ny. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · i...

51
I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa Persidangan ke Jenis Rapat RapCt:t ke Hari I tanggal · p u k u 1 Tempat K e t u a Sekretaris A c a r a H a d i r Pemerintah hadir : SOESILO SOEDARMAN Anggota Te : 1990 I 1991 I ; RAPAT KERJA PEMBICARAAN 'l'INGKAT III RUU TEN'l1ANG KEPARIWISATAAN 5 SENIN, 09.00 27 AGUSTUS 1990 s/d. 15.00 WIB. \'JACANASABHA II WARNOHARDJ.O, SE DRS. AGEM GINTING Pembahasan DIM RUU tentang Kepari- wisataan 35 dari 37 Anggota Pansus -. MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMU- NIKASI. 1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. DRH. JULCHAM MUSLIHUN, 4. DRS. ANDI APPISAMMENG, 5. DRS. BUDIHARTO 6. DRS. SOE'l'JI PTO, SH 1 MH. / 7. P. C. HARIJAWAN 8. CHR. TITA- LEY, SH., 9. DRS. I.G. ARDHIKA, 10. DRS. R. SARWONO. Anggota Penggant! 1. DRS. H.S.A. BERMANI 3. M. MASJKUR, SH. Pimpinan PANSUS 2. RUSLI YAHYA:, SH 1. WAHNOHAHDJO, SE., 2. DR.: IR. G.M. 'l'AMPUBOLON, 3. lGN. ISTIANTO eUWl\HGONO, 4 · DHS. H. ZAHKASHI NUR, 5, IR. H. ANWAR DA'l'UK. 1. NY. ENDA NG K. Hn1EN SOE1-JENO, 2. IBNU SALEH, 3. DRS. SOEHARDI, 4. IH. LUl\AS NANLOHY, 5. J .G. WOWOR, SlL, 6 •. ABDUL LATIEF, SH. 1 ., DRS .. H. MANSJOER SJAH ARK I ANG I NY. IR. SUNARTI . SOEMIAR- NO, 9. OBOS SYABBANDI PURWANA, 10. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 11. SOE- MARNO, 12. JOEPITO, 13. SUHAS'l'ADI, 14. SAHUW!'UNG SASTHOHAMIDJOJO / 15 • • ••••••••••••

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

I BELUM ·DIKOREKSI I

HISALAH

PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN

'l'ahun Sidang

Masa Persidangan ke

Jenis Rapat

RapCt:t ke

Hari I tanggal ·

p u k u 1

Tempat

K e t u a

Sekretaris

A c a r a

H a d i r

Pemerintah hadir :

SOESILO SOEDARMAN

Anggota Te tar~ :

1990 I 1991

I

; RAPAT KERJA PEMBICARAAN 'l'INGKAT III

RUU TEN'l1ANG KEPARIWISATAAN

5

SENIN,

09.00

27 AGUSTUS 1990

s/d. 15.00 WIB. \'JACANASABHA II

WARNOHARDJ.O, SE

DRS. AGEM GINTING

Pembahasan DIM RUU tentang Kepari­

wisataan

35 dari 37 Anggota Pansus

-. MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMU­

NIKASI.

1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH., 3. DRH. JULCHAM

MUSLIHUN, 4. DRS. ANDI APPISAMMENG, 5. DRS. BUDIHARTO 6. DRS. SOE'l'JI PTO, SH 1 MH. / 7. P. C. HARIJAWAN 8. CHR. TITA-

LEY, SH., 9. DRS. I.G. ARDHIKA, 10. DRS. R. SARWONO.

Anggota Penggant!

1. DRS. H.S.A. BERMANI 3. M. MASJKUR, SH.

Pimpinan PANSUS

2. RUSLI YAHYA:, SH

1. WAHNOHAHDJO, SE., 2. DR.: IR. G.M. 'l'AMPUBOLON, 3. lGN. ISTIANTO

eUWl\HGONO, 4 ~ · DHS. H. ZAHKASHI NUR, 5, IR. H. ANWAR DA'l'UK.

1. NY. ENDA NG K. Hn1EN SOE1-JENO, 2. IBNU SALEH, 3. DRS. SOEHARDI,

4. IH. LUl\AS NANLOHY, 5. J .G. WOWOR, SlL, 6 •. ABDUL LATIEF, SH. 1

., • DRS .. H. MANSJOER SJAH ARK I ANG I a·~- NY. IR. ·~rATI SUNARTI . SOEMIAR-

NO, 9. OBOS SYABBANDI PURWANA, 10. DRS. BAMBANG WAHYUDI, 11. SOE­

MARNO, 12. JOEPITO, 13. SUHAS'l'ADI, 14. SAHUW!'UNG SASTHOHAMIDJOJO /

15 • • ••••••••••••

Page 2: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 2 -

15. SUBAGYO, SH., 16. MUHAMMAD BUANG, SH., 17. DRS. MOH. HUSNIE

THAMRIN, 18. NY. DJ/\ILINAR OErroMO, BA., 19. I GUSTI NGURAH YUDBA.

-An9gota -Pengq.9-nti

L H. ESMAIL HOH. MAHMUD 2. DRS. SOEJOED BINWAHJOE,· SH

3 . HERMAN MOTE I 'SH

L1-. Dr. AISJAH R. PANANRANG 1 • SKM 5. KI SURATMAN

t, 6. H. SUNDORO 'SYAMSURI 7. S 0 EAR DI 8. ABDUR RAUF LUBIS 9. H. FACHRURAZY, A.H.

10. DRS. H. BUNYAMIN MATALITTI

11. DJENNY SUHARSO, SH

KETUA RAPAT

Page 3: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 3 -

KETUA .RAPAT. (WARNOHARDJO,· SE) :

Catatan yang disampaikan oleh Sekretaris quorum sudah tercapai dan se­

mua Fraksi sudah terwakili, izinkanlah saya trembuka Rapar Paripuma Pansus

RUU Kepariwisataan yang ke 5 dan dinyatakan sebagai rapat terbuka.

Saudara Menteri Bapak Susilo Soedannan yang saya honnati, Sekjen be­

serta staf Departemen yang saya honnati, rekan-rekan Anggota Pansus yang

terhormat. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah lMr, karena

berkat ridho serta rachrnat yang dililnpahkarmya kita dapat rrenghadiri Rapat

Paripuma yang ke 5 ini dalam keadaan sehat walafiat

Selanjutnya atas nama. Pansus RIJU Kepariwisataan kami juga ingin menyampaikan

ucapan selamat kepada Bapak Menteri yang kemarin bersama-sama Bapak Kepala

Negara telah neresntikan salah satu proyek Telkom, yang sekali lagi merupakan

la:qgkah kemajuan di Departemen yang dipimpin Bapak Menteri clan lID.ldah-nn.idahan

dapat narberikan satu sarana pemmjang kepadi kepariwisataan dimasa yang

akan datang yang Rl.JU-nya kita bahas sekarang ini.

Acara sebagai.nana telah kita sepakati pada·hari Sabtu bahwa hari ini kita

akan melanjutkan pernbicaraan Bab IV clan selanjutnya dengan satu catatan ki­

ta akan mendengar dari pihak Penerintah, hasil rumusan setelah keempat Frak­

si menyampaikan butir-butir penyempurnaan yang diseleksi ataupun dipilili pa­

da Bab-Bab IV, V, VI, VII sampai IX.

Dari catatan yang dapat kami himptm berdasarkan infentarisasi masalah-m:lsa­

lah, butir-butir masalah, perubahan yang di.sampaikan clan yang diarrhil dari DIM sebagai kerangka acuhan kita, temyata masih cukup banyak perubahan

yang diusulkan, .ada 22 butir masalah yang meliputi Bab IV, V, VI, VII.

Izinkan saya secara singkat rrenginfentarisasikan butir-butir masalah yang

dimaksudkan, 'sehingga dengan demikian kita bisa nanti mengarrbil langkah­

langkah untuk kita bisa nenyelesaikan sesuai dengan jadwal acara.

Bab IV, FKP rrengusulkan 12 butir perubahan, FABRI 6 butir, FPP 8 butir dan

FPDI 3 butir.

Bab V : FKP 1 butir, FABRI 1 butir, FPP tidak acla clan FPDI 2 butir.

Bab VI : FKP 1 pasal, FABRI 1 pasal, FPP 1 pasal dan FPDI 1 pasal.

Bab VII : FKP 1 pasal, FABRI 1 pasal, FPP ti~ ada dan FPDI tidak ada·.

Bab VII dengan Bab IX keempat Fraksi temyata tidak ada korrentar.

Oleh karena itu saya ingin tawarkan sebelun kita trenberikan kesempatan kepa­

da Fraksi ABRI dan juga tmtuk ioomanfaatkan waktu seefisien nn.mgkin, apakah

tidak bisa Bab yang sudah kita sepakati dan temyata tidak dikomentari yak­

ni Bab VIII clan Bab IX kita ketok dulu untuk nanti kita lanjutkan ke Panja.

Apakah dapat disetujui ? (Sidang setuju) Terima kasih.

Disamping kedua Bab FPDI mengusulkan Bab barn mengenai.Kelembagaan clan

Bab tentang Ketentuan Peralihan, saya kira nanti kita akan bahas berikutnya

dan sesuai dengan acara yang telah kita sepakati bersarria.. Saya kira keempat

Fraksi dapat rrenyetujui untuk rrerberikan keseropatan pertama-tama kepada

::! pihal<. ................ .

Page 4: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 4 -

pihak Pemrrintah naril:>acakan hasil rumusan penyempurna:m daripada Bab IV khu­

susnya, kita batasi Bab IV dulu setelah mendengar dan rrencatat perubahan-peru­

bahan yang disampaikan olehkeempat Fraksi. Dapat disetujui? (Sidang Setuju). Demikian kami serahkan kepada pihak Penerintah

'MENPARPOSTEL · (SUSIID 'SOEDARMAN) :

Assalanru.'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ..

Salam sejahtera dan selamat pagi.

Kita wajib bersyukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, oleh karana rachrnat dan ridhonya jualah kita bertemu kenbali dalam sehat walafiat untuk melan­jutkan Pansus hari ini.

Izinkalah saya atas nama. Perrerintah khususnya jajaran Parpostel menyampaikan

uacapan terima. kasih atas do' a restunya sehingga acara di Wonosari berjalan

lancar, sukses rralahan menipis sekali, jadi kita mulai jam 10 .00 WIB tepat jam 10. 00 WIB dan selesainya jam 11. 45 WIB, itu Kepela Negara meninggalkan

Wonosari persis seperti acara. Dan m:i.lahan kalau dilihat uda.ranya Tuhan nern­

beri ridho kepada kita sekalian. Kalau tanggal 24 hujan deras, 25 terang ben­

derang, baru sesudah jam 02 .15 masuk kekendara.an di Halim Kepala Negara dan

kita itu, rnaka gerimis baru turun tanggal 25. Kami ingin nanbawa salam daripada rakyat Wonosari, Guntmg Kidul terutam:i. ke­

pada Anggota Pansus khususnya dan Dewan Perwakilan Rakyat pada umunnya nes­kipun tidak terkatakan sampai tersirat dari muka rrereka bahwa yang dulu se­lalu nenjadi berita da.ri Wonosari. Seka.rang dari Wonosari kita bisa dengan uenghubungi Duta Besar kita di Singapura, suatu kemajuan yang sungguh rreru­

pakan loncatan. Tapi lebih daripada itu kami ingin ITEnyampaikan infonnasi bahwa jajaran Telkan Indonesia marasa bahwa kegiatan di Wonosari rrereka aa­dar bahwa temyata semangat UEreka apa yang rrereka kerjakan itu bila dimm­

faatkan sebaik-baiknya itu juga nemberikan imtek kepada Nation Charakter

Building. Karena dipilihnya Wonosari oleh karena Wonosari rrempunyai peran

pen ting pada j aman perjuangan kernerdekaan nerebut kerrbali Ibukota Negara. Dari sanalah oleh Sersan Udara Basuki Hardjo yang kemudian. Kapten Saudara Anunerta dibawah Pimpinan Kapten Budihardjo Mantan Menteri Penerangan disiar­kanlah serangan tmm Yogyakarta keseluruh dunia :· sehingga Belanda ma.rah, se­

hingga tanggal 9 nereka nenyerang Wonosari itu lebih besar daripada serangan ke Yogyakarta sendiri waktu 1~ Desenber. Jadi born dijatuhkan sampai 28 buah, kemudian juga terjun paytmg di Gading, lalu didaratkan yang pihak darat mak­

sudnya hanyalah untuk rrerebut pesawat i tu.

AThamdulillah pesawat itu tidak bisa dicuri dan cliketemukan dan s~rang ada

di llisiem Perjuangan Angkatan ·udara di Yogyakarta. Disinilah sekilas sehingga ivent paratokoh-tokoh Angkatan Bersenjata yang di­

sana Pangdam, Kapolda, udaranya juga belum tahu itu setelah diungkap lalu ~­

reka .baru tahu bahwa peranan Wonosari adalah demikian rrenentukan dalam keber­

hasilan perjuangan keni>alinya Republik nantinya." M..idall-Dll.ldal1cn1 •••......

/

Page 5: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 5· -

Mudah-mudahan tahlll1 ini Ac~ mendapat giliran yaitu tanggal 20 Oktober sebagai

Propinsi Daerah Istimewa yang kedua, jadi kedua propiru3i sesudah Jakarta.

Oleh karena kita anggap Aceh juga nempt.n1yai peranan yang amat penting <la.lam

perjuangan dahulu, sehingga dibelinya pesawat Seulawah yang kerwdian rrenjadi

Garuda dirnana Parpostel sangat·ditun~ang oleh Garuda dalam peningkatan kepari-

wisataan ini. Insya Allah berturut­

akhir tahlll1 1993 itu semua 301Daer

t propins i lain sehingga ins ya allah.

Tingkat II cliseluruh Indonesia itu Kabu-

paten Tingkat II nya selesai diotoma isasikan.

Ini sebentar ulangan da.n izinkalah s ya menyampaikan ucapan terirna kasih oleh

karena telah menerima daftar dengan · antar oleh surat dari DPR tanggal 25

Agustus 1990 Norror : PW.00/3246/DPR- /1990. Jadi ini dalah daftar daripada

pennasalahan tidak keseluruhan yangf dalam DIM, tetapi terbatas yang ter­

dapat pada surat yang diantar oleh D -RI tadi.

Jadi··saya ingin nenyampaikan bahwa j aban Perrerintah yang akan segera mulai

ini clisamping didasarkan pada DIM b yang saya sebutkan juga berdasarkan

kesepakatan tentang pengertian wisata sebagai titik tolak perrbahasan lebih

lanjut dan prinsip-prins ip mengenai penbahasan pas al 7. Sedangkan untuk Ba­

dan clan Dewan Pertmbangan yang diusulkan oleh fraksi setelah lobby tanggal 24

Agustus 1990 jam 13.00 sampai jam 14.00 pada prinsipnya semua pihak dapat rre­

.ngerti sebagai sesuatu yang kurang efektif. Namm clemild.an tidak tertutup ke­

m.mgkinan dapat tetap diajukan. Prinsip Perrerintah dalam hal ini. adalah tetap

pada konsep RIJU mengenai hal itu. Oleh karena itu izinkanlah sayarranulai Bab

IV, oleh karena kelompokkan tidak berdasarkan fraksi tetapi tiap-tiap pasal

dalam RIJU nenjawab langsung semua fraksi yang nengajukan. Ini kita pilih ka­

rena lebih sesuai dengan sistimatika RlJU sekaligus untuk menghindarkan pengu­

langan.

Demikianlah sebagai pengantar, maka izinkanlah saya mulai dengan Bab IV.

Dalam judul RUU Kepariwisataan pasal 7 berbunyi : Usaha kepariwisataan dapat

berupa : Penyenggaraan wisata, pengusahaan obyek wisata clan usaha penunjang.

Fraksi Karya Pembangunan usul penyernpumaan pasal 7 rrenjadi pasal 8 baru, de­

ngan rumusan : Usaha kepariwisataan dapat berupa : Usaha jasa kepariwisataan,

usaha pendukung j asa kepariwisataan.

Jawaban Pemerintahadalah sebagai berikut : Pa~ dasarnya PerrErintah dapat rre­

nyetujui usul perubahan yang diajukan FKP dengan penarrbahan kata j asa yang

penggi.m.aan:nya sudah barang tentu dengan ,,immpertirrbangkan kesepakatan yang

te;ah dicapai atas pengertian tentang wisata, pariwisata clan kepariwisataan.

Oleh ka.rena itu Penerintah berpendapat butir a) tetap rrencakup penyelenggara­

an wisata yang dengan kesepakatan dapat dirubah nenjadi "penyelenggara jasa

wisata" bukan usaha jasa kepariwisataan, demikian tmtuk FKP.

Sek.arang izinkanlah kami FABRI yang nengusulkan kata ''Kepariwisataan'' diganti

nenjadi "Pariwisata" dan kata "dapat" dihapuskan.

Pas al 7 berubah menj adi pas al 8 baru dengan rtmJSan : Us aha pariwisata berupa

a) Penyelenggara wisata, p) Penyelenggara obyek wisata clan c) Usaha penunjang.

J awaban Pemerintah ....... .

/

Page 6: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 6 -

Jawaban Penerintah sebagai berikut : tentang usul penghapusan kata " dapat".

Peirerintah kurang sependapat, seba:b kata "dapat" ini perlu untuk nenggarrbar­

kan bahwa penggolongan-penggolongan ini masih berkembang. Jadi rrenggarrbarkan

bahwa penggolongan-penggolongan ini masih berkenbang.

Mengenai pengusahaan obyek wisata diganti rrenj adi pengusahaan wisata, Pemerin­

tah berpebdapat bahwa pengusahaan adalah aktifitas atau kegiatan, sedangkan

pengusaha adalah orangnya atau pelaku kegiatan. Narmm hal itu rrenyangkut pasal

7, Pemerintah berpendapat sebaiknya kita pegang kesepakatan yang telah ada me­

ngenai pasal tersebut, ini Fraksi ABRI. Sekarang kami rrohon izin untuk Fraksi PDI rrengus\11.kan pasal 7 menjadi pasal 8

dengCln rumusan sebagai berikut : usaha kpariwisataan dapat berupa : a) Penye­

lenggara wisata, b) Pengusaha obyek wisata, c) Pengusahaan sarana, pasilitas

dart. usaha penunj ang kepariwi.sataan lainnya.

Jawaban Pemerintah pada dasarnya dapat rrenyetujui usul perubahan atas pasal 7

tersebut. Usulan perubahan ·yang diajukan oleh FPDI khususnya butir c) nengenai

kata ''sarana'' tampaknya mendekati arah perubahan yang terj adi atas pengertian

wisata sebagaimana telah disepakati dalam Pansus. Mungkin pendapat ini dapat

dikaji khususnya rrengenai pengusahaan sarana, sedangkan perurnusan selanjutnya

disesuaikan dengan kesepakatan tentang kata wisata, pariwisata, dan kepariwi­

sataan serta implikasinya terhadap pasal ini.

Pas al 8 · ayat ( 1) berbunyi :

termasuk ...... .

Page 7: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 7 -

termasuk dalam lingkup pengaturan mengenai kepariwisataan berdasar­

kan Undang-undang ini adalah usaha impresariat dan usaha lainnya

yang berupa penyelenggaraan program wisata pada kegiatan tertentu

ini adalah usul Pasal baru daripada Fraksi PDI.

Sedangkan Fraksi Karya Pembangunan mengusulkan Pasal 8 ayat (1)

menjadi Pasal 9 ayat (2) baru, dengan rumusan sebagai berikut :

Pasal 9 ayat (2) baru :

Usaha jasa kepariwisataan meliputi antara lain : usaha kawasan wi­

sata, usaha perjalanan, usaha angkutan wisata, usaha akomodasi,.

usaha rekreasi qan hiburan, usaha konferensi dan pameran, usaha

pernandu wisata dan usaha impresariat.

