sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

23
SEJARAH DAN PERISTIWA PENTING PADA BULAN SYA’BAN 01.51 | 1. Malam Nisfu Sya'ban Dari Abi Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya : "Telah datang Jibril a.s pada malam Nisfu Syaaban dan dia berkata , Ya Muhammad,pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, maka berdirilah dan kerjakan shalat lalu angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit !" Kata saya (Nabi Muhammad) : "Hai Jibril, apakah Arti malam ini ?" Dia (Jibril) menjawab: "Pada malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat, maka Allah telah mengampuni orang-orang yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu kecuali ahli sihir, bomoh hitam, orang-orang yang

Upload: -

Post on 23-Jun-2015

699 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

SEJARAH DAN PERISTIWA PENTING PADA BULAN SYA’BAN 01.51 |

1. Malam Nisfu Sya'ban

Dari Abi Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya : "Telah datang Jibril a.s pada malam Nisfu Syaaban dan dia berkata , Ya Muhammad,pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, maka berdirilah dan kerjakan shalat lalu angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit !" Kata saya (NabiMuhammad) :

"Hai Jibril, apakah Arti malam ini ?" Dia (Jibril) menjawab: "Pada malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat, maka Allah telah mengampuni orang-orang yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu kecuali ahli sihir, bomoh hitam, orang-orang yang suka permusuhan/pergaduhan, peminum arak, orang-orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang-orang yang derhaka kepada kedua orang tua, orang-orang yang suka mengadu domba (batu api) dan orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni kesalahannya sehingga mereka mahu bertaubat dan tidak akan mengulang lagi atas perbuatannya

Page 2: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

itu."

Maka pergilah Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakan shalat serta menangis di dalam sujudnya dengan membaca : "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu dan murka-Mu dan aku tidak menghitung-hitung pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji kepadaMu sendiri, maka segala puji bagi-Musehingga Engkau ridha." Di kutip dari Kitab Zubdatul Wa'idzin.

2. Penukaran Arah Kiblat

Pada awal diwajibkan perintah sholat kepada umat Islam, Rasulullah SAW dan para sahabat berkiblatkan Baitul Maqdis. Ini telah menjadi satu kontroversi pada waktu itu. Umat Yahudi telah mendakwa bahwa agama mereka adalah benar dan diridhai oleh Allah SWT karena umat Islam telah meniru arah ibadah mereka yaitu menghadapBaitul Maqdis.

Umat Islam telah ditohmah dengan berbagai-bagai tohmahan dan ujian. Para Sahabat RA telah mengadu kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW menyuruh mereka agar terus bersabar dengan ujian itu sehingga ada perintah baru dari Allah SWT. Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Mendengar tentang apa yang berlaku pada ketika itu. Allah SWT telah mewahyukan agar Rasulullah SAW mengadap ke Baitullah (Ka'bah).

Sebagian ulama shirah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menerima wahyu perintah menghadap Baitullah pada 15 Sya'ban semasa beliau mengimamkan sholat. Sebahagian ulama mengatakan pada solat Ashar, ada yang mengatakan Maghrib dan ada yang meriwayatkan pada solat Isya’. Rasulullah SAW sebagai imam terus mengadap ke Baitullah dan diikuti oleh para sahabat sebagai makmum.

Page 3: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

3. Peperangan Bani Mustaliq (Muraisi’)

Bani Mustaliq ialah salah satu suku dari kaum Yahudi. Mereka telah merancang untuk membunuh Rasulullah SAW dan berita ini disampaikan kepada Rasulullah SAW oleh seorang sahabat dari suku badwi. Peperangan ini adalah turutan dari peperangan bani Quraizah, kaum yahudi yang telah dihalau oleh Rasulullah SAW keluar dari Madinah. Peristiwa ini terjadi pada bulan Sya'ban, 5H. Pasukan kaum muslimin dapat melumpuhkan pasukan Bani Mustaliq.

Sebagian pasukan Bani Mustaliq ada yang ditawan, termasuklah salah seorang putri pemuka Bani Mustaliq yaitu Barrah, yang nama lengkapnya adalah Barrah binti al-Harris bin Dirar bin Habib bin Aiz bin Malik bin Juzaimah Ibnu al-Mustaliq. Al-Harris bin Dirar, ayah Barrah adalah pemimpin Bani Mustaliq. Barrah telah menjadi tawanan perang milik Sabit bin Qais. Disebabkan Barrah ini seorang perempuan yang cerdik, ia meminta untuk dibebaskan dari Sabit bin Qais, setelah diadakan pembicaraan, Sabit bin Qais meminta tebusan yang mahal.

Tetapi, Barrah waktu itu langsung menemui Rasulullah SAW untuk membicarakan masalah tebusan bagi dirinya. Kemudian Rasulullah SAW pada waktu itu menyetujui membebaskan Barrah dan menebusnya dari Sabit bin Qais dan terus menikahi Barrah dan Rasulullah SAW mengganti nama Barrah menjadi Juwairiyah. Tindakan Rasulullah SAW ini telah memberi banyak faedah kepada umat Islam ketika itu, diantaranya ialah ramai dikalangan Bani Mustaliq yang memeluk Islam dan terpadamnya dendam permusuhan di antara umat Islam dan Bani Mustaliq. Juwairah meninggal dunia pada tahun 56H.

FADHILAH BULAN SYA’BAN

Page 4: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

Arti Sya’ban ialah berpecah-pecah atau berpuak-puak. Masyarakat Quraisy pada waktu itu terpaksa berpecah kepada beberapa kumpulan untuk mencari sumber air di padang pasir. Dan apabila Rasulullah SAW datang, beliau mengabadikan nama itu hingga sekarang. Rasulullah SAW telah menyebut tentang belbagai kelebihan bulan Sya’ban dalam hadis-hadisnya. Diantara hadis yang paling masyhur ialah; Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat-sahabatnya,Tahukah kamu sekelian mengapa dinamakan dengan bulan Sya’ban?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui” Sabda Rasulullah SAW, “Karena dalam bulan itu berkembanglah kebaikan yang banyak sekali.” (Dipetik dari kitab Raudatul Ulama).

