case bronkitis rico

43
PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA RUMAH SAKIT HUSADA Topik : Bronkitis Nama : Richardus Rico .W. NIM : 11-2011-065 Dokter Pembimbing : dr. Roestanti I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. N .A Tanggal Lahir (Umur) : 9 April 2010 Umur : 2 tahun 11 bulan Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Tanah Sereal XII No.23 RT001/RW010. Jakarta Barat Suku Bangsa : Cina Agama : Kristen Pendidikan : Belum sekolah Tanggal masuk RS : 26 Maret 2013 IDENTITAS ORANG TUA Ayah Nama lengkap : Tn. A Umur : 35 tahun Suku Bangsa : Cina

Upload: michael-rameres

Post on 14-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRESENTASI KASUSKEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANARUMAH SAKIT HUSADA Topik: BronkitisNama : Richardus Rico .W.NIM: 11-2011-065Dokter Pembimbing: dr. Roestanti

I. IDENTITAS PASIENNama: An. N.ATanggal Lahir (Umur): 9 April 2010Umur: 2 tahun 11 bulanJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: Jl. Tanah Sereal XII No.23 RT001/RW010. Jakarta BaratSuku Bangsa : CinaAgama : KristenPendidikan : Belum sekolahTanggal masuk RS : 26 Maret 2013

IDENTITAS ORANG TUAAyah Nama lengkap: Tn. A Umur: 35 tahun Suku Bangsa : Cina Alamat: Jl. Tanah Sereal XII No.23 RT001/RW010. Jakarta Barat Agama : Kristen Pendidikan: S1 (tamat) Pekerjaan: Karyawan swasta Penghasilan: Rp. 5.000.000,-/ bulan

Ibu Nama lengkap: Ny. L.T Umur: 32 tahun Suku Bangsa : Cina Alamat: Jl. Tanah Sereal XII No.23 RT001/RW010. Jakarta Barat Agama : Kristen Pendidikan: SMA ( tamat) Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Penghasilan: -Hubungan dengan orang tua: Anak Kandung

II. ANAMNESISAloanamnesis dengan ibu Os pada tanggal 26 Maret 2013, pukul 19.00 WIBKeluhan Utama: Sesak napasKeluhan Tambahan: Batuk berdahak,demam dan pilekRiwayat Penyakit Sekarang4 hari SMRS Os mengalami batuk batuk berdahak encer berwarna jernih yang terus menerus dan diikuti suara grok2 yang kencang, namun Os sulit mengeluarkan dahaknya. Os juga pilek dengan secret jernih dan cair. Demam, kejang, sesak nafas, mual dan muntah tidak ada. BAB dan BAK masih dalam batas normal. Os masih mau makan.1 hari SMRS keluhan Os masih sama, tetapi disertai demam ringan. Nafsu makan Os juga berkurang. Kejang, sesak napas dan muntah tidak ada. Oleh Ibu Os, Os sudah dibawa ke klinik untuk berobat dan diberikan antibiotic, namun belum ada perubahan. BAB 3x dengan konsistensi lunak tidak cair, BAK masih dalam batas normal3 jam SMRS batuk Os semakin parah , os juga mulai terlihat sesak napas dan demam masih ada. Pilek sudah mulai berkurang. Os terlihat semakin gelisah sehingga ibu Os segera membawa Os ke RS Husada.Menurut ibu Os di keluarga juga tidak ada riwayat penyakit paru-paru maupun sesak napas.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULUSepsis(-) Meningoencephalitis (-) Kejang Demam (-)Tuberkulosis(-) Pneumonia(-) ISK (-)Asma(-) Alergic Rhinitis(-) Amoebiasis (-)Polio (-)Difteri (-)Sindrom Nefrotik(-)Diare akut(-) Diare kronis(-) Disentri(-) Kolera(-) Tifus abdominalis(-) DHF(-) Cacar air(-) Campak(-) Batuk rejan(-) Tetanus(-) Glomerulonephritis (-) Penyakit Jantung Bawaan (-)Lain-lain:batuk pilek (+) Operasi (-)Kecelakaan (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGAPenyakitYaTidakHubungan

Alergi

Asma

Tuberkulosis

Hipertensi

Diabetes

Kejang Demam

Epilepsy

SILSILAH KELUARGA ( FAMILYS TREE )AyahIbu

32 tahun35 tahun

2 tahun 11 bulan

Pasien anak pertama dan merupakan anak kandung dari kedua orang tuanya.

