luas di Irian tergolong dalamkategori ini. Orang telah menemukan penjelasan bagi timbulnyapenyakit-penyakit itu, tetapi penjelasan ku sangat mempengaruhidan menghalangi pergaulan masyarakat.

Van Dijken pernah berkata : "Orang hidup sebagai pengemis,tapi mati sebagai raja". "Bagi orang kafir, kasih seperti yang me-reka dengar dari mulut zendeling itu samasekali tidak masuk akal,justru karena keharusan melakukan balas dendam sudah meni-adakan kasih itu di dalam hati orang kafir. Menunjukkan kesedia-

293

Page 308: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

an untuk menolong orang yang hidup mereka anggap sebagai ke-bodohan. Mereka berusaha memperoleh pertolongan dan berkahdari orang-orang yang sudah mati, oleh karena itu mereka ber-usaha mengadakan hubungan dengan orang-orang mati itu melaluipersambahan dan pesta".

Dalam rangka ini mereka memiliki rangkaian lagu perkabung-an pilihan yang dinyanyikan dengan cara yang khusus. Dalamacara itu sanak keluarga dan handai taulan ikut serta. Sesudahterjadinya kematian, mereka juga membagi-bagikan hadiah atasnama si mati. Hadiah itu dinamakan romowi (barang-barang wa-risan yang dianggap suci; barang-barang itu tidak boleh diberikankepada orang-orang lain). Karena dalam bahasa mereka kata Mar(mati) berarti juga "tidak sadar", maka agak sering terjadi orangsudah mulai memperdengarkan ratapan perkabungan, padahal sisakit masih hidup. Ada beberapa peristiwa orang yang mati sadarkembali dari sekaratnya, Seorang di antaranya mengatakan: "Sayabelum mati. Saya akan mati karena suara ribut itu".

Pernah terjadi peristiwa yang sangat menarik di Andai. "Se-perti sering terjadi, orang sudah mulai memperdengarkan lagupenguburan, sebelum jiwa si mati meninggalkan raganya. Men-dengar suara ratapan itu, perempuan itu bangkitlah kembali dankatanya dengan suara terputus-putus: 'Ketika saya masih sehatdan hidup, kalian tak sayang kepada saya, kalian tak peduli ke-pada saya. Dan bila saya mau mengadakan hari Minggu, kalianmenghalang-halangi saya. Kenapa kalian menangis, pada saat sayaakan mati dan meninggalkan kalian ?' Baru saja selesai ia meng-ucapkan kata-kata itu, orang itu pun tak ada lagi".

Keyakinan-keyakinan keagamaan di sini membekukan rasakemanusiaan terhadap sesama. Oportunisme menggantikan kasih.

§ 6. "Titik-titik terang di tengah kesepian yang mengerikan"

Pada suatu malam Woelders merasa mendengar suara yangmirip dengan suara manusia. Ia tak melihat apa-apa, tetapi suaraitu kemudian ternyata betul-betul suara manusia. Seorang perem-puan muda sedang melahirkan seorang diri, seperti memang men-jadi kebiasaan di tempat itu. Ia melahirkan di dalam sebuah gubuk

294

Page 309: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

di atas bukit kecil dekat Andai. Martha, seorang perempuanKristen, telah mendengar juga rintihan itu dan pergi ke sana.Ia masih sempat menyelamatkan anak itu, karena si ayah hendakmembunuh anak perempuan itu. Setsudah memintanya, Marthayang tidak beranak itu akhirnya memperoleh anak itu dan me-mungutnya sebagai anak sendiri. Ini merupakan titik terang. Iniadalah berkas cahaya kecil di tengah kegelapan dan badai rencana-rencana pembunuhan, pengayauan dan tindakan-tindakan oportunisyang mempermainkan sesama manusia.

Woelders dapat pula melapor tentang lebih banyak titik-titikterang seperti itu. Antara lain bahwa beberapa kali telah terjadi,sanak saudara dari orang yang meninggal tidak membuat ramalanuntuk menemukan orang yang bersalah dan kemudian membu-nuhnya. Juga peristiwa yang menyangkut orang Hattam yang telahmendengarkan Injil yang dibawakan oleh Chrissi (walaupun Chrissisendiri belum dipermandikan). Meskipun sebetulnya waktu itu iasedang dalam perjalanan untuk membalas dendam, ia mengatakan :"Kalau semua itu memang benar, saya tak akan membunuh lagi".Ia telah datang ke Andai mencari pembantu guna melaksanakanrencananya, tapi kini rencana itu dibatalkannya.

Pada suatu malaim seorang lelaki berjalan mondar-maridir disekitar rumah Woelders, karena mengalami pertentangan batinyang hebat.. Tindak-tanduknya itu ganjil, sehingga Woelders punmendatanginya, katanya: "Saya yakin saudara sedang mencarisesuatu yang tidak dapat saya memberikannya". Orang itu men-jawab dengan suara gemetar : "Saya tak mau masuk neraka".Lalu terjadilah percakapan yang sangat berterus-terang. Orang itumengakui penbuatan-penbuatannya yang keliru, kemudian mintadiperbolehkan belajar, dan akhirnya bersama-sama Woelders iapun berlutut dan berdoa "untuk mengucapkan syukur kepadaTuhan atas rahmatnya". Satu bulan kemudian datanglah orangyang lain lagi, yang minta "untuk belajar dan dipermandikan".

Kedua orang itu pun menerima pelajaran, dan sudah bertahanterus sampai tiga bulan penuh. Kadang-kadang mereka itu mem-bikin kagum Woelders dengan jawaban-jawabannya yang baik.

295

Page 310: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Sekali-sekali muncul pula pengertian yang lebih dalam daripadasekedar rasa takut terhadap neraka atau yang serupa dengan itu.Woelders ragu-ragu untuk menulis tentang semua ini ke negeriBelanda, dan kita pun menyadari pula, mengapa demikian. Tetapisetelah dapat mengatasi keraguan itu, ia menulis dengan panjanglebar, namun hati-hati:

"Saya memiliki harapan. O, betapa jiwa saya akan bergembira,sekiranya saya dapat menyaksikan bagaimana hidup yang dari Tu-han menyatakan diri di dalam tulang-tulang orang mati ini. Yangterjadi di Irian bukanlah pertobatan mendadak seperti dalam BalaKeselamatan, melainkan lebih tepat dikatakan sebagai hasil beker-janya ragi (Mat. 13:33) yang lebih banyak saya hargai itu. NamunKerajaan Allah meluas juga".

Perluasan ini sempat membawa akibat-akibat sampingan yanganeh bagi Woelders. Mayor Andai akhirniya mau menjadi calonbaptis dan mau menerima pelajaran, sesudah banyak mengalamikebimbangan. Begitu berita ini diketahui orang banyak, muncullahsejumlah orang menuntut pembayaran hutang, dan pembayaranitu diminta dari Woelders. Lima puluh tahun sebelum peristiwaitu ayah Mayor itu menerima seorang budak perempuan sebagaiistri, dan harga budak itu belum dibayarnya, walaupun budak itutelah mati. Sekarang Mayor dinyatakan bertanggungjawab atashutangnya, dan hutang itu beralih kepada Woelders, karena "se-sudah penmandian nanti, Mayor akan menjadi milik Woelders".Tetapi Woelders berhasil meyakinkan para penuntut bahwa tun-tutannya itu tidak benar.

Walaupun demikian, gagasan bahwa orang "menjadi mili'kzendeling sesudah berlangsungnya permandian" itu mengganggujuga orang msngambil keputusan. Jadi oleh baptisan seseorangdianggap masuk ke dalam klan zendeling (pembaptisan menjadiupacara inisiasi), dan oleh karena itu zendeling harus membayarhutang orang itu. Dalam hubungan ini dapat dicatat suatu hal yangmenarik, yaitu bahwa dalam ke-12 pasal iman, istilah "persekutu-an orang kudus" diterjemahkan (ke dalam bahasa Numfor) se-bagai "Ko kiar Kristen ko keret aser"; kita percaya bahwasemua orang kristen merupakan satu klan (keret).

296

Page 311: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Ketika istri Mayor, yang sudah dipermandikan, meninggal,terjadilah perbantahan antara Mayor dan orang-orang kafir itutentang cara penguburannya. Kenapa demikian ? Apakah orang-orang kafir itu ingin menambahkan jumlah jiwa-jiwa yang kuatdi dunia bawah yang namanya gunun,g Sobbo itu, karena merekaakan menganggap rugi kalau ada satu pun yang hilang ? Rupanyamemang begitu. Pada suatu kali berkatalah seorang Hattam yangbelum menjadi Kristen kepada saudara sepupunya Frits, yang su-dah dipermandikan:

"Kalau nanti kamu mati, aku akan berusaha supaya kamutidak dikuburkan di pemakaman orang-orang Kristen". Istri Fritsbertanya: "Kenapa begitu?" Jawabannya: "Karena aku mau tetapberpegang pada adat nenek-moyang kita. Kalau kamu mati, Frits,akan kukeringkan kamu, kulitmu kulepaskan, dan kugosok kamudengan arang kayu. Empat hari lamanya kamu kukeringkan dankemudian kumasukkan kamu ke dalam pokok kayu yang sudahdibakar. Semua itu sudah biasa bagi keluarga kita di Hattam".Frits menolak, tetapi saudara sepupunya menjawab: "Tak perdulibagaimana orang dikuburkan ; 'kan mati adalah mati". Tapi men-dengar ini istri Frits mengatakan: "Memang dahulu begitu pen-dapat kami. Tetapi Firman Allah mengajarkan kepada kita bahwakita akan menempuh hidup yang kedua, dan kita akan bangkitdari antara orang mati". Si saudara sepupu yang masih kafir itupun ketawalah tenbahak-bahak, katanya: "Kalau memang begitu,bukan main indahnya, tapi aku samasekali tak percaya hal itu".Dan istri Frits pun membalas : "Kamu mengatakan mati adalahmati, tapi kenapa kalau begitu kamu percaya kepada Kaburi yangbercerita bahwa ia melihat jiwa orang-orang yang sudah mati ituhidup dalam jurang besar di gunung Sobbo ?"