Bulan Sya’ban merupakan bulan kedua setelah Rajab yang penuh dengan keberkahan. Sebahagian ahli hikmah menyatakan bahwa sesungguhnya bulan Rajab adalah kesempatan untuk meminta ampun dari segala dosa, pada bulan Sya’ban adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala macam cela dan pada bulan Ramadhan adalah masa untuk menerangkan hati dan jiwa.

Apa keistimewaan malam Nisfu Syaaban?

Malam Nisfu Sya’aban adalah malam dimana buku atau file tentang umur, rezeki kita selama setahun diangkat ke langit dan diganti dengan buku yang baru. (pada waktu Maghrib malam itu dibuka buku baru, tutup buku lama iaitu buku tahun lepas)

Dari `Aisyah r.a., dari Nabi Muhammad s.a.w., sabdanya: “Tahukah engkau (wahai `Aisyah) apa yang berlaku pada malam ini?” – Malam Nisfu Sya’aban.Saiyidatina `Aisyah pula bertanya; “Apa yang berlaku pada malam ini, Ya Rasulullah? ” Baginda menjawab: “Pada malam ini akan ditulis perihal tiap-tiap seorang anak Adam yang dilahirkan dalam tahun ini dan pada malam ini juga akan ditulis nama tiap-tiap seorang anak Adam yang akan mati pada tahun ini, demikian juga pada malam ini akan diangkat amal-amal mereka (ke hadrat Ilahi) dan pada malam ini juga akan ditentukan turunnya rezeki mereka.”

Biasanya Allah memberi perhatian kepada langit yang dekat dengan kita pada akhir malam (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya) Pada Malam Nisfu Sya'ban, Allah memberi

Page 5: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

perhatian terus bila ghuru’(matahari terbenam) dan tidak menunggu akhir malam.

Hadis yang diriwayatkan Ali ra: Apabila tiba malam Nisfu Sya’ban, maka bangunlah kamu (menghidupkannya dengan ibadah) pada waktu malam dan berpuasalah kamu pada siangnya, karena sesungguhnya Allah swt akan turun ke langit dunia pada hari ini bermula dari terbenamnya matahari….Allah turun ke langit dunia“, bukanlah bermaksud Allah bergerak atau berpindah sebaliknya ia bermaksud “Allah memberi perhatian kepada langit dunia yang dekat dengan kita (untuk mendengar permintaan dan keampunan hambanya)“

Di antara amalan-amalan yang digalakkan pada bulan Sya’ban adalah:

Memperbanyakkan puasa sunnah Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahwa Rasulullah SAW. lebih gemar untuk berpuasa sunat dalam bulan Sya'ban berbanding dengan bulan-bulan yang lain. Justru itu adalah patut bagi kita selaku umat Beliau mencontohinya dalam memperbanyak puasa sunat bagi menyemarak dan mengagungkan bulan Sya'ban ini.Di dalam kitab Durratun Nasihin ada menyebut sebuah hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW. bersabda yang maksudnya: "Barangsiapa berpuasa tiga hari pada permulaan Sya'ban dan tiga hari pada pertengahan Syaaban dan tiga hari pada akhir Sya'ban, maka Allah Taala mencatat untuknya pahala seperti pahala tujuh puluh nabi dan seperti orang-orang yang beribadah kepada Allah Taala selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati pada tahun itu maka dia seperti orang yang mati syahid.

- Memperbanyak doa, zikir dan berselawat kepada Rasulullah S.A.W. Sabda Rasulullah S.A.W.: "Barangsiapa yang mengagungkan bulan Syaaban, bertaqwa kepada Allah, taat kepada-Nya serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah Taala mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya didalam tahun itu dari segala macam bencana dan penyakit." (Dikutip dari kitab Zubdatul Wa'izhin)

Page 6: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

- Bertaubat Diriwayatkan dari Umamah Al Bahili Radiallahuanhu, dia berkata: Rasulullah S.A.W. bersabda yang maksudnya: "Manakala masuk bulan Sya’ban, sukacitalah dirimu dan perbaiki niatmu."

Sumber : http://cahyaiman.wordpress.com

Fadilah Bulan Sya’ban 11 Comments

Pendahuluan

Bulan Sya’ban merupakan bulan dan musim yang penuh rahmat. Sya’ban disebut juga dengan Lailatul Mubarokah, hal ini disebabkan karena banyaknya kebaikan didalamnya. Pada bulan ini sangat dianjurkan meningkatkan ketaatan, pada bulan ini merupakan keberhasilan bagi para pedang yang mengharapkan keuntungan akhirat. Barang siapa yang mempergunakan bulan Sya’ban dengan sebaik-baiknya maka termasuk orang yang sangat beruntung.

Kenapa Dinamakan Sya’ban :

Beberapa Ulama’ berpendapat bahwa Sya’ban berasal dari “ Assi’bu” yang berarti Jalan Di gunung yang berarti jalan kebaikan.dan dikatakan juga, bahwa Sya’ban berasal dari “ Assa’bu “ yang berarti Al-Jabar ( memaksa ), karena Allah memaksa memecahkan hati pada bulan Sya’ban. Dikatakan juga, Sya’ban karena banyaknya kebaikan yang Allah turunkan pada bulan ini.

