bk islami karir.docx
DESCRIPTION
BK islami karirTRANSCRIPT
Bagi sebagian besar orang tidak dapat secara akurat merencanakan jalur karir mereka di masa
dewasa, Banyak orang yang mengubah perencanaan karirnya ketika dewasa yang tidak
berkesesuaian dengan studinya, berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lainnya, atau
stagnan dalam satu posisi.
Memasuki sebuah pekerjaan menandakan dimulainya peran dan tanggung jawab baru, tidak
mudah bagi seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan kompetensi yang sangat tinggi. Ketika
individu memasuki sebuah pekerjaan untuk pertama kalinya, mereka mungkin dihadapkan
pada masalah dan kondisi yang tidak mereka antisispasi sebelumnya.
Dalam membangun karir kita perlu mengetahui bahwa:
- Pilihan kerja pertama seperti langkah pertama dalam perjalanan yang panjang
- sekali kita memasuki satu pekerjaan kita perlu membangun identitas pekerjaan yang
berbeda dan menempatkan diri kita dalam dunia kerja (penyesuaian diri).
- perumusan tujuan, harapan dan keinginan, kemampuan dan kecocokan pribadi penting
dalam perencanaan karir untuk dapat menentukan kita di masa depan.
Dalam membangun karir kita mungkin gagal, keluar, atau memulai jalan baru, yang lain
sudah mencapai puncak sedangkan yang lainnya lagi masih dibawah. Namun yang terpenting
dalam karir adalah MEMAKNAINYA.
Karir tidak jauh berbeda dengan maksud yang terkadung dalam arti kata pekerjaan, meskipun
Winkel mengatakan bahwa jika kata pekerjaan diterjemahkan kedalam bahasa inggris sebagai
job, employment, masih belum menyatakan makna keseluruhan dari kompleksitas makna
pekerjaan bagi individu (WS. Winkel, 2010: 623-624). mungkin itu pula yang menyebabkan
kata bimbingan konseling lebih tepat dipadu dengan karir, sebagai terjemahan dari career,
dan makna terdekat dengan occupation,dan vocation daripada kata pekerjaan, dimana kata
pekerjaan dianggap tidak mewakili kepuasaan dan ketertarikan individu pada aktivitas yang
ditekuni, sehingga tidak melibatkan “panggilan hati” pada ketertarikan akan suatu aktifitas
(WS. Winkel, 2010:623-624).
sejak 1908, founder bimbingan konseling, Frank Parson memulai disiplin ilmu ini, dengan
gerakan bimbingan efisiensi kerja (istilah tim UNY, dalam BK Sekolah Menengah, 1993:1)
yang sangat mempengaruhi sistem pendidikan di Amerika saat itu (khususnya pada usulan
mengenai memasukkan unsur Vocational Guidance pada kurikulum). maka sejak awal,
gerakan bimbingan telah berorientasi pada pembinaan individu terkait vokasi/karir. sehingga
jika bimbingan konseling berbicara dalam konteks karir tentu tidak asing lagi, karena ini
adalah awal embrio dari disiplin ilmu ini.
Individu dan karir
pandangan atau pemikiran seputar individu dan karir, beberapa beragam, ada yang memiliki
kesamaan dan bahkan ada yang mengalami pengembangan. Frank Parson misalkan berasumsi
bahwa dalam menentukan karir individu, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan
melakukan korelasi terhadap kemampuan, dan tuntutan ideal dari sebuah pekerjaan,
kemudian adapula pandangan kelompok Ginzberg, yang mengklaim cara pemilihan jabatan
itu berjenjang, misalkan ada tahap fantasi(0-11 tahun), tahap tentatif(11-17 tahun), tahap
realistis(17-25 tahun). kemudian ada Anna Roe, yang mengatakan bahwa perlakuan orangtua
terhadap anak sangat mempengaruhi pemilihan karir(meskipun akhirnya juga disangkal oleh
Anna Roe sendiri). kemudian adapula teorinya Donald Super (bagi penulis hampir mirip
dengan teori kelompok Ginzberg, Cuma berbeda pada prinsip, serta tidak adanya pengakuan
akan fase decline, dalam teori kelompok Ginzberg. untuk mengujinya lebih jauh memerlukan
studi tentang metodologi yang digunakan oleh masing-masing). Donald Super memiliki
pandangan akan perkembangan karier, growth, eksplorasi, pemantapan, pembinaan,
kemunduran.
