bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/pusat ketersediaan/juknis pku... · untuk...
TRANSCRIPT
1
Lampiran Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan
Nomor : 56/KPTS/RC.110/J/12/2018
Tanggal : 31 Desember 2018
Petunjuk Teknis Pengembangan Korporasi Usahatani
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan. Pembangunan ketahanan pangan
dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali dan mengetahui potensi sumber daya pangan, peluang
pemecahan masalah, mengelola dan memanfaatkan secara efektif, efisien,
memberikan nilai tambah dan berkelanjutan.
Sebagai negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa dan
membentang di antara dua benua dan dua samudera, Indonesia memiliki
peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya.
Dalam hal keanekaragaman hayati, Indonesia menempati posisi ketiga di
dunia setelah Brazil dan Colombia (Mongabay, 2016). Dari seluruh flora
dan fauna yang ada di dunia, 10% spesies tumbuhan vaskular (25.000
spesies), 12% spesies mamalia (515 spesies), 17% spesies burung (1.592
spesies) dan 16% spesies reptil (781 spesies) hidup di Indonesia.
Masyarakat Indonesia telah mengkonsumsi tidak kurang dari 100 jenis
tumbuhan dan biji-bijan sebagai sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-
kacangan, 450 jenis buah-buahan serta 250 jenis sayur-sayuran dan
jamur (Kementerian Lingkungan Hidup, 2007). Selain itu, masyarakat
2
Indonesia juga sudah sejak lama memanfaatkan keanekaragaman hayati
laut untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari.
Indonesia memiliki potensi sumber daya pangan dan keragaman hayati
yang besar, sehingga mempunyai peluang untuk mewujudkan ketahanan
pangan secara berkelanjutan. Keragaman sumberdaya yang dimiliki,
membuat masing-masing daerah mempunyai keunggulan komparatif dan
kompetitif dalam memproduksi bahan pangan tertentu. Potensi sumber
daya pangan tersebut tersedia secara merata di seluruh Indonesia
termasuk di daerah rentan rawan pangan. Namun demikian potensi
tersebut belum dikelola dengan baik dan belum diolah menjadi pangan
olahan. Apabila potensi tersebut dikelola dengan baik akan menghasilkan
produk yang mempunyai nilai tambah sehingga berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut.
Pada umumnya kegiatan usahatani masyarakat masih dilakukan secara
subsisten dan belum berorientasi pada skala komersial, untuk itu perlu
dilakukan upaya agar kegiatan usaha yang dijalankan secara terintegrasi
hulu-hilir sehingga usahatani tersebut dapat berorientasi bisnis. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah melalui korporasi usahatani. Korporasi
usahatani diharapkan dapat meningkatkan mutu, skala usaha dan
memberikan nilai tambah produk, dengan memperhatikan aspek sosial
budaya, aspek teknis (sains dan teknologi), aspek ekonomi dan aspek
ekologi atau lingkungan.
Untuk memantapkan dan mempercepat pengentasan kemiskinan dan
penurunan stunting di wilayah rentan rawan pangan, maka pada tahun
2019 Badan Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan “Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU) Daerah Rentan Rawan Pangan”. Kegiatan
PKU dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat,
penguatan kelembagaan, dan penerapan teknologi. Diharapkan kegiatan
PKU ini dapat membangun ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan
untuk menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan serta
memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat miskin di wilayah rentan
rawan pangan melalui pemberian bantuan pemerintah sebagai trigger.
3
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan kegiatan PKU yaitu:
a. meningkatkan nilai tambah produk komoditas kelompok tani;
b. meningkatkan pendapatan.
2. Sasaran
Sasaran PKU 2019 adalah 13 lokasi di daerah rentan rawan pangan
yang mempunyai potensi sumber daya pangan untuk pengembangan
usaha berdasarkan data FSVA Nasional 2018 prioritas 3, 4 dan 5 dan
atau persentase Rumah Tangga Miskin Petani (RTM-P) >20% dan atau
daerah stunting berdasarkan data hasil pemantauan Situasi Pangan
dan Gizi (PSG) tahun 2017, Kementerian Kesehatan (indikator FSVA
Nasional 2018).
C. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan kegiatan PKU sebagai berikut:
(1) Output
a. Tersalurnya dan termanfaatkannya Dana Bantuan Pemerintah;
b. Terlaksananya kegiatan usaha budidaya, pengolahan hasil dan
pemasaran secara terintegrasi;
(2) Outcome
a. Meningkatnya nilai tambah produk pangan yang dibudidayakan
oleh kelompok di lokasi kegiatan;
b. Meningkatnya modal usaha kelompok minimal 10%/tahun.
D. Pengertian
1. Pengembangan Korporasi Usahatani adalah kegiatan usahatani
dari hulu dan hilir yang dijalankan secara terintegrasi pada satu atau
lebih tahapan pengolahan untuk menghasilkan produk pangan dan
non pangan dan diharapkan menjadi lembaga usaha yang berbadan
hukum.
2. Pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran,
serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah prioritas kebutuhan masyarakat desa.
4
3. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan.
4. Kelompok tani (Poktan) adalah kumpulan petani/peternak/
pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.
5. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa
Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
6. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan Usaha Tani yang dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna
meningkatkan produktivitas dan efisiensi Usaha Tani, baik yang
berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.
7. Korporasi Petani adalah Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan
hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian
besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani.
8. Rumah Tangga Miskin Petani (RTM-P) adalah rumah tangga miskin
dengan pekerjaan utama pertanian (hortikultura, perkebunan,
pertanian tanaman padi & palawija, dan peternakan) berdasarkan
Kepmensos No. 57 tahun 2017.
9. Rencana Usaha Kelompok (RUK) adalah rincian usulan kegiatan
kelompok yang berisi komponen bahan/material atau konstruksi yang
disusun melalui musyawarah kelompok, yang nantinya dipakai
sebagai dasar pencairan dan pembelanjaan dana Bantuan
Pemerintah.
10. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria
Bantuan Sosial, yang diberikan pemerintah kepada perseorangan,
kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
11. Pengguna Anggaran (PA) adalah Menteri Pertanian yang
bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian
Pertanian.
12. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang memperoleh
kuasa dari Pengguna Anggaran untuk melaksanakan sebagian
5
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada
Kementerian Pertanian.
13. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
14. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas untuk dan
atas nama negara, menerima, menyimpan, membayar
dana/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang
milik negara.
15. Surat Perintah Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang
dibuatkan/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan/PPK dan disampaikan kepada pejabat
penandatangan SPM.
16. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan
oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana
yang bersumber dari Daftar Pelaksanaan Isian Anggaran (DIPA) atau
dokumen lain yang dipersamakan.
17. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat perintah yang
diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)
untuk pelaksana pengeluaran atas beban APBN berdasarkan Surat
Perintah Membayar (SPM).
18. Bank Pemerintah adalah bank/pos mitra kerja sebagai tempat
dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung Dana
Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan
Pemerintah.
19. Pendamping adalah tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)/Swadaya yang mempunyai pengalaman di bidang budidaya dan
pengolahan serta pemasaran.
6
BAB II
KERANGKA PIKIR
A. Konsep Kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) Daerah Rentan Rawan
Pangan dalam konsep ini didefinisikan sebagai kegiatan usahatani dari
hulu dan hilir yang dijalankan secara terintegrasi pada satu atau lebih
tahapan pengolahan untuk menghasilkan produk pangan dan non
pangan dan diharapkan menjadi lembaga usaha yang berbadan hukum.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan korporasi usahatani ini
lebih menekankan kepada hubungan kemitraan hulu-hilir antara
kelompok tani sebagai penyedia bahan baku dalam hal ini pelaku
budidaya dengan gapoktan yang berperan dalam mengolah dan
memasarkan produk olahan, sehingga diharapkan kemitraan dan
keterlibatan antara kelompok tani dan gapoktan dapat memberikan
manfaat yang saling menguntungkan. Dalam konsep korporasi ini lebih
menekankan kepada keterlibatan kelompok tani yang dipilih dalam satu
desa sebanyak lima kelompok tani yang tergabung dalam satu gapoktan.
Konsepsi kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Konsepsi Operasional Kegiatan PKU Daerah Rentan Rawan Pangan
Kegiatan PKU dilaksanakan melalui tiga tahapan selama tiga tahun,
yaitu : Tahap I Penumbuhan; Tahap II Pengembangan; Tahap III
7
Kemandirian dan Tahap IV Keberlanjutan (Exit Strategy). Tahapan
pelaksanaan kegiatan PKU dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tahapan Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
No Tahapan Kegiatan
1.