Pada bulan ini banyak kaum muslimin benar-benar mempersiapkan diri untuk meyambut bulan Sya’ban dengan bertaubat, ibadah, dan taat kepada Allah SWT serta banyak beramal sholeh serta menghidupkan hati dengan dzikir bersama kepada Allah swt. Bahkan ahli Makkah pada bulan Sya’ban memperbanyak Umrah serta towaf sunnah bahkan meyempatkan diri berziarah ke-Rosulullah ( Madinah Al Munawarrah ).Banyaknya barokah serta rahmat pada bulan Sya’ban menjadikan semangat baru bagi kaum muslimin untuk memperbanyak ibadah kepada Allah swt. Disisi lain pada bulan ini memang banyak sekali peristiwa yang sangat penting dan bersejarah untuk direnungi dan di jadikan teladan bagi kita semua. Jika kita lihat sejarah kebelakang, ternyata bulan Sya’ban mempunyai makna historis yang sangat tinggi, hal ini terlihat dalam literatur islam serta sejarah dan hadist sehingga wajar sekali jika kaum muslimin menjadikan bulan Sya’ban sebagai bulan mulia setelah bulan Romadhan, bahkan dalam hadist nabi Sya’ban mempunyai sejarah yang berhubungan dengan turunya ayat qur’an serta Asbabun Nujulnya. Adapun ayat yang turun pada bulan Sya’ban sbb:

<!–[if !supportLists]–>1. <!–[endif]–>Perpindahan Kiblat.

Sebelum Ka’bah menjadi kiblat sholat, Masjidil Aqso (Al Quds) dipalestina telah lama menjadi kiblat kaum muslimin pada masa Rosulullah SAW dan para sahabatnya, Baitul Muqoddas sudah menjadi kiblat sholat selama kurang lebih tujuh belas bulan lebih tiga hari, ini diterangkan oleh Abu Hatim Al Bisti RA. Setelah sekian lama Rosulullah tinggal di Madinah, maka turunlah wahyu yang

Page 7: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

memerintahkan nabi untuk merubah kiblatnya. Perintah langsung untuk merubah kiblat diterangkan dalam surat Al Baqarah ayat 144 yang artinya “ Sungguh kami sering melihat mukamu menengadah kelangait, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkalah mukamu kearhnya. Dan sesunguhnya orang-orang ( Yahudi, Nasrani) yang diberi Al kitab ( taurat dan Injil ) mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram benar dari tuhanya: dan Allah sekali-kali tidak lenggah dari apa yang mereka kerjakan.” Ayat ini menegasakan tentang perubahan kiblat dari Baitul Muqoddas ke Masjidil Haram. Adapun waktu perubahan itu ketika Rosulullah SAW sedang gelisah menunggu wahyu dari Allah SWT, kadang kala beliau ( Rosulullah ) menegadahkan wajah kelanggit sampai pada suatu hari ketika sholat dhuhur berjama’ah maka turunlah ayat ini, sehingga dengan seketika Rosulullah merubah kiblatnya ke Makkah Al Mukarramah ( Masjidil Haram). Adapun tempat ( turunya wahyu ketika sholat berjama’ah dhuhur dinamakan Masjid Qiblatain ( masjid dua kiblat) Terjadinya perubahan kiblat itu tepat pada hari selasa Nisfi Sya’ban.

2. Diangkatnya Amal Perbuatan.

Dari beberapa keistimewaan bulan Sya’ban yaitu diangkatnya amal manusia kelanggit, hal ini dijelaskan pada hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid yang telah mengatakan” Saya mengatakan “ Ya Rosulullah..!Saya tidak perna melihat panjenengan siyam ( puasa) pada bulan dari bebnerapa bulan seperti apa yang sedang dilakukan pada bulan Sya’ban. Rosulullah berkata “ Itu adalah bulan yang ditutup manusia dari bulan itu antara bulan Rajab dan Romadhan, dia adalah bulan yang diangkat pada bulan itu amal-amal disisi Tuhan semesta Alam, dan saya menyukai amalku diangat ketika aku berpuasa “ ( HR.Nasai ). Namun beberapa Ulama’ melihat hadist ini bukan kekhususan diangkatnya amal pada bulan sya’ban namun banyak waktu-waktu tertentu yang menunjukan diangkatnya amal pada waktu yang berbeda. Namun tidak bisa dinafikan kalau bulan Sya’ban memang waktu diangkatnya amal kelanggit.Dalam hadist lain juga dijelaskan tentang diangkatnya amal manusia kelanggit, diantaranya hadist yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dalam kiatab shohihnya “ Malaikat malam dan malaikat siang pada waktu sholat Fajar dan sholat Asar, maka mereka berkumpul pada sholat fajar, maka malaikat siang naik kelanggit, dan malaikat malam menginap. Maka Allah SWT menanyakan pada mereka : bagimana keadaan hambaku ketika kalian tinggalkan? Maka mereka menjawab ( Malaikat ) : “ kami datangi mereka sedang melaksanakan sholat, dan kami tingglakan, mereka sedang melaksanakan sholat maka ampunilah mereka dihari kiamat ( hari pembalasan ).Hadist ini sebagai penegasan bahwa Allah memang memberikan tugas terhadap dua kelompok malaikat yang bertugas untuk selalu mengiguti semua aktivitas kita sehari hari, bahkan setiap pagi dan sore mereka meloporkan hasil pantaun serta catatan aktuak dan kemudian melaporkan pada Allah SWT. Diangkatnya amal perbuatan kita, juga ada yang bersifat harian, ada juga yang bersifat mingguan dan ada pula yang bersifat bulalan dan tahunan, dan ada juga yang bersifat sepanjang zaman Dibawah ini merupakan penjelasan sederhana tentang sifat-sifat diatas :

