budidaya jamur tiram

Upload: atallah-tsaqif-alfarizqi

Post on 31-Oct-2015

469 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Tips Membuat Kumbung Jamur

Rumah jamur atau dengan istilah lain KUMBUNG adalah tempat menyimpan media tanam agar pertumbuhan jamur dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan jamur yang berkwalitas (baik dari segi berat dan bentuk).

Bahan untuk membuat rumah jamurusahakan dari bahan yang mudah didapat disekitar lokasi, murah dan kuat. Buatlah rumah jamur dari bahan yang mudah didapat di sekitar area lokasi, misalnya dari bahan bambu untuk tiang (konstruksi), dindingnya pakai gedek (anyaman bambu) dan atapnya dari genteng tanah liat. Bila bahan tsb sulit juga didapat buatlah atapnya dari bahan alang-alang termasuk dindingya atau dari daun-daun kelapa yang dianyam. Prinsipnya yang paling mudah, sederhana, murah dan kuat. Penutup atap jangan mempergunakan ASBES, dengan alasan ruangan akan menjadi panas. Untuk lantai bawah tdk harus diplester (biarkan tanah kalau perlu lapisi pakai pasir). Buatlah suasana didalam bangunan tersebut menjadi LEMBAB dan DINGIN karena jamur akan tumbuh dengan baik.

Ukuran panjangbangunan dibuat per 2,00 meter dari tiang utama ke tiang utama. Buat sistem rak dengan lebar sekitar 90 cm dengan tinggi rak sekitar 60 cm dan jumlah tingkat 5 buah. Untuk gang / orang berjalan lebar sekitar 80 cm. Bagian bawah tiang - tiang utama (bambu) konstruksi di letakan diatas pondasi setempat dan samping bangunan ditutup pakai pasangan bata agar tdk ada binatang masuk ke dalam ruangan. Rak paling bawah, jarak dari tanah sekitar 20 cm - 30 cm. Usahakan setiap membuat rumah jamur berkapasitas untuk 5.000 media tanam dengan ukuran kumbung sekitar 7,00 m x 2,60 m (ukuran memanjang) bisa juga ukuran bujur sangkar, semua tergantung bentuk tanahnya.

Tata cara pakai:Bila bangunan kumbung sdh selesai dibuat jangan langsung dimasukan media tanam tetapi bersihkan area kumbung baik luar maupun dalam dari segala sampah dan kotoran bekas kerja.Bersihkan pakai (disemprot) khusus bagian dalam (dari atas sampai bawah). Kemudian semprotlah ruangan pakai obat kimia untuk mematikan bakteri-bakteri (agar area dalam menjadi steril) misalnya,pakai,formalin. Diamkan sekitar 2 x 24 jam agar bau obat hilang dan pintu harus selalu tertutup. Setelah itu masukan media tanam yang sdh terbungkus milesium 100 % (siap tumbuh jamur) dari ruang inkubasi.

Memilih lokasi kumbung jamurIdealnya lokasi kumbung jamur memiliki lingkungan yang tidak jauh berbeda dengan habitat asli hidup jamur. Berdasarkan golongan jamur yang dibudidayakan, suhu lingkungan yang paling tepat dibagi menjadi tiga kriteria. Yang pertama untuk golongan jamur psikofilik habitat hidupnya dengan suhu sekitar 0-30C dan suhu optimum 15C, yang kedua yaitu jamur mesofilik yang tumbuh dengan kisaran suhu 25-37C dan suhu optimumnya sekitar 30C, serta yang ketiga adalah golongan jamur termofilik yang biasa tumbuh pada kisaran suhu 40-75C, dengan suhu optimum 55C.

Poin berikutnya yang perlu Anda perhatikan dalam memilih lokasi kumbung jamur yaitu tingkat kelembapan udara di lingkungan tersebut. Pada dasarnya jamur menyukai tempat yang lembab, bahkan tingkat kelembapan yang dibutuhkan bisa mencapai 80-90%. Selanjutnya pilih lokasi kumbung yang bebas dari pencemaran udara, radiasi, maupun senyawa beracun yang dimungkinkan bisa mengganggu pertumbuhan jamur.

Ukuran rumah kumbung jamurBila Anda telah menemukan lokasi usaha yang dirasa sesuai dengan habitat hidup jamur, langkah berikutnya Anda bisa membangun ruang kumbung dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda. Bagi Anda yang ingin membuka bisnis budidaya jamur dengan skala industri/besar, bisa membangun kumbung jamur yang permanen (menggunakan tembok dari batu bata atau batako). Sedangkan bagi Anda yang ingin menjalankan budidaya jamur skala rumah tangga, bisa membangun kumbung dengan bahan yang sederhana (misalnya dengan menggunakan anyaman bambu yang biasa disebut dengan gedeg atau menggunakan sterofoam).

Ukuran ruang kumbung yang dibutuhkan para pelaku usaha tergantung dari banyaknya jumlah baglog yang akan dibudidayakan. Sebagai gambaran, pelaku usaha jamur yang membudidayakan 1000 baglog akan membutuhkan ruang kumbung dengan ukuran panjang 4m, lebar 6m, dan tinggi sekitar 3-6 m. Memperhatikan ukuran kumbung sangatlrak jamur tiramah penting, agar sirkulasi udaranya lancar dan kelembapan di dalam kumbung bisa stabil.

