boarding school sebagai penunjang keberhasilan...
TRANSCRIPT
BOARDING SCHOOL SEBAGAI PENUNJANG
KEBERHASILAN PENDIDIKAN NILAI
DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI AISYAH
NIM1112018200045
JURUSAN MANAJEMENPENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
UJI REFERENSI
iv
ABSTRAK
Siti Aisyah (NIM : 1112018200045). Boarding School Sebagai Penunjang
Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong
Skripsi, Jakarta : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penanaman nilai
sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia
Serpong, yang dilihat berdasarkan beberapa program pendidikan nilai di asrama
dan strategi pendidikan nilai. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Insan Cendekia
Serpong 2015/2016 dengan menggunakan metode deskriptif kualitaif. Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara,
observasi dan pengumpulan data. Di samping itu, penulis merujuk kepada buku-
buku pendidikan nilai, yang dijadikan sebagai landasan teori untuk mengkaji
strategi pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembinaan asrama berjalan
cukup efektif dengan segala upaya dan strategi yang telah dilakukan semua guru
di MAN Insan Cendekia. Hal ini dapat terlihat dari penanaman nilai yang
dilakukan oleh semua guru di MAN Insan Cendekia serta dengan strategi yang
dilakukan yaitu pengintegrasian program pendidikan nilai dengan kegiatan sehari
hari selain itu juga dengan melakukan kegiatan yang diprogramkan, meskipun
terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pendidikan nilai. Dapat
disimpulkan bahwa pendidikan nilai pada boarding school di MAN Insan
Cendekia sudah cukup efektif. Hal ini menunjukan bahwa boarding school cukup
menunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong.
Kata kunci :Boarding School, Keberhasilan, PendidikanNilai.
v
ABSTRACT
Siti Aisyah (NIM : 1112018200045). Boarding School as A Success Support
of Students Character Education at MAN Insan Cendekia Serpong
The aim of this research was to know the effect of implementing character
as a success support of students character education at MAN Insan Cendekia
Serpong. The indicator was based on some character education programs in hostel
and strategy of character education. It was conducted at MAN Insan Cendekia
Serpong 2015/2016 using quality descriptive method. Data collection techniques
used in this research were interview, observation, and questionnaire. Beside that,
the author refered to character education books, which were used as a theoretical
basis to review strategy of character eeducation at MAN Insan Cendekia.
The result showed that hostel building program ran quite effectively
because the effort and strategy that has been done by all the teachers at MAN
Insan Cendekia. It can be seen from implementing character and strategy that was
used, such as integration between character education program and daily activity.
It was also supported by doing activities in the program even though there were
some obstacles in the implementation. From the result, it can be concluded that
character education in boarding school at MAN Insan Cendekia was quite
effective. It showed that boarding school supported the success of students
character education at MAN Insan Cendekia Serpong.
Key Word : Boarding School, Success, Character Education
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis
ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan
anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah
karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.
Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan
Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian
dunia dan akhirat.
Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak
yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada
penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
juga sekaligus dosen pembimbing II, yang selalu mendukung dan
membimbing dalam penulisan skripsi.
3. Rusydy Zakarya, M. Ed, M.Phil. Dosen Pembimbing I dalam penulisan
skripsi, beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya
dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga
terselesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dra. Persahini Sidik, M. Si. Kepala MAN Insan Cendekia Serpong,
dewan guru MAN Insan Cendekia Serpong yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Kedua orang tua tercinta, alm. Ayahanda tercinta yang akan tetap selalu
dikenang sampai kapan pun dan umiku tersayang, berkat doa beliau,
penulis dapat bertahan sampai saat ini, serta berkat dukungannya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vii
6. Kakak dan adik terhebat, Mas Asep, Mas Rido, Mba Nok, Kak Nung,
Kak Ema dan adikku mia yang selalu memotivasi penulis untuk segera
menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang sukses
serta bermanfaat untuk orang banyak.
7. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Al Manshuriyah Halim dan
Depokyang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk segera
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Teman-Teman Tersayang terutama (Siti Bebiyy, Ainatul Puser , Ira,
Umdah, Vidi, Ismi, Jannahe Jahe, Essa Chaca. Kalian selalu menjadi
bagian dari cerita di masa masa kuliahku yang nantinya dirindukan.
9. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012,
kawan kawan Power Ranger dan Semut Ranger yang selalu indah untuk
dikenang, selalu berbaik hati dan saling support satu sama lain.
Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang
turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang
disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga
Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan
skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis
harapkan. Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat
bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Amiiinn
Ciputat, September 2016
Hormat saya,
Siti Aisyah
Penulis
viii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SitiAisyah
NIM : 1112018200045
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Manajemen Pendidikan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwaskripsi yang berjudulBoarding School sebagai Penunjang Keberhasilan
Pendidikan Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong adalah benar hasil karya
sendiri dibawah bimbingan :
Pembimbing 1
Nama : Rusydy Zakarya, M. Ed, M. Phil
NIP : 19560530 198503 1 002
Pembimbing 2
Nama : Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd
NIP : 19661009 199303 1 004
Demikian surat pernyataan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan
saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan
hasil karya sendiri.
Jakarta, September 2016
Yang menyatakan
Siti Aisyah
VIII
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... ii
UJI REFERENSI .................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH ................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... VIII
DAFTAR TABEL ................................................................................................. XI
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ XII
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 2
A. Pendidikan Nilai ...................................................................................................... 2
1. Pengertian Pendidikan Nilai ................................................................................ 2
2. Tujuan Pendidikan Nilai ................................................................................... 13
3. Nilai-Nilai yang Ditanamkan pada Pendidikan ................................................. 15
4. Strategi Penanaman Pendidikan Nilai ............................................................... 16
5. Keberhasilan Pendidikan Nilai .......................................................................... 19
B. Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai ................. 22
1. Pengertian Boarding school .............................................................................. 22
2. Karakteristik Boarding School .......................................................................... 25
3. Manfaat Boarding School ............................................................................... 26
4. Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School ........................................ 27
5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa Boarding School 30
IX
C. Penelitian Yang Relevan ....................................................................................... 32
D. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 36
B. Metode Penelitian ................................................................................................. 36
C. Sumber Data .......................................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 37
E. Teknik Pengolahan Data ....................................................................................... 38
F. Kisi-kisiInstrumen ................................................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................................... 47
1. Profil MAN Insan Cendekia Serpong ............................................................... 47
2. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong ............................................... 48
3. Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong................................................... 48
4. Sasaran MAN Insan Cendekia Serpong ............................................................ 49
5. Guru MAN Insan Cendekia Serpong ................................................................ 50
6. Keadaan Siswa .................................................................................................. 50
7. Fasilitas ............................................................................................................. 51
8. KurikulumMAN Insan Cendekia Serpong ........................................................ 53
B. Deskripsi dan Analisa Data ................................................................................... 57
1. Kegiatan Siswa .................................................................................................. 57
2. Pendidikan Nilai Siswa ..................................................................................... 60
3. Tujuan Pendidikan Nilai ................................................................................... 64
4. Strategi Pendidikan Nilai pada Boarding School .............................................. 65
5. Program Pembinaan Pendidikan Nilai pada Boarding School .......................... 66
6. Hambatan dalam Penanaman Pendidikan Nilai ................................................ 69
C. Temuan Hasil Penelitian ....................................................................................... 70
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 72
A. Simpulan ............................................................................................................... 72
B. Saran-saran ............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
X
LAMPIRAN LAMPIRAN .................................................................................... 78
XI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 36
Tabel 3.2 Kisi Kisi Instrumen Observasi Boarding School Sebagai
Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa ............................. 39
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Boardinng School Sebagai
Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa ................................ 41
Tabel 3.4 Daftar Ceklist Studi Dokumentasi ....................................................... 44
Tabel 3.5 Kondisi Sarana Prasarana MAN Insan Cendekia Serpong .................. 52
Tabel 3.6 Jadwal Keseharian Siswa ..................................................................... 58
XII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi .................................................................................. 78
Lampiran 2 Daftar Ceklis Studi Dokumentasi ............................................................. 80
Lampiran 3 Pedoman Wawancara ............................................................................... 82
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Madrasah ......................................................... 88
Lampiran 5 Hasil Wawancara Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan ............. 91
Lampiran 6 Hasil Wawancara Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan ............... 94
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Asrama Putra ...................................................... 97
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru Asrama Putri ...................................................... 100
Lampiran 9 Hasil Wawancara Siswa ........................................................................... 103
Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa ........................................................................... 105
Lampiran 11 Hasil Wawancara Orang Tua .................................................................... 107
Lampiran 12 Hasil Wawancara Orang Tua .................................................................... 109
Lampiran 13 Data Guru MAN Insan Cendekia ............................................................. 111
Lampiran 14 Struktur Kurikulum .................................................................................. 113
Lampiran 15 Program Pendampingan dan Pembinaan Individu Siswa ......................... 116
Lampiran 16 Jadwal Kelas KBM Keagamaan ............................................................... 117
Lampiran 17 Rencana Pelaksanaan Pembinaan Keasramaan ........................................ 118
Lampiran 18 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................................ 120
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................ 121
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadi hal penting karena pendidikan salah satu
faktor dalam mencapai keberhasilan hidup. Dengan pendidikan manusia
akan bertahan dan menjadi manusia yang lebih unggul. Pendidikan
merupakan kegiatan yang memiliki tujuan, sasaran dan target untuk
mencapai arah sesuai yang diharapkan pada tujuan pendidikan nasional.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, perlu ditingkatkan pemahaman
mengenai arti penting pendidikan. Pendidikan yang dijalankan harus
memiliki arahan dan muatan yang sudah ditetapkan sebagai wahana
pengembangan bagi anak didik di masa depan. Didefinisikan pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
keperibadian kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seperti yang disebutkan dalam Undang Undang Sisdiknas No. 20
tahun 2003 pasal 3 dijelaskan bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab”. 1
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan yangmenyeimbangkan
kemampuanyang dimiliki peserta didik, bukan hanya mengembangkan
kemampuan pengetahuan/kognitif siswa, tetapi juga spritual untuk
1 Undang – Undang No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyar dan Presiden, h. 4
2
membentuk nilai/karakter peserta didik. Apabila dilihat dari kondisi
faktual yang ada bergesernya landasan dan tujuan pendidikan saat ini yang
lebih mengedepankan kognisi anak. Di mana sekolah lebih mengutamakan
pengembangan intelektual siswa. Penanaman nilai moral pada peserta
didik sangat kurang sehingga semakin jauh dari harapan tujuan pendidikan
nasional.
Menurut Zakiah dan Rusdiana, bahwa salah satu sektor yang kurang
diperhatihan adalah dunia afeksi pendidikan yang semakin termarginalkan.
Hal ini disebabkan bergesernya landasan dan tujuan pendidikankita saat
ini, yang lebih mengedepankan dunia kognisi.2Masyarakat menuntut
peningkatan kualitas pendidikan moral nilai peserta didik dari sekolah.
Oleh karena itu lembaga pendidikan diharapkan dapat membina atau
membimbing para peserta didiknya untuk dapat membentuk afektif/sikap
dan kepribadian yang baik pada peserta didik bukan hanya kognitif
peserta didik.
Mulyana menyebutkan Seharusnya apa yang diperbuat pada pendidikan
sudah memiiki nilai yang ideal, tetapi praktik pendidikan seringkali
dihadapkan pada kenyataan-kenyataan kurang memuaskan.3Dalam
mewujudkan tujuan pendidikan, padahal mengandung sejumlah nilai bagi
pengembangan karakter siswa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan dan memenuhi perkembangan
zaman yang semkain maju, banyak variasi/model lembaga pendidikan
yang kini berkembang. Menurut Abu Ahmadi lembaga pendidikan
terbagi menjadi tiga, lembaga pendidikan formal, non formal dan informal.
4Masing-masing lembaga pendidikan mempunyai tujuan sesuai dengan ciri
khas dan mempunyai cara tersendiri dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pada hakikatnya, sistem apa pun yang ditetapkan oleh sekolah, tujuannya
2Qiqi Yuliati Zakiah dan Rusdiana, Pendidikan Nilai (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah),
(Bandung : Pustaka Mulia, 2014), cet. I, h. 59 3Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabheta : 2004), h.
104 4Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Rhineka Cipta, 2007), Cet. II, h. 162-
169
3
tetap untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi pribadi
unggulan.
Dari sekian banyak sistem lembaga pendidikan, menurut peneliti
terdapat satu sistem yang memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan
yang lain, yakni sistemboarding school. Pada sistem boarding school,
diharapkan efektif dan dapat berhasil membimbing serta mendidik
kecerdasan intelektual, spiritual, keterampilan melalui penanaman nilai-
nilai moral pada peserta didik. Lembaga dengan sistem ini memiliki
kesempatan penuh dalam membimbing siswa, karena siswa tinggal di
lingkungan sekolah selama 24 jam dalam pengawasan wali asuh. Apabila
dibandingkan pada lulusan sekolah umum yang banyak melahirkan
kecerdasan atau kemampuan kognitif peserta didik saja, namun disisi lain
menimbulkan ketidak seimbangan karena jiwa-jiwa yang masih lemah
dari nilai-nilai moral ataupun nilai spiritual.
Boarding schooldi sini mengadopsi sistem pesantren yakni lembaga
pendidikan berciri khas Islam dengan tujuan untuk mendalami ilmu agama
dan mengamalkannya sebagai pedoman dalam sehari-hari siswa. Menurut
Daulay, seiring dengan arus kemajuan zaman, dibarengi dengan masuknya
ide-ide pembaruan, maka pesantren telah mengalami dinamika.5 Dinamika
pesantren merupakan perubahan sistem lembaga yang beralih menjadi
lebih baik dan modern. Dengan bertransformasi, pendidikan pesantren
menjadi sistem baru yang lebih modern yaitu sekolah asrama (boarding
school) dengan berbagai fasilitas yang lebih maju, teknologi modern dan
ilmu-ilmu pengetahuan (umum) terbaru (diupgrade), namun penanaman
nilai-nilai spiritual pada boarding school tetap berkembang sebagai
landasan pembentukan nilai moral dan dijadikan pedoman bagi kehidupan
siswa di masa sekarang dan masa yang akan datang.
Maksudin mengungkapkan, melalui sistemboarding school,
sekolah berupaya memperkenalkan misi secara tegas, yaitu tidak hanya
5Haidar Putra Daulay, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Naional di Indonesia”, (Jakarta
: Kencana, 2007), Cet. II, h. 36
4
mendidik siswa dalam kelas, tetapi membantu mereka menjadi individu
yang berorientasi secara lebih baik (better oriented).6Boarding school
dianggap sebagai salah satu sistem pendidikan yang dapat mencetak
generasi-generasi yang bukan hanya memiliki kemampuan intelektual saja
tetapi juga menanamkan nilai-nilai pendidikan sehingga diharapkan dapat
membentuk karakter yang kuat.
Peserta didik hidup mandiri dengan kegiatan penuh dan teratur
selama 24 jam di mulai dari kegiatan sekolah sampai kegiatan belajar di
asrama. Pada umumnya jika di sekolah umum/regular hanya memperoleh
pembelajaran maksimal selama 8-9 jam di sekolah, boarding school
mempunyai peluang lebih dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan
pada siswa. Penanaman nilai-nilai moral peserta didik yang ada menjadi
keunggulan tersendiri karena peserta didik memiliki jenjang waktu hampir
24 jam bertemu/komunikasi oleh pendidik di asrama.
Bimbingan penuh dan pembinaan yang ditanamkan tenaga pendidik
(guru, wali asuh asrama) secara tidak langsung membentuk kepribadian
kuat, sehingga dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan pada siswa.
Maka sekolah berbasis boarding (asrama) menjadi salah satu variasi
lembaga pendidikan alternatif yang bertujuan bukan hanya membentuk
kemampuan kognitif/pengetahuan siswa saja, melainkan dapat membentuk
nilai/moral peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Dengan dinamika perkembangan zaman, model boarding school kini
menjadi salah satu sistem yang banyak diminati masyarakat. Kesadaran
masyarakat semakin bertambah tentang keunggulan dan perkembangan
yang ada pada sistem berbasis boarding school, yaitu bukan hanya
mengasah kemampuan ilmu-ilmu agama/spiritual, tetapi mampu
memberikan ilmu pengetahuan umum dan keterampilan sebagai
pendukung tercapainya keberhasilan pendidikan sesuai dengan tujuan
6Maksudin, Pendidikan Karakter Non Dikotomik, (Jakarta : Pustaka Pelajar & FITK UIN Sunan
KaliJaga, 2013) Cet. I, h. 102
5
pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan tetap
berakhlak mulia.
Berdasarkan paparan mengenai boarding school di atas, terdapat salah
satu lembaga pendidikan yang menerapkan boarding school yaitu MAN
Insan Cendekia Serpong yang berada di wilayah Tangerang Selatan. MAN
Insan Cendekia Serpong menerapkan sistem boarding dengan wilayah
asrama atau tempat tinggal yang masih satu lingkungan dengan sekolah.
Menurut salah satu guru asrama, bahwa dengan konsep sistem boarding
school ini, kurang lebih bermanfaat/ menguntungkan bagi siswa. Boarding
school lebih memudahkan siswa dalam konsentrasi belajar, mengurangi
tingkat stress siswa seperti dalam hal kemacetan perjalanan siswa. Selain
itu memudahkan siswa dalam hal kegiatan belajar seperti adanya
kesempatan siswa untuk belajar bersama, diskusi bersama sesama siswa
yang menjadikan suasana proses pembelajaran siswa lebih kondusif.7
Terkait dengan ini, penulis menemukan beberapa hal pada boarding
school, peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan fokus
dan efektif serta didukung pula dengan pengawasan yang intensif oleh
pembina asrama masing-masing. Terjalin hubungan intensif dengan wali
asrama yang dapat membangun kedekatan dengan siswa, yang secara tidak
langsung menanamkan nilai-nilai moral pada siswa. Dengan berbagai
fasilitas modern yang tersedia di sana sangat mendukung proses
pendidikan.
Kedekatan/hubungan sosial pendidik sebagai teladan/contoh, dapat
menumbuhkan nilai-nilai karakter pada siswa. Seperti hal disiplin waktu,
mandiri, rasa ingin tahu, tata krama/sopan santun, sikap menghargai satu
sama lain dan mudah bergaul/sosialisasi terhadap lingkungan yang secara
tidak langsung tertanam pada siswa. Pembinaan belajar oleh guru asrama
mendukung proses belajar siswa, agar lebih fokus dalam belajar, mandiri,
sikap kerja sama atau diskusi antar siswa, memberikan keleluasaan siswa
dalam membangun kemandirian belajar, tingkat keingintahuan siswa yang
lebih besar sehingga pengetahuan siswa menjadi semakin berkembang.
7Wawancara (observasi awal) dengan Bapak Tri Harianto, guru asrama MAN Insan Cendekia
Serpong, pada 20 Januari 2016
6
Tetapi keterbatasan wali asuh/guru asrama yang ada yaitu masih sedikit
jumlahnya yang tidak mengoptimalkan pencapaian pendidikan nilai pada
siswa secara menyeluruh. Selain itu, adanya krisis moral pada siswa/siswi
yang baru menjajaki dunia boarding school menjadikan guru/pendidik
harus menangani peserta didik dengan pendekatan-pendekatan yang lebih
maksimal agar tercapainya keberhasilan pendidikan nilai yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Terlebih ketercapaian MAN
Insan Cendekia Serpong sebagai sekolah berbasis boarding dalam
meraih berbagai prestasi nasional dan internasional yang menjadi
keunggulan sendiri bagi lembaga. Bukan saja prestasi akademik namun
diharapkan pula prestasu non akademik dapat diraih.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan
Pendidikan Nilai Siswa di MAN Insan Cendekia Serpong”
B. Identifikasi Masalah
Setelah memaparkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah masalah, yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan siswa boarding school teratur dan terjadwal selama 24 jam
2. Komunikasi siswa dan guru bisa dilakukan selama 24 jam
3. Pembinaan program keasramaan terintegrasi dengan program
pembelajaran di sekolah.
4. Terbatasnya kuota penerimaan siswa baru di sekolah
5. Tertekannyakepribadiansiswa yang baru pada boarding school
6. Terbatasnya guru/pembina asrama
7. Kurang meratanya pendekatan pendidikan nilai kepada seluruh siswa
8. Kurang optimalnya ketercapaian pendidikan nilai siswa
padalembagaboarding school
7
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, tidak semua
masalah diteliti karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Agar
penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas, dan
mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka penulis hanya
membatasi penelitianmengenai belum optimalnya ketercapaian nilai-nilai
pendidikan siswa di MAN Insan Cendekia Serpong, karena dugaan belum
meratanya pendekatanguru kepada seluruh siswa,
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah, yaitu
“Bagaimana penanaman pendidikan nilai dalam menunjang keberhasilan
pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong ?”
E. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui proses pendidikan nilai siswa boarding school
dalam menunjang keberhasilan siswa di MAN Insan Cendekia
2. Untuk mendeskripsikan strategi penanaman nilai pendidikan
dalam menunjang keberhasilan pendidikan siswa di MAN Insan
Cendekia.
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan dan acuan
pustaka sebagai referensi untuk peneliti pribadi maupun peneliti lain
yang ingin mendalami sistem boarding school.
2. Bagi Lembaga boarding school lain
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai saran atau masukan dalam
mengembangkan pelaksanaan boarding school sehingga dapat
menunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa.
3. Bagi lembaga pendidikan
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh lembaga pendidikan
sebagai acuan pengembangan/ penanaman pendidikan nilai di
boarding school
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Nilai
1. Pengertian Pendidikan Nilai
Pendidikan nilai terdiri dari kata pendidikan dan nilai. Pendidikan
berasal dari kata didik dengan memberi awalan pe- dan -an.
Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar menjadi
dewasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagaimana dikutip oleh
Anas, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.8 Banyak pendapat
ahli mengemukakan pengertian pendidikan, di bawah ini pendapat
beberapa ahli diantaranya :
Nana Sudjana yang dikutip Ramayulis mengemukakan .
“pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia atau
membudayakan manusia, yakni proses sosialisasi menuju kedewasaan
intelektual, sosial, moral sesuai dengan kemampuan dan martabat
sebagai manusia”.9 Pandangan lain menurut John Dewey dalam
Engkoswara dan Komariah, pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan
sesama manusia. 10
Berdasarkan Undang-Undang. No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
8Anas Solahuddin dan Irwanto Alkriencihie, Pendidikan Krakter (Pendidikan Berbasis Agama dan
Budaya Bangsa)), (Bandung : Pustaka Setia, 2013), h. 80 9Ramayulis, Dasar Dasar Kependidikan (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan), (Jakarta:Kalam
Mulia, 2015), Cet. I, h. 16 10Engkoswara, dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfhabeta, 2012), h. 6
10
aktif mengembangkan potensi dirimya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara.”11
Suardi menjelaskan bahwa pendidikan adalah sarana
menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan untuk
bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna.12
Pendapat lain,
menurut Ahmad D. Marimba dalam Ramayulis bahwa pendidikan
adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.13
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan
mengacu pada pelaksanaan atau proses yang dilakukan dengan sengaja
atau secara sadar menuju manusia ke arah yang lebih positif dan dapat
mengembangkan yang ada di dalam dirinya sehingga menjadi pribadi
yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa pendidikan
merupakan hal penting yang merupakan suatu proses bimbingan atau
pengajaran yang dilakukan manusia dan agar terbentuknya kemampuan
intelektual, spiritual, keterampilan, akhlak yang mulia yang diperlukan
bukan hanya untuk saat ini tetapi juga di masa yang akan datang
sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan pendidikan bukan
hanya dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan potensi diri
namun juga dapat mengembangkan potensi diri peserta didik.
Berikut akan dipaparkan penjelasan tentang pengertian nilai.
Terdapat beberapa pandangan para ahli mendefinisikan nilai, dalam
bahasa Perancis, nilai yaitu valueryang mengandung arti pemberani
11Ramayulis, op. Cit., h. 17 12Suardi, Pengantar Pendidikan (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Indeks Permata Puri Media, 2012),
Cet. II, h. 1 13 Ramayulis, Op. Cit., h.16
11
dalam berperang yang seakar dengan valere dan valor yang kemudian
bertransformasi makna menjadi nilai.14
Nilai atau Valuedalam Bahasa Inggris atau dalam bahasa latin Valere
berarti berguna, mampu, berdaya, berlaku dan kuat. Istilah nilai dalam
kajian filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness) dan kata kerja yang
artinya suatu tindakan kejiwaan dalam melakukan penilaian. 15
Kluckholhn dalam Zakiah dan Rusdiana menjelaskan nilai sebagai
konsepsi dari apa yang diinginkan dan memengaruhi pilihan terhadap
cara, tujuan akhir tindakan.16
Adapun menurutRohmat Mulyana, nilai
mencakup segala sesuatu yang dianggap bermakna bagi kehidupan
seseorang yang pertimbangannya didasarkan pada kualitas benar salah,
atau baik buruk atau indah-tidak.17
Kuperman dalamZakiah dan Rusdiana mengartikan bahwa nilai
adalah patokan formatif yang mempengaruhi manusia dalam
menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. 18
Pendapat Frankel dalam Ida Zusnani menjelaskan bahwa nilai adalah
standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran dan efisiensi
mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan dipertahankan.19
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat dipahami bahwa nilai
merupakan konsep yang memberi arahan pada hidup seseorang dan
keyakinan yang menyangkut tingkah laku seseorang untuk melakukan
hal baik dan menghindari hal buruk selain itu dapat memberi makna
pada sesuatu sehingga menjadi titik tolak suatu tindakan. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan definisi nilai adalah segala hal yang
berhubungan dengan tingkah laku seseorang mengenai baik buruk yang
14Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan karakter berbasis tradisi pesantren, (Jakarta : Tim Rumah
Kitab, 2014 ), Cet. I, h. 15-16 15Ida Zusnani, Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa, (Jakarta: Tugu Publisher, 2012),
Cet. I, h. 45-46 16Zakiah dan Rusdiana, op, Cit., h. 62 17 Mulyana, op. Cit, h. 117 18Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit,. h.62 19Zusnani, Op. Cit., h. 47
12
diukur oleh agama, tradisi, etika, moral dan kebudayaan yang ada
dimasyarakat untuk melakukan hal baik dan menghindari hal buruk.
Nilai juga dapat menjadi patokan dalam melakukan tindakan-tindakan
agar dapat mencpai tujuan yang diharapkan.
Setelah mengetahui beberapa pendapat dan pandangan para ahli
tentang pendidikan dan nilai, maka akan lebih mudah memahami
pengertian pendidikan nilai. Beberapa ahli mengemukakan pengertian
pendidikan nilai. Menurut Mardinamaja (1986), yang dikutip atas Zaim
El Mubarok bahwa “pendidikan nilai adalah sebagai bantuan terhadap
peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta
menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya”.20
Dahlan seperti yang dikutip Zakiah dan Rusdiana menjelaskan
pendidikan nilai sebagai suatu proses kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis untuk melahirkan manusia yang memiliki komitmen kognitif,
komitemen afektif dan komitmen pribadi berdasarkan nilai-nilai
agama. 21
Adapun Sumantri (2007) menjelaskan, “pendidikan nilai
merupakan proses bimbingan melalui suri tauladan pendidikan
yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang di
dalamnya mencakup nilai-nilai agama, budaya,etika, dan estetika
menuju pembentukan peserta didik yang memiliki kecakapan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian yang utuh,
berakhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakatdan negara”.22
Dari pernyataan para ahli diatas dapat dipahami bahwa pendidikan
nilai bukan hanya membentuk kemampuan kognitif atau kecerdasan
intelektual pesera didik, selain itu juga membentuk kemampuan afektif
serta dapat mengembangkan keterampilan yang ada pada diri peserta
didik. Dengan pendidikan, dapat membantu seseorang untuk
20 Zaim El Mubarak, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. II, h, 12 21Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h.61 22Ibid, h. 199
13
mengenali, memilih dan menetapkan nilai-nilai yang digunakan sebagai
landasan pengambilan keputusan dan menjadi kebiasaan dalam hidup.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan nilai yaitu proses menyadarkan atau bimbingan pada peserta
didik untuk membentuk kemampuan kognitif dan spiritual yang
mengarah kepada kehidupan peserta didik sehingga dapat digunakan di
masa yang akan datang setelah peserta didik bersosialisasi pada
masyarakat. Pendidikan nilai mengarah kepada kemampuan afektif
peserta didik, yang dapat memberikan manfaat pada perubahan sikap
yang lebih baik/akhlak yang baik.
2. Tujuan Pendidikan Nilai
Dari pengertian pendidikan nilai diatas, dapatlah dijelaskan
bahwa proses pendidikan nilai mengarah agar peserta didik menjadi
pribadi lebih baik yang bermanfaat dan unggul. Dalam rangka
mewujudkan nilai pada diri siswa perlu adanya tujuan-tujuan atau
target dari nilai yang ditanamkan. Sehingga nilai-nilai yang
ditanamkan dapat tercapai. Banyak ahli menguraikan tujuan
pendidikan nilai di antaranya:
Menurut Mulyana bahwa pendidikan nilai secara umum untuk
membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami
nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam
kehidupan. 23
Menurut N. Driyarkara dalam Zaim El-Mubarok menguraikan
tujuan pendidikan nilai adalah human being yakni sejalan dengan
tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia.24
Maksudnya,
pendidikan nilai diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih unggul dan
bermanfaat bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi lingkungannya.
23Mulyana, op. Cit., h. 119 24Zaiem el Mubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, (Bandung : Alfabeta, 2009), cet. II, h. 19
14
Kesadaran siswa yang timbul dapat membuat pertimbangan-
pertimbangan atas perilaku sehari-hari di sekolah dan di masyarakat.
Komite APEID dalam Mulyana mengemukakan pendidikan nilai
secara khusus ditujukan untuk (a)menerapkan pembentukan nilai
kepada anak (b), menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai yang
dinginkan dan (c) membimbing perilaku yang konsisten terhadap nilai-
nilai tersebut.25
Menurut Apnieve-UNESCO, (1996:184) tujuan pendidikan nilai
adalah untuk membantu peserta didik dalam mengeksplorasi nilai-nilai
yang ada melalui pengujian kritis sehingga mereka dapat
meningkatkan kualitas berpikir dan perasaan.26
Dengan adanya
pendidikan nilai di sekolah diharapkan dapat membentuk pribadi yang
cakap dan siswa dapat mengamalkan nilai yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan masyarakat.
Dari uraian para ahli diatas, dapat dipahami bahwa tujuan
pendidikan nilai secara umum lebih mengarah kepada pendapat N.
Driyarkara yaitu untuk mewujudkan peserta didik agarmampu
menggunakan pengetahuan nilai dan mengamalkan nilai-nilai akhlak
yang baik pada perilaku sehari-hari bagi dirinya dan di lingkungan
masyarakat. Peserta didik juga dapat konsisten melaksanakan nilai-
nilai yang telah ditanamkan pada kehidupan sehari-hari.
Maka dapat disimpulkan tujuan pendidikan nilai yaitu
membimbing siswa agar terwujudnya pribadi unggulan pada peserta
didik dan dapat menerapkan akhlak-akhlak/sikap-sikap yang sesuai
dengan harapan masyarakat. Bukan hanya bermanfaat bagi dirinya
namun juga di lingkungan masyarakat. Tujuan pendidikan nilai
meliputi tindakan mendidik yang berlangsung mulai dari penyadaran
sampai perwujudan perilaku yang diterapkan pada kehidupan sehari
hari peserta didik.
25 Mulyana, op. Cit, h. 120 26Zakiah dan Rusdiana, op. Cit., h. 63
15
3. Nilai-Nilai yang Ditanamkan pada Pendidikan
Nilai yang ditanamkan pada proses pendidikan mengacu
kepada sikap atau etika yang ditekankan bagi kepribadian peserta didik
menjadi lebih unggul pada suatu lembaga pendidikan. Nilai dapat
menjiwai tindakan seseorang oleh karena itu nilai selalu menyangkut
tindakan dan diukur melalui tindakan. Pendidikan nilai yang
ditanamkan diharapkan dapat memberikan kesadaran dan membangun
pendidikan yang efektif sehingga terwujudnya perilaku/etika baik serta
mengangkat martabat diri siswa. Nilai-nilai ini merupakan uraian yang
diharapkan dimiliki peserta didik sebagaai dasar pembentukan karakter
atau pribadinya.
Menurut Paul Suparno dalam Nurul Zuriah, nilai-nilai yang
ditawarkan pada proses pendidikan antara lain : religiusitas, sosialitas,
gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, tanggung jawab,
daya juang dan penghargaan terhadap lingkungan.27
Adapun menurut UNESCO dalam Mulyana menyebutkan nilai-
nilai pada pendidikan meliputi nilai kesehatan, nilai kebenaran, nilai
kasih sayang, nilai tanggung jawab sosial, efisensi ekonomi, solidaritas
global dan nasionalisme. 28
Pandangan lain dari Solomon, dalam
Zuriah unsur-unsur nilai pada pelaksanaan pendidikan yaitu hati
nurani, kebajikan, kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, kesopanan,
kerapian,keihlasan, kebijakan, pengendalian diri, keberanian,
kesetiaan, kehormatan, keadi;an.29
Nilai yang dikembangkan Ary Ginanjar dalam Dharma
Kesuma, menguraikan ada 7 nilai.30
27Zuriah, op. Cit.. h. 39 -40 28Mulyana, Op. Cit., h.107 29Zuriah, Op. Cit., h. .68 30Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah), (Bandung :
Remaja Rosadakarya, 2012), cet. III, h. 13
16
No Tujuh nilai utama
1 Jujur
2 Tanggung jawab
3 Visioner
4 Disiplin
5 Kerjasama
6 Adil
7 Peduli
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa nilai-nilai yang ditawarkan
atau disebutkan harus dimiliki peserta didik agar terwujudnya peserta
didik yang unggulan dengan pribadi dan akhlak yang baik serta dapat
mengamalkannya di masyarakat. Selain itu nilai-nilai tersebut
diharapkan dapar membentuk karakter yang baik pada pesera didik.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan, proses
penanaman nilai-nilai pendidikan diharapkan dapat menumbuhkan
nilai moral pada diri siswa sehingga berpengaruh pada keberhasilan
pendidikan siswa, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah merupakan pondasi awal yang
harus dibiasakan sehingga dapat dikembangkan pada diri siswa.
4. Strategi Penanaman Pendidikan Nilai
Penanaman pendidikan nilai penting karena kita ketahui bersama,
bahwa telah bergesernya landasan dan tujuan pendidikan saat ini
yakni, pendidikan lebih mengedepankan kognisi peserta didik. Untuk
itu perlu strategi atau langkah-langkah yang harus dirumuskan/
dilakukan oleh lembaga pendidikan sebagai pijakan dalam menunjang
keberhasilan pendidikan siswa secara utuh.Untuk mengembangkan
nilai-nilai pada diri peserta didik perlu adanya upaya atau strategi
penanaman pendidikan nilai yang dilakukan civitas pada lembaga
17
pendidikan. Strategi merupakan teknik atau langkah-langkah khusus
yang dilakukan dalam penanaman nilai pada lembaga pendidikan.
Strategi penanaman pendidikan nilai dilaksanakan oleh seluruh
pendidik atau seluruh bagian yang ada di sekolah (Kepala sekolah,
karyawan, guru, staff) yang berinteraksi langsung oleh siswa. Dengan
strategi penanaman pendidikan nilai diharapkan
mendorong/terwujudnya nilai-nilai pendidikan bagi siswa. Berikut ini
beberapa strategi yang dikemukakan beberapa ahli, diantaranya
Dalam buku “Pendidikan Nilai Sebagai Kajian Teori Dan Praktik
Di Sekolah” oleh Qiqi Yuliati dan Rusdiana, terdapat beberapa strategi
pendidikan nilai yang dilakukan oleh sekolah yaitu :
a. Penataan fisik sekolah yang kondusif untuk keberlangsungan
belakar mengajar
b. Pembinaan keagamaan bagi pendidik yang terpola dan
terprogram, ada pelatihan bagi guru tentang metode nilai dalam
bidang studi.
c. Penataan kualitas ekstrakurikuler
d. Peningkatan rasa tanggung jawab, disiplin, kerja sama dalam
menjalankan ativitas persekolahan.
e. Guru tampil sebagai sosok yang cerdas secara intelektual,
spiritual dan emosional.
f. Diantara guru teerlahir kebiasaan berdiskusi, peningkatan
wawasan dan informasi tentang ilmu dan agama
g. Istiqomah dan beramal soleh
h. Budaya ucapan salam di sekolah.
i. Adanya program BK ysng berbasis nilai keimanan dan
ketakwaan.31
Menurut Nurul Zuriah penerapan pendidikan nilai dapat dilakukan
dengan strategi pengintegrasian yaitu diintegrasikan pada kegiatan
sehari-hari dan pendidikan nilai yang diintegrasikan pada kegiatan
yang diprogramkan, adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut :
a. Pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari (kegiatan di luar
sekolah)
1) Keteladanan atau contoh
2) Kegiatan spontan
31Zakiah dan Rusdiana, op.Cit., h. 169-170
18
3) Teguran
4) Pengkondisian lingkungan
b. Pengintegrasian dalam kegiatan yang telah diprogramkan
Pada kegiatan ini, telah dibuat perencanaannya terlebih
dahulu atau telah diprogramkan oleh pendidik. Contohnya
seperti pada kegiatan pembelajaran dan kegiatan perayaan
hari-hari besar keagamaan, kegiatan olahraga, tugas-tugas
piket dan kegiatan-kegiatan sosial.32
Adapun Zakiah dan Rusiana (2015) menambahkan bahwa
pelaksanaan pendidikan nilai dapat dilaksanakan bersama-sama oleh
kepala sekolah, guru, konselor dan staff di lembaga pendidikan melalui
pengembangan diri, pengintegrasian dengan mata pelajaran dan
budaya sekolah.
a. Program pengembangan diri
Dalam program pengembangan diri, pelaksanaan
penanaman nilai dapat dilakukan ke dalam kegiatan sehari-hari
melalui kegiatan rutin di sekolah, spontan, keteladanan dan
pengondisian.
b. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Penanaman pendidikan nilai diintegrasikan dalam setiap
pokok mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam
silabus atau RPP. Dengan mengintegrasikan pada mata
pelajaran, memungkinkan peserta didik melakukan internalisasi
nilai dan menunjukkannya pada perilaku.
c. Budaya sekolah
Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat
peserta didik berinteraksi dengan sesama teman, guru, dan
seluruh interaksi yang terjadi sekolah. Penanaman nilai dalam
budaya sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan
warga sekolah seperti kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga/staff administrasi dalam melakukan
komunikasi/interaksi dengan peserta didik dan menggunakan
fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.33
32Zuriah, Op. Cit., h. 86-88 33Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 115-117
19
Menurut Muchlas Samami dan Harianto, strategi pendidikan
nilai dapat dilakukan melalui transformasi budaya sekolah (School
Culture) dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler.34
Setelah pemaparan yang telah dikemukakan, dapat dipahami
bahwa strategi pendidilan pendidikan nilai pada siswa lebih
mencondong pada pendapat Qiqi Yuliati yaitu dapat dilakukan dengan
pembinaan atau pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari sebagai
program pengembangan diri, penanaman pendidikan nilai seperti
keteladanan guru, kegiatan spontan atau pengondisian lingkungan.
Selain itu strategi yang dapat dilakukan ialah dengan
mengintegrasikan kegiatan yang telah diprogramkan seperti kegiatan
pembelajaran di kelas yang diintegrasikan pada mata pelajaran.35
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa strategi ini
dapat diterapkan oleh seluruh civitas sekolah yaitu kepala sekolah,
guru serta tenaga kependidikan/staff sekolah yang dilakukan secara
bersama-sama sebagai upaya penanaman pendidikan nilai pada
peserta didik. Strategi dapat dilakukan dengan strategi pembinaan
sehari-hari yang berupa keteladanan, kegiatan-kegiatan spontan,
budaya sekolah dan pengondisian lingkungan. Selain itu dapat
menerapkan strategi yang diintegrasikan pada kegiatan yang telah
diprogramkan pada lembaga pendidikan seperti pada kegiatan belajar
di kelas yang dipadukan dengan penanaman nilai-nilai pendidikan.
Dari beberapa startegi yang telah dipaparkan, diharapkan agar seluruh
civitas sekolah/lembaga pendidikan dapat melaksanakannya agar
tujuan pendidikan yang direncanakan dapat terlaksana dan tercapai.
5. Keberhasilan Pendidikan Nilai
Menurut KBBI berasal dari kata hasil, yang berarti 1. Sesuatu
yang diadakan/dibuat, 2. Pendapatan/perolehan. Keberhasilan diartikan
sebagai suatu perjuangan terus menerus dalam suatu perjalanan.
34Muchlas Samami dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Jakarta : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), cet. I, h. 147 35Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 116
20
Menurut David J. Scwart dalam Abd. Wahab dan Umiano bahwa
pengertian keberhasilan adalah hal yang mengagumkan dan positif,
keberhasilan berarti kesejahteraan pribadi. Memperoleh kehormatan,
kepemimpinan, disegani dan pupuler. Keberhasilan berarti rasa hormat
kepada diri sendiri, terus menerus mendapat kebahagiaan yang lebih riil
dan kepuasan.36
Keberhasilan berarti memperoleh penghargaan,
kepemimpinan dan bisa dikatakan akan dilihat lebih tinggi oleh orang
lain dalam usaha dan kehidupan sosial. Keberhasilan membutuhkan
keyakinan, ketika merasa yakinmaka secara otomatis akan memperoleh
hasil.
Abd.Wahab menambahkan bahwa keberhasilan adalah
kemampuan seseorang untuk memiliki IQ, EQ dan SQ yang bersinergi
dengan baiksehingga dapat menghasilkan hal positif yang bermanfaat
untuk dirinya dan orang lain.37
Banyak anggapan bahwa seseorang yang
berhasil berarti telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat
memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Dari paparan para ahli, dapat dikemukakan bahwa keberhasilan
yaitu tercapainya kemampuan seseorang sehingga dapat melaksanakn
tugas atau menyelesaikan dengan baik dengan menggunakan
kemampuan yang ada di dalam dirinya. Apabila telah menyelesaikan
tugas dengan baik maka terdapat perubahan positif pada suatu proses
atau perjalanan dan diamanfaatkan secara efektif.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditelaah bahwa keberhasilan
adalah proses untuk berubah menjadi lebih positif yang mencakup
kemampuan IQ, EQ dan SQ yang dimiliki seseorang sehingga dapat
menghasilkan hal yang bermanfaat dan meencapai tugas yang telah
diselesaikan.
36Abd. Wahab dan Umiano, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (Yogyakarta:Ar-
Ruz Media, 2011),. h. 148 37Ibid. h. 148
21
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pengertian
keberhasilan pendidikan nilai yaitu kemampuan yang terbentuk secara
sistematis dan terintegrasi untuk membantu peserta didik memahami
nilai-nilai perilaku manusia yang terwujud dalam sikap, pikiran,
perasaan, perkataan dan perbuatan sehingga dapat menghasilkan hal
yang bermanfaat. Bukan hanya memahami nilai-nilai perilaku manusia,
tetapi juga dapat melakukan hal-hal baik dan menghindari hal- hal
buruk yang dapat digunakannya di masyarakat. Ketercapaian
proses/bimbingan nilai-nilai pendidikan yang dapat memberikan
pengaruh bagi sikap siswa bukan hanya saat ini tetapi hingga saat yang
akan datang.