Sepanjang Zaman : Allah SWT memiliki dua utusan yang selalu setia mendampingi manusia serta mencatat semua kegitan kita selama 24 jam. Kedua utusan tersebut ditugasakan meyertai manusia dari bayi sampai dikuburkan, keduanya bernama Atid dan Rokib. Kedua malaikat itu bertugas sesuai dengan perintah-NYA dalam mencatat semua amal perbuatan manusia. Sedangkan Hasil catatan lembaran-lembaran itu akan diterima kelak serta dipertanggung jawabkan disisi Allah SWT.Mingguan : Dalam suatu hadist nabi disebutkan, ketika nabi sedang berpuasa hari senin dan kamis, para sahabat pada bertanya perihal puasa tersebut, Rosulullah SAW menjawab bahwa hari senin merupakan hari kelahiranya, beliau merayakan hari kelahiranya dengan berpuasa. Sedangkan puasa hari kamis, Rosul juga menjelaskan bahwa setiap kamis amal perbuatan manusia diangkat kelanggit disisi Allah, Nabi menyukai ketika amalnya diangkat beliau sedang berpuasa. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau mengatakan “, Rosulullah SAW bersabda “ akan diperlihatkan amal-amal setiap hari kamis dan senin, maka Allah Azza Wajalla mengampuni bagi tiap-tiap orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu ( syirik ) kecuali seseorang yang sedang saling tidak menyapa ( satru ). Maka dikatakan “ tinggalkan kedua orang ini sampai keduanya berdamai ( baikan ) ( H.R muslim ).Dan dari Abu Hurairah RA, dari Rosulullah SAW bersabda “ Akan diperlihatkan amal perbuatan dihari senin dan kamis, maka saya senang ketika amalku diperlihatkan saya dalam keadaan berpuasa ( H.R Tirmidzi ).

Diangkatnya Amal secara langsung :Dalam keterangan hadist lain dijelaskan pula tentang diangkatnya secara langsung setiap hari menjelang waktu dhuhur. Setiap hari Allah SWT membuka langgitnya bagi orang-orang yang beramal soleh hal ini isaratkan dalam

Page 8: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud :” Ketika Rosulullah SAW turun padaku ( ketika hijrah kemadinah )- saya melihat Rosulullah SAW selalu sholat empat rakaat sebelum dhuhur dan mengatakan “ Sesungguhnya- ketika matahari sedang condong ( waktu dhuhur / zawal ), maka dubukalah pintu-pintu langit, maka tidak akan ditutup langgit itu sehingga sholat dhuhur , saya senang kalau pada waktu ini amalku ( amal sholeh ) diangkat kelanggit. Tahunan : Diangkatnya amal perbuatan manusia ada juga yang bersifat tahunan, hal ini bertepatan pada bulan Sya’ban ( Nisfu Sya’ban ). Pada malam ini ( Nisfi Sya’ban ) semua amal perbuatan manusia selama satu tahun penuh angkat keatas langit disisi Allah SWT, hal ini telah disinyalir pada sebuah hadist yang diriwayatkan istri Rosulullah SAW ( Siti Aisah ) bahwasanya Nabi SAW berpuasa Sya’ban sepenuhnya, maka beliau ( siti Aisah berkata” Saya mengatakan “ Ya Rosulullah ! bulan yang paling disukai panjenengan ( Rosulullah ) untuk berpuasa Sya’ban ! ?Maka Rosulullah SAW menjawab “ Sesungguhnya Allah mencatat pada bulan ini tiap-tiap maut seseorang, maka saya senang ketika ajalku datang saya dalam keadaan berpuasa “ ( HR. Abu Ya’la). Oleh karena itu Rosulullah SAW pada bulan Sya”ban memperbanyak berpuasa, bahkan hampir sebulan penuh karena pada bulan itu Allah SWT megangkat semua amal manusia dan membuka catatan baru untuk setahun kemudian. Bahkan pada hadist lain diriwayatkan, sesungguhnya Rosulullah SAW mengabarkan “ Yang paling ia cintai baginya adalah bulan Say’ban “ HR Imam Ahmad.

Nama-Nama bulan Sya’ban

<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Sahrul Sholawat

Bulan Sya’ban juga disebut juga dengan bulan Sholawat, pengetian ini diambil dari salah satu ayat Al Qur’an yang turun dan memerintahkan untuk memperbanyak membaca sholawat yaitu surat Al Ahzab ayat 56 yang berbunyi “ Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat pada nabi ( nabi Muhammad, Wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah padanya( Nabi Muhammad ) dan ucapkanlah penghormatan padanya”. ( Al Ahzab 56 )Penegasan ini juga disampaikan oleh Imam Sihabudin Al Qostolani dalam kitabnya Al-Mawahib, karena ayat ini diturunkan bertepatan dengan bulan Sya’ban.

<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Syahrul Kur’anDalam beberapa kteranganlain, Sya’ban disebut juga dengan Sahrul Qur’an, penegasan ini disampaikan oleh Habib bin Tsabit. Seorang Ulama besar yang bernama Syeh Ahamd bin Hajaji mengatakan “ Sungguh ulama’ ulama Salafi Assolih meyambut bulan Sya’ban dengan membaca Al qur’an “. Hal ini dikemukan dalam kitab Tuhfatul Ihwan. Walaupun membaca Al qur’an memang sangat dianjurkan kapan saja, dan dimna saja, namun karena bulan Sya’ban penuh dengan kemulyaan dan barokah, maka para ulama’ kembali menginggatkan dan mengajurkan agar kita senantiasa memperbanyak membaca Al Qur’an dan berdzikir agar menjadi pemacu untuk persiapkan meyambut bulan yang paling mulia yaitu Romadlhon. Hal ini juga menjadi hujjah bahwa bulan Sya’ban merupakan bulan kedua yang paling mulya setelah bulan Romadhan, penegasan ini isaratkan dalam hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Anas RA, “ ( Sya’ban adalah bulanku (bulanya kanjeng Nabi) dan Romadlhon adalah bulan Allah, dan Sy’aban mutohhir ( menyucikan ) dan Romadhlon Mukaffir ( penghapus)’ ( H.R Adailami ). Jelas sekali bahwasanya beribadah dibulan Sy’aban merupakan pesiapan untuk meyambut bulan romadhan, menginggat hadist diatas menyebutkan kedua bulan tersebut dalam satu hadist. Adapun yang dimaksud Mutohhair yaitu dimana pada bulan ini moment yang tepat untuk mensucikan diri dari kesalahan serta dosa-dosa yang melekat pada diri manusia dengan cara meningkatkan ibadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan yang dimaksud Mukaffair ( penghapus ) adalah dimana pada bulan ini juga menjadi moment bagi kaum muslimin untuk berlomba-lomba dalm kebaikan dengan berpuasa romadhon dan pada malamnya melaksakan qiyamul lail kemudian dengan memperbanyak membaca Alqur’an sehingga semua bentuk amal ibadah bisa dilaksakan dengan sebaik-baiknya, jika bisa mempergunakan Romadhon semaksimal mungkin, maka semua dosa kecil maupun besar akan Mukaffar ( terhapus )sehingga manusia kembali suci tanpa noda dan dosa, seolah-olah baru dilahirkan dari rahim ibunya.Keitimewaan seseuatu bisa dilihat dari jumlah nama yang ada, dalam literatur arab islam, apabila sesuatu mempuyai keitimewaan, biasanya mempuyai lebih dari tiga nama bahkan sampi lima, begitu pula dengan Sya’ban. setiap mingga mempuyai keistimewaan malam puncak tepatnya hari jum’at ( Sayyidul Ayyam ). Dalam hitungan dua belas bulan juga memiliki keistimewaan yaitu Romadhan, kemudian yang kedua yaitu Sya’ban dan Rajab. Dalam bulan itu sendiri juga ada keitimewaan yang kita kenal dengan malam puncak, pada bulan romadhan puncaknya pada sepuluh terahir, oleh karena itu pada sepuluh terahir ini kaum muslimin berbondong-bondong kemasjid dengan