Tahap I : Penumbuhan Fokus: peningkatan
kapasitas usaha kelompok, budidaya, pengolahan, dan pemasaran
1. Sosialisasi Kegiatan; 2. Penyusunan RUK hulu sampai hilir, perjanjian
kerjasama antara PPK dan kelompok tani; 3. Melakukan CPCL penerima manfaat;
4. Menetapkan penerima manfaat; 5. Menetapkan pendamping (budidaya, pengolahan
dan pemasaran), dan koordinator pendamping, dan tim teknis kabupaten dan tim pembina provinsi;
6. Pelatihan budidaya dan usaha; 7. Temu Usaha/Bisnis; 8. Koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program
lintas sektor; 9. Pembinaan, monitoring dan evaluasi;
10. Pencairan dan pemanfaatan dana banper Tahap I.
2. Tahap II : Pengembangan Fokus: penguatan usaha untuk peningkatan skala budidaya, pengolahan, dan pemasaran
1. Pendampingan; 2. Penyusunan RUK hulu sampai hilir, perjanjian
kerjasama antara PPK dan kelompok tani; 3. Temu Usaha/Bisnis; 4. Penguatan usaha hilirisasi; 5. Pelatihan peningkatan kapasitas bagi pengelola
kelembagaan; 6. Koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program
lintas sektor; 7. Konsolidasi Pendampingan; 8. Pertemuan untuk MoU dukungan pemerintah
daerah dan regulasi kebijakan; 9. Pembinaan, monitoring dan evaluasi;
10. Pencairan dan pemanfaatan dana Banper Tahap II.
3. Tahap III: Kemandirian Fokus: peningkatan skala budidaya, pengolahan, dan pemasaran
1. Pendampingan; 2. Penyusunan RUK hilir, perjanjian kerjasama antara
PPK dan kelompok tani; 3. Temu Usaha/Bisnis; 4. Pengembangan jaringan pasar yang berkelanjutan
melalui kontrak kerjasama; 5. Koordinasi dan integrasi lintas sektor; 6. Pertemuan untuk MoU dukungan pemerintah
daerah dan regulasi kebijakan; 7. Pembinaan, monitoring dan evaluasi; 8. Pencairan dan pemanfaatan dana banper Tahap III.
8
No Tahapan Kegiatan
4. Tahap IV: Keberlanjutan (Exit Strategy) Fokus: memantapkan sentra usaha tani berkelanjutan
1. Pendampingan; 2. Dukungan penguatan permodalan; 3. Pengembangan pusat ekonomi daerah; 4. Koordinasi lintas sektor dan stakeholder untuk
mengintegrasikan kegiatan; 5. Penguatan Kelembagaan Usaha; 6. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah Daerah; 7. Pembinaan lanjutan oleh provinsi/kab/kota; 8. Dukungan APBD; 9. Monitoring dan evaluasi.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pencapaian Tujuan
Strategi yang digunakan untuk pencapaian tujuan kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani dilaksanakan melalui prinsip:
a. Pemberdayaan Masyarakat;
Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pendekatan
partisipatif dengan melibatkan seluruh anggota kelompok tani.
Pendekatan partisipatif merupakan salah satu pendekatan dalam
pemberdayaan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab,
motivasi, dan kepemilikan terhadap program/kegiatan yang
diterima, untuk itu mulai dari perencanaan hingga implementasi
dan evaluasi kegiatan PKU, masyarakat memperoleh kesempatan
seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kegiatan.
b. Meningkatkan kapasitas usaha kelompok tani;
Peningkatan kapasitas kelompok tani dilakukan melalui
peningkatan budidaya yang menekankan pada perubahan
sikap/mindset untuk dapat memanfaatkan potensi sumberdaya
yang ada pada kelompok tani. Berkembangnya usaha budidaya
kelompok tani akan meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam
mengelola kegiatan usaha, sehingga kelompok tani mempunyai
kemampuan untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia dalam pengembangan usaha yang berorientasi bisnis.
c. Meningkatkan kapasitas pengolahan dan pemasaran;
Peningkatan kapasitas pengolahan dan pemasaran diberikan
kepada gapoktan melalui bantuan alat pengolahan, perbaikan
mutu produk, dan komponen pemasaran. Adapun dukungan
9
dalam meningkatkan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan, temu
usaha, pendampingan, dan dukungan teknologi sehingga akan
meningkatkan kemampuan gapoktan dalam memberikan nilai
tambah produk.
d. Transparan dan kredibel.
Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU) yaitu kelompok tani, pendamping,
gapoktan, dan mitra lainnya harus transparan dan memiliki
kredibilitas dalam pelaksanaan kegiatan. Melalui prinsip
transparansi dan kredibel ini maka seluruh anggota kelompok
tani dimungkinkan memperoleh informasi yang nyata, jelas,
terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dipercaya.
2. Strategi Keberlanjutan (Exit Strategy)
Pemerintah Daerah melanjutkan pembinaan terhadap PKU yang
sudah selesai Tahap Kemandirian, melalui:
a. Melakukan pendampingan;
b. Mendukung penguatan permodalan;
c. Menjadikan sentra usaha ekonomi daerah;
d. Memperkuat koordinasi lintas sektor dan stakeholder untuk
mengintegrasikan kegiatan;
e. Memfasilitasi Kelembagaan Usaha;
f. Menerbitkan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah Daerah;
g. Melakukan pembinaan lanjutan oleh provinsi/kab/kota;
h. Mengalokasikan APBD.
3. Pendekatan Kegiatan
Pendekatan kegiatan PKU dilakukan melalui tiga komponen: (1)
pemberdayaan masyarakat, (2) penguatan kelembagaan
masyarakat, (3) penerapan teknologi.
a. Proses pemberdayaan masyarakat kepada kelompok tani dapat
dilakukan melalui: (1) pelatihan; (2) pendampingan; (3)
peningkatan akses untuk pengembangan kerjasama partisipatif;
(4) peningkatan kapasitas individu dan kelompok; dan (5)
perubahan sosial dan ekonomi yang lebih baik.
b. Proses penguatan kelembagaan dapat dilakukan melalui: (1)
pelatihan teknis (administrasi keuangan, organisasi dan
kelembagaan); (2) pendampingan pengelolaan modal kelompok;
(3) peningkatan kerjasama dengan lembaga permodalan; dan (4)
10
kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas hubungan
jejaring modal dan pemasaran.
c. Penerapan teknologi dilakukan melalui: (1) rapat koordinasi baik
di level pusat, provinsi, dan kabupaten; (2) pelatihan penerapan
teknologi sesuai dengan spesifik lokasi; (3) pemberian alat
pengolahan; dan (4) pemberian bantuan komponen pemasaran.
Fasilitasi pemerintah dalam kegiatan PKU ini diberikan melalui dua
pendekatan yaitu: (1) dana bantuan pemerintah diberikan langsung
kepada kelompok tani; (2) pengadaan alat pengolahan dan komponen
pemasaran dilakukan oleh Dinas Provinsi diserahkan ke gapoktan
berdasarkan kebutuhan yang diusulkan oleh gapoktan. Dana banper
ini diharapkan mampu mengoptimalkan integrasi usaha dari hulu
sampai hilir.
Untuk mengoperasionalkan strategi, PKU dilaksanakan melalui 4
(empat) tahapan kegiatan, yaitu: Penumbuhan, Pengembangan,
Kemandirian, dan Keberlanjutan (Exit Strategy). Berdasarkan uraian
di atas, maka kerangka pikir kegiatan PKU dapat dilihat pada gambar
2.
11
Gambar 2. Kerangka Pikir Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) Daerah Rentan Rawan Pangan
Koordinasi lintas sektor
Input
• Potensi Sumber Daya Pangan
• SDM • Dana • Teknologi • Kearifan Lokal
Impact Terwujudnya usaha yang berkelanjutan
Benefit Meningkatnya pendapatan usaha /
kelompok
Output
a. Tersalurnya dan termanfaatkannya
Dana Bantuan Pemerintah;
b. Terlaksananya kegiatan usaha
budidaya, pengolahan hasil &
pemasaran secara terintegrasi;
Outcome
a. Meningkatnya nilai tambah produk
pangan yang dibudidayakan oleh
kelompok di lokasi kegiatan;
b. Meningkatnya modal usaha kelompok
minimal 10%/tahun.
PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI
Banper
Pengolahan dan Pemasaran
• Alat Pengolahan Hasil pangan dan non pangan;
• Perbaikan mutu Produk & pemasaran.