DATA KELUARGA AYAH/WALIIBU/WALI

Umur (thn)35 tahun32 tahun

Perkawinan ke11

KosanguinitasTidak AdaTidak ada

Keadaan Kesehatan/ Penyakit bila adaSehatSehat

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRANKehamilanPerawatan antenatal:Teratur di dokter tiap bulanPenyakit kehamilan:Tidak adaKelahiranTempat kelahiran :Rumah sakitPenolong persalinan:DokterCara persalinan:Normal pervaginamMasa gestasi:cukup bulan (38 minggu)Keadaan bayi:Berat badan lahir:2600 gramPanjang badan lahir:43 cmLingkar kepala: 33 cmNilai APGAR: Tidak tahu (menurut ibu pasien saat dilahirkan pasien langsung menangis, bergerak aktif, kulit berwarna kemerahan)Kelainan bawaan:tidak ada

Kurva Lubchenko

Kesan : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

RIWAYAT PERTUMBUHANUmur (Tahun)Berat Badan (gram/Kg)

0 bulan2 Tahun 11 bulan

2600 gram13 kg

Kesan: Riwayat pertumbuhan pasien tidak dapat dinilai karena KMS tidak dibawa

RIWAYAT PERKEMBANGANPertumbuhan gigi pertama : 8 bulanPsikomotor: Tengkurap:4 bulan Duduk:5 bulan Merangkak : 7 buan Berdiri:9 bulan Berjalan:11 bulan Berbicara:10 bulan

Kesan: Perkembangan sesuai dengan usia.

RIWAYAT IMUNISASI ImunisasiWaktu Pemberian

Bulan(Booster) Tahun

012345691218235

BCGI

DPTIIIIII

Polio (OPV)IIIIIIIV

Hepatitis BIIIIII

CampakI

Non-PPI / DianjurkanVaksinUsia

Hepatitis A----

HiB----

Typhim----

MMR----

Varicela----

Pneumokokus----

Kesan: Riwayat Imunisasi dasar belum lengkap, Imunisasi non-PPI belum dilakukan

RIWAYAT MAKANANUsia (bulan)ASI/Susu FormulaBuah/BiskuitBubur SusuNasi Tim Saring

0-4 blASI ad libitum on demand

4-6 blASI ad libitum on demandPepaya/Pisang 2x/hariBubur Promina 1x/hari (mangkuk kecil)

6-8 blASI ad libitum on demand. Susu Formula SGM 3x200 ccPepaya/Pisang 2x/hari

Bubur Promina 1x/hari (mangkuk kecil)Nasi Tim Saring 1 mangkuk kecil 1x/hari

8-10 blSGM 2x200 ccPepaya/Pisang/Apel 2x/hariBubur Promina 1x/hari (mangkuk kecil)Nasi Tim saring mangkuk kecil 2x/hari

10 bl 12 blSGM 2x200 ccPepaya/Pisang/Apel 2x/hariNasi Tim saring mangkuk kecil 3x/hari

12 bl 2 thSusu Dancow coklat 3x1 gelasPepaya/Pisang/Apel/biskuit 2x/hari

Kesan: Kuantitas: cukupKualitas: cukup

DATA PERUMAHANKepemilikan Rumah: Milik orangtua pasienKeadaan Rumah: 1 rumah ditinggali 3 orang ( ayah, ibu, os), terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu berfungsi juga sebagai ruang keluarga.Ventilasi: terdapat 1 jendela di masing-masing kamar, 1 jendela di ruang tamu sehingga sinar matahari dapat masuk ke rumah dan kamar depan, 2 jendela di dapur. Terdapat lubang udara di atas tiap pintu sebagai tempat pertukaran udara. Cahaya: sinar matahari dapat masuk ke ruang tamu dan kamar. Terdapat lampu dengan sinar putih di setiap kamar tidur.Keadaan Lingkungan: Selokan depan rumah lancar, rumah berdempetan dengan rumah tetangga, sanitasi lingkungan baik.

Kesan: Kondisi rumah, ventilasi, pencahayaan, dan kondisi lingkungan cukup baik.

III. PEMERIKSAAN FISIKTanggal: 26 Maret 2013, pukul 10.00 WIB

PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum: Tampak sakit sedang, lemasKesadaran: Compos MentisTanda-tanda vital: Tekanan Darah: 100/70 mmHg Frekuensi Nadi: 88 x / menit (kuat) Suhu: 37,8o C Frekuensi Nafas: 40 x / menit

Data Antropometri Berat badan: 13 kg (berdasarkan kurva NCHS, perbandingan usia dan berat badan terletak di persentil 5 dan 50 ). Tinggi badan: 93 cm (berdasarkan kurva NCHS, perbandingan usia dan tinggi badan terletak di persentil 25 dan 50). Status pertumbuhan dan perkembangan baik.

