blok muskulo

Upload: callystacaron

Post on 06-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wrap up

TRANSCRIPT

Memahami dan menjelaskan anatomi makro dan mikro tendo Achilles dan kinesiologinya Makroskopis Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia,letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia.Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.Menurut Mark D, Dollard (diterjemahkan Khabib, Jamal., 1997: 107) Tendo achilles ini terdiri dari dua buah tendo yang bergabung yaitu otot-otot soleus dan gastrocnemius, otot-otot ini berada pada bagian belakang tulang tumit. Kumpulan jaringan otot soleus terselip ke dalam bagian dalam tulang tumit. Di sekeliling kedua tendo tersebut terdapat satu lapisan vaskular yang amat penting yaitu peritenon yang memelihara suplai darah pada jaringan tendo, Karena adanya penempatan yang khusus dari masing-masing jaringan tendo maka para atlet mempunyai kecenderungan menjadi berkaki datar, dan seringkali menarik tendo soleus ini berulang-ulang sehingga dapat meningkatkan cedera pada tendo soleus tersebut. ada beberapa kondisi yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi tendo achilles, yaitu ada dua bursa di daerah ini yang apabila terjadi peradangan dapat mengakibatkan gejala yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan cedera, 1. bursa retrocalcaneal yang terletak diantara bagian belakang calcaneus dan selipan dari tendo achilles,2. bursa tendo achilles yang terletak diantara selipan tendo achilles dan kulit.

MikroskopisJaringan ikat padat teratur terdapat di ligamentum dan tendon. Serat kolagen (2, 5, 8) tersusun dalam berkas yang padat dan sejajar. Diantara fasciculuscollageni (2,5,8) terdapat sekat tipis jaringan ikat longgar yang mengandung fibrobalas (1,3) dalam deretan paralel. Fibroblas (1, 3) memiliki cabang-cabang pendek (tidak tampak) dan inti yang lonjong padapandangan permukaan (3) atau gepeng atau mirip batang pada pandangan lateral (1). Jika tendon teregang, fasciculus collageni terlihat lurus. Jika tendon relaksasi, fasciculus collageni terlihat lurus. Jika tendon relaksasi, fasciculus colalgeni (8) akan terlihat berombak.Kolagen atau serat kolagen didapatkan pada semua jenis jaringan ikat dan terdiri atas protein kolagen. Serat tersebut sangat liat dan ulet dan berkasnya dalam keadaan segar misalnya pada tendo tampak putih, oleh karena itu juga disebut serat putih.Tipe kolagen :1. jenis ini merupakan bentuk kolagen yang paling banyak ditemui dikenal sebagai tipe 1. Meliputi kurang lebih 90% kolagen dalam badan . kolagen ini terdapat pada dermis kulit, tendo, tulang, gigi, pada hakikatnya pada semua jaringan penyambung. Sel sel yang berperan sintesis kolagen tipe 1 adalah fibroblas, osteoblas, odontoblas.2. Dibentuk oleh kondroblas, dan merupakan unsur utama matriks tulang rawan.3. Kolagen tipe 3. Pada tipe ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan penyambung yang kemudian sebagian besar digantikan oleh kolagen tipe 1. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat dalam jaringan-jaringan retikular berhubungan dengan kulit, pembuluh darah, uterus, dan saluran cerna. Pada kulit kolagen ini dibentuk oleh fibroblas. Pada daerah lain, oleh serat otot polos.4. Kolagen tipe 4 terdapat pada lamina basal, dan diperkirakan merupakan hasil sesl-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut, seperti sel epitel dan endotel.5. Kolagen tipe 5 susunannya masih jadi bahan perdebatan, membentuk lamina tipis yang tidak bergurat dibawah membran fetus.

