budi kusuma ningrum
TRANSCRIPT
i
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR
PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG
DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010
Oleh :
BUDI KUSUMA NINGRUM
NIM. P17433107107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2010
ii
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR
PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG
DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010
Oleh :
BUDI KUSUMA NINGRUM
NIM. P17433107107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2010
iii
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2010
ABSTRAK
Budi Kusuma Ningrum ([email protected])
“HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR PADA
JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG DI WILAYAH
PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN 2010”
XIX + 62 Halaman: 5 Gambar, 3 Tabel, 15 Lampiran
Air minum untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten Magelang
terutama di daerah Mertoyudan berasal dari jaringan pipa distribusi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang. Untuk menjaga kualitas air perpipaan,
keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu sistem jaringan distribusi
karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya mikroba dan terjadinya kontaminasi.
Dalam penelitian di PDAM Buntok, Kalimantan Tengah pengaruh jarak
pengaliran air minum terhadap sisa khlor dan MPN Coliform sangat berpengaruh.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis awal khlorinasi,
mengetahui kandungan sisa khlor pada masing-masing area pelayanan dan
mengetahui hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada jaringan distribusi
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang
Metode penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik.
Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data lapangan dan pengukuran yang
kemudian dianalisis menggunakan uji statistik regresi linier, dengan N=30 dan
α=5%.
Hasil penelitian menyebutkan kandungan sisa khlor rata-rata di area
pelayanan dekat pada jaringan distribusi wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang sebesar 0,506 mg/l dengan jarak 3,5 km dari titik khlorinasi. Area
pelayanan sedang 0,12 mg/l dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Area
pelayanan jauh 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km dari titik khlorinasi. Dari uji
regresi didapat R=0,948 berarti hubungan kuat karena R>0,5. Koefisient konstanta
jarak -0,068.
Kesimpulan ada hubungan kuat bersifat negatif antara jarak pelayanan
dengan kadar sisa khlor. Artinya setiap penambahan jarak 1km mengurangi kadar
sisa khlor sebanyak 0,068. Saran bagi pihak PDAM agar melakukan penambahan
khlor pada jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Daftar bacaan : 19 (1984-2010)
Kata kunci : Sisa khlor, jarak, PDAM
Klasifikasi :
iv
Health Ministry of Indonesia Republic
Health Polytechnic of Health Ministry Semarang
Department of Environmental Sanitary
Diploma III Study Program of Environmental Sanitary Purwokerto
Scientific Paper, July 2010
ABSTRACT
Budi Kusuma Ningrum ([email protected])
“RELATIONSHIP OF SERVICE DISTANCE AND CHLORINE RESIDUE IN
DISTRIBUTION NETWORK OF TIRTA GEMILANG MUNICIPAL
WATERWORKS AT MERTOYUDAN SERVICE AREA OF SIJAJURANG
SYSTEM OF MAGELANG REGENCY IN 2010”
XIX + 62 pages: 5 Figures, 4 Tables, 15 Appendices
Drink water to meet necessity of Magelang Regency Populations
particularly in Mertoyudan area come from the distribution network pipe of Tirta
Gemilang Municipal Waterworks of Magelang Regency. To keep the piping water
quality, the occurrence of chlorine residue is strongly required in any distribution
network system due to it can reduce the risk of the microbial growth and
contamination occurrence. A study on Buntok Municipal Waterworks, Central
Kalimantan that drink water flow distance had an effect on chlorine residue and
the MPN Coliform was highly affect.
Objective of this research was to find out initial dose of chlorination,
chlorine residue content of each service area, and relationship of service distance
with chlorine residue of Tirta Gemilang Municipal Waterworks of Magelang
Regency in Mertoyudan service area of Sijajurang system.
The research method used was analytical research. The research was
carried out by field data collection and assessment followed by analysis with
linear regression statistical test, with N=30 and a=5%.
Results of the research revealed the average chlorine residue content in
service area close to distribution network of Mertoyudan service area of
Sijajurang system was 0.506 mg/l with distance of 3.5 km from chlorination point.
Intermediate service area was 0.12 mg/l with distance of 7.6 km from chlorination
point. Far service area was 0.0 mg/l with distance of 11.12 km from chlorination
point. From regression test was obtained that R=0.948 meaning the relationship
was strong because R>0.5. Coefficient of constant of distance was -0.068.
It was concluded that there is a strong relationship negatively between
distance of service and chlorine residue level. It means that each addition of
distance of 1 km reduce chlorine residue level of 0.068. It is suggested to the
Municipal Waterworks so as to do chlorine addition each distance of 7.6 km from
chlorination point.
Reference : 19 (1984-2010)
Key words : Chlorine residue, distance, Municipal Waterworks
Classification :
v
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN JARAK PELAYANAN DENGAN SISA KHLOR
PADA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG
DI WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010
Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Oleh :
BUDI KUSUMA NINGRUM
NIM. P17433107107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
2010
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah atas:
Nama : Budi Kusuma Ningrum
NIM : P17433107107
Judul Karya Tulis Ilmiah :
“Hubungan Jarak Pelayanan dengan Sisa
Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM
Tirta Gemilang di Wilayah Pelayanan
Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten
Magelang Tahun 2010”
Kami setujui untuk diujikan di dewan penguji Karya Tulis Ilmiah
pada tanggal 21 Juli 2010
Purwokerto,16 Juli 2010
Pembimbing I KTI
Sugeng Abdullah, SST,M.Si
NIP.19630716 198503 1 005
Pembimbing II KTI
Suparmin, SST. M. Kes
NIP. 19670527 198803 1 002
vii
KARYA TULIS ILMIAH
Hubungan Jarak Pelayanan Dengan Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi
PDAM Tirta Gemilang Di Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang
Kabupaten Magelang Tahun 2010
Disusun oleh :
BUDI KUSUMA NINGRUM
NIM P17433107107
Telah diujikan di depan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
pada tanggal 21 Juli 2010, dan dinyatakan
LULUS
Ketua Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah
Pembimbing I
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
NIP. 19630716 198503 1 005
Anggota Penguji KTI
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
NIP. 19630716 198503 1 005
Pembimbing II
Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes
NIP. 19610731 198403 1 003
Suparmin, SST, M.Kes
NIP. 19670527 198803 1 002
Lagiono, SKM, M.Kes
NIP. 19600212 198602 1 005
Karya Tulis Ilmiah ini telah memenuhi salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Sugeng Abdullah, SST, M.Si
NIP. 19630716 198503 1 005
viii
BIODATA
Nama : Budi Kusuma Ningrum
Tempat, tanggal lahir : Banjarbaru, 22 Juni 1987
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :
Jl. Talun Km.02 Dsn. Salaman RT/RW 02/01
Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah
Riwayat pendidikan :
1. Tahun 1999 lulus SD Negeri Landasan Ulin
Timur 3
2. Tahun 2002 lulus SLTP Negeri 1 Dukun
3. Tahun 2005 lulus SMA Negeri 1 Muntilan
4. Tahun 2007 diterima di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Semarang, Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan:
”kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang
sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta”.
(Al-ankabut:2-3)
Angankan apa yang engkau ingin angankan,
Pergilah kemana engkau ingin pergi,
Jadilah seperti yang engkau kehendaki,
Sebab hidup hanya satu kali
Dan engkau hanya punya satu kesempatan untuk melakukan segala hal
yang engkau ingin lakukan
Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum,
Cukup percobaan untuk membuatmu kuat,
Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi,
Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia
Kupersembahkan Karya Tulis ini untuk: Papah dan Ibuku Tercinta
Adikku Tercinta Haris dan Linda Alm. Mbah dan Alm.Nini di Banjar
All My Java Luvly Fam Dingsanak Barataan di Batakan lawan Batulicin
Fajar dan Semua SahabatQu
x
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Karya Tulis Ilmiah atas :
Nama : Budi Kusuma Ningrum
NIM : P17433107107
Judul Karya Tulis Ilmiah :
“Hubungan Jarak Pelayanan dengan Sisa
Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM
Tirta Gemilang di Wilayah Pelayanan
Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten
Magelang Tahun 2010”
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
adalah benar-benar karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang
lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak di kemudian hari terbukti ada
unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Purwokerto, Juli 2010
Yang menyatakan,
Budi Kusuma Ningrum
P17433107107
xi
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Jarak
Pelayanan dengan Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM Tirta
Gemilang di Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten
Magelang Tahun 2010”.
Tujuan peneliti dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai
salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Purwokerto.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik materiil maupun moril sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih peneliti tujukan kepada:
1. Bapak Sugiyanto, S. Pd, M. App. Sc., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Semarang.
2. Bapak Marsum, BE, S. Pd, MHP., selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto.
3. Bapak Sugeng Abdullah, SST, M. Si., selaku Ketua Prodi DIII Jurusan
Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
4. Bapak Sugeng Abdullah, SST, M. Si. selaku pembimbing utama Karya
Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan serta saran.
xii
5. Bapak Suparmin, SST. M. Kes, selaku pembimbing pendamping Karya
Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan serta saran.
6. Bapak Yulianto, BE, S.Pd, M.Kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang
telah banyak memberikan bimbingan serta saran.
7. Bapak Lagiono, SKM, M.Kes, selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah
banyak memberikan bimbingan serta saran.
8. Bapak Agus Subagyo S. IP, M. Kes., selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan bimbingan serta saran.
9. Papah dan Ibu tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang tiada
terkira sehingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan.
10. Adik – adikku tercinta Haris dan Linda, yang telah banyak memberikan
semangat dan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Seluruh keluarga di Salaman dan Kalimantan Mbah (alm) dan Nini (alm)
yang di Batakan terimakasih atas nasehat yang pernah diberikan.
12. Untuk Fajar dan sahabat-sahabatku May, Ceza, Haztin, Dina, Mz Bemz,
Tante Rahma, 3E, Tif, Wahyu terima kasih atas segala semangat dan
motivasi yang telah kalian berikan termasuk mendengarkan keluh kesahku
selama ini.
13. Untuk teman-teman satu angkatan 2007, terutama semua yang dikost Ibune
terima kasih untuk segala kerja samanya.
14. Untuk teman-temanku di Expo 2005, yang telah memberikan kiriman
semangat kepada saya semoga sukses untuk kita untuk hari yang lebih baik.
xiii
15. Teman – teman dari segenap penjuru, terima kasih atas semangat dan
motivasi yang telah kalian curahkan kepada saya dan semoga sukses untuk
kita semua.
16. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
terdapat kekurangan baik dalam materi, teknik penelitian maupun sistematikanya.
Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca untuk penyempurnaan sangat peneliti
harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan bagi
pembaca.