Membangun kumbung jamur

Dalam membangun rumah kumbung jamur, Anda bisa menggunakan material berupa bambu, kayu, gedeg (anyaman bambu), genting, plastik, dan paku. Peralatan yang Anda gunakan misalnya gergaji, palu, tangga, dan lain-lain. Pertama-tama buatlah kerangka dari bambu, selanjutnya bila kerangka telah berdiri Anda bisa menutup dinding dengan gedeg yang kemudian dilapisi plastik. Bila kumbung jamur telah berdiri, pasang genting sebagai atapnya dan buatlah pintu serta jendela untuk mengatur sirkulasi udara di ruang kumbung.

Apabila kumbung jamur telah jadi, lengkapi ruang di dalamnya dengan rak-rak dari bambu atau kayu sebagai tempat untuk meletakan baglog jamur. Atur jarak antar baris sekitar 80-90 cm, dan setiap rak berisi 15 baglog yang disusun vertikal (keatas) dan 20 baglog yang disusun secara horizontal (kesamping). Terakhir, beri penyekat dari kayu atau bambu pada setiap baris ke 10 baglog yang diatur secara menyamping. Sehingga media baglog tersusun dengan rapi di kumbung jamur dan bibit yang dibudidayakan bisa tumbuh secara optimal.

Tips Membeli Baglog Jamur TiramBagi pemula dalam budidaya jamur, membeli baglog adalah cara yang paling mudah. Baglog adalah media siap panen, pembeli tinggal merawat dengan mengkondisikan lingkungan tempat baglog diletakkan agar sesuai dengan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur. Dan pembeli baglog tinggal menunggu sampai waktu panen tiba. Mudah kan! Tapi, bagi pemula ada beberapa hal yang tidak mereka ketahui tentang kualitas baglog yang dibelinya.

Bagi anda yang pemula dalam budidaya jamur dengan membeli baglog jamur, perhatikan kualitas baglog jamur yang anda beli sebelum barang dikirim ke tempat anda. Perhatikan penjelasan berikut:

1. Baglog yang bagus akan terlihat regenerasi miselium jamurnya tumbuh merata diseluruh lingkar baglog.

2. Baglog yang jelek pertumbuhan miseliumnya terhambat, seperti berhenti, dan tumbuhnya tida merata. Miselium tidak sepenuhnya menutupi seluruh bagian baglog, sehingga terkesan masih ada bercak.

3. Jangan pilih baglog yang sudah putih penuh dan terlihat agak keriput walaupun belum dibuka penutup kapas/ kertasnya, karena kemungkinan baglog sudah lama putih tapi belum dibuka buka. Karena jika baglog tidak segera dibuka jika sudah putih full (bahkan disarankan baglog dibuka saat miselium sudah tumbuh 80%), miselium jamur akan menghisap nutrisi yang ada dalam baglog, karena miselium akan tetap merambat walau baglog sudah putih full. Sehingga nantinya jamur yang dipanen akan berkurang karena nutrisinya termakan oleh miseliumnya sendiri saat masih belum dibuka.

Memilih baglog jamur yang bagus akan berpengaruh terhadap hasil jamur yang dipanen nanti. Maka anda (pembudidaya jamur yang membeli baglog jamur), jelilah memilih baglog jamur yang akan anda beli. Dan sebelum baglog dikirim, ada beberapa hal yang perlu anda ketahui:

1. Pastikan baglog jamur tumbuh miseliumnya minimal 25-30%, kondisi ini dipastikan baglog berhasil tumbuh dengan baik.

2. Jangan menerima baglog yang barusan dibibit, yang artinya miselium belum merambat. Karena baglog masih sangat lemah, sehingga rawan mati jika dibawa dalam perjalanan jauh. Karena itu, jika anda pesan baglog, anda harus sabar menunggu. Karena untuk menumbuhkan miselium jamur hingga tumbuh 30-50%, harus di inkubasi/ disimpan selama kurang lebih 15 hari di petani pembuat baglog dan bibit jamur.

Pemeliharaan Baglog Jamur Tiram

Baglog yang tidak dirawat akan menghasilkan jamur tiram yang tidak maksimal. Hasil yang akan diperoleh akan jauh berkurang dari yang seharusnya, dikarenakan jamur tiram terhambat pertumbuhannya. Misalnya baglog (sengon) ukuran 1 kg biasanya menghasilkan 350-400 g apabila dipelihara dengan baik, maka jumlah tersebut akan menyusut menjadi 250-300 g apabila baglog tidak mendapat perawatan yang baik

Berikut tahapan pemeliharaan jamur tiram setelah di inkubasi: Pindahkan baglog yang miseliumnya sudah penuh dari tempat inkubasi ke dalam kumbung jamur, kemuidian tata dirak-rak yang ada. Tata dengan selang-seling, maksudnya: kalo baglog yang bawah cicin baglognya ada di depan, maka baglog atasnya hadapkan cincinnya ke belakang, dst, sampai 5 tingkat atau lebih. Kemudian rapikan. Buka kertas/kapas penutup baglog, kemudian semprot secara halus dengan air, bisa menggunakan semprotan tangan, atau pake semprotan gendong, atau pake kompressor, dll. Penyiraman ini tergantung dari musim, cuaca, dan jumlah air yang kita semprotkan ke baglog. Bisa 2 kali sehari (musim kemarau), 1 kali sehari (musim hujan), atau bahkan 2 hari sekali. Penyiraman ini bertujuan untuk menjaga permukaan baglog agar selalu basah (tidak mengering), usahakan setiap penyemprotan air mengenai permukaan baglog, namun jangan berlebihan karena baglog bisa membusuk, sehingga dapat memicu hama dan penyakit. Intinya cukup sekadar basah. Setelah panen pertama, bagian belakang baglog disobek menggunakan cutter sebanyak 2 goresan kira-kira 4-5 cm (tergantung selera), hal ini untuk mempercepat produksi dan memudahkan miselium belakang agar membentuk pinhead. Setelah panen ke 2/3 dari baglog depan, bersihkan permukaan baglog dengan cara mengerik/mencongkel. Permukaan baglog yang kotor akan menghambat pertumbuhan jamur berikutnya. Setelah baglog berumur 3-4 bulan, produktifitas baglog sudah sangat menurun, biasanya jamurnya sudah kecil-kecil dan interval pertumbuhannya lama sehingga perlu diganti dengan baglog yang baru. Baglog yang habis pake bisa digunakan untuk campuran baglog.

