blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-tmp-kelompok-2.docx · web viewadanya sistem...

21
\ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain. Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

\

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, masalah kemasan menjadi bagian kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam hubungannya dengan produk pangan. Sejalan dengan itu pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang makin canggih. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor. Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain. Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan.

 

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertrujuan untuk memberi peluang pemasaran melalui desain kemasan yang baru . Agar para konsumen lebih tertarik untuk membelinya karena kami telah meredesain kemasan yang lama.

 

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1 Desain kemasan

The main key to making a good packaging design is packaging should be simple (simple) 4, functional and create a positive emotional response indirectly "say", "Buy me." Packaging should be interesting attention visually, emotionally and rationally. A good packaging design give an added value to the products packed. According to the study, of the entire sensing human activity, 80% were sensing through sight or visible (visual). Therefore, the elements graphics of packaging include: colors, shapes, brands, illustrations, fonts and layoutis a visual element that has the greatest role in the process of delivering message is visible (visual communication). To be successful, it must have the appearance of a bundle appeal. The appeal of the packaging can be classified into two, namely the visual appeal (aesthetics) and practical appeal (functional) (Christine S. Cenadi (2003),Jurnal Nirmana Jurusan Desain Komunikasi Visual Volume 1) :1. Visual appeal (aesthetics) Visual appeal refers to the appearance of the packaging which includes elements graphics that have been mentioned above. All graphic elements are combined to create an impression to provide an optimal visual appeal. Own visual appeal associated with emotional and psychological factors that can showing softness visualized well on packaging design, in which uses soft colors (pastel) and brands with Script font or Italic (oblique) and gives the impression of gentle and graceful will be more selected by the consumer. Visualization shown psychological effects that consumers will feel softer skin after using soap bath.2. The appeal of practical (functional) The attraction is the practical effectiveness and efficiency of a package aimed at consumers and distributors. For example, for ease of storage or display of products. Some other practical appeal to consider among other things:- Can protect the product- Easily opened or closed for storage- The portion that is suitable for food products / beverages- Can be used again (reusable)- Easy to carry, portable or held- Allows users to spend their contents and replenish with types of products that can be recharged (refilled)

Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah kemasan tersebut harus simple (sederhana)4, fungsional dan menciptakan respons emosional positif yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah saya.” Kemasan harus dapat menarik perhatian secara visual, emosional dan rasional. Sebuah desain kemasan yang bagus memberikan sebuah nilai tambah terhadap produk yang dikemasnya. Menurut penelitian, dari seluruh

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah penginderaan melalui penglihatan atau kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasatmata (visual communication). Agar berhasil, maka penampilan sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) (Christine S. Cenadi (2003),Jurnal Nirmana Jurusan Desain Komunikasi Visual Volume 1) :

1. Daya tarik visual (estetika)Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis yang telah disebutkan di atas. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal.Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis yang terletak pada bawah sadar manusia. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respons positif tanpa disadarinya. Sering terjadi konsumen membeli suatu produk yang tidak lebih baik dari produk lainnya walaupun harganya lebih mahal. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa terdapat daya tarik tertentu yang mempengaruhi konsumen secara psikologis tanpa disadarinya. Misalnya produk-produk sabun mandi yang pada umumnya memiliki komposisi yang tidak jauh berbeda. Tetapi produk sabun mandi yang dapatmenampilkan kelembutan yang divisualkan dengan baik pada desain kemasannya, di antaranya menggunakan warna-warna lembut (pastel) dan merek dengan font Script atau Italic (miring) dan memberikan kesan lembut dan anggun akan lebih banyak dipilih oleh konsumen. Visualisasi yang ditampilkan memberikan efek psikologis bahwa konsumen akan merasakan kulitnya lebih lembut setelah menggunakan sabun mandi tersebut.2. Daya tarik praktis (fungsional)Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk. Beberapa daya tarik praktis lainnya yang perlu dipertimbangkanantara lain :- Dapat melindungi produk- Mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan- Porsi yang sesuai untuk produk makanan/minuman- Dapat digunakan kembali (reusable)- Mudah dibawa, dijinjing atau dipegang- Memudahkan pemakai untuk menghabiskan isinya dan mengisi kembali denganjenis produk yang dapat diisi ulang (refill)Faktor – factor yang mempengaruhi desain kemasn Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harusmempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa faktor, antara lain sebagai berikut (Hermawan Kartajaya (1996)) :1. Faktor pengamananKemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan,

