briket-arang-dan-arang-aktif-dari-limbah-tongkol-jagung.pdf

Upload: yani-gultom

Post on 02-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    1/50

    1

    LAPORAN PENELITIAN

    PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

    DANA PNBP TAHUN ANGGARAN 2012

    BRIKET ARANG DAN ARANG AKTIF

    DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

    Prof. DR. Ishak Isa, M.Si

    Haris Lukum

    Irfan H, Arif

    JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA

    UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

    OKTOBER 2012

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    2/50

    2

    ABSTRAK

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah memanfaatkan limbah tongkol

    jagung menjadi briket arang sebagai energialternatif ramah lingkugan, dan arangaktif sebagai bioabsorben pada penyaringan minyak goreng bekas, serta

    meminimalisasi limbah tongkol jagung. Metode yang digunakan adalah metode

    karbonasi untuk pembuatan arang tongkol jagung baik untuk bahan baku

    pembuatan briket maupun arang aktif dengan menggunakan tungku pengarangan.

    Proses selanjutnya untuk pembuatan briket yaitu dengan menambahkan perekat

    pada arang tongkol jagung yang telah dihaluskan, kemudian dicetak dengan

    bentuk silender dengan bantuan alat pengepres. Untuk pembuatan arang aktif

    dilanjutkan dengan proses aktifasi dari arang tongkol jagung baik dengan cara

    kimia yaitu menambahkan larutan NaOH maupun cara fisika yaitu dengan

    memanaskan dalam tungku furnace pada suhu tinggi yaitu 650oC 850oC. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa kalor yang dihasilkan berkisar 2912 kal/gram 6757 kal/gram sehingga briket arang yang dihasilkan dapat digunakan sebagai

    energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah

    tangga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa arang aktif yang dihasilkan

    dapat digunakan sebagai bioabsorben pada penyaringan minyak goreng bekas. Hal

    ini terlihat dari penurunan FFA, angka peroksida, dan angka penyabunan pada

    minyak yang dimurnika.

    Kata kunci: Tongkol jagung, briket arang, arang aktif, karbonasi, minyak goreng

    bekas.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    3/50

    3

    HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Penelitian : Briket Arang Dan Arang Aktif Dari Limbah Tongkol

    Jagung

    2. Ketua Penelitia. Nama Lengkap : Prof. DR. Ishak Isa, M.Si

    b. Jenis Kelamin : Laki-laki

    c. NIP : 19610526 198703 1 005

    d. Jabatan Struktural : -

    e. Jabatan fungsional : Guru Besar

    f. Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

    g. Pusat Penelitian : ...................................................................

    h. Alamat : Jl. Jend. Sudirman No.6 Kota Gorontalo

    i. Telpon/Faks : 0435 - 827213

    j. Alamat Rumah : Jl. Jend. Sudirman No. 38 Limboto

    k. Telpon/Faks/E-mail : 0435 880074; [email protected]

    3. Jangka Waktu Penelitian : 6 bulan

    4. Pembiayaan

    Jumlah biaya yang diajukan : Rp 24.245.000,-

    Gorontalo, Oktober 2012

    Mengetahui,Dekan FMIPA Ketua Peneliti,

    Prof. DR. Evi Hulukati, M.Pd Prof. DR. Ishak Isa, M.Si

    NIP.19600530 198603 2 001 NIP. 19610526 198703 1 005

    Menyetujui,

    Ketua Lembaga Penelitian

    DR. Fitryane Lihawa, M.Si

    NIP. 196912091993032001

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    4/50

    4

    KATA PENGANTAR

    Pujisyukurkehadirat Allah SWT karena hanya dengan ijin dan ridhaNya

    sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini didasari dari

    pengamatan lapang oleh peneliti yang mana begitu banyak limbah tongkol jagung

    yang hanya dibiarkan dan dibakar oleh petani saat pasca panen. Dengan dasar

    inilah peneliti melakukan penelitian dengan judul Briket Arang dan Arang Aktif

    dari Limbah Tongkol Jagung. Penelitian merupakan penelitian payung yang

    dilakukan oleh mahasiswa S1 kimia dengan judul Pemanfaatan Arang Briket

    Limbah Tongol Jahung Sebagai Bahan Bakar Alternatif dan Potensi Limbah

    Tongkol Jagung Sebagai Arang Aktif Pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas

    Melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada

    Rektor yang telah memberikan dana penelitian melalui pengembangan program

    studi tahun anggaran 2012. Tidak lupa juga peneliti menyampaikan terima kasih

    kepada Pimpinan Lembaga Penelitian dan seluruh staf yang telah memberikan

    kesempatan kepada peneliti, dan semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian.

    Akhirnya kami mengharapkan kritikan dan masukan demi kesempurnaan

    pebelitian ini.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    5/50

    5

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL..... i

    ABSTRAK.... ii

    LEMBAR PENGESAHAN... iii

    KATA PENGANTAR... iv

    DAFTAR ISI. v

    DAFTAR TABEL..... vii

    DAFTAR GAMBAR.... viii

    DAFTAR LAMPIRAN. ix

    BAB I. PENDAHULUAN. 1

    1.1. Latar Belakang... 1

    1.2. Identifikasi Masalah... 3

    1.3. Perumusan Masalah... 4

    1.4. Tujuan Penelitian... 4

    1.5. Manfaat Penelitian. 4

    BAB II. KERANGKA TEORI 6

    2.1. Deskripsi Teoritik...... 6

    2.1.1. Briket Arang........... 6

    2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi sifat Bariket Arang.. 6

    2.1.3. Syarat dan Kriteria Briket yang Baik.. 9

    2.1.4. Arang Aktif. 10

    2.2. Kerangka Berpikir.. 12

    BAB III. METODE PENELITIAN.. 13

    3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian. 133.2. Alat dan Bahan Yang Digunakan... 13

    3.3. Cara Kerja.. 13

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 17

    4.1. Briket Arang... 17

    4.1.1. Kadar Air. 17

    4.1.2. Kadar Abu... 19

    4.1.3. Dekomposisi Senyawa Volatile.. 20

    4.1.4. Kadar Karbon Terikat. 21

    4.1.5. Nilai Kalor (HV). 22

    4.1.6. Uji Kepatan Briket.. 23

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    6/50

    6

    4.2. Arang Aktif 25

    4.2.1. Pembuatan Arang Aktif.. 25

    4.2.2. Pemurnian Minyak Goreng Bekas 25

    4.2.2.1. Asam Lemak Bebas (FFA) 27

    4.2.2.2. Angka Peroksida 294.2.2.3. Angka Penyabunan 32

    4.2.2.4. Daya Serap Arang Aktif Terhadap Larutan Iod 34

    BAB V. PENUTUP. 36

    1. Simpulan... 36

    2. Saran. 36

    DAFTAR PUSTAKA 37

    L A M P I R A N... 39

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    7/50

    7

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1. Data Pengukuran Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Tong-

    kol... 17

    Tabel 4.2. Asam Lemak Bebas (FFA) Sebelum dan Sesudah Pemurnian. 28

    Tabel 4.3. Angka Peroksida Sebelum dan Sesudah Pemurnian 30

    Tabel 4.4. Angka Penyabunan Sebelum dan Sesudah Pemurnian 33

    Tabel 4.5. Hubungan Antara Konsentrasi Larutan dengan Daya Adsorp-

    si Terhadap Larutan Iodium 34

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    8/50

    8

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 3.1. Bagan Alur Pembuatan Briket Arang dan Arang Aktif 16

    Gambar 4.1. Grafik Kadar Air Pada Briket Tongkol Jagung 18

    Gambar 4.2. Grafik Kadar Abu Pada Briket Tongkol Jagung.. 19

    Gambar 4.3. Grafik Dekomposisi Senyawa Volatil Briket Tongkol

    Jagung........ 20

    Gambar 4.4. Grafik Karbon Terikat Tiap Briket Arang Tongkol

    Jagung 22

    Gambar 4.5. Grafik Nilai Kalor Pada Briket Arang Tongkol Jagung... 23

    Gambar 4.6. Grafik Uji Fisik Kerapatan Briket Arang Tongkol

    Jagung 24

    Gambar 4.7. Reaksi Pembentukan Asam Lemak Bebas..... 27

    Gambar 4.8. Grafik Hubungan % FFA Sebelum dan Sesudah

    Pemurnian.. 29

    Gambar 4.9. Grafih Hubungan Angka Peroksida Sebelum dan

    Sesudah Pemurnian............................................................ 31

    Gambar 4.10. Reaksi Pembentukan Peroksida. 31

    Gambar 4.11. Reaksi Pemutusan Lemak Netral Menjadi Gliserol dan

    Asam Lemak.. 32

    Gambar 4.12. Grafik Hubungan Angka Penyabunan Sebelum dan

    Sesudah Pemurnian 34

    Gambar 4.13. Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan NaOH dengnDaya Adsorpsi Arang Aktif Terhadap Larutan I2.. 35

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    9/50

    9

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Foto Peralatan dan Kegiatan Penelitian......... 48

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    10/50

    10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang

    sangat berlimbah, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun tidak

    dapat diperbaharui. Sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti: ekosistem

    hutan, ekosistem hewan sedangkan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui

    seperti: minyak bumi, batubara, pertambangan emas, perak dan lain-lain.

    Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan provinsi Gorontalo,

    dimana produksi jagung gorontalo dari tahun ketahun mengalami peningkatan.

    Disamping untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat gorontalo, jagung juga

    telah dieksport ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura untuk bahan baku

    berbagai produk seperti tepung jagung (maizena), pati jagung, minyak jagung, dan

    pakan ternak. Dari setiap panen jagung diperkirakan jagung (rendemen) yang

    dihasilkan sekitar 65%, sementara 35% dalam bentuk limbah berupa batang, daun,

    kulit, dan tongkol jagung (Anonimous, 2003).

    Badan Pusat informasi jagung Provinsi Gorontalo (BPIJ) melaporkan

    bahwa luas lahan pertanian jagung di Provinsi Gorontalo pada tahun dari 2007

    sekitar 136.087 Ha dengan hasil produksi 572.785 ton, dan pada tahun 2010

    sekitar 164.999 Ha dengan hasil produksi mencapai 679.168 ton. Tingginya

    produksi jagung tiap tahunnya berdampak pada tingginya limbah yang dihasilkan

    terutama limbah tongkol jagung. Limhah yang dihasilkan pasca panen jagung ini

    hanya terserap sedikit sekali digunakan sebagai pupuk dan bahan bakar memasak

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    11/50

    11

    penduduk di sekitar pertanian, karena cara yang paling mudah dan bisa dilakukan

    petani untuk menangani limbah tersebut adalah dengan membakarnya.

    Dari pengamatan lapangan ditemukan bahwa hasil samping berupa kulit,

    batang, daun, dan tongkol jagung tidak termanfaatkan dan dibuang atau dibakar,

    sementara daun dan batang yang masih muda dijadikan bahan pakan ternak.

    Diketahui bahwa dari tongkol jagung yang dihasilkan sangat kaya akan

    karbohidrat yang dapat digunakan atau diolah menjadi produk yang bermanfaat

    dan bernilai ekonomi untuk kehidupan manusia. Dengan pemanfaatan teknologi,

    sebenarnya limbah tongkol jagung yang hanya dibuang dan dibakar dapat

    dikembangkan menjadi suatu produk yang lebih bernilai ekonomi yaitu diantara-

    nya dijadikan sebagai briket arang dan bahan baku pembuatan arang aktif.

    Briket Arang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk

    menggantikan bahan bakar minyak dan gas dalam kegiatan industri dan rumah

    tangga. Briket arang merupakan bentuk energi terbarukan dari biomassa yang

    berasal dari tumbuhan atau tanaman yang saat ini sangat banyak tersedia di

    lingkungan. Dilain pihak, Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan

    limbah pertanian yang kurang termanfaatkan. Limbah pertanian yang merupakan

    biomassa tersebut merupakan sumber energi alternatif yang melimpah dengan

    kandungan energi yang relatif besar. Limbah pertanian tersebut dapat diolah

    menjadi suatu bahan bakar padat buatan sebagai bahan bakar alternatif yang

    disebut briket. Hampir di seluruh wilayah Indonesia terdapat lahan pertanian

    jagung, karena tanaman ini dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia baik

    dataran tinggi maupun rendah termasuk di Provinsi Gorontalo .

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    12/50

    12

    Arang aktif merupakan bahan yang banyak digunakan di industri farmasi

    sebagai bahan absorben dan sebagai bahan pemucat (bleaching), di depot-depot

    pengisian air mineral. Arang aktif dapat dibuat dari arang hasil pembakaran

    biomassa dari tanaman seperti tempurung kelapa, kayu, sekam padi, serbuk kayu

    gergaji, dan tongkol jagung. Ditinjau dari sisi ekonomi arang aktif dapat dijadikan

    menjadi suatu usuha menambah pendapatan ekonomi keluarga.

    Dengan memperhatikan prospek briket arang dan arang aktif yang cukup

    cerah yang benilai ekonomi yang cukup tinggi, maka sangatlah perlu dilakukan

    penelitian tentang pemanfaatan limbah tongkol jagung menjadi briket sebagai

    energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas, serta menjadi bahan baku

    pembuatan arang aktif.

    1.2.Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pengamatan lapang teridentifikasi masalah sebagai berikut;

    1. Produksi jagung di provinsi gorontalo dari tahun ketahun terus mengalami

    peningkatan,

    2. Limbah tongkol jagung yang dihasilkan tidak dimanfaatkan dan hanya

    dibakar sehingga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan,

    3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah tongkol

    jagung untuk dibuat menjadi bahan yang lebih bernilai ekonomi.

    4. Ketergantungan masyarakat pada penggunaan bahan bakar minyak dan gas

    semakin tinggi, disisi lain makin langka dan menipisnya persediaan bahan

    bakar minyak dan gas.

    5.

    Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuatan briket arang dan

    arang aktif.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    13/50

    13

    1.3.Perumusan Masalah

    Dari identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

    berikut;

    1. Bagaimanakah limbah tongkol jagung yang tidak dimanfaatkan bahkan hanya

    dibakar agar dijadikan menjadi briket arang dan arang aktif,

    2. Apakah briket arang yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai energi alternatif

    pengganti bahan bakar minyak dan gas,

    3. Apakah arang aktif yang dihasilkan dapat digunakan sebagai absorben pada

    penyaringan minyak goreng bekas.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

    berikut;

    1.

    Memanfaatkan limbah tongkol jagung menjadi briket arang dan arang aktif.

    2. Dihasilkan briket arang yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif

    pengganti bahan bakar minyak dan gas untuk keperluan rumah tangga

    3. Dihasilkan arang aktif yang dapat digunakan sebagai absorben pada

    penyaringan minyak goreng bekas maupun pada proses pengolahan air

    minum.

    1.5. Manfaat Penelitian

    Bagi khalayak masyarakat pada umumnya dan lebih khusus para petani

    jagung diharapkan kegiatan ini dapat dirasakan langsung dan dapat berguna untuk

    meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat arang aktif serta

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    14/50

    14

    dapat menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan. Selanjutnya bagi

    pemerintah daerah dan instansi terkait kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan

    secara tidak langsung dapat meringankan beban tugas dan fungsinya dalam

    meningkatkan pelayanan kepada masyarakat petani khususnya petani jagung. Bagi

    pelaksana kegiatan ini berguna bagi pengembangan ilmu terapan di masyarakat.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    15/50

    15

    BAB II

    KERANGKA TEORI

    2.1. Deskripsi Teoritik

    2.1.1. Briket Arang

    Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon,

    mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama.

    Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa

    udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari

    jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai

    sumber energi panas untuk bahan bakar,tetapi kurang efisien. Nilai bakar

    biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000

    kal (Seran, 1990).

    Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan meggunakan pemanasan

    tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu

    proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga High Temperature

    carbonization pada suhu 4500 C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-

    gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan

    bermacam-macam tergantung dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis

    dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO, CO2, NOx, dan SOx.

    Yang dalam jumlah besar, gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan

    membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Proses pirolisis dipengaruhi faktor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi

    partikel, suhu, ketinggian tumpukan bahan, dan kadar air.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    16/50

    16

    Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa

    (konvensional), antara lain:

    a.

    Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan

    dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori (Soeyanto,

    1982).

    b. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga

    bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi

    perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket

    bioarang.

    c. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan

    pengipasan atau diberi udara.

    d. Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan

    kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri.

    e.

    Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada

    dibentuk sesuai kebutuhan (Soeyanto, 1982).

    Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam

    upaya pemanfaatan limbah tongkol jagung. Untuk mencapai hal tersebut

    dilakukan penelitian untuk menghasilkan briket bioarang yang berkualitas baik,

    ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan manfaatkan

    limbah tongkol jagung menjadi briket bioarang, maka diharapkan dapat

    mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan alternatif sumber bahan bakar

    yang dapat diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    17/50

    17

    2.1.2Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat briket arang

    Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat briket arang adalah berat jenis

    bahan bakar atau berat jenis serbuk arang, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi,

    dan tekanan pada saat dilakukan pencetakan. Selain itu, pencampuran formula

    dengan briket juga mempengaruhi sifat briket (Erikson 2011). Adapun faktor-

    faktor yang perluh diperhatikan dalam pembuatan briket atara lain:

    1. Bahan baku

    Briket dapat dibuat dari bermacammacam bahan baku, seperti ampas

    tebu, sekam padi, serbuk gergaji kayu, dan bahan limbah pertanian. Bahan utama

    yang terdapat bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa

    maka semakin baik kualitas briket, briket yang mengandung zat terbuang terlalu

    tinggi cenderung mengeluarkan asap dan bau tidak sedap.

    2.

    Bahan perekat

    Untuk merekatkan partikel-partikel zat bahan baku pada proses pembuatan

    briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak.

    Bahan perekat dapat dibedakan atas 3 jenis:

    a. Perekat organik

    Perekat organik yang termaksud jenis ini adalah sodium silika,

    magnesium, semen dan sulfit. Kerugian dari pengunaan perekat ini adalah

    sifatnya meninggalkan abu sekam pembakaran.

    b.

    Bahan perekat tumbuh-tumbuhan

    Jumlah bahan perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh lebih sedikit

    bila dibandingkan dengan perekat hidrokarbon. Kerugian yang dapat ditimbul-

    kan adalah arang cetak (briket) yang dihasilkan kurang tahan kelembaban.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    18/50

    18

    c. Hidrokarbon dengan berat melekul besar

    Bahan perekat jenis ini seringkali dipergunakan sebagai bahan perekat

    untuk pembuatan arang cetak batu bara cetak. Dengan pemakaian bahan

    perekat maka tekanan akan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan briket

    tanpa memakai perekat (Josep dan Hislop dalam Noldi, 2009). Dengan adanya

    penguanaan bahan perekat maka ikatan antar partikel semakin kuat, butiran-

    butiran arang akan saling mengikat yang menyebabkan air terikat pada pori-

    pori arang (Komarayati dan Gusmailian dalam Noldi, 2009).

    Penggunaan bahan perekat dimaksudkan untuk menahan air dan mem-

    bentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang direkatkan. Dengan

    adanya bahan perekat maka susunan partikel makin baik, teratur dan lebih padat

    sehingga dalam proses pengempaan keteguhan tekanan arang briket akan semakin

    baik. Dalam penggunaan bahan perekat harus memperhatikan faktor ekonomi

    maupun non-ekonominya (Silalahi dalam Noldi, 2009).

    2.1.3. Syarat dan Kriteria Briket yang Baik

    Syarat briket yang baik menurut Nursyiwan dan Nuryeti dalam Erikson

    (2011) adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas

    hitam ditangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga harus memenuhi

    kriteria sebagai berikut:

    1.

    Mudah dinyalakan

    2.

    Tidak mengeluarkan asap

    3. Emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    19/50

    19

    4. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu

    lama

    5.

    Menunjukkan upaya laju pembakaran (waktu, laju pembakaran, dan suhu

    pembakaran) yang baik.

    Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber

    energi alternatif yang menpunyai bentuk tertentu. Kandungan air pada pembriket-

    an antara (10-20)% berat, Ukuran perbandingan dari (20100) gram. Pemilihan

    proses pembriketan tentunya mengacu pada segmen pasar agar memperoleh nilai

    ekonomi, teknis lingkungan yang optimal. Pembriketan bertujuan untuk memper-

    oleh suata bahan bakar yang berkualiatas yang dapat digunakan untuk semua

    sektor sebagai sumber energi pengganti.

    2.1.4. Arang Aktif

    Arang aktif merupakan suatu padatan yang mengandung 85-95% karbon,

    dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada

    suhu tinggi maupun diaktifasi dengan bahan-bahan kmia (aktifator). Arang aktif

    merupakan senyawa karbon amorf yang sebagian besar terdiri atas karbon bebas

    serta memiliki permukaan dalam (internal suface) yang mempunyai luas

    permukaan antara 300-3500 m2/gram dan hal ini berhubungan dengan struktur

    pori internal yang menyebabkan arang aktif mempunyai daya serap (absorben)

    yang baik (Anonimous, 2005). Daya serap (absorpsi) arang aktif umumnya

    bergantung pada jumlah senyawaan karbon bebas yang berkisar 85 95%. Arang

    aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu, daya serap

    arang aktif sangat besar yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif (Sembiring dan

    Sinaga, 2003).

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    20/50

    20

    Adsorpsi merupakan suatu proses dimana suatu partikel terperangkap ke

    dalam struktur suatu media seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media

    tersebut, proses ini di jumpai terutama dalam media karbon aktif (Ketaren dalam

    Dalimunthe 2009). Tongkol jagung adalah salah satu bahan baku yang kualitasnya

    cukup baik dijadikan karbon aktif.

    Arang aktif dapat dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif tipe pemucat dan

    sebagai penyerap uap. Arang aktif sebagai pemucat umunya berbentuk bubuk

    (powder) yang sangat halus diameter pori mencapai 1000 . Dalam fase cair

    digunakan untuk menghilangkan zat-zat pengganggu yang menyebabkan warna

    dan bau yang tidak diinginkan serta membebaskan pelarut dari zat-zat peng-

    ganggu. Arang aktif sebagai penyerap uap umumnya dalam bentuk butiran

    (granular) atau pelat yang sangat keras dan diameter pori berkisar 10-200.

    Pada dasarnya arang aktif dapat dibuat dari bahan baku yang berasal dari

    hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah atau mineral yang mengandung karbon antara

    lain tulang, kayu, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas

    tebu, serbuk gergaji dan batubara (Sembiring dan Sinaga, 2003).

    Prinsip pembuatan arang aktif adalah proses karbonasi, yaitu proses

    pembentukan tongkol jagung menjadi arang (karbon), kemudian diaktifasi dengan

    bahan-bahan kimia seperti NaOH, ZnCl2, asam-asam anorganik misalnya asam

    sulfat dan asan fosfat, garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat. Proses

    aktifasi ini bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan

    ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga

    arang mengalami perubahan sifat baik fisika maupun kimia sehingga permukaan-

    nya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi (Isa, 2007).

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    21/50

    21

    2.2. Kerangka Berpikir

    Tanaman jagung hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia, karena

    jagung dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia baik dataran tinggi maupun

    rendah. Data ini menunjukkan bahwa hasil tanaman jagung sangat melimpah.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa luas lahan pertanian jagung di

    Indonesia tahun 2005 adalah 3.356.914 ha dengan produksi 11.225.243 ton

    pipilan. Jika produksi jagung pipilan kering dapat mencapai 3 hingga 4 ton

    perhektar, maka limbah tongkol yang dihasilkan tentu lebih besar jumlahnya.

    Pemanfaatan sisa atau limbah pasca panen jagung ini hanya sedikit sekali yang

    dimanfaatkan menjadi produk seperti pupuk, bahan bakar memasak penduduk di

    sekitar pertanian, dan bahkan hanya dibuang atau dibakar. Tentunya hal ini akan

    menjadi masalah baru bagi lingkungan, terutama karena pembakaran itu akan

    menimbulkan polusi udara yang hebat dan juga membahayakan lingkungan.

