bronkitis

23
KONSEP MEDIS A. Pengertian Bronchitis adalah salah satu penyakit pada paru- paru yang peradangannya menyerang bronchus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronchitis ini mengalami batuk-batuk kering, nafas agak sesak lama-kelamaan batuk disertai juga adanya peningkatan suhu tubuh. Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluinza, Adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia,Bordetella pertussis,atau Corynebacterium diphtheriae (Rahajoe, 2012). Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu 1

Upload: haru-no-ai

Post on 17-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

IGD KEPERAWATAN

TRANSCRIPT

KONSEP MEDISA. Pengertian Bronchitis adalah salah satu penyakit pada paru-paru yang peradangannya menyerang bronchus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronchitis ini mengalami batuk-batuk kering, nafas agak sesak lama-kelamaan batuk disertai juga adanya peningkatan suhu tubuh.Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluinza, Adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma pneumonia,Bordetella pertussis,atau Corynebacterium diphtheriae (Rahajoe, 2012).Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran. (Ngastiyah, 1997 ).Bronkhitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronkhitis dapat bersifat akut maupun kronis ( manurung,2008 ).Bronkhitis adalah suatu peradangan bronkioli, bronkhus, dan trakea oleh berbagai sebab. Bronkhitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, respiratory syncitial virus (RSV), Virus influenza, virus parainfluenza, dan coxsackie virus (Muttaqin,2008).Bronkhitis merupakan inflamasi bronkus pada saluran napas bawah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau pajanan iritan yang terhirup (Chang, 2010).Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, Bronkitis adalah suatu penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada bronkus, gejala yang biasanya timbul batuk yang utama dan dominan, dan biasanya penyakit ini disebabkan oleh Bakteri, Virus maupun menghirup zat iritan. Bronkitis dapat bersifat akut dan kronik.

B. Etiologi Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.1. RokokMenurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.2. InfeksiEksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.3. PolusiPolusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat zat pereduksi seperti O2, zat zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.4. KeturunanBelum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa 1 antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.5. Faktor sosial ekonomiKematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.Bronkitis oleh virus seperti Rhinovirus, RVS, virus influenza, virus parainfluenza, Adeno virus, virus rubeola, dan paramyxovirus. Menurut laporan penyebab lain dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung seperti asam lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan setelah perjalanan yang berat, seperti saat aspirasi setelah muntah, atau perjalanan dalam jumlah besar yang disebabkan zat kimia dan menjadikan bronkitis kronis.Bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan mycoplasma pneumonia yang dapat menyebabkan bronkitis akut dan biasanya terjadi pada anak berusia diatas 5 tahun atau remaja, Bordetella pertussis dan Corynebacterium diphtheriae biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi dan dihubungkan dengan kejadian trakeobronkitis, yang selama stadium kataral pertusis, gejala-gejala infeksi respiratori lebih dominan. Gejala khas berupa batuk kuat berturut-turut dalam satu ekspirasi yang diikuti usaha keras dan mendadak untuk insipirasi, sehingga menimbulkan whoop. Batuk biasanya menghasilkan mucus yang kental dan lengket (Rahajoe,2012).

C. PatofisiologiPenemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas

D. PATHWAY

E. Manifestasi klinis Tanda Dan Gejala1. BatukBatuk pada bronchitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah seputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada infeksi skunder sputumnya mukoid, sedang apabila terjadi infeksi sekunder sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian:a. Lapisan teratas agak keruh.b. Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva ( ludah ).c. Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak ( celluler debris ).

2. Haemaptoe Haemaptoe terjadi pada 50 % kasus bronchitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau destruksi mukosa bronkus mengenai pembuluh darah (pecah) dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai dari yang paling ringan ( streaks of blood ) sampai perdarahan yang cukup banyak ( massif ) yaitu apabila nekrosis yang mengenai mukosa amat hebat atau terjadi nekrosis yang mengenai cabang arteri broncialis ( daerah berasal dari peredaran darah sistemik ).Pada dry bronchitis ( bronchitis kering ), haemaptoe justru gejala satu-satunya karena bronchitis jenis ini letaknya dilobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk. pasien tanpa batuk atau batukya minimal. Pada tuberculosis paru, bronchitis ( sekunder ) ini merupakan penyebab utama komplikasi haemaptoe.

