blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/tugas-besar-ppic-kelompok-9.docx · web viewpt binar jaya...

44
PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL TUGAS BESAR “PT.BINAR JAYA” Dosen Pengampu : Ika Atsari Dewi,STP,MP Disusun Oleh: Kelompok 9 – Kelas C Zahrotus Sa’adah 115100301111008 Hana Afifah 115100301111011 Wisana Kartika Dyma 115100301111019 Lindah Rahayu W. 115100301111039 Muhammad Arwani 115100300111019 Novita Sari 115100301111055 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Upload: phungthu

Post on 21-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROLTUGAS BESAR “PT.BINAR JAYA”

Dosen Pengampu :Ika Atsari Dewi,STP,MP

Disusun Oleh:Kelompok 9 – Kelas C

Zahrotus Sa’adah 115100301111008Hana Afifah 115100301111011Wisana Kartika Dyma 115100301111019Lindah Rahayu W. 115100301111039Muhammad Arwani 115100300111019Novita Sari 115100301111055

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2013

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

(Zahrotus Sa’adah) (Hana Afifah)

(Wisana Kartika D.) (Lindah Rahayu)

(Muhammad Arwani) (Novita Sari)

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

BAB IPROFIL PERUSAHAAN

Deskripsi PerusahaanPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan

rumah tangga yang digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dalam rangka menjaga kebersihan. Perusahaan ini didirikan pada bulan Januari 2012. Perusahaan ini didirikan karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan peralatan kebersihan rumah tangga yang diperlukan setiap hari. Peralatan tersebut antara lain sapu, pel, kemucing, cairan pembersih, dan lain-lain. karena ingin menampilkan produk yang berbeda dari biasanya, perusahaan kami memproduksi peralatan rumah tangga yang praktis, yaitu menggabungkan sapu, kain pel, dan cairan pembersih menjadi satu alat yang kami beri nama Sapel Blink**.

Visi dan MisiVisi: Menjadi Perusahaan Terinovatif dan Terunggul Penghasil Produk

Peralatan Kebersihan Rumah Tangga yang menjadi Pilihan Masyarakat Indonesia.Misi:1. Menjalin kerjasama yang baik dengan semua stakeholder perusahaan2. Menjalankan usaha yang berorientasi pada konsumen dan pasar3. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan fasilitas untuk mendukung

kinerja perusahaan4. Mengetahui segala bentuk perubahan dan perkembangan teknologi

untuk menciptakan inovasi-inovasi yang lebih baik

Lokasi PerusahaanPemilihan lokasi perusahaan dan fasilitas harus merupakan tempat yang

strategis karena tidak hanya untuk mengembangkan produk perusahaan, lokasi juga penting untuk persaingan pasar. Keputusan lokasi berpengaruh pada keuangan baik input maupun output. Permasalahan pada lokasi fasilitas, yaitu relokasi akan kebutuhan bahan dan tenaga kerja yang bisa berubah kapanpun dan juga perusahaan mengubah lintas produksi.

Dalam perencanaan pabrik “SAPEL Blink**” terdapat 3 alternatif lokasi yang tersedia yaitu Sukun, Lawang, dan Kota Malang. Kemudian untuk menentukan lokasi yang tepat, maka perusahaan menggunakan analisis faktor kualitatif pada ketiga alternative lokasi. Lokasi yang akan dipilih adalah lokasi yang memiliki total bobot skor paling tinggi. Berikut ini merupakan table analisa faktor kualitatif yang telah dibuat.

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Faktor-Faktor Relevan

Bobot SUKUN LAWANGKOTA

MALANG(faktor) S BS S BS S BS

Pasokan Bahan Baku 0.35 40 14 50 17.5 50 17.5Tenaga Kerja 0.25 30 7.5 60 15 60 15Transportasi 0.33 50 16.5 40 13.2 50 16.5Biaya produksi 0.055 20 1.1 50 2.75 40 2.2Lingkungan 0.015 60 0.9 30 0.45 10 0.15 1 40 48.9 51.35

Dari tabel analisa faktor kualitatif tersebut diperoleh total masing-masing bobot skor pada lokasi. Maka dapat ditentukan lokasi yang dipilih untuk perusahaan Sapel Blink** ini adalah di Malang dengan total bobot skor sebesar 51,35.

Produk yang ditawarkan Salah satu produk unggulan yang kami tawarkan adalah sapel blink**.

Sapel blink merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan rumah dan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan praktis. Dikatakan praktis karena sapel blink ini merupakan modifikasi alat kebersihan yang menggabungkan sapu, pel dan cairan pembersih lantai. Dengan menggunakan sapel blink, aktivitas menyapu dan mengepel lantai dapat menggunakan satu alat saja. Sehingga seseorang tidak perlu berganti alat untuk membersihkan ruangan di rumah. Selain memiliki 2 fungsi, alat ini juga dilengkapi dengan cairan pembersih seperti botol spray yang memungkinkan kita untuk tidak perlu menyiapkan cairan pembersih lain dalam kaleng. Alat ini praktis dibawa kemana-mana karena tongkat yang digunakan dapat diperpendek, dan juga tidak menghabiskan ruang untuk penyimpanannya.