Budidaya
Sarana produksi untuk peningkatan budidaya
SUBSISTEM PENUNJANG
Pemberdayaan
masyarakat
Kelembagaan
Penerapan
Teknologi
13
BAB III
PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kriteria Penerima Manfaat
Penerima Manfaat adalah kelompok tani dan gapoktan dengan kriteria
sebaga berikut :
(1) Memiliki legalitas (disahkan oleh Bupati/Kepala Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Kabupaten) dan terdaftar dalam
SIMLUHTAN (Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian);
(2) Sanggup memanfaatkan Dana Bantuan Pemerintah sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan;
(3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan dan keuangan;
(4) Sanggup membuat pelaporan secara tertib.
2. Kriteria Penetapan Kabupaten dan Desa
a. Kabupaten
Kriteria yang digunakan untuk penetapan kabupaten sebagai
berikut:
(1) FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) Nasional tahun
2018 Prioritas 3,4, dan 5; dan atau
(2) Rumah Tangga Miskin-Petani (RTM-P) >20% (berdasarkan
Kepmensos No. 57 tahun 2017); dan atau
(3) Stunting berdasarkan data hasil pemantauan Situasi Pangan
dan Gizi (PSG) tahun 2017, Kementerian Kesehatan (indikator
FSVA Nasional 2018).
b. Desa
Penetapan desa penerima manfaat PKU 2019 didasarkan pada data
Rumah Tangga Miskin-Petani (RTM-P) >20% (berdasarkan
Kepmensos No. 57 tahun 2017).
3. Kriteria Penetapan dan Tugas Kelompok Tani
a. Kriteria Penetapan Kelompok Tani
(1) Dipilih 5 (lima) kelompok tani yang berada dalam satu desa dan
tergabung dalam satu gapoktan;
(2) Kelompok tani sanggup membudidayakan 2-3 jenis komoditas;
14
(3) Kelompok tani bersedia menyerahkan hasil produksi dari dana
Banper kepada gapoktan untuk diolah dan dipasarkan.
b. Tugas Kelompok Tani
(1) Bersama dengan pendamping dan gapoktan menyusun Rencana
Usaha Kelompok (RUK);
(2) Melaksanakan kegiatan budidaya dengan dana Banper;
(3) Mendokumentasikan seluruh tahapan kegiatan budidaya;
(4) Mengadministrasikan bukti pengeluaran;
(5) Mengadministrasikan Berita Acara Serah Terima (BAST)
Pekerjaan Akhir Tahun.
4. Kriteria Penetapan dan Tugas Gapoktan
a. Kriteria Penetapan Gapoktan
(1) Gapoktan bukan bentukan baru;
(2) Gapoktan merupakan representasi/keterwakilan dari 5 (lima)
kelompok tani;
(3) Gapoktan sanggup bekerja sama dengan kelompok tani untuk
mengolah dan memasarkan hasil olahan;
(4) Gapoktan sudah memiliki tempat untuk pengolahan hasil.
b. Tugas Gapoktan
(1) Bersama dengan kelompok tani dan pendamping menyusun
rencana kegiatan pengolahan dan pemasaran;
(2) Bersama-sama dengan kelompok tani dan pendamping
mengusulkan kebutuhan alat pengolahan dan pemasaran
sesuai dengan komoditas yang diusahakan;
(3) Melakukan kegiatan pengolahan dan membangun jaringan
pemasaran;
(4) Melakukan pencatatan administrasi keuangan dan proses
pengolahan/pemasaran.
5. Kriteria Pendamping
a. Kriteria Pendamping Budidaya
(1) Pendidikan minimal SPMA/SMU atau sederajat;
(2) Memiliki pengalaman dalam budidaya;
(3) Berasal dari tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)/Swadaya yang mempunyai pengalaman dalam melakukan
tugas pendampingan.
15
b. Kriteria Pendamping Pengolahan dan Pemasaran
(1) Pendidikan minimal SPMA/SMU atau sederajat;
(2) Memiliki pengalaman dalam pengolahan dan pemasaran;
(3) Berasal dari tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)/Swadaya yang mempunyai pengalaman dalam melakukan
tugas pendampingan.
6. Mekanisme Penetapan CP/CL
Calon Penerima/Calon Lokasi (CP/CL) dilakukan oleh Kabupaten
selanjutnya diusulkan oleh Kepala Dinas yang menangani Ketahanan
Pangan Kabupaten kepada Kepala Dinas yang menangani Ketahanan
Pangan Provinsi untuk diverifikasi oleh Provinsi (Format 2 dan Format
3). Setelah diverifikasi dan sesuai kriteria maka Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) Provinsi menetapkan lokasi dan penerima manfaat
PKU melalui Keputusan PPK Provinsi (Format 4). Mekanisme
penetapan CP/CL dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Mekanisme Penetapan CP/CL
16
7. Mekanisme Penetapan dan Tugas Pendamping
a. Mekanisme Penetapan Pendamping
Pendamping PKU terdiri dari pendamping budidaya dan
pendamping pengolahan dan pemasaran. Pendamping budidaya
berada di kelompok tani, dan pendamping pengolahan dan
pemasaran berada di gapoktan. Penetapan pendamping dilakukan
melalui Keputusan Kepala Dinas yang menangani Ketahanan
Pangan di Kabupaten. Selanjutnya diusulkan ke Provinsi untuk
ditetapkan oleh PPK Provinsi dan disahkan oleh KPA Provinsi
(Format 1).
b. Tugas Pendamping
Tugas Pendamping Budidaya :
(1) Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja pendamping;
(2) Bersama dengan gapoktan mendampingi kelompok tani dalam
menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) untuk diusulkan ke
PPK Provinsi dan diketahui oleh Kabupaten;
(3) Mendampingi kelompok tani dalam merencanakan budidaya;
(4) Mendampingi dan menggerakkan kelompok tani dalam
melakukan kegiatan budidaya;
(5) Membina dan menumbuhkembangkan kelembagaan kelompok
tani;
(6) Mengembangkan dinamika kelompok tani dalam organisasi,
administrasi, tabungan kelompok tani, dan lainnya;
(7) Menginformasikan dan mendampingi penerapan teknologi baru
kepada kelompok tani;
(8) Mendampingi kelompok tani dalam:
- Mendokumentasikan seluruh tahapan kegiatan budidaya;
- Mengadministrasikan bukti pengeluaran;
- Mengadministrasikan berita acara selesai akhir tahun
- Menghitung perkembangan penambahan modal secara
periodik (triwulan);
(9) Bersama dengan pendamping pengolahan dan pemasaran
membuat profil PKU.
17
Tugas Pendamping Pengolahan dan Pemasaran :
(1) Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja pendampingan
pengolahan dan pemasaran;
(2) Bersama-sama dengan kelompok tani dan gapoktan
mengusulkan kebutuhan alat pengolahan dan pemasaran
sesuai dengan komoditas yang diusahakan;
(3) Mendampingi dan menggerakkan gapoktan dalam kegiatan
pengolahan dan pemasaran;
(4) Mendampingi gapoktan dalam membangun jaringan pemasaran;
(5) Mendampingi gapoktan dalam pencatatan administrasi
keuangan dan proses pengolahan/pemasaran.
8. Komponen Kegiatan
Dalam mencapai tujuan PKU, maka dilakukan melalui 3 (tiga)
komponen kegiatan yaitu: (a) pemberdayaan masyarakat; (b)
penguatan kelembagaan masyarakat; dan (c) penerapan teknologi
dengan rincian sebagaimana terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Komponen Kegiatan dan Output PKU
Komponen Kegiatan Output
a. Pemberdayaan Masyarakat
(1) Penyusunan RUK tiap kelompok dan kebutuhan alat pengolahan;
(2) Pencairan dana
Banper; (3) Pemanfaatan dana
Banper; (4) Pelatihan dan
pendampingan; (5) Konsolidasi
pendamping; (6) Penyusunan aset awal
kelompok; (7) Penyusunan
Perkembangan usaha kelompok;
(8) Pelaksaan kegiatan PKU;
(9) Temu Usaha.
(1) Dokumen Rencana Usaha Kelompok (RUK);
(2) Dokumen pemanfaatan Banper;
(3) Laporan pemanfaatan Banper;
(4) Laporan pelatihan teknis dan pendampingan;
(5) Laporan konsolidasi pendamping;
(6) Laporan aset awal kelompok;
(7) Laporan perkembangan usaha kelompok;
(8) Laporan kegiatan PKU; (9) MoU/kontrak
kerjasama.
