budi santoso / estimasi tanggal hari-hari besar islam...

3
Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam Secara Numerik 129 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014 ISSN : 0853-0823 Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam Secara Numerik Budi Santoso Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional Jakarta Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta 12520 [email protected] Abstrak Estimasi tanggal hari-hari besar islam dapat diperhitungkan secara numerik menggunakan suatu program yang disusun dalam bahasa FORTRAN77 dalam bentuk EXE dan dinamakan HBI.EXE. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal telah dilakukan oleh Lembaga Hisab, dengan teliti, mencakup sudut elongasi, ketinggian hilal dan lain-lain yang hanya dapat dimengerti oleh para ahli hisab. Perhitungan numerik yang diusulkan oleh Budi Santoso dan Puji Hartoyo lebih mudah modelnya dan telah memberikan bukti akurasi yang berdasar pengalaman sesuai dengan i tanggal keputusan pemerintah. Model yang telah disusun adalah menentukan kapan terjadi konjungsi (newmoon), dengan asumsi matahari terbenam jam 18.00, serta umur terbitnya bulan akan terjadi setelah lebih 8 jam dari saat konjungsi. Asumsi berikutnya adalah hilal terjadi bila saat konjungsi waktu menunjukkan kurang dari jam 10 pagi. Makin awal konjungsi dari jam 10 padgi makin tepat ramalan terjadinya hilal. Namun dekat sekitar jam 10 pagi terjadi ketidak pastian. Perhitungan sangat teliti memang tidak diperlukan karena ketidak pastian terhadap penampakan hilal terjadi juga oleh faktor -faktor cuaca, posisi geografis, posisi astronomis, dan kecanggihan pengamat pada daerah abu-abu ini. Dalam hal demikian program komputer akan memberitahuan ketidakpastian apakah maju atau mundur satu hari, tergantung hilal berdasar pengamatan. Metode penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal yang telah kami kembangkan diperluas untuk estimasi hari-hari besar islam. Detil dari program diurai dalam makalah. Hasil-hasil perhitungan numerik sesuai dengan kalender yang ada, sedangkan ramalan sampai tahun 2088 masih menunggu data mendatang. Kata kunci: komputasi, konjungsi, hilal, kalender, Islam Abstract Estimate of holy Islamic calendar can be programmed numerically using FORTRAN77 in the EXE format named HBI.EXE. Numerical estimation in determining the Ramadhan (fasting month) and Ied Fitri dates have been done by Hisab Institute with a rigorous method, covering the elongation, hilal (crescent moon) position and other parameters, the method of which is digestible only by those expert concerns. Numerical method presented by Budi Santoso and Puji Hartoyo shown to be simpler model, but gives a good accuracy compared to available data. The model assumed the following: the sunset at 18.00 (PM), the hilal observed only if the difference between new moon and the sunset is more then 8 hours. An accuracy in numerical calculation, if it happens the new moon at around 10.00 (AM) is not needed, since at that time the hilal by observation is more dominant. In that case of various factors such as geographic, astronomic positions and method of observations interfere the success of observations. In this uncertainty, the computer program will indicate, the computed date is forwarded or delayed by one day. The method presented here is an extension of estimating the dates of one Ramadhan and one Ied Fitri days covering all the holy dates of Islamic calendar. Explanation of the FORTRAN program is presented. Results of the program run are in agreement with observed data. Key words: computation, conjunction, hilal, calendar, Islam I. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk mengetahui tempat dan waktu. Adanya nama kota, wilayah dusun dan sebagainya adalah penanda tempat, yang dalam perkembangan secara ilmiah dan tekonologi, posisi suatu tempat ditetentukan berdasar garis lintang dan bujur. Pengorganisasian waktu di lain pihak digunaan kalender. Menggunakan fenomena alam yaitu waktu edar matahari dan bulan, manusia menentukan sistematika waktu yang dikenal dengan kalender tersebut. Dalam peradaban manusia kalender berkembang ,untuk menetapkan saat yang baik untuk berburu, bertani dan berpindah-pindah tempat (bermigrasi), beribadat, dan menyelenggarakan tradisi budaya, perayaan-perayaan keagamaan dan sebagainya. Terbit terbenamnya matahari dan bulan secara periodik, menjadi acuan dalam pengorganisasian waktu, sehingga barkembang dua macam kalender yaitu kalender berdasarkan waktu edar bumi mengelilingi matahari (solar calender, kalender syamsiyah) yang lamanya 365, 2422 hari, dan kalender berdasarkan waktu edar bulan mengelilingi bumi (lunar calender, kalender qamariyah) yang lamanya 29, 5306 hari [1]. Kalender Qamariyah dikenal juga sebagai kalender Hijriyah dengan menetapkan tahun pertama, tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Periodisitas bulan lebih mudah dikenali sehingga kalender bulan lebih tua dari kalender matahari. Bangsa Cina menggunakan istilah Yanglek untuk kalender matahari dan imlek untuk kalender bulan. Bangsa Mesir kuno menggunakan kalender matahari 4236 sebelum Masehi. Bangsa Indian Maya, Aztec, dan Olmec di Mexico menggunakan kalender matahari semenjak 580 tahun sebelum Masehi. Bangsa Jawa