Purwokerto, Juli 2010
Budi Kusuma Ningrum
P17433107107
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. vi
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. vii
HALAMAN BIODATA ........................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. x
KATA PENGANTAR .............................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ........................................................................ 1
B. Perumusan masalah ................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................... 4
D. Manfaat .................................................................................. 5
E. Ruang lingkup ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian ............................................................................... 7
B. Sumber air .............................................................................. . 9
xv
C. Pengolahan air minum............................................................ 13
D. Desinfeksi .............................................................................. 15
E. Khlorinasi dalam air minum................................................... 17
F. Distribusi air minum dan kondisi penyediaan air minum dengan
sistem perpipaan ..................................................................... 24
G. Penentuan titik pengambilan sampel air ................................ 27
H. Kerangka teori ....................................................................... 29
I. Hipotesis ................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel penelitian ................................................................. 31
B. Jenis Penelitian ....................................................................... 33
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. 33
D. Populasi dan sampel ............................................................... 34
E. Pengumpulan data ................................................................. 34
F. Pengolahan data ..................................................................... 37
G. Analisis data ........................................................................... 38
BAB IV HASIL
A. Data umum ............................................................................ 39
1. Kabupaten Magelang ..................................................... 39
2. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang ........................ 40
3. PDAM Kabupaten Magelang ......................................... 40
xvi
4. Jumlah karyawan ............................................................ 42
5. Sarana dan prasarana ...................................................... 43
6. Penerapan EHS .............................................................. 43
B. Data khusus ........................................................................... 44
1. Teknik pengolahan air minum ......................................... 44
2. Kondisi perpipaan ............................................................ 46
3. Khlorinasi ........................................................................ 47
C. Uji statistik ............................................................................. 48
BAB V PEMBAHASAN
A. Data umum ............................................................................. 50
1. Kabupaten Magelang ....................................................... 50
2. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang ................. 50
3. Jumlah Karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang .......................................................................... 51
4. Sarana dan prasarana ........................................................ 52
B. Data khusus ............................................................................ 52
1. Teknik pengolahan air minum ......................................... 52
2. Kondisi perpipaan ............................................................ 56
3. Kadar sisa khlor jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Siajajurang........................................................................ 57
C. Uji statistik ............................................................................ 59
xvii
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................... 61
B. Saran ...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Rincian Kapasitas Produksi Sumber Mata Air PDAM Tirta
Gemilang di Wilayah Kabupaten Magelang
43
Tabel 4.2 Rata-rata Kadar Sisa Khlor di Wilayah Pelayanan
Mertoyudan Sistem Sijajurang
48
Tabel 4.3 Output Uji Regresi Sederhana 49
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
Gambar 2.1 Break Point Chlorination……………........................ 20
Gambar 2.2 Kerangka Teori………………………........................ 29
Gambar 3.1 Kerangka Pikir……………………............................. 30
Gambar 4.1 Prosedur Pengolahan Air PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang Wilayah Pelayanan
Mertoyudan Sistem Sijajurang………………………
46
Gambar 4.2 Grafik Persamaan Garis Regresi Antara Jarak dan
Kadar Sisa Khlor…………………………………….
50
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat
Lampiran 2 Hasil Pengukuran Sisa Khlor
Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Lampiran 4 Peta Jaringan Distribusi PDAM Tirta Gemilang
Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang
Kabupaten Magelang
Lampiran 5 Lampiran Foto
Lampiran 6 Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Lampiran 7 Prosedur Pemeriksaan Sisa Khlor
Lampiran 8 ProsedurPemeriksaan pH
Lampiran 9 Prosedur Pemeriksaan Suhu
Lampiran 10 Kuesioner Sanitasi Sarana Air Minum
di PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
Lampiran 11 Check list Desinfeksi di PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang
Lampiran 12 Check list Reservoir di PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan Pasal 162 menyebutkan bahwa upaya kesehatan
lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,
baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial serta memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Dalam rangka menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat, maka lingkungan harus bebas dari
risiko buruk bagi kesehatan seperti pencemaran air.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
menyebutkan air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting,
maka harus dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Hal ini berarti
penggunaan air harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi masa kini dan masa depan, sehingga air perlu dikelola
agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya,
dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia. Agar air dapat
bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat berkelanjutan, maka
dalam pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan kualitas air
dan pencemaran air.
Proses pengelolaan air untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat
kesehatan, diperlukan beberapa tahap pengolahan. Salah satu tahap akhir
pengolahan air adalah desinfeksi. Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk
1
2
menghilangkan mikroorganisme yang merugikan dalam rangka mencegah
terjadinya infeksi. Dalam proses pengolahan air, desinfeksi merupakan
proses penambahan bahan desinfektan ke dalam air sehingga air memenuhi
persyaratan bakteriologis.
Menurut Alaerts dan Santika (1987, h.107) syarat untuk keamanan
air minum pada jaringan distribusi air sebaiknya mengandung konsentrasi
khlor (Cl2) aktif (residual) dengan kandungan sisa khlor ± 0,3 mg/l (0,2 –
0,5 mg/l).
Air minum untuk memenuhi kebutuhan penduduk Kabupaten
Magelang terutama di daerah Mertoyudan berasal dari jaringan pipa
distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang. Jaringan pipa
distribusi wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang dibagi menjadi
3 (tiga) area pelayanan, yaitu dekat, sedang, dan jauh. Untuk menjaga
kualitas air perpipaan, keberadaan sisa khlor sangat diperlukan dalam suatu
sistem jaringan distribusi karena dapat mengurangi risiko tumbuhnya
mikroba dan terjadinya kontaminasi. Dalam penelitian di PDAM Buntok,
Kalimantan Tengah pengaruh jarak pengaliran air minum terhadap sisa
khlor dan MPN Coliform sangat berpengaruh. Atas dasar tersebut maka
peneliti mengambil judul penelitian “Hubungan Jarak Pelayanan dengan
Sisa Khlor Pada Jaringan Distribusi PDAM Tirta Gemilang di Wilayah
Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang Kabupaten Magelang Tahun
2010”.
3
B. Perumusan Masalah
1. Masalah
Bagaimana hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di
wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang?
2. Sub Masalah
a. Berapa kandungan sisa khlor pada titik khlorinasi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang?
b. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan dekat pada jaringan
distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang?
c. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang?
d. Berapa kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada jaringan
distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang?
e. Apakah ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang?
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di
wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kandungan sisa khlor pada titik khlorinasi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang.
b. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan dekat pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang.
c. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang.
d. Mengukur kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang.
e. Mengetahui hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang.
5
D. Manfaat
1. Masyarakat
Memberikan informasi tentang hubungan jarak pelayanan dengan
sisa khlor pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah
pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.
2. PDAM Tirta Gemilang
Memberikan masukan pada PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang dan instansi terkait dalam penanganan/pengawasan kualitas
air minum terutama di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.
3. Almamater
Memberikan tambahan bahan pustaka bagi Politekhnik Kesehatan
Depkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
khususnya dalam bidang yang terkait mata kuliah penyediaan air
minum.
4. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal analisis
kandungan sisa khlor dalam air pada jaringan distribusi PDAM
Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang.
6
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup peneliti adalah kandungan sisa khlor pada jaringan
distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah
pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang area pelayanan dekat, area
pelayanan sedang dan area pelayanan jauh.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Air
Menurut Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001
“Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah
permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil”.
2. Air bersih
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas
air, Bab I Ketentuan Umum Pasal I
“Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak”.
3. Air minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum
“Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan/tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum”.
7
8
4. Khlorinasi
“Khlorinasi adalah pemberian bahan kimia berupa khlor
yang bertujuan menonaktifkan dan membunuh mikroba
dalam air”. (Azrul Azwar, 1986, h.16)
5. Khlor tersedia bebas
“Khlor tersedia bebas (sisa khlor bebas) adalah khlor
yang masih tetap berada di dalam air yang telah
digunakan untuk mengikat unsur kimia”. (Ditjen PPM &
PLP, 1985, h. 35)
6. Khlor tersedia terikat
“Khlor tersedia terikat (khlor kombinasi) adalah jumlah
khlor yang diikat oleh unsur kimia di dalam air, sehingga
kekuatan desinfeksinya sangat lemah”. (Ditjen PPM &
PLP, 1985, h. 35)
7. Jumlah khlor tersedia
“Jumlah khlor tersedia (total khlor) adalah penjumlah
antara khlor tersedia bebas dengan khlor tersedia terikat”.
(Ditjen PPM & PLP, 1985, h. 35)
8. Khlor Demand
“Adalah kebutuhan khlor untuk desinfeksi, oksidasi dan
sisa khlor ” (Suparmin, 2003, h.18).
9. Daya sergap khlor
“Adalah kebutuhan khlor untuk desinfeksi, oksidasi tanpa
sisa khlor” (Suparmin, 2003, h.18).
9
10. Sisa khlor
“Adalah khlor tersedia setelah digunakan untuk
desinfeksi dan oksidasi” (Suparmin, 2003, h.18).
11. Break point khlorination
“Break point khlorination adalah suatu kejadian
terjadinya titik terendah penurunan residu dan
terbentuknya sisa khlor bebas yang sangat aktif dalam
membunuh bakteri, keberadaan sisa khlor dalam air akan
bisa di deteksi dengan larutan orhotolidine, dimana akan
memberikan warna kuning”. (Suparmin, 2003, h.16)
12. Desinfeksi
“Desinfeksi adalah membunuh bakteri phatogen yang
penyebarannya melalui air, seperti penyakit thypus,
cholera, dysentri dan lain-lain. Desinfeksi dengan cara
kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia
seperti unsur-unsur halogen Cl2 atau senyawa khlor, Br2,
Ozon (O3), H2O2, Phenol, bermacam-macam asam, basa,
KMnO4, OCl2, CaSO4 dan ZnSO4. (Indonesia Depkes,
1988, h. 83)
B. Sumber air
1. Air Bersih dan persyaratannya
Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Semua aktifitas
manusia sebagian besar membutuhkan air. Oleh karena itu kualitas air
harus baik.
Persyaratan air bersih untuk kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
a. Syarat kuantitatif
Syarat kuantitatif jumlah air yang ditujukan untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan tingkat kebutuhan
masyarakat.
10
Menurut Djasio Sanropie, dkk (1984, h.42) kebutuhan air
bagi keperluan domestik di Indonesia untuk daerah kota adalah 100-
150 liter/orang/hari, sedangkan untuk daerah desa/ kota kecil adalah
60 liter/orang/hari.
b. Syarat kualitatif
Menurut Permenkes RI No.416/Menkes/Per/1990 kualitas
air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi; persyaratan
mikrobiologi, fisika, kimia dan radioaktif.
c. Syarat kontinuitas
Menurut Sidharta. SK, dkk (1997, h.31) arti kontinuitas
disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil
terus-menerus dengan fluktasi debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim hujan maupun musim kemarau.
2. Air Minum dan Persyaratannya
Menurut Suparmin (2003, hal. 1) sistem penyediaan air minum
yang baik seharusnya memenuhi 5 syarat sebagai berikut:
a. Syarat kualitas, sesuai dengan standar yang berlaku untuk parameter
fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.
b. Syarat kuantitas, jumlah air yang mencukupi kebutuhan masyarakat
sesuai dengan tingkatan kebutuhannya.
c. Syarat kontinuitas, tersedia setiap waktu bila dibutuhkan.
d. Mudah dicapai dan didapat oleh konsumen.