Untuk sesaat lamanya sang sepupu diam karena perasaanmalu. "Tetapi", demikian kata Woelders, "orang Irian adalahorang-orang yang ahli dalam seni membelokkan percakapan. Dansungguh menakjubkan, betapa mudahnya orang lain ikut saja,Demikianlah juga yang terjadi sekarang. Orang kafir itu ragu-ragusebentar, lalu menjawab : 'Sebetulnya sama saja, saya mengadakanhari Minggu atau tidak; orang-orang yang mengadakan hari Ming-

297

Page 312: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

gu itu mati juga. Dan si istri pun menjawab: 'Sudahlah, tak usahkita bicara soal itu lagi; salah-salah kamu mati mendahului sayadan suami saya'. Maka sang sepupu pun pergilah sambil menyanyi".

Woelders mendengarkan percakapan itu pada waktu pemakam-an istri Mayor. Kita harus mengakui bahwa Woelders mampumenguasai dirinya, dan tidak dia tukas orang. Hal yang serupapernah ia beritakan juga beberapa tahun sebelumnya. Waktu ituyang dia dengar adalah pereakapan antara dua orang laki-laki.Percakapan itu besar artinya bagi kita, karena di dalamnya orang-orang itu sampai mengucapkan apa-apa yang takkan mereka be-gitu saja sampaikan kepada seorang zendeling. Yohanes adalahpenginjil Irian pertama yang diangkat di Andai, dan ia menerimatunjangan bulanan. Pada suatu hari ia bekerja di kebun, dan disitu ia bercakap-cakap sebagai berikut dengan orang yang olehWoelders disebut A. Percakapan terjadi sewaktu beristirahat:

Y. : "Apa kamu sudah mendengar apa yang diajarkan tuankepada kita ?"

A. : "Saya sudah mendengar semuanya, karena tidak sepertiorang-orang lain itu, saya datang ke gereja bukan untuk tidur.Tapi saya tak dapat mengerti semua yang ddkatakan oleh tuan".

Secara sangat khas Yohanes pun bercerita tentang perum-pamaan para pekerja di kebun anggur, sementara kawannya du-duk mendengarkan dengan segala pengertiannya sebagai seorangIrian. Sesudah diam sebentar, Yolianes bertanya: "Apa kamutahu apa yang kita kerjakan di kebun ini ?"

A. : memperhatikan Yohanes saakan-akan hendak mengata-kan : Apakah saudara mempermainkan saya, atau bicara sungguh-sungguh ? Tetapi karena Yohanes kelihatan sungguh-sungguh,maka ia pun mengatakan : "Tentu aku tahu, apa yang kita laku-kan ini. Kita menyiangi rumput, memotong kayu belukar dankalau sudah kering kita bakar, supaya padi dapat tumbuh baik".

Y. : "Nah, justru itulah yang dilakukan oleh para Pandita.Mereka memperkenalkan kita dengan kehendak Allah. Dan mau-kah kamu percaya bahwa Sabda Tuhan Yesus itu lebih tajamdari golok yang ada dalam tanganmu ?"

298

Page 313: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

A.: "Soal itu aku tak tahu".Y.: "Apa tak pernah kamu rasakan sesuatu yang baik, se-

suatu yang aneh di hatimu, pada waktu tuan mengajar kita ?"A.: "Betul, tetapi kebanyakan aku malah jadi takut, sehing-

ga aku mulai memikirkan hal yang lain lagi".

Y.: "Aku mengalami hal seperti itu juga dulu. Ketika akupertama kali datang menemui tuan, aku merasa bahwa orangkulit putih itu akan segera membunuhku, dan aku sungguh takdapat mengusir pikiran itu. Kadang-kadang aku bikin rencanauntuk lari, tetapi selalu datang sesuatu menghalangiku. Dan se-karang aku senang tinggal bersama tuan. Sekarang, bila tuanmengajari kita, aku tak memikirkan yang lain kecuali yang di-katakannya".

A.: "Aku jadi selalu takut, tapi tak dapat aku selalu tidakdatang ke gereja, meskipun berkali-kali aku memutuskan untuktidak datang lagi".

Y.: "Kamu tidak dapat menghindar ; itu suatu tanda bahwaTuhan Yesus mengasihi kamu juga. Bahwa kamu selalu memi-kirkan sesuatu yang lain di dalam gereja untuk menyembunyikantakutmu, itu adalah tipu daya iblis yang tak menginginkan kitaorang-orang Irian ini menjadi selamat. Karena itu ia selalu membohongi kita. Aku akan bertanya kepadamu: maukah kamumenjadi selamat ?"

A.: "Tentu. Tapi aku takut orang-orang akan mengetawakanaku, kalau aku mengenakan pakaian. Kalau tidak karena itu,memang ingin aku dipermandikan".

Woelders yang mendengarkan segalanya itu melihat bahwahal itu melebihi daya tangkap Yohanes: mau dipermandikan,tapi tak hendak mengenakan pakaian, sikap seperti itu tak bisaia paharni.

"Sukar saya menahan diri, tetapi kemudian saya menyendiridiam-diam ... Dalam perjalanan pulang saya mengucap syukurkepada Allah atas apa yang saya dengar itu, dan saya pun me-mutuskan untuk pada hari Minggu berikutnya berbicara tentangorang-orang yang dibaptis, yang telanjang dan yang berpakaian".

299

Page 314: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Ada berbagai unsur penting yang menonjol di sini. Kalaukita mau, maka inilah kesempatan untuk menyatakan bahwa RohKudus sedang bekerja dalam hati orang. Orang-orang Irian me-mang sungguh-sungguh tertarik akan apa yang mereka dengar,tetapi kemudian mereka menghadapi soal-soal bagaimanakahmesti menggodoknya di dalam hatinya, dan terutama pula : ba-gaimanakah melaksanakan hal itu di tengah masyarakat merekayang memaksakan norma-normanya kepada mereka dan yangtak boleh diabaikan itu.

Ketika pesta inisiasi untuk anak perempuan Korano diada-kan, Woelders melihat lagi suatu "titik terang". Dalam pesta ituia dan istrinya mendapat undangan pula. Dia datang ke pestabersama anak-anak piaranya dan ikut makan makanan pesta.Sebagai hadiah balasan ia membawa sebuah kampak dan sebuahcermin untuk perawan muda itu, sedangkan nyonya Woeldersmenghormatinya dengan pemberian beberapa depa manik-manikputih dan biru yang besar-besar. Sebelum makan pesta dimulai,Woelders diminta berdoa memohon berkat. Jadi kita lihat di sinibahwa dalam mengadakan pendekatan kepada orang-orang Iriandan pesta-pestanya, terdapat perbedaan besar antara Van Hasseltmisalnya, dan Woelders.

Penginjil Andreas Palawey pulang ke Sangir, sesudah 12 ta-hun lamanya bekerja di Andai. Woelders sangat memuji kerajin-annya di sekolah dan juga memujinya sebagai seorang penginjil.Ia berharap agar Palawey nantinya akan kembali lagi, namunsayang harapan itu tak terpenuhi. Sekolah itu dalam tahun 1885memiliki 44 orang murid, sehingga tanpa tenaga pembantu tidakmungkinlah menyampaikan pelajaran dengan baik. Karena ituWoelders menetapkan Yohanna (Anna) (yang dulu bernamaSorbari) sebagai tenaga pembantu dengan tunjangan bulanansebanyak f. 6,—. Dia seorang Numfor merdeka sehingga memilikiwibawa yang memang diperlukan dan ia bekerja dengan baik disekolah. Ini pun titik terang.

300

Page 315: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Woelders mempunyai tugas tersendiri yang lain, yaitu men-cetak buku-buku pelajaran dan kumpulan lagu-lagu untuk se-kolah. Sesudah cuti, untuk keperluan itu ia membawa serta me-sin cetak tangan. Ia belajar sendiri mencetak dan menjilid buku,tetapi ia mendidik juga beberapa orang anak Irian mengerjakanpekerjaan itu. Di antara mereka terdapat juga seorang anak darikampung, jadi seorang anak merdeka, tetapi kemudian anak itudipanggil pulang oleh keluarganya. Ia tak boleh lagi menjadi"budak Woelders".

Yang penting sekali artinya adalah diikatnya perdamaianantara orang Roon dan orang Numfor dari teluk Doreh. Delapanbelas tahun lamanya berlangsung permusuhan, dan telah banyakkorban manusia jatuh. Perjanjian perdamaian lain yang pentingadalah antara orang Moire (Moreh) dan orang Andai. Pada keduabelah pihak telah jatuh banyak korban dan keadaan tegang ituberjalan 6 tahun lamanya. Selama masa itu tak seorang Moire punberani datang di Andai. Kini sesudah Korano Andai sembuh darisuatu penyakit yang parah, ia mengambil prakarsa, dan ia me-ngirimkan seorang utusan. Sebagai balasan, orang Moire datangberkunjung. Bersama orang-orang Andai mereka menempatkandiri masing-masing di sebelah-menyebelah sebuah pagar, dan ke-mudian ditaburkanlah kapur pada pihak-pihak yang berperangitu. Sebelum itu kedua kelompok itu menari terpisah denganmenggunakan senjata, lalu disimpulkan alasan-alasan untuk ber-musuhan dan sebab-sebab diikatnya perdamaian. Orang Moireantara lain mengatakan: "Kebut.uhanlah yang telah memaksakami untuk mengikat perdamaian. Istri-istri kami tak punya lagikuali untuk memasak makanan, anak-anak kami menangis karenamereka tidak lagi menerima manik-manik". Kemudian pagar itudisingkirkan. Kedua pihak yang bermusuhan saling berpelukan,lalu orang-orang Andai menyerahkan hadiah yang diinginkanoleh orang Moire itu.