KinesiologiSecara anatomis, kaki dapat dibagi menjadi tiga bagian fungsional yaitu:1. Bagian depan kaki, terdiri dari lima tulang metatarsal dan empat belas tulang falang.2. Bagian tengah kaki, terdiri dari tiga tulang kuneiformis, sebuah tulang kuboid dan tulang navikularis membentuk sebuah deretan.3. Bagian belakang kaki, terdiri dari, a. tulang talus pada bagian apex kaki yang merupakan bagian dari sendi pergelangan kaki, merupakan kunci mekanis pada bagian apex kaki, mempunyai korpus, kolum dan kaput, berbentuk cembung, pada permukaan superiornya menyerupai pelana kuda, b. tulang kalkaneus merupakan bagian paling belakang dari kaki yang menyentuh permukaan tanah.Persendian kaki dan Pergelangan kaki Sendi pergelangan kaki terdiri dari bagian bawah tulang tibia, tulang fibula dan tulang talus yang berbentuk kubah, sering disebut ankle mortis. Dalam ankle mortis, talus berfungsi sebagai sendi pegas. Bila dilihat dari atas, ankle mortis berada pada sudut lateral karena maleolus medial berada di anterior maleolus lateral pada bidang transversal. Corpus talus berbentuk baji dengan bagian anterior yang lebih lebar Gerakannya berupa plantar fleksi dan dorso fleksi. Sendi pergelangan kaki ini stabil dan terbatas pada semua bidang gerak yang lain. Saat dorsofleksi, bagian anterior yang lebih lebar akan berada diantara ke dua maleolus dan akan berfungsi membatasi gerakan. Saat plantarfleksi bagian posterior yang lebih sempit akan berada diantara ke dua maleolus dan akan memungkinkan gerakan-gerakan ke arah lateral dari talus dalam ankle mortis.Ligamen Kaki Dan Pergelangan Kaki Ligamen dari ankle mortise adalah ligament interoseus beserta membrannya dan ligamen tibiofibular. Ligamen interoseus dan membran melekat pada bagian dalam tibia, berjalan lateral dan ke bawah pada bagian dalam fibula. Pada saat dorso fleksi fibula terangkat sedikit ke atas menyebabkan ligamen ini menjadi lebih datar melebarkan ankle mortise, sehingga bagian terluas dari talus dapat melaluinya. Pada plantar fleksi akan terjadi sebaliknya. Ligamen interoseus diperkuat oleh ligamen tibiofibular yang berjalan paralel terhadapnya.

Penyangga terkuat dari sendi pergelangan kaki adalah ligamen kolateral pada bagian lateral. Ligamen kolateral ini mempunyai 3 bagian, yaitu :1. Ligamen talofibular anterior, berasal dari kolum talus dan melekat pada ujung fibula.2. Ligamen kalkaneofibular, berasal dari kalkaneus melekat pada ujung fibula.3. Ligamen talofibular posterior, berasal dari korpus talus melekat pada ujung fibula.Penyangga terkuat bagian medial pergelangan kaki adalah ligamen deltoid yang menghubungkan maleous medialis dengan navikular, sustentakum tali dan bagian posterior talus.

Ligamen deltoid mempunyai 4 bagian, yaitu : 1. Tibionavikular,2. Talotibial anterior,3. Calcaneotibial, 4. Talotibial posterior

Otot-Otot Kaki Dan Pergelangan Kaki Otot-otot kaki dan pergelangan kaki dapat dibagi menjadi otot intrinsik dimana otot-otot tersebut beroigo dan berinsersi di dalam kaki, dan otot ekstrinsik yang memiliki origo di luar kaki. Pembagian ini seperti pada otot-otot tangan. Otot-otot posterior. Terdiri dari : 1. Otot triseps surae, Disebut triseps surae karena mempunyai tiga kaput, yaitu dua kaput gastrokonemius dan satu kaput soleus. Nama lain otot triseps surae adalah otot gastrosoleus. Otot triseps surae juga menyebabkan supinasi kaki ketika kaki terfiksasi pada lantai. Otot soleus menyebabkan gerakan plantar fleksi pada saat lutut fleksi. Kelompok otot-otot yang lain pada kaki dan pergelangan kaki melalui bagian belakang maleolus, membantu plantar fleksi kaki. Otot triseps surae sangat berperan mengangkat tumit dari lantai pada saat heel off gait.2. Otot gastroknemius Berasal dari bagian atas lutut, mempunyai dua kaput yang melekat pada setiap kondilus femur. Setengah bagian bawah dari otot gastroknemius menjadi tendon yang tipis disebut tendon Achilles, melekat pada bagian posterior kalkaneus, menyebabkan plantar fleksi pergelangan kaki.

