evaluasi paska huni fst pku ii mmr 9b

Upload: itho23

Post on 03-Jun-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    1/23

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    2/23

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Rumah Sakit Kelas C merupakan sarana pelayanan kesehatan umum tingkat

    kabupaten/ kota yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4 (empat)

    spesialistik dasar dan 4 (empat) spesialistik penunjang. Dalam rangka mencapai kualitas dan

    kemampuan pelayanan medis pada Rumah Sakit Kelas C ini, maka harus didukung dengan

    sarana dan prasarana rumah sakit yang terencana, baik dan benar.

    Rumah sakit harus memenuhi, persyaratan teknis sarana dan prasarana rumah sakit

    yang menunjang pelayanan kesehatan secara paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut

    harus direncanakan sesuai dengan standard dan kaidah-kaidah yang berlaku. Adapun secara

    umum yang dimaksud dengan sarana adalah segala sesuatu hal yang menyangkut fisik

    gedung/ bangunan serta ruangan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang membuat

    sarana tersebut dapat berfungsi seperti pengadaan air bersih, listrik, instalasi air limbah dan

    lain-lain.

    Kebanyakan Fasilitas kesehatan sekarang berada dalam tahap penghunian dan

    pemanfaatan. Dan karenanya, sesungguhnya sangat diperlukan evaluasi terhadap fasilitas

    yang ada sekarang, yang lazim disebut dengan evaluasi pasca huni atau EPH (Post

    Occupancy Evaluation, POE). Tahap evaluasi pasca huni adalah tahap yang sangat perlu

    untuk melihat kesesuaian antara apa yang ada sekarang dengan pola-pola pemanfaatan oleh

    manusia dan perilakunya. Evaluasi pasca huni adalah suatu proses evaluasi fasilitas dengan

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    3/23

    cara yang sistematik setelah fasilitas tersebut dibangun dan dihuni dalam suatu kurun waktu

    tertentu.

    Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta awalnya didirikan berupa klinik dan

    poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang

    Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem)

    dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa. Pendirian pertama

    atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring

    dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat).

    Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi ke Jalan

    Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan). Pada tahun 1936 klinik

    dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20

    Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi

    RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

    Dalam rangka memperluas cakupan pelayanan yang pada saat itu tidak mampu lagi

    di-coveroleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Ahmad Dahlan,

    maka dikembangkan unit pelayanan baru RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II di

    Gamping Jalan Wates. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang merupakan

    pengembangan dari RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit I dibuka pada tanggal 15

    Februari 2009. Pada tanggal 16 Juni 2010 Rumah Sakit mendapatkan ijin operasional

    sementara.

    Pada bulan Juni tahun 2012, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II berhasil

    lulus akreditasi 5 Bidang Pelayanan yang dikukuhkan dengan sertifikat akreditasi dari KARS

    dengan Surat Keputusan No KARS-SERT/600/VI/2012. Tahap ini memuluskan jalan untuk

    mengurus ijin tetap sebagai Rumah Sakit Tipe C. Pada akhirnya RS PKU Muhammadiyah

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    4/23

    4

    mendapatkan ijin operasional sebagai RS Tipe C pada tanggal 18 November 2013 melalui

    SK Menteri Kesehatan No : HK.02.03/I/1976/2013.

    RS PKU Muhammadiyah memiliki visi mnjadi rumah sakit islam yang berdasar pada

    Al Quran dan Sunnah Rasullah SAW, dan sebagai rujukan terpercaya di Daerah Istimewa

    Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan kualitas pelayanan kesehatan yang Islami, profesional,

    cepat, nyaman dan bermutu, setara dengan kualitas pelayanan rumah sakit rumah sakit

    terkemuka di Indonesia dan Asia. Misi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah

    mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat melalui

    pendekatan pemeliharaan, pencegahan, pengobatan, pemulihan kesehatan secara menyeluruh

    sesuai dengan peraturan / ketentuan perundang undangan, mewujudkan peningkatan mutu

    bagi tenaga kesehatan melalui sarana pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan secara

    profesional dan sesuai tuntunan ajaran Islam, mewujudkan dakwah islam, amal maruf nahi

    munkar dibidang kesehatan degan senantiasa menjaga tali silahturahmi, sebagai bagian dari

    dawah muhammadiyah.

    RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II memiliki area penunjang medis antara

    lain instalasi radiologi dan instalasi laboratorium, kemudian bagian administrasi adalah

    rekam medis. Usia kedua area tersebut sejak berdirinya atau beroperasinya yaitu tahun 2009

    hingga saat ini berarti telah berusia 5 tahun, dan usia minimal dapat dilakukan EPH adalah 3

    tahun sejak beroperasinya bangunan fisik rumah sakit. EPH disini melihat kategori

    keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    5/23

    B. Tujuan

    Pada kegiatan FST di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II memiliki beberapa tujuan,

    antara lain :

    1. Menganalisis EPH di instalasi penunjang klinik dan non klinik berdasarkan kategori

    keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan berdasarkan standar normatif

    2. Menganalisis EPH di area administrasi yaitu rekam medis berdasarkan kategori

    keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan berdasarkan standar normatif

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    6/23

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    7/23

    pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan serta peningkatan usia bangunan,

    akuntabilitas kinerja bangunan oleh semua pengguna.

    c. Kegunaan jangka panjang.

    Meliputi peningkatan dalam hal-hal berikut: kinerja fasilitas dalam jangka

    panjang, perbaikan basis data, standar, dan kriteria untuk perancangan fasilitas,

    serta perbaikan sistem penilaian fasilitas melalui kuantifikasi

    Jenis kegiatan dalam evaluasi pasca huni akan tergantung pada interaksi antar

    komponen dalam proses evalusi pasca huni :

    a. Kriteria kinerja

    1) Teknikal

    2) Fungsional

    3) Behavioral

    b. Pengguna

    1)

    Individu

    2)

    Kelompok

    3) Organisasi

    c. Setting

    1)

    Ruang

    2) Bangunan

    3) Fasilitas

    Selain itu, evaluasi pasca huni juga memiliki tingkatan kecermatan sesuai kebutuhan

    penggunanya, yang meliputi :

    a. Evaluasi Pasca Huni Indikatif

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    8/23

    8

    b. Evaluasi Pasca Huni Investigatif

    c. Evaluasi Pasca Huni Diagnostik

    3.

    Aspek Evaluasi Paska Huni (EPH)

    Bagi fasilitas Fasilitas kesehatan, evaluasi pasca huni perlu dikaitkan dengan state of

    the artfasilitas Fasilitas kesehatan, yang meliputi beberapa aspek :

    a. Dalam kriteria kinerja terdapat beberapa kriteria yang perlu diikuti, antara lain

    Standar Fasilitas kesehatan, Standar Arsitektural untuk Fasilitas Kesehatan,

    khususnya Fasilitas kesehatan, maupun hasil-hasil penelitian mengenai fasilitas

    kesehatan komunitas seperti Fasilitas kesehatan

    b. Dalam komponen pengguna meliputi penyedia jasa dalam Fasilitas kesehatan

    (pengelola, dokter, paramedis, dan manajemen) maupun pengguna jasa Fasilitas

    kesehatan (individu maupun kelompok masyarakat).

    c. Dalam komponen setting perlu ditinjau komponen-komponen setting Fasilitas

    kesehatan yang terdiri atas berbagai unit, bagian, ataupun kelompok fasilitas

    tertentu.

    4. Tahapan Evaluasi Paska Huni (EPH)

    Evaluasi pasca huni memiliki beberapa tahapan sebagaimana berikut :

    a.

    Perencanaan Evaluasi Pasca Huni :

    1) Pengenalan Masalah dan Kelayakan :

    Memahami besaran dan kondisi signifikan aset eksisting.

    Memilih tingkatan usaha yang sesuai.

    Memilih biaya evaluasi yang sesuai.

    2) Perencanaan Sumberdaya

    Perencanaan SDM

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    9/23

    Perencanaan waktu

    Perencanaan metoda dan alat

    3) Perencanaan Riset

    Menentukan aspek kritis yang perlu diteliti

    Memilih indikator yang dapat merepresentasikan aspek

    Mengembangkan ukuran bagi tiap indikator

    Menyusun kriteria untuk evaluasi ukuran

    Antisipasi hasil dan kesimpulan

    b. Pelaksanaan Evaluasi Pasca Huni

    1) Awal Proses Pengumpulan Data Lapangan

    Mobilisasi data, alat, dan SDM.