18
Komponen Kegiatan Output
b. Penguatan Kelembagaan Masyarakat
(1) Peningkatan kapasitas kelompok dan gapoktan
(2) Membangun jejaring pemasaran.
(1) Terlaksananya pelatihan kapasitas kelompok dan gapoktan;
(2) Terbentuknya jejaring pasar.
c. Penerapan teknologi
(1) Pelatihan penerapan teknologi;
(2) Penerapan alat
pengolahan.
(1) Terlaksananya pelatihan penerapan teknologi;
(2) Terlaksananya penerapan teknologi alat pengolahan.
B. Tata Kelola Pelaksanaan Bantuan Pemerintah (Banper)
1. Pemberi Banper
Banper diberikan melalui DIPA Badan Ketahanan Pangan dalam
pelaksanaannya melalui dana dekonsentrasi.
2. Bentuk Banper
a. Banper Budidaya
Banper diberikan kepada kelompok tani dalam bentuk uang (MAK
526312) kepada masing-masing kelompok tani sebagai penerima
manfaat dilaksanakan melalui mekanisme Langsung (LS) dari
rekening Kas Negara kepada masing-masing rekening kelompok
tani.
b. Banper Pengolahan dan Pemasaran
Banper pengolahan dan pemasaran diberikan kepada gapoktan
diperuntukkan untuk pengadaan alat pengolahan hasil dan
komponen pemasaran (MAK 526311), dilakukan oleh Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Provinsi diserahkan ke gapoktan
berdasarkan kebutuhan yang diusulkan oleh gapoktan.
3. Pemanfaatan Banper
Dana bantuan pemerintah Tahap Penumbuhan ditransfer ke masing-
masing rekening kelompok tani, dana bantuan pemerintah yang
sudah dicairkan selanjutnya dimanfaatkan oleh kelompok tani sesuai
dengan RUK yang diajukan. Pemanfaatan dana dipergunakan untuk
usaha budidaya dengan pilihan komoditas tanaman pangan (kecuali
padi), hortikultura, ternak (unggas/domba/kambing), dengan jumlah
2-3 jenis komoditas dan dapat dimanfaatkan maksimal 20 persen dari
19
dana Banper untuk biaya kerja (HOK)/pembuatan kandang/olah
tanah. Pemanfaatan dana bantuan pemerintah hanya untuk
digunakan di tahun berjalan. Jika terdapat dana yang tidak
digunakan harus disetor ke kas negara setelah selesai masa
kerjasama atau di akhir tahun.
4. Pencairan dan Penyaluran Banper
a. Pencairan Banper
(1) Kelompok Tani
Pencairan dana bantuan pemerintah dalam bentuk uang
diberikan kepada masing-masing kelompok tani melalui
mekanisme Langsung (LS) dari rekening Kas Negara ke
rekening masing-masing kelompok tani.
(2) Gapoktan
Pencairan dana bantuan pemerintah untuk pengolahan dan
pemasaran diberikan dalam bentuk alat pengolahan dan
pemasaran sesuai dengan kebutuhan yang diusulkan oleh
gapoktan dan pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Provinsi selanjutnya oleh Dinas
yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi diserahkan
kepada gapoktan.
Mekanisme pencairan bantuan dalam bentuk transfer uang untuk
kegiatan PKU termasuk di dalam Pola Bantuan Lainnya yang
Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang Ditetapkan oleh
Pengguna Anggaran (526312), yakni bantuan dalam bentuk uang
atau barang yang tidak termasuk dalam bantuan sosial dengan
penetapan oleh Pengguna Anggaran (PA), yang dapat diberikan
kepada perseorangan, kelompok tani, kelompok wanita, gabungan
kelompok tani, dan kelompok masyarakat.
Jumlah dana Bantuan Pemerintah yang diberikan kepada
kelompok tani untuk usaha budidaya senilai Rp. 250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk lima kelompok tani,
masing-masing kelompok tani senilai Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sedangkan dana gapoktan dimanfaatkan untuk
pembelian alat pengolahan dan pemasaran sesuai dengan
kebutuhan yang diusulkan melalui pengadaan oleh Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Provinsi.
20
b. Penyaluran Banper
(1) Kelompok Tani
(a) Pencairan dana Bantuan Pemerintah dilakukan kepada
kelompok tani yang ditetapkan oleh PPK Provinsi dan
disahkan oleh KPA Provinsi;
(b) Kelompok tani mengajukan permohonan Transfer Dana
Bantuan pemerintah (Format 7) kepada PPK dengan
melampirkan:
1. Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang ditandatangani oleh
Ketua Kelompok Tani dan diketahui/disetujui oleh Ketua
Gapoktan dan Pendamping Budidaya (Format 5);
2. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah
ditandatangani oleh kelompok tani (Format 8);
3. Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani oleh
kelompok tani yang telah disepakati dengan PPK, serta
diketahui/disahkan oleh KPA Provinsi (Format 6) dan
selanjutnya apabila perjanjian kerjasama sudah selesai
maka diterbitkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Akhir Tahun (Format 14);
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
(SPTJM)(Format 10);
5. Surat Pernyataan Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah
(Format 12);
6. Pakta Integritas (Format 13);
(c) Setelah Bantuan Pemerintah diterima oleh kelompok tani,
maka dibuat Berita Acara Serah Terima (BAST) pencairan
dana (Format 11).
(2) Gapoktan
Pengadaan alat pengolahan dan pemasaran dilakukan oleh
Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi sesuai
dengan kebutuhan yang diusulkan oleh gapoktan, selanjutnya
diserahkan kepada gapoktan.
c. Pemanfaatan Dana
(1) Kelompok Tani
Dana Banper yang sudah ditransfer ke rekening masing-
masing kelompok tani dimanfaatkan untuk usaha budidaya
sesuai dengan RUK yang diusulkan. Alur pemanfaatan banper
21
budidaya kelompok tani berdasarkan RUK dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Alur Pemanfaatan Banper Budidaya
Setelah Bantuan Pemerintah diterima dan dimanfaatkan oleh
masing-masing kelompok tani selanjutnya dibuat Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) (Format 9).
(2) Gapoktan
Pengadaan alat pengolahan dan pemasaran dilakukan oleh
Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi sesuai
dengan kebutuhan yang diusulkan oleh gapoktan, selanjutnya
diserahkan kepada gapoktan.
5. Pertanggungjawaban Banper
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga dan perubahannya sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 bahwa dalam
melaksanakan kegiatan Bantuan Pemerintah harus membuat
pertanggungjawaban setelah pekerjaan selesai sesuai dengan
perjanjian kerjasama antara PPK dengan Penerima Bantuan
Pemerintah atau pada pada akhir tahun anggaran berjalan dengan
dilampiri:
a) Berita Acara Serah terima penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun
anggaran (Format 14), dengan memuat :
(1) Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan sisa dana;
(2) Pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan Perjanjian
Kerjasama ditandatangani oleh dua orang saksi;
(3) Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan oleh
kelompok tani;
u
RUK RUK RUK
Komoditas yang akan
dibudidayakan
RUK RUK
Musyawarah kelompok tani bersama
pendamping dan gapoktan
22
b) Dokumentasi kegiatan berupa foto dan atau video hasil pekerjaan
yang telah diselesaikan mulai dari persiapan lahan/kandang,
budidaya, pemeliharaan, panen untuk bantuan pemerintah
budidaya pada kelompok tani, sedangkan pengolahan dan
pemasaran untuk bantuan pemerintah pada gapoktan;
c) Dalam hal terdapat sisa dana, penerima Bantuan Pemerintah harus
menyampaikan bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas
Negara kepada PPK sesuai dengan Perjanjian Kerjasama.
6. Ketentuan Perpajakan
Ketentuan perpajakan dalam pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah
kegiatan PKU merujuk pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Sanksi
Penerapan sanksi dalam seluruh rangkaian kegiatan pemanfaatan
dana Bantuan Pemerintah kegiatan PKU merujuk pada Surat
Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati antara PPK dengan
gapoktan dan PPK dengan kelompok tani.
C. Pengendalian dan Pengawasan
Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan PKU dilakukan oleh Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas
yang menangani ketahanan pangan provinsi. Pengawasan dilakukan
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Badan Pemeriksa
Keuangan, dan masyarakat. Instrumen pengendalian dan pengawasan
yaitu: (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2016
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016; dan (2)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/PERMENTAN/RC.110/12/2018
tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019.
Beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan:
1. Pelaksanaan CP/CL untuk kelompok tani dan gapoktan harus tepat,
sudah terdaftar dalam database SIMLUHTAN;
2. Pelaksanaan sosialisasi kegiatan PKU yang dilakukan oleh Badan
Ketahanan Pangan, Dinas yang menangani ketahanan pangan
Provinsi dan Kabupaten;
23
3. Transfer/penyaluran Dana Bantuan Pemerintah Kegiatan PKU oleh
PPK ditransfer ke rekening 5 (lima) kelompok tani;
4. Pencairan Dana Bantuan Pemerintah Kegiatan PKU oleh penerima
manfaat;
5. Kebenaran dan ketepatan penggunaan barang/uang yang dilakukan
oleh penerima manfaat;
6. Pengadaan alat pengolahan dan pemasaran dilakukan oleh Dinas
yang menangani ketahanan pangan Provinsi yang sesuai dengan
kebutuhan yang diusulkan oleh gapoktan yang didahului dengan
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
7. Pengawasan dan penggunaan dana banper dan pelaksanaan
pengadaan barang;
8. Laporan pertanggungjawaban keuangan harus disertai bukti-bukti
pengeluaran:
9. Pengembalian sisa dana bantuan pemerintah yang tidak
dimanfaatkan di tahun berjalan ke kas negara;
10. Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan pada Akhir Tahun
Anggaran Bantuan Pemerintah melalui Transfer Uang.
24
BAB IV
ORGANISASI DAN TATA KERJA
A. Organisasi
Keberhasilan kegiatan PKU sangat ditentukan oleh keterpaduan
program/kegiatan dari berbagai instansi, maka sistem pengorganisasian
kegiatan PKU melibatkan lintas subsektor dan sektor terkait, baik di
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Fungsi dan tugas masing-
masing lembaga/instansi dapat dilihat pada gambar 5.
1. Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian sebagai
penanggungjawab kegiatan nasional.
2. Dinas yang menangani ketahanan pangan provinsi dan kabupaten
sebagai penanggung jawab kegiatan pada masing-masing tingkatan.
3. Tim Pembina Provinsi merupakan aparat provinsi dari lintas sektor
yang melaksanakan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi
kegiatan PKU di tingkat provinsi.
4. Tim Teknis Kabupaten merupakan aparat kabupaten dari lintas sektor
yang melaksanakan fungsi koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi
kegiatan PKU di tingkat kabupaten.
5. Pendamping merupakan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)/Swadaya yang mempunyai pengalaman di bidang budidaya dan
pengolahan serta pemasaran yang melakukan fungsi pendampingan di
tingkat lapangan. Pendamping diusulkan oleh Kepada Dinas yang
menangani Ketahanan Pangan Kabupaten selanjutnya ditetapkan oleh
PPK Provinsi dan diketahui oleh Kepala Dinas yang menangani
Ketahanan Pangan di Provinsi.
25
Gambar 5. Pengorganisasian PKU.
Keterangan:
: hubungan pembinaan.
: hubungan koordinasi.
B. Tata Kerja
Kegiatan PKU dirumuskan oleh Tim yang berfungsi sebagai simpul
koordinasi untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan secara berjenjang
di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.
1. Tim Teknis Kabupaten
a. Tim Teknis Kabupaten merupakan tim yang memiliki kemampuan
yang ditetapkan oleh Bupati/Kepala Dinas yang menangani
ketahanan pangan kabupaten yang beranggotakan
dinas/badan/kantor kabupaten yang menangani ketahanan
Kepala BKP
(Penanggung Jawab Kegiatan)
Kepala dinas yang menangani
ketahanan pangan provinsi
(Penanggung Jawab Kegiatan
Tingkat Provinsi)
Kepala dinas yang menangani
ketahanan pangan kabupaten
(Penanggung Jawab Kegiatan
Tingkat Kabupaten)
Pendamping
Budidaya
Pendamping Pengolahan & Pemasaran
GAPOKTAN KELOMPOK TANI
Penerima Manfaat Banper PKU
Desa
Walikota
TIM PEMBINA PROVINSI
TIM TEKNIS KABUPATEN
26
pangan, lembaga penyuluhan pertanian kabupaten, perguruan
tinggi, dan instansi terkait lainnya.
b. Tugas Tim Teknis Kabupaten: (1) bilamana dipandang perlu dapat
menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan mengacu pada
Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya setempat dan usaha yang
dikembangkan; (2) melakukan sosialisasi; (3) melakukan
bimbingan teknis, pemantauan/pengendalian dan evaluasi; dan (4)
membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan evaluasi.
2. Tim Pembina Provinsi
a. Tim Pembina Provinsi merupakan tim yang memiliki kemampuan
yang ditetapkan oleh Gubernur/Kepala Dinas yang menangani
ketahanan pangan provinsi yang beranggotakan dinas/badan
provinsi yang menangani ketahanan pangan, unit pelaksana teknis
(UPT) lingkup pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP), Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPTPH), perguruan tinggi, dan instansi terkait lainnya.
b. Tugas Tim Pembina Provinsi: (1) bilamana dipandang perlu dapat
menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan mengacu pada
Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusun oleh
Pusat; (2) melakukan verifikasi terhadap usulan penerima manfaat
yang dilakukan oleh Tim Kabupaten; (3) melakukan koordinasi
lintas sektoral antara instansi di tingkat provinsi dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan; (4) melakukan
koordinasi dengan Tim Kabupaten dalam pemantauan dan
pengendalian, serta membantu mengatasi permasalahan di
lapangan; dan (5) menyusun laporan hasil pemantauan dan
pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat pusat.
27
BAB V
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pada kegiatan ini mengacu
pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagaimana diamanatkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang menyatakan bahwa: “pimpinan
instansi bertanggung jawab terhadap efektivitas penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern (SPI) di lingkungannya”.
Pelaksanaan SPIP di lingkungan Kementerian Pertanian juga mengacu pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23/Permentan/OT.140/5/2009 tentang
Pedoman Umum Sistem Pengendalian Intern di lingkungan Kementerian
Pertanian. Uraian pelaksanaan SPIP sebagai berikut:
A. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dalam kerangka SPI dilakukan secara berkelanjutan sejak
perencanaan hingga tahap akhir kegiatan, pada aspek yang mendukung
kelancaran pelaksanaan program/kegiatan, ketertiban laporan
keuangan, dan pengamanan aset tanggung jawab kelompok penerima
manfaat.
Evaluasi kegiatan dilakukan pada awal, pertengahan, dan akhir tahun
kegiatan, guna mengetahui perkembangan dan keberhasilan pencapaian
indikator kegiatan setiap tahapan, evaluasi dimaksudkan untuk
mengetahui capaian hasil pelaksanaan kegiatan.
B. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala, tepat waktu,
berkelanjutan, dan berjenjang. Kelompok tani, gapoktan dan
pendamping menyampaikan laporan kepada Dinas yang menangani
Ketahanan Pangan Kabupaten tentang perkembangan pelaksanaan
kegiatan PKU. Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten
memantau kegiatan lapang secara berkala, mengevaluasi hasil
pemantauan, serta menyampaikan laporan perkembangan PKU ke Dinas
yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi. Dinas yang menangani
Ketahanan Pangan Kabupaten memberikan masukan kepada pelaksana
kegiatan PKU serta menindaklanjuti berbagai permasalahan yang
memerlukan penanganan segera atau dikoordinasikan di kabupaten.
28
Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi menyampaikan
pelaporan kegiatan secara berkala (persemester dan akhir tahun) (sesuai
format 15). Pusat sebagai penanggung jawab program melakukan
pemantauan kegiatan lapang secara berkala, mengevaluasi hasil
pemantauan provinsi, memberikan masukan kepada provinsi.
29
BAB VI
PENUTUP
Petunjuk Teknis PKU 2019 diharapkan dapat menjadi acuan bagi aparat
dan pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan PKU, dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan. Petunjuk Teknis ini untuk selanjutnya
dapat disesuaikan dengan kondisi daerah dan dapat dijabarkan dengan
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi/kabupaten.
Semoga petunjuk teknis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait.
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN
AGUNG HENDRIADI
31
Contoh Keputusan Penetapan Pendamping
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .............................. PADA DINAS
KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENDAMPING
BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI
USAHATANI
PADA DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
PROVINSI ……………
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PROVINSI …...
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Bantuan Pemerintah
pada kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
dipandang perlu menunjuk Pendamping Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani
pada Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi
............. Tahun Anggaran 2019 dengan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen Provinsi ….. Tentang Penetapan
Pendamping Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Format-1
32
Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5655;
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Perubahan atas PMK No 168/PMK.05/2015
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/PERMENTAN/RC.110/12/2018 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019;
10.Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor ..............
tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM dan Bendahara
Pengeluaran Dana Tugas Dekonsentrasi Tahun Anggaran
......;
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran……Tahun Anggaran
......
33
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menunjuk Pendamping Budidaya dan Pengolahan dan
Pemasaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengembangan
Korporasi Usahatani pada Dinas yang Menangani Ketahanan
Pangan Provinsi............. Tahun Anggaran .... dengan
susunan sebagai berikut:
1. Pendamping Budidaya
Nama :
Alamat :
Dst.
2. Pendamping Pengolahan dan Pemasaran
Nama :
Alamat :
Dst.
KEDUA : Pendamping sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU
mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
1. Pendamping Budidaya
a. ............
b. .............
c. ...........
Dst.
2. Pendamping Pengolahan dan Pemasaran
a. ............
b. .............
c. ...........
Dst.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam diktum KEDUA bertanggungjawab dan
wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA…… pada Dinas yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi ............. Tahun Anggaran ....
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
34
Ditetapkan di :……………………
pada tanggal :………………..…..
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PROVINSI,
(...................................................)
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KPA PROVINSI................
(...................................................)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi ....................;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten.................;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi ..…;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ………………....;
6. Yang Bersangkutan.
35
Contoh Keputusan Penetapan Tim Calon Penerima/Calon Lokasi Kabupaten
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.............................. PADA
DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN TIM CALON PENERIMA/CALON LOKASI (CP/CL)
KABUPATEN…………
BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI
USAHATANI (PKU) PADA DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN …………………
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan bantuan Pemerintah
kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
dipandang perlu menunjuk Anggota Tim CP/CL Kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) Kabupaten….
pada Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan Kabupaten
............. Tahun Anggaran .... dengan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen……. Tentang Penetapan Tim CP/CL
Kabupaten ……
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Format-2
36
Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5655;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Dana Tugas Pembantuan;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Perubahan atas PMK No 168/PMK.05/2015
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/PERMENTAN/RC.110/12/2018 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019;
10. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor ..............
tanggal..........tentang Penetapan Pejabat Pembuat
Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM
dan Bendahara Pengeluaran Dana Tugas Dekonsentrasi
Tahun Anggaran ..;
Memperhatikan:Daftar Isian Penggunaan Anggaran ……… Tahun
Anggaran…………………….
37
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menunjuk Tim CP/CL Kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) pada Dinas yang Menangani Ketahanan
Pangan Kabupaten ............. Tahun Anggaran .... dengan
susunan sebagai berikut:
1. Nama : ………………….
Alamat : ………………….
dst
KEDUA : Tim CP/CL sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Melakukan CP/CL
2. ………………….,
dst
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim CP/CL sebagaimana
dimaksud dalam diktum KEDUA bertanggung jawab dan
wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA…..pada Dinas yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi ............. Tahun Anggaran ....
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :……………………
pada tanggal :………………..…..
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PROVINSI,
(...................................................)
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KPA PROVINSI................
(...................................................)
38
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi ......................;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten ..................;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi ……;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……….....……….;
6. Yang Bersangkutan.
39
Contoh Keputusan Penetapan Tim Verifikator Provinsi
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .............................. PADA
DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN TIM VERIFIKATOR PROVINSI…………
BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI
USAHATANI (PKU) PADA DINAS YANG MENANGANI KETAHANAN PANGAN
PROVINSI …….
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PROVINSI………………
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan bantuan Pemerintah
kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
dipandang perlu menunjuk Tim Verifikator Kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) Provinsi…. pada
pada Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi
............. Tahun Anggaran 2019 dengan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen;
b.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Pejabat
Pembuat Komitmen……. Tentang Penetapan Tim Verifikator
Provinsi …
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Format-3
40
Indonesia Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5655;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan
Dana Tugas Pembantuan;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016
tentang Perubahan atas PMK No 168/PMK.05/2015
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian Negara/Lembaga;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
51/PERMENTAN/RC.110/12/2018 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019;
10. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor ..............
tanggal.....tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen,
Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM dan
Bendahara Pengeluaran Dana Tugas Dekonsentrasi Tahun
Anggaran….;
Memperhatikan:Daftar Isian Penggunaan Anggaran ……… Tahun
Anggaran…………………….
41
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menunjuk Tim Verifikator Kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) pada Dinas yang Menangani Ketahanan
Pangan Provinsi ............. Tahun Anggaran 2019 dengan
susunan sebagai berikut:
1. Nama : ……………………………. Alamat : …………………………….
dst
KEDUA : Tim Verifikator sebagaimana dimaksud pada diktum
KESATU mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai
berikut :
1. ………………… 2. ………………….
dst KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Verifikator
sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA
bertanggungjawab dan wajib menyampaikan laporan atas
pelaksanaan tugasnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA……. pada Dinas yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi ............. Tahun Anggaran…....
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :……………………
pada tanggal :………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PROVINSI,
(................................................)
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KPA PROVINSI................
(..................................................)
42
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi ......................;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Kabupaten ..................;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi…………………;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) …………….....….;
6. Yang Bersangkutan.
43
Contoh Keputusan Penetapan Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah
KEPUTUSAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .............................. PADA DINAS YANG
MENANGANI KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENERIMA MANFAAT BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN
PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI (PKU) PADA DINAS YANG
MENANGANI KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
TAHUN ANGGARAN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ……………………..
Menimbang : a. ……………………………………………....
b. …………………………………………….…
Mengingat : 1. ……………………………………………….
2. …………………………………………….….
3. ………………………………………………....
4. ……………………………………….…………
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun
Anggaran…………………….
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah
Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) pada
Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi ......
Tahun Anggaran 2019 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Penerima manfaat Bantuan Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU mempunyai tugas:
a. membelanjakan dana yang dialokasikan sesuai dengan
peruntukan;
b. memanfaatkan bantuan sesuai dengan peruntukan.
Format-4
44
KETIGA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat Bantuan
Pemerintah bertanggung jawab dan wajib menyampaikan
Laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat
Pembuat Komitmen.
KEEMPAT : Biaya yang diperlukan untuk kegiatan bantuan Pemerintah
ini dibebankan pada DIPA.........................
Provinsi………........ sesuai dengan yang tercantum dalam
DIPA Nomor:………...........tanggal……………….Tahun
Anggaran ......
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di :……………………
Pada tanggal :………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PROVINSI,
(...................................................)
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KPA PROVINSI................
(...................................................)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan Provinsi
...........................;
3. Kepala Dinas yang menangani Ketahanan Pangan
Kabupaten.......................;
4. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi……………;
5. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;
6. Yang Bersangkutan.
45
LAMPIRAN KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nomor : .............
Tanggal : .............
Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU)
No Penerima Manfaat
Nama Penerima Manfaat Jenis Usaha
I Gapoktan Gapoktan.....
Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
II Kelompok Tani 1. Kelompok Tani ... Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
2. Kelompok Tani ... Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
3. Kelompok Tani ... Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
4. Kelompok Tani ... Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
5. Kelompok Tani ... Ketua:... Alamat .... Jumlah Anggota...
Ditetapkan di :……………………
Pada tanggal :………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PROVINSI,
(...................................................)
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KPA PROVINSI................
(...................................................)
46
Contoh RUK
Kelompok Tani :.................................
Desa/Kelurahan :.................................
Kecamatan :.................................
Kabupaten :.................................
Provinsi :.................................
RENCANA USAHA KELOMPOK TANI.......
Sesuai dengan Surat Keputusan ..... No..... tanggal.......... tentang penetapan
penerima manfaat Bantuan Pemerintah kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan
Pemerintah Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU), sebesar
Rp..........(terbilang........) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan
rincian kegiatan sebagai berikut:
No Rincian Kegiatan Jumlah Biaya (Rupiah)
1 2 3
Jumlah
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan usulan. Dana
Bantuan Pemerintah tersebut akan digunakan untuk usaha budidaya.
........, ...............2019
DIUSULKAN,
Ketua Kelompok Tani,
.............................
MENGETAHUI/MENYETUJUI,
Gapoktan, Pendamping, Tim Teknis Kabupaten,
...................... ..................... .......................
Format-5
47
Contoh Perjanjian Kerjasama
PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PROVINSI................
DENGAN
KELOMPOK TANI........................................
NOMOR : ................................
NOMOR : ................................