Page 9: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

memperbanyak ibadah serta beramal, mereka berlomba-lomba bersedekah,umrah dengan harapan mendapat kebaikan berlipat ganda. Karena pada sepuluh terahir ini akan datang malam yang lebih baik dari seribu bulan, malam itu dinamakan malam LAILTUL QODAR. Dalam bulan Sya’ban juga mempuyai malam puncak yang bertepatan dengan tanggal 15 Sya’ban, malam ini disebut dengan Lailatu Nisfi Sy’aban.

Ada apa dengan Nisfi Say’ban ?

Lailatu Nisfi Sy’aban mempuyai nama yang sangat banyak, serta mempuyai fadilah dan keistimewaan yang luar biasa setelah Lailatul Qodar. Dibawah ini Nama-nama Nisfi Sya’ban bersrta Fadilah dan tendensinya :

Lailtul Mubarokah : Malam ini diambil dari surat Al Duhon ayat 3 “ didalam Malam yang penuh Barokah “ Para Ahli tafsir banyak berpendapat, yang dimaksud malam penuh barokah yaitu malam Nisfi say’ban, ini dijelasakan oleh Ikrmah seorang Ulama’ tafsir, dan ada beberapa Ulama’ yang berpendapat bahwa Lailatul Mubarokah itu adalah Lailatul Qodar, hal ini dikemukakan oleh Ibnu Rajab Al Hambali, ini diambil dari kebaikan yang ada pada malam itu, atau karena mendekatnya para malaikat kepada kaum muslimin pada malam itu.

<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Lailatul Qismah ( Malam Pembagian ), pada malam itu adalah malam pembagian rijki yang telah ditentukan Allah SWT, karena pada malam itu semua amal dalam setahun dari Sya’ban ke-Sya’ban diperbarui lagi.

<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Lailatul Takfir ( Malam penghapus ) yang dimaksud Takfir adalah ( penghapus), jadi malam Nisfi Sya’ban juga disebut dengan malam penghapus, karena pada malam ini Allah Akan menghapus dosa-dosa anak adam bagi yang memohon ampunan ( Istigfar). Dalam litertaur islam kita mengenal, bahwa hari Jum’at merupakan hari paling mulia dan kesempatan mengahapus dosa jum’at sebelumnya, begitu pula malam Nisfi Sya’ban juga menhgapus dosa setahun sebelumnya.

<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Lailatul Ijabah : ( Malam Penerimaan ), malam ini termasuk malam penuh dengan romat, magfiroh, ampunan serta penerimaan semua permintaan baru ( permohonon do’a). Barang siapa yang mempergunakan malam Nisfi Sya’ban sungguh-sungguh dengan munajat kepada Allah maka Allah akan menepati janjinya, hal ini dijelaskan dalam hadist nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar bin Khottab berkata “Ada lima malam yang tidak akan ditolak suatu do’a pada malam itu ; Malam jum’at, dan awalnya malam bulan rojab, dan malam Nisfi Sya’ban, dan malam Lailatul Qodar, dan malam kedua hari raya ( Idul Fitri dan Idul Adha).

Lailatul hayat / Lailatul Iedul Malaikat. ( malam kehidupan /Malam hari rayanya pa malaikat. Sesungguhnya para Malaikat juga mempuyai hari raya, seperti halnya manusia dimuka bumi yang merayakan Iedul Fitri dan Iedul Adha namun hari raya mereka ( malaikat ) jatuh pada bulan Sya’ban tepatnya pada malam Nisfi Sya’ban dan Lailatul Qodar, pada malam itu para malaikat merayakan hari raya. Hal ini dijelaskan dalam kitab “ Uyunul Majalisi “ yang dikarang oleh ulama besar yang bernama “ Abu Abdullah Tohir bin Muhammad bin Ahmad Al Haddadi.