Upload: hoanganh

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Estimasi Tanggal... · tanggal 1 Muharam sebagai tahun baru Hijriah, ... awal

Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam Secara Numerik 129

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam Secara Numerik

Budi Santoso Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional Jakarta

Jl. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta 12520

[email protected]

Abstrak – Estimasi tanggal hari-hari besar islam dapat diperhitungkan secara numerik menggunakan suatu program

yang disusun dalam bahasa FORTRAN77 dalam bentuk EXE dan dinamakan HBI.EXE. Perhitungan-perhitungan untuk

menentukan tanggal 1 Ramadan dan 1 Syawal telah dilakukan oleh Lembaga Hisab, dengan teliti, mencakup sudut

elongasi, ketinggian hilal dan lain-lain yang hanya dapat dimengerti oleh para ahli hisab. Perhitungan numerik yang

diusulkan oleh Budi Santoso dan Puji Hartoyo lebih mudah modelnya dan telah memberikan bukti akurasi yang

berdasar pengalaman sesuai dengan i tanggal keputusan pemerintah. Model yang telah disusun adalah menentukan

kapan terjadi konjungsi (newmoon), dengan asumsi matahari terbenam jam 18.00, serta umur terbitnya bulan akan

terjadi setelah lebih 8 jam dari saat konjungsi. Asumsi berikutnya adalah hilal terjadi bila saat konjungsi waktu

menunjukkan kurang dari jam 10 pagi. Makin awal konjungsi dari jam 10 padgi makin tepat ramalan terjadinya hilal.

Namun dekat sekitar jam 10 pagi terjadi ketidak pastian. Perhitungan sangat teliti memang tidak diperlukan karena

ketidak pastian terhadap penampakan hilal terjadi juga oleh faktor -faktor cuaca, posisi geografis, posisi astronomis,

dan kecanggihan pengamat pada daerah abu-abu ini. Dalam hal demikian program komputer akan memberitahuan

ketidakpastian apakah maju atau mundur satu hari, tergantung hilal berdasar pengamatan. Metode penentuan 1

Ramadan dan 1 Syawal yang telah kami kembangkan diperluas untuk estimasi hari-hari besar islam. Detil dari program

diurai dalam makalah. Hasil-hasil perhitungan numerik sesuai dengan kalender yang ada, sedangkan ramalan sampai

tahun 2088 masih menunggu data mendatang.