Djamarah dalam Suardi mengungkapkan keberhasilan
pendidikan dipengaruhi dengan perubahan atas komponen-komponen
pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa dan
model pengajarannya yang tepat. Semua kompenen berkaitan dalam
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.38
Menurut Berkowitz
yang dikutip dalam Masnur Muchlis, menunjukkan peningkatan
motivasi siswa dalam meraih prestasi akademik pada sekolah dalam
menerapkan pendidikan karakter. . 39
Keberhasilan program pendidikan nilai karakter dapat diketahui
dengan pencapaian indikator oleh peserta didik seperti yang tercantum
pada SKL yang meliputi :
a. Mengamalkan ajaran agama sesuai dengan tahap perkembangan
b. Memahami kekurangan dan kelebihan sendiri
c. Menunjukkan sikap percaya diri
d. Mematuhi aturan aturan sosial yang berlaku
e. Menghargai keberagaman agama, budaya suu, ras dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup nasional
f. Mencari informasi dari lingkungan sekitar dan sumber lain secara
logis dan kreatif
g. Menunjukkan kemampuan belajar mandiri sesuai kemampuan
h. Menunjukkan kemampuan analisis dan memcahkan masalah
38Suardi, Op. Cit., h. 3 39Masnur Muslich, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2011), Cet. I, h. 29
22
i. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial
j. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab
k. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi terwujudnya
persatuan dalam NKRI
l. Menghargai karya seni dan budaya nasional
m. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk
berkarya
n. Menerapkan hidup bersih, sehat, aman dan memanfaatkan waktu
luang
o. Berkomunikasi dengan berinteraksi secara efektif
p. Memahami hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain falam
pergaulan di masyarakat
q. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
r. Menunjukkan keterampilan menyimak
s. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti
pendidikan.
t. Memiliki jiwa kewirausahaan. 40
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
tercapainya atau berhasilnya pendidikan nilai yang ditanamkan pada
lembaga pendidikan banyak mempengaruhi perilaku atau sifat dari
siswa tersebut. Perubahan perubahan yang terjadi pada siswa
mengarah kepada perubahan positif dan peningkatan motivasi yang
bermanfaat bagi diri siswa maupun lingkungannya. Keberhasilan
pendidikan nilai pendidikan juga dijabarkan yang mencondong pada
Standar Kompetensi Lulusan yang ada.
B. Boarding School Sebagai Penunjang Keberhasilan Pendidikan Nilai
1. Pengertian Boarding school
Boarding school terdiri dari dua kata yaitu boarding dan
school. Boarding berarti asrama dan school berarti sekolah. Model
boarding school ini, bukan sesuatu yang baru pada sistem pendidikan
di Indonesia, karena telah lama hadir lembaga-lembaga pendidikan
dengan konsep boarding school. Terdapat beberapa pandangan ahli
mengenai boarding school, diantaranya :
40 Ibid, h. 88-89
23
Menurut Johar Maknun, boarding school merupakan istilah
Bahasa Inggris yang berarti sekolah berasrama. Para murid mengikuti
pendidikan regular dari pagi hingga siang di sekolah kemudian
dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai
khusus di malam hari.41
M. Soleh menjelaskan boarding school adalah
sistem pendidikan dimana siswa tinggal dalam suatu asrama dan
menetap di sana dalam kurun waktu tertentu.42
Pendapat dari Hendriyanti, boarding school diartikan sebagai
sekolah yang menyediakan asrama untuk tempat tinggal sekaligus
tempat mendidik siswa siswi selama kurun waktu tertentu.43
Adapun menurut Rizkiani, boarding school yaitu lembaga pendidikan
yang mengkombinasikan tempat tinggal para siswa di institusi sekolah
yang jauh dari rumah dan keluarga mereka dengan diajarkan agama
serta pembelajaran beberapa mata pelajaran.44
.
Istilahboarding schooldalamkamus Bahasa Inggris – Indonesia
( Oxford-Erlangga) adalahsekolahberasrama.45
Dalam hal ini
pengertian boarding school memiliki hampir kesamaan dengan
pesantren yang diartikan juga sebagai tempat tinggal santri , untuk
mendalami agama islam dengan sungguh-sungguh. 46
Sesuai perkembangan zaman dibarengi pula masuknya ide
pembaru ke Indonesia, pesantren yang telah mengalami dinamika.
Dinamika itu dilihat dari segi materi, administrasi, serta dinamika
sistem menjadi klasikal.47
Awalnya bersifat tradisonal yang
41Johar Maknun, “ Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Keunggulan Lokal”, 2010, h.10 42M. Soleh, “Perbedaan Motivasi Belajar siswa yang Menggunakan Sistem Boarding School dan
Siswa Yang tidak Menggunakan Sistem Boarding School”, Vol. 01, 2013, h. 2 43 Hendriyanti ,”Pelaksanaan Program Boarding School dalam Pembinaan Moral Siswa”, Vol.
XIX, 2014, h. 208 44
Riskiani, “Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”,
Vol. VI, Nomor. 01, 2012, h. 13 45Joyce. M. Hawkens, Oxford-Erlangga 9Kamus Inggris Indonesia0, (Jakarta : PT. Gelora Aksara,
2005 ), h. 32 46
Didik Suhardi, “Peran SMP Berbasis PesantrenSebagai Upaya penanaman Pendidikan
Karakter Kepada Generasi Bangsa”, th. II, NO. 3, 2012, h. 320 47Haidar Putra Daulay, “Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Naional di Indonesia”,
(Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 36
24
bertransformasi menjadi modern, namun tidak menghilangkan unsur
unsur nilai pesantren.
Pesantren mengalami penyesuaian diri dengan situasi dan
kondisi yang telah termodifikasi dan mengadopsi nilai kemodernan.
Menurut daulay, perkembangan pesantren sesuai dengan arus dinamika
zaman, persepsi pesantren berkembang pula.48
Perkembangannya
dapat dilihat dari unsur-unsur yang ada pada lembaga tersebut. Maka
dengan ini, penulis mensejajarkan antara boarding school dan
pesantren karena tidak berbeda jauh makna dari keduanya.
Pesantren di artikan sebagai lembaga pendidikan Islam yang
bersifat tradisional untukmempelajari, mendalami, memahami
menghayati dan mengamalkan ajaranislam dengan mementingkan
moral keagamaan sevagai pedoman perilaku sehari-hari.49
Pengertian
pesantren tidak berubah makna dengan boarding school, yang
bertransformaasi menjadi lebih modern.
Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa boarding school
adalah suatu konsep lembaga pendidikan, dimana lembaga sekolah
menyediakan asrama untuk tempat tinggal siswa. Selain mendapatkan
pendidikan di sekolah, para siswa juga mendapat pendidikan yang ada
di asrama yang biasanya berupa pendidikan keagamaan atau nilai-nilai
khusus.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pengertian
boarding school adalah lembaga pendidikan yang bertransformasi dari
lembaga pesantren dan mengalami perkembangan, dimana para siswa
tinggal menyatu dengan lembaga. Boarding school mengkombinasikan
tempat tinggal/asrama bagi siswa dan gurunya di area sekolah dengan
berbagai fasilitas yang tersedia seperti tempat tidur, ruang belajar,
ruang olahraga, ruang pertemuan dan berbagai laboratorium. Di
lingkungan sekolah para siswa dapat melakukan interaksi dengan
48 Ibid, h. 27 49Abuddin Nata (eds.), sejarah pertumbuhan fan perkembangan lembaga pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta : PT. Grasindo, 2013), h. 103
25
sesama siswa ataupun dengan guru setiap saat. Pendidikan yang
didapatkan juga difasilitasi dengan teknologi yang lebih modern.
Pendidikan pada boarding school bukan hanya pendidikan di sekolah,
namun pendidikan yang ada di asrama yakni dengan menanamkan
nilai-nilai khusus dan juga pengawasan pembelajaran yang ketat oleh
guru asrama.
2. Karakteristik Boarding School
Terdapat karakteristik suatu lembaga pendidikan digolongkan
sebagai sekolah asrama yang menjadi ciri khas lembaga boarding.
Menurut Maknun karakteristik boarding school, menjadikan
keunggulan pada sistem ini yaitu pada proses pendidikan paripurna,
fasilitas lengkap, guru berkualitas, lingkungan kondusif , siswa
heterogen, jaminan kemanan dan jaminan kualitas.50
Abuddin Nata menjelaskan bahwa karakteristik boarding
school dapat dilihat dari berbagai segi yang meliputi keseluruhan
sistem pendidikan, yaitu :
a. Materi pelajaran dan metode pengajaran yang mengajarkan
agama dan sebagai sumbernya kajian materi pelajaran adalah al
Qur’an.
b. Prinsip pendidikan pada boarding school didasarkan pada nilai-
nilai luhur kehidupan masyarakat sehingga tercipta
ketentraman dan kenyamanan
c. Sarana dan fasilitas asrama menunjukkan jiwa kesederhanaan
d. Adanya hubungan yang akrab antara guru/pendidik dengan
siswa.51
Pendapat Maksudin, bahwa karakteristik boarding school
antara lain :
i. Jumlah siswa perkelas relatif kecil yang berpengaruh
terhadap kemudahan kemudahan guru dalam mengajarkan
siswa
ii. Memprioritaskan mutu akademik dan keahlian khusus
siswa
50Maknun, Op., Cit, h.11-13 51Abudin Nata, Op. Cit., h. 107-118
26
iii. Sumber daya yang ada relatif lengkap
iv. Mengutamakan aspek akademik yang tinggi dengan standar
tinggi sehingga siswa mengetahui dan mempertimbangkan
v. Pilihan mata pelajaran atau keterampilan lebih banyak dan
berbeda-beda.52
Dari beberapa konsep diatas, dapat diketahui bahwa
karakteristik boarding school yaitu sebuah lembaga sekolah asrama
yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang lebih
lengkap dari sekolah umum regular/biasa, boarding school bukan
hanya mementingkan akademis siswanya namun juga mengutamakan
spritual siswa. Peserta didik yang ada di lembaga boarding school
lebih bervariasai asal daerahnya. Biasanyanya peserta didik pada
boarding school, memiliki kehidupan yang lebih mandiri,
menunjukkan jiwa kesederhanaan dan bertanggung jawab karena
keharusan dirinya yang tinggal jauh dari keluarganya. Bahkan
kehidupan guru/pendidik lebih dekat dengan para siswa.
3. Manfaat Boarding School
Boarding school berawal dari transformasi lembaga pendidikan
pesantren menjadi lembaga yang lebih modern tetapi tidak
meninggalkan nilai-nilai keagamaan atau spiritual yang melekat pada
lembaga boarding dan tetap dicirikan dengan kesederhanaan
kehidupan di pesantren. Perkembangan pengetahuan masyarakat
tentang lembaga pendidikan boarding school semakin bertambah,
sehingga berkembang pula lembaga-lembaga pendidikan dengan
sistem boarding karena melihat manfaat/keunggulan boarding school.
Adapun Imam Zarkasyi dalam Haidar Daulay menguraikan
bahwa manfaat dari pendidikan boarding school yaitu timbulnya
semangat,mandiri dan percaya diri. Siswa/siswi dididik tidak hanya
52Maksudin, op. Cit., h. 101
27
menggantungkan pada ijazah dengan bukan mental pencari kerja.53
Maksudnya, dengan siswa mengikuti pendidikan pada boarding
school, diharapkan siswa tidak menggantungkan pada kecerdasan
intelektualnya saja, tetapi memiliki sikap sikap yang baik.
Maksudin, mempertegas dengan siswa mengikuti sistem boarding
school berperan sebagai wahana suntuk mendidik kecerdasan dan
keterampilan siswa disamping mendidik mereka agar memiliki sikap
toleran, saling menghargai tidak menonjolkan sikap keturunan ras dan
untuk membangkitkan nasionalisme dengan menyatakan kebebasan.54
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa pada
dasarnya dengan pendidikan yang ada pada boarding school dapat
memberikan manfaat lebih banyak kepada peserta didik karena proses
pendidikan bukan hanya dilakukan pada jam pelajaran di sekolah,
namun pendidikan yang berlangsung pada lembaga boarding school
terjadi selama 24 jam. Lembaga boarding school mempunyai waktu
yang lebih dalam mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa.
Bimbingan dan pengawasan dari guru serta wali asrama menjadi suatu
komunikasi intensif antara pendidik dan peserta didik yang dapat
dijadikan sebagai perwujudan strategi penanaman nilai-nilai pada
lembaga boarding school.
4. Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School
Dalam sistem boarding school, peserta didik diharuskan untuk
tinggal di lingkungan asrama sehingga pendidik dapat mengawasi
seluruh kegiatan dan perkembangan yang ada pada diri siswa. Seluruh
kegiatan siswa baik intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan asrama
di pantau dan di bimbing oleh guru selama 24 jam. Sistem boarding
school, mengintegrasikan pembelajaran ilmu agama dan ilmu umum
53Haidar Putra Daulay, “Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia”,
(Jakarta : Kencana, 2007), Cet. II, h. 71 54
Maksudin, op.cit. h. 104
28
yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa sehingga
terbentuk nilai-nilai yang baik pada siswa.
Menurut Zakiah dan Rusdiana, ada beberapa pendekatan dalam
proses pendidikan nilai di sekolah. Pendekatan ini merupakan cara
yang dilakukan pada proses pengalihan nilai dari pendidik kepada
peserta didik. Pendekatan tersebut yaitu:
a. Melalui pendekatan emosional, pendidik berusaha
mengaktifkan nilai afektif peserta didik.
b. Membina perilaku postif. Pendidik dapat membina perilaku
positif siswa secara berulang-ulang.
c. Transformasi dan penanaman nilai yang disampaikan pada
peserta didik bersifat kontinue, perlahan-lahan, sedikit demi
sedikit sehingga membentuk kebiasaan dan sifat kepribadian
peserta didik.55
Pendekatan pendidikan nilai dapat diarahkan pada proses
penanaman nilai-nilai pendidikan yang dapat terwujud pada
pembelajaran. Nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa berupa transfer
atau pengalihan dari pendidik ke peserta didik agar mencapai
target/tujuan nilai yang diharapkan yakni untuk membentuk moral,
mental dan pribadi yang baik.
Pendapat lain, menurut Kircshenbaum dikutip dalam Damiyati
Zuchdi pendekatan penanaman pendidikan nilai yang dilakukan pada
lembaga pendidikan dengan penedekatan komphrensif yang meliputi :
a. Inkalkulasi nilai yaitu menanamkan nilai dan moralitas dapat
berupa menghargai orang lain, membuka komunikasi dengan
lingkungan, menciptkan pengalaman sosial.
b. Modeling/keteladanan nilai
Pemberian teladan merupakan pendekatan yang biasa di
lakukan, biasanya guru di lingkungan sekolah/ asrama berperan
sebagai model bagi murid-muridnya. Dengan keteladanan nilai
ini, murid-mencontoh perilaku/tingkah laku yang dilakukan
guru-guru di sekelilingnya. Untuk itu guru/wali di lingkungan
pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam hal
nilai perilakunya sendiri.
c. Fasilitasi
55Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 168
29
Pada fasilitasi ini melatih peserta didik untuk mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi. Pada fasilitasi dapat
membawa dampak positif bagi kepribadian peserta didik.
Kegiatan fasilitasi biasanya memberikan kesempatan kepada
peserta didik ,menyusun pendapat, menghragai pandangannya
dan juga memotivasi peserta didik menghubungkan persoalan
nilai dengan kehidupan
d. Skill development yaitu pengembangan keterampilan untuk
mencapai kehidupan pribadi yang tenteram. 56
Ahmad Fikri dalam Anas Solahudin menambahkan, beberapa
pendekatan dalam pendidikan nilai yaitu dengan keteladanan,
pembelajaran, pemberdayaan, penguatan terus menerus, monitoring
dan evaluasi.57
Djahiri yang dikutip dalam Yuliati Zakiah dan Rusdiana,
mengemukakan pendekatan pendidikan nilai yaitu evocation,
inclucation, model reasoring dan value clarification. Penjelasannya
sebagai berikut :
a. Evocation yaitu pendekatan kepada peserta didik melalui
pemberian kesempatan untuk secara bebas mengekspresikan
respon afektif.
b. Inculcation yaitu pendekatan agar peserta didik menerima
stimulus yang diarahkan.
c. Model reasoring yaitu pendekatan agar terjadi transaksi
intelektual tinggi dalam pemecahan masalah-masalah pada diri
siswa.
d. Value clarification yaitu pendekatan melalui stimuslus terarah
sgar siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai
moral.58
Berdasarkan paparan di atas dapat dikemukakan bahwa
pendekatan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan beberapa cara
yang mencakup inkalkulasi nilai yaitu membangun komunikasi dengan
orang lain sehingga tercipta saling menghargai satu sama lain,
modeling/keteladanan yaitu pendekatan melalui sikap guru yang
56Damiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 46-51 57Solahudin, Op. Cit., h. 71 58Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 71
30
menjadi contoh sikap bagi para siswa dan fasilitasi yaitu sikap
memberikan keleluasaan pada siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalahnya sehingga secara tidak langsung dapat membentuk pribadi
kuat dalam diri siswa. Pendekatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan terus menerus bertujuan agar penanaman nilai yang
disampaikan dapat menjadi suatu kebiasaan. Dengan pendekatan ini,
peserta didik lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan dan
ditanamkan, pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik
pun lebih mudah diserap.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam proses
pendidikan diperlukan pendekatan penanaman nilai agar tujuan
pendidikan nilai yang selama ini menjadi bagian tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai. Karena pada hakikatnya pendidikan bukan
hanya dilihat dari keberhasilan intelektual peserta didik saja tetapi juga
nilai moral yang dimiliki peserta didik yang nantinya dapat bermanfaat
di masyarakat pada masa yang akan datang. Pendekatan dapat
dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga menjadi
habituasi pada peserta didik.
5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa
Boarding School
Dalam sistem pendidikan boarding school peserta didik diharuskan
tinggal di asrama. Oleh karena itu guru atau pendidik lebih mudah
mengawasi dan mengontrol perkembangan moral/sikap peserta didik.
Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler baik di
sekolah, asrama dan lingkungan dipantau selama 24 jam oleh guru.
Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang paling
mendukung yaitu pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Menurut Abdul Sani, totalitas pendidikan nilai pada pesantren
mengandalkan strategi keteladanan, penciptaan lingkungan dan
31
pembiasaan melalui program dan kegiatan.59
Hal yang sama terjadi
pada sistem boarding school,yang mempunyai pengaruh dalam
mewujudkan nilai-nilai pendidikan pada siswa boarding school` setiap
kegiatan dikerjakan penuh dengan kesadaran tanpa ada keterpaksaan
oleh siswa yang secara tidak langsung tertanam pada diri siswa
sehingga muncul budaya yang baik di lingkungan boarding school.
Wibisono sebagaimana dikutip Zakiah dan Rusdiana bahwa :
Strategi pendidikan nilai dapat dikembangakan pada proses belajar
mengajar yang meliputi :
a. Spiritual untuk meletakkan nilai-nilai etik dan moral sebagai
religiusitas
b. Akademis untuk menunjukkan kaidah normatif yang harus
dipatuhi dalam menggali dan mengembangkan ilmu.
c. Mondial untuk menyadarkan bahwa siapa pun harus siap
menghadapi perubahan yang berlangsung.60
Dengan menggunakan strategi diatas, penanaman pendidikan nilai
biasanya diintegrasikan pada program yang sudah
ditentukan/direncanakan, seperti kegiatan pembelajaran di kelas.
Selain itu dapat pula pada kegiatan spontanitas di lingkungan sekolah.
Adapun Zakiah dan Rusdiana menambahkan bahwa strategi
mewujudkan keberhasilan pendidikan nilai di lembaga pendidikan,
dengan menanamkan nilai-nilai pada diri siswa yaitu sebagai berikut :
a. Adanya kesadaran akan pentingnya nilai yang mencakup
semua pihak sekolah : kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan dan siswa.
b. Adanya komitmen, penghayatan dan aktualisasi yang
dilakukan bersama-sama
c. Adanya evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas sekolah. Evaluasi ini juga sebagai saran
membentuk ide-ide inovatif.61
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa terdapat strategi atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam penanaman
59Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka, 2011, cet : I,
h. 58 60Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 73 61Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 170
32
pendidikannilaipada boarding school. Pendidikan nilai pada boarding
school dapat dilakukan oleh pendidik/guru dengan memberi teladan,
habituasi/pembiasaan dan penanaman spiritual pada peserta didik.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan
bahwa strategi penanaman pendidikan nilai itu penting. Semua harus
dipersiapkan lembaga pendidikan dimulai dari guru-guru/pendidik
yang handal untuk merealisasikan strategi tersebut agar mencapai
tujuan dari pendidikan. Dengan melakukan upaya pembinaan secara
kontinue untuk menjadikan pembiasan pada siswa. Selain itu
penciptaan lingkungan boarding school (sekolah asrama) yang
kondusif dalam penyelenggaraan pendidikan.
C. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis terhadap
penelitian terdahulu, maka didapat pembahasan yang berkaitan dengan
penelitian yang penulis lakukan, referensi tersebut antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh TubagusMuttaqin yang berkaitan
dengan sistem boarding school berjudul “Sistem Boarding School
sebagai Alternatif Sekolah Unggul di SMAN Cahaya Madani Banten
Boarding School Pandeglang”, Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, membahas tentang sistem boarding school mampu menjadi
alternatif untuk menjadi sekolah unggul. Dengan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan boarding school dapat menjadikan sekolah menjadi
lembaga yang unggul. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis, di sini penulis tidak hanya membahas pelaksanaan kegiatan
dan sistem boarding school, tetapi juga membahas tentang
pendekatan-pendekatan dalam pendidikan nilai pada siswa dan
boarding school sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai
siswa siswi.
33
2. Penelitian yang dilakukan oleh Mira Khumaira yang berjudul
“Pembinaan akhlak siswa melalui program Boarding School di MTs
Alhidayah Boarding School Depok”, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dari penelitian tersebut diperoleh bahwa dari pendidikan
berbasis asrama (boarding school) mampu mempengaruhi sikap siswa
dan pengembangan kualitas pribadi siswa untuk memperoleh hasil
yang efektif untuk pembinaan akhlak siswa. Berbeda dengan penelitian
yang dilakukan peneliti pada kesempatan ini, membahas tentang
strategi-strategi pendidikan nilai pada boarding school sehingga
membentuk pendidikan nilai moral pada siswa siswi pada boarding
school.
3. Skripsi berjudul “Pelaksanaan Pembentukan Nilai Karakter Siswa SD
Insan Teladan Bogor” disusun oleh Rihlah Sylvia, Jurusan
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitian tersebut membahas
tentang upaya-upaya sekolah dalam mengembangkan nilai pada siswa
sekolah dasar sehingga dapat membentuk karakter siswa. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian kali ini
membahas tentang penanaman pendidikan nilai pada siswa boarding
school dan pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan nilai-
nilai pendidikan tersebut, sehingga mencapai keberhasilan pendidikan
nilai pada siswa boarding school.
D. Kerangka Berpikir
Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai
pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang sistem boarding school
sebagai penunjang keberhasilan pendidikan nilai siswa.
