blok 26 skenario 2 penelitian pada ibu anemia 2014 mike clear

23
1 ------------------  Michael 10.2010.280 Kelompok A - 4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana  Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510  Email: linderendie@gmail.com I. Pendahuluan Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim. 1 Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20%. Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. 1  Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di  perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu  berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup. Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru l ahir. Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative terhadap  janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antar anya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus,  pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain ; s tatus gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan

Upload: gabrielenricopangarian

Post on 07-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 1/23

1

------------------ 

Michael

10.2010.280

Kelompok A - 4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 

Email: [email protected] 

I.  Pendahuluan

Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu

hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing. Sekitar 10-15% tergolong

anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim.1

Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami dan

cukup tinggi yang berkisar antara 10-20%.

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan

menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia

menunjukkan nilai yang cukup tinggi.1 

Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia pada ibu hamil

sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia bila di

 perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap di atas 40% maka angka

kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan. Hal

ini terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Asia Tenggara pada tahun 2005 yaitu

 berkisar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup.

Dari hasil survey di Indonesia maka di ketahui angka kematian ibu (AKI) di Indonesia

saat ini berkisar antara 300-400 kematian ibu per 100.000kelahiran hidup. Angka kematian

ibu di Indonesia menunjukkan masih buruknya tingkat kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak negative terhadap

 janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang di antaranya

akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus premature, abortus,

 pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak

factor antara lain ; status gizi, umur, pendidikan, dan pekerjaan

Page 2: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 2/23

2

II.  Pembahasan

Skenario 2

Dokter Mega bekerja disebuah puskesmas kecamatan berpenduduk 25.000 jiwa. Pada laporan

hasil pemeriksaan ANC dibagian KIA, didapati bahwa sekittar 45% ibu  –   ibu hamil yang

 berkungjung memiliki LILA < 18,0 cm. Rata –  rata berat badan lahir berkisar 2550 gram. Ia

ingin meneliti apakah penyebab dari tingginya angka anemia diwilayah tersebut. Ia menduga

 beberapa factor lainnya ikut berpengaruh yaitu antara lain jumlah anak, penghasilan keluarga,

anemia gizi, usia perkawinan. Ia berencana menggunakan desain kasus kontol dalam

 penelitiannya.

III.  Anemia pada Ibu Hamil

1)  Definisi Anemia Menurut Para Ahli

a.  Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11 gr % pada

trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester II

(Saifuddin. A. B. 2001 hal 281).

 b.  Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin kurang dari 10

gr / 100 ml ( Wiknjaksatro, 2002. Hal 405 ).

c.  Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah(eritrosit) dalam

sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya

sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).

d.  Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau

suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin

menurun (Maimunah 2005 ).

e.  Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah pada wanita

yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada wanita hamil (varney

Helen, 2002 hal 152).3 

2)  Klasifikasi Anemia dalam kehamilan

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat di bagi

menjadi 4 kategori yaitu :1 

  Hb > 11 gr%  Tidak anemia (normal)

  Hb 9-10 gr%  Anemia ringan

  Hb 7-8 gr%  Anemia sedang

  Hb <7 gr%  Anemia berat

Page 3: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 3/23

3

3)  Macam-macam anemia

I.  Anemia Defisiensi Besi

Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena kekurangan

unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi yang

keluar dari badan yang menyebabkan perdarahan.

II.  Anemia Megaloblastik

Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B

Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

III.  Anemia Hipoplastik

Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel

darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui

dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-

obatan.

IV.  Anemia Hemolotik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari

 pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia

hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada

kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak

menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak

menderita anemia.4

4)  Tanda dan Gejala Anemia

Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay

oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia

secara umum, sebagai berikut :Lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu

makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek. Pada pemerikasaan

tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi : kulit pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari

 pucat, takikardi/murmut lambat ( pada anemia yang parah ), rambut dan kuku rapuh ( pada

anemia yang parah ) dan juga lidah licin ( pada anemia yang parah ). 3,4 

Page 4: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 4/23

4

5)  Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Janin

  Bahaya Anemia dalam Kehamilan

1.  Resiko terjadi abortus

2.  Persalinan permaturus

3.  Hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim

4.  Mudah menjadi infeksi

5.  Ancaman dekompensasi kordis (Hb

<6 gr %)

6.  Mengancam jiwa dan kehidupan

ibu

7.  Mola hidatidosa

8.  Hiperemesis gravidarum

9.  Perdarahan anterpartum

10. Ketuban pecah dini(KPD)

  Bahaya Anemia dalam Persalinan

1.  Gangguan kekuatan his

2.  Kala pertama dapat berlangsung

lama, dan terjadi partus terlantar

3.  Kala dua berlangsung lama

sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan

operasi kebidanan.