    Untuk menjadikan tongkol jagung lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi, maka

    diperlukan suatu teknologi untuk mengubah limbah ini menjadi briket arang

    sebagai bahan bakar alternatife yang dapat mengantikan bahan bakar minyak dan

    gas, maupun dijadikan bahan baku pemuatan arang aktif.

    Untuk mengoptimalkan penggunaan limbah tongkol jagung menjadi

    bahan bakar alternatif sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah maupun gas,

    maka perlu adanya optimalisasi dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari

    bahan bakar alternatif tersebut. Untuk itu melalui penelitian ini akan dilakukan

    bagaimana limbah tongkol jagung dapat dimanfaatkan menjadi briket arang

    sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas serta dijadikan

    arang aktif sebagai penyaring pada pemurnian minyak goreng bekas.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    22/50

    22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan April September

    2012. Lokasi penelitian adalah laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo.

    3.2. Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat yang digunakan berupa drum penggarangan (proses karbonasi), alat

    pengepres, cetakan briket, kompor briket, ayakan, grafit furnace, corong Buckner,

    pompa vakum, desikator, oven, seperangkat alat titrasi, dan peralatan gelas kimia

    lainnya.

    Bahan yang digunakan berupa limbah tongkol jagung, tepung kanji sebagai

    perekat, NaOH, Iodium, minyak goreng bekas, air.

    3.3. Cara Kerja

    Teknik Proses Pembuatan Briket dan Arang Aktif

    a. Proses Karbonasi (pengarangan)

    Limbah tongkol jagung yang telah dipilih dimasukkan ke dalam drum

    pengarangan disusun sedemikian rupa hingga hampir penuh, drum ditutup rapat

    kemudian api dinyalakan melalui lubang ventilasi/tempat bagian dasar drum,

    proses pembakaran dibiarkan sehingga semua bahan habis terbakar. Setelah

    dingin dilakukan pembongkaran dan arang yang dihasilkan dipisahkan dari abu

    sisa pembangkaran untuk proses lebih lanjut.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    23/50

    23

    b. Proses Pembuatan Briket Arang (Pembriketan)

    Arang dari proses karbonasi digiling atau dihaluskan dan diayak kemudian

    ditambahkan perekat dari lem kanji yang telah disiapkan dengan perbandingan

    10% bagian perekat dari berat arang dan diaduk hingga semuanya tercampur

    secara merata. Adonan yang sudah jadi siap untuk dicetak menjadi briket dengan

    bentuk kubus atau silender dengan cara memasukkan adonan ke dalam cetakan

    kemudian dipress dengan alat pengepres. Briket arang yang sudah dicetak

    kemudian dikeringkan/dijemur dibawah sinar matahari hingga kering betul dan

    briket siap digunakan untuk keperluan rumah tangga sebagai bahan bakar

    alternatif.

    c. Proses Pembuatan Arang Aktif

    Arang dari proses karbonasi dihaluskan kemudian diaktivasi baik dengan

    cara kimia yaitu mencampurkan larutan NaOH ke dalam arang diaduk hingga

    merata kemudian dimasukkan ke dalam tungku furnace pada suhu 650oC850oC

    selama 3 jam dan didinginkan di dalam desikator.

    d. Uji Coba Produk

    Briket arang yang dihasilkan digunakan untuk memasak atau memanaskan

    air dengan menggunakan kompor briket yang telah dibuat. Di ukur jumlah kalor

    yang dihasilkan dari berat tertentu briket arang yang dihasilkan.

    Arang aktif yang sudah jadi di uji daya absorsinya terhadap warna dengan

    menggunakan larutan iodium dan membandingkannya dengan sederet larutan

    iodium standar yang diketahui konsntrasinya. Dengan mengetahui daya

    absorbsinya terhadap iodium maka langkah selanjutnya arang aktif akan

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    24/50

    24

    digunakan untuk menyaring/memurnikan minyak goreng bekas yang diperoleh

    dari tempat penjualan pisang goreng, tahu atau tempe goreng yang berada

    disekitaran Asrama Nusantara Universitas Negeri Gorontalo.

    Untuk lebih jelasnya proses alur penelitian digambarkan pada gambar 3.1.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    25/50

    25

    Pembuatan

    Arang Aktif

    Pembuatan Briket Arang

    Bahan BakuPemasukan Dalam

    Tungku PengaranganPembakaran

    Penutupan Tungku Pengarangan

    8 jamPendinginanPembongkaran

    Penggilingan

    Diayak

    Produk Arang Aktif

    Uji Iod

    Pemurnian Minyak

    Goreng Bekas

    Arangkarbonasi

    Diaktivasi:

    Kimia: larutan NaOHFisika: Suhu 650oC-850oC

    Penggilingan/dihaluskan

    Di Ayak

    Pencampuran arang dan

    Lem tepung kanji

    Pencetakan Briket

    Pengeringan Briket

    Produk Briket siap

    digunakan

    Bagan 3.1. Pembuatan Briket dan Arang Aktif

    Uji kalor Briket Arang

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    26/50

    26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Briket Arang

    Arang tongkol jagung hasil karbonasi dihaluskan kemudian dicampur

    dengan lem perekat yang dibuat dari tepung sagu dengan perbandingan: 1 : 3, 1: 4,

    2 : 3, 2 : 5. Semua bentuk perbandingan dicetak menjadi briket dalam bentuk

    selinder dengan tingi 6,5 cm dan diameter 4 cm, dikeringkan selama 2-3 hari.

    Briket arang tongkol jagung yang dihasilkan diuji sifat fisika dan kimia,

    data hasil pengukuran ditunjukkan pada table 4.1.

    Table 4.1: Data Pengukuran Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang Tongkol Jagung

    No Sifat fisika dan kimia

    Komposisi Bahan Baku arang dan

    perekat

    1 : 3 1 : 4 2 : 3 2 : 5

    1 Kadar air ( %) 6,66 7,30 8,66 7,50

    2 Kadar Abu ( %) 3,28 3,11 3,50 34,40

    3 Dekomposisi Senyawa Volatil (%) 44,58 58,99 62,02 51,30

    4 Kadar Karbon terikat ( %) 45,48 54,56 25,84 41,20

    5 Kerapatan g/cm 0,63 0.60 0,56 0,55

    6 Nilai kalor(kal/gr) 6757 6150 3758 2912

    4.1.1. Kadar Air

    Kadar air dapat berpengaruh pada kualitas briket arang, semakin rendah

    kadar air semakin tinggi nilai kalor dan daya pembakarannya. Arang mempunyai

    kemamapuan menyerap air yang sangat besar dari udara disekelilingnya.

    Kemamapuan menyerap air dipengaruhi oleh luas permukaan dan pori-pori arang

    dan dipengaruhi oleh kadar karbon terikat yang terdapat pada briket tersebut.

    Dengan demikian semakin kecil kadar karbon terikat pada briket arang,

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    27/50

    27

    kemampuan briket arang menyerap air dari udara sekililingnya semakin besar

    (Earl,1974 dalam Rustini, 2004 ).

    Dalam penelitian ini nilai kadar air rata-rata dalam briket arang tongkol

    jagung adalah 7,53 %, harga ini memperlihatkan bahwa kandungan air dalam

    briket arang tongkol lebih rendah briket impor (6-8)%, briket Jepang (6-8)% dan

    lebih tinggi dari briket USA (6)%, dan briket Inggris (3-4)%. Kadar air pada

    briket arang tongkol jagung dari table 4.1 dapat digambarkan pada grafik 4.1.

    variasi 1

    : 3

    variasi 1

    : 4

    variasi 2

    : 3

    variasi 2

    : 5

    Nilai Kadar Air 6.66 7.3 8.66 7.5

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    KadarAir%

    Gambar 4.1. Grafik Kadar Air pada Tongkol Jagung

    Dari grafik 4.1, nilai kadar air terendah adalah 6,66 % yang terdapat pada

    briket arang tongkol jagung dengan perbandingan 1 : 3. Nilai kadar air tertinggi

    adalah 8,66 % yang terdapat pada briket arang tongkol jagung dengan

    perbandingan 2 : 3 , hal ini disebabkan karena setiap perbandingan memiliki

    jumlah pori-pori yang berbeda sehingga kemampuan menyerap airnya pun

    berbeda pula.