Poin diatas adalah pemeliharaan jamur tiram yang biasa saya lakukan. Dari beberapa poin diatas ada beberapa pemeliharaan lain sebenarnya, seperti pemberian nutrisi tambahan dan pembukaan plastik pada baglog depan. Sedangkan pembukaan plastik pada baglog depan seetelah penen ke 2/3 yang dilakukan oleh beberapa petani menurut saya kurang efektif, karena beresiko permukaan baglog tersebut akan cepat mengering sehingga akan menghambat pertumbuhan pinhead.

Memang pada awalnya pertumbuhan pinheadnya banyak, namun jamurnya kecil-kecil setelah itu mengering, apalagi di dataran rendah yang cenderung lebih panas. Ada yang mensiasatinya dengan cara memotong bagian kering tersebut. Ya mungkin bisa dilakukan, namun berapa repot dan melelahkannya cara tersebut apalagi dengan sistem baglog tidur akan mempersulit proses pemotongan baglog tersebut.

Meningkatkan BER Jamur Tiram

Berapa nilai BER (biological efficiency ratio) rata-rata pekebun jamur tiram? Tak lebih dari 30%. Dengan persentase itu produksi tiram hanya 300 - 400 g per 1 kg baglog. Padahal nilai BER dapat didongkrak hingga 40 - 45%.

BER menunjukkan kemampuan satu satuan substrat (baglog basah) menghasilkan satu satuan tubuh buah jamur dalam 1 periode tanam. Makin tinggi nilainya makin baik karena berarti produktivitas per baglog makin tinggi. Selama ini pekebun jarang memperhatikan nilai BER. Padahal nilai BER berpengaruh besar pada produksi jamur, kata Dr Iwan Saskiawan, peneliti jamur dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bila nilai BER naik hingga 45%, artinya, produksi Pleurotus ostreatus mencapai 450 g per baglog.

Ada beberapa cara untuk menaikkan nilai BER. Rachmatullah SP, pekebun di Bogor, Jawa Barat, menyebutkan bibit berkualitas mutlak dipakai. Cirinya pertumbuhan misellium rapat dan merata. Bibit juga terlihat segar dan tidak terlalu padat, kata alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu. Bibit padat atau penuh pertanda sudah terlalu tua.

Media tanam

Hal penting lain adalah media tanam. Tiram jamur kayu yang tumbuh di media kayu lapuk. Oleh karena itu pekebun menggunakan substrat berbahan serbuk kayu gergaji sebagai media. Serbuk kayu terbaik berasal dari jenis kayu albasia atau sengon dan suren. Karena cepat lapuk. Waktu pengomposan cukup 5 - 7 hari. Sementara kayu keras perlu 10 - 14 hari sebelum digunakan, kata Iwan, doktor biologi dari Kyoto University di jepang itu.

Pengomposan membantu memecah atau memotong beberapa senyawa gula rantai panjang di tubuh kayu seperti lignin, hemiselulose, dan selulose menjadi senyawa gula rantai pendek atau monosakarida seperti xilosa dan glukosa. Setelah terpecah tiram lebih mudah memanfaatkannya. Jamur keluarga Tricholomatacea itu tak memiliki klorofil sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi dari hasil pelapukan kayu. Semakin tinggi gula reduksi yang dihasilkan semakin mudah jamur menyerapnya, ujar Iwan.

Iwan menyarankan bahan substrat terdiri dari 85 - 90% serbuk gergaji, 10 - 15% dedak, 1 - 2% kapur, dan 1 - 2% gipsum. Penggunaan dedak terlalu banyak, di atas 15%, memacu pertumbuhan jamur selain tiram sehingga terjadi kompetisi perebutan nutrisi. Dedak berfungsi sebagai sumber karbon, vitamin B1, dan B2 yang berguna bagi pertumbuhan jamur. Kapur menetralkan pH media.

Menurut Ir NS Adi Yuwono, praktikus jamur di Bandung, Jawa Barat, media terlalu asam membuat tiram mudah layu dan pertumbuhan tudung mengecil. Makanya pH harus dikontrol. Yang bagus berkisar 5,5 - 7, kata alumnus Universitas Islam Nusantara, Bandung itu.

Dr Etty Sumiati MS, peneliti jamur di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyarankan penggunaan campuran 88,5% serbuk kayu albasia, 5% bekatul, 1 - 2% biji milet, 1 - 2% jagung giling kasar, 1 - 2% kapur pertanian (CaCO3), dan 1 - 2% gypsum (CaSO4) untuk menaikkan BER. Kadar air substrat dipertahankan 65% dengan pH 7. Dengan campuran itu nilai BER mencapai 50%, ungkap doktor dari Universitas Padjadjaran, Bandung itu.