Kondisi nyata MAN Insan Cendekia Serpong dalam proses
penanaman nilai boarding school, yaitu : masih terlihat merangkapnya
antara guru asrama dan guru sekolah, adanya krisis moral pada siswa yang
34
baru menjajaki boarding school, masih tertekannya kepribadian siswa dan
kurang meratanya pendekatan nilai oleh seluruh siswa dalam penanaman
pendidikan nilai pada boarding school.
Penanaman pendidikan nilai ini sangat penting bagi siswa karena
dengan pendidikan nilai yang ditanamkan secara intensif dan maksimal
maka output yang dihasilkan dapat terbentuknya/tercetaknya peserta didik
dengan pribadi kuat, unggulan, berakhlakul karimah dan bermanfaat bagi
diri sendiri maupun lingkungan masyarakat di masa yang akan datang.
Dengan penanaman nilai pada boarding school diharapkan dapat
menunjang terciptanya keberhasilan pendidikan nilai siswa yang
merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional.
Dengan melihat perbedaan kondisi nyata dari harapan di atas, maka
diduga masih adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yaitu
belum optimal/meratanya pendidikan nilai yang diharapkan pada semua
siswa dalam mencapai keberhasilan pendidikan tersebut, sehingga
membutuhkan strategi-strategi untuk mengoptimalkan penanaman nilai
pada siswa boarding school, diantaranya:
1. Pengembangan diri siswa yang mencakup keteladanan,
pengondisian lingkungan, kegiatan spontan
2. Pengintegrasian pada kegiatan yang telah diprogramkan
seperti pada proses pembelajaran dikelas
3. Memberikan kesadaran akan pentingnya nilai bagi seluruh
warga/civitas lembaga pendidikan
4. Budaya sekolah
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir yang dipaparkan di atas,
diutarakan lagi dalam bentuk diagram sebagai berikut :
35
Diagram kerangka berpikir
Feedback
Proses Output INPUT
Kondisi nyata
1. Terbatasnya kuota
penerimaan siswa
boarding school
2. Kepribadian siswa masih
tertekan
3. Terbatasnya guru asrama
4. Adanya krisis moral
pada siswa yang baru
menjajaki boarding
school
5. Masih kurangnya rasa
keterbukaan siswa pada
guru
6. Belum merata
pendekatan nilai pada
siswa
7. Kurang optimal
ketercapaian pendidikan
nilai
L
Masalah
Belum
optimalnya
ketercapaian
/meratanya
pendidikan nilai
Strategi
1. Pengembangan diri
(teladan,
pengondisian
lingkungan )
2. Pengintegrasian pada
kegiatan yang telah
diprogramkan
(diterapkan pada RPP
mata pelajaran, proses
pembelajaran dikelas)
3. Memberikan
kesadaran pentingnya
pendidikan nilai
Hasil
1. Tercetaknya
siswa/siswi
dengan pribadi
unggulan
2. Tercapai
keberhasilan
pendidikan nilai
siswa
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN Insan Cendekia yang beralamat di
Jalan Insan Cendekia Nomor 1, BSD Sektor XI, Serpong Tangerang
Selatan, Banten. Adapun jumlah keseluruhan waktu penelitian pada
bulan Januari 2016 – Juni 2016.
Peneliti memilih lembaga pendidikan/sekolah MAN Insan
Cendekia karena MAN Insan Cendekia merupakan salah satu lembaga
pendidikan dengan menerapkan sistem boarding school.
Tabel 3.1
Waktupenelitian
B. Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian dan sifat masalah yang ada, fokus
penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pendidikan nilai pada
lembaga boarding school. Dengan demikian penelitian ini dapat
No. JenisKegiatan Waktu
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept
1. Observasi awal
2. Bimbingan
skripsi bab 1-3
3. Pengumpulan
data
4. Pelaksanaan
penelitian
5. Pengolahan data
6. bimbingan bab
4-5
7. Uji referensi
8. Munaqosah
37
dikategorikan sebagai penelitian kualitatif dengan bentuk metode
deskriptif kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat
diperoleh pemahaman dan penafsiran mengenai makna, kenyataan, dan
fakta yang relevan.
Untuk itu metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian
kualitatif. Teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi akan
digunnakan untuk pengumpulan data penelitian.
C. Sumber Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah kepala Madrasah/sekolah, wakil kepala Madrasah
bidang Kesiswaan, wakil kepala Madrasah bidang keasramaan, 2 wali
asrama (putra dan putri), siswa dan orang tua/wali siswa. Selanjutnya
untuk mendukung hasil penelitian ini juga dibutuhkan sumber data
berupa dokumen di MAN Insan Cendekia Serpong.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini,
penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknikwawancara,
observasidanstudidokumentasi.62
1. Observasi
Metode observasi yang digunakan yakni observasi langsung dengan
menggunakan panduan pengamatan. Observasi digunakan untuk
memperoleh data tentang bentuk program/kegiatan pembinaan
spiritual, akademis dan budaya sekolah pada proses pendidikan di
boarding school, keadaan sarana prasarana dalam menunjang
keberhasilan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia Serpong .
2. Wawancara
62Nana Syaodi, Metode Peneliiian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2005), Cet. I, h.
216-219
38
Wawancara digunakan untuk memperoleh data/informasi
terkait bentuk-bentuk kegiatan (spiritual dan akademis) pada boarding
school, strategi pendidikan nilai yang dilakukan melalui
pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari di asrama,
pengintegrasain nilai pendidikan pada kegiatan yang telah
diprogramkan (kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler) di MAN
Insan Cendekia. Metode yang dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara.
Wawancara dilakukan dengan Kepala Madrasah MAN Insan
Cendekia, Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan, Wakil Kepala
Madrasah Bidang Kesiswaan, 2 wali asrama (putra dan putri), 2 siswa
dan orang tua siswa.
3. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai hal-hal
berupa catatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh
tentang profil, visi dan misi, tujuan sekolah, data guruasrama, data
sarana prasarana, jadwal berbagai kegiatan, dokumen tugas/materi
pembinaan yang ada di MAN Insan Cendekia dan lain sebagainya.
Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi data
penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek
penelitian.
E. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dilapangan akan dianalisa melalui proses
klasifikasi data, kategorisasi dan penarikan kesimpulan. Adapun
dijelaskan sebagai berikut :
1. Klasifikasi data, yakni proses pengelompokan data berdasarkan
jawaban- jawaban sumber data atau informasi.
2. Kategorisasi data yaitu pengelompokan jawaban pada aspek-
aspek/dimensi masalah yang muncul.
39
3. Interpretasi data yaitu proses mencari kesamaan dan perbedaan dari
data yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan
kerangka berpikir yang telah dirumuskan.
F. Kisi-kisiInstrumen
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Boarding School Sebagai Penunjang
Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa Di MAN Insan Cendekia Serpong
Variabel Dimensi Sub dimensi
Boarding school Kegiatan asrama 1. Bentuk-bentuk
kegiatan/pembinaan spiritual
yang dilakukan di asrama
mencakup kegiatan
(solat wajib berjamah,
solat tahajjud, membaca dan
menghafal Al-Qur’an, puasa
sunnah, ceramah dsb)
2. Bentuk kegiatan akademik
(kegiatan pembelajaran malam,
pendalaman materi, belajar
mandiri asrama dsb).
3. Bentuk kegiatan non akademik
(olahraga : sepak bola,
tenis meja, taekwondo, voli,
basket. Kesenian : Tari Saman,
Hadroh, Marawis.
Kedisiplinan : Pencinta
alam, Paskibra, PMR, dsb)
Pendidikan nilai
siswa
Strategi penanaman
nilai siswa
1. Bentuk pendekatan pembinaan
spiritual siswa (pembinaan
40
keagamaan, ibadah (solat,
membaca Al Qur’an, puasa
sunnah, ceramah)
2. Bentuk pendekatan pembinaan
akademik
(Kegiatan pembelajaran,
jam tambahan/pendalaman
materi, pengawasan belajar
mandiri)
3. Bentuk pendekatan sosial
guru/pendidik asrama
(menunjukkan sikap empatik
dan simpatik pada seluruh
siswa, berperan sebagai
konselor bagi siswa)
4. Bentuk pendekatan guru (guru
memberikan teladan/contoh
pada siswa)
5. Tempat pelaksanaan
pembinaan/kegiatan akademis
siswa (ruang kelas, mesjid, aula
pertemuan)
6. Metode, materi, sumber belajar
7. Sarana prasarana yang di
gunakan (laboratorium, Ruang
CSA, asrama, Al qur’an, sound
system, proyektor)
41
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Boarding School sebagai penunjang
Keberhasilan pendidikan nilai siswa di MAN Insan Cendekia Serpong
Variabel Dimensi Indikator
Boarding School Guru/pendidik di
asrama
1. Jumlah guru yang
terlibatpadakegiatanasrama
(kurikuler, kokurikuler dan
ekstrakurikuler)
2. Latar belakang pendidik/ guru
asrama
3. Kegiatan pembinaan spiritual yang
dilakukan pendidik (kegiatan
ibadah solat berjamaah, solat
sunnah, membaca dan menghafal
Al Qur’an)
4. Kegiatan pelatihan bagi
guru/pembina asrama
5. Kegiatan pembinaan akademis
(KBM di asrama, jam tambahan,
pendalaman materi, dsb)
6. Jadwal pembinaan akademik di
asrama (sore hari setelah kegiatan
pembelajaran di sekolah sampai
dengan malam hari )
Siswa 1. Rasio siswa yang akan diterima
2. Latar belakang siswa (lulusan
sekolah, asal daerah)
3. Strategi penyeleksian masuk
42
sekolah
a. Persyaratan peserta didik
b. Bentuk penyeleksian (tes tulis
dan non tulis)
c. Tujuan penyeleksian
(pemetaan potensi secara
akademis dan non akademis)
4. Latar belakang orang tua siswa
(asal daerah)
KegiatanAsrama 1. Jadwalkegiatan rutin di asrama
2. Tujuan penyelenggaraan kegiatan
asrama
a. Menjadikan peserta didik hidup
mandiri dan disiplin
b. Mencetak siswa yang memiliki
akhlak karimah dan unggulan
c. Membina sikap spiritual siswa
3. Materi dan metode pendidikan
asrama
(pedoman /kurikulum
pendidikan asrama)
4. Bentuk kegiatan asrama
a. Kegiatan spiritual (ibadah solat
berjamaah, solat sunnah,
membaca dan menghafal al
qur’an)
b. Kegiatan akademis
(pembelajaran asrama,
pendalaman materi, kegiatan
belajar mandiri, kegiatan
ekstrakurikuler)
43
5. Manfaat atau dampak dari
pendidikan nilai
PendidikanNilaiSiswa Tujuan pendidikan
nilai
Tujuan normatif dan tujuan nyata
yang ingin dicapai dari pendidikan
nilai
a. Membantu peserta didik
menjadi pribadi yang unggul
dan lebih baik.
b. Membimbing perilaku yang
konsisten terhadap nilai.
c. Dapat membentuk pribadi
yang cakap dan dapat
bermanfaat di masyarakat
Strategi Pendidikan
Nilai
1. Pendekatan yang dilakukan
a. Pendekatan sosial (sikap empati
dan simpati pendidik kepada
semua peserta didik)
b. Pendekatan akademis (kegiatan
belajar mengajar di asrama)
c. Pendekata teladan (contoh dan
teladan pendidik, budaya
mengucapkan salam)
2. Strategi Pendidikan nilai yang
dilakukanguru :
a. Pengintegrasian program
pendidikan nilai pada
kehidupan sehari-hari
(kegiatan spontan,
pengondisian lingkungan dan
budaya sekolah).
44
Tabel 3.4
Daftar Ceklist Studi Dokumentasi
No Dokumen Ada Tidak ada
1. Jadwal kegiatan rutin asrama √
2. Data jumlah guru pembina asrama √
3. Tata tertib atau peraturan pembinaan asrama √
4. Dokumen materi pembinaan keagamaan
a. Buku panduan/pedoman materi
b. Jadwal materi
√
√
5. Dokumen materi pembinaan ekstrakurikuler
a. Buku pedoman materi
b. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
√
√
6. Buku penilaian/evaluasi kegiatan asrama
a. Buku penilaian spiritual
√
b. Pengintegrasian program
pendidikan nilai pada kegiatan
yang diprogramkan (KBM,
Pendalaman materi,
ekstrakurikuler)
3. Program Pendidikan Nilai
a. Pembinaan spiritual (kegiatan
solat berjamaah, membaca dan
menghafal al qur’an)
b. Pembinaan akademis (KBM di
asrama, kegiatan belajar
mandiri, pendalaman materi,
kegiatan ekstrakurikuler di
asrama)
45
b. Buku penilaian akademik
c. Buku penilaian non akademik
√
√
7. Dokumen hasil pekerjaan/tugas-tugas kegiatan
pembelajaran di asrama
a. Data absen
b. Laporan nilai
c. Laporan tugas tertulis (paper/essay)
d. Laporan tugas non tulis (menghafal)
√
√
√
√
8. Data sarana pendidikan
a. Ruang kelas
b. Proyektor
c. Buku pelajaran
√
√
√
9. Data prasarana
a. Mesjid
b. Asrama
c. Laboratorium
d. Ruang pertemuan/aula
e. Ruang media/ IT (CSA)
f. Komputer/laptop
g. Lapangan olahraga
√
√
√
√
√
√
√
10. Dokumen sekolah
a. Profil sekolah
b. Kurikulum pembinaan pendidikan di asrama
√
√
11. Dokumen bentuk kegiatan asrama
a. Panduan kegiatan-kegiatan spiritual/asrama
b. Panduan kegiatan akademis
c. Laporan program pembinaan
d. Rencana pengembangan program
pendidikan nilai
√
√
√
√
√
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil MAN Insan Cendekia Serpong
Nama Sekolah : MAN Insan Cendekia
Serpong
No. Statistik Sekolah : 311 280 405 006
Status akreditasi : A
Alamat Lengkap : Jl. Cendekia BSD City, Serpong Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten
15310
No. Telepon : 021-756357880
Web Site : www.ic.sch.id
Luas Tanah : 5,5 hektar
Secara geografis MAN Insan Cendekia berlokasi di lingkungan
yang kondusif untuk proses pembelajaran sekolah. MAN Insan
Cendekia berada di lingkungan yang jauh dari pemukiman penduduk.
Jarak MAN Insan Cendekia sekitar ±200 meter dari jalan raya,
sehingga dapat meminimalisir terganggunya proses KBM dari
kebisingan/keramaian kendaraan atau gangguan lainnya dan membuat
proses KBM menjadi lebih nyaman.
Akses jalan menuju MAN Insan Cendekia Serpong cukup
strategis. Dari arah Jalan Raya Pamulang mengikuti arah jalur menuju
kota BSD Serpong. Apabila menggunakan akses/rute tol, maka dapat
menggunakan jalur tol Jakarta – Serpong. Dan letak MAN Insan
Cendekia ini hanya sekitar 3 km setelah keluar tol Serpong. Selain itu,
tidak jauh dari MAN Insan Cendekia Serpong, di sebelah barat,
terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat kota Tangerang Selatan.
48
2. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong
Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari Imtak
yang kuat. Pada tahun 1996 BPPT melalui program STEP (Science
and Technology Equity Program) mendirikan Magnet School (SMU
Insan Cendekia) di Serpong Tangerang Selatan dan di Gorontalo.
Pada tahun 1996/1997 penerimaan siswa baru SMU Insan
Cendekia dipriotaskan bagi siswa lulusan SLTP/MTs berprestasi dan
berminat besar dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi
pada tahun ajaran selanjutnya SMU Insan Cendekia memberi
kesempatan pada siswa semua SLTP/MTs negeri dan swasta.
Kemudian pada tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia
dilimpahkan pengelolaannya dari BPPT kepada Departemen Agama
Republik Indonesia, karena BPPT tidak diperbolehkan untuk
malaksanakan/ menyelenggarakan pendidikan sekolah. Dengan tetap
mempertahankan ciri khas Insan Cendekia yaitu Iman Takwa serta
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka pengelolaan BPPT dan
Departemen Agama melakukan kerjasama dan selanjutnya
bertransformasi sebagai Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia.
Padatahun 2001, SMU/MA InsanCendekiaberubahmenjadi MAN
InsanCendekia (berdasarkan SK Menag RI nomor 490 tahun 2001).63
3. Visi dan Misi MAN Insan Cendekia Serpong
Di bawah ini dapat dilihat visi dan misi MAN Insan Cendekia
Serpong sebagai berikut :
a. Visi
Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi
dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan
63
Profil MAN Insan Cendekia Serpong, tahun 2015, h. ii
49
teknologi serta mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan
bemasyarakat
b. Misi
1) Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, mempunyai daya juang tinggi,
kreatif, inovatif dan mempunyai landasan iman dan takwa yang
kuat.
2) Membentuk sumber daya pendidik dan kependidikan yang
profesional
3) Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia sebagai
sekolah/madrasah model dalam pengembangan pengajaran
Iptek dan imtaq bagi lembaga pendidikan lainnya.64
Berdasarkan visi dan misi di atas dapat diketahui bahwa MAN
Insan Cendekia bertujuan melahirkan atau mencetak manusia yang
berwawasan dan berkualitas baik yang berlandaskan keimanan dan
ketakwaan. Lulusan MAN Insan Cendekia diharapkan dapat
mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang diperolehnya di masyarakat luas.
4. Sasaran MAN Insan Cendekia Serpong
Sasaran atau target lulusan MAN Insan Cendekia Serpong dapat
dilihat seperti yang dibawah :
a. Diterimanya lulusan MAN Insan Cendekia Serpong di
PerguruanTinggi berkualitas, baik di dalam maupun di luar
negeri (> 90%)
b. Diperolehnya prestasi yang baik bagi lulusan MAN Insan
Cendekiaselama di perguruan tinggi
c. Terciptanya kehidupan warga Insan Cendekia yang religious
melalui prilaku yang ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah, dan
bebas berkreasi.65
64
Ibid, h. vi
50
5. Guru MAN Insan Cendekia Serpong
Dalam melaksanakan proses pendidikan tentu dibutuhkan tenaga
pendidik dan kependidikan yang kompeten agar tujuan-tujuan yang
telah direncanakan lembaga pendidikan dapat tercapai. Selain itu,
dengan guru-guru yang memiliki kompetensi yang baik, diharapkan
dapat menunjang keberhasilan pendidikan siswanya.
MAN Insan Cendekia memiliki tenaga pendidik yang kompeten
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tenaga pendidik, jumlah
total 50 orang yang rata-rata lulusan S1 dan S2, dengan latar belakang
pendidikan lulusan S1 sebanyak 26 orang dan lulusan S2 sebanyak 24
orang. Diantara jumlah guru yang ada di MAN Insan Cendekia
terdapat 8 orang guru atau pembina asrama yang diwajibkan untuk
menjadi pembimbing di asrama. 66
(sebagaimana terdapat pada
lampiran 13 )
Dengan banyaknya jumlah guru yang ada di MAN Insan Cendekia
Serpong, diharapkan dapat membimbing dan memberi teladan bagi
siswa siswi baik dalam kedisiplinan, kemandirian dan belajar. Adapun
secara rinci mengenai data pendidik dapat dilihat pada lampiran .
6. Keadaan Siswa
MAN Insan Cendekia Serpong merupakan salah satu sekolah di
bawah Kementerian Agama Republik Indonesia, yang memiliki
asrama (Boarding School) bagi siswa siswi yang berprestasi dan
memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun jumlah siswa pada tahun ajaran tahun 2015/2016 di MAN
Insan Cendekia sebanyak 392 siswa. Yang terdiri dari jumlah siswa
kelas X sebanyak 160 siswa, siswa kelas XI 120 siswa dan siswa kelas
XII 115 siswa. Untuk jumlah rombongan belajar setiap angkatan di
65
Ibid 66
Data kepegawaian MAN Insan Cendekia 2015/2016
51
MAN Insan Cendekia terdiri dari 6 kelas. Setiap kelasnya terdiri dari
20-25 siswa.
Dengan dibatasinya jumlah siswa yang diterima setiap tahunnya,
diharapkan dapat menghasilkan lulusan terbaik, unggulan dan diterima
pada universitas-universitas terbaik di dalam maupun di luar negeri.
Adapun proses seleksi siswa MAN Insan Cendekia, terdiri dari :
a. Penyerahan dan seleksi berkas
b. Mengikut tes tulis
c. Tes kesehatan
7. Fasilitas
MAN Insan Cendekia Serpong memiliki sarana prasarana yang
cukup memadai dan menunjang proses pendidikan. Keberadaan sarana
prasarana di MAN Insan Cendekia Serpong dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar siswa, sehingga mendukung belajar siswa dengan
nyaman dan siswa dapat menyerap pelajaran dengan baik. Adapun
kondisi sarana prasarana dapat dilihat sebagai berikut67
:
67
Op,. Cit. Profil MAN Insan Cendekia th. 2015, h. 56
52
Tabel 3.5 Kondisi Fasilitas MAN Insan Cendekia Serpong
No Ruang Jumlah Baik Kurang Keterangan
1. Mesjid 2 lantai √ Memadai
2
2
Gedung administrasi
a. Ruang Kepala sekolah
b. Ruang waka
kesiswaan
c. Ruang waka kurikulum
d. Ruang waka sarana
prasarana dan humas
e. Ruang guru
f. Ruang kepegawaian
2
lantai
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√
√
Ber AC dan luas
Luas dan
terawat
Terawat dan
bersih Terawat
Terawat
terawat
Nyaman dan
terawat
3 Ruang kelas 18 ruang √ Terawat
4
4
Lab. Fisika, Kimia,
Biologi
Masing-
masing 2
ruang
√ Baik dan
terawat
5
5
Lab. Bahasa, visual, TIK Masing
masing 2
ruang
√ Baik dan
terawat
6
6
Perpustakaan 1 √ Cukup luas dan
terawat
7. Ruang serbaguna 1 √ Ber AC dan
terawat
8. Gedung asrama siswa 2 gedung √ Memadai
9 Asrama guru 1 gedung √ Terawat
1
10
Kantor keasramaan 1 √ Bersih dan
berAC
11 Koperasi 1 √ Memadai
1
12
Lapangan olahraga ( bola,
basket, voli, bulu tangkis
√ Terawat
Sumber : Data Sarana dan Prasarana dan Profil MAN Insan Cendekia Serpong
tahun 2015.
