bidang arsip dan museumberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20200508...2020/05/08  ·...

15
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Rapat ke Masa Sidang Tahun Sidang Sifat Hari/tanggal Waktu/pukul Tempat Ketua Rapat Acara RISALAH : Ill : 2004-2005 : Terbuka : Senin, 17 Mei 2004 : 20.05- 20.50 WIB : Ruang Rapat Komisi IX, Gd. Nusantara I : H.M. PASKAH SUZETTA 1. Pembicaraan Mekanisme tentang Pansus UU Kepailitan 2. Penjadwalan Pembahasan. 3. Lain-lain .. Sekretaris Rapat : Usijono, SH. Hadir : A. Pemerintah : Yusrillhza Mahendra (Menteri Kehakiman dan HAM). B. . ....... orang dari 56 Anggota DPR Rl BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    Rapat ke

    Masa Sidang

    Tahun Sidang

    Sifat

    Hari/tanggal

    Waktu/pukul

    Tempat

    Ketua Rapat

    Acara

    RISALAH

    : Ill

    : 2004-2005

    : Terbuka

    : Senin, 17 Mei 2004

    : 20.05- 20.50 WIB

    : Ruang Rapat Komisi IX, Gd. Nusantara I

    : H.M. PASKAH SUZETTA

    1. Pembicaraan Mekanisme tentang

    Pansus UU Kepailitan

    2. Penjadwalan Pembahasan.

    3. Lain-lain ..

    Sekretaris Rapat : Usijono, SH.

    Hadir : A. Pemerintah : Yusrillhza Mahendra

    (Menteri Kehakiman dan HAM).

    B. . ....... orang dari 56 Anggota DPR Rl

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • KETUA RAPAT (H.M. PASKAH SUZETTA):

    Assallammuallaikum Wr. Wb,

    Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Yang saya hormati Bapak Menteri Kehakiman dan HAM, Bapak Yusril lhza Mahendra beserta seluruh jajarannya. Yang terhormat para anggota DPR Komisi IX.

    Menu rut catatan rapat, telah hadir menandatangai 28 orang dari jumlah 55 orang. Untuk itu saya nyatakan rapat ini kuorum dan perlu juga diketahui bahwa sejak dari pagi hari Komisi IX telah mengadakan rapat-rapat dengar pendapat sehubungan dengan fit and proper test atau uji kelayakan calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

    Baiklah Bapak Menteri dan para anggota dewan yang saya hormati, Sehubungan dengan pembicaraan pembahasan Amandemen Undang-undang Kepailitan maka Rapat Kerja ini saya buka dengan resmi dengan ucapan:

    Bismillah Hirrohmannirohhim.

    (Ketok palu satu kali)

    Sedangkan acara pada malam hari ini: 1. Pembicaraan mengenai mekanisme pembahasan RUU tentang Kepailitan

    dan Penundaan Pembayaran Hutang; 2. Penentuan jadwal acara; 3. Lain-lain.

    Untuk mempersingkat waktu, saya mohon Bapak Menteri menyampaikan pokok-pokok yang menyangkut Amandemen Undang-undang Kepailitan. Untuk itu waktu saya persilahkan.

    Mohon maaf Pak Menteri, kiranya para staf diperkenalkan terlebih dahulu. Karena kalau tidak kenai tidak sayang. Baru nanti, apa saya perkenalkan dulu para anggota yang hadir Pak Menteri. Sudah kenai, kenai semua, karena sama-sama dari partai.

    Saya persilahkan Pak Menteri.

    PEMERINTAH: MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM (YUSRIL IHZA MAHENDRA)

    Terima kasih saudara pimpinan.

    Seyogyanya yang hadir pada malam ini adalah saya selaku Menteri Kehakiman dan HAM dan juga Menteri Keuangan. Tapi karena Menteri Keuangan sedang di luar negeri, maka saya sendiri hadir disini dan itu memang dimungkinkan oleh konvensi-konvensi yang berlaku selama ini.

    2

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Saya hanya berdua dari Departemen Kehakiman dan HAM. Saya dan Saudara Dirjen Peraturan Perundang-undangan Prof. Abdul Gani Abdullah dan rekan-rekan yang lain saya kenai tapi nama-namanya tidak hapal satu-satu dari Departemen Keuangan dan saya persilahkan untuk memperkenalkan diri sendiri. Jadi kami sebenarnya cuma barisan disini, mungkin yang lain bukan tim dari pemerintah tapi mungkin mengamati jalannya persidangan ini, terima kasih saudara pimpinan, silahkan pak.

    KETUA RAP AT :

    Kalau Departemen Keuangan saya rasa sudah kenai kita Pak, terima kasih.

    Saya persilahkan Pak Menteri.

    PEMERINTAH :

    Terima kasih Saudara Pimpinan, Saudara-saudara para anggota pansus RUU tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang.

    Seperti kita ketahui bersama, bahwa sejak puluhan tahun kita tidak mempunyai undang-undang tentang kepalitian. Yang kita gunakan adalah peraturan dari jaman Hindia Belanda, Valicment Voor Bodening Staatblat 1905 Nomor 271, Jo Staatblat tahun 1906 nomor 548. Dan lama sekali kita tidak mempunyai perhatian yang serius menghadapi persoalan kepailitan ini.