TENTANG
PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK
KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI (PKU)
(TAHAP PENUMBUHAN 2019)
Pada hari ini........tanggal...........bulan.......tahun dua ribu sembilan belas
(....-....2019) bertempat di Kantor...........Jalan.......... yang bertanda tangan
di bawah ini :
1. NAMA : ...........................Pejabat Pembuat Komitmen................., yang
diangkat berdasarkan Keputusan……....... Nomor.....dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna
Anggaran...........DIPA Tahun.....Nomor..............tanggal........,
yang berkedudukan di jalan................ selanjutnya disebut
PIHAK KESATU.
2. NAMA :....................... Ketua Kelompok Tani..........................., dalam
hal ini bertindak atas nama Kelompok Tani
..........................................yang berkedudukan di
Desa.............Kecamatan............... Kabupaten.........selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Dengan terlebih dahulu mempertimbangkan dan mengingat hal-hal sebagai
berikut:
a. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4214) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik
Format-6
48
Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418);
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.
05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
c. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/PERMENTAN/RC.110/12/2018
tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019;
d. DIPA Tahun Anggaran 2019 Nomor : .............................................
tanggal ....................;
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
yang selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK sepakat
mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Dana Bantuan
Pemerintah untuk kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah sebagai landasan kerja sama
yang mengikat secara hukum bagi PARA PIHAK dalam melaksanakan
Bantuan Pemerintah kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani
(PKU);
(2) Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk memperlancar
penyaluran Bantuan Pemerintah kepada kelompok tani pada kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:
a. Penentuan penerima bantuan;
b. Penentuan nilai bantuan dana;
c. Mekanisme pembayaran;
d. Pemanfaatan bantuan
e. Monitoring dan evaluasi
49
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK KESATU mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. .......................
b. .......................
(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. .......................
b. .......................
Pasal 4
SUMBER DAN JUMLAH DANA
Sumber dan jumlah Dana Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) yang diterima oleh PIHAK KEDUA
adalah :
(1) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA).........Nomor :............tanggal.........
(2) Jumlah dana yang disepakati PARA PIHAK sebesar
Rp...................(dengan huruf).
Pasal 5
MEKANISME PEMBAYARAN
(1) Pembayaran Dana Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU) dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada
PIHAK KEDUA setelah Perjanjian Kerja Sama ini ditandatangani,
dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara................,dengan cara pembayaran langsung ke
rekening Kelompok Tani.......Desa..............Kecamatan.................
Kabupaten ...................pada Bank....................dengan Nomor
Rekening:...........
50
Pasal 6
KESANGGUPAN PENGGUNAAN DAN PENGEMBALIAN DANA BANTUAN
PEMERINTAH ...............
Pihak KEDUA setelah menerima dana kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) :
(1) Menggunakan dana Bantuan Pemerintah sesuai dengan usulan dan
jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Usaha Kelompok
yaitu:
a. .............
b. ..............
(2) Mengembalikan dana Bantuan Pemerintah ke kas negara pada akhir
tahun jika terdapat sisa dana yang tidak digunakan.
Pasal 7
MONITORING DAN EVALUASI
PIHAK KESATU mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk melaksanakan
pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan dari
Perjanjian Kerja Sama yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 8
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dan/atau mengelola dana
bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU),
maka PIHAK KESATU berhak secara sepihak mencabut seluruh dana yang
diterima PIHAK KEDUA yang mengakibatkan Perjanjian Kerja Sama batal.
Pasal 9
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)
(1) Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan memaksa (force
majeure), yaitu hal-hal yang di luar kekuasaan PIHAK KEDUA sehingga
tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KESATU dan pihak
lainnya dengan tembusan kepada Dinas yang menangani Ketahanan
Pangan Provinsi selambat-lambatnya 4 X 24 jam setelah terjadi keadaan
kahar (force majeure).
a. Keadaan kahar (force majeure) adalah suatu keadaan/kejadian di luar
kekuasaan dan kehendak PARA PIHAK yang mengakibatkan
51
Perjanjian tidak dapat terlaksana yang berupa gempa bumi, angin
topan, banjir besar, kebakaran, peperangan, perubahan kebijakan
moneter, berdasarkan peraturan Peraturan Pemerintah
(2) Keadaan kahar (force majeure) harus diketahui oleh pejabat yang
berwenang di tempat terjadinya keadaan kahar (force majeure)
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, sepakat
penyelesaiannya dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum di
Pengadilan Negeri setempat.
Pasal 11
JANGKA WAKTU
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku sejak ditandatangani yaitu ..................
dan berakhirnya pada tanggal .................................Tahun 2019.
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
Meterai
Rp. 6.000
NAMA NAMA
MENGETAHUI/MENGESAHKAN,
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
Provinsi.................
.............................
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan PARA PIHAK masing-masing
mendapat 1 (satu) rangkap.
52
Contoh Surat Permohonan Transfer Dana Bantuan Pemerintah
Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran .................................
di - ....................................
Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... tanggal
................... tentang Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah Berupa
……………………………………… dalam Rangka Kegiatan Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU), kami atas nama Kelompok Tani…………….
selaku Kelompok Penerima Manfaat, dengan ini mengajukan permohonan
pencairan dana bantuan Pemerintah sebesar Rp …………………………….
(terbilang : ……………………………………………………… rupiah) sesuai dengan
Rencana Usaha Kelompok (RUK) sebagaimana dalam lampiran surat ini.
Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja sama yang telah
ditandatangani dan dana tersebut mohon dapat ditransfer ke rekening
Kelompok Tani ……….. Nomor : ………………… pada Bank
…………………………
Atas persetujuannya, kami ucapkan terimakasih.
Mengetahui : Ketua Kelompok Tani/
Kepala Dinas yang menangani Penerima Manfaat
Ketahananan Pangan Kabupaten
(--------------------------------) (-------------------------)
Format-7
53
Contoh Kuitansi Pembayaran
NPWP/NIK :............................... MAK :...............................
T.A :...............................
KUITANSI
No :....................
Sudah Terima dari : PPK..............Provinsi............................... Uang sebanyak :
Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk Usaha Budidaya Kelompok Tani...... pada Kegiatan Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU) di Desa…………Kecamatan ..................................... Kabupaten
.............................. Sesuai Perjanjian Kerja Sama No
.................... tanggal.....................
Terbilang Rp. :
.
.................,...................2019
Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Ketua Kelompok Tani....,
Provinsi.......... Meterai
Rp. 6.000 .............................................. ...................................... NIP
Setuju dibayar, tanggal...... Bendaharawan,
Kuasa Pengguna Anggaran
............................................... ...................................... NIP. NIP.
Format-8
54
Contoh Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTJB)
Pada hari ini......tanggal....bulan....tahun.....,yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Kelompok Tani : ................................................
Nama Ketua Kelompok : ..................................................
Alamat : ..................................................
Nama Bantuan : ..................................................
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor.....dan Perjanjian Kerjasama
Nomor........mendapatkan bantuan pemerintah Pengembangan Korporasi Usahatani
(PKU) sebesar Rp ......................
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Sampai dengan bulan.............telah menerima pencairan dana dengan nilai
nominal sebesar Rp.................., dengan rincian penggunaan sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp……………….
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp……………….
c. Jumlah total sisa dana *) : Rp ……………….
2. Persentase jumlah dana bantuan pemerintah.......%,yang telah digunakan
adalah sebesar.....%.
3. Bertanggungjawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada
yang berhak menerima.
4. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang
telah dilaksanakan.
5. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh
aparat pengawas fungsional pemerintah.
6. Apabia dikemudian hari, pernyataan yang saya buat ini mengakibatkan
kerugian negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara
dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
..................,........2019
KETUA KELOMPOK TANI....
materai 6000
.......................................
*) apabila terdapat sisa dana
Format-9
55
Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
SURAT PENYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama Ketua : ……………………..
2. Nama Kelompok Tani : ……………………..
3. Alamat : ……………………..
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya
bertanggungjawab penuh atas penggunaan dana Bantuan Pemerintah
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) untuk usaha budidaya.
Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Pemerintah
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) tersebut di atas mengakibatkan
kerugian Negara, maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara
dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait penggunaan dana Bantuan Pemerintah
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) untuk usaha budidaya disimpan
sesuai dengan ketentuan pada penerima bantuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
Demikian Surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.
…….,………………… 2019
Ketua Kelompok Tani
………………………………
Format-10
56
Contoh Surat Berita Acara Serah Terima (BAST) Pencairan Dana
PEKERJAAN BERITA ACARA SERAH TERIMA
PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI (PKU)
……………………..
…………………….
Nomor : …………………………..
Tanggal : …………………………..