4.  Kala tiga dapat di ikuti retensio

 placenta dan perdarahan post

 partum karena atonia uteri.

5.  Kala empat dapat terjadi

 perdarahan post partum sekunder

dan atonia uteri.

  Bahaya anemia dalam masa nifas

1.  Perdarahan post partum karena

atonia uteri dan involusio uteri

memudahkan infeksi puerperium

2.  Pengeluaran ASI berkurang

3.  Terjadi dekompensasi kordis

mendadak setelah persalinan

4.  Mudah terjadi infeksi mammae

  Bahaya anemia terhadap janin

1)  Abortus

2)  Terjadi kematian intra uteri

3)  Persalinan prematuritas tinggi

4)  Berat badan lahir rendah (BBLR)

5)  Kelahiran dengan anemia

6)  Dapat terjadi cacat bawaan

7)  Bayi mudah mendapat infeksi

sampai kematian perinatal 1 

6)  Diagnosa anemia

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :

a.  Anamnesa

Pada anemnesa akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang

- kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. Bila terdapat

keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal,

maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi.3

Page 5: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 5/23

 

5

 b.  Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.

Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar, kesulitan adalah alat

ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan

tuberculosis (TBC) masih relatife sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus

darah tepi dan sputum perlu dilakukan. Dengan pemeriksaan khusus untuk

membedakan dengan defisiensi asam folat dan thalassemia. Pemeriksaan Mean

Corpuscular Volume (MCV) penting untuk menyingkirkan thalassemia. Bila

terdapat batas MCV < 80 uL dan kadar ROW (red cell distribution width) > 14%

mencurigai akan penyakit ini kadar Hemoglobin Fetal (HbF) >2% dan HbA2 yang

abnormal akan menentukan jenis thalassemia.

7)  Tinjauan Tentang Faktor yang Berhubungan dengan Anemia

a.  Umur

Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu tersebut

hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa

kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda

yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal

sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan,

dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur

tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi

termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada

usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai

menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan.

 b.  Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup

maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut

kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka

kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan

keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak

direncanakan.3 

Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia meningkat. Hal di sebabkan karena

 pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan

dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.

Page 6: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 6/23

 

6

c.  Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di

Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania

hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju

yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani.

Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National

Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh

seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat

 badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan.

Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60

%), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).

Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan

dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini

terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan

B1, Mineral,La, dan Fe.

Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia

dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi

 pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan

gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil harus dapat terpenuhi. 1,2 

IV.  TAHAPAN PENELITIAN

Pada dasarnya. semua jenis penelitian dilakukan karena adanya masalah. Demikian

 pula dengan penelitian  epidemiologis, tetapi karena jumlah masalah epidemiologi sangat

 banyak dan tidak semua masalah memerlukan penelitian, masalah-masalah tersebut harus

diidentifikasi unruk menentukan masalah-masalah yang perlu dan dapat dilakukan penelitian.5 

Setelah mengidentifikasi dan menentukan masalah yang akan diteliti, masalah

tersebut dirumuskan dengan jelas kemudian ditentukan tujuan penelitian secara jelas.

Sebelum tujuan dapat dirumuskan dengan jelas, sebaiknya tidak melakukan kegiatan tahap

selanjutnya karena tujuan ini akan menentukan latar belakang masalah metodologi yang akan

digunakan, menentukan kriteria subjek swdi, populasi studi. sampel, variabel yang dicari,

 jadwal kegiatan, dan lain-lain.6 

Page 7: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 7/23

 

7

Metode penelitian harus dirinci dengan jelas karena bila hal ini tidak dilakukan akan

menyulitkan ilmuwan untuk mengadakan evaluasi hasil penelitian, baik untuk mengadakan

 penelitian serupa atau untuk digunakan sebagai bahan perbandingan.

A.  Identifikasi dan Perumusan Masalah

Secara garis besar, masalah adalah adanya ketidakpuasan terhadap apa yang ada

atau adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang ada.

Masalah yang akan diteliti harus diidehtifikasi karena masalah epidemiologi sangat

 banyak dan tidak semua masalah perlu dan dapat diteliti. Untuk menentukan suatu

masalah penelitian terdapat tiga ketentuan berikut:

1.  Terdapat kesenjangan antara apa yang sehamsnya dengan kenyataan yang ada.

2.  Adanya pertanyaan mengapa kesenjangan tersebut terjadi.

3.  Minimal terdapat dua alternatif jawaban yang dapat digunakan untuk menjawab

 pertanyaan penelitian.