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.2. Faktor ekonomiPerhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.3. Faktor pendistribusianKemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.4. Faktor komunikasiSebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal5. Faktor ergonomiPertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu\ sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.6. Faktor estetikaKeindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.7. Faktor identitasSecara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.8. Faktor promosiKemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.9. Faktor lingkunganKita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang ramahlingkungan (environmentally friendly ), dapat didaur ulang (recyclable ) atau dapat dipakai ulang (reusable).

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

Fakor-faktor ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan prduk dituntut untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan tercapaiapbila secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra yang diciptakan oleh kemasan tersebut. Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak. Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan (Winarno, F.G., 2005).

2.2 Fungsi Dari Desain Kemasan

Dalam keseharian kita, packaging atau kemasan bukanlah hal yang asing. Selain bertujuan utama untuk melindungi produk atau material yang ada di dalamnya, alasan lainnya adalah mempertimbangkan aspek keamanan, mempermudah distribusi pengiriman, dan untuk pembahasan kali ini, adalah fungsinya sebagai alat identifikasi.Hampir semua consumer goods yang dijual di pasaran menggunakan packaging dan label sebagai identitas yang membedakan antara produk satu dengan produk lainnya terutama yang sejenis. Misalnya, produk deterjen bubuk akan sangat susah dibedakan antara satu produsen dengan produsen yang lain kalau tidak dikemas sesuai dengan ciri khas brand masing-masing.Dengan kata lain, kita bisa melihat bahwa desain sebuah kemasan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pembangunan brand awareness, desain kemasan yang efektif merupakan perwujudan dari brand yang dibawanya, dan dapat membawa brand experience ke para consumer.Desain kemasan yang baik juga harus dapat mencerminkan brand image, menampilkan sisi yang berimbang antara fungsi dan personalitas, selain sekadar terlihat menarik dan stand out di mata konsumen. Contoh yang dapat kita pertimbangkan adalah produk kosmetik dan parfum dari Anna Sui. Di tengah berbagai rangkaian produk kecantikan yang terlihat senada di department store, kemasan produk Anna Sui terlihat menonjol (DANIEL SURYA, 2005). Mengusung filosofi desain ala Anna Sui yang eklektis, dengan campuran inspirasi dari art hingga street fashion, kaya akan warna, serta perpaduan elemen flora maupun motif; rangkaian kemasan produknya sangat mewakili idealisme dari brand tersebut.Pemakaian warna-warna yang kontras dan berani ditambah bentuk kemasan yang unik seperti kuncup mawar hingga kepala manekin menciptakan sebuah pernyataan yang melekat kuat dalam ingatan dan membentuk pembangunan brand loyalty.Memakai rangkaian produk Anna Sui menjadi cara pengekspresian diri bagi para konsumernya, yang mana kemasan bukan lagi sekedar material yang berfungsi melindungi konten di dalamnya, tetapi berada di level yang lebih dalam yaitu sebagai medium yang dapat menciptakan keterkaitan emosional dengan pemakainya.Perlu diketahui pula bahwa dari contoh di atas, bukan berarti bahwa kesuksesan implementasi desain pada kemasan hanya bisa tercapai jika desainnya kaya akan warna dan berani memakai bentuk yang ekstrem. Semua harus dikembalikan pada self identity dan kepribadian yang dimiliki oleh brand tersebut. Mari kita lihat contoh lainnya yaitu brand perawatan wajah dari Jepang, SK-II, dengan filosofinya ”Live Clear”. Esensi brand tersebut tersampaikan dengan rangkaian produk berdesain kemasan yang clean dan elegan. Warna merah sebagai signature color yang khas berpadu dengan warna-warna netral seperti putih ataupun silver. Tampilan kemasan yang begitu bening dan bersih menyampaikan image dari