Jawaban Pemerintah mengenai usul FKP terhadap Pasal 8 ayat (1) men­

jadi Pasal 9 ayat (2) baru : jenis-jenis usaha lebih tepat ditem­

patk~n pada Pasal 16, namun demikian karena hal ini·terkait dengan

kesepakatan yang lalu yang telah dicapai tentang kemungkinan peru­

bahan Pasal 7, nah oleh karena itu hal lni akan lebih tepat dibahas

setelah Pasal 7 mendapat.kesepakatan secara pasti.

Sekarang dari Fraksi ABRI mengusulkan sebagai berikut

Pasal 8 ayat (1) disempurnakan, sedangkan ayat {2) nya diti~dakan.

Dengan rumusan Pasal 9 baru sesuai Fraksi ABRI sebagai berikut :

Termasuk dalam lingkup pengaturan mengenai kepariwisataan berdasar­

kan Undang-undang ini adalah usaha impresariat, penyediaan informa­

si, promosi, pemasaran dan usaha lain.

Jawaban Pemerintah aaaiah sebagai berikut :

Seperti halnya pad~ FKP Pemerintah berpendapat usul Fraksi ABRI me­

ngenai Pasal 9 yang baru ini lebih tepat ditempatkan pada Pasal 16

dan 23 yang isinya dapat dibahas lebih lanjut dalam kaitan dengan

kesepakatan tentang perubahan Pasal 7.

Pasal 8 ayat (2) berbunyi kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) dapat berupa program wisata sebagai bagian dari pe­

nyelenggara konvensi, .konferensii p~kan seni dan.olah raga

Kemudian FKP mengusulkan penyempurnaan sebagai berikut :

a. Pasal 8 ayat (2) berubah menjadi Pasal. 9 ayat (2) baru, rumus­

annya menjadi sebagai berikut : Pasal 9 ayat (2) baru usaha pen­

dukung jasa kepariwisataan itu meliputi antara lain usaha mana­

gement kepariwisataan, usaha konsultan kepariwisataan, usaha

cindera mata.

Jawaban Pemerintah : Jenis-jenis usaha yang diusulkan tentang ·mana­

gement kepariwisataan, usaha konsultan kepariwisataan yang diusul­

kan pada Pasal 8 ayat (2), pada prinsipnya perlu rnendapat perhatian

akan tetapi penggolong an sebagaf usaha pendukung perlu disesuaikan dengan

pengerti an ....

Page 8: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

_, 8 -

pengertian wisata yang telah disepakati, mungkin dapat ditampung

pada Pasal 16.

b. Pasal 8 ayat (3) perumusan baru sebagai berikut :

Selain sebagaimana qimaksud dalam ayat (1) dan (2) diats, maka

Pemerintah dapat menetapkan jenis usaha kepariwisataan lainnya.

Ternadap usulan ini jawaban Pemerintah adalah sebagai berikut :

mengenai usulan FKP penambahan ayat (3) bg,ru pada Pasal 8, Pemerin­

tah pada dasarnya dapat menerima tetapi perlu dibahas lebih lanjut

mengenai materi dan penempatannya didalam Panja.

Fraksi ABRI tidak ada.

Kemudian usul Fraksi POI Pasal 8 ayat (2) ~enjadi Pasal 9 ayat (2)

baru mengenai ketentuan lebih lanjut tentang kepelaksanaan sebagai­

mana dimaksud dalam ayat (1) diatas diatur dengan Peraturan Peme­

rintah.

Jawaban Pemerintah sebagai berikut : terhadap usulan Fraksi POI

kurang sependapat dengan Fraksi PDI mengenai Pasal 8 RUU menjadi

Pasal 9 ayat (1) untuk diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah

karena yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, seharusnya keten­

tuan lebih lanjut yang substansinya sudah tercan.tum dalam Undang­

undang.

Pasal 9 Penyelenggara wisata adalah usaha penyediaan jasa atau

pengatur wisata dan penyelenggara wisata. Ini adalah Bab IV RUU.

Sekarang bagaimana usul FKP terhadap usul ini, Pasal 9 menjadi Pa­

sal 10 baru. Rumusannya menjadi sebagai berikut :

Pasal,,10 baru. Usaha jasa kepariwisataan dapat diselenggarakan oleh

badan usaha yang berbentuk badan hukum atau perorangan.

Jawaban Pemerintah : Usul Pasal 9 menjadi Pasal 10 baru, Pemerintah

kurang sependapat. Oleh karena yang diatur dalam Pasal 9 adalah

substansi kegiatan. Sedangkan usul FKP pada Pasal 10 baru adalah

mengenai pelaku kegiatan, _dimana masalah pelaku ini dalam RUU te­

lah diatur dalam Pasal 10. Namun rnengenai usul tentang pelaku ke­

giatan yang berbentuk badan hukum perorangan pada dasarnya Pernerin­

tah dapat rnenghargai aspirasi yang timbul dan untuk tepatnya ini

diusulkan dibahas dalam Panja.

Sekarang kita berlanjut ke Pasal 10 RUU ayat (1) dari Bab IV yang

berbunyi dalam RUU.

(1) Penyelenggara wisata dilaksanakan oleh badan usaha yang ber-

bentuk Perseroan Terbatas.

Usul FKP Pasal 10 ayat (1), pertanyaan kepada Pemerintah atas Pa­

sal 10 RUU, alasan Pernerintah mengapa penyelenggaraan wisata hanya

oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas.

Untuk .....

Page 9: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 9 -

Untuk rnenjawab pertanyaan itu, Pemerintah menjawab seba~ai berikut :

Alasan Pemerintah bahwa ba~i penyelenggaran wisata hanya oleh badan

usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas, oleh karena bentuk badan

usaha tersebut memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat dan bertang­

gung jawab. Atau mempunyai kekuatan hukum yang lebih kuat dan per­

tanggung-jawaban yang jelas.

Usul Fraksi ABRI terhadap Pasal 10 ayat (1) RUU. Kata Perseroan Ter­

batas diganti dengan Badan Hukum.

Sehingga hasil penyempurnaannya menjadi berbunyi

(1) Penyelenggara wisata dilaksanakan oleh badan usaha yang berben-

tuk Badan Hukum.

Untuk itu jawaban. Pemerintah adalah : Dalam hal ini Pemerintah sa­

ngat menghargai aspirasi yang berkembang, namun demikian kiranya

perlu dibahas lebih lanjut dalam Panja.

Sekarang usul FPP mengenai Pasal 10 ayat· (1) RUU. Kata Perseroan

Terbatas diganti dengan Badan Hukum Indonesia. Jadi bunyinya setelah

disempurnakan atas usul FPP adalah : Penyelenggaraan pariwisata di­

laksanakan oleh badan usaha yang berbentuk Badan Hukum Indonesia.

Jawaban Pemerintah, sama dengan jawaban pada Fraksi ABRI. Dan sa­

ngat menghargai ~spirasi yang berkembang yang melandasi usul dari­

pada FPP.

Sekarang ijinkanlah saya pada usul Fraksi POI terhadap Pasal 10

ayat (1). Usul penyempurnaan berbunyi (1) Usaha penyelenggarart wi­

sata dilaksanakan oleh BUMN, Koperasi, Swasta dan Perorangan yang

berbentuk Badan Hukum. Ini lebih jelas sekali, artinya memperinci

Cini kome~tar saya).

Jawaban Pemerintah adalah : Dalam hal ini sama dengan yang telah

disampaikan kepada Fraksi ABRI dan Fraksi PP, akan tetapi Fraksi

POI mengusulkan perorangan yang berbentuk badan hukum.

Pemerintah kurang faham dalam hal ini, mohon difahamkan.

Dernikian, tanggapan jawaban Pemerintah terhadap.Pasal 10 ayat (1)

dari pada RUU.

Maka kami .berlanjut ke ,Bab·JIV,,:Pasal 11 :.yang. buqyinya dalam RULJ : ·

Penyelenggara wisata dalam kegiatannya wajib menyediakan dan meng­

gunakan tenaga pemandu wisata.

Ada usul dari FKP.pada Pasal itu, usulnya adalah menjadi Pasal 12

baru, dengan usul rumusan sebagai berikut :

Pasal 12 baru : Syarat-syarat dan ketentuan lainnya,mengenai pe­

nyelenggaraan jasa kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

11 di atas, diatur lebih lanjut oleh Peraturan Pemerintah.

Ijinkanlah saya memberikan jawaban Pemerintah mengenai usul FKP

Pasal ...... .

Page 10: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 10 -

Pasal 11 baru, Pemerintah berpendapat bahwa hal ini terkait dengan

kesepakatan yang telah dicapai tentang pengertian wisata, yang di­

usulkan adalah penyelenggaraan jasa kepariwisataan. Hal itu berbe­

da substansial dengan RUU karena yang dimaksud RUU adalah penye­

lenggara wisata saja. Jasa kepariwisataan lebih luas daripada ha­

nya wisata.

Sekarang usu~ FPP. Kata pemandu wisata diubah menjadi pramuwisata

Indonesia dan penyelenggaraan wisata menjadi penyelenggaraan wisa­

ta. Sehingga hasil penyempurnaan PPP terhadap Pasal 11 sebagai ber­

ikut : Penyelengga~aan pariwisata dalam kegiatannya wajib menyedia­

kan dan menggunakan tenaga pramuwisata ·Indonesia.

Jawaban Pemerintah adalah : Perlu dipegang kesepakatan tentang ka­

ta wisata oleh karena itu penggunaanny~ harus tepat, dalam hal ini

bukan penyelenggara pariwisata tetapi penyelenggara wisata atau

jasa wisata.

Kita berlanjut ke Pasal 12 RUU yang bunyinja sebagai berikut :

Pengusahaan obyek wisata meliputi kegiatan pembangunan obyek wisa­

ta beserta prasarana dan sarana wisata yang diperlukan termasuk

atraksi wisata beserta pengelolaannya, atau kegiatan pengelolaan

obyek wisata yang telah ada.

Us ul F. KP I ........... · ·

Page 11: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 11 -

Usul F.KP Pasal 12 RUU menjadi Pasal 13, dengan usul penyempurnaan sebagai be­

rikut . Ini usul FKP Pasal 13 baru, menjadi 2 ayat.

Ayat (1), "Usaha Kawa.san wisata meliputi kegiatan pembangunan prasarana dan sa­

rana.kepariwisataan disuatu areal dengan batas tertentu serta pengelolaan dan

promosi sebagai obyek dan daya tarik wisata".

Sedangkan ayat (2), "Usaha Kawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib di­

rancang dan dikelola sedemikian rupa agar. 'dapat menampung semua tingkatan usaha

kepariwisataan secara seimb.ang dan merata".

Ini adalah usulan F.KP • Jawaban Pemerintah adalah, Pemerintah berpendapat

bahwa usul FKP untuk me~empatkan kawasan wisata pada Pas.al 13 baru, seyogyanya di­

tangguhkan, pada saatnya nanti kita membahas Pasal 32 RUU Kepaniwisataan, karena

didalam Pas.al 32 telah diatur tentang kawasan wisata dan syarat-syarat pengelo -

laannya.

Sekarang ingin saya berlanjut ke Pasal 13 RUU Ayat (1) berbunyi sebagai berikut:

"Termasuk dalam pengusahaan obyek wisata adalah wisata buru, wisa.ta petoalangan,

yang tentunya istilahnya ini nanti disepakati. wisata budaya yang menjadikan

aspek budaya dalam kehidupan masyarakat sebagai obyek wisata dan wisata agr6

dan lain-lain yang sejenis. Ada usul FKP Pasal 13 ayat (1), ini tentu akibat

dari tambahnya pasal menjadi Pasal 14 baru usulan FKP dengan rumusan usulan

FKP sebagai berikut, Pasal 14 baru "Usaha perjalanan meliputi kegiatan mengatur

mengurus dan melayani perjalanan wisatawan ", jawaban Pemerintah mengei.lai usaha

perjalanan telah tertampunghdidalam bagian 2, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, di -

bawah judul penyelenggaraan wisata yang akan disesuaikan dengan kesepakatan ten

tang usul penyempurnaan Pasal 7 RUU.

Izinkanlah saya berlanjut ke Fraksi Persatuan Pembangunan, sebagai berikut

usul penyempurnaan Pasal 13 Ayat (1), wisata buru menjadi "Perburuan", "Wisata

Petualangan" menjadi "Pengembaraan", "budaya" menjadi "kebudayaan" dan pada ak­

hir kalimat Pasal 13 ayat (1), ditambah dengan anak kalmmat baru dengan tetap

memperhatikan keyakinan agama.

Isi Pasal 13 ayat (1), diusulkan menjadi sebagai berikut

Ini setelah atau menda~atkan usul dari FPP.

1. "Termasuk dalam pengusahaan daya tarik pariwisata adalah

a. Perburuan, b. Pengembaraan, c. kebudayaan, yang menjadi aspek budaya da~

lam kehidupan masyarakat sebagai daya tarik pariwisata7 ... dengan tetap memper -

hatikan ke!fmkinan agama dan d. agro dan lain-lain yang sejenis.

Terhadap usulan FPP Pemerintah memberikan jawaban sebagai berikut

Ayat (1) , mengenai wisata petualangan menjadi pengembaraan sebaiknya dikon­

sultasikan dengan ahli bahasa Indonesia, memang petualangan sama pengembaraan

mana yang lebih positif, mengembara apa petualang. Petualang itu t±d~~ pakai

dasar, kalau mengembara seolah-olah tidak ada tujuan, ini hanya komsntar sedi­

ki t. Tapi itu semua selera dari pembaca dalam hal ini, tapi baik sekali bahwa

jawaban kita adalah sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli bahasa.Intlonesia.

Mengenai/ .........•...•.......

Page 12: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 12 -

Mengenai masalah "budaya" diganti dengan "kebud.q1.yaan",

itupun perlu dikonsultasikan dengan ahli bahasa Indonesia.

Penambahan anak kalimat, dengan tetap memperhatikan keyakinan

agama, Pemerintah berpendapat bahwa masalah agama penting bagi

pembinaan pariwisata nasional. Osul menghilangkan kata "wisata"

didepan kata "wisata Agro" :1 Pemerint.Rh kurang sependapat, oleh

karena kata wisata menunjuk jenis obyek yang dimaksud, meskipun

sekali lagi, pemasangan kata majemuknya ini dikonsultasikan

dengan ahli bahasa Indonesia, saya kira ini penting, ada agro

wisata, ada wisata agro, yang mana ini yang didepan apa yang

dibelakang ini perlu dikonsultasikan oleh ahli bahasa Indonesia.

- Kita berlanjut ke Pasal 14 RUU] yang bunyinya sebagai

berikut: " Pengusahaan obyek wisata dapat dilaksanakan oleh badan

usaha atau Perorangan, pengusahaan.

Usul FKP telah diajukan pada Pasal 8 dan Pasal 9, usul FABRI, PAsl 14 ini menjadi Pasal 15 baru dengan rumusan Pengusahaan

obyek wisata dapat dilaksanakan oleh badan usaha berbentuk badan

hukum atau perorangan.

Jawaban Pemerintah> Pemerintah kurang sependapat karena badan

usaha pengertiannya lebih luas daripada yang berbentuk bad an

hukum ini dapat mencakup yayasan atau kelompok sosial tertentu

dalam masyarakat. I11i mestinya ada perundang-undangan

mengistilahkan d~ruikian. Demikian ini mengenai, jadi ternyata

ini hanya dari Bab F. ABRI, satu yang ada usul terhadap Pa;.~al 14

RUU. Mohon izin untuk terus ke Pasal lfi HUU yang bunyi.nya sebagai

berikut: "Usaha pe.nunjang kepariwisataan meliputi "

a) penyediaan akomodasi;

b) penyediaan makan minum;

c) penyediaan angkutan wisata;

d) pendidikan te.naga kepariwisataan .-·

Usul F. KP tetap> F.ABRI, terhadap Pasal 16 RUU diminta

penyerr1purnaan.

1. Kata "meliput.i" diganti dua kata " dapat. berupa" 2 butir d.

menjadi butir g. 3. ditambah butir-butir baru> d. konsultan

pariwisata, e. manajemen pariwisata, f. penyediaan cideramata.

Jadi ini Pasal 16 RUU. Ini tanpa mengurangi usul-usul dan tanpa

mengurangi/ ....... .

Page 13: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 13 -

mengurangi RUU hadirin sekalian yang kami hormati. Ada satu ini

masuk mana?> ini pribadi. Sudah ada pamer rinduJ sudah ada yang

mengatur tour, tapi yang mengatur tour, tapi yang mengatur

konvensi itu belum ada. Sehingga sekarang ini, ranking Indonesia

didalam wisata konvenei tinggi sampai 94 sudah dibock wisata

konvensi, pandu dunia akan kesini, arkeolog dunia akan kemari,

kemudian Pilatteli dunia juga akan kemari dan lain sebagainya.

Jadi pokoknya semua asosiasi yang datang kepada saya mau

mengadakan work convention, minta izin, bolehkah kami mengadakan

work konvention, wisata konvensi, itu di boyong ke Indonesia,

saya katakan setuju, nanti akan diatur misalnya, kalau konvensi

itu hanya 400, Solo 750, Yogya 1000, Medan 2000 keatas, Bali di

Denpasar. thtdi dengan demikian ada andispotion, ini hanya

memberikan tambahan> karena saya belum melihat adanya konvensi

dicantumkan. Jawaban Pemerintah mengenai usul F.ABRI adalah 1 usul

kata "meliputi" diganti dengan kata "db.pat berupa", pad-::s. dfas.!;!.rnya

dapat diterima, semoga melegakan F.ABRI. Sedangkan penambahan

butir-butir baru, mengenai konsultan pariwisata, manajemen usaha

pariwista dan penyediaan cinderamatal bentuk permasalahannya

terkait erat dengan kesepakatan yang ak~n diambil terhadap

perubahan Pasal 7.

Usul F.PP, Penyempurnaan kata "kepariwisataan" menjadi

kegiatan pariwisat.a", kata "Wisata" menjadi "Pariwis.ata, butir d

pasal 16 RUU dihilangkan dan materinya dipindahkan dalam Bab

tersendiri "Bab Pendidikan". ~Jawaban Pemr.::rintah, usul ten tang

penggatian kata "kepari~·dsataan" dengan " Kegiatan Pariwisata",

ini perlu dipegang kesepakatan tentang Pasal 7, sedangkan usul

mengenai "Pendidikan tenaga kepriwisataan" dijadikan "Bab

sendir.i". Pemerintah berpe.ndapat> bahwa pendidikan tena.ga

kepariwisataan memang penting, tetapi perlu dilihat secara

proporsional dalam konteks keseluruhan proses kepariwistaan,

sedangkan masalah pendidikan telah ada Undang-undang yang

mengatur masalah itu sebagai Undang-undang pokoknya. Karena itu

dalam "pendidikan tenaga kepariwisat.aan", Pemerintah berpendapat,

hal itu merupakan bagian daripada sistem pendidikan nasional.

Sebagai Penjelasan tambahan dari ini kami, memang pendidikan atau

SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi salah satu fokus sapta

kebijakan kepariwistaan atau sapta kebijakan pariwisata.

~Jadi/ ......... .

Page 14: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 14 -

Jadi nomor 6 adalah Sumber Daya Manusia, tetapi mengenai

izin itu dari P dan K, ini kami laporkan.

Dalam Pelita V ini akan tambah dua BPLP kecuali Bandung dan Bali/

Ujung Pandang akan segera ada BPLP, dan satu di Sumateral saya

persilahkan Mendagri mengetok apakah di Sumut ataukah di Sumatra

Baratl jadi ini untuk diketahui. Di Riau sudah punya Akademi

Swasta.