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

BAB IIJADWAL INDUK PRODUKSI

Definisi Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi) “Sapel Blink **”Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule, MPS) merupakan

gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana sulpai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang dijanjikan tersedia (available to promise). MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat, dan merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan perencanaan kapasitas. MPS mengendalikan MRP dan merupakan masukan utama dalam proses MRP. MPS harus dibuat secara realistis, dengan mempertimbangkan kemampuan kapasitas produksi, tenaga kerja, dan subkontraktor (Herjanto, 2007).

Data Input Utama Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi) “Sapel Blink **”

Sebagai suatu aktivitas proses, jadwal induk produksi (MPS) membutuhkan input utama sebagai berikut (Marie, 2003) :

a. Data permintaan total, yang berkaitan dengan ramalan penjualan (sales forecast) dan pesanan-pesanan (order).

b. Status inventori, berkaitan dengan informasi tentang on hand investory, stock yang dialokasikan untuk pengunaan tertentu, pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan.

c. Perencanaan produksi menentukan tingkat produksi, inventori dan sumber daya lainnya.

d. Data perencanaan, berkaiatan dengan aturan-aturan tentang lot sizing, safety stock dan waktu tunggu (lead time), dari masing-masing item.

Fungsi Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi) “Sapel Blink **”Fungsi Master Production Schedule (Jadwal Induk Produksi) adalah

sebagai berikut (Rostianingsih, 2003):a. Melakukan penjadwalan produksi dan pesanan untuk

komponen/material MPS. MPS menyatakan barang dan jumlah yang dipesan, serta tanggal harus dipenuhi

b. Merupakan input untuk MRP satu level diatasnya. MPS dibentuk berdasarkan BOM

c. Merupakan dasar penentuan kebutuhan resource, seperti pekerja, mesin per jam, kapasitas pengerjaan

d. Merupakan dasar dari penentuan waktu selesai suatu produksi.

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Jadwal Induk Produksi “Sapel Blink **”Perusahaan “Sapel Blink **” memproduksi sapel blink yang terdiri dari

dua komponen utama yaitu sapu dan pel. Produk sapel blink tersebut diproduksi menjadi 1 komponen produk yang dapat digunakan secara berpasangan, sehingga 2 komponen utama tersebut dapat menjadi 1 komponen. Berdasarkan data masa lalu, maka komposisi campuran produk diatas akan konstan, yaitu 50%-50% yang terbagi atas sapu dan pel. Dari perencanaan agregat, maka bagian penjadwalan mengkonversikan ke dalam jadwal mingguan untuk masing-masing produk. Pabrik mempunyai kapasitas 500 unit sapel blink/bulan.

Berdasarkan informasi tersebut, maka kita dapat memproyeksikan produksi bulanan masing-masing produk untuk 6 bulan pertama sebagai berikut:

Produksi Agregat Campuran ProdukBulan UnitJanuari 429Februari 428Maret 427April 426Mei 425Juni 424

Rata-rata Kebutuhan Produksi Mingguan untuk Perusahaan Sapel Blink

Produk

Januari Februari Maret1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sapu 54 54 54 54 54 54 54 54 53 53 53 53Pel 54 54 54 54 54 54 54 54 53 53 53 53

ProdukApril Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Sapu 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53Pel 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53

MPS untuk Sapel Blink

Produk

Januari Februari Maret1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sapu 108 0 108 0 108 0 108 0 106 0 106 0Pel 0 108 0 108 0 108 0 108 0 106 0 106

Sapu (Unit) Pel (Unit)215 215214 214214 214213 213213 213212 212

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

ProdukApril Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4Sapu 106 0 106 0 106 0 106 0 106 0 106 0Pel 0 106 0 106 0 106 0 106 0 106 0 106

Rough Cut Capacity Planning (RCCP) Sapel Blink**Diasumsikan perusahaan Sapel Blink beroperasi 5 hari dalam seminggu.

Terdapat 2 shift kerja setiap hari dan masing-masing shift bekerja selama 5 jam. Total tiap hari mesin beroperasi selama 8 jam. Sehingga dalam seminggu mesin beroperasi selama 50 jam.

Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8

MPS - Model A

100 120 100 120 110 100 0 110

MPS - Model B

110 110 110 0 0 110 0 0

Hours per unit on machine 1 Hours per unit on machine 2Model A 0.5 1Model B 1 2

Machine 1 Load

Minggu Ke

1 2 3 4 5 6 7 8

Due to Model A

50 60 50 60 55 50 0 55

Due to Model B

110 110 110 0 0 110 0 0

Total Machine 1

Load160 170 160 60 55 160 0 55

Machine 2 Load

Minggu Ke

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

1 2 3 4 5 6 7 8

Due to Model A

100 120 100 120 110 100 0 110

Due to Model B

200 240 200 240 220 200 0 220

Total Machine 2

Load300 360 300 360 330 300 0 330

BAB IIIMANAJEMEN PERSEDIAAN

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Arti penting Persediaan dan Manajemen Persediaan “PT. BInar Jaya”:- Agar dapat melayani konsumen dengan lebih baik.- Menyelesaikan masalah keterlambatan pengiriman bahan baku.- Menyelesaikan masalah kesalahan pengiriman produk.- Mengatasi risiko kenaikan harga.- Memperoleh laba dari penjualan.

Jenis-Jenis Persediaan “PT. Binar Jaya”:- Persediaan Bahan Baku

Persediaan ini berupa bahan bahan seperti mur, sekrup, kawat, tali, botol, tombol, cat, alumunium.

- Persediaan Barang Setengah JadiPersediaan barang setengah jadi ini berupa spray, serabut, dan kain serat tenun.

- Persediaan Barang JadiPersediaan barang jadi ini berupa produk SAPEL BLINK yang disimpan di gudang dan siap untuk dijual ke berbagai tempat.

Model Perhitungan EOQ:Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode untuk

menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan . Economic Order Quantity (EOQ) adalah merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian, atau jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal. EOQ terdiri dari (Mardiyanto, 2006):1. Biaya pemesanan (ordering cost/set up cost) adalah semua biaya dari

persiapan pemesanan sampai barang yang dipesan datang. Sifat : konstan, tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan. Biaya-biaya ini adalah :

a. biaya persiapan pemesananb. biaya mengirim atau menugaskan karyawan untuk melakukan pemesanan.

c. biaya saat penerimaan bahan yang dipesan d. biaya penyelesaian pembayaran pemesanan

2. Biaya Penyimpanan di Gudang (Inventory C arrying Cost) terdiri dari :

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

a.biaya sewa gudang b.biaya pemeliharaan bahan c.biaya asuransi bahan d.biaya tenaga kerja di gudang e.biaya kerusakan bahan baku

Dalam penggunaan metode EOQ, terdapat beberapa asumsi yaitu: 1. Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).3. Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously)

atau tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah (tak terhingga).

4. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan bersifat konstan.

5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.

6. Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage).

“PT. Binar Jaya” adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produk bernama SAPEL BLINK. PT. Binar Jaya memasarkan produknya ke berbagai kota. Diketahui permintaan bulan lalu yaitu Januari sebesar 429 unit. Biaya pesanan untuk setiap unit SAPEL BLINK adalah Rp 100.000,00. Biaya penyimpanan pertahun adalah RP 20.000/unit dan lead time 4 minggu. Dari data perusahaan diatas maka dapat diketahui perhitungan perhitungan EOQ diantara lain :

EOQ (Q*) = √2DS = √2.429 .100000 = 65,4≈65 unit H 20000

d = D

Jumlahhari kerja per−bulan = 42920 = 21,45 21 unit

Re-order point (ROP) = d × L = 21 × 20 hari = 420 unit

Jumlah pemesanan dalam satu tahunN = D = 429 = 66 pesanan/tahun

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Q 65

Waktu antar pemesanan (T)T = ∑❑hari kerja/ tahun

N

= 240 = 3,6 4 hari 66

Total biaya = [(Q2 ) × H] + [(

DQ ) × S]

= [(652 ) × 20.000] + [(

42965 ) × 100.000]

= Rp 1.310.000,00

BAB IV

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

ABC INVENTORY CLASSIFICATION

Peran Analisis ABC pada PT.Binar JayaPT.Binar Jaya yang memproduksi produk Sapel Blink mengelola persediaan

dengan cara Analisa ABC. Analisa ABC merupakan penerapan persediaan dengan menggunakan prinsip pareto yaitu membagi persediaan ke dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Untuk menentukan nilai tahunan dari volume dalam analisis ABC dengan cara mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya per unit. Analisa ABC ini berperan sebagai dasar pengelompokan item yang digunakan dalam pembuatan sapel blink. Selain itu analisa abc dapat mempermudah proses inventory perusahaan. Cara mengelompokkannya adalah (Kusnadi, 2009) :

Butir persediaan kelompok A (70-80%) adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi, tetapi biasanya volumenya kecil

Butir persediaan kelompok B (30%) adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya sedang, tetapi biasanya volumenya sedang

Butir persediaan kelompok C (5%) adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya rendah, tetapi biasanya volume besar.