Di $amping hal-hal yang penting seperti itu, usaha Woeldersdan zendeling-zendeling yang lain agar penduduk mengenakanpakaian nampak agak sempit. Tetapi dalam hal ini juga orang-

301

Page 316: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

orang Irian bisa saja memberikan jawaban kepada Woelders. Ke-tika mereka memperoleh banyak uang dari para pemburu burungdan kapal-kapal damar, sakitlah hati para zendeling, karena me-reka terus juga mengenakan cawat tradisionil semata-mata. Tapiyang menyedihkan ialah bahwa pada masa kelimpahan itu la-dang-ladang terbengkalai. Karena itu Woelders dalam percakapandengan salah seorang Andai pun memberikan nasihat praktisyang mempunyai dua tujuan akhir seperti ini : "Lebih baik me-reka terus menanam padi, dan dengan uang burung itu merekadapat membeli pakaian". Tetapi jawabannya adalah: "Kebiasaankami ialah berjalan telanjang". Kata Woelders lagi: "Soal itusaya sudah tahu, tetapi soalnya apakah Tuhan menyetujui halitu". Kata orang Andai itu : "Kami tak tahu soal itu". Dan jawabWoelders lagi: "Kalian sebetulnya tak mau tahu soal itu, karenasudah berkali-kali saya ajarkan bahwa Tuhan Allah membuatpakaian untuk Adam dan Hawa". Mendengar ini orang Andai yangblak-blakan itu pun mengatakan: "Kenapa Allah tak membuat-nya juga untuk kami ?" Jadi Woelders tidak berhasil membuatorang itu berpikiran lain. Satu-satunya hasil yang dicapainya ada-lah "bahwa orang itu minta sepotong gambir kepada Woelders,karena ia telah mau begitu lama mendengarkan Pandita (Woel-ders)".

Seperti biasa, Woelders melaporkan juga sejumlah peristiwakematian. Beberapa peristiwa kematian itu menjadi sebab darikejadian-kejadian berdarah, yaitu apabila orang memutuskan un-tuk mencari "orang yang bersalah" dan kemudian memenggalkepalanya. Tetapi di samping itu sudah ada juga orang-orang lainyang tidak mau lagi bertindak begitu. Yang paling mengesankandalam hubungan ini adalah kematian salah seorang orang Kristen"yang dengan riang menyambut kematian dan menjadi saksi atasimannya. Ia mengatakan: 'Kamu jangan membuat kematiankumenjadi kesengsaraan (artinya, kematianku jangan dijadikan ala-san untuk membalas dendam.K.). Aku bukan orang kafir, tapiorang Kristen, dan kalau aku sebentar pergi dari sini, tidak ber-arti aku mati. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temannya dan ia mati sambil berdoa". Sesudah kematiannya, jan-

302

Page 317: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

danya datang membawa beras untuk membayar kampak yangtelah dipinjamkan oleh Woelders kepada si suami. Sang suamitelah berpesan kepada si istri untuk melakukan hal itu.

"Kita lihat, ini adalah berkas-berkas cahaya di medan zen-ding", demikian kata Woelders. "Kita tidak boleh menutup matabagi berkas-berkas itu. Marilah kita bergembira atas dimasukkan-nya beberapa orang yang berhasil ditarik masuk. Pada waktuyang ditontukan Tuhan, akan masuk orang banyak".

§ 7. Wcelders membangun sebuah gedung gereja, tetapi orangbanyak tetap bersikap bermusuhan

Dalam bulan April 1888 Woelders selesai membangun suatugereja yang kecil. Sebelumnya, selama 21 tahun, Woelders me-nyelenggarakan kebaktian mula-mula di serambi depan rumahnya,dan sesudah tahun 1881 di sebuah gubuk kecil yang dipakai se-bagai sekolah dan gereja.

Woelders mempunyai teman-teman yang berada, yang mem-bantunya dengan bahan-bahan bangunan, engsel-engsel dan kun-ci-kunci. Jadi gereja itu bukanlah hasil kegiatan orang-orangKristen Andai, sekali pun beberapa orang di antaranya memangikut membantu. Pembangunan gereja itu dengan demikian masihtetap menjadi urusan orang-orang asing. Pada tanggal 30 Maret1890 Woelders mengadakan kebaktian permandian.

Namun demikian ia mulai juga merasa prihatin mengenaimasa depan. Ia prihatin mengenai ke 30 orang serumahnya, yaituorang-orang tebusan, yang "makin lama makin menjadi kurang-ajar". Ia prihatin "mengenai kapal uap yang akan mulai dinastetap ke Irian Barat". Woelders meramalkan terjadinya perubah-an besar, "tetapi apakah perubahan itu akan menguntungkanInjil ?" Keprihatinan Woelders mengenai masa depan itu dise-babkan juga oleh keadaan fisiknya. Kesehatannya dalam tahun-tahun itu semakin memburuk.

303

Page 318: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Selama masih sempat, tiap pagi Woelders menyelenggarakanpoliklinik, dan ia berhasil menyembuhkan banyak orang. Salahseorang di antaranya malah mengucapkan terimakasih atas pe-nyenibuhannya. Woelders mencatat reaksi itu dengan rasa heranyang besar. Lebih heran lagi ia, tatkala ia bertemu dengan orangyang kemudian disebutnya sebagai "orang Irian yang murah hati".Orang itu membawa seorang anak budak untuk dirawat olehWoelders, dan setiap hari ia kembali agar Woelders menengokpasien kecil itu. Woelders mencatat peristiwa ini dengan penuhperasaan terimakasih dan heran. Tetapi setelah sembuh, anakitu tak kelihatan lagi. Dan ketika Woelders bertanya tentangnya,ternyata bahwa orang yang bersangkutan itu telah membeli anakitu dalam keadaan sakit dengan harga yang sangat murah. Laluia minta Woelders merawatnya, dan kemudian ketika anak itutelah sehat, dia jual anak itu dengan harga tiga kali harga belinya.Dengan nilai (barang-barang) yang diterimanya, kemudian iamembeli dua orang anak budak yang lain. Dengan kedua anakbudak itu nanti ia harus membayar emas kawin seorang di antaraanak-anak lelakinya. Mendengar hal itu, jiwa Woelders pun sa-ngat tergoncang.

Pada tanggal 21 Mei 1891 Woelders menyelenggarakan ke-baktian permandian yang penting. Yang dipermandikan 5 orangdewasa dan 2 orang anak dari kalangan orang Irian merdeka.Woelders memberikan kepada mereka satu setel pakaian untukdipakai dalam kebaktian. Nats khotbah ialah: "Aku percaya. To-longlah aku yang tidak percaya ini!" (Mark. 9:24b). Hari itu jugaWoelders meresmikan tiga perkawinan. Dari lima orang yang di-baptis itu, tiga telah mengikuti pelajaran sekolah pada istri Woel-ders. Laporan tentang hari yang penting bagi Woelders itu di-akhiri dengan keterangan bahwa ia sekarang memiliki 15 orangmurid katekisasi, yaitu 8 orang lelaki dan 7 orang perempuan.

§ 8. "Siapa akan membawa orang-orang ini kepada pikiran yanglain ..."

Pada tanggal 24 Januari 1892 Woelders menyelenggarakankebaktian permandian yang terakhir. Di antara orang-orang yang

304

Page 319: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dibaptisnya tidak ada orang Andai asli, tetapi mereka itu adalahempat orang yang sudah berumur dan 5 orang anak-anak.

Di antara mereka terdapatlah Bani yang sudah kita kenal.Woelders bertemu dengan Bani dalam tahun 1873, ketika Baniberdoa di ranjang sakit anak Van Hasselt yang masih kecil, Frans.Semua orang waktu itu merasa khawatir akan hidup Frans. Da-lam tahun 1874 meninggallah saudara lelaki Bani dan istrinya.Mereka itu adalah orangtua Sorbari (yang sekarang bernamaAnna). Bani dulu hendak mengawinkan wanita itu dengan se-orang lelaki yang sudah tua, karena tunangan wanita itu telahmeninggal pula. tetapi wanita itu menolak serta mencari duku-ngan pada keluarga Van Hasselt dan pada waktu mereka bercuti,pada keluarga Woelders di Andai. Di Andai itulah ia dipermandi-kan, dan sebelumnya kawin dengan seorang tebusan Woelders,yaitu Yohanes. Bani sering datang mengunjungi kemenakannyaitu, mendengarkan Injil. Dalam tahun 1881 dialah orang pertamayang menyambut keluarga Van Hasselt pada waktu mereka kem-bali lagi ke Mansinam. Tetapi Bani mempunyai tiga orang istridan jarang datang lagi ke kebaktian-kebaktian.

"Sebelas tahun mesti berlalu, sebelum pada akhirnya bolehsaya menulis apa yang dapat saya tulis tentangnya dalam cahayaRoh Kudus. Ketika orang kafir yang sudah tua itu pada tanggal24 Januari 1892 berlutut untuk dipermandikan di gereja baruAndai, saya pun merasa sangat terharu, sehingga sukarlah sayatiga kali mengucapkan dengan suara jelas nama yang kudus diatas dia. Jiwa saya berkata : 'Doamu telah didengarkan' ". Ataspermintaan sendiri, Bani memperoleh nama Abraham.

Bani adalah orang yang menempuh jalannya sendiri. Ia tidakhendak dipimpin oleh para zendeling, tetapi pada akhirnya iadatang kepada kayu salib. Hampir pasti, bahwa kemenakannyayang bernama Anna itu telah memberikan sumbangan dalam halini. Tetapi Bani adalah orang merdeka, dan ia telah melakukanpilihan secara bebas.

305

Page 320: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

§ 9. Hari ulang tahun dan akhir hayat

Pada tanggal 30 April 1892 Woelders memperingati hari pe-nahbisan sebagai pendeta zending, 25 tahun sebelumnya, Tepat2 bulan sesudah perayaan itu, pada tanggal 30 Juni, ia meninggaldunia di Andai.

Bagaimana bisa jadi 25 tahun lamanya bertahan terus, pa-dahal harapan kecil saja untuk memperoleh hasil, bahaya begitubanyak, dan kesempatan untuk melakukan hubungan denganorang-orang pedalaman begitu sedikit ? Di dalam majalah BeritaZending sering ditulis: "Orang tak boleh menyepelekan hari ada-nya hal-hal yang kecil". Tetapi "hari" ini adalah suatu jangkawaktu yang panjangnya 25 tahun. Pengurus berusaha menjelas-kan ketabahan Woelders demikian: "Woelders memiliki keperca-yaan yang teguh, kecintaan yang hangat, dan cara kerja yangpraktis", dan: "Dia memiliki ketangkasan alamiah, yang untukbergaul dengan orang pribumi memang tepat sekali".

Dengan perkataan lain Woelders dekat dengan orang pribumi.Ia menghayati secara emosionil segala yang terjadi di sekeliling-nya, dan ia tidak pernah merasa terpencil, walaupun ada banyakhal yang tidak diberitahukan kepadanya. Dengan adanya sikapdemikian, di Andai ia merasa seperti di rumah sendiri.