Didalam me.nentukan bagaiaruana bentuk rupa BPLPnya dengan

kurikulumnyaJ dan 4 Akaderui bagaimana disahkan apa tidak, itu

disahkan oleh P dan K, slipnya 28, 4 akademi swasta sudah

selesai, 28 SMIP (Sekolah Menengah Industri Pariwisata), itu

tujuannya 28, baru 19. Jadi dimohon swata ikut serta mendirikan

SMIP. Jawaban kami demikian untuk F. PP. Sekarang izi.nkanlah terus dengan Pasal 17 ayat 1 RUU yang

berbunyi satu penyediaan akomodasi kepariwisataan dapat berupa

hotel pondok wisata penginapan remaja atau penyediaan bumi

perkemahan. Ini F PP diminta disempurnakan pasa1 17 ayat l

yaitu kata kepariwisataan dirubah menjadi kegiatan pariwisata

sehingga pasal 17 ayat 1 berbunyi satu penyediaan akoruodaai

kegiatan pariwisata dapoat berupa pondok wisata, penginapan

remaja atau penyiapan bumi perkemahan jawaban pemerintah usulan '

perubahan istilah kepariwisataan ruenjadi kegiatan periwisata

pemerintah berpendapat agar kita berpegang pada basil kesepakatan

mengenai ketentuan umum tentang wisata.

Sekarang kita ke Ayat (2) dari Pasal 7 RUU yang bunyinya

·· Osaha penyediaan setiap j en is akomodasi sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), dibedakan berdasarkan kriteria yang disusun

menurut jenis dan tingkat fasilitas yang disediakan".

Usulan F.PP pada Pasal 17 ayat (2), pada akhir kalimat

ditambah anak kalimat baru "yang ditetapkan oleh Ment.eri".

Jawaban Pemerintah, pada dasa1~ya Pemerintah tidak keberatan atas

usul F.PP.

Usulan. •••••••••

Page 15: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 15 -

U sulan . F .PP . Paaal 17 ayat ( 2) pada akhir kalimat di tam ball anak

kalimat baru, yang ditetapkan oleh Menterio Jadi · ini barangkali kata Menteri yang nongol. Jawaban Pemerintah pada dasarnya Peme­rintah tidak keberatan atas usul F.PP. Mudah-mudahan lega inio Namun Pemerintah lba ini, jadi ini kita belajar dari DPR yang k_! mi horaat1 ini selalu pada dasarnya tidak keberat~ namun lha 1-ni, kita lalu mendengar kata nannm lalu kuda-kuda)dipasang apa ini dari pihak Fraksi. Namun Pemerintah juga teta~ berpegang ke­pada penjelaaan Pemerintah apa yang dimaksud Peme~intah dalam hal ini. l'ah oleh karena itu Pemerintah beBPendap'l-t hal tersebut dibicarakan lebih lanjut dalam Panja untuk-dikajilseberapa jauh terkait dengan lintas sektoral. Sekarang F.KP Pasal 20 RUU menj.! di _Pasal 28 baru. Jadi usul F .KP adalahi Pasal 20 aenjadi PaaalL 28 baru. Berhenti: sebentar memberi keaempatan membuka pasa1 1 tu

lalu kita lanjutkan ayat (1) perubahau rumusan, ayat (2) rwaus­an baru, ayat (3) perubahan rumusan dan ayat (4) rumusan baru. Sehingga setelah dirumus dan disempumakan, usulan FeKP Pasal 20 menjadi 28 berbunyi sebagai berikut, jadi Paaal 28 baru atas usul F.KP ·: l. Pend.idikan tenaga kepariwisataan diselenggarakan dengan tujuan.~emenuhi kebutuhan tenaga ahl.1 dan terampil di b! dang kepariwisataan. Yang ke 2 : Pendidikan tenaga kepariwisata -an sebagaimana d.iiaksud dalam ayat ( 1) merupakan bagian dari

sistim pendidikan nasional. Ke 3 Kurikulan pend.idikan tenaga ke -pariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) dan ( 2) disu -

S\Dl berdasarkan tujuan pendidikan tenaga kepariwisataan yang d.! perlukan. 4. Pendidikan tenaga kepariwisataan sebagaimana dima,! sud dalam. ayat ( 1), ayat ( 2) dan ayat ( 3) diselenggarakan oleh Pemer~tah dan masyarakat. Tenaga ini, jawaban Pemerintah berb,!! nyi sebagai berikut : mengena1 uaul R.KP yang menyatakan bahwa pendidikan kepariwisataan diselenggarakan oleh Peaerintah dan masyarakat pada das<Arnya PemerintCAb dcapat menyetujui. Ini lega lag1. Oleh karena pada kenyataannya saa~ ini pendidikan kepari­wisataan diselenggarakan oleh Pemerintah dan masyarakate Tadi saya·audah barikan tambahan penjelasan kit& Pemerintab hanya mend.irikan DPil' lagi untuk menampung melahirkan ll3a000 tenaga terampil dan terd1dik di bid.an& kepariwisa:taan. Kita perlu 113. 000, kemampuan kita baru 50.000, &ehingga Tuh&D. baik sekali k,.i pada kita den&an APBN de.sentralisa.si oleh Mendagri kita akan memaka.i gedung mantan APDN da.lam hal in1 bekas wong ini barang itu wituk menjad.1 DPLP di UJlJD&Pandang atau disa1ah satu di

Sumbar atau di Sumatera Utara Mad.an. Sebagai in.tormasi kalau men -dirik.an loamen tergantung berapa ribu ~amar yang acla dis~tar

wilayah. •••••

Page 16: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 16 -

wilayah itu karena; audah ada rayonisasi. Juga akademi, supaya apa. Jangan aamapai te1ab dididik nganggur. Ini perlu diketahui semua diperb.itW'l&kan• Seterusnya penjelasan in1 aecara t.idak resJai, ta-· pi saat yang baJ.k 1ni kita saapaikan. Ini resmi 1ni, namun saat penempatan Paaal 26 d.alam pemeeahan empat ayat. Pemerintah berpen ..,.. dapat dibicarakan .saJa di dalaa Panja. Demikian a~ baiknya di -

bahas dalam P~a. 1'.ita ten.is dengan RlJU Paaal 20 : l. Pendidik• an tenaga kepar:Lwisataan diaelenagarakan untuk meaenuhi tenaga ahli dan terampil di bidang kepa.riw1sataan yang merupakan bagian dari sistim pendidikan nasional. 2. Kuriku.lum tonaga kepariwisa­taan seb.i&aimana yang dimaksud dalaa ayat (1) diawsun berdasar -ken kebu.tuhan. ~ernyata 1ni espress 1ni terus ke Paaal 2l RUU a penyeltnggaraaQ l.lSalla penunjang dilakukan berdasarkan isin usaha k.ecuali beberapa Jenis u.saha yang merupakan usaha ru.mah tangga. Ternyata F.PP menan&&api den&an usul terhad.a.p Paaa.J. 21, pada a­khir ·kallmat ditambab anak kalimat baru de?lian tetap meaperha­tikan ketentuao. Paaal 4 hur\lf b.

( interupai : Anggota Pansua) .ANGGOTA F.PP (MUHAMMAD WANG, SH)

Karena ada perubahan pasal yang di depan, maka disitu bukan Pasal 4 melainkan Pasal 6 baik dengan perubahan YaDi sud.ah kita setujui.

MENPARPOSTEi- ( SOESILO SOEDARMAN)

Jadi 'bukan Paaal 4 teta.pi Paaal 6 1ntinya, baik aeka.11, buruf b•Hasil penyempurnaan ini menjadi sebagai berikut: peny~ lenggaraan usaha penunjang dilakuk.an berdasar iain usaha kecuali beberapa jenis usa.ha yang merupakan usaha ru.mab. tang&a dengan te.­tap meaperhatikan ketentwm Paaal 6 huru.t b. Jawaban ldta dari pi -hak Peme•intah ada.lah aebagai berikuti atas usul teraebut PemerJ.n tab. kurana aependa.pat oleh karena sesuai dengan keaapakatan men.(! nai Pa.aal 7 yang termasuk dalq jenis u.saha ini, tidak termasuk usaha obyek wisata. Jadi t1d.ak terma.suk. usaha obyek wisata saja. Sekarang Bab IV maa1h RUU usaha kepariwisataan bagian kelima yai­'t\1. impree&r'iat. Paaal 24 : Penyelengaraan impresariat cUlakukan dengan meaperhatikaA nilai-nilai budaya bangsa, ke•usi1aan dan .· k£ tertiban umW'I. F.PP menguaulkan. • penyelenggaraan iapresariat ·ci.1-J.ak.ukan dengan meaperhatikan den&an iat.mgguh-.sungguh ad.at istiadat, nilai-nilai &&araa. pandangan dan nilai-nilai yang hidup di maaya -rakat, kesuailaan da.n ketertiban umum. Jawaban Pemerint.ab .sesuai dengan penJelasan RUU, maka Pemex-intab sependapat kalau faktor a­gama mempunyai peranan yang penting dalam pembinaan.kepariwisataan.

Mengenai. •••••••

Page 17: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 17 -

Mengenai penoantuman ad.at istiadat dalam pasal tersebut sesuai densan penJelasao Pemerintah terdahulu. pengertian adat istia­~t sudah tercakup dalam pengertian n1la1-nila1 budaya cangsa. Ini mengenai Paaa.l 2.4 RlJU.

RJJU Paaal 25 : Usaha impresariat hanya dapat dilakukan oleh bad.an usaha berbentuk Perseroan ~erbataa. F.PP mengusulkau. Uaaha impresariat d.llakukan bad.an usaba berbentuk badau hukum Indoneaiae Jawaban Pemerintah berdaaarkan pengalaman prak.tek selama 1ni yang ternyata kurang aehat Pemerintah berpendapat bahwa usaha impresariat lebih tepat d.ilakukan hallya oleh Per­seroan ?erbatas mengingat bahwa bentuk tersebut lebih men;)amin adanya kepastian hukwn dan pertanggungan jawab yang jelas. Haaun pada daaarnya Pemerintah alum menampung aapirasi yan.s berkem'bang. Jadi ak.omodatif ini. Usulan Fraksi PDI ' l. Usaha im.presariat dapat dilak.ukan oleh BUMN, swasta yang berdasarkan hukwn dan perorangano 2. Ketentuan lebih lar1jut mengenai impr_! sariat sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) , diatur dengan Per! turan Pemerintah. Ini usulan Fraksi PDI. Jadi jawabannya adalah untuk ayat ( 1) sama seperti jawaban Pemerintah kepada F .PP. Sedangkan mengenai usulan ayat (2) sudah ditampung dalam Pasal 26 RUU. Silabkan membacanya Pasal 26 RUU. Baiklah sekarang mari kita bersama-sama membahas RUU Pasal 270 Ayat ( 1) : Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kepariw,! sataan dilakukan penyediaan informasi yang seluaa-luasnya me­ngenai kepariwisataan Indonesia. (2) : Informasi kepariwisataan disusun selengkap mungkin dan secara terpadu sehingga mampu memberikan daya tarilt untuk be!: wisata dan kejelasan mengenai obyek wisata, kalender acara, kemudaban transportasi yang tersedia, adat istiadat setempat, :taailitas-fasilitas kesehatan, pengamanan, penukaran uang, ak._2

modasi• gastronomi, harga dan tarif. (3) : Penyediaan informasi kepariwisataar{· sejauh mungkin diup~ yakan sehingga dapat dilakukan oleh masyarakat yang berusaha di bidang kepariwisataan. Ini juga tambahan di luar RUU saya ingin menyampaikan informa­si '8ngditerima dari Irjen Deplu waktu mengeeek perwakilan ki­ta di luar, dulu tidak pernab ada jawaban bagaiaana ly:tt cukup apa tidak, selalu tidak. Sekarang ini jawabannya lebih baik d.ari pada waktu-waktu yang sudah karena memang belum pernah Departemen Parpostel khususnya Direktorat Jenderal Par mence­talt liftluk terutama oleh swasta itu hampir 2 juta liftluk dan setengah juta poster yang tersebar keseluruh perwakilan kitao Jadi ternyata ini memang sangat penting. Sekarang ini dengan Indoterisme insya Allah 25 September sampai 1 Oktober

diharapkan. o•o•o

Page 18: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 18 -

diharapkan daerah itu menyampaikan:informasi mengenai daerahnya. Jadi secara nasional kita sudah melaksanakan dengan kemampuan. yang ada dan nanti didorong, ini bukan dirangsang untuk daerah menampilkan apa liftluk dan poster mereka, ini nanti dapat di­lihat saat bapak .. bapak dan ibu-ibu, kami mohon melihat waktu kita mengadakan pameran akbar kepariwisataan di Jakarta ibu kota ini. Sekarang bagaimana usul F.KP terhadap RUU Pasal 27 ini. Usul F.KP, 1. Agar dimasukkan informasi promosi dan pemasaran untuk tujuan terutama mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan dan arus kunjungan wisata. 2. Inf'ormasi promosi dalam pemasaran dilaksanakan secara terkoordiner terpadu antara Pelllerintah, badan usaha, masyarakat. J·adi sudah berjalan. 3. Pelaksanaan ayat ( 1) dan ( 2) diatur dalam Peraturan Pemerintah. Ini adalah usulan F.KP terhadap ayat dari Pasal 27 RUU. Jawaban Pemerintah, Pemerintah sependapat bahwa inf ormasi yang di. dalamnya telab mencakup promos! dan pemasaran pada akld.rnya bertujuan untuk penigkatan kepariwisataan dan arus kunjungan wisata koma oleh karena itu di dalam memberikan informasi, Pemerintah telah memerinci sebagaimana ada dalam Pasal 27 ayat (2) dalam RUU. Namun bahwa kegiatan informasi perlu dilakukan terkoordinasi dan terpadu anatar Pemerintah, badan. usaha dan masyarakat ter­hadap ini Pemerintah memang sependapat dan apakah tidak lebih lanjut pelaksananya ini perlu diatur dalam Peraturan Pemerin­tahQ Oleh karena itu sebaiknya dikaji bersama~ dalam Panja, dikajio Sekarang baimana usul Fraksi ABRI terhadap pasal inio Mengenai materi tidak ada perubahano Terima kasih kepada Fraksi ABRI. Hanya mengenai kejelasan informasi yang dirinci dalam Pasal 27 ayat (2) RUU diusulkan untuk ditamplUlg dalam Penjelasano Ini usulnya Fraksi ABRI. Jawaban Pemerintah : Pemerintah berpenda­pat bahwa rincian kejelasan informasi tetap dalam batang tubuh sebagaimana dimaksud Pasal 27 ayat (2) RUU. Disamping dirasa­kan lebth tegas dimasukkan pula materi muatannya dalam pelaksa­naan diatur dalam Peraturan Pemerintah. Namun demikian apabila dianggap perlu dapat dibahas lebih lanjut dalam Panjaw Ini untuk Fraksi ABRI. Apakah kita dengan Bah· IV dulu, apakah kita teruso

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE)

Saya kira, tadi kami usulkan ki.ta batasi Bab IV dulu.

MENPARPOSTEL. o••uQ

Page 19: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

19

MENPARPOSTEL (SOESILO SOEDARMAN)

Mohon maaf ini. yang telah disampaikan ini bukan rumusan tapi prinsip-perinsip yang perlu disepakati. Jadi ada hal-hal yang belum disepakati, kita sependapat usul-usul agar disepa­kati dibicarakan dalam Panja sttip miring Timus bergantung kwalitas perumusannya. Yang kedua ingin diingatkan bahwa perubahan yang terjadi pada Pasal 7 perlu dipertegas dalam Penjelasan bahwa kedudukan se­mua jenis usaha kepariwisataan adalah sama kedudukannya. Jadi tidak ada yang untergeordnet tapi_neben, tidak ada yang utama dari penunjang de· primus interparis:_:. Yang ketiga, waktu penyiapan jawaban sangat sempit lebih ku -rang 30 jam.

Ol~h karena itu apabila disana-sini kurang memenuhi Fraksi­

Fraksi yqng kami hormati, saya mohon dimaafkan.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .

. KETUA •••••••••••

Page 20: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 20 -

KETUA PANSUS WARNOHARDJO SE

Kepndo Pe erintah kami ucopkan terim~ knsih, seandni-nyn sudah din noskah tertulis untuk dibagiknn, knmi roso nkan lebih\efektif untuk bisa para anggota mengikuti-nyn. \

Keputusnn rn\nt hnri Snbtu mengnmnnntknn kepndn kitn untuk membatnsi pembahasan pnsnl-posal, Bab-bob yang sudah kita sepakati itu dalnm bentuk prinsip-prinsipnyn sojo, ini ako.n memudnhknn kita bersamn. Dnri pihnk pemerintoh sudah menjawab usul snron perubnhan yang dicnntumkan dolam DIM ke-4 froksi khususnyo dolam Bab IV. Tidak kurang 31 butir todi yang disampoikon pihak pemerintoh, menanggapi berbagni mo-

--cam perubahnn penyempurnaan yong terdiri daripodn penyempur­naan redoksi, substansi, taksir don sistematika. Dari 31 yg diusulkon ke-4 fraksi menurut cataton komi, pihnk pemerin­tah telah sepakot prinsipnya untuk ditarik dan diangkat pem­bahsannyo ke tingkat Panja don kami mohon perhntian dori se­tiop froksi untuk tidok mengulangi lngi, yokni Pnsnl 9, 10, 16, 20 (usul F-KP dibuat posal boru/Pasal 28), 21, 24 oyat (1) dori F-PP don Pasal 27. Dengnn pengertinn lain pihok pe­merintnh prinsipnya sudnh setuju, baik perubohan redaksi, tnksir, substansi mnupun sistematika untuk dibahas di dnlam Pnnja.

Jndi komentor pemerintah, sudah menyetujui usul peru­bahan yang diusulknn ke-4 .fraksi yang komi cotat persetuju­on itu baik menyangkut redaksi, toksir, substnnsi maupun sistemotika, don selnnjutnya diusulkan pernerintah untuk di­lnnjutkan pembahosannya di Panja. Oleh karena itu kami ing­in mengusulkon untuk lebih memudahkan masolah apo yang su­dah disetujui pemerintah ini, apakoh tici:Jk nanti ketok pa-1 u untuk di tingkat Panja, komi persilnkan F-KP untuk rnem­berikan komentnr atas tnnggapan pemerintah atas perubnhnn Bab IV secora menyeluruh.

ANGGOTA PANSUS/F-KP ( J.G. WOWOR, SH ) . . · Berkenaan apa yang disampaikan pemerintoh, knmi dalnm

hal ini ingin menstress dulu don diperkennnkon untuk menyam­paikan mengapa F-KP dolm hol ini berkennan dengan Bab IV khususnya Pnsal 7 untuk mengadakan pengelompokan menjodi 2, korena menurut hemat kami dengan kit8 bertolok pado Pnsnl 7

d cir· i p 8 d a • • • • GI • • • • • • .. • • • • •

Page 21: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 21 -

daripada Pemerintoh, maka dengan sendirinya biln Pasal 7 ini telah disepokati, maka akanmengnlir kepada pasnl-po­sal yang berikutnya seperti hnlnya tndi yang telnh aisam­paikan Sdr. Ketun berkenaan dengan Posal 9 yang akan di­Panj:.lkon nantinyn, menurut hemot komi mnsih perlu kitn bi­carokan dolam hal ini. Oleh sebab itulah dari pemerintah, kami juga ingin menyompaikan hal alosan komi khususnyo ber­kenaan dengm Pas al 7 nnskah pemerintnh ataupun Pnsnl 8 Boru F-KPe Dolam kesempatan inilah, maka knmi ingin menynmpaikon bahwa Posal 8 Boru F-KP berkenoan dengon Usaha Kepariwisat::t­an dapat berupa : a. Usaho joso kepariwisataan, b. Usaha pendukung jasa kepariwisotaan. Untuk inilah, marilnh kita terlebih dnhulu, mengapo kami ha-

- nya dalam 2 kelompok jenis ini, yaitu melihat Pasnl 7 pemerin­tah yang mano terdiri hanya .3 jenis. Topi sebalik:nya bilama-. na kita melihat Penyelenggarn Wisoto yang tercnntum dolam Po­sal 9 naskah RUU, demikian pulo knlau kitn melihat kennda pe­ngusahaan objek wisata yang tercontum dnlam Pasnl 19 oyot (2)

kemudian juga dalom hal usaha penunjnng yang termasuk dalam Dosal 16, 17, 18, 19. Maka baik penyelenggoraan wisata mnu­pun nengusahaan objek wisata, itu semuo merunakan usaho ja-sa kepariwisotaano

Demikion pula mengenai usoho penunjang Pasol 16, 17 dan

18, oleh sebab itulnh kita bersamo-soma mengetahui bahwn ndn­

nya macam-macam usaha kepnriwisatann. Tetnpi tidak lo:ngsung, namun usoho-usahn tersebut berkaiton langsung dengon usnho jasa kepariwisataa. Oleh korena ituloh usoha-usaho tersebut kita golongknn sebagai usahn pendukung keporiwisataon ini, se­hingga kami dalom hol ini dengan nlason tersebut komi honyo mengenal 2 jenis, yoitu usoho j8so kepnriwisotaon don usohn pendukung jnso kepariwisataan.