    Antisipasi reaksi

    Penguasaan Lapangan dan Pelaksanaan Survey

    2)

    Pemantauan dan Manajemen Prosedur Pengumpulan Data

    Pemahaman terhadap karakter aktivitas.

    Penalaan antar pengamat.

    Uji awal instrumen pengumpulan data.

    3) Analisis Data

    Tujuan analisis data: pemerian, interpretasi, dan penjelasan

    Macam-macam analisis: berhasil/gagal, peringkat, rerata, persentase,

    variabilitas, bandingan 2 kelompok, analisis sederhana, chi-square,

    analisis korelasi

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    10/23

    10

    Tahapan analisis: menyusun data mentah, memasukkan dan transfer data,

    memproses data, mengemas dan komunikasi temuan, interpretasi serta

    melengkapi analisis data.

    c. Penerapan Evaluasi Pasca Huni

    1) Pelaporan temuan

    Pendahuluan, Metodologi, Analisis data, Temuan, Kesimpulan, Apendiks,

    Pustaka

    2) Rekomendasi tindakan

    Tindakan terkait kebijakan

    Tindakan terkait prosedur

    Tindakan terkait teknik

    3) Review Hasil dan Kesimpulan

    Rencana jangka pendek

    Rencana jangka menengah

    Rencana jangka panjang

    B. Rumah Sakit Tipe C

    1. Definisi

    Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarka

    pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

    rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (PerMenKes, 2010).

    Rumah sakit umum adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan

    kesehatan, dan rumah sakit tipe c adalah Rumah sakit umum yang mempunyai

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    11/23

    fasilitas dan kemampuan pelayanan medis 4 (empat) spesialistik dasar dan 4 (empat)

    spesialistik penunjang (DepKes, 2007).

    2. Klasifikasi Rumah Sakit Tipe C

    Klasifikasi ruah sakit adalah pengelompokan kelas rumah sakit berdasarkan fasilitas

    dan kemampuan pelayanan (PerMenKes, 2010). Berdasarkan fasilitas dan

    kemampuan pelayanan, rumah sakit umum dibedakan menjadi rumah sakit umum

    kelas A, B, C dan D. Klasifikasi rumah sakit umum ditetapkan berdasarkan beberapa

    syarat antara lain :

    a. Pelayanan

    b. Sumber daya manusia

    c. Peralatan

    d.

    Sarana dan prasarana

    e. Administrasi dan keuangan.

    Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

    pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar dan

    4 ( empat) spesiais penunjang medik. Kriteria fasilitas yang dimaksud adalah

    meliputi pelayanan medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik

    spesialis dasar, pelayanan spesialis penunjang medik, pelayanan medik

    spesialis gigi mulut, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan

    penunjang klinik dan pelayanan penunjang non klinik.

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    12/23

    12

    C. Area Fasilitas Penunjang dan Administrasi

    Area fasilitas penunjang di rumah sakit umum tipe c dibedakan menjadi dua menurut

    fungsinya (PerMenKes, 2010), antara lain :

    1.

    Pelayanan penunjang klinik

    Terdiri dari perawatan intensif, pelayanan darah, gizi, farmasi, sterilisasi instrumen

    dan rekam medik.

    2. Pelayanan penunjang non klinik

    Terdiri dari pelayanan laundry/linen, jasa boga / dapur, teknik dan pemeliharaan

    fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulance, komunikasi, kamar jenasah,

    pemadam kebakaran, pengelolaan gas medik dan penampungan air bersih.

    D. Komponen Sarana dan Prasarana Fasilitas dan Penunjang RS Tipe C

    Komponen penilaian evaluasi pada sarana dan prasarana di rumah sakit berdasarkan 4

    kategori (DepKes, 2007), antara lain :

    1. Keselamatan

    2. Kesehatan

    3. Kenyamanan

    4. Kemudahan

    1. Keselamatan

    Berdasarkan pedomana sarana dan prasarana rumah sakit kelas C dari

    Departemen Kesehatan Tahun 2007 menyebutkan bahwa bangunan rumah sakit harus

    dibangun dengan struktur dan rangkaian yang dapat menjamin keselamatan

    penggunanya, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pada semua area penunjang dan

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    13/23

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    14/23

    14

    2. Kesehatan

    Menurut Departmen Kesehatan Tahun 2007 menyebutkan bahwa kategori

    kesehatan di area penunjang dan administrasi antara lain, sistem ventilasi, sistem

    pengkondisian ruangan, instalasi air bersih dan kotor, dan sistem instalasi gas medik.