Lingkungan tepat

Menurut Etty bobot media 1 - 2 kg per baglog paling pas dipakai pekebun tanahair. Jika terjadi kontaminasi lebih mudah penanganannya, katanya. Maklum, iklim di wilayah tropis dengan tingkat kelembapan tinggi lebih rentan serangan hama dan penyakit. Di negara subtropis yang kelembapannya rendah hama dan penyakit sulit berkembang. Pekebun tiram di Belanda, misalnya, berani memakai baglog berbobot 7 - 17 kg.

Menurut Iwan angka BER juga terdongkrak jika tiram ditumbuhkan di lingkungan yang tepat. Tiram tumbuh optimal pada suhu 25 - 26oC, kelembapan 80 - 90%, dan intensitas cahaya di kisaran 40 lux menyebar rata di dalam kumbung.

Sirkulasi udara juga harus baik. Jamur berespirasi melepaskan CO2. Jika kadar CO2 tinggi, tangkai jamur panjang, tetapi tudungnya kecil. Sebaliknya bila kadar CO2 rendah, tangkai pendek dan tudung lebih besar. Yang disebut terakhir itulah tipe yang paling diminati konsumen. Bila faktor yang mempengaruhi nilai BER terpenuhi, niscaya produksi tiram 450 g per baglog mudah dicapai.

Panen dan Pasca Panen Jamur Tiram

PemanenanSebelum kita memulai panen jamur tiram maka perlu mengetahui ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen, ciri-cirinya adalah: tudung belum mekar penuh, warna belum pudar, spora belum dilepaskan, tekstur masih kokoh dan lentur. Poin-poin diatas merupakan ciri-ciri jamur yang masih muda. Sedangkan ciri-ciri jamur tiram yang sudah tua adalah tudung sudah mekar penuh (ditandai dengan pinggir jamur yang sudah bergelombang/pecah-pecah), warna putih mulai memudar (kekuningan), spora sudah berterbangan, tekstur lembek dan berair.

Intinya adalah kita memanen jamur pada saat masih muda, karena jamur yang tua sudah berkurang kualitasnya. Jamur tiram yang dipanen pada saat muda mempunyai daya tahan lebih lama daripada jamur tiram yang dipanen dalam keadaan sudah tua, karena kandungan airnya lebih sedikit, kondisi jamurnya yang masih fresh menjadikan kerusakan jaringannya akan lebih lama, dan biasanya lebih disukai konsumen daripada yang tua.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah: Sebelum memanen sebaikknya memakai masker, karena spora jamur yang terhirup bisa mengganggu kesehatan. Pemanenan jamur dilakukan dengan teknik/cara mencabut seluruh tanaman jamur yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya sisa akar atau batang tertinggal. Sisa akar jamur yang tertinggal harus dibersihkan, karena sisa akar yang tertinggal akan membusuk dan akan menghambat pertumbuhan jamur berikutnya. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan memotong bagian/cabang jamur yang berukuran besar saja, sebab sisa jamur yang ditinggalkan tersebut tidak akan tumbuh menjadi besar, bahkan akan layu/mati. Jamur yang telah dipanen, pada bagian akarnya masih banyak menempel kotoran berupa serbuk kayu, sehingga pada bagian akar tersebut harus dibersihkan dengan memotong bagian tersebut dengan menggunakan pisau yang bersih (lebih baik pisau stainless steel). Pemotongan bagian jamur tidak perlu dipotong pada setiap cabang-cabangnya, sebab apabila hal tersebut dilakukan akan memacu tingkat kerusakan jamur, seperti cepat layu atau cepat busuk. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar kesegaran jamur dapat dipertahankan, dan untuk mempermudah dalam pemasarannya. Pasca PanenSetelah dipanen, maka perlu diperhatikan penanganannya agar kualitas jamur tiram yang sampai ke konsumen terjaga kualitasnya. Bebera hal yang perlu diperhatikan adalah: Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diseleksi antara jamur yang rusak dengan jamur yang baik. Jamur yang baik berciri-ciri: besar, kering, putih bersih, dan bebas dari hama penyakit. Setelah disortir/diseleksi jamur kemudian diwadahi dalam kantong plastik ukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg, (atau ukuran lainnya sesuai selera konsumen) dan siap dipasarkan. Untuk mempertahankan umur simpan, jamur tiram bisa dikemas ke dalam plastik kemudian di simpan dalam pendingin (kulkas) pada suhu 10-15C. Jamur dapat diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih seperti dalam bentuk pepes jamur, sate jamur, sop jamur, tumis jamur, dendeng jamur, jamur lapis tepung, kripik jamur, abon jamur, pangsit jamur, dll.

Ramuan Pemacu Pertumbuhan Jamur Tiram

Sebenarnya banyak teori untuk membuat nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan jamur tiram, dari memanfaatkan air leri (air cucian beras), penggunaan hasil fermentasi buah, sampai beberapa ramuan yang bisa kita buat atau kita beli langsung dari pengusaha jamur tiram. Intinya, ramuan ini digunakan untuk meningkatkan hasil produksi jamur tiram, istilah kerennya untuk meningkatkan BER (Biological Efficiency Ratio), misal hasil jamur tiram per baglog sebelum diberikan ramuan sebesar 350 g, setelah di semprot/disuntik ramuan menjadi 450 g per baglog. Jadi BER nya meningkat sekitar 14 %.