Kesan: status gizi baik

PEMERIKSAAN SISTEMATISKepala :Bentuk dan ukuran normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.Mata: bentuk tidak ada kelainan, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra inferior kanan dan kiri cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, kornea kanan dan kiri jernih, pupil kanan dan kiri bulat simetris (2,5mm/2,5mm), refleks cahaya +/+.Telinga: normotia, MAE kanan dan kiri lapang, kedua membran timpani intak, hiperemis -/-, bulging -/-, refleks cahaya +/+, serumen -/-Hidung: Bentuk tidak ada kelainan, septum deviasi (-), sekret (-), napas cuping hidung (-)Bibir: mukosa bibir tidak pucat dan tidak kering, sianosis (-)Gigi geligi: caries (-)Mulut: bentuk tidak ada kelainan, mukosa pipi tidak pucat dan tidak kotorLidah: bentuk dan ukuran normal, tidak kotor Tonsil: T1-T1 tenangFaring: tidak hiperemis, uvula di tengahLeher: bentuk tidak ada kelainan, KGB tidak teraba membesar.Toraks:Paru :Inspeksi: Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (+)Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri.Perkusi: Sonor di kedua lapang paruAuskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki kering(+/+), wheezing(+/+)Jantung :Inspeksi: Tidak tampak pulsasi ictus cordisPalpasi: Pulsasi ictus cordis teraba di sela iga V mid clavicula sinistraPerkusi: Tidak dilakukanAuskultasi : BJ I-II normal, Murmur (-), Gallop (-)Abdomen :Inspeksi : tampak sedikit membuncit, tidak tampak gambaran vena, tidak tampak gerakan peristaltik ususPalpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan(-).Perkusi : timpaniAuskultasi: Bising usus (+) normal

Genitalia eksterna : Laki-laki, tidak tampak adanya radang, tidak ada phimosis, tidak ada hernia.Ekstremitas:akral teraba hangat, udema (-), deformitas (-), sianosis (-).Kulit:sawo matang, sianosis (-), ikterus (-), pucat (-), turgor kulit normal, Pemeriksaan neurologis : gerak normal, refleks fisiologis normal, rangsang meningeal (-), refleks patologis (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUMTanggal 26 Maret 2013 (pukul 22.00)Darah rutinHasilSatuanNilai Normal

LEDHemoglobinHematokritLeukositTrombositMCVMCHMCHC

HITUNG JENISBasofilEosinofilBatangSegmenLimfositMonosit

LAIN-LAINCRP Kuantitatif67*12.54410.3*294832834

00*0*522112*

2,75*mm/jamg/dLvol%ribu/uLribu/uLflpg%

%%%%%%

Mg/dL0-1011,0-14,040-545.0-10.0150-44080-10026-3432-36

0-11-32-650-7020-402-8

100 kali per menit Frekuensi napas > 24 kali per menit Suhu > 38C Pada pemeriksaan fisik paru tidak terdapat focal konsolidasi danpeningkatan suara napas. Keadaan tersebut tidak ditemukan, kemungkinan pneumonia dapatdisingkirkan dan dapat mengurangi kebutuhan untuk foto thorax 5). Tidak ada pemeriksaan penunjang yang memberikan hasil definitif untukdiagnosis bronkitis. Pemeriksaan kultur dahak diperlukan bila etiologi bronkitis harus ditemukan untuk kepentingan terapi. Hal ini biasanya diperlukan padabronkitis kronis. Pada bronkitis akut pemeriksaan ini tidak berarti banyak karena sebagian besar penyebabnya adalah virus. Pemeriksaan radiologis biasanya normal atau tampak corakan bronkial meningkat. Pada beberapa penderita menunjukkanadanya penurunan ringan uji fungsi paru. Akan tetapi uji ini tidak perlu dilakukanpada penderita yang sebelumnya sehat. 5Pemeriksaan fisik 3 Keadaan umum baik: tidak tampak sakit berat, tidak sesak atau takipnea. Mungkin ada nasofaringitis Paru:ronki basah kasar yg tidak tetap (dapat hilang atau pindah setelah batuk),wheezingdan krepitasi