53
Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa
fasilitas yang tersedia cukup memadai, semua sarana prasarana yang
ada dapat digunakan secara baik dan dapat menunjang seluruh kegiatan
pendidikan di MAN Insan Cendekia. Sarana prasarana yang ada cukup
lengkap dan memenuhi kebutuhan belajar siswa siswi MAN Insan
Cendekia sebagai sekolah boarding school.
8. KurikulumMAN Insan Cendekia Serpong
a. Struktur Kurikulum sekolah
Struktur kurikulum yang digunakan MAN Insan Cendekia
Serpong mengacu pada kurikulum 2013 dengan SKS dan
penyesuaian yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi
madrasah.68
Kurikulum mencakup keseluruhan proses pembelajaran
yang terintegrasi antara pembelajaran di kelas dan di asrama.
Program peminatan di MAN Insan Cendekia terdiri dari dua
yaitu program MIA (Matematika Ilmu Alam ) dan IIS (Ilmu Ilmu
Soisal). Untuk itu terdapat tambahan jam untuk masing-masing
program peminatan. Program MIA (Matematika, Biologi, Fisika
dan Kimia) dan Program IIS (Ekonomi, Sejarah, Sosiologi Dan
Geografi) masing-masing 88 jam tambahan. Jadi untuk kelas X,
XI dan XII jumlah sks yang harus diikuti siswa sekitar 20-23 sks
setiap semester. Apabila dijumlahkan dari semester 1 sampai
dengan semester 6 yaitu sejumlah 314 jam pelajaran atau 150 SKS.
Adapun untuk lebih merinci mengenai struktur kurikulum MAN
Insan Cendekia dapat dilihat pada lampiran 12.
68
Ibid, h. 7-10
54
Waktu belajar sekolah MAN Insan Cendekia dimulai pukul
07.00 hingga pukul 15.00, kemudian dilanjutan dengan berbagai
kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan mulai pukul 16.00
hingga pukul 17.15 WIB pada hari-hari tertentu. Selain kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler juga terdapat kegiatan tambahan
bimbingan belajar seperti pendalaman materi, remidial atau klinik
pelajaran di sekolah.
Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran pada siswa dan
untuk mengembangkan kualitas peserta didik, guru/pendidik
wajib melaksanakan klinik belajar. Program klinik belajaradalah
suatu program kegiatan pembelajaran diluar jam reguler dalam
upaya membantu peserta didik mengejar ketertinggalan dalam
pembelajarannya pada rombongan belajarnya.
b. Kurikulum Keasramaan MAN Insan Cendekia
Kurikulum pembinaan keasaramaan disusun untuk
menunjang tumbuhnya ruh keagamaan peserta didik. Kurikulum
tersebut meliputi pembinaan salimul aqidah, shohihul ibadah dan
akhlakul karimah. Penilaian kegiatan peserta didikdi
asramadidasarkanpada prinsip obyektif, terpadu, transparan,
terukur, dan edukatif. Penilaian dilakukan padasetiap
berlangsungnya kegiatan di asrama. Penilaian meliputi ranah
kompetensi pengetahuan, kompetensi sikap, dan kompetensi
keterampilan. 69
Proses pembelajaran di sekolah dengan pendidikan yang
ada di asrama menjadi satu kesatuan. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada siang hari maupun malam hari, mencakup semua
aspek kehidupan sebagai seorang manusia, baik kebutuhan
aktualisasi diri maupun kebutuhan riil untuk hidup bermasyarakat
dan yang lebih penting adalah pengetahuan, pemahaman serta
69
Ibid, h. 46
55
implementasi nilai-nilai keislaman yang berguna untuk
kehidupan di dunia dan akhirat.
Pada program pelajaran malam hari masing-masing
angkatan terdapat mata pelajaran yang sudah ditentukan sesuai
jadwal dan ada guru mata pelajaran masig-masing. Mata pelajaran
malam hari di asrama merupakan kegiatan aplikatif/praktek atau
mengembangkan kompetensi psikomotorik siswa. Pelajaran ini
mendukung pelajaran pada siang hari yang ada di sekolah. Mata
pelajaran tersebut terdiri dari Al Quran Hadis, Bahasa Arab,
Aqidah Akhlak dan SKI (sejarah kebudayaan Islam).
Standar Kompetensi yang ditargetkan dalam Pembinaan
Asrama adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya siswa yang berkepribadian Islami, memiliki
landasan akidah yang kuat, istiqamah dalam beribadah,
berakhlakul karimah,dan mampu berkomunikasi dalam
bahasa internasional, dengan indikator-indikator sebagai
berikut :
a. Siswa memiliki pemahaman akidah islamiyah yang benar
dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Siswa memiliki pemahaman tentang al-Quran dan Hadis
dan mampu bersikap dan berperilaku sesuai ajaran al-
Qurandan Hadis.
c. Siswa memiliki pemahaman tentang ibadah dan muamalah
yang benar serta mampu mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Siswa memiliki pemahaman tentangsejarah dakwah
Rasulullah saw. Dan para sahabat, keunggulan
peradaban Islam serta kemajuan ilmu pengetahuan
di dunia Islam.
e. Siswa memiliki kemampuan berbahasa internasiona lbaik
dalam bacaan, tulisan, maupun percakapan/komunikasi.
f. Siswa memiliki kemampuan melaksanakan ibadah fardlu
„ain, fardlu kifayah,dan amalan-amalan sunnah.
g. Siswa memiliki pengalaman yang integratif dalam sistem
pengajaran dan pembinaan kehidupan sosial
sertakeagamaan.
2. Terwujudnya kepribadian dan lingkungan yang Islami serta
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa asing, dengan
indikator-indikator sebagai berikut :
56
a. Terciptanya praktik kehidupan Islami di Kampus MAN
Insan Cendekia.
b. Penggunaan bahasa internasional dalam suasana
akademik dan pembinaan kehidupan keagamaan
sehari-hari.70
Waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) Keagamaan malam
hari di MAN Insan Cendekia dimulai pukul 18.30 hingga pukul
19.40 yang dibimbing oleh guru mata pelajaran malam hari di
asrama. Setelah KBM malam , kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan belajar mandiri siswa. Kegiatan ini dilakukan masing-
masing siswa yang kebanyakan digunakan untuk mengerjakan
tugas-tugas atau pekerjaan sekolah. Kegiatan mandiri siswa dapat
dilakukan di kamar asrama, ruang CSA (penggunaan
laptop/komputer) atau ruang aula di asrama.
Selain program belajar keagamaan malam hari terdapat program
pembinaan kehidupan keagamaan atau religiusitas. Program yang
dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dalam bidang pembinaan
kehidupan keagamaan diarahkan pada upaya memunculkan
kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab pribadi peserta didik
sebagai calon pemimpin masa depan. Adapun program-program
pembinaan keagamaan yang secara khusus dikembangkan di MAN
Insan Cendekia antara lain ; Tahfizhul Quran, Tahfizul hadis,
Qiroatul kutub, Pembinaan imam sholat dan khatib, Pembinaan
shalat berjamaah, Tadarus al quran dan Taushiah. 71
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan
jumlah waktu mata pelajaran keagamaan yang sedikit di sekolah,
maka mata pelajaran dilanjutkan pada kegiatan pembelajaran
keagamaan malam hari di asrama, sehingga saling terintegrasi
antara pelajaran agama di sekolah pada siang hari dengan pelajaran
di malam hari di asrama. Dengan hal tersebut diharapkan dapat
70
Ibid, h. 47 71
Ibid, h. 50
57
memaksimalkan kemampuan kognitif peserta didik maupun
kemampuan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran
keagamaan. Selain mengembangkan keterampilan siswa,
pembinaan religiusitas di asrama juga menjadi salah satu program
keasramaan di MAN Insan Cendekia dalam mencapai visi dan misi
MAN Insan Cendekia.
B. Deskripsi dan Analisa Data
Berdasarkan wawancara dengan responden yang dilengkapi dengan
hasil observasi dan studi dokumentasi maka diperoleh hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Kegiatan Siswa
MAN Insan Cendekia Serpong sebagai sekolah yang menerapkan
sistemboarding school tentu banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh
siswa. Siswa siswi MAN Insan Cendekia ditanamkan sikap disiplin
dan ditanamkan sikap agar dapat mengatur waktu dengan segala
kegiatan yang dilakukan disekolah dan asrama sesuai dengan peraturan
yang ada.
Menurut siswa, dengan jadwal kegiatan yang penuh atau padat,
siswa selalu ditanamkan sikap disiplin dan mandiri pada dirinya.
Menurut Khoirunisa salah satu siswa kelas 11 mengungkapkan bahwa:
“manfaat yang saya rasakan dari kegiatan-kegiatan pendidikan di
asrama, saya menjadi siswa yang lebih disiplin dan dapat
memanfaatkan waktu dengan berbagai kegiatan hal positif bersama
teman-teman di sini”. 72
Kegiatan yang padat, dapat melatih dirinya menjadi lebih disiplin
dan menjadi diri yang lebih baik lagi. Suasana disiplin di sekolah atau
asrama serta peraturan yang cukup ketat, secara tidak langsung
72
Hasil wawancara dengan siswa MAN Insan Cendekia (khoirunnisa kelas 11 IPA), pada 30 Maret 2016
58
tertanam pada siswa siswi karena suasana kehidupan sekolah dan
asrama yang terjadi di lingkungan MAN Insan Cendekia. .
Salma salah satu siswa kelas 10 menambahkan :
“Saya merasakan lebih disiplin yang ada di diri saya pribadi dalam
menjalankan berbagai kegiatan. Selain itu pelajaran keagamaan malam
yang mendukung pelajaran siang hari, menambahkan atau memperluas
pengetahuan agama saya”.73
Dalam hal ini, siswa menjadilebih
termotivasi, karena pembelajaran keagamaan yang di asrama dapat
meningkatkan nilai spiritual/ibadah-ibadah dan pengetahuan
agamanya.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa
dengan berbagai kegiatan yang cukup padat, yaitu dimulai dari
kegiatan belajar formal di sekolah sampai dengan kegiatan belajar di
asrama, siswa siswi menjalankan seluruh kegiatan dengan disiplin dan
sangat memanfaatkan waktunya dengan baik. Dengan kondisi
lingkungan sekolah dan lingkungan asrama yang mendukung siswa
siswi. Seperti yang telah diketahui bahwa siswa siswi yang mengikuti
proses pendidikan di MAN Insan Cendekia merupakan siswa siswi
terpilih.
Tabel 3.6
Jadwal keseharian siswa MAN Insan Cendekia Serpong.74
Waktu Jenis Kegiatan
03.45-05.45
Bangun tidur, MCK, QiyamulLail, Tadarus Alquran, shalat
Shubuh, wirid, doa dan pembinaan keagamaan
05.45-06.30 Makan pagi dan persiapan ke masjid dan Gedung
Pendidikan
73
Hasil wawancara dengan siswa MAN Insan Cendekia (Salma kelas 10), pada 25 Maret 2016 74
Profil MAN Insan Cendekia tahun 2015, h. 52
59
06.30-07.00 Menuju masjid didahului dengan apel pagi, shalat Dhuha,
Tahfidz dan Tilawah
07.00-15.35 Jam Pelajaran
15.35-16.00 Sholat Ashar berjamaah
16.00-17.50 Responsi, klinik pelajaran, bimbingan UN/PTN, bimbingan
olimpiade, pengayaan, remedial, ekstrakurikuler
17.50-18.40 Tadarus al-Quran, shalat Maghrib, wirid, dan doa. Santap
Malam
18.40-19.30 Kegiatan pembinaan keagamaan
19.30-20.00 Shalat Isya berjamaah
20.00-22.00 Belajar mandiri,tutorial dan pembinaan keagamaan
22.00-04.00 Istirahat malam
Sumber : Profil sekolah MAN Insan Cendekia Serpong tahun 2015
Selain kegiatan belajar formal di sekolah, pada pembinaan asrama
terdapat kegiatan belajar mengajar (KBM) kegamaan malam hari di
asrama yang dimulai pukul 18.30-20.00 dengan mata pelajaran agama
yang berbeda masing masing angkatan. Adapun lebih jelasnya secara
merinci terdapat dilampiran 15.
Setelah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) keagamaan di malam hari,
dilanjutkan dengan kegiatan belajar mandiri siswa sesuai dengan
kebutuhan atau tugas masing-masing. Kebanyakan siswa siswi
menggunakan waktu belajar mandiri untuk mengerjakan tugas-tugas
sekolah yang bisa dilakukan di asrama baik perorangan atau kelompok,
aula asrama atau ruang CSA (penggunaan media laptop) yang dapat
mengakses internet atau menggunakan laptop dalam menyelesaikan
tuugas-tugas sekolahnya.
Selain itu, MAN Insan Cendekia Serpong memiliki beberapa kegiatan
ekstrakurikuler. Menurut Wakamad bidang kesiswaan, setiap siswa
diwajibkan mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal mengikuti 2
ekstrakurikuler. Siswa diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler karena untuk
60
melatih keterampilan atau bakat siswa.75
Dalam hal ini menunjukkan,
siswa siswi MAN Insan Cendekia juga ditanamkan nilai-nilai melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Selain menumbukan kedisiplinan yang tinggi,
minat bakat siswa juga harus dikembangkan.
Adapun rincian ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia sebagai berikut :
a. Pramuka, Paskibra, pencinta alam, PMR / UKS, Robotic,
Sinematografi
b. Kesenian : Hadrah, saman, kaligrafi, paduan suara, band
c. Olahraga : taekwondo, sepak bola, basket, badminton, panahan.
d. Bahasa : Jurnalistik/lingkar pena, debate/ICDC, English club/ Ice
Cube
e. Karya Ilmiah Remaja : KIR Sosial, KIR Fisika, KIR Biologi, KIR
Keagamaan, KIR Rekayasa/teknologi.76
Dengan adanya berbagai ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia,
siswa siswi diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal
satu jenis ekstrakurikuler. Hal ini bertujuan agar siswa siswi di MAN
Insan Cendekia dapat mengembangkan diri dan mengembangkan
minat melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan tetap dengan
mengutamakan kedisiplinan dan kemandirian siswa.
2. Pendidikan Nilai Siswa
Pendidikan nilai merupakan salah satu hal yang sangat
berpengaruh bagi lembaga pendidikan. Menurut salah satu guru asrama
putra MAN Insan Cendekia bahwa :Pendidikan nilai di MAN Insan
Cendekia sangat fundamental. Dengan pendidikan nilai yang ada di
asrama memberikan pengaruh terhadap pendidikan dan sikap di
sekolah yang berpengaruh juga pada prestasi-prestasi siswa.77
Maka dapat diketahui bahwa prestasi yang diraih tidak lepas dari
proses pendidikan nilai yang ada di MAN Insan Cendekia Serpong.
75
Hasil wawancara dengan Wakamad bidang kesiswaan (Bapak Away Baedowi), pada 13 Juni 2016 76
Jadwal kegiatan esktrakuriuler tahun 2015 77
Hasil wawancara dengan bapak Dr. Fahruroji, MA, (Wali Asrama kelas XII Putra ) pada tanggal 30 Maret 2016
61
Keberhasilan prestasi yang diraih MAN Insan Cendekia tidak lepas
dari usaha pendidikan nilai yang ditanamkan seluruh guru. Adapun
penanaman pendidikan nilai pada boarding school tersebut merupakan
usaha yang dilakukan seluruh civitas sekolah agar nilai-nilai atau
akhlak yang baik tertanam pada diri siswa.
Menurut Wakil Kepala Madrasah bidang keasramaan MAN Insan
Cendekia Serpong bahwa :
Di MAN Insan Cendekia, pendidikan nilai merupakan hal
yang krusial. Pendidikan nilai yang dilakukan pendidik atau
pembina asrama sendiri dapat dilakukan secara terintegrasi dengan
kehidupan sehari-hari siswa selama di sekolah atau pun di asrama.
Siswa siswi di didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai positif di
kehidupan sehari-hari.78
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan MAN Insan Cendekia
menambahkan bahwa :
Pendidikan nilai itu sangat penting, karena dari pelaksanaan
nilai-nilai itu sendiri akan berdampak pada diri siswa-siswa.
Pendidikan nilai sendiri secara tersirat ditanamkan pada siswa siswi
yang perubahannya dapat dilihat dari sikap siswa.79
Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan nilai
merupakan salah satu hal berperan penting bagi kegiatan-kegiatan lain.
Pendidikan nilai dapat diintegrasikan pada program-program
pendidikan yang ada. Apabila pendidikan nilai dapat terlaksana dengan
baik maka, dampaknya dapat dilihat pada perubahan sikap dan prestasi
siswa. Selain itu siswa dapat mengamalkan nilai-nilai positif pada
kehidupannya.
Adapun pembinaan pendidikan nilai di Boarding Schoolmenjadi
salah satu hal yang dapat mempengaruhi kehidupan siswa di
78
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 maret 2016 79
Hasil wawancara dengan Bapak Away Bedowi, MA (Wakamd Bidang Kesiswaan), pada 13 juni 2016
62
lingkungan sekolah dan lingkungan asrama. Pembinaan pada boarding
school inimeliputi pembinaan kehidupan keagamaan, pembinaan
kehidupan keasramaan, dan pembinaan kebahasaan. Secara rinci dapat
dilihat sebagai berikut :
a. Semua program yang dilaksanakan di MAN Insan Cendekia dalam
bidang pembinaan kehidupan keagamaan diarahkan pada upaya
memunculkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab pribadi
peserta didik sebagai calon pemimpin masa depan.
Adapun program-program atau kegiatan yang
menunjang pendidikan nilai di asrama yang dikembangkan
bagi siswa antara lain tahfizul qur’an, hadis, tadarus quran,
pembinaan khatib, pembinaan imam, tausiah.
b. Pembinaan kehidupan asramamelalui program guru asuh,
tujuan untuk efektivitas dan keberhasilansilan peserta didik
di asrama, tentu dibutuhkan pengelolaan manajemen
kehidupan peserta didik ketika berada di asrama. Karena
seluruh peserta didik MAN Insan Cendekia tinggal di asrama
dan jauh dari orang tua, maka diperlukan peran guru di
madrasah sebagai pengganti orang tua dalam bentuk program
Guru Asuh, agar perkembangan jiwa peserta didik bisa baik,
karena situasi dan kondisi yang terus terpantau selama 24 jam
c. Pembinaan kebahasaan
Tujuan
1) Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berbahasa asing peserta didik.
2) Meningkatkan penguasaan bahasa asing peserta didik
khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris, untuk menunjang
proses pembelajaran.
3) Memberi bekal ketrampilan berbahasa asing peserta didik
untuk bisa bergaul di dunia internasional. 80
Dalam melaksanakan program-program pembinaan/
pendidikan nilai di asrama, guru-guru asrama menyiapkan
perencanaan pembelajaran dari pembinaan-pembinaan yang
dilakukan di lingkungan asrama. Selain itu sebagai pengawasan
dan evaluasi pembinaan yang ada di asrama, guru asrama
menyediakan pula form penilaian bulanan untuk pembinaan
religiusitas, keasramaan dan pembelajaran yang ada di
80
Profil MAN Insan Cendekia Serpong tahun 2015, h. 48-51
63
asrama.Adapun perencanaan pembinaan di asrama dan
pendampingan pembinaan individu dapat dilihat pada lampiran
16dan 17 .
Menurut Khoirunisasalah satu siswa kelas XI MAN Insan
Cendekia bahwa,pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan sosial
kepada siswa. Guru/pembina asrama sering mengajak ngobrolm
mengajak diskusi. Guru-guru juga senantiasa memberikan contoh dan
menjadi figur bagi diri saya.81
Hal ini juga terlihat pula pada sikap ramah guru-guru. Penerapan
sikap murah senyum dan selalu menyapa setiap kali
berpapasan/bertatap muka dilingkungan sekolah dan asrama.
Ditunjukkan pula sikap menjaga kebersihan lingkungan sekolah.82
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pendidikan
nilai merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam menunjang
kehidupan siswa di asrama dan keberhasilan pengelolaan boarding
school. Pendidikan nilai diintegrasikan oleh seluruh pendidik pada
pembinaan sehari-hari dalam bentuk pendekatan sosial. Selain itu
program-program pendidikan nilai diintegrasikan pada program-
program/kegiatan formal pada pembelajaran kelas yang ada di MAN
Insan Cendekia. Pembina atau guru asrama sangat berperan dalam
penanaman dan pelaksanaan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia
pada waktu bertatap muka pembelajaran di kelas.