    Kandungan air berhubungan dengan penyalaan awal bahan bakar, makin

    tinggi air makin sulit penyalaan bahan bakar tersebut, karena diperlukan energi

    untuk menguapkan air dari bahan bakar. Untuk itu untuk menguapkan air dari

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    28/50

    28

    briket maka perlu dilakukan teknik pengeringan 2-3 jam dalam sehari, sehingga

    selain mengurangi kadar air juga mengurangi retakan-retakan pada briket.

    4.1.2 Kadar Abu

    Abu merupakan bagian tersisa dari proses pembakaran yang sudah tidak

    memiliki unsur karbon lagi. Unsur utama abu adalah silika dan pengaruhnya

    kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar abu maka

    semakin rendak kualitas briket Karena kandungan abu yang tinggi dapat

    menurunkan nilai kalor briket arang. Dari grafik 4.2 menunjukkan besarnya kadar

    abu yang terkandung pada briket tongkol jagung.

    varias

    i 1 : 3

    varias

    i 1 : 4

    varias

    i 2 : 3

    varias

    i 2 : 5

    Nilai Kadar Abu 3.28 3.11 3.5 3.4

    2.9

    3

    3.1

    3.2

    3.3

    3.4

    3.5

    3.6

    KadarAbu(%)

    Gambar 4.2. Grafik Kadar Abu Tiap Briket Tongkol Jagung

    Kadar abu rata terendah sebesar 3,11%, diperoleh dengan perbandingan

    varuiasi 1 : 4 sedangkan kadar abu tertinggi sebesar 3,50% dengan perbandingan

    perbandingan 2 : 3. Kandungan kadar abu dalam briket arang tongkol jagung

    tertinggi adalah (3,50) %, nilai kandungan ash (kadar abu) rata-rata ini lebih

    rendah dari standar Briket Komersial yaitu (5,26)%, dan rendah dengan

    Briket Impor (5-6) % dan Briket Jepang (5-7)%, tetapi lebih rendah dari Briket

    USA (16)% dan Briket Inggris (8-10) %. Semakin banyak perekat maka

    kandungan abu semakain tinggi dan memilik kalor yang rendah.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    29/50

    29

    4.1.3. Dekomposisi Senyawa Volatile

    Senyawa volatile adalah zat yang dapat menguap sebagai hasil dekom-

    posisi senyawasenyawa didalam arang selain air. Kandungan kadar zat menguap

    yang tinggi didalam briket arang akan menimbulkan asap yang lebih banyak pada

    saat briket dinyalakan, hal ini disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon

    monoksida (CO). (Hendra dan Pari, 2002., Rustini, 2004).

    variasi

    1 : 3

    variasi

    1 : 4

    variasi 2

    : 3

    variasi

    2 : 5

    Nilai Dekomposisi

    Senyawa Volatil64.85 58.99 44.72 51.3

    010203040506070

    SenyawaVolatile

    %

    Gambar 4.3. Grafik Dekomposisi Senyawa Volatil Briket Arang Tongkol Jagung

    Kandungan rata-rata dekomposisi senyawa volatil dalam briket tongkol

    jagung adalah 54,96% (nilai rata-rata pada setiap bahan) berat, kandungan

    dekomposisi senyawa volatil ini melebihi standar Briket Komersial, Briket

    Impor, Briket Inggris, dan Briket USA.

    Semakin tinggi kandungan dekomposisi senyawa volatil pada briket maka

    briket tersebut akan semakin mudah untuk terbakar dan menyala (Samsul, 2004

    dalam Erikson 2011). Dekomposisi senyawa volatil dalam bahan bakar berfungsi

    untuk menstabilkan nyala dan percepatan pembakaran arang.

    Kadar dekomposisi senayawa volatil tertinggi sebesar 64,85 % diperoleh

    pada briket arang dengan perbandingan perbandingan perekat sagu dan bubuk

    arang tongkol jagung (1 : 3). sedangkan kadar dekomposisi senyawa volatil

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    30/50

    30

    terendah sebesar 44,72% diperoleh pada briket dengan perbandingan dengan

    perbandingan pereket sagu dan bubuk arang tongkol jagung (2: 3).

    Penambahan perbandingan antara sagu dan arang tongkol jagung 1: 3

    maka briket tongkol jagung mengalami dekomposisi senyawa volatil dengan rata

    penguapan tertinggi 64,85 % ini pengaruhi campuran perekat sagu maka kadar

    dekomposisi senayawa volatile ditentukan oleh kesempurnaan proses karbonasi.

    Kadar dekomposisi senyawa volatil yang tertinggi disebabkan tidak sempurnanya

    proses karbonasi.

    Kadar dekomposisi senyawa volatil dipengaruhi oleh suhu dan waktu

    pengarangan, semakin besar suhu dan waktu maka semakin banyak dekomposisi

    senyawa volatile yang terbuang selama proses pengarangan sehingga kandungan

    dekomposisi senyawa volatil akan semakin kecil (Gafar et al., 1999 dalam

    Rustini, 2004 ).

    Menurut Hendra dalam Erikson (2011), tinggi rendahnya dekomposisi

    senyawa volatil yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis bahan baku, sehingga

    perbedaan jenis bahan baku berpengaruh nyala pada nilai dekomposisi senyawa

    volatil tiap briket arang.

    4.1.4. Kadar Karbon Terikat

    Kandungan karbon terikat pada briket arang dipengaruhi oleh nilai kadar

    abu dan kadar dekomposisi senyawa volatil. Kadar karbon terikat akan bernilai

    tinggi apabila nilia kadar abu dan kadar dekomposisi senyawa volatil rendah.

    Briket yang baik memiliki kadar karbon tinggi.

    Kandungan karbon terikat rata-rata briket tongkol jagung dengan perekat

    kanji (sagu) adalah 34,18 %, harga ini menunjukkan bahwa nilai kabon terikat

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    31/50

    31

    briket tongkol jagung berada dibawah standar briket komersial, briket impor,

    briket jepang, briket inggris, briket USA, dan SNI. Grafik 4.4 menunjukkan

    karbon terikat tiap bahan baku yang digunakan dalam briket tongkol jagung.

    variasi

    1 :3

    variasi

    1 :4

    variasi

    2 : 3

    variasi

    2 : 5

    Nilai Karbon

    Terikat 25.21 30.6 43.12 37.8

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    NilaiKarbonTeikat%

    Gambar 4.4. Grafik Karbon Terikat Tiap Briket arangTongkol Jagung

    4.1.5. Nilai Kalor (HV)

    Nilai kalor menjadi parameter mutu paling penting bagi briket arang

    sebagai bahan bakar sehingga nilai kalor sangat menentukan kualitas briket arang.

    Semakin tinggi nilai kalor bakar briket arang, semakin tinggi pula kualitas briket

    yang dihasilkan.

    Dengan perbandingan perekat sangat berpengaruh terhadap nilai kolor

    terlihat dari grafik 4.5 perbandingan 1: 3 memilik nilai kalor tertinggi

    dibandingankan perbandingan yang lain ini di sebabkan semakin banyak perekat

    yang digunakan dalam briket maka kualitas briket kurang baik. Semakin banyak

    perekat maka semakin banyak abu yang di hasilkan, nilai kalor sangat

    dipengaruhi oleh kadar abu briket arang. Semakin rendah kadar abu briket arang

    maka akan meningkatkan nilai kalor bakar briket arang yang dihasilkan. Nilai

    kalor paling tetinggi dari briket arang tongkol jagung yaitu briket arang tongkol

    jagung dengan perbandingan perbandingan 1 : 3 dengan nilai kalor 6757 kal/gram.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    32/50

    32

    Sedangkan nilai kalor yang terendah dari briket arang tongkol jagung yaitu briket

    arang tongkol jagung dengan perbandingan 2 : 5 dengan nilai kalor 2912

    kal/gram.

    Nilai kalor untuk perbandingan 1: 3 dengan nilai 6757 kal/gram dan

    perbandingan 1 : 4 dengan nilai 6150 kal/gram nilanya lebih tinggi dari standar

    nilai briket SNI, dan standar nilai impor, lebih tinggi dengan standar nilai kalor

    briket Inggris, standar nilai kalor briket Jepang dan nilai kalor briket Amerika.