Kata kunci: komputasi, konjungsi, hilal, kalender, Islam

Abstract – Estimate of holy Islamic calendar can be programmed numerically using FORTRAN77 in the EXE format

named HBI.EXE. Numerical estimation in determining the Ramadhan (fasting month) and Ied Fitri dates have been done

by Hisab Institute with a rigorous method, covering the elongation, hilal (crescent moon) position and other parameters,

the method of which is digestible only by those expert concerns. Numerical method presented by Budi Santoso and Puji

Hartoyo shown to be simpler model, but gives a good accuracy compared to available data. The model assumed the

following: the sunset at 18.00 (PM), the hilal observed only if the difference between new moon and the sunset is more

then 8 hours. An accuracy in numerical calculation, if it happens the new moon at around 10.00 (AM) is not needed,

since at that time the hilal by observation is more dominant. In that case of various factors such as geographic,

astronomic positions and method of observations interfere the success of observations. In this uncertainty, the computer

program will indicate, the computed date is forwarded or delayed by one day. The method presented here is an extension

of estimating the dates of one Ramadhan and one Ied Fitri days covering all the holy dates of Islamic calendar.

Explanation of the FORTRAN program is presented. Results of the program run are in agreement with observed data.

Key words: computation, conjunction, hilal, calendar, Islam

I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk

mengetahui tempat dan waktu. Adanya nama kota,

wilayah dusun dan sebagainya adalah penanda tempat,

yang dalam perkembangan secara ilmiah dan tekonologi,

posisi suatu tempat ditetentukan berdasar garis lintang

dan bujur. Pengorganisasian waktu di lain pihak digunaan

kalender. Menggunakan fenomena alam yaitu waktu edar

matahari dan bulan, manusia menentukan sistematika

waktu yang dikenal dengan kalender tersebut. Dalam

peradaban manusia kalender berkembang ,untuk

menetapkan saat yang baik untuk berburu, bertani dan

berpindah-pindah tempat (bermigrasi), beribadat, dan

menyelenggarakan tradisi budaya, perayaan-perayaan

keagamaan dan sebagainya.

Terbit terbenamnya matahari dan bulan secara

periodik, menjadi acuan dalam pengorganisasian waktu,

sehingga barkembang dua macam kalender yaitu kalender

berdasarkan waktu edar bumi mengelilingi matahari

(solar calender, kalender syamsiyah) yang lamanya 365,

2422 hari, dan kalender berdasarkan waktu edar bulan

mengelilingi bumi (lunar calender, kalender qamariyah)

yang lamanya 29, 5306 hari [1].

Kalender Qamariyah dikenal juga sebagai kalender

Hijriyah dengan menetapkan tahun pertama, tahun

hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke

Madinah. Periodisitas bulan lebih mudah dikenali

sehingga kalender bulan lebih tua dari kalender matahari.

Bangsa Cina menggunakan istilah Yanglek untuk

kalender matahari dan imlek untuk kalender bulan.

Bangsa Mesir kuno menggunakan kalender matahari

4236 sebelum Masehi. Bangsa Indian Maya, Aztec, dan

Olmec di Mexico menggunakan kalender matahari

semenjak 580 tahun sebelum Masehi. Bangsa Jawa

Page 2: Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Estimasi Tanggal... · tanggal 1 Muharam sebagai tahun baru Hijriah, ... awal

130 Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-hari Besar Islam Secara Numerik

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

menggunakan Kalender matahari dengan nama Tahun

Saka karya Aji Saka (Prabu Syaliwahono) sejak 14

Maret 78 Masehi. Kalender ini masih digunakan oleh

orang-orang di Pulau Bali. Kalender matahari dikenali

melalui perubahan musim, sedangkan kalender bulan

dikenali dari perubahan bentuk bulan.

Kalender bulan lebih tua dari kalender matahari,

karena perubahan bulan lebih mudah dikenali. Hari-hari

besar islam pun menggunakan kalender bulan/qamariyah.

Sultan Agung di Jawa berhasil mengubah tahun Saka

1555 (Masehi 1633, Hijriah 1043), menjadi kalender

Jawa yang berdasar peredaran bulan.