81
Hasil wawancara dengan Khoirunnisa (siswa kelas XI), pada tanggal 30 Maret 2016 82
Hasil observasi pada tanggal Maret-Mei 2016
64
3. Tujuan Pendidikan Nilai
Tujuan pembinaan program/pendidikan nilai yang telahditentukan
diharapkan dapat tercapai/sesuai target. Menurut wali asrama putra,
dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan tentu diharapkan agar siswa
siswa bukan saja mempuyai wawasan yang luas, tetapi juga sikap-
sikap yang baik dalam menjalankan kehidupannya.83
Tujuan lain diungkapkan wali asrama putri, bahwa :Tujuannya
agar dapat menciptakan kehidupan yang tertib, rapi, nyaman, mandiri,
dapat bertanggung jawab pada diri sendiri atau tugas. Dengan
pendidikan nilai yang ditanamkan, diharapkan menjadi pembiasaan
perilaku atau sikap yang baik pada siswa.84
Kepala Madrasah mengungkapkan tujuan pendidikan nilai yaitu :
Siswa siswi MAN Insan Cendekia paling utama dididik untuk menjadi
siswa yang scientific (memiliki banyak ilmu pengetahuan dan
teknologi ) ahli terhadap ilmu-ilmu terbaru, namun dengan dukungan
atau mengedepankan IMTAQ yang baik dan unggulan. Maka dengan
penanaman dan pendidikan dari boarding school ini diharapkan sikap
nilai-nilai itu tumbuh dan tertanam pada siswa.85
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui, bahwa tujuan
pendidikan nilai bagi siswa di MAN Insan Cendekia, agar menjadikan
perilaku siswa siswi menjadi lebih baik. Bukan hanya unggul dalam
ilmu pengetahuan umum, tetapi menjadi siswa siswi yang memiliki
sikap spiritual yang baik. maka sikap atau karakter baik siswa
teetanam pada dirinya
83
Hasil wawancara dengan Bapak Fahruroji MA (Wali asrama Putra), pada 30 Maret 2016 84
Hasil wawancara dengan Ibu Evi Siti F, S. Ag (Wali asrama kelas XI Putri), pada 30 Maret 2016 85
Hasil wawancara dengan ibu Persahini Sidik, M. Si (Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Insan Serpong) pada 27 mei 2016
65
4. Strategi Pendidikan Nilai pada Boarding School
Dalam menerapkan pendidikan nilai diperlukan strategi yang
dilakukan agar tujuan pendidikan nilai dapat tercapai. Terdapat
beberapa pendapat mengemukakan strategi pendidikan nilai sebagai
berikut :
Menurut Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan bahwa :
Selain itu guru-guru juga harus memberikan contoh atau teladan
yang baik kepadSa siswa dan melakukan pendekatan sosial atau
pendekatan personal kepada siswa.Selain itu pula terdapat satu waktu
dimana guru/wali asrama ini melakukan pertemuan untuk
membiccarakan permasalahan yang dihadapi. Dengan hal ini
diharapkan dapat membangun kedekatan pada siswa, sehingga lebih
mudah dalam mengetahui perkembangan siswa.86
Menurut wali asrama putra yang juga berperan sebagai guru mata
pelajaran Qur’an Hadis bahwa :
Peran guru memang sangat penting dalam menanamkan
pendidikan nilai di boarding schoolbahkan salah satu kunci dalam
penanaman nilai pendidikan. Strategi guru-guru di asrama, bukan
hanya melalui pendekatan sosial kepada siswa, tetapi guru bertindak
sebagai seorang figur/contoh/ teladan di dalam menjalankan kehidupan
sehari-harinya di asrama. Dengan menjadi teladan yang baik
diharapkan dapat memberikan contoh pada siswa-siswi. 87
Adapun dapat dipahami, bahwa pendidik dalam menerapkan
strategi yang pendidikan nilai memliki peran yang penting.
Pendidikan nilai yang ditanamkan kepada siswa lebih condong pada
teladan guru guru yang mencontohkan sikap-sikap baik sehingga
menjadi pembiasaan atau budaya di lingkungan sekolah dan asrama.
Wali asrama putri MAN Insan Cendekia menambahkan bahwa :
Terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam menanamkan
pendidikan nilai siswa. Strategi tersebut antara lain : keteladanan guru,
guru menjadi figur atau menjadi contoh kepada siswa-siswa. Melalui
pembinaan disiplin kepada siswa, siswa ditanamkan sikap disiplin
86
Hasil wawancara dengan bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan ) pada 30 Maret 2016 87
Hasil wawancara dengan Bapak Pahrurozi, MA (Wali asrama kelas XII Putra), Pada 30 Mret 2016
66
dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pendekatan siswa secara
personal, mengajak siswa curhat atau menceritakan masalahnya. 88
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa guru/wali
asrama menerapkan strategi pendidikan nilai dengan melakukan
pendekatan-pendekatan kepada siswa. Dari keteladanan saat
pembinaan dan penanaman disiplin pada kegiatan ibadah maupun
kegiatan belajar dapat menjadi suatu pembiasaan bagi siswa. Dapat
disimpulkan, bahwa strategi pendiidkan nilai yang dilakukan guru
berjalan cukup baik, hal ini diupayakan pendidik yang mencakup
pendekatan akademik dan nilai spiritual siswa.
Adapun dapat diketahui bahwa strategi pendidikan nilai yang ada
di MAN Insan Cendekia ini, relevan/sesuai dengan teori yang telah
dipaparkan di bab 2 yang dijelaskan oleh Wibisono bahwa strategi
pendidikan nilai dapat dikembangkan dengan penanaman spiritual dan
akademis siswa. Selain pada kegiatan yang diprogramkan, pendidikan
nilai juga diiintegrasikan pada kegiatan sehari-hari.
5. Program Pembinaan Pendidikan Nilai pada Boarding School
Pembinaan pendidikan nilai di asrama MAN Insan Cendekia,
ditanamkan oleh guru-guru asrama. Siswa melakukan berbagai
kegiatan di asrama setelah jam pelajaraan di sekolah selesai pukul
15.00 WIB. Peran guru asrama dalam pembinaan pendidikan nilai
sangat berpengaruh bagi siswa siswi karena penanaman dilakukan
langsung oleh guru-guru asrama. Siswa siswi juga diawasi langsung
oleh guru asrama.
Menurut Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong bahwa :
MAN Insan Cendekia merupakan MAN yang berbasis boarding
school. MAN Insan Cendekia ini secara garis besar, mengedepankan
nilai keimanan dan ketakwaan kepada siswanya. Dengan tetap
88
Hasil wawancara dengan Ibu Evi Siti Fauziah, S. Ag (Wali asrma kelas XI Putri), Pada 30 Maret 2016
67
mengandalkan nilai-nilai untuk selalu berprestasi dalam bidang ilmu
pengetahuan.89
Program pembinaan asrama meliputi kegiatan-kegiatan pembinaan
selama siswa berada di asrama. Pembinaan pendidikan di asrama ini
untuk melahirkan siswa siswi yang berakhlak bagi kehidupan sehari-
hari. Dengan pembinaan-pembinaan yang ada di asrama tentu memiliki
tujuan masing-masing dari program-program di asrama yang mengacu
kepada perkembangan ilmu pengetahuan teknologi serta iman dan
takwa siswa sesuai dengan visi misi sekolah
Wakil Kepala Madrasah bidang keasramaanmenambahkan bahwa:
Pembinaan keasramaan di sini mencakup pada aspek
religiusitas/keagamaan siswa, kehidupan keasramaan dan
kebahasaan.Pada pembinaan keagamaan di malam hari terdapat
kegiatan belajar mengajar (KBM) keagamaan yang dilaksanakan di
malam hari setelah pelaksanaan solat maghrib berjamaah, berisi
pelajaran-pelajaran agama yang terintegrasi dengan pelajaran di siang
hari di sekolah. Pada kelas KBM keagamaan malam hari, di bimbing
oleh guru asrama sesuai dengan pelajaran masing-masing yang telah
dijadwalkan.90
Pembinaan yang dilakukan oleh seluruh guru di MAN Insan
Cendekia, secara tidak langsung menanamkan nilai kepada siswa. Dari
ketiga aspek tersebut diketahui, bahwa pembinaan
keasramaandilakukan pendidik selama siswa berada di lingkungan
sekolah dan asrama. Hal ini juga ditunjukkan pada jadwal pelajaran
KBM keagamaan (lampiran 15)
Program pembinaan pendidikan di asrama tentu memberikan
dampak positif pada siswa. Hal ini, ditunjukan padahasil wawancara
yang dilakukan peneliti kepada orang tua siswa.Dapat diketahui
bahwa dari pelaksanaan program pendidikan atau pembinaan
pendidikan yang di MAN Insan Cendekia Serpong, putra
89
Hasil wawancara dengan Ibu Persahini, M. Si (Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia) pada 27 Mei 2016 90
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda (Wakamad MAN Insan Cendekia) pada 30 Maret 2016
68
putrinyamengalami peningkatan lebih baik dalam hal ibadah maupun
akademisnya. Serta banyak perubahan hal positif yang biasa dilakukan
di rumah.
Menurut Bapak Anto orang tua dari Aldilla kelas XII
bahwa,“banyak hal positif yang terlihat dari anak saya apabila di
rumah. Terutama dalam religiusitas atau ibadah. Sebagai contoh, anak
saya selalu rajin membaca al Quran setelah selesai solat selain itu
minat belajar dan membaca yang cukup tinggi”.91
Sedangkan Ibu Mira, yang merupakan orang tua dari Raihan, siswa
kelas XII MIPA menambahkan bahwa :
Alhamdulillah, bersyukur anak saya lebih religi/taat beragama,
semakin berbakti kepada orang tua, dan berusaha mendapatkan
hasil yang terbaik dalam melaksanakan pendidikanya. Seperti
contohnya, anak saya berjuang terus untuk mengikuti olimpiade,
padahal selagi masih dudui di SMP, dia kurang tertarik dalam
mengikuti kompetisi dan perubahannya sekarang dia lebih
memiliki jiwa bertanding dan kompetisi. Selain itu juga
semangatnya untuk melanjutkan kuliahnya di universitas unggulan
baik di dalam atau diluar negeri. Semangat dan motivasinya untuk
meraih itu sangat tinggi.92
Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui, bahwa dari
pembinaan yang ada di MAN Insan Cendekia membawa dampak baik
bagi siswa siswi. Kebiasaan positif seperti kegiatan spiritual
keagamaan siswa dapat meningkat serta sikap positi yang tertanam
pada siswa.
Dalam menjalankan pembinaan pendidikan asrama, sudah menjadi
keharusan bahwa pengawasan perlu dilakukan agar dapat diketahui
perkembangan pendidikan nilai tersebut. Menurut wakamad bidang
keasramaan bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap pembinaan
asrama dalam bentuk koordinasi langsung oleh wali asrama. Wakamad
melakukan evaluasi rutin dengan para guru asrama dan mendiskusikan
91
Hasil wawancara dengan Bapak Anto (Orang tua siswa) pada tanggal 17 Juli 2016 92
Hasil wawancara dengan Ibu Mira (Orang Tua Siswa) pada 17 Juli 2016
69
apabila terdapat permasalahan yang signifikan di asrama.93
Dengan
koordinasi langsung dan pertemuan rutin ini, diharapkan program
pembinaan asrama yang ada, dapat diketahui perkembangannya oleh
semua guru. selain itu guru-guru dapat diskusi atau sharing mengenai
permasalahan permasalaha siswa.
Kepala Madrasah mengungkapkan untuk pengawasan terhadap
program program di MAN Insan Cendekia, kepala madrasah selalu
melakukan koordinasi, komunikasi secara rutin. Terkadang pula,
kepala madrasah juga mengontrol langsung, turun langsung.
Contohnya, Seperti pembinaan program kebersihan, kepala madrasah
melihat langsung. 94
6. Hambatan dalam Penanaman Pendidikan Nilai
Wakil Kepala MadrasahBidang Keasramaan MAN Insan Cendekia
mengungkapkan bahwa :
Segala sesuatu yang dilakukan memiliki hambatan. Begitu
pula dalam menerapkan atau menanamkan pendidikan nilai di
boarding school. Hambatan yang dirasakan yakni dalam
menangani atau mendidik siswa yang sekian banyak dengan
jumlah guru yang masih terbatas. Dan juga pembimbingan
terhadap siswa siswa bermasalah. 95
Dalam penanaman pendidikan nilai, hambatan lain dirasakan oleh
wali asrama putri, bahwa : Selama membimbing dan tinggal di MAN
Insan Cendekia, alhamdulillah belum ada hambatan yang begitu serius.
Hanya saja terkadang dalam membimbing pada siswa yang bermasalah
dibutuhkan perhatian yang lebih.96
Wali asrama putra menambahkan bahwa :
93
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 Maret 2016 94
Hasil wawancara dengan ibu Persahini Sidik , M. Si (Kepala MAN Insan Cendekia ), pada 27 Mei 2016 95
Hasil wawancara dengan Bapak Chairul Huda, S. Ag (Wakamad Bidang Keasramaan), pada 30 Maret 2016 96
Hasil wawancara dengan Ibu Eva Siti Wali Asrama kelas XI putri), pada 30 Maret 2016
70
Alhamdulillah, selama di MAN Insan Cendekia tidak ada
hambatan yang begitu serius. Namun kendala atau hambatan past
dirasakan. Tetapi, kami sebagai pendidik dan pembina asrama di
MAN Insan Cendekia, lebih memberikan perhatian kepada siswa
kelas XI, karena di tingkat ini siswa siswi lebih sibuk dengan
berbagai kegiatan organisasi dan tidak melakuan tanggung jawab
terhadap akademisnya. Di tingkat XI kondisi psikologis siswa
siswa lebih sensitif dan rentan. 97
Berdasarkan pemaparan dan hasil wawancara diatas, bahwa
hambatan hambatan yang dialami berbeda-beda. Hambatan yang
dialami anatara lain masih kurang guru asrama dengan jumlah siswa
yang lumayan banyak, maka perlu penanganan dan pengawasan ekstra
bagi siswa siswi MAN Insan Cendekia, agar pembinaan pendidikan
nilai dapat tercapai dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun di
masyarakat.
C. Temuan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang diperoleh penulis maka dapat diketahui ada
keberhasilan dan hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan
nilai di boarding school MAN Insan Cendekia Serpong. Menurut penulis,
keberhasilan yang dicapai dari pendidikan nilai siswa pada program
boarding school yaitu :
1. Pendidikan nilai ditanamkan oleh semua guru
Guru–guru di sekolah dan guru asrama di MAN Insan
Cendekia menanamkan pendidikan nilai pada program pendidikan
formal maupun pada kegiatan informal di asrama. Hal ini
ditunjukkan dengan guru-guru selalu mengajarkan nilai nilai positif,
nilai-nilai baik di seluruh kegiatan siswa. Mulai dari nilai religius,
nilai akademis, nilai kesopanan, kebersihan dan lain lain.
97
Hasil wawancara dengan Bapak Pahrurozi, MA (Wali Asrama kelas XII Putra), pada 30 Maret 2016
71
2. Pendidikan nilai terintegrasi pada kegiatan sehari hari dan kegiatan
yang diprogramkan.
Pendidikan nilai yang ditanamkan guru-guru di MAN Insan
Cendekia pada kegiatan sehari-hari dengan pendekatan sosial kepada
siswa. Selain itu hal ini ditunjukkan dengan kegiatan spontanitas
guru. Siswa siswi MAN Insan Cendekia diberikan ruang untuk
selalu menceritakan masalah-masalahnya dan menganggap bahwa
guru-guru di asrama sebagai pengganti orang tuanya.
Pendidikan nilai yang ditanamkan pada kegiatan yang
diprogramkan contohnya pendekatan yang dilakukan pada program
pembinaan religiusitas di asrama. Guru menanamkan nilai religius
pada pembinaan di asrama.
3. Pendidikan nilai dilakukan oleh seluruh civitas MAN Insan
Cendekia Serpong.
Untuk mendukung tercapainya visi dan misi MAN Insan
Cendekia, pendidikan nilai bukan hanya dilaksanakan oleh guru atau
pendidik di MAN Insan Cendekia, tetapi seluruh civitas yang
meliputi kepala sekolah, guru/pendidik, staff/karyawan sampai
dengan pertugas/pelaksana kebersihan serta keamanan juga harus
mendukung pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia.
4. Hambatan dalam pembagian waktu.
Dengan berbagai kegiatan di MAN Insan Cendekia yang penuh
dan padat, adanya kesulitan dalam pembagian waktu. Padat dan
banyaknya kegiatan siswa namun masih adanya keinginan siswa
dalam penambahan kegiatan. Sebagai contoh pada ekstrakurikuler
yang cukup diminati siswa namun karena waktunya yang kurang,
kegiatan tersebut tidak dapat terlaksana.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya,
maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan nilai siswa pada boarding school
di MAN Insan Cendekia Serpong sudah berjalan dengan baik. Hal ini
terlihat melalui proses pendidikan nilai yang ditanamkan kepada siswa
oleh semua guru dan seluruh civitas sekolah MAN Insan Cendekia
Serpong. Hasilnya ditunjukkan dengan sikap siswa yang memiliki tingkat
disiplin serta nilai spiritual yang kuat. Selain itu, >90% lulusan yang
diterima perguruan tinggi yang berkualitas. Pendidikan nilai juga
diintegrasikan pada kegiatan-kegiatan yang diprogramkan seperti kegiatan
pembelajaran formal di sekolah (kelas) dan juga diintegrasikan pada
kegiatan kegiatan sehari-hari di asrama dan sekolah.
B. Saran-saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan di atas, maka penulis
menyampaikan beberapa saran semoga bermanfaat untuk perbaikan di
masa yang akan datang, khususnya bidang boarding sebagai penunjang
pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia sebagai berikut :
1. Kepala madrasah dapat meningkatkan program pembinaan
pendidikan yang ada di asrama., seperti pada kegiatan belajar
mengajar (KBM) keagamaan malam hari di asrama.
2. Kepada guru-guru khususnya guru asrama, harus terus mencari dan
mengembangkan strategi pendidikan nilai yang terbaru bagi siswa,
dansebaiknya ada penambahan jumlah guru atau wali asrama agar
tertanamnya pendidikan nilai siswa lebih kuat dan pembinaan
asrama yang lebih efektif, sehingga lebih banyak lagi generasi-
73
3. generasi yang bukan saja memiliki pengetahuan yang luas tetapi juga
generasi yang memiliki nilai baik.
4. Kepala Madrasah dan guru-guru harus tetap terus mengupayakan
program/kegiatan pembinaan nilai berjalan dengan baik.
Menyeimbangkan dengan kegiatan pendidikan formal di sekolah atau
kegiatan pembelajaran di kelas dengan berbagai kegiatan pembinaan
yang ada di asrama. Hal ini sangat penting agar keberhasilan pendidikan
nilai tetap terlaksana
.
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka,
2011.
Ahmadi, Abu., Dkk. Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rhineka Cipta, Cet. II, 2007.
Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta: Kencana, et. II, 2007.
---------. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Kencana,
2007.
El Mubarok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, cet. II,
2009
Engkoswara, dkk., Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Hendriyanti,Pelaksanaan Program Boarding School dalam Pembinaan Moral Siswa,
Vol. XIX, Ta’dib, 2014
Joyce. M. Hawkens, Oxford-Erlangga 9Kamus Inggris Indonesia0, (Jakarta : PT.
Gelora Aksara, 2005.
Kesuma, Darma. dkk, Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah),
(Bandung : Remaja Rosadakarya, 2012), cet. III,
Maknun, Johar. “ Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Keunggulan
Lokal”, 2010,
Maksudin. Pendidikan Karakter Non Dikotomik, Jakarta : Pustaka Pelajar & FITK
UIN Sunan KaliJaga, Cet. I, Jurnal Pendidikan 2013
Mulyana, Rohmat. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : Alfabeta, Cet. I,
2004
Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta : Bumi Aksara, Cet. I, 2011
75
Nata, Abuddin. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga – Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, 2002
Zuriah, Nurul.Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan,
Jakarta : Bumi Aksara. Cet. IV, 2015.
Qomar, Mujammil. Pesantren (Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi), Jakarta : Gelora Aksara, 2007.
Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan), Jakarta:
Kalam Mulia, 2015.
Riskiani. Pengaruh Sistem Boarding School Terhadap Pembentukan Karakter Siswa,
Vol. VI, Nomor. 01, Jurnal Pendidikan, 2012
Samami, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Jakarta :
PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Solahuddin, Anas. dan Alkriencihie, Irwanto. Pendidikan Karakter (Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), Bandung : Pustaka Setia, 2011.
Soleh, Muhammad. “Perbedaan Motivasi Belajar siswa yang Menggunakan Sistem
Boarding School dan Siswa Yang tidak Menggunakan Sistem Boarding
School”, Vol. 01, E-Journal Pendidikan, 2013.
Suardi, Pengantar Pendidikan (Teori dan Aplikasi), Jakarta : Indeks Permata Puri
Media. Cet. II, 2012
Suhardi, Didik. Peran SMP Berbasis Pesantren Sebagai Upaya Penanaman
Pendidikan Karakter Kepada Generasi Bangsa”, th. II, No. 3, E- Journal
Pendidikan 2012
Suharsaputra, Uhar. AdministrasiPendidikan, Jakarta: PT RefikaAditaPratama,
2010.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
Cet. I , 2005.
Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan karakter berbasis tradisi pesantren, Jakarta :
Tim Rumah Kitab , Cet. I, 2014
76
Undang-undang No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
www.sdm.data.kemendikbud.go.ig, 10 Agustus 2016
Wahab, Abdul. dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Jakarta : Ar Ruz Media, 2011.
Yuliati, Qiqi, Zakiah. dan Rusdiana. Pendidikan Nilai (Kajian Teori Praktek di
Sekolah, Bandung: Pustaka Setia, Cet. l, 2014
Zusnani, Ida. Manajemen Pendidikan Berbasis Karakter Bangsa, Jakarta: Tugu
Publisher, Cet. I, 2012.
Anto. Orang tua siswa, wawancara, 17 Juli 2016
Baedowi, Away. Wakamad bidang kesiswaan, wawancara, 13 Juni 2016
Fahruroji. Wali Asrama kelas XII Putra, wawancara, 30 Maret 2016
Fauziah, Evi Siti. Wali asrama kelas XI Putri, wawancara, 30 Maret 2016
Huda, Chairul. Wakamad Bidang Keasramaan, wawancara, 30 maret 2016
Khoirunnisa. siswi kelas 11 IPA, Wawancara, 30 Maret 2016
Mira. Orang Tua Siswa, wawancara 17 Juli 2016
Sidik, Persahini. Kepala Madrasah, wawancara 27 mei 2016
Profil MAN Insan Cendekia Serpong,dokumentasi, tahun 2015
77
78
LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1
Pedoman Observasi
Variabel Dimensi Sub dimensi
Boarding school Kegiatan asrama 2. Bentuk-bentuk
kegiatan/pembinaan spiritual
yang dilakukan di asrama
mencakup kegiatan
(solat wajib berjamah,
solat tahajjud, membaca dan
menghafal Al-Qur’an, puasa
sunnah, ceramah dsb)
2. Bentuk kegiatan akademik
(kegiatan pembelajaran malam,
pendalaman materi, belajar
mandiri asrama dsb).
3. Bentuk kegiatan non akademik
(olahraga : sepak bola,
tenis meja, taekwondo, voli,
basket. Kesenian : Tari Saman,
Hadroh, Marawis.