Dua puluh lima tahun yang penuh dengan kekecewaan, tetapijuga penuh dengan harapan yang tak kenal putus asa. Dalamperjuangan untuk membangun hubungan dengan penduduk An-dai itu yang dicapainya tidak lebih hanyalah usaha tahap permu-laan untuk memperkenalkan Injil. Namun demikian berhasil jugaia memenangkan beberapa orang perorangan. Orang-orang itudalam hidupnya telah menemukan suatu unsur baru, yaitu sudutpandangan kasih yang. mengatasi batas-batas balas dendam danbalas dendam kembali. Tetapi di jalan yang baru itu mereka me-nemukan juga batu-batu penarung, yaitu kebudayaan Eropa yangmau dipertahankan secara sempit, sebagai penghalang tambahan.

306

Page 321: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Sebagaimana sudah dapat diduga, orang-orang Irian membe-rikan reaksi sangat emosionil atas meninggalnya Woelders. Sudahbeberapa tahun lamanya hal itu sewaktu-waktu bisa terjadi.Woelders dapat ijin Pengurus untuk pulang ke tanah air karenakesehatannya semakin memburuk, tetapi ia menolak. Berulang-kali istrinya mesti menggantikannya menyelenggarakan kebaktiandan meneruskan pekerjaan yang sedang berjalan, dengan dibantuoleh Yohanes dan Anna. Dalam pemakaman "tubuhnya dikubur-kan dengan diiringi sedu-sedan keras dari banyak orang yang me-ngenalnya sebagai sahabat dan pengasuh mereka. Ia dikuburkandi belakang gereja, di tempat yang dia tunjuk sendiri jauh sebe-lumnya". Minat terhadap pemakaman itu luar biasa besarnya,dan "musuh-musuh terbesar dari Injil pada hari-hari pertamasesudah pemakaman itu atas kehendak sendiri tidur di kuburanWoelders".

Apakah perbuatan itu disebabkan oleh rasa segan dan kasihkepada Woelders ? Bukan, bukan dalam arti kata itu seperti yanglazim di Barat. Tidak, seorang almarhum yang demikian pentingtidak mungkin dan tidak boleh tanpa pengiring menuju negerijiwa-jiwa. Orang-orang yang selama Woelders masih hidup tidakmenghiraukan perkataannya, kini menawarkan imbalan "kepadajiwa almarhurn yang agung itu". Imbalan ini mereka anggaplebih-lebih meyakinkan bagi si mati, karena pada saat itu parapengikut Woelders (pada hemat mereka) justru "meninggalkandia". (Memang menurut keyakinan orang Irian, sesudah orangmeninggal, maka jiwanya akan tetap tinggal di dekat tubuhnya,sehingga dapat menerima dan menghargai tanda-tanda penghor-matan seperti itu). Menurut keyakinan mereka, dengan berbuatdemikian itu mereka melindungi diri terhadap balas dendam daripihak si mati, bahkan dapat mengharapkan perlindungannya yangperkasa. Kita boleh menduga bahwa malam-malam itu merekalewatkan dengan menyanyi dan mengeluh: "Mereka telah me-ninggalkan engkau ya bapa, mereka telah meninggalkan engkausendirian, tetapi engkau tidak sendirian. Kami ada di dekatmu,kami menyertaimu".

307

Page 322: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Mereka menangis, walaupun itu atas pertknbangan yang ber-sifat oportunistis. Mereka bersedih, seperti orang yang berceritakepada Jens : "Ketika saya mendengar di Amberbaken tentangmeninggalnya Tuwan Andai, saya pun menangis (baca : menya-nyikan la.gu perkabungan.K.) dua hari dua malam lamanya". Ba-nyak di antara lagu perkabungan ini kita kenal. Isinya demikianmencekam, sehingga orang-orang Irian menyatakan: "Kalau kamimenyanyikan lagu itu, kami mesti menangis, meskipun tidak adaorang mati".

Terjemahan bebas lagu itu:"O, masih akan lamakah kalian (jiwa-jiwa nenek-moyang)

menyembunyikannya di atas sana ? Masih akan lamakah engkaumenyembunyikan gambarnya dari kami ? O, perawan pemilik ru-mah (orang-orang rnati), engkaulah yang menyembunyikan diadari mata kami, dari mata kami."

Ketika Jens hendak pergi sendiri melintasi hutan sesudahmengunjungi beberapa rumah, ia mendapat peringatan: "Tidakbaik pergi sendirian. Ingatlah akan Tuwan Andai (Woelders), iabegitu cepat meninggal. Saya pikir, roh jahat (Manwen) orang-orang Arfak yang telah membunuhnya."

Ketika Jens bertanya kepada orang yang telah berkabungdua hari dua malam itu mengapa ia berbuat demikian, maka ja-wabannya adalah: "Saya cinta kepadanya. Bila saya datang keAndai, saya selalu mendapat gambir, kawat tembaga dan kadang-kadang juga kelapa". Dan ketika Jens bertanya kepadanya apa-kah Woelders tidak pernah bercerita kepadanya tentang Yesus,ia pun berkata ; "Ya, saya kira begitu, tapi saya tak tahu soalitu".

Hadiah-'hadiah itu besar sekali pengaruhnya.

Bahkan Woelders sudah beberapa tahun sebelum itu men-dapat tempat dalam mitos orang Roon, yaitu sebagai seorangpahlawan besar pencipta keajaiban. Sengaji Roon yang seringbertamu di Andai telah pulang ke pulaunya sendiri. Di situ ia

308

Page 323: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

mendampingi saudara perempuannya yang telah memperoleh se-macam wahyu, dan atas dasar wahyu itu dimulailah lagi gerakanKoreri di sana. Sengaji waktu itu bercerita tentang keajaiban-keajaiban yang telah disaksikannya :

"Pada suatu kali ia berdiri bersama Woelders di. kamar. Ke-tika Woelders sedang berbicara dengannya tentang Firman Tu-han, datanglah seorang malaikat kepada mereka; sayap malaikatitu demikian besar, sehingga ruang itu terisi penuh. Maka Woel-ders pun mengambil sebuah baskom besar dan menuangkan airke dalamnya. Begitu lama ia menuang, sehingga air itu tegaksetengah depa di atas baskom tanpa tumpah; air itu tegak sepertitiang. Malaikat melihat kejadian itu, lalu pergi, karena kejadianitu tak dapat dipahaminya".

Setelah mencatat cerita itu Bink menulis : Seperti kita lihat,eerita itu tak berujung pangkal dan tak masuk akal samasekali".Tetapi bagi orang Numfor lain perkaranya. Mereka bertolak daridualisme kosmis, yaitu bahwa dewa-dewa menciptakan (memang-gil sehingga muncul), dan manusia meniru (mengusahakan ke-budayaan mereka). Namun melalui magi orang dapat memilikisesuatu dari Yang Mahakuasa, dan itulah yang telah diperbuatoleh nenek-moyang yang terkenal itu. Perbuatan-perbuatan me-reka itu di mata kita merupakan keajaiban, karena mereka itumenjadi sanak dari kuasa-kuasa tertinggi. Dan inilah yang telahterjadi dengan Woelders ; ia ditempatkan dalam golongan nenek-moyang yang ternama.

Pengganti Woelders adalah zendeling Metz. Ketika masihdi negeri Belanda ia sudah menylmpan rasa rendah diri, karenamengetahui harus menggantikan Woelders, Sebelum ia tiba, Jensdari Doreh menangani jemaat Andai, Yohanes mengawasi anak-anak piara, sedangkan istrinya Anna mengurus sekolah yangwaktu itu bermurid 60 orang.

Menggantikan Woelders tidaklah gampang. Woelders adalahorang yang memiliki kekhususan-kekhususan. Tidak dapat dihin-darkan lagi, si pengganti pasti bertumbukan dengan kekhususan-kekhususan pendahulunya itu. Yang lebih sering lagi terjadi ialahbahwa orang Andai bersandar pada kata atau perbuatan si pen-

309

Page 324: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

dahulu itu, entah benar atau tidak. Demikianlah Metz pada suatukali merasa perlu menegur seseorang "agar wanita itu tidak me-ngenakan semua perbiasan kafirnya yang terdiri atas 40 gelangbila datang ke gereja, dan agar wanita itu mencuci pakaiannya".Tapi jawabannya adalah: "Tuan yang dahulu (Woelders) meng-ajarkan kepada saya, bahwa asalkan hati saya benar, segalanyasudah baik".

Jauh lebih tajam lagi adalah reaksi yang diberikan orang,ketika Metz harus bertindak dalam hubungan dengan zinah yangterjadi antara orang-orang Kristen anggota sidi jemaat. Akibatnyaterjadi perbantahan, pemotongan pohon-pohon di pekarangan zen-deling dsb. Orang melontarkan celaan kepadanya : "Tuan yangsudah meninggal itu cinta kepada semua orang di Andai, tapituan membencinya semua".

Sikap seperti ini memang sesuai dengan apa yang dapat kitaduga. Bukankah Woelders sudah menulis: "Penduduk itu biasamelekatkan diri pada zendeling yang pertama. Zendeling berikutharus memperjuangkan tempatnya sendiri di hati mereka itu".

Tidak ada kesinambungan dalam hal kecenderungan hati,karena kecenderungan ini merupakan persoalan antara manusia.Lagi pula, percumalah jika pengganti mencoba meniru tingkah-laku orang yang digantikannya. Seorang pengganti hanya dapatberpegang pada pemberitaan yang telah dibawakan. Kesinam-bungan dalam hal pemberitaan itu akan ternyata nanti menjadidasar yang baik dalam menjalin hubungan dengan orang-orang.Komunikasi tidak pernah merupakan perkara yang lahiriah saja,melainkan suatu perkara pribadi dan karena itu merupakan halyang sangat subyektif. Hanya dengan cara ini kedua belah pihakdapat saling memberi perhatian dan penghargaan yang semesti-nya. Goethe pernah berkata mengenai kebudayaan: "Hal ituperlu diperjuangkan, barulah bisa dimiliki". Perkataan Goetheini malah lebih banyak lagi berlaku dalam hal hubungan-hubu-ngan antar-raanusia itu.