Walaupun pada umumnya tidak sulit untuk menemukan masalah penelitian, tetapi

tidak jarang kita mengalami kesulitan untuk menentukan masalah yang perlu dan dapat

diteliti. Setelah masalah penelitian dapat diidentifikasi, masalah tersebut harus

dirumuskan bcrdasarkan ketentuan berikut.

1.  Masalah yang telah diidentifikasi sampai saat ini masih merupakan masalah.

2.  Intensitas masalah/besarnya masalah. 

3.  Luasnya masalah.

Di samping itu, masalah tersebut masih haJrus dijustifikasi untuk meyakinkan

 penyandang dana bahwa masalah yang akan diteliti masih menipakan masalah dan bila

tidak diselesaikan akan mengakibatkan kerugian yang besar.5-7 

B.  Tujuan dan Hipotesis

Setelah identifikasi dan perumusan masalah, tindakan selanjutnya adalah menentukan

tujuan dengan kalimat yang singkat dan jelas yang meliputi apa yang di tinjau, waktu

 penelitian, lokasi penelitian. sasaran, dan lain-lain.

Dalam menuliskan tujuan sering dinyatakan sebagai tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum merupakan harapan peneliti yang ingin dicapai, tetapi hendaknya

ditulis secara realistis, sedangkan tujuan merupakan janji peneliti untuk melaksanakan

hal-hal yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian.

Hipotesis penelitian banya dibutuhkan pada penelitian analitis dan eksperimen

yang dimaksudkan untuk membandingkan dan mengungkap sebab-akibat. Hipotesis

Page 8: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 8/23

 

8

merupakan pernyataan sementara yang harus diuji. Dalam hal ini harus ditentukan

dengan jelas variable  –   variable independen dan variable dependen untuk diukur

hasilnya.7 

V.  POPULASI DAN SAMPLE

A.  Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek (unit) penelitian atau obyek yang diteliti.

Populasi infinit adalah populasi yang tidak diketahui jumlahnya mengalami perubahan

setiap waktu contoh : jumlah penduduk. Populasi finit adalah populasi yang diketahui

 jumlahnya secara pasti. Dalam penelitian kita kenal 2 macam populasi yaitu :

  Populasi tak terhingga

Disebut populasi tak terhingga, bila populasi sedemikian besarnya hingga

tidak dapat atau sukar diketahui jumlahnya, atau bila dalam populasi diambil sampel

dan sampel yang dihasilkan dikembalikan lagi dalam populasi, hingga dengan

demikian akan diperoleh jumlah sampel yang tak terhingga banyaknya.

  Populasi terbatas

Disebut populasi terbatas, bila jumlah populasi tidak besar, dan mudah

dihitung. Batas yang digunakan untuk populasi terbatas tidak mutlak.

Populasi sering disebut juga universe atau keseluruhan. Anggota populasi

dapat berupa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifatnya yang ada padanya

mungkin untuk diukur atau diamati.5-7 

B.  Sampel

Dalam penelitian, yang disebut sampel ialah pemelihan sekelompok obyek atau

 penduduk dari populasi. Besarnya sampel ini tidak tertentu, dan tergantung pada

ketetapan yang diinginkan, namun sebaiknya sampel tersebut dapat mewakili

 populasinya hingga hasilnya dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan populasi.

Cara pengambilan sampel disebut : “sampling” 5-7 

  Kesalahan sampling :

Yang dimaksud dengan kesalah sampling ialah perbedaan antara hasil

sampling dan kesalahan sensus yang dilakukan dengan cara yang sama, pada

 populasi kesalahan tersebut yang sama, pewawancara maupun peneliti yang sama.

Jadi kesalahan tersebut berhubungan dengan masalah pengambilan sampel.

Page 9: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 9/23

 

9

  Kesalahan tak langsung :

Yang dimaksud dengan kesalahan tak langsung ialah kesalahan yang tidak ada

hubungannya dengan sampling, jadi dilakukan sampling maupun sensus akan

terdapat kesalahan yang yang sama. Sebab timbulnya kesalahan tak langsung ini

adalah sebagai berikut :

a)  Perencanaan dan batasan yang salah terhadap unit sampel.

 b)  Jawaban yang salah (respons error) yang dapat ditimbulkan oleh beberapa hal :

  Secara tidak sengaja.