Pemeriksaan laboratorium 3,4,5Pemeriksaan dahak dan rontgen dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa dan untuk menyingkirkan diagnosa penyakit lain. Bila penyebabnya bakteri, sputumnya akan seperti nanah. Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur pernafasan, kultur darah, kultur sputum, dan tes serum aglutinin untuk membantu mengklasifikasikan penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus. Untuk anak yang diopname dengan kemungkinan infeksi Chlamydia, mycoplasma,atau infeksi virus saluran pernafasan bawah, lakukan pemeriksaan sekresi nasofaringeal untuk membantu pemilihan antimikroba yang cocok. Serum IgM mungkin dapat membantu.Untuk anak yang diduga mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulin total, subkelas IgG, dan produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosis banding 3,4,5

Batuk dengan atau tanpa produksi sputum dapat dijumpai pada commoncold. Common cold sendiri merupakan istilah konvensional dari infeksi saluranpernapasan atas yang ringan, gejalanya terdiri dari adanya sekret dari hidung,bersin, sakit tenggorok dan batuk serta bias juga dijumpai demam, nyeri otot danlemas. Seringkali common cold dan bronkitis akut memiliki gejala yang sama dan sulit dibedakan. Batuk pada common cold merupakan akibat dari infeksi saluranpernapasan atas yang disertai postnasal drip dan pasien biasanya sering berdeham.Batuk pada bronkitis akut disebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah yang dapat didahului oleh infeksi pada saluran pernapasan atas dan oleh sebab itu mempersulit penegakkan diagnosis penyakit ini. 5 Bronkitis akut juga sulit dibedakan dengan eksaserbasi akut bronkitis kronik dan asma akut dengan gejala batuk. Dalam suatu penelitian mengenaibronkitis akut, asma akut seringkali didiagnosa sebagai suatu bronkitis akut pada1/3 pasien yang datang dengan gejala batuk. Oleh karena kedua penyakit ini memiliki gejala yang serupa, maka satu satunya alat diagnostik adalah dengan mengevaluasi bronkitis akut tersebut, apakah merupakan suatu penyakit tersendiri atau merupakan awal dari penyakit kronik seperti asma. 5 Bronkitis akut merupakan penyakit saluran pernapasan yang dapat sembuh sendiri dan bila batuk lebih dari 3 minggu maka diagnosis diferensial lainnya harus dipikirkan. Pasien dengan riwayat penyakit paru kronik sebelumnya sepertibronkitis kronik, PPOK dan bronkiektasis, pasien dengan gagal jantung dan dengan gangguan sistem imun seperti AIDS atau sedang dalam kemoterapi, merupakan kelompok yang beresiko tinggi terkena bronkitis akut dan dalam halini kelompok tersebut merupakan pengecualian. 5Penatalaksanaan 3,4,5Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-obat yang lazim digunakan, yakni: Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Karenanya antitusif tidak dianjurkan pada kehamilan dan bagi ibu menyusui. Demikian pula pada anak-anak, para ahli berpendapat bahwa antitusif tidak dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak, maka antitusif dihentikan.Penggunaan codein atau dekstrometorphan untuk mengurangi frekuensibatuk dan perburukannya pada pasien bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti secara sistematis. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya, penggunaan kedua obat tersebut terbukti efektif untuk mengurangi gejala batuk untuk pasien denganbronkitis kronik, maka penggunaan pada bronkitis akut diperkirakan memiliki nilai kegunaan. Suatu penelitian mengenai penggunaan kedua obat tersebut untukmengurangi gejala batuk pada common colddan penyakit saluran napas akibat virus, menunjukkan hasil yang beragam dan tidak direkomendasikan untuk sering digunakan dalam praktek keseharian (Lee P, Jawad M, Eccles R, 2008)Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kedua obat ini juga efektifdalam menurunkan frekuensi batuk per harinya. Dalam suatu penelitian, sebanyak710 orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan atas dan gejala batuk, secara acak diberikan dosis tunggal 30 mg Dekstromethorpan hydrobromide atauplacebo dan gejala batuk kemudian di analisa secara objektif menggunakan rekaman batuk secara berkelanjutan. Hasilnya menunjukkan bahwa batukberkurang dalam periode 4 jam pengamatan (Pavesi L, Subburaj S, Porter ShawK, 2009). Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya: GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain. Antipiretik : parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya, digunakan jika penderita demam. Bronkodilator , diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai sesak napas atau rasa berat bernapas. Penderita hendaknya memahami bahwa bronkodilator tidak hanya untuk obat asma, tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Selain itu, penderita hendaknya mengetahui efek samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni: berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin. Andaikata mengalami efek samping tersebut, maka dosis obat diturunkan menjadi setengahnya. Jika masih berdebar, hendaknya memberitahu dokter agar diberikan obat bronkodilator jenis lain.Dalam suatu studi penelitian dari Cochrane, penggunaan bronkodilatortidak direkomendasikan sebagai terapi untuk bronkitis akut tanpa komplikasi.Ringkasan statistik dari penelitian Cochrane tidak menegaskan adanya keuntungan dari penggunaan -agonists oral maupun dalam mengurangi gejalabatuk pada pasien dengan bronkhitis akut (Hueston WJ, 2008).Namun, pada kelompok subgrup dari penelitian ini yakni pasien bronkhitis akutdengan gejala obstruksi saluran napas dan terdapat wheezing, penggunaanbronkodilator justru mempunyai nilai kegunaan.Efek samping dari penggunaan -agonists antara lain, tremor, gelisah dan tangan gemetar (Smucny J, Flynn C,Becker L,et al, 2007). Penggunaan antikolinergik oral untuk meringankan gejalabatuk pada bronkitis akut sampai saat ini belum diteliti dan oleh karena itu tidakdianjurkan (Sidney S. Braman, 2006).Dikarenakan pada penelitian ini disebutkan bahwa gejala batuk lebihbanyak berasal dari bronkitis akut, maka penggunaan antitusif sebagai terapiempiris untuk batuk pada bronkitis akut dapat digunakan (Sidney S. Braman,2006). Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh bakteri.Pemeriksaan penunjang 6 a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia b. Laboratorium : Leukosit > 17.500. Prognosis 6Perjalanan dan prognosis penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau mengatasi setiap penyakit yang mendasari.DefinisiBronkitis akut adalah peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran nafas yangditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak) yang berlangsung hingga 3minggu.Sebagian besar bronkitis akut disebabkan oleh infeksi virus dan dapat sembuh dengansendirinya, sehingga tidak memerlukan antibiotik. Meski ringan, namun adakalanya sangatmengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batukberkepanjangan.Antibiotik diperlukan apabila bronkitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri(pada sebagian kecil kasus bronkitis akut). Namun dokter masih sering memberikanantibiotik pada pengobatan bronkitis akut. Padahal antibiotik tidak mempercepatpenyembuhan pada bronkitis akut tanpa komplikasi, dan justru pemberian antibiotik yangberlebihan dapat meningkatkan kekebalan kuman (resistensi) terhadap antibiotik.2.EtiologiBronkitis akut dapat disebabkan oleh :-Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, danlain-lain.-Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilusinfluenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae,Chlamydia pneumonia, Legionella)-Jamur-Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.3.Epidemiologi-Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lainterlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapatmengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.-Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (didaerah tropis)

-Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 4 hari.4.PatofisiologiKKomplikasi 6a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronikb. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia c. Pleuritisd. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksie. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis Ringkasan Bronkitis akut adalah peradangan akut pada bronkus dan cabang-cabangnya, yang disebabkan sebagian besar oleh virus dan mengakibatkan terjadinya edema dan pembentukan mukus. Gejala yang paling menonjol adalahbatuk dengan atau tanpa sputum, berlangsung tidak lebih dari 2 minggu. Untukmenegakkan diagnosis dari penyakit ini harus disingkirkan kemungkinan adanyapenyakit pernapasan lainnya seperti pneumonia, common cold, asma akut,eksaserbasi akut bronkitis kronik dan PPOK.Pada penatalaksanaan bronkitis akut, antibiotik diperbolehkan bila dicurigai penyebabnya adalah bakteri. Pemberian bronkodilator diperbolehkanbila gejala batuk berbarengan dengan asma. Pemberian agen mukolitik tidakdirekomendasikan dan pemberian antitusif dengan Dekstrometorphan terbukti dapat menekan gejala batuk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta . 2010.hal.330-332

2. Ed. Nelson, waldo E. dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.2 Ed 15. Jakarta: EGC. Hal. 1483

3. Fahy JV,Dickey BF. Review Artikel Airway Mucus Function andDysfunction. New England of Jurnal Medicine. Vol 363. No.23. Dec 2, 2010. 4. Gonzales R, Sande M. Uncomplicated acute bronchitis.Ann Intern Med 2008;133: 981991

5. Sidney S. Braman. Chronic Cough Due to Acute Bronchitis :ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. Chest Journal. 2006;129;95S-103S.

6. Melbye H, Kongerud J, Vorland L. Reversible airflow limitation in adultswith respiratory infection. Eur Respir J 2009 7:12391245

7. http://ww.medicastore.com/med