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

brand sebagai produk yang memiliki khasiat membuat kulit tampak begitu sehat, putih, dan berkilau. Hal ini membuktikan bahwa kemasan hendaknya menyampaikan kompetensi dan rasa percaya diri dari brand sehingga memengaruhi konsumer secara emosional untuk mau membeli produk tersebut. Janganlah pernah kita meremehkan berbagai kelebihan seperti yang dijelaskan di atas karena kemasan dapat menjadi media yang dapat memperkuat image brand Anda dengan sifatnya yang selain fungsional, namun juga komunikatif. Ada beberapa elemen yang dapat memengaruhi desain sebuah kemasan agar terlihat stand out, bisa dari warna, bentuk, elemen grafis hingga pemakaian teks. Sebagai media yang merepresentasikan brand, kemasan tersebut harus terdesain dengan baik dan mengandung atribut atau identitas dari brand, seperti brandmark, ataupun elemen grafis lainnya sebagai ciri khas dari brand Anda. Kuncinya adalah konsistensi, komposisi dan layout kemasan yang terstruktur, serta didukung dengan visualisasi desain yang menarik. Ketika konsumen membeli produk Anda bukan hanya dari segi fungsi ataupun kebutuhan, tetapi juga karena tertarik pada kemasan brand Anda karena ada relevansi dengan dirinya, berarti kemasan Anda sudah memiliki nilai tambah dan akan melekat kuat dalam ingatan konsumen (DM IDHOLLAND &DESi NATALIA W, 2003).

2.3 Syarat Desain Kemasan

Perancangan kemasan yang baik dapat menimbulkan tingkat kepercayaan konsumen yang baik terhadap produk yang kita miliki sehingga perlu menimbangkan sesuatu yang perlu di tonjolkan dari suatu kemasan. syarat-syarat kemasan produk yang baik sebagai bahan informasi kandungan yang terdapat dalam suatu kemasan harus mencantumkan hal-hal sebgi berikut (heri suprapta, 2005):

1. Syarat Kemasan Pertama adalah Mencantumkan merek dagang.Merek dagang merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kemasan. hal ini dapat membedakan produk satu dengan produk yang lainnya terhadap barang yang sama.

2. Syarat kemasan yang kedua adalah mencantumkan kandungan yang terdapat dalam suatu produk dengan mencantumkan kandungan produk dalam kemasan dapat memberikan informasi terhadap konsumen tentang sesuatu yang di belinya sehingga tidak ada keraguan dalam memilih produk yang kita hasilkan.

3. Mencantumkan Berat Produkinformasi berat netto produk dapat mempermudah konsumen untuk mengetahui berapa besar kebutuhan konsumen terhadap barang yang dibelinya.

4. Mencantumkan Izin ProduksiAdanya izin produksi di dalam kemasan dapat menigkatkan kepercayaan konsumen bahwa produk yang mereka beli bukan merupakan barang ilegal atau dilarang penyebarannya oleh pemerintah di wilayah tertentu

5. Mencantumkan Alamat ProduksiInformasi ini dibutuhkan konsumen dan pemerintah bila ada sesuatu yang terjadi atau hal-hal yang tidak diinginkan dari produk yang beredar dipasaran. hal ini juga dapat

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

memberikan kepercayaan tinggi terhadap konsumen bahwa produk yang mereka beli dapat dipertanggung jawabkan oleh produsen produk tersebut.

Bila kemasan produk baik, dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. mudah-mudahan produk yang kita produksi akan mudah dikenal oleh masyarakat luas dan keuntungan perusahaan atau industri dapat ditingkatkan.

 

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

3.1 Jenis Produk

            Produk keripik telo yang mempunyai rasa pedas dengan tingkat kepedesan ang berbeda – beda , produk ini merupakan buatan UKM Kriuk Ble’dhek yang asli dari kota Kediri .

3.2 Kemasan Asli

 

 

3.2.1 Kelebihan

Harga kemasan plastik lebih murah Tidak memerlukan alat khusus dalam menutup kemasan, hanya alat untuk laminating Produk yang dikemas dapat dilihat dari luar kemasan Biaya desain kemasan yang murah

3.2.2 Kekurangan

Kemasan bersifat transparan sehingga tidak tahan terhadap sinar matahari Kemasan tidak tahan tekanan sehingga mengakibatkan keripik tempe mudah hancur Desain kemasan yang simpel, tidak ada ketrtarikan pembeli Mudah terkontaminasi