3. Sesak nafas ( dispnue )Pada sebagian besar pasien ( 50 % kasus ) ditemukan keluhan sesak nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang (ISPA), yang biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema yang menimbulkan sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi (wheezing), akibat adanya obstruksi bronkus. Wheezing dapat local atau tersebar tergantung pada distribusi kelainannya.

4. Demam berulangBronchitis merupakan penyakit yang berjalan kronik, sering mengalami infeksi berulang pada bronkus maupun pada paru, sehingga sering timbul demam (demam berulang)

5. Kelainan fisisTanda-tanda umum yang ditemukan meliputi sianosis, jari tubuh, manifestasi klinis komplikasi bronchitis. Pada kasus yang berat dan lebih lanjut dapat ditemukan tanda-tanda korpulmonal kronik maupun payah jantung kanan. Ditemukan ronchi basah yang jelas pada lobus bawah paru yang terkena dan keadaannya menetap dari waktu kewaktu atau ronchi basah ini hilang sesudah pasien mengalami drainase postural atau timbul lagi diwaktu yang lain. Apabila bagian paru yang diserang amat luas serta kerusakannya hebat, dapat menimbulkan kelainan berikut: terjadi retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena serta dapat terjadi penggeseran medistenum kedaerah paru yang terkena. Bila terjadi komplikasi pneumonia akan ditemukan kelainan fisis sesuai dengan pneumonia. Wheezing sering ditemukan apa bila terjadi obstruksi bronkus.Komplikasi Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara lain :1. Bronchitis ringan berkembang menjadi bronkitis akut dan kronik. Bronkitis kronik didefinisikan sebagai suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun berturut-turut.2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronchitis sering mengalami infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang baik.3. Pleuritis. Komplikasi ini dapat timbul bersama dengan timbulnya pneumonia. Umumnya pleuritis sicca pada daerah yang terkena.4. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian.5. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena ( arteri pulmonalis ) , cabang arteri ( arteri bronchialis ) atau anastomisis pembuluh darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan tindakan beah gawat darurat.6. Sinusitis yang merupakan komplikasi yang sering terjadi dari penyakit bronkitis yang sering ditemui dan pada penyakit gangguan saluran nafas lainnya.7. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral, selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi pulmonal, kor pulmoner kronik, Selanjutnya akan terjadi gagal jantung kanan.8. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronchitis yang berat dan luas.9.Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta proteinurea.

F. Penatalaksanaan1. Tindakan Medis.1) Jangan beri obat antihistamin berlebih.2) Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial.3) Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari.4) Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif5) Terapi khusus (pengobatan):a) Bronchodilatorb) Antimikrobac) Kortikosteroidd) Terapi pernafasane) Terapi aerosolf) Terapi oksigeng) Penyesuaian fisikh) Latihan relaksasi

KONSEP KEPERAWATANAsuhan Keperawatan1. Pengkajiana. Riwayat Kesehatan Pasien1) Keluhan Utamaa) Batuk berdahak(dahaknya bisa berwarna kemerahan).b) Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.c) Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu).d) Bengek.e) Sedikit demam.f) Dada merasa tidak nyaman.2) Riwayat Penyakit SekarangBatuk-batukdiserta dengan riak dan rasa sesak.Sesak bertambah berat saat melakukan kegiatan yang ringan.3) Riwayat Penyakit Dahulua) Asma.b) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis). .c) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.d) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.