Langkah-langkah analisis ABC (Kusnadi, 2009) : 1. Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.2. Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.3. Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total

nilai uang dari masing-masing tipe barang.4. Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan

urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.5. Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.6. Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.7. Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase

nilai uang barang.

Besarnya persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubah dan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Kelompok A adalah kelompok yang sangat kritis sehingga perlu pengontrolan secara ketat, dibandingkan kelompok B yang kurang kritis, sedangkan kelompok C mempunyai dampak yang kecil terhadap aktivitas gudang dan keuangan. Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu (Sutarman, 2003).

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Analisis ABC Pada PT. Binar JayaItem Kebutuhan

/tahunBiaya per

unitDollar

volumeMur 60000 75 4.500.000Sekrup 12000 85 1.020.000Botol 60000 750 45.000.000Tombol spray 60000 800 48.000.000Serabut Kelapa 1500 4000 6.000.000Kain serat tenun

1500 4500 6.750.000

Tali 1500 500 750.000Kawat 1500 500 750.000Aluminium 24000 1000 24.000.000Cat 12000 3500 42.000.000

Item Kebutuhan/tahun

Biaya per unit

Dollar volume

Persen volume

(%)

Volume kumulatif

(%)

Kategori

Tombol spray 60000 800 48.000.000 26,85 26,85 ABotol 60000 750 45.000.000 25,17 52,02 ACat 12000 3500 42.000.000 23,49 75,52 BAluminium 24000 1000 24.000.000 13,43 88,94 BKain serat tenun

1500 4500 6.750.000 3,78 92,72 B

Serabut Kelapa 1500 4000 6.000.000 3,36 96,07 CMur 60000 75 4.500.000 2,52 98,59 CSekrup 12000 85 1.020.000 0,57 99,16 CTali 1500 500 750.000 0,42 99,58 CKawat 1500 500 750.000 0,42 100 CTotal 234000 178.770.000

Item yang termasuk dalam kategori A adalah tombol spray dan botol, sehingga item ini perlu pengontrolan secara ketat.

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Item yang termasuk ke dalam kategori B adalah cat, aluminium, dan kain serat tenun. Sehingga item-item tersebut memerlukan pengontrolan yang tidak terlalu ketat seperti kategori A

Item yang termasuk ke dalam kategori C adalah serabut kelapa, mur, sekrup, tali, dan kawat. Item-item tersebut memerlukan pengontrolan yang lebih longgar dibandingkan kategori A dan kategori B.

BAB VDISKON KUANTITAS

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

PT Binar Jaya menerapakan Strategi harga diskon pada penjual dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang ditawarkan oleh penjual untuk mendorong konsumen agar bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual tersebut sehingga mampu meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Faktor utama perusahaan kami menggunakan diskon kuantitas adalah mempertimbangkan diskon karena kuantitas, sehingga antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang meningkat.

Pada perusahaan Binar Jaya, penjualan yang tercantum dalam laba rugi pada dasarnya adalah penjualan kotor sebelum dikurangi potongan penjualan. Setelah dikurangi dengan retur penjualan serta potongan penjualan maka didapatkan nilai penjualan yang sebenarnya atau dalam hal ini adalah penjualan bersih. Penjualan bersih inilah yang akan diakui sebagai pendapatan yang akan mempengaruhi besar kecilnya penghasilan perusahaan.

Angka Diskon Kuantitas Diskon Diskon (%) Harga Diskon (P)1 0 sampai 499 Tidak ada diskon 8002 500 sampai 999 3 7763 1000 sampai 1999 4 7684 2000 dan

selebihnya5 760

Jadi biaya normal untuk Sapel Blink sebesar 800. Untuk pesanan diantara 500 sampai 999 unit, biaya per unitnya turun menjadi 776. Untuk pesanan 1000 sampai 1999 unit, biaya per unitnya 768. Dan untuk pesanan 2000 selebihnya, biaya per unitnya 760. Lebih lanjut lagi biaya pemesanan adalah 3000 per pesanan. Permintaan tahunan adalah 5000 unit produk sapel blink. Dan ongkos membawa persediaan sebagai persen dari biaya, l, adalah 20% atau 0,2.