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

3.3 Hasil Redesain Kemasan

3.2.1 Kelebihan

Kemasan tidak transparan sehingga tahan terhadap sinar matahari , cahaya Kemasan tahan tekanan sehingga keripik tela tidak mudah hancur Desain kemasan menarik Tidak mudah terkontaminasi Bentuk kemasan yang lain dari beberapa produk yang sama  

3.2.2 Kekurangan

Harga bahan kemasan lebih mahal Produk yang dikemas tidak terlihat Biaya desain kemasan yang mahal

3.3 Profil UKM

Nama UKM : Kriuk Ble”dhek

Produk : Kripik Singkong

Telp.no : 0354 – 7657756

Alamat : Jl. Selomangleng depan SMA 5 kediri – Kediri

Daerah pemasaran : - Warung-Warung di kediri

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

Home industri keripik singkong bledek ini merupakan usaha perorangan atau usaha keluarga. Ukm keripik singkong beledk ini dirintis oleh keluarga pak joko pada tahun 2011,lumyan tidak terasa sudah 11 tahun lamyanya pak joko menjalani bisnis keripik beledek ini,bermula dari keci=kecilan dengan modal pribadi. Sampai akhirnya berkembang dari perharinya Cuma memproduksi 20 bungkus dan sekarang bisa memproduksi hingga 200 bungkus perharinya.

3.4 Cara UKM Mengukur Masa Simpan Produk

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya simpan dari produk yaitu dilakukan pengemasan. Daya simpan kemasan kertas yang sangat tebal dengan di midifikasi oleh logam lebih lama dibandingkan dengan kemasan plastik. Untuk kemasan plastik diketahui masa simpan produk tahan selama 5 bulan sedangkan dengan  logam dapat mencapai 1 tahun. Penggunaan kemasan tersebut tergantung dari permintaan konsumen. Jika produk dikirim dalam bentuk ekspedisi maka secara langsung akan dikemas dengan menggunakan plastic sebagai kemasan sekunder ukuran besar, dapat mencapai 1 kg. Adanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

3.5 Cara UKM Menentukan Jenis, Bentuk, dan Desain Teknologi Kemasan

            Dalam menentukan jenis kemasan yang digunakan dalam kemasan kripik ketela di UKM kripik Ble’dhek yaitu kemasan dengan jenis plastik PVC dan kemasan dengan jenis Alumunium Foil (AluFo). Tujuan dari penggunaan kemasan dengan jenis PVC (polyvinyl chloride) yaitu biaya pembelian kemasan murah, mudah didaur ulang, kemasan produk berbentuk transparan sehingga produk dapat di lihat dan kemasan plastik lebih fleksibel, sedangkan kemasan jenis kemasan alumunium foil yaitu kemasan lebih tebal sehingga kemasan tidak mudah sobek, tidak kontak langsung dengan matahari. Keuntungan-keuntungan menggunakan alumunium foil sebagai bahan pengemas adalah mempunyai luas permukaan yang lebih besar per satuan berat, tidak tembus cahaya, untuk ukuran yang tebal, daya tahan terhadap oksigen dan uap air baik, tidak terpengaruh cahaya matahari, tidak terbakar, tidak bersifat menyerap dan tidak mengalami perubahan akibat variasi kelembaban.

3.6 Penanganan Biaya Kemasan Untuk UKM

Dalam penanganan biaya kemasan UKM BLE’DHEK kripik Singkong dengan menggunakan supplier untuk bahan kemas yang digunakan dalam kemasan produk dari UKM Ble’dhek. Salah satunya yang digunakan dalam kemasan produk singkong . Desain kemasan produk dibuat oleh karyawan dari UKM Ble’dhek, ini bertujuan agar biaya yang dikeluarkan dapat diminimumkan. Biaya kemasan dalam 1 produk kripik singkong, UKM mengambil biaya kemasan yaitu sekitar 11% dari harga penjualan.

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

Kemasan Alumunium foil mempunyai harga Rp. 400/pack, dalam satu kali produksi dapat mencapai 1000 pack sedangkan plastik mampu menghabiskan 400 pack. Untuk desain kemasan dibuat sendiri oleh UKM tersebut memerlukan biaya tambahan dalam desainer kemasan. Perkiraan biaya kemasan yang dikeluarkan sebesar Rp. 400.000,- per produksi untuk alumunium foil sedangkan kemasan plastik sebesar Rp. 160.000,- per produksi. Setiap produksi ditentukan oleh jumlah pesanan sehingga jumlah dan kebutuhan kemasan dapat disesuaikan.