    Nurhayati (1974) dalam Erikson (2011) nilai kalor dipengaruhi oleh kadar

    air dan kadar abu briket arang, semakin tinggi kadar abu dan kadar air briket

    arang maka akan menurunkan nilai kalor bahan briket arang yang dihasilkan.

    variasi

    1: 3

    variasi

    1: 4

    variasi

    2 : 3

    variasi

    2 : 5

    Nilai Kalor 6757 6150 3758 2912

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    6000

    7000

    8000

    Kalo

    r(kal/gram)

    Gambar 4.5. Grafik Kadar Kalor pada Briket Arang Tongkol Jagung

    4.1.6. Uji Kerapatan briket

    Kerapatan berpengaruh terhadap kualitas briket arang, briket arang dengan

    kerapatan yang tinggi dapat meningkatakan Nilai kalor bakar briket arang. Besar

    kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan arang penyusun

    briket arang tersebut. Semakin tinggi keseragaman ukuran serbuk arang maka

    akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan dengan keteguhan yang

    semakin tinggi pula (Nurhayati, 1983 dalam Rustini, 2004 )

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    33/50

    33

    variasi

    1 : 3

    variasi

    1 : 4

    variasi

    2 : 3

    variasi

    2 : 5

    Nilai Kerapatan 0.63 0.56 0.56 0.55

    0.5

    0.52

    0.54

    0.56

    0.58

    0.6

    0.62

    0.64

    Kerapatan(gr/cm3

    Gambar 4.6. Grafik Uji fisik kerapatan briket barang tongkol jagung.

    Uji kerapatan dapat dilihat pada gambar grafik diatas. Kerapatan terendah

    sebesar 0,55 g/cm3 diperoleh pada briket dengan perbandingan perekat 2 : 5

    sedangkan kerapatan tertinggi sebesar 0,63 g/cm3 dengan perbandingan 1 : 3

    semakin banyak perekat yangan digunakan maka semakin baik kerapat

    briket,tetapi tergantung tekstur dari sampael yang digunakan, tongkol jangung

    memiliki bahan tekstur kerapat yang rendah maka pengunakan petekat yang baik

    sesuai berat sampel yang digunakan.

    Uji kerapatan briket tongkol jagung lebih tinggi dengan kerapatan rata-

    rata sebesar 0,57 g/cm3dari standar briket kemersial dengan kerpatan 0,4 g/cm3

    .standar briket impor dengan kerapat 0,53 g / cm3 , tapi lebih rendah dari mutu

    standar briket jepang dengan kerapat 1- 1,2 g/cm3dan inggris dengan kerapat 1,0-

    1,2 g/cm3.

    Menurut Adan (1998) dalam Noldi, (200), jumlah perekat yang diguana-

    kan dalam pembuatan briket arang 10% dari berat arang yang digunakan dalam

    pembuatan beriket tersebut.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    34/50

    34

    4.2. Arang Aktif

    4.2.1. Pembuatan Arang Aktif

    Arang hasil karbonasi dihaluskan dengan tujuan untuk memperbesar luas

    permukaan karbon, kemudian diayak dengan ukuran 20 mesh untuk

    menyeragamkan ukuran pori pada karbon aktif sehingga pada proses adsorpsi

    efisien dan teratur, selanjutnya diaktivasi. Larutan aktifator yang digunakan

    adalah NaOH dengan fariasi konsentrasi yaitu NaOH 1, 2, dan 3 N dengan waktu

    perendaman selama 24 jam (satu malam). Setelah satu malam arang hasil aktifasi

    ditiriskan dan dibiarkan selama 2-3 hari dalam suhu kamar, setelah itu Serbuk

    karbon aktif kemudian di cuci dengan HCl untuk melarutkan mineral-mineral

    yang masih belum hilang pada proses karbonisasi dan dilanjutkan dengan

    pencucian menggunakan air panas sampai pH netral. Hal ini bertujuan untuk

    menghilangkan kandungan NaOH yang terjebak dalam pori-pori karbon. Serbuk

    karbon aktif kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C sampai kering.

    Pemanfaatan kulit, biji, dan tongkol jagung dipercaya mempunyai banyak

    manfaat karena banyaknya unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, disamping

    sebagai sayuran dan makanan ternak, tongkol jagung juga dimanfaatkan sebagai

    adsorben. Seperti pada penelitian ini, tongkol jagung dijadikan karbon aktif

    sebagai adsorben untuk menjernihkan minyak goreng bekas.

    4.2.2. Pemurnian Minyak Goreng Bekas

    Minyak goreng bekas merupakan minyak yang sudah tidak layak

    dikonsumsi, selain berwarna gelap, menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.

    Mutu minyak goreng bekas sudah sangat rendah karena adanya kandungan

    senyawa asam lemak bebas (FFA), peroksida, dan bilangan penyabunan yang

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    35/50

    35

    tinggi. Jadi minyak goreng perlu dimurnikan kembali dengan cara minyak

    dipanaskan sampai suhu 800C kemudian ke dalamnya ditambahkan adsorben

    (arang aktif) sebanyak 5% (W/W) dan diaduk selam 30 menit.

    Mutu minyak goreng dapat ditingkatkan lagi dengan menyaringnya

    berulang-ulang dengan arang aktif limbah tongkol jagung sebagai absorben.

    Proses pemurnian minyak goreng bekas pada penelitian ini dilakukan dengan cara

    pemucatan (bleaching). Proses bleaching merupakan proses pemurnian untuk

    menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dengan menggunakan adsorben.

    Zat warna dalam minyak, suspensi koloid (gum dan resin) serta hasil degradasi

    minyak, misalnya peroksida dan asam lemak bebas akan diserap oleh permukaan

    karbon aktif pada proses bleaching(Yulianty dkk, 2010).

    Proses bleaching pada penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan

    minyak goreng bekasdengan karbon aktif tongkol jagung, yaitu sejumlah minyak

    dipanaskan pada suhu 700C, kemudian ditambahkan serbuk karbon aktif tongkol

    jagung dengan suhu ditingkatkan 1000C pada 5 menit pertama dilakukan

    pengadukan dengan magnetik stirer selama 60 menit. Peningkatan suhu ini

    bertujuan untuk mempercepat reaksi antara karbon aktif dengan asam lemak bebas

    peroksida, sedangkan waktu dan pengadukan bertujuan untuk mencapai

    kesetimbangan adsorpsi, jika fase cairan yang berisi adsorben diam, maka difusi

    adsorbat melalui permukaan adsorben akan lambat, oleh karena itu diperlukan

    pengadukan untuk mempercepat proses adsorpsi. Pengadukan juga dimaksudkan

    untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan

    senyawa serapan. Selanjutnya disaring dengan kertas saring dengan bantuan

    pompa vakum (Wiyaningsih 2010).

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    36/50

    36

    4.2.2.1. Asam Lemak Bebas (FFA)

    Asam lemak bebas merupakan dasar untuk mengetahui umur minyak,

    kemurnian minyak, dan tingkat hidrolisis. Asam lemak bebas dengan kadar lebih

    dari 0,2% dari berat minyak mengakibatkan zat warna (flavour)yang tidak disukai

    dan meracuni tubuh, apabila trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan

    gliserol dan asam lemak bebas.

    H2C

    HC

    H2C O C R 3

    OO C R2

    OO C R1

    O

    + 3H2O

    H2C

    HC

    H2C

    OH

    OH

    OH

    + 3RCOOH

    Trigiliserida

    Air

    Gliserol

    Asam Lemak Bebas

    Gambar 4.7. Reaksi pembentukan asam lemak bebas

    Analisa asam lemak bebas minyak goreng bekas, bleaching dilakukan

    dengan metode titrasi asam basa. Sejumlah minyak dilarutkan dalam etanol,

    penggunaan pelarut etanol yang polar ini dimaksudkan agar asam lemak bebas

    yang bersifat non polar dan larut dalam minyak dapat larut pada fase yang sama

    dengan NaOH. Larutan NaOH ini bersifat polar, sehingga pada saat titrasi asam

    lemak bebas dengan NaOH dapat berinteraksi, karena etanol ini gugus OH

    sifatnya hidrofil (suka air) dan rantai karbon CH3CH2bersifat hidrofob, kemudian

    dilakukan pemanasan agar larut sempurna dan ditambahkan indikator pp,

    selanjutnya dititrasi dengan NaOH sampai terbentuk warna merah jambu yang

    tidak hilang selama 30 detik.