310

Page 325: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

DAFTAR KEJADIAN

Rinnooy mulai bekerja di Meoswar (106)Bink, Meeuwig dan Niks datang ke Irian. Niksterpaksa pulang karena alasan kesehatan. Meeu-wig ditempatkan di Momi (115)Andreas Palawey terdampar di Irian dan men-jadi guru di Andai sampai 1881/2 (83)Van Hasselt bersama isteri kedua (janda Mos-che) tiba kembali di Irian (1)Kamps meninggal pada umur 29 tahun (82)Suruhan Rumfabe meninggal (33)Pelayaran orang Mansinam ke Tidore (29);C. Beyer mulai bekerja di Doreh (Kwawi) de-ngan pangkat seorang pedagang-Kristen (179)Mulailah perang 20 tahun antara Roon dan Do-reh (28)Gempa bumi di daerah Teluk Doreh, yang olehVan Hasselt diartikan sebagai hukuman Tuhan(93br)Van Hasselt mempermandikan isteri Markus (97)Rinnooy pulang ke tanah air dengan alasan ke-sehatan. Meoswar menjadi lowong (115)Wabah disentri di daerah Teluk Doreh. Markusdan seorang dari anak kembar Van Hasselt me-ninggal (73, 98). Orang Mansinam merencana-kan pembangunan kembali Rumsram (100)Gerhana bulan (100)Rumah Woelders dicoba dibakar orang Pokem-bo (80)Van Hasselt pergi cuti ke Negeri Belanda (107,146)Gerakan Koreri di Mansinam (117)Nakhoda-nakhoda sekunar menembak mati se-jumlah orang Irian; rumah zendeling di Meos-war dirusak, (153); Meeuwig meninggalkan, Mo-mi (116, 153)Seorang anak Bink meninggal (106)Acara pembaptisan yang pertama di Andai (150)Meeuwig dipecat dan berangkat ke Jawa (116)Acara permandian di Andai: Mayor Sakai danKimalaha Maffasari dibaptis (182)Woelders dan Jens melakukan perjalanan dariAndai ke Selatan (159)Acara permandian yang kedua di Andai (161)Woelders berangkat cuti ke Nederland; Jensmenggantikannya (157)Van Hasselt kembali ke Irian; ia membawa te-naga Ambon yang pertama (Tomahue) (229, 231)Ny. Jens meninggal (177)

311

1869, Januari1870

Januari

1871, Maret

25 Agustus21 Oktober

1872

1872/3

1873, 12-13 Juni

27 JulipeTtengahan kedua

September-Oktober

4-5 Nopember1875, Mei-Juni

Juni

1875/61876

Juli29 Juli .

187712 Juli

September

1878, 13-14 AprilAgustus

1879, 10 Pebruari

9 Mei

Page 326: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

C. Beyer berangkat ke Ternate menjadi wakilUZV di sana (183)Jens pindah ke Doreh (183)Gereja "Bethel" di Mansinam diresmikan (217,235)Elli-Margaretha dibaptis (235)Peringatan 25 tahun pekabaran Injil di Irian.Orang Irian yang telah dibaptis berjumlah 20orang 14 orang di antaranya masih hidup (236)Elli-Margaretha meninggalBeko-Akwila 'berpindah ke atas" ke kampungBethel (239)Woelders kembali ke AndaiNyora Palawey meninggal (283)Bink ditahbiskan menjadi zendeling berhak pe-nuh (201)A. Palawey berangkat pulang ke Sangir (300)Empat orang dipermandikan di Mansinam (264)Rumsram di Menubabo (Mansinam) terbakar(251); J.A. van Balen tiba di Irian dan bersamaBink mengadakan perjalanan ke Roon (220)Lima orang dipermandikan di Mansinam, a 1.Beko-Akwila serta isteri. Jemaat Mansinam kiniberjumlah 16 orang dewasa dan 16 orang anak(265)Filipus dipermandikan (267)Bink dan van Balen memulai pekerjaan di RoonBink meninggalkan, Menukwari; pos itu disatu-kan dengan DorehVan Splunder tiba di Irian dan ditempatkan diRoonFilipus meninggalNy. van Balen meninggalVan Splunder meninggialResiden dari Ternate mengunjungi IrianBink mulai bekerja kembali di RoonGereja Andai selesai dibangun (303)Duapuluh orang dibaptis di MansinamAcara penmandian yang pertama di Roon.Sebelas orang di'baptis di MansinamVan Balen menetap di WindesiResiden, dari Ternate mengunjungi Irian (290).Cornelis Wijzer diangkatnya menjadi kepalakampung orang Kristen di MansinamWandamen dihukum oleh kapal perang BelandaAcara permandian di Andai (303)Acara permandian di Andai; ada 15 murid Ka-tekisasi (304)Acara permandian di Andai; Bani-Abraham di-baptis (304br)Woelders meninggal (306)

Juli

September21 Desember

26 Desember1880 Pebruari

3 September1881

Pebruari21 Juli20 Desember

1881/21882, 18 Juni1883, Januari

29 April

Agustus1884

Maret

1886, Januari

MaretJuliSeptember/Oktober

1887Januari

1888, April29 April11 AgustusDesember

1889, JanuariJuli

Desember-Januari 18901890, 30 Maret1891, 31 Mei

1892, 24 Januari

30 Juni

312

Page 327: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

• DAFTAR NAMA ORANG/KELOMPOK

Abraham (tokoh dari Alkitab) — 54,270br

Abraham (Bani) — 32, 108, 109Abraham (M. Rumfabe) — 182Adam (tokoh dari Alkitab) — 214Adriani, N. — 36Airie — 240, 248Akwila (Beko) — 239, 265-267, 270,

274, 277Ali — 71, 198, 281Ambon, orang — 237, 277, 291Anna (Sorbari) — 108, 109, 149, 192,

193, 300, 305,307, 309A(t)tareri — 30, 240Attesi —.282, 289Attori — 62Ayambori, orang — 65

Bakuri — 247, 250Baldwin, James — 132brBalen, J.A. van — 220, 221Bani (Abraham) — 32, 108-110, 241,

242, 305 .Beets, N. — 126, 127, 238Bekkironi (Priskila) — 265Beko (Akwila) — 239, 240, 265Beyer, C. — 26, 74, 146, 170, 179-

183, 185, 197Beyer, R. — 231Beyer, .R. nyonya — 224Biak, orang — 1, 262, 265Bink, G.L. — menetap di Menukwari,

3; lalu di Roon, 221; dia zendeling-tukang,, 3, l l, 115; sehingga kurangdihargai rekan-rekannya, 200; men-jadi zendeling berhak penuh, 200br;ia kehilangan mati empat anak, 199;dan ditinggalkan isterinya, 220; pi-ikirannya .mengenai kebudayaanKristen, 14; tahu mendengarkanorang, 104; mengurus jemaat Man-sinam selania van Hasselt cuti, 117;ia bersikap hati-hati terhadap gerak-an Koreri di Mansinam, 118-120;penilaian negatif terhadap agamaorang Irian, 121-123; berminat akanhidup masyarakat, sehingga terlibatdi dalamnya, 206; tidak mengerticara berpikin orang Irian, 167, 309

Bink, G.L., ny. — 200, 220Boaz (Yusuf) — 264

Bobi — 244, 247de Bruyn (pedagang) — 80Bugis, orang — 119Burwos, Korano — 18, 75, 76Burwos Sengaji (anak Korano) — 75,

76

Cambier, Anna (ny. R. Beyer) — 224Candace (Christina) — 231Chrissi — 67, 75, 87, 88, 156br,

167, 295Codrington — 36Coolsma,S. — 83

David — 240, 267, 277Dory — 257Dijken, H. van (zendeling di Halma-

hera 1866-1900) — 3, 68, 178, 169,274-276, 293

Eck, R. van (zendeling, di Bali 1866-1875) — 19, 20

Elli (Margaretha) — 231, 235bnEsser, J.P. (zendeling di Jawa Timur

(orang Madura) 1880-1887) — 257

Farisi, kaum — 115, 280Farmani — 241Fatima — 98Filipus — 267, 268, 277Fortmann, H.M.M. — 260Freud, S. — 226, 227Frits — 297

Geissler, J.G. — perbedaan kedu-dukannya dengan van Hasselt, 1,24br; efek pemberitaannya, 18, 75;po!a pemberitaan itu mula-mula di-ikuti van Hasselt, 21, 55, 69; begitupula sikap negatif terhadap kebuda-yaan Irian, 23; dan metode kerja,55; ia enggan membaptis orang, 233,240, bnd 277

Geissler, janda — 1, 93Goethe — 310Gossner, J.E. — 129, 144Grothe, J.A. — 36, 129, 136

Hasselt, F.J.F. van — 10, 11, 237, 305Hasselt, J.L. van — kawin lagi dengan

janda Mosche, 1; 1868-1871 ke Ma-luku, 1; 1875-1879 cuti ke Negeri

313

Page 328: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Belanda, 107, 137br, 229; perbeda-an kedudukannya dengan Geissler,1, 24; pola pemberitaannya mu-la-mula seperti pola Geissler, 21,55, 69, 94-97, bnd 77; secara teori-tis bersikap positif terhadap kebuda-yaan Irian, 21br, 26, 40; dalampraktek negatif, 23'br, 103, 233br,243-253, 257-260, 300; usaha ber-ubah haluan sesudah cuti, 230, 243;dalam hal itu berbeda dengan Woel-ders, 55, 93, 300; seorang anak vanHasselt meninggal dan reaksi orangIrian, 14, 30, 73br, 98; sikapnyaterhadap gerakan Koreri, 245-247, iamemencilkan orang Kristen, 269

van Hasselt, ny. (S. Hulstaert) — 139van Hasselt, ny. (janda Mosche) — 1,

25, 99, 192, 231, 236, 258Hattam, orang — 5, 45, 46, 49, 50,

57, 155, 282, 288, 295Hawa (tokoh dari Alkitab) 214Heldring, O.G. — 144Hcornbeek, Johannes — 134br

Ishak (tokoh dari Alkitab) — 54

Jaesrich, G. — 90, 182, 231, 241Jens, W.L. — sampai di Irian pada

tahun 1877, 157, 159; mengadakanperjalanan bersama Woelders ke Se-latan, 159-161; menggantikan Woel-ders di Andai, 161br, 176, 179;mulai 1879 menetap di Doreh, 183;pola pemberitaannya, 184-186; ke-tinggalan mati isterinya 1879, 177;memaksakan pakaian, 192br

Jens, nyonya — 177John — 198

Kafiar, Petrus — 10Kakioni — 32, 33Kamps, J.D. — 11, 14, 30, 31, 79, -

82, 91Keirari — 180, 182, 185Kipling, R. — 41Klaassen, Th.F. (zendeling UZV di

Irian 1863-1864, di Halmahera 1866-1871) — 231

Kobus — 291Kokoi — 218Kcnswou — 67, 72, 152, 286, 287Koosje — 47Kruyt, A.C. — 36

Livingstone, David — 127Lot (tokoh dari Alkitab) — 95Lydia (Naomi) — 150, 240

Main Pao — 108Mambui — 15-17, 160, 170-172Manggundi, Manseren — 22, 32, 160Manserenberi — 218brMansiani — 75, 284Mansinam, orang — berperang dengan

:Roon selama 20 tahun, 27br, 301;bersifat diplomatis, 50

Maori, orang — 14Margaretha (Elli) — 236Markus — 97, 98, 176Martha — 176, 295Meakh, orang — 65Meeuwig, J.H. — 29, 89, 115,

116, 146, 153, 224Mefor — lihat NumforMeoswar, orang — cinta damai, 156Merowi — 192br, 213, 214Metz, J. — 309, 310Miller, M. — 127Minggo (Yonatan) — 205Mofri — 165Moi, orang — 219Moire, orang — 155, 301More — 162Mosche, C.F.F. — 113, 139, 156,

179, 231, 265Mosche, janda, lihat ny. van HasseltMura — 291

Naomi (Lydia) — 150Niks, J.F. — 29, 58, 115, 140 231,

279, 280Ningrawi — 248Nuh (tokoh dari Alkitab) — 166, 214Numfor, orang — bermusuhan dengan

orang Arfak, 4; kebudayaan orangNumfor, 25, 31br, 266

Oosterzee, J.J. van (theolog Belanda1817-1882) — 23, 209

Otterspoor, W. — 231Ottow, C. — pendapat orang Irian

tentang sebab kematiannya, 14br;efek pola pemberitaannya, 18; 21,75; bersikap keras dalam hal pera-yaan hari Minggu, 27, 169-171

Palawey, Andreas — 59, 63br, 83,147, 165, 283, 300

Patani, suku — 264

314

Page 329: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Paulus (tokoh dari Alkitab) — 20, 191Pokembo, orang — 80Priskila (Bekkironi) — 265-267

Remondati — 44, 61Rinnooy, N. — 29, 37-40, 57, 113-115,

128, 156, 231Robekari — 107Roon, orang — berperang dengan

orang Mansinam dan Doreh selama20 tahun, 27br, 301

Rossd — 265Rumadas, Sapufi — 29, 32Rumainum, Willem — 10Rumbewas, Sengaji — 100Rumfabe, Suruhan (Yohanes) — 12br

33br, 182Rumfabe, Maffasari (Abraham) — 182Ruth — 264, 266

Sakai, Mayor (Samuel) — 181brSallustius — 228Sampari — 287Samuel (Mayor Sakai) — 182, 186, 194Sangei — 268Saptu — 264Sapufi Rumadas — 29, 32Sarai — 256brSekmani — 112Sewuri — 204Siroos — 72Sorbari (Anna) — 108br, 146, 150, 305

Tarrowe — 12-14, 173, 207br, 222brTernate, orang — 264, 292Timotheus (Wiri) — 111, 232, 243br,

253, 256Tionghoa, orang — 264Tomahue — 231Tonduki — 217br

Undani — 217br

Wallace, A.R. — 140Wandamen, orang — ditakuti suku-

suku lain, 154, 159, 262Wariab, orang — 101, 262, 283Windesi, orang — terkenal sebagai pe-

rompak, 43, 159, 262; Priskila ter-masuk orang Windesi, 265

Wiri (Timotheus) — 24, 108-112, 253Woelders, H. — zendeling di Andai

1868-1892, 306; tidak beranak, 44;berwatak emosionil, 37, 41, 84, 92,147, 306; menjadi rebutan suku-su-ku, 49'br, 79; cara khasnya melapor,88, 89-92, 129, 165, 281br, bnd 176;kedudukannya lain daripada kedu-dukan van Hasselt, 55br; Woeldersterlibat dalam kehidupan masyara-kat, 55br, 206, bnd 51 br, 59br,286br dll. tempat; pola pemberita-annya, 183; metode kerjanya, 42,44br; memberi pertolongan medis,304; ahli cetak-mencetak, 301; me-nyaring calon-baptisan dengan ketat,238, 284; sikapnya terhadap pera-yaan hari Minggu, 175; biasa mem-beri hadiah, 284br; mengusahakanperianaman padi, 81, 98, 147; peni-laiannya terhadap orang Kristen ba-ru, 220, 278; perbedaan pendekatanterhadap pesta-pesta dengan vanHasselt, 23, 60, 93, 100, bnd 142;sebab perbedaan itu, 60; menjadi to-koh mitos, 308

Woelders, ny. — bersikap negatif ter-hadap pesta Irian, lebih dari suami-nya, 3br; memimpin sekolah, 48. 165304; memberi pelajaran menjahit, 78;pernah mamimpin kebaktian, 283

Woensdag (Yohanes) — 150Wright, Richard — 133Wijzer, Cornelis — 2, 9

Yaanbori — 213Yakub (tokoh dari Alkitab) — 54Yanna — 162Yohanes (Woensdag) — 149, 150,

162, 192br, 290, 298, 305, 307, 309Yohanes (Suruhn Rumfabe) — 182Yohanna (Sorbari) — lihat AnnaYonafan (Minggo) — 205Yusuf (Boaz) — 264

Zinzendorf — 129

315

Page 330: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

DAFTAR NAMA TEMPAT

Menai- — 28Abraham (M Rumfabe) — 182

259Menukwari (Manokwari) — tempat

O'rang pindah dari Doreh (Kwawi),3, 12; ditempati Bink, 3, 146, 221,228

Meosmapi, pulau — 197Meoswar, pulau — 5, 29, 37, 82,

113-115, 153, 237Moire — 79Mojowarno — 269, 270, 273Moom (Moomi) — 89, 115, 116, 153,

224, 237Numfor, pulau — 4Nuni — 58, 59, 115Oransbari — 188, 262Perancis — 57Roon — perangnya dengan Mansinam

dan Doreh, 28, 154, 237; 1869-1884tidak ditempati seorang zendelingbarulah Bink yang pergi ke situ, 29,221

Rowdi — 198, 199Salwatti — 262Sangip — 84, 267Saraundibu — 4, 233, 234, 245, 250,

259, 268Selandia Baru — 14Selayar, pulau — 10Seram — 33Serui — 98Sobbo, gunung — 297Sodom — 95brSowek — 153, 187Talaud — 83, 84Ternate — 1, 183Tidore — 29-31, 33, 187Wandamen — hubungan ke sana sulitbagi para zendeling, 4; penduduknya

ditakuti, 154, 159, 262Wariab — 28, 64Waropen — 28Windesi — 56, 159, 264, .276Wosi — 281Yapen, pulau — 4Yaur — 4, 224, 237Yende — 27, 28

316

Afrika — 132br, 191Amberbaken — 98, 147, 169, 237,

257, 261, 262, 290Andai — kedudukan zendeling di situ

di bidang ekonomi, 1; titik yangstrategis, 5, 56; tempat kerja Woel-ders, 41, 146, 281; posisi Andai da-lam perang antan-suku, 57, 64, 155,282; penanaman padi di Andai, 81,98, 147; jumlah penduduk, 82; datamengenai kebudayaan Andai, 60, 146

Arfak (Arfu) — 30, 41, 49Bali — 19, 270Bethel — 9, 239, 271, 276; gereja 235,

276Biak, pulau — 4, 10, 187, 250, 262,

265Doreh — pelabuhan penting, 56; per-

bedaan kebudayaannya dengan An-dai, 60, 146; ditempati Beyer, 179,dan Jens, 194; orang-orang Kristenpentama di Doreh, 18, 182; lihatjuga Kwawi, Menukwari, Rowdi

Duma — 269, 271, 274, 275, 276Filipi — 20Galela — 3, 269, 274Gebe (Ghebe) — 1, 187Gomora — 95brHalmahera — 3, 121, 232, 236, 267,

269-271, 274, 275Jawa — 236, 267Jerman — 57Karoon — 236Kau — 121, 146Kurudu — 108Kwawi — 12, 24, 179, 192London — 144Maluku — 10Manaswari, pulau — 4, 261Mansinam — letaknya strategis, 1;

pelabuhan penting, 1, 56; tempattensendiri bagi orang Kristen di Man-sinam, 9, 239, 271, 276; perang an-tara Mansinam dan Roon, 27br,301; keadaan jemaat di Mansinam,2, 237, 267

Manzemam — 56, 158Mare, gunung — 197

Page 331: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

DAFTAR POKOK-POKOK

(Istilah-istilah bahasa Irian ikut dimuat di sini)adaptasi : 39

adat (lihat juga kebudayaan, kekafiran): peranannya bagi orang Irian, 3, 121,225; sikap para zendeling terhadapnya, 3br, 22, 23, 26, 27, 38-40, 46; 47;52, 60, 62, 68, 69, 94, 101, 113, 7-5/, 184br, 186, 192; 207; 243, 256, 257br,272, 273, 279br, 300, bnd juga 130, 142sikap orang Kristen baru terhadapnya, 266

agama : wujud agama orang Irian, 68, 123aibu : 167akulturasi: 7, 34, 35, 51, 147, 233