    Mungkin karena kita menganggap pada waktu itu bahwa pembangunan ekonomi berjalan secara normal baik-baik saja, tapi tiba-tiba kita menghadapi krisis di bidang moneter pada tahun 1997 dan disitulah timbul berbagai masalah sehubungan dengan kepailitan ini.

    Kalau kita mempelajari n seksama ketentuan-ketentuan dalam Valicment Voor Bodening taat a 1905 tahun 1906 itu memang sudah / sangat out of date dan didasar a a as perkembangan bisnis pada tahun itu, dimana orang diasumsikan masih sangat jujur, sangat baik mau membayar hutang dan sebagainya.

    Sementara ketika kita menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1997, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang tidak mampu membayar hutang. Sementara untuk menerapkan ketentuan Staatblat 1905, 1906 itu sudah terasa sekali dia tidak memenuhi lagi ketentuan hukum kita.

    Pada waktu itu kita dihadapkan kepada tekanan-tekanan yang sangat berat baik dari dalam maupun dari luar negeri. Karena banyak sekali kepentingan-kepentingan ekonomi yang ada pada waktu itu, terutama pada kreditur yang datang dari luar negeri dan sebenarnya pada waktu itu pemerintah dibawah tekanan akhirnya mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Kepailitan. Dan memang pada waktu itu dibawah tekanan yang begitu besar dan sehingga sekarang menimbulkan banyak masalah. Sejak kasus Manulife maupun kasus Prudensial sekarang ini.

    3

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Tapi supaya kita fair. Saudara-saudara yang ada di atas, dulu Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Kepailitan itu dibuat dibawah tekanan asing. Dibuat dibawah tekanan IMF dan juga konsultan-konsultan asing, dengan maksud mempailitkan perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan kreditur asing. ltu yang harus disadari lebih dulu.

    Tetapi ketika undang-undang itu sudah berlaku dan ternyata yang kena pailit itu Manulife dan Prudensial. Semua teriak, asing ini. Karena itu saya sebagai Menteri Kehakiman, selamanya tidak mau pernah tunduk tekanan asing dalam menyusun suatu Rancangan Perundang-undangan.

    lni dulu saya kemukakan pada Dubes Kanada. Pada waktu itu dia marah-marah terjadi kasus kepailitan yang diajukan kepada Manulife. Saya katakan ini senjata makan tuan. Anda sendirilah yang juga ikut memaksa dikeluarkannya undang-undang kepailitan yang membuat prosedur kepailitan begitu mudah. Dua kreditur dapat mengajukan kepailitan apabila suatu perusahaan tidak mau membayar hutang kepada kreditur itu yang telah jatuh tempo atau dalam keadaan tidak mampu dan pemerintah pada waktu itu tidak ikut campur. Oleh karena itu adalah sepenuhnya adalah kewenangan pengadilan.

    Dan sampai sekarang pun dalam kasus prudensial, kami, pemerintah tidak mau ikut campur. Apapun yang telah diputuskan oleh pengadilan, lebih-lebih pengadilan sekarang ini pemerintah tidak ada lagi kaitannya dengan masalah pengadilan dan sepenuhnya telah diserahkan kepada kewenangan dari Mahkamah Agung.

    Pemerintah menyadari kelemahan-kelemahan dari undang-undang ini dan karena itu sudah sejak lama kita mengajukan undang-undang ini untuk dibahas dengan di DPR yang pada waktu memang kita dihadapkan pada persoalan-persoalan teknis dimana pemerintah mengajukan masalah ini supaya dibahas dalam Komisi II lebih menyangkut masalah-masalah legal dari pada masalah-masalah praktis keuangan Negara, tapi belum ada jawaban dari DPR.

    Dan karena itu, baru malam inilah kita membicarakannya. Karena itu saya juga ingin menyampaikan satu pandangan seperti yang diberitakan oleh koran-koran bahwa ada kesan saya, Menteri Kehakiman tidak mau membahas masalah ini. Kami menyampaikan saran kepada DPR supaya dibahas oleh Komisi II tetapi tidak ada jawaban. Kalau sekiranya dikatakan tidak setuju tetap Komisi IX, kami akan jalan membahas dengan Komisi IX, supaya persoalan ini menjadi clear sepenuhnya tidak menimbulkan satu kesalah pahaman antara kita semuanya.

    Hal-hal yang ingin kami sampaikan disini adalah bahwa Rancangan Undang-undang sebenarnya tidak lagi bersifat Amandemen parsial terhadap Undang-undang Kepailitan yang sudah ada yang disyahkan melalui Perpu sejak tahun 1998 tapi perubahan ini sekaligus juga melakukan perbaikan-perbaikan. Hampir terhadap keseluruhan dari pasal-pasal undang-undang kepailitan yang ada sehingga Rancangan Undang-undang ini disebut sebagai Rancangan Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang.

    Jadi diharapkan dengan berlakunya undang-undang yang baru ini, maka undang-undang kepailitan yang lama otomatis dicabut. Jadi tidak

    4

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • sifatnya kita mengamandemen beberapa pasal terhadap undang-undang kepailitan yang ada sekarang ini.

    Hal-hal yang ingin kita kemukakan disini adalah, bahwa judul Rancangan Undang-undang ini sudah jelas. Hal-hal yang menyangkut Ketentuan Umum juga sudah dikemukakan disini. Kemudian pihak yang berhak mengajukan permohonan pailit dan penundaan pembayaran hutang ini cukup penting untuk kita simak bersama.