Lailatul Safaah : ( Malam Safaah), yang memberikan nama ini adalah Syeh Abu Mansur Muhammad bin Abdullah Al Hakim Al Nisaburi.Bagaimana Pendapat Ulama Tentang Nisfi Sya’ban ?Berpuasa pada bulan Sya’ban serta meyambut dan merayakan dengan bedzikir bersama,membaca yasin bersama menjadi polemik bagi kaum muslimin dari dulu sampai sekarang ini, sebagian melarang secara mutlaq, sebgian lagi membolehkan, sebagian lagi membid’ahkan, oleh karena itu kita perlu membaca pendapat para ulama tentang Sya’ban ( Nisfi Say’ban ) dibawah ini :Pertama : Seorang Kholifah besar dari bani Umayyah Umar bin Abdul Aziz telah menulis pada penngawalnya ( pegawainya) di-Basrah “ Wajib bagi kalian untuk memperhatikan empat malam dari setahun ; Sesunggunya Allah SWT menurunkan rohmat pada malam tersebut, Awalnya malam bulan Rajab, malam Nisfi Say’ban, dan malam Iedul Fitri, dan Iedul Adha. Adapan Imam Syafi’I seorang mujtahid dibidang Fiqih dan hadist mengatakan “ Sesungguhnya do’a itu akan dikabulkan dalam lima beberapa malam; Malam jum’at, Iedul Fitri dan Iedul Adha,

Page 10: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

awal bulan Rojab, dan Nisfi Sya’ban”.Kedua :Diriwayatkan dari Ka’ab “ Sesungguhnya Allah ta’ala menggutus Malaikat Jibril pada malam Nisfi Sya’ban kesurga untuk memerintahnya berhias dan mengatakan “ Sesungguhnya Allah taala telah membebaskan pada malam ini jumlah bintang-bintang dilanggit, dan sejumlah hari-hari didunia dan malamnya, dan sejumlah dedaunan dan pepohonan dan beratnya gunung-gunung dan sejulah pasir-pasir”

Ketiga : Imam Sayid bin Mansur juga meriwayatkan “ Tidak ada Malam selain malam Lailutul Qodar lebih utama kecuali Malam Nisfi Sya’ban, Allah SWT turun dari langit ( menurun kan Romat dan Magfirah ) maka Allah memberikan ampunan bagi semua hambnya, kecuali bagi orang-orang musrik, orang yang saling membenci ( satru) dan orang yang memutus tali persaudaraan.Keempat :Ibnu Taimiyah berpendapat : Sungguh banyak riwayat hadist dan Atsar yang meyebutkan tentang keutamaan dan keitimewaan bulan Sya’ban, dan dinukil dari sebagian orang-orang salaf, sesungguhnya mereka melaksanakan pada malam itu ( Nisfi Sya’ban ) kalu sholat sendirian pada malam Nisfi Say’ban sudah dilkukan oleh masing-masing.Adapun sholat secara brjama’ah dalam di Nisfi Sya’ban memang dibangun pada dasar yang kokoh secara berkelompok dengan tujuan taat kepada Allah dan beribadah itu ada dua bagian :

Bagian pertama : Sunnah Ratibah “ adakalanya Wajib, Sunnah, seperti sholat lima waktu, sholat Jum’at, Iedul Fitri dan Iedul Adha Sholat Tarowaih, Sholat Istisqo’ Sholat gernana, ini semua memang perlu dijaga dan dilestarikan.Bagian kedua : Bukan Sunnah Rotibah :seperti berkumpul untuk melaksanakn sholat sunnah tatowwuk seperti Qiyamul Lail, atau membaca Al Qur’an, Atau dzikir kepada Allah SWT, atau do’a bersama hal ini tidak apa-apa ketika tidak menjadikan kegitan wajib, karena terkadang Nabi melaksanakan sholat tatowwuk dengan berjama’ah namun tidak mewajibkan, kecuali yang telah ia sebutkan, dan para sahabat nabi ketika berkumpul, kdangkala diperintahkan dari salah satu mereka untuk membacakan Al Qur’an dan yang lain mendengarkanya.Dari beberapa penjelasan serta pendapat diatas bisa disimpulkan, bahwa Nisfi Sy’ban memang malam yang penuh dengan rohmat dan barokah shingga wajar sekali jika kaum muslimin memanfaatkan moment tersebut untuk berlomba-lomba dalam kebaikan serta memperbanyak ibadah serta memohon ampunan dengan dzikir bersama, do’a bersama, sholat tatowu’ bersama serta membaca surat yasin bersama. Sebagian orang memang meyakini seolah-olah mewajibkan dan tuntunan syariat dan Sunnah nabi hal ini menjadikan kegiatan tersebut menjadi bid’ah yang menjadi polemic. Sebagian lagi memang memanfaatkan moment Nisfi Sya’ban tersebut dengan sebaik-baiknya dengan meningkatkan ibadah kepada Allah maka akan mendapat Lailatul Muborokah, itu tidak apa-apa sehingga tidak jatuh pada Bid’ah Madmumah . malahan ini yang dianjurkan ulama.

Kejadian-Kejadian Besar di Bulan Sya’banOleh : Ustadz Drs. Atok’illah Wijayanto

"Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam bencana, dan dari bermacam-macam penyakit."

Sisi yang urgen direnung ulang memasuki bulan Sya’ban, yang  merupakan salah satu dari 12 bulan dalam penanggalan Islam, yang dalam sejarah kehidupan dan perjalanan agama Islam memiliki arti sangat penting karena pada bulan ini, banyak kejadian besar dan kebaikan terjadi di dalamnya.

Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Page 11: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

Sedangkan Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya:

1.Pada Sya’ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Harom, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis. Apa yang mereka lakukan ini menjadi bahan cemoan orang-orang Yahudi di Kota Madinah. Mereka mengatakan, katanya Muhammad membawa risalah dan agama baru yang lengkap. Tapi ternyata kiblat mereka masih menggunakan kiblatnya orang Yahudi, yaitu Baitul Maqdis. Ucapan tersebut, bagi sebagian umat Islam yang baru masuk Islam dan sangat tipis imannya, sudah lebih dari cukup untuk memurtadkan mereka kembali. Sehingga kondisi ini menjadi pemikiran yang sangat mendalam bagi Nabi SAW. Karena itu, Nabi selalu berdoa dan sering melihat keatas berharap ada firman Allah, yang memberi solusi masalah ini. Kemudian tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Harom.

2.Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat  Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).

3.Pada bulan ini, khususnya pada malam nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”

Karenanya, para ulama salaf kita pada malam nisfu Sya’ban setelah maghrib mengadakan acara khusus dengan membaca surah Yasin tiga kali, dengan niatan pertama, semoga dipanjangkan umur dalam ibadah kepada Allah. Kedua, dengan niatan semoga dijauhkan dari segala balak dan musibah. Ketiga, kita berdoa agar selalu diberi kecukupan dunia oleh Allah.

Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, memperbanyak puasa sunnah, dan memperbanyak melakukan shalat malam, dengan iringan doa dan istighfar.

DAPATKAN BUKU GRATIS DARI BUKUKITA.COM, CARANYA KLIK DISINI!!!

“Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya’ban, bertakwa kepada Allah dan taat kepada-Nya, serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah SWT mengampuni dosanya dan menyelamatkannya pada tahun itu dari segala macam bencana, dan dari bermacam-macam penyakit.”

Page 12: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

Sahabat sebuah hadist tentang bulan Sya’ban memulai catatan kisah hari ini, tepat pada tanggal dua dibulan sya’ban. Dan Ramadhan kini tinggal sekitar 29 hari lagi. Begitu istimewanya bulan menjelang ramadhan ini, namun tak sedikit yang lalai dalam bulan ini, banyak kisah menarik tentang bulan sya’ban sahabat, diceritakan dari Muhammad bin Abdullah az Zahidiy bahwa dia berkata: Kawan saya Abu Hafshin al Kabir telah meninggal dunia, maka saya menyalatinya. Dan saya tidak mengunjungi kuburnya lagi selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud menengok kuburnya.

Ketika saya tidur di malam hari, saya bermimpi melihatnya, mukanya berubah menjadi pucat. Saya bersalam kepadanya dan dia tidak membalasnya. Kemudian saya bertanya kepadanya: “Subhanallah, mengapa engkau tidak menjawab salam saya?”

Membalas salam adalah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah,” jawabnya. “Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dulu berwajah bagus?” tanya saya.

Dia menjawab: “Ketika saya dibaringkan di dalam kubur, telah datang satu malaikat dan duduk di sebelah kepala saya seraya berkata: “Hai si tua yang jahat!,” lalu dia menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat, bahkan dia memukul saya dengan sebatang kayu sehingga badan saya terbakar. Kubur pun berkata kepada saya: “Apakah engkau tidak malu kepada Tuhanku?”, lalu kubur pun menghimpit saya dengan himpitan yang kuat sekali sehingga tulang rusuk saya menjadi bertebaran dan sendi-sendinya menjadi terpisah-pisah, siksaan itu berlangsung sampai malam pertama bulan Sya’ban. Waktu itu ada suara mengundang dari atas saya: “Hai malaikat, angkatlah batang kayumu, dan siksamu dari padanya, karena sesungguhnya dia pernah menghidup-hidupkan satu malam dari bulan Sya’ban selama hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari di bulan Sya’ban.”

Maka Allah SWT menghapuskan siksa dari padaku karena aku memuliakan malam hari di bulan Sya’ban dengan shalat dan juga dengan puasa satu hari di bulan Sya’ban. Kemudian Allah memberi kegembiraan kepadaku dengan surga dan kasih sayang-Nya.

Menurut Imam Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arob, makna kata Sya’ban adalah dari lafadz ‘Sya’aba’ atau berarti ‘dhoharo’ (tampak) diantara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Sedangkan Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Malikiy dalam kitab beliau ‘Madza fi Sya’ban’, dalam bulan Sya’ban ini ada kejadian-kejadian besar yang berkaitan erat dengan perjalanan hidup umat. Kejadian-kejadian tersebut diantaranya: Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho ke arah Masjidil Haram, yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah Baitul Maqdis.

Apa yang mereka lakukan ini menjadi bahan cemoan orang-orang Yahudi di Kota Madinah. Mereka mengatakan, katanya Muhammad membawa risalah dan agama baru yang lengkap. Tapi ternyata kiblat mereka masih menggunakan kiblatnya orang Yahudi, yaitu Baitul Maqdis.

Page 13: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

Ucapan tersebut, bagi sebagian umat Islam yang baru masuk Islam dan sangat tipis imannya, sudah lebih dari cukup untuk memurtadkan mereka kembali. Sehingga kondisi ini menjadi pemikiran yang sangat mendalam bagi Nabi SAW. Karena itu, Nabi selalu berdoa dan sering melihat keatas berharap ada firman Allah, yang memberi solusi masalah ini. Kemudian tepatnya pada 15 Sya’ban, Allah berkenan memindah kiblat umat Islam menuju Masjidil Harom.

Pada bulan Sya’ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bib Zaid ra. ; “Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! Saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya’ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada diantara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasaiy).

Pada bulan ini, khususnya pada malam nisfu Sya’ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW : Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bulan Sya’ban? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa.”

Karenanya, para ulama salaf menganjurkan pada malam nisfu Sya’ban setelah maghrib mengadakan acara khusus dengan membaca surah Yasin tiga kali, dengan niatan, semoga dipanjangkan umur dalam ibadah kepada Allah. Kedua, dengan niatan semoga dijauhkan dari segala balak dan musibah. Ketiga, kita berdoa agar selalu diberi kecukupan dunia oleh Allah SWT. Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, memperbanyak puasa sunnah, dan memperbanyak melakukan shalat malam, dengan iringan doa dan istighfar.

 

buletin

MAKNA & KEISTIMEWAAN BULAN SYA’BAN (Edisi 13) by anto • October 24, 2013 • 0 Comments

A.   Pendahuluan

 Menurut perhitungan kalender Hijriyah, Sya’ban adalah bulan kedelapan dari duabelas bulan lainnya. Para ulama dan ahli

Page 14: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

bahasa berbeda pendapat dalam memberikan pengertian Sya’ban. Perbedaan pendapat ini dapat dimaklumi, sebab  tinjauan  dan  penekanan  mereka masing-masing berbeda.

 Menurut Pendapat pertama, Sya’ban berasal dari kosa kata bahasa Arab -Sya’aba-Yasy’abu-Sya’ban/Sya’banun yang berarti berpisah atau berpencar. Pendapat ini diperkuat dengan adanya fakta sejarah bahwa bangsa Arab kuno saling berpencar dan berkeliaran pada bulan tersebut untuk mencari mata air atau sumber air guna persiapan menghadapi bulan Ramadhan yang panas dan kering.

