biografi david ricardo
DESCRIPTION
Biografi David RicardoTRANSCRIPT
Biogarafi David Ricardo (1772-1823)
David Ricardo adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Bapak dan Ibunya
adalah keturunan Yahudi dari Portugis yang kemudian pindah ke Belanda.
Ayahnya menjalankan usahanya sebagai pedagang surat-surat berharga di bursa
London. Ricardo magang pada usaha ayahnya sejak sejak umur 14 tahun. Di
usianya 21 tahun ia jatuh cinta pada Priscila Anne Wilkinson yang beragama
Quaker. Setelah menikah Ricardo pindah agama menjadi agama Unitarian.
Peristiwa ini menyebapkan ia tidak diakui lagi sebagai anak oleh ayahnya, dan
ibunya tidak pernah berbicara dengannya sejak pernikahannya. Perpisahaan
keluarga ini menyebapkan Ricardo menjalankan usahanya sendiri, juga sebagai
pedagang surat berharga. Bidang spesialisasinya adalah surat-surat berharga
keluaran pemerintah.
Ketika terjadi perang antara Prancis, dibawah Napoleon Bonapate,
melawan koalisi tujuh negara, Ricardo berspekolasi bahwa Prancis akan kalah.
Karena itu ia memborong surat-surat berharga keluaran pemerintah Inggris.
Ternyata ia benar. Perancis kalah dalam pertempuran di Waterloo, Belgia yang
mengakhiri pemerintahan seratus hari dari Napoleon Bonapate. Ricardo menang
dalam spekulasinya dan menjadi kaya raya. Pada usia 41 tahun, ia memandang
dirinya cukup kaya untuk pensiun dari usaha perdagangan surat-surat berharga,
menjadi anggota parlemen, dan mencurahkan perhatian pada masalah-masalah
ekonomi.
Perhatiannya pada masalah ekonomi muncul pada tahun 1799. Pada
kesempatan berlibur dengan isterinya ke kota pemandian Bath, ia membaca
Wealth of Nation dari Adam Smith. Sepuluh tahun kemudian muncul tulisanya
tentang depresiasi mata uang dengan huruf “R” sebagai nama penulisnya. Tulisan-
tulisan selanjutnya kian menjadi perhatian publik, termasuk James Mill (1773-
1836) ayah dari John Stuart Mill (1806-1873) yang terus mendorongnya untuk
menulis buku. Ricardo masih ragu-ragu tentang kemampuan menulisnya. Ia
pernah mengeluh bahwa ia tidak maju-maju dalam usaha menuliskan bukunya. Ia
berpendapat seharusnya ia belajar mengarang terlebih dahulu sebelum
mengemukakan pendapatnya kepada umum.
Dorongan dari James Mill akhirnya membawahkan hasil. Buku karya
Ricardo terbit pada tahun 1817 dengan judul Principal Of Political Economy and
Taxation. Buku ini membentuk reputasinya sebagai ahli Ekonomi terkemuka.
Berdasarkan pemikiranya dalam buku ini ia mempengaruhi pemikiran para
anggota parlemen ketiga ia menjadi anggotanya pada tahun 1819. Tetapi
pendapat-pendapatnya bukannya tidak menemukan sanggahan. Sanggahan utama
ternyata datang dari sahabat karibnya, Thomas Robert Maltus.
Didalam sebuah suratnya kepada Maltus tertanggal 31 Agustus 1823 ia
mengatakan :
“ Seperti halnya orang lain yang berbeda pendapat, setelah banyak
berdiskusi kita mempertahankan pendapat kita masing-masing. Tetapi diskusi-
diskusi tersebut tidak pernah mempengaruhi persahabatan kita. Saya tidak akan
lebih menyukai Anda seandainya Anda sependapat dengan saya”
Mereka berbeda pendapat yang tajam, antara lain dalam teori tentang nilai,
proteksi hasil pertanian Inggris terhadap saingannya diluar negeri, dan tanggapan
mereka terhadap pendapat J.B Say tentang mekanisme pasar yang menghasilkan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Menurut J.B Say, setiap
pertambahan produksi akan menghasilkan pertambahan permintaan, sehingga
tidak ada kelebihan produksi dan tidak ada pengangguran. Ricardo
mendukungnya sedangkan Maltus meragukannya.
Diusia lanjutnya Ricardo menyimpan bagian terbesar kekayaannya dalam
bentuk pemilikan tanah. Ia menjadi tuan tanah yang menerima sewah tanah yang
terus meningkat. Walaupun demikian, Ia adalah orang yang gigi berjuang agar
para tuan tanah dikenakan pajak atas pendapatan yang diperolehnya dari sewah
tanah, karena meningkatnya sewah tanah menurunkan tingkat laba yang
selanjutnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dalam posisi demikian itu, Maltus memberian tanggapan tentang Ricardo sebagai
berikut :
“ Dengan talenta dan kekayaannya, ia kini telah menjadi tuan tanah besar dan
seorang yang lebih terhormat dan lebih unggul, seorang dengan mutu pikiran dan
hatinya jadi lebih pantas untuk memiliki apa yang diperolehnya atau
menggunakannya menurut cara yang lebih baik. Saya tidak dapat
membandingngkannya dengan orang lain dari keompok tuan tanah.
Agak aneh bahwa tuan Ricardo, seorang penerima sewa tanah yang besar,
begitu rendahnya menilai posisi nasional mereka, sedangkan saya yang tidak
pernah menerima atau mengharapkan akan menerimah sewah tanah, mungkin
akan di persalahkan karena kelewat menghargai peranan mereka. Situasi dan
pendapat kami yang berbeda mungkin dapat membelokkan ketulusan timbal balik
kami, dan perlu adanya usaha yang kuat agar betapapun pendapat kami yang
berbeda dalam ajaran yang kami kemukakan, hal itu tidak mengaruh ke perbedaan
situasi dan kepentingan yang tidak perlu ada”
David Ricardo sering dianggap sebagai aliran klasik yang sangat gemilang
selain Adam Smith. Akan tetapi kehebatan dalam melakukan analisis ekonomi dia
paling banyak mendapat kecaman, karena dalam melakukan analisis ekonomi dia
sering bersikap tegar dan dingin. Sebagai akibatnya ilmu ekonomi diejek sebagai
ilmu yang “ TIDAK BERPERASAAN “ dimana dalam melakukan pembahasan
para pakar seperti Ricardo berusaha lebih banyak menggunakan rasio (pikiran,
akal sehat) dan menghindari unsur-unsur perasaan atau sentimen.
Pada tahun 1819, Ricardo mengambil kursi di House of Commons,
mewakili Portarlington, Irlandia. Dia memegang kursi, yang awalnya telah
tersedia kepadanya sampai kematiannya pada 1823.
TEORI RICARDO
Dalam buku “ The Principles Of Political Economy and Taxation (Prinsip-prinsip
Perekonomian Politik dan Perpajakan) “ Ricardo mengemukakan beberapa teori
antara lain :
1. Teori Sewah Tanah (land rent)
Dalam teori tentang sewa tanah ia menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda-
beda. Ada yang subur, kurang subur, hingga tidak subur sama sekali.
Produktivitas tanah yang subur lebih tinggi. Dengan demikian untuk
menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya-biaya(biaya rata-rata dan
biaya marjinal) yang lebih rendah pula. Makin rendah tingkat kesuburan tanah,
jelas makin tinggi pulah rata-rata dan biaya marjinal untuk mengelolah tanah
tersebut. Makin tinggi biaya-biaya dengan sendirinya keuntungan perhektar tanah
menjadi semakin kecil pula.
Teori sewah tanah pernah juga dibahas oleh kaum fisiokrat dan Adam
Smith. Menurut mereka tingkat sewa tanah ditentukan oleh tanah yang paling
subur. Hal ini sangat bertolak belakang dengan teori Ricardo. Bagi Ricardo yang
menentukan tingginya tingkat sewah tanah bukanlah tanah yang paling subur,
melainkan tanah marginal (margilan land), yaitu tanah yang paling tidak subur
yang paling terakhir sekali masuk pasar. Perbedaan ini sangat prinsipil bagi
Ricardo.
Dalam studinya tentang faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya
sewah tanah Ricardo menggunakan analisis yang sama sekali baru dalam
pembahasan ekonomi, yaitu pendekatan analisis marginal (marginal analisis).
Analisis marginal ini dikemudian hari ternyata sangat penting dalam
pengembangan teori-teori ekonomi setelah dikembangkan oleh pakar-pakar neo-
klasik.
2. Teori Nilai Kerja (labor theory of value) dan Teori Upah Alami (natural
wages)
Teori nilai tenaga kerja dan upah alami, Ricardo menjelaskan bahwa nilai
tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk
menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu berupa biaya untuk bahan mentah dan
upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk dapat bertahan hidup (subsisten)
bagi buruh yang bersangkutan. Upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk
sekedar dapat bertahan hidup ini disebut upah alami (natural wage). Menurut
Ricaardo kalau harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya (termasuk upah
alami), dalam jangka pendek perusahaan akan memikmati laba ekonomi. Adanya
laba ini akan menarik perusahaan-perusahaan lainya masuk pasar. Masuknya
perusahaan-perusahaan baru berarti produksi akan meningkat, dan sebagai
akibatnya akan terjadi kelebihan produksi (over suplly) di pasar. Kelebihan
penawaran barang akan mendorong harga-harga turun kembali pada
keseimbangan semula, karena biaya-biaya bahan mentah relatif konstan. Ricardo
menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga adalah tingkat upah
alami, yang besarnya hanya cukup agar para buruh dapat bertahan hidup saja
(hidup secara subsisten). Besarnya tingkat upah alami ini ditentukan oleh
kebiasaan-kebiasaan setempat (costum). Dan upah alami ini naik secara
proporsional dengan standard hidup masyarakat.
Akan tetapi, teori yang semula dimaksudkan untuk menjelaskan tentang
nilai tukar suatu barang atau komoditas ini dicap kaum sosialis sebagai teori upah
besi (iron law of wages) yaitu mengikat kaum buruh pada suatu lingkaran setan
yang tidak mungkin dilepaskan. Teori ini sejalan dengan teori Adam Smith, yang
kemudian di jadikan dasar bagi Karl Marx untuk mengembangkan teorinya sendiri
dengan nama Surplus Theory of value (teori nilai lebih).
3. Teori Keuntungan Komparatif (comparative advantage)
Merupakan teori Ricardo yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai
andalan utama sistem perdagangan bebas. Teori ini menyebutkan setiap kelompok
masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan
produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Selanjutnya kelebihan produksi atas
kebutuhan dapat diperdagangkan. Hasilnya dapat dipergunakan untuk membeli
barang-barang lain yang tidak dibutuhkan lebih banyak. Ini jauh lebih baik
dibandingkan jika barang-barang tersebut dihasilkan sendiri. Dari teori ini Ricardo
dianggap sebagai arsitek utama perdagangan bebas.
Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang – barang dalam
negeri untukkonsumsi dalam negeri, barang – barang produksi dalam negeri untuk
ekspor, dan barang – barang (mewah) yang diimpor. Jenis barang kedua dan
ketiga mendapar perhatian lebih lanjut untuk perdagangan internasional. Lalu,
sebab terjadinya perdagangan antar negara adalah karena terjadi spesialisasi dalam
membuat barang – barang , sehingga seuatu negara lebih efisien dalam
memproduksi suatu barang. Sedangkan Ricardo memberi sebab terjadinya
perdagangan antar negara melalui hukum perbandingan biaya ( Law of
Comparative Cost), Ricardo membahas teori ini tersendiri oleh karena mobilitas
input di dalam negeri dan antar negara berbeda, sedangkan teori nilai tenaga kerja
tidak dapat terpakai. David Ricardo memperbaikinya dengan mengajukan teori
keuntungan komparatif (comparative advantage). Berbeda dengan pendapat Smith
yang mengajukan perdagangan akan menguntungkan apabila suatu negara
memperdagangkan barang yang secara mutlak menguntungkannya. Ricardo
berpendapat bahwa suatu negara akan mendapatkan keuntungan dari perdagangan
karena masing masing pihak mengambil relative efficient tenaga kerjanya masing-
masing.
Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo (1772-
1823) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional
hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean,
serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo (1772-1823)
memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang
untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
memiliki keunggulan aboslut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap
akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori
perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau
dahulu negara yang memiliki keunggulan absolut enggan untuk melakukan
perdagangan, berkat ”law of comparative costs” dari Ricardo (1772-1823.
Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian
perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantage telah
berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa
keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi
dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang
menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan
bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam
akan kalah dalam persaingan internasional.
CORN LAWS DAN POOR LAWS
Pada tahun 1815 pemerintah Inggeris menerapkan system Corn Law yaitu
sejumlah tarif impor untuk melindungi produksi Inggris dari saingan di luar
negeri. Atas pengaruh Ricardo yang berjuang diparlemen untuk mencabut Corn
Law, maka pada tahun 1820 – 1850 timbullah gerakan anticorn law yaitu gerakan
yang menentang diaturnya tata niaga jagung di Inggris. Gerakan ini dipimpin oleh
Cobden dan Bright serta didukung oleh Ricardo dari pihak akademis. Timbulnya
gerakan ini didasarkan kepada kepercayaan pakar-pakar ekonomi klasik yang
menyatakan bahwa pengaturan tata-niaga ini akan lebih banyak mendatangkan
kemelaratan daripada keuntungan. Pengaruh ajaran Ricardo menyebar sampai ke
Jerman. Mereka percaya bahwa perdagangan harus dibebaskan tanpa campur
tangan dari pihak manapun baik pemerintah maupun swasta. Dari pandangan ini
maka berdirilah suatu aliran pandangan ekonomi yang dikenal dengan aliran
Manchester (manchester school) yang petama kali didirikan dikota Manchester
Di samping menentang Corn Laws, Ricardo juga berjuang menentang
Poor Laws. Poor Law adalah sistem penanggulangan orang miskin dan
kemiskinan Inggris, yang di terapkan dengan berbagai perubahan sejak tahun
1349.
Pada awalnya sistem ini dimaksudkan untuk menghilangkan para
pengemis dari pemandangan umum, dengan berbagai hukuman badan, bahkan
sampai dengan hukuman mati. Labat laun penerapanya beralih menjadi pemberian
tunjangan kemiskinan dan pendirian rumah- rumah miskin.
Salah satu syarat pokok pemberian tunjangan kemiskinan ialah si
penerimah tunjangan harus terbukti tinggal di suatu lokasih tertentu, dimana
pemberian tunjangan tersebut di administrasi oleh pihak tertentu yang
berwewenang. Syarat ini menyebabkan si penerimah tunjangan tidak dapat beralih
tempat tinggal ke lain tempat di mana mungkin ada peluang baginya untuk
bekerja dan memperoleh nafkahnya sendiri. Inilah alasan pokok yang digunakan
para penentang Poor Laws malancarkan keritiknya ke arah pembatalan sistem ini,
sebagai sebuah sistem interval pemerintah kedalam kehidupan masyarakat. Alasan
ini antara lain digunakan oleh Malthus dan Ricardo yang gigih berjuang ke arah
pembatalan Poor Laws. Setelah melalui perdebatan yang panjang selama beberapa
abad, akhirnya Poor law dihapuskan pada tahun 1948.
STAGNASI PERTUMBUHAN EKONOMI
Hasil bumi yaitu segalah sesuatu yang dihasilkan dari permukaannya oleh
perpadukan penerapan tenaga kerja, peralatan, dan modal, didistribusikan kepada
tiga kelas di dalam masyarakat yaitu: pemilik lahan, pemilik modal yang
modalnya di gunakan untuk pengolahan lahan, dan tenaga kerja yang mengolah
lahan pertanian.
Selanjutnya katanya didalam masyarakat dengan tingkat perkembangan
yang berbeda, terjadi perbedaan proporsi dalam distribusi hasil bumi tersebut
dalam bentuk bunga tanah (rent), laba (profit) dan upah (wages) pebedaan
distibusi tersebut terutama bergantung pada perbedaan tingkat kesubururan lahan,
akumulasi modal, jumlah penduduk, mutu tenaga kerja, dan pealatan
yangdigunakan di sektor pertanian. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya
kekuatan yang menyebabkan terjadinya stagnasi pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, katanya masalah Ekonomi Politik ialah: menentukan Hukum
yang menentukan distribusi pendapatan nasional. Penjelasan tentang kekuatan
yang menentukan distribusi pendapatan nasional tersebut, diakuinya, sudah di
jelaskan para penulis sebelumnya seperti Adam smith, Turgot, say, sismondi, dan
lain- lainnya. Namun demikian, Ricardo berpendapat bahwa penjelasan mereka
masih kurang memuaskan, hal mana mendorongnya untuk mengemukakan
pendapatnya sendiri. Ditambahkannya, bahwa pendapatannya tersebut tidak ada
maksudnya untuk memperkecil sumbangan para pendahulu terdapat
perkembangan ilmu ekonomi.
Menurut Ricardo, perekonomian cenderung bergerak ke stagnasi. Hal ini
terjadi karena perkembangan distribusi pendapatan yang menurut tingkat labah.
Laba bergantung pada jumlah tenaga kerja yang dikerjakan di sektor pertanian
dilahan yang paling rendah tingkat kesuburannya. Pada mulanya produksi di
sektor pertanian menggunakan lahan yang paling tinggi tingkat kesuburanya.
Ketika produksi diperluas, karena bertambahnya jumlah penduduk, orang
menggunakan lahan yang lebih renda tingkat kesuburannya. Perbedaan tingkat
kesuburan ini melahirkan sewa tanah (rent) kepada pemilik tanah yang lebih
tinggi tingkat kesuburannya. Kian produksi pertanian meluas, kian tinggi tingkat
sewa tanah. Meningkatnya sewa tanahmenurunkan laba bagi pemodalyang telah
menggunakan modalnya untuk produksi di sektor pertanian.
CAMPUR TANGAN PEMERINTAH
Sragnasi pertumbuhan ekonomi dapat di atasi dengan berbagai kebijakan
yang ditujukan kepada penurunan biaya yang di bayar produsen kepada para
pekerja di sektor pertanian. Biaya ini dapat turun melalui perbaikan pada peralatan
yang di gunakan di sektor pertania, berkembangnya ilmu bertani. Tetapi perbaikan
teknologi pertaian tidak dapat dapat diramalkan dengan pasti. Adalah lebih pasti
jika di impor barang-barang hasilpertanian dan kebutuhan lain untuk para pekerja
dan luar negeri yang lebih rendah harganya.
Untuk mengatasi gambaran yang suram itu Ricardo mengemukakan
sejumlah kebijakann untuk menyehatkan kerjanya sistem pasar bebas yang
dikemukakan Adam Smith. Ia percaya bahwa Corn Laws membebani produksi di
sektor pertanian, karena mempertahankan harga produksi pertanian pada tingkat
uang tinggi untuk menghambat impor dari luar negeri. Harga hasil pertanian yang
tinggi meningkatkan sewa tanah yang harus dibayar pemilik modal kepada tuan
tanah, yang akhirnya menurunkan tingkat laba.
Di parlemen, Ricardo berjuang untuk menghapuskan Corn Laws dan
berbagai intervensi pemerintah lainya dalam hal ini adalah mengikuti ajaran
Adam Smith, yakni sistem pasar bebas (invisible Hand), walaupun tidak
sempurnanya, sebaiknya tidak dicampuri tangan pemerintah untuk mengaturnya
(visible hand dari pemerintah). Campur tangan pemerintah menghambat sistem
pasar bebas untuk memperbaiki dirinya sendiri, dan memperparah pertumbuhan
ekonomi. Tetapi ternyata Ricardo tidak sepenuhnya menentang capur tangan
pemerintah. Ada peluang campur tangan pemerintah untuk lebih memuluskan
bekerjanya persaingan bebas. Peluang itu terbuka dalam hal pengenaan pajak oleh
pemerintah. Pajak tidak boleh dikenakan pada produksi pertanian, karena hal itu
akan menurunkan tingkat laba yang akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Yang lebih tepat adalah pajak dikenakan pada pendapatan para tuah tanah yang
meningkat akibat naiknya sewah tanah.
KARYA BUKU DAVID RICARDO
1. The High Price Of Billion” pada tahun 1810
2. A Proof Of The Deppreciation Of The Bank Notes pada tahun 1811.
Kedua buku ini banyak membahas tentang keuangan dan perbankan.
3. Essay On The Influence Of The Low Price Of Corn On The Profit Of Stock pada
tahun 1815. Dan pada tahun 1817 diubah judulnya menjadi : The Principles Of
Political Economy and Taxation (Prinsip-prinsip Perekonomian Politik dan
Perpajakan).