    Pihak yang berhak mengajukan permohonan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang ditambah. Yakni, pertama adalah Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan. Permohonan pernyataan pailit hanya bisa diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Karena lembaga tersebut melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek atau saham dibawah pengawas Badan Pengawas Pasar Modal.

    Kemudian b, perusahaan asuransi, perusahaan re-asuransi atau dana pensiun. Permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan. Dan saya kira ini masalah yang sangat esential sekarang ini. lni kalau secara general dulu ketentuan ini tidak berlaku pada perusahaan asuransi, tapi hanya berlaku pada bank. Bank tidak boleh mempailitkan bank. Tapi kasus dulu Bank IFI mengajukan permohonan kepailitan terhadap Bank Danamon dan itu ditolak oleh Pengadilan Niaga. Karena ketentuan undang-undang tegas mengatakan hanya 81 yang dapat mengajukan permohonan kepailitan kepada Pengadilan Niaga. Sementara tidak kewenangan itu diberikan kepada institusi pemerintah untuk mempailitkan perusahaan asuransi dan terjadilan kasus Manulife dan kasus Prudensial sekarang ini.

    Karena itu didalam amandemen ini, kita merumuskan satu ketentuan yang baru bahwa perusahaan asuransi, perusahaan re-asuransi atau dana pensiun permohonan pernyataan pailit hanya dapat dilakukan oleh Menteri Keuangan. Ketentuan ini diperlukan untuk membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi dan perusahaan re-asuransi sebagai lembaga pengelola resik9 dan sekaligus pengelola dana masyarakat yang memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan perekonomian.

    Sedangkan ketentuan mengenai dana pensiun, diperlukan untuk membangun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dana pensiun. Mengingat dana pensiun tersebut mengelola dana masyarakat yang cukup besar dan dana tersebut merupakan hak dari peserta yang banyak jumlahnya.

    Kemudian ada hal yang penting juga yang ingin dikemukakan disini, yaitu prosedur pengajuan permohonan pailit. Pengajuan permohonan pailit kepada Pengadilan Niaga oleh 81, Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan ditentukan tidak perlu melalui jasa advokat, pengacara praktek ataupun usaha hukum yang punya ijin praktek. Ketentuan tersebut atas pertimbangan bahwa lembaga tersebut lebih mengetahui dan menguasai permasalahan pailit sesuai bidangnya.

    Jadi masalah ini ingin kami jelaskan saudara pimpinan dan saudara-saudara anggota pansus Komisi IX yang terhormat, bahwa berdasarkan Undang-undang Advokat yang baru, mereka yang dapat melakukan praktek ke Pengadilan hanyalah mereka yang memiliki ijin praktek sebagai advokat.

    5

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Jadi dalam hal kasus pemailitan ini dimohon oleh pihak-pihak yang disebutkan disini antara lain adalah oleh Badan Pengawas Pasar Modal oleh Menteri Keuangan kemudian juga oleh Bl. Mereka dapat mengajukan permohonan kepailitan itu tanpa secara khusus menggunakan jasa pengacara kepailitan yang mempunyai ijin praktek untuk melaksanakan kegiatan itu. Jadi karena berdasarkan pertimbangan juga bahwa mereka lebih mengetahui persoalan-persoalan internal mereka. Dan karena itu mungkin saja Staf dari Biro Hukum atau Direktorat Hukum dibawah Bl atau dibawah institusi tadi mengajukan permohonan pailit langsung ke pengadilan niaga tanpa menggunakan jasa advokat yang mempunyai ijin untuk itu. lni juga menyangkut kepentingan yang sangat luas yang menyangkut kepentingan permohonan pailit berkenaan dengan kepentingan umum juga dapat dilakukan oleh jaksa.

    Ketentuan mengenai ketentuan umum. Dalam arti untuk kepentingan bangsa dan negara, kepentingan masyarakat luas. Misalnya debitor melarikan diri, debitor menggelapkan dari bagian harta kekayaan dan sebagainya. Dan kita mengetahui dalam undang-undang jaksa, jaksa juga dapat bertindak selaku pengacara.

    Kemudian hal-hal yang berkaitan dengan pengadilan niaga. Hal yang baru yang berkaitan dengan pengadilan niaga antara lain mengenai pemberian kewenangan kepada panitera untuk menolak permohonan penyataan pailit bagi Bl, Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan yang diajukan pihak lain selain oleh Bl, Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah orang lain mengajukan pailit terhadap lembaga-lembaga tersebut.

    Kemudian masalah disenting opinion, yaitu dimuatnya perbedaan pendapat masing-masing anggota dan ketua majelis hakim dalam putusan pengadilan niaga. lni sudah dilaksanakan dalam praktek. Tidak saja dalam kasus kepailitan tapi juga dalam kasus-kasus yang lain, seperti sengketa atau gugatan dalam kasus-kasus hak kekayaan intelektual, dimana adanya disenting opinion dalam putusan-putusan pengadilan niaga.

    Kemudian Kurator dalam menangani perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang tidak boleh lebih dari tiga perkara. Jadi juga untuk membatasi praktek kurator supaya tidak menimbulkan konflik kepentingan dan juga supaya bekerja lebih efektif, lebih efisien. Walaupun pada dasarnya jasa kurator sama juga seperti jasa advokat. Terserah dia menangani klien berapapun. Tetapi mengingat ini juga sebagai kurator yang harus mengawasi aset yang dimiliki oleh perusahaan yang dipailitkan dan supaya bekerja lebih efektif, maka dalam masa yang sama sebenarnya kurator itu hanya tidak boleh lebih dari tiga perkara saja. lni supaya kita lebih efektif bekerja.