Dari sharing beberapa petani baik secara langsung maupun tidak langsung (forum internet), dan buku yang saya baca, ternyata penggunaan nutrisi tambahan dengan cara disemprot atau disuntik pada baglog jamur tiram dapat meningkatkan produktifitas jamur tiram. Tentu ini berita menggembirakan buat kita semua karena kita bisa meningkatkan hasil tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak. Cara membuat ramuan pemacu pertumbuhan/nutrisi tambahan pada jamur tiram dapat kita simak pada ulasan berikut.

Ramuan Nutrisi 1

Ramuan ini hanya memanfaatkan air leri, dan air kelapa (baiknya yang masih muda). Dari sharing dari beberapa petani di Purwokerto mereka memanfaatkan air leri sebagai nutrisi tambahan untuk memacu pertumbuhan jamur tiram, aplikasinya cukup mudah, yaitu dengan menyuntikkan air leri sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen. Jadi, setiap kali pemetikan langsung disuntikkan air leri sebanyak 10 ml, dan cara kedua yaitu dengan menyemprotkan air leri ke permukaan baglog selama interval 1 minggu sekali. Sedangkan aplikasi untuk air kelapa sama seperti aplikasi pada air leri.

Ramuan Nutrisi 2

Dari ramuan 1 (air leri) bisa juga dengan ditambah beberapa bahan lain seperti gula pasir, gula jawa (merah), dan ekstrak tauge (kecambah kacang hijau) untuk memperkaya nutrisi. Membuat ramuan nutrisi bisa dengan campuran gula pasir/gula jawa + air leri, atau gula pasir/jawa + ekstrak tauge, atau bisa juga dengan mencapurkan ketiga bahan tersebut. Ekstrak tauge mengandung auksin, dan zat pengatur tumbuh yang fungsinya mendorong pembesaran sel. Sedangkan gula pasir/gula jawa mengandung hara yang baik untuk pertumbuhan jamur. Aplikasinya sama seperti ramuan 1, yaitu dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen.

Ramuan Nutrisi 3

Ramuan nutrisi ke 3 ini merupakan ilmu yang disampaikan oleh bapak Hadiono, pengusaha jamur tiram asal purwokerto. Ramuan tersebut diramu dari 3 bahan yaitu, air 1 liter dicampur dengan gula pasir sebanyak 1 sendok makan, dan viamin B kompleks sebanyak 1 butir. Atau bisa juga dengan mengganti vitamin B kompleks dengan pupuk KCl sebanyak 1 sendok makan. Aplikasinya sama dengan ramuan nutrisi 2, yaitu dengan menyuntikkan ramuan sebanyak 10 ml pada baglog jamur setiap kali habis panen. Apabila sistem baglog tidur bisa juga dengan menyuntikkan 5 ml pada bagian depan, dan 5 ml lagi pada bagian belakang.

Ramuan Nutrisi 4

Ramuan 4 bisa kita buat dari larutan molase alias limbah pengolahan gula (bisa diganti dengan gula pasir/gula jawa). Satu mililiter molase dengan kadar gula rata-rata 30 - 40% dilarutkan dalam 100 ml air atau konsentrasi 1%, dan tambahkan ragi, vitamin, dan protein untuk memacu pertumbuhan. Aplikasinya yaitu dengan menyuntikkan 20 ml ramuan nutrisi yang telah disterilisasi pada media yang telah disterilisasi. Setelah itu, bibit jamur tiram diinokulasikan ke dalam media, lalu disimpan di ruang inkubasi.

Ramuan Khayalan

Mengapa disebut ramuan khayalan? Ya karena ramuan ini hasil pemikiran saya sendiri dan belum teruji,. Hehe, namun mungkin bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut. Dalam benak saya terpikir untuk memanfaatkan PCO (Pupuk Cair Organik) yang dapat kita buat sendiri dari fermentasi bahan-bahan organik yang ada disekitar kita, misal buah-buahan. PCO bisa dari MOL (Mikro Organisme Lokal), karena memang MOL juga berfungsi sebagai PCO. MOL buah-buah pada tanaman berfungsi sebagai perangsang bunga dan buah. MOL buah-buahan juga kaya akan unsur hara. Mungkin MOL dari buah-buahan ini bisa kita aplikasikan pada jamur tiram. Pernah dengar atau baca ada pengusaha jamur yang menjual ramuan pemacu jamur tiram dari fermentasi buah-buahan..?? atau jangan-jangan ramuan pemacu jamur tiram yang sudah tersebar di pasaran tersebut terbuat dari MOL buah-buah ini..?? kan katanya hasil fermentasi buah-buahan..?? Ah, bisa benar bisa tidak.. hehehe. Dah langsung saja, cara membuat PCO dari MOL buah-buahan adalah sebagai berikut:

Bahan: 2 kg limbah buah-buahan, 2 ons gula merah, dan 2 liter air kelapa.

Cara membuat: Potong kecil-kecil buah-buahan yang tersedia, masukkan gula merah yang telah disisir, campurkan dengan air kelapa, masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, dan biarkan terfermentasi selama 15 hari. Setelah itu, direbus selama 15-20 menit.

Aplikasi: untuk aplikasi campurkan 10 ml dengan 1 liter air, semprotkan ke permukaan baglog yang terbuka setiap seminggu sekali, atau menyuntikkan ramuan ke baglog sebanyak 10 ml, setiap kali habis panen.