    Terbentuknya warna merah jambu setelah dititrasi dengan sejumlah NaOH

    menunjukkan NaOH telah bereaksi sempurna dengan asam lemak bebas karena

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    37/50

    37

    pada kenaikan pH 8-9 indikator pp yang tidak berwarna akan berubah menjadi

    merah. Data hasil penurunan FFA pada minyak goreng bekas, sebelum dan

    sesudah pemurnian disajikan pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2. Asam lemak Bebas (FFA) sebelum dan sesudah pemurnian

    Minyak % FFA

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A1 0,48

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A1 0,19

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A2 0,77

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A2 0,30

    Ket. Sampel A1= minyak goreng bekas pemakaian kurang dari 5 kaliSampel A2= minyak goreng bekas pemakaian lebih dari 5 kali

    Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada tahap pemurnian minyak goreng bekas

    terjadi penurunan asam lemak bebas (FFA) secara signifikan. Penurunan asam

    lemak bebas ini disebabkan oleh penyerapan (adsorpsi) oleh karbon aktif tongkol

    jagung, karena karbon aktif tongkol jagung memiliki luas permukaan dan pori-

    pori yang besar, sehingga dapat mengikat dan menyerap senyawa asam lemak

    bebas pada permukaannya. Daya adsorpsi terjadi karena adanya perbedaan energi

    potensial antara permukaan karbon aktif tongkol jagung dengan minyak. Karbon

    aktif tongkol jagung sangat potensial untuk digunakan sebagai pemucat

    (bleaching) minyak goreng bekas karena dapat mengadakan ikatan tarik menarik

    antar molekul. Data hasil penurunan asam lemak bebas minyak goreng (curah),

    bekas, disajikan pada gambar 4.8.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    38/50

    38

    Gambar 4.8. Grafik hubungan % FFA sebelum dan sesudah pemurnian

    4.2.2.2. Angka Peroksida

    Peroksida merupakan produk awal terjadinya kerusakan pada minyak

    goreng akibat terjadinya reaksi autoksidasi pada minyak. Analisa angka peroksida

    pada penelitian ini yaitu minyak goreng bekas hasil penyaringan (minyak curah),

    bekas, bleaching dilakukan dengan metode iodometri, dengan cara sejumlah

    minyak dilarutkan dalam campuran asetat:kloroform yang mengandung KI, maka

    akan terjadi pelepasan iodin (I2).

    Iodin yang bebas dititrasi dengan natrium tiosulfat, selanjutnya ditambah-

    kan indikator amilum sampai terbentuk warna biru, kemudian dititrasi lagi dengan

    natrium thiosulfat sampai warna biru hilang. Terbentuknya warna biru setelah

    penambahan amilum, dikarenakan struktur molekul amilum yang berbentuk

    spiral, sehingga akan mengikat molekul iodin maka terbentuklah warna biru.

    (Aisyah 2010). Pengukuran angka peroksida ini dapat digunakan untuk

    mengetahui kadar ketengikan minyak. Hasil analisa angka peroksida minyak

    goreng bekas sebelum dan sesudah pemurnian dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka peroksida pada

    proses bleaching dengan menggunakan arang aktif tongkol jagung. Penurunan

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    39/50

    39

    angka peroksida pada saat proses bleaching disebabkan oleh penyerapan

    (adsorpsi) oleh karbon aktif tongkol jagung, karena karbon aktif tongkol jagung

    memiliki luas permukaan dan pori-pori yang besar, sehingga dapat mengikat dan

    menyerap senyawa peroksida.

    Tabel 4.3. Angka peroksida sebelum dan sesudah pemurnian

    Minyak

    Angka peroksida

    (meq/kg)

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A1

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A1

    5,44

    4,16

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A2

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A2

    7,36

    6,4

    Data tabel 4.3 menunjukkan bahwa minyak goreng hasil bleachingbelum

    memenuhi standar SNI, namun dapat telah terjadi penurunan angka peroksida dari

    masing-masing sampel, Meningkatnya mutu minyak tersebut, salah satunya

    dikarenakan karbon aktif tongkol jagung yang diinteraksikan dengan minyak

    goreng bekas mampu mengadsorpsi zat warna dan bau yang tidak dikehendaki

    serta mengurangi jumlah peroksida.

    Karbon aktif tongkol jagung sangat potensial untuk digunakan sebagai

    pemucat (bleaching) minyak goreng bekas karena dapat mengadakan ikatan tarik

    menarik antar molekul. Data hasil penurunan angka peroksida minyak goreng

    (curah), bekas, disajikan pada gambar 4.9.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    40/50

    40

    H3C (CH2)7 CH

    CH

    (CH2)7 C

    OH

    O

    Asam lemak tidak jenuh

    + O O H3C (CH2)7HC

    HC (CH2)7 C

    OH

    O

    O

    O

    Moloksida

    H3C (CH2)7HC

    HC (CH2)7 C

    OH

    O

    O O

    Peroksida

    Gambar 4.9. Grafik hubungan angka peroksida sebelum dan sesudah pemurnian

    Tingginya angka peroksida minyak goreng bekas diakibatkan proses

    oksidasi pada saat proses pemasakan atau penyimpanan, sehingga terbentuklah

    peroksida. Reaksi pembentukan peroksida pada minyak diakibatkan oleh reaksi

    oksidasi oleh oksigen dengan sejumlah asam lemak tidak jenuh. Peristiwa ini

    terjadi karena adanya adsorpsi, dimana adsorbat (senyawa peroksida) yang sudah

    terserap pada permukaan serbuk karbon aktif tongkol jagung terlepas kembali,

    yang dipengaruhi karena meningkatnya suhu interaksi selama proses (Astutik,

    2010).

    Gambar 4.10. Reaksi Pembentukan Peroksida

    Oksidasi terjadi pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak, pada suhu

    kamar sampai dengan suhu 1000C, setiap satu ikatan tidak jenuh dapat mengikat 2

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    41/50

    41

    H2C O

    HC

    H2C

    C R1

    O

    O C R2

    O C R3

    O

    O

    Trigliserida

    + 3KOH

    H2C OH

    HC

    H2C

    OH

    OH

    +

    O C R1

    O

    O C R2

    O C R3

    O

    O

    K

    K

    K

    Gliserol Garam kalium asam lemak

    atom oksigen, sehingga terbentuk persenyawaan peroksida yang bersifat labil.

    Proses pembentukan peroksida ini dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam,

    kelembapan udara dan katalis (Astutik, 2010).

    Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor

    yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida dalam bahan

    pangan lebih besar dari 100 akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dimakan

    serta mempunyai bau yang tidak enak. Untuk menurunkan angka peroksida dalam

    minyak goreng salah satunya dapat dikurangi dengan menginteraksikan serbuk

    karbon aktif tongkol jagung dengan peroksida dalam minyak goreng.

    Interaksi antara peroksida dengan karbon aktif tongkol jagung dalam

    penelitian ini dimungkinkan terjadi adsorpsi secara fisika karena setiap partikel-

    partikel adsorbat yang mendekati ke permukaan adsorben melalui gaya van der

    walls atau ikatan hidrogen, yakni melibatkan gaya antarmolekuler. Molekul yang

    terbentuk dari adsorpsi fisika terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan

    pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 Kj/mol (Castellan dalam Istighfaro,

    2010).

    4.2.2.3. Angka penyabunan

    Penyabunan adalah proses pemutusan lemak netral menjadi gliserol dan

    asam lemak dengan adanya alkali seperti reaksi di bawah ini.