Pada hari ini……tanggal…….bulan…..tahun……kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ………………… Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi ……………........ Alamat : …………………………, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU atau yang Menyerahkan Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).
Nama : ………………….., untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima dan Mengelola Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).
Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah menyerahkan Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) dengan baik berupa: Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU): Rp.…………(dalam tulisan) Lokasi berada di Desa/Kelurahan : …………………… Kecamatan : …………………… Kabupaten : …………………… Provinsi : …………………… Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) untuk dilakukan pengelolaan, kepada PIHAK KEDUA. Selanjutnya PIHAK KEDUA menerima dan memanfaatkan sesuai peruntukannya dan menyatakan kesanggupan untuk melakukan pengelolaan bantuan pemerintah kegiatan tersebut.
Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Bantuan Pemerintah untuk Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
Yang Menerima, Yang Menyerahkan Ketua Kelompok Tani... Pejabat Pembuat Komitmen Materai Rp. 6.000 _______________ ______________
Format-11
57
Contoh Lampiran Rincian BAST
Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
No Jenis Kegiatan Jumah (Rp.)
Penerima Keterangan
1 Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) dengan
rincian: a. . b. .
c. . TOTAL
Rp.
Rp.
Kelompok Tani: Desa:
Kec: Kab:
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
Ketua Kelompok Tani PPK Provinsi
....................... .......................
58
Contoh Surat Pernyataan Pemanfaatan Bantuan Pemerintah
SURAT PERNYATAAN PEMANFAATAN BANTUAN PEMERINTAH
Pada hari ini……tanggal…….bulan…..tahun…… yang bertandatangan
dibawah ini:
Nama : .........................selaku ketua Kelompok Tani ................................
Desa.................Kecamatan....................Kabupaten....................
Alamat : ..................................................................................
Dengan ini menyatakan bahwa Saya akan memanfaatkan Bantuan
Pemerintah untuk Usaha Budidaya Kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) yang telah Saya ajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi...............................
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa
paksaan dari pihak manapun, dan apabila di kemudian hari Surat
Pernyataan ini terbukti tidak benar, maka Saya bersedia mengembalikan
seluruh dana yang diterima dan dimintai pertanggungjawaban di muka
pengadilan sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
............................. , ..........2019
Yang Membuat Pernyataan,
Meterai
Rp. 6.000
_______________
Ketua Kelompok Tani
Format-12
59
Contoh Dokumen Pakta Integritas
10 PAKTA INTEGRITAS KELOMPOK TANI...
PELAKSANA KEGIATAN PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI (PKU)
TAHUN 2019
1. Akan senantiasa menjaga integritas, dan kinerja untuk menyejahterakan
anggota Kelompok Tani... dan memajukan usaha Kelompok Tani...
Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, saya sebagai ketua
Kelompok Tani... akan terus menjunjung tinggi prinsip dan moral
sebagai pengurus yang bersih, cerdas, dan santun.
2. Dalam menjalankan tugas melayani anggota Kelompok Tani..., saya akan
senantiasa adil dan bekerja untuk semua, dan tidak akan pernah
memfasilitasi hanya pengurus saja atau beberapa anggota saja yang
bersifat deskriminatif, serta berbagai perbedaan identitas yang lain.
3. Akan menjaga kerja sama dan kekompakan antara pengurus, antara
pengurus dan anggota Kelompok Tani....dalam menjalankan kegitan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU).
4. Demi keberhasilan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) dan pengembangan Kelompok Tani.....ke depan, saya
akan bekerja sangat keras untuk memanfaatkan dan mengelola dana
belanja bantuan pemerintah dengan baik dan benar, membuat
administrasi keuangan dengan baik dan benar. Semua ketentuan yang
telah dibuat oleh Pemerintah baik yang telah dituangkan dalam Juknis
dan Juklak akan dijalankan dengan baik dan bahkan ditingkatkan
dalam pelaksanaannya.
5. Sebagai ketua Kelompok Tani..., saya akan senantiasa patuh dan taat
kepada ketentuan dan segala peraturan lain yang berlaku, sebagai
cerminan dari sikap dan perilaku saya sebagai warga bangsa yang baik,
serta bertanggung jawab.
6. Sebagai ketua Kelompok Tani..., saya akan memegang teguh moral dan
etika dalam mengelola dana belanja bantuan pemerintah kegiatan
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU), responsif serta bekerja
sekuat tenaga untuk kemajuan Kelompok, dan kesejahteraan anggotan
Kelompok Tani......
7. Sebagai ketua Kelompok Tani...., saya akan mencegah dan
menghindarkan diri dari pemanfaatan dana belanja Bantuan Pemerintah
Format-13
60
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) yang dikelola oleh Kelompok,
serta tidak melanggarkan dalam penggunaannya atau tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada di dalam Juknis dan Juklak. Dalam hal
saya terlibat dalam pemanfaatan dana belanja bantuan pemerintah
Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) untuk kepenting pribadi
maupun pengurus, maka saya siap menerima sanksi yang dijatuhkan
oleh pihak yang berwajib.
8. Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
pemanfaatan dana belanja bantuan pemerintah Pengembangan
Korporasi Usahatani (PKU) yang tidak sesuai dengan ketentuan di dalam
Perjanjian Kerja Sama yang telah saya tandatangani, saya bersedia
mengundurkan diri sebagai pengurus Kelompok Tani......
9. Sebagai warga negara yang baik dan taat hukum dan aturan, serta
sebagai bentuk dukungan saya terhadap gerakan pencegahan dan
pemberantasan korupsi, saya bersedia menyerahkan dan
mengembalikan dana belanja bantuan Pengembangan Korporasi
Usahatani (PKU) yang telah saya gunakan untuk kepentingan pribadi
maupun pengurus.
10. Khusus mengenai sering terjadinya penyalahgunaan dana belanja
bantuan pemerintah yang dikelola oleh Kelompok Tani dan
penyimpangan dalam Rencana Usaha Kelompok serta ketentuan dalam
Juknis kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU), maka saya
sebagai ketua Kelompok Tani...., berjanji untuk tidak melakukan
pelanggaran dan penyimpangan yang berkaitan dengan pemanfaatan
dana belanja bantuan pemerintah Pengembangan Korporasi Usahatani
(PKU).
…………………….. 2019
Menyaksikan Pembuat Pernyataan,
Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok
(Materai)
(Rp. 6.000)
(………………….) (……………………….)
61
Contoh Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan pada Akhir Tahun Anggaran Bantuan Pemerintah Melalui Transfer Uang
Pada hari ini......tanggal....bulan....tahun....., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ................................................ Jabatan : Ketua Kelompok Tani................ Alamat : ..................................................
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
Nama : ................................................ NIP : .................................................. Jabatan : ..................................................
Alamat : .................................................. Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan
berupa................sesuai dengan Surat Keputusan Nomor......dan Perjanjian Kerjasama Nomor.......
2. PIHAK KESATU telah menerima dana Bantuan Pemerintah dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama dengan rincian sebagai
berikut: a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp………………. b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp……………….
c. Jumlah total sisa dana *) : Rp………………. 3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti pengeluaran dana Bantuan
Pemerintah usaha budidaya pada kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU) sebesar Rp..................telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi (termasuk foto/film hasil
kegiatan) dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. 4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK KESATU berupa.........dengan nilai..........dan disertai surat pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai serta ditandangani oleh 2 orang saksi.
5. PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana Bantuan Pemerintah ke kas negara sebesar........sebagaimana bukti penerimaan negara.
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari ini dan tanggal tersebut di atas
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Ketua Kelompok Tani.. PPK Provinsi...
----------------------- ------------------------- *) jika terdapat sisa dana
Format-14
62
Contoh Format Laporan Akhir Tahun
OUTLINE LAPORAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KORPORASI USAHATANI (PKU)
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
BAB II. POTENSI WILAYAH
A. Potensi Wilayah Desa
B. Profil Kelompok Tani dan Gapoktan
BAB III. RUANG LINGKUP KEGIATAN
A. Jenis Usaha Budidaya dan Pengolahan serta Pemasaran yang Dilakukan
B. Pembiayaan APBN dan APBD
BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pemberdayaan Masyarakat
B. Kelembagaan
C. Penerapan Teknologi
D. Perkembangan Modal dan Usaha Kelompok Tani dan Gapoktan
E. Dukungan Lintas Sektor
BAB V. PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN
A. Permasalahan
B. Upaya Pemecahan
BAB VI. PENUTUP
Kesimpulan/saran
LAMPIRAN
1. Database Kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
2. Foto – foto kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU)
Format-15