Alkitab: paham orang Irian tentangnya, 2br, 33, 95, 119; faham zendelingtentangnya, 119, 191; diseleksi para zendeling, 121; terjemahannya ke dalambahasa-bahasa Irian,, 114

alkohol: lihat mabok

Allah (Manseren, Tuhan, lihat juga Nanggi): 25, 54, 94, 96, 99, 103, 119, 170,222, 234, 235, 242; dan kolonialisme, 134

animisme: 36, 161Anio Sara : 197antroposentris : 117bahagia, kebahagiaan: 52, 54

bahasa (lihat juga terjemahan) : kegiatan zendeling di bidang bahasa, 11, 39,114, 229; bahasa setempat, 272bahasa Belanda, 236bahasa Hattam, 5bahasa Melayu, 48bahasa Numfor, 1, 5, 32, 62, 162, 240

bangkit, kebangkitan: faham orang Irian tentang amanat kebangkitan orangmati, 18, 21, 75br, 248br

baptisan, pembaptisan, membaptis: alasan ulntuk minta dibaptis, 181; syarat,238, 240, 248; keengganan zendeling untuk membaptis orang, 110, 237br,240; isi pengakuan sidi, 97; pengertiannya oleh orang Irian, 150br, 182br,296; acara pelaksanaannya, 267

barang: 105, 149, 197br, 212, 288br

Barat (lihat juga Belanda, Eropa): sikap orang non-Barat terhadapnya, 132;sikap kritis para zendeling terhadapniya, 78, 143-145; sikap kurang kritismereka, 191br, 273

Belanda, negeri: sikap kritis terhadapnya, 280bemaf :204brberkat (barakas): 150, 151bersih, kebersihan : 6besassarsya : 43, 72Bimasakti, rasi: 69, 167

317

Page 332: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

budak, perbudakan: 28br, 31, 34br, 42, 109, 132, 176, 242, 301; kedudukannyadalam masyarakat Numfor, 6, 9br, 176; dalam masyarakat Biak, 10; hanyabudak yang berpakaian, 192br, bnd 253; cara penguburannya, 47, 98; seorangbudak menjadi konoor, 197; anak budak menjadi nmrid sekolah, 8; merekabebas dalam hal pribadi/agama, 268; penebusan budak sebagai sarana p.I.,5br, 11; akibat sikap zendeling terhadap perbudakan, 6br

buku : 301

cawat: 302celop : 34cinta : 44brcomprehensive approach; dipakai di Irian, 11culture-shock : 19, 273cuti: pemakaian waktu cuti, 137br, 229br, 281

dagang, perdagangan : oleh para zendeling: 1, 11, 24, 179br; oleh pedagangasing, 34, 49br, 104, 153, 264, 289; oleh orang Irian, 261brb'r

damai, perdamaian : zendeling sebagai pembawa perdamaian, 11; cara meng-ikatnya, 301

dinamisme : 36doa: 99, 127; oleh orang Irian, 61, 85, 104, 214, 242; kesannya doa pada

orang Irian, 17, 44, 76, 161, 234, 289, 291dosa: 16, 22, 42br, 44, 68, 94br 141br, 189, 214dunia: ini dan dunia seberang, 76, 121, 181

emas kawin : 61, 62, 287, 304ekonomi: 7, 35, 148, 190Eropa (lihat juga Barat, Belanda) : sikap kritis terhadap keadaan di sana, 143br,

163, 190, 263, 306; sikap kurang kritis di kalangan lain, 131; dinilai ungguloleh kebanyakan zendeling, 41

Eropanisasi: 39etnologi: 35, 130evolusi: 36

faknik: 93, 96, 99, 181, 203fayakik robenei: 51

gambar (dari Alkitab): 54, 103, 213gelar : 31gempa bumi: 65, 93br, 100, 253 .gereja, gedung: 217, 235, 303gereja: yang berdiri sendiri selaku tujuan zending, 136gerhana bulan : 100gong : ditabuh waktu gempa bumi, 93; untuk memanggil orang ke gereja, 93, 171

hadiah: 286, 308brhantu :118Hindu: 270hirarkti: di kalangan zending, 200humanisasi: sebagai tujuan zending, 127hutang: cara menagih hutang pada orang Irian, 219

318

Page 333: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

iblis: 84, 119, 125, 289, 299identifikasi: 17br, 31, 33, 77, 185, 248ilmu alam : 100individu, individualisme: 76, 127, 165, (189); individu dan masyarakat 225-227

234, 268br, 270br, 300inisiasi : 7, 23, 53, 122, 206, 257, 300; fungsinya, 250; ditolak para zendelin.g

250Injil : dan kebudayaan, 40, 306; lawan adat, 69; diseleksi para zendeling 77

bnd 191, 193insos: 207, 257Irian, orang: hubungannya dengan para zendeling, 23; menentukan jalan per-

cakapan, 14; tanggapan mereka terhadap pemberitaan para zendeling: 12brbr21, 95, 76, 130, 148, 169, 174br, 185, 193br, 195,202, 206, 209, 214, 224br,232, 234, 260br, 278br; penilaian para zendeling terhadap orang Irian sertakebudayaannya, 23, 32, 33, 38br, 57, 113, 130, 121br, 173. 183; penilaian parazendeling terhadap orang Kristen Irian, 220, 274br, 277br

Islam : 1, 164, 267, 270, 283

jahiliah, jaman: 103jahit: pelajaran menjahit, 78, 231, 236jemaat: hubungan jemaat baru dengan zendelingnya, 2, 267, 274; susunan

jemaat Mansinam, 237, bnd 6jenaibu : 167jimat: 78, 180, 256br, 277jiwa: 43, 166-169 negeri jiwa, 43, 69, 166-169, 285, 307; satu jiwa, 114, 237Jurujan (gelar) : 29

kabung, perkabungan (lihat juga, kubur, mati, kernatian): 47, 123br, 186, 194,198, 232, 233, 285; secara Kristen, 194; lagu-lagu perkabungan, 124, 294, 308

kafir, kekafiran (lihat juga adat, pesta): sikap para zendeling terhadapnya, 18,23, 38br, 113, 130, 185, 191, 243, 246, 248, 250, 252, 254br, 258br, 267,279br; sikap agak positif, 38br, 113; kekafiran hidup terus dalam jemaatKristen, 224br, 277br

kampung Kristen: 9, 10, 239br, 269-277karures : 28kawin, perkawinan : 44br, 62, 152; kawin lari, 46; perkawinan campuran', 272kayau, pengayauan : 31, 69, 85, 159br, 162, 167, 288; oleh orang Kristen, 249kayob : 124kebaktian: acaranya, 42, 169; pakai cara Belanda, 267; dihargai orang Irian,

234, 300: pesertanya, 6, 48br, 62br, 86br, 232; alasan orang mengikutinya,86-88, 202br, 234, 253, 298-300; tempatnya, 215, 303

kebudayaan (lihat juga adat): terciptanya kebudayaan, 121, 309; proses perubah-an di dalamnya, 227br; kebudayaan d'an orang perorangan (individu), 227,260; kebudayaan dan Injil, 40, 306; ciri-ciri kebudayaan. Numfor, 25, 31br,139, 266

kebutuhan:. 139, 151kembar, anak :• 73br, , 255Kerajaan Allah: 38, 248br, 271khotbah (lihat juga kebaktian, zendeling): isinya, 27, 138brKimalaya (gelar) : 65, 67, 182

319

Page 334: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

kolonial, kolonialisme: 42, 132, sikap para zendeling terhadapnya, 133-136Kompeni: 244komunikasi: 15, 18, 43, 55, 128, 136, 257, 259, 310konoor: 22, 117brbr, 150; konoor dan Kristus, 121; sikap kritis orang Irian

terhadapnya, 163konperensi para zendeling: 116, 126Koreri: 18, 32, 70, 117brbr, 124, 146, 245, 246br, 309korwar: fungsinya, 14br. 105, 122, 157, 167, bnd 256; cara pembuatannya.

245; tak ada pada suku pedalaman, 146; "korwar kertas", 54, 103Kristen, orang (Irian): kedudukannya dalam masyarakat, 178, 268; terpencil.

264brbr; penilaian zendeling terhadapnya, 220, 274br, 277br sika.p merekaterhadaip adat, 266, 273; terhadap orang kafir, 265br, bnd 274; mereka tetapterikat kepada kekafiran, 271br

kubur, penguburan (lihat juga kabung, makam) : 34, 47, 194, 297kuk farfyar : 213

lagu: lagu Kristen, 301

mabok, kemabokan : 27br, 264magi, magis: 17, 51, 54, 65, 73, 102, 104, 192, 195, 198; 253, 277; 278; 289,

291, 309; unsur magis dalam Injil, 69makam, pemakaman (lihat juga kubur, mati) : 47, 233, 297, 307mana: 36Mandkheisme : 125Manwen : 30, 74, 87, 178, 180br, 223, 256, 291br, 295, 308marah, kemarahan : 26br, 43, 46maskawin: 61, 62, 287, 304matahari: 167brmati, kematian: tindakan orang Irian sekitar kematian, 3, 59, 6 1 , 64, 106,

108, 124, 166br, 233, 254, 256, 285, 291br, 294, 297, 302, 307br; per-hatian para zendeling terhadap ucapan paua saat kematian, 71, 240br, 302;disebut sebagai pendorong untuk dibaptis, 13, 88; pendapat Mansiani tentang-nya, 284, kematian seorang Kristen, 302

Mazmur: 114metodistis : 284mewer : 181Minggu, hari: sebagai hari kebangkitan, 18; dipertahankan keras oleh para

zendeling, 26br, 62, 169brbr; sekolah Minggu, 276miskin : 35mitos: 32,167, 198, 278, 308modernisasi: 8, 133modernisme : 95mon: 100, 107, 112, 117, 122, 252, 254, 256monisme : pada para zendeling, 125motivasi: untuk dibaptis, 181; untuk datang ke kebaktian, 86-88, 195, 210brbr,

213, 215, 286; untuk tidak masuk Kristen, 207br, 241br

Nak-nak, pesta: 37br, 113nama : 40, 182Nanggi, Manseren (lihat juga Allah): 96, 103-105, 118, 119, 124, 131, 170,

253, 261

320

Page 335: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Nanggi Yaswa: 69Narwur : 99, 255nasional-sosialisme (nazi) : 277Natal: 219, 285; pohon Natal, 285neraka: 69, 71, 111, 187, 209, 216, 222, 253br, 285, 295, 296nin : 167nyanyian : nyanyian Kristen, 42, 76, 162, 216; dalam bahasa Irian, 114, 301;

kesannya pada orang Irian, 17; nyanyian orang Irian, 24, 60, 97, 184, 246

obat, pengobatan: 35, 153, 163, 239, 244, 291, 304; sebagai sarana p.L, 11,211, 232; obat Inan, 98br, 292, pengobatan oleh konoor, 118, 163, 240

organ (orgel): 162, 252, 267

padi: 81br, 98, 147, 302pakaian : dipakai budak, 192br, bnd 253; dipaksakan zendeling kepada orang