Kedisiplinan : Pencinta
alam, Paskibra, PMR, dsb)
Pendidikan nilai
siswa
Strategi penanaman
nilai siswa
8. Bentuk pendekatan pembinaan
spiritual siswa (pembinaan
keagamaan, ibadah (solat,
membaca Al Qur’an, puasa
79
sunnah, ceramah)
9. Bentuk pendekatan pembinaan
akademik
(Kegiatan pembelajaran,
jam tambahan/pendalaman
materi, pengawasan belajar
mandiri)
10. Bentuk pendekatan sosial
guru/pendidik asrama
(menunjukkan sikap empatik
dan simpatik pada seluruh
siswa, berperan sebagai
konselor bagi siswa)
11. Bentuk pendekatan guru (guru
memberikan teladan/contoh
pada siswa)
12. Tempat pelaksanaan
pembinaan/kegiatan akademis
siswa (ruang kelas, mesjid, aula
pertemuan)
13. Metode, materi, sumber belajar
14. Sarana prasarana yang di
gunakan (laboratorium, Ruang
CSA, asrama, Al qur’an, sound
system, proyektor)
80
Lampiran 2
Daftar Ceklist Studi Dokumentasi
No Dokumen
1. Jadwal kegiatan rutin asrama
2. Data jumlah guru pembina asrama
3. Tata tertib atau peraturan pembinaan asrama
4. Dokumen materi pembinaan keagamaan
c. Buku panduan/pedoman materi
d. Jadwal materiajar
5. Dokumen materi pembinaan ekstrakurikuler
c. Buku pedoman materi
d. Jadwal kegiatan ekstrakurikuler
6. Buku penilaian/evaluasi kegiatan asrama
d. Buku penilaian spiritual
e. Buku penilaian akademik
f. Buku penilaian non akademik
7. Dokumen hasil pekerjaan/tugas-tugas kegiatan pembelajaran di asrama
e. Data absen
f. Laporan nilai
g. Laporan tugas tertulis (paper/essay)
h. Laporan tugas non tulis (menghafal)
8. Data sarana pendidikan
d. Ruang kelas
e. Proyektor
f. Buku pelajaran
9. Data prasarana
81
h. Mesjid
i. Asrama
j. Laboratorium
k. Ruang pertemuan/aula
l. Ruang media/ IT (CSA)
m. Komputer/laptop
n. Lapangan olahraga
10. Dokumen sekolah
c. Profil sekolah
d. Kurikulum pembinaan pendidikan di asrama
11. Dokumen bentuk kegiatan asrama
e. Panduan kegiatan-kegiatan spiritual/asrama
f. Panduan kegiatan akademis
g. Laporan program pembinaan
h. Rencana pengembangan program pendidikan nilai
82
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
A. Untuk Kepala Madrasah
1. Apa saja persyaratan dalam pemilihan pembina/guru asrama ?
2. Bagaimana kebijakan kepala madrasah dalam menentukan program-
program pendidikan pada boarding school ?
3. Apakah kepala madrasah ikut menentukan program-program
pembinaan asrama ? program seperti apa ?
4. Adakah program-program khusus yang dilakukan guna pengembangan
bagi pembina/guru asrama ?
5. Bagaimana strategi pembinaan spiritual, akademik dan non akademik
yang diterapkan ?
6. Apa saja nilai-nilai pendidikan (agama dan akademik) yang
diupayakan pada boarding school ?
7. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan akademik dan non
akademik pada boarding ?
8. Apa strategi yang dilakukan kepala madrasah dalam mencapai
keberhasilan pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia ?
9. Bagaimana latar belakang/Asal daerah orang tua siswa siswi MAN
Insan Cendekia ?
83
B. Untuk Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan
1. Berapa jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan pada boarding
school ?
2. Apa saja kualifikasi sebsgai guru/pembina asrama ?
3. Bagaimana konsep pendidikan nilai yang diterapkan pada boarding
school ini?
4. Bagaimana model pembinaan (akademik dan non akademik ) siswa di
asrama?
5. Apa tujuan pembinaan yang dilakukan di asrama ?
6. Kurikulum apa yang diterapkan dalam pendidikan pada boarding
school ?
7. Siapa saja yang merumuskan kegiatan/program pembinaan boarding
school ?
8. Siapa yang berperan dalam menentukan materi pembinaan (akademik
dan non akademik) di asrama seperti waktu, tempat dan materi ajar?
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penerapan program
pembinaan asrama ? seperti apa bentuk pengawasan tersebut ?
10. Apa saja upaya yang dilakukan dalam pengembangan program
pembinaan asrama ?
11. Hambatan apa yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai
pada boarding school ?
12. Dampak atau hasil yang dirasakan dari pembinaan-pembinaan
pendidikan nilai terhadap siswa ?
84
C. Untuk Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
1. Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan nilai di MAN Insan
Cendekia?
2. Apa saja kegiatan-kegiatan yang mencakup bagian kesiswaan ?
3. Apakah siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ?
4. Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler adakah guru yang terlibat
langsung ?
5. Nilai apa saja yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
dan OSIS yang diikuti siswa ?
6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka penanaman
pendidikan nilai pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler siswa dan
OSIS ?
7. Apa saja tantangan yang dirasakan dalam pembinaan pendidikan nilai
pada kegiatan ekstrakurikuler ?
8. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Wakamad bidang
kesiswaan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ?
85
D. Untuk Guru/Pembina Asrama
1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding
school ?
2. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan (jadwal kegiatan, materi,
metode) program pembinaan pada boarding school ?
3. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari setiap program pembinaan di
asrama ?
4. Adakah buku pedoman/ materi ajar pada program pembinaan
akademik siswa di asrama ?
5. Bagimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam
menerapkan pendidikan nilai ?
6. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program
pendidikan nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ?
7. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program
pendidikan nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ?
8. Bagiamana metode yang digunakan dalam pembinaan (spiritual,
akademik dan non akademik ) di asrama ?
9. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ?
10. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai
bagi siswa siswi ?
11. Berapa jumlah siswa yang diterima setiap tahun dan jumlah
keseluruhan siswa pada boarding school ini ?
86
E. Untuk Siswa
1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ?
2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ?
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (program-
program pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding
school ?
4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan
(cara) yang dilakukan pembina asrama ?
5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan
(spiritual, akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa
keberatan/tertekan ?
6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan
(akademik, non akademik) di asrama ?
87
F. Untuk Orang tua
1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti
pendidikan di MAN Insan Cendekia ?
2. Sejauh ini, apa dampak yang terlihat setelah mengikuti berbagai
program pembinaan pendidikan di boarding school ?
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam
evaluasi pembinaan asrama ?
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran
kepada pihak sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ?
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ?
88
Lampiran 4
Hasil Wawancara dengan Kepala Madrasah MAN Insan Cendekia Serpong
Nama : Dra. Persahini Sidik, M. Si
Tanggal : 26 Mei 2016
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah
1. Apa saja persyaratan dalam pemilihan guru asrama ?
Jawaban :Untuk menjadi guru-guru asrama di MAN Insan Cendekia
Serpong, dari awal memang ingin menjadi guru asrama atau ditempatkan
menjadi pembimbing asrama. Dalam penyeleksian untuk menjadi guru
asrama, sama seperti guru-guru bidang studi lainnya. Seleksi atau
pemilihannya antara lain dengan seleksi berkas, seleksi tulis, wawancara dan
praktek. Selain itu, Untuk menjadi guru/pembina asrama tentu harus memiliki
pengetahuan agama yang lebih dikuasai, karena secara umum guru asrama ini
akan membimbing pelajaran keagamaan di asrama dan juga mengajar
pelajaran agama yang dibutuhkan oleh sekolah
2. Bagaimana kebijakan kepala madrasah dalam menentukan program-program
pendidikan di asrama ?
Jawaban : Dari awal pendirian sekolah, MAN Insan Cendekia memiliki
tujuan yaitu menyeimbangkan antara Iptek dan Imtak bagi siswa siswinya.
Maka untuk mendukung program-program tersebut, selalu ada rapat evaluasi
dan rapat koordinasi. Kepala madrasah memberikan wewenang kepada unsur
keasramaan yakni wakamad bidang keasramaan dan juga guru-guru asrama
dalam menentukan program keasramaan, namun tetap dalam pengawasan
kepala madrasah. Dengan kegiatan evaluasi dan laporan program kepada
kepala madrasah, kemudian program-program tersebut didiskusikan bersama
89
apakah terus dilanjutkan atau tidak dan pengembangan-pengembangan
seperti apa yang seharusnya dilakukan demi kemajuan MAN Insan Cendekia.
3. Apakah kepala madrasah ikut menentukan program pendidikan asrama ?
Jawaban : Mengenai program pendidikan keasramaan, kepala madrasah
banyak melakukan monitor dan evaluasi berkala apakah program-program
berjalan baik atau sebaliknya. Kepala madrasah melakukan kontrol di setiap
kegitan yang ada.
4. Adakah program khusus yang dilakukan guna pengembangan bagi
pembina/guru asrama ?
Jawaban : Apabila spesifik bagi pengembangan guru/pembina asrama, sangat
jarang sekali. Tetapi untuk guru-guru lain atau guru-guru sekolah secara
menyeluruh seringkali sekolah mengikuti atau mengadakan sendiri program
pengembangan tersebut. Seperti workshop, pelatihan, mendatangkan ahli dari
pusdiklat, atau diskusi dengan ahli/guru yang memiliki pengalaman lebih.
Namun apabila secara spesifik keasramaan, biasanya setiap tahun melakukan
studi banding ke lembaga pendidikan yang berbasis boarding.
5. Bagaimana strategi yang dilakukan kepala sekolah terhadap pembinaan
spiritual/ akademik yang diterapkan ?
Jawaban : Secara berkala, kepala madrasah mengadakan rapat rutin oleh
seluruh unsur kepemimpnan di MAN Insan Cendekia. Untuk penentuan
strategi atau program-program pembinaan keasramaan diamanahkan kepada
wakil bidang keasramaan. Dan juga melakukan evaluasi berkala, agar seluruh
koordinasi dan program pembinaan keasramaan dapat berjalan lancar.
6. Apa saja nilai-nilai pendidikan (agama dan akademik) dan pembinaan
yangdiupayakan pada boarding school ?
Jawaban : MAN Insan Cendekia merupakan MAN yang berbasis boarding
school. MAN Insan Cendekia ini secara garis besar, mengedepankan nilai
keimanan dan ketakwaan kepada siswanya. Dengan tetap mengandalkan nilai-
nilai untuk selalu berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan. Program
pembinaan asrama meliputi kegiatan-kegiatan pembinaan selama siswa berada
di asrama. Program pembinaan asrama ini dihargai dengan 12 jam pelajaran.
Pembinaan pendidikan di asrama ini untuk melahirkan siswa siswi yang
berakhlak sesuai dengan visi misi MAN Insan Cendekia. Dengan pembinaan-
pembinaan yang ada di asrama tentu memiliki tujuan dan nilai masing-masing
dari program-program di asrama.
7. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan akademik dan non
akademik pada boarding ?
Jawaban : Siswa siswi MAN Insan Cendekia paling utama dididik untuk
menjadi siswa yang scientific (memiliki banyak ilmu pengetahuan dan
90
teknologi ) ahli terhadap ilmu-ilmu terbaru, namun dengan dukungan atau
mengedepankan IMTAQ yang baik dan unggulan. Maka dengan penanaman
dan pendidikan dari boarding school ini diharapkan sikap nilai-nilai itu
tumbuh dan tertanam pada siswa.
8. Bagaimana latar belakang/asal orang tua siswa siswi MAN Insan Cendekia ?
Jawaban : asal daerah seluruh siswa siswi lebih condong dari pulau
Jawa, namun ada beberapa dari pulau Sumatera.
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan kepala madrasah dalam program
pembinaan pendidikan nilai tersebut ?
Jawaban : Untuk pengawasan terhadap program program di MAN Insan
Cendekia, kepala madrasah selalu melakukan koordinasi, komunikasi secara
rutin. Terkadang pula, kepala madrasah juga mengontrol langsung, turun
langsung. Contohnya, Seperti pembinaan program kebersihan, kepala
madrasah melihat langsung
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Kepala Madrasah Penulis
Dra. Persahini Sidik, M. Si Siti Aisyah
91
Lampiran 5
Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan
Nama : Chairul Huda, S. Ag
Lokasi : Ruang Wakil Bidang Keasramaan
1. Berapa jumlah guru yang terlibat dalam pembinaan pada boarding school di
MAN Insan Cendekia Serpong?
Jawaban : Secara umum, semua guru terlibat dalam pendidikan siswa. Untuk
pembinaan program keasramaan tersebut ada 8 orang
2. Apa saja kualifikasi sebagai guru/pembina asrama ?
Jawaban : Untuk guru/pembina asrama ini tergantung kebutuhan yang
memang diperlukan di sekolah. Namun spesifikasinya memiliki pengetahuan
keagamaan yang cukup kuat, memiliki pengalaman mengelola
sekolah/pesantren. Penyeleksiannya pula melalui seleksi berkas, seleksi
wawancara dan seleksi tulis.
3. Bagaimana konsep pendidikan nilai yang diterapkan pada boarding school ?
Jawaban : Di MAN Insan Cendekia, pendidikan nilai merupakan hal yang
krusial. Pendidikan nilai yang dilakukan pendidik atau pembina asrama
sendiri dapat dilakukan secara terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari siswa
selama di sekolah atau pun di asrama. Siswa siswi di didik untuk dapat
mengamalkan nilai-nilai positif di kehidupan sehari-hari.
4. Bagaimana bentukprogram pembinaan siswa di asrama?
Jawaban : pembinaan asrama di sini mencakup pada aspek
religiusitas/keagamaan siswa, kehidupan keasramaan dan kebahasaan siswa.
Pada pembinaan keagamaan di malam hari terdapat kegiatan belajar mengajar
(KBM) keagamaan yang dilaksanakan di malam hari setelah pelaksanaan solat
maghrib berjamaah, berisi pelajaran-pelajaran agama yang terintegrasi dengan
pelajaran di siang hari di sekolah. Pada kelas KBM keagamaan malam hari, di
bimbing oleh guru asrama sesuai dengan pelajaran masing-masing yang telah
dijadwalkan.
92
5. Apa tujuan pembinaan yang dilakukan di asrama ?
Jawaban : Pembinaan pendidikan di asrama bertujuan untuk menanamkan
nilai-nilai baik/positif kepada siswa. Pembinaan yang dilakukan di asrama
mendidik siswa untuk disiplin dan mandiri.
6. Bagaimana kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan pada boarding
school ?
Jawaban : Proses pendidikan di Boarding school ini, dimulai setelah siswa
selesai mengikuti pelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran keagamaan di
asrama juga merupakan pelengkap/tambahan pelajaran keagamaan siang hari
di sekolah. Dengan waktu di sekolah yang terbatas, maka pelajaran-pelajaran
agama ini ditambahkan waktunya di malam hari.
7. Siapa yang berperan dalam menentukan materi pembinaan (akademik ) di
asrama seperti waktu, tempat dan materi ajar?
Jawaban : Program pembelajaran agama malam merupakan waktu tambahan
pelajaran agama di siang hari di sekolah. Maka materi ajar sendiri, guru
menyesuaikan dengan materi di sekolah. Untuk rencana pembelajarannya
sendiri, guru asrama menentukannya secra sederhana.
8. Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menerapkan pendidikan nilai pada
boarding school ?
Guru-guru memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswa dan
melakukan pendekatan kepada siswa. Selain itu pula terdapat satu waktu
dimana guru/wali asrama ini melakukan pertemuan untuk membiccarakan
permasalahan yang dihadapi. Dengan hal ini diharapkan dapat membangun
kedekatan pada siswa, sehingga lebih mudah dalam mengetahui
perkembangan siswa.
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dalam penerapan program
pembinaan asrama ? seperti apa bentuk pengawasan tersebut ?
Jawaban : Pengawasan yang dilakukan dalam bentuk koordinasi
langsung oleh wali asrama. Wakamad melakukan evaluasi rutin dengan para
93
guru asrama dan mendiskusikan apabila terdapat permasalahn-permasalahan
yng signifikan di asrama
10. Hambatan apa yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai pada
boarding school ?
Jawaban : Segala sesuatu yang dilakukan memiliki hambatan. Begitu pula
dalam menerapkan atau menanamkan pendidikan nilai di boarding school.
Hambatan yang dirasakan yakni dalam menangani atau mendidik siswa yang
sekian banyak dengan jumlah guru yang masih terbatas. Dan juga
pembimbingan terhadap siswa siswa bermasalah
11. Dampak yang dirasakan dari pembinaan-pembinaan pendidikan nilai
terhadap siswa ?
Jawaban : Dampak yang terlihat apabila secara sederhana dari upaya-upaya
pembinaan yang dilakukan di MAN Insan Cendekia, biasanya setelah siswa
menginjak kelas XI atau XII. Kedidiplinan dan kemandirian yang cukup kuat
pada siswa.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wakamad Bid. Keasramaan Penulis
Chairul Huda, S. Ag Siti Aisyah
94
Lampiran 6
Hasil Wawancara Dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
Nama : Bapak Away Baedowi, MA
Lokasi : Ruang Wakamad Bidang kesiswaan
1. Bagaimana pendapat bapak tentang pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia?
Jawaban : Pendidikan nilai itu sangat penting, karena dari pelaksanaan nilai-
nilai itu sendiri akan berdampak pada diri siswa-siswa. Pendidikan nilai
sendiri secara tersirat ditanamkan pada siswa siswi yang perubahannya dapat
dilihat dari sikap siswa.
2. Apa saja kegiatan-kegiatan yang mencakup bagian kesiswaan ?
Jawaban : Untuk kegiatan kesiswaan ini mencakup pada kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan osis dan kegiatan bimbingan pada siswa siswi.
3. Apakah siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ?
Jawaban : Menurut wakamad bidang kesiswaan, setiap siswa diwajibkan
mengikuti satu ekstrakurikuler dan maksimal mengikuti 2 ekstrakurikuler.
Siswa diwajibkan mengikuti ekstrakurikuler karena untuk melatih
keterampilan atau bakat siswa.
4. Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler adakah guru yang terlibat langsung ?
Jawaban : Pada setiap kegiatan ekstrakurikuler di MAN Insan Cendekia di
tangani oleh pelatih dari kegiatan tersebut. Sedangkan guru-guru di sini
berperan sebagai koordinator atau pendamping dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
5. Nilai apa saja yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dan
OSIS yang diikuti siswa ?
Jawaban : dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa diharapkan
mampu mengembangkan dirinya. Siswa diarahkan pada keterampilan yang
95
mereka minati. Sekain itu dari kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada
dapat melatih percaya diri, keberanian untuk tampil, disiplin waktu dan
komitemen.
6. Bagaimana strategi yang diterapkan dalam rangka penanaman pendidikan
nilai pada kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler siswa dan OSIS ?
Jawaban : siswa mulai ditanamkan nilai pada saat masa taaruf siswa/MOS
untuk melihat penampilan berbagai ektrakurikuler yang ada. Selain itu,
wakamad menyampaikan pula kepada pelatih atau pembina ekskul agar
apabila terdapat event/acara disesuaikan dengan visi misi, tidak adanya unsur-
unsur di luar norma-norma yang berlaku di MAN Insan Cendekia. Dapat
melatih sesuai dengan norma agama dan norma susila, melatih kedisiplinan
yang tinggi. Dari kegiatan OSIS yang dilimpahkan pada siswa, dilatih sikap
kepemimpinan dan tanggung jawab sebagai pengurus tanpa meninggalkan
kewajibannya untuk belajar dan meraih prestasi di sekolah.
7. Apa saja tantangan yang dirasakan dalam pembinaan pendidikan nilai pada
kegiatan ekstrakurikuler ?
Jawaban : Tantang yang dihadapi dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler
ini yaitu bisanya permasalahan waktu. Karena kurangnya kesempatan waktu
atau waktu yang terbatas, ada ekskul yang kemudian di off/diberhentikan,
karen kesibukan dan jadwal yang sudah padat di MAN Insan Cendekia.
96
8. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan Wakamad bidang kesiswaan
dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ?
Jawaban : Untuk pengawasan kegiatan ekstrakurikuler siswa, bidang
kesiswaan melimpahkan pada pendamping yang sudah ditunjuk untuk
mengawasi.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wakamad Bid. Kesiswaan Penulis
Away Baedhowy, MA Siti Aisyah
Lampiran 7
97
Hasil Wawancara dengan Guru Asrama
Nama : Bapak Fahrurozi, MA
( Wali Asrama kelas XII Putra)
Lokasi : Gedung administrasi MAN Insan Cendekia Serpong
1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding school ?
Jawaban : Gambaran secara umum kegiatan siswa siswi MAN Insan Cendekia :
Pagi : solat subuh berjamaah, membaca al quran, kajian/menghafal al quran,
sarapan,siap siap sekolah, sholat dhuha, apel sebelum sekolah
Siang : kegiatan belajar di sekolah sampai pukul 15.30
Malam : setelah maghrib siswa belajar keagamaan sampai pukul 19.50 sesuai dengan
jadwal masing-masing, solat isya dan dilnjutkan belajar mandiri atau mengerjakan
tugas-tugas sekolah.
2. Bagaimana konsep pendidikan nilai pada boarding school ?
Pendidikan nilai di MAN Insan Cendekia sangat fundamental. Dengan
pendidikan nilai yang ada di asrama memberikan pengaruh terhadap pendidikan
dan sikap di sekolah yang berpengaruh juga pada prestasi-prestasi siswa
3. Apa saja tujuan yang ingin dicapai dari setiap program pembinaan di asrama ?
Dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan tentu diharapkan agar siswa siswa
bukan saja mempuyai wawasan yang luas, tetapi juga sikap-sikap yang baik
dalam menjalankan kehidupannya.
4. Adakah buku pedoman/ materi ajar pada program pembinaan akademik siswa di
asrama ?
Jawaban : biasanya, untuk guru-guru yang mengajar pelajaran keasramaan
tergantung guru-guru masing. Masing-masing guru menggunakan buku pelajaran
terbaru sebagai acuan yang disesuaikan dengan pelajarannya.
98
5. Bagimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam menerapkan
pendidikan nilai ?
Jawaban : Dalam menerapkan pendidikan nilai di lingkungan boarding, guru-
guru asrama melakukan pendekatan lebih kepada pendekatan sosial. Guru selalu
mengajak siswa menceritakan masalah-masalahnya atau menganggapnya guru
sebagai orang tua ataupun teman sendiri. Bahkan setiap minggunya
dikhususkan/diberikan waktu apabila siswa ingin melakukan konseling atau
sekadar curhat kepada guru atas permasalahan yang dialaminya.
6. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan
nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ?