Hari-hari besar islam dalam kaitan ibadah adalah

tanggal 1 Muharam sebagai tahun baru Hijriah, tanggal

27 Rajab peringatan Isra’ Mi’raj, tanggal 1 Ramadan

awal ibadah puasa, 1 Syawal hari raya Idul Fitri, 17

Ramadan peringatan Nuzul Qur’an, 8 Dzulhijah wukuf

haji di padang Arafah, 13 Dzulhijah hari raya Idul Adha

dan adanya hari-hari tasyrik 13,14,15 Dzulhijah dan 1

Syawal [2].

Penentuan satu Ramadan dan satu Syawal khususnya

merupakan isu penting terkait dengan perbedaan asumsi

/dalil yang diacu. Secara astronomi bila pada hari ini

terjadi konjungsi sebelum matahari terbenam berarti

sudah bulan baru (new moon). Mulai saat matahari

terbenam (sekitar jam 6 petang) sudah tanggal satu bulan

baru. Inliah yang menjadi dasar sebagian umat islam

dalam menentukan 1 Ramadan maupun 1 Syawal. Pada

penelitian penentuan tanggal-tanggal tersebut Budi

Santoso Cs telah dilakukan menggunaan model

komputasi numerik untuk memperkirakan bulan

konjungsi (new).

II. LANDASAN TEORI

Pada dasarnya hitungan hari itu tidak terlalu sulit.

Setiap 7 hari akan terulang hari yang sama Bila kita

gunakan urutan hari Senen (1) sampai Minggu (7), dan

pasaran Legi (1), Pahing (2), Pon (3), Wage (4), Kliwon

(5), kemudian kita mengetahui awal tanggal ID0-IM0-

IY0, maka pada tanggal ID-IM-IY dapat dihitung jumlah

hari N=tanggal(ID-IM-IY)-tanggl(ID0-IM0-IY0). Hari

yang dimaksud adalah hari (I), dan pasaran (J) di mana

I=MOD(N,7) dan J=MOD(N,5). Telah tersedia kalender

Julian dalam bentuk SOFTWARE dinamakan kalender

Julian di mana kalender ini hanya menghitung umur hari

dihitung dari titik awal tanggal 1 Januari tahun 4713 SM

yang jatuh hari Ahad Legi. Umur pada tanggal 1-1-1900

adalah 2431685 atau tanggal Julian yang jatuh pada hari

Senen Pahing. Hari ini tanggal 26-4-2014 adalah

2456774 Sabtu Kliwon, 25-6-1435 Hijriah. Untuk

menghitung umur Julian (JD) cukup dengan memanggil

fungsi JD=FUNCTION JULDAY(ID,IM,IY), di mana

ID-IM-IY adalah tanggal yang dimaksud. Sebaliknya

untuk menentukan tanggal Masehi saat tanggal Julian J,

digunakan SUBROUTINE CALDAT(J,ID,IM,IY).

Dengan input nilai J akan keluar nilai ID,IM,IY

Jumlah konjungsi sejak awal kalender Julian, dapat

ditentukan beserta dengan fase-fase bulan (new moon,

first quarter, full moon, last quarter, kembali ke new

moon) dengan program SUBROUTINE

FLMOON(N,NPH,JD,FRAC) yang telah tersedia

rumusannya pada acuan (1). Pada subrutin ini N

merupakan bilangan yang harus di inputkan, N adalah

bilangan bulat N kali konjungsi fase bulan dihitung sejak

tahun 1900 waktu Greenwhich, NPH adalah fase bulan,

bila NPH=0 maka luarannya adalah bulan nol, NPH=1

untuk bulan seperempat pertama, NPH=-2 untuk bulan

penuh dan NPH=3 untuk seperempat bulan terakhir,

sedangkan FRAC adalah fraksi hari, saat fase bulan

terjadi.

Rumus pendekatan empirik berapa jumlah N kali fase

bulan untuk tahun IY bulan IM sejak tahun 1900 adalah

N = 12,37*(IY-1900+(IM-0,5)/12.) [3].