11
e. Harga relatif murah sehingga dapat dijangkau setiap lapisan
masyarakat.
Menurut Benny Chatib, dkk (2005, h. 4-6) dua segi yang harus
diperhatikan dalam penyediaan air minum, yaitu:
a. Segi kualitas yaitu terpenuhinya syarat-syarat kualitas agar dapat
dipergunakan dengan aman tanpa khawatir akan terinfeksi oleh
kuman penyakit.
b. Segi kuantitas yaitu tersedianya dalam jumlah yang cukup dan dapat
dipergunakan setiap waktu.
Persyaratan kualitas air minum menurut Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 terdiri dari:
a. Persyaratan fisis
Batasan kualitas air minum:
1) Tidak berbau dan tidak berasa
2) Temperatur : Suhu udara ± 30 C
3) Tidak berwarna : maksimum 15 TCU
4) Kekeruhan turbidity : 5 NTU
b. Persyaratan kimiawi
Kandungan bahan kimia di dalam air harus mempunyai kadar
dan tingkat konsentrasi tertentu.
12
1) Alumunium : 0,2 mg/l
2) Besi : 0,3 mg/l
3) Kesadahan : 500 mg/l
4) Khlorida : 250 mg/l
5) Mangan : 0,1 mg/l
6) pH : 6,5 – 8,5
7) Seng : 3 mg/l
8) Sulfat : 250 mg/l
9) Tembaga : 2 mg/l
10) Amonia : 1, 5 mg/l
Berdasarkan Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002
sisa khlor minimal pada sampel air adalah 0,2 mg/l.
Permenkes yang terbaru mengenai persyaratan kualitas air
minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak menyebutkan dengan
tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air minum, sehingga untuk
kadar sisa khlor dalam air minum masih menggunakan Kepmenkes
RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum sepanjang mengenai persyaratan
kualitas air minum tidak menyimpang.
c. Persyaratan bakteriologis
Dari sudut kontrol terhadap penyakit (disease control) ada dua
golongan besar dari mikroorganisme, yaitu:
1) Mikroorganisme pathogen, yang dapat meneyebabkan penyakit.
13
2) Mikroorganisme non pathogen, mikroorganisme yang tidak
menimbulkan penyakit.
Sulit untuk mengetahui secara tepat kehadiran suatu
mikroorganisme pathogen secara spesifik misalnya bakteri
penyebab thypus, cholera atau penyakit lainnya. Oleh sebab itu
para ahli menggunakan suatu grup bakteri yang dinamai bakteri
golongan Coli yang biasa terdapat dalam usus manusia sebagai
tolok ukur.
Ketentuan yang berlaku menyatakan bahwa air yang sudah
dikhlorinasi digunakan untuk keperluan air minum angka MPN
untuk parameter E. Coli atau Fecal Coli adalah 0 per 100 ml air
sampel, dan untuk Total bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml
air sampel.
C. Pengolahan air minum
Menurut Suparmin (2003, h. 4-5) proses pengolahan lengkap
mempunyai urutan sebagai berikut:
1. Screening/ saringan kasar
Proses pengambilan benda-benda kasar yang mengapung, misal
daun, sampah yang terdapat dalam air baku.
14
2. Prasedimentasi/ pengendapan pendahuluan
Proses pengendapan untuk memisahkan benda-benda
tersuspensi (suspended matter) yang terdiri dari pasir kasar, pasir
halus dan lumpur yang sangat halus (silt) dari air baku.
3. Koagulasi dan flokulasi
Proses pembentukan flok dari koloid yang sukar diendapkan
agar menjadi mudah diendapkan, digunakan bahan koagulan dan
flokulan.
4. Sedimentasi/ pengendapan
Proses pengendapan untuk memisahkan flok-flok yang sudah
terbentuk dari jenis partikel flokulen.
5. Filtrasi/ penyaringan dengan media
Proses penyaringan untuk memisahkan flok-flok yang tidak
mengendap di bak pengendap, diperlukan media seperti pasir, kerikil
dan air untuk pencucian (backwashing).
6. Netralisasi
Proses pengaturan pH ar agar tidak agresif dan tidak merusak
perpipaan, diperlukan penambahan bahan kimia seperti kapur atau
asam.
7. Desinfeksi
Proses penambahan desinfektan ke dalam air agar memenuhi
persyaratan bakteriologis.
15
D. Desinfeksi
Menurut Depkes RI (1988, h. 83) desinfeksi adalah membunuh
bakteri phatogen yang penyebarannya melalui air, seperti penyakit thypus,
cholera, dysentri dan lain-lain. Desinfeksi dengan cara kimia dapat
dilakukan dengan penambahan bahan kimia seperti unsur-unsur unsur
halogen Cl2 atau senyawa khlor, Br2, Ozon (O3), H2O2, Phenol, bermacam-
macam asam, basa, KMnO4, OCl2, CaSO4 dan ZnSO4.
Desinfeksi dalam penyediaan air minum adalah suatu hal yang
sangat penting. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk
membunuh bakteri pathogen. Air yang tercemar oleh mikroba tersebut
dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi orang yang
mengkonsumsinya. Gangguan kesehatan yang sering dijumpai adalah
gastroenteristis. Gastroenteristis merupakan gangguan yang menyerang
pada organ pencernaan manusia. Diare adalah salah satu jenis penyakit
gastroenteristis yang disebabkan oleh mikroba phatogen dalam air.
Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh mikroba phatogen
dalam air tidak akan terjadi apabila kita melakukan tindakan pencegahan.
Salah satu cara dalam melakukan hal tersebut adalah desinfeksi dengan
menggunakan bahan kimia khlor. Khlor merupakan bahan kimia cukup
ekonomis sebagai bahan desinfeksi air bila dibandingkan dengan bahan
desinfeksi kimia yang lain (Djasio Sanropie, 1984, h.341).
16
Cara-cara desinfeksi (Djasio Sanropie, dkk, 1984, h. 341) antara lain:
1. Dengan menggunakan panas sampai mendidih
Cara ini mematikan bakteri-bakteri yang ada akan tetapi, bila
menggunakan pasteurisasi perlu pengamatan temperatur secara cermat.
2. Dengan menggunakan sinar
Sinar matahari adalah merupakan desinfektan alam dan dapat
dipakai untuk pengawetan. Penyinaran dengan ultra violet merupakan
cara desinfeksi yang intensif. Adapun sumber ultra violet adalah dari
lampu mercuri dengan konstruksi dari gelas khusus dimana
menghasilkan kekuatan sinar 2537 (10-8
cm).
3. Dengan cara kimia
Yang termasuk dengan desinfeksi ini adalah:
a. Zat kimia oksidator, diantara unsur-unsur hallogen maka khlorine
adalah yang paling efektif dan ekonomis.
b. Metal ion; ion sebagai zat desinfektan yang baik hanya mutlak
ditujukan pada bakteri saja (tidak termasuk virus dan cyste).
c. Alifatik basa/asam; bakteri pathogen tidak akan bertahan lama
pada keadaan asam dan basa yang tinggi pH basa (11) pH asam
(3).
d. Surface aktif chemical; yang termasuk kelompok ini adalah
surfaktan (pembersih) seperti detergent.
17
E. Khlorinasi dalam air minum
1. Khlor
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur
kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik,
unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17 (sistem lama: VII
atau VIIA). (http://fharmacy. com/2009/04/chlor.html)
Sifat fisika pada khlor
a. Dapat larut dalam air (1 volume air pada 10o c)
b. Dapat mengabsorbsi 2,7 volume gas Cl2
c. Merupakan oksidator kuat
d. Bau khas dan menusuk(toksis dan dapat merusak alveoli dan selaput
lendir organ lainnya)
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan di AS (US EPA -
Environmental Protection Agency), Klor (Cl) sehagai bahan baku
kaporit (CaOCl2) diklasifikasikan dalam kelompok pestisida (yang
penggunaannya ditujukan untuk membunuh organisme hidup).
(http://www.realt5000.com.ua/news/utf/id/682011/)
2. Pengaruh khlor terhadap kesehatan
Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam
dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat
berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk
kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering
digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
18
Calsium Hypochlorite (CaOCI2) atau Kaporit umum
ditambahkan ke dalam air kran dan kolam renang sebagai disinfektan
pembunuh bakteri patogen seperti E.coli, pembasmi lumut serta jentik
nyamuk.
Penggunaan kaporit dari bentuk gas yang memiliki
kemungkinan paparan lebih berbahaya. Dalam fase dimana paparan
klorin/kaporit ini sudah menimbulkan resiko, efek yang bisa merugikan
tubuh sangat beragam mulai dari iritasi jaringan-jaringan tubuh seperti
mata secara langsung serta saluran pernafasan lewat cara inhalasi
gasnya hingga munculnya gangguan lanjut dengan kerusakan jaringan
yang terjadi seperti batuk, sesak, rasa terbakar di sekitar dada, gangguan
kulit, penuaan dini termasuk kerusakan rambut hingga kerusakan-
kerusakan lanjut lainnya pada banyak jaringan tubuh.
Efek jangka panjang yang ditemukan dari berbagai riset
menyebutkan berbagai gangguan serius mulai dari bronchitis,
pneumonia, resiko serangan jantung hingga kanker, dan beberapa riset
banyak menghubungkan kaporit terhadap terjadinya reaksi alergi kulit.
Proses desinfektan pada kolam-kolam renang umum termasuk salah
satu yang cukup banyak disorot karena seringkali dilakukan secara
berlebihan hingga tak jarang menimbulkan bau gasnya yang khas, yang
lebih beresiko untuk paparan dalam tingkat berbahaya.
(http://danieldokter.multiply.com/journal/item/49/pro_dan_kontra_toksi
sitas_kaporit_sebagai_desinfektan_air)
19
3. Khlorinasi
Menurut Alaerst dan Sri Sumesti Santika (1987, h.103) dari
bermacam-macam zat kimia yang berada dipasaran, khlorine adalah zat
yang paling sering dipakai karena harganya murah dan masih
mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
pembunuhannya.
Menurut Suparmin (2003, h.17) khlorin yang digunakan dalam
desinfeksi air, diantaranya:
a. Gas tekan cair (liquid khlorine)
b. Calcium hypokhlorite (Ca(OCl)2) biasa disebut dengan kaporit
yang dijual dipasar dengan kadar 60-70%.
c. Larutan pengelantang (khlorine bleach solution) berupa senyawa
kimia NaOCl.
Menurut Suparmin (2003, h.14) istilah-istilah yang sering
digunakan berkaitan dengan khlorinasi antara lain:
1. Khlorinasi sederhana (plan khlorination)
Khlorinasi sederhana dilakukan pada air baku dalam
tank/bak tujuannya untuk menahan pertumbuhan rumput, bahan-
bahan organik dan algae, dapat menghilangkan bau, warna dan
bakteri.
2. Khlorinasi pendahuluan (Pre-khlorination)
Adalah aplikasi pemberian khlorin sebelum filtrasi.
Tujuannya mengurangi rasa, bau, algae dan organisme lainnya.
