biologi perilaku hewan

Upload: chaaye-no-gaara

Post on 14-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    1/9

    Biologi Perilaku HewanPENDAHULUAN

    Suatu definisi kamus mengenai perilaku mungkin berupa bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam

    suatu cara teretentu sebagai respon terhadap beberapa rangsangan (stimulus). Banyak perilaku

    memang terdiri atas aktivitas otot yang dapat diamati secara eksternal, yaitu komponen bertindakdan bereaksi dari defenisi tersebut. akan tetapi jika seekor burung muda yang mendengarkan

    kicauan burung dewasa mungkin tidak menunjukkan adanya hubungan dengan aktivitas otot.

    Sebagai gantinya, ingatan akan kicauan burung dapat disimpan dalam otak burung muda dan setiap

    respon otot yang diamati muncul belakangan. Dengan demikian, jika kita menganggap perilaku

    (behavior) sebagai apa yang dilakukan oleh hewan dan bagaimana hewan tersebut melakukannya,

    definisi ini akan meliputi komponen perilaku yang tidak berkaitan dengan pergerakan dan juga

    tindakan hewan yang dapat diamati(Campbell.2004).

    Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan

    pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu

    semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruhperhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada

    jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis

    atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu(Anonim.Tanpa

    Tahun:http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi).

    ISI

    A. Perilaku Dihasilkan Oleh Gen dan Faktor-Faktor Lingkungan

    Seperti ciri fenotipik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotipik yang

    bergantung pada lingkungan, di mana genotype itu diekspresikan. Namun demikian, terdapat suatu

    norma reaksi. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman di lingkungan.

    Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah semua kondisi di mana gen yang

    mendasari perilaku itu diekspresikan. Hal ini meliputi lingkungan kimiawi di dalam sel, dan juga

    semua kondisi hormonal dan kondisi kimiawi dan fisik yang dialami ole seekor hewan yang sedang

    berkembang di dalam sebuah sel telur atau di dalam rahim. Perilaku juga meliputi interaksi

    beberapa komponen sistem saraf hewan dengan efektor, dan juga berbagai interaksi kimia,

    penglihatan, pendengaran, atau sentuhan dengan organisme lain.

    Adalah tidak tepat untuk mengatakan bahwa setiap perilaku hanya semata-mata disebabkan oleh

    gen. Semua gen, termasuk gen-gen yang ekspresina mendasari perilaku bawaan, memerlukan

    suatu lingkungan untuk diekspresikan (Campbell.2004)

    B. Adaptasi

    Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan

    lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.

    Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi:

    1. Adaptasi Morfologi

    Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    2/9

    organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing

    dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan

    lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong

    rumput atau daun dan mengunyah makanan.

    2. Adaptasi Fisiologi

    Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan

    adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh

    adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya

    untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta

    pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

    3. Adaptasi Tingkah Laku

    Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap

    lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warnayang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri (Anonim. Tanpa

    Tahun: http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-

    laku-untuk-menyesuaikan-diri)

    C. Perilaku Hewan

    Perilaku juga dapat bersifat adaptif. Mahluk hidup belajar tentang bahaya dan dengan perilakunya ia

    menghindari bahaya. Adaptasi perilaku dapat terjadi dimanapun.

    Berbagai substansi dapat mempengaruhi keadaan jiwa dan tingkah laku. Beberapa menyebabkan

    ketergantungan. Beberapa yang lainya menyebabkan toleransi. Semua organisme, memiliki

    kemampuan untuk merespon stimulus dari lingkungan. Perilaku organisme, bergantung tidak hanya

    berdasarkan pada jenis organismenya, tetapi juga berdasarkan apa yang terjadi dalam lingkungan

    hidupnya.

    Perilaku sendiri memiliki arti sikap dan gerak organisme berespon dan beradaptasi terhadap

    perubahan lingkungan. Macam lingkungannya antara lain: lingkungan dalam dan luar. Lingkungan

    dalam, yaitu: hormon, nyeri, getahan, ampas, metebolisme. Sedangkan yang dimaksud lingkungan

    luar, yaitu:suhu, makanan, air minum, cahaya matahari, gravitasi, tekanan udara, tempat tinggal,

    hubungan dengan mahluk lain intra dan inter spesies. Bentuk prilakunya sendiri mencakup: cara

    makan dan mengambil makanan, membuat tempat tinggal, memelihara dan membersihkan,

    berlindung dan bertahan terhadap parasit atau pengganggu, mencari pasangan, berkembang biak,

    mengasuh anak, berkomunikasi dengan individu lain.

    Jenis prilaku yang terdapat pada hewan ada dua macam, yaitu: Perilaku bawaan (Innate Behaviour)

    Perilaku yang dikendalikan secara genetik. Jenis-jenis dari prilaku bawaan adalah gerakan refleks

    yang merupakan bentuk sederhana dari prilaku bawaan dan insting yang merupakan bentuk

    kompleksnya.

    Perilaku hasil pembelajaran (Learned Behaviour)

    Perilaku hasil pembelajaran berdasarkan pengalaman yang didapatkan organisme dan menghsilkan

    perubahan perilaku. Perilaku ini tidak dibedakan dari jenis gen pada organisme. Pembelajaran di

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    3/9

    dapatkan melalui adaptasi pada perubahan.

    Pemetaan pada otak mengindikasikan kesamaan umum pengaturan pada kebanyakan otak dan

    kemungkinan-kemungkinan bahwa setiap pengalaman akan direkam di dalam memori. Meskipun

    sudah menunjukan perilaku pembelajaran pada organisme yang cukup mudah, perilaku ini

    umumnya terdapat pada organisme yang memiliki sistem saraf yang lebih kompleks.

    Perkembangan yang cepat dari cerebrum dan meningkatnya ketergantungan hidup disertakan oleh

    perubahan lain yang terjadi diantara mammalia-mammalia yang ada pertama kali. Sebagai contoh,

    sejak belajar membutuhkan pengalaman, binatang yang berotak harus mengembangkan pola

    hidupnya yang memeberi mereka kesempatan untuk belajar sebelum mereka dihadapkan pada

    dunia yang tidak bersahabat.

    Evolusi dari sistem saraf yang kompleks pada vertebrata tidak hanya dikendalikan oleh fisiologi

    tubuh yang terkendali dengan baik, kemampuan sistem pola dari perilaku, tetapi juga peningkatan

    kemampuan untuk memepelajari dan memodifikasi perilaku baru.

    Sangat jelas bahwa organisme yang lebih kompleks, pengaruh terbesar yang membentuk pola

    tingkah laku responsif adalah melalui pengalaman. Proses ini modifikasi prilaku sebagai hasil

    pengalaman dari tempat hidupnya diketahui sebagai proses pembelajaran.Belajar ditemui pada jenis hewan yang memiliki banyak perhatian dari parentalnya. Jenis hewan

    yang seperti ini didapatkan pada hewan tingkat tinggi. Anak akan banyak belajar dari orangtuanya

    dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.

    Pembelajaran dapat dikembangkan dari tugas yang sederhana maupun tugas yang sulit. Terdapat

    beberapa tipe dari pembelajaran yaitu: Imprinting, Habituation, Clasical conditioning, dan Operant

    conditioning.

    Imprinting adalah bentuk dari pembelajaran yang didapatkan hewan setelah dilahirkan atau baru

    menetas dari teurnya. Imprinting terjadi dengan cepat dan tidak dapat diubah, merupakan jenis

    pembelajaran yang paling mudah. Habituation adalah bentuk dari pembelajaran dimana hewan

    belajar untuk tidak menunjukan perilaku tertentu.

    Sebuah reaksi yang dikondisikan adalah sebuah respon terhadap stimulus yang normalnya tidak

    mendapatkan tanggapan seperti itu. Jenis pembelajaran ini, atau pengaruh keadaan, dijelaskan oleh

    Pavlov, seorang fisiologis asal rusia, disebut sebagai classical conditioning (McLaren &

    Rotundo,1985). Classical conditioning ini disebut juga sebagai Assosiative learning.

    Assosiative learning sendiri merupakan perilaku yang dipelajari membutuhkan aktifitas asosiasi di

    dalam sistem saraf pusat. Satu yang paling diketahui dari kategori-kategori pembelajaran adalah

    asosiasi., ini berdasarkan kemampuan untuk merespon rangsangan yang ditandai, hewan akan

    belajar untuk mengasosiasikan kedua rangsangan dengan rangsangan lainnya.

    Perilaku asosiatif lebih kompleks. Berpikir adalah asosiatif, begitu juga dengan berkelahi,

    merencanakan dan mencintai. Perilaku asosiatif mungkin terbentuk dari elemen-elemen non

    asosiatif yang lebih sederhana.Seperti pada percobaan Pavlov. Dengan membunyikan bel dengan seketika setiap saat sebelum

    memberi makan anjingnya (dalam percobaan), Pavlov menemukan bahwa anjing akan

    mengeluarkan liurnya saat mendengar bunyi bel. Disimpulkan bahwa anjing mangasosiasikan bunyi

    bel dengan waktu pemberian makan (Hopson & Wessel, 1990).

    Operant conditioning atau latihan yang diberikan pada binatang didasarkan pada pemberian imbalan

    dan hukuman. Percobaan ini dilakukan oleh Skinner. Skinner menggunakan merpati dalam

    percobaannya. Dia menyadari bahwa perilaku tertentu diikuti oleh penguatan, atau imbalan, maka

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    4/9

    binatang tersebut akan menyukai untuk mengulangi prilaku tersebut di kemudian hari.

    Dari semua perilaku yang ditunjukan hewan, kebanyakan prilaku pada hewan kemungkinan

    mengandung semua komponen ini, yaitu:

    Preprogamming (Pemograman sebelumnya) : genetik membuat organisme terpengaruh untuk

    merespon rangsangan (stimulus) tertentu.

    Practice (berlatih) : pengalaman mempengaruhi perkembangan perilaku.

    Potention (potensi) : status kejiwaan dari hewan menyiapkan hewan tersebut untuk menunjukan

    perilakunya (kadang hal ini disebut sebagai motivasi penuntun).

    Performance (pelaksanaan) : menghasilkan rangkaian dari tindakan dan perubahan yang

    menyertai perilaku.

    Pada primata, yang merupakan jenis hewan dengan kecerdasan tinggi terdapat pemikiran atau

    berpikir rasional. Pemikiran adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang tidak biasa

    dihadapi tanpa manfaat dari trial dan error. Pemikiran ini berdasarkan pembelajaran masa lalu

    dalam jalur yang baru, kombinasi atau stuasi.

    Ini menjelaskan mengapa prossimian, monyet, kera, dan manusia lebih adaptif dibandingkan

    dengan hewan lainnya dan lebih mampu untuk menggunakan informasi lingkungan untuk kebutuhanhidupnya.

    Terkadang, salah satu anggota dari sebuah populasi atau spesies dapat menyebarkan perilaku

    pembelajaran pada semua anggota kelompok. Kecepatan dari penyebaran ini merupakan potongan

    dari informasi budaya, kemungkinan hasil dari fakta bahwa anggota kelompok yang muda melihat

    perilaku anggota kelompok yang lebih tua dan kemudian menirunya.

    Pada hewan yang terdapat di Taman Wisata Alam atau Taman Nasional, dalam kehidupan sehari-

    harinya akan sering berinteraksi dengan manusia yang berperan sebagai pengunjung.

    Bagaimanapun juga, hal tersebut dapat mempengaruhi prilaku hewan tersebut. Reaksi mereka

    terhadap pengunjung.

    Reaksi hewan terhadap keberadaan manusia adalah faktor penting keberlangsungan hidup hewan.

    Hewan yang tidak dapat merespon manusia dengan sukses akan mengalami kepunahan. Namun,

    terdapat jenis hewan yang mendapatkan keuntungan dengan hidup berasosiasi dengan manusia.

    Kebanyakan satwa liar bereaksi terhadap manusia dengan cara bersembunyi atau melarikan diri,

    tetapi beberapa membangun kepercayaan sementara, terutama sekali apabila imbalan dari

    makanan dan tempat berlindung merupakan bagian dari tawaran.

    Pada beberapa kasus, masalah ditimbulkan dari hewan dan manusia saat satwa liar terbiasa

    terhadap orang. Sebagai contoh adalah interaksi antara beruang dan manusia. Beruang hitam

    adalah binatang yang sangat berhati-hati, dalam kehidupan liarnya mereka adalah omnivora yang

    memakan buah, serangga, madu, dan sedikit daging. Beruang hitam dalam kehidupan liarnya

    sangat jarang mendekati manusia, tetpai dengan sering memakan sampah sisa manusia dan jika

    dibiarkan, mereka akan kehilangan rasa takutnya terhadap manusia (Putri.10 Januari 2010:http://20thcenturyalghumayda.blogspot.com/2010/01/perilaku-hewan.html).

    D. Kognisi Hewan

    Dalam artian sempit, istilah kognisi pada dasarnya merupakan sinonim dengan kesadaran

    (consciousness atau awareness). Dalam pengertian yang lebih luas, kognisi adalah kemampuan

    sistem saraf seekor hewan untuk merasa, menyimpan, mengolah dan menggunakan informasi yang

    dikumpulkan oleh reseptor sensoris.

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    5/9

    Suatu hipotesis pokok dalam etologi kognitif adalah bahwa banyak hewan merumuskan peta

    kognitif, representasi internal atau kode, dari hubungan spasial di antara benda-benda yang ada di

    sekitarnya. Dua jenis pergerakan yang mungkin terjadi tanpa suatu representasi internal adalah

    kinesis dan taksis. Kinesis melibatkan suatu perubahan sederhana dalam laju aktivitas sebagai

    respons terhadap stimulus. Kutu babi atau kutu kayu akan menjadi lebih aktif di daerah kerig dan

    kurang katif di daerah lembab. Sedangkan taksis adalah suatu pergerakan terarah yang kurang atau

    lebih otomatis mendekati atau menjauhi beberapa stimulus.

    Kajian paling luas mengenai representasi spasial (peta kognitif) telah dilakukan oleh hewan-hewan

    yang melakukan migrasi, atau perpindahan teratur dalam jarak yang relatif jauh. Contoh yang paling

    terkenal adalah migrasi burung, paus, beberapa spesies kupu-kupu, dan ikan-ikan oceangoing

    (yang pergi ke laut) tertentu.

    Hewan yang bermigrasi menggunakan salah satu dari tiga mekanisme, atau beberapa kombinasi

    ketiga teknik tersebut:

    1. Piloting. Dalam piloting, seekor hewan berpindah dari suatu daerah denga tanda-tanda yang

    sudah dikenalnya ke wilayah lain hingga sampai di tempat tujuan. Piloting sebagian besar

    digunakan untuk pergerakan jarak pendek.2. Orientasi. Dalam orientasi,seekor hewan dapat menentukan arah kompas dan berjalan dalam

    lintasan yang lurus untuk menempuh jarak tertentu atau hingga sampai di tempat tujuan.

    3. Navigasi. Dalam navigasi, melibatkan penentuan lokasi relatif saat ini terhadap lokasi yang lain,

    selain menentukan arah kompas.

    Mengapa dan bagaimana awalnya burung bermigrasi, serta apa yang membuat mereka

    memutuskan untuk bermigrasi telah lama menjadi pusat perhatian. Sebagian ilmuwan berpendapat

    bahwa migrasi disebabkan perubahan musim sementara yang lain percaya bahwa burung

    bermigrasi untuk mencari makan. Migrasi membutuhkan keahlian khusus seperti penentuan arah,

    cadangan makanan, dan kemampuan untuk terbang dalam jangka waktu yang lama. Hewan yang

    tidak memiliki ciri-ciri di atas tidak mungkin dapat berubah menjadi hewan migran, atau hewan yang

    melakukan migrasi.

    Salah satu eksperimen yang mengangkat permasalahan ini adalah sebagai berikut: burung bulbul

    dijadikan objek penelitian di sebuah laboratorium yang suhu dan cahayanya dapat diatur sesuai

    kebutuhan. Kondisi di dalam laboratorium diatur sehingga berbeda dengan kondisi di luar

    laboratorium. Misalnya, bila di luar musim dingin, kondisi laboratorium dibuat seperti pada musim

    semi dan burung menyesuaikan dirinya pada kondisi tersebut. Burung bulbul menumpuk lemak

    sebagai sumber energi, seperti yang biasa mereka lakukan menjelang migrasi. Meskipun burung

    bulbul mengadaptasikan tubuhnya dengan iklim buatan, dan menyiapkan diri seakan hendak

    bermigrasi, mereka tidak berangkat sebelum waktunya tiba. Mereka mengamati musim di luar. Hal

    ini merupakan bukti bahwa burung menentukan waktu migrasi bukan berdasarkan perubahanmusim.

    Penggunaan Energi

    Burung menggunakan banyak energi saat terbang. Oleh karena itu, mereka membutuhkan lebih

    banyak sumber energi daripada hewan darat maupun hewan laut. Misalnya, untuk terbang sejauh

    3.000 km antara Hawaii dan Alaska, burung kolibri (yang memiliki bobot beberapa gram) harus

    mengepakkan sayap sebanyak 2,5 juta kali. Meskipun begitu, mereka dapat tetap berada di udara

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    6/9

    selama 36 jam. Kecepatan rata-rata selama melakukan perjalanan ini kurang lebih 80 km/jam.

    Selama melakukan penerbangan seberat ini, jumlah asam dalam darah bertambah secara

    berlebihan, dan burung dapat pingsan akibat suhu tubuh yang meningkat. Beberapa burung

    menghindari bahaya ini dengan mendarat. Lalu, bagaimanakah mereka dapat terbang melintasi

    lautan yang luas dengan selamat? Berdasarkan pengamatan ahli burung, dalam keadaan seperti ini,

    burung mengembangkan sayap selebar-lebarnya, dan dengan beristirahat dalam keadaan tersebut,

    suhu tubuhnya turun. Burung migran memiliki sistem metabolisme tubuh yang kuat agar dapat

    melakukan aktivitas yang berat ini. Misalnya, aktivitas metabolisme pada burung kolibri, burung

    migran terkecil, dua puluh kali lebih kuat daripada aktivitas metabolisme gajah. Suhu tubuh burung

    dapat naik hingga 62 C.

    Teknik Terbang

    Sebagai makhluk yang diciptakan untuk melakukan penerbangan berat, burung juga dikaruniai

    kemampuan untuk memanfaatkan angin guna membantu mereka terbang. Misalnya, burung bangau

    dapat terbang hingga ketinggian 2.000 m dengan mengikuti arus udara panas, lalu meluncur dengan

    cepat menuju arus udara panas berikutnya tanpa harus mengepakkan sayap.Teknik terbang lain yang biasa dilakukan sekelompok burung adalah formasi "V". Pada teknik ini,

    burung yang besar dan kuat berada paling depan sebagai perisai melawan arus udara dan

    membuka jalan bagi burung lain yang lebih lemah. Dietrich Hummel, seorang insinyur penerbangan,

    telah membuktikan bahwa dengan pengaturan seperti ini, secara umum kelompok tersebut dapat

    menghemat energi hingga 23%.

    Beberapa burung migran terbang sangat tinggi. Misalnya, angsa dapat terbang pada ketinggian

    8.000 m. Ini adalah hal yang luar biasa mengingat pada ketinggian 5.000 m kerapatan atmosfer

    berkurang sebanyak 63% dibandingkan pada permukaan laut. Terbang pada ketinggian dengan

    atmosfer sangat tipis, burung tersebut harus mengepakkan sayap lebih cepat dan karenanya harus

    mendapatkan oksigen yang lebih banyak pula.

    Meskipun demikian, paru-paru burung ini telah diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat secara

    maksimal memanfaatkan oksigen yang tersedia pada ketinggian tersebut. Paru-paru burung, yang

    berfungsi secara berbeda dengan paru-paru mamalia, membantu mereka mendapatkan energi yang

    lebih besar dari udara yang lebih sedikit.

    Indra Pendengaran Yang Sempurna

    Selagi bermigrasi, burung harus memperhatikan gejala atmosferis. Misalnya, mereka mengubah

    arah untuk menghindari badai yang mendekat. Melvin L. Kreithen, ahli burung yang meneliti indra

    pendengaran burung, mengamati bahwa beberapa jenis burung dapat mendengar bunyi yang

    berfrekuensi sangat rendah, yang tersebar jauh dalam atmosfer. Oleh karena itu, burung migran

    dapat mendengar terbentuknya badai di gunung pada kejauhan atau halilintar di atas samudra yangberjarak ratusan kilometer di depan. Selain itu, telah diketahui pula bahwa burung dikenal berhati-

    hati dalam menentukan rute migrasinya; mereka akan menghindari daerah dengan kondisi atmosfer

    yang berbahaya.

    Persepsi Arah

    Bagaimanakah burung dapat menentukan arah tanpa bantuan peta, kompas, atau penunjuk arah

    lain selama penerbangan yang panjang menempuh ribuan kilometer?

    Teori pertama yang dikemukakan berkenaan dengan pertanyaan tersebut adalah bahwa burung

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    7/9

    menghafal karakteristik daratan di bawah mereka, sehingga dapat menemukan daerah tujuan tanpa

    kebingungan. Akan tetapi, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa teori ini tidak benar.

    Dalam sebuah percobaan yang menggunakan burung dara, digunakan lensa buram untuk

    mengaburkan penglihatan burung dara. Dengan begitu, mereka tidak dapat menggunakan tanda-

    tanda daratan di bawahnya sebagai penunjuk. Meskipun demikian, ternyata burung dara tetap dapat

    menemukan jalan mereka meskipun tertinggal beberapa kilometer dari kelompoknya.

    Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa medan magnet bumi berpengaruh terhadap beberapa

    spesies burung. Berbagai kajian menunjukkan bahwa tampaknya burung memiliki sistem reseptor

    magnetik yang maju, yang memungkinkan mereka menentukan arah dengan menggunakan medan

    magnet bumi. Sistem ini membantu burung menentukan arah dengan merasakan perubahan medan

    magnet bumi selama migrasi. Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa burung migran dapat

    merasakan perbedaan medan magnet bumi sebesar 2%.

    Migrasi Kupu-Kupu

    Kisah perjalanan migrasi kupu-kupu raja, yang hidup di Kanada bagian tenggara, lebih rumit

    daripada migrasi burung. Kupu-kupu raja umumnya hidup hanya 5-6 minggu setelah berkembangdari ulat. Dalam setahun terdapat empat generasi kupu-kupu raja. Tiga dari empat generasi kupu-

    kupu raja hidup di musim semi dan musim panas. Situasi berubah dengan datangnya musim gugur.

    Migrasi dimulai pada musim gugur, dan generasi yang bermigrasi akan hidup jauh lebih lama dari

    generasi lain yang hidup di tahun yang sama. Kupu-kupu raja yang bermigrasi adalah generasi yang

    keempat.

    Hal yang cukup menarik adalah, migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim gugur (hari ketika

    waktu siang dan malam sama panjang). Kupu-kupu yang bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan

    lebih lama dibandingkan ketiga generasi sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu hidup yang lebih

    lama agar dapat bermigrasi dan kembali lagi.

    Kupu-kupu yang terbang ke selatan tidak berpencar setelah melalui garis balik utara (garis lintang

    utara 23,30 ) dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah benua

    Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah ini jajaran gunung berapi

    dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup

    hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan, dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak

    memakan apa pun. Mereka hanya minum air selama cadangan lemak tubuh mereka masih

    mencukupi sebagai sumber makanan.

    Bunga yang bermekaran di musim semi cukup penting bagi kupu-kupu raja. Setelah empat bulan

    berpuasa, untuk pertama kalinya di musim semi kupu-kupu mengadakan pesta nektar. Setelah itu,

    mereka memiliki cadangan energi yang cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain waktu

    hidupnya yang dua bulan diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini tidak berbeda dengan

    tiga generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret sebelum memulai perjalanannya. Pada saatekuinoks, kelompok kupu-kupu akan terbang kembali ke Utara. Begitu mereka menyelesaikan

    perjalanannya dan tiba di Kanada, mereka mati. Namun, sebelum mati, mereka bertelur untuk

    menghasilkan generasi baru, yang penting bagi kelangsungan spesiesnya.

    Generasi yang baru lahir adalah generasi pertama pada tahun tersebut dan hidup selama 1,5 bulan.

    Generasi ini akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga. Ketika datang generasi keempat, migrasi

    kembali berulang. Generasi ini akan hidup enam bulan lebih lama daripada generasi sebelumnya,

    dan rantai ini akan terus berlanjut dengan cara yang sama (Anonim.25 Desember).

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    8/9

    E. Perilaku Sosial Hewan

    Perilaku sosial yang didefinisikan secara luas, adalah setiap jenis interaksi antara dua hewan atau

    lebih, umumnya dari spesies yang sama

    1. Perilaku Agonistik

    Perilaku agonistik adalah suatu pertandingan yang melibatkan baik perilaku yang mengancam

    maupn yang patuh menentukan pesaing mana yang mendapatkan akses ke beberapa sumber daya,

    seperti makanan atau pasangan kawin. Banyak perilaku tersebut melibatkan ritual, penggunaan

    aktivitas simbolik, sehingga biasanya tidak ada bahaya yang serius yang dilakukan oleh pihak-pihak

    yang beradu. Contohnya pada ular berbisa yang mencoba memelintir satu sama lain ke tanah, tetapi

    ular-ular tersebut tidak pernah menggunakan giginya yang mematikan dalam perkelahian.

    2. Hirarki Dominansi

    Banyak hewan hidup dalam kelompok sosial yang dipertahankan oleh perilaku agonisti. Contohnya

    dalah ayam. Jika beberapa ayam betina yang tidak saling mengenal satu sama lain digabungkan

    bersama-sama, mereka akan merespon dengan berkelahi dan saling mematuk. Akhirnya kelompokitu akan membentuk suatu urutan patukan yang jelas- suatu hirarki dominansi yang kurang lebih

    linier.

    3. Teritorialitas

    Suatu teritori adalah suatu daerah yang dipertahankan oleh seekor individu hewan yang umumnya

    mengusir anggota lain dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk pencarian

    makanan, perkawinan, membesarkan anak, atau kombinasi aktivitas tersebut. umumnya lokasi

    teritori sudah tetap, dan ukurannya bervariasi menurut spesies, fungsi-fungsi teritori, dan jumlah

    sumber daya yang tersedia.

    Pada banyak spesies yang mempertahankan teritori hanya pada musim kawin, individu dpaat

    membentuk kelompok sosial pada waktu lainnya.

    4. Sistem Perkawinan

    Perilaku kawin berhubungan langsung dengan kelestarian hidup hewan. Terdapat suatu hubungan

    yang erat antara perilaku kawin yang diamati dengan jumlah keturunan, yang seringkali menjadi

    penentu utama kelestarian hidup seekor hewan. Banyak hewan yang terlibat dalam percumbuan,

    yang mengumumkan bahwa hewan yang terlibat tidak dirasa mengancam merupakan pasangan

    kawin yang potensial.

    Pada sebagian besar spesies, hewan betina memiliki banyak investasi parental dibandingkan

    dengan hewan jantan dan kawin secara lebih selektif. Hewan jantan pada sebagian besar spesies

    berkompetisi untuk mendapatkan pasangan kawin, hewan betina pada banyak spesies terlibat

    dalam penilaian, atau penyeleksian hewan jantan berdasarkan ciri-ciri yang lebih disukai.

    Pada banyak spesies, perkawinan adalah bersifat promiscuous, tidak ada ikatan pasangan yangkuat atau hubungan yang bertahan lama. Pada spesies di mana pasangan kawin masih tetap

    bersama-sama selama periode waktu yang lama, hubungan itu bisa bersifat monogamy (satu jantan

    mengawini satu betina) atau poligami (individu dari satu jenis kelamin mengawini beberapa individu

    dari jenis kelamin yang berlawanan). Hubungan poligami yang paling sering melibatkan seekor

    jantan tunggal dengan banyak hewan betina, disebut poligini. Namun demikian, pada beberapa

    spesies seekor betina kawin dengna beberapa jantan, disebut poliandri(Campbell.2004).

    Satu di antara contoh perilaku kawin yang dapat kita ambil pada sejenis kupu-kupu Saturnia pyri

  • 5/24/2018 Biologi Perilaku Hewan

    9/9

    dimana yang betina melepaskan stimulus kimia untuk merangsang jantan melakukan kopulasi.

    Sedangkan pada orangutan pemerkosaan umum terjadi. Jantan sub-dewasa akan mencoba kawin

    dengan betina manapun, meskipun mungkin mereka gagal menghamilinya karena betina dewasa

    dengan mudah menolaknya. Orangutan betina dewasa lebih memilih kawin dengan jantan dewasa

    5. Perilaku Makan

    Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum

    yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah

    energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa

    untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian

    energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui perkembangan citra

    mencari untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar.

    Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan

    tempatnya yang khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun

    perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya.

    Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.

    Perilaku makan berbeda-beda pada masing-masing spesies hewan. Contohnya pada Monyetrhesus. Monyet rhesus adalah binatang siang (diurnal) yang hidup di pohon-pohon maupun di

    permukaan tanah. Umumnya ia herbivora dan memakan daun-daunan dan daun pinus, akar-akaran,

    dan kadang-kadang serangga atau binatang-binatang kecil. Monyet ini mempunyai pipi yang khusus

    seperti kantung, yang memungkinkannya menimbun makanannya. Bahan makanan yang sudah

    dikumpulkan akan dimakannya belakangan di daerah yang aman. Selain itu, Monyet-monyet yang

    menemukan makanan biasanya akan mengumumkan hal ini dengan panggilan-panggilan yang

    khas, meskipun ada yang mengatakan bahwa monyet-monyet muda atau yang rendahan kadang-

    kadang akan berusaha menghindari hal itu apabila temuan mereka tidak diketahui (Budhi.11

    Oktober 2010).