    Gambar 4.11. Reaksi pemutusan lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    42/50

    42

    Bilangan penyabunan adalah menyatakan banyaknya mg KOH yang

    diperlukan untuk menyabunkan secara sempurna 1g lemak atau minyak. KOH

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah KOH alkoholik 95 %. Analisa angka

    penyabunan pada penelitian ini yaitu minyak goreng bekas hasil penyaringan

    (minyak curah), bekas, bleaching dilakukan dengan cara sejumlah tertentu sampel

    minyak/lemak direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui

    konsentrasinya menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari KOH dititrasi dengan

    menggunakan HCl yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat

    diketahui berapa banyak KOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan

    asam lemak bebas dalam sampel. Hasil analisa angka penyabunan minyak goreng

    bekas sebelum dan sesudah pemurnian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Tabel 4.4. Angka penyabunan sebelum dan sesudah pemurnian

    Minyak

    Angka

    penyabunan (mg)

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A1 186,4

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A1 182,4

    Minyak goreng bekas sebelum pemurnian sampel A2 190,4

    Minyak goreng bekas sesudah pemurnian sampel A2 188,8

    Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sterjadi penurunan angka penyabunan secara

    signifikan pada minyak goreng bekas pada proses bleaching. Penurunan angka

    penyabunan ini disebabkan oleh adsorpsi karbon aktif tongkol jagung, karena

    karbon aktif tongkol jagung memiliki luas permukaan dan pori-pori yang besar,

    sehingga dapat mengikat dan menyerap senyawa penyabunan. Meningkat-nya

    mutu minyak tersebut, salah satunya dikarenakan karbon aktif tongkol jagung

    yang diinteraksikan dengan minyak goreng bekas mampu mengadsorpsi zat warna

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    43/50

    43

    dan bau yang tidak dikehendaki serta mengurangi jumlah angka penyabunan. Data

    penurunan angka penyabunan minyak goreng (curah) bekas, disajikan pada

    gambar 4.12.

    Gambar 4.12. Grafik hubungan angka penyabunan sebelum dan

    sesudah pemurnian

    4.2.2.4. Daya Serap Karbon Aktif Terhadap Larutan I2

    Hubungan antara konsentrasi larutan dengan daya adsorbsi pada

    pembuatan karbon aktif dari tongkol jagung tampak pada Tabel 4.5.

    Tabel 4.5. Hubungan antara konsentrasi larutan dengan daya adsorbsi terhadap

    larutan iodium (I2).

    No Konsentrasi NaOH Waktu (jam) Daya adsorpsi terhadap

    larutan I2Iodium (%)

    1 1 N 24 59,643

    2 2 N 24 66,876

    3 3 N 24 79,566

    Dari tabel 4.5 terlihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan NaOH

    (aktifator) maka absorbsinya semakin besar, hal ini disebabkan karena makin

    terbuka pori-pori dari karbon aktif sehingga daya serap karbon yang dihasilkan

    semakin besar pula. Data penyerapan arang aktif terhadap larutan iodium

    disajikan pada gambar 4.13.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    44/50

    44

    Gambar 4.13. Hubungan konsentrasi larutan NaOH dengan daya

    adsorpsi karbon aktif terhadap larutan I2

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    45/50

    45

    BAB V

    PENUTUP

    4.1. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

    1. Limbah tongkol jagung dapat dibuat menjadi briket arang dan arang aktif.

    2. Briket arang yang dibuat dari limbah tongkol jagung dapat digunakan sebagai

    energi alternatif pengganti bahan bakar minyak dan gas. Kalor yang

    dihasilkan dari briket arang cukup tinggi berkisar 2912 kal/gram 6757

    kal/gram.

    3.

    Arang aktif yang dihasilkan limbah tongol jagung dapat digunakan sebagai

    absorben pada penyaringan minyak goreng bekas. Hal ini terbukti dapat

    menurunkan FFA, angka peroksida, dan angka penyabunan.

    4.2.

    Saran

    1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ukuran partikel pada

    pembuatan briket arang dan arang aktif.

    2. Perlu dilakukan penelitian tentang pembuatan briket tanpa karbonasi.

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    46/50

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisyah, Siti, 2010, Penurunan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas (FFA)

    Pada Proses Bleaching Minyak Goreng Bekas Oleh Karbon Aktif PolongBuah Kelor (moringa oleifera. Lamk) dengan Aktivasi NaCl, Malang:

    Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malanghttp://ejournal.uin-

    malang.ac.id (Diakses tanggal 12 Mei 2012)

    Anonimous, 2003, Provil Proyek Industri Briket Arang Tempurung Kelapa,

    Anonimous, 2005, Info Ristek, Media Informasi Ilmu Pengetahuan dan

    Teknologi, LIPI, Vol. 3. No. 1

    Astutik Puji, Ika Arnas, 2010, Pengaruh Suhu Interaksi Minyak Goreng Bekas

    dengan Menggunakan Karbon Aktif Biji Kelor (Moringa oleifera. Lamk)

    Terhadap Angka Iodin dan Angka Peroksida, Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim Malang http://lib.uin-malang.ac.id (diakses tanggal 7

    Juli 2012).

    Dalimunthe, N. A, 2009. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun

    Mandi Padat, Medan: Sekolah Pascaserjana Universitas Sumatra

    Utara.http://repository.usu.ac.id.(diakses tanggal 11 Februari 2012)

    Erikson, Sinurat, 2011, Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jamu Mente dan Tongkol

    Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Tugas Akhir Fakultas Teknik

    Universitas Hasanudin, Makasar.

    Hendra dan Pari, G, 2002, Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri

    Pengolahan Kayu. Makalah M.K. Falsafah Sains, Program PascasarjanaIPB, Bogor.

    Isa, Ishak, 2007, Pelatihan Pembuatan Arang Aktif Pada Masyarakat di Desa

    Batulayar Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo, Laporan PPM

    UNG,

    Istighfaro, Nila, 2010. Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas dengan

    Metode adsorpsi Menggunakan BentonitKarbon Aktif Biji Kelor (moringa

    oleifera. Lamk), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

    http://lib.uin-malang.ac.id.(Diakses Tanggal 6 juni 2012).

    Noldi. N, 2009, Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Biorang Tempurung

    Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu yang Dihasilkan .Skripsi Pertanian

    Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

    Rustini, 2004. Pembutan Briket Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus Dengan

    Penambahan Tempurung Kelapa, Skripsi, Jurusan Teknologi Hasil Hutan,

    Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

    Sembiring, M.T dan Sinaga, T.S, 2003, Arang Aktif, Pengenalan dan Proses

    Pembuatannya, J. USU Digital Library.

    Seran, J.B.1990., Bioarang untuk memasak, Edisi II, Liberti., Yogyakarta

    Soeyanto ,T, 1982. Cara Membuat Sampah jadi Arang dan Kompos, Yudhistira,

    Jakarta

    http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://lib.uin-malang.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://lib.uin-malang.ac.id/http://lib.uin-malang.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://lib.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/
  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    47/50

    47

    Wiyaningsih, Fajar. 2010. Pengaruh Perbandingan Suhu Pemanasan Karbon Aktif

    Polong Buah Kelor (Moringa oleifera. Lamk) Terhadap Perubahan Angka

    Peroksida Dan Asam Lemak Bebas (FFA) Pada Proses Bleaching Minyak

    Goreng Bekas. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

    http://lib.uin-malang.ac.id (diakses tanggal 7 Juli 2012).

    Yulianty, E., Aisyah, S., Fasyah, A. G, 2010. Penurunan Angka Peroksida dan

    Asam Lemak Bebas (FFA) Pada Proses bleaching Minyak Goreng Bekas

    Oleh Karbon Aktif Polong Buah Kelor (Moriga Oliefera. Lemak ) dengan

    aktifasi NaCl. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahimmalanghttp://ejournal.uin-malang.ac.id (diakses tanggal 7 Juli 2012).

    http://lib.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://ejournal.uin-malang.ac.id/http://lib.uin-malang.ac.id/
  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    48/50

    48

    LAMPIRAN

    Foto Peralatan dan Kegiatan Penelitian

    Tongkol JagungTongkol Jagung Siap Dikarbonasi

    Proses karbonasi Tongkol Jagung Arang Tongkol Jagung

    Tepung Kanji Adonan Arang Siap Cetak

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    49/50

    49

    Alat Cetak Briket Briket Arang Tongkol Jagung

    Grafit Funace Alat Pengukur Kalor Briket Arang

    Proses Aktivasi Arang Sampel Minyak Goreng Bekas

  • 8/10/2019 Briket-Arang-Dan-Arang-Aktif-Dari-Limbah-Tongkol-Jagung.pdf

    50/50

    Minyak Goreng Bekas >10xPenggunaan

    Pengujian Kemurnian MinyakGoreng Bekas