bill of material (bom), penjadwalan induk produksi (mps) dan...
TRANSCRIPT
18112015 - Anita -
Bill of Material (BOM)
Master Production Schedule (MPS)
Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
Adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir.
Jaringan yang menggunakan hubungan INDUK – KOMPONEN.
Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi
Ketelitiannya sangat krusial/penting sekali
Bagi Engineering Dibuat sebagai bahan dari perancangan proses
produksi
Digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus dibeli atau dibuat sendiri
Bagi PPC Digabung dengan MPS digunakan untuk
menentukan item-item dalam daftar pembelian danorder produksi yang harus dilepas
Bagi Accounting Digunakan dalam menghitung biaya produksi dan
harga jual
Setiap komponen harus memiliki identifikasi unit/khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut PART NUMBER atau ITEM NUMBER.
Penentuan part number dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
Random
Significant
Semi significant
Nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identifier dan bukan sebagai penjelas (descriptor) ----> tidak menjelaskan lebih jauh mengenai suatu komponen.
Contoh:
28997 (angka random) untuk Upper Barrel Clip
37156 (angka random) untuk Upper Barrel Clip
Adalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan deskripsi.
Harus dirubah jika komponen tersebut karakteristiknya dirubah atau ingin ditambahkan variabel lain.
Contoh: Part number: 37-1-3-16-432
Jenis item: 37 = ink cartridge Tipe/jenis: 1 = screw-in type Tipe ujung: 3 = fine line Warna: 16 = blue Panjang: 423 = 4,5 inches
Beberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut, sementara digut berikutnya berupa angka random.
Contoh:
Part number: 37-7213
Jenis item: 37 = ink cartridge
Empat digit: 7213 = angka random
KOMPONEN adalah objek/bagian yang dirakitkan secara bersama-sama untuk membuat INDUK (PARENT).
Suatu komponen akan menjadi Induk (Parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya.
Data penting untuk keakuratan hubungan Induk-Komponen: Part Number Induk (Parent)
Part Number Komponen
Jumlah/kuantitas komponen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Induk (Parent)
Scrap factor
Dimulai dengan Level 0 untuk produk akhir Komponen pembentuk produk akhir ditempatkan
pada level 1 dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki yang disebut Struktur Produk.
Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda
Jenis BOM Single level BOM
Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya
Multi level BOM Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah.
Yaitu BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah.
Yaitu BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah.
Single Level Explosion sama dengan Single Level BOM
Indented BOM Explosion adalah Multi Level BOM yang dilengkapi infomasi level setiap komponen
Summerized Explosion adalah Multi Level BOM yang dilengkapi dengan jumlah total setiap komponen yang dibutuhkan.
Yaitu BOM yang menunjukkan urutan Komponen-Induk
Untuk mengetahui suatu part number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses explosion)
Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya.
Component Sequence Description Qty/Assy UOM
20-241 20-201 18-108 16-108
010 020 030 040
Lower Subassembly
Upper Barrel Eraser Assembly Lead, 3/4” long
1 1 1 4
EA EA EA EA
SINGLE LEVEL EXPLOSION (SINGLE LEVEL BOM)
INDUK : 43-208 Pencil
SUMMARIZED BOM EXPLOSION INDUK : 43-208 Pencil
Level Component Description Qty/Assy UOM
1 . 2
16-108 16-108
Lead ¾” long Lead ¾” long
4 1
EA EA
. 2
. .3
16-100 16-100
Long Lead Long Thin Lead
0.264 0.066
FT FT
TOTAL 0.330
TOTAL 5
Level Component Description Qty/Assy UOM
1 . 2 1 . 2 . . 3 . 2 . . 3 1 . 2 . . 3 . 2 . . 3 . . . 4 . . 3 . 2 . . 3 . . . 4 . . 3 1 . 2 . . 3 . 2 . . 3 . 2 . . 3 . 2
16-108 16-100 18-108 18-109 18-101 18-110 12-108 20-201 20-211 12-113 20-429 20-213 10-103 12-113 20-429 20-213 10-103 22-212 20-241 16-108 16-100 20-235 10-104 20-236 10-103 22-431
Lead ¾” long Long Lead Eraser Assembly Eraser 1/2” long Eraser material 1/4” Eraser Socket Steel Eraser Socket Upper Barrel Upper Barrel Clip Steel Spring Clip Outer Sleeve Upper Barrel Tube Tubing Outer Casing Steel Spring Clip Outer Sleeve Upper Barrel Tube Tubing Outer Casing Upper Barrel Top Lower Pencil Lead ¾” long Long Thin Lead Inner Sleeve Tubing Inner Outer Tube Tubing Outer Casing Point
4 0.264
1 1
0.525 1
0.001 1 1 1
0.133 1 1
0.003 1 1
0.133 1 1 1
0.066 1
0.489 1
0.375 1
EA FT EA EA
INCH EA
POUND EA EA EA FT EA EA
POUND EA EA FT EA EA EA FT EA FT EA FT EA
INDENTED BOM EXPLOSION (MULTI LEVEL BOM)
INDUK : 43-208 Pencil
Parent Sequence Description Qty/Assy UOM
16-108 010 Lead ¾” long 0.066 FT
SINGLE LEVEL IMPLOSION
KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4” long
Level Parent Description Qty/Assy UOM
1 . 2 1 . 2 . . 3
16-108 43-208 16-108 20-241 43-208
Lead ¾” long Pencil Lead ¾” long Lower Subassembly Pencil
0.066 4
0.066 1 1
FT EA FT EA EA
INDENTED BOM IMPLOSION
KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4” long
Level Parent Description Qty/Assy UOM
1 1
16-108 16-108
Lead ¾” long Lead ¾” long
0.066 0.066
FT FT
SUMMARIZED BOM IMPLOSION
KOMPONEN : 16-100 Lead 3/4” long
TOTAL 0.132
Untuk material yang tidak untuk disimpan atau hanya lewat saja
Tidak pernah dibuat Planned Ordernya (Order Release dan Order Completion)
Lead time = 0
Lot size = lot for lot
Contoh : menjual pencil dengan logo yang berbeda
Phantom tanpa stock : MRP logic akan melewatkan phantom item
MRP logic dari induk langsung ke komponennya
MPS atau JIP (Jadwal Induk Produksi) mewakili sebuah rencana untuk pelaksanaan produksi.
JIP menentukan jumlah dan waktu pengadaan komponen subassembly dan bahan baku setiap periodenya.
Rencana berapa end item yang harus dibuat pada tiap periode selama 1-5 tahun
End item adalah produk akhir Merupakan dekomposisi dari Production Planning Diturunkan menjadi MRP (Material Requirement
Planning) Divalidasi dengan RCCP (Rough Cut Capacity
Planning)
Memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas (Material & Capacity Requirement Planning/M&CRP), yaitu aktivitas perencanaan level 3 dalam hirarki perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada sistem MRP II
Menjadwalkan pesanan produksi dan pembelian (Production & Purchase Orders) untuk item-item MPS
Memberi dasar penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas
Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk (Delivery Promises) kepada pelanggan
Input utama JIP adalah hasil forecasting dan backlog pesanan konsumen yang telah disesuaikan dengan kapasitas sehingga menjadi rencana produksi aggregat
Faktor utama yang harus diperhatikan: Lingkungan manufacturing, yang umum dipertimbangkan
adalah make to stock, make to order dan assembly to order
Struktur produk, BOM didefinisikan sebagai cara komponen-komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufacturing
Horizon perencanaan, waktu tunggu produk (product Lead Time) dan production time fence.
Pemilihan item-item JIP
Peramalan
Kebutuhan Produksi
Perencanaan Produksi Agregat
Item > 1 No
Proses Disagregat
JIP
Yes
Faktor Konversi
Resources
TK, HK, Lembur,
Biaya
Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS
Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode
Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau subkontrak
Tujuan : untuk mengkonversikan rencana level atas (high level plan) ke dalam kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan (misalnya jumlah mesin) untuk melaksanakan rencana tersebut
Mengkonversi penjualan dan rencana operasi ke dalam kebutuhan kapasitas (“kira-kira”) untuk 12-18 bulan ke depan
Untuk menggambarkan view/gambaran ke depan untuk kebutuhan kapasitas, sehingga rencana tersebut dapat divalidasi
Untuk mengatur perubahan sebagai akibat dari perubahan pasar dan kondisi manufaktur, serta juga akibat performansi aktual yang mungkin berubah dari rencana
Untuk mengkoneksikan cara perusahaan untuk beroperasi dengan sumber daya yang ada
Secara sederhana RCCP adalah menjawab pertanyaan:
Apakah kapasitas cukup ?
Apakah rencana yang diinginkan feasible (layak) untuk dilaksanakan sesuai dengan kapasitas terpasang ?
Jika rencana tidak dicek validitasnya, sistem perencanaan tersebut akan menyebabkan proses yang terputus. Satu bagian organisasi akan cenderung berpegang pada interest-nya saja, tanpa melihat interest pihak lain.
The only way to have a “company game plan”that everyone operates to is to have a valid game plan from the start
Capacity Planning With Overall Factors (CPOF) MPS (output dari Disaggregasi dan atau aggregate plan)
Waktu proses setiap operasi dan mesin
Proporsi waktu proses di setiap mesin
Bill of Labor Approach (BOLA) Diperlukan data yang sama dengan CPOF, hanya
berbeda urutan perhitungannya
Menggunakan konsep matriks dalam perhitungannya
Region Profile Approach (RPA) Mirip seperti BOLA
Memperhatikan Lead Time Offset
Dalam perencanaan material, semua komponen yang dibutuhkan biasanya sudah siap sesaat sebelum waktu duedate-nya (atau kurang sedikit dari waktu lead time-nya)
Perlu dipahami bahwa seluruh komponen tidak perlu diproduksi dari awal secara bersama-sama. Misalnya, jika da komponen yang biaya inventorinya sangat tinggi, maka sebaiknya produk tersebut belum dipesan sebelum waktu yang tepat
Oleh karena itulah, dibutuhkan lead time offset. Dimana komponen yang memiliki lead time offset tidak mesti dikerjakan dari awal atau tidak selalu dikerjakan pada saat duedate-nya.
Komponen yang harus selesai sebelum duedate-nya biasanya memiliki lead time yang lebih pendek
The amount of time between the placing of an order and the receipt of the goods order
Jumlah waktu di antara saat pesanan dilakukan dan saat penerimaan produk jadinya.