    Kemudian hal yang lain mengenai penetapan dan pengakuan piutang. Ketentuan mengenai penetapan nilai piutang dengan penggunaan kurs tengah Bank Indonesia. Dimaksudkan agar penetapan nilai piutang didasarkan pada nilai kurs yang ditentukan oleh Bank Indonesia dan tidak ditentukan oleh kurs masing-masing pihak. Jadi penggunaan kurs tengah ini wajar saya kira dan akan kita bahas lebih mendalam dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya.

    Kemudian mengenai permohonan peninjauan kembali. Jadi kriteria permohonan peninjauan kembali dipertegas dengan tegas sebagai berikut,

    6

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • apabila terdapat surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa di pengadilan sudah ada tapi belum ditemukan. B. Diajukan apabila terdapat kekeliruan hakim dalam memberikan putusan.

    Jadi kita juga agak mempersempit kewenangan peninjauan kembali. lni supaya eksekusi terhadap putusan final oleh Mahkamah Agung dapat dilaksanakan lebih cepat pada yang praktek yang selama ini. Kemudian ketentuan lain mengenai hukum acara yang digunakan dalam kepailitan yaitu Hukum Acara Perdata yang diatur dalam hairer, kecuali ditentukan lain didalam RUU ini.

    Ketentuan lain juga mengatur mengenai keberadaan hakim ad hoc di Mahkamah Agung yang kewenangan, pengadilan niaga memeriksa sengketa hutang piutang antara debitur yang terkait dengan perjanjian arbitrase.

    Ada ketentuan peralihan didalam rancangan ini. Kemudian ada ketentuan. Ketentuan peralihan ini mengatur mengenai perkara yang telah diputus tetapi belum dilaksanakan atau yang belum diputus diselesaikan berdasarkan ketentuan undang-undang kepailitan yang baru.

    Diatur pula, tetap berlakunya peraturan pelaksanaan dari undang-undang nomor 4 tahun 1998 sepanjang belum ada peraturan baru yang tidak bertentangan dengan undang-undang yang baru ini.

    Kemudian ketentuan penutup, memuat pencabutan tentang undang-undang kepailitan dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang kepailitan yang kemudian ditetapkan menjadi undang-undang nomor 4 tahun 1998.

    Demikianlah Saudara Pimpinan, pokok-pokok masalah, highlight yang kami sampaikan sehubungan dengan Rancangan Undang-undang yang cukup tebal ini dan sekiranya dimungkinkan Rapat Kerja ini kita laksanakan satu kali kemudian kita dapat membentuk Panja. Panja bisa membahas ini secara lebih rinci, dan masalah-masalah yang tidak disepakati dalam Panja akan kita bawa kedalam Rapat Kerja Pansus seperti yang kita lakukan sekarang. Sehingga kita harapkan walaupun cukup tebal Rancangan Undang-undang ini tapi kita harapkan dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat, terima kasih Saudara Pimpinan.

    KETUA RAPAT :

    T erima kasih Pak Menteri. Saya ingin menyampaikan kepada para anggota dewan yang terhormat. Jadi tanggal 13 Mei 2002 yang lalu, Presiden telah mengirimkan surat kepada Dewan Perwakilan Rakyat tentang Rancangan Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban pembayaran Hutang. Presiden meminta bahwa undang-undang 1m menjadikan prioritas utama. Tetapi baru kita bisa bahas pada malam hari ini.

    Selanjutnya Menteri Kehakiman dalam suratnya tanggal 23 September 2002 menyampaikan tentang pokok-pokok pembicaraan dalam rangka undang-undang tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang.

    Pertama, RUU tersebut berkaitan dengan hukum kepailitan yang dalam pelaksanaannya dilakukan melalui pengadilan niaga pada pengadilan negeri dalam lingkungan pengadilan umum. ltu pertama.

    Yang kedua, dalam hal penundaan kewajiban pembayaranm hutang juga dalam prosesnya harus juga melalui pengadilan niaga.

    7

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Yang ketiga, dalam kaitannya dengan angka satu dan dua tadi saya bacakan, maka pada hakim pengadilan niaga tersebut menurut Rancangan Undang-undang ini berlaku sistem disenting opinion.

    Yang keempat, dengan demikian masalah kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang syarat dengan langkah projustisia dan litigasi.

    ltu yang disampaikan oleh Menteri Kehakiman dan HAM tanggal 23 September 2002.

    Para Anggota Dewan yang terhormat, Bapak Menteri yang saya hormati.

    Menurut mekanisme yang telah ditetapkan di Bamus, Badan Musyawarah DPR dan ditugaskan oleh Pimpinan Dewan kepada Komisi IX untuk melakukan pembahasan, maka dari itu dalam rangka pembahasan selanjutnya ada 3 langkah mungkin Pak Menteri beserta jajarannya serta para anggota dewan yang terhormat yang harus dilakukan oleh Komisi IX bersama-sama Departemen Kehakiman dan HAM.

    Pertama adalah saya ingin sampaikan rancangan yang ditawarkan dari meja pimpinan. Pertama adalah penyampaian pendapat fraksi-fraksi di Komisi IX atas keterangan pemerintah dan sekaligus penyampaian daftar inventaris masalah atau DIM. Kalau bisa disetujui itu dilakukan pada tanggal 26 Mei tahun 2004.

    Yang kedua, tanggal 27 Mei dan tanggal 28 Mei tahun 2004 sinkronisasi atas DIM-DIM atau daftar inventaris masalah yang disampaikan fraksi-fraksi.

    Ketiga, tanggal 2 Juni 2004 baru masuk ke dalam pembahasan DIM. Pembahasan DIM. Kalau memang ada hal-hal yang perlu diselesaikan di Panja itu akan kita serahkan kepada Panja. Tapi bisa selesai didalam pleno Komisi, saya rasa tidak perlu dibuat Panja.

    ltu adalah tahapan-tahapannya. Kenapa kita baru mulai penyampaian pendapat fraksi atas keterangan pemerintah yang barusan disampaikan oleh Pak Menteri. Karena sampai dengan tanggal 25 kita masih melakukan Fit and Proper Test BPK dan itu dilakukan pada pagi, siang, malam.

    ltu adalah tiga langkah yang akan kita lakukan sebelum saya kembalikan kepada pemerintah, saya mohon persetujuan dulu dari para anggota dewan, atau ada yang mau menyampaikan pendapat. Silakan Pak Hafiz.

    (F.PG) IR. ACHMAD HAFIZ ZAWAWI :

    Terima kasih Pimpinan. Saudara Menteri Kehakiman dan jajarannya, Assallammualaikum Wr. Wb.

    Mengenai mekanisme kan kita sebetulnya sudah mekanisme baku dalam tata cara untuk menyelesaikan suatu Rancangan Undang-undang menjadi undang-undang.

    Dan oleh karena kebetulan Komisi IX yang diberi tugas untuk menyelesaikan RUU ini menjadi undang-undang, maka kita tentu akan menjalankan kewajiban itu dengan sebaik-baiknya.

    8

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Akan tetapi bersama dengan itu juga, ada beberapa tugas dan agenda yang sedang di, yang harus diselesaikan oleh Komisi IX. Antara lain, uji kelayakan untuk calon anggota BPK, uji kelayakan untuk Deputi Gubernur Senior dan satu lagi Rancangan Undang-Undang mengenai LPS.

    Saya kira jadwal yang ditawarkan oleh pimpinan itu cukup baik, tapi waktunya yang harus kita lihat lagi, harus kita sesuaikan. Oleh karena tanggal 26 Mei itu kita mungkin belum menyelesaikan atau sedang menyelesaikan BPK dan kemudian tanggal1 kita akan menyelesaikan DGS.

    Jadi kalau saya usulkan sebaiknya oleh karena RUU ini mengandung 307 pasal dan saya, selama saya di DPR baru kali ini ada 307 pasal RUU setebal ini.

    Jadi menurut saya itu terlampau singkat waktunya untuk tanggal 26 Mei itu kita sudah tanggapan fraksi dan mengajukan DIM. Apalagi kita terpotong ada hari libur tanggal 20 ini. Jadi kalau bisa pada awal-awal Juni-lah. Mungkin antara tanggal 5 dan 10 itu masuk aka I. Tapi kalau tanggal 26 Mei itu terlampau cepat, kecuali Pak Soemanjaya yang siap. Saya kira tanggal 26 Mei, yang lain itu manusia biasa saya kira ngga bisa.

    Terima kasih Pimpinan, Assallammuallaikum Wr. Wb.

    KETUA RAPAT :

    Ada lagi, Pak Soenmanjaya, silakan.

    F. PAN (SOENMANDJAYA):

    Terima kasih pimpinan. Pimpinan, Anggota Komisi serta Menteri Kehakiman dan HAM, Assallammuallaikum Wr. Wb. Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian.

    Saya memperkuat nasehat dari Pak Hafiz tadi, ketua. Karena memang bukan hanya sekedar PR yang menjadi pekerjaan Komisi IX. Yang tadi saja kita merencanakan 7 orang calon yang ikut Proper test, ternyata hanya 5 orang saja yang sanggup kita kerjakan.

    Yang kedua juga ada beberapa panja yang belum masuk ke pansus, yang anggotanya mayoritas dari Komisi IX. Saya kira ternan-ternan, RUU Pemeriksaan Pertanggung Jawaban Pengelola Keuangan Negara. lni satu bahan pertimbangan disamping memang BPK, DGS, and LPS.

    Oleh karena itu, mohon kiranya didesain kembali, ditawar kemba1i rancangan waktu yang diajukan tadi dan yang kita sepakati dengan pemerintah. lntinya memang kami ingin segera menyelesaikan masalah ini, tetapi volume muatan kerja yang begitu tidak sedikit, mungkin ada pergeseran waktu yang diajukan tadi, demikian ketua, terima kasih.

    KETUA RAPAT :

    Silakan Pak Daniel Tanjung dulu dari Fraksi PPP.

    9

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • F .PPP (H.M. DANIAL TANDJUNG) :

    Assallammuallaikum Wr. Wb. Saudara Pimpinan dan Saudara Menteri.

    lni keinginan kita harus selesai sebelum pemilihan presiden. Tetapi, tadi Ketua katakan tanggal 26 Mei, DIM-nya sudah selesai. Apa bisa. Bisa katanya.

    Sebab begini proseduralnya Pak. Yang biasa kita lakukan sebelum kita menyusun DIM ini di Fraksi, kita mengundang para ahli-ahlinya. Kita minta pendapat mereka. Atas dasar masukan-masukan itu, baru kita menyusun DIM.

    Jadi kalau tanggal itu, apa dengan segudang tugas-tugas kita di Komisi IX dan fraksi juga sedang sibuk menjadi Tim Sukses. Jadi ini semua. Tapi keinginan kita harus selesai. Sebab ini memang mendesak sekali. Banyak sekali hal-hal, itu satu.

    Yang kedua, tadi saudara menteri menyebut-nyebut Bank Indonesia. lni ada kaitannya nanti dengan LJK. lnipun belum ada undang-undangnya. Sebab kalau sudah terjadi, berdiri nanti Lembaga Jasa Keuangan itu, mungkin itu yang bisa mengajukan permohonan pailit. Bukan lagi Bank Indonesia. lnipun menjadi salah satu masalah.

    Jadi kalau lihat ini, saya kira perlu kita pikirkan. Kita konsultasikan juga dengan fraksi. Tapi satu hal kita berkeinginan sekali supaya undang-undang ini secepatnya selesai. Karena sangat penting.

    Ada 2 undang-undang yang beban Komisi IX ini harus selesai. Satu, LPS (Lembaga Penjaminan Simpanan). Kalau tidak ini menjadi beban berat kepada APBN kita. Dan kedua, mengenai kapailitan, ini memang banyak sekali masalah-masalah belakangan ini yang kita hadapi tentang kepailitan.

    Saya kira begitu, saudara ketua. Saya kira, perlu kita pertimbangkan, membagi waktu dan bagaimana caranya. Tapi itu tadi tanggal 26 Mei itu untuk membuat DIM saya kira. Kecuali DIM-DIM-an. Kalau DIM yang betul-betul yang bisa dipertanggung jawabkan kita, proseduralnya begitu, terima kasih,

    Assallammuallaikum Wr. Wb.

    KETUA RAP AT :

    Fraksi PDIP, silakan.

    F .PDI-P (DRS. POL TAK SITORUS) :

    Terima kasih saudara ketua. Rekan-rekan anggota Komisi IX dan Bapak Menteri Kehakiman dan

    HAM.

    Apa yang dikemukakan rekan-rekan terdahulu, kalau kita memperhatikan apa yang menjadi kewajiban kita khusus dalam rangka menyelesaikan Rancangan Undang-undang. Kita selalu merespon sebenarnya semua usulan yang masuk, untuk dapat kita selesaikan pada waktunya. Sependapat apa yang dikemukakan Pak Daniel itu. Karena

    10

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Rancangan Undang-undang ini sudah disampaikan kepada kita atau dewan sekarang dan waktunya memang kita hanya beberapa bulan lagi dan tentunya sependapat ini kita upayakan untuk dapat diselesaikan.

    Karena itu bapak ketua. Saudara ketua sebagaimana layaknya kita lakukan selama ini, bahwa Rancangan Undang-undang yang kita terima, maka fraksi-fraksi terlebih dahulu itu memang apa yang dikemukakan oleh Pak Daniel itu kita mengundang, melakukan dengar pendapat dengan siapa saja oleh fraksi yang dianggap perlu untuk mendapatkan pertimbangan pikiran-pikiran.

    Karena itu saudara ketua, jadi kalau tanggal 26 itu mungkin iti.J dilakukan hanya barangkali untuk pendapat fraksi-fraksi saja, tentang penyampaian Rancangan Undang-undang ini bisa dilakukan. Tetapi yang menyangkut DIM ini, tolong dipertimbangkan waktunya sebagaimana disampaikan rekan-rekan terdahulu. Mungkin tanggal, bulan juni-lah begitu. Awal juni kita sampaikan. Jadi ada waktu untuk mempersiapkan.

    Kalau sudah persiapan ini, fraksi-fraksi ini kan akan memudahkan dan juga pembahasan-pembahasan DIM-nya. 8egitu kalau fraksi-fraksi sudah siap. Jadi itu kami usulkan Pak Ketua dengan upaya kita menyelesaikan ini, terima kasih Pak Ketua.

    KETUA RAPAT:

    Fraksi TNI-POLRI ada pendapat, ok. FPDIP dulu tadi ada tambahan.

    F .PDI-P (MAX MOE IN, M.A., MBA.) :

    T erima kasih saudara ketua. Saudara Menteri beserta jajaran yang saya hormati selamat malam, Assallammuallaikum Wr. Wb.

    Saya hanya ingin menyarankan satu jalan tengah yakni pada tanggal 26 Mei tadi, kita mungkin cukup mengundang satu kelompok pakar yakni perkumpulan pengacara kepailitan untuk berdiskusi dengan kita. Kemudian setelah itu kita menyusun DIM. Kira-kira kita minta waktu seminggu.

    Jadi saya harapkan mungkin tanggal 2 atau 3 Juni itu. ltu kita sudah bisa mulai. Jadi setelah kita mengadakan Fit and Proper Test untuk Gubernur Senori 81, Dewan Gubernur Senior 81. Jadi tanggal 26 itu, cukup kita mengundang 5 sampai 6 orang dari persatuan perkumpulan pengacara kepailitan yang sudah banyak makan garam dalam hal kepailitan tadi.

    Setelah itu, dengan bahan-bahan yang kami yang kami terima itu, kita mungkin sudah bisa menyusun DIM sambil memanggil, mungkin disitu berkembang dengan pakar-pakar mana yang perlu kita panggil lagi. lni usul saya,

    Assallammuallaikum Wr. Wb.

    KETUA RAPAT :

    100 buat Pak Max Moein, saya persilakan Partai Daulat Umat.

    11

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • F.PDU (DRS. H. ABDULLAH AL WAHDI):

    Terima kasih saudara pimpinan. Assallammuallaikum Wr. Wb. Saudara Menteri Kehakiman, Saudara-saudara kawan dari Komisi IX. Pertama Pak Darmin dari Departemen Keuangan selamat malam.

    Pertama, saya ingin menyampaikan sebagaimana kawan-kawan terdahulu bahwa apabila pimpinan sudah menetapkan tanggal 26, itu saya pikir tidak bisa melaksanakan seperti apa usul Pak Moein tadi. Paling bisa kita menyampaikan pandangan fraksi.

    KETUA RAPAT :

    Bukan menetapkan, menyampaikan rancangan, belum menetapkan.

    F .PDU (DRS. H. ABDULLAH AL WAHDI) :

    Artinya mengundang daripada lembaga kepailitan. Jadi saya usulkan, pertama apabila tanggal 26 itu kita rancangkan untuk kita adakan pertemuan pembahasan ini, katanya barangkali pandangan fraksi. Kita tidak bisa melepaskan apa yang kita lakukan dan apa yang telah menjadi baku didalam pembahasan, proses daripada perundang-undangan.

    Jadi saya mengharapkan, bahwa sesuai dengan kawan-kawan terdahulu, apabila pada tanggal 26 dilakukan hanya usul saya, penyampaian pendapat fraksi saja, terima kasih.

    KETUA RAPAT:

    Baik, Fraksi TNI-POLRI ada yang disampaikan. Ya nanti FPBB terakhir. Silakan FPBB, satu-satunya dari Jabar.

    F.PBB (H. M.S. KABAN, SE., MSi.) :

    Terima kasih pimpinan, Assallammuallaikum Wr. Wb. Saudara Menteri Kehakiman.

    Prinsipnya begini, Rancangan Undang-undang ini disampaikan sudah cukup lama disampaikan ke DPR. Sudah hampir 2 tahun. Jadi kalau menurut pendapat kami, apa yang diusulkan oleh Ketua tadi dalam rangka mempercepat proses ini, saya pikir itu lebih baik.

    (Hadirin Tepuk Tangan)

    Saya dalam hal ini, karena kebetulan Pak Paskah itu juga kan satu daerah pemilihan. Jadi kita harus sukseskan apa yang diarahkan ketua tadi, saya kira demikian, terima kasih, Assallammuallaikum Wr. Wb.

    12

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • KETUA RAPAT :

    Baik, sebelum ke Menteri Kehakiman dan Pak Darmin, Departemen Keuangan. Saya ingin menyampaikan dulu terlebih dahulu bahwa Reses DPR ini adalah tanggal 16 Juli tahun 2004. Waktunya memang panjang. Tapi masalahnya juga yang harus diselesaikan juga panjang. Akan tetapi merespon apa yang disampaikan oleh Fraksi-fraksi, saya mencoba memberikan jalan keluar. Memang walaupun kita sudah terima 2 tahun, akan tetapi baru kali ini kita membuka persidangan, karena ada penyerahan mandat.

    Yang pertama, atas usulan tadi Pak Max Moein dari FPDIP, tanggal 26 itu kita lakukan dulu saja dengar pendapat dengan para pakar atau mereka yang ada kaitannya dengan Undang-undang Kepailitan. Kita perlu Pak Menteri, mendengarkan dulu masukan-masukan, hearing dengan publik.

    Yang kedua, penyampaian pendapat dari fraksi-fraksi. Betul yang disampaikan oleh Pak Daniel Tanjung FPPP. Bahwa ini harus dibahas secara komprehensif. Sehingga pada waktu penyampaiannya itu sendiri adalah komprehensif. Saya usulkan waktunya mulai tanggal 2 juni 2004. Sekaligus juga penyampaian DIM-nya.

    Jadi waktu 2 minggu hampir 3 minggu itu saya rasa waktu yang cukup. Dan kepada masyarakat juga mohon dimaklumi, karena ini perlu ada pembahasan yang sangat intensif. Jangan sampai satu undang-undang kita loloskan tapi asal-asalan. Saya mengutip apa yang disampaikan Pak Daniel Tanjung.

    Yang ketiga, itu sinkronisasi DIM dari 9 fraksi dengan usulan pemerintah kita akan tugaskan pada Sekretariat mulai tanggal 4 sampai 7 Juni tahun 2004.

    Yang keempat, baru pada tanggal 9 Juni 2004 akan kita lakukan pembahasan DIM di Komisi IX. Dan nanti, mana yang bisa diselesaikan pada pleno, syukur-syukur semua Rancangan Undang-undang yang diajukan oleh pemerintah bisa disepakati didalam pleno. Sehingga tidak ada lagi pendalaman-pendalaman. Tapi kalaupun andaikata perlu ada pendalaman, baru kita bentuk panja khusus.