  Dilakukan respons dengan maksud tertentu.

  Kekurangan informasi responden.

  Pertanyaan pada responden dengan mengingat masa lampau.

c)  Kesalahan terhadap liputan yang disebabkan karena kesalahan dalam batas atau

lokasi

d)  Kesalahan dalam membuat klasifikasi dan batasan-batasan dari data yang

dinginkan.

e)  Kesalahan dalam pengeolahan data.

f)  Kesalahan alat ukur yang digunakan.

g)  Kesalahan pertanyan, pencatatan dan lain-lain.

Kegunaan sampling didalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

  Menghemat biaya

  Mempercepat pelaksanaan penelitian

  Menghemat tenaga

  Memperluas ruang lingkup penelitian

  Memperoleh hasil yang lebih akurat

C.  Teknik Sampling

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis sampel, yakni sampel-sampe probabilitas

(probability samples) atau sering disebut dengan random sampel (sampel acak) dan

sampel-sampel non probabilitas (non probability sampel). Tiap-tiap sampel ini terdiri

dari berbagai macam pula. 5-7 

Page 10: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 10/23

 

10

VI.  Instrumen penelitian

Kuesioner

Alat pengumpulan data yang sering digunakan adalah kuesioner yang biasanya dipakai

dalam wawancara (sebagai contoh pedoman wawancara berstuktur) dan angket. Kuesioner ini

diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana,

responden (dalam hal ini angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan

 jawaban atau dengan memberi tanda-tanda tertentu. Dengan demikian kuesioner sering juga

disebut daftar pertanyaan (formulir).

Pentingnya kuesiner sebagai alat pengumpul data yang sesuai dengan tujuan penelitian

tersebut. Oleh karena itu isi dari kuesioner adalah bentuk penjabaran daripada hipotesis.

Oleh karena itu suatu kuesioner harus mempunyai beberapa persyaratan antara lain :

1.  Mencakup tujuan penelitian.

2.  Mudah ditanyakan

3.  Mudah dijawab.

4.  Data yang diperoleh mudah diolah (diproses) dan sebagainya.

Di dalam pengumpulan data yang sering digunakan 3 macam kuesioner (formulir) yakni :

1.  Kuesioner atau (formulir) untuk keperluan administrasi. Dimana formulir ini digunakan

untuk mengumpulkan data melalui saluran-saluran administrasi. Oleh karena itu jenis

formulir ini lebih dikaitkan dengan keperluan-keperluan administrasi, pengisian

kuesioner ini sepenuhnya oleh pihak responden tetapi biasanya ada petunjuk

 pengisisan. Misalnya formulir masuk, kartu klinik, dan sebaginya.

2.  Kuesioner untuk observasi (form for observation). Agar observasi terarah dan dapat

memperoleh data benar-benar diperlukan daftar pertanyaan yang disiapkan terlebih

dahulu kuesioner ini mencakup hal-hal yang diselidiki/observasi.

3.  Kuesioner untuk wawancara (form for quetioning). Jenis kuesioner ini digunakan untuk

mengumpulkan data melalui wawancara (interview). Alat ini lebih memperoleh

 jawaban yang akurat dari responden.5-7 

Wawancara dapat dilakukan dengan :

1.  Personal interview (door to door)

2.  Telepon interview

Page 11: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 11/23

 

11

Prinsip dasar perancangan kuesioner

Sebelum kita mendesain suatu kuesioner lebih dahulu kita harus mempertimbangkan

kesulitan-kesulitan umum yang sering dijumpai di dalam interview antara lain :

1.  Responden sering tidak/kurang mengerti maksud pertanyaan sehingga jawaban yang

diberikan tidak ada hubungan dengan yang diajukan atau tidak memperoleh data yang

relevan.

2.  Responden mengerti pertanyaan dan mungkin mempunyai informasinya, tetapi

responden kurang tepat mengingatnya atau lupa. Contoh : apakah ada anggota keluarga

disini yang sakit pada tahun ini ?, untuk menjawab pertanyaan ini sudah pasti sulit

mengingatnya, maka pertanyaan perlu disederhanakan. Misalnya : selama 3 bulan

terakhir ini siapa saja di dalam rumah ini yang sakit.

3.  Responden kadang-kadang tidak bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

sangat bersifat pribadi, misalnya tentang jumlah pendapatan/gaji, jumlah perkawinan.