Kemasan ukuran 100 gr dijual dalam plastik seharga Rp.3.500,- dan sekali produksi mencapai 48kg. Total dari penjualan tiap kali produksi diperkirakan sebesar Rp. 1.680.000,-. Maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persentase biaya kemasan dalam produk yaitu sebagi berikut:

- Jumlah kemasan sekali produksi = 48000 gram/100 gram = 480 kemasan

- Harga = 480 x Rp. 400,- = Rp. 192.000,-

- Persentase = (192.000/1.680.000) x 100% = 11,43 %

Melalui perhitungan diatas diketahui bahwa biaya kemasan produk mencapai 11,43% dari penjualan total produk yang dihasilkan.

Untuk pengemasan baru dalam bentuk tabung terdiri dari berbagai macam bagian tabung alumunium, kertas karton sebagai pelapis tabung dan terdapat 2 tutup. Tutup bagian dalam berupa kertas alumunium foil, dan bagian luar plastik transparan. Untuk penentuan harga dari perubahan keamasan yang dilakukan dapat dihitung sebagai berikut:

-Harga Kemasan = Rp. 3.000,-

-Harga Keripik singkong 100 gr = Rp. 3.500,-

-Harga Produk = Rp.6.500,-

 

- Jumlah kemasan sekali produksi = 48000 gram/100 gram = 480 kemasan

- Harga = 480 x Rp.3000,- = Rp. 1.440.000,-

- Persentase = (1.440.000/3.120.000) x 100% = 46,15%

Melalui perbandingan harga dari produksi Keripik singkong tersebut dapat diketahui bahwa harga kemasan baru memang lebih mahal akan tetapi nilai jual yang tinggi dan memiliki kualitas yang jauh lebih baik serta mampu ditujukan untuk pasar internasional dari segi kemasan.

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

BAB IV

PENUTUP

 

4.1 Kesimpulan

Fungsi kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah namun juga merupakan suatu alat promosi dari produk yang dikemasnya. Kelompok kami mencoba untuk menganalis kemasan produk yang telah ada seperti pada pembahasan di atas, dimana kami menganalisis kelebihan dan kekurangan dari kemasan serta melakukan perbaikan desain yang lebih baik dari kemasan sebelumnya. Dalam analisis kemasan produk yang telah dilakukan diketahui bahwa jenis produk yang kami pilih yaitu produk keripik tela yang mempunyai rasa pedas yang diproduksi oleh UKM kriuk ble’dhek yang terletak di daerah Kediri. Kemasan yang digunakan berupa kertas karton tebal dan kertasa tipis biasa yang di lapisi aluminium foil . Melalui pengembangan inovasi desain dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen yang selalu berubah-ubah dan fokus terhadap peningkatan daya tarik konsumen terhadap kemasan maka dibuat suatu kemasan dalam bentuk tabung yang dapat menjaga produk dari tekanan maupun benturan serta menambah value dari desain produk yang menarik.

 

4.2 Saran

       Pada praktikum ini banyak kelompok yang kesusahan mencari UKM yang ada kemasannya . Untuk melakukan analis terhadap kemasan sebaiknya diketahui pula kelebihan maupun kekurangan pada kemasan,sehingga dapat dilakukan perubahan mauapun perbaikan pada kemasan yang telah ada sebelumnya.

 

 

 

 

 

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA 

Syarief,  R.,  S.Santausa,  St.Ismayana  B.  2009. Teknologi  Pengemasan  Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

 

Winarno, F.G., 2005. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen.  PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

 

Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas Padjajaran, Bandung.

 

Tjahjadi,C. dkk. 2011. Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-Dasar Pengolahan. Universitas Padjajaran, Bandung.

Horngren, C. T., G. Foster, dan S. M. Datar. (2003). Cost Accounting: A Managerial Accounting. Edisi 11. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan

LAMPIRAN

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan
Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2013/01/makalah-TMP-KELOMPOK-2.docx · Web viewAdanya sistem pesanan pada produk sehingga masa simpan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan