boks 2 hambatan konsumsi komoditas pangan strategis di · pdf filekajian ekonomi regional...

2
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2012 Boks 2 HAMBATAN KONSUMSI KOMODITAS PANGAN STRATEGIS DI AMBON Ketahanan pangan merupakan isu yang mendapatkan perhatian khusus dalam pembangunan nasional. Bila penduduk suatu negara mengalami kekurangan pangan maka dapat dipastikan akan terdapat banyak permasalah lain yang timbul dari segi sosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Oleh sebab itu, ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai merupakan hal yang sangat penting termasuk kemudahan masyarakat untuk mengakses pangan tersebut. Hal ini disebabkan ketersediaan pangan akan menjadi sia- sia bila masyarakat sulit untuk mendapatkannya. Dalam rangka mengetahui pola konsumsi pangan di Maluku, maka KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku melakukan survei pola konsumsi lima komoditas strategis utama yaitu beras, cabe merah, bawang merah, gula pasir, dan minyak goreng kepada 210 responden rumah tangga di Ambon. Salah satu informasi yang didapat melalui survei ini adalah mengenai hambatan mendapatkan bahan pangan. Survei membuktikan bahwa hambatan utama untuk mendapatkan beras adalah lokasi jauh/sulit (44,7%). Hambatan lainnya adalah jenis/kualitas komoditas yang tidak sesuai dengan selera (28,9%). Sementara itu, untuk komoditas cabe merah ternyata masyarakat menyatakan bahwa hambatan terbesar untuk mengaksesnya adalah terkait dengan harga yang seringkali lebih mahal dari biasanya (48,2%), diikuti oleh jenis/kualitas komoditas yang tidak sesuai dengan selera (28,6%). 10,5% 44,7% 28,9% 15,8% 0,0% Hambatan mendapatkan beras Komoditas tidak tersedia secara rutin Lokasi jauh/sulit ditempuh Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera Harga lebih mahal dari biasanya Lainnya Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku 10,7% 7,1% 28,6% 48,2% 5,4% Hambatan mendapatkan cabe merah Komoditas tidak tersedia secara rutin Lokasi jauh/sulit ditempuh Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera Harga lebih mahal dari biasanya Lainnya Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku

Upload: hamien

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Boks 2 Hambatan Konsumsi Komoditas Pangan Strategis di · PDF fileKajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2012 Boks 2 HAMBATAN KONSUMSI KOMODITAS PANGAN STRATEGIS DI AMBON

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2012

Boks 2 HAMBATAN KONSUMSI

KOMODITAS PANGAN STRATEGIS DI

AMBON

Ketahanan pangan merupakan isu yang mendapatkan perhatian khusus dalam

pembangunan nasional. Bila penduduk suatu negara mengalami kekurangan pangan maka

dapat dipastikan akan terdapat banyak permasalah lain yang timbul dari segi sosial, politik,

ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Oleh sebab itu, ketersediaan pangan dalam jumlah dan

kualitas yang memadai merupakan hal yang sangat penting termasuk kemudahan masyarakat

untuk mengakses pangan tersebut. Hal ini disebabkan ketersediaan pangan akan menjadi sia-

sia bila masyarakat sulit untuk mendapatkannya.

Dalam rangka mengetahui pola konsumsi pangan di Maluku, maka KPw Bank

Indonesia Provinsi Maluku melakukan survei pola konsumsi lima komoditas strategis utama

yaitu beras, cabe merah, bawang merah, gula pasir, dan minyak goreng kepada 210 responden

rumah tangga di Ambon. Salah satu informasi yang didapat melalui survei ini adalah mengenai

hambatan mendapatkan bahan pangan.

Survei membuktikan bahwa hambatan utama untuk mendapatkan beras adalah lokasi

jauh/sulit (44,7%). Hambatan lainnya adalah jenis/kualitas komoditas yang tidak sesuai dengan

selera (28,9%).