Jawaban : Peran guru memang sangat penting dalam menanamkan pendidikan
nilai di boarding schoo bahkan salah satu kunci penanaman nilai pendidikan.
Strategi guru-guru di asrama, bukan hanya melalui pendekatan sosial kepada
siswa, tetapi guru bertindak sebagai seorang figur/contoh/ teladan di dalam
menjalankan kehidupan sehari-harinya di asrama. Dengan menjadi teladan yang
baik diharapkan dapat memberikan contoh pada siswa-siswi.
7. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan
nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ?
Jawaban : untuk mengintegrasikan progrm pendidikan pada kegiatan
pembelajaran ini sebagai contohnya, guru menerapkan kedisiplinan yang tinggi
di jam-jam belajar. Guru mencontohkan juga sebagai sosok yang disiplin.
8. Bagiamana metode yang digunakan dalam pembinaan (spiritual, akademik dan
non akademik ) di asrama ?
Jawaban : Metode yang dilakukan dalam pembinaan atau pendidikan siswa siswi
di asrama secara menyeluruh. Dalam pembinaan spiritual, kepribadian dan
keasramaa siswa di tanamakan kedisiplinan dan kemandirian.
99
9. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ?
Jawaban : Dampak atau manfaat dari penanaman pendidikan memang tidak
selalu dirasakan secara instant. Butuh waktu untuk merasakannya atau melihat
sikap-sikap apa yang sudah tertanaman pada diri siswa. Namun perubahan-
perubahan sederhana yang tampak pada siswa seperti dalam hal tata krama, sikap
sapa siswa terhadap tamu atau guru di sekolah dan juga kedisiplinan siswa.
10. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai bagi
siswa siswi ?
Jawaban : Alhamdulillah, selama di MAN Insan Cendekia tidak ada hambatan
yang begitu serius. Namun kendala atau hambatan past dirasakan. Tetapi, kami
sebagai pendidik dan pembina asrama di MAN Insan Cendekia, lebih
memberikan perhatian kepada siswa kelas XI, karena di tingkat ini siswa siswi
lebih sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi dan tidak melakuan tanggung
jawab terhadap akademisnya. Di tingkat XI kondisi psikologis siswa siswa lebih
sensitif dan rentan.
11. Berapa jumlah siswa yang diterima setiap tahun pada boarding school ini ?
Jawaban : Untuk setiap tahunnya, jumlah siswa yang diterima kurang lebih 120
siswa. Dengan 1 wali asrama putra dan 1 wali asrama putri tiap angkatan.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wali Asrama Putra Penulis
Fahrurozi, MA Siti Aisyah
100
Lampiran 8
Hasil Wawancara Dengan Guru Asrama
Nama : Ibu Evi Siti Fauziah, S. Ag
(wali asrama kelas XI putri )
Lokasi : Ruang Guru Asrama
1. Bagaimana gambaran kegiatan/program yang ada pada boarding school ?
Jawaban :Gambaran secara umum kegiatan siswa siswi MAN Insan Cendekia
yaitu
Pagi : solat subuh berjamaah, membaca al quran, kajian/menghafal al quran,
sarapan,siap siap sekolah, sholat dhuha, apel sebelum sekolah
Siang : kegiatan belajar di sekolah sampai pukul 15.30
Malam : setelah maghrib siswa belajar keagamaan sampai pukul 19.50 sesuai
dengan jadwal masing-masing, solat isya dan belajar mandiri. Ada pula sisswa
yang mengerjakan tugas di Ruang CSA.
2. Siapa saja yang berperan dalam penyusunan (jadwal kegiatan, materi, metode)
program pembinaan pada boarding school ?
Jawaban : dalam penentuan jadwal atau materi biasanya diadaka rapat rutin
bersama Wakamad dan guru-guru asrama.
3. Bagaimana pendekatan yang dilakukan guru/pembina asrama dalam menerapkan
pendidikan nilai ?
Jawaban : Pendekatan oleh guru-guru asrama lebih kepada pendekatan seca
personal. Guru menanamkan pada siswa, agar siswa-siswi menganggap guru
seperti orang tua sendiri. Sering mengajak cerita atau menceritakan permasalahan
atau kendala yang dihadapi. Selain itu seringkali menanyakan perkembangan
belajar maupun organisasi.
101
4. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan
nilai pada kehidupan sehari hari di boarding school ?
Jawaban : Terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam menanamkan
pendidikan nilai siswa. Strategi tersebut antara lain : keteladanan guru, guru
menjadi figur atau menjadi contoh kepada siswa-siswa. Melalui pembinaan
disiplin kepada siswa, siswa ditanamkan sikap disiplin dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Pendekatan siswa secara personal, mengajak siswa curhat atau
menceritakan masalahnya.
5. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengintegrasikan program pendidikan
nilai pada kegiatan pembelajaran di boarding school ?
Jawaban : Strategi yang dilakukan dalam mngintegrasikan program nilai
pada kegiatan pembelajaran di asrama, biasanya guru memberikan perhatian lebih
pada anak pada saat belajar selain itu menanamkan sikap disiplin di waktu belajar
anak baik di kelas maupun di asrama.
6. Apa tujuan pendidikan nilai dari pembinaan pendidikan boarding school di MAN
Insan Cendekia ?
Tujuannya agar dapat menciptakan kehidupan yang tertib, rapi, nyaman,
mandiri, dapat bertanggung jawab pada diri sendiri atau tugas. Dengan pendidikan
nilai yang ditanamkan, diharapkan menjadi pembiasaan perilaku atau sikap yang
baik pada siswa.
7. Apa dampak/hasil yang terlihat dari program pembinaan di asrama ?
Jawaban : Dampak yang terlihat tidak langsung terlihat progrssnya,
perubahan yang terlihat sederhana seperti hal kesantunan sikap memberi salam
atau sikap sopan siswa.
102
8. Apa saja hambatan yang dirasakan dalam menerapkan pendidikan nilai bagi siswa
siswi ?
Jawaban : Selama membimbing dan tinggal di MAN Insan Cendekia,
alhamdulillah belum ada hambatan yang begitu serius. Hanya saja terkadang
dalam membimbing pada siswa yang bermasalah dibutuhkan perhatian yang lebih.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wali Asrama Putri Penulis
Evi Siti Fauziah, S. Ag Siti Aisyah
103
Lampiran 9
Hasil Wawancara dengan Siswa
Nama : Salma
Kelas : X
Lokasi : Depan mesjid
1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ?
Jawaban : perasaan saya menjadi salah satu siswa MAN Insan Cendekiaini
bersyukur dan senang. Atas dorongan orang tua dan guru-guru SMP terdahulu
untuk bisa masuk/ luluseleksi di MAN Insan Cendekia
2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ?
Jawabannya ; Dari Jakarta dan berasal dari SMP Islam
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (program-program
pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding school ?
Jawaban : di asrama, dididik untuk disiplin baik pada kegiatan ibadah, kegiatn
sehari-hari maupun belajar di asrama
4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan (cara) yang
dilakukan pembina asrama ?
Jawaban : menurut pendapat saya, guru-guru atau pembina asrama di sini sangat
perduli dan memperhatikan kami. Guru-guru seringkali menanyakan kabar dan
menanyakan perkembangan atau permasalahan yang kami hadapi. Siswa-siswi
sering pula disuruh curhat.
5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan (spiritual,
akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa keberatan/tertekan ?
Jawaban : dalam melaksanakan berbagai kegiatan di MAN Insan Cendekia, saya
tidak ada rasa tekanan, mungkin hanya di awal-awal masuk sekolah ini karena
penyesuaian dengan berbagai kegiatan yang ada dan susasana asrama.
6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan (akademik, non
akademik) di asrama ?
104
Jawaban : Saya merasakan lebih disiplin yang ada di diri saya pribadi dalam
menjalankan berbagai kegiatan. Selain itu pelajaran keagamaan malam yang
mendukung pelajaran siang hari, menambahkan atau memperluas pengetahuan
agama saya..
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Siswa Penulis
Salma Siti Aisyah
105
Lampiran 10
Hasil Wawancara Dengan Siswa
Nama : Khairunnisa
Kelas : XI IPA
Lokasi : Di depan koperasi
1. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa boarding school ?
Jawaban : alhamdulillah, rasa syukur dan bahagia bisa lulus seleksi di MAN Insan
Cendekia. Tidak menyangka bisa masuk di sekolah ini
2. Dari mana asal kota dan asal sekolah sebelumnya ?
Jawaban : asal kota Tangerang dan sekolah Madrasah tsanawiyah
3. Bagaimana pandangan kamu tentang pendidikan nilai (program-program
pendidikan spiritual dan akademik ) yang ada di boarding school ?
Jawaban : program-program di sini sangat memberikan banyak manfaat. Saya
merasakan manfaat dari penanaman pendidikan nilai yang ada di asrama dan
sekolah
4. Sejauh ini, bagaimana pendapat kamu tentang pendekatan-pendekatan (cara) yang
dilakukan pembina asrama ?
Jawaban : Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan sosial kepada siswa.
Guru/pembina asrama sering mengajak ngobrol mengajak diskusi. Guru-guru juga
senantiasa memberikan contoh dan menjadi figur bagi diri saya.
5. Apa kendala yang dirasakan dalam mengikuti kegiatan pembinaan (spiritual,
akademik dan non akademik di sini ? adakah rasa keberatan/tertekan ?
Jawaban : alhamdulillah saya tidak merasakan tekanan dalam mengikuti kegiatan
tau program yang ada di MAN Insan Cendekia.
6. Apa manfaat yang didapatkan dari kegiatan-kegiatan pembinaan (akademik, non
akademik) di asrama ?
106
Jawaban : Manfaat yang saya rasakan dari kegiatan-kegiatan pendidikan di
asrama, saya menjadi siswa yang lebih disiplin dan dapat memanfaatkan waktu
dengan berbagai kegiatan hal positif bersama teman-teman di sini.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Siswa Penulis
Khairunnisa Siti Aisyah
107
Lampiran 11
Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa
Nama : Ibu Mira
Orang tua : M. Raihan Ramadhan / kelas : XII MIPA
1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti pendidikan di MAN
Insan Cendekia ?
Jawaban : Harapan yang baik sebagai orang tua kepada anaknya, dapat menjadi
anak soleh, berakhlak mulia dan anak yang cerdas.
2. Sejauh ini, adakah perubahan yang terlihat pada putra/putrinya ? Dampak yang
terlihat setelah mengikuti berbagai program pembinaan pendidikan di boarding
school ?
Jawaban : Alhamdulillah, bersyukur anak saya lebih religi/taat beragama, semakin
berbakti kepada orang tua, dan berusaha mendapatkan hasil yang terbaik dalam
melaksanakan pendidikanya. Seperti contohnya, anak saya berjuang terus untuk
mengikuti olimpiade, padahal selagi masih dudui di SMP, dia kurang tertarik
dalam mengikuti kompetisi dan perubahannya sekarang dia lebih memiliki jiwa
bertanding dan kompetisi. Selain itu juga semangatnya untuk melanjutkan
kuliahnya di universitas unggulan baik di dalam atau diluar negeri. Semangat dan
motivasinya untuk meraih itu sangat tinggi.
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan dalam evaluasi
pembinaan asrama ?
Jawaban : Sebenernya, pihak sekolah sering mengundang atau mengajak rang tua
pada kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan orang tua siswa. Saya juga pernah
hadir pada kegiatan pramuka di bogor pada saat anak saya kelas 10 dan juga
kegiatan stukol di bandung pada saat kelas 11.\
4. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ?
108
Jawaban : Selama ini, saya sebagai orang tua siswa tidak ada keluhan pada
sekolah, karena menurut saya sekolah dan khususnya guru-guru sudah sangat
berdedikasi tinggi untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan anak-annak.
Saya melihat banyak perkembangan itu pada diri anak saya, banyak perubahan dan
kemajuan positif.
5. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ?
Jawaban : Menurut saya. Karena MAN Insan Cendekia Serpong dibawah naungan
Kemennterian Agama, harapan saya agar fasilitas asrama yang ada di MAN Insan
Cendekia lebih ditingkatkan. Sebagai contoh seperti penambahan fasilitas olahraga
untuk mendukung kualitas anak anak. Karena seperti yang telah diketahu bahwa
anak-anak yang melaksanakan pendidikan di MAN Insan Cendekai adalah siswa
yang berprestasi, mempunyai potensi dan akhak yang baik, maka perlu adanya
dukungan terus menerus dari pemerintah atau kementerian agama.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wali Murid Penulis
Ibu Mira Siti Aisyah
109
Lampiran 12
Hasil Wawancara dengan Orang Tua Siswa
Nama : Bapak Anto
Orang tua : Aldilla Yasmin / kelas : XII
1. Apa harapan bapak/ibu kepada puta/putrinya yang mengikuti pendidikan di MAN
Insan Cendekia ?
Jawaban : harapan saya sebagai orang tua, agar anak saya dapat menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mumpuni yang juga didukung serta dibentengu
dengan iman dan takwa.
2. Sejauh ini, apa dampak yang terlihat setelah mengikuti berbagai program
pembinaan pendidikan di boarding school ?
Jawaban : banyak hal positif yang terlihat dari anak saya apabila di rumah.
Terutama dalam religiusitas atau ibadah. Sebagai contoh, anak saya selalu rajin
membaca al Quran setelah selesai solat selain itu minat belajar dan membaca yang
cukup tinggi.
3. Pernahkah pihak sekolah mengundang atau mengikutsertakan pada kegiatan
sekolah ? dan kegiatan apa ?
Jawaban : karena saya sebagai pengurus komite sekolah, jadi pada rapat rutin saya
diundang ke sekolah. Selain itu orang tua juga pernah terlibat di acara I-Care di
mana pada acar tersebut orang tua mendampingi siswa anak anak berkunjung ke
panti asuhan di Bogor. Pada kegiatan lain seperti mendampingi keikutsertaan
anak-anak yang mengikuti perlombaan.
4. Pernahkah orang tua diundang pada kegiatan evaluasi keasramaan?
Jawaban : untuk secara khusus kegiatan atau rapat evaluasi keasramaan tidak,
tetapi orang tua biasa diikutsertakan atau diundang pada kegitan pertemuan rutin
komite dan pihak sekolah secara bulanan. Pada pertemuan ini membahas masalah-
masalah penting kesiswaan.
110
5. Apakah bapak/ibu pernah mengajukan keluhan atau saran-saran kepada pihak
sekolah ? bagimana tanggapan pihak sekolah ?
Jawaban : pernah, hal ini terkait mengenai perizinan untuk keluar. Pda
awalnya perizinan untuk keluar sulit tetapi setelah menyampaikan keluhan dan
saran, maka ada respon yang positif dari pihak sekolah..
6. Adakah saran bapak/ibu bagi perkembangan sekolah ?
Jawaban : saran saya sebagai orang tua, lebih kepada perkembangan dari segi fisik
asrama MAN Insan Cendekia. Selain itu juga sebaiknya ada komunikasi yang
berkesinambungan antara orang tua dengan wali asuh atau wali asrama.
Mengetahui
Interviewee Interviewer
Wali Murid Penulis
Bapak Yanto Siti Aisyah
111
Lampiran 13
Data Guru MAN Insan Cendekia Serpong
No Nama Kategori
Pendidikan
1 Dra. Persahini Sidik, M.Si. Guru S2
2 Ahmad Jalaluddin, S.Ag. Guru S1
3 Dra. Nurhayati, M.Pd. Guru S2
4 Abdul Jalil, M.A. Guru S2
5 Away Baidhowy, M.A. Guru S2
6 Rapiq, S.S., M.Pd. Guru S2
7 Chairul Huda, S.Ag. Guru S1
8 Dra. Rini Kristiani Guru S1
9 Ir. H. Elly Haswani, M.Pd. Guru S2
10 Tubagus Sedyayunta, M.MSI. Guru S2
11 Dra. Sartini Subaryatun M.Pd. Guru S2
12 Kusen, M.Pd. Guru S2
13 Drs. Kris Djuli Wahono Guru S2
14 Drs. Nuryanto Guru S2
15 Dra. Yelnita Nova Guru S1
16 Muhamad Ihsanudin, M.Hum. Guru S2
17 Ipik Ernaka, M.Hum. Guru S2
18 Dra. Renelita Artati, M.Si. Guru S2
19 Drs. H. Japar, M.P.Kim. Guru S2
20 Gustinefa, M.Pd. Guru S2
21 Dra. Fatri Amida, M. M. Guru S2
22 Susi Pawartiningtyas, S.Pd. Guru S1
23 M. Bahrul Ulum, Lc. Guru S1
24 Dra. Hj. Sri Hartini Guru S1
25 Hilman Setiawan, S.Si. Guru S1
26 Etty Poejiastuti, S.Si. Guru S1
27 Hj. Rita Suzana, M.P. Mat. Guru S2
112
Sumber : Data Kepegawaian MAN Insan Cendekia 2015
28 Darno Raharjo, M.Pd., M.Si. Guru S2
29 Tina Yulistania, S.Pd. Guru S1
30 Eneng Uswatun Hasanah, M.Pd. Guru S2
31 Siti Sofiatun, S.Si. Guru S1
32 Diah Ayuningtias, M.Si. Guru S2
33 Ahmad Imam Satriya, M.Hum. Guru S2
34 Fiestyo Agung Prabowo,
M.P.Fis. Guru
S2
35 Deni Samsudin Permana, S.Pd. Guru S1
36 Metig Dwi Wahyuni, S.Si. Guru S1
37 Erwin Supriatna, S.Pd. Guru S1
38 Arthi Riyani Kurniawati, S.Si. Guru S1
39 M. Syahril, S.Pd. Guru S1
40 Yus Kusnandar, S.Pd. Guru S1
41 Tri Haryanto, S.Pd. Guru S1
42 Muhammad Zaenuri, Lc. Guru S1
43 Muslih Husein, S.Pd. Guru S1
44 Ajeng Ghina, S.Pd. Guru S1
45 Evi Siti Fauziah, S.Ag. Guru
Asrama
S1
46 Dr. Pahrurroji M.Bukhori, M.A. Guru
Asrama
S2
47 Kusdiniyah, S.Ag. Guru
Asrama
S1
48 Eva Novita, S.S., M.A. Guru
Asrama
S2
49 Reisa Suci Arimbi, S.Psi. Guru
Asrama
S1
50 Yoga Maolana, Lc., M.A. Guru
Asrama
S2
113
Lampiran 14
Struktur Kurikulum
A. Program MIPA
No
Mata Pelajaran
Jumlah
Standar
Pelaks
a-
naan
Semester
Jam SKS P M 1 2 3 4 5 6
KelompokWajib
KelompokWajibA
1 PendidikanAgamaIslam:
a. Fiqih 16 8 4 6 1 1 1 1
b.Qur’anHadits 16 8 4 6 1 1 1 1
c. AkidahAkhlak 12 8 4 6 1 1 1 1
d. SejarahKebudayaanIslam 12 6 2 6 1 1
2 BahasaArab 16 8 8 6 2 1 2 2 1
3 PendidikanPancasiladan
Kewarganegaraan
12
5
5
1
1
2
1
4 BahasaIndonesia 24 12 12 2 2 2 2 2 2
5 Matematika 24 10 10 2 2 2 2 2
6 SejarahIndonesia 12 4 4 2 2
7 BahasaInggris 12 8 8 2 2 1 1 2
KelompokWajibB
8
SeniBudaya(termas
ukmuatanlocal)
12
4
4
1
1
1
1
9
PrakaryadanKewirausahaan
(termasukmuatanlocal)
12
4
4
1
1
1
1
10
PendidikanJasmani,Olah
raga danKesehatan
12
6
6
1
1
1
1
1
1
198 92
PeminatanMatematikadanIP
A
11 Matematika 22 12 12 2 2 2 2 2 2
12 Biologi 22 12 12 2 2 2 2 2 2
13 Fisika 22 12 12 2 2 2 2 2 2
14 Kimia 22 12 12 2 2 2 2 2 2
114
88 48
Mata PelajaranPilihandan
Pendalaman
B. Program IIS
No
Mata Pelajaran
Jumlah
Standar
Pelaks
a-
naan
Semeste
r Jam SK
S P M 1 2 3 4 5 6
KelompokWajib
KelompokWajibA
1 PendidikanAgamaIslam:
a. Fiqih 16 8 4 6 1 1 1 1
b.Qur’anHadits 16 8 4 6 1 1 1 1
c. AkidahAkhlak 12 8 4 6 1 1 1 1
d.
SejarahKebudayaanIslam
12 6 2 6 1 1
2 BahasaArab 16 8 8 6 2 1 2 2 1
3 PendidikanPancasiladan
Kewarganegaraan
12
5
5
1
1
2
1
4 BahasaIndonesia 24 12 12 2 2 2 2 2 2
5 Matematika 24 10 10 2 2 2 2 2
6 SejarahIndonesia 12 4 4 2 2
7 BahasaInggris 12 8 8 2 2 1 1 2
KelompokWajibB
8
SeniBudaya(termas
ukmuatanlocal)
12
4
4
1
1
1
1
9
PrakaryadanKewirausahaa
n
(termasukmuatanlocal)
12
4
4
1
1
1
1
10
PendidikanJasmani,Olah
raga danKesehatan
12
6
6
1
1
1
1
1
1
198 92
PeminatanMatematikadanIP
A
15
PilihanLintasMinatatau
PendalamanMinat
28
10
10
2
2
2
2
2
Jumlah 314 150 113 20 23 23 23 22 21 21
115
11 Ekonomi 22 12 12 2 2 2 2 2 2
12 Sejarah 22 12 12 2 2 2 2 2 2
13 Sosiologi 22 12 12 2 2 2 2 2 2
14 Geografi 22 12 12 2 2 2 2 2 2
88 48
MataPelajaranPilihandan
Pendalaman
Sumber : Profil MAN Insan Cendekia tahun 2015
15
PilihanLintasMinatatau
PendalamanMinat
28
10
10
2
2
2
2
2
Jumlah 314 150 113 20 23 23 23 22 21 21
116
Lampiran 15
Kelas KBM Keagamaan MAN Insan Cendekia Serpong
117
Lampiran 16
Rencana Pelaksanaan Pembinaan Keasramaan
118
119
Lampiran 17
PenilaianProgram Pendampingan dan Pembinaan Individual Tahun
2015/2016
120
Lampiran 18
Surat Permohonan Pembimbing
121
Lampiran 19
Surat PermohonanIzin Penelitian
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131