Gerak sendi1. Fleksi dorsalis: M.tibialis anterior, M.ekstensor digitorum longus , M.peroneus tertius, dan M extensor hallucis longus.2. Fleksi plantar: M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris, M.flexor halucis longus, M.peroneus longus dan brevis , M.tibialis posterior

2. Memahami dan menjelaskan rupture tendo Achilles2.1 Definisi Ruptur tendo achilles adalah robeknya atau sobeknya tendo Achilles

2.2 EtiologiFaktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada tendo achilles adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan),2. Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan,3. Perubahan permukaan,4. Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi),5. Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan pelebaran sisi sepatu, Berkurangnya fleksibilitas kaki), 6. Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas),7. Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat), 8. Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas).9. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola.10. Obat-obatan seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotic yang dapat meningkatkan resiko pecahnya tendo Achilles11. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis.

2.3 Faktor resiko Faktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi:1. Umur. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40.2. Seks. Ruptur tendon Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi pada pria dibandingkan pada wanita.3. Obesitas. 4. Olahraga

2.4 Gejala klinis1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki/betis2. Tampak bengkak dan kaku serta kemerahan3. Terlihat lemah4. Adanya kesenjangan/depresi dapat dilihat di tendo sekitar 2 cm dari atas tumit5. Tumit tidak dapat digerakkan keatas dan kebawah

2.5 Pemeriksaan klinik1. Lokasi Sakit Disamping memeriksa daerah yang sakit, memperhitungkan berbagai faktor-faktor yang menyebabkannya seperti keketatan betis, kekakuan tulang sendi pada pergelangan kaki atau sendi subtalar dan tungkai biomekanik yang lebih rendah. Menurut Brukner, P., dan Khan, K., (1993: 426) perlu adanya pemeriksaaan pada daerah dimaksud dengan cara pengamatan dan perlakuan sebagai berikut: 1. Pengamatan berdiri berjalan tengkurap (gambar 2.a) 2. gerakan aktif penegangan/pelenturan (plantarfleksi) pengangan/pelenturan saraf punggung kaki (dorsifleksi) 3. gerakan pasif plantarfleksi plantarfleksi dengan tekanan lebih (gambar 2b) dorsifleksi tulang sendi subtalar (gambar 2c) peregangan otot i. gastrocnemius (gambar 2d) ii. soleus (gambar 2e) 4. gerakan tertahan plantarfleksi 5. pengujian secara fungsional betis diangkat meloncat menjatuhkan tumit secara tiba-tiba (gambar 2f) 6. palpasi/pijatan tendo achilles bursa retrocalacaneal talus bagian belakang otot betis 7. pengujian khusus tes Thomson (gambar 2h) penilaian secara biomekanik

c. Gerakan pasif sendi subtalar (subtalar joint). Gerakan tertahan pada sendi subtalar adalah penyebab potensial dari rasa sakit pada tendo Achilles dan juga turut mengakibatkan kelainan pada biomekanik. d. Gerakan pasif peregangan otot (gastrocnemius). Dilakukan dengan berdiri dan memanfaatkan berat badan sebagai tekanan. Lutut diregangkan dan tumit tetap di atas permukaan tanah. Kaki tetap di posisi netral dengan tempurung lutut sejajar dengan tulang telapak kaki. Bandingkan peregangan pada kedua sisi. e. Gerakan pasif peregangan otot (soleus). Dilakukan dengan cara pasien berdiri tegak dengan lutut dilenturkan. Pastikan kaki dalam posisi normal. f. Pengujian secara fungsional. Dapat digunakan untuk menimbulkan rasa sakit kembali jika memang dibutuhkan. Pengujian meliputi mengangkat lutut secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri, melompat, menjatuhkan tumit secara tiba-tiba dan menerjang.

g. Palpasi (pijatan) tiarap. Pijat tendo dan para tendo selama pergerakan tendo untuk menentukan bagian mana yang tergabung. Pijat bagian gastrocnemius, soleus (telapak kaki) dan bursa retrocalcaneal. h. Tes khusus tes Thompson untuk putusnya tendo Achilles. Tes dilakukan dengan meremas bagian tengah otot betis. Hasil tes positif jika tidak terjadi plantarfleksi pada kaki.