Cara Budidaya Jamur Tiram di Daerah Panasmembudidayakan jamur tiram di daerah panas.Pertama, langkah mudah yang bisa Anda coba yaitu membuat bangunan kumbung jamur dengan sistem sirkulasi buka tutup. Yang dimaksud buka tutup disini adalah menutup sirkulasi kumbung jamur di siang hari agar kelembapan di dalamnya tetap terjaga, dan membukanya pada malam hari sehingga suhu ruangan di dalam kumbung jamur bisa lebih dingin.

Kedua, gunakan bahan atap yang tidak menyerap panas. Hal ini penting agar intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam kumbung jamur tidak berlebihan. Beberapa bahan yang bisa Anda gunakan sebagai atap kumbung jamur antara lain anyaman bambu, atau genteng.

Ketiga, faktor kelembapan merupakan syarat utama yang harus terpenuhi dalam budidaya jamur tiram, sebab kelembapan udara sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa meletakkan beberapa tong/wadah air di dalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan ruangan.

Keempat, karena lokasi budidaya jamur berada di daerah panas, maka usahakan untuk membuat bangunan kumbung di tempat yang teduh atau dekat dengan pepohonan. Selain itu hindari pula pembuatan pintu kumbung yang berada di arah matahari terbit atau terbenam, hal ini dilakukan untuk mencegah sinar matahari langsung masuk ke ruangan kumbung.

Kelima, lindungi sekitar lokasi kumbung dari sinar matahari langsung yang terlalu menyengat. Anda bisa melakukannya dengan cara menanam banyak pohon rindang (perdu) disekeliling kumbung jamur.

Keenam, untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam kumbung jamur tiram, usahakan tinggi bangunan kumbung dibuat lebih tinggi atau tidak kurang dari 4 meter.

Ketujuh, perhatikan rak penyimpanan baglog jamur yang dibuat. Bila di daerah dingin rak yang dibuat pada kumbung jamur bisa mencapai 5 tingkat, pastikan rak yang dibuat di daerah panas tidak lebih dari 3 tingkat.

Kedelapan, karena lokasi kumbung jamur berada di daerah panas, maka sebisa mungkin lakukan penyiraman lebih sering dibandingkan di daerah pegunungan. Penyiraman baglog jamur bisa Anda lakukan minimal 3 kali dalam sehari.

Hama pada Tumbuhan Jamur

Ada beberapa jenis hama yang mengganggu pertumbuhan jamur, antara lain sebagai berikut :

1. Serangga

Jenis serangga yang sering mengganggu pertumbuhan jamur adalah lalat dan nyamuk. Keberadaan serangga-serangga ini akan memakan miselium dan buah jamur sehingga hasil panen jamur kurang maksimal. Selain itu hama serangga juga membawa virus atau penyakit jamur, jadi sebisa mungkin lakukan pencegahan agar kumbung jamur Anda terhindar dari hama serangga. Pencegahan dapat Anda lakukan dengan memasang kawat kasa berukuran kecil pada bagian ventilasi, dan memasang plastik bening pada luar pintu, agar serangga menghindari kumbung jamur.

2. Laba-laba

Hama laba-laba biasanya akan memakan tubuh buah jamur dan menyebarkan spora jamur yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Untuk pencegahannya bisa Anda lakukan dengan cara menaburkan serbuk kapur pada lantai dan dinding ruang kumbung, selanjutnya Anda juga bisa memusnahkan sarang laba-laba yang biasanya terdapat di sela-sela tumpukan baglog jamur.

3. Cacing

Hama cacing biasanya memakan miselium sehingga jamur gagal tumbuh. Oleh sebab itu, pastikan proses sterilisasi dilakukan dengan sempurna agar telur-telur cacing juga ikut mati.

4. Rayap

Hama rayap biasanya memakan zat selulosa yang terkandung di dalam kayu, hal ini tentu cukup mengkhawatirkan karena kemungkinan besar baglog juga akan mengalami kerusakan. Untuk mencegahnya, Anda bisa menyemprotkan ekstrak sirih ke bagian tanah atau bagian kumbung yang diserang rayap.

5. Siput

Biasanya hama siput menyerang tubuh buah jamur sehingga pertumbuhannya kurang optimal. Untuk mencegah kemungkinan buruk tersebut, Anda bisa menggunakan ekstrak jarak pagar dan menyemprotkannya ke lantai ruang kumbung dan rak baglog jamur.

Penyakit pada jamur

Selain adanya serangan hama pengganggu, tumbuhan jamur juga sering terkena beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri, ataupun virus. Biasanya penyakit-penyakit tersebut muncul apabila cara budidaya jamur yang dilakukan kurang maksimal. Beberapa jenis penyakit yang menyerang jamur antara lain sebagai berikut :

1. Tricoderma spp.

Biasanya jamur yang terkontaminasi organisme ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik atau noda hijau pada media baglog jamur, sehingga pertumbuhan miselium terhambat. Cara mencegahnya dengan melakukan sterilisasi peralatan maupun SDM sebelum proses perawatan kumbung berlangsung.

2. Mucor spp.

Tumbuhan jamur yang terkontaminasi mucor ditandai dengan munculnya noda hitam pada permukaan baglog. Kondisi ini membuat pertumbuhan miselium kurang optimal, sehingga jamur gagal untuk dibudidayakan. Cara pencegahannya bisa dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan baglog jamur dan menurunkan suhu ruangan kumbung dengan mengatur sirkulasi udaranya.

3. Neurospora spp.

Penyakit neurospora menimbulkan tepung berwarna orange pada permukaan kapas penyumbat baglog. Pencegahan bisa Anda lakukan dengan melakukan sterilisasi media jamur dan mengurangi jumlah susunan baglog.

4. Penicillium spp.

Munculnya penicillium ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna cokelat atau merah tua. Selanjutnya untuk melakukan pencegahan, yang terpenting adalah menjaga kebersihan ruang inkubasi jamur.

5. Corpinus

Penyakit corpinus biasanya menyerang jamur kuping, penyakit ini muncul dari alat-alat, rak baglog, atau bibit yang kurang steril. Untuk mencegahnya, Anda bisa melakukan pasteurisasi hingga suhu mencapai 60-70C, dan menjaga kebersihan alat, bibit, ruang kumbung jamur, SDM, dll.

Cara Mengatasi Hama Ulat Pada Jamur TiramSecara umum, sebenarnya budidaya jamur tiram putih tidak memiliki hama penyakit seperti jenis sayuran lainnya. Hama pengganggu yang seringkali menyerang jamur tiram putih adalah hama ulat. Bagaimana dan kenapa hama ini menyerang jamur tiram, apapenyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya..

Apa penyebab hama ulat pada jamur tiram putih?

1.Penyebab alami dan kelembaban

Yang dimaksud dengan penyebab alami adalah ulat memang biasa muncul pada jamur tiram putih jika kelembaban udara yang berlebihan. Itu sebabnya hama ini biasa menyerang pada musim hujan. Pengalaman kami selama ini, pada periode musim hujan,aling tidak hama ulat menyerang pada hari ke 80 an. Pada periode musim kemarau, biasanya hampir tidak terdapat hama ulat.

2.Penyebab luar berupa kotoran kumbung

Kumbung yang kurang dijaga kebersihannya, banyak sisa bonggol atau tangkai jamur tiram hasil sisa panen berserakan, biasanya dapat menimbulkan banyak hewan-hewan kecil, kepik, dsb. Adanyahewan-hwan inilah yang memicu munculnya ulat.

3.Penyebab dari dalam log itu sendiri

Penyebab dari dalam log masih kami bagi menjadi dua juga :

a. Penyebab dari jamur tiram yang keluar dari log.Apabila terdapat jamur tiram yang kelewatan tidak ikut dipanen dalamkumbung, lalu membusuk di log itu, biasanya pada jamur tiram itulahmuncul ulat-ulat kecil. Ulat ini kemudian dapat menyebar ke jamuratau log lainnya, dan apabila berkembangbiak, bahkan dpt secaramenyeluruh menular.

b. Penyebab yang memang dari dalam log itu sendiri.Dalam proses pemilihan jenis bekatul, hendaknya dipilih yang masihbaru. Begitu juga dalam proses sterilisasi baglog dalam steamer,hendaknya dijaga betul kebersihannya. Jika tidak, bisa jadi memangada bibit ulat yang terdapat dlam baglog yang nantinya bisa munculpada saat panen jamur.

4. Penyebab lainnya

Ini terjadi bila lingkungan sekitar kumbung memang bukan lingkungan yang bersih. Bisa jadi seperti terdapat kandang ternak lain dsb.

Cara mengatasi hama ulat

INGAT..!! Jamur tiram putih adalah jenis sayuran organik. Hendaknya sebisa mungkin dihindari penggunaan obat-obat insektisida yang memang bisa membunuh hama ulat.

Berdasarkan pengalaman kami, proses REFRESH baglog yang sudah kami bahas sebelum ini Insya Alloh dapat mengatasi hama ulat ini, berikut akan kami bahas ulang:

1. Bila penyebabnya adalah penyebab alam dan kelembaban, atasi dengan langkah pencegahan. Pada saat membangun kumbung dengan dinding bambu, hendaknya lengkapi dengan plastik, Tetapi jangan lupa tambahkan jendela untuk sirkulasi udara. Kelembaban yang berlebih dapat diatasi dengan memberi sirkulasi udara yang banyak, sementara hentikan proses penyiraman tambahan, buka tutup pintu jendela yang ada dan bersihkan kumbung secaraberkala serta pastikan pada proses refresh tidak ada lagi air yang menggenang di dalam baglog.

2. Bila penyebabnya adalah kotoran, baik itu sisa bonggol, atau kotoranlainnya, setelah proses refresh tadi, bersihkan kumbung dengan baik, lalu juga di luar kumbung lakukan sterilisasi ulang dengan menyemprotkan formalin.

3. Jika penyebabnya adalah dalam baglog, lakukan proses refresh denganbaik, bersihkan dengan sebersihnya baglog dengan melakukan pencungkilanhingga terlihat serbuk gergajinya.

PENANGANAN KHUSUS..

Jika semua jenis penanganan itu masih belum dapat mengatasi hama ulat,berarti kumbung dalam kondisi parah. Ini karena ulat tersebut sudah meninggalkan telur dalam log sehingga pembersihan lingkungan tidak mampu mengatasidan membunuhnya. Kondisi ini jika dibiarkan terus, maka jamur yangdipanen akan terus menerus mengandung ulat.

Cara penanganan khusus ini sebenarnya not recomended, tetapi jika sangatterpaksa dapat dilakukan. Caranya adalah :

1. Lakukan proses refresh secara menyeluruh. Cungkil semua jamur tiram yang ada dalam kumbung sampai tidak menyisakan, walaupun,yang,kecil,sekalipun.2. Gunakan insektisida (kami menggunakan jenis LANATE) sesuai dengan kadar atau takaran yang tertera dalam produk.3. Selama proses refresh dan penyemprotan insektisida, kumbung tidak boleh dilakukan penyiraman air seperti biasanya.4. Proses penyiraman air dilakukan setelah 3 hari dari proses penyemprotan insektisida.