Q∗1=√2(5000)3000(0,2 )(800)

= 433 sapel/pesanan

Q∗2=√2(5000)3000(0,2 )(776)

= 440 sapel/pesanan

Q∗3=√2(408)50(0,2 )(768)

= 442 sapel/pesanan

Q∗4=√2(408)50(0,2 )(760)

= 444 sapel/pesanan

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Setelah menghitung Q*1 ,maka didapatkan penyesuaian berdasarkan rentang diskon yang diizinkan yaitu sebagai berikut:

Q*1= 433 sesuai dengan Q*1 karena masih berada dalam rentangQ*2= 500 tidak sesuai dengan Q*2 karena dibawah rentang yang diizinkan

dari 500 sampai 999Q*3= 1000 tidak sesuai dengan Q*3 karena dibawah rentang yang diizinkan

dari 1000 sampai 1999Q*4= 1000 tidak sesuai dengan Q* karena dibawah rentang yang diizinkan

dari 2000 dan selebihnya

Angka diskon

Harga satuan

Kuantitas pesanan

Biaya produk

tahunan

Biaya pemesanan

tahunan

Biaya penyimpanan

tahunan

Total

1 800 433 4000000 34642 35640 40702822 776 500 3880000 34091 34144 39482353 768 1000 3840000 33937 34388 39083254 760 2000 3800000 33784 33744 3867528

Dengan melihat tabel, dapat dilihat bahwa kuantitas pesanan 2000 produk sapel blink akan meminimalkan biaya total.

BAB VI

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

PERSEDIAAN PROBABILISTIK

Persediaan ProbabilistikPersediaan (inventory) adalah salah satu aset yang sangat mahal dalam

suatu perusahaan. Pada satu sisi, manajemen perusahaan menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu minimum, namun di lain pihak manajemen juga harus menjaga agar persediaan tidak habis dan mengganggu proses produksi yang berjalan. Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi yang dapat memenuhi kedua kepentingan tersebut. Yang dikategorikan sebagai persediaan adalah raw materials, work in process dan finished goods. Persoalan utama dalam pengelolaan persediaan ini terkandung dalam dua pertanyaan utama, yaitu: berapa banyak harus disediakan dan kapan penyediaan itu dilakukan. Fungsi pengendalian persediaan pada suatu perusahaan antara lain adalah (Ernawati dan Sunarsih,2008) :a. Menghindari keterlambatan pengirimanb. Menghindari ada material/part yang rusakc. Menghindari kenaikan hargad. Mendapatkan diskon bila membeli dalam jumlah tertentue. Menjamin kelangsungan produksi

Salah satu model pengendalian persediaan adalah model pengendalian probabilistik. Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan.Untuk menghindari stock out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya stock out. Dalam model probabilistik yang menjadi hal pokok adalah analisis perilaku persediaan selama lead time. Karena pada kondisi ini, lead time dan demand bersifat probabilistik, maka akan ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi (Siswanto, 2007):a) Tingkat demand konstan, namun periode waktu datangnya pesananan (lead time) berubahb) Lead time tetap sementara demand berubahc) Demand dan lead time berubah

Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Untuk dapat mengetahui besarnya persediaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah besarnya persediaan pengaman (safety stock). Menurut Freddy Rangkuti “persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan/barang (stock out)”. Ada beberapa factor yang menentukan besarnya persediaan pengaman, yaitu (Rangkuti, 2004):a. Penggunaan bahan baku rata-rata. Hal ini perlu diperhatikan karena ketika kita mengadakan pemesanan pengganti maka pemenuhan permintaan dari langganan sebelum barang yang dipesan datang harus dapat dipenuhi dari stock yang ada atau yang disimpan.b. Faktor waktu. Lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan yang dipesan sampai pada bahan diterima digudang pesediaan.c. Biaya-biaya yang digunakan

Model – Model Persediaan Pada PT.Binar Jaya

1. Permintaan variabel dan waktu tunggu konstanPermintaan harian rata-rata Sapel Blink adalah 20 unit, dengan standar deviasi 5 unit. Ditetapkan bahwa lead timenya adalah 5 hari dan risiko kekurangan persediaan yang diperbolehkan 5 %, sehingga tingkat pelayanan yang dimungkinkan adalah 95 %. Maka, dari tabel kurva normal, nilai Z-nya adalah sebesar 1,64.ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu dalam hari) + ZσdLT

Dimana σdLT = standar deviasi dari permintaan selama waktu tunggu = σd

√waktu tungguROP = (20 x 7) + 1,64 (5) √5

= 140 + 18,34= 158,34 ≈159 unit

Persediaan pengaman (SS) = 18,34 ≈ 19 unit

2. Waktu tunggu variabel dan permintaan konstanPerusahaan Binar Jaya memproduksi Sapel Blink** sekitar 20 unit per hari (kuantitas yang hampir konstan). Waktu tunggu untuk pengantaran sapel blink terdistribusi normal dengan waktu rerata 5 hari dan standar deviasi 1 hari. Ditentukan tingkat pelayanannya 95%.

ROP = (permintaan harian x waktu tunggu rata-rata dalam hari) + Z (permintaan harian) x σLT

Dimana σLT = standar deviasi dari waktu tunggu dalam hari

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

ROP = (20 x 5) + 1,64 (20) (1)= 100 + 32,8= 132,8 ≈ 133 unit

Persediaan pengaman (SS) = 32,8 ≈ 33 unit

3. Permintaan dan waktu tunggu variabelPada perusahaan Binar Jaya rata-rata sekitar 20 unit Sapel Blink** terjual per hari, mengikuti distribusi normal dengan standar deviasi 5 unit. Sapel Blink yang dipesan dari distributor, waktu tunggunya terdistribusi normal dengan rata-rata 5 hari dan standar deviasi 1 hari. Ditentukan tingkat pelayanannya 95%.