4) Riwayat Penyakit KeluargaApakah keluarga pasien pernah mengalami penyakit yang sama.

b. Observasi dan Pemeriksaan Fisik, Meliputi :1) Keadaan UmumKaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien saat datang2) Pemeriksaan tanda-tanda vitalSuhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat3) Sistem Kardiovaskulerpeningkatan frekuensi jantung/takikardia berat4) Pemeriksaan Dadaa) Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimalb) terdengar Bunyi nafas ronchic) Perkusi hyperresonan pada area paru.d) Warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu abu keseluruhan.e) pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing kadang (+), kadang samar5) Pola aktifitas sehari-hari dengan:Aspek biologi:a) Mual/muntahb) Nafsu makan buruk/anoreksiac) Ketidakmampuan untuk makand) Penurunan berat badan

c. Pemeriksaan Penunjang1) Laboratoriuma) LED meningkatb) HB cenderung tetap atau sedang menurunc) Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO22) RadiologiTampak gambaran konsolidasi radang yang bersifat difus atau berupa bercak yang mengikut sertakan alveoli secara tersebar.

2. Diagnosa Keperawatana. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.b. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi bronkus atau bronkiolus.c. Hipertermi berhubungan dengan Infeksi Virusd. Intoleransi aktivitase. Ketidakefektifan perfusi jaringan periferf. Gangguan fentilasi spontan

3. Perencanaan Keperawatana. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi mukus.Tujuan : bersih jalan nafas KH: pada saat bernafas tidak menggunakan otot - otot bantu, frekuensi nafas dalam batas normal.INTERVENSI:Mandiri:I/ :Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret.R/ :Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan.

I/ :Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyakdan hangat kepada klien.R/ :Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih mudah dikeluarkan.

I/ :Lakukan fisioterapi nafas dan latihan batuk efektifR/ :Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat.

I/ :Observasi: Pernafasan (rate, pola, penggunaan otot bantu, irama, suara nafas, cyanosis), tekanan darah, nadi, dan suhu.R/ :Tanda vital merupakan indikator yang dapat diukur untuk mengetahui kecukupan suplai oksigen.

Kolaborasi :I/ :pemberian ekspektoran.R/ :Ekspektoran mengandung regimen yang berfungsi untuk mengencerkan sekret agar lebih mudah dikeluarkan.

b. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi bronkus atau bronkiolus.TUJUAN :pola nafas normalKH:RR= dewasa 16x-24x/mnt, Nafas teraturINTERVENSIMandiri:I/: kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dadaR/: Kecepatan biasanya meningkat. Dispenia dan terjadi peningkatan kerja napas.

I/: observasi pola batuk dan karakteristik secret.R/: Untuk mengetahui keluarnya scret pada saluran nafas.

Kolaborasi:I/: berikan oksigen tambahanR/: memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas

c. Hipertermi berhubungan dengan Infeksi VirusTUJUAN : suhu tubuh dalam batas normalKH : suhutubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan respirasi dalam batas normal.INTERVENSIMandiri :I/: Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.R/: Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga kooperatif terhadap tindakan keperawatan.

I/: Berikan Kompres.R/: penurunan panas dapat dilakukan dengan cara konduksi melalui kompres.

I/: Anjurkan kepada keluarga dan klien untuk minum lebih banyak.R/: Hidrasi cairan yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh.

I/: Anjurkan kepada keluarga untuk memakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat untuk klien.R/: penurunan suhu dapat dilakukan dengan tehnik evaporasi

Kolaborasi:I/: Pemberian antipiretik.R/: Antipiretik mengandung regimen yang bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus

4. Tindakan Keperawatan Lakukan tindakan keperawatan seperti rencana keperawatan yang telah dibuat.

5. Evaluasi Evaluasi Perkembangan pasien.a. Pola nafas membaikb. Jalan nafas bersihc. Suhu tubuh normal

d. 16

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, 2009. Bronkitis,http://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis. di akses tanggal 17 September 2014.

Xamthone, 2010. Bronkitis.http://xamthone-plus.com/bronkitis. di akses tanggal 17 September 2014.

Ginageh,2011.PenyakitBronkitis.http://ginageh.wordpress.com/2011/09/30/penyakit-bronkitis/. di akses tanggal 17 September 2014.

http://bronkitis-bronkiolitis.blogspot.com/2011/11/makalah-bronkitis-dan-bronkiolitis.html

http://satyaexcel.blogspot.com/2012/10/makalah-penyakit-bronkitis.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6409/1/paru-antaruddin.pdf

http://aniwulandar.blogspot.com/2013/10/makalah-kmb-askep-bronkitis.html