Dengan demikian, dnlam hal ini pula k1 ta ingin meny:-imprli­

kan yang kito ketohui bersama bahwn ~da usaho atau perusnhoon­perusahoan yang hidup don kehidupannya snngat terg3ntung pada nrus kedotongan orang atau kedntangan wisatnwnn. Tetopi ndn­pulo usaho atau perusnhann yang membiorkon fasilitns untuk rekrensi. Demikian pula ndn perusnhnnn-perusnhoan ynng ber­fungsi agar wisatawan bnnynk mengeluarkon uongnya, sehingga selain sarana•sorana seperti halnyn dalam usaho jasci kepnri­wisataan maupun yang mendukung, itu snling knit mengknit dn­lam hal ini sehinggo suotu doerah tujunn wisnto menurut hemnt

knmi •••••••••••••••••

Page 22: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 22 -

knmi haruslnh memenuhi 3 hal,seperti holnyo selain snrnnn­sarona yang utama jugn harus memenuhi seperti teloh disam­

pniknn pnda nwnl pembicaraan kita, ynitu :

- something to see. - something to do. - something to buy.

Oleh sebob itu kami masih tetop ingin dnlom hol ini memper­

mosalahkan Pnsal 7 otaupun Posnl 8 Boru ini. Dan untuk lebih lengkopnya perkennnkonlnh knmi Sdr. Ketuo seloin kc.mi membe­rikan alosan-olasan ini jugo biso jugn disompaikan oleh Pnk Ibnu Saleh don kowon-knwan yang loin bilamana diperluknno

Terima kosih.

KETUA P.ANSUS ( WARNOHARDJO, SE ) . . Dengan persetujuon dari rekon-reknn fraksi dnn pemerin­

tah bila dnri rekan F-KP ado yang menambohknne Kami persilnknn.

ANGGOTA PANSUS/F-KP ( IBNU SALEH ) . •

Menanggapi npa yang disnmpaikan oleh Bopok Menteri tadi, mako sebenarnya titik perbedpan pendnpot, itu terletak pnda

Pasal 7. Mengapn kito berbedo pendapat. Kita memang membnco adanya RUU ini, kita menganalisn RUU itu dnri segi pengerti­

an yang berkembang dari anggota-anggota Pansus yang ditunjuk dari F-KP dalam RUU Pariwisata ini. Di sini disebut, usnha kepariwisataan dopat berupa a. Penyelenggara Wisata.

b. Pengusahaan Objek Wisata.

c. Usahn Penunjang.

. •

Lalu kolau ki to melihnt npokoh 3 sebutan t~ldi benor-bennr .su-doh merupakan usaha keporiwisataon ntau buknn atau sudnh te­pat penyebutan 1 tu; sebnb di sini Pa~.r1l 7 ini termasuk Bab IV usaha kepariwisataan don bagian pePtama jenis usaha. Jodi penyelenggara wisata, apakoh satu jenis usaha kepariwisataan, disebut di sini penyelenggarn wisatn seperti tadi juga Bnpak Menteri menjelaskan antnra penyelenggara don pengusahaan, pe­

ngusnhaan itu adalnh kegiatan. Pengusahaan itu adnloh ornng­

~yn.

'Demikian juga penyelenggarn. Ada juga penyelenggaroan se­bab ado penyelenggarn, nda perbedaan sebutan di dalnm membuat satu uraian sehinggn kita lalu confuse.

Ketiga ••••••••••••••

Page 23: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 23 -

X:etiga, usoho penunjong. Di situ disebut usohn penunjang dori 3 jenis itu yang disebut oleh Pemerintoh sudoh berbedo­bedn dol~m pemyebutnnnya. Dari segi tntn bohnso penyusunon uroion, ketiga-tiganyo mempunyoi ciri-ciri tersendiri. Akibat doripoda itu, moko kito menjodi kurang mengerti ntou kurang

jelos. Kemudion ini kito telaoh lebih lonjut. yoitu mennmboh

urainn yang telnh disompoikon ole~ Sdr. Wowor todio Sekn­rong mengenoi penyelenggnro wisoto. Mengenai ini lonjuton­nyo itu adolah Posol 9 RUU. Kolou kito melihot Pos~l 9 RUU mnka di sono disebut, penyelenggoro wisoto odaloh usoho pe­nyedioon josa penyerta.

Perencanoan, atou pengatur wisnto don penyelenggonn wi­sato bukon penyelenggoro wisato. Topi disebut josa perencona­on, koreno itu ado kato-koto josa, maka penyelenggora wisoto yang dimoksud RUU itu jugo termosuk jnso kepariwisatoan. Ini

seperti yang pernah kmni utorokon pnda woktu membohns Keten­tuon Umum, di dalam kita menentukon suntu defenisi usohn ke­poriwisotoon, kito harus menjeloskan usohonya ditinjau dari keporiwisotaan. Maka dori itu, moko dengon Pasol 9 ini kita dopnt mengklosifikosikan bahwo penyelenggnra wisato itu ndn­lah usaho jnso keporiwisatoan. Demikion juga penyelenggoroon objek wisota, knlou kito melihot pengusahoon objek wisoto terkoit dengon Pnsol 13 ayot (2) RUU, menyebutkon bohwo Pn­sol 13 oyot (.2), Pengusohoon objek-objek wisoto sebngnimnnet dimoksud dnlom oyot (1) dopot puia dignbung dolom kegioton penyelenggoroan wisotn sebogoimonn dimnksud dolnm Posal 9. Podnhol kitn meniloi Posol 9 itu ndaloh termnsuk josn kepn­riwisotoan.

Seknrong penunjnng/usoho penunjong tentunyo di sini ka­reno honyo disebut usnhn penunjong, dengon sendiri itu penun~

jong keporiwisatoon. Mori kito lihot Posal 16, 17, 18 don 19 RUU sebob itu ado kelanjutan posol ituo Posnl 16 menyebutkon usoho penunjang keporiwisataon meliputi penyedioon nkomodosi, penyediaon mokan minum, penyediaan ongkutnn wisatn, pendidik­nn tenoga keporiwisatnan.

Pasal 17. Penyediaon okomodasi kepnriwisatnon dopot beru­P~ hotel, pondok wisoto, penginnpnn remaja ntau penyedinon bu­mi perkemahon don seterusnyo. Jodi kolau kito boco semuanyo

~nsol 16, 17, 18 don 19 lolu kito telnnh ini ter«opot y;:mg kito temukon satu kesimpulnn bohwo Pnsnl 16, 17, 18 don 19

itu ~ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 24: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 24 -

itu usaha josa kepariwisotaan. Mako dari itu sebenarnya hanya

satu jenis, seluruhnyo usaho itu hanya sotu jenis, yaitu jasa keporiwisataan. Keporiwisotaan jolan kareno odonyo usahn-usaho

joso tersebut, kalou usoho jaso tersebut berjalon ~ongat boik, mako kepariwisataan okan berjalon jugo mokin baik, okon ber­kembang rnakin baik pulao

Maka/ •••• ·

Page 25: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 25 -

Maka dari itu kami fraksi Karya Pembangunan mengusulkan adanya 2 usaha

jenis usaha jasa kepariwisataan dan masih ada satu sebenarnya masih ada hubungannya

dengan jasa,tapi tidak langsung kepada kepariwisataan ansus, yaitu seperti konsultan

dan manajemen,usaha manajemen dan usaha konsultan itu tidak langsung kepada ltepari­

wisataannya, tetapi pendukung dari pada jasa kepariwisataan\oleh karena itu kami men~

usulkan ada 2, dus ini yang prinsip sebenarnya akibat dari pada itu sistimatika ak­

an berubah,bukan berarti RUU akan berubah,tidak. Itu hanya akan memindah-mindahkan

sistimatik akan berubah,tetapi mareri tidak ada perubahan. Kalau tidak salah ingat

pada kemarin waktu loby Pak Joop Ave juga melemparkan bahkan juga setengahnya mene­

rima bahwa itu usaha jasa,sehingga penyelenggara wisata itu dirubah menjadi penye -

lenggara jasa wisata,kamipun berfikir seperti itu dus kalau usaha jasa wisata itu

adalah kusus mengenai perjalanannya ansich karena wisata adalah kegiatan ~,perjalan­

an atau 1·_ bagial'lpdari.L:Lpada kegiata.n tersebut jadi penyelenggara jasa wisata itu sebe­

narnya kita juga tidak mau menerima tapi yang pengusaha obyek wi.sata dan usaha pen~

jang itu adalah imfeck jasa kepariwisataan,memang timbul adanya pemikiran bahwa se­

betulnya ada perbedaan a) dan b) penyelenggara jasa wisata itu juga· .•.•.•. jasa -

tapi tidakkepariwisataan~wisata saja kenaapa kok disendirikan karena wisata ini se­

akan-akan seperti yang diterangkan oleh Pak Joop Ave seperti kemarin itu,itu yang -

prominen,dia yang prominen dari pada segala itusebab seakan-akan dia itu bisa meng­

koordinir bidang yang lebih banyak itu yang kemarin dikatakan broker itu,jadi kita

bisa mempertimbanfjkan pula tapi yang lain-lainnya itu tetap usaha jasa kepariwisata

an sedangkan yang manajemen sama konsul tan yang juga oleh Pa.k Joop Ave yang oada

waktu loby itu juga banyak ditanggapi dan di:::;erap bAgitu,itu adalah usaha pendukung

sehingga tet~p mungkin kalau kita bisa berfikir ada tiga jenis ito ,sAbenarnya ada

dua jents tapi kalau mau dij arlikB.n tiga ki ta masih juga mempertimbangkan kena apa

kok disendirikan,ti-!iS8ta Hu adalah 5.ntinya perjalanan n~1a itu adalah tournya lah ke

pariwisataan ad?.lah hal ichwal mel!genai pari.wisata danlain-latnnya yring memmjang

sebenarnya tet.api ki ta tidak" menyebutnya sebagai penunjang dus hotel and soo fort

bukan,mereka adalah usaha jasa kepariwisataan denagan demit.:"ian dengan 1mraian ini -

Bapak MentPri ya mohon rnaaf tadi urairinnya i tu lsdu tJ.dak sambung karena prisal y~ng

dibahas ad~lah pasaJ RUU sed~ng kita be~fikir lalu menyesu~ikan d~n~an jalan fikir­

an kita akibat dari pada anHllsa kita terhadap RUU yang diajukan haik 3ecara bahasa

maupun secara ya sedikit ada uraian ilmiahnya yang bersangkutan dengan kepariwisa -

tcan Pak,der.gan demikian mungkin aknn terang sebab uraian Bapak Mer.teri dsng3n ka~i

tidak: sambung, t.anggapan Pemerintah dengan hal ini. tidak sambung karena memang lalu

berubah sistimatiknya tetapi bukan berarti materinya berubahtidak sama sekali bisa

dilihat yang ga~pang pasal pasal itu sama pasal ini sama dengan pasal ini,pnsal ini

sama ctengan pascl inihanya perubahan redaksionis begitu saja dengan demikia.n sauda­

ra Ketua dan Saudara Menteri yang terhormat mudah-mudahan .apa yang kami sampaikan

ini akan dapat memberikan informasi dan keterangan yang lebih jelas mengapa FKP me·­

ngelompokkan menjadi 2 · (dua) ,demilcianlah Ba.pak Menteri apa yang bisa ka":li sampai "'"'.

kan terimakasih atas perhatiannya. kurang lebih dalam tutur kata mohon dimaancan,te­

rima kasih.

KRTUA/ •••.•••.••••.

Page 26: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- :26 -

METUA RAPAT (WARNOHARDJO,SE):

Terima kasih kepada FKP, kami persilahkan dari FABRI.

ANGGOTA/F,ABRI(J 0 E PIT 0):

Terima kasih Saudara Ketua,Bap~k Menteri yang kami hormati, rekan-rekan anggota pnn; ..

sus RUU ten tang Kepariwisatan yang juga saya hormati ijink:an saya:: sebelum memberi -

kan tanggapan apa yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri tadi kami mengajukar.

suatu masalah yang sebenarnya erat kaitannya dengan pembahasan kita dipansus ini y~

itu yang menger.ai masalah mekanisme. Tadi pada awal Saudara membicarakan masalah

yang ak~n kita bicarakan pada Bab-bab ini bahwa ada kesepakatan bnhwn Bab VIII dan

Bab IX iru akan dibahas untuk dibicarakan lebih lanjut di Panja,utnuk itu Bab IV,V

dan VI akar. dl Pansuokan sedangkan scdangkan yang tadi kita bahas baru Bab IV sehu­

bungan dengan itu karena tiap-tiap frqksi sudah mengajukan tiap-tinp pasal didalam

Bab dalam bentul< usulan yang akan dibahas didalam Pansus·~maka ijinkan pada kesem-:-.· ..

patan ini::saya mengajuklan satu saran kepada forum ini untuk juga disepakati lebih

lanjut--s3bagai suatu keputusan sebingga nanti pembicaraan kita akan lebih effektif

artinya kita sudah akan meningkat kepada suatu kesepakatan~kesepokatan yang sudah

ada hasi!nya. Yang kami maksud adalah setelah kita ikuti adanya usul-usul oleh fra

ksi-fraksi maka dari Bab IV itu ad3 6 pasal yang ternyata tidak diajukan oleh frak­

si-fraksi .·.untuk dibahas didalam Pansusi '. ,maksud kami 6 pasal fnit:kah yang perlu kita

tawarkan dulu kepada forum ini untuk diadakan kesepakatan untuk kita bahas langsung

kepada Panja,sehingga kita hari iOi sudah ada dari seluruh pasal Bab IV,Vdan VI itu

sementara ini dalam Bab IV ad~ 6 pasal yang bisa kesepakati untuk diajukan didalam

Panja,baru n~nti kita akan meningkat kepada yang sedang kita bahas ini.Tampaknya t~

di penjelasdan~ini dilakukan secara keseluruh3n sehingga nampaknya memang kita agak

sulit untuk bisa menanggapi dan untuk mendapatkan kesepakatan,seharusnya kalau bisa

tiap-tiap pasal kita bahas kemudian apa kesepakatan kita dengan demikian nanti akan

ada suatu peningkatan atau suatu kemajuan didalam pembahasan ini,oleh karena itu p~

da kesempatan ini setelatl saya mengikuti penjelasan dan beberapa· tanggapan dari FKP

tadinampaknya menurut F.ABRI masalah yang masih sangat esensial adalah pada pasal 7 saran kami untuk pasal (70 ini hendaknya kita tuntaskan didalam forum Pansus ini,uE_

tuk tidak dipanjakan karena kalau disini bisa dituntaskan tentunya nanti yang lain­

lain di Panjakan itu tidak beg:itu suli t. Kami melihat bahwasanya pasal ( 7l ini ba·· -

rang kali ada semacam perbedaan persepsi,RUU atau kehendak Pemerintah dalam merumu~

kan pasal (7} disana sebenarnya menurut pendapat F~ABRI itu sekedar penjenisan,je -

nis usaha,bukan berarti kelassebenarnya kalau kita lihat hasil loby kemarin juga di

utarakan disitu penjenisan itu penjelasannay adalah semuanya itu setingkat,tidak

ada yang lebih tinggi tidak ada yang lebih rendah,apakah jenis ~itu langsung ada ka

itannya dengan kelasmenurut pendapat fraksi kami kok tidak,jenis tidak selalu ada

kaitannya dengan kla~,meskipun narnanya penunjang tetapi itu adalah sama,hanya jenis

nya dia itu penunjang,tetapi fungsinya dia tetap setingkat sama,nama bisa diganti :

menurut pendapat kami demikian tetapi peranannya sama itu nanti barahgkali didalarn

suatu penjelasan pasal ini mungkin untuk tidak kita terlalu jauh mempersoalkan pa·~

sal (7) ini karena mungkin ada perbedaan persepsi disini,lebih lanjut kami juga ber

pendapat bahwa sanya kenaapa F.ABRI tidak memberikan suatu tambahan ••.

ka ta/ •.••....

Page 27: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 27 -

kata jasa didalam pasal ( 7 )· pada RUU ini, karena kami melihat kalau ki ta baca pada

pasal (9) sebenarnya saya cukup jelas memang kata "jasa" ada disana oleh karena ~­

itu barang kali ini hanya sekedar istilah,peristilahan tetapi penjelasannya didalam

pasa1·(9) dan penjelasannya itundisana sudah ada,itu adalah jasa pemberian jasa,ka;..

ml hanya mempersoalkan didalam DIM kami yaitu istilah usaha Kepariwisataan diganti

Pariwisata karena menurut pendapat kami yang menimbulkan usaha disini adalah segi -

pariwisatanya i tubukan kepariwisataan::,ryang dibagi dalam 3 jenis sesuai dengan apa·

yang dicantumkan didalam RUU, itu saja yang kami persoalkan.itupun sama dengan apa

yang telah kami ajukan didalam DIM mengenai pengertian-pengertian.Kalau kita amati

lebih lanjut ada perbedaan juga yang prinsip antara penyelenggara pariwisata dan pe

ngusahaan obyek dan daya tarik wisata,kalau penyelenggara wisata disana memang pe:.­

nyediaan jasa itu ada pada pasal (9) tadi tetapi kalau pengusahaan itu sifatnya pe~

bangunan itu juga apa namanya itu ada perbedaab yang agak prinsip menurut pendapat

kami oleh' ikarena i tu kami tidak menggunakan is tilah j asa tadi didalam merumuskan me

ngenai jenis-jenis ini. Bahwa sany.a nanti kalau berkembang sesuai dengan rumusan

ketentuan umum yaitu penunjang itu diganti dengan usaba:!sarana pariwisata saya kira

itu bisa saj•ttetapi disini F.ABRI tetap melihat ito hanya penjenisan bukan kelas,

jenis usaha tetapi tingkat atau peranannya sama sebenarnya hIDlYA jettishya Yahg di~ golongkan i tulah penjelasan kami jadi kembali kepada apa tadi yang kami sampaikan ::'.

disini bahwa disini memang pasal (7) ini mamang perlu kita tuntaskan didalam forum

Pansus,demikian saudara Ketua dan terima kasih atas penjelasannya.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO,SE):

Tebima kasih tlA~I F.ABRiuhtuk selanjutnya kami persilahkan dari FPP.

ANGGGTA /FPP (MUHAMMAD BUANG,SH):

Terima kasih Baudara Ketua,sebelum kami menyampaikan pendapat dari FPP tadi dari

F.ABRI disebutkan di Bab IV ada 6 pasal yahg,mohon kalau bisa disebutkan Pak,kami :·,

mohon dengan ijin Ketua dari F.ABRI dapat menyebutkan Bab IV yang 6 pasal tadi.