ROP = (permintaan harian rata-rata x waktu tunggu rata-rata) + ZσdLT

Dimana σd = standar deviasi dari permintaan per hariσLT = standar deviasi waktu tunggu dalam hari

dan σdLT = √ (waktu tunggurata−rata ) x (σ ²d)+(waktu permintaanharian)² ¿¿

σdLT = √ (5 ) x(5²)+(20)² (1²)= √(125)+(400)= √525 = 22,91

ROP = (20 x 5) + 1,64 σdLT

= 100 + 1,64 (22,91)= 100 + 37,57= 137,57 ≈ 138 unit

Persediaan pengaman (SS) =37,57 ≈ 38 unit

BAB VIIMATERIAL REQUIREMENT PLANNING

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured planned orders, kemudian diajukan untuk analisis lanjutan berkenaan dengan persediaan kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas. Sistem MRP mengkoordinasikan pemasaran, manufacturing, pembelian, rekayasa melalui pengadopsian rencana produksi serta melalui penggunaan satu data base terintegrasi guna merencanakan, dan memperbaharui aktivitas dalam sistem industri modern secara keseluruhan. MRP sangat bermanfaat bagi perencanaan kebutuhan material untuk komponen yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh komponen lain (dependent demand). MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan dengan lebih baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan yang didasarkan pada jadwal induk. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan pada waktu yang tepat (Gaspersz, 2004).

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan antara lain untuk meminimalkan persediaan dengan menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi. Meningkatkan efisiensi MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP) (Baroto, 2003).

STRUKTUR PRODUK “SAPEL BLINK”Perusahaan Binar Jaya akan memproduksi produk “SAPEL BLINK” dengan

permintaan untuk produk A sebesar 500 unit yang harus dipenuhi dalam 4 minggu. Setiap unit A memerlukan komponen A, B, C, D, E, F, G dengan rincian setiap unit A memerlukan 10 unit B, 2 unit C, 1 unit D, 0,25 unit E, 0,25 unit F dan 4 unit G. Setiap unit D memerlukan 1 unit H dan 1 unit I. Kemudian setiap unit E memerlukan 1 unit J dan 1 unit K. Lalu setiap unit F memerlukan 1 unit L. Selanjutnya setiap unit G memerlukan 0,5 unit M. Maka permintaan untuk produk B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L dan M sangat dependent terhadap permintaan

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

untuk A. Berikut ini rincian komponen kebutuhan untuk 500 unit produk “SAPEL BLINK”.

No Komponen Kebutuhan (Unit)1. A (Sapel Blink) 5002. B (Mur) 50003. C (Skrup) 10004. D (Spray) 5005. E (Serabut Kelapa) 1256. F (Kain Serat Tenun) 1257. G (Aluminium) 20008. H (Botol) 5009. I (Tombol) 500

10. J (Tali) 12511. K (Kawat) 12512. L (Kawat) 12513. M (Cat) 1000

BILL OF MATERIALS “SAPEL BLINK”

STRUKTUR PRODUK “SAPEL BLINK” SECARA HORIZONTAL BERDASARKAN FASE WAKTU

No Komponen Lead Time (dalam minggu)

Sapel Blink (A)(500 unit)

Mur (B)(5000 unit)

Skrup (C)(1000 unit)

Spray (D)(500 unit)

Botol (H)(500 unit)

Tombol (I)(500 unit)

Serabut Kelapa (E)(125 unit)

Tali (J)(125 unit)

Kawat (K)(125 unit)

Kain Serat Tenun (F) (125 unit)

Kawat (L)(125 unit)

Alumunium (G) (2000 unit)

Cat (M)(1000 unit)

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

1 2 3 4Minggu

B

C

G

AJ

I

H

D

E

F

K

L

M

1. A (Sapel Blink) 12. B (Mur) 13. C (Skrup) 14. D (Spray) 15. E (Serabut Kelapa) 16. F (Kain Serat Tenun) 17. G (Aluminium) 18. H (Botol) 19. I (Tombol) 1

10. J (Tali) 111. K (Kawat) 112. L (Kawat) 113. M (Cat) 1

TABEL RENCANA KEBUTUHAN BAHAN BAKU BRUTO UNTUK 500 UNIT PRODUK A (SAPEL BLINK)