    Tapi mudah-mudahan Pak Menteri, tidak ada lagi, di Pleno bisa kita selesaikan. Resesnya masih tanggal 16 Juli, sehingga sebelum reses pada bulan Juni itu sudah bisa diajukan ke Paripurna untuk disahkan.

    Jadi bagaimana jalan keluar yang saya usulkan ini, para anggota dewan, bisa disetujui. Tinggal pemerintah bagaimana, saya persilakan pemerintah.

    PEMERINTAH :

    Terima kasih saudara pimpinan.

    Kami sependapat dengan pimpinan dan seluruh anggota komisi, bahwa kita harus punya cukup waktu untuk memberikan kesempatan kepada publik termasuk barangkali Manulife ataupun Prudensial, juga untuk didengar oleh DPR apa aspirasi dan harapan mereka, dan itulah kesempatan yang disediakan untuk melakukan publik hearing dengan Komisi IX.

    13

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Pemerintah sendiri telah cukup melakukan hearing dan melakukan suatu sosialisasi terhadap Rancangan Undang-Undang lebih dari 2 tahun yang lalu, pada waktu kita menyusun RUU ini.

    Dan memang, barangkali dapat dimaklumi bahwa barangkali Komisi IX jarang-jarang membahas suatu RUU yang sangat jelimet, dan sangat banyak legal aspeknya daripada masalah konkrit masalah keuangan umumnya. Sebenarnya kami biasa membahas yang panjang-panjang begini. Contohnya RUU KUHP itu 748 pasal, lebih panjang daripada ini.

    Meskipun demikian kami berharap ini bisa selesai sebelum reses berakhir, sebelum masa reses yang akan datang. Dan kami setuju memulai persidangan ini tanggal 2 Juni. Dan tanggal 2 Juni ini, DIM sudah selesai semua. Kita akan membahas secara lebih intensif dan tanggal 2 Juni itulah kita mengadakan Rapat Kerja dan sekaligus membentuk Panja dan langsung kita ke Panja, membahas lebih detail. Dan yang tidak disepakati di Panja, kita kembalikan pada Rapat Kerja. Dengan demikian.

    DARSUP YUSUF :

    lnterupsi Pak. Kalau tidak salah dengar tanggal 2 Juni itu baru tanggapan fraksi Pak. Jadi belum membahas DIM, terima kasih.

    PEMERINTAH :

    Ok belum, ya silakan. Jadi tanggal 2 Juni itu kita Rapat Kerja, kita membentuk Panja. Nanti silakan fraksi-fraksi menyampaikan pandangan umum terhadap Rancangan Undang-undang ini dan setelah rapat tanggal 2 itu kita langsung. DIM bisa kita bahas secara general, highlightnya. Dan kemudian kita serahkan kepada Panja. Yang tidak disepakati dikembalikan kembali kepada Rapat Kerja, terima kasih saudara pimpinan .

    . KETUA RAPAT:

    Baik, kalau memang sudah disetujui saya bacakan kembali rancangannya. Tanggal 26 Mei, Komisi IX akan melakukan hearing, dengar pendapat dengan para pakar dan masukan-masukan dari mereka yang ada kaitannya dengan undang-undang kepailitan.

    Yang kedua, pada tanggal 2 Juni, penyampaian pendapat fraksi atas keterangan pemerintah dan sekaligus penyampaian Daftar lnventaris Masalah atau DIM. Karena tanggal 3 ini libur, banyak libur. Jadi mulai tanggal 4 itu hari Jumat sampai dengan tanggal 7 itu adalah sinkronisasi DIM. Karena Sekretariat harus menyiapkan.

    Baru tanggal 8 Juni kita akan melakukan pembahasan DIM. Syukur-syukur, 8 Juni, Selasa, dipercepat. 8 Juni hari Selasa adalah pembahasan Daftar lnventaris Masalah. Baik dengan demikian jadwal ini bisa sudah kita sahkan.

    (Ketok Palu 2 kali)

    14

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Baik kita akan menginjak kepada hal-hal lain, kalau ada yang disampaikan saya persilakan. Kalau tidak saya harap tidak mengada-ngada karena sudah jam 09.00. Dan tidak ada. Mernang. Silahkan, sudah selesai. Saya rasa mau minta pendapat. Baik Pak Menteri, Pak Darmin yang mewakili Menteri Keuangan, mungkin ada hal-hal yang akan disampaikan, Pak Menteri Kehakiman dan HAM sehubungan dengan Rapat malam ini, sebelum Rapat saya tutu dengan resmi.

    PEMERINTAH :

    Sudah cukup saudara pimpinan. Kami bersama-sama dengan tim akan membahas rancangan undang-undang ini dan saya akan bergantian dengan Menteri Keuangan. Dan pada rapat Panja nanti mungkin juga bersama-sama Pak Darmin dengan Pak Gani, dua Dirjen. Tapi kalau salah satu berhalangan, semoga tidak mengganggu jalannya persidangan, terima kasih.

    KETUA RAPAT :

    Baik, yang terhormat para anggota dewan, pemerintah, Menteri Kehakiman dan Departemen Keuangan beserta seluruh jajarannya, dengan ucapan Alhamdulillah Hirrobil Alamin, Rapat Kerja Menteri Kehakiman dan HAM beserta Komisi IX DPR-RI saya tutup dengan resmi.

    Rapat ditutup pukul 20.50 wib

    (Ketok palu 2 kali).

    15

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM