bismillah bab i revisi

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya berkesinambungan bagi seluruh kehidupan bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang sesuai dengan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Untuk mencapai visi pembangunan nasional di atas, pembangunan kesehatan sangat penting dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945. Pembangunan kesehatan merupakan upaya dengan kontribusi semua komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Program pembangunan kesehatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan, terencana, dan terarah untuk mencapai visi dan tujuan. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1

Upload: ginarsih-hutami

Post on 10-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

derajat kesehatan masyarakat

TRANSCRIPT

3

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan nasional adalah rangkaian upaya berkesinambungan bagi seluruh kehidupan bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang sesuai dengan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Untuk mencapai visi pembangunan nasional di atas, pembangunan kesehatan sangat penting dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan amanat pembukaan UUD 1945. Pembangunan kesehatan merupakan upaya dengan kontribusi semua komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Program pembangunan kesehatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan, terencana, dan terarah untuk mencapai visi dan tujuan. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000, ditetapan visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010.Berbagai upaya telah dilakukan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diantaranya menetapkan indikator-indikator kesehatan dalam sistem kesehatan nasional dan dalam penetapan rencana kerja Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam kerangka desentralisasi di bidang kesehatan, pencapaian Indonesia Sehat 2010 sangat ditentukan oleh pencapaian dan peran serta seluruh sektor pemerintah maupun masyarakat guna membentuk Provinsi Sehat dan Kabupaten / Kota Sehat. Indikator yang menunjukkan Provinsi / Kabupaten / Kota Sehat berpedoman dan digolongkan sesuai penggolongan indikator Indonesia Sehat 2010. Indikator tersebut diklasifikasikan berdasarkan pendekatan sistem sehingga terdapat 3 macam indikator yaitu indikator hasil antara atau keluaran yang dapat dibagi lagi menjadi indikator hasil antara (output) dan indikator hasil akhir (outcome), indikator proses, dan indikator masukan yang dapat dibagi lagi menjadi indikator sumber daya dan indikator determinan. Indikator tersebut dijadikan acuan bagi Provinsi / Kabupaten / Kota dalam menerjemahkan dan mengintegrasikan pelaksanaan pembangunan kesehatan daerah. Dengan ditetapkannya indikator tersebut, didapatkan kesamaan tolak ukur antar daerah satu dengan lainnya dan dapat dikembangkan sesuai keadaan, kebutuhan, aspirasi maupun kerja sama dengan sektor lain di daerah tersebut guna tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan.Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas indikator- indikator mortalitas, indikator- indikator morbiditas, dan indikator- indikator status gizi. Derajat kesehatan merupakan pilar utama yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga dengan kondisi derajat kesehatan masyarakat yang tinggi diharapkan akan tercipta sumber daya manusia yang tangguh, produktif dan berdaya saing.Kecamatan Mlonggo merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang memiliki delapan desa meliputi desa Jambu, desa Jambu Timur, desa Karanggondang, desa Mororejo, desa Sekuro, desa Sinanggul, desa Srobyong, dan desa Suwawal. Kecamatan Mlonggo juga memiliki puskesmas yang terletak di desa Sinanggul. Penilaian dan analisis indikator derajat kesehatan masyarakat belum pernah dilakukan di Kecamatan Mlonggo, dalam hal ini di Puskesmas Mlonggo sebagai penyelenggara pelayanan kesehatannya. Hasil penilaian dan analisis pada laporan ini dapat digunakan sebagai bahan analisis dan masukan mengenai mutu pelayanan dan pencapaian puskesmas sebagai ujung tombak realisasi visi Indonesia Sehat secara umum dan Kecamatan Mlonggo Sehat secara khususnya sehingga ke depannya dapat dilakukan upaya peningkatan mutu pelayanan. Oleh karena itu, Penulis ingin menganalisis mengenai indikator derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Mlonggo tahun 2014.

1.2 Batasan JudulLaporan ini berjudul Analisis Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Tahun 2014 pada Tanggal 8 16 Mei 2015. Laporan ini memiliki batasan judul sebagai berikut:1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya) 2. Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. (WHO,1981)3. Indikator derajat kesehatan adalah hasil akhir dari indikator Indonesia Sehat 2010, yang terdiri atas indikator- indikator mortalitas, indikator- indikator morbiditas, dan indikator- indikator status gizi.4. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama5. Kecamatan Mlonggo Kabupaten JeparaMerupakan kecamatan yang berada di Kabupaten Jepara, yang menjadi tempat terlaksananya kegiatan analisis indikator derajat kesehatan masyarakat6. Tahun 2014 adalah tahun di mana data-data yang dijadikan perhitungan indikator derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Mlonggo dianalisis7. Tanggal 8 16 Mei 2015 adalah batasan waktu yang dipilih dalam pelaksanaan penilaian