KomponenMinggu

Waktu Tunggu1 2 3 4

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

A1 500

12 500

B1 5000

12 5000

C1 1000

12 1000

D1 500

12 500

E1 125

12 125

F1 125

12 125

G1 2000

12 2000

H1 500

12 500

I1 500

12 500

J1 125

12 125

K1 125

12 125

L1 125

12 125

M1 1000

12 1000

Keterangan :1 = Tanggal dibutuhkan2 = Tanggal Pengiriman Pesanan

TABEL RENCANA KEBUTUHAN BAHAN BAKU NETTO UNTUK 500 UNIT PRODUK A (SAPEL BLINK)No Komponen Persediaan di tangan

(OH)Lead Time (dalam

minggu)

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

1. A (Sapel Blink) 20 12. B (Mur) 20 13. C (Skrup) 20 14. D (Spray) 15 15. E (Serabut Kelapa) 15 16. F (Kain Serat Tenun) 15 17. G (Aluminium) 20 18. H (Botol) 10 19. I (Tombol) 5 1

10. J (Tali) 0 111. K (Kawat) 5 112. L (Kawat) 5 113. M (Cat) 10 1

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 41. 1 20 A

(Sapel Blink)

Kebutuhan Bruto 500

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

20 20 20 20

Kebutuhan Netto 480

Penerimaan Pesanan terencana

480

Pengiriman Pesanan terencana

480

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 42. 1 20 B

(Mur)Kebutuhan Bruto 4800

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

20 20 20

Kebutuhan Netto 4780

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Penerimaan Pesanan terencana

4780

Pengiriman Pesanan terencana

4780

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 43 1 20 C

(Skrup)Kebutuhan Bruto 960

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

20 20 20

Kebutuhan Netto 940

Penerimaan Pesanan terencana

940

Pengiriman Pesanan terencana

940

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 44 1 15 D

(Spray)Kebutuhan Bruto 480

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

15 15 15

Kebutuhan Netto 465

Penerimaan Pesanan terencana

465

Pengiriman Pesanan terencana

465

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 45 1 15 E Kebutuhan Bruto 120

Page 26: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

(Serabut Kelapa)

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

15 15 15

Kebutuhan Netto 105

Penerimaan Pesanan terencana

105

Pengiriman Pesanan terencana

105

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 46 1 15 F

(Kain Serat Tenun)

Kebutuhan Bruto 120

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

15 15 15

Kebutuhan Netto 105

Penerimaan Pesanan terencana

105

Pengiriman Pesanan terencana

105

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 47 1 20 G

(AluminiumKebutuhan Bruto 1920

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

15 15 15

Kebutuhan Netto 1900

Penerimaan Pesanan terencana

1900

Pengiriman Pesanan 1900

Page 27: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

terencana

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 48 1 10 H

(Botol)Kebutuhan Bruto 940

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

10 10

Kebutuhan Netto 930

Penerimaan Pesanan terencana

930

Pengiriman Pesanan terencana

930

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 49 1 5 I

(Tombol)Kebutuhan Bruto 940

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

5 5

Kebutuhan Netto 935

Penerimaan Pesanan terencana

935

Pengiriman Pesanan terencana

935

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 410 1 0 J Kebutuhan Bruto 105

Page 28: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

(Tali) Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

0 0

Kebutuhan Netto 105

Penerimaan Pesanan terencana

105

Pengiriman Pesanan terencana

105

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 411 1 5 K

(Kawat)Kebutuhan Bruto 105

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

5 5

Kebutuhan Netto 100

Penerimaan Pesanan terencana

100

Pengiriman Pesanan terencana

100

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 412 1 5 L

(Kawat)Kebutuhan Bruto 105

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

5 5

Kebutuhan Netto 100

Penerimaan Pesanan terencana

100

Pengiriman Pesanan terencana

100

Page 29: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

No LT OHIdentifikasi

Barang

Minggu

1 2 3 413 1 10 M

(Cat)Kebutuhan Bruto 950

Penerimaan TerjadwalProyeksi Persediaan ditangan

10 10

Kebutuhan Netto 940

Penerimaan Pesanan terencana

940

Pengiriman Pesanan terencana

940

BAB VIIIJUST IN TIME

Di negara maju seperti Jepang khususnya, menggunakan komunitas manufaktur mulai mengembangkan suatu sistem yang disebut Just In Time, dimana sistem ini dilatar belakangi oleh pemborosan-pemborosan tenaga kerja,

Page 30: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

ruangan dan waktu industri. Yang terjadi karena adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi. PT Binar Jaya ini juga menerapakan sisten Just In Time tersebut. Tujuan utama perusahaan kami menggunakan Just In Time adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman. Perusahaan kami menerapakan konsep, dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang penyimpanan barang/stock cost.

