bronkopneumonia
DESCRIPTION
medical case presentationTRANSCRIPT
BRONKOPNEUMONIAdr.Lita Yanuarti
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. I• Umur : 2 tahun 9 bulan• Jenis Kel : Perempuan• Alamat : Pensiunan depan • Tgl Masuk RS: 10/11/12• No. RM : 011353
Anamnesis• An. I, perempuan, usia 2 tahun 9 bulan, BB 10 masuk ke IGD
RSUD Kepahiang pada tanggal 10 November 2012 pukul 16.00 WIB, dengan keluhan utama sesak nafas. Hal ini dialami os 1 minggu ini yang dirasa makin berat dalam 2 hari terakhir. Sesak napas tidak berhubungan dengan akitivitas dan cuaca. Biru (-), riwayat tersedak (-), mengi (-). Batuk dialami os sudah 1 minggu ini. Batuk berdahak dijumpai. Pilek dialami os 1 minggu ini. Riwayat tersedak (-). Demam (+) tinggi mendadak bersifat naik turun sejak 2 hari. Menggigil dan kejang (-), Muntah (-), Mencret (-), BAK normal , Minum (+), makan (+) sedikit-sedikit , Rewel (+). Riwayat kontak dengan penderita batuk lama (-).
• RPD : os mempunyai riwayat mengalami gejala serupa sebelumnya (+) dan sempat dirawat di RS. M.Yunus Bengkulu dari tanggal 25-10-12 sampai 2-11-12, pasien pulang atas permintaan sendiri
• Riwayat kehamilan: demam (-), DM (-), minum obat-obatan & jamu-jamuan (-).
• Riwayat kelahiran : anak pertama, lahir melalui SC, BBL 3100 gram, tak langsung menangis . Kebiruan (+).
• Riwayat penyakit keluarga: asma (-), alergi (-), rhinitis(-) , atopi lain (-).
• Riwayat imunisasi : Lengkap• Riwayat pemberian makan : makan biasa 3 kali sehari
Pemeriksaan Fisik• STATUS PRESENS
Kes: Compos Mentis, Temp : 38,7ºC, BB=10kg• Anemia (-) Sianosis : (+) Ikterus : (-) Dyspnoe : (+) Oedema :
(-)• STATUS LOKALISATA• Kepala : Mata : merah berair injeksi konjungtiva (+),
RC +/+, Pupil isokor, Conjungtiva Palpebra Inferior Pucat (-/-), UUB tertutup rata, sianosis perifer (+)
• Leher : Pembesaran KGB (-)• Thoraks : Simetris fusiformis, retraksi (+) intercostal
HR: 138x/i, regular, desah (-)RR: 54 x/i, regular, ronkhi basah halus (+) pd
lapangan paru kiri dan kanan, wheezing (-/-)• Abdomen : Soepel, peristaltik (+) N , H/L : tidak teraba• Ekstremitas : T/V cukup, akral hangat
Pemeriksaan PenunjangDarah Rutin :- Hb : 8,9 Menurun- AL : 4200 DBN- LED : 30 MeningkatHitung Jenis Leukosit :- Basofil : 0 DBN- Eosinofil : 1 DBN- Neut. Btg : 0 DBN- Neut. Seg : 59 DBN- Limfosit : 40 DBN- Monosit : 0 DBN
Penegakkan Diagnosis• Anamnesis:
Dispneu (+),Febris (+),Batuk + pilek (+)• Pemeriksaan Fisik :
Sianosis (+), Takipneu (+), subfebris (+), retraksi intercostal (+), Ronki basah halus kedua lap paru (+)
• Pemeriksaan Penunjang :
Anemia, peningkatan LED Diagnosis Banding : Bronkopneumonia
BronkiolitisDiagnosis Kerja : Bronkopneumonia +
Konjungtivitis
Penatalaksanaan• Oksigenasi ½ - 1 lpm• IVFD D5%+NaCl = 3: 1
D5% (325 cc) + NaCl 0,9% (175 cc) 30 gtt mikro• Inj. Ampisilin 500 mg/6 jam/IV• Inj. Kloramfenikol 250 mg/8jam/ IV• Ambroxol syrup 3 x 1,6 cc• Salbutamol 8 mg dibagi 14 bungkus , pulv 3 x 1• Paracetamol syrup 3 x 1 cth• Cendofenicol 0,5% eye drop 3x1 gtt OD/OS• Pasien membaik dan boleh pulang pada tanggal 14
Nov 2012 kontrol ke poli anak dan dianjurkan dilakukan chest fisioterapi
EPIDEMIOLOGI
•Insiden Bronchopneumonia di negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dgn resiko kematian yg tinggi,
•Sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun.
Definisi• Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru
dimana proses peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.