ANGGOTA /F.ABRI (JOEPITO):

Mohon ijin kami sebutkan disiniyang tidak dimasukkan oleh fraksi-fraksi disini,per:_

tama adalah pasal ( 15) , kedua pas al ( 18) , ketiga pasal ( 1 ~} , ke em pat pas.al ( 22) , ke -

lima pasaH23) dan ke enam pasal (26) menrut catatat F.ABRI sesuai dengan apa yang

diajukan oleh fraksi-fraksi

ANGGOTA/ •••••••••••

Page 28: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

~ 28 -

ANGGOTA P1rnSUS/li'PP (HUHAMMAD BUAHG, SH) :

Baik, terima kasih atas penjelasan dari Fraksi ABRI. Sauda.ra Ketua

kalau kami melihat memang Pasal 7 ini perlu kita tuntaskan dalam PANSUS,

kami sendiri sebetulnya tidak keberatan dengan .usul perubahan yang di­

aj ukan oleh Pemerintah sebagai konsekwensi logis!clai:i pengertian difinisi

umum yang kita telah sepakati. Atas dasar itu klasifikasi yang dibuat oleh

Pemerintah yang baru tadi disinggung,disini yaitu bahwa Pasal 7 ini ter -

diri dari 3 (tiga); yaitu :

a. Penyele~ggara Jasa Wisata·yang menurut Frakai ABRI kata ~ masih

diperdebatkan tetapi prinsipnya barangkali tidak terlalu keberatan.

b. Pengusahaa.n Obyek dan Daya Ta.'t'ik Wisata..

c. Usaha Sarana Pariwisata atau Usaha Sarana Wisata na.trti kita cari

yang tepat apakah Pariwisata atau Wisata.

Agaknya apa yang disampaikan Peme:tintah i.ni menurut pemahama.n kami

dari pengertian Pasai 1 BAB KETEJ.IJTUAN UNU1'1 ini sudah mencakup yang ketiga

masalah ini, karena itu kami tidak berbeda pendapat dengan apa yang diaju­

kan oleh Pemerintah khusus Pasal 7. Tadi dari inventarisasi SaudaraKetua P3$al 10 ayat (1) kalau kB.mi me­

neliti ke 4 (empat) F.Bfr~i setuju bahwa "Penyelengga.ra" itu apakah kita

ha.rus rumuskan BUMN,/Koperasi paling tidak ketiga-tiga pelaku ekonomi itu

tercantum. Itu untuk dasarnya keempat Fraksi. Ka.mi kira kalau sudah keem­

pat Fraksi setuju biasanya Pemerintah nunut saja. Jadi Pasal 10 ayat (1) keempat Fraksi hampir sruna yang pada 1ntinYa menghendaki ketiga pelaku

ekonomi ini menjadi penyelenggara , rumu.sa.nnya apakah bad.an dan hu-

kwn atau kita rinci BUMN, BUMS, Kopera.al !tu bisa kita serahkan PANJA ta­

pi intinya tiga pelaku ekonomi terlibat langsung di dalarn Pasal 10 ayat (1).

Kemudian kami mengomentari Pasal 11. Pasal 11 ini kebetulan intinya

antara Fraksi ABRI dan Fraksi Persatuan sama. Intinya Pemandu Wisata itu

orang Indonesia, jadi bukan masalah kriminologi atau istilah bahasa tetapi

intinya Tenaga Pemandu Wisata atau tenaga Peramu Wisata nanti istilahnya

kita cari, intinya harus Bangsa Indonesia atau Warga Negara Indonesia atau

orang Indonesia. Ini ad.a titik temu antara Fraksi ABRI dan Frakai Persatu­

an Pemba.ngunan dan kalau kami boleh mengutip jawaban Pemerintah pada halaman

28 butir 32, Pemerintah mengataka.n bahwa pada daaarnya tenaga Pemandu Wisata

tertutup bagi tenaga kerja asing. Oleh karena itu apabila Biro Perjalana.n

Asing membawa oencliri tcm'ca pem;mdu wisata yang berasaJ. dari negara mereka

tanpa izin Pemerintah dengan tegas akan mengambil tindakan antara lain be­

rupa pencabutan izin usaha. mitra usaha Indonesia. Ini jawaban Pemerintah,

jadi dasarnya memang haru.B tenaga pemandu Wisata Indonesia • Ini antara

Fraksi ABRI dan Fraksi Persatuan tentu .. k.ami liha.t kata Indonesia dibela -

kangnya.

Apakah kita akan •••••••••••

Page 29: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 29 -

Apakah kita akan menggunakan Peramu Wisata, Pem811dU Wisata itu nanti bisn.

kita PANJA-kan, tetapi yang kita ing:inkan kesepakatan ada penambahan kata

"Indonesia" dibelakang kata-J<:ata Hu. Mudah-mudahan Pemerintah tidak ber­

keberatan dan jawaba.n Pemerintah memang tidak keberatan Pak,

Kemudian mengenai mater! aiau DIM yang k.ami sampaikan mengenai Pasal

13 huruf c, tadi Pemerintah agak ngambang mcnjawabnya hanya mengatakan ma~

alah agama memang penting tetapi kesimpulannya apa, apa setuju atau tidak

setuju, jadi disini belum tergambar secara jelas • Kami sekali lagi ingin

menguti.p jawab_an Pemerintah pada halaman 25 butir 18 yang berbunyi sebagai

berikut :

"SehublUlgan dengan saran agar budaya lama yang sudah tua kita tinggal­

kan dan bersifat syirik jangan dipak:ai kembali dalam memajukan pariwisata,

Pemerintah sangat setuju"

Itu dasar kami mencantumkan Pasal 13 huruf c sekarang kami memberikan

contoh konkrit di Kalimrurtan Selatan ada usaha dalam rangka menggalakan

kepariwisataan di Kalimantan Selatan menggali budaya tua, satu budeya yang

oleh masyarakat setempat disebut dengan nama budaya "manyanggar ballua".

Budaya ini sangat tua sekali dan sudah lama di tinggalkan lalu coba-coba

untuk dihidupkan kembali. Nenurut keyakinan agama budaya tersebut berbau

syirik sehingga agalmya tidak tepat untuk ki.ta gali kembali dan Pemerin­

tah sendiri sangat setuju budeya syirik, budaya tua tida.k kita bangkitkan

kembali untu.k dijadikan salah satu obyek d:m daya tari wisata. Itulah se­

babnya kami ingin mencantumkan pada huruf c bahwa buc.laya yang kita :' 'mau

jadikan 0 byek dan daya tarik wisa~a jangan ada budaya yang berbau syirik

terhadap kejakinan sesuatu agama karena tadi Pemerintah hanya mengatakan

menutut ca-tatan kami masalah agama pentfug tapi apakah Pemerintah me­

nyetujui usul ka.mi bahwa rumusrumya nanti baeaimana · ltu bisa kita pertim­

bangkan pada prinsipnya apakah Pemerintah setuju atau ·tidak dengan uaul

Pasal 13 huruf c masalah atau istilah pengembara, perburuan dan sebagalnya

kami sangat setuju apayg. diajukan Pemerintah supeya kita konsultasikan

dengan ahli bahasa.

Kerrru.dian Pasal 16 huruf g jo Pasal 20 ini kebetulan sama dengan .PraY-..si

Karya Pembangunan mengenai masalah Pendidikan. Fraksi Persatuan Pembangun­

an menginginkan agar Pasal 16 huruf g jo Pasal 20 mengenai masalah Pendidik­

an ditempatkan tersendiri. Jadi tidak disatukan, tidak merupakan usaha. pe­

nunjang. Alasa.n kami karena dala.m Pasal 21 dengan ada perubahan tadi tentu

ki ta tidak ak.. .. -:in mengguna.kan kata "penunjang", barangkali nusaha Sarana Pa-

riwisata11 kalau mema.ng itu kita sepakati, maka coba kita lihat Pasal 21

RUU apabila pendidikan tersebut ti.dak kita pisahkan tempatnya ••••••••••••

sementara kami baca Pasal 21 RUU yang lama • • • • • • "Penyelengeara Usaha Pe­

nunjang dilakukan berdasarkan izin usaha" ••••• Dengan demikia.n kalau masa­

lah Pendidikan Pasal 16 huruf g da.n Pasal 20 tidak kita pisahkan tersendiri

maka pend.idikan ••••••••••••••

Page 30: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 30 -

maka pendidikan harus memerlukan izin usaha, sehingga kesannya pendidikan

menja.di usaha komersial kalau tidak kita pisahka.n. Jadi kebetulan antara

Frakai Karya Pembangunan d:mgan Fraksi Persatuan Pembangunan sama.-sama

menghendaki perlu dipisahka.n, karena kalau tidak ter.aangk.ut~· pad.a -Pa.Sal

21 harus memiliki izin usaha, maka pendidikan menjadl usaha komersial.

Kami terima kasih bahwa Pasal 17 dari DIN kami ayat ( 2) Pemerintah

tidak keberatan dan akan diajukan di PANJA, sedangkan Pasal' 21 Tambahan,

kami men0 atat bahwa Pemerintah kurang sependapat mengenai masalah !tu, ini

masalah demikian Pak, karena disebutkan usaha rumah tangga lalu didalam

penjelasa.n dari Pa.saJ. 21 RUU disebutkan antara lain home stay, usaha home

stay. Di sini kami sudah banyak mendengar kel uhan masyarakat mengenai mas­

alah home stay. Kami bisa memberikan contoh konkrit mengapa kepariwisataan

atau pariwisata di Sumatera Barat yang penuh dengan obyek dan daya tarik

pariwisata tetapi kurang atau sedikit Wisatawan Mancanegara khususnya ber­

kunjung ke · Sumatera Barat dari monitoring Fraksi Persatuan Pembangunan me­

mang ada tingkah laku Wisata Mancanegara yang nampaknya kurang berkenan

di hati masyarakat dalam kaitannya dengan atet di. Sumatera Barat itu sen­

diri. Memonitor keadaan inilah maka Fraksi Persatuan Pembangunan mencan­

tumkan dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 6 huruf b karena home

stay ini Pak •••• kalau bebas begitu saja wisatawan tanpa memperhatikan di

situ ada tingkah laku budaya hangsa, tanpa memperhatikan nilai-nilai yang

duduk di rnasyaraka.t, lupa memperhatikan nilai-nilai agama kami khawatir a_: kali, oleh karena itu walaupun Pemerintah mengataka.n laurang sependapat teE

hadap usu1 kami Pasal 21 dengan anak kal imat "memperhatikan ketentuan Pa -

sal 611 kami- mohon untuk dipertimbangkan kembali. Kami tidak keberatan ji­

ka masalah pembatasan home stay ini ki ta masukn.n dal.am Penjelasan .,.daxii

Pasal tersebut, namun ada pernbatasa.n secara tegas mereka harus menghonnati

bUdaya kita kalau mereka tinggal di rumah penduduk.

Contoh konkrit barangkali denga.n izin Saudara Ketua, kami mohon salah satu

anggota kami yang menjadi Wakil Ketua dapat memberikan contoh konkrit yang

te:cjadi di NTB. Mahon izin Saudara Ketua khusus mengenai contoh konkrit

yang ada di NTB. Dengan izin Saudara Ketua kami ucapkan terimakasih.

Kemudian mengenai Pasal 24, kami berterima kasih sekal i pada Pemerin­

tah dan mudah-mudahan semua Fraksi dapat menyepa.kati bahwa usaha impresa­

riat juga harus dibata.si oleh nilai-nilai agama, adat iatiadat sudah masu¥:,

nilai-nilai budaya krani tidak keberatan, tapi yang terpenting dalam melak­

sanakan usaha impresa.riat nilai-nilai agruna harus kita jadika.n filter.

Sekali lagi pad.a Pemerintah kruni menyampaikan terima kasih atas pe­

ngertian yang sangat mendalam dan mudah-muaaha.n dari fraksi yang lain juga

demikian.

Kernudian mengenai Pasal 25 ini concordan dengan Pasal 10, dan ini ke­

betulan hanya dua Fraksi yang mengajukan yaitu Fraksi kami sendiri dan

Fraksi PD! ••••••••••••••••••••

Page 31: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 31 -

Fraksi PDI agar penyelenggara usaha. impresariat juga melibatkan tiga pelaku

ekonomi, rumusannya nanti bagaimana kita bisa cari di PANJA tapi kami ingin

kesepa.katan dalam PANSUS ini agar penyelenggara imp~esariat juga melibatkan

ketiga pelaku ekonomi. Itu usul lea.mi Pak. Tadi Pemer.intah mengatakan le -

bih tepat BP, kami mohon ja.ngan disebut secara spesipik kata PP tetapi ke­

tiga pelak.u ekonomi dilibatkan dtlam uaaha impresariat, bahwa dalam Peratur-. .

a.n Pemerintah dijabarkan Badan Usaha Stvasta itu adnlah BP, jadi kita letakan

di Peraturan Pemerintah, tetapi dala.m Undang Undang .ini jangan kita tegaskan

dengan menyebut BP saja posisi koperasi akan kehilanGan dan ini berlawanan

dengan Pasal 33 yang pc1.da prinsipnya sudah ki ta terirna.

Demikian Saudara Ketua, dan kami mohon iz i Dapak Ketua r.rn.lah satu ang­

gota kami untuk memberikan contoh konkrit tentang home stay di Nusa Tenggara

Barat. Terima kasih.

Terima kasih. Memang dari rekan kruni akan memjntakan waktu untuk dua

hal : 1. Tambahan Penjelasan mengenai istilah syirik:

2. Mengenai masalah impresariat.

WAKIL KEW.A . .{pn_s. H. ZAHKJ\SIH NtJI!.l s

Terima kasih Pimpinan, Dapalc_bapak dan !bu yang saya hormati.

Sebenarnya apa yang disampaikan oleh Bapak Buang tadi sudah cukup jelas

ba.rangkali saya hanya ingin menambal1 pengomentaran terhadap syirik itu •

Majelis Ulama Indonesia baru-baru ini telah mengadak.:.1.n suatu pertemuan dan

saJ.ah satu pertemuannya ada.lah mem.inta kepada Pemerintah agar dalam penonjol­

an atraksi-atraksi pariwisata ini hendalmya diperhatilr..an jangan sampai me­

nempuh hal-hal yang bersifat syirik, barangkali kalau di Indonesiakr:m bahasa­

nya begin! : bahwa budaya tua memang haru.s kita gali, itu prinsipnya, karena

bagaimanapun juga buda.ya ini tetap kita hormati. Tetapi dalam menggali bu­

daya tua ini jangn.n srunpai menjurus kepada mas:tlah.Jnasalah yang bersifat

menggali hal-hal yang berkaitan den.ga.n a.nimisme dan dinamisme itu asalannya,

karena kalau ini ya.ng .kita gali animisme dan dinamisme, maka dengan kata lain

orang tidak mengenal agama jadi kita turun ke baw~, dari hal yang tidak me­

ngenal agama, animisme ini yang seharusnYa sudah beraeama l}.adi tidak beragarna

atau dengan kata lain menonjolkan hal-hal yane berkaitan de0 gan tidak ber -

agama. Sebetulnya itu intinya, maka.nya nanti istilahnya mungkin syirik agak

menjurus kesalah satu agama, baiklah earl kata-kata yang lain yang sifat:nYa

jangan menjurus kepada yang sudah beragai.lla ini kepada ~idak beragama padahal

negara kita adalah negara Pancasila yang beragama. Tad.i diminta con-

toh mencsenai masaJ.ah animisme oleh Bapak Buang. Ini nanti bagaimana bahaoa­

nya dan bagaimana peraturannya terserah saja, yang pada pokoknya bangsa yang

telah beragama ini (kita yang sudah beragama ini) jang~ menggali hal-hal

budaya yang tidak (yang menonjolkan hal-hal yang tidak beragama itu) sEbenar­

nya kesana arahnya itu, nab bagaimana ini rengaturannya silahkan saja

oleh Majelis .•.•••.

Page 32: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 32 -

oleh majelis ulama memang ada beberapa contohJ contohnya oleh

Ketua Majelis Ulama sendiri Bapak K.H.Hasan Basri itu di

Ka 1 i m~':.111 t .::~ n f.Hj bag .!ii contob

umpa.ml:ii'lYb. itu. Sebagai contoh umpamanya itu. Disana jelas

bahwasanya dalam budaya ini Justru terlihat ini tidak beragama

artinya menonjolkan masarakat budaya kita yang belum meningkat

keatas menjadi budaya yang beragama itu saja sebenarnya masalah

yang pokok. Y.ang kedu.a home fJtay ini jangan sarnpai menganggu

masy.S1.rak.~t. t:ieternp.'.:lt, memang kebetulan pada waktu kita ke

Lombok dengan Bapak Keua Bap&k Damse disana dia punya tersendiri

b8gairnan& supaya para turis itu tidak datang kerumah dia ke

restoran dia tidak buka-bukaan, karena memang dia di tepi pantai

yaa buka-bukabn 1 lalu dia buat gambar disana1 gambar yang begitu

dia buat tanda si1ang. Berarti tidak boleh buka-bukaan dan

dipatuhi oleh mereka. oleh para turis-turis asing itu. Ini

barar1gk.::ili y.::~ng dihar.::tpk.i:-tr1 dari kita bagaim.:tna h.~.l f..iemo.c.~m itu,

y aa buka-· huk..;~u:rn di. ·t,emp.:tt yang d :i kehendak i YlH:t fj i l.'.ihk.:i.n.. A rtinya

kalau di Hotel Yb.a eiL:thk::m f.J.~jfa uus.?.n mereka. di kam.:i.r masing­

masing. Tapi kalau di home stay kita yaa janganlah. Kalau sudah

dirumah-rumah kita umpamanya hal-hal yang semacam itu Jangan

dilangsungkan ditempat itu. Ini bagaimana mencegah halnya yang

gemacarn i.tu. Ini b.:trangk.~li per lu jug.~ pengatur.:i.n diperhatikan

budaya yang hidup di masyarakat kita.

Rarangkali demikian saja·dan terima kasih.

KK.E.T fJ A BA P fll T __ HAE'.lKtlLAEllJ[LJiE_._;

Terima kasih dari F PP, kami pereilahkan dari F PDI.

Al:HlGDJ'._A_Lc' PD I l_.CLUE· T LJ:I.GJJRA.l:L Y n DH A ;

Terima kasih Bapak Ketua, Bapak Menteri beserta para Staf

beserta rekan-rekan anggota PANSUS yang saya hormati.

Terim.r::t !l

d ikemukaka~i-1 kfaf..i 1.h

oleh

&tae beberapa penjelasan yang telah

masing-masing fraksi yang telah d.is.9.mpaikan

oleh Bapak Menter i. N.~mun roendengar d.~ri penjel.2san i tu rnemang

kami dapat met<1aklumi a.pa yang dijel.:;i.sk.~n oleh pemerintah sebab

b:uni mr;nf!:t::tcn l:t:;:p.::uJ.'.:l faPf;1. yang kb.mi k.err1ukakan sej&k awal lobby hari

;:;r1bt1.l Yfai.'lf~: lulu ml":HJ.'..t.ftl~. br:-~tt~fflF.t euli.tnyl-1. utnuk mencari t<1~t"n.'.i yang

p.~.t 1 i.rtg e::;t':;tif.d ~:d. d.::1ripa.du HfJU ini. S1~bv.b i':r:tmi melUH:i.t selalu satu

RUU/ ......... .

Page 33: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 33 -

RUU satu bagian yang utuh yang tidak bisa dicerai beaikan begitu

saJa. Kalau dari semula lalu deroikian belakangnya harus mengalir setrata pola pikir yang itu juga. Mengacu daripada ini walaupun

ada kesamaan tentang pasal 7 tentang ketentuan ini bukan berarti

juga kalau ada argumentasi yang baik, dan itu bisa kita terima

bersama tentunya itulah yang terbaik untuk kurun waktu kita yang

saat kita sekarang ini, yang kita pertanggung jawabkan untuk masa

depan. Ini persepsi karoi dulu, bukan· berarti lalu lancar

mengenakkan semua perroasalahan yang kitapun tidak ada satupun

tendennya kesana, justru kita serius membicarakan dan penuh

tanggung jawab.

Sedangkan kami apa yang dijelaekan oleh pemerintah tentang

pasal 7 yang menjadi pasal 18 ada persamaan. Namun

redaksional barangkali tidak begitu penting.

dari

Kedua dari norma suatu penulisan Undang-undang umpamanya apa

perlu menjejerkan paaal yang banyak tetapi pasal itu sebenarnya

pada yang berkutnya bisa menJadi ayat daripada asal diatas,

diatur oleh Peraturan Pemerintah. Ini kami juga tadi tidak

tadinya ini teknis, disamping esensi yang telah disampaikan oleh

rekan-rekan fraksi tadi ..

Ini sebenarnya apa kita bebankan dan jejalkan kepada PANJA nanti. Itu akan terjadi lagi diskusi yang berkepanjangan,

sedangkan kita mengejar epektipitas waktu. Memang kami belum

mampu kelihatannya ntuk ini, sehingga kita nanti tiba pada saat

lelah-lelahnya, mungkin betapapun ~asa tanggung Jawab kita yaa

sudah untuk tidak terlalu menjadi pusing eendiri eetuju, eetuju,

setuju. Dan inipun kami tak mau demikian walaupun kami kadang­

kadang seperti kehadiran sekarang hanya dua orang, tanggung jawab

kita sama.

Disinilah barangkali kami sehingga tidak bisa mengomentari

apa yang disampaikan oleh poeruerintah tadi, namun kami bisa

memaklumi kalau strata berpikir pemerintah demikian. Sekarang

mari kita mengaaacu dulu kepada argumentasi yang lebih mantap

daan akurat dan lugas sesuai dengan prinsip kita tentang pasal 7

yang telah kita uraikan tadi sama-sama. Kalau sudah ini ketemu

dan menjadi permupakatan kita, kaipun untuk pasal ayat berikutnya

kai dengan terbuka menyampaikan rela untuk menghapus disesuaikan "\"'• , •r

dengan yang telah kita mupakati.

Kalau/ ........ .

Page 34: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 34 -

Kalau ini masih mengganJal saya kira akan mengalir sekian pasal

yang akan dirumuskan oleh pengertian paaal 7 ini.

Ini barangkali yang bisa kami kemukakan pada saat sekarang

ini, walaupun kami ad.9. kes.~maan dengan yang diFJampaikan pikiran

dan strata pola pikir pemerintah.

Hanya sekian yang dapat kami kemukakan pada kesempatan ini

hanya tekhnis aeperti tadi yang tidak disinggung bukan berarti

lalu kami tesinggung, tidak, waaupun dibawahnya itu kami naikkan

ke atas, misalnya tentang per.:i.tur.9.n pemerintah k.ami baw.9. keatas,

sehingga menjadi yang pasal diatas menjadi satu ayat yag di bawah

menjadi satu ayat. Sehingga simpel undang-undang ini, tidak perlu

menjejerkan pasal-pasal, secara normal yang mohon maaf dengan

kerendahan hati kai bukanlah disiplin ilmu kami disini tetapi

kami hanya mengacu kepada komordan kepada yang sudah norma yang

kita pernah buat Belama ini hanya untuk tidak perlu untuk

mengatur lebih lanjut ini diatur oleh peraturan pemerintah. Tidak

perlu saya kira pasal cukup bagian daripada pasal itu yang

merupakan ayat sendiri, ini siropel sekali. Satu pasal namun

ayatnya lalu menjadi tambah, ini menurut logika kami dan tentunya

belum tentu benar, marilah kita sekarang .... disini letak apa

pengantar kami, kami mengundang datangnya pikiran baik dan benar

dari segala penjuru. Terima kasih.

KETfJA RAPAT WARNOHAED.JO. SE. ;

Terima kasih kami ingain mengomentari dari terakhir

kira memang dar1 F PDI itu benar, banyak benarnya. Saya

tidak ada yang tersinggung dan memang karena waktunya

sekarang mengu tarakan apa yang . terbaik karena 1ilemang maksud

untuk menampilkan yang terbaik.

say a

kira

kita

kita

Kemudian dari Fraksi PP dimohonkan untuk secara tuntas jug'a

sebelum dipanjakan beberapa pasal yalrni secara konkri t mohon

penjelasan lebih lanjut pasal 11, pasal 13 ayat c, pasal 16 ayat

d, pasal 21 dan 25. Saya kira oleh karena ini penjelasa­

penjelasan yang pada dasarnya sudah ada materi substansi yang

disampaikan oleh pemerintah kiranya dari pihak pemerintah sebelum

kita nanti mengacu kepada yang lain-lain biaa dimasukkan

sebagai satu paket untuk dijawab didalam PANSUS sekarang ini.

Kemudian dari F ABRI tadi menyampaikan rnasalah-masalah yang

menyangkut/ ....... .

Page 35: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 35 -

menyangk11t h8gaiman~ mekaniHme kita~ memang maksu~ kami nanti

didalam instansi kedua akan kita p~tuskan pasal-pasal yang sudah

disepakati oleh pihak pemerintah dan p~sal-pasal secara

prioristis oleh keempat fraksi tidak dicantumkan dan kit.a

beranggapan itu sudah distujuii itu akan secara langsung dibawa

. kepada PANJA. Namunsudah tentu kita sesuai dengan suatu proses

pembahasan yang demokratis itu kita mencoba mengetengahkan dulu

pikiran-pikiran yang berkembang dari keempat faksi ini. Sebelum

nanti kita menginjak kepada pasal yang berikutnya atau Bab

berikutnya sesuai dengan kesepakatan kita, kita memang akan kit.a

putuskan. Adapun kenapa kita tidak mengambil pasal ·demi pasal

oleh k.J";.rem.'1. kaita.n-kaitan p.:ts.:1.l dengan p.:t.sl:tl yang lo.in, ini

memang sangat interrelasinya, interbovennya itu sangat erat

sekali sehingga menimbulkan suatu sistimatika tersendiri.

Oleh karena itu saya kira kita sepakati juga namun mudah-mudahan

kel.~rncar.:ln bif_;.~ k i t.~1_ 1.~tkf.;bnfak.~:t1'1. Kepad.:.. F ABEU kami mengucapkan

terima kasih sehingga dengan demikian kita dan kepada fraksi­

fraksi lain Juga djingatkan disamping pasal 6 pasal 9 pasal 10

ayat l, pasbl 16 pasal 20 pasal 21, pasal 24 ayat l, pasal 27

yang telah disepakati oleh pemerintah baik redaksi tafsir

substansi maupun sistimatikanya ditambahkan nantinya yang kami

akan usulkan untuk nanti dibaa ke PANJA adalah pasal 15 pasal 18

pasal 19 pasal 22 pasal 23 dan pasal 26.

Ijinkan kami untuk mengomentari apa yang disampaikan oleh

Fraksi Karya, kelihatannya F KP tidak mempermasalahkan masalah

fi u b c L .r::u: 1 t; .L y .1~t n g d i. p (; t' n-1 c .1:\ 1 b h k .rJ n F K P a <hl l.~;t h rn lt f:.i .') .1 .i:t h tie rtw. n t i k y .:,in g

ada ka itD.nnya de:rtgan logi.ka .1 logik.~i. s.:tya kil'".:t ki.t.:t sependapat

t;aJ ali

undangan. Ada satu Propesor yaitu Prof. Hayakawa daripada HAWAI

University yang mengatakan bahwa untuk membaca logika seseorang

i ta h.i:;i.rui-_; rne1 Hi.r:.tt b.S\gairn.cm.:i. e;em.B.ntik di.o. rnenul ifj dan bag.B.imana

dia berbicara. Kita tidak menginginkan sebagai pembentuk undang­

undc.~ng in 1. t.:Jeand.~.l iny.'.i log ik~~ t,e ep ik i r k i t.~;t y.~ng terc.:tntum di

dalam urutan ayat-ayat ini roelihat seolah-olah tidak lois begitu.

Mungin ini buk.::,1n harry.:i, mer1_:rp:s·tl~.~1.n persepsi tetapi marilah ki ta

coba untuk bisa nanti kita mendiskusikan bahwa logika yang nanti

diharapkan oleh F KP ini mungkin bisa ada suatu jawaban dari

p ih.:1 k p.-:~.111erin t.sth.

Ini/ ......... .

Page 36: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 36 -

Ini mungkin apa yang ka~i simak daripada keempat frakai. Kami

persilahkan dari pemerintah.

E.E11ElUNTAH $USILO SOEDARMAJi: Terima kasih kepada Ketua Sidang yang kai hormati, jadi

kit.a mendengar dari yang terhormat Saudara Wowor, dari F KP

menyatakan bahwa pasal 7 sebenarnya itu focus persoalan dan

mengelompokkan menjadi dua, yaitu penyelenggara wisata dan F

tadi

yang

KP

Jasa

lalu usaha penunJang ..... yaa usaha pendukung dan penunjang .....

kemudian diteruskan dan saya iugin memberikan penjelasan sekali

lagi bahwa masalah jasa masuk itu sudah kit.a terima dar F KP,

saya kira iya, diterima kata Jasa. Jadi kita kembalikan kepada

pasal 7, penyelenggara jasa wisata, ini kit.a bisa akomodit itu

lalu jawaban kit.a di.sin! mengenai Bapak Ibnu Saleh jug a

mengulangi lagi focusnya di pasal 7 malah d.iurai1rnn pewngusaha

itu orang, pengusahaan it.u kegiatan, dan lain Bebagainya dengan

uraian yang panjang. Lalu ini memang berkembang jadi jawaban kit.a

setelah dibahas memang berkembang dan sangat hants kita

perhatikan dengan seksama pengaruhnya, memang penyelenggara

wisata itu dapat berarti bentguk usaha plus kegiatannya k?rena

itu untuk mendapatkan kesepakatan kit.a ini nantinya dibawa ke

PAN~TA antara lain dengan prinsip .... primus

enterparus ............ ini salah satu tanggapan tapi nanti akan

ketemu setelah kita semua kemukakan karena terus terwang saja

kit.a tadi sangat senang ada jalan keluar yang diusulkan oleh F PP

ini untuk bisa sampai kepada usulan kit.a sebagai kesimpulan

nanti, kira -kira bagaimana mengakomodit t.adi it.u ke suatu

akomodasi yang barangkali akan bisa menjadi jalan keluar bersama.

Jadi

Page 37: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 37 -

Jadi yang sudah kita sepakati baru wisata antara lain. Jadi 16, 17, 18, 19

mengenai jenis-jenis usaha tetap terkait dengan pengertian kepariwisataan

yang bell1rn kita sepakati bersama. Setuju perubahan penyelenggara wisata di­

ganti dengan penyelenggara jasa wisata. Sedangl<c'ln tmnajerren clan konsultan

dapat ditambahkan dalam penyelenggara sarana kepariwisataan dan ini diba­

has nantilah dalam Panja. Demikian.

Jadi memang sepot6ng-potong menjawabnya, tapi oleh karena yang satu dengan

yang lain itu hampir bersarrbung satU. sama lain.

FPP, konserpasi logis kesepekatan itu yang tadi disebutkan pasal 7 ini fo­kusnya, kalau itu sepakat sernua mengalir kesana. Usul Pemerintah telah men­

cakup yang dicapai dalam ketentuan unrum. Masalah pernandu wisata orang Indo­

nesia ini antara lain, budaya lama yang tua-tua janganlah sirik dll.

Sehingga usul FPP ini penggolongannnya ini rreti.jadi kini kira-kira saya rre­

nangkap rumusan,::tetapi juga FKP m_1suk rresih jasa tadi. Jadi jasa masuk, FPP

ini baru dari dua terakhir rrenj adi tiga. Yang satu lebih tinggi dari yang

lain, tetapi adalah satu pertarnc-i penggolongannya ''us aha j asa wisata' ~, ini

usulan dari sana, kedua "pengusaha obyek wisata clan daya tarik", yang ketiga

"usaha sarana kepariwisataan''., nah bagaim:lna nanti pen.nnusannya kita cari.

Jadi mengenai soal perrundu wisata clan lain-lain kita tetap kepada keterangan

Pemerintah clan disetujui orang Indonesia.

Lalu mengenai pasal 3 huruf c) dibahas penerrrpatam1ya nanti dalam Panja.

Mengenai budaya lama prinsip ACC, nanti penempatannya rurrrusannya di Panja.

Kemudian mengenai tarnbahan yai tu rrengenai sarana pendidikan .1 supaya disendiri­

kan, itu dari FKP dan FPP. Sebab kalau tidal< ini FPP izinnya rnenjadi izin

usaha begitu. Mengenai huruf c) hormatilah budaya kita itu, sampai tadi yang

minulan saya istilahnya kalau dimana-mana rninulan pak. Jadi kalau minulan

disetrip ini lalu mereka m=ngikuti. Pasal 21.1- dibatasi ni1ai-nilai agama,

impesariat ketiga pelaku ekonomi sehingga kita menyetujui bahwa pendidikan

itu adalah sebagai sarana. Izin penempatan dalam Panja norror 7 huruf c)

tadi bahwa hormati clan lain sebagainya prinsip acc.

Nah ID2ngenai pasal 24 nilai-nilai agarna itu meskiptm setuju dalam prinsip

mari kita cari rlm.lsannya lebih lanjut ke Panja misalnya) terma.suk juga

impesariat, juga ketiga pelaku ekonorni diberi kesempatan yang sarna..

Jadi kesimpulannya Saudara Ketua clan hadirin sekalian yang kami hormati.

Satu frakasi melibat semuanya bersama-sama bahwa pengertian wisata itu men­

dasar clan dengan konsekwensinya itu nenpengaruhi terutama pasal 7. Sedangkan mengenai pasal 7 ada kesarrBan bah\.va penggolong-annya tidak ada

yang penting clan yang menduktm.g, ini satu lebellah.

Konsekwensinya·rrernang pasal 7 perlu rnengalarni perubahan, dari pihak Fraksi

Kary a Pembangtman telah menyebut adanya j asa ini.

Dari FPP telah mengusulkan adanya jasa clan sarana jasa kepariwisataan.

Tapi saya belt.JID menyebut FPDI, malah beltnn kes:impulan jadi kenbali kesana.

Nah ini maaf, ..... .

Page 38: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 38 -

Nah ini maaf, saya kira tidak setuju sekali dengan pen.musan itu dan jangan

sampai tidak rrengalir, jadi ini demikian. Ini tadi tidak disebut tidak mengu­

rangi Fraksi PDI tapi oleh karena sud.ah satu napas seperti yang saya sebut­

kan. Oleh karena itu kita sepakat menyempumakan terutama. pasal 7 RUU itu

sebagai pegangan dengan m=ngakOITDdir usul Fraksi Karya Perrbangtma:n , Fraksi

Pcrsatuan Penhmgunan clan Fraksi POI yaitu pasal 7 yang ta<li mengcmukakan

bahwa adausaha, ada sarana dan tidal< ada pemmjang, ini prinsipnya.

J adi n:nnusan yang ki ta usull<an bar angkali ini :

1. Penyelenggara wisata rrenjadi Usaha jasa wisata

2. Pengusahaan obyek wisata dan daya tarik wisata yang telah disepakati

3. Usaha sarana kepariwisataan.

Itulah mengapa kita semua masih perlu Irem:mtapkan pengertian dari pariwisata,

kepariwisataan dan wisata.

Mengenai yang lain-lain kami kiratidak keberatan a.pa yang dikernukakan oleh

Ketua Pansus, jadi nanti ada diputuskan mana-mana yang sudah disepakati ber­

sama oleh fraksi-fraksi tentu fralzsi Perrerintah dalam hal ini tidak kebera­

tan lll1tuk lanjut ke Panja. Jadi saya gembira sekali bahwa fraksi-fraksi sa­

ngat meneliti mana-mana pasal yang misalnya saja tidak diajukan oleh fraksi

tetapi diusulkan ini langsung kesana, dalam hal ini fraksi ABRI. Teri.ma kasih.

Jadi teliti sekal:L disini bahwa ada 6 pasal yaitu 15, 18, 19, 22, 23 dan 26

yang diajukan oleh fraksi dan tidak diajukan kedalam Pansus diusulkan Panja

saja, ini sangat setuju pihak P~rintah tentunya.

Dan juga tadi dari Ketua rrengusulkan ketingkat Panja beberapa yaitu 9, 16,

20, 21, 2L~, 27 sedangkan 10 tadi ada dikonstatier oleh Fraksi Persatuan Pem­

bangunan adanya bahwa 4 fraksi sudah bis a dikatakan sudah dapat rrenerima.

Jadi saya kira inilah tanggapan Pernerintah rrn.Jdah-mudahan dapat diterima..

Terima kasih.

Teri TIU lc;1!; Lh.

Kami :ingin tawarkan apakah kita fraksi-fraksi akan memanfaatkan tennin

yang keclua dan karni ucapkan terim-1 kasih kepada Pernerintah yang sudah disam­

ping nY:~njelaskan dan telah rnenanbahkan penjelasan ulang daripada pokok piki­

r.::in yang d.i.~;c1mpaikan frnks:L-fraksi.

Kami persilahkan dari Fraksi Karya Pernbangtman.

SmKLn:a Ketua clan pi] ie:tl' Pemerintr1h khususnya Bapak Menteri kami ucapkan

ter:inl!.1 l<a~dh at:-is penjelascm L:1nbHhan khususnya yang berkaitan dengan pasal 7

i.ni. n':in cLi.d pihak Perne:rintah telnh rnenyarnpaikan yaitu berkenaan daripada

tLsul an Fraksi Karya Penbangunan yaitu dengan rnengelompokkan dengan sistima­

tika y.::ing baru yaitu pasal l yang dLusulkan Pernerintah sekarang ini adalah

perUmH usal1a j asa wisata, kedua pengusahaan obyek dan day a tarik wisata,

ketiga ............ .

Page 39: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

I

- 39 -

ketiga usaha sarana kepariwisataan. Untuk inilah Saudara Ketua kami masih

belurn bisa., oleh sebab itulah usul kami dalam hal ini berkenaan dengan

usulan Perrerintah yang baru ini kiranya adakan lobby dan terlebih dahulu

tentlll1ya harapan kami. diberikan kesempatan kepada Fraksi Karya l.ll1tuk IIE!Tbi­

carakan intern dulu, tmtuk kemudian kita beranjak kepada lobby.

Demikian Saudara Ketua ..

KEWA RAPAT (WARNOHARJlJO ,· SE) _.....,..,.....,.....,.,.~ ............. ~ ................ _....._ ......... -~_ ........ ~~-~~~~--~-ti

o Terima kasih.

kami saran dari Fraks i ABRI . (Fraksi ABRI tidak ada saran)

Teriml kasih dari Fraksi ABRI yang tidak rrengornentari keterangan Pemerintah.

Kami silahkan dari Faraksi Persatuan Pembangunan.

ANGGffi'A PANSUS (MUAHAMMAD BUANG, SH) --....,._~.,...._.,.. ........ ,..._.,.~ ........... -~ ...... ....__,~ .......... .,._..,~ .. -""""""""----.._......,._

Terima kas ih Saudara Ke tua.

Kami sangat bergenibira bahwa usul fraksi karni yang dapat diterima oleh

Pernerintah dan seluruh fraksi karni akan infentasrisir kerrbali pasal 6 huruf

d) rrengenai nilai-nilai agarna disetujui dan disepakati, kenudian pasal 13

huruf c) dengan memperhatikan juga masalah agam.9. disepakati dan pasal 24

impesariat juga dibatasi oleh nilai-nilai agama.

Maka letiga pasal ini telah disepakati substansinya kami dengan senang hati

rrengumurnkan dan rrernproklamirkan bahwa usul kami pada konsideran menirribang

huruf d) tidak perlu dibicarakan lagi. Teri.ma kasih. f

~ RAPAT~ARNOHARnJO, SE) :

Teri.ma kasih dari Fl?P. Kami persilahkan dari Fraksi PDI.

Terima kas ih Bapdk Pimpirnm .