Produk yang kami buat dalam perusahaan Binar Jaya adalah Sapel Blink. Sebelum dibuat menjadi suatu produk yang serba guna untuk pembersihan rumah, kami memesan mur, sekrup, botol, tombol spreay, serabut kelapa, kain serat tenun, tali, kawat, alumunium, dan cat pada saat kita memproduksi dalam satu lot produk. Misalnya, apabila kita memproduksi dalam satu lot 50 produk maka kita memesan bahan untuk diproduksi 50 unit. Tujuannya untuk menghindari pemborosan pada bahan agar tidak terjadi penyimpanan di gudang.

Selanjutnya didalam perusahaan, kami mulai melakukan proses produksi ketika pemasok unit bahan didatangkan dari supplier bahan itu sendiri, jadi tidak ada bahan yang menganggur di perusahaan kami. Selain itu, untuk menghindari terkerusakan produk. Serta didalam perusahaan kami sistem JIT sangat disarankan demi kelancaran suatu proses produksi.

Setelah itu tata letak perusahaan, kami mulai dari perancangan sapu, pel dan wadah superpel. Kami merancang secara berurutan dan pemasangannya pun juga berurutan agar fleksibel dan berjalan secara proses JIT. Perusahaan kami menggunakan sistem step by step, tidak menggunakan sistem delay. Sistem delay ini akan memboroskan waktu dan tenaga dalam proses produksi sehingga kami menganjurkan kepada karyawan untuk tidak menggunakan sisten delay.

Berikutnya, tidak ada persediaan cadangan pada perusahaan kami untuk waktu proses produksi berikutnya. Dalam perusahaan kami, bahan yang dipesan dari supllier yang akan kami jadikan produk saat itu juga. Apabila dalam perusahaan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kami menghentikan pemesanan dan proses produksi. Perusahaan ini tidak menyimpan bahan berlebih.

Tahap berikutnya penjadwalan, maksudnya kemampuan dalam perusahaan kita untuk memenuhi pesanan agar tidak perlu indent atau menunggu diluar jadwal perjanjian yang telah ditentukan. Misalnya perusahaan kami ada yang memesan sapelpel 100unit , maka perusahaan kami harus

Page 31: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

mendetlainnya kapan kami bisa sanggup untuk menjadiikan produk yang dipesannya itu siap jadi. Sehingga kami harus benar-benar mempertimbangkan sistem peramalan atau forecasting.

Selanjutnya kualitas barang perusahaan kami, apabila ada produk yang cacat maka kita harus menutupi produk tersebut. Semakin sedikit produk cacat maka sedikit pula produk cacat yang dikerjakan ulang. Maka dari itu, untuk mengantisipasi terjadinya produk cacat kita harus mengecek setiap perancangan maupun proses produksi.

Untuk menerapkan konsep JIT pada produk Sapelblink diperlukan komitmen yang kuat pada setiap karyawan untuk meningkatkan mutu perusahaan, baik dari segi produk, mulai dari memilih suplier untuk mendapatkan bahan baku sesuai standar, proses produksi, sampai pengiriman produk jadi, maupun dari segi manajemen perusahaan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam pasar. Selain itu, penjadwalan produksi akan sangat berpengaruh dalam penerapan Just In Time, terutama dalam ketepatan waktu. Kualitas bahan baku serta keefektifan penerapan quality control sangat berpengaruh untuk menerapkan konsep Just In Time dalam perusahaan Sapelblink. Dengan demikian hampir seluruh aspek dalam perusahaan akan sangat menentukan penerapan konsep Just In Time.

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, S. 2003. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Page 32: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../2013/06/Tugas-Besar-PPIC-Kelompok-9.docx · Web viewPT Binar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peralatan rumah tangga yang digunakan

Ernawati,Y dan Sunarsih. 2008. Sistem Pengendalian Persediaan Model Probabilistik Dengan “Back Order Policy”. Jurnal Matematika. Vol. 11, No.2, Agustus 2008: 87-93, ISSN: 1410-8518.

Gaspersz, Vincent. 2004. Production Planning And Inventory Control. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasional. Jakarta: Grasindo.Kusnadi, E. 2009. Analisis Produktivitas Terhadap Penyeimbangan Lintasan.

Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.Mardiyanto, Handono. 2006. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.

Grasindo.Marie, I. A. 2003. Penentuan Jumlah Produksi Menggunakan Model Fuzzy Multi

Objective Linear Programming pada Industri Pangan (Studi Kasus Pada Industri Roti PT NIC). IPB: Teknik Industri.

Rangkuti,F. 2004. Flexible Marketing. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.Rostianingsih, S. 2003. Pembuatan Komponen Untuk Melakukan Maintain Pada

Penjadwalan Proses Produksi Studi Kasus: Perusahaan Perakitan Emas. Universitas Kristen Petra: Jurusan Teknik Informatika.

Siswanto, 2007. Operation Research. Jakarta: Erlangga. Sutarman. 2003. Perencanaan Persediaan Bahan Baku Dengan Model

Backorder. Infomatek, 5(3), 141–152.