4.  Responden kadang-kadang mengerti pertanyaan, tetapi ia tidak mampu memberikan

 jawaban atau menguraikan jawaban. Misalnya: apa maksud ibu menjadi akseptor KB ?

5.  Responden mengerti pertanyaan dan tahu jawaban, tetapi pertanyaan kurang tepat

diajukan pada responden. Misalnya responden tidak/belum mempunyai anak,

ditanyakan tempat melahirkan. 5-7 

Dalam mendesain suatu kuesioner, sebaiknya mengingat persyaratan sebagai berikut :

1.  Pertanyaan hendaknya jelas maksudnya

  Menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas artinya.

  Pertanyaan tidak terlalu luas dan indifinit.

  Pertanyaan tidak terlalu panjang atau menggabungkan beberapa pertanyaan.

  Pertanyaan tidak boleh memimpin.

  Hindari pertanyaan yang double negative.

2.  Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden

3.  Pertanyaan itu menjamin responden untutk dengan mudah mengutarakan

 jawabannya.

4.  Pertanyaan hendaknya menghindari “bias” 

5.  Pertanyaan hendaknya memotivasi responden untuk menjawab.

6.  Pertanyaan hendaknya menyaring responden.

7.  Pertanyaan hendaknya sesederhana mungkin.

Page 12: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 12/23

 

12

Selain itu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1.  Pertanyaan itu dapat dijawab oleh responden dan jawaban itu kemungkinan besar

 benar. (Berapa lama anak itu kejang ? → salah, responden tidak selalu mengukur

lamanya kejang).

2.  Pertanyaan itu tdak boleh bersifat hipotesis. (Seandainya anak ibu sakit demam

 berdarah, apa yang akan ibu lakukan ? → salah, suatu keadaan hipotesis dan tidak

semua orang tahu apa demam berdarah).

3.  Pertanyaan itu tidak menyinggung perasaan responden. (Bagaimana ibu tahu makan

yang diberikan untuk anak ibu cukup kadar gizinya ? → salah, menyinggung

 perasaan)

4.  Pertanyaan itu interpretasi tidak boleh lebih dari satu. (Rumah itu terbuat dari apa ? →

salah, interpretasi masing-masing yaitu ada bahan semennya, pasirnya, kayunya, cat

dan sebagainya)

5.  Pertanyaan itu dapat dimengerti oleh sebagian besar responden. (apakah anak ibu

 pernah menderita morbili ? → salah, tidak semua orang tahu arti morbili)

6.  Pertanyaan itu ada jawabannya. (Apakah penderita itu mempunyai kelainan darah ? →

salah tidak semua survai walaupun dilakukan di puskesmas melakukan pemeriksaan

darah)

7.  Hati-hati menggunakan lebih dari satu kata tidak. (apakah anada sependapat bahwa

 pemerintah tidak perlu memperhatikan penduduk yang tidak dapat memasuki sekolah

? → ada dua kata tidak, sebaiknya kata-kata tersebut digaris bawahi untuk memaksa

responden untuk berusaha memahami benar maksud pertanyaan).

8.  Hati-hati memakasi kata sifat atau kata keterangan yang maknanya belum disepakati.

Kata-kata sering, kadang-kadang dan jarang tidak memilih kesamaan makna bagi

orang yang berbeda. Responden X menganggap kadangg-kadang sebagai sinonim

 jarang, cara mengaatasi hal ini adalah dengan menanyakan frekuensi seperti berapa

kali seminggu, berapa kali sehari dan sebagainy.

9.  Hindari pertanyaan yang bercabang. Apakah ada pendapat bahwa penderita tersebut

 perlu pula dikelompokan didalam ruangan perawatan tersendiri dan diberi makanan

khusus ? jelas pertanyaan tersebut bercabang responden mungkin menyetujui

 pertanyaan pertama (penderita tersebut dikelompokkan di dalam ruangan perawatan

khusus) tetapi tidak menyetujui pertanyaan berikutnya (yaitu bahwa mereka perlu

diberikan makanan khusus). Sebaiknya pertanyaan tersebut dipecah dua. 5-7 

Page 13: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 13/23

 

13

Setelah formulir tersusun perlu ditelaah kembali mengenai :

1.  Kejelasan dan ketegasan tiap pertanyaan.

2.  Kejelasan dan ketegasan jawaban yang diharapkan

3.  Ketepatan dan kebenaran hasil jawaban.

4.  Dapat tidaknya dimasukkan dalam “dummy tables” 

VII.  Pengumpulan data

Dalam studi epidemiologi, seperti pengukuran morbiditas dan mortalitas, mengukur

indeks kesehatan, spidemiologi deskriptif, analitis, maupun eksperimen, selalu dibutuhkan

data untuk diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan untuk dilaporkan. Oleh karena itu, data

yang dibutuhkan harus dikumpulkan dengan cara yang terbaik agar kesimpulan yang diambil

tidak bias. Dalam melakukan pengumpulan data, hendaknya diketahui hal-hal sebagai

 berikut: 5-7 

1)  Sumber data

Data epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber tergantung dari tujuan yang

ingin dicapai dan setiap sumber mempunyai keuntungan dan kerugian. Pengetahuan

tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui karena data

yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuannya sebab bila terjadi kesalahan dalam

sumber data maka akan terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Misalnya

dilakukan penelitian untuk mengetahui permanfaatan sarana pelayanan kesehatan yang

terdapat di suatu daerah dan sebagai sumber data digunakan pelayanan kesehatan

tersebut. Hal ini tidak tepat karena sumber data yang sesuai dengan tujuan terletak di

masyarakat. Bila hal ini dilakukan, akan menimbulkan kesalahan dalam menarik

kesimpulan hasil penelitian.

Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber

data, kita dapat mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari sumber primer atau

sekunder. Untuk pengumpulan data primer, sumber data terletak di mayarakat yang dapat

dilakukan dengan cara:

1.  Survei epidemiologi

2.  Pengamatan epidemiologi

3.  Penyaringan

Page 14: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 14/23

 

14

Untuk pengumpulan data sekunder, sumber data dapat berupa:

Sarana pelayanan

kesehatan

Instansi berhubungan

dengan kesehatan

Absensi internasional

Rumah sakit Departemen kesehatan Sekolah Population and vital

Statistics report

Puskesmas Dinas kesehatan Industry Populaion bulletin

Balai pengobatan Biro pusat statistik perusahaan Epideimiological report

2)  Metode pengumpulan data

Setelah ditentukan sumber data yang digunakan kemudian dilakukan pengumpulan

data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode berikut.

1.  Mengumpulkan data dan catatan medik di sarana pelayanan kesehatan atau instansi

yang berhubungan dengan kesehatan.Cara ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah

dilakukan, membutuhkan waktu dan biaya yang relatif kecil, tetapi data yang

dibutuhkan sering tidak ada atau tidak lengkap.

2.  Pengumpulan data dapat juga dilakukan dengan survei. Dengan cara ini, data yang

diperoleh merupakan data primer dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kita,

tetapi cara ini membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang cukup besar.

Cara mana yang akan ditempuh tergantung dari tujuan dan kebutuhan akan data

tersebut serta tersedianya waktu, tenaga, dan biaya. Bila data yang dibutuhkan sangat

 penting seperti pada kejadian luar biasa. sebaiknya dilakukan pengumpulan data primer.

Di samping pengumpulan data kuantitatif seperti yang telah diuraikan di atas, dapat

 pula dilakukan pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan metode: 5-7 

1.  Diskusi kelompok terarah dan

2.  wawancara mendalam.

Teknik pengumpulan data. Secara garis besar. pengumpulan data dapat dilakukan

dengan teknik:

1.  Wawancara,

2.  Angket,

3.  Observasi, dan

4.  Pemeriksaan.

Page 15: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 15/23

 

15

VIII.  Penelitian Epidemiologi

Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor

 penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang

dikenal dengan pendekatan epidemiologi.

Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian

kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya

 pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik

dengan kegiatan pokok suatu penelitian.

Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan

dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian,

distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan

faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.

Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :

1.  Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau

diagnosis kelompok.

2.  Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek

etiologi dan perkembangan masyarakat.

3.  Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu

tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan

 pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan

 penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara

mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data

tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi,

 pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi

asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi

dan mendefinisikan variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan. 5,6 

Page 16: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 16/23

 

16

Bagan Penelitian Epidemiologi

Rancangan Penelitian

Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian

- Ada atau tidaknya intervensi :

 Penelitian Observasional / survei

 Penelitian Eksperimental / intervensi

EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Frekuensi

dilakukan dua hal pokok

yaitu :

- menemukan masalah

kesehatan

- mengukur masalah

kesehatan

Penyebaran

dikelompokan menurut :

- ciri-ciri manusia

- tempat

- waktu

Faktor Yang

Mempengaruhi

Disusun langkah-langkah

 berupa :

- merumuskan hipotesa

- menguji hipotesa

- menarik kesimpulan

Epidemiologi Diskriptif Epidemiologi Analitik

Page 17: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 17/23

 

17

- Menurut cara analisis datanya :

 Penelitian diskriptif

 Penelitian analitik

- Menurut jangka waktunya :

 Penelitian Cross Sectional/ Transversal

 Penelitian Kasus Kontrol/ Longitudinal Retrospektif

 Penelitian Kohort/ Longitudinal Prospektif

Gambar 1. Studi epidemiologi

Penelitian Observasional / survei

Adalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap fenomena

kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya intervensi atau perlakuan dari

 peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun analitik kedalaman analisis mekanisme

sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil yang didapat berupa dugaan-dugaan saja.