III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN

Program yang direkayasa adalah memasukkan nilai

IY, maka IM dapat di scan dari 1 sampai 12, sehingga

diperoleh 12 harga N (N1, N2,…..N12), demikian juga

ada 12 niali JD (JD1, JD2,…..JD12). Nilai JD dikonversi

menjadi tanggal masehi dengan menggunakan subrutin

CALDAT diperoleh JD1(ID1-IM1-IY),

JD2(ID2,IM2,IY)…….JD12(ID12,IM12,IY). Tanggal

masehi dikonversi menjadi tangal hijriah. Dengan

demikian pada tahun IY, bulan 8 hijriah (bulan Sya’ban,

Ruwah) dicari konjungsinya dengan program FLMOON.

Dengan diperolehnya tanggal saat konjungsi, maka hari

itu atau esoknya terjadi, menentukan kapan

Ramadan/puasa dimulai [4]. Hari-hari besar Islam

ditentukan dengan logika yang sama. Untuk penetapan 1

Ramadan dan 1 Syawal digunakan program

RAMADAN.EXE, sedangkan untuk hari-hari besar islam

digunakan HBI.EXE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan run untuk masukan tahun IY dari IY=1988,

sampai IY=2013, di mana data 1 ESTIMASI TANGGAL

1 RAMADAN DAN 1 SYAWAL

PROGRAM DISUSUN OLEH PROF DR H BUDI SANTOSO

TAHUN 1988

BULAN NOL RAMADAN 16- 4-1988 JAM 18.61 1 RAMADAN : 18 4 1988

KEPUTUSAN PEMERINTAH 18- 4-1988

BULAN NOL SYAWAL 7- 8-2013 JAM 4.52 1 SYAWAL : 8 8 2013

KEPUTUSAN PEMERINTAH 8- 8-2013

TAHUN 2014 BULAN NOL RAMADAN 27- 6-2014 JAM 15.34

1 RAMADAN : 29 6 2014

BULAN NOL SYAWAL 27- 7-2014 JAM 5.98 1 SYAWAL : 28 7 2014

BULAN NOL SYAWAL 16- 5-1988 JAM 4.99

1 SYAWAL : 17 5 1988 KEPUTUSAN PEMERINTAH 17- 5-1988

TAHUN 2012

BULAN NOL RAMADAN 19- 7-2012 JAM 10.81 1 RAMADAN : 21 7 2012

BULAN NOL SYAWAL 17- 8-2012 JAM 22.75

1 SYAWAL : 19 8 2012 TAHUN 2013

BULAN NOL RAMADAN 8- 7-2013 JAM 13.86

1 RAMADAN : 10 7 2013 KEPUTUSAN PEMERINTAH 10- 7-2013

Page 3: Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam ...hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL-Estimasi Tanggal... · tanggal 1 Muharam sebagai tahun baru Hijriah, ... awal

Budi Santoso / Estimasi Tanggal Hari-Hari Besar Islam Secara Numerik 131

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014

ISSN : 0853-0823

TAHUN 2013 1 MHRM MLD NB ISRO/M 1RMDN NUZL QR 1SYWL IDL .

.

ADHA 24- 1-2013

6- 6-2013

10- 7-2013 26- 7-2013

8- 8-2013

. 15-10-

2013

5-11-2013

TAHUN 2014

1 MHRM MLD NB ISRO/M 1RMDN NUZL QR 1SYWL IDL . .

ADHA

14- 1-2014 27- 5-2014

29- 6-2014

15- 7-2014 28- 7-2014

. 5-10-

2014 25-10-2014

V. KESIMPULAN

Telah berhasil disusun perangkat lunak (software)

yang dapat mengestimasi kapan terjadinya konjungsi

untuk bulan Ramadan dan Syawal. Dengan demikian

tangal 1 Ramadan dan 1 Syawal dapat ditentukan.