Jadi kami clapat apa yang ditawarkan tadi rrenerimanya. selanjutnya tmtuk

lebih fixed kami rrDhon j uga Sekretaris Pansus untuk m::nginfentarisir penm.­

salahan-pennasalahan yang yang di Panja nanti, yang sudah setuju clan lain se­

bagainya tmtuk kita terima. Kalau kita rrelihat catatan kita ma.sing-ma.sing

rnungkin ncln yang t:er1upakan. Hnnya sekian perroohonan kami rrelalui Bapak

Kettu.1. Teri.ma kasih.

KETUA RAPAT (WARNOHARilJO, SE)

TeriTm kas ih .

Dengan demikian saya kira sudah 2 kali menggunakan tennin tmtuk membahas

dan rnernbicarakan Bab IV. Dan sesuai dengan tawaran kami setelah 2 tenniyn Pe­

merintah suadah menjawab. Kami ingin rrenawarkan untuk langslll1g dibicarakan

di Panja yang pertama pasal-pasal yang dianggap secara aprioristis sudah ki­

ta setujui olehkarena tidak dirnajuk.an di. Panja sebagaimana diusulkan oleh

frtiksi ABRT, ynkni pn~;al 15, pr1s:1l 18, pasnl 19. pnsal 22, ptisnl 23, pnsal 26

ditarrbal1 ............. .

Page 40: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 40 -

ditarrbah dengan pasal-pasal yang sudah dimajukan oleh keempat fraksi dan sudah dijawab oleh pihak PenErintah pada Sidang Paripurna pertma sekarang

ini. Dan dianggap oleh fraksi-fraksi yang bersangkutan sudc:ih rremuaskan dan

dapat ditarik ke perribicaraan beri.kutnya adalah pasal-pasal : 9, 10 ayat (1)~

16, 20 1 21, 24 ayat (1) , 27 itu nerupakan perrbicaraan yang tadi jawaban­

nya telah dipersiapkan oleh Pemerintah kemarin.

Ditarribah lagi dengan pasal-pasal baru yang setelah ada klirifikasi penje­

lasan dari pihak Perrerintah khususnya dari pihak fraksi Persatuan Perrbangunan

adanya persetujuan atauptm usul tmtuk langm.mg ditarik penibicaraannya ke­

t.ingkat Panja .:1daL1h pasal 13 c), pasa 1 16 cl) 1 pasal 21 elm pasal 25 ternu­

suk pasal 13 ayat (c).

Kami. ingin menawarkan apakah pasal-pasal baik yang secara aprioristis kita .

anggap sud.ah disetujui maupw. pasal-pasal yang memalui perrbahasan tingkat per­

tama dan tingkat kedua ini sudah disepakati, prinsip-prinsipnya yang n~nyang­

kut pen1bahan redaksional, perubahan tafsir, perubahan substansial maupun sis­

timatika dapat dibicarakan ditingkat PANJA. Dan selanjutnya kita akan meng­

konsentrasikan kepada pembahasan pasal 7. Dapat diterima?

Terima kasih. Khususnya yang berkenaan dengan pas al 9, bilamana pasal 9 ini

mengalir ke sistima.tika kita yaitu berkenan dengan pasal 7 yang kami usulkan

tadi clan diadakan lobbying pertama intern kita. kemudian dengan Perrerlntah nantinya bil.amana hal ini demikian, maka dalam hal ini kami. rrenunggu dulu

dcngan pasal 9 ini. Demikian terirna kasih.

~E~A .!~1

M:.-~~~~l~~9 '· ~~-: Terirna kasih Fraksi Karya. Silahkan Fraksi ABRT, apakah setuju dengan FKP

atau setu.iu dengan apa ynng saya bicarakan tadi ? (:F'ABRI setuju)

Fraksi PP ? (I1>P setuju)

Dari Frc:.iksi PDI ? (FPDI setuju)

Dari pihak Pemerintah kami mohon ada satu fraksi yang memang irengharapkan un­

tttl<. bisa masih dibi.carcikan didalam Pansus

melalui lobby .......... .

Page 41: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 41 -

melalui. lobby nantinya Pasal 7 dengan Pasal 9, sedangkan Pasal­

Pasal 15, 18, 19, 22, 23, 26, Pasal 10, 16, 20, 21, 24, 27, 11,

13 c, 16 d, 21 dan 25 itu seluruhnya ke empat Fraksi dapat mene­

rimanya untuk dibicarakan ditingkat Panja.

Kami mohon tanggapan dari pihak Pemerintah.

MENTER! PARPOSTEL (SOESILO SOEDARMAN)

Pemerintah sangat menghargai persetujuan Fraksi-fraksi untuk

yang sudah apriori setuju, yang sudah prinsip disetujui untuk ke

Panja langsung, tetapi dengan menghormati bahwa 7 harus di lobby,

dan karena. 7 masih di lobby maka 9 juga ada _pengaruhnya disini.

Oleh karena itu 9 keluar daripada jajaran itu semua. Ini kalau

boleh saya menafsir apa yang diusulkan oleh FKP.

Demikian.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)

Ter1ma kasih atas pengertian pihak Pemerintah dan saya kira

persetujuan kita bersama kita keluarkan Pasal 7 dan Pasal 9 dari­

pada urutan yang·kami sebutkan diatas, untuk nanti kita lobby dan

kita bicarakan. secara tuntas di Pansus, sedangkan Pasal-pasal yang

tadinya kami sebutkan ba~k secara apriori maupun melalui pembahas­

an sudah disepakati kita lanjutkan di pembicaraan Panja.

Dapat disetujui ?

(SIDANG PANSUS : SETUJU) .

Terima kasih, jadi kami akan lanjutkan pada sesion berikutnya.

Oleh karena waktu.sudah jam 12.00, kita akan bersantap siang dan

sekaligus nanti langsung kita mengadakan lobby. Oleh karena itu

nanti kita akan· lanjutkan jam 13.00.

Demikian kita skors untuk sampai nanti kita ketemu .jam 13.00.

RAPAT DISKORS JAM 12.00 WIB. )

SKORSING DICABUT JAM 14.25 WIB.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.) :

Rekan-rekan Anggota Pansus yang kami hormati, pertama-tama

kami mohon maaf atas dilampauinya jadwal sebagaimana kita jadwal­

kan 1 jam, akhirnya berkembang l~ jam.

Namun ....... .

Page 42: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 42 -

Namun demikian kita menarik satu hikmah dan manfaat bahwa dengan

Pansus ini kita secara keseluruhannya mudah-mudahan dapat menggu­

nakan waktu secara lebih efisien dan efektif dimasa-masa yang akan

datang.

Butir yang dijadikan topik dalam lobby· adalah menyangkut usul dari

Fraksi Karya sesuai dengan kesepakatan empat Fraksi dan Pemerintah

yakni Pasal 7.

Ijinkan saya untuk melaporkan hasil lobby yang sudah berkembang

hampir l~ jam tersebut.

Setelah mendengar argumentasi baik dari Fraksi Karya, Fraksi ABRI, . .

Fraksi POI dan Fraksi Persatuan Pembangunan dan P-emerintah, maka

telah dicapai satu kesepakatan mengenai baik judul maupun substan­

si daripada Pasal 7 yang akan mengalir kepada Pasal-pasal berikut­

nya d~dalam batang tubuh khususnya didalam Bab IV sebagai berikut:

Jadi Pasal 7 Bab IV berbunyi : _Usaha kepariwisataan dapat berupa,

jadi konsep RUU dapat diterima sebagai berikut

1. Usaha jasa wisata

2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata

3. Us aha sarana pariwisata .. :. -

Saya kira perlu penjelasan, tadinya kita sudah anggap tuntas.

Saya kira perlu penjelasan dari pihak Pe~erlntah ada usaha sar~na

kepariwisataan atau.usaha sarana pariwisata.

MENTERI PARPOSTEL (SOESILO. SOEDARMAN)

Jadi demikian~ kalau boleh saya menjelaskan.

Usaha sarana pariwisata, kita tahu bahwa kepariwisataan itu ling­

kupnya luas termasuk fasilitas-fasilitas yang menunjang didalamnya

itu, itu tidak bisa· diusahakan. Yang biasanya ini didirikan oleh

Pemerintah. Kalau Pariwisata memang bisa merupakan suatu usaha sa­

rananya (sarana pariwisata) .

Jadi diatas juga sudah tercantum usaha kepariwisataan.

Dari Pemerintah demikian.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)

Silahkan dari Fraksi Karya.

ANGGQTA PANSUS/F. KP ( J. G. WOWOR, SH.-) :

Jadi untuk kita sepakati bahwa mengenai butir-butir tersebut

yaitu khususnya butit 3 usaha sarana pariwisata atau kepariwisataan

buat kami ini sekarang masih tetap kepariwisataan, tapi bisa nanti

di Panja-kan. Sedangkan nanti urutannya itupun di Panja-kan.

Ini kesepakatan kita.

Demikian Saudara Ketua.

KETUA

Page 43: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 43 -

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO, SE.)

Terima kasih dari Fraksi Karya, kami persilahkan dari Fraksi

ABRI.

ANGGOTA PANSUS/F.ABRI (JOEPITO) :

Terima kasih Saudara Ketua.

Tadi hasil lobby memang apa yang tadi dipersoalkan rnernang su­

dah disepakati rnenjadi usaha sarana pariwisata, saya kira kita se­

rnua sudah sepakat tadi.

Untuk itu rnenurut saya kalau ini masih dibawa lagi ke Panja, rasa­

nya kok rnasih agak ngambang lagi. Jadi apa yang sudah kita sepakati

dalarn lobby sebaiknya tidak perlu kita panjakan. Memang tadi kalau

Ull'Utan ini yang·masih perlu Panja-kan, namun Fraksi ABRI berprinsip

bahwasanya dalam .hal ini· usaha kepa~iwisataan itu tidak perlu ada

sernacarn klas, harus tidak ada klas. Ini prinsip·Fraksi ABRI.

Urutan itu sebenarnya hanya sekedar penulisan, untuk itulah di pen­

jelasan supaya tidak rnenimbulkan nanti polernik dimasyarakat seolah­

olah adanya perbedaan dan sebagainya diberi penjelasan kedudukannya

sama. Karena tiap or.ang akan mempunyai interpretasi berbeda-beda.

Kernudian yang rnasih. ·kami mintakan nanti juga dicatat, bahwasanya

Fraksi ABRI menginginkan kata "dapat"'itu tetap dihapus.

Karena karni ingin supaya RUU ini merupakan suatu RUU yang pas.

Tidak ada yang masih ngarnbang. Karena kalau dapat itu nanti ada

lagi yang tidak tercantum dalam Undang-undang ini.

'I'api ..•.••..•.

Page 44: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 44 -

t .::::1. p :i. k -::':!. 1 -:"::i. t..l j ~:::~ n .i. ~:~ ...... j t::·:· n :i. ·::3 u ::::. d h -:::t n ya k .i:.'-\ Hi :i. l::i i ·~::. ,::i. :n i::::· n q F~ r- t i tap i k ·:::<. l .a. u 1. ·c. t.

ff1 i::t ~~-, i h d i::t p .-~, t b t:·:: l'" k t::: m b .::1 n (.I , t i::·1 p i. y {::·1 n GJ c:-1. k i:":\ n c:! i Et t u r·· .:\. n :i. pa:::~ t .i d <~t I< b c::i 1 c:· h

.i. t.u.

in i. n t i::1 k i::·t 1 i::\ L.l pc:· r· J. u i. n i cl :.i. c i::·t t. at u n tu k d .:\. ff1 ,:·:-t ::::. u. k i:':\ n d !::·1 1 2i. m P <?:\ n j ;.::·1 " I·- c·:' ;· .. .:t Hi.;,,·,

k ·:'::t ~:;; .i h "

t:~:E.I!.:1.0 ... _.f'.~tlE:.ftI. ...... L~:ffJ.[~;.N!J.!:::!f.::!.GihI.O ... ~.J.~;:E.1 : T i:-:· 1· ·· .i. in a k a~::. .i. h • i< <-~1. Hi .i.. pt:? r· s; i 1 a. h k .i:':\ n cl .:::t r .. .i.. i::: .. F· F' ..

oii::;.h F. cl d 1 am ~::.. .in .i.

ur·1 t.1 ... 1 k

k,::"t.1 i p,3_j··· :i. H .i. ·:sa ta, 11 ..

t:. i::·:: (" i. 1Ii d k d !::~ i. h "

1::.~: .. c .. :r..i,::!.6 ...... f.:;.f~.C~d . .I._. __ tHOJ.:;J:~.i]HbE.P.:,I!:2 .. ~ ... ~~;;.J.;; .. 2 ... : T1:.':1r· i~n-:::i. k asi h dar·· .:i. F. F'F'. k am.i per .. -::::.:i. J .::-.. hJ.::.:·:1n d;:.·'.i" . .i F .. F'D I ..

(j . .C:LP.!~?.LL.:1.~D./'. ....... f ... ~ .. r:.·.n .. L ...... .L ...... L ..... Q..U.fi~IJ ....... L! . .(}.~U3.hLL .. ~Y.!::J.PJ:ld .. )_ ~ Terima kasih Bapak Ketua dan Bapak Menteri

sekalian yang kami hormati.

k .::\ m i. t. i::\ d .i h .::\ 1 i n .i n 1 i n t E:\ p \:·:-:· n c:· q i:-:i. s::. E\ n u n t u k

tun td!::i,

kita mufakat bulat, bahwa itu adalah hal

~=3 1::~ q ,;;\ l i:~ :i..n.i.

kc:·inbd 1.i.

d.::1p:::\t t:i.c:l.::1k · .... 1i"'ICJ

d.i.~::~.:::-.tnpa.ik,::tn t'"E•kc·:ln kit.-::1 da.r··.i F .. ~<P.

'.3eli::injut.nya juqa inipun barangkali dalam Panja 'l::.,::1d:.\.

b .i. ~~; :i .. k ..... /] .i. ~i~ ,i k jdd.i p:L k .l. t'"Etf"I ya.nq bEt.1, .. u ff!;3.f''"i k.ita n.-:int.i.

ki:·:·:•tE\n tui::1n k.:i. ti::t

knk

Tapi yang disetujui tadi jelas Pariwisata itu. Ini c..::itdtE1n du1u ..

,.J -~·:i.d :i.

Page 45: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 45 -

J c:icl i L.tn tuk tidi::lk int:.1mpt:::•1'··pi:\nj an9 ma~:~i:·:·1 l .::1 h y Ein<J s.~::.bt:::n a t· .. n y e:-1 ~::)ud i:-:-1 h

k.i.ta lobby·-·ki-:-tn SE?d(?.mikian pi:.1njan<.]" Y-.:..1nq pc:·r·tamE1 s~~1y'-:i. in(.J.i.n mi:::ol'ion

c d. t,::1 tan. F'.:?. r tam a, titipan daripada F.ABRI agar supaya kata 11 c:i.E1pat'' itu di.pt:?1·-timban1]kan untuk clapat dihdpu!::~.

d.i.bt=.·1,::\kang usahc:\ sa1--·ana par·iv.Jis-::ita ini l::>i~::.;::1 cl:i.b.icar.::iki:-:·1n c:I:.\. F'dnJi::\~

.J .:::.. d i d t-:~ n ~J ~:::•. n

demikian Bapak-bapak/Ibu sekalian, saya kira hampir keseluruhan

Bab ]. ~ I .~ yanq da.r--.i. / dt~ngan '..2G

keseluruhannya dengan mengingat tadi secara aprioritis kita sudah

tidak membicarakan dan dianggap kita sudah setuju semuanya. tujuh

pasal yang melalui diskusi dari jawaban Pemerintah Fraksi-fraksi

sudah dapat menyetujuinya dan yang tera~(hir yang memerlukan lobby

p .::1 n j .::-1 n lJ pa f.:> i:\ l '7 pd .::1 a k hi r· n y i::·t ~:~t:~' k i::·1 1 i pun b c:· l u Hl bu 1 at. !I tap 5. p 1" .. i n •::;. :.i.. p .....

pt- .i.n ::::, i. pn y;:\ ~:;ud ah cl .i. st::~ t.uj u k an d .i b.:1vJc-:-1. k .:1n k i·:-? F' i:':\n j d ..

dengdn persetujuan dari keempat Fraksi dan pihak Pemerintah Bab

I 1./ sudi::\h b.i ~.;i~-\ k i ta 1 a11lp.::1.u.i. d an <.::>E~ 1 ul'·uh pt:?mb.-:1h,:i.~::-;.:i.n ~:1.kan d :i.. 1 a ki...\k dn

di PANJA dengan segala catatan-catatan yang tadi kami sudah

~:)dffipa.ikan n

Waktu sudah menunjukkan pukul 14.40 WIB. Jadi masih ada Bab

k.::uni l .ihat d.is.ini u~:~ul ~>a1 .. ··.::-1nny.::·1 yr.:·1a t'-nqi::in· .... j·-·inq.:·:·1n di::in ddi:':i !:::.atu··· ..

satu bahkan dari F PP dari Bab V dan Bab VII t.id,-ak liif?nq1::\j ukan

pG.·t-L.lb<'i:\h,:~\nny~'ll j,'::ld.i ~5.c!\yc·:\ kirc-:1 hi::1nyG:\ ac:la t:::·nE:\m but.ir-· t~11nbE:1h c:IE~l;;:1pc:-1n

but .i. r- j ,:\ d is £1. y <:Z\ k i ,.~· .:-:\ b l7~ ~=~ o k H .. • .. aka n k i 'i::. d. 1 Et n j Lt t k an k •::?! ~~- i::? 1 u i"" u. h i:1 n n y i::t

atau kita dengar hasil rumusan pemerintah yang telah kita susun.

Kai pesilahkan dari pihak pemerintah kira-kira apa dilanjutkan

sampai jam 15.00.

1::£:J1E8.IJ~.I.ftl:i ...... ~?..Ufi..U:: . .Q..f:?.O..~.~~f!.{)Hf1 .. G.J::J.. ;; Saya setuju sampai jam 15.00 WIB

yang kami hormati. I j :i. n k ~:l n 1 ah k i::\ m .i. m E~ in u J i:':\ :i. d E·~ n q an El .:··1 b V p E· 1:·· i::1 n

serta masyarakat pasal 29 di::\lam r~~uu:. RUU Pasl 29 berbunyi

masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan

serta dalam penyelengqaraan kepariwisat0ar1 kita terima usul • ...i ............ : Udr J..

F pr::· mt.::<muny.::1:i t-umu!::>an "/df'iiJ s.i::·lm .. ::1 c:IE·ni;;JE1n 1:::ic·:·mc-.'l'":i.ntah .. JE1d.:i. j.::\~·J,::"tb.::in

pemerintah singkat terima kasih. Kepada F KP yang mempunyai

pt.::~r-·~:-t:-:~p~::.i yano ~::l-2\iHd. d(:~:·!ngi::\n pt:::!ii'it::-:"r-in t.ah. Vitra juga terima usulan

d d r ... :i. F 1-::1BF\ I ~::>.a tu 1n.::1. ·:.=;.-::tr ,;:1 k at mE•fn :i. l .i k i

L\ ri t Lt k / .. a • • .. • a .. • •

Page 46: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 46 -

untuk k c:1 p <::i. r·· i t.•J :i. -:::; P\ t ,::\ i::\ n hdik

pada proses pengambilan keputusan pelaksanaan maupun pengawasan.