Penelitian eksperimental / intervensi

Ialah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi

 perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.

Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat.

Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan

Page 18: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 18/23

 

18

tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi

 penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk

mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek

(penyakit atau status kesehatan tertentu).

Penelitian diskriptif

Suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap

fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek. Pada penelitian ini peneliti

hanya berusaha memotret gambaran suatu fenomena atau masalah kemudian menyajikan se

diskriptif mungkin fenomena tersebut tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa

fenomena tersebut dapat terjadi.

Penelitian analitik

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa fenomena

tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara

faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis hubungan

tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu terhadap kejadian efek

yang dipelajari.

Penelitian Epidemiologi Diskriptif Penelitian Epidemiologi Analitik

  Hanya menjelaskan keadaan suatu

masalah kesehatan (who, Where,

when)

  Juga menjelaskan mengapa suatu

masalah kesehatan timbul di

masyarakat (why)

  Pengumpulan, pengolahan, penyajian

dan interpretasi data hanya pada suatu

kelompok masyarakat saja

  Pengumpulan, pengolahan, penyajian

dan interpretasi data dilakukan

terhadap dua kelompok masyarakat

  Tidak bermaksud membuktikan suatu

hipotesis

  Bermaksud membuktikan suatu

hipotesis

Penelitian Cross Sectional

Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan

efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga

Page 19: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 19/23

 

19

 penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time Approach”.

Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang sama

melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status

karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.

Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional

1.  Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang akan

diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap efek.

2.  Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.

3.  Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.

4.  Tahap pengumpilan data.

Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.

Bentuk instrumen pengukuran :

- Form kuesioner.

- Form observasi klinik.

- Form observasi non klinik.

5.  Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.

Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis diskriptif.

Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)

Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok populasi yang

menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian dicari faktor

 penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau

“period time approach” 

Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko maka

sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian

yang berhubungan dengan kesakitan.

Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :

1.  Hasil studi Cross Sectional.

2.  Observasi / pengamatan lapang / klinik.

3.  Data sekunder.

4.  Kasus-kasus akut / epidemi.

Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol

1.  Merumuskan Hipotesa

2.  Menetapkan populasi penelitian.

Page 20: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 20/23

 

20

3.  Menetapkan teknik dan besar sampel.

4.  Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data sekunder.

5.  Analisis data

Penelitian Kohort (Cohort)

Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar dengan

kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya. Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau “period time approach” 

Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah efeknya,

maka penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti perkembangan faktor risiko

sampai terjadi suatu efek tertentu yang berhubungan dengan kesakitan.

Langkah-langkah Penelitian Kohort

1.  Merumuskan Hipotesa

2.  Menetapkan polulasi penelitian dan sampel.

3.  Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai

terjadi suatu efek.

Bentuk instrumen pengukuran :

- Form kuesioner.

- Form observasi klinik.

- Form observasi non klinik.

4.  Analisis data

Keuntungan penelitian kohort

1.  Dapat menyusun kriteria / batasan pada responden yang akan dipelajari.

2.  Dapat melakukan pengamatan terhadap kemungkinan timbulnya fenomena / insidence

selama perjalanan waktu sampai timbulnay efek.

3.  Hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya.

4.  Dapat lebih mengungkap hubungan sebab akibat antara faktor risiko dengan efek.

Kendala :

1.  Membutuhkan waktu yang lama.

2.  Membutuhkan biaya yang besar.

3.  Membutuhkan ketelitian pengamatan selama perjalanan waktu faktor risiko menjadi

efek.