 Pendapat kedua, Sya’aba-Yasy’abu-Sya’ban/Sya’banun berarti muncul dan nampak. Pendapat ini juga diperkuat dengan adanya pengertian bahwa bulan Sya’ban muncul dan nampak diantara Rajab, bulan suci dan Ramadhan, bulan agung. Kedua bulan tersebut mendapat perhatian istimewa dari umat Islam.

Setelah kita mengetahui kedua pengertian Sya’ban, maka sebaiknya setiap Mukmin juga memperhatikan dua hal yang lain.

Pertama, setiap orang beriman hendaknya mempersiapkan lahir dan batin dalam mengha-dapi bulan Ramadhan sebagaimana mereka menyiapkan air dalam menghadapi musim panas dan kering.

Kedua, setiap orang beriman sepatutnya membersihkan dan mensucikan diri dari sifat-sifat tercela serta menyiapkan mental agar dapat menghadapi dan memasuki bulan Ramadhan dengan segala ketenangan dan  kekhusyuan.

Diharapkan dengan persiapan kedua hal tersebut, kita akan meraih kemuliaan dan kemenangan dari Allah swt di bulan Ramadhan yang agung.

 B.  Keistimewaan Sya’ban dalam sejarah

Para ulama ahli tafsir dan sejarah Syariat Islam mengatakan bahwa bulan Sya’ban mem- punyai beberapa keistimewaan. Diantaranya, Pertama, pada bulan ini telah diturunkan ayat suci Al Qur’an berkaitan dengan diwajibkan nya puasa Ramadhan.

Page 15: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

“Hai  orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah 2 : 183).

Kedua, Perpindahan Qiblat shalat dari Baitul Maqdis, Palestina ke Ka’bah Al-Musyarrofah, Mekkah, terjadi pada bulan Sya’ban.

Menurut riwayat Ibnu Abbas ketika Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah, Allah swt menyuruh Nabi saw mengerjakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama 16-17 bulan lamanya. Orang-orang Yahudi di kota Madinah merasa senang, akan tetapi Nabi lebih suka jika ia menghadap ke Ka’bah. Lalu Nabi saw berdo’a seraya menghadapkan wajahnya ke langit. Tidak lama kemudian turunlah ayat : “?Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”. (QS. Al-Baqarah 2 : 144)

 C.  Amalan Yang Baik di Bulan Sya’ban

 Seorang ulama bernama syaikh Abu Bakar Ar-Razak mengatakan bahwa Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban bulan untuk menyiram dan Ramadhan bulan untuk memetik dan memanen.

Diantara amalan baik  yang bisa dilakukan di bulan Sya’ban adalah :

1. Muhasabah / Instropeksi

Muhasabah atau instropeksi perlu di lakukan setiap saat, khususnya   menjelang bulan Ramadhan.  Hal  ini  untuk mengetahui sudah sejauh manakah kita telah melaksanakan perintah-perintah Allah swt  dan  sudah  sejauh  manakah  kita menjauhi laranganNya.

2.  Memohon Ampun dan Bertaubat kepada Allah swt.

Mohon ampun dan bertaubat kepada Allah swt sangat dianjurkan dalam ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an Al-Karim dan Hadits Nabi saw. Permohonan ampun tidak dibatasi oleh tempat dan waktu, akan tetapi kita bias melakukan dimana saja dan kapan saja. Namun demikian, ia sangat baik bila  dilakukan sebelum datang bulan Ramadhan. Hal ini kita lakukan sebagai rasa hormat dan Takdim atas kedatangan bulan Yang Mulia, Ramadhan.

Allah berfirman : “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada Allah”. (QS. Al- Huud : 3)

Dan Nabi juga mengajarkan kepada kita agar senantiasa minta ampun dan bertaubat kepada Allah : “Demi Allah, sesungguhnya aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah swt 70 kali lebih dalam satu hari”. (HR. Bukhori dari Abu Hurairah)

Dalam riwayat lain Nabi bersabda : “Orang yang bertaubat dari dosanya sama halnya dengan orang yang tidak memiliki dosa”.

Page 16: Sejarah dan peristiwa penting pada bulan sya

Pada akhirnya, istighfar dan taubat di bulan Sya’ban akan menjaga dan memelihara ibadah di bulan Rajab, merawat dan menyuburkan iman di bulan Sya’ban serta memberi semangat ibadah di bulan Ramadhan.

3.  Menyambung  silaturahmi  dan  saling memaafkan.

Di bulan Sya’ban, sebelum datangnya bulan Ramadhan, banyak diantara anggota masyarakat yang melakukan saling kunjung mengunjungi antar satu dengan lainnya. Hal ini mereka lakukan dalam rangka  mengaplikasikan hadits Nabi Muhammad saw riwayat Bukhori dan Muslim : “Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahim”.  Dan menghormati datangnya bulan agung, Ramadhan.

 Allah berfirman : hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nuur : 22).

Kesimpulan

Dari catatan di atas, dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Bagi orang yang beriman bulan Sya’ban bagaikan makanan pembuka dalam perjalanan dan Ramadhan adalah menu utamanya yang dapat dinikmati dengan penuh selera.

 2.   Hendaknya setiap orang yang beriman pada bulan Sya’ban mempersiapkan lahir dan batin untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang penuh dengan Barokah dan Rahmat.

3. Sebaiknya setiap orang yang beriman melakukan amalan-amalan yang baik seperti Muhasabah, Mohon ampun dan bertaubat kepada Allah, menyambung tali silaturrahim dan  saling  maaf  memaafkan  sesamanya dalam rangka menyambut bulan  Ramadhan  agar bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan   penuh   kenyamanan  dan  kekhusyu’an.  “Allahumma barik lanaa fii Rajabaini / dua bulan agung (rajab dan sya’ban) wa balligh naa ramadhan”.**