    Pada sistem ventilasi dapat menggunakan ventilasi alami dan buatan untuk

    memastikan pasokan oksigen dan udara di dalam ruangan dapat terpenuhi dan

    menjaga kesehatan dari penggunanya. Pada pengkondisian udara di area penunjang

    disesuaikan dengan area ruangan.

    Tabel 1. Standar suhu, kelembaban dan tekanan udara menurut fungsi ruangan dan

    unit (DepKes, 2007)

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    15/23

    Untuk instalasi air bersih, rumah sakit umum diwajibkan untuk menggunakan

    sumber air dalam yaitu kedalaman lebih dari 50 meter sehingga tidak mengganggu

    persediaan air warga atau lingkungan sekitar (PerMenKes, 2004). Air dalam

    membutuhkan pengolahan kembali untuk dapat digunakan sebagai air minum atau air

    untuk kegiatan rumah sakit, sehingga sistem pengolahan air yang baik sangat

    diperlukan. Pada pembuangan limbah cair atau air kotoryang berasal dari fasilitas

    penunjang yangtidak berbahaya dapat langsung dibuang ke dalam penampungan

    limbah cair sebelum dilepas ke perairan terbuka atau sanitasi lingkungan sekitar

    rumah sakit, namun limbah cair yang bersifat produk hasil medis atau hasil dari

    laundry / linen, harus melalui tahap tertentu terlebih dahulu, sehingga tidak

    mencemari lingkungan.

    3. Kenyamanan

    Kenyamanan bagi pengguna sangat diperhatikan, menurut Departemen

    Kesehatan RI Tahun 2007, kategori kenyamanan terdiri dari kenyamanan akan

    sirkulasi udara atau pengkondisian udara, kemudian tata ruang yang baik sehingga

    pengguna nyaman bekerja di dalamnya. Kemudian pencahayaan yang baik, dimana

    pada area fasilitas penunjang dan administrasi dibutuhkan cahaya dari cahaya sinar

    matahari langsung dan sinar buatan atau dari lampu, dan lampu yang disarankan dapat

    bersifat terang cukup untuk menerangkan dalam proses kegiatan pelayanan, minimal

    cahaya yang dibutuhkan 200 Lux. Kenyamanan di fasilitas penunjang dan

    administrasi yang diperlukan adalah pengaturan mengenai tingkat kebisingan dan

    nyaman terhadap getaran yang dimana dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan dan

    kesehatan pendengaran pekerja selama bekerja.

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    16/23

    16

    4. Kemudahan

    Kemudahan di area fasilitas penunjang dan administrasi adalah kemudahan

    dalam alur lalu lintas dalam kegiatan, sehingga susunan tata ruang di rumah sakit

    harus memperhatikan kesesuaian dengan alur kegiatan yang akan dilakukan di unit

    tersebut (DepKes, 2007). Kemudian dalam berkomunikasi, dimana di setiap unit di

    rumah sakit harus disediakan alat komunikasi, baik interkom maupun line telpon dan

    komputer beserta sistem ilmu teknologi yang teritegrasi dengan sistem rumah sakit.

    Pada saat ini rumah sakit banyak menggunakan fasilitas pengiriman berkas dengan

    menggunakan pneumatic tube yang merupakan sistem integrasi pengangkut barang

    atau bahan berkas keperluan di rumah sakit.

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    17/23

    BAB III

    HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS

    Dari hasil kunjungan di area fasilitas penunjang dan administrasi di RS PKU

    Muhammadiyah Yogyakarta unit II, kami melakukan observasi langsung di berbagai ruangan

    tersebut, kemudian setelah melakukan observasi dilakukan pembandingan dengan pedoman

    dari Departemen Kesehatan RI Tetang Pedoman Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C

    Tahun 2007 yang sudah dikelompokkan kedalam 4 kategori, yaitu keselamtan, kesehatan,

    kenyamanan dan kemudahan.

    A. Hasil Pengamatan

    Pada pengamata di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II, sebagai

    rumah sakit dengan status saat ini kelas C, telah memiliki fasilitas penunjang klinik dan

    non klinik.