Krisien, 192-194, 273, 301, bnd 265; dihadiahkan para zendeling, 285, 304;menjadi lambang kekristenan, 299; pakaian seragam sekolah, 235

paksaan: dalam hal agama tidak boleh ada, 140br, 257pantangan : orang Irian dan larangan bekerja pada hari Minggu, 169pasifikasi: 135Paskah: 18pekabaran Injil: sarana-sarana, 5-9, 10-12; perluasannya, 4br; metode menurut

pusat, 126brbr; masing-masing zendeling pakai metode sendiri, 26; dalammetode ada unsur-unsur yang tidak cocok satu sama lain, 48; perubahandalam metode yang dipakai van Hasselt, 4, 230; penghargaan yang berbedaterhadap kontak tidak resmi, 25, 211br; pemakaian adat sebagai titik-tolak,22; metode rasionil-pedagogis yang dipakai para zendeling, 278br

pelangi: 166pencerahan : 133perintah halus: 140, 141perimtah, kesepuluh: kesannya pada orang Irian, 31, 68Perjamuan Kudus : 147; kesan orang Irian tentangnya, 147brpertamian : kegiatan zendeling di bidang itu, 11, 79, 81brpesta (lihat juga adat) : maknanya, 32, 59br, 67br, 114, 123; sikap positif Rin-

nooy terhadapnya, 37, 114; perbandingan pesta Irian dan Eropa, 38piara, anak: mengecewakan zendeling, 205pietisme, pietis(tis): 11, 77, 273pohon Natal: 285poligami: 152prestise : sebagai fokus kebudayaan Numfor, 31, 139; cara memperolehnya, 198,

207; zendeling sebagai sumber prestise, 79; menjadi Kristen menghilangkanprestise, 268

pribumi: pemakaian tenaga pribumi, 83br, 136, 231, 235br, 237, 300, 307;pendidikan tenaga itu, 136br

primitif : 15puasa: 127Puritan : 273

raak : 35, 56, 64, 195raeun : 224, 265, 289ras, rasisme : (27), 131brbrrasionil : 30, (59), 191, 225, 278Refo (Alkitab) : 94 . .

321

Page 336: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

Roh Kudus: 68, 142, 151, 174, 196, 205, 257, 271, 282, 300, 305romowi: 294rumah (zendeling) : sebagai pusat magis : 51br, 105, 157Rumhari (gereja) : 223Rumsram: 7, 100, 103, 104, 109, 117, 124, 220, 221br, 223, 224, 235, 244,

249br, 254rur: 167

sagu : 188, 190sahabat-sahabat zending: 137, 144, 229sandik : 205sarong : 193, 210sekolah: sebagai sarana p.I., 5, 7-9; penilaian terhadapnya oleh UZV, 9; oleh

orang I:ian, 7-9, 165, 216brbr, 262; siapa yang menjadi muridnya, 6, 8;murid-murid "dibayar", 217br, 243; dipimpin oleh zendeling sendini, 5, 9;akibat hal ini bagi metode kerja zendeling, 5. 9, 55; dipimpin oleh pembantupribumi, 231, 235, 300; oleh isteri zendeling, 48, 165, 217, 231, 236; sekolahdan inisiasi, 250; kewajiban belajar, 9; sekolah Minggu, 276; sekolah, petang,231, 243

sekularisasi: 144, bnd 278senjata : para zendeling, 35sidi : isi pengakuan sidi, 97, bnd 236sihk: 5, 30, 35, 65, 106, 257sinkretisme : 165, 222, 227brstatistik, data: 113, 183, 184, 206, 232, 236br, 261, 267, 300, 304suangi: 5, 108, 291sumpah : 15, 17, 170brbrsuper-ego : 226surga: 24, 69br, 87, 101, 112, 166br, 183, 193, 214, 216, 222, 285syamanisme: 15, 69 (122br), 245

tebus, menebus, tebusan: penebusan budak sebagai sarana p.L, 5br, akibatmetode itu, 6; orang tebusan merupakan mayoritas jemaat Mansinam, 237;tempat orang tebusan dalam masyarakat, 9br, 198

terjemahan (A'kitab, lagu): 114, 143Tuhan : lihat Allah

uang, keuangan : 115, 116, 126ujian timah : 142

verbalisme : 91

wanita : kedudukamnya agak tinggi, 4, 109, 151, 178, bnd 33, 203, 305; kurangtehormat, 176, 288; peranannya dalam kehidupan ekonomi, 61, 79, 81, 82,83, bnd 152; peranannya dalam hal pengayauan, 154. 156br. 260, 283; ke-giatan pembantu wanita, 236, 300, 307; kegiatan isteri zendeling dalam pe-lajaran menjahit, 78, 231, 236; dalam memimpin sekolah, 48, 165, 217, 231,236; dalam memimpin kebaktian, 283, 307

worwark: 184zendeling:

tokoh zendeling, tugas-tugasnya, 11; zendeling-tukang, 3, 115, 200br; zende-ling-pedagang, 11, 179br; zendeling-petani, 11, 79, 82; pembawa perdamai-an, 11; pendidikan zendeling, 9, 201; pengetahuannya akan bahasa Irian,

322

Page 337: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

2,5, 114; caranya melapor, 89-92, 138, 165, 281, zendeling, dan etnologi,35br, 37br; hubungan antara sesama zendeling, 2, 116, 200br; mereka dipuji-puji oleh pimpinan zending, 90; mereka diharapkan tunduk kepada pim-pinan zending, 180; peranannya dalam jemaat mula-mula, 2, 267, 274

metode zendeling, l0br, bnd 115br; masing-masing pakai metode sendiri, 26,bnd 93, 300; perbedaan sikap antara zendeling dan isterinya, 4; pendekatanmereka bersifat rasionalistis, 30, 191, 225, 278, bnd 59; penilaian merekaterhadap orang Irian serta kebudayaannya, lihat adat, Irian; pola pemberi-taan mereka, 21, 68br, 99, 105br, 111, 118br, 138br, 141br, 169, 183;185, 191, 216, 222, 249; mereka enggan membaptis orang, 110, 237br, 240

zendeling dan orang Irian, penilaian para zendeling terhadap orang Irian sertakebudayaannya, lihat adat, Irian; sikap orang Irian terhadap para zendelingserta pemberitaannya, lihat identifikasi, Irian; kedudukan para zen-deling dalam masyarakat Irian, 1, 56br, 60, 85, 160, 177, 190, 194br, 206br;zendeling dijadikan pahlawan mitos, 308br; para zendeling menjadi rebutan,49br, 79br, 194br, 221; kedudukannya di bidang ekonomi; 34, 35, 49br, 56,60, 77, 104; pengaruh para zendeling serta pemberitaannya (InjiI), 72,87br, 101, 146, 160, 179, 188, 189, 237, 244, 282br, 289, 290, 295

323

Page 338: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

324

DAFTAR AYAT-AYAT ALKITAB

Hakim-hakim 17:6 — 122 Lukas 9:28-36 — 115I Raja-raja 22:22 — 248 Lukas 9:60 — 268Yesaya 21:11 — 48,84 Lukas 10:25-37 — 290Yehezkiel 37 — 296 Lukas 14:23 — 140, 257Zakharia 4:10 — 306 Yohanes 3:16 — 20Matius 5:13 — 56, 269 Yohanes 11 — 21Matius 5:14 — 269 Kisah Rasul 8:26br — 147Matius 13:33 — 271, 296 Kisah Rasul 16:9 — 19Matius 17:19-21 — 127 I kor. 15:32 — 121 .Matius 19:20 — 174 II Kor. 5:11 — 114Matius 19:22 — 241 Efesus 3:8 — 202Matius 20:1-16 — 298 Kolose 2:9 — 151Matius 28:19 — 232 I Timotius 4:8b-9 — 121Markus 9:24b — 304 II Timotius 4:5 — 201Markus 13:24-37 — 70 Ibrani 9:2 — 114Lukas.2 — 285

Page 339: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa
Page 340: SERI: GEREJA, AGAMA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA IIII)_1982_Ajaib.pdf · 5. Beberapa peristiwa penting 80 6. Evaluasi Wcelders dan kenyataan 84 (a) Evaluasi Woelders atas peristiwa-peristiwa

MENGENAI SERI PERSETIA

Sampai sekarang, buku-buku mengenai sejarah Gerejadi Indonesia banyak yang terbit dalam bahasa asing. Su-dah barang tentu kenyataan ini tidak menguntungkan bagistudi di bidang itu di Indonesia sendiri. Oleh sebab ituPersetia berusaha untuk menerbitkan buku-buku yang ber-mutu mengenai sejarah Gereja di Indonesia dalam bahasaIndonesia.

Karangan-karangan yang terbit dalam seri Persetiatidak bermaksud hendak menggambarkan sejarah Gerejadi Indonesia sebagai sejarah suatu lembaga yang berdirisendiri terlepas dari masyarakat luas. Sebaliknya yang men-\adi maksudnya ialah untuk memperlihatkan betapa ling-kungan keagamaan dan kebudayaan mempengaruhi per-kembangan Gereja-gereja di Indonesia. Karena hanya de-ngan metode itulah bisa diharapkan suatu penggarapanyang sungguh-sungguh bersifat theologis tentang bahan-bahan sejarah.

Nomor-nomor yang sudah terbit dalam Seri ini:

1. Keluar dari agama suku masuk ke agama Kristen,oleh Dr. Albert C. Kruyt, Utusan NZG ke Poso, 1976,

2. Penyingkapan Rahasia Kehidupan, Riwayat hidup danseleksi dari karangan-karangan Dr. B.M. Schuurman,guru theologia di Jawa Timur, 1977.

3. Sejarah Apostolat di Indonesia, I, oleh Dr. J.L. Ch.Abineno, 1978.

4. Sejarah Apostolat di Indonesia, II /1, oleh Dr. J.L. Ch.Abineno, 1978.

5. Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-sakramen,oleh Dr. I.H. Enklaar, 1978.

6. Sejarah Apostolat di Indonesia, II/2, oleh Dr J.L.Ch. Abineno 1979.

7. Ajaib di mata kita, oleh Dr. F.C. Kamma, 1981,Jilid I.

8. Ajaib di mata kita, oleh Dr. F.C. Kamma, 1982,Jilid II.