Karena jamur tiram termasuk sayuran organik, memang diusahakan tidak ada campuran bahan insektisida dan obat-obatan lain. Maka hasil panen jamur pertama setelah proses ini (hari ke-4), SEBAIKNYA DAN DIUSAHAKAN UNTUK TIDAK DIJUAL.

Jamur tiram hasil panen pertama, biasanya berwarna kecoklatan dan berbau. Sehingga sebaiknya memang tidak dikonsumsi. Baru pemanenan jamur tiram hari selanjutnya Insya Alloh sudah tidak atau sedikit saja mengandung sisa insektisida, karena proses raising ataupenyiraman yang dilakukan.Mengapa Jamur Tiram Sulit PanenSuatu ketika ada beberapa pembudidaya jamur yang bertanya mengenai baglog jamur yang dia budidayakan. Pertanyaannya yaitu kenapa baglog jamur yang sudah tumbuh penuh sulit keluar bakal jamurnya. Pertanyaan ini mungkin bisa diperjelas lagi, yaitu baglog sulit keluar jamur pada awal pembukaan dan lamanya rentang antar panen pada baglog jamur. Penyebab pemasalahan ini bukan hanya pada petani yang membudidayakan baglog jamurnya, tapi juga pada proses pembuatan baglog jamur, yaitu pada petani penyedia baglog jamur.

Permasalahan yang disebabkan oleh pembudidaya baglog jamur yaitu karena rumah/kumbung jamur kurang ideal untuk pertumbuhan jamur. Bisa dikarenakan desain kumbung jamur yang kurang tepat, antara lain: Atap kumbung terlalu rendah, sehingga ruangan menjadi pengap/ sumuk dan akan mudah meningkatkan suhu ruangan. Artinya kondisi ruangan tidak memenuhi syarat tumbuh jamur. Kecuali jika pendirian kumbung berada di bawah pohon yang teduh dan rindang. Kumbung jamur terlalu gelap karena tertutup rapat tanpa sirkulasi, hal ini akan menghambat pertumbuhan pin head/bakal jamur. Pada masa pertumbuhan jamur pada baglog, butuh pencahayaan sebesar 10-15 %. Bukan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam kumbung.Sedangkan bagi pembudidaya jamur, perlu dilakukan perawatan baglog secara rutin selama masa produktif. Diantaranya: Lakukan pembukaan pada bagian depan baglog, baglog yang dibuka adalah baglog yang pernah panen minimal 1 kali. Lakukan selalu peremajaan pada bagian baglog yang rusak/kotor, yaitu dengan membersihkan bagian yang rusak sampai terlihat bagian baglog yang putih. Tujuannya adalah untuk memicu pertumbuhan bakal jamur lagi.Pembukaan diatas bisa dilakukan bila kondisi suhu dan kelembaban bisa dijaga ideal, karena jika tidak (suhu lebih dari 28C dan kelembaban kurang dari 70%) akan menyebabkan terjadi penguapan yang tinggi yang mengakibatkan baglog menjadi kering. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pembukaan, anda bisa melubangi atau menyobek (sambil dilukai baglognya) seukuran 11 cm sebanyak 2-4 bagian pada sisi depan dan belakang. Hal ini bisa mengurangi penguapan yang tinggi.

Dan terakhir, pada proses pembuatan baglog jamur. Dari pengamatan dan studi banding yang telah kami lakukan, bahwa baglog jamur akan mengalami kesulitan pada pertumbuhan pih head/bakal jamur pada awal panen dan pada pertumbuhan berikutnya dikarenakan serbuk kayu yang dipakai dalam pembuatan baglog masih belum benar benar lapuk. Hal ini akan menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakal jamur. Ada beberapa tanda dan akibat dari pemakaian serbuk yang masih mentah/ belum lapuk, antara lain: Pada permukaan baglog akan tumbuh daging berwarna kekuning kuningan (ngoncom), dan akan tampak jika baglog sudah mulai dipenuhi miselium jamur. Keluarnya pin head/bakal jamur sejak pembukaan pertama sangat lama, antara 3-4 minggu, padahal idealnya 1-2 minggu sejak pembukaan. Jarak panen dengan panen sebelumnya sangat lama, bisa jadi tidak panen lagi dan baglog akhirnya menjadi membusuk, padahal masih dalam masa produktif. Baglog tidak bisa berwarna putih pekat seperti tempe. Jamur yang tumbuh akan layu dan kering sebelum waktunya panen. Hal ini disebabkan penyerapan nutrisi pada baglog kurang optimal, karena serbuk yang belum lapuk akan sulit untuk diuraikan menjadi makanan bagi jamur.Oleh sebab itu, usahakan agar serbuk kayu yang dipakai dalam kondisi melapuk, adapun cara untuk melapukkan adalah: Biarkan serbuk kayu di tumpukan luar atau yang sudah dibungkus glangsing selama minimal 3 minggu, agar terjadi pelapukan alami. Bisa dibantu dengan menyirami serbuk dengan air dengan tujuan agar resin/getah kayu bisa larut ke bawah. Lakukan pengomposan/fermentasi pada media baglog yang sudah diacampur dengan bahan lain dan sudah diraduk dengan air. Waktu pengomposan selama minimal 3 hari. Caranya, tutup rapat saduran tadi dengan plastik atau apapun yang bisa buat nutup.