4.  Kemungkinan gagal tinggi karena sampel drop.

Page 21: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 21/23

 

21

Penelitian eksperimental / intervensi

Ialah penelitian epidemiologi analitik yang membandingkan data dari kelompok yang

diberi perlakuan dengan kelompok yang sama yang tidak diberi perlakuan atau

membandingkan data satu kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap

masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek

 perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara induvidual maupun kelompok. Dalam kaitan

fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk

mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek

(penyakit atau status kesehatan tertentu). 6,8 

Tabel 1 Perbandingan tiga desain studi observasional7 

Kriteria Studi potong-lintang Studi kasus-kontrol Studi kohor

Desain pemilihansampel

Sampel random, bisa juga

sampel terpisah, yaitu fixed

disease sampling, atau fixed

exposure sampling

Sampel terpisah

untuk kasus dan

kontrol (fixed-

disease sampling)

Sampel terpisah

untuk terpapar dan

tak terpapar (fixed-

exposure sampling)

Arah

 pengusutan

 Non-directional, satu titik

waktu

Retrospektif Prospektif / follow-

up selama periode

waktu tertentu

Kronologi pengumpulandata

Data historis maupun

data sewaktu

Data historis maupun

data sewaktu

Data historis mau-

 pun data sewaktu

Kualitas bukti

kausasi

Hanya hubungan antara

 penyakit dan faktor risiko

Kausalitas awal Kausalitas dengan

 bukti sekuensitemporal

Ukuran risiko Prevalensi (P) sebagai

 pengganti risiko

Odds sebagai

 pengganti risiko

Insidensi (R, Risiko),

Incidence Rate (IR)

PerbandinganrisikoStudi potong-lintang

Prevalence Ratio (PR),

Prevalence Odds Ratio

(POR) sebagai pengganti

Rasio Risiko

Odds Ratio (OR)

sebagai pengganti

Rasio Risiko

Rasio Risiko (RR),

Icidence Rate Ratio

(IRR), Odds Ratio

(OR)

Page 22: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 22/23

 

22

IX.  Uji Hipotesis dengan statistik

Berdasarkan sifat data, tehnik, analisis data dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1.  Tehnik analisis kualitatif

Seperti disebut diatas bahwa untuk data kualitatif dilakukan dengan tehnik analisis

kualitatif. Dan tehnik ini digunakan proses berpikir induktif artinya artinya dalam

 pengujian hipotesis-hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul. Proses berpikir

induktif dimulai dan keputusan-keputusan khusus (data yang terkumpul) kemudian

diambil kesimpulan secara umum. Tehnik ini biasanya digunakan untuk menganalisis

data yang diperoleh dari metode observasi, wawancara tak terstruktur (wawancara

mendalam) dan diskusi kelompok.

2.  Tehnik analisis kuantitatf

Tehnik ini juga disebut tehnik Statisitik, yang digunakan untuk mengolah data yang

 berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konversi dari data

kualitatif. Tehnik analisis ini lebih banyak digunakan dalam penelitian, karena lebih tepat

dibandingkan dengan tehnik analisis kualitatif.8 

X.  Pengujian hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif, untuk menguji hipotesis-hipotesisnya digunakan

rumusan hipotesis nol atau hipotesis statistik. Dalam metode statistik pengujian ini dilakukan

dengan berbagai uji statistik atau rumus sesuai dengan masalah atau metode yang digunakan.

Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan statistik) tersebut hipotesis diterima atau ditolak.

Hipotesis nol dirumuskan, dalam kalimat “tidak ada perbedaan” atau tidak ada hubungan”

misalnya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam menderita penyakit jantung.

Apabila hipotesis ini diterima, memang jumlah kasus penyakit jantung pada kaum pria dan

wanita sama saja, tetapi apabila hipotesis ditolak berarti jumlah penderita penyakit jantung

 pada kaum pria dan wanita berbeda. 

Page 23: Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

7/22/2019 Blok 26 Skenario 2 Penelitian Pada Ibu Anemia 2014 Mike Clear

http://slidepdf.com/reader/full/blok-26-skenario-2-penelitian-pada-ibu-anemia-2014-mike-clear 23/23

 

Daftar Pustaka

1.  Manuaba IBG, Chandranita IA. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC, 2007.h 29, 90.

2.  Santoso S, Ranti AL. Kesehatan dan gizi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta; 2002. h. 72-

81.

3.  Saifudin, Bahri A. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, 2002. H 281.

4.  Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka, 2006. H 451

5.  Sigarlaki H.J.O F. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Cv.Informedika,

Jakarta 2003; hal 42-172, 194-257

6.  Budiarto E, Anggraeni D. pengantar epidemielogi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2003

7.  Budiarto E. Metodologi peneletian sebuah pengantar. Jakarta: EGC; 2003. H 13-145

8.  Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. h.144-50.