20
Dosis normal yang biasa digunakan bervariasi dari 5-10 ppm
dengan residu khlor 0,1-0,5 ppm.
3. Khlorinasi lanjutan (post-khlorination)
Adalah aplikasi khlorin selain melalui proses pengolahan.
Diberikan lewat suatu alat khusus, biasanya berupa dosing pump
maupun khlorinator lainnya sehingga akan diperoleh dosis tepat.
4. Khlorinasi berlebih (super-khlorination)
Khlorinasi dilakukan pada kasus epidemik disuatu
daerah/kota secara berlebih sehingga mendapatkan sisa khlor
sebesar 0,5-0,7 ppm. Dapat dilakukan atau digunakan juga sebelum
proses filtrasi jika air baku mengandung sejumlah besar kotoran
(mikroorganisme, bahan-bahan organik lainnya) serta kekeruhan
yang tinggi.
5. Break Point Chlorination
adalah suatu keadaan terjadinya titik terendah penurunan
residu dan terbentuknya sisa klor bebas yang sangat aktif dalam
membunuh bakteri.
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
(1) (2) (4) (5) (3)
KLOR YANG DITAMBAHKAN (ppm)
Sis
a K
hlo
r (p
pm
)
Gambar 2.1 Grafik Break Point Chlorination
Sumber: Suparmin 2003, h.15
21
Menurut Suparmin (2003, h.16) pada khlorinasi terjadi urutan
tahapan reaksi, sebagai berikut:
a. Penguraian khlor oleh reduktor, belum ada residu khlor, tidak ada
daya suci hamanya.
b. Terbentuk komplek organik, daya suci hama kecil.
c. Terjadi reaksi dengan ammonia/senyawa bernitrogen, membentuk
khloroamin/khloroorganik.
d. Penguraian khloroamin/khloroorganik.
e. Terbentuk khlor bebas dan komplek khloroorganik sesudah break
point.
4. Sisa Khlor
Sisa khlor adalah khlor yang tersedia setelah digunakan untuk
desinfeksi dan oksidasi.
Terdapat 2 jenis sisa khlor yang ada didalam air yang telah
mengalami khlorinasi, yaitu Combined residual khlorine (sisa khlor
terikat) dan Free residual khlorine (sisa khlor bebas).
Kadar dari sisa khlor yang terbentuk tergantung pada kondisi air
yang akan diolah, yaitu sbb:
a. Jika air baku yang akan dikhlorinasi mengandung cukup banyak
amoniak maka akan menghasilkan sisa khlor terikat.
b. Jika air baku yang akan dikhlorinasi tidak mengandung amoniak
maka akan menghasilkan sisa khlor bebas.
22
c. Jika air baku yang akan dikhlorinasi mengandung sedikit amoniak
maka akan terbentuk sisa khlor terikat selebihnya terbentuk sisa
khlor bebas.
5. Pengukuran sisa khlor dalam air
Tujuan dari pengukuran sisa khlor dalam air adalah untuk
mengetahui kandungan bahan tersebut dalam air iu sendiri (Suparmin,
2002, h.107).
Tekhnik pemeriksaan khlor dalam air menggunakan prinsip
kolorimetri. Kolorimetri adalah suatu cara pemeriksaan kuantitatif suat
zat atas dasar intensitas warna larutan yang terbentuk oleh reaksi-reaksi
yang berlangsung atau dengan kata lain melakukan perbandingan suatu
larutan berwarna yang tidak diketahui konsentrasi.(Suparmin, 2002,
h.55).
Metode kolorimetri dalam pemeriksaan air dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
a. Metode visual
Metode visual adalah suatu metode dalam pemeriksaan air.
Dalam metode ini ketelitian dari pengamat mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap hasil pembacaan skala. Pengamatan
yang tidak cermat dapat menyebabkan salah pembacaan, sehingga
hasil pengukuran kurang tepat. Contoh alat yang digunakan dalam
metode ini adalah comparator disc.
23
b. Metode Fotokolorimetri
Fotokolorimetri adalah suatu cara pemeriksaan kualitatif air
yang didasarkan pada kemampuan foto cel yang berperan mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik. Kekuatan dari arus listrik
dipengaruhi oleh kekuatan cahaya itu sendiri.
Keuntungan menggunakan kolorimetri yaitu sangat sensitif,
dimana kadar zat yang akan diperiksa dapat diukur pada konsentrasi
yang rendah dan prosedur pemeriksaan mudah dan cepat.
6. Faktor yang berpengaruh terhadap khlorinasi dalam air minum
Kadar sisa klor sebagai produk khlorinasi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu:
1) Bahan kimia yang bersifat reduktor mengakibatkan kadar sisa khlor
dalam air tidak cukup untuk membunuh bakteri.
2) Zat organik menghambat proses desinfeksi.
3) Mikroorganime mempengaruhi bau dan rasa.
4) Terjadi reaksi dengan amonia/senyawa bernitrogen, membentuk
kloroamin/kloroorganik.
5) Penguraian kloroamin/kloroorganik.
6) Terbentuk klor bebas dan komplek klororganik sesudah break
point.
24
F. Distribusi Air Minum dan Kondisi penyediaan Air Minum dengan
sistem perpipaan
1. Sistem distribusi
Sistem distribusi air minum adalah pendistribusian atau pembagian
air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoar) ke
daerah pelayanan (konsumen). (Sidarta, dkk, 1997, h.47)
Dalam perencanaan sistem distribusi air minum, beberapa faktor
yang harus diperhatikan antara lain adalah:
a. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Daerah layanan ini meliputi wilayah kabupaten atau
Kotamadya. Jumlah penduduk yang dilayani tergantung pada
kebutuhan, kemauan/minat, kemampuan atau tingkat sosial ekonomi
masyarakat sehingga dalam satu daerah layanan belum tentu semua
penduduk terlayani.
b. Kebutuhan air
Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk
distribusi daerah pelayanan.
c. Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem
jaringan dan pola aliran yang sesuai.
d. Jenis sambungan sistem
Jenis sambungan dalam sistem distribusi air minum dibedakan
menjadi sambungan halaman, sambungan rumah, hidran umum,
terminal umum, dan kran umum.
25
2. Pipa distribusi
Adalah pipa yang membawa air ke konsumen (Sidarta, dkk, 1997,
h. 48). Pipa distribusi terdiri dari:
1) Pipa Induk
Yaitu pipa utama pembawa air yang akan dibagikan kepada
konsumen.
2) Pipa cabang
Yaitu pipa cabang dari pipa induk.
3) Pipa dinas
Yaitu pipa pembawa air yang langsung melayani konsumen.
Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (2005, h.19)
bahwa kondisi penyediaan air minum dengan sistem perpipaan sangat
bervariasi apabila ditinjau dari:
a. Sumber air yang digunakan sebagai bahan baku.
b. Kondisi medan sebagai tempat peletakan penyediaan air minum
sistem perpipaan.
Kondisi medan ini mempengaruhi aneka jenis bangunan
yang harus diselenggarakan. Ada medan pelayanan yang sangat
terjal (beda tinggi antara sumber air dengan konsumen yang
dilayani sangat besar), sehingga membutuhkan BPT (Bak Pelepas
Tekanan), ada pula yang sama sekali tidak memerlukan bangunan
26
tersebut. Ada pula karena debit yang tersedia sangat kecil, sehingga
membutuhkan reservoir, ada pula yang tidak.
c. Jenis pengolahan yang diselenggarakan
Jenis pengolahan yang harus dilaksanakan sangatlah
bervariasi dari satu perpipaan ke satu perpipaan yang lain, hal ini
tergantung pada kualitas fisik, bakteriologis maupun kimiawi dari
sumber air yang akan digunakan sebagai bahan baku.
d. Bentuk pelayanan yang akan diselenggarakan bagi konsumen
Pada dasarnya bentuk pelayanan yang akan diselenggarakan
bagi konsumen, meliputi: Kran umum (KU), sambungan rumah
(SR), terminal air (TA), sambungan halaman (SH) dan hidran
umum (HU)
e. Pencemaran pada jaringan perpipaan
Menurut Sofyan Moh. Noerbambang (1993, h.14),
pencemaran pada jaringan perpipaan disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu:
1) Cross Conection (Hubungan pintas)
Hubungan pintas adalah hubungan fisik dua jenis pipa
yang berbeda, satu sistem untuk air minum dan sistem pipa
lainnya berisi air yang tidak diketahui atau diragukan
kualitasnya, dimana air akan dapat mengalir dari satu sistem ke
sistem lainnya. Dalam perpipaan air minum tidak boleh
dihubungkan dengan sistem perpipaan lainnya dan
27
peralatannya tidak boleh terendam air kotor atau bahan lain
yang tercemar.
2) Back Flow (aliran balik)
Aliran balik disebabkan terjadinya efek siphon balik
(back shiponage), yaitu terjadinya aliran masuk dalam pipa air
minum dari air bekas atau air tercemar yang disebabkan
karena terjadinya tekanan negatif atau kecil dalam pipa air
minum. Coliform sebagai indikator biologi.
G. Penentuan Titik Pengambilan Sampel Air
Menurut Ditjen PPM&PLP (1985, h.24) penentuan titik sampel air
tujuannya adalah menilai kulaitas air minum yang sampai di kran konsumen
atau tempat keluarnya air dan lain-lain. Kualitas iar disini mungkin tidak
sama dengan kualitas air yang ada pada sistem distribusi, misalnya pada
titik yang dihubungkan dengan pipa sambungan ke rumah tempat tinggal.
Perlu diketahui bahwa di banyak daerah tandon air di rumah-rumah masih
umum digunakan, air disini sering menjadi tercemar. Jadi dalam menilai
kualitas air dari kran, ada perlunya mengecek kualitas air dari semua tandon
air yang ada di masyarakat.
Dalam memilih titik-titik pengambil sampel, kriteria umum tertentu
yang biasanya diikuti:
1. Titik-titik pengambilan sampel harus mewakili berbagai sumber-sumber
air yang mungkin masuk kedalam sistem.
28
2. Titik-titik tersebut harus meliputi bagian-bagian yang mewakili suatu
kondisi dari sistem yang paling tidak baik serta tempat yang
kemungkinan memperoleh kontaminasi (reservoir, belokan, daerah
bertekanan rendah, ujung dari sistem dan lain-lain).
3. Titik-titik sampel harus secara seragam menyebar keseluruh sistem.
4. Titik-titik pengambilan harus terletak kedalam kedua tipe sistem
distribusi (tertutup dan terbuka) sebanding dengan jumlah sambungan
atau cabang.
5. Titik-titik pengambilan sampel secara umum harus dipilih sedemikian
rupa sehingga mewakili secara keseluruhan dan bagian pokok dari
sistem.
6. Titik-titik harus terletak disuatu tempat sedemikian rupa sehingga air
berasal dari tangki cadangan atau reservoir.
7. Pada sistem yang mempunyai lebih dari satu sumber, titik-titik
pengambilan sampel harus berasal dari sistem sehingga jumlahnya
sebanding dengan penduduk yang dilayani dari masing-masing sumber.