    1. Pelayanan penunjang klinik

    No Kriteria Ketersedian Keterangan

    1. Perawatan intensif + Terdapat ICU

    2. Pelayanan darah + Masih tergabung dengan

    laboratorium

    3. Gizi - Masih menggunakan jasa RS

    PKU Jogja unit I sebagai

    instalasi gizi.

    4. Farmasi + Farmasi rawat jalan, farmasi

    khusus rawat inap belum

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    18/23

    18

    tersedia.

    5. Sterilisasi

    instrumen

    + Terdapat gabung di dalam

    instalasi bedah sentral

    (seharusnya memiliki ruangan

    tersendiri)

    6. Rekam medik + Terdapat dibagian depan, tepat

    disamping instalasi rawat jalan.

    2. Pelayanan penunjang non klinik

    No Kriteria Ketersediaan Keterangan1. Laundry / linen + Terdapat di lantai dasar bagian

    belakang dari rumah sakit.

    Namun proses penjemuran

    masih dilakukan di area terbuka

    yang resiko penyebaran infeksi.

    2. Jasa boga /Dapur + Sudah memiliki dapur,namun

    beum difungsikan untuk

    memasak, dan pasokan makanan

    berasal dari RS PKU Jogja unit

    I.

    3. Fasilitas pemeliharaan + Terdapat dibagian belakang

    rumah sakit, berdekatan dengan

    instalasi pengolahan air bersih

    dan generator.

    4. Pengolahan limbah + Pengolahan limbah cair terletak

    dibagian depan rumah sakit, air

    menggunakan treatmen standar

    kemudian dialirkan ke sanitasi

    lingkungan sekitar rumah sakit.

    Limbah padat dikirim ke PT.

    AVAS untuk dilakukan

    penghancuran, rumah sakit

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    19/23

    memiliki incerator, namun ijin

    penggunaannya belum selesai

    hingga saat ini.

    5. Gudang + Rumah sakit memiliki gudang

    barang kotor yang terletak

    dibagian belakang barat,

    kemudian gudang untuk stok

    perlatan dan perlegkapan

    kesehatan digabung menjadi

    satu di bagian timur belakang

    rumah sakit.

    6. Ambulance + Rumah sakit memiliki 2 unit

    mobil ambulance yang terparkir

    di garasi sebelah barat rumah

    sakit, namun tidak beredekatan

    dengan IGD.

    7. Komunikasi + Alat komunikasi menggunakan

    interkom, lin telephone, dan

    pneumatic tube.

    8. Kamar jenazah + Rumah sakit memiliki ruang

    perawatan jenasah yag terletak

    bersebelahan dengan mashola

    yang terletak dibagian belakang

    sebelah utara.

    9. Pemadam kebakaran + Rumah sakit dilengkapi dengan

    hidran tiap lantai, APAR dan

    deteksi asap di setiap unit.

    Namun bangunan rumah sakit

    tahap satu yang sedang beroprasi

    belum menggunakan pringkler

    otomatis.

    10. Pengelolaan gas

    medik

    + Pengelolaan gas medik

    menggunakan sistem

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    20/23

    20

    sentralisasi, gas medik terdiri

    dari atas oksigen, NO2, suction

    dan pompa (kepentingan

    ventilator). Gas medik sentral

    terletak di sebelah belakang

    rumah sakit, bagian utara. Dan

    di tiap lantai terdapat indikator

    penunjuk gas medik untuk dapat

    dimatikan sewaktu waktu jika

    terjadi kebakaran agar tidak

    memperparah kebakaran.

    11. Penampungan air

    bersih

    + Penampungan air bersih

    diletakkan di dua area, yaitu di

    penampungan utama yang

    terletak di bawah (ground)

    dibagian timur rumah sakit, dan

    terdapat di atap rumah sakit.

    Rumah sakit menggunakan

    sistem gravitasi sebagai cara

    pendistribusian air ke semua unit

    dan ruang di rumah sakit.