I:) 1...1 d ~::~ y <::\ r- i::i t ..... s y i::\ r-.. 17:\ t. d i::\ n 't a t <·:, c <'::\ r· a p ,~.? r- ;;:i. n ~; P , .. t ,::i_ m ;:;,. ?.; ,7~ t"" ,::\ k 1::\ t. ::; 1~·:·! I::; <::\ q a. :L 1T1 ~·:in a.

di m,::1 k ::::.ucl cl i !:':\ tu1,.. dt:·~ng i::-1n pE~ r·c:\ tu t··e:in pPmE't·· in ti::\ h"

T f:? t'" hi::\ d i::\ p u ~:; u l <!:'\ r l d a ,,- .i. r..- A B 1::;: I ~ p Pm<:~ r- .i. n t c:\ h m E~ b (·? r· i k ;::1 n j E~ t.·,1 (::i. b E:\ n

bPI'" :i. ku t. : da 1 am pE?l"l~Jr.:1mbi 1 an kPpu tu~:::.a1·i pc~ r- .I. u cl .i. h F·1 cl 13. k ,::\ n

1n,·::\n ;::i. y .an q mr-:_i.n j ;::i.d i k~?.V-JE~n ;3nq 1-:i.n p(-::?mi:'?I'" int.ah d ,::tn man ,3 pu 1 i::\ k.;2 .i. ku t

(~cl d pun <.::>ya r a t -- s; y c:\ r· a t: d 17:\ n

~~;f:.•1, .. t'.i::\. mE1:::>"'/Ei.1"·E1ki::i,t n.i pc:-?r·lu d.ik<::'lji lPbih li:tnj·ut cli:~n dibi:1hD.-::; d<J.li:'.1.m

F'(.)l\!i:JP1. Ini mE~n~.:.ieni:·:\:.i. usu1<::\n dar·i F l~BnI.

U ·~3 u. l 1::1 n r·· F' D I ~ t-· <::\ k ya t s e t P rn pa t be~ r- h 13 k u n t. u k m f~ l i b 1::\ t k t':':\ n d .i. r- .i.

di::\ n mi::·:·: m q €:\ n ~:J pc·:~ r .. i::\ n c:\ k t i p cl<::\ 1 <3 m <.::. E: 1 u r· uh p 1- o ~::. E-~ ~:3 pc:· ny r:: l c: n q c_1.:·:1r .. 1:·,, 1::\ n

In .i. d Et v- F F'D 1 , j r-~~·J,::;. b,::,n pE-::m<-=' r· .in t.-:?1 h ,?.\d ,;., J. i:3. h p1:-:id <:\

d ,;:, !::i ,::1 E:i ,, .. n ya p F· m c0 I"" .i n t: c:\ h m E? n 9 o 1--· m 1::\ t i k t? k u t ~::; e ,, .. t a r.:\ n mt:\ i~> y ,::\ t·· t:\ k €:\ t , t. F~ t. i::i p :.i.

pf'!: , ... l u d .i. 1 .i h ,;;, t s (~;· c: a 1'- c:i. 1 u q ,':l ~:5 d a l a rn p r · ci ~;es y c·::1. n q man a r· i::i. k y ;::\ t. p €·? I'- l u

c:l i. :i. k u t ~;) t::~ r· t. ,:·:\ k 1::\ n c:I ,3 n d i m 1:,, n i:':\ pr::- m C! r- i n t. ,:;\ h h c\ r u ~::. d :i. l iJ. k ~:: . .::\ n ,::\ k c:-1 n o l E·! h

itu sc-::~ndir.i. DE' n q ~:t n d c~ m .i. k i an t.Ppat a.pE:ib.i. l .:~\

d \·:·? n q ,;1 n .i..ni

~::. c:· d El n q k <::1 n u. n t. u k F K F' ~:; €:\ rn a I'" um u ~::. 1::\ n n y c:;'I den q an p em c: t'" i n t t\ h •

.J;::i.d:i .. ad.:,:i. d;:1r·.i.. ·fl'"i::'lk~: . .i f.)BHI ddr1 F F'DI - F. PF' juqi:?I f::,1::1m.:·::~ tc~r .. .i.m.:J. k.::i.~:;.i.h

k 1::! p E1. d i:':i F F' F' .. D c· m :.i. k i i:-:1 n pr:::: n j t-: J. as r.·1 n c:I i:?l 1- i E: E\ b \.' ..

!< e1 m .i pc:· r· ~> i 1 E:\ h k an · ~ k C:\ mi in CJ i n m F:.' n F.\ ~AJ C:\ r .. k t'.:\ n E:\ pi.:\ k <::\ h · k :.i. ti:':\ b c: !'" :.i. k E1 n

int::· n y i::i ff1 p ,::\ .i k i:'i n hc:1~::.i 1 r· rn u ~::> C:\ n n y t::\ cl i:·:\ 1' .. i El .:~ b V I cl 1::1 n B <::\ b \) I J

k .i. t .:-::i. l:J f:: ~:; o k rn u 1 a i cl f:.~ n q an t i3 n q q a p B n 'f 1·- e1 k ~~ i -- ·f r- a k ~;; i .

L:L.u.E;B.I.!>!.J::.oJ:::! ....... t}.L:!.HJ.L.U ....... f }.P.~~:.P.o.Gt!(\l~:I. : BE1:l.k k«::\m.i 1~·:'lnjutk1~\n dPn<Jt:\rl Bab \,/J pc-::-mbinai:':\f"i~ yi:-:\:i.tu nuu p.::':\~:}E1l

~::; 1 pi::2mr:·r ... i. n t..::':i. h mE?m bE~I"- .i. k i:.1.n pi?mb in <3.an k f:? f.Ji::\ t' .. .i ~"' i ~:1a·t.i:~i::i.n cl 1::1 l ..:'.Im bE1n t.u k

pc:mbE·:·r-:i.<'::\n bi m b i·nq 2:\n dan

F'DI !l ~li::\ tu pcirni?.1-- .i. n t E:\h

k c::.·pi::\ 1·- i1;\1 i.-::;d tc1a.n d ,·0. l ~'.:\fn bc:n t. k p<~~nq r:.\ tu 1'·,:;~n pi::?m bc::-v· i i~-\n h j_ mh in(_] <":':\n d Dn

tE:r·h1:1d!:'.\. p d.ibidE1nq

I<(~~ du t::\ k ('.:? t. r-:0 r ·1 tu<':'. n l c-? IJ i h l B. n j u t t F:~ n t <:.:\ n \J pc~ m h .i. n ,::\ i:':i. n

p C" in E:~ r· :i. n l.. {·::\ ! 1 a. d ("3. l c'.I. h pc-:::- in E! , ..... i n t .::\ h ~:~. i:·? I:: u j c.1

t.i:::::1' .. hi:':\clE1p u~:::.1...1lE:\n Fr·c-:\k~:~.i. F'DI m•::~n<;1c:n1:::\i e:1yc:\t. 1 ~:;c-:·c:lt:\l'l(Jki·:\n u~:;ul.an E:\y,:·:\t

Ii c'::\fTIUn p(~ t··]. U cl i l:J;':;i. hE1 ~~

Page 47: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 47 -

pt:-~r·· .i.nq k .-::.. t.

bt:i1'·bc::-da-.. ·bt:~da M FU.JU Pasal ··:!::'.'-" ...... i ••• !l

pengembangan kepariwisataan pemerintah dapat menetapkan

tertentu sebagai

tujuan wisata dan kE!mun<Jkind.nnyd untuk ni n :i. q n k .-~1 t k an

kehidupan ekonomi dikawasan yang

suatu kawasan sebagai kawasan wisata dilakukan sesuai dengan tata

dan berdasarkan rencana pengemb@1gan kepariwisataan.

Ti~Ja, pembangunan suatu kawasan d:::\n

pengelolaannya dapat dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakat

usulan F. ~<P, Dalam rangka pembinaan

Peme~intah dapat menetapkan suatu kawasan

kawasan wisata, dengan memperhatikan potensinya sebagai obyek aan

daya tarik wisata.

Duc:i, pt~ne t:c::\ p1::1n k i:t~Jasan ~Ji. ~3i':\ t:..::\ st:.'b.::tqa .i. 1ri,:,1n c:t cl .i ina k ~::;ud dc.1 l diT1 d '/-:::1 t ( 1. )

dilakukan dengan memperhatikan k f::!·::;1-;;.~ .i in ban q an

ekosi~~-tf~m r-E~nc: ana pen9t:-.<mbanqan

Pemt::::it'· int.ah

pengertian dan pembinaan adalah sesuai yang tercantum dalam Pasal

:H RUU ini .. Mt.~nila.i. pad.-::1. i::-tyat

kawasan namun demikian kiranya syarat-syarat yang dimaksud memang

p0;.;n ting" .1.n.1

dibahas di dalam Panja.

Usul F.ABRI. Mengusulkan agar Pokok Pikiran dalam pasal ini

dialihkan ke obyek dan kawasan wisata.

Jawaban Pemerintah.

pasal ini dimaksudkan untuk mengatur ti:.:?n tang

kE·par .. i.vJi ~:i-a t.c:\an yang bt:;r·ada de!\ 1 am Bi:tb F'1:·:.in1h.:i. naan w

.usul

Page 48: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 48 -

msul Fraksi PP; 1. Dalam rangka pengwmbangan kegiatan Pariwisata, Pemerintah dapat menetapkan kawasan tertentu sebagai knwasan Pa­ri wisata deng.su.1 mer:i.ghormati dan mengindahkan hak-hak masyarakat yang berlaltu, sehingga masyara~".a t tidak di.:r11gikan serta memperha

tikan potensi sebagai tujuan pariwisata dan l~emungki.nannya untuk

rneningkatkan kehidupan ekonomi di kawasan yang bersang.kutan dnn

masyarakat setempat. Yang kedua, ayat ( 2) : P2netapan .suatu kawasan sebagai. kawasan P.srhrise. ta dilakukan sesuai dengG.n tata ruang l.:m·r:1san dan bcr12 sarkan rencana pengembangan kegiatan pariwisata sehingga terwu­jud pembangunan yang berwawasan lingkungan. Ketiga, Pemaangunan suatu kawasn sebagai ka:wasan pariwisata dan pengelolaannya dapat dilakukan oleh Pemerintah atau masyarakato Jawaban Pemerintah berbunyi· sebagai berikut : Pasal 32 harus di­lihat seeara keseluruhan dan untuk mengenai hak-hak mas,arakat yang harus dihormati telah diatur oleh Pasal 32 ayat ( 2) RUU yaitu bahwa penetapan suatu kawasan wisata dilakukan berdasarkan dan sesuai dengan tata ruang kawasano Penetapan tata ruang kawa! an lindWlg telah mempertimbangkan pendapat masyarakate Demikian pula halnya dengan pembangunan yang berwawasan lingkup secara l,!;! gas telah tercakup di dalam rancangan atau rencana pengembangan kepariwisataan oleh karena dalam setiap kegiatan perencanaan yang mempunyai dampak yang luas wajib memperhitungkan analisis mengenai dampak lingkungan. Kita lanjutkan dengan RUU Pasal 33 : Pembinaan kepariwisataan d1 arahkan untuk mewujudkan dan memelihara kelestarian serta keut"U!! an obyek wisatae Usul Fraksi PP pembinaan kegiatan pariwisata d.! arahkan.untuk mewujudkan dan memelihara kelee•arian/seMHtaR9i tarik pariwisata dan terjaganya citra kepribadian bangsa serta mutu dan lingkungan bidup serta kwalitas sumber daya manusia. Mengenai uaul Fraksi P2-,- Pemerintah berp.endapat bahwa dalam pe­ngertian oyek wisata tercakup da9a,tarik sedangkan citra kepri~ badian banjsa serta mutu dan lingkungan hidup serta kwalitas sumber daya manusia secara konkrit telah tercantum dalam Penje­lasan Umum RUU o

Demikian mengenai Bab 'VI, maka sekarang adalah Bab VII Penyer&b an Urusan kita teruakan RUU Pasal 35 (1) Pemerintah dapat meny.! rahkan sebagian urusan di bidang penyelenggaraan kepariwisataan kepada Pemerintah Daeraho ( 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan sebagian urusan di bidang penyelenggaraan kepariwis.! taan diatur dengan Peraturan Pemerintah~

Disinio o • • • • ~ •

Page 49: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 49 -

Disini kita menerima usulan dari F.KP sebagai berikut : (1) Pemerintab dapat menyerahkan sebagian urusan dan kewenangsn

di bidang penyelenggaraan kepariwisataan kepada Pemerintah Daerah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyerahan sebagian urusan dan wewenang di bidang penyelenggaraan kepariwisataan di­atur dengan Peraturan Pemerintah.

Jawaban Pemerintah adalah penyerahan urusan ini berdasar atas asa desentralisasi sebagaiamana tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Menurut ketentuan Undang-undang tersebut, maka urusan-urusan Pemerinta)t yang telan diserabkan kepada Da­erah dalam rangka pepaksanaan asas desenteralisasi pada dasar­nya menl)adi wewenang dan tanggung jawab daerah sepenuhnya da­lam hal ini prakarsa sepen~ya diserahkan kepad.a Daerah baik mengenai ketentuan kebijaksanaaan, perencanaan, pelaksanaan maupun menyangkut segi-segi pembiayaannyao Sehubungan dengan itu Pemerintah berpendapat bahwa rumusari Pasal 35 ini sudah mencakup wewenangnya. Meskipun berbagai urusan tidak diserahkan kepada Daerah sebagai pelaksanaan asas desentralisasi, tetapi tanggung jawab terakhir dari urusan-urusan tersebut tetap ber­ada di tangan Pemerintah Pusato Disini ada koreksi di halaman 66 alinea terakhir : meskipun ber­bagai urusan telah, jadi bukan tidak. Saya ulangi : meskipun berbagai urusan telah d.iserahkan kepada Daerah sebagai pelaksa­naan asas desentralisasi tapi tanggung jawab teraklh.ir terhadap urusan-urusan tersebut tetap berada di tangan Pemerintah Pusato Kita teruskan pada DIM F.KP Pasal 35 baru : ( 1) Dalam pelaksanaan Undang-undang ini sejalan dengan pengem­

bangan dan peningkatan kepariwisataan serta dinamika masya• rakat dengan Keputusan Presiden dibentuk Badan Pertimbangan Kepar1wisataan.

(2) Badan Pertimbangan Kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2) mera.pakan forum yang bertugas membahaa. masalah

kepariwisataan. •••

Page 50: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 50 -

kepariwisataan yang sifatnya strategis dan memberikan pertimbang­an saran pendapat untuk merumuskan kebijaksanaan di bidang kepar,! wisataan. Jawaban Pemerintah adalah bahwa dalam RUU Pemerintah sengaja ti­dak mencantumkan pasal- tentang itu yaitu tentang Badan Pertim -ban..;;an, dengan alasan : 1. Deparnas sampai saat ini secara juri­dis masih ada tetapi tidak berftmgsi. 2 o Untuk mengatasi masalah­masalah lintas sektoral di bidang pariwisata, praktek selama ini telah dapat ditangani oleh Menteri. 3. Di d.alam sistim pemerin -tab.an kita dianut prinsip membagi habis tugas. 4. Keikut-serta -an masyarakat, aspirasinya telah ditampung melalui DPRD yaitu misalnya dengan penentuan kawasan wisata melalui PERDA dimana wakil rakyat yang duduk di dalam DPR diikut-sertakan. Berdasarkan hal tersebut di atas Pemerintah tetap 1Derkeinginan untuk kembali kepada ketentuan yang diatur dalam RUU. &ekarang sampai kepada Ketentuan Peralihan, Bab Ketentuan Per­alihan. Ini usul F.KP : Ketentuan Peralihan yang ditambahkan d~lam ·RUU ini yaitu Pasal 43 baruQ Jawaban Pemerintah terhadap

usul F.KP Pemerintah illgin menjelaskan bahwa fungsi ketentuan peralihan adalah untuk mengatur pemindahan keadaan yang diaki-batkan oleh Undang-Wldang yang sudah ada ke keadaan yang dika­hendaki oleh Undang-undang yang baru., Sebagaimana dimaklumi Undang-undang Kepa;riwisataan adalah Undang-tmdang yang pertama kali dimiliki oleh Republik Indonesiao Oleh Karena itu di dalam RUU ini tidak terdapat Ietentuan Peralihan. Produk-produk hukum yang ada sebelumnya di Indonesia mempunyai peringkat di bawah Undang-undang. Oleh karena itu tanpa adanya Ketentuan Peralihan maka produk-produk tersebut otomatis menyesuaikan dengan Undang­unadng yangbaru nantio Sebagai contoh : a. Undang-undang No~ 6 Tahun 1964 tentang Pos, sebelumnya telah ada Undang-und3Ilg No,,!.;. Tahun 1959 tentaug Pos; bab.kan sebeliunnya telah ada ordonan.si j·fJ,IDan Hindia Belanda. ·

bci Undang•undang Noo 3 Tahtm 1989 tentang Telekomunikasi sebe­lumnya trlah ada Undang-undang Noo 5 Tahun 1964 tentang Tele­komunikasi bahkan sebelumnya telah ada ordonansi jaman Hindia Belanda. Usul Fraksi POI, Ketentuan Peralihan untuk dimasukkan dal~ RUU ini Pasal 42 dan Pasal 43 baruo Jawaban Pemerimtah terhadap u­sul Fraksi PDI, jawaban Pemerintah sama dengan jawaban terhadap usul Fraksi Karya Pembangunano Walaupun usul Pasal 1 ... 3 baru mengenai obyek wisata pada akl-drnya ditetapkan melalui suatu produk peraturan perundang-lUldangan.

Page 51: NY. - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190827-032758-7300.pdf · I BELUM ·DIKOREKSI I HISALAH PANSUS RUU 'l'EN'l'ANG KEPARIWISATAAN 'l'ahun Sidang Masa

- 51 -

Demikianlab Saudara Ketua Pansus dan An.ggota Pansus yang saya !

hormati. Ternyata jam telah menunjukkan jam 03, maka dengan I

ini saya kembalikan lagi.kepada Pimpinan Stdang4' Terima kasih.

KETUA RAPAT (WARNOHARDJO'w SE)

Terim.a kasih kepada pihak PemerintahQ 'Waktu sudah menun­jukkan jam 15, ses~ai kesepakatan kita, kita akan akhiri masa persidangan atau waktu jadwal sidang Pansus untuk hari iniw Atau dapat saya inventarisnsikan dari Pasa1 yang dibacakan oleh Pemerinta.h sebagai tanggapan terhadap usul saran perubahan Frak­si-Fraksi telah sepenuhnya-dan seluruhnya diselesaikan pembaca­annya yakni mengenai Bab V, Bab VI, Bab VII sedangkan Bab VIII,

Bab~IX sudah kita setujui bersama untuk langsung diselesaikan di Panja. Ada Bab X · mengenai Bab Perallhan yang diusulkan oleh Fraksi PDI dan F .KP e · J adi dari 7 pasal yang ada di Bab V, Bab VI terdiri dari 7 pasal, 5 pasal telah diutar~an pengajuan penyem~ PHmaannya, 2 pasal tambahan baru dan 1 DIM yang diusulkan oleh Fraksi Karya Pembangunan. Oleh karena itu besok dengan persetu-

r ' . juan kita bersama, kita akan mulai instansi! untuk memberikan kesempatan kepada para Anggota Pansus yang terhormat dari ke­empat Fraksi dam saya kira 2 instansi dan mudah-mudahan dengan waktumyan.g dijad'Wlll.kan itu bisa kita selesaikan. Dengan catat­an masihmada satu catatan yang tadi juga disampaikan di lobby dari Fraksi ABRI sudah ada kesepakatan mengenai peneantuman Pasal 33 di dalam konsiderans dikaitkan dengan telah disampai­ka.nnya penarikan kembali usul saran dari Frfilrni Persatuan me­ngenai ayat d dalam konsiderans Men~mba~g.

Yang masih pending yang akan dikonsultasikan kepada P.impinan FreJtsi masfng-masing adalah butir Mengingat!~ Pasal 320 Jadi

kami mohonkan dari masing-masing Fraksi untuk bisa mengkonsul­tasikan kepada Pimpinan Fraksi masing-ma~ing sedini mungkin sekalipun kita masih ada wakatu sampai menunggu selesainya Panjao

Demikian ucapan terima kasih atas kesabaran 1 ketekunan dan parti­sipasi para Anggota yang terhormat termasuk Pemerintah, kami ucap­kan sekali lagi·terima kasihg Kami skors rapat Pansus sampai besok jam 09. Ass. Wro Wb.

Rapat di.skor jrup 15.00 WIB JAKAP~TA, 27 AGUSTUS 1990

SET.PANSUS RUU KEPARIWISATAAN.-