Patofisiologi
ETIOLOGI• Patogen penyebab pneumonia pada anak
bervariasi tergantung :
– Usia– Status imunologis– Status lingkungan– Kondisi lingkungan (epidemiologi setempat,
polusi udara)– Status imunisasi– Faktor pejamu (penyakit penyerta, malnutrisi).• Usia pasien merupakan peranan penting pada
perbedaan dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalamspectrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan
KLASIFIKASI1. Berdasarkan lokasi lesi di
paru • Pneumonia lobaris• Pneumonia lobularis
(bronkopneumoni)• Pneumonia interstitialis2. Berdasarkan asal infeksi• Pneumonia yang didapat
dari masyarkat (community acquired pneumonia = CAP)
• Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (hospital-based pneumonia)
3. Berdasarkan mikroorganisme penyebab
• Pneumonia bakteri• Pneumonia virus• Pneumonia mikoplasma• Pneumonia jamur4. Berdasarkan karakteristik
penyakit• Pneumonia tipikal• Pneumonia atipikal5. Berdasarkan lama
penyakit• Pneumonia akut• Pneumonia persisten
GEJALA KLINIS• Bronchopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi
saluran napas bagian atas selama beberapa hari. • Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 400
C dan mungkin disertai kejang demam. • Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnoe
pernapasan. • Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk
napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal, sianosis sekitar mulut dan hidung
• Dapat disertai muntah dan diare.
PEMERIKSAAN FISIKDalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai berikut :
• Suhu tubuh ≥ 38,5o C• Pada setiap nafas terdapat retraksi otot
epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
• Takipneu berdasarkan WHO:• Usia < 2 bulan ≥ 60 x/menit• Usia 2-12 bulan ≥ 50 x/menit• Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit• Usia 6-12 tahun ≥ 28 x/menit
• Pada palpasi ditemukan fremitus vokal menurun.
• Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena.
• Pada auskultasi dapat terdengar suara pernafasan menurun. Fine crackles (ronki basah halus) yang khas pada anak besar bisa tidak ditemukan pada bayi. Dan kadang terdengar juga suara bronkial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium• Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya
leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000 – 40.000/mm3 dengan predominan PMN.
2. C-Reactive Protein (CRP)• Secara klinis CRP digunakan sebagai alat
diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda
3. Pemeriksaan Mikrobiologis• Diagnosis dikatakan definitif bila kuman
ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.
4. Pemeriksaan serologis• Uji serologik untuk medeteksi antigen dan
antibodi pada infeksi bakteri mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang rendah.
5. Analisa gas darah( AGDA ) • Menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik6. Pemeriksaan Roentgenografi• Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior
merupakan dasar diagnosis utama pneumonia.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:• Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan
corakan bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation.
• Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.
• Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.
PENEGAKAN DIAGNOSISKlasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO :Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun :• Pneumonia berat Frekuensi pernafasan pada anak umur 2-12 bulan
≥ 50 x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit Adanya retraksi Sianosis Anak tidak mau minum Tingkat kesadaran yang menurun dan merintih
(pada bayi) Anak harus dirawat dan di terapi dengan antibiotik
• Pneumonia Frekuensi pernafasan
pada anak umur 2-12 bulan ≥ 50 x/menit, Usia 1-5 tahun ≥ 40 x/menit
Adanya retraksi Anak perlu di rawat
dan berikan terapi antibiotik
Bayi berusia di bawah 2Bulan :• Pneumonia Bila ada nafas cepat ≥ 60
x/menit atau sesak nafas Harus dirawat dan
diberikan antibiotik
• Bukan pneumonia Tidak ada nafas cepat atau
sesak nafas Tidak perlu dirawat, cukup
diberikan pengobatan simptomatik
PENATALAKSANAANTerapi Antibiotik • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV
atau IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka diberikan selama 5 hari.
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasanberat) maka ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam).
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan pengobatan kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
• Bila anak tidak membaik dalam 48 jam, maka bila memungkinkan buat foto dada
Terapi Oksigen• Beri oksigen pada semua anak dengan
pneumonia berat• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai
panduan untuk terapi oksigen (berikan pada anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia oksigen yang cukup).
• Lanjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia (seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat atau napas > 70/menit) tidak ditemukan lagi.
Perawatan penunjang• Bila anak disertai demam (> 390 C) yang
tampaknya menyebabkan distres, beri parasetamol.
• Bila ditemukan adanya wheeze, beri bronkhodilator kerja cepat
• Bila terdapat sekret kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat pengisap secara perlahan.
• Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai umur anak hati-hati terhadap kelebihan cairan/overhidrasi.
• Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral.• Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa
nasogastrik dan berikan cairan rumatan dalam jumlah sedikit tetapi sering.