Sementara itu, untuk komoditas cabe merah ternyata masyarakat menyatakan bahwa

hambatan terbesar untuk mengaksesnya adalah terkait dengan harga yang seringkali lebih

mahal dari biasanya (48,2%), diikuti oleh jenis/kualitas komoditas yang tidak sesuai dengan

selera (28,6%).

10,5%

44,7%28,9%

15,8%

0,0%

Hambatan mendapatkan beras

Komoditas tidak tersedia secara rutin

Lokasi jauh/sulit ditempuh

Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera

Harga lebih mahal dari biasanya

Lainnya

Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku

10,7%7,1%

28,6%48,2%

5,4%

Hambatan mendapatkan cabe merah

Komoditas tidak tersedia secara rutin

Lokasi jauh/sulit ditempuh

Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera

Harga lebih mahal dari biasanya

Lainnya

Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku

Page 2: Boks 2 Hambatan Konsumsi Komoditas Pangan Strategis di · PDF fileKajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2012 Boks 2 HAMBATAN KONSUMSI KOMODITAS PANGAN STRATEGIS DI AMBON

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan III-2012

Di sisi lain, didapatkan informasi bahwa masyarakat memilih harga lebih mahal dari

biasanya (68,7%) sebagai hambatan mengakses bawang merah. Sedangkan hambatan yang

juga dirasakan masyarakat adalah bahwa bawang merah tidak tersedia secara rutin (11,9%).

Untuk komoditas gula pasir, masyarakat berpendapat bahwa hambatan utama adalah

jenis/kualitas yang tidak sesuai dengan selera (76,7%) serta harga lebih mahal dari biasanya

(16,7%).

Sedangkan untuk komoditas minyak

goreng, masyarakat merasakan bahwa harga

lebih mahal dari biasanya-lah yang menjadi

hambatan (58,3%). Hambatan yang juga

menjadi perhatian adalah jenis/kualitas

komoditas yang tidak sesuai dengan selera

(33,3%).

Dari berbagai hambatan yang

dirasakan oleh masyarakat ternyata

komoditas hortikultura seperti cabe merah dan bawang merah dirasakan fluktuatif harganya.

Oleh sebab itu Pemda perlu menjaga ketersediaan pasokan melalui kerjasama dengan sentra-

sentra penghasil cabe merah dan bawang merah di luar Maluku serta meningkatkan produksi

cabe merah dan bawang merah di Maluku. Sedangkan untuk komoditas beras, Pemda

sebaiknya memperbanyak pusat pertokoan atau pasar yang lebih dekat ke pemukiman

masyarakat sehingga masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan beras. Terkait dengan

komoditas gula pasir maka ada baiknya Pemda melakukan survei untuk mengetahui jenis gula

pasir yang paling digemari oleh masyarakat. Akhirnya untuk komoditas minyak goreng,

kenaikan harga yang seringkali terjadi disebabkan oleh fluktuasi harga kelapa sawit. Terkait itu,

Pemda bisa menghimbau masyarakat untuk mendiversifikasi proses memasak dari menggoreng

dengan minyak menjadi metode lain seperti membakar, mengukus, atau merebus yang secara

klinis sudah terbukti memiliki nilai tambah terhadap kesehatan.

11,9% 6,0%

9,0%

68,7%

4,5%

Hambatan mendapatkan bawang merah

Komoditas tidak tersedia secara rutin

Lokasi jauh/sulit ditempuh

Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera

Harga lebih mahal dari biasanya

Lainnya

Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku

3,3% 3,3%

76,7%

16,7%

0,0%

Hambatan mendapatkan gula pasir

Komoditas tidak tersedia secara rutin

Lokasi jauh/sulit ditempuh

Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera

Harga lebih mahal dari biasanya

Lainnya

Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku

8,3%0,0%

33,3%58,3%

0,0%

Hambatan mendapatkan minyak goreng

Komoditas tidak tersedia secara rutin

Lokasi jauh/sulit ditempuh

Jenis/kualitas komoditas tidak sesuai selera

Harga lebih mahal dari biasanya

Lainnya

Sumber : Survei KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku