bidang diskontinuitas dan kalitas batuan

14
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI REKAYASA TANAH DAN BATUAN PENGARUH KARAKTERISTIK KEKAR PADA BIDANG DISKONTINUITAS TERHADAP KUALITAS BATUAN OLEH PAGINDHU YUDHA GINTING D611 09 277

Upload: ramliplus

Post on 19-Jan-2016

187 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Rekayasa Tanah dan Batuan

TRANSCRIPT

Page 1: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

REKAYASA TANAH DAN BATUAN

PENGARUH KARAKTERISTIK KEKAR PADA BIDANG

DISKONTINUITAS TERHADAP KUALITAS BATUAN

OLEH

PAGINDHU YUDHA GINTINGD611 09 277

MAKASSAR2014

Page 2: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Karakteristik Kekar Pada Bidang Diskontinuitas Dan Pengaruhnya

Terhadap Kualitas Batuan

Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang hanya beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer ( kekar mayor ) sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor. Kekar dapat terjadi akibat proses tektonik maupun perlapukan juga perubahan temperature yang signifikan. Kekar merupakan jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah. Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian terpisah maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya. 

Hal-hal yang perlu dicatat ketika menjumpai kekar di lapangan yaitu sebagai berikut:1.  Arah, yaitu berupa kedudukan, besarnya strike, dip dan sudut azimuth. Strike

yaitu kekar yang arahnya searah dengan kemiringan lereng sangat mudah mengalami longsor dibanding dengan arah yang tegak lurus dengan kemiringan lereng.

2.  Jarak (spasi), spasi kekar adalah jarak antara kekar yang satu dengan kekar yang lain yang  sejajar. Bila ditinjau dari segi  jika batuan menerima beban, semakin rapat spasi batuan tersebut maka semakin jelek kualitas batuan tersebut. Semakin besar nilai spasi pada kekar, maka akan semakin kuat ketahanan batuannya begitupun sebaliknya. Hubungan skala kekuatan batuan dengan spasi kekar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel hubungan skala kekuatan batuan dengan spasi kekar, (Ritter 1986)

Skala Kekuatan Spasi Kekar (Cm)

Sangat kuat > 300

Kuat 300 - 100

Sedang 100 - 30

Lemah 30 - 5

Sangat lemah < 5

    3.   Panjang, kekar, merupakan panjang retakan yang terjadi pada permukaan

batuan. Semakin panjang suatu kekar maka kualitas batuan semakin lemah.4.  Bukaan (Aperture) kekar, kekar yang memiliki bidang bukaan, batuannya

lebih lemah dibanding kekar yang tidak memiliki bukaan.

Page 3: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

5.  Isian pada kekar, kekar yang terisi oleh mineral lain dengan yang tidak memiliki isian akan berbeda kualitas batuannya. Kekar yang mimiliki isian kualitas batuannya akan semakin kuat, sedangkan kekar yang tidak memiliki isian kualitas batuannya sangat lemah.

6. Kekuatan kekar, dalam mengukur kekuatan kekar dapat dilakukan dengan menguji kekuatan bidang atau dinding kekar. Semakin tinggi kekuatan kekar semakin baik untuk menahan beban ataupun tekanan.

7. Block dari kekar, semakin kecil block berarti banyak kekar dan semakin jelek kualitas batuan tersebut.

8. Set kekar (pasangan) merupakan parameter indikasi kualitas batuan dimana semakin banyak set kekar yang dijumpai maka batuan tersebut tidak dapat bertahan terhadap tekanan oleh gaya yang terjadi.

9. Kekasaran, semakin kasar batuan maka semakin bagus kualitas batuan tersebut karena beban ataupun benda-benda yang terdapat pada batuan tersebut tidak mudah jatuh.

10. Ada atau tidaknya air yang mengalir dari struktur atau celah kekar, yaitu semakin banyak aliran pada struktur atau celah kekar tersebut maka kualitas batuan tersebut semakin jelek,dan parameter yang digunakan untuk mengukur keterdapatan air dalam kekar yaitu terdiri dari- Kering- Lembab- Basah- Menetes- Mengalir

11. Litologi, sebagai indicator untuk menentukan kondisi yang sesuai untuk mendirikan suatu bangunan ataupun objek lain diatasnya. Semakin tinggi resistensi suatu jenis batuan maka akan semakin baik untuk dijadikan sebagai daerah pembangunan.

Page 4: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Massa batuan adalah susunan blok-blok material batuan yang

dipisahkan oleh berbagai tipe ketidak menerusan geologi.Deskriptif

kuantitatif memiliki prospek dimasa mendatang → seluruh karakter

material batuan dan ketidak menerusan geologi akan dinyatakan

dalam bentuk bobot (nilai) sehingga dapat mudah dihitung.

Tujuan klasifikasi massa batuan :

1. Mengelompokkan jenis massa batuan berdasar perilakunya

2. Dasar untuk pahami karakter tiap-tiap kelas

3. Memberikan data kuantitatif untuk rancangan rekayasa batuan

4. Sebagai dasar komunikasi diantara para perancang dan ahli

rekayasa batuan

Metode rancangan untuk rekayasa batuan :

1. Analitik → terapkan prinsip analisis tegangan dan deformasi

disekitar penggalian terowongan

2. Observasional → rancangan berdasarkan pemantauan aktual

terhadap perpindahan batuan selama penggalian (melihat

ketidak stabilan terukur , analisis batuan-penyangga)

3. Empirik → menguji berdasarkan analisis statistika. (klasifikasi

massa batuan)

Page 5: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Sistem klasifikasi pertama diusulkan oleh Terzaghi (1946) untuk

penyangga batuan pada terowongan.

Klasifikasi dimanfaatkan untuk:

1. Terowongan

2. Penyanggaan pada terowongan

3. Lereng batuan

4. Dasar pembuatan pondasi

Rock Mass Rating adalah metode untuk menilai atau

mengevaluasi ketahanan suatu massa batuan dan disajikan berupa

kualifikasi kualitas suatu massa batuan. Klasifikasi ini dibuat oleh

Bieniawski (1976) berdasarkan pengalamannya dalam mengerjakan

sejumlah proyek terowongan dangkal. Pengklasifikasian Rock Mass

Rating basic menggunakan parameter Unconfined Compressed

Strength (UCS), Rock Quality Designation (RQD), Joint spacing,

kondisi bidang diskontinyu, dan kondisi airtanah. Maka untuk

mengetahui RMR.

Macam klasifikasi :

Page 6: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

1. Rock load (Terzaghi, 1946) → untuk terowngan dan penyangga

baja

2. Stand up time (Lauffer, 1958) → terowongan

3. New Austrian Tunneling Methode ( Pacher, 1964) →

terowongan

4. Rock quality designation (Deere, 1967) → Core loging dan

terowongan

5. Rock struktur rating (wickhman, 1972) →terowongan

6. Rock mass rating system (Bieniawski, 1973) → terowongan,

tambang, lereng, fondasi

7. Q-system (Barton, 1974) →terowongan, ruang bawah tanah

8. Rock mass index (Palmstrom, 1995) → rock engireering,

evaluasi penyangga

Parameter masukan :

1. Core loging

2. Kuat tekan batuan

3. Spasi diskontinuitas

4. Kondisi diskontinuitas

5. Orientasi diskontinuitas

Page 7: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan
Page 8: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Paramater B, pengaruh orientasi strike/dip

Page 9: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Parametr C, orientasi kekar

Parameter D, kelas massa batuan dari pembobotan Total

Page 10: Bidang Diskontinuitas Dan Kalitas Batuan

Arti dari kelas batuan