masih ada beberapa lagi pemikiran yang menyangkut individu dan karir didalam bimbingan
konseling karir, namun pandangan Donald Super akan Vocational Maturity, bagi penulis
merupakan konsep yang praktis dalam mendapatkan keterangan mengenai sejauh mana
individu dan karir berhubungan. Vocational Maturity, atau kematangan vokasional,
memberikan pedoman bahwa keberhasilan individu mengerjakan pekerjaan secara
bertanggungjawab dan dengan kesadaran penuh dapat menjadi indikasi
kematangan/pemantapan dengan karir tersebut.
bagaimana Islam memandang?
untuk catatan tambahan mengenai mengapa bimbingan konseling karir (BK karir), diubah-
judulkan menjadi bimbingan konseling islam karir (BKI Karir)?. pertimbangan praktisnya
adalah karena bimbingan konseling islam merupakan bidang yang sedang penulis tekuni, dan
yang kedua ini adalah upaya menggelorakan perspektif islam didalam disiplin ilmu, sehingga
mungkin jika dianggap meng-asimilasi disiplin ilmu tidak juga benar sepenuhnya. setidaknya
konsep integrasi-interkoneksi memberikan kemudahan dalam mendekati disiplin ilmu dengan
“mengintervensinya” melalui pendekatan similarisasi. (tapi bukan sekedar menyamakan
konsep secara apa adanya tapi juga tetap mengindahkan pendekatan konfirmatif dan
korektif).
pada bagian ini akan menjadi sangat panjang jika penulis harus mencoba secara mendalam
mengusutnya, selain juga karena keterbatasan kemampuan dalam kajian lintas perpspektif
juga karena keterbatasan akan waktu. maka secara singkat disini akan dibahas mengenai
mengapa BK Karir diubah-judulkan menjadi BKI Karir.
alasan pertama muncul secara pribadi dari penulis ketika membaca buku karangan Malik
Badri (1996),Dilema Psikolog Muslim (sebelumnya ini merupakan karya terjemahan dari The
Dilemma of Muslim Psychologists 1979, penulis belum mendapatkan informasi apakah karya
ini telah mendapatkan revisi atau belum), kemudian ada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan
Konseling Islami Teori & Praktik(2009), dan banyak lagi, Zakiah Darajat, Jalaludin
Rakhmat, Hannah Djumhana Bastaman dlsb, yang pada intinya melihat ada ketidakutuhan
dalam melihat teori-teori psikologi mengenai manusia. sehingga menyebabkan kesalahan
fatal dalam kelanjutan implementasinya dalam applied science.
dalam konteks bimbingan karir, apakah individu yang memilih pekerjaan berdasarkan pada
rasa puas, Vocational Satisfication sudah terselesaikan problemnya?. dalam bimbingan
konseling islami (islam atau islami juga belum akan dibahas dalam tulisan ini), tema pokok
mengenai manusia adalah tentang kembali kepada fitrah(Anwar Sutoyo, 2010:23,41),
kembali pada fitrah berarti mengarahkan manusia berdasarkan pada potensi bawaannya (pada
bagian ini harus penulis akui amat sangat luas jika membahas ini terutama karena ini
menyangkut Al-Qur’an, maka kaidah-kaidah penggunaannya pun perlu dipertegas akan tetapi
untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan maka terkait metode, model tafsir
silahkan melihat pada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami Teori & Praktik).
konsep kembali pada fitrah ini berimplikasi pada keseluruhan padangan dalam bimbingan
konseling islam, termasuk bimbingan konseling islam karir (BKI Karir).
juga berarti dalam konteks bimbingan konseling islam karir (BKI Karir), individu sebagai
ciptaan Allah Swt tidak mungkin lepas dari tuntutannya sebagai makhluk yang hanya
memiliki fungsi sebagai pengabdi. dengan kata lain segala macam karir tidak bisa dipisahkan
dengan nilai-nilai ini. pemahaman yang ditawarkan BKI Karir adalah bahwa semua
pekerjaan, karir, jabatan itu ditujukan untuk mengabdi dan mencari keridhoan Tuhan.
dengan memulai pembahasan bimbingan konseling karir dalam tanah islam tidak lantas juga
memandang jauh teori-teori yang sudah ada. akan tetapi perlu diingat teori-teori yang sudah
dibangun dalam bimbingan konseling karir pun banyak mendapatkan sanggahan karena
ketidakutuhannya. semisal teori Anna Roe, (dalam catatan WS. Winkel) diakui oleh Anna
Roe sendiri memiliki kekurangan. berupa tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pilihan jabatan.