1.3 Definisi OperasionalBatasan operasional dalam Analisis Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Tahun 2014 pada Tanggal 8 16 Mei 2015 adalah :1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya), dilakukan melalui pengambilan data tahun 2014, wawancara dan pengamatan pada tanggal 8 16 Mei 20152. Indikator derajat kesehatan masyarakat adalah penghitungan data yang terdiri atas indikator- indikator mortalitas, indikator- indikator morbiditas, dan indikator- indikator status gizi masyarakat pada data laporan Puskesmas tahun 2014, kecamatan, dan Badan Pusat Statistik Jepara serta pengumpulan dan perangkuman sejumlah data atau fakta dari data petugas, dan pengguna jasa pelayanan di Puskesmas Mlonggo melalui pengamatan dan pengambilan data mengenai kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan dan kesesuaian penilaian atau pendapat masyarakat dengan kenyataan yang ada terhadap kinerja pelayanan Puskesmas Mlonggo yang dilaksanakan pada tanggal 8 16 Mei 2015

1.4 Ruang Lingkup1.5 Ruang lingkup pelaksanaan Analisis Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Tahun 2014 pada Tanggal 8 16 Mei 2015 yang akan dilakukan meliputi:1. Ruang lingkup lokasi: Kecamatan Mlonggo2. Ruang lingkup waktu: 8 16 Mei 20153. Ruang lingkup sasaran: Pasien yang mendapat pelayanan kesehatan dari Puskesmas Mlonggo, berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah, dan tidak ada sakit mental. Petugas yang memberikan pelayanan di Puskesmas Mlonggo.4. Ruang lingkup materi: Data angka kematian bayi, ibu melahirkan, dan balita, angka harapan hidup waktu lahir, angka kesakitan malaria, DBD, angka kesembuhan penderita TB Paru BTA+, prevalensi HIV, angka AFP di Kecamatan Mlonggo tahun 20145. Ruang lingkup metode: Pengamatan terlibat dan wawancara

1.6 Tujuan1.6.1 Tujuan UmumMenganalisis indikator derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Mlonggo tahun 2014 pada tanggal 8-16 Mei 20151.6.2 Tujuan Khusus1. Mendapatkan data indikator derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Mlonggo tahun 2014 2. Mengetahui di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 20153. Mendapatkan prioritas masalah dari indikator derajat kesehatan masyarakat yang ditemukan di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 20154. Mendapatkan data dan menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang telah ditemukan di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 20155. Mendapatkan data penilaian mutu pelayanan Puskesmas Mlonggo berupa data kepuasan pasien terhadap pelayanan, data tingkat kepatuhan petugas terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan medis dan kelengkapan peralatan unit di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 20156. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah dari masalah-masalah yang ditemukan di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 20157. Menentukan pengambilan keputusan dari alternatif masalah dan menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 8-16 Mei 2015

1.7 Tinjauan Pustaka1.7.1 Indikator KesehatanWorld Health Organization (WHO) mendefinisikan indikator merupakan variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Wilson & Sapanuchart (1993), indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Hal senada juga disampaikan Green (1992) yang menyebutkan bahwa indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau member petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Dari definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan, indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif, umumnya terdiri dari pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Pembilang dalam arti jumlah kejadian yang sedang diukur dan penyebut umumnya digunakan besarnya populasi sasaran berisiko dalam kejadian yang bersangkutan. Indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali hanya member petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan (proxy). Misalnya, insidens TB yang didapat dari mengolah data kunjungan pasien puskesmas hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian TB yang melanda masyarakat.Indikator harus memenuhi beberapa persyaratan untuk menunjukkan ketepatannya dalam menggambarkan atau mewakili (merepresentasikan) informasinya. Persyarata tersebut disingkat menjadi SMART, yaitu Simple, Measurable, Attributable, Rialeble, dan Timely. Pembangunan kesehatan merupakan upaya dengan kontribusi semua komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Program pembangunan kesehatan ini dilaksanakan secara berkelanjutan, terencana, dan terarah untuk mencapai visi dan tujuan. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000, ditetapan visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010 yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional.Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.Dalam pencapaian Pembangunan Kesehatan disetiap zaman penerapan SKN mempunyai indikator-indikator sebagai alat ukur dalam menilai derajat kesehatan di Indonesia. Penetapan Indikator Indonesia sehat 2010 Indikator Indikator Indonesia sehat 2010 tersebut diklasifikasikan berdasarkan pendekatan sistem sehingga terdapat 3 macam indikator yaitu indikator hasil atau keluaran yang dapat dibagi lagi menjadi indikator hasil antara (output) dan indikator hasil akhir (outcome), indikator proses, dan indikator masukan yang dapat dibagi lagi menjadi indikator sumber daya dan indikator determinan. Berikut adalah pengelompokkannya :

Indikator Hasil Akhir, yaitu Derajat Kesehatan. Indikator Hasil Akhir yang paling akhir adalah indikator mortalitas (kematian), yang dipengaruhi oleh indikator-indikator kesakitan dan indikator status gizi

Tabel 1. Indikator Derajat Kesehatan INDIKATORTARGET 2010

MORTALITAS:1. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup. 2. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup 3. Angka Kematian Ibu Melahirkan per-100.000 Kelahiran Hidup. 4. Angka Harapan Hidup Waktu LahirMORBIDITAS: 1. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk 2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +3. Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko)4. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) Pada Anak Usia