8. Harus ada paling tidak satu titik pengambilan sampel yang langsung
sesudah air minum memperoleh pengolahan.
29
H. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber Air/
Air Baku
Persyaratan air
bersih :
1. Kuantitatif
2. Kualitatif
3. Kontinuitas
4. Mudah dicapai
5. Murah
Persyaratan air
minum :
1. Fisik
2. Kimia
3. bakteriologi
Pengolahan
air minum
Desinfeksi
Khlorinasi
a. Gas tekan
cair
b. Kaporit
c. Larutan
penggelantan
g
Kondisi penyediaan
air minum sistem
perpipaan
Sisa khlor
Distribusi
air minum
Penentuan titik pengambilan sampel air
Titik khlorinasi Area pelayanan
Faktor yang
berpengaruh
terhadap khlorinasi
dalam air minum:
1. Zat organik
2. Ammonia
3. senyawa
bernitrogen
4. Mikroorganisme
30
I. Hipotesis
Ho = Tidak ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor pada jaringan
distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang Kabupaten Magelang.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Jenis variabel
a. Variabel bebas (dependent variable)
Variabel bebas adalah variabel utama yang mempengaruhi
atau diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah jarak pelayanan pada jaringan distribusi
PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang.
b. Variabel terikat (independent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sisa
khlor pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah
pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang .
c. Variabel pengganggu (confounding variable)
Variabel pengganggu adalah variabel yang berpengaruh
terhadap keragaman variabel. Variabel pengganggu dalam
penelitian ini adalah temperatur air, jenis pipa, dosis desinfektan,
pH, dan debit air.
31
32
2. Struktur hubungan variabel
3. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional
Cara
mengumpulkan
data dan
instrumen
Satuan/
kategori
Skala
data
1 Jarak
pelayanan
Panjang saluran yang dilalui
oleh air dari titik khlorinasi
injeksi gas khlor pada
reservoir sampai ke
konsumen melalui pipa
jaringan distribusi
berdasarkan area pelayanan
dekat, sedang dan jauh.
Pengukuran
(rol tip)
Km Ratio
2 Sisa khlor Kandungan sisa khlor pada
air sampel yang diambil
dari air di titik khlorinasi
injeksi gas khlor pada
reservoir, dan air kran pada
konsumen PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten
Magelang di wilayah
Pemeriksaan
(Lovibond merk
Eutech C21)
Mg/l Ratio
Variabel bebas
Jarak pelayanan
Variabel pengganggu
1. Temperatur air
2. Jenis pipa
3. Dosis
desinfektan
4. pH
5. Debit air
Variabel terikat
Sisa khlor
Gambar 3.1 Struktur hubungan variabel
33
No. Variabel Definisi Operasional
Cara
mengumpulkan
data dan
instrumen
Satuan/
kategori
Skala
data
Mertoyudan berdasarkan
area pelayanan dekat,
sedang, dan jauh
3 Temperatur
air
Suhu dari air PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten
Magelang pada lokasi
pengambilan sampel
Pengukuran
(termometer)
0C Interval
4 Jenis pipa Macam bahan pipa yang
dipakai untuk jaringan
distribusi
Observasi
(checklist)
Macam -
5 Dosis
desinfektan
Banyaknya desinfektan
yang diperlukan untuk
setiap 1 m3 air
Pengukuran
(timbangan)
Gram Ratio
6 pH. Derajat asam basa air baku
yang mempengaruhi proses
desinfeksi
Pengukuran
(pH meter)
- Ratio
7 Debit air Banyaknya air yang
dialirkan pada system
distribusi PDAM dalam tiap
satuan waktu
Pengukuran M3/menit
Ratio
B. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian analitik
observasional dengan pendekatan crosscectional.
C. Waktu dan lokasi penelitian
1. Waktu penelitian
a. Tahap persiapan : Desember 2009 - Februari 2010
b. Tahap pelaksanaan : April 2010 - Mei 2010
c. Tahap penyelesaian : Juli 2010
34
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jaringan distribusi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang meliputi kandungan sisa khlor pada
titik klorinasi injeksi gas khlor di reservoir, dan air kran konsumen
PDAM Tirta Gemilang Magelang di Mertoyudan sistem Sijajurang.
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah kandungan sisa khlor pada
jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.
2. Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10 sampel untuk setiap
area pelayanan dekat, sedang dan jauh dengan cabang terjauh pada
setiap area pelayanan. Dilakukan replikasi sebanyak 3 (tiga) kali.
E. Pengumpulan data
1. Jenis data
a. Data umum
1) Gambaran umum lokasi penelitian
2) Letak geografis
3) Jumlah pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
35
4) Jarak dari PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah
pelayanan Mertoyudan system Sijajurang sampai ke titik
pengambilan sampel di pipa jaringan distribusi.
5) Peta jalur pendistribusian PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang wilayah Mertoyudan.
6) Jumlah tenaga pelaksana.
7) Sumber air baku
8) Prosedur/teknik pengolahan
b. Data khusus
1) Jumlah konsumen pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang terutama wilayah pelayanan Mertoyudan.
2) Kandungan sisa khlor dalam air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan pada tiap titik sampel
yang diambil dari pemeriksaan laboratorium.
3) Suhu, pH.
4) Kualitas sarana.
5) Pengawasan terhadap sarana.
6) Kualitas air baku.
2. Sumber data
a. Data primer
Data primer diperoleh dari hasil pengukuran, pengamatan
langsung dilapangan dan pemeriksaan sampel laboratorium, antara
lain:
36
1) Suhu, pH.
2) Kualitas sarana perpipaan.
3) Kandungan sisa khlor pada tiap titik sampel yang diambil.
b. Data sekunder
1) Data geografis.
2) Jumlah pemakai air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.
3) Pengawasan terhadap pelaksanaan.
4) Prosedur tekhnik pengolahan (desinfeksi/khlorinasi).
5) Kualitas air baku.
3. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
a. Wawancara, dengan pejabat Dinas Bapeda Kabupaten Magelang dan
Kepala Dinas PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.
b. Observasi, yaitu pengamatan langsung utuk mengetahui keadaan
pada titik khlorinasi di reservoir dan sistem jaringan pipa yang akan
dijadikan sampel.
c. Pengukuran, yaitu kegiatan pengukuran sisa khlor dalam air yang
dilakukan pada titik lokasi pengambilan sampel air yang terpilih
menggunakan metode pemeriksaan sisa khlor dengan lovibond merk
Eutech C21.
4. Instrument pengumpulan data
Instrument pengumpulan data yang digunakan untuk pengukuran
adalah lovibond merk Eutech C21 untuk pemeriksaan khlor.
37
Thermometer untuk pengukuran suhu pada sampel air, pH meter untuk
mengukur pH pada sampel air, timbangan untuk mengukur dosis
desinfektan yang digunakan.
Instrument yang digunakan untuk wawancara dan observasi
menggunakan quesioner dan checklist.
F. Pengolahan data
1. Editing
Yaitu melakukan pengecekan kelengkapan data dan
mengoreksi semua data hasil pengukuran sisa khlor dan
pengukuran jarak untuk menghindari kekeliruan.
2. Entri data
Yaitu memasukkan data hasil pengukuran sisa khlor dan
pengukuran jarak ke dalam komputer untuk dianalisis.
3. Output
Yaitu menampilkan hasil pegolahan data hasil entri data
pengukuran sisa khlor dan pengukuran jarak dalam bentuk lembar
cetak (print out) hasil analisis, untuk kemudian ditafsirkan
pembacaanya.
38
G. Analisis data
1. Univariat
Yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian meliputi temperatur air, jenis pipa, dosis desinfektan, pH,
debit air, sisa khlor, dan jarak pelayanan dengan menggunakan
deskripsi, gambar atau grafik.
2. Bivariat
Yaitu analisis yang dilakukan untuk memahami suatu hubungan
antara variabel bebas jarak pelayanan dengan variabel sisa khlor
sebagai variabel terikat. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier.
39
BAB IV
HASIL
A. Data umum
1. Kabupaten Magelang
Secara Geografis Kabupaten Magelang terletak di antara 110˚
01’ 51” dan 110˚ 26’ 58” Bujur Timur, 7˚ 19’ 13” dan 7˚ 42’ 16” Lintang
Selatan, dengan luas wilayah 1.085,73 km2 (108.573 Ha). Dilihat dari
peta orientasi Propinsi Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Magelang
memiliki posisi yang strategis karena keberadaannya terletak di tengah-
tengah, sehingga mudah dicapai dari berbagai arah. Secara administratif
pemerintahan, Kabupaten Magelang berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang
b. Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali
c. Sebelah Selatan : Provinsi DIY dan Kabupaten Purworejo
d. Sebelah Barat :Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung
e. Di tengah Kabupaten Magelang terdapat Kota Magelang
Wilayah Kabupaten Magelang secara topografi merupakan
dataran tinggi yang berbentuk menyerupai cawan (cekungan) karena
dikelilingi oleh 5 (lima) gunung yaitu Gunung Merapi, Merbabu,
Andong, Telomoyo, Sumbing, dan Pegunungan Menoreh.
Kabupaten Magelang mempunyai iklim yang bersifat tropis dengan
dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan temperatur
udara 20˚ C - 27˚ C. Kabupaten Magelang mempunyai curah hujan yang
39
40
cukup tinggi. Wilayah Kabupaten Magelang Magelang terletak di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Progo dan DAS Bogowonto. Sesuai dengan
keadaan wilayahnya, Kabupaten Magelang kaya akan mata air dan
sungai. Terdapat 10 sungai besar/sedang dengan jumlah debit
maksimum 2.314 m3/detik pada musim penghujan dan minimum 110,3
m3/detik pada musim kemarau, serta 55 mata air dengan jumlah debit
9.509 liter/detik.
2. Jumlah penduduk Kabupaten Magelang
Dalam bidang administrasi pemerintahan, Kabupaten Magelang
dibagi dalam 21 Kecamatan dan 367 Desa serta 5 Kelurahan. Jumlah
penduduk Kabupaten Magelang dalam kurun waktu lima tahun terakhir
2003-2007 selalu mengalami kenaikan, Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Magelang Tahun 2007 adalah 1.185.816 jiwa (Sumber: Badan
Kesbang Pol dan Linmas Prov. Jawa Tengah Tahun 2007)
3. PDAM Kabupaten Magelang
PDAM Kabupaten Magelang merupakan perusahaan milik
pemerintah daerah Kabupaten Magelang yang bergerak di bidang
penyediaan air bagi masyarakat untuk memperoleh air minum dengan
jumlah yang cukup serta memenuhi syarat-syarat kesehatan. Kantor pusat
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang terletak di Jl. Letnan
Tukiyat No.2 Kota Mungkid.
Luas wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Magelang meliputi
21 kecamatan dan melayani 76.547 pelanggan pengguna air dari PDAM
41
Tirta Gemilang Kabupaten Magelang. Wilayah pelayanan Kecamatan
Mertoyudan yang luasnya 45,35 km2 (4.535 Ha) atau 4, 18% dari luas
keseluruhan wilayah Kabupaten Magelang, terdiri dari 12 desa/
kelurahan dan 121 dusun/ lingkungan. Sedangkan wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang meliputi Salam Kanci, Tampir Wetan,
Tampir Kulon, Sumber Rejo, Bandungan, Santan dan Ngganjuran.