Menggunakan Software FLMOON.EXE dapat sesuai

timezone di Jakarta yaitu timzon=7, ternyata lebih banyak

melesetnya khusunya saat-saat konjungsi yang menuju

hilal dengan beda waktu sekitar 8 jam. Dengan percobaan

empirik ditemukan timzon yang sesuai untuk Jakarta

adalah 6,95. Data estimasi dengan catatan tanggal

keputusan pemerintah sangat sesuai, kecuali pada pada

1997, di mana BULAN NOL RAMADAN terjadi pada

tanggal 9- 1-1997 JAM 11.95, maka computer

menyatakan bahwa 1 Ramadan jatuh pada tanggal 11- 1 -

1997, namun keputusan pemerintah menyatakan tanggal

10- 1-1997. Ini seolah menujukkan bahwa tanggal 9

Januari 1997 sudah terlihat hilal pada sore harinya. Hal

ini tidak sesuai dengan syarat bahwa hilal terlihat

minimum 8 jam setelah konjungsi. Konjungsinya jam

11.95, dapat dibandingkan misalnya pada tahun 1989

terjadi konjungsi pada tanggal 6-4-1989 jam 10.47,

komputer mengestimasi jatuhnya 1 Ramadan pada

tanggal 8-4-1989, sesuai KEPUTUSAN PEMERINTAH

8-4-1989. Pada jam 10.47 saja belum terjadi hilal apalagi

pada jam 11.95 sebagai disitir di atas. Untuk estimasi

lainnya sangat sesuai dengan kenyataan keputusan

pemerintah, mudah-mudahan keputusan ini tidak salah.

Sebagai saran software yang diperluas untuk

menentukan tanggal hari-hari besar Islam lainnya, yaitu 1

Muharam, Maulid Nabi SAW (12 Rabiulawal), Isra

Mi’raj (27 Rajab), dan Idul Adha (10 Zulhijah) diuji

terus-menerus agar dapat ditemukan rumusan empirik

yang tak berubah lagi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih atas bantuan dan dukungan serta

fasilitasi penelitian yang diberikan oleh Universitas

Nasional, Jalan Sawo Manila, Jakarta Selatan.

PUSTAKA [1] M. Ilyas, Astronomy of Islamic Calender, A. S. Noordeen,

Kuala Lumpur, 1997.

[2] R. T. Hidayat, H. E. S. Anshari, T. Djamaluddin, N.

Kurnia, Almanak Alam Islam, Sumber Rujukan Keluarga

Muslim Milenium Baru, Pustaka Jaya, Jakarta, 2000.

[3] W. H. Press, B. R. Fennery, S. A. Teukolsky, W. T.

Vetterling, Numerical Recipes, The Art of Scientific

Computing, Cambridge University Press, Cambrigde,

1986.

[4] B. Santoso, laporan intern, UNAS, 2013.

TANYA JAWAB

Fuad Anwar, UNS

? Apakah program Bapak dapat untuk menghitung/

memperkirakan kapan gerhana terjadi?

Budi Santoso, UNJ @ Program tidak untuk menghitung kapan terjadi

gerhana, karena hanya memperkirakan kapan terjadi new

moon/full moon untuk kalender qomariah.

Rifki R., UNAS

? 1. Jika Bapak katakana tadi bahwa program tersebut

hanya dibangun dengan menggunakan rumus, dari mana

rumus-rumus tersebut diturunkan?

2. Apakah Bapak menggunakan machine learning

untuk mendapatkan rumus tersebut?

Budi Santoso (UNJ) @ 1. Rumus tersebut adalah rumus empirik yang

diberikan berdasar pengamatan data, dari data fullmoon,

sehingga tidak membuat pengamatan tetapi langsung

menggunakan rumus empirik. Data yang diperlukan

hanya untuk mengecek rumus empirik yang sudah ada,

tapi bukan menjadi masalah saya.

2. Tidak menggunakan machine learning karena dari

rumus rumus empirik dapat langsung disajikan hasil yang

benar.