2. Pemeriksaan Dengan Sinar X Citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam pemeriksaan pasien dengan rasa sakit pada tendo achilles. Pemeriksaan secara ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan putus sebagian (partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat luka pada tendo achilles tidak bereaksi terhadap cara tradisional. MRI juga dapat membantu pemeriksaan cedera pada tendo achilles.3. Pemeriksaan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging)Alat scan MRI terlihat sama dengan CT Scan, tapi metode pencitraan keduanya sangat berbeda karena radiasi yang digunakan pada MRI adalah radiasi gelombang frekuensi radio dalam suatu medan magnetik yang sangat kuat. Pemeriksaan MRI digunakan untuk mengecek putusnya tendo Achilles atau tidak.

2.6 Pemeriksaan radiologiTemuan radiografi dapat membantu pemeriksaan fisik utk menegakkan diagnosis ruptur tendo Archilles. Sudut toygar adalah sudut dari permukaan kulit posterior superior Achilles distal dan permukaan posterior calcaneus akan menurun dan dianggap normal jika kurang dari 150 derajat. Sudut toygar lebih dari 150 derajat + dimana kontur anterior tendo Achilles pada penyisipan kurva jauh dari aspek posterior superior calcaneus,mungkin positif. Biasanya juga terlihat adanya celah pada tendo archilles dalam gambaran radiologi. Selain pemeriksaan radiologi,dokter biasanya memesan Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan,prosedur rasa sakit yang menggunakan gelombang radio & medan magnet yang kuat untuk menciptakan citra terkomputerisasi dari jaringan tubuh.

2.7 Penatalaksanaana. OperasiPembedahan adalah pengobatan umum untuk pecah lengkap Achilles tendon. Prosedur ini umumnya melibatkan membuat sayatan di bagian belakang kaki bawah dan jahitan robek tendon bersama-sama. Tergantung pada kondisi jaringan yang robek, perbaikan dapat diperkuat dengan tendon lain. Setelah itu, Anda harus menghabiskan waktu sekitar enam sampai delapan minggu dengan kaki Anda dalam boot berjalan, cor, penjepit atau belat.b. Nonsurgical pengobatanPendekatan ini biasanya melibatkan mengenakan gips atau berjalan boot, yang memungkinkan ujung tendon robek Anda untuk memasang kembali diri mereka sendiri. Metode ini bisa efektif, dan menghindari risiko, seperti infeksi, terkait dengan operasi. Namun, kemungkinan pecah lebih tinggi dengan pendekatan nonsurgical, dan pemulihan dapat memakan waktu lebih lama. Jika kembali pecah terjadi, perbaikan bedah mungkin lebih sulit.c. RehabilitasiSetelah pengobatan, baik bedah atau nonsurgical, Anda akan pergi melalui program rehabilitasi yang melibatkan latihan terapi fisik untuk memperkuat otot kaki Anda dan Achilles tendon. Kebanyakan orang kembali ke level sebelumnya aktivitas mereka dalam waktu empat sampai enam bulan.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan pasien untukmelakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan kembali denganteknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.Tindakan non pembedahan denganorthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk nonatlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

Pencegahan Ruptur TendoUntuk membantu mencegah cedera Achilles tendon, lembut peregangan Achilles tendon dan otot betis sebelum mengambil bagian dalam kegiatan fisik. Lakukan latihan peregangan perlahan, peregangan ke titik di mana Anda merasa menarik terlihat, tetapi tidak sakit. Tidak bouncing selama peregangan. Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak dan menghindari cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis Anda.

Untuk lebih mengurangi kesempatan Anda untuk mengembangkan masalah Achilles tendon, ikuti tips ini:1. Hindari kegiatan yang menempatkan stres berlebih pada tendon Achilles Anda, misalnya bukit-berlari dan melompat kegiatan.2. Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahat.3. Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-menerus, coba yang lain.4. Berdampak tinggi olahraga alternatif, seperti berlari, dengan olahraga-dampak rendah, seperti berjalan, bersepeda atau berenang.5. Menjaga berat badan yang sehat.6. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit.

DAFTAR PUSTAKA

R.Putz & R.Pabst. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid 2. Jakarta : EGC Victor P.Eroschenko.2010. Atlah Histologi difiore Edisi 11. Jakarta : EGC Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC Buku kinesiologi gerak tubuh manusia, Dr. HM. Syamsir, MS,PA Buku ajar ilmu bedah de Jong Ed.3