    B. Analisis

    Setelah dilakukan pengamatan langsung pada area fasilitas penunjang dan administrasi,

    kemudian dilakukan analisis dengan deskripsi berdasarkan 4 kategori, yaitu keselamatan,

    kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

    1. Keselamatan

    Di semua area penunjang dan administrasi dilengkapi dengan APAR (alat

    pemadam api ringan), kemudian terdapat hidran di setiap lantai yang menurut

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    21/23

    keterangan pengelola selalu terjaga tekanan air di dalamnya. Terpasang deteksi

    asap di setiap unit dan ruang, namun pada bangunan rumah sakit tahap 1 tidak

    terdapat instalasi springkler otomatis. Dari peralatan proteksi aktif tersebut cukup

    baik, namun jika disesuaikan dengan pedoman saran dan prasaran rumah sakit

    kelas C, bahwa springkler otomatis wajib tersedia di setiap unit dan ruang (kecuali

    kamar perasi dan rekam medik) untuk menahan api selama 30 menit. Untuk

    proteksi pasif,sudah tertera penunjuk arah evakuasi jika terjadi kejadian gawat

    seperti kebakaran untuk memastikan pengguna dapat selamat keluar dari dalam

    bangunan rumah sakit, namun untuk tangga darurat, rumah sakit belum memiliki

    sehingga masih tergabung dengan tangga umum yang digunakan untuk kegiatan

    harian pengguna internal dan eksternal rumah sakit.

    2. Kesehatan

    Penyediaan air bersih berasal dari air sumur, air sudah ditreatmen sesuai

    dengan standar dan ditampung di penampungan yang terletak dibawah dan di atap

    rumah sakit, namun air sumur bor masih berkedalaman 25 meter di dua titik,

    dimana masih menggunakan air permukaan yang akan dapat mengganggu pasokan

    air masyarakat sekitar. Penggunaan rumah sakit per hari adalah 500 L/tempat tidur.

    Pengolahan limbah cair dan padat sudah sesuai dengan standar, kemudian instalasi

    gas medik menggunakan sistem sentralisasi yang terletak dibagian belakang rumah

    sakit dan terjaga keamanannya dari kebocoran, namun gas medik seperti O2

    disediakan di beberapa unit.

    3. Kenyamanan

    Di area fasilitas penunjang dan administrasi menggunakan sistem ventilasi

    alami dan buatan, untuk ruangan seperti fasilitas pemeliharaan, ruang jenasah,

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    22/23

    22

    gudang, parkir ambulance, dan laundry / linen menggunakan ventilasi alami tanpa

    dilengkapi ventilasi buatan / Air Conditioner.

    Untuk area unit fasilitas penunjang dan administrasi yang terletak di dalam

    bangunan rumah sakit lainnya menggunakan ventilasi buatan dan minim ventilasi

    alami. Namun untuk pengkondisian udara temperatur sudah disesuaikan dengan

    standar, namun tidak dapat mengetahui dari kelembaban dikarenakan tidak

    tersedianya alat pengukur kelembaban ruangan di unit unit penunjang kecuali

    ICU.

    4. Kemudahan

    Tata ruang disusun baik untuk kemudahan dalam lalu lintas pengguna atau

    distribusi peralatan dan perlengkapan rumah sakit. Namun peletakan garasi

    ambulance yang jauh dari IGD dapat menghambat pelayanan IGD yang maksimal

    jika sewaktu waktu kendaraan ambulance dibutuhkan segera, dikarenakan supir

    membutuhkan waktu untuk berjalan kaki menuju garasi yang letaknya sekitar 200

    meter dari IGD.

    Di setiap unit penunjang dan administrasi sudah dilengkapi dengan alat

    telekomunikasi interkom atau line telephone yang penggunaan ya masih

    menggunakan operator manual jika ingin berhubungan dengan luar rumah sakit,

    kemudian komputer dengan sistem informasi rumah sakit (SIRS), kemudian untuk

    transportasi berkas atau sampel pasien sudah menggunakan pneumatic tube yang

    tersedia di setiap lantai dan unit, kecuali unit yang berada diluar seperti ruang

    pemeliharaan dan ambulance, kemudian ruang jenasah, linen tidak tersedia

    pneumatic tube.

  • 8/12/2019 Evaluasi Paska Huni Fst Pku II Mmr 9b

    23/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Menteri Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    340/MenKes/Per/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.Indonesia.

    Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1204/MenKes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

    Rumah Sakit.Indonesia.

    DepKes RI. 2007. PedomanTeknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C. Pusat

    Sarana, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan. Jakarta.