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang mengambil air
dari 12 mata air yang berada di sembilan kecamatan, yakni Lebak
(Kecamatan Tegalrejo), Sidadang (Pakis), Sidosari (Salaman),
Blambangan (Mungkid), Combang (Muntilan), Semaren (Sawangan),
Citrosono, Telaga Rejo (Grabag), Karang Ampel, Sijajurang
(Mertoyudan), Sipragal, dan Sigandulan (Kajoran).
PDAM Kabupaten Magelang memiliki aset terbesar dalam
menjalankan kegiatannya yaitu ketersediaan sumber air yang melimpah
dalam wilayah Kabupaten Magelang. Dari data terakhir, Kabupaten ini
memiliki 57 sumber mata air dengan potensi hasil secara keseluruhan
sebesar 9400 liter per detik (l/dtk), yang dapat dieksploitasi dan
didistribusikan dengan biaya yang relatif rendah yang sebagian besar
melalui grativasi. 14 sumber mata air di antaranya saat ini sudah diambil
dengan potensi hasil keseluruhan sebesar 1.555 l/dtk, dari jumlah tersebut
hanya 403,5 l/dtk digunakan oleh PDAM, sebagaimana ditunjukkan
dalam Tabel 4.1.
42
Tabel 4.1.
RINCIAN KAPASITAS PRODUKSI SUMBER MATA AIR
PDAM TIRTA GEMILANG DI WILAYAH KABUPATEN MAGELANG
No Nama Sumber Pengeluaran
(l/dtk)
Digunakan
(l/dtk)
Tidak Digunakan
(l/dtk)
1 Sijajurang 150.00 90.00 60.00
2 Gadad/Citrosono 250.00 100.00 150.00
3 Semaren 200.00 68.50 131.50
4 Silincat 50.00 25.00 25.00
5 Blambangan 200.00 22.50 177.50
6 Tlogorejo 65.00 23.00 42.00
7 Karangampel 200.00 21.00 179.00
8 Sidosari 50.00 14.00 36.00
9 Banyu
Temumpang
100.00 7.00 93.00
10 Siprajak 30.00 6.00 24.00
11 Combrang 80.00 6.00 74.00
12 Lebak 100.00 6.50 93.50
13 Sidandang 30.00 3.00 27.00
14 Sigandulan 50.00 11.00 39.00
Total 1,555.00 403.50 1,151.50
% Pengeluaran 25.90% 74.10%
Sumber: Arsip PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang Tahun 2007
4. Jumlah karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
Pegawai PDAM Kabupaten Magelang adalah terdiri dari direksi
dan pegawai, berjumlah 96 orang disamping pegawai tetap untuk
kelancaran pekerjaan dibantu oleh tenaga harian lepas, serta tenaga
lainnya yang bersifat borongan.
43
Tenaga operasional sistem pengolahan air bersih di PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang terdiri atas 17 karyawan. Produksi air
dilakukan selama 24 jam. Produksi air wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang melakukan desinfeksi menggunakan injeksi gas khlor
secara kontinyu pada air baku yang telah terkumpul pada ground
reservoir Bak Bundar Salam Kanci, kemudian air langsung di
distribusikan ke konsumen wilayah pelayanan sistem Sijajurang. Jumlah
pendistribusian air per hari terutama di daerah pelayanan sistem
Sijajurang adalah 17.607,6 m3/hari dengan jumlah konsumen 18.946.
5. Sarana dan prasarana
Sarana yang terdapat pada unit pengolahan air yang ada di PDAM
Tirta Gemilang Kabupaten Magelang Wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang terdiri dari:
a. Ground Reservoir
b. Meter induk
c. Meteran pelanggan
d. Tangki air
e. Perpipaan
f. Dosing pump
6. Penerapan EHS
Tenaga operasional memiliki pakaian khusus ketika dilapangan dan
telah memiliki pembagian tugas serta prosedur kerja pelaksanaan
operasional di lapangan. Terdapat papan peringatan tentang kesehatan
44
keselamatan kerja di laboratorium PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang.
B. Data khusus
1. Tekhnik pengolahan air minum
a. Sumber air baku
PDAM Tirta Gemilang dalam menjamin air bersih yang
didistribusikan memenuhi syarat, maka dilakukan pengawasan
terhadap kualitas air. Pengawasan terhadap air PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang. Pengawasan kualitas air untuk parameter bakteriologis
dengan mengambil air sampel setiap 3 bulan sekali pada jarak terdekat
dan terjauh di kran rumah konsumen PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang.
Hasil pemeriksaan terakhir pada tanggal 13 Maret 2010 di Desa
Ngganjuran menunjukan kualitas bakteriologis pada titik sampel yang
diambil sebesar MPN/100 ml gol. Coli adalah 10 dan MPN/ 100 ml
gol. Coli tinja adalah 10. Sumber air baku yang digunakan pada
wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang berasal dari mata air
Sijajurang dengan kapasitas produksi 150 l/detik, dan yang digunakan
adalah 90 l/detik.
45
b. Cara pengolahan air minum
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang melakukan pengolahan air dari mata air
Sijajurang sebagai sumber air baku. Air baku dari sumber tersebut
dikumpulkan pada ground reservoir dan dilanjutkan dengan injeksi
gas khlor kemudian langsung didistribusikan ke konsumen. Prosedur
pengolahan air dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Prosedur Pengolahan Air PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang Wilayah Pelayanan Mertoyudan Sistem Sijajurang
Sumber air
baku (mata air)
Ground
Reservoir
Injeksi gas
Khlor
Distribusi ke
Konsumen
46
c. Proses pengolahan air
1) Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan selama 24 jam setiap harinya dengan
menggunakan injeksi gas khlor pada bak di ground reservoir. Gas
khlor di kontakkan dengan air yang berada di ground reservoir
yang juga berfungsi sebagai bak penampung kemudian langsung
didistribusikan ke konsumen. Pemberian gas Cl2 dalam air untuk
memperoleh atau menghasilkan sisa khlor yang sampai kepada
konsumen minimal 0,2 mg/ltr.
2) Distribusi
Setelah melalui proses desinfeksi, air langsung
didistribusikan ke daerah pelayanan dengan sistem gravitasi.
2. Kondisi perpipaan
Hingga saat ini kapasitas yang terpasang pada PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang sebesar 3700 sambungan yang tersebar
di Kecamatan Mertoyudan. Jaringan pipa yang digunakan untuk pipa
transmisi/ pipa induk bervariasi, mulai dari 3 inci hingga 6 inci. Pipa
distribusi/ sambungan pelanggan juga bervariasi, mulai dari pipa
berukuran 2 inci hingga 4 inci. Kondisi perpipaan yang ada pada unit
pengolahan kurang terawat, sebagian kecil ada yang bocor dan berkarat.
Lokasi perpipaan yang bocor kebanyakan di daerah pinggir jalan raya
karena lebih sering mengalami guncangan akibat kendaraan yang
melaluinya.
47
Kondisi ini juga dapat dilihat dari laporan kebocoran air untuk
operasional mencapai 43.000 m3 pada akhir tahun 2009. Sedangkan
untuk sambungan rumah yang aktif sampai akhir 2009 mencapai 25.500
m3/tahun.
3. Khlorinasi
Khlorinasi dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi gas khlor
90%. Setelah dilakukan injeksi gas khlor terdapat kadar sisa khlor pada
tempat injeksi gas khlor Bak Bundar Salam Kanci sebesar 1,3 mg/l pada
kondisi suhu 250 C dan pH 7,01. Injeksi menggunakan dosing pump
dengan debit injeksi sebesar 20 cc/detik dan debit air yang di injeksi
sebesar 90 l/detik.
Hasil rata-rata pemeriksaan kadar sisa khlor yang dilakukan pada
tanggal 22, 23 dan 24 April 2010 pada jaringan distribusi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang wilayah Mertoyudan sistem Sijajurang
dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
RATA-RATA KADAR SISA KHLOR DI WILAYAH PELAYANAN
MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG
No
Pembagian wilayah
area pelayanan
Mertoyudan Sistem
Sijajurang
Suhu
(0C)
pH
Sisa
khlor
(mg/l)
Jarak dari
titik
khlorinasi
(Km)
1 Titik injeksi gas khlor 25,5 7,4 1,3 0
2 Dekat 25,15 6,84 0,506 3,5
3 Sedang 25 6,4 0,12 7,6
4 Jauh 25 5,4 0,0 11,12
48
Coefficientsa
,713 ,034 20,692 ,000
-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000
(Constant)
Jarak
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: Sisa_Chlora.
Hasil pengukuran kadar sisa khlor untuk area pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran
2.
Berdasarkan hasil pengukuran sesuai tabel 4.2 didapatkan hasil
rata-rata sisa khlor pada bak klorinasi sebesar 1,3 mg/l. Pada area
pelayanan dekat didapatkan rata-rata sisa khlor 0,506 mg/l dengan jarak
3,5 km dari titik khlorinasi. Pada area pelayanan sedang didapatkan rata-
rata sisa khlor 0,12 dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi. Pada area
pelayanan jauh didapatkan sisa khlor 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km
dari titik khlorinasi.
C. Uji Statistik
Hasil uji statistik menggunakan regresi linier dengan N = 30 dan
taraf signifikasi α = 5%, diperoleh data seperti tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
OUTPUT UJI REGRESI SEDERHANA
Model Summ ary
,948a ,899 ,895 ,07274
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Jaraka.
49
Didapatkan hasil R sebesar 0,948 yaitu R>0,5 hubungan kuat yang
berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan jarak pelayanan dengan sisa khlor
pada jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan
Mertoyudan sistem Sijajurang Kabupaten Magelang. Koefisien
determinasi R2 sebesar 0,899 x 100% = 89,9%. Koefisien jarak = -0,068.
Persamaan garis regresinya dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2.
Grafik Persamaan Garis Regresi Antara Jarak Dan Kadar Sisa Khlor
Persamaan garis yang didapatkan adalah Y= – 0,067 X + 0,712.
y = -0.067x + 0.712
-0,1
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0 2 4 6 8 10 12
Grafik Persamaan Garis Regresi
Y
Linear (Y)
Jarak (Km)
Sisa
Kh
lor
(m
g/l)
50
BAB V
PEMBAHASAN
A. Data umum
1. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu daerah yang kaya akan
sumber mata air. Tidak kurang terdapat 195 sumber mata air. Hal ini
dimungkinkan oleh letak geografisnya yang dikelilingi lima gunung,
yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Pegunungan
Menoreh. Kondisi ini menjadikan sebagian besar wilayah Kabupaten
Magelang merupakan daerah tangkapan air sehingga menjadikan tanah
yang subur karena berlimpahnya sumber air dan sisa abu vulkanis. Air
melimpah ini digunakan penduduk untuk minum, mandi, perikanan air
tawar, irigasi, peternakan dan pariwisata.
2. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
Luas wilayah pelayanan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang meliputi 21 kecamatan dan melayani 76.547 konsumen.
Jumlah konsumen di wilayah pelayanan Mertoyudan yaitu 18.946
konsumen. Menurut Djasio Sanropie, dkk (1984, h.42) kebutuhan air
bagi keperluan domestik di Indonesia untuk daerah desa/ kota kecil
adalah 60 liter/orang/hari. Sedangkan jumlah produksi air 17.607,6
m3/hari, hal ini berarti masih kurangnya air untuk memenuhi kebutuhan
18.946 konsumen setiap harinya. Debit air per tahun terus menurun
sementara kebutuhan air di luar irigasi terus meningkat. Sejumlah mata
50
51
air sumber pasokan air dari PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang,
selama musim kemarau debit airnya akan menyusut 30 persen – 50
persen. Hal tersebut terjadi karena kerusakan lingkungan di daerah
tangkapan air.
Penurunan debit itu pada umumnya terjadi pada sejumlah mata air
di lereng Gunung Sumbing. Akibatnya, pasokan air bagi pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) harus dilakukan bergilir. Upaya
peningkatan cakupan pelayanan perlu dilakukan dengan memanfaatkan
potensi wilayah yang ada secara maksimal perlu dikembangkan
diwilayah pelayanan PDAM Tirta Gemilang, serta perbaikan jaringan
yang ada, peningkatan dan pengembangan SDM yang ada.
3. Jumlah karyawan PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
Hingga saat ini dari 96 orang karyawan PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang hanya 17 orang diantaranya merupakan tenaga
operasional untuk pengolahan air bersih di PDAM Kabupaten Magelang.
Tugasnya adalah melakukan pengawasan di seluruh wilayah pelayanan di
21 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Magelang. Jumlah tenaga
operasional ini masih kurang untuk menjalankan tugas pengawasan di
lapangan terutama controlling terhadap sarana dan prasarana yang
tersebar di seluruh wilayah pelayanan Kabupaten Magelang termasuk
wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang, serta pengawasan
terhadap pengolahan air minum.
52
4. Sarana dan prasarana
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
pemeliharaan perpipaan masih kurang hal ini terlihat dari laporan
kebocoran pipa pada akhir tahun 2009 yaitu 25.500 m3 pada sambungan
rumah. Pemeliharaan bangunan ground reservoir juga kurang terawat
karena bangunan disekitar ground reservoir digunakan untuk menjemur
pakaian, bangunan tampak kokoh dan kuat. Sarana yang terdapat pada
unit pengolahan air yang ada di PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang seperti
meteran sudah banyak yang rusak dikarenakan tidak dirawat.
B. Data khusus
1. Tekhnik pengolahan air minum
a. Sumber air baku
Air baku yang didistribusikan kepada pelanggan setelah di
khlorinasi harus memenuhi standar syarat-syarat kesehatan sesuai
dengan Kepmenkes RI No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 terutama
untuk persyaratan bakteriologis yaitu angka MPN untuk parameter E.
Coli atau Fecal Coli adalah 0 per 100 ml air sampel, dan untuk total
bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml air sampel. Air sampel diambil
setiap 3 bulan sekali pada jarak terdekat dan terjauh di kran rumah
konsumen PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang.
53
Hasil pemeriksaan terakhir pada tanggal 13 Maret 2010 Desa
Ngganjuran menunjukan kualitas bakteriologis pada titik sampel yang
diambil diperoleh hasil MPN/100 ml gol. Coli adalah 10 dan MPN/
100 ml gol. Coli tinja adalah 10. Desa Ngganjuran merupakan salah
satu area pelayanan jauh dari wilayah pelayanan Mertoyudan pada
sistem Sijajurang, dapat diketahui bahwa air yang didistribusikan
tidak memenuhi syarat bakteriologis sesuai dengan Permenkes RI No.
492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 yaitu angka MPN untuk parameter E. Coli
atau Fecal Coli dan untuk total bakteri Coliform adalah 0 per 100 ml
air sampel.
Grup bakteri ini merupakan mikroorganisme pathogen
penyebab penyakit thypus, cholera, dysentri, gastroenteristis
(merupakan gangguan kesehatan yang menyerang pada organ
pencernaan manusia).
b. Cara pengolahan air minum
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang wilayah
pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang melakukan pengolahan air
dari mata air Sijajurang sebagai sumber air baku. Sumber air baku
mempunyai kapasitas produksi 150 l/detik, dan yang digunakan
adalah 90 l/detik. Dari kapasitas produksi 150 l/detik ini yang belum
dimanfaatkan atau terbuang adalah 60 l/detik. Perlunya memanfaatkan
potensi sumber air baku secara maksimal akan membantu memenuhi
kebutuhan air di Kabupaten Magelang terutama ketika musim
54
kemarau tiba. Jumlah produksi air sistem Sijajurang per tahun adalah
6.338.740 m3/tahun.
Air baku dari sumber tersebut dikumpulkan pada ground
reservoir dan dilanjutkan dengan injeksi gas khlor menggunakan
dosing pump kemudian langsung didistribusikan ke konsumen.
c. Proses pengolahan air
1) Desinfeksi
Desinfeksi merupakan proses pengolahan air yang bertujuan
untuk memenuhi syarat bakteriologis untuk air minum dengan
menggunakan gas khlor. Selain itu, fungsi daripada desinfeksi yaitu
untuk mengoksidisir zat organik sebagai reduktor, mencegah
perkembangbiakan bakteri berbahaya, dan juga mengatasi
permasalahan fisik air lainnya. Sasaran atau target pemberian gas
khlor pada jaringan distribusi air PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang adalah
untuk memenuhi target dan standar maksimal sisa klor pada air
konsumen menurut Kepmenkes RI No. 709/ Menkes/ SK/ VII/ 2002
yaitu 0,2-0,5 mg/ liter. Permenkes yang terbaru mengenai
persyaratan kualitas air minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak
menyebutkan dengan tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air
minum, sehingga untuk kadar sisa khlor dalam air minum masih
menggunakan Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002
55
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sepanjang
mengenai persyaratan kualitas air minum tidak menyimpang.
Berbagai jenis senyawa yang biasanya terkandung di dalam air
seperti H2S, NO2, Fe2+
dan Mn2+
serta zat organik lainnya akan
mengurangi daya sergap khlor. Khlor yang dimasukkan ke dalam air
mula-mula akan bereaksi dengan unsur atau senyawa pereduksi,
selanjutnya baru akan efektif untuk membunuh kuman (Depkes RI,
1988, h. 83).
2) Distribusi
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang harus
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat pelanggan
berupa penyediaan air bersih yang memadai baik secara kuantitas,
kualitas maupun kontinuitasnya. Permasalahan yang dihadapi
PDAM Tirta Gemilang saat ini antara lain adalah masih rendahnya
tingkat pelayanan, tingkat kebocoran yang masih tinggi, belum
optimalnya pelayanan PDAM terutama kualitas air distribusi dan
kontinuitas air distribusi.
PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang
menggunakan sistem gravitasi karena sistem ini menguntungkan,
sistem ini mengikuti sifat air mengalir dari tempat yang tinggi
ketempat yang lebih rendah. Adapula sistem distribusi yang
menggunakan pompa listrik yang berarti akan menambah biaya
56
operasional dan juga pemeliharaannya dibandingkan dengan
sistem gravitasi.
2. Kondisi perpipaan
Kondisi perpiapan di jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang
sebagian besar sudah menggunakan pipa jenis PVC pada jaringan baru
dan sebagian kecil masih menggunakan GI pada jaringan lama dan
terdapat kebocoran berdasarkan hasil laporan kebocoran air untuk
operasional mencapai 43.000 m3 pada akhir tahun 2009. Sedangkan
untuk sambungan rumah yang aktif sampai akhir 2009 mencapai 25.500
m3/tahun.
Kebocoran tersebut dikarenakan pipa jenis PVC pada jaringan
baru kecuali sisa jaringan jaman dulu yang menggunakan jenis pipa GI.
Kebocoran pipa biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab, antara
lain:
a. Korosi
Korosi merupakan penyebab pipa yang terbuat dari logam
menjadi bocor, karena keadaan pipa akan menjadi rapuh. Akibatnya
kontaminasi yang mengandung kontaminan (mikroorganisme
berbahaya) disekitar pipa distribusi masuk ke dalam pipa distribusi.
Biasanya kontaminasi ini terjadi di areal pesawahan yang masuk
kedalam pipa distribusi yang bocor tersebut. Hal ini juga akan
mempengaruhi sisa kandungan klor.
57
b. Pemasangan pipa yang tidak rata
Pemasangan pipa yang tidak rata akan menyebabkan pipa
bergeser dari tempat semula, sehingga pipa akan mengalami
benturan maupun lepas dari sambungan.
c. Pipa sering mengalami guncangan
Goncangan yang tidak teratur pada pipa mampu membuat
kondisi pipa menjadi pecah.
3. Kadar sisa khlor jaringan distribusi PDAM Tirta Gemilang Kabupaten
Magelang wilayah pelayanan Mertoyudan sistem Sijajurang.
a. Pengukuran suhu
Pengukuran suhu pada penelitian ini dilakukan sebelum
pengukuran sisa khlor, hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel
4.2. Menurut Suparmin (2003, h.11), kelarutan khlor dalam air
dipengaruhi oleh suhu dan secara umum semakin tinggi suhu maka
efektifitas khlor semakin berkurang, apabila air dimana gas terlarut
juga mengandung nitrogen organik yang membantu pembentukan
kloroamin maka kenaikan suhu akan menyebabkan banyak
berkurangnya kadar khlor.
b. Pengukuran pH
Pengukuran pH pada penelitian ini dilakukan bersamaan
dengan pengukuran suhu. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada
Tabel 4.2. Menurut Suparmin (2003, h.11) Setiap desinfektan akan
berfungsi dengan optimal pada suhu tertentu, misal ozon akan stabil
58
pada pH = 6, sedangkan klor daya basminya akan berkurang bila pH
> 7.
c. Pengukuran sisa khlor
Berdasarkan hasil pengukuran sesuai tabel 4.2 yang dapat
dilihat pada bab sebelumnya didapatkan hasil pengukuran kadar sisa
khlor pada ground reservoir Bak Bundar Salam Kanci sebesar 1,3
mg/l.
Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area
pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,506 mg/l dengan jarak
3,5 km dari titik khlorinasi. Sisa khlor sebesar 0,506 mg/l kelebihan
kadar khlor sebesar 0,006 mg/l efek dalam jangka panjang yang
ditemukan dari berbagai riset dapat menyebabkan gangguan mulai
dari bronchitis, pneumonia, resiko serangan jantung hingga kanker,
dan beberapa riset banyak menghubungkan kaporit terhadap
terjadinya reaksi alergi kulit. Kelebihan khlor yang berlebihan pada
air dirumah konsumen dapat diturunkan dengan menambahkan
natrium tiosulfat (Na2S3O3 ). Masih sesuai dengan Kepmenkes RI
No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu 0,2-0,5 mg/ liter.
Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area
pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,12 mg/ l dengan jarak 7,6
km dari titik khlorinasi. Sisa khlor sebesar 0,12 mg/ l tidak sesuai
dengan dengan Kepmenkes RI No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu
0,2-0,5 mg/ liter.
59
Rata-rata sisa khlor pada wilayah pelayanan Mertoyudan area
pelayanan dekat sistem Sijajurang adalah 0,0 mg/l dengan jarak
11,12 km dari titik khlorinasi. Sisa khlor 0,0 mg/l tidak sesuai
dengan Kepmenkes RI No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002 yaitu 0,2-0,5
mg/ liter.
Permenkes yang terbaru mengenai persyaratan kualitas air
minum No.492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 tidak menyebutkan dengan
tegas mengenai kadar sisa khlor dalam air minum, sehingga untuk
kadar sisa khlor dalam air minum masih menggunakan Kepmenkes
RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air minum sepanjang mengenai persyaratan
kualitas air minum tidak menyimpang.
C. Uji Statistik
Kadar sisa khlor setelah pengukuran bervariasi antara wilayah
pelayanan yang berbeda. Berdasarkan analisis regresi linier yang
dilakukan dengan N = 30 dan taraf signifikasi α = 5%. Hasil perhitungan
dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 12 didapatkan R = 0,98 ini
berarti hubungan kuat karena R>0,5 dengan koefisien konstanta jarak -
0,068 yaitu dapat disimpulkan Ho ditolak artinya terdapat hubungan kuat
yang bersifat negatif antara jarak pelayanan dengan sisa khlor, yaitu untuk
penambahan jarak sejauh 1 Km akan mengurangi sisa khlor sebanyak
0,068 mg/l dengan signifikan 0. Hubungan antara variabel jarak dan kadar
60
sisa khlor dapat dijelaskan dengan koefisien determinasi R2 sebesar
89,9%, dan 10,1% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.
Prediksi antara jarak dan sisa khlor dapat dilihat dengan persamaan
regresi dimana besarnya hubungan dapat digambarkan dengan persamaan
garis Y= – 0,067 X + 0,712. Prediksi jarak untuk sisa khlor minimal yang
diperbolehkan menurut Kepmenkes RI No.907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002
sebesar 0,2 mg/l dapat diketahui, dengan menggunakan persamaan garis
tersebut.
Jika X= 0,2 maka dengan persamaan garis didapatkan Y= 7,6.
Prediksi ini dapat digunakan untuk perencanaan penambahan khlor pada
jarak 7,6 Km.
61
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan kadar sisa klor pada jaringan distribusi
PDAM Tirta Gemilang kabupaten Magelang dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kandungan sisa khlor rata-rata pada titik khlorinasi PDAM Tirta
Gemilang Kabupaten Magelang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang sebesar 1,3 mg/l.
2. Kandungan sisa khlor rata-rata di area pelayanan dekat pada jaringan
distribusi PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan
sistem Sijajurang sebesar 0,506 mg/l dengan jarak 3,5 km dari titik
khlorinasi masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/
2002.
3. Kandungan sisa khlor di area pelayanan sedang pada jaringan distribusi
PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang sebesar 0,12 mg/l dengan jarak 7,6 km dari titik khlorinasi
masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002.
4. Kandungan sisa khlor di area pelayanan jauh pada jaringan distribusi
PDAM Tirta Gemilang di wilayah pelayanan Mertoyudan sistem
Sijajurang sebesar 0,0 mg/l dengan jarak 11,12 km dari titik khlorinasi
masih sesuai dengan Kepmenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002.
61
62
5. Ada hubungan kuat bersifat negatif antara jarak pelayanan dengan sisa
khlor, yaitu untuk penambahan jarak sejauh 1 km akan mengurangi sisa
khlor sebanyak 0,068 mg/l.
B. Saran
1. PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang sebaiknya memanfaatkan
potensi sumber air baku dari 14 mata air secara maksimal agar dapat
membantu memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Magelang terutama
ketika musim kemarau.
2. Perlu penambahan khlor terutama di area pelayanan sedang pada jarak 7,6
km.
3. Perawatan sarana dan prasarana yang ada di PDAM Tirta Gemilang
Kabupaten Magelang perlu dilakukan terutama untuk perawatan pipa dan
perbaikan pipa yang bocor.
4. Untuk menurunkan kadar sisa khlor yang berlebihan pada air di kran
konsumen dapat menambahkan natrium tiosulfat (Na2S3O3).
5. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara jarak pelayanan
dengan sisa khlor.
DAFTAR PUSTAKA
Alraerst dan Santika, 1987, Metoda Penelusan Air, Surabaya: Usaha Nasional
Anonim, 2009, http://fharmacy. com/2009/04/chlor.html, diakses pada 29 Januari
2010, jam 16.00 WIB.
______, 2010, http://www.realt5000.com.ua/news/utf/id/682011/, diakses pada 22
Juli 2010, jam 13.40 WIB.
Azwar, Azrul, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkung, Jakarta: PT Mariana
Sumber Widya
Benny Chatib, dkk, 2005, Tekhnik Penyediaan Air Minum dan Pengolahan Air
Bersih, Jawa Tengah: Terbitan Klinik Sanitasi Seri I.
Daniel, 2010, http:// danieldokter.multiply.com/ journal/ item/ 49/
pro_dan_kontra_toksisitas_kaporit_sebagai_desinfektan_air, diakses
pada 22 Juli 2010, jam 13.25 WIB.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2005, Petunjuk Inspeksi Sarana Air
Bersih, Jawa Tengah: Terbitan Klinik Sanitasi Seri I.
Djasio Sanropie, dkk, 1984, Bidang Studi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Depkes
RI.
F. G. Winarno, 1986, Air Untuk Industri pangan,Jakarta: PT Gramedia
Hening Darpito, 1985, Pengawasan Kuliatas Air Untuk Penyedaan Air Bersih
Pedesaan dan Kota Kecil, Jakarta: Ditjen PPM&PLP
Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1984, Pedoman Bidang
Studi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Proyek pengembangan Pendidikan
Tenaga Sanitasi Pusat.
Keputusan Menteri Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002, 2002,
Syarat-syarat dan Pengawasan kulaitas Air, Jakarta: Depkes RI.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/Menkes/Per/IX/1990,
1990, Syarat-syarat dan Pengawasan kulaitas Air, Jakarta: Depkes RI.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001, 2001, Pengolahan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta : Depkes RI.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/Per/IV/2010,
2010, Persyaratan kualitas Air Minum, Jakarta: Menkes RI.
Sidharta SK, dkk, 1997, Rekayasa Lingkungan, Jakarta: Universitas Gunadarma.
Slamet Purwanto, 1994, Modul Penyediaan Air Minum Sistem Perpipaan.
Suharsimi Ari Kunto, 1998, Prosedur Penelitian Syatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suparmin, 2002, Kimia Untuk Analisis Air dan Air Limbah, Purwokerto: Suni
Production.
________, 2003, Pengolahan Air Minum, Purwokerto: Suni Production.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, 2009, Tentang
Kesehatan, Jakarta: Depkes RI.
PETA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG
WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN MAGELANG
Lampiran 4
UJI REGRESI LINIER SEDERHANA
Regression
Variables Entered/Removedb
Jaraka . Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Sisa_Chlorb.
Model Summary
,948a ,899 ,895 ,07274
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Jaraka.
ANOVAb
1,315 1 1,315 248,548 ,000a
,148 28 ,005
1,463 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Jaraka.
Dependent Variable: Sisa_Chlorb.
Coefficientsa
,713 ,034 20,692 ,000
-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000
(Constant)
Jarak
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Sisa_Chlora.
Lampiran 3
LAMPIRAN FOTO
Gambar 1.
Ground Reservoir Injeksi Gas Khlor
Bak Bundar Desa Salam Kanci
Gambar 2.
Alat untuk mengukur pH dan Suhu
Gambar 3.
Mengukur pH dan suhu
Gambar 4.
Mengukur pH dan suhu
Gambar 5.
Mengukur pH dan suhu
Gambar 6.
Mengukur pH dan suhu
Lampiran 5
Gambar 7.
Mengambil sampel sisa khlor
Gambar 8.
Pengukuran sisa khlor
Gambar 9.
Pengukuran sisa khlor
Gambar 10.
Pengukuran sisa khlor
Gambar 11.
Pengukuran sisa khlor
Gambar 12.
Pembacaan sisa khlor
DESINFEKSI DI PDAM TIRTA GEMILANG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010
Check list
No. Item yang diamati Ya Tidak
1. Apakah pada saat inspeksi, khlorinasi sedang dilakukan?
2. apakah dilakukan perhitungan dosis khlor dengan tepat sebelum
dibubuhkan?
3 Apakah khlorinasi dilakukan secara terus-menerus?
4 Apakah peralatan khlorinasi berfungsi dengan benar?
5 Apakah pH air yang dihasilkan memenuhi syarat?
6 Apakah tersedia waktu kontak 30 menit atau lebih?
7 Apakah ada kegiatan pengukuran sisa khlor pada air yang telah
diolah?
8. Apakah pencatatan harian khlorinasi dilakukan?
JUMLAH
Rumus �jumlah jawaban Ya
jumlah item seluruhnya�100%
Kriteria menurut S. Ari Kunto (1998, h.349)
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang baik : 41-55%
Jelek : ≤ 40%
Lampiran 11
RESERVOIR DI PDAM TIRTA GEMILANG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2010
Check list
Jenis reservoir:
No. Item yang diamati Ya Tidak
1. Apakah reservoir terhindar dari pencemaran fisik, kimia dan
bakteriologis.
2. Apakah reservoir tidak terdapat retakan
3. Apakah reservoir mempunyai lubang periksa manhole?
4. Apakah manhole terlindung dengan penutup?
5. Apakah ujung pipa udara, pipa peluap menghadap kebawah?
6. Apakah pada reservoir dilakukan pemeriksaan khlor?
JUMLAH
Rumus �jumlah jawaban Ya
jumlah item seluruhnya�100%
Kriteria menurut S. Ari Kunto (1998, h.349)
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang baik : 41-55%
Jelek : ≤ 40%
Lampiran 12
PETA JARINGAN DISTRIBUSI PDAM TIRTA GEMILANG
WILAYAH PELAYANAN MERTOYUDAN SISTEM SIJAJURANG KABUPATEN MAGELANG
Lampiran 4
UJI REGRESI LINIER SEDERHANA
Regression
Variables Entered/Removedb
Jaraka . Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Sisa_Chlorb.
Model Summary
,948a ,899 ,895 ,07274
Model1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), Jaraka.
ANOVAb
1,315 1 1,315 248,548 ,000a
,148 28 ,005
1,463 29
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Jaraka.
Dependent Variable: Sisa_Chlorb.
Coefficientsa
,713 ,034 20,692 ,000
-,068 ,004 -,948 -15,765 ,000
(Constant)
Jarak